Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah)
SUMBER : SINAR HARAPAN, 20 Januari 1979
Menunggui Wim Umboh Sakit, Paula Rumokoy Ingin Jadi Zuster Jakarta – Paula Rumokoy kaget kuar biasa melihat suaminya, Wim Umboh mendadak sakit parah pada tanggal 26 Desember 1978 di Solo. Ia tidak menduga sama sekali sebab fisik serta tubuh Wim Umboh sangat kekar. Hal itu dikemukakan Paula Rumokoy kepada “SH” ketika ditemui di RS Husada Jakarta. Paula Rumokoy, bintang film yang sudah jarang mainitu, terus menunggui suaminya selama dalam perawatan dari Solo hingga dibawa ke Jakarta. Ketika di Solo tidak satu detikpun Wim Umboh ditinggalkannya. Ia terus mendampingi dengan berlinangan air mata. Selama di rawat di Solo suaminya berada dalam keadaan yang sangat kritis. Katanya, ia tidak tahan melihat Wim dalam perawatan di RS Solo sehingga diambilnya tindakan membawa suaminya ke Jakarta. Padahal dokter di Solo sudah melarang, sebab resikonya sangat besar. “Apa boleh buat, kalau sudah kehendak Tuhan, di manapun ia bisa menemui ajalanya. Namun pertolongan harus diberikan”. Akhirnya atas inisiatifnya, maka dipindahkanlah Wim ke Jakarta untuk perawatan lebih lanjut. Menurut Paula Rumokoy, tindakan itu karena melihat sejak tanggal 26 hingga 30 Desember kondisi suaminya tidak ada perubahan. Sampai Pagi Dalam perawatan di RS Husada Jakarta, Paula Rumokoy terus menjaga suaminya. Kadang-kadang hingga jam 4.00 dini hari. Ia ditemani rekan-rekannya Uly Artha, Christine Hakim dan Conny sesama rekan pemain film. Di tangannya tidak lepas al kitab, yang dibacanya apabila suaminya tidur nyenyak untuk mengisi kekosongan waktu. Menurut Paula meskipun banyak yang menyarankan agar ia tidak berlama-lama menunggu suaminya dan agar dirumah saja sebab kesehatannya perlu dijaga, namun anjuran-anjuran itu tidak diindahkannya. Ia menjelaskan, di rumahppun ia tidak akan betah sebab hatinya selalu ke rumah sakit. Maka ia hanya pulang untuk mandi dan ganti pakaian. Apabila Paula Rumokoy berada di rumah sedang berganti pakaian atau mandi dan tiba-tiba terdengar dering telepon hatinya sangat was-was. Apa gerangan yang terjadi? Dari mana datangnya telepon? Apakah akan menyampaikan berita buruk? Seribu satu terkaan muncul di hati Paula apabila telepon berbunyi. Juga, hari-hari terakhir ini ia sangat minim mengoleskan make
up diwajahnya selama Wim dirawat dalam ruangan ICU. Rambutnya hanya diikat ke belakang saja. Paula Rumokoy disamping menjaga suaminya juga sibuk menerima para tamu yang menjengk Wim Umboh. Apabila yang datang termasuk dekat dengan Wim, Paula mempersilahkan untuk masuk langsung ke dalam ruangan. Jika hanya sekedar kerabat atau famili cukup melihat melalui kaca saja. Di samping itu, ia cukup sibuk mengurusi kembang-kembang yang dikirimkan rekan-rekan, famili serta pengusaha-pengusaha film. Paula tidak lupa untuk mengambil alamat si pengirim, selanjutnya memberi tahu kepada Wim apabila Wim sudah bangun. Pernah satu kali, Paula memberikan kartu nama pengirim kembang pada Wim Umboh, akan tetapi saat itu Wim masih belum begitu sadar sehingga kartu pengirim itu diduga Wim skenario film, sehingga dianjurkan kepada Paula untuk memanggil kameramennya yang bernama Lukman Hakim. Membaik Pada tanggal 2 Januari, hati Paula merasa lega, sebab suaminya sudah dapat memakan bubur saring. Namun ia bertambah lega lagi karena Wim Umboh yang menderita penyakit gawat pada tanggal 8 Januari sudah dapat duduk dan diperkenankan latihan berjalan. Dan Paula selalu membantu, sebab tenaga Wim belum begitu kuat. Selama suaminya dalam perawatn di ICU di RS Husada, Paula terkadang menunggui di luar ruangan, apabila Wim tidur nyenyak. Namun sejak dipindahkan dari kamar ICU ke kamar VIP A, ia tidak lagi pulang ke rumah. Satu hari penuh ia menunggui di dlam kamar. Jika malam tidur di Veldbed yang tersedia. Sebagai istri sutradara Wim Umboh, berdasarkan pengamatan “SH”. Paula telah menunjukkan sikap yang setia dan benar-benar mencurahkan kasih sayangnya dan dengan penuh ketabahan mendampingi Wim Umboh. “Akhirnya rasa-rasanya saya ingin jadi suster” ujar Paula Rumokoy setelah dua minggu terus berada di Rumah Sakit. Menurut Paula, sejak suaminya sakit mendadak, kondisinya sedikt menurun. “Apabila Wim sudah baik, saya akan melakukan check up untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan”, katanya. Batasi Main Film. Paula Rumokoy hingga saat ini sudah banyak main film. Akan tetapi, sejak ia menjadi istri Wim Umboh kegiatannya sudah dibatasi sendiri. Film pertamanya adalah “Jakarta – Hongkong – Macao”, dan di dalam film “Bunga Bunga Berguguran” yang disutradarai Wim Umboh namanya mewangi dan popular dengan cepat. Kepada “SH” dikatakan Paula, sejak ia main film “Bunga Bunga Berguguran”, Wim sudah menaruh hati padanya. Hingga saat ini. Paula sudah membintangi 25 film, terakhir film “Petualang-Petualang” yang disutradarai Arifin C. Noer. Dengan dipindahkannya Wim Umboh ke kamar VIP A dari bagian ICU, wajah Paula Rumokoy tampak mulai cerah, karena suaminya yang dicintainya
semakin membaik. Namun demikian ia masih terus masih memanjatkan doa pada Tuhan agar Wim Umboh lebih cepat pulih agar dpat aktif kembali dalam perfilman nasional.