UNIVERSITAS GUNADARMA NAMA
: SRI SETIAWATY
NPM
: 18211261
KELAS
: 3EA27
METODE ILMIAH DEFINISI METODE ILMIAH Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
KEGUNAAN METODE ILMIAH Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain : 1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan. 2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif. 3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki. SYARAT-SYARAT METODE ILMIAH : 1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris. 2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol. 3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan. 4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama. KRITERIA METODE ILMIAH Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan Fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari Prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana. 3. Menggunakan Prinsip Analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana
adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan Ukuran Obyektif Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
POLA BERPIKIR METODE ILMIAH : 1. Induktif: Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataanpernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme. Deduktif: Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus dan terkait dengan rasionalisme.
LANGKAH – LANGKAH METODE ILMIAH 1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran) Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur. 2. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benarbenar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. 3. Melakukan Eksperimen Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara
bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama. 4. Menyimpulkan hasil eksperimen Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
Jangan ubah hipotesis Jangan abaikan hasil eksperimen Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
KESIMPULAN Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Metode Ilmiah sebagai wahana peneguh Ilmu Pengetahuan, dengan cara : 1. 2. 3. 4. 5.
Mengadakan deskripsi, menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan. Menerangkan/Eksplanasi, menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa peristiwa/gejala. Menyusun Teori, mencari dan merumuskan hukum-hukum mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan yang lain atau hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain. Membuat Prediksi/Peramalan, membuat ramalan, estimasi dan proyeksi mengenai peristiwaperistiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul. Melakukan Pengendalian, melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala.
Teori Kebenaran Ilmiah : 1.
Teori koherensi : pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu bersifata koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya : setiap manusia akan mati, maka di fulan pasti akan mati.
2.
Teori korespondensi : pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandung itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta, dan memang faktanya ibukota Indonesia adalah Jakarta.
3.
Teori pragmatis, ialah kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia.
CONTOH KASUS : Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan harga barang-barang pokok yang melonjat naik. Dapat diperkirakan kenaikan harga barang-barang pokok mencapai 50% pertahunnya. Bahkan mungkin bisa melewati lebih dari perkiraan. Angka ini akan terus meningkat dan semakin menyulitkan masyarakat Indonesia untuk mengomsumsi hasil pribumi. Pasca naiknya harga bahan bakar minyak, harga-harga barang kebutuhan pokok di Makassar dilaporkan naik tinggi. Kenaikannya bervariasi sekitar Rp 100-Rp 1.000. Beberapa barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, terigu, minyak goreng, ikan, dan sayur-sayuran mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini merupakan kenaikan yang kedua karena saat BBM belum resmi naik barang kebutuhan pokok sudah merambat naik.
Beberapa barang yang menunjukkan kenaikan cukup tinggi adalah gula pasir, terigu, beras, dan minyak goreng kemasan. Gula pasir misalnya, yang sebelum kenaikan masih seharga Rp 5.200 per kilogram, sehari setelah kenaikan naik menjadi Rp 5.300 per kilogram dan dua hari berikutnya naik lagi menjadi Rp 5.500 per kilogram. Sementara terigu yang sebelum kenaikan BBM masih dijual Rp 3.800 per kilogram saat ini sudah naik menjadi Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 700. Minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual Rp 6.300-Rp 6.500 per kemasan 600 ml saat ini sudah dijual Rp 7.500. Sedangkan beras, sejak Januari lalu sudah mulai naik dengan besaran Rp 250-Rp 500 per kilogram. Dengan kenaikan harga BBM ini, berarti beras juga sudah mengalami dua kali kenaikan. Beberapa desa di Sumatera saat ini kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak karena harga minyak tanah di kawasan itu saat ini sudah mencapai Rp 1.700 per liter. Warga yang umumnya nelayan itu mengumpulkan kayu bakar dari kawasan perkebunan kelapa yang ada di sekitar. a.
Analisis Pengambilan konsep dari contoh kasus diatas adalah “kenaikan harga–harga barang pokok di sejumlah daerah di Indonesia”. Paragrap Utama ( kesimpulan awal ) Pasca naiknya harga bahan bakar minyak, harga-harga barang kebutuhan pokok di Makassar dilaporkan naik tinggi. Kenaikannya bervariasi sekitar Rp 100-Rp 1.000. Beberapa barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, terigu, minyak goreng, ikan, dan sayursayuran mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini merupakan kenaikan yang kedua karena saat BBM belum resmi naik barang kebutuhan pokok sudah merambat naik. Dapat diperkirakan kenaikan harga barang-barang pokok mencapai 50% pertahunnya.
b.
Pengujian Hipotesis Beberapa barang yang menunjukkan kenaikan cukup tinggi adalah gula pasir, terigu, beras, dan minyak goreng kemasan. Gula pasir misalnya, yang sebelum kenaikan masih seharga Rp 5.200 per kilogram, sehari setelah kenaikan naik menjadi Rp 5.300 per kilogram dan dua hari berikutnya naik lagi menjadi Rp 5.500 per kilogram. Sementara terigu yang sebelum kenaikan BBM masih dijual Rp 3.800 per kilogram saat ini sudah naik menjadi Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 700. Minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual Rp 6.300-Rp 6.500 per kemasan 600 ml saat ini sudah dijual Rp 7.500. Sedangkan beras, sejak Januari lalu sudah mulai naik dengan besaran Rp 250-Rp 500 per kilogram. Dengan kenaikan harga BBM ini, berarti beras juga sudah mengalami dua kali kenaikan.
c.
Kesimpulan Akhir Pemerintah harus lebih bijak dan teliti dalam menangani harga kebutuhan bahan pokok yang melonjak naik.karena biasanya ada oknum–oknum “nakal” yang mengambil kesempatan untuk menimbun bahan pokok supaya bahan pokok yang ada di pasar semakin menipis dan
langka dan dengan begitu oknum–oknum tersebut dengan bebas melakukan kenaikan harga tanpa persetujuan dari pemerintah.karena jikahal ini tidak segera diatasi oleh pemerintah, maka akn sangat merugikan masyarakat di seluruh wilayan Indonesia.
SUMBER: Wikipedia (; 28 Oktober 2013). http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah Fachry Aje (05 April 2010). http://www.englishindo.com/2011/11/cara-menulis-daftar-pustaka-dari.html Ahmad sidik, Amellia A, Rizka K, Yan Januardi (07 September 2011). http://ameljaejoong.wordpress.com/2011/09/07/karya-tulis-judul-kenaikan-harga-barang-barang-pokok/ Muhammad Faiq (11 July 2013). http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-danlangkah-langkah-metode-ilmiah.html