Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
GAMBARAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER DENGAN MENGGUNAKAN ALKOHOL 70% SERTA METODE LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER TAHUN 2013 METI MEGAWATI1, MIMMA FATMALA2
[email protected]) Abstrak Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial.Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun 3. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasitermometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, pada bulan Desember Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2.Terdapat perbedaan banyaknya kehilangan bakteri antara proses dekontaminasi termometer dengan menggunakan alkohol 70% serta metode larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode NopemberDesember tahun 2014. Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya. Kata Kunci:Dekomentasi, Alkohol 70%, Larutan Klorin, Air Sabun, dan Air DTT.
paling
A. Latar Belakang Sterilisasi
merupakan
suatu
tahan
panas
yaitu
spora
bakteri1.Sterilisasi termometer yang
proses untuk membunuh semua jasad
sudah
renik
jika
dilakukan, agar bakteri yang ada pada
ditumbuhkan dalam suatu media tidak
termometer dapat dihilangkan. Pada
ada
kenyataannya bakteri yang menempel
yang
jasad
ada
renik
sehingga
yang
dapat
digunakan
termometer
sangat
sulit
penting
berkembang biak. Sterilisasi harus
pada
untuk
dapat membunuh jasad renik yang
dihilangkan, hal ini akan berdampak 123
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
pada penyebaran bakteri pada orang
55 rumah sakit di 14 negara diseluruh
yang
dunia
menggunakan
termometer
tersebut.
juga
menunjukkan
bahwa
(8,7%) pasien rumah sakit menderita
Apabila proses pembersihan
infeksi selama menjalani perawatan di
atau sterilisasi tidak adekuat, dan
rumah sakit. Sementara di Negara
termometer yang telah terkontaminasi
berkembang, diperkirakan lebih dari
itu digunakan pada orang lain yang
(40%) pasien di rumah sakit terserang
berbeda,
infeksi nosokomial.
maka
dapat
terjadi
penyebaran dari suatu penyakit atau cross
infection
terhadap
orang
Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada
tersebut, seperti bacterial endocarditis,
tahun
herpes, hepatitis B, hepatitis C, dan
(9,8%) pasien rawat inap mendapat
HIV.
tersebut
infeksi yang baru selama di rawat.
memiliki tingkat resiko kematian yang
Tingginya frekuensi kontak dengan
tinggi, karena itu harus dilakukan
darah penderita akan meningkatkan
upaya pencegahan terjadinya cross
risiko terjadinya infeksi pada tenaga
infection pada orang lain. Dalam
kesehatan. Penelitian yang dilakukan
bidang kedokteran ataupun kebidanan
terhadap 24.000 tenaga kesehatan di
prosedur kontrol infeksi harus selalu
rumah
dilakukan
untuk
menunjukkan bahwa insiden kontak
(cross
darah (exposure rate) 3,5 per 100
Penyakit-penyakit
dengan
menghindari
tepat
terjadinya
infection). Terdapat kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam sterilisasi,
sehingga
2010
menunjukkan
sakit
selama
3
bahwa
tahun
pekerja per tahun3. Banyak
penelitian
telah
dibutuhkan
dilakukan untuk mencari cara yang
pengetahuan dari tenaga kesehatan
paling efektif dalam membersihkan
dalam melakukan sterilisasi terhadap
instrumen
alat
alat-alat yang digunakan, dan juga
penelitian
Letters
harus
selalu
membuktikan bahwa ternyata masih
alat
ditemukan adanya sisa debris pada
dilakukanmaintenanceterhadap
yang
digunakan,
et
al
tersebut sehingga dapat memberikan
endodintic
files
hasil sterilisasi yang optimal2.
dilakukan
pembersihan
World
Health
Organization
ultrasonic
memperkirakan pada tahun 2010 akan
berbeda
terjadi
dilakukan
16.000
kasus
penularan
walaupun 4
cleaning . dengan oleh
yang
telah dengan
Tidak
jauh
penelitian
yang
Whitworth
kegagalan
et
al
hepatitis C , 66.000 kasus penularan
menunjukkan
autoclave
hepatitis B dan 1000 kasus penularan
dalam membersihkan darah dan saliva
HIV pada tenaga kesehatan di seluruh
pada dental bur, dan juga tidak
dunia. Studi yang dilakukan WHO di
124
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
menghilangkan
bakteri
yang 5
mengkontaminasi bur tersebut . Penelitian
mengalami banyak keluar keringat yang
baik pada siang hari maupun malam
berhubungan dengan sterilisasi juga
hari, keadaan ini sering mengganggu
pernah dilakukan oleh Adji dkk
dan membuat tidak nyaman, dalam
(2007)
bahwa
sehari ibu hamil bisa mandi lebih dari
Bacillus subtilis masih tetap tumbuh
dua kali untuk mengatasi rasa panas
dengan dibersihkan oleh alkohol 70%.
dan keringat yang berlebih tadi.
