EDISI NO. 05 TAHUN II
16 Halaman
monthly Pertamina EP Giatkan Eksplorasi
2
Jejak:
MENUNGGU ANGIN MENGHEMBUS CAHAYA
( F O TO TATA N A G U S RS T)
P
T Pertamina EP semakin giat melakukan eksplorasi dan pengembangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah cadangan dan produksi migas yang dbutuhkan negara. Presiden Direktur Pertamina EP Adriansyah kepada wartawan saat workshop media beberapa waktu lalu, menegaskan bahwa pada 2014, Pertamina EP menyiapkan sebanyak12 sumur eksplorasi yang tersebar di beberapa wilayah, 120 rencana pengeboran sumur eksploitasi, 77 sumur Work over (kerja ulang pindah lapisan), serta rencana percepatan pengembangan sumur eksplorasi yang sudah siap untuk dapat segera diproduksikan seperti misalnya sumurJati Asri. Menurut Adriansyah, pengeboran Jati Asri (JAS)-1 di sebelah barat Lapangan Melandong Jawa Barat yang telah ditajak pada 5 Agustus 2013 memiliki sumber daya migas sebesar 67 MMBOE (RR) . Berdasarkan hasil tes pada DST#3 Formasi Talang Akar selama tahun 2013, sumur ini bisa menambah produksi sekitar 3.110 BOPD. Sumur JAS1 ini di-POP (Put on Production) pada Juni 2014. Untuk upaya optimalisasi sumur pengembangan, Adriansyah yang ditemui usai presentasi menjelaskan bahwa Sumur Louise – Nonny di Field Sangasanga menambah produksi 1.200 BOPD dengan jepitan 24/64 dari prospek zona dengan kedalaman di bawah 900 meter. Sebelumnya Pertamina EP melakukan berbagai studi dan evaluasi guna merevitalisasi lapangan yang merupakan salah satu lapangan tua PT Pertamina di Kalimantan Timur tersebut. ”Sumur Louise-Nonny di Field Sangasanga tersebut salah satu bukti bahwa di tengah asset kami yang sudah matang, kami masih bisa mengoptimalkan produksi,” sambungnya. Selain itu, bukti lainnya adalah di Bunyu yang nota bene juga sudah matang bisa memproduksikan sumur B-163 dengan produksi awal 626 BOPD dan 1575 BOPD dari dua lapisan, lalu sumur BN-41 dengan produksi awal 1433 BOPD dan 401 BOPD dari dua lapisan. ”Untuk langkah selanjutnya kami akan melakukan pengeboran delapan sumur di 2014 serta rencana pengembangan lapangan Bunyu melalui pengeboran 55 sumur development,” paparnya. Menurut dia, untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Pertamina EP menerapkan 4 strategi yang tertuang dalam Pertamina Hulu Way yang terdiri dari membangun portfolio asset secara holistik, implementasi “Pertamina Production Way”, implementasi “Pertamina Drilling Way” dan akselerasi temuan baru dan penyelesaian proyek-proyek berjalan. ”Target Pertamina EP tahun ini cukup tinggi 128.000 BOPD untuk minyak dan 1,071 MMSCFD untuk gas, sementara decline rate yang kami hadapi juga tinggi sekitar 29 persen. Namun demikian kami optimis bila menerapkan empat strategi Pertamina Hulu Way yang sudah disusun, target tersebut dapat kami raih,” ungkap Adriansyah.
Pertamina EP Asset 4 melakukan kerjasama konservasi Rusa Jawa dengan Perhutani Parengan, setelah melalui studi ilmiah yang dilakukan Fakultas Kehutanan UGM, dipilihlah Desa Malo, Bojonegoro sebagai kandang baru untuk 6 ekor Rusa Jawa (4 betina, 2 jantan) yang dipindahkan dari Maliran ini.
Industri Berjalan Habitat Terjaga Komitmen lingkungan dan keanekaragaman hayati terus dilakukan oleh Pertamina EP. Bukan sekadar untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam penilaian proper. Proper hanya bonus, komitmen terhadap lingkungan tetap yang utama.
E
nam ekor Rusa Jawa tampak segar dan sehat berada di areal penangkaran seluas 0,4 hektar di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Parengan, Bojonegoro, Jawa Timur, pada pekan pertama Mei 2014 lalu. Padahal, hewan dengan nama latin Cervus timorensis ini, baru saja menempuh perjalanan 4 jam, dari Wana Wisata yang berada di wilayah KPH Maliran, Blitar, Jawa Timur. Kedatangan satwa yang terdiri dari 4 ekor betina dan 2 jantan tersebut, merupakan bagian dari program pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Pertamina EP asset 4, field Cepu. Kolaborasi kerjasama Pertamina EP dan Perhutani KPH Parengan, ditandai kesepakatan bersama kedua instansi tersebut pada 7 Oktober 2013, di Bojonegoro.
6
Asset 2:
Surat komitmen bersama itu, ditandatangani Administratur KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono juga Field Manager Asset 4 Pertamina EP, Wresniwiro. Program penangkaran Rusa Jawa tersebut didahului kerjasama penelitian yang melibatkan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan UGM, hewan yang cocok untuk dilakukan penangkaran di wilayah asset 4 adalah Rusa Jawa. Hutan jati adalah habitat utama Rusa Jawa. Menurut Lelin Eprianto, VP HSSE Pertamina EP, Rusa Jawa dipilih, karena satwa ini masuk dalam kategori satwa yang terancam punah. Hal tersebut berdasarkan UU nomor 5 tahun 1990, tentang konservasi sumber daya alam hayati
OPERATIONAL EXCELLENCE UNTUK PENDOPO
dan ekosistemnya, PP nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, SK Menteri Pertanian nomor 362 Kpts tahun 1990 juga International Union for Conservation of Nature (IUCN), red list categories criteria. Pada masa lalu, Rusa Jawa banyak ditemui di hutan jati Jawa Timur. Namun kini, sudah tidak mudah lagi menemui Rusa Jawa di hutan jati, statusnya pun menjadi salah satu satwa yang terancam punah. Karena itu sebelum memutuskan memindahkan 6 ekor Rusa Jawa tersebut, pakar dari UGM terlebih dahulu meneliti kelayakan habitat baru bagi penangkaran Rusa Jawa tersebut, termasuk juga kesiapan tanaman yang menjadi sumber pakan rusa, air juga perlindungan dan keamanan satwa. Menurut Lelin Eprianto, keanekagaraman hayati, adalah salah satu dari 9 poin dari aspek penilaian dalam program proper yang diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Sejauh ini, dari 26 lapangan milik Pertamina yang ikut dalam program proper, semuanya sudah sesuai dengan
14
Lintas:
ketentuan, ditandai dengan proper biru yang didapatkan. Beberapa lainnya sudah lebih baik dengan memperoleh proper hijau. Bahkan beberapa lapangan milik Pertamina EP, diusulkan untuk mendapatkan emas. Artinya apa yang dilakukan Pertamina sudah lebih dari ketentuan, beyond compliance. Bahkan menurutnya, jika ada penghargaan yang melebihi emas, Pertamina EP pun akan mengejar kepada target yang tertinggi tersebut. “Tapi ini (proper) hanya bonus saja. Karena intinya, kita punya komitmen yang kuat untuk peduli terhadap lingkungan dan keanekragaman hayati,” ucapnya. Komitmen tersebut menurutnya sudah tertanam dan tertancap kuat dalam diri semua insan pertamina. Bahwa dalam aktivitas usaha yang dilakukan, ada yang terganggu bahkan tersingkir. Karena itu mereka akan menjaga agar habitat yang tersingkir tersebut dilestarikan, sehingga aktivitas usaha yang dilakukan bisa berjalan beriringan dengan lingkungan dan habitat sekitar. Industri berjalan, habitat tetap terjaga.
BERSAHABAT DENGAN ALAM
2
Ed is i Nomor 5
JEJAK
TAHU N II
Mulai Dilirik Perusahaan World Class
Biaya untuk energi angin di negara-negara berkembang menurut data UNDP tahun 2004
10 c/kWh
SOLAR THERMAL
8 c/kWh
ENERGI ANGIN
GEOTHERMAL/PLTA
34 c/kWh
W IN D _FA RMS - TH E L IN C O L N ITE .C O .U K
B
eberapa perusahaan minyak dan gas dunia juga sudah mulai melirik dan masuk ke energi angin. British Petroleum (BP) sudah memiliki kapasitas terinstal sebesar 1300 MW di Amerika dan akan meningkatkan hingga 4000 MW. Statoil juga sudah memiliki beberapa ladang atau konsesi untuk pengembangan wind farm di Norwegia. Exxon Mobile juga tidak ketinggalan dan mulai melirik bisnis energi angin ini. dan telah menyiapkan visi pengembangan energi terbarukan termasuk angin sampai dengan tahun 2030. Perusahaan minyak dan gas kebangaan Indonesia, Pertamina juga sudah menyiapkan berbagai studi dan perencanaan untuk masuk ke berbagai sumber energi non minyak dan gas bumi, termasuk energi angin. Pertamina telah memiliki Nota Kesepahaman dengan Balitbang ESDM, ditandatangani Direktur Hulu Pertamina dan Kepala Badan Litbang ESDM pada 17September 2010 untuk melakukan kajian potensi, teknis, komersial dan legal dalam pengembangan EBT. Sebagai implementasi dari Nota Kesepahaman tersebut, dilakukan Studi Kelayakan Potensi dan Komersialisasi Energi Angin di Indonesia. Studi ini akan dilakukan di 3 tempat yang diduga memiliki potensi yang bagus untuk pengembangan Energi Angin. Selain bekerjasama dengan Balitbang ESDM Pertamina juga menjalin kerjasama Program Studi Prodi Meteorologi ITB. Hasil dari studi ini nantinya akan menjadi pertimbangan pengembangan lebih lanjut energi angin khususnya sebagai diversifikasi Pertamina dalam bisnis energi. Selain dengan kedua institusi tersebut Pertamina juga sedang menjajaki kerjasama dengan industri yang sudah mapan di dunia baik untuk user mau pun provider wind power. Jika mengacu pada data yang dikeluarkan UNDP, biaya untuk energi angin di negara-negara berkembang pada tahun 2004 sebesar 8 c/ kWh, biaya ini lebih murah apabila dibandingkan dengan geothermal maupun PLTA yang berada pada kisaran 10 c/kWh. Apalagi jika dibandingkan dengan listrik dari solar thermal yang mencapai kisaran 34 c/kWh. Tak mengherankan jika perusahaan-perusahan migas mulai mengembangkan lebih serius.
Menunggu Angin Menghembus Cahaya Potensi angin sebagai sumber energi di Indonesia cukup besar. Pemanfaatan belum optimal. Masih sebatas proyek uji coba.
P
emanfaatan energi angin sebagai pembangkit listrik mulai berkembang sejak tahun 1970. Namun jauh sebelum itu, angin juga sudah banyak dimanfaatkan. Sejak tahun 5000 SM, angin dimanfaatkan untuk menggerakan baling-baling perahu di kawasan sungai Nil. Pada 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi angin untuk memompa air. Ada pula yang menggunakan untuk menggiling biji-bijian, pengolahan makanan sampai kemudian berkembang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Ketika terjadi krisis minyak pada 1970, pemanfaatan berbagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi pun terus dilakukan. Salah satunya energi angin. Kesadaran penggunaan sumber energi yang bersih makin meningkat pada dekade 80-an, ketika muncul kesadaran bersama masyarakat dunia akan bahaya dari gas rumah kaca dan perubahan iklim. Sumber-sumber energi yang menjadi pemicu gas rumah kaca semakin dikurangi. Setelah itu, sumbersumber energi yang dianggap bersih dan ramah lingkungan mulai marak dipergunakan dalam skala yang lebih besar. Termasuk energi angin. Sejak tahun 2000, pertumbuhan kapasitas energi angin terinstal setiap tahun mencapai 30 persen. Di 2008, terdapat penambahan kapasitas terinstal sebesar 27 GW
di lebih dari 50 negara dunia. Penambahan ini menjadikan kapasitas terinstal baik onshore maupun offshore menjadi 127 GW di seluruh dunia. Pada tahun 2008, seperti dilansir dari International Energy Agency (IEA 2009), energi angin telah menyumbang 20 persen tenaga listrik di Denmark, lebih dari 11 persen di Spanyol dan Portugal, 9 persen di Irlandia dan hampir 7 persen di Jerman, sedangkan untuk Amerika Serikat mencapai 2 persen. Untuk kawasan Asia, Cina merupakan negara dengan kapasitas instal terbesar pada 2010 mencapai 42 GW. Diikuti India sebesar 13 GW. Jepang sebesar 1,9 GW, Taiwan 358 MW dan Korea Selatan 236 MW. Di Asia Tenggara, Filipina sudah memiliki kapasitas terpasang 25 MW. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Data yang dilansir Kementrian ESDM, potensi energi angin di Indonesia mencapai 9.29 GW. Dengan kapasitas terpasang baru 0.0006 GW. Tidak hanya energi angin, mayoritas energi terbarukan belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan Energi Nasional Dalam aturan tersebut termaktub bahwa bauran energi primer untuk energi baru dan terbarukan sebesar 17 per-
sen pada 2025. Dalam kebijakan Perpres, penggunaan 17 persen energi terbarukan terdiri dari 5 persen biofuel, panas bumi 5 persen biomassa, nuklir, air, surya dan angin 5 persen serta batu bara yang dicairkan 2 persen. Sementara mayoritas sumber energi berasal dari batu bara 33 persen, gas bumi 30 persen dan minyak bumi 20 persen. Untuk menyokong Perpres tersebut, kementrian teknis, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) juga telah mengeluarkan visi EBT 25/25, dimana pada 2025, pemanfaatan energi terbarukan akan memiliki porsi 25 persen. Sejak akhir 2006, berbagai penelitian terkait potensi angin di Indonesia sebagai sumber energi terus dilakukan. Hasilnya cukup menggembirakan untuk pemanfaatan angin sebagai sumber energi. Penelitian dan pemetaan yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada 120 lokasi menunjukan beberapa wilayah di Indonesia memiliki kecepatan angin di atas 5 m/detik. Daerah tersebut misalkan Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa. Pemetaan yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga menunjukan bahwa dari 160 titik yang memiliki potensi, terdapat sekitar 35-40 titik yang
memiliki potensi kecepatan rerata 5 meter per detik. Pemanfaatan energi angin di Indonesia terbilang lambat. Sampai saat ini, dari kapasitas terpasang tersebut baru sebatas uji coba penelitian dan pengembangan dan belum masuk ke skala komersial. Padahal, ditargetkan pada 2025 atau 2030, kapasitas energi angin terpasang di Indonesia ditargetkan sekitar 174 GW atau setara 0,01 persen dari total bauran energi nasional. Sejak 2007 misalnya, sudah mulai dilakukan pemasangan kincir angin dengan kapasitas 80 kilowatt. Beberapa lokasi yang sudah terpasang misalnya di Sulawesi Utara, Nusa Penida, Bangka, Bantaeng dan Pantai Selatan Jawa dan NTT. Namun kesemuanya masih dalam skala ujicoba. Kendala yang dihadapi, selain soal teknologi turbin yang masih terbilang tinggi kemudian juga masih belum adanya dukungan pendanaan baik dari dalam maupun luar negeri. Secara teknis, karakteristik angin yang tidak konsisten dan fluktuatif juga menjadi kendala. Sebab keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin. Karena itu, studi potensi angin sepanjang tahun pada lokasi yang memiliki potensi mutlak diperlukan, sebelum memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin. Selain soal kendala di atas, belum ada beleid yang secara khusus mengatur soal energi angin di Indonesia. Kendala ini juga yang dihadapi oleh beberapa sumber energi baru dan terbarukan lainnya, seperti energi gelombang, juga surya.
