METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN LOKASI TAHUN ANGGARAN
: : :
REHABILITASI EMBUNG TIRTO SINONGKO KEC. CEPER KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH APBN P 2015
BAB I PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Iskandar Muda dalam hal ini berupa Kegiatan Rehabilitasi Embung Tirto Sinongko Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Jawa Tengah
Jenis Pekerjaan a. Pekerjaan persiapan Pekerjaan lapangan, penentuan titik referensi, pengadaan air kerja, direksi keet, pembuatan papan nama proyek, uitset, mobilisasi pekerjaan administrasi, pembersihan lapangan dan pekerjaan langsiran material. b. Pekerjaan penunjang/sementara sebagai pendukung pekerjaan utama 1. Pekerjaan stripping 2. Pekerjaan tebang tebas berupa memotong dan membersihkan lokasi dari tanaman/tumbuhan 3. Pekerjaan pengeringan/kisdam 4. Pekerjaan pemasangan sand bag
5. Pekerjaan mengangkut tanah hasil galian 6. Pekerjaan perataan dan perapihan timbunan tanah 7. Pekerjaan fasilitas lainnya
c. Pekerjaan konstruksi utama 1.
Galian tanah dengan alat berat
2.
Pas. Batu kali 1 : 4
3.
Beton K.175
4.
Pekerjaan fasilitas lainnya
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah :
Untuk memberikan gambaran singkat tentang Pemahaman Terhadap Situasi Pekerjaan,
Ketepatan Dalam Menganalisa Langkah Pelaksanaan Pekerjaan
Pemahaman tata cara / prosedur pelaksanaan dengan menggunakan metoda yang akan diterapkan untuk penanganan pelaksanaan pekerjaan, dengan tetap mengacu pada syarat-syarat spesifikasi yang ditetapkan dan
Guna mendapatkan hasil kerja yang efisien, hemat waktu, bermutu dan tepat guna,. sesuai gambar rencana, berdasarkan suatu kajian yang terperinci dari hasil inventarisasi selama mengadakan survey lapangan . Pelaksanaan pada Paket pekerjaan ini menggunakan Metode Pelaksanaan yang telah dibuat dan direncanakan oleh CV. ISKANDAR MUDA sehingga pekerjaan yang dihasilkan diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB II RENCANA PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Prasarana Penunjang Keseluruhan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) paling lambat 7 hari Kalender. Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan Konstruksi meliputi : Pre
Contruction
Meeting
(
PCM
)
dilaksanakan
sebelum
pelaksanaan
fisik
untuk
mendapatkan
kesepakatan bersama dan visi penyelesaian pekerjaan yang sama dan sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen Kontrak. Beberapa hal yang harus ada dalam pembahasan PCM :
Organisasi dan tata kerja.
Sistem Prosedur tata kerja.
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan.
Jadual Pengadaan Bahan, Mobilisasi peralatan dan personil.
Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan.
Pemahaman tentang Kontrak yang telah ditandatangani/disepakati bersama.
Pemahaman & Evaluasi Gambar Rencana yang akan diaplikasikan di lapangan.
Program Kerja dan Time Shcedule yang diusulkan penyedia jasa terhadap pengguna jasa.
PCM
Survey
( Pre Construction Meeting )
Mutual Check ( MC )
- Data Elevasi existing -
Shop Drawing
- Data Batas Pelaksanaa Tanah n Pekerjaan - Iventarisasi
A.
MOBILISASI dan DEMOBILISASI Pekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperti pembuatan bangunan direksi keet dan kantor kontraktor, papan nama proyek dan perlengkapannya serta mobilisasi peralatan yang dibutuhkan di lapangan. Peralatan utama dalam pekerjaan ini meliputi : concrete mixer 15HP kapasitas 0,35 M3 sebanyak 2 buah, dump truck kapasitas 6 M3 sebanyak 2 buah, Excavator kapasitas 0.8 M3 PC200 sebanyak 1 buah, Roller Vibro kapasitas 10ton 1 unit, Water Tangker Truck 4500ltr 1 unit, pompa air 6 HP 2 unit, hand stamper 1 unit, Las listrik 1 unit, Teodolite 1 unit. Peralatan tersebut berasal dari gudang dan workshop PT Karisma Cipta Tunggal Semarang yang telah memberikan dukungan peralatannya kepada perusahaan kami, apabila perusahaan kami memenangkan tender ini. Lamanya mobilisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan di lapangan sehingga tidak perlu menyediakan tempat khusus. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal.
