I ahir di Lumban Sirait, L armatera Utara pada 12 November 1928, Midian Sirait tidak hanya dikenal
sebagai pakar farmasi, melainkan juga sebagai politisi
dan pejuanE kelestarian kawasan Danau Toba di Sumatera Utamd: Mengabdi kepada bangsa dan negara sebaga Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan selama 1O tahun (periode 1978-1988), Midian Sirait terkenal dengan kebijakan penetapan daftar obat esensial. Berkat pengabdiannya tersebut, beliau merrdapatkan anugerah Tanda Kehormatan Rl Bintang Mahaputera Utama yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada Jumat 13 Agustus 2010 di lstana Merdeka. Tanda Kehormatan ini dianugerahkan kepada tokoh yang
llirien
POM
AWA] TAHUT BAGA BIIIAIIG IftSRA MTIIIA
dianggap berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Minggu 9 Januari 2011, tokoh yang dikenal giat, penyabar. dan penuh perhatian ini meninggal di Rumah Sakit Pondok lndah, Jakafia, pada Minggu pukul 09.25. Sejak Mei 2009, almarhum sempat dirawat di National University Hospital Singapura, RS Medistra. dan RS Pondok lndah karena masalah gagal ginjal dan komplikasi beberapa penyakit. Almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Taman Wijaya Kusuma I Nomor 1BA, Cilandak, Jakarta Selatan. "Rencananya almarhum akan dimakamkan di Porsea, Sumatera Utara, Rabu, 12 Januari 2011." kata Poltak Sirait. Almarhum meninggalkan tiga anak, yaitu Sondang P. Sirait (48), Poltak Sirait (47), dan Sinta Sirait (42), serta empat cucu. Semasa hidupnya, almarhum menjadi Guru Besar llmu Kimia Bahan Alam lnstitut Teknologi Bandung (lTB) dan pernah menerima medali Hermann Tomms dari Perkumpulan Ahli Farmasi Jerman pada tahun 1965.
:$:ffi:rii
pak Doa kami
T
E
IITAII G PEIII EI.ASAI{ SUSU ]ORftIUlA
% men's Health 0 2011
mensiringilnl?lrroro*
endidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, lingkungan ''f$ifi#. hidup dan pengelolaan bencana serta kebudayaan, kreativitas, dan inovasiteknologi merupakan 5 (lima) prioritas bidan$ kesejahteraan rakyat (kesra) dari 11 (sebelas) prioritas pembqpgunan nasional Kabinet lrldonesia Bersatu ll Tahun 2O1O-2O14. Demitian disampaikan Agung L$kdono, Menteri Koordinator Bidang Kesra (Menkokesra) dalam pengantaEya pada pertemuan awal tahun kimenterian/lembaga bidang kesra (l(L bidang kesra) dengan media di ruang rapat utama Kemenkokesra Setasa 4 Januari 2011. Lebih lanjut, ft{enkokesra memaparkan beberapa capaian lndonesia tahun 2010 antara lain bahwa lndonesra menduduki posisi negara ke 44 dari 139 negara di dunia. Hal ini berarti bahwa lndonesia naik 1O posisi dari urutake 54 tahun 2009, pada Global Competitive lndex (GCl) 2O1O-2O11 diatas Vietnam dan lndia (pubiikasi Forun Ekonomi Dunia,2OlO). Selain itu lndeks Pembangunan Manusia (lPM) lndonesia pada tahun 2010 mendudu< peringkat ke 108, naik tiga peringkat dari sebelumnya 111 pada Tahun 2009. Dalam pertemuan ini, Menkokesra mengundang 11 (sebelas) pimpinan l(L bidang kesra untuk menyampaikahasil pencapaian kinerja2OlO dan program prioritas 2010 kepada media. Mereka adalah MenteriAgama, MenteKebudayaan dan Pariwisata, Menteri Kesehatan, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Pemberdayaan Perempua^ dan Perlindungan Anak, Menteri Pemuda dan Olah Raga, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Sosial, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) d4n Kepala.Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Kqpbda media yang hadir, (Bpala Badan POM Rl Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc, menjelaskan mengenai Fokr,s Prioritag Pengawa6bn Obat dan Makahan Tahun 2011. Untuk menjawab tantangan dalam perubahan lingkunga^ strategis dewasa ini, Badan POM melaksanakan SISPOM-SATU, yaitu Sistem Pengawasan Obat dan Makanayang Solid, Andal, Terpadu dan Utuh (SISPOM-SATU). SISPOM SATU ini bertujuan sebagai perlindungan terhada: kesehatan masyarakat, menciptakan keunggulan daya saing produk Obat dan fi/akanan dengan jaminan keamanan,,kemanfaatan dan mutu yang sesuai standar internasional sehingga pada gilirannya akan dapat menciptakan perekonomian nasional yang kuat. Beberapa upaya strategis yang dilakukan Badan POM dalam menghadapi tantangan tersebut antara lain melalui peningkatan dan akuntabilitas Badan POM; pengawalan secara konsisten n ObaLdan Makanan; peningkatan penegakan hukum bidang Obat dan Makanan; HarmonisasiASEAN di bidang kosmetika; tan kompetensi dan profesionalisme evaluator, penguji, inspektur, hr dan penyidik serta pemberdayaan konsumen. ilf Makanan bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. Badan POM tidak dapat melakukannya sendirian
l-
r;ffi
!+
;:
{ 6'i!
