Praktikum m.k Model dan Simulasi Ekosistem
Hari / Tanggal : Nilai
METODE BEDA HINGGA dan PENGANTAR PEMROGRAMAN
Oleh Nama
:
NIM
:
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012
Praktikum-1 METODE BEDA HINGGA DAN PENGANTAR PEMROGRAMAN Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat memahamai dan
mendiskritisasi
persamaan
dengan
menggunakan
konsep
metode beda hingga dalam pemodelan.
Sub Pokok Bahasan
Pengenalan metode beda hingga
Pengantar Pemrograman
Diskritisasi
persamaan
dengan
menggunakan
konsep
metode beda hingga.
Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat memahami konsep metode beda hingga dan pemrograman
Mahasiswa dapat mendiskritisasi suatu persamaan dengan menggunakan konsep metode beda hingga.
PENDAHULUAN 1.1 METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE) Metode
ini
digunakan
untuk
memecahkan
persamaan
diferensial parsial secara numerik, dengan menggunakan deret Taylor yang diputus pada orde tertentu sesuai kebutuhan yang ada.
Sebagai contoh uraian deret Taylor adalah: x x 2 x 3 f ' ( x) f ' ' ( x) f ' ' ' ( x) ... 1! 2! 3! x x 2 x 3 f ( x x) f ( x) f ' ( x) f ' ' ( x) f ' ' ' ( x) ... 1! 2! 3! f ( x x) f ( x)
(1.1)
pendekatan dari
f dapat ditulis sebagai: x
a. Beda maju (forward difference)
f ' ( x)
f ( x x ) f ( x ) x
(1.2)
b. Beda mundur (backward difference) f ' ( x)
f ( x) f ( x x) x
(1.3)
c. Selisih pusat (Centre difference)
f ' ( x)
f ( x x) f ( x x) 2 x
Bila diferensialnya sampai orde 2
(1.4)
2 f , maka uraian x 2
deret Taylor sampai orde 2 kemudian dijumlahkan: x x 2 f ' ( x) f ' ' ( x) 1! 2! x x 2 f ( x x) f ( x ) f ' ( x) f ' ' ( x) 1! 2! f ( x x) f ( x)
(1.5)
f ( x x) f ( x x) 2 f ( x) x f ' ' ( x ) f ( x x ) 2 f ( x) f ( x x) f ' ' ( x) x 2 2
1.2 DISKRITISASI Pemodelan numerik membutuhkan grid yang menggambarkan daerah yang ditinjau.
Bila kita akan menghitung f’(x) dan
f’’(x), maka digunakan grid dan notasi berikut:
j
dy
dx i
f i 1 2 f i f i 1 x 2 f i 1, j 2 f i , j f i 1, j f ' ' ( x, y ) x 2 f ' ' ( x)
1.3 KESALAHAN MEMUTUS Dalam metode beda hingga ini, pendekatan untuk turunan pertama dan kedua berdasarkan deret Taylor yang diputus sesuai dengan keperluan.
Pemutusan ini merupakan salah satu
sumber kesalahan dalam pendekatan numerik. Sebagai
contoh,
tinjau
turunan
pertama
dengan
menggunakan metode beda pusat: f ' ( x)
f ( x x) f ( x x) 2 x
misal f(x) = A sin kx ; k = 2/L dimana: A=amplitudo; k = bilangan gelombang; L = panjang gelombang. dapat
diturunkan
f’(x)
=
A
k
pendekatan beda pusat diperoleh: f ' ( x) A
sin k ( x x) sin k ( x x ) 2x
= A (cos kx . sin kx)/x = A k cos kx
sin kx kx
cos
kx.
Secara analitik Namun
dengan
sin kx yang menyimpang dari kx
Jadi terlihat adanya faktor solusi analitik.
sin kx kx
Pendekatan akan baik bila faktor
mendekati nilai 1 atau kx mendekati 0, karena sin kx 1. kx kx 0
Artinya semakin kecil x yang digunakan,
lim
maka pendekatan numerik akan lebih baik.
1.4 PENGANTAR PEMROGRAMAN Salah satu tahapan penting dalam pemrograman adalah pembuatan
bagan
dan
struktur
penyelesaian
permasalahan.
Dalam tahapan ini dibuat bagan penyelesaian secara global, mendeskripsikan bagian
dalam
tugas serta bagan
sub-tugas dari
tersebut.
Setelah
dilakukan,
dipilih metode penyelesaian dari tiap tugas. penyelesaian algoritma.
masalah
yang
lengkap
masing-masing maka
Uraian metode
tersebut
disebut
Algoritma inilah yang kemudian diterjemahkan
dalam bahasa pemrograman tertentu. Ada dua cara penulisan algoritma: 1. Menggunakan bagan-bagan/simbol-simbol tertentu, biasa disebut diagram alir (flowchart). 2. Menggunakan
kata-kata/kalimat,
mirip
dengan
bahasa
pemrograman tertentu (mis: Fortran). Diagram alir terdiri dari dua jenis: 1. Diagram alir sistem 2. Diagram alir program. Simbol-simbol dasar yang umum dipakai dalam pembuatan diagram alir program diantaranya:
Terminal awal/akhir
Proses/pengolahan `
Proses terdefinisi/prosedur/fungsi Penghubung
Pilihan untuk memenuhi kondisi ya/tidak Operasi masukan/keluaran Memberi harga awal, penambahan/pengurangan, harga akhir untuk pencacah. Penunjuk arah aliran proses
Tugas: Jika diketahui Persamaan adveksi 1 dimensi: F F u , diskritisasi persamaan tersebut dengan t x
beda maju (forward difference) untuk turunan waktu dan ruang.
beda mundur (backward difference) untuk turunan waktu dan ruang.
selisih pusat (Centre difference) untuk turunan waktu dan ruang.
beda maju (forward difference) untuk turunan waktu, beda mundur (backward difference) untuk turunan ruang
beda maju (forward difference) untuk turunan ruang, beda mundur (backward difference) untuk turunan waktu
beda maju (forward difference) untuk turunan waktu, beda pusat (Centre difference) untuk turunan ruang
beda maju (forward difference) untuk turunan ruang, beda pusat (Centre difference) untuk turunan waktu
beda mundur (backward difference) untuk turunan waktu, beda pusat (Centre difference) untuk turunan ruang
beda mundur (backward difference) untuk turunan ruang, beda pusat (Centre difference) untuk turunan waktu.
DAFTAR PUSTAKA Hoffmann, K. A. Engineers.
1989.
Computational Fluid Dynamics for
The University of Texas at Austin, Texas.
Kowalik, Z. and Murty, T. S. Ocean
Dynamics.
Pte. Ltd.
London
1993.
World
Numerical Modeling of
Scientific
Publishing
Co.