Meninjau Ulang Teori Perubahan
Sawit dan karet sebagai komoditas utama
Sistem agroforestry dan arti penting kawasan dan harimau sebagai satwa langka
Tidak ada budaya merantau (kebutuhan lahan meningkat) Orang tua mewariskan lahan untuk anak2nya
Masyarakat sepakat SM DS memiliki arti penting dan agroforestry dapat menggantikan pola ladang ekstensif
Masyarakat mendiskusikan manfaat agroforestry, pentingnya dan nilai kawasan SM Dolok Surungan
Pada bulan Juni 2010, 90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat desa asal perambah (Meranti Timur, Meranti Utara, dan Meranti Tengah) mengetahui, saling bersepakat dan membicarakan arti penting kawasan SM Dolok Surungan dan keberadaan harimau di kawasan ini sebagai satwa langka yang berharga. 50 % masyarakat di 4 desa ini mengetahui, sepakat dan saling membicarakan manfaat dan kelebihan sistem agroforestry
Pesan-pesan efektif dengan bauran media, introduksi ke pertemuan2 kelompok (pengajian etc), gerilya personal dan tokoh Survey Kuantitatif
Peningkatan kesadaran, memanfaatkan ‘sentimen’ daerah, kebudayaan dan kebanggan lokal, agroforestry modeling (Wak Diar) Survey Kuantitatif dan kualitatif
Aktifitas kelompok : wirid, partamiangan, naposo bulung, sekolah, warkop; jalur tokoh masyarakat, bulletin lokal Survey Kuantitatif
Harga sawit dan karet tinggi
- Perladangan karet dan sawit di dalam kawasan - Jual beli lahan
Teknik agroforestry Penegakan hukum untuk pengusaha
Masyarakat tidak membuka lahan rambahan baru
- 2 pola agroforestry karet dan sawit teridentifikasi oleh tim dan mitra penyingkir halangan pada bulan Juli 2009. - Pada bulan Januari 2010, 2 orang pengusaha diputus bersalah oleh pengadilan dan meninggalkan lahan rambahan Diskusi intensif dengan Rare, ICRAF; supporting data kepolisian dan BBKSDA SU; propaganda media; ‘people power’ untuk mendukung penegakan hukum
Realisasi kegiatan, laporan
Perambah meninggalkan lahan rambahan dan mengadopsi system agroforestry
Pada bulan Juni 2010, 30 % masyarakat target menerapkan teknik agroforestry di lahan mereka dan 300 perambah meninggalkan lahan rambahannya
Perambahan Kawasan
Laju perambahan berhenti dan luas lahan rambahan berkurang
Laju perambahan pada bulan Juni 2010 menjadi 0 ha/bulan dan 1000 ha lahan rambahan ditinggalkan oleh perambah
Habitat Harimau
Habitat Harimau tidak dirambah
Luas kawasan yang dirambah masyarakat berkurang dari 3.500 (pada September 2008) ha menjadi 2.500 ha (Juni 2010)
Pelatihan teknis, pembukaan pasar, pelibatan stake holder dalam penentuan teknis, kompensasi non dana untuk perambah (teknik dan pendampingan agroforestry)
Patroli dan kontrol data (spasial dan dokumen) rutin
Patroli dan kontrol data (spasial dan dokuman) rutin
Observasi dan survey
Survey, surat pernyataan
Survey, analisis peta, laporan
Narasi Teori Perubahan (maksimum 175 kata) To stop further forest conversion for plantation by local farmers living in Dolok Surungan Wildlife Reserve area and to maintain viability of the reserve as an important habitat for Sumatran Tiger, an agroforestry system and land extensification use system that are more sustainable, environmentally friendly and more economical will be reintroduced. Local farmers will be informed about the significance of the area as the habitat for Sumatran Tiger and the benefits of adopting agroforestry system. This new system will offer higher and more sustainable income and at the same time will maintain forest’s life support system. They will be introduced to the concept of the systems, receive training and technical assistance for using the technique and finally adopt and practice the system. For the first two year there will be at least 50% adoption of the system by community in 4 primary target villages. The Pride campaign will be seen successful if forest conversion stops and population of Sumatran Tiger in the area is maintained.The agroforestry system will adopt and replicate one practiced by people in Lobbu Rapa village for long time and has been successful
Khalayak sasaran Kunciy Untuk semua Kelompok Tujuan 1a keanekaragaman hayati : Melindungi habitat harimau sumatera dari perambahan sehingga laju perambahan dapat dihentikan dan lahan yang dirambah dapat berkurang 1000 ha pada bulan Juni 2010 Tujuan 1b pengurangan ancaman : Menghentikan laju perambahan
1
Fokus
Hasil yang diperlukan
Kawasan SM Dolok Surunga nI (bagian utara)
Luas lahan rambahan berkurang