t 28 Januari 2011, Lapangan PPOMN Badan POM dipenuhi oteh
yang bersemangat untuk mengikuti kegiatan Senam Pagi Bersama. pagi kali terasa istimewa karena dilaksanakan sebagai salah satu peringatan Hari Ulang Tahun Badan POM Rl ke-10 yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2011. Seusai senam pagi, Kepala Badan POM dan Sekretaris Utama didampingi pejabat Eselon I dan ll lainnya menuju halaman depan gedung A Badan POlr{'untuk,menanam pohon. Penanaman pohon ini merupakan awal dari program
serta Lomba Khusus untuk
tengan
Dinas Kesehatan ntin Sehat akan Presiden
Anl[Se]
l"ffiSqnaka n beke rjasa ma
Pendidikan Nasional, dan nya pemenang Lomba secara langsung oleh Menuju Pangan i" dan " ugas
*{
{sq
rF
Senin nakan tugas pengawasan di bidang Obat dan
Pemcanangan Gerakan tnenwju Panaan Jajanan xnakseko[ab Yanq Avnan, Beywtutrl Dan Bergizi SevLa Sataas pevnbevantasam Obat Dan trna[
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan POM pada tahun 2008, pangan jajanan t'ernyata memegang
peranan penting dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anakanak usia sekolah.
Hasil pengawasan PJAS oleh Badan POM pada lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan PJAS yang tidak memenuhi syarat berkisar antara 40%-44%.lni disebabkan karena PJAS tersebut mengandung bahan berbahaya yang dilarang digunakan untuk pangan seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl yellow. Tingkat keamanan PJAS yang masih rendah merupakan masalah serius karena terkait dengan pembangunan sumber daya manusia lndonesia. Pada kesempatan ini, Wakil Presiden berkenan memberikan piala kepada SDN Ujung Menteng 01 Pagi, SDN Cijantung 03 Pagi dan SDN Behdung-an Hilir 03 Pagi yang berhasil menjadijuara l, ll dan lll dalam Lomba Kantin Sehat Sekolah yang diadakan oleh Badan..POM Sementara itu, hasil pengawasan Badan POM lainnya menunjukkan masih ditemukan adanya obat dan makanan ilegal termasuk produk palsu di peredaran. Berbagai kegiatan telah dilakukan sebagai upaya pemberantasan produk obat dan makanan ilegal antara lain Operasi Gabungan Nasional yang dilaksanakan serentak pada waktu yang sama diseluruh lndonesia. Selain itu, secara periodik juga dilakukan Operasi Gabungan Daerah di masing-masing provinsi. Operasi tersebut dilaksanakan secara terpadu melibatkan lintas sektor terkait, yaitu Kepolisian dan Dinas
Kesehatan.
+
Diperlukan dukungan, kerjasama, dan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan secara terpadu, baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk melaksanakan pengawasan di bidang Obat dan Makanan ini, karena Badan POM tidak dapat berperan sebagai single ptayerl
ffi
Y
R.r.