Edi si N o m o r 5 TA H U N I I
EDITORIAL
Surat Pembaca Pengelolaan Lapangan Tua Kerjasama yang dilakukan oleh Pertamina EP asset 4 field Cepu yang menggandeng Koperasi Unit desa (KUD) Sumber pangan Lapangan Kawengan, Wonocolo, Kedewan, Bojonegoro, Jawa T i m u r, m e r u p a k a n s e buah kabar yang cukup menggembirakan. Apalagi, KUD Sumber Pangan memiliki 5 sumur yang bisa menghasilkan rerata 300 barel minyak per hari. Pengelolaan sumur tua memang sudah diatur melalui ketentuan yang termaktub dalam Peraturan menteri nomor 1 ESDM tahun 2008. Diharapkan, dari kerjasama ini, bsia meningkatkan produksi sumur-sumur tua tersebut sekaligus juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Hanya saja, yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari kerjasama ini adalah pada tradisi kerja kedua instansi yang bekerjasama. Satu sisi, sebagai perusahaan nasional yang ingin naik level menjadi perusahaan kelas dunia, aspek-aspek keselamatan kerja dan perhatian terhadap lingkungan, menjadi poin utama yang tidak kalah pentingnya dengan peningkatan produksi itu sendiri. Sementara di sisi lain, KUD, mungkin saja terbiasa dalam tradisi kerja yang mungkin kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga kerjasama ini seolah-olah berhadapan 2 tradisi kerja yang berbeda. Kenyataan ini yang harus menjadi perhatian penuh dari pihak Pertamina EP Asset 4. Namun melihat sikap dari KUD Sumber pangan yang siap menerima masukan yang bermanfaat sehingga hal-hal
3
Tumbuh Bersama Lingkungan yang tidak diinginkan tidak terjadi juga menjadi sebuah sinyal yang baik. Pertamina EP dalam posisi ini, memiliki tugas untuk bisa memberi contoh, memperlihatkan sebuah tradisi kerja yang baik dan benar. Dalam lingkup yang lebih luas, apa yang dilakukan oleh Pertamina ini membuktikan bagian dari tanggungjawab perusahaan, terhadap kondisi soail kemasyarakatan. Karena ketika proses transformasi kerja yang baik dan benar dari Pertamina EP dapat tersalurkan dengan baik, maka ini akan menjadi model dalam proses kerjasama dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumur-sumur tua. Dengan pendekatan ini, masyarakat atau koperasi yang memiliki sumur-sumur minyak tua, menyadari bahwa kegiatan pengusahaan minyak bumi, tidak semudah seperti yang selama ini mereka
kira dan lakukan. Sekecil apapun kegiatan pengambilan minyak pasti akan berdampak. Maka setiap dampak yang terjadi harus diminimalisir sehingga tidak memberi efek yang lebih besar. Ini adalah tanggung jawab yang besar dan mulia yang dilakukan oleh Pertamina EP. Lebih dari sekadar mengejar peningkatan produksi minyak. Semoga kerjasama seperti ini bisa memberi manfaat bagi kedua belah pihak. Dan tidak salah juga jika Energesia PEP, bisa memberikan liputan mengenai kisah sukses bagaimana kerjasama yang terjalin antara Pertamina EP dan Koperasi atau perorangan, sehingga kegiatan pengusahaan minyak yang dilakukan lebih baik dan memberi manfaat yang lebih besar dari sebelumnya. M. Hamdani Cepu- Jawa Tengah
P
erusahaan yang baik adalah perusahaan yang menjadikan lingkungan hi dup dan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional mereka. Pertumbuhan perusahaan tidak bernilai apa-apa, jika lingkungan dan sosial sekitarnya terabaikan. Komitmen terhadap lingkungan dan sosial inilah yang dipegang teguh oleh Pertamina EP. Tidak hanya di jajaran manajemen, tetapi bagi seluruh insan Pertamina. Komitmen ini ditunjukan Pertamina EP dalam setiap aktivitas usaha yang dilakukan maupun berbagai program sosial kemasyarakatan yang dilakukan, baik program CSR maupun program-program lainnya. Untuk melengkapi kegiatan operasional misalnya, dokumen pengelolaan lingkungan sesuai yang dipersyaratkan pasti akan dipenuhi terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan operasional. Dalam menjalankan usaha, aspek kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi prioritas utama. Dalam kegiatan operasional juga, Pertamina EP menyadari bahwa emisi karbon adalah dampak dari operasional yang dilakukan. Berbagai upaya pengurangan emisi karbon dilakukan. Mulai program penanaman 100 juta pohon yang dicanangkan induk perusahaan kemudian dilaksanakan dengan pencanangan penanaman 1000 pohon utuk setiap sumur bor. Program untuk mendukung kegiatan ramah lingkungan lainnya misalnya, kampenya hemat energi, kemudian pemakaian refrigerant Non-CFC melalui refrigerant Hidrokarbon Musicool, menjadi produk unggulan Pertamina yang mengedepankan aspek ramah lingkungan dan tidak mengandung CFC. Pengurangan gas suar sampai tidak ada gas yang dibakar. Ada pula penggunaan lampu surya untuk menghemat bahan bakar, pipanisasi pengiriman minyak untuk mengurangi pemakian truk tangki, lalu ada pula pemanfaatan CO2 dalam kegiatan operasional serta ada pula injeksi air terproduksi pada lapangan yang sudah memasuki fase lapangan tua. Dari kegiatan CSR lingkungan, dikenal dengan nama green planet ada pula coastal clean up green and clean sampai green festival serta kegiatan sumur biopori. Semua dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Dari sisi koservasi keanekaragaman hayati, Pertamina EP juga sudah terbukti melakukan konservasi terhadap beberapa flora dan fauna endemik yang terbilang langka. Mulai dari Orang Utan, burung Maleo, Buaya hingga yang terbaru Rusa Jawa. Komitmen ini, tidak hanya karena mengejar poin dan ketentuan yang termaktub dalam kriteria penghargaan proper, tetapi sudah menjadi komitmen bersama Pertamina dan seluruh anak usahanya. Sebagai perusahaan nasional, apa yang dilakukan Pertamina tidak hanya menunjukan kepedulian terhadap masyarakat sekitar wilayah operasi tetapi juga kepedulian terhadap Indonesia. Pertamina dan lingkungan adalah bagian yang tidak terpisahkan. Tumbuh dan berkembang bersama. Pada edisi ENERGIA PEP kali ini, berbagai kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan unit-unit PEP menjadi sorotan, dengan fokus utama pada penangkaran Rusa Jawa yang dilakukan di Asset 4 Field Cepu. Selamat membaca!
PEMIMPIN REDAKSI: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / REDAKTUR PELAKSANA: Pandji Galih Anoraga / REDAKSI: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong. ALAMAT REDAKSI: Menara Standart Chartered Lantai 21 – 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan. Email:
[email protected]
4
Ed is i Nomor 5
ASSET 1
TAHU N II
Hatimu Adalah Nasibmu
P
Filosofi “Hatimu adalah Nasibmu” adalah apabila hati kita sendiri mau mengubah dengan penuh keyakinan niscaya nasib kita juga akan berubah.
elatihan Resolution Day dengan tema “Think Aggressive Do More“ diadakan Field Rantau di Mess Jeumpa Field Rantau, pada 24 Maret sampai 29 Maret 2014. Kegiatan yang diikuti seluruh pekerja Field Rantau dan Pangkalan hasil kerja sama Asset 1 Human Resources. Kegiatan ini dibagi atas tiga batch serta batch tambahan diperuntukkan untuk ibu-ibu dan keluarga Field Rantau dan Field Pangkalan Susu. Asset 1 Human Resources Manager Adlun Al Ahkaam mengakui bahwa Think Aggressive Do More ini merupakan harapan Management PT Pertamina EP yang digagas untuk meningkatkan motivasi dan pola pikir yang lebih baik bagi segenap pekerja Asset-1. Motivator DR. Ir. H. Haikal Hassan, MBA menegaskan perlunya rasa cinta kebangsaan, sebagai insan perminyakan yang bekerja di Pertamina. Pekerja di lingkungan Field Rantau diharapkan mampu meningkatkan motivasi, kemauan dan kemampuan melalui kegiatan yang positif dengan dilandasi niat yang baik, serta bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Filosofi “Hatimu adalah Nasibmu” adalah apabila hati kita sendiri mau mengubah dengan penuh keyakinan niscaya nasib kita juga akan berubah. Rantau Field Manager Agus Amperianto mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi peserta sehingga momen ini berlangsung cukup baik dan sesuai jadwal. Kegiatan yang digagas manajemen Asset-1 ini merupakan aplikasi konsep untuk membangun komunikasi dalam rangka konsolidasi perubahan pola pikir dan tindakan antara sesama pekerja PT Pertamina EP di Field Rantau.“Perubahan itu harus dilakukan dan diawali dari pada diri kita sendiri, karena jika kita ikhlas mengubah sikap, maka kita bukan hanya memandang hidup ini secara berbeda, tetapi hidup itu sendiri akan menjadi beda”, ujar Agus.
DOK . F IE L D PA N G K A L A N S U S U
Haikal Hassan saat memberikan pelatihan di Pertamina Learning Centre.
Tajak Sumur Benggala 02. Field Pangkalan Susu memulai tajak sumur Benggala 02 Kamis (9/5). Kegiatan pengeboran akan berlangsung selama 122 hari dengan melibatkan 150 pekerja bor dengan kedalaman 3.100 meter. Pengeboran sumur Benggala 02 diharapkan bisa meneruskan kesuksesan sumur Benggala 01 yang sudah menghasilkan gas sebesar 4,5 – 5 MMSCFD. Dengan keberhasilan tersebut, Pangkalan Susu yang sebelumnya nyaris dilupakan karena produksinya kecil mulai menggeliat.
Resolution Day Untuk mengejar target produksi Asset 1 tak hanya membenahi faktor-faktor teknis. Motivasi pekerja terus dijaga dan dibangkitkan dengan pelatihan Resolution Day. Membangkitkan Nilai Spriritual menjadi daya ledak dalam bertindak
G
elarnya berderet DR. Ir. H. Haikal Hassan, MBA. Pria ini kini berada di jajaran terdepan motivator Indonesia. Sudah ratusan ribu orang yang mengikuti kelasnya. Tersebar tak hanya di seantero Indonesia, juga di Malaysia dan Singapura. Buku yang ditulisnya diburu berbagai kalangan. Setiap berceramah, Haikal Hassan bisa membangkitkan nilai-nilai spiritual di sanubari terdalam para peserta, dan menjadikannya sebagai daya ledak dalam bertindak Pada 5 Mei lalu, sang motivator hadir di Ruang Fastron, Pertamina Learning Centre. Berbagi cerita dan pengalaman kepada 20 pekerja Asset 1 yang sedang mengikuti pelatihan yang mengusung tema ‘Think Aggressive Do More’. Training resolution yang berlangsung selama delapan hari itu, selain refreshing, juga membangun kembali motivasi para
pekerja dalam menjalani rutinitasnya dalam bekerja, dan menghadapi tantangan produksi yang targetnya kian tinggi. Think Aggressive tidak lain suatu semangat untuk bekerja cerdas, ikhlas dan mampu berpikir ‘TOTB’/ Thinking Out Of The Box. Sedangkan Do More adalah semangat kerja tanpa lelah dengan meng-aktif-kan Move-On, Visi-On, Acti-On, PassiOn dan Collaborati-On. Tak hanya di Jakarta Resolution Day juga di adakan di Lapangan-lapangan di lingkungan Asset 1 (lihat boks). Manajer Legal & Relations Asset 1 PT Pertamina EP, Ahmad Zahruddin mengatakan ”pelatihan ini akan membuat semangat para pekerja kembali ke titik puncak, sehingga motivasi dalam bekerja tumbuh maksimal. Dengan bekerja optimal, hasilnya pun bisa maksimal. Pelatihan ini untuk meningkat motivasi pekerja se-
hingga produksi Asset 1 bisa mencapai target. Dari target 18.000 BOPD, saat ini Asset 1 PT Pertamina EP baru menghasilkan kurang lebih 17.000 BOPD dari lima lapangan masing-masing Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba. Haikal Hassan pun meyakini bahwa target Pertamina EP saat ini dapat dilampaui, Menurutnya potensi cadangan migas di Indonesia masih sangatlah besar, namun Pertamina EP belum maksimal dalam mengelolanya. “Saya sangat yakin Pertamina EP dapat melampaui target Produksinya, khususnya Asset 1, sekarang hanya bagaimana kita dapat membangun motivasi pekerja dalam memenuhi target produksi ini,” ujarnya. Jika motivasi sudah terbangun, perkataan dan pemikiran akan sejalan yang akan berpengaruh pada tindakan. “Tindakan itu jika dilakukan berulangkali akan menjadi kebiasaan,” Haikal menegaskan. Keyakinan untuk dapat memenuhi target produksi, menurut Haikal haruslah ditumbuhkan sedalam mungkin dalam sanubari setiap pegawai di Asset 1. (Endang Supriatna)
Edi si N o m o r 5
ASSET 1
TA H U N I I
5
KILAS
D O K . F IE L D L IRIK
Komitmen Mengembangkan Pendidikan di Wilayah Operasi
Masyarakat bisa menikmati wisata alam di Kawasan Terpadu Program Pemberdayaan Masyarakat Pertamina, Field Lirik. Kawasan ini juga dilengkapi tempat pelatihan perikanan, olahraga, dan perdagangan.
Melirik Kawasan CSR Terpadu Lirik
P
T Pertamina EP Asset 1 Field Lirik kembali menunjukkan komitmen pada pemberda yaan masyarakat. Pada tengah Juni 2014 telah dilaunching Kawasan CSR Pertamina Terpadu-Program Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP). Kawasan Tersebut mecakup wisata alam, program perikanan untuk 17 desa se-Kecamatan Lirik (34 orang kelompok), olahraga dan perdagangan. Di kawasan perdagangan, dinjual produk-produk binaan CSR Pertamina dan penjualan produk masyarakat umum lainnya.