Sterilisasi
inframerah
Ternyata rasa panas dan keringat
menunjukkan tidak ada pertumbuhan
berlebih adalah biasa terjadi pada saat
bakteri Bacillus subtilis. Sterilisasi
hamil. Efek yang ditimbulkan dari
dengan autoclave satu sampel positif
banyaknya keringat yang keluar dari
tumbuh sedangkan dua sampel yang
tubuh ibu hamil dapat menyebabkan
lain negatif (bakteri tidak tumbuh),
terjadinya penyakit atau iritasi kulit
dan
karena
yang
lain
Ibu hamil trimester III sering
menyatakan
dengan
sterilisasi
dengan
ozon
kulit
basah
lebih
rentan
menunjukkan Bacillus subtilis tetap
terhadap infeksi bakteri dan jamur
tumbuh.
tambahan.
Dari
disimpulkan
penelitian bahwa
ini
sterilisasi
Studi awal yang dilakukan
menggunakan inframerah adalah yang
peneliti pada bulan September tahun
paling
2013 dengan melakukan wawancara
efektif
diantara
metoda
sterilisasi yang lain. Penelitian
terbuka
kepada
Bidan
Kelurahan
Kecamatan
Tamansari
serupa
pernah
Setiawargi
Andriyani
(2009)
Kota Tasikmalaya diperoleh informasi
menerangkan bahwa ada pengaruh
bahwa masih ada kejadian cross
larutan detergent dan larutan klorin
infection yang terjadi pada ibu hamil
pada proses pencucian alat makan
yang disebabkan karena penggunaan
dengan metode three compartement
alat-alat yang tidak steril, dalam hal
sink dalam menurunkan jumlah angka
ini penggunaan termometer.
diteliti
kuman
oleh
alat
makan
di
Rumah
Berdasarkan
SakitPKU Muhammadiyah Surakarta.
tersebut,
Faktor yang memungkinkan terjadinya
melakukan penelitian mengenai ”
penularan penyakit di rumah sakit
Proses Dekontaminasi Termometer
adalah adanya sumber penyakit, dalam
Antara Yang Menggunakan Alkohol
hal ini pasien merupakan sumber
70% dengan Larutan Klorin, Air
penyakit. Kontaminasi silang adalah
Sabun dan Air DTT Pada Ibu Hamil
kontaminasi
Trimester III di Kelurahan Setiawargi
dari
bahan
makanan
melalui pembawa dalam hal ini lewat
Kecamatan
penulis
fenomena tertarik
Tamansari
untuk
Kota
alat makan, terutama sendok8. 125
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Tasikmalaya
Periode
Nopember-
Desember Tahun 2013”.
kehilangan bakteri yang disebabkan karena perlakuan atau eksperimen. Cara pengambilan data
B. Metode Jenis
penelitian
yang
penelitian
ini
adalah
informed
consent,
pada
melakukan melakukan
digunakan adalah kuantitatif dengan
prosedur pembersihan ketiak dengan
metode deskriptif. Penelitian ini telah
menggunakan tissue kering.Sebelum
dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi
diberikan perlakuan, termometer yang
Kecamatan
akan
Tamansari
Kota
digunakan
terlebih
dahulu
Tasikmalaya, pada bulan Desember
disterilisasi dan dikulturisasi pada
Tahun 2013.
media
Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive
agar, dengan
tujuan
agar
termometer yang digunakan benarbenar bersih dari mikroorganisme.