Pekerjaan demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang sudah tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat-alat berat kontraktor berkoordinasi dengan Owner ( Pemilik Proyek ) dan aparat terkait. Mobilisasi material utama menyesuaikan permintaan / kebutuhan di lapangan, jenis material batu dan pasir diletakan dekat dengan tiap-tiap lokasi pekerjaan dengan posisi tidak mengganggu mobilitas dengan persetujuan direksi.
Material Geomembran, Geotextile non woven, semen, besi dan bekisting di stok di
gudang ,kemudian dilakukan langsir ke tiap-tiap lokasi pekerjaan menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Material Geomembran order dari suplyer sesuai pada brosur yang kami lampirkan dan harus ada di lokasi sebelum pekerjaan galian selesai, material semen berasal dari suplyer agen semen di kabupaten boyolali, untuk pasir berasal dari merapi ex muntilan, sedangkan untuk batu dari local ex cepogo. Cara pemesanan sesuai bagan alir di bawah.
a.
Penyiapan Fasilitas Direksi Keet.
Pembuatan kantor direksi ,gudang semen, dan alat kerja dengan menggunakan material dari kayu beserta triplek, dengan atap seng. Lokasi kantor direksi di tempat yang mudah dijangkau, tidak mengganggu jalannya pekerjaan dan harus mendapat persetujuan direksi. Lantai dari kantor direksi dan gudang semen akan di rabat dengan semen untuk menngurangi kelembaban. Direksi keet untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet ditempatkan perabot dan perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis, jadwal pelaksanaan dan perlengkapan P3K.
b.
Barak / Gudang
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga keamanan dan terlindung dari kondisi cuaca yang dapat merusak/mengurangi kualitas material.
c.
Mendatangakan personil dan peralatan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan.
1. Sistem Manajemen Tenaga Kerja Merupakan kumpulan manajemen yang terdiri dari orang-orang dengan tanggung jawab yang jelas dalam suatu struktur organisasi proyek. Mobilisasi tenaga kerja menyesuaikan jadwal dan kebutuhan di lapangan dapat dilihat pada jadwal bahan dan tenaga yang di bawah 2. Manajemen Material Sistem Manajemen Material merupakan kumpulan manajemen yang berfungsi mendukung kelengkapan perputaran aliran material dari pembelian material sampai dengan pengontrolan volume dan aliran waktu penggunaan material dalam proyek.
Klasifikasi jenis material Pada proyek ini secara umum jenis material yang digunakan dapat dibagi menjadi berikut: 1. Material Fabrikasi Material Fabrikasi adalah material-material yang akan diolah untuk proses fabrikasi menjadi produk yang siap pakai di lapangan. 2. Material Non Fabrikasi Material Non Fabrikasi adalah material-material yang tidak memerlukan proses fabrikasi dan dapat langsung digunakan di lapangan. Proses Manajemen Material Proyek
SISTEM MANAJEMEN MATERIAL
Pembelian Material Pengajuan PermintaanBarang Pembuatan Daftar Permintaan Pembelian Penyerahan Purchase Order Order
Penerimaan dan INPUT
Suppliers
Penanganan material
Penggudangan Material Lokasi Gudang -. -. -.
Cara Penyimpanan Metode penyimpanan Administrasi
OUTPUT PROYEK
3. Manajemen Alat Sistem manajemen alat merupakan kumpulan manajemen yang mendukung pelaksanaan proyek yang mencakup penggunaan alat yang seefisien mungkin termasuk akses pergantian alat
antara proyek
jalan yang satu
dengan yang lain.