Wisata alam dibangun untuk menekan laju penipisan lapisan ozon. Di lokasi ini ada ribuan pohon antara laintrembesi, bintaro,sungkai, pohon mahoni, dan lainnya. Selain itu juga ada buah langka khas Pekan baru dengan nama buah Derendan. Tidak hanya itu, Di 2015 akan dilakukan program untuk melestarikan satwa langka di daerah wisata alam ini. Tempat wisata alam ini juga dijadikan sebagai tempat edukasi mencintai lingkungan untuk masyarakat mulai dari tingkat TK, SD, SMA dan masyarakat umum lainnya. Di wilayah sekitar wisata alam terdapat galeri
CSR Pertamina Lirik yang menampilkan proses operasi perusahaan dan hasil-hasil produk CSR Pertamina. Selain itu terdapat kolam ikan yang dibuat dalam bentuk keramba untuk masyarakat di 17 desa se-Kecamatan Lirik. Lokasi kawasan CSR Pertamina Terpadu-PPMP ini sangat strategis dimana terletak di pinggir jalan Lintas Timur Sumatera, sehingga masyarakat dari mana pun baik di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi yang akan melewati kawasan CSR Pertamina tersebut dapat mampir untuk menikmatinya.
Alkes Untuk Permata Muba
I
bu-ibu hami di Tanjung Kerang, Musi Banyuasin sumringah. Mereka tak perlu jauh-jauh kalau ingin memeriksakan kandungannya. “Dengan adanya alat USG ini sangat berguna bagi ibu-ibu hamil yang ingin memeriksakan kandungannya, tidak perlu bepergian jauh-jauh lagi,” ujar Ruslan, seorang pegawai yang bekerja di Puskesmas Tanjung Kerang. Sebagai bentuk kepedulian PT Pertamina EP Asset 1 Field Ramba terhadap kesehatan masyarakat di sekitar wilayah operasi, telah diberikan bantuan CSR peralatan kesehatan kepada beberapa Pustu, Poskesdes, serta Puskesmas Tanjung Kerang yang berada di Kecamatan Babat Supat. Serah terima bantuan ini secara langsung dilaksanakan di Puskesmas Tanjung Kerang (20/5). Acara dihadiri oleh Bustanul Fikri se-
laku Ramba Field Manager dan pekerja Field Ramba lainnya. Turut hadir memenuhi undangan acara, perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin, Sekretaris Camat Babat Supat, Kepala Puskesmas beserta pegawai Puskesmas Tanjung Kerang, dan Kepala Desa Tanjung Kerang. Dalam sambutannya, Bustanul Fikri berharap agar program CSR ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama masyarakat sekitar, khususnya mengajak masyarakat untuk sehat bersama. Acara serah terima 27 jenis bantuan peralatan kesehatan tersebut diberikan secara simbolis oleh Bustanul Fikri kepada Kepala Puskesmas Tanjung Kerang Dr. Auli Ramdhani,
perwakilan Pustu dan Poskesdes. Selain penyerahan secara simbolis juga dilakukan sesi pengguntingan pita sebagai bentuk peresmian serah terima bantuan peralatan kesehatan di depan ruangan Poliklinik Gigi dan KIA (Kesehatan Ibu & Anak) yang didalamnya sudah tersedia satu buah kursi gigi lengkap dengan bor dan scaler serta alat USG 2 dimensi, pemberian dari Pertamina EP Field Ramba sebagai realisasi program CSR. “Saya sangat berterima kasih kepada Pertamina EP Field Ramba atas proram CSR yang turut mewujudkan visi “Permata Muba 2017”. Harapan kedepannya untuk program CSR dapat berlanjut di bidang-bidang lainnya, baik di bidang pendidikan, lingkungan, maupun ekonomi masyarakat,” terang Rosihan, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin.
PANGKALAN SUSU – Menyadari kebutuhan dunia pendidikan yang sangat dekat dengan pemanfaatan teknologi, PT Pertamina EP Asset 1 Field Pangkalan Susu lewat kegiatan CSR membagi seperangkat komputer untuk beberapa sekolah. Sekolah yang menjadi sasaran kegiatan CSR ini tersebar di 4 desa mulai dari Desa Teluk Meku, Sekurai Selatan, Lubuk Kertang dan Pulau Sembilan, Selasa (13/5) di kantor Desa Teluk Meku. Ada 20 komputer yang diserahkan secara simbolis oleh Perusahaan disaksikan Camat Babalan Faizal Rizal Matondang, Kepala UPTD P&P Kecamatan Babalan, para kepala desa kepada para kepala sekolah penerima bantuan dan tokoh masyarakat. PT Pertamina EP menyatakan komitmennya untuk mengembangkan dunia bidang pendidikan di wilayah operasinya. Banyak program dalam bidang pendidikan lainnya yang ditawarkan seperti pemberian beasiswa, Sekolah Adiwiyata, perpustakaan Pertamina, namun bantuan komputer ini diharapkan dapat mendekatkan para siswa serta pengajar untuk lebih terampil dan aktif dalam menggali informasi melalui pemanfaatan teknologi.
Tajak Sumur Mangunjaya RAMBA- Pertamina EP Asset 1 Field Ramba gelar syukuran tajak sumur Mangunjaya AA-10 di desa Beruge Kecamatan Babat Toman (21/05). Acara tersebut dihadiri unsur pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat di desa Beruge. “Field Ramba menargetkan pada tahun 2014 ini dapat mencapai 7.119 BOPD dan tajak sumur ini adalah salah satu upaya dalam mempercepat pencapaian itu” ungkap Safril Syarif selaku Asman WO/WS. Penajakan yang rencananya berlangsung selama 16 hari tersebut ,menggunakan Rig PDSI Nt-45 berkekuatan 550 HP. “Untuk kegiatan rencananya 10 hari untuk pengeboran dan sisanya untuk tes produksi, dengan target yang diharapkan mencapai 60-70 Bopd,” ujar Yoyok Sukaryo selaku Company Man usai kegiatan syukuran dan penyerahan santunan bagi siswa kurang mampu di lokasi MJ AA-10. Sementara itu, Manajer Field Ramba Bustanul Fikri melalui Asman Legal & Relation Yuniawan H menjelaskan bahwa direncanakan akan ada tiga pengeboran dalam tahun 2014 ini. “Untuk tahun ini, setelah sumur MJ AA10 akan berlanjut ke sumur MJ AA-3 dan sumur BN AA-16 di wilayah Bentayan. Kita harapkan dukungan dan doanya dari segenap masyarakat agar target pengeboran dapat tercapai,” pungkasnya.
Tajak Sumur EOR Rantau RANTAU - Field Rantau melakukan penajakan Sumur R-165TW di Lokasi R-165TW Desa Alur Cucur, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, sekitar 9 km arah timur Kota Kuala Simpang, dan kegiatan tersebut merupakan penajakan RK (Rencana Kerja) tahun 2014 (5/5). Lokasi R-165TW ini ditajak dengan menggunakan Rig Skytop milik PDSI (Pertamina Drilling Service Indonesia) berkapasitas 450 HP hingga mencapai kedalaman akhir 834 mTVD (meter True Vertical Deep) dari lantai bor, dengan jangka waktu pelaksanaan selama 27 hari kerja operasi. Tujuan dari pengeboran ini adalah sebagai sumur injektor (water flood) EOR Struktur Rantau khususnya pada lapisan Z.600, kemudian Sumur R-165TW ini nantinya menjadi sumur P – 444. ”Kegiatan pengeboran R-165TW ini merupakan salah satu upaya PERTAMINA EP untuk terus meningkatkan produksi secara organik dengan sejumlah inovasi, sehingga dukungan dari para pemangku kepentingan diperlukan sebagai bentuk kerjasama simetris yang menguntungkan bangsa Indonesia ke depan,” pungkas Agus Amperianto mengakhiri sambutannya.
Ed is i Nomor 5
ASSET 2
TAHU N II
D O K . F IE L D P E N D O P O
6
Field Pendopo melakukan Self Assesment terhadap lokasi SP/SPG/SKG di Area Pendopo.
Operational Excellence Untuk Pendopo SPG Musi Barat, meraih peringkat pertama Operational Excellence untuk tingkat Pertamina EP. membangun karakter kerja sesuai fundamental keselamatan kerja. Peningkatan produksi tak boleh mengorbankan safety.
F
ield Pendopo menuai sukses. Lewat SPG Musi Barat, salah satu lapangan di Pertamina EP Asset 2 itu meraih peringkat pertama Operational Excellence untuk tingkat Pertamina EP. Untuk mencapai predikat tersebut, Field Pendopo telah melakukan Self Assesment terhadap lokasi SP/ SPG/SKG di Area Pendopo pada September 2013 lalu, kemudian
hasilnya dilaporkan ke Pertamina EP Pusat. Selanjutnya Pertamina EP Pusat mengirimkan tim penilai yang didampingi Koordinator Agent Of Change, Sigid Setiawan dan Leader Project, Wangsit KS pada saat proses penilaian. Saat penilaian,try out SPG Musi Barat memperoleh nilai 3,47, kemudian awal 2014 kembali dilakukan Assesment oleh tim penilai pusat,
sesuai SK Direktur SPG Musi Barat memperoleh nilai 3,81. Leader project SPG Musi Barat Wangsit SK menjelaskan pembenahan dan perbaikan yang dilakukan kurang lebih satu tahun terakhir ini merupakan pembenahan dari segi fisik, dokumentasi, administrasi, prosedural operasi.“Dan yang terpenting adalah membangun karakter kerja sesuai fundamental keselamatan kerja,” katanya.
DOK . FI EL D PEN DOPO
Membangunkan Jirak dari Mati Suri
Pendopo Field Manager, Ekariza menyampaikan materi kegiatan hulu migas.
U
ntuk menambah produksi, Field Pendopo akan membangunkan sumursumur tua yang selama ini mati suri. Salah satunya, yang menjadi prioritas adalah membuka sumursumur di Strukltur Jirak. Selama ini, yang jadi backbone produksi Field Pendopo adalah struktur Musi Barat.
Field Manager Pendopo pun mulai bergelirya mensosialisasikan rencana tersebut kepada berbagai elemen masyarakat, khususnya di kawasan Jirak seperti Kamis (24/4) lalu dengan melakukan aktivitas “Pertamina Mengajar” di Gedung Serbaguna Desa Jirak. Dalam kegiatan itu, Field Pen-
dopo memberikan pemahaman kepada siswa-siswi dari SMA 2 Sungai Keruh Jirak dan SMA Muhammadiah Jirak terkait kegiatan di bidang hulu yang dilakukan oleh Pertamina EP. Turut hadir para perangkat Desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berdomisili di
Meski demikian, Wangsit tetap berharap SPG Musi Barat dapat mencapai target skala 4,00 dan mempertahankan serta meningkatkan bukan hanya prestasi tetapi budaya selamat sesuai aspek HSSE agar tidak terjadi lagi accident. Sebagai pihak yang ikut berperan dalam keberhasilan ini, Koordinator Agent Of Change, Sigid Setiawan juga berharap semua antar lini baik vertikal maupun horizontal bekerja sama dan memiliki visi yang sama sehingga dapat menghasilkan apa yang diinginkan, hasil yang didapat sekarang bukan merupakan akhir dari tujuan namun masih bisa ditingkatkan lagi ke depannya. Operational Excellence adalah suatu manajemen sistem terpadu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan.Tiap Field mencalonkan minimal satu lokasi untuk dinilai dan diperlombakan antar Field. Penilaian yang dilakukan bukan hanya satu hari pada saat penilaian namun dilihat berdasarkan konsistensi selama 3-4 bulan terakhir.Verifikasi Operational Excellence mencakup 7 fundamental keselamatan operasi terpadu dimulai dari Kontrol Masuk, SIKA, APD, JSA, LOTO, MSDS, dan housekeeping. Nilai maksimal penilaian ini 5,00 dapat diperoleh apabilalokasi SP/SPG/SKG dapat memenuhi 7 fundamental keselamatan kerja secara baik dan dapat konsisten selama 2 tahun. Field Manager Pendopo, Ekariza mengungkapkan rasa bangga atas kesuksesan dan keberhasilan yang dicapai. “Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerjasama semua fungsi, saya berharap hal tersebut agar dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan yang kemudian akan diikuti oleh SP/SKG lainnya guna untuk Operational Excellence menuju World Class” jelas Ekariza. Ekariza menempatkan safety sebagai standard tertinggi operasi. “ Fatality harus tetap nol, tak ada artinya peningkatan produksi jika ha-
Kecamatan Sungai Keruh. Ekariza menyampaikan tentang kegiatan pengeboran yang dilakukan di struktur Jirak yang meliputi beberapa desa di Kecamatan Sungai Keruh, antara Desa Rejosari, Jerambah Gantung dan Jirak. Struktur ini memiliki potensi sumber daya minyak dan gas besar sehingga diharapkan dapat menambah pendapatan anggaran daerah. Disampaikan juga ada wacana bahwa pendapatan anggaran daerah tidak hanya akan sampai pada tingkat kabupaten tetapi juga tingkat desa. “Oleh karena itu kami meminta agar masyarakat desa dapat bekerja sama dalam kegiatan yang dilakukan perusahaan karena mereka juga akan bisa menikmati hasilnya,” harap Ekariza. Sementara itu, Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sungai Keruh, Ermawan memberikan apreasiasi pada Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field atas pemberian dukungan di bidang pendidikan. Harapannya agar Pertamina EP Pendopo Field lebih sering memberi bantuan baik yang bersifat fisik atau non fisik. Hadir pula Camat Sungai Keruh, Alam Sabit,Kapolsek Sungai Keruh,
rus mengorbankan safety,” tukas Eka. Berdasarkan RKAP 2014, Field Pendopo ditargetkan memproduksi minyak minimal 2.005 Barrel Oil Per Day (BOPD). Namun Ekariza meletakkan sasarannya diatas 2.100 BOPD. Sedangkan target produksi gas naik menjadi 252 mmscfd. SPG Musi Barat merupakan salah satu penyumbang profit terbesar Pertamina EP, apabila digabung dengan Musi Timur dan Betung mencapai 280 MMSCF. Setelah SPG Musi Barat, Ekariza berteka menularkan Operational Excellence, ke struktur lain yang menjadi teritori Field Pendopo, seperti Musi Timur, Betung dan Sopa. Ia yakin operational excellence akan berimplikasi pada produksi yang excellent pula. Di bawah kepemimpinan Ekariza yang baru menjabat FM sejak Oktober 2013, produksi Field Pendopo merambat naik. Pada Triwulan Pertama 2014, Pendopo termasuk Field yang kinerjanya moncer. Produksi rata-rata minyak triwulan I sekitar 2.046 BOPD atau sekitar 109 % dari target Maret sebesar 1.872 BOPD. Sementara lapangan lain yang juga mencatat produksi di atas target, yakni Lapangan Prabumulih (106%) yang juga masuk Pertamina EPAsset 2, Lapangan Cepu di Asset 4 ( 115%), Jatibarang X-Ray di Asset 3 (109%) Kenaikan gas malah lebih besar lagi, sekitar 111%. Produksi gas pada triwulan I tercatat 283,9 mmscfd, di atas target 255 mmscfd. Di Pertamina EP, selain Pendopo yang juga memproduksi gas lumayan besar Prabumulih dan Subang. Tapi, produksi keduanya sedikit meleset di bawah target, yakni Prabumulih (99%) dan Subang di Asset 3 (95%), Karena tak ada temuan-temuan sumur baru hasil eksplorasi, untuk menambah produksi Field Pendopo mengoptimalkan sumur-sumur eksisiting dan menghidupkan kembali sumur-sumur yang tertidur.