Sampling, dengan kriteria inklusi dan
Termometer yang sudah bersih
eksklusi, sebagai berikut :
digunakan untuk mengukur suhu pada
1. Kriteria inklusi
ketiak
klien.Masing-masing
klien
a. Ibu hamil trimester III
mendapat perlakuan sebanyak 2 kali
b. Berada di wilayah tempat
perlakuan dengan termometer yang
penelitian
berbeda. Setelah digunakan kemudian
c. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi
termometer tersebut disterilisasi sesuai dengan
a. Ibu hamil trimester III yang patologis
perlakuan
Selanjutnya
penelitian.
kedua
termometer
tersebut dilakukan kulturisasi pada
b. Mengalami alergi pada kulit
media agar untuk bisa dilihat jumlah
c. Personal hygienenya kurang.
bakteri
Penelitian
ini
terdiri
dari
variabel bebasdan variabel terikat. Variabel
independent
(bebas)
meliputi:
Dekontaminasi
(alkohol
oleh
mikroskop
harinya. Data kemudian
yang
telah
dianalisis
mendeskripsikan
dan DTT), variabel dependent (terikat)
masing-masing variabel.
kehilangan
bakteri
dengan
hasil
pengukuran
pada C. Hasil Penelitian
termometer. Instrumen
diambil
menggunakan analisis univariat untuk
70%, serta larutan klorin, air sabun,
adalah
keesokan
penelitian
ini
menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop untuk melihat
Penelitian
tentang
perbandingan kehilangan bakteri pada termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun dan air DTT telah dilaksanakan
126
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
pada 2 orang ibu hamil di Kelurahan
bakteri, sedangkan pada temp
Setiawargi
2,3 dan 4 masing-masing
Kota
Kecamatan
Tasikmalaya
Desember
tahun
Tamansari
pada
bulan
2013.
Hasil
terdapat 1 bakteri. b. Jumlah
Bakteri
pada
penelitian ini terdiri dari analisis
Termometer
univariat yang akan dijelaskan sebagai
Digunakan pada Ketiak Ibu
berikut :
Hamil Trimester III
1. Analisis Univariat
Jumlah
Analisis untuk
univariat
digunakan
mendeskripsikan
atau
Setelah
bakteri
pada
termometer setelah digunakan pada
ketiak
ibu
hamil
menggambarkan variabel-variabel
trimester III dapat dilihat pada
yang diteliti, dalam penelitian ini
tabel berikut ini :
mengenai kehilangan bakteri pada
Tabel 4.2 Jumlah Bakteri pada Termometer Setelah Digunakan pada Ketiak Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember Tahun 2013 Responden Jumlah Bakteri Temp 1 1077 A Temp 2 1923 Temp 1 4619 B Temp 2 1000 Sumber : Data Hasil Penelitian (2013) (Hasil Perhitungan Jumlah Bakteri dapat Dilihat pada Lampiran
termometer
antara
yang
menggunakan
alkohol
70%
dengan larutan klorin, air sabun dan air DTT. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut : a. Jumlah
Bakteri
Termometer
pada Sebelum
Digunakan Jumlah
bakteri
termometer
baru
pada sebelum
digunakan pada ibu hamil
Berdasarkan
dapat dilihat pada tabel di
menunjukkan bahwa jumlah
bawah ini :
bakteri
Tabel 4.1 Jumlah Bakteri pada Termometer Baru Sebelum Digunakan pada Ibu Hamil Trimester III Jumlah Termometer Jumlah bakteri Temp 1 2 Temp 2 1 Temp 3 1 Temp 4 1
Berdasarkan
Tabel
menunjukkan
4.1 bahwa
termometer baru yang akan digunakan
terdapat
bakteri
yaitu pada temp 1 terdapat 2
pada
Tabel
setelah ketiak
4.2
digunakan ibu
hamil
trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2
dan
temp
2
sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp
1
sebanyak
4619
koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2. c. Jumlah Kehilangan Bakteri pada
Termometer
dengan 127
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Menggunakan Alkohol 70%
dengan menggunakan larutan
dan
klorin, air sabun, dan air DTT
Larutan
Klorin,
Air
Sabun, dan Air DTT Jumlah pada
kehilangan termometer
pada responden A sebanyak bakteri
1231 koloni/cm2 dari jumlah
dengan
bakteri
sebanyak 2
menggunakan alkohol 70%
koloni/cm
dan larutan klorin, air sabun,
64,0%,
dan air DTT pada ibu hamil
responden
trimester III dapat dilihat pada
kehilangan bakteri sebanyak
tabel berikut ini :
115 koloni/cm2 dari jumlah
Tabel 4.3 Kehilangan Bakteri pada Termometer Setelah di Dekontaminasi oleh Larutan Alkohol 70% dan Larutan Klorin, Air Sabun, dan Air DTT pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember Tahun 2013 Jumlah Kehilangan Bakteri (Koloni/cm2) Resp Larutan Klorin, Alkohol Air Sabun, dan 70% Air DTT A 1071 1231 B 3311 115
Tabel
4.3
menunjukkan bahwa jumlah kehilangan
bakteri
termometer
pada dengan
menggunakan alkohol 70% pada responden A sebanyak 2
1071 koloni/cm dari jumlah bakteri
sebanyak
koloni/cm2 99,4%,
atau
sekitar
sedangkan
responden
1077
B
pada jumlah
kehilangan bakteri sebanyak 3311 koloni/cm2 dari jumlah bakteri
sebanyak
koloni/cm2
atau
4619 sekitar
71,7%.