4. Manajemen keselamatan kerja Dengan
berusaha
seoptimal
mungkin
untuk
menjaga
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
diharapkan
produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman, sarung tangan, sepatu kerja, sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian mesin dan alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang diperlukan. Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan dan bila sudah penuh dibuang keluar area proyek. Potongan kayu dan besi sisa ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran perkerjaan. Penyediaan obat-obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di proyek disediakan obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada obat yang kurang. Apabila keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan perawatan yang lebih, maka segera dibawa ke rumah sakit yang terdekat 5. Manajemen Waktu Sistem Manajemen Waktu merupakan pengaturan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam proyek dengan waktu yang terbatas (sudah ditentukan) untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil sesuai dengan yang telah ditentukan dengan tepat waktu. Sistem manajemen waktu yang digunakan sesuai dengan schedule waktu.
6.
Papan Nama Proyek
Papan nama proyek berisi tentang data proyek yang selengkap mungkin menjelaskan nama proyek, besarnya nilai proyek, jangka waktu pekerjaan, jangka waktu pemeliharaan, pemilik proyek, penyedia jasa dll. Diletakkan di sekitar lokasi pekerjaan yang mudah dilihat dengan persetujuan direksi pekerjaan.
7. Pengukuran Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) diikatkan pada titik atau diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah. Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang dilakukan.
8. Pekerjaan Pematokan Tanda Patok Setelah diadakan pengukuran, bersamaan dengan itu dipasang patok dengan dicat dan ditandai dengan warna :
Patok Galian : warna hijau muda
Patok poligon dan waterpass : warna putih, huruf merah
Patok bantu : warna merah, huruf putih
Patok–patok dibuat dari kayu kelas dua berukuran diameter 6 cm, dipancang dengan kedalaman 30 cm diatas tanah 20 cm, kecuali patok poligon dan waterpass diameter 10 cm, dipancang 50 cm, diatas 30 cm.
9. Dokumentasi dan Administrasi Pengambilan dokumentasi dilaksanakan pada lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan dengan kondisi yang masih asli
0
%, pada saat sedang dikerjakan diambil 50 % dan setelah selesai dikerjakan 100 % dan foto – foto tersebut diperbanyak sesuai kebutuhan serta dimasukkan disimpan didalam album agar tetap terpelihara dengan baik dan sebagai bukti pekerjaan dilaksanakan dengan benar sesuai spesifikasi.
10. Air kerja Untuk pelaksanaan pekerjaan akan mempersiapkan kebutuhan air kerja. Kebutuhan air didatangkan dari sekitar lokasi dengan menggunakan mobil tangki. Untuk penyediaan air kerja kami akan menempatkan beberapa bak penampungan air dengan kapasitas 1000 liter dan beberapa drum di dekat lokasi pekerjaan . Air yang digunakan bersih dari zat-zat kimia atau material – material tertentu yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
11. Pembersihan Lokasi Untuk pembersihan ini akan dilakukan pada saat mulai melaksanakan pekerjaan ataupun setelah pelaksanaan pekerjaan. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar,rumput, termasuk lapisan tanah humus/top soil yang mengganggu yang ada di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di
tempatnya, maka kami akan melindunginya dari kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
12. Langsiran Karena kondisi di lokasi ada yang tidak dapat dijangkau dengan armada maka perlu penyiapan tenaga dan dump truck untuk melaksanakan langsiran material.
B. MANAJEMEN MUTU
Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, baik pada awal pekerjaan, pada proses pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian mutu
pekerjaan ini
dimulai
saat
dengan
pembuatan rencana mutu (untuk membantu personil pelaksana proyek agar mengetahui persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan pelaksanaan inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk atau hasil kerja sampai ke saat serah terima kedua. Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh penerimaan syarat (Accepted Criteria) yang terdapat dalam dokumen kontrak dituangkan dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya catatan mutu penerimaan syarat ini dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun terhadap produk atau hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan (kekuatan beton,
kepadatan tanah, , dll). Secara internal bahan/material maupun produk atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan penerimaan syarat tersebut akan ditolak oleh personil pelaksana pengendali mutu kami. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pembelian suatu bahan/material agar terjamin sesuai dengan dokumen kontrak adalah sebagai berikut: a.
Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak
dalam suatu mutu
penerimaan syarat.
Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order
pembelian bahan
tersebut. Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan mengirimkan contoh barang/material, brosur bahan/material ataupun mengirimkan hasil tes dari bahan/material tersebut.
Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya untuk digunakan dalam proyek ini,
maka
personil
barang/material bahan/material
pengadaan
tersebut. yang
bahan/material
Setelah masuk
order tersebut
baru
dibuat
dan
selalu
dapat
membuat
material/bahan melewati
proses
order mulai
pembelian
masuk
inspkesi
untuk
mata
seluruh
atau
test.
Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan bermutu jelek, atau apapun yang dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan penyelidikan, sehingga dapat diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk selanjutnya dicarikan jalan keluarnya
bersama
dengan pihak direksi.
UJI LABORATORIUM
Untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis maka semua item dalam pekerjaan ini kami lakukan uji laboratorium. Antara lain -
Uji kepadatan tanah dasar, tanah timbunan
-
Uji kuat tekan jalan beton K-175
-
Uji kuat tekan paving block dan kansteen
-
Uji mortar pasangan batu belah 1:4 termasuk plesteran
-
Uji hammer test plat beton K-175
ADMINISTRASI PROYEK Pelaporan kemajuan pekerjaan ini dilakukan secara harian yang akan direkapitulasi dalam laporan mingguan. Format pelaporan kami mengikuti petunjuk dari direksi pekerjaan. Dalam penyusunan laporan harian serta mingguan harus disertai dengan dokumentasi (foto) tahapan-tahapan pelaksanaan setiap item pekerjaan sesuai petunjuk dari direksi pekerjaan. Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana, termijn, atau surat menyurat lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan. Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai pelaksanaan. Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua dalam album foto ranngkap 4 (empat) atau secukupnya dengan perlalatan kamera digital
BAB III
RENCANA PEKERJAAN UTAMA
Uraian dalam metode pelaksanaan ini menjelaskan cara kami melaksanakan setiap item pekerjaan berdasarkan gambar dan BQ, untuk urutan item yang dikerjakan dapat dilihat pada jadwal waktu pelaksanaan (time schedule).
PEMBERSIHAN LAPANGAN/Striping dan tebang tebas pohon. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar,rumput, termasuk lapisan tanah humus/top soil yang mengganggu yang ada di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka kami akan melindunginya dari kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
Dewatering / Kist Dam Tahapan Pelaksanaan : • Pengeringan atau penutupan pintu regulator. • Persiapan Kisdam (karung plastic) • Pengisian karung plastik dengan tanah. Cara Pelaksanaan : metode pelaksanaan pekerjaan pengeringan kami buat dan dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Kami akan memasang, memelihara semua peralatan yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Kami bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan. Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa terlebih dahulu sebelum dilakukan penggalian.
GALIAN TANAH Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Pekerjaan ini mencakup seluruh galian yang diklasifikasikan Galian Biasa 1 m sampai dengan 3 m dengan cara mekanis atau menggunakan Excavator. Tahapan dari pekerjaan ini adalah :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang telah ditentukan dan dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Pekerjaan
semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis Proyek / Pengawas Lapangan
Material hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi bisa digunakan untuk timbunan atas pesetujuan Direksi
Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari lokasi sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan tanah hasil galian harus diratakan dan dimiringkan menurut petunjuk pengawas
Galian tanah harus ditimbun diluar bouwplank dan diratakan
Galian Berbatu adalah penggalian tanah yang mengandung batu lepas dengan menggunakan alat berat seperi Excavator PC 200. Kami melakukan penggalian ini dengan mengikuti gambar rencana. Cara Pelaksanaan a.
Galian tanah Berbatu yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke luar areal kerja
b.
Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.
c.
Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuan oleh penyedia jasa ke
lokasi yang ditentukan oleh direksi. d.
kami bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk pembuangan material dari pemilik tanah
dimana pembuangan dilakukan. e.
dalam melaksanakan pekerjaan kami usahakan cukup aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat
berpijak. f.
Apabila pekerjaan selesai maka kami memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.