Burnani, Danramil Sungai Keruh, Kapten Heru, Kepala UPTD Sungai Keruh, Ermawan, Kepala Desa Jirak, Deni Hendra, Kepala Desa Jerambah Gantung, Suherman dan Kepala Desa Rejosari, Sugitobeserta perangkat desa, Kepala Sekolah SMA 2 Jirak dan SMA Muhammadyah Jirak. Dia akhir kegiatan Ekariza memberikan miniatur pesawat terbang kepada Kepala Sekolah SMA 2 Jirak dan SMA Muhammadyah serta Kepala Desa Jirak, Kepala Desa Jerambah Gantung dan Kepala Desa Rejosari. Miniatur pesawat punya filosofi bahwa pesawat terbang setinggi-tingginya ke langit sama seperti kita yang akan terbang setinggi-tingginya dalam mencapai tujuan dan harapan kita. Dalam kesempatan itu juga diberikan bantuan peralatan olahraga kepada SMA 2 Sungai Keruh Jirak dan SMA Muhammadyah Jirak. Kegiatan ‘Pertamina Mengajar” diharapkan dapat memberi pengertian serta mengajak masyarakat bekerja sama dalam kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan, termasuk rencana Field Pendopo i untuk membuka kembali sumur-sumur di Struktur Jirak.
Edi si N o m o r 5
ASSET 2
TA H U N I I
7
KILAS
D O K . F IE L D L IMA U
IS TIME WA
Field Limau Silaturahmi ke Muspida
Tubagus Nasuiruddin (kiri) dan Pribadi Mahagunabangsa sedang menandatangani dokumen serah terima jabatan pada Fungsi Production & Operation PT Pertamina EP yang berlangsung di ruang rapat utama lantai 12 kantor pusat Pertamina EP, Jakarta (12/5/2014).
Tour of Duty Asset 2
G
erbong mutasi Asset 2 berderak. Pucuk pimpinan Asset 2 berpindah tangan. Mulai 12 Mei 2014, Pribadi Mahagunabangsa yang sebelumnya menjabat sebagai GM Asset 4 dipercaya menggantikan Tubagus Nasiruddin sebagai GM Asset 2. Tubagus yang sudah menjabat sebagai GM selama empat tahun mendapat penugasan baru sebagai VP Business Partnership, Production & Operation, PT Pertamina EP. Posisi yang ditinggalkan Pribadi diisi Chalid Said Salim. Bagi Pribadi melanjutkan kepemimpinan Tubagus Nasirudddin yang menghela gerbong Asset 2 jelas tak mudah. Selama ini, Asset 2 dikenal sebagai backbone produksi Pertamina EP, Selain produksi, yang juga harus diperhatikan masalah keamanan. Meski tensinya sudah menurun, pencurian minyak masih terus berlangsung di wilayah Asset 2 Tantangan lainnya adalah water management. Sumur-sumur di wilayah kerja Pertamina EP, termasuk di Asset2, sebagian besar sudah renta. Sumursumur ini sudah dibor puluhan tahun. Bahkan, ada yang sudah berumur diatas 50 tahun Semakin berumur sebuahsumur, berbagai penyakit mulai datang.Salah satunya, kadar air semakin tinggi. Rata-rata di atas 90%. Beni J. Ibradi Production & Operation Director PT Pertamina EP menyebutkan bahwa Asset 2 PT Pertamina
EP menjadi andalan Perusahaan.”Asset 2 adalah andalan kita, target saya hasil produksi dapat mencapai 23.500 BOPD,” ujarnya. Ia megakui permasalahan di Asset 2 sangat besar, “Butuh mental yang kuat,“ ujar Beni. Ia yakin semua permasalahan bisa diselesaikan “Selama kita benar dan berada di rule yang benar, kita harus hadapi. Semangat berkerja untuk kita semua”, ujar Beni J. Ibradi Sebelumnya tour of duty terjadi di level Field Manager untuk Lapangan Prabumulih. Pejabat sebelumnya Subli Ibnrahim digantikan M Nur yang sebelumnya menjabat sebagai FM Lirik. Tempat yang ditinggalkan M. Nur, selanjutnya diisi Heru Irianto. Serah terima jabatan FM Lirik dan FM Prabumulih dilangsungkan di ruang rapat utama Lt.12 Kantor Pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered, Jakarta (29/4). Serah terima jabatan ini disaksikan langsung oleh Production & Operation Director, Beni J Ibradi AD, Selain mengucapkan selamat atas jabatan baru, Beni berpesan kepada kedua FM yang baru untuk dapat segera bergerak cepat secara optimal untuk dapat memenuhi target yang dicanangkan perusahaan. Ia berharap Prabumulih yang merupakan Field terbesar Pertamina EP agar kembali pada masa kejayaannya. “Saya apresiasi kinerja Pak Subli Ibrahim (Pejabat Lama FM Prabu-
mulih) yang pernah mencapai 12.000 BOPD. Untuk itu, saya harap masa kejayaan itu kembali. Pak M. Nur bisa segera berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar target tersebut tercapai,” pesan Beni kepada M. Nur. Untuk Lirik, tambah Beni, sedang alami penurunan produksi hingga dibawah 2.000 BOPD. “Coba dicari apa masalahnya hingga bisa dibawah 2.000 BOPD, saya juga yakin Pak Heru bisa berkoordinasi dengan baik dan akan segera mendapat solusinya,” ujar Beni. Kedua pejabat baru pun menyatakan kesiapannya menjawab tantangan baru bagi mereka. M. Nur memaparkan secara singkat langkah terdekatnya sebagai pejabat baru di Field Prabumulih. “Program terdahulu akan saya lanjutkan dan tentu dengan menambah inovasi didalamnya, selain itu saya juga akan merangkul para pekerja, pekarya dan vendor, agar komunikasi menjadi lancar sehingga hubungan dengan masyarakat juga lancar, nantinya hal tersebut juga bisa berpengaruh pada produksi,” ujar M. Nur Rotasi jabatan Field Manager ini dimaksudkan sebagai penyegaran yang bertujuan untuk kebaikan perusahaan dan tercapainya target produksi. Sebagai andalan dari perusahaan peran Field Manager sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan perusahan.
Panen Ikan Tanjung Agung PENGABUAN – Bupati PALI, Heri Amalindo sumringah saat melihat para petani menarik jaring untuk memanen ikan lele mereka awal Juni lali “ Kalau semua pembudidaya ikan di PALI menghasilkan produksi seperti ini, bukan tidak mungkin PALI bisa menjadi sentra perikanan di Provinsi Sumatera Selatan,” ujarnya . Hari itu, kelompok binaan CSR Field Adera Kelompok Budidaya Ikan (KBI) Tanjung Agung Desa Prambatan binaan Pertamina EP Adera melaksanakan panen perdana Ikan Lele Dumbo dan Sangkuriang di lokasi budidaya di Talang Jawa, Desa Prambatan,
Kecamatan Abab, Kabupaten PALI. Empat bulan sebelumnya, Bupati PALI dan Adera Field Manager melakukan peresmian KBI Tanjung Agung dengan tebar bibit simbolis, diikuti dengan masa monitoring dan pendampingan bekerjasama dengan Dinas Pertanian bidang Peternakan dan Perikanan sejak masa persiapan hingga panen. Bupati PALI Heri Amalindo menjadi tamu khusus dalam acara ini, bersama Pjs Adera Field Manager Zaldrahman mewakili Field Manager Definitif Heri Aminanto, Legal and Relation Assistant Manager Ery Ridwan dan belasan staf Pertamina EP Adera. Syukuran panen
perdana ini juga dihadiri oleh seluruh jajaran dinas Pertanian dan Kehutanan kabupaten PALI selaku partner kerjasama Pertamina EP Adera, di antaranya kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Romli Hofiah, S.Sos, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Ida Martini SP, Pendamping Program KBI Tanjung Agung, Ali Sadikin SP, jajaran dinas dan staf pemerintah kabupaten PALI serta para kepala desa di Kabupaten PALI. Lebih khusus lagi, kali ini ketua tim penggerak PKK kabupaten PALI, Sri Kustina Heri Amalindo mengajak serta rombongan lengkap srikandi Kabupaten PALI ini untuk melihat lang-
Suasana saat Field Manager Limau beserta manajemen Field Limau mengunjungi Muspida Muara Enim.
MUARA ENIM – Dalam rangka perkenalan dan untuk meningkatkan koordinasi di daerah produksi, tim manajemen Field Limau mengadakan kunjungan ke Muspida Kabupaten Muara Enim yaitu Bupati Muara Enim, Polres Muara Enim dan Dandim 0404 Muara Enimpada Jum’at(30/5). Rombongan dipimpin langsung oleh Limau Field Manager Rahmad Wibowo didampingi LimauOps. Plans Ast. Man. Afwan Daroni, Limau Production Ops. Ast. Man. Gunawan S. Nugroho, dan Limau Legal And Relation Ast. Man. Setyo Puji Hartono. ”Semoga kerja sama yang telah terjalin selama ini bisa lebih baik lagi kedepannya, tidak hanya itu, kedepannya diharapkan suasana jalinan silaturrahmi dan keakraban antara Field Limau dan Unsur Muspida bisa makin kokoh,” ujar Rahmad Wibowo. (Merlin)
Edukasi Untuk Bujang Gadis Prabumulih PRABUMULIH - Kota Prabumulih merupakan salah satu kota minyak. Sejarah pengelolaan migas terutama eksplorasi dan produksi telah berlangsung sejak zaman Belanda hingga saat ini. Di Kota ini juga salah satu unit kerja Pertamina EP berkantor pusat, oleh karena itu sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, Pertamina EP Asset 2 turut memberikan edukasi dan pengenalan kepada 10 pasang finalis Bujang Gadis Prabumulih 2014. Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Prabumulih tersebut, Pertamina EP Asset 2 berkesempatan mengisi materi pengenalan kegiatan hulu migas dan peran serta Pertamina EP di Kota Prabumulih. Penjelasan disampaikan oleh Asset 2 Public Relation Analyst Ely Chandra P. Siapapun yang akan mewakili Kota Prabumulih di tingkat provinsi bahkan siapa tahu Indonesia diharapkan memiliki bekal pengetahuan tentang kegiatan migas yang telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat Prabumulih.
sung panen perdana sekaligus bersilaturahmi dengan Pertamina dan masyarakat transmigran ekonomi rendah. Acara syukuran diisi dengan pemantauan kolam, panen simbolis, dan makan siang bersama dengan menu ikan hasil Panen KBI Tanjung Agung. Acara panen ikan ini merupakan kali pertama dilaksanakan di wilayah kerja Pertamina EP Adera pada tahun 2014 setelah sebelumnya dilaksanakan di KBI lain padatahun 2013. “Tahun sebelumnya, panen raya ikan juga dilaksanakan di KBI Bina Usaha Desa Raja dan KBI Sungai Jernih Desa Pengabuan. Keduanya adalah kelompok CSR budidaya Ikan Pertamina EP Adera yang telah lebih dahulu dibina hingga berhasil mengembangkan usaha man-
diri di bidang perikanan,” ujar Legal and Relation Assistant Manager, Ery Ridwan. Sementara itu, berdasarkan catatan CSR dan petugas lapangan dinas Pertanian dan Kehutanan yang mendampingi program ini, hasil panen KBI Tanjung Agung kali ini mencapai 150-300 kgdalam satu kolam, dengan total 10 kolam Lele siap panen. “Dengan demikian, estimasi total Lele siap panen bisa mencapai 3 ton dalam periode perdana ini, sementara ikan Patin baru siap panen dalam 3-4 bulan kedepan. Semua pencapaian tidak lepas dari kerjasama yang baik dengan anggota kelompok dan pendamping program dari dinas terkait,” ujar Miranda Syevira mewakili CSR PT Pertamina EP Adera.
8
Ed is i Nomor 5
ASSET 3
D O K . F IE L D JATIBA RA N G
TAHU N II
Field Jatibarang melaksanakan Inhouse Training sebagai upaya meningkatkan kompetensi aspek HSSE.
Road to Zero Accident
Kepatuhan Berbuah Award Field Jatibarang berkomitmen mengimplementasikan program-program keselamatan kerja di lingkungan perusahaan. Mengoptimalkan Komite HSSE dalam perbaikan yang berkelanjutan. Mendorong terciptanya role model keselamatan kerja di lingkungan perusahaan.
DOK. FI E LD J ATI B AR AN G
M
anajemen Pertamina terus melakukan akselerasi pemahaman dan pengimplementasian HSSE Excellent kepada karyawan dan mitra kerja. Sebagai salah satu implementasi program road to zero accident, PT Pertamina EP mengadakan pelatihan bagi para mitra kerja khususnya drilling untuk HSSE Pasport di Hotel Maharani Jakarta, Senin-Selasa (12-13 Mei 2014). Hadir sekitar 200 peserta yang dikirim oleh 8 perusahaan mitra kerja PT Pertamina EP agar dapat mengikuti pelatihan tersebut. VP HSSE PT Pertamina EP, Lelin Eprianto yang turut hadir dan membuka acara tersebut mengatakan bahwa dirinya begitu bangga atas antusiasme mitra kerja yang mengikuti pelatihan ”Basic Safety & Lifting/rigging Training Mitra Kerja Drilling Exploration PT Pertamina EP.” “Kami berpesan semua orang yang ikut bukan hanya pasport tujuan akhirnya tetapi implementasi HSSE-nya,” ujar Lelin. Lebih lanjut, Lelin sangat berharap program road to zero accident dapat dilaksanakan dengan baik, setelah para peserta mengikuti pelatihan ini, nantinya akan diberikan sebuah passport HSSE yang menunjukkan bahwa pekerja tersebut telah mendapatkan izin dan berkompeten dalam melakukan pekerjaan dari HSSE. “Harapan ke depan itu mereka mengimplementasikan apa saja yang sudah diperoleh, gol kita adalah mereka kerja dengan selamat, berangkat kerja selamat dan pulang kerja juga selamat. Sehingga tools-nya adalah passport, dan gol akhirnya atau impactnya mereka kerja dengan selamat.” tukasnya. (Endang Supriatna)
S
atu lagi apresiasi yang diperoleh PT Pertamina EP. Kali ini lewat Field Jatibarang yang meraih Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 26 Mei lalu. Penghargaan tersebut diserahkan kepada Field Manager Jatibarang, Ceppy Agung Kurniawan di Hotel Bidarakara Jakarta oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penghargaan ini diberikan berdasarkan rekomendasi Tim Evaluasi dari Disnaker Kabupaten Indramayu, Tim Evaluasi Disnaker Provinsi Jawa Barat dan Tim Evaluasi Penghargaan
dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Evaluasi ini dilakukan secara bertingkat. Penghargaan atau pencapaian ini menjadi bukti komitmen Field Jatibarang dalam meng implementasikan programprogram keselamatan kerja di lingkungan perusahaan. Beberapa program keselamatan kerja yang diimplementasikan di wilayah kerja Field Jatibarang yaitu Program Road to Zero Accident, yaitu program yang mengoptimalkan Komite HSSE dalam perbaikan yang berkelanjutan, implementasi CSMS dalam hal pengawasan dan penilaian kinerja HSSE Kontraktor,
promosi Aspek HSSE melalui media cetak dan elektronik sebagai upaya peningkatan awarness / kepedulian, pelaksanaan inhouse training sebagai upaya meningkatkan kompetensi aspek HSSE, Optimalisasi PEKA Online sebagi upaya pencegahan, Penerapan HSSE Passport dan HSSE Online Survey. Di samping itu juga Field Jatibarang melaksanaan HSSE Award bagi pekerja dan mitra untuk mendorong terciptanya role model keselamatan kerja di lingkungan perusahaan, Program lain yang tidak kalah bagusnya adalah Program Smart Driving Coaching Clinic dan Devensive Driving Awareness sebagai upaya meningkatkan awarness / kepedulian berlalu lintas yang cerdas dan selamat. Serta program rutin melaksanakan Pameran Bulan K3 dengan melibatkan semua stakeholder di sekitar wilayah kerja. Tak sekadar kecelakaan nihil, produksi Jatibarang juga mencorong. Pada triwulan pertama berhasil membukukan angka di atas target, baik untuk minyak maupun gas. Untuk minyak Jatibarang mencatatkan produksi sebesar 7.741 BOPD atau 110 persen di aats target bulan berjalan. Sedangkan gas tercatat 75,2 mmscf atau 107 % di atas target bulan berjalan sebesar 70,5 MMSCF.