Jumlah
kehilangan
bakteri
pada
termometer
sekitar
sedangkan
bakteri
B
pada jumlah
sebanyak
koloni/cm2
atau
1000 sekitar
11,5%. D. Pembahasan 1. Jumlah Kehilangan Bakteri pada Termometer
dengan
Menggunakan Alkohol 70% Berdasarkan penelitian
responden 2
koloni/cm
hasil
diperoleh
jumlah
bakteri
pada
sebanyak
1071
kehilangan Berdasarkan
atau
1923
A
dari jumlah bakteri
sebanyak 1077 koloni/cm2 atau sekitar 99,4%, sedangkan pada responden B jumlah kehilangan bakteri sebanyak 3311 koloni/cm2 dari jumlah bakteri sebanyak 4619 koloni/cm2 atau sekitar 71,7%. Hal
ini
menunjukkan
dekontaminasi
bakteri
bahwa pada
termometer dengan menggunakan alkohol 70% sangat efektif. Pendapat Larson (1995) bahwa aktivitas alkohol sebagai antimikroba adalah dengan cara mendenaturasi sehingga
protein
bakteri
mengganggu
proses
128
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
metabolisme sel bakteri yang
aktivasinya
menyebabkan
dengan
bakteri.
kematian
Alkohol
sel
bila
berinteraksi
protein.
Sedangkan
efektif
beberapa
membunuh bakteri Gram positif
beresiko
tinggi
dan
api/ledakan
dan
bakteri
Alkohol
Gram
juga
negatif.
efektif
untuk
yang
efektif
adalah terhadap
sangat
cepat
menguap.
membuhuh jamur. Adapun kadar alkohol
kerugiannya
Hasil
penelitian
ini
untuk
sejalan dengan penelitian yang
bakteriberkisar
dilakukan oleh Ariyanti Dessy
antara 60% sampai 95% sehingga
dkk (2007) yang menyatakan
kadar larutan yang mengandung
bahwa terhadap efektivitas anti
kadar alkohol kurang dari 60%
mikroba
tidak
efektif
dagang larutan pembersih tangan
membunuh bakteri atau virus yang
(hand sanitizer) yang beredar di
terdapat pada tangan atau alat
daerah Jakarta dan sekitarnya
kesehatan lainnya.
menunjukkan bahwa prosentase
menghilangkan
dapat
secara
Alkohol
merupakan
dari
beberapa
merk
pengurangan total bakteri yang
denaturan protein, suatu sifat yang
terdapat
terutama
responden rata-rata berkisar antara
memberikan
antimikrobial Disarnping
pada itu,
alkohol.
alkohol
juga
pada
tangan
para
93,41% -98,93%. Kadar alkohol yang
efektif
sebagai
hand
merupakan pelarut lipid sehingga
sanitizer berkisar antara 60%
dapat
sel.
sampai
95%
sehingga
kadar
dipakai
larutan
hand
sanitizer
yang
merusak
Alkohol
membran
yang
umum
untuk sterilisasi adalah alkohol
mengandung
konsentrasi 70% karena efektif
kurang dari 60% tidak dapat
memecah protein yang ada dalam
secara efektif membunuh bakteri
mikroorganisme.
atau virus yang terdapat pada
Rismana
Menurut
(2002)
bahwa
tangan
pada
proses
lainnya.
adalah
untuk
penggunaan disinfeksi
atau
kadar
alat
alkohol
kesehatan
2. Jumlah Kehilangan Bakteri pada
permukaan yang kecil, tangan dan
Termometer
kulit.
keunggulan
Menggunakan Larutan Klorin, Air
ini
adalah
Sabun dan Air DTT
tidak
Berdasarkan
Adapun
golongan
alkohol
sifatnya
yang
merusak
stabil,
hasil
dapat
penelitian menunjukkan bahwa
dibiodegradasi, cocok untuk kulit
jumlah kehilangan bakteri pada
dan
termometer dengan menggunakan
hanya
material,
dengan
sedikit
menurun
129
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
larutan klorin, air sabun, dan air
karbohidrat.
DTT pada responden A sebanyak
natrium hipoklorit dalam air akan
1231
koloni/cm2
dari
jumlah
Klorin
cair
terhidrolisis
atau
membentuk
bakteri sebanyak 1923 koloni/cm2
hipoklorit,
selanjutnya
atau sekitar 64,0%, sedangkan
hipoklorit
akan
pada
jumlah
membentuk ion hydrogen dan
kehilangan bakteri sebanyak 115
hipoklorit . Senyawa klorin lebih
koloni/cm2 dari jumlah bakteri
aktif bila menggunakan pada pH
responden
B
2
sebanyak 1000 koloni/cm
atau
sekitar 11,5%.
asam
terdisosiasi
rendah, karena keberadaan asam hipoklorit lebih dominan. Akan
Dekontaminasi
dengan
tetapi perlu diingat bahwa daya
menggunakan larutan klorin, air
korosi senyawa klorin juga akan
sabun
meningkat pada pH yang rendah.
dan
air
DTTdapat
mematikan bakteri yaitu bakteri
Pada
gram
gram
hipoklorit tidak memiliki aktivitas
negative dan spora bakteri serta
bakterisida, sehingga menurunkan
tetap aktif digunakan dalam air
efektivitas
yang sadah. Kelemahan desinfeksi
klorin (Purnawijayanti, 2001).
larutan klorin, air sabun, dan air
Hasil penelitian ini sejalan dengan
DTT adalah dapat menyebabkan
penelitian yang dilakukan oleh
korosi pada pH yang rendah,
Andriyani Annisa (2009) yang
sedangkan
menyatakan
positif,
bakteri
konsentrasi
yang
pH
yang
tinggi
disinfesi
ion
senyawa
bahwa
rata-rata
diperlukan agar larutan klorin, air
jumlah angka kuman alat makan
sabun, dan air DTT efektif untuk
sebelum
membunuh
mikroorganisme
koloni/cm² dan setelah dicuci
adalah 50-100 ppm (part per
sebesar 51,1 koloni/cm². Ada
million) dengan waktu kontak
pengaruh larutan detergent dan
sekitar
larutan
1
menit
pada
suhu
8
minimum 24 °C .
dicuci
klorin
sebesar
pada
832
proses
pencucian alat makan dengan
Mekanisme cara senyawa
metode three compartement sink
klorin dapat mematikan kuman
dalam menurunkan jumlah angka
bakteri yaitu asam hipoklorit yang
kuman alat makan di Rumah Sakit
merupakan senyawa klorin yang
PKU Muhammadiyah Surakarta.
paling aktif akan menghambat oksidasi
glukosa
mikroorganisme,
dalam dengan
sel cara
Berdasarkan
uraian
tersebut,
peneliti
berpendapat
bahwa
disinfektan
dengan
menghambat enzim-enzim yang
menggunakan larutan klorin, air
terlibat
detergen, dan air DTT dapat
dalam
metabolisme
130
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
menurunkan jumlah bakteri, tetapi
kesehatan
tidak seefektif menggunakan air
alkohol 70%, karena dapat efektif
alkohol, ini terjadi karena larutan
menghilangkan bakteri.
klorin, air detergen, dan air DTT
dapat
2. Bagi Puskesmas Tamansari Kota
dipengaruhi oleh sumber lain
Tasikmalaya
penggunaan
Hendaknya
yang
campuran
kemungkinan
berbagai
jenis
larutan terdapat
bakteri
seperti
penggunaan air.
pihak
puskesmas
dapat membuat prosedur tetap dalam
merawat
dan
membersihkan alat-alat kesehatan,
E. Simpulan dan saran Simpulan
sehingga
tidak
infection,
dan
terjadi
cross
meminimalisasi
terjadinya penyakit menular pada
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
menggunakan alkohol 70% yang telah digunakan oleh ibu hamil di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari
orang lain. 3. Bagi Penelitian Kebidanan Hendaknya penelit-peneliti yang
1. Pembilasan termometer dengan
dapat
menggunakan
Kota
menurunkan
Tasikmalaya kehilangan
bakteri rata-rata sebanyak 2191 koloni/cm2 dari jumlah bakteri 2848 atau sebesar 76,9%
lain, menggali lebih mendalam mengenai
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan terjadinya cross
infection
pada
alat-alat
kesehatan yang digunakan selama pemeriksaan,
dengan
menggunakan sampel yang lebih banyak dan metode analisis yang berbeda.
2. Pembilasan termometer dengan menggunakan larutan klorin, air sabun, dan air DTT yang telah digunakan oleh ibu hamil di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari dapat
Kota
menurunkan
Tasikmalaya kehilangan
bakteri rata-rata sebanyak 673 koloni/cm2 dari jumlah bakteri 1461 atau sebesar 46,0% Saran
1. Sari,
2012.
enterotoksin
gen
Staphylococcus
aureus dari pangan
Distribusi
asal
susu segar hewan.
dan
Jurnal
Veteriner Vol 10 No 3
2. Ireland et al, 2003. Medical Microbiology An Introduction to Infectious
Diseases.
3rd
ed.
Connecticut: Appleton&Lange
1. Bagi Pelayanan Kebidanan Hendaknya
F. Referensi
petugas
kesehatan/
bidan dalam mensterilkan alat-alat
3. Denis, 2011. Food microbiology fundamentals and frontiers. ASM Press. Washington DC 131
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
4. Jawetz,
2005.
Mikrobiologi
10. Siswandono dan B. Soekardjo.
(Medical
2000. Kimia Medisinal. Surabaya:
Kedokteran Microbiology).
Alih
Bahasa
Nugroho E, Maulany RF). Jakarta. Penerbit EGC.
Airlangga University Press.
11. Rahayu, I.D. 2009. Kerugian ekonomi mastitis subklinis pada
5. Singh G, 2004. Textbook of
sapi perah. Fakutas Pertanian
st
Jurusan Peternakan. Universitas
Orthodontics.1
ed. New Delhi.
Jaypee Brother Medical Publisher (P) Ltd
Muhammadiyah Malang.
12. Tridianti A. 2012. Efektifitas
6. Adji dkk, 2007. Perbandingan Efektivitas
Sterilisasi
Berbagai Metode Sterilisasi Molar
Alkohol
Band yang Terkontaminasi Pasca
70%, Inframerah, Otoklaf, dan
Proses Fitting Band: Uji Hitung
Ozon
Bakteri.
Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal. Universitas
Gadjah
Yogyakarta.
Universitas
Indonesia: Jakarta, 2012.
Mada
13. Lee H., Cartwrigth R., Grueser T.,
26
Pascall MA 2007. Efficiency of
Diakses
September 2013
7. Andriyani,
FKG.
manual dishwashing conditions on Pengaruh
bacterial
survival
on
eating
Larutan Detergent Dan Larutan
utensils.
Journal
of
Food
Klorin Pada Proses Pencucian
Engineering. V.80 : 885-891.
Alat
2009.
Makan
Trhee
Dengan
Compartement
Terhadap
Penurunan
Metode
14. Rismana, E. 2002. Peneliti Muda
Sink
di P 3 Teknologi Farmasi dan
Jumlah
Medika
BPPT
Jakarta,http
:
Angka Kuman Pada Alat Makan
//www.pikiranrakyat. com/ cetak/l
Di
004 I07 I cal.
RS
PKU
Muhhamadiyah
Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta.
15. Ariyanti, D., dkk. 2007. Uji Efektvitas
Antikroba
Beberapa
8. Purnawijayanti, 2007. Sanitasi
Merek Dagang Pembersih Tangan
Higiene dan Keselamatan Kerja
Antiseptik. ISSN : 1693-9883.
dalam
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.
Pengelolaan
Makanan.
IV, No. 1, April 2007, 1 – 6.
Kanisius.
9. Dwidjoseputro, dasar
2005.
Mikrobiologi.
DasarIKAPI.
Penerbit Djambatan.
132