Mulai Mempelajari metode galian, buangan, pengamanan
Pasang patok batas dan elevasi
Buat jalan kerja untuk transportasi Tidak Galian dari bidang yg tinggi dgn pengmanan yg baik
Buang hasil galian Memastikan batas dasar level galian
Inspeksi ya Selesai
Membuang Tanah Hasil Galian Salah satu pekerjaan dalam pekerjaan penggalian adalah pengangkutan tanah galian ketempat penimbunan atau pembuangan. Adapun proses pengangkutan dilakukan berdasarkan jarak antara lokasi galian dengan lokasi penimbunan serta volume galian yang akan dipindahkan. Jika volume galian yang akan dipindahkan cukup besar serta jarak antaranya kurang dari 100 meter maka pengangkutan bisa dilakukan dengan mendorong tanah hinggah lokas timbunan dengan bulldozer. . Jika jaraknya lebih dari 100 meter dapat menggunakan dump truck dengan catatan hauling road mesti dilakukan road maintenance yang biasa dikerjakan oleh motor greeder, bulldozer atau compactor yang dibantu oleh truck water sprayer. Ini bertujuan agar hauling road dapat dilalui oleh dump truck tanpa hambatan
TIMBUNAN TANAH DAN PEMADATAN Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Timbunan tanah disini adalah untuk tanggul embung. Material Timbunan yang digunakan diambil dari bekas galian tanah yang memenuhi syarat sesuai spesifikasi. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : - Dipastikan tanah timbunan terbebas dari kotoran. - Material timbunan dihampar di lokasi diratakan - Selanjutnya dilakukan penyiraman air dan pemadatan dengan alat stamper atau alat lain sesuai kebutuhan.
Mulai Timbunan tanah diambil dari bekas galian ke dalam dump truck Timbunan dituangkan ke lokasi pekerjaan Penghamparan dengan manual
Penyiraman air dan Pemadatan dengan stamper ya Inspeksi
Selesai
Uji Kepadatan Tanah
Tidak
Kami akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment). Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut : • Kepadatan Lapangan (field density) •Permeability lapangan (field permeability) •Berat Jenis (specific gravity) •Kadar Air (water content) •Konsistensi (consistency/Atterberg Limit) •Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium •Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
PASANGAN BATU BELAH Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut: Pasang patok bambu untuk memasang profil ( 2 patok untuk tiap profil ). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi. Pasang bilah bantu datar pada kedua patok, setinggi profil. Pasang profil benar – benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah – tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh. Cek ketegakan/posisi profil dan ukurannya, perbaiki jika tidak ada yang tidak tepat, demikian juga detailnya Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan. Adukan pasangan talud dan saluran adalah 1 Pc: 4 Pp. Penampang batu kali untuk talud dan saluran maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan. Sebelum tahapan pekerjaan berikutnya di laksanakan supaya ditunjukkan kepada pengawas lapangan Naikan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
PEKERJAAN PLESTERAN 1:3 Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Setelah pasangan batu ini dipasang baru kita memasang plesteran. Pemasangan yang akan diplester harus dikasarkan dan dibersihkan dan tidak mengandung bahan perusak. Bidang-bidang yang berlumut harus dibersihkan dengan sikat kawat baja.Setelah bersih disiram dengan air kemudian baru pekerjaan plesteran dapat dimulai.Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm. Permukaan plesteran harus diaci digosok sampai halus. Pekerjaan plesteran tidak boleh dikerjakan/ dilakukan dalam keadaan hujan gerimis. Bahan-bahan untuk plesteran kecuali semen portlant sebelum pemakaian harus disaring terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi sebesar 5 mm. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan bidang-bidang/ permukaan yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu.
Secara garis besar metoda pelaksanaan plesteran sebagai berikut:
Buat adukan sesuai dengan spesifikasi teknik
Lakukan penyiraman di daerah yang akan diplester
Buat kepalaan setebal 15 cm
Lanjutkan dengan penyiraman setelah kepalaan kering
Lakukan plesteran pada bidang yang telah ada kepalaan
Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalan
Setelah kering roskam untuk menggosok permukaan dinding sampai halus dan rata Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan yiyit/ acian dai Pc, sehingga tidak terjadi
retak-retak dan pecah-pecah. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali pleteran beton yang nampak dengan tebal maksimum 1,5 cm.