Edi si N o m o r 5
ASSET 3
TA H U N I I
9
KILAS
D O K . F IE L D TA MBU N
KLPK Masuk Sekolah
Bandeng C73, Sejahterakan Masyarakat TAMBUN – Terdengar gelak tawa para ibu dari halaman belakang rumah Ibu Mat Nio. Di sela tawa dan canda, juga terdengar ketukan pisau dan suara mesin giling yang melumat daging ikan bandeng. Mereka yang tidak lain ibu Sawitem, Ibu Uryati, Ibu Sarmi, Ibu Rusmina dan Ibu Mat Nio yang sedang mengolah ikan bandeng menjadi makalan olahan. Tidak tanggung tanggung ibu ibu yang tergabung dalam kelompok home industry Bandeng C73 mengolah 150kg bandeng setiap bulan. Dari olahan itu dihasilkan beragam produk mulai dari sateng bandeng,presto dan sarden bandeng. Kehadiran kelompok ibu ibu merupakan buah dari kegiatan CSR Pertamina EP Asset 3 khusus Field Tambun. Ibu-ibu ini sekarang selainmengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin sebagai ibu rumah tangga, mereka juga punya kesibukan lain yang bisa
menambah pendapatan keluarga. Pertamina EP sungguh menyadari bahwa selain menjalankan usaha di bidang eksplorasi, eksploitasi serta produksi migas, perusahaan juga berkepentingan menjaga keharmonisan antara kepentingan perusahaan dengan keseimbangan ekosistem dan masyarakat.Salah satunya ditunjukkan lwat kegiatan CSR berupa upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasi ring I, seperti di Dusun Cisoma. Pilihan pada usaha bandeng tidak lain karena Desa Tambaksari menyimpan potensi sebagai penghasil bandeng serta udang. Selama ini potensi ini hanya dimanfaatkan oleh pemilik modal kuat, sementara masyarakat tidak banyak mendapat manfaatnya. Kondisi ini kemudian mendorong PT Pertamina EP Field Tambun mengembangkan perekonomian masyarakat lokal sekitar wilayah
operasi perusahaan. Kegiatan ini dimulai dengan pembangunan infrastruktur dan pengetahuan lewat pelatihan. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukankelompok usaha. Selanjutnya mulai mendorong peningkatan produktifitas dan kualitas serta kemampuan enterpreneurship ditopang inovasi produk. Rencana ke depan akan dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai sentra olahan ikan bandeng. Dan pada 2015 PT Pertamina EP Field Tambun akan menyusun strategi lanjutan lewat pembentukan koperasi untuk memenuhi kebutuhan kelompok yang berujung pada terbentuknya kemandirian masyarakat. Lewat kegiatan ini, PT Pertamina EP Field Tambun berharap agar kesuksesan lewat binaan CSR dapat ditularkan kepada masyarakat lain sehingga mampu tercipta Desa Tambaksari yang mandiri secara ekonomi.
Peduli Pendidikan di Kedokanbunder INDRAMAYU — Bentuk kepedulian terhadap lingkungan kembali dilakukan oleh Field PT Pertamina Asset 3 Jatibarang Field. Kali ini kepeduliannya itu pada bidang pendidikan yang merupakan salah satu program dari corporate social responsibility (CSR). Kegiatan tersebut dipusatkan di sekolah SMAN 1 Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Senin (27/5/2014). Kegiatan ini pun disertai aksi penanaman pohon penghijauan, pemberian buku-buku bacaan termasuk menggelar workshop kesehatan lingkungan yang bertujuan memotivasi warga sekolah untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar. Government and Asisten Manager PT Pertamina Asset 3 Jatibarang Field, Dian Hapsari Firasati mengatakan, program CSR yang disalurkan itu merupakan salah satu bagian dari kepedulian pihaknya terhadap pendidikan.
Untuk itu pihaknya menyumbangkan sejumlah bibit pohon untuk penghijauan termasuk menyumbangkan aneka buku-buku bacaan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut. Menurut Dian, aksi penanaman pohon ini merupakan rangkaian workshop peduli lingkungan yang dilakukan PT Pertamina Asset 3 Jatibarang Field bersama instansi terkait dalam rangka dalam menciptakan lingkungan yang hijau. ”Bersama program CSR penghijauan ini diharapkan akan menciptakan lingkungan sekolah yang hijau yang tentunya harus dipelihara dan dirawat. Sebelumnya, dengan tema yang sama, kami juga sudah melakukan kegiatan ini di sejumlah sekolah di Kabupaten Indramayu. Namun kali ini menghadirkan pemateri dari Polres dan Kodim Indramayu serta temanteman mahasiswa yang mengangkat tentang olahan ikan lele,” tutur Dian. Untuk itu, pihaknya ber-
harap agar seluruh warga SMAN 1 Kedokanbunder dapat menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya di sekolah, melainkan dapat mengimplementasikannya ketika berada di tengah-tengah masyarakat. ”Kami berharap buku-buku yang kami serahkan tersebut ada manfaatnya, minimal menambah ilmu untuk menjaga dan melestraikan lingkungan, ” harapnya. Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kedokanbunder Supiyanto menghaturkan berterimakasihnya kepada Pertamina Asset 3 Jatibarang Filed atas bantuan yang disalurkan ke sekolah yang dipimpinnya. Dia berjanji akan memelihara dan merawat lingkungan yang didasari atas kepedulian tingkat kesadaran yang tinggi. ”Kami acungi jempol, sebab program yang digulirkan itu adalah bagian dari upaya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama bagi anak didik kami,” katanya. (pep)
KARAWANG – Kepedulian pada dunia pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia diwujudkan dalam banyak kegiatan. Kali ini Pertamina EP Asset 3 lewat program Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan Pembinaan Karakter (KLPK) menyambangi 2 sekolah di Kabupaten Karawang yakni SMK Jayabeka 02 dan SMP Negeri 3 Tirtajaya. Ada kurang lebih 400 siswa dua sekolah ini mengikuti rangkaian acara dengan antusias. Dalam kegiatan ini beragam materi diberikan mulai dari Kesehatan Lingkungan dan Pembinaan Karakter yang disampaikan secara interaktif juga ditapmpilkan kreasi kreatif para siswa sekolah.Ada marawis yang dilantunkan dengan merdu saat pembukaan acara oleh para siswa SMK Jayabeka 02, juga tarian tradisional khas Kabupaten Karawang. Direncanakan rangkaian roadshow program KLPK selanjutnya akandiadakan di Kabupaten Cirebon, Indramyu dan Bekasi. Tujuannyatidak lain memberi dampak positif lewat edukasi pada warga masyarakat Ring I perusahaan sehingga secara tidak langsung dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Clino Gigi Sehat Asset 3 CIREBON – PT Pertamina(Persero) lewat anak usahanya PT Pertamina EP Asset 3 bekerjasama dengan Rumah Sakit Pertamedika Cirebon (RSPC) melaksanakan program CSR Clino Gigi Sehat. Program Clino Gigi Sehat ini tidak lain menjadi bagian dari program CSR Pertamina dibidang kesehatan. Tidak hanya di SDN Jadimulya, kegiatan yang sama juga dilaksanakan di SDN 1 Klayan. Acara peresmian ini dibuka oleh M. Ganjar Maksudi selaku Manager L&R Asset 3. Hadir juga Kepala Dinas Kabupaten Cirebon Drs. Erus Rumana, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Dr. Triani Judawinata, Camat Gunung Jati Drs. Kusdiyono, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Gunung Jati Dra. Supriyati, MM, Kepala Puskesmas Gunung Jati Dr. H. Sutara, Kepala Desa Jadimulya, Kepala Desa Klayan, Kepala Sekolah SDN Jadimulya dan Kepala Sekolah SDN 1 Klayan. Ada kurang lebih 360 siswa SDN Jadimulya dan 236 SDN 1 Klayan.Para siswa ini mendapatkan penyuluhan dan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut.Selain memberikan edukasi, para siswa juga mendapatkan kesempatan untuk pemeriksaan gigi serta telinga secara gratis.
Pertamina EP Hadir Di Majalengka Expo MAJALENGKA – Memeriahkan ulang tahun Kabupaten Majalengka ke-524, PT Pertamina EP Asset 3 berpartisipasi dalam Majalengka Expo 2014.Kegiatan ini dipusatkan di lapangan Pasar Lama Majalengka selama satu bulan penuh dimulai, Jum’at 23 Mei 2014.Kegiatan pameran ini juga dimanfaatkan PT Pertamina EP mensosialisasikan pelaksanaan kegiatan CSR. Wakil Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi bersama pejabat di lingkungan Pemkab setempat mengunjungi stan Pertamina dan melihat program dan hasil CSR yang telah dilaksanakan.”Kami dari pemerintah Kabupaten Majalengka memberikan apresiasi yang lebih terhadap PT Pertamina EP, yang selama ini yang telah melaksanakan aktivitasnya, namun tidak pernah melupakan tanggung jawab sosialnya (Program CSR) nya,” ungkap Wakil Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi.Wabup Karna juga berharap PT Pertamina EP bisa lebih baik lagi dan produksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
10
Ed is i Nomor 5
ASSET 4
TAHU N II
P
engelolaan sumur tua oleh KUD atau BUMD merupakan upaya Pemerintah mengoptimalkan produksi minyak bumi di suatu wilayah kerja yang di dalamnya terdapat sumur tua, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sumur tua adalah sumur-sumur minyak bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksikan serta terletak pada lapangan yang diusahakan pada suatu wilayah kerja yang terikat kontrak kerja sama dan tidak diusahakan lagi oleh KKKS. Pengelolaan sumur tua diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 01 tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua. Dalam aturan itu, ditetapkan bahwa KUD atau BUMD yang ingin bekerja sama memproduksi minyak bumi pada sumur tua, dapat mengajukan permohonan kepada KKKS dengan tembusan kepada Menteri ESDM cq Dirjen Migas dan BPMIGAS (kini SK Migas). Jika permohonan disetujui, maka Dirjen Migas atas nama Menteri ESDM memberikan persetujuan memproduksi kepada KKKS. Selanjutnya, KKKS dan KUD atau BUMD wajib menindaklanjuti dengan perjanjian memproduksi minyak bumi. Jangka waktu perjanjian tidak melebihi sisa waktu KKS dan diberikan paling lama 5 tahun serta dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun. Perpanjangan ini wajib mendapat persetujuan Menteri ESDM. KUD atau BUMD dapat mulai memproduksi minyak setelah ada perjanjian dengan KKKS. Hasil yang diperoleh, harus diserahkan kepada KKKS dan untuk itu, KUD atau BUMD mendapat imbalan jasa yang besarannya didasarkan kesepakatan kesepakatan kedua belah pihak. KUD Wargo Tani Makmur, misalnya mendapat imbalan jasa dari Pertamina EP berdasarkan jumlah jumlah aktual minyak bumi yang diserahkan. Imbalan jasa tersebut merupakan pengganti biaya operasional sesuai dengan kesepakatan antara Pertamina EP dengan KUD Wargo Tani Makmur. Tarif dasar sebesar Rp 1.199 per liter diberlakukan untuk produksi sampai dengan 20 barel per hari (BOPD) setara 3.180 liter per hari. Untuk produksi di atas 20 BOPD akan diberikan insentif dengan mekanisme sliding scale yaitu sebesar Rp 100 per liter untuk setiap kenaikan 20 BOPD. Pemberian insentif tersebut sampai dengan batas maksimal 300 BOPD. Total sumur tua minyak bumi Indonesia mencapai 13.824 sumur. Perinciannya: Sumatera bagian selatan 3.623 sumur, Sumatera bagian utara 2.392 sumur, Sumatera bagian tengah 1,633 sumur, Kalimantan Timur 3.143 sumur, Kalimantan Selatan 100 sumur, Jawa Tengah-Jatim-Madura 2.496 sumur, Papua 208 sumur dan Seram 229 sumur.
Tarif dasar sebesar Rp 1.199 per liter diberlakukan untuk produksi sampai dengan 20 barel per hari (BOPD) setara 3.180 liter per hari.
TATA N A G U S RS T.
D O K . F IE L D C E P U
Peluang KUD Kelola Sumur Tua
Bupati Blora, Djoko Nugroho (tengah) beberapa waktu lalu melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung serbaguna bantuan Pertamina EP di Desa Sumber, Kabupaten Blora. Selain gedung serbaguna, Pertamina EP juga membantu pembangunan inftastruktur jalan Desa Sumber ke Desa Menden sepanjang 3,2 Km, memberikan sarana pendidikan, dan melakukan kerjasama pelestarian budaya batik di wilayah Blora untuk kemandirian ekonomi masyarakat.
Gandeng KUD Tingkatkan Produksi Minyak Field Cepu memberi kesempatan kepada KUD untuk mengelola sumur tua. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi perhatian utama.