., ,:nnaan Pombangunrn llr ' t te nbanguoan Nngio,i: \ Ar L r'
I
7
Ri
ilr
A/rb
,'-
Kesehatan, Kepala Badan POM, Ketua Umum lkatan DokterAnd ldan Kepala Kantor Hukum dan Organisasi IPB hadir dalam kortl Jdilaksanakan di kantor Kementerian Komunikasi dan lnformatika
Pada konferensitersebut Menteri Kesehatan, dr. EndanqRahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, menyatakan susu formula yang beredar di lndonesia aman dikonsumsi. Pernydtaan Menteii Kesehatan ini didukung oleh hasif pengujian laboratorium Badan POM terhadap susu formula bayi secara berturut-turut pada tahun 200S.2009,2O1O dan awal Februari 2O11 yang menunjukkan hasil negatif untuk parameter Enterobacter sakazakii pada seluruh sampel susu formula. .," wll". Kepala Badan POM, Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc menambahkan f_ t bahwa Badan POM sebagai institusiyang memiliki otoritas pengawasan. telah dan akan secara terus menerus melakukan pengawasan produk i 'l pangan termasuk produk formula bayi. Pengawasan dilakukan secara komprehensif sesuai dengan kaidah yang berlaku secara internasional meliputi pengawasan yang dimulai dari produk sebelum beredar (pre
r
market control) sampai dengan produk di peredaran (post market control). Pada Maret 2008 Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 96 (sembilan puluh enam) produk formula bayi. Meskipun pbda
saat itu sebenarnya belum ditetapkan adanya persyaratan cemaran
Enterobacter sakazakii dalam produk formula bayi berbentuk bubuk baik secara nasional maupun internasional (Codex Alimentailus Cornmiss menunjukkan seluruh sampel yang diuji tidak mengandung Enterobacter sakazakii Kemudian pada tahun 2009 dilakukan sampling dan pengujian terhadap 11 san sampel, tahun 2010 sebanyak 99 sampel, dan tahun 2011 sampai dengan awal Februari sebanyak 18 sampel. Hasil pengujian menunjukkan seluruh sampel tidak mengandung mengandunq Enterobacter sakazakii. Karena itu. Dra. Kustantinah meng pa menqhimbau kepada masvarakat syarakat agar tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi formula bayi dengan tetap mengikuti petunjuk penyimpanan, penyiapan dan penyajian sesuai dengan petunjuk yang tercantum dalam label. Himbauan yang sama juga disampaikan Ketua Umum lDAl. dr. Badriul Hegar yang mengatakan bahwa jika memang
bayi harus meminum susu formula perlu dilakukan upaya pencegahan maksimal dalam mengolah susu karena susu bisa terkontaminasi saat pembuatan. Sementara pihak IPB menyatakan bahwa hingga saat ini IPB belum menerima secara resmi salinan Putusan MA. Apabila putusan telah diterima, lPB.pkan melaksanakan hal-hal yang sudah diatur secara hukum setelah melalui berbagai kajian dan pertimbangan J
ngkatkan semangat
tomoni
dan
desentralisasi, merupakan salah poin penting yang akan dibahas dalam Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Kementerian Kesehatan yang diselenggarakan pada tanggal 21 -23 Februari 2011 di Balai Sudirman, Jakarta. "Kementerian Kesehatan akan mendorong provinsi untuk meningkatkan setiap upaya kes-ehatan yang dilaksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan agar dapat berjalan lebih efektif dan semakin optimal" ujar Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dalam sambutannya pada pembukaan Rakerkesnas 2011 , sehingga diusunglah lema " Meningkatkan Good Governance Kesehatan di Tingkat Provinsi" untuk Rakerkesnas 2011 ini.
Menkes dalam sambutannya menekankan perlunya melakukan inovasi dan terobosan dalam berbagai hal di setiap tingkat administrasi pemerintahan dengan tetap
memperhatikan koridor hukum. Adapun terobosan atau reformasi pembangunan kesehatan masyarakat yaitu:
1) Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar
2) 3)
4\ 5)
dan pemenuhan Bantuan Operasional Kesehatan/BKO Ketersediaan, keterjangkauan obat di seluruh fasilitas kesehatan Ketersediaan, distribusi dan retensi sumber daya manusia kesehatan yang adil dan merata, Pengembangan jaminan kesehatan Pengelolaan daerah bermasalah kesehatan dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan terpencil
6) Pelaksanaan reformasi birokrasi kesehatan 7) Pengembangan World C/ass Health Care Untuk mewujudkannya diperlu kan reformasi kesehatan
masyarakat yang mendasar guna mencapai tujuan tersebut.
Pada kegiatan Rakerkesnas 2O11 ini, Badan POM berperan serta dalam kegiatan pameran yang menampilkan beberapa produk informasi tentang obat
dan makanan serta Mobil Laboratorium Keliling/
re
r' +*-s*s*b*
UNIUX II{OUSTRI PANGAN SIAP SAJI
l
P'qp
Penangung Jawab : Dr. M. Hayatie Amal, MPH ; Redaktur : Hendri Siswadi, SH ; Editor : Dra. Fauziah Amin, Apt Desain Grafis : Nelly Lutfhiani Rachman, S.Sos, Octavita Dwi Yuliani, S.lkom Sekretariat : Dra. Sri Mulyani, Apt, Ambang Budianto, S.Sos, Ristanti Kuntarsih, A.Md, Triswanto