Setelah cukup curing keringkan bidang tersebut selama 1 hari
Lakukan Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan/ dikerjakan dengan penggosokan
dan pemolesan dengan adonan yiyit/ acian dari semen porland. Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi
retak-retak dan pecah-pecah dengan disiram air minimum 3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam selama 3 (tiga) hari.
PEKERJAAN SIARAN Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Pekerjaan siar dikerjakan setelah pekerjaan batu belah. Dikerjakan diantara pasangan batu belah yang telah terpasang. Lebar dan ukuran siar dibuat sama dan disesuikan dengan gambar kerja atau petunjuk Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek dengan sikat kawat. Sebelum ditutup dengan adukan permukaan harus dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir.
BEGESTING Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi. Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika sudah mendapat persetujuan dari Pengawas / Konsultan Supervisi. Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat dan sejenisnya kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan oleh Pengawas / Konsultan Supervisi. Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. Banbu tidak diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi harus menggunakan kayu dolken atau kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak memenuhi harus dibuang dan tidak boleh dipakai
Kami bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Pengawas / Konsultan Supervisi membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami segera membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan dan menggantinya dengan biaya sendiri
Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan beban yang diterima. Toleransi yang diijinkan adalah kurang lebih 3 mm. Untuk garis dan permukaan setelah penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton yang masih basah dan getaran. Terhadap beban konstruksi angin bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Pengawas / Konsultan Supervisi sebelum pelaksanaan pengecoran.
Celah antara bekisting harus ditutup rapat, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar/kebocoran pada sambungan atau cairan dari beton.
Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting dengan persetujuan Pengawas / Konsultan Supervisi. Minyak pelumas, baik yang sudah dipakai atau belum dipakai tidak boleh dipergunakan. Jika disetujui oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami mengganti cara pemakaian cetakan besar yang diberi lapisan plesteran semen dengan beton terbuka tanpa plesteran.
•
Acuan terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-sambungannya kedap terhadap adukan dan kokoh untuk dapat mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
•
Acuan dibuat dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibuka kembali tanpa paksa, tanpa merusak beton.
•
Acuan dibasahi dulu agar air adukan tetap sesuai persyaratan atau harus diberi minyak mineral yang tidak membekas atau dilapisi bahan lain yang disetujui Direksi Teknik.
•
Dalam pemasangan begesting tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan pola pemasangan.
•
Pemasangan begesting sesuai dengan bentuk beton.
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh Pengawas / Konsultan Supervisi. Beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui Pengawas / Konsultan Supervisi. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam Sebelumnya, kami memberitahukan Pengawas / Konsultan Supervisi bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
PEMBESIAN Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. •
Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 dan ukuran baja tulangan harus sesuai seperti bestek.
•
Sebelum pekerjaan potong bengkok penyetelan dimulai dilakukan dulu pembuatan rencana potong bengkok (BBS).
•
Pemotongan besi menggunakan alat pemotong besi.
•
Dalam pemasangan besi tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan jarak dan pola pemasangan.
•
Saat pelaksanaan dimulai daerah pekerjaan harus dibersihkan dari puing atau kotoran lain yang menggangu.
•
Ikatan pembesian dipakai kawat beton sesuai dengan gambar kerja.
•
Pemasangan beton decking pada besi bagian bawah.
BETON K 175 Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
Sebelum pengecoran beton dimulai, harus mendapatkan ijin dan sepengetahuan pemimpin kegiatan dan pengawas lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar kerja harus sepengetahuan dan seijin disetujui direksi pekerjaan.
Saat pembongkaran cetakan beton, harus seijin dan sepengetahuan Direksi Teknik.
Tahapan Pengecoran •
Siapkan checlist untuk pengecoran.
•
Tentukan elevasi dan batas batas pengecoran dengan menggunakan waterpass.
•
Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
•
Test slump, buat kubus beton.
•
Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting,
•
Padatkan beton dengan alat vibrator.
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu : a.
Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil.
Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman besi beton dan harus diusahakan sedikit mungkin menemperlakn vibrator pada besi. Menggetarkan besi beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana terjadi pengumpulan pasir disekitar besi, bahkan apabila besi digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini merambat kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya korosi pada tulangan. Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan meyebabkan segregasidan bleeding terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila bekisting tergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak minimal ke bekisting adalah 10 cm. Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama, karena dapat mengakibatkan rongga-rongga udara di dalam betonnya. Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan memasukkan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas sehingga
menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap dibawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar antara 4 s/d 8 cm/detik. Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator. Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya, vibrator harus dimasukkan sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke dalam lapisan di bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, padat dan menyatu. Perawatan (curing) beton Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut-turut atau sesuai spesifikasi mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain : Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton. Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air. Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor adalah sebagai berikut: • Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya dibersihkan dari acuan. • Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat berlangsung tanpa melanggar Syarat – syarat Teknik. • Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum gelap. • Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan beton terganggu / terlambat. • Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau beton sesuai dengan Syarat – syarat Teknik. • memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk pengetar, dalam kondisi siap pakai. • melakukan pengecoran yang disyaratkan Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas lapangan.
Pengadaan & Pemasangan pintu air dan water stop
-
Pintu Air Baru ukuran 1.0 x 1.3 m
- Metode Kerja :
-
- Memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk Pengawas Daerah di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya. - Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.Bila diperlukan dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjk Pengawas Daerah. Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Pengawas Daerah dan harus menjamin kesatuan yang utuh. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Pengawas Daerah. Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya. . kami akan menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka waktu selama masa pemeliharaan.
PEMASANGAN PAGAR BRC
Pagar BRC (British Reinforced Concrete) atau Galvanized Fence adalah pagar siap pasang terbuat dari material besi U50 yang sangat praktis dan berpenampilan menarik. Lembaran pagar ini dibentuk dahulu, kemudian dilapisi galbani dengan cara hot dip (celup panas 465ºC) atau electroplating, sehingga terjamin ketahanannya terhadap bahaya korosi/karat. Perawatan maupun pengecatan ulang tidak perlu dilakukan untuk jangka waktu yang lama karena kualitas galbaninya yang unggul.
Cara pemasangan pipa besi penyangga ditanam dulu atau disemen permanen di garis pagar. untuk masang diperlukan 2 orang, satu tukang dan satu asisten. Pagar bisa direkatkan ke pipa besi dengan salah satu cara berikut yaitu: 1.
Menggunakan baut dan klem U untuk menjepit pagar di bagian atas dan bawah, yang dijepit adalah besi yang di
dalam segitiga. 2.
Langsung di las ke pipa besi (dengan las listrik). Gunakan pakan 2,6 agar tidak boros pakan, tapi lebih besar juga
bisa. Bila mengelas biasanya menyambungkan tiga titik yaitu atas tengah dan bawah. Cara ini lebih mudah dan singkat ketimbang cara pertama.
sebelum pemasangan, kami buat tali penghubung antar tiang pipa besi untuk mengukur kelurusan pagar. Dan pengukur kelurusan vertikal pagar, kedua hal ini membutuhkan asisten satu orang. Bila memasang sendirian maka membutuhkan kayu penyangga pagar sebelum dipasang berbentuk segitiga siku siku sebanyak 4 biji untuk menahan pagar saat dipasang.
Pekerjaan pemasangan peilschaal Untuk mengetahui ketinggian air pada embung dilakukan pemasangan peilschaal di titik sesuai petunjuk direksi. Bahan material pembuatan papan peilschaal mengacu pada spesifikasi teknis serta petunjuk direksi.
Peng ukur el evasi air sesuai deng an Gambar at au seper ti yang diarahk an ol eh Pel aksana Tek ni s Kegi at an. Penguk ur el evasi air it u t er buat dari bahan pel at baja l unak yang di per halus, at au deng an bahan k onstr uksi yang l ai n yang t el ah di setujui pemak ai annya. Bagi an depan yang di per hal us i t u harus berwar na puti h, dan ber nomor dan deng an jeni s- jeni snya harus berwar na hit am. Peng ukur t ersebut di t andai pada jarak i nt erval 0, 10 m dan ti ng akat an penomor annya pada i nt erval 10 mm. Seti ap peng ukur meng acu pada datum sur vey ( el evasi dasar yang disur vey) dan mempunyai tanda ( pl ak) sepanjang tanda t ersebut deng an el evasi dat um dalam penomor an dal am bahasa Indonesi a. Pengukur dan plak-pl ak harus di pasang ke bagian vertikal pada struktur at au pada tempat-t empat seperti yang t erli hat pada Gambar at au seperti yang di arahkan ol eh Pel aksana Teknis Kegiatan. Lubang-lubang yang bercel ah unt uk pemasangan dan meng hasilkan penyesuai an yang baik. Baut-baut adri bahan baja l unak yang disheridi s, mur dan ri ng baut digunakan untuk pemasangan Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu harus dipasang di lokas i sebaga i ber ikut : Sis i hulu dari t iap bendung pada satu tembok pangkal. Sis i hulu dari t iap bangunan ukur. Pada pi ntu-pintu Romyn dan Crump de Gruyter. Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik nol sesuai mercu bendung dan dipasang pada dinding, cukup jauh muka air te rjun dari mercu bendung. Bila mungkin pengukur dipasang pada dinding luar alur utama sungai, untuk menghindari dar i kerusakana kibat benda-benda terapung pada waktu banjir, tapi harus mudah terlihat dari tangkis atau jembatan pelayanan. Skala duga d ibuat dari t eraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter, sesuai dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigas i atau menurut ketentuan la in dalam gambar. Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari marmer dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada campuran 1 PC : 3
Psr dengan le kukan- lekukan untuk ga r is-ga r is dan angka- angka setebal 3 mm dijelaskan pada gambar. Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan Al bum Standar Bangunan-bangunan Irigas i atau secara la in seperti d itunjukan pada gambar.
BAB IV RENCANA MASA PEMELIHARAAN 1. DEMOBILISASI ALAT Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra PHO ) maka peralatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja yang sudah dipergunakan untuk Pekerjaan Pemeliharan ditarik kembali dari lokasi pekerjaan menuju gudang / bengkel kontraktor. 2. PEMBERSIHAN LOKASI Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa material, kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat menggangu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjaan 3. PENYERAHAN PEKERJAAN Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan pemeriksaan pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ). Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)
Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan major sudah mencapai prestasi 100%.
Tujuan : Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor, secara prinsip telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan selesai.
Prosedur PHO :
Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item, Kontraktor mengajukan tertulis (request PHO) kepada Konsultan Pengawas untuk PHO.
Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan Kontraktor.
Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan PHO yang diajukan oleh kontraktor.
Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan dan hasil pengujian yang relevan harus dilampirkan pada proses verbal PHO.
Untuk perbaikan penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan, Panitia Penilai hanya memberi ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30 hari sejak terakhir pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah dipenuhi.
penyelesaian
Pengendalian Pemeliharaan Pekerjaan pada ”Warranty Period” Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di-PHO-kan
Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari
mulai
tanggal perkiraan pekerjaan 100 % konstruksi berdasarkan rekomendasi Konsultan Pengawas sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.
Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah Terima pada waktu Provisional Hand Over, mengenai kualitas atau kuantitas
Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum selesai dan lainlain
Prosedur: Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor memberitahukan kepada Pemberi Tugas. Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas mengadakan pemeriksaan ulang. Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau cacat lagi, maka Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara pemilik, kontraktor dan konsultan tentang:
Personel pengawas yang dipertahankan
Personel kontraktor yang dipertahankan
Daftar peralatan yang masih akan digunakan
Pemeriksaan Masa Pemeliharaan oleh Konsultan
Kegiatan Final Hand Over
FHO
adalah
serah terima akhir dari seluruh
pekerjaan fisik yang dilaksanakan
oleh
Kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak. Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah
selesai dan dapat diterima dengan baik.
Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
Kelengkapan admnistrasi
Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik
Kesesuaian dengan perencanaan
Prosedur
Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/ FHO untuk melaksanakan proses FHO.
Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar pekerjaan yang harus diperbaiki
Panitia
Penilai
akan
memeriksa
pekerjaan-pekerjaan
dan
mendokumentasikan
semua
kerusakan
Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan memberikan rekomendasi dan Pemberi
Tugas
akan memberi
keputusan dan
berita acara FHO. Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan-kerusakan diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang sama “Retention Money“ yang masih tertinggal dikembalikan.
mengeluarkan