K
emitraan adalah pilihan PT Pertamina EP untuk menggenjot produksi minyak mentahnya. Kali ini pola tersebut dilakukan Field Cepu Asset 4 yang menggandeng Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Pangan Lapangan Kawengan, Wonocolo, Kedewan, Bojonegoro. Hadir dalam penandatanganan kerjasama tersebut VP Strategic Planning & Risk Management (SPRM) Pertamina EP Nelson Sitompul yang mewakili Pertamina dan VP HSSE Lelin Eprianto. Sementara dari pihak KUD Sumber Pangan diwakili Ketua KUD Ngademan. Dalam kesempatan itu, Ngademan berjanji akan bekerja optimal untuk membantu Pertamina EP Cepu Field meningkatkan produksi minyak mentah. “Kami siap bekerja sama dengan meningkatkan produksi minyak Pertamina EP dan turut serta membantu meningkatkan pendapatan untuk masyarakat sekitar,” terang Ngadenan. KUD Sumber Pangan memiliki 5 sumur yang dapat mengeluarkan rata-rata 300 BOPD. Sementara Nelson menjelaskan bahwa sumur tua yang tidak dikelola atau tidak aktif lagi harus diupayakan untuk kembali berproduksi lewat mekanisme kerjasama dengan KUD atau BUMD. Pola kemitraan ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 1/2008. “Menurut Peraturan menteri Nomor 1 ESDM tahun 2008, bahwa sumur tua yang tidak dikelola atau ti-
dak aktif lagi harus diproduksi kembali melalui kerjasama dengan KUD atau BUMD setempat, dan harapan kami KUD Sumber Pangan mampu meningkatkan Produksi minyak di area Cepu,” tandas Nelson. Nelson pun berharap kerjasama dengan KUD Sumber Pangan bisa membantu meningkatan produksi minyak di area Cepu .”Harapan kami KUD Sumber Pangan mampu meningkatkan produksi minyak di area Cepu,” ungkap Nelson. Sementara VP HSSE Lelin Eprianto mengingatkan kedua belah pihak untuk memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan kerja. Hal ini penting agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan karena memang di lokasi penambangan minyak tradisional aspek kesehatan dan keamanan kerja kurang mendapat perhatian. Meliha thal tersebut KUD Sumber Pangan membuka tangan lebar untuk menerima masukan-masukan yang bermanfaat untuk menghindari kecelakaan kerja. Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 tahun 2008 menjelaskan bahwa kegiatan mengusahakan dan memproduksikan minyak bumi dari sumur tua dapat dilakukan oleh KUD atau BUMD dengan mengajukan proposal kepada Kontraktor Kontrak KerjaSama (KKKS) yang dilengkapi persyaratan teknis dan administrasi antara lain rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota di mana lokasi sumur tua berada dan persetujuan dari pemerintah provinsi.
Jika proposal yang telah memenuhi syarat teknis dan administra sitersebu tterlebih dahulu harus mendapat persetujuan KKKS untuk kemudian diajukan untuk proses persetujuan melalui BPMIGAS kepada Menteri ESDM cq Direktur Jenderal Migas. Dalam kegiatan tersebut masing-masing BUMD akan memproduksikan minyak bumi dari sumur-sumur tua untuk selanjutnya menyerahkan kepada Pertamina EP di titik penyerahan sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pengelolaan sumurtua tersebut Pertamina EP mewajibkan pihak BUMD atau Koperasi untuk mematuhi dan melaksankan ketentuan HSE (Health Safety and Environment) yang dituangkan dalam Contractor Safety Management System (CSMS) Pertamina EP. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu bukan sekali ini saja menggandeng KUP sebagai mitra untuk mengoptimalkan produksi. Bahkan, pada 24 Maret 2009, Pertamina EP juga menandatangani kerjasamadengan KUD WargoTani Makmu runtuk pengelolaan 24 sumur tua di Blora Jawa Tengah. Bahkan kerjasama dengan KUD Wargo Tani Makmur tersebut merupakan percontohan implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 tahun 2008. Kemudian pada 3 November 2010 Pertamina EP juga menggandeng dua BUMD PT Sarana Patra Jaya dan PT Blora Patra Energi memproduksi minyak bumi pada sumur tua.
Edi si N o m o r 5
ASSET 4
TA H U N I I
Ikhtiar Menjadi Petani Mandiri
11
KILAS
Pupuk Silaturahmi Lewat Volley
B
D O K . F IE L D C E P U
ertempat di Lapangan Komperta Mentul, kegiatan volley ball muspika gathering berlangsung meriah (4-5 /6). Muspika dari sepuluh Kecamatan di sekitar wilayah Eksplorasi Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan penuh semangat mengikuti kegiatan tersebut. Para Muspika bermain dengan tim yang telah ditentukan Oleh Panitia, yakni perpaduan antara Muspika dari berbagai kecamatan, Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dan perwakilan dari Kantor Pajak Blora. Selain mengundang Para Muspika kegiatan ini juga turut mengundang Istri para Muspika, dimana para Istri Muspika akan bertanding melawan PWP Asset 4 Field Cepu pada Kamis (5/6). Kegiatan Muspika Gathering ini merupakan kegiatan gabungan antara Pertamina EP serta perayaan HUT PWP ke–14 dan merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara yang akan dilaksanakan sepanjang bulan Juni 2014. Diantaranya Bakti Sosial yang sebagian telah terlaksana seperti di SD Karangboyo yang menerima bantuan prasarana sekolah, kegiatan Olahraga (Senam dan Volly) serta khitanan massal.
TUBAN-- Pertamina EP Asset 4 Field Cepu terus memompakan semangat kepada para kelompok tani di Desa Banyu Urip dan Desa Wonosari. Kedua Desa yang terletak di Kecamatan Senori Kabupaten Bandung itu merupakan ring-1 wilayah oprasi Field Cepu. Tak sekadar jadi petani biasa, mereka didorong untuk menjadi petani mandiri dan mampu bersaing baik di pentas regional maupun nasional. Untuk itu bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis Badan UPTB – BPKP Kecamatan Senori menyelenggarakan Program Sekolah Lapang Agribisnis (SLA) yang bertujuan untuk menambah wawasan para Kelompok Tani. Selain memberikan pelatihan di tempat, para petani juga diajak melakukan studi lapangan ke tempat-tempat yang sudah berhasil. Pada 27 Mei lalu, misalnya Pertamina EP Asset 4 Field Cepu memfasilitasi Kelompok Wanita Tani (KWT) melakukan studi lapangan di Agro
Raya di wilayah Montong Tuban. Di lokasi persemaian dan budidaya tanaman tersebut, ibu-ibu dari KWT Banyu Urip diajarkan bagaimana memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di sekitar lingkungan mereka. Lahan atau pekarangan di sekitar rumah dapat dimanfaatkan dengan dita nami Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tanaman Palawija, dan Sayuran yang sehari – hari diperlukan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Selain mendapatkan ilmu dari Argo Raya terkait berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan, peserta juga mendapatkan ilmu tentang bagaimana menanam di polybag dengan baik. Selain berkunjung ke Agro Raya, ke-17 peserta juga dibawa berkunjung ke bank sampah yang berada di kelurahan Sidorejo, Tuban. Di lokasi yang kedua ini, peserta berkesempatan berdialog dengan manajemen Bank Sampah dan meninjau kampung di RT. 3 / RW.5 yang meru-
pakan kampung bersih tingkat kabupaten Tuban. Dalam dialog yang berlangsung hampir selama 3 jam, peserta dengan antusias menanyakan awal mula bank sampah berdiri, sistem keanggotaan bank sampah, manfaat yang diperoleh menjadi nasabah bank sampah, dan bagaimana menumbuhkan minat masyarakat agar mau berubah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis Badan UPTB – BPKP Kecamatan Senori menyelenggarakan Program Sekolah Lapang Agribisnis (SLA) yang bertujuan untuk menambah wawasan para Kelompok Tani yang ada di Desa Banyu Urip dan Desa Wonosari, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban. Melalui SLA kelompok tani diajarkan untuk tidak hanya menjadi petani biasa namun menjadi petani yang mandiri dan mampu bersaing.
Ketua PWP Pertamina Asset 4 Diserahterimakan
P
ergantian pimpinan dalam sebuah organisasi menjadi suatu yang lumrah. Kali ini Persatuan Wanita Patra (PWP) Tingkat Wilayah Asset 4 PT Pertamina EP beralih dari Ibu Emi Pribadi Mahagunabangsa ke Ibu Ria Adelina. Ria Adelina tidak lainistri dari General Manager Asset 4 PT Pertamina EP, Chalid Said. Serah terima jabatan dilakukan di lantai 3 ruang serbaguna PT Pertamina EP (2/6) disaksikan langsung oleh ketua PWP Tk. Pusat PT Pertamina EP, Hesty Adriansyah. Dalam kesempatan itu Ibu Hesty berpesan pada Ibu Ria Adelina agar dapat memimpin dan menjalankan program kerja dengan baik, “Selamat kepada ibu Ria Adelina yang kini telah resmi menjabat sebagai ketua PWP Tk. Wilayah Asset 4 Pertamina EP, semoga ibu dapat menjalankan semua program kerja dengan baik,” ujar ibu Hesty. Sementara itu Ria Adelina dalam kesempatan itu menyampaikan harapannya semoga dirinya dapat diterima dengan baik dan mendapatkan support penuh dari seluruh rekan-rekan Persatuan Wanita Patra PT Pertamina EP, sehingga dirinya dapat menjalankan tugas dengan baik.“Saya mohon dukungannya dari teman-teman PWP yang lain, agar kita semua menjadi lebih solid dan dapat menjalankan semua program kerja dengan baik.” kata Ria.
CEPU - Pertamina EP terus melakukan sosialisasi kegiataan hulu migas kepada masyarakat. Pengenalan itu dilakukan kepada berbagai tingkatan umur, termasuk siswa SD seperti yang dilakukan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu pada 6 Juni lalu. Mereka menyelenggrakan selenggarakan kegiatan edukasi industri hulu minyak dan gas bumi di SD Negeri 3 Karangboyo, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Kegiatan diselenggarakan di salah satu ruang kelas Sekolah Dasar Negeri yang berlokasi di sekitar kantor Mentul Pertamina EP Asset 4 Field Cepu ini.
Kegiatan diikuti kurang lebih 50 orang siswa SDNegeri 3 Karangboyo yang merupakan perwakilan dari siswa kelas 4, kelas 5 dankelas 6. Hadir pula seluruh timpengajar dan Kepala SDNegeri 3 Karangboyo. Kegiatan diisi dengan pemaparan singkat, pemutaran video “Energi untuk Kehidupan”, diskusi dan Tanya jawab antara Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan para siswa dan guru SD Negeri 3 Karangboyo. Baik siswa maupun para guru yang hadir mengikuti diskusi dengan antusias. Pada kesempatan ini Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menyerah-
kan kepedulian berupa seragam batik untuk seluruh siswa SD Negeri Karangboyo yang sebagian besar berasal darikeluarga kurang mampu di Desa sekitar.Diserahkan pula kepedulian berupabuku “A to Z Bisnis Hulu Migas” dan komik bertem amigas yang berjudul “Energy Resource – Its Formation and How It is Used”. Manajer Field Cepu, Wresniwiro mengharapkan kepedulian ini dapat membantu meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan para orang tua murid SD Negeri Karangboyo 3 dan tentunya meningkatkan semangat belajar para siswa penerima manfaat. (kt)
D OK . FI E LD C EPU
Edukasi Dini Hulu Migas
Ed is i Nomor 5
ASSET 5
TAHU N II
TATA N A G U S RS T.
12
Aktivitas produksi di Field Sangasanga.
Menanti Senyum Loise-Nonny Lapangan Sangasanga menyiapkan sepuluh pengeboran baru Blok Louise – Nonny pada 2015. Menjaga asa meraih mimpi 1 T
S
ejak diambil alih dari TAC Medco pada 2008, seluruh insan Sangasanga menyemangati dirinya dengan semboyan “2 M dan 1 T”. M dan T disini bukan singkatan miliar dan triliun. 2 M maksudnya dua kali produksi TAC Medco, sedangkan 1 T adalah satu kali produksi TIPCO-Tesoro, perusahaan yang mengelola lapangan tersebut sebelum TAC sebesar 15.000 BOPD.
Sangasanga agak berbeda. Pompa angguk atapun mesin hisapnya lebih rapat satu sama lain. Jarak antar titik pengeboran serta pengembangan dengan pengeboran sisipan dengan metode grid based drilling. lebih dekat. Kalau di tempat lain, jaraknya bisa mencapai 500 meter, seperti dianjurkan text book perminyakan, tetapi di Sangasanga lebih rapat, hanya 100 meter. Bahkan, ada yang berjarak 50 meter. Struktur reservoir di Sangasanga sangat khas, yang berbeda dengan kebanyakan struktur geologi di lapangan lain. Untuk itulah perlu pengeboran yang lebih rapat. Satoto Agustono, yang pernah menjabat
Mimpi 2 M itu dilampaui hanya tiga tahun. Saat alih kelola produksi Field Sangasanga hanya 4.300, dan berlipat dua menjadi 8.600-an BOPD pada 2011. Sangasanga pun menjadi buah bibir. Yang dilakukan di Sangasanga menjadi cerita sukses yang kemudian dicoba diterapkan di tempat lain, terutama yang mempupunyai kharakter geologi mirip. Jika dibandingkan dengan lapangan lain, formasi pengeboran
sebagai GM Sangasanga-Tarakan sampai Agustus 2011 menyebutnya sebagai formasi tawon. Satoto kini menjabat sebagai Direktur Pengembangan PT Pertamina EP. Tahun-tahun berikutnya, dewi fortuna seperti menjauh dari lapangan ini. Produksi seolah tersendat. Kini produksi berkisar pada angka 7.700 BOPD. Sudah tak ada harapan lagikah bagi Sangasanga? Tunggu dulu. Khabar baik mulai berhembus dari sana. Bahkan, Presiden Direktur PT Pertamina EP ikut berbagi kebahagiaan kepada wartawan dari puluhan media saat berlangsung media gathering beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan Sumur Louise–
Nonny di Field Sangasanga yang direaktivasi bisa menambah produksi 1.200 BOPD dengan jepitan 24/64 dari prospek zona dengan kedalaman di bawah 900 meter. Sejak 2012, Field Sangasanga memang melakukan studi geologi dan geofisika di wilayah Louise, Nonny, dan Samboja. ”Sumur Louise-Nonny di Field Sangasanga tersebut salah satu bukti bahwa di tengah asset kami yang sudah matang, kami masih bisa mengoptimalkan produksi,” tandas Adriansyah. Tambahan produksi lebih dari 1000 BOPD saat produksi migas nasional sedang lunglai jelas sangat berarti. Pejabat SKK Migas, antara lain Haposan Napitupulu, Gunawan, Ira Meirawati pun menyempatkan berkunjung ke sana. Ikut dalam rombongan, Direktur Pengembangan Pertamina EP Satoto Agustono. Mereka diterima langsung Field Manager Sangasanga Hanief Jauhari beserta jajaran manajemen Field Sangasanga di Guest House 37 Field Sangasanga. Selanjutnya rombongan juga menuju sumur pengeboran LSE1055. Di area sumur yang baru ini masih berdiri Rig PDSI D700, rombongan langsung di terima oleh company man Rig PDSI D700 Bambang Kurniawan dan Bastian, selanjutnya rombongan melakukan sesi dialog dan diskusi dengan pekerja di lokasi tersebut. Hanief Jauhari menyampaikan bahwa dari hasil pengeboran LSE-1055, didapatkan prospek migas yang diperkirakan sangat ekonomis dan dijelaskan juga Pertamina EP juga melihat peluang baru karena adanya interpretasi perubahan struktur baru sehingga terdapat peluang untuk dikembangkannya Struktur Flange Kanan dari Blok Louise-Nonny ini. Berdasarkan data dan temuan ini, maka diusulkan pada Blok LouiseNonny pengembangan 10 sumur pengeboran untuk tahun 2015. Rombongan berkesempatan mengunjungi Monumen Pumping, unit peninggalan Belanda yang terbuat dari kayu ulin di Kompleks Perumahan 10/10 Pertamina EP Field Sangasanga. Dengan khabar baik dari Blok Luise dan Noni tersebut, akankah mimpi 1 T Field Sangasanga tercapai?
Sekilas Sejarah Lapangan Sangasanga
TATAN AGUS RS T.
S
Field Sangasanga.
ebelum restrukturisasi Field Sangasanga bersama-sama dengan Tarakan berada di bawah pengelola UBEP Sangasanga dan Tarakan, Unit bisnis ini mengelola wilayah kerja Sangasanga dan Tarakan. Wilayah yang dikelola terdiri dari area Sangasanga seluas 5.325,5 Ha, area Anggana/NKL 6.181,1 Ha, area Samboja 1.840 Ha dan area Tarakan Lapangan Sangasanga Tarakan sebelumnya dikelola oleh Technical Assistance Contract (TAC)
Pertamina-Medco Kalimantan. Lebih dari 90% prroduksi UBEP ini disumbang Field Sangasanga Sejarah pengoperasian dan pengelolaan lapangan ini diawali oleh NIIHM (NederlandschIndische Industrie en Handel Maatchappij) pada periode 18971905. Selanjutnya pengelolaan beralih kepada BPM (Batavia Petroleum Maatschappij) pada periode 1905-1942. Jepang sempat mengelola lapangan ini pada 19421945. Selanjutnya terjadi beberapa
kali peralihan dari BPM/SHELL/ PERMINA/PERTAMINA pada periode 1945-1972, TIPCO – Tesoro pada 1972-1992, PTEN-MEDCO E&P pada 1992-2008, dan sejak 15 Oktober 2008 sampai sekarang dikelola oleh Pertamina EP. Kini Sangasanga dan Tarakan berdiri sendiri, masing-masing dipimpin seorang Field Manager, berada dibawah pengelolaan Asset 5 bersama-sama dengan Area Bunyu, Area Sangata, Area Tanjung dan Are Papua.
Edi si N o m o r 5
ASSET 5
TA H U N I I
Smart Driving Field Tarakan
KILAS
Kegiatan Smart Driving Couching Clinic ini meliputi 3 hal utama, yaitu Defensive Driving, Safety Driving, dan Eco Driving. Defensive Driving ini meliputi cara berkendara aman dengan upaya antisipasi, agar tidak terjadi kecelakaan. Sedangkan Safety Driving itu adalah berkendara aman dengan upaya meningkatkan skill/keterampilan berkendara agar mampu bertindak tepat pada saat yang tepat, dan Eco Driving adalah berkendara aman dengan perilaku dan keterampilan berkendara yang efisien serta
berorientasi pada kesadaran ramah lingkungan. Diharapkan kegiatan ini membantu para pengendara kendaraan di Field Tarakan untuk lebih baik lagi dalam berkendara dan bisa memahami apa yang harus dilakukan jika menghadapi kondisi darurat. ”Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya untuk para pengendara di field tarakan,” tandas Mufti, Asman SCM PT Pertamina EP Field Tarakan.
D O K . F IE L D S A N GASAN GA
Bantuan Ambulans Untuk Desa Anggana
D O K . F IE L D TA RA K A N
TARAKAN – Mengemudi secara baik dan benar merupakan salah satu syarat keamanan. Untuk itu telah diadakan Smart Driving Couching Clinic di kantor PT Pertamina EP Field Tarakan. Kegiatan yang dilaksanakan pada 6-7 Mei 2014 ini disambut antusias pekerja serta TKJP Field Tarakan. Kegiatan Smart Driving Couching Clinic ini diadakan selama 2 hari dimana hari pertama diisi teori yang yang dilakukan di mess melati kemudian hari kedua masuk ke praktek di jalanan berkerikil.
13
ANGGANA - Program bidang kesehatan tidak hanya terkait bantuan obatan atau layanan keseharan gratis.Salah satu yang juga sangat penting tentu saja kehadiran kendaraan operasional yakni Ambulans. Adanya mobil ambulans akan membantu pasien yang butuh rujukan atau membawa pasien ke rumah sakit. Oleh karenanya sebagai bagian dari kegiatan CSR bidang kesehatan, Fiel sangasanga menyerahkan bantuan 1 unit Mobil Ambulans untuk Desa Anggana, Kecamatan Anggana, Selasa (6/5). Desa ini masuk dalam wilayah Ring 1 ini dengan keterbatasan sarana dan fasilitas kesehatan.Selama ini meski dengan keterbatasan yang ada perangkat desa dan masyarakat punya semangat meningkatkan kualitas kesehatan mereka.Inilah yang mendorong pihak perusahaan khusus Sangasangafield membantu mobil ambulans. Bantuan diserahkan Kepala Produksi Area Anggana, Eko Bagus Wibowo didampingi Staf fungsi Legal & Relationsdi Kantor Desa Anggana dengan dihadiri aparat desa, Kepala Babinsa dan jajarannya.Tepuk tangan warga menandai penyerahan bantuan ini.
Bulan Bhakti Gotong Royong Di Tarakan Utara
DOK. FI E LD PAPUA
DOK. FI E LD TARA KAN
Panen Lele Masyarakat Ulayat Klamono
KLAMONO – Usaha dan kerja keras PT Pertamina EP (PEP) Asset 5 Papua Field, SKK Migas, dan masyarakat pemilik ulayat Klamono membuahkan hasil dengan panen lele perdana pada Sabtu (10/5). Lele yang dipanen merupakan hasil budi daya masyarakat asli pemilik ulayat Klamono. Mulanya program ini dicetuskan PEP Papua Field dan SKK Migas untuk membantu perekonomian masyarakat di sekitar wilayah operasi. Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng koperasi perikanan lokal yaitu Koperasi Gomon Sinar Moi. Saat panen pedarana masyara-
kat dari marga Klawom, marga Idik dan marga Mambringgofok secara bersama sama menangkap ikan di kolam masing-masing. Setelahnya ikan hasil tangkapan ditimbang kemudian dijual melalui Koperasi Gomon Sinar Moi. Tetapi sebagian dimasak untuk dinikmati bersama. “Program ini merupakan upaya PT Pertamina EP untuk mengenalkan kegiatan pengembangan ekonomi pada masyarakat.Ini dilakukan untuk memandirikan masyarakat secara ekonomi sehingga mereka bisa mandiri ketika perusahaan tidak lagi beroperasi lagi”, ungkap Achmad Hendro.
Sementara Perwakilan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sorong, John Magablo menilai kegiatan ini penting untuk membangun kemandirian di masyarakat.“Saya berharap SKK Migas terus mendorong setiap perusahaan migas lainnya untuk melakukan hal seperti yang PT Pertamina EP lakukan”, terang John. Meriana Idik, mewakili tiga marga pemilik ulayat Klamono berkisah mengaku senang dengan pencapaian ini. “Saya senang dan berharap bantuan tahap berikutnya dapat diberikan lagi kepada kami tiga marga,” jelas Meriana.
TARAKAN – Jalan Utama Kota Tarakan Utara berubah ramai hari itu.Warga warga masyarakat dari tiga kelurahan berkumpul dan mengadakan kegiatan gotong royong.Mereka sedang merayakan Bulan Bhakti Gotong Royong tingkat kecamatan. PT Pertamina EP pun tidak ketinggalan dan terlibat dengan memberikan 500 bibit pohon untuk ditanami di sepanjang jalan utama di Kecamatan Tarakan Utara yang meliputi tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Juata Kerikil, Kelurahan Juata Permai, dan Kelurahan Juata Laut.Para siswa tingkat SD – SMP yang berada di kecamatan tersebut juga ikut serta dalam kegiatan ini. Walikota Tarakan, Ir. H. Sofyan Raga yang juga hadir menyampaikan teri kasih atas dukungan Pertamina EP. “ Saya sangat berterimakasih kepada Pertamina yang sudah hadir langsung pada pagi ini dan peduli terhadap lingkungan serta berpartisipasi dalam kegiatanini. Saya sangat mengapresiasi bentuk bantuan yang diberikan oleh Pertamina kepada Kecamatan Utara ini,” ungkap Sofyan. Selain aksi menanam pohon, kehadiran Kelompok Gowes PT Pertamina EP Field Tarakan juga menjadi pemandangan yang unik.Anggota Kelompok Gowes yang ikut pada hari itu cukup banyak mencapai hampir 20 peserta.Kehadiran mereka menjadi tanda kepedulian kelompok ini terhadap pelestarian lingkungan. Mereka tidak hanya hadir tetapi juga ikut menyumbang dan menanam pohon.
14
Ed is i Nomor 5
LINTAS
TAHU N II
Bersahabat Dengan Alam Dalam rencana strategis pelestarian Rusa Jawa yang dilakukan oleh Pertamina EP asset 4, direncanakan dalam 5 tahun hingga 2017 mendatang. Dimulai pada 2013, diawali dengan pelaksanaan studi, pembangunan infrastruktur hingga proses perizinan dan peluncuran rusa perdana. Kemudian dilanjutkan pada 2014 dengan program, pengelolaan, konservasi eks situ, pengembangbiakan serta studi potensi pemberdayaan masyarakat dan pusat studi Rusa Jawa. Di 2015, dilakukan pengelolaan pusat studi rusa melalui pusat informasi dan pengetahuan serta pembentukan kelompok masyarakat untuk pemberdayaan. Inovasi pengembangan nilai ekonomi pusat pelestarian Rusa Jawa dilakukan pada 2016. Inovasi adalah poin utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina EP, termasuk untuk pelestarian Rusa Jawa ini. Di 2017, inovasi ditekankan pada pengembangan nilai ekonomi pusat pelestarian Rusa Jawa. Diharapkan, dalam beberapa tahun mendatang, 6 ekor Rusa Jawa bisa berkembang biak, bertambah jumlahnya, seperti saudara-saudara mereka lain yang berada di Blitar yang kini berjumlah 70 ekor, setelah dilakukan penangkaran sejak tahun 1999, setelah dipindahkan dari Malang, Jawa Timur. Penangkaran dan pelestarian Rusa Jawa yang dilakukan Pertamina EP asset 4 field Cepu di KPH Parengan, hanyalah salah satu dari beberapa bentuk perlindungan keanekaragaman hayati yang dilakukan Pertamina EP. Di beberapa lapangan lain, pelestarian terhadap beberapa satwa endemik yang mulai langka juga dilakukan. di Field Rantau misalnya, dilakukan konservasi Orang Utan juga pelestarian tutong laut (kura-kura). Di Field Subang, dilakukan koservasi Owa Jawa, kemudian di lapangan Tanjung dilakukan penangkaran Rusa Sambar. Konservasi Orang
Utan juga dilakukan di Field Sangatta. Sementara perbaikan habitat Bekantan dilakukan oleh Pertamina EP Field Tarakan. Di field Papua, kegiatan penangkaran Buaya dilakukan. Pertamina EP juga secar aaktif melakukan konservasi burung Maleo, burung endemik Sulawesi yang terancam punah karena telurnya banyak diburu warga. Penangkaran Maleo di lakukan di pesisir pantai Bangkiriang, Banggai, Sulawesi Tengah. Selain penangkaran dan koservasi satwa, Pertamian EP di beberapa field juga aktif dalam pelestarian berbagai jenis tanaman, baik tanaman lokal maupun pengembangbiakan berbagai gen serta jenis tanaman. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar. 17 persen dari seluruh jumlah spesies di dunia, meski hanya memiliki luas wilayah 1,3 persen dari luas daratan dunia. Keanekaragaman hayati di Indonesia terus mengalami kemerosotan. Data yang dihimpun “red list”, menyebutkan 7 jenis flora dan fauna di Indonesia dinyatakan punah, 160 spesies masuk dalam kategori kritis terancam punah dan 175 jenis dikategorikan terancam punah. Selain itu, 465 jenis dikategorikan “vurnerable” atau mudah terancam punah dan 20 jenis dikategorikan terancam dan sangat tergantung pada upaya konservasi. Penyebab kepunahan mulai dari kerusakan hutan, perburuan liar, pertambahan penduduk, perkembangan teknologi, daya regenerasi yang rendah, campur tangan manusia, bencana alam hingga terdesak oleh populasi lain yang lebih kuat. Maka upaya dan komitmen yang dilakukan Pertamina EP melalui pelestarian, konservasi keanekaragaman hayati adalah bagian dari merawat dan merajut Indonesia. Berikut beberapa satwa langka yang dicoba diselamatkan oleh Pertamina EP.
OWA JAWA Owa Jawa (Hylobates moloch) sepintas mirip kera tidak lain pimata endemik Pulau Jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Halimun Salak dan Pangrango, Priangan Timur, Ciremai, Dieng dan Gunung Slamet.Kera ini hidup dalam kelompok-kelompok kecil semacam keluarga inti, terdiri dari pasangan hewan jantan dan betina, dengan satu atau dua anakanaknya yang masih belum dewasa. Ada dua anak jenis Owa Jawa barat (Hylobates moloch moloch) dan Owa Jawa tengah (Hylobates moloch pongoalsoni). Hampir seluruh Owa Jawa baik jantan, betina dan anak ditutupi rambut abu-abu keperakan. Bagian atas kepalanya berwarna hitam, muka seluruhnya berwarna hitam, dengan alis berwarna abu-abu yang menyerupai warna keseluruhan tubuh. Dagu pada beberapa individu berwarna gelap. Rambut tubuh di bagian dada dan perut umumnya berwarna lebih gelap dan pada bagian tersebut terdapat bercak berwarna hitam, dengan batas bercak berwarna pucat. Pada bagian wajahnya dikelilingi oleh lingkaran putih. Owa Jawa yang masih muda rambut penutup tubuhnya sering terlihat berwarna lebih pucat (Chivers, 1974). Owa Jawa juga dikenal dengan beberapa nama antara lain Wau-Wau (Sunda), Uwa-Uwa (Banyumas), Owa Abu-abu (Silvery Gibbon), dan Ungko Jawa. Saat ini populasi Owa Jawa terus berkurang oleh karena kegiatan konversi habitat dan fragmentasi, perburuan, perdagangan, dan pet. Kondisi ini kemudian mendorong upaya pelestarian yang bahkan pelestarian Owa Jawa masuk daftar high priority dengan status endangered species.
TATAN A GU S R ST.
F
ield Manager PEP Aset 4 Cepu Wresniwiro menjelaskan, upaya pelestarian rusa tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan. Karena daerah operasi PEP sangat luas. Salah satunya berada di kawasan hutan. Bekerja sama dengan Perum Perhutani, jelas Wiro, PEP mencoba mengembangbiakan Rusa Jawa. “Selain mencari minyak, PEP juga berkomitmen menjaga lingkungan dan melestarikan keanekaragaman hayati,” ucapnya. Penangkaran Rusa Jawa adalah salah satu dari kegiatan dan keterlibatan Pertamina Ep, khususnya di asset 4, dalam menyokong kelestarian lingkungan. Selain satwa, berbagai jenis tanaman yang terbilang langka juga dilakukan pelestarian atau pun melestarikan keanekaragaman genetik atau keanekaragaman jenis pohon ataupun satwa, dengan harapan mampu mendukung kegiatan perekonomian masyarakat setempat. “Kita ingin dari jumlah yang sedikit akan berkembang menjadi banyak. Semoga dari langkah yang sederhana ini populasi Rusa Jawa bisa pulih,” ungkap Wiro, sapaan akrabnya. Awalnya ada beberapa lokasi di dalam KPH Parengan yang dipilih untuk menjadi tempat kandang penangkaran. Pilihan jatuh ke lokasi yang berada di samping kantor bagian Kesatuan pemangku Hutan Malo, KPH Parengan. Di tempat tersebut, menurut Wiro, Rusa Jawa bisa dipelihara dan diawasi denganbaik oleh perawat satwa yang juga didampingi tim dari UGM. Selain menjadikan KPH Parengan sebagai lokasi penangkaran dan pelestarian Rusa Jawa, karyawan Perhutani juga dilatih untuk merawat dan bsia berkembang dengan baik. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan, Rusa Jawa bisa dilepasliarkan sesuai dengan rencana strategis yang sudah dirancang oleh Pertamina EP asset 4.
TATA N A G U S RS T.
Komitmen bersahabat dengan Alam yang dilakukan Pertamina EP melalui pelestarian, konservasi keanekaragaman hayati adalah bagian dari merawat dan merajut Indonesia.
BEKANTAN Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Ciri-ciri utama yang bedakan dengan dari hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. dapat mencapai 75cm dengan berat mencapai 24kg. Monyet betina berukuran 60cm dengan berat 12kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, Bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut Bekantan jadi membuncit. Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 monyet. Sistem sosial Bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa Bekantan jantan. Bekantan dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain. Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki Bekantan terdapat selaputnya. Selain mahir berenang Bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik, sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup. Bekantan merupakan maskot fauna di Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, Bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List.
Edi si N o m o r 5
LINTAS
15
W IK IP E D IA.ORG
TA H U N I I
RUSA SAMBAR
IS TIME WA
Rusa Sambar atau Sambar India (disebut juga Rusa Sambur, Sambhur, Tamil: Kadaththi Man), adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan. Sambar dapat tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm sampai bahu dengan berat sekitar 546 kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tanaman semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota. Rusa Sambar (Cervus unicolor syn. Cervus aristotelis) mendiami sebagian besar Asia Selatan dengan batas sampai wilayah Himalaya. Selain itu dapat pula ditemukan di hutan tropis Burma, Thailand, Indocina, the Semenanjung Malaya), Tiongkok Selatan (termasuk Hainan), Taiwan, serta di pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia. Ciri khas Rusa Sambar adalah tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan dan cenderung berwarna coklat ke abu-abuan atau ke merah-merahan, warna gelap sepanjang bagian atas.Rusa yang hidup di Sumatera Indonesia ini dapat tumbuh setinggi 102 cm–160 cm dengan panjang tubuh sekitar 150 cm. Berat rusa dewasa sekitar 80-90 kg (betina) dan 90-125 kg (jantan). Tanduk Rusa Sambar juga tergolong panjang dan bisa mencapai hingga tinggi 1 meter. Meskipun tidak memiliki musim kawin yang spesifik, umumnya Rusa Sambar (Cervus unicolor) melakukan perkawinan alami berkisar antara bulan Juli sampai September. Rusa betina akan bunting selama 7-8 bulan. Anak akan bersembunyi selama 1-2 minggu, kemudian bergabung dengan kelompok. Tanduk rusa hanya dimiliki oleh rusa jantan yang tumbuh pada umur sekitar 14 bulan. Tanduk pertama hanya berbentuk lurus dan baru bercabang pada masa pertumbuhan tanduk berikutnya. Tanduk akan lepas pada umur 10-12 bulan setelah tumbuh, selanjutnya akan tumbuh kembali. Rusa Sambar merupakan binatang diurnal yang beraktifitas pada siang hari. Mereka hidup secara berkelompok dan mendiami daerah hutan tropis maupun subtropis hingga ketinggian mencapai 2000 meter dpl. Rusa Sambar selain memiliki daerah penyebaran yang sangat luas di Asia. Persebarannya meliputi Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia (Sumatera), Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Selain itu, Rusa Sambar (Cervus unicolor) juga telah diintroduksi ke Australia, New Zealand, Afrika Selatan, Amerika Serikat (California, Florida, Texas). Di Indonesia, Rusa Sambar hidup secara alami di pulau Sumatera dan Kalimantan. Rusa Sambar yang mendiami Indonesia merupakan anak jenis (subspesies) Cervus unicolor equinus yang dapat dijumpai pula di semenanjung Malaysia dan Thailand.
RUSA JAWA Rusa Jawa tidak lain rusa yang berasal dari pulau Jawa, Bali dan Timor termasuk Timor Leste. Hewan ini juga seekor spesies pendatang di Irian Jaya, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, Australia, Mauritius, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Papua Nugini.Rusa Jawa dengan nama latin Cervus timorensis ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam bahasa Inggris, Rusa Jawa mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer. Rusa Jawa ini ditetapkan menjadi fauna identitas NTB, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Berat badannya antara 103-115 kg walaupun yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran Rusa Jawa ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya sepertirusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh Rusa Jawa lebih besar. Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing. Hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya. Rusa timor sebagaimana rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan. Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun batang muda.Umumnya rusa timor bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak.Pertamina EP Cepu terlibat dalam kegiatan pelestarian Rusa Jawa di kawasan hutan Bojonegoro.
TATAN AGUS RST.
ORANG UTAN Orang Utan atau orangutan, nama lainnya adalah mawas yakni sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat. Hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu Orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii). Orangutan ini biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan kering, perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada ketinggian 1.000 m dpl.Orangutan Sumatra merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatra.Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan. Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN. Orangutan Sumatra telah masuk dalam klasifikasi Critically Endangered dalam daftar IUCN. Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai endangered oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio.Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam. Secara historis, orangutan ditemukan di kawasan hutan lintas Sumatra, tetapi sekarang terbatas hanya didaerah Sumatera Utara dan provinsi Aceh.Habitat yang sesuai untuk Orangutan saat ini hanya tersisa sekitar kurang dari 900.000 hektare di pulau Sumatra.
16
Ed is i Nomor 5
WAWANCARA FORUM
TAHU N II
Komitmen Pertamina Harus Bersahabat Dengan Alam
Lelin Eprianto
WA H YU S .
VP HSSE PT PERTAMINA EP
K
omitmen terhadap lingkungan dan keanekeragaman hayati inilah yang dilakukan oleh PT Pertamina EP. Di beberapa lapangan yang dikelola PEP, berbagai jenis satwa langka dilakukan pelestarian. Mulai dari Owa Jawa, rusa samba, Rusa Jawa Orang Utan, Bekantan hingga buaya. Di aset IV, Pertamina EP melakukan pelestarian Rusa Jawa. Pelestarian satwa langka serta keanekaragaman hayati ini, bukan sekadar menjadi persyaratan dalam penilaian Program Proper yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, tetapi menjadi komitmen Pertamina secara umum. Proper hanya bonus semata. Berikut wawancara dengan VP HSSE Pertamina EP, Lelin Eprianto terkait pelestarian satwa langka yang dilakukan PEP, khususnya yang teranyar, pelestarian Rusa Jawa (Cervus timorensis) di asset 4 (lapangan Cepu). Apa Ide dasar dasar penyelamatan satwa yang dilakukan oleh PEP? Ketika kita masuk ke suatu wilayah untuk melakukan aktivitas usaha industri pertambangan atau oil and gas, pasti memberikan efek, pasti ada yang tersingkir. Minimal terganggu. Nah, Pertamina memiliki komitmen bahwa kita harus hidup dengan lingkungan. Dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, lingkungan harus
tetap ada dan terpelihara. Kita melakukan usaha menghasilkan minyak dan gas bumi dan hasilnya juga diperuntukan untuk memelihara lingkungan tersebut. Ketentuaan perusahaan seperti itu dan kita penuhi. Untuk di Asset 4, mengapa pilihannya Rusa Jawa? Jadi pada tahun 2013, Pertamina EP bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM (Universitas Gadjah Mada). Kita tanyakan kepada mereka (UGM) kira-kira untuk di asset 4, hewan apa yang
Ini komitmen kita bersama. Kalau bukan Pertamina, siapa lagi? cocok kalau mau dilakukan pelestarian. Dari hasil studi yang dilakukan UGM, menunjukan bahwa hewan yang cocok untuk dilakukan pelestarian atau konservasi adalah Rusa Jawa. Kemudian kita rekomendasikan. Jadi, kita tidak sembarangan menentukan hewan apa yang akan dilakukan pelestraian atau konservasi, semua harus melalui studi dan dilakukan oleh ahlinya.
ZAKY AR SY
Setiap aktivitas usaha, selalu diikuti dengan perubahan lingkungan sosial di sekitar lokasi usaha. Apalagi untuk industri ekstraktif, seperti pertambangan juga minyak dan gas bumi. Komitmen perusahaan dalam pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, menjadi poin penting, sehingga perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, lingkungan dan alam tetap terpelihara.
Lelin Eprianto.
Megapa Rusa Jawa, bukan hewan lain? Dari hasil studi dan analisa yang dilakukan tim dari UGM, Rusa Jawa habitatnya berada di hutan jati. Di Bojonegoro dan Cepu, lokasi Asset 4, banyak sekali hutan jati. Jadi Rusa Jawa habitatnya ada di hutan jati kemudian juga Rusa Jawa merupakan salah satu satwa yang terancam punah. Kemudian kita juga men jalin kerjasama dengan Perhutani yang memiliki wilayah. Setelah itu melakukan kajian kelayakan lokasi untuk menyusun rancang an tapak (site planning). Dari hasil kajian ditetapkan bahwa lokasi untuk pilot project pelestarian Rusa Jawa adalah di pekarang an dinas asper Malo, KPH Parengan, wilayah Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Selanjutnya melakukan persiapan kandang penangkaran, pengadaan satwa dan kelembagaan.
Setelah melakukan kajian dan berbagai persiapan, setahun kemudian kita mendatangkan 6 ekor Rusa Jawa, 4 betina dan 2 jantan dari Wana Wisata Maliran, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ke pekarangan Dinas Asper Malo pada 7 Mei 2014. Kita juga melatih orangorang Perhutani untuk merawat. Perhutani nanti yang akan mengelola, kita Pertamina EP hanya mensupport. Diharapkan, lokasi pelestarian Rusa Jawa ini menjadi media pendidikan dan penelitian tidak hanya bagi Rusa Jawa tetapi juga berbagai hal lainnya. Kalau dari aspek HSE, kita ingin memenuhi nilai maksimum dalam ketentuan proper (100). Kita ingin membuktikan bahwa kita bisa memenuhi kriteria sekaligus komitmen Pertamina terhadap lingkungan melalui program keanekaragaman hayati.
Jika tidak ada ketentuan dalam penilaian proper, apakah Pertamina tetap pada komitmen untuk pelestarian satwa langka? Pada dasarnya, kita ingin Pertamina sesuai dengan ketentuan lingkungan yang ada. Kami berusaha memastikan dengan resources yang ada, semuanya maksimum angkanya. Termasuk soal keanekaragaman hayati, gimana caranya supaya 100 (nilainya). Kalau kita, strateginya harus kerjasama dengan lingkungan, sampai memberi man faat, nilai tambah bagi lingkungan. Jadi, kalau ditanya komitmen, kita akan beyond comply. Kita pengennya emas, bahkan kalau ada lagi yang lebih tinggi, kita juga pengen ke sana. Ini (proper) hanya bonus saja. Kami komitmennya jelas. Kalau kita masuk ke daerah tertentu, selama kita menikmati hasil bumi, kita memastikan tidak mencemari ling-
kungan atau friendly dengan lingkungan. Di beberapa asset lain juga ada beberapa satwa yang juga dilestarikan. Sampai kapan program seperti ini akan tetap jalan atau hanya bergantung pada siapa pimpinannya? Insya Allah ini tidak bergantung 1 orang, tetapi bergantung sistem. Sistem ini yang kita bangun. Kita sudah membuat perencanaan strategis pelestarian satwa. Misalnya di 2013 kita melakukn apa, kemudian tahun berikutnya melakukan apa sampai 5 tahun berikutnya, sampai sustaine. Kriteria sustaine itu sampai dia bisa hidup sendiri tidak bergantung kepada kita dan bisa dilepasliarkan. Setiap spesies selalu dibuatkan rencana strategis minimal 5 tahun, tetapi tidak selalu 5 tahun tergantung hewan tersebut, berdasarkan jenisnya. Yang pasti siklusnya sampai siap untuk dilepasliarkan, dikembalikan ke alam liar. Hanya problemnya, kita ngga bisa menjamin kalau ada gangguan dari penduduk atau lingkungan sekitar. Karena itu, kita kembalikan kepada pemilik kawasan hutan dan penindakan hukum, karena ini kan hewan yang dilindungi, ngga boleh dibunuh. Jadi nanti kalau kita main ke berbagai lokasi milik Pertamina EP, kita akan lihat ada pompa angguk, ada aktivitas pengambilan minyak dan gas bumi, juga di sekitarnya ada satwa langka. Sekali lagi komitmen kita, kita mengambil oil and gas untuk kepentingan negara (industri), juga ada tanggung jawab sosialnya. Kalau kecenderungan spend dana untuk keanekaragaman hayati seperti apa? Kalau soal dana itu ada di teman-teman LR. Namun sesuai dengan kebijakan kita, trendnya selalu naik. Ini komitmen kita bersama. Kalau bukan Pertamina, siapa lagi? Dari berbagai jenis satwa yang dilestarikan, mana yang dinilai sudah sukses? Kalau kita lihat di beberapa lapangan, ada berbagai jenis satwa yang dilestarikan. Untuk sementara ini yang cukup berjalan dengan baik adalah pelestarian Orang Utan dan juga Bekantan. Kunci utamanya adalah kita tidak salah memilih spesies yang tepat di suatu wilayah. Tinggal nanti impactnya akan sangat ditentukan oleh regulasi serta yang memiliki wilayah. Karena ketika sudah berjalan (dilepasliarkan), kita tidak ngawasin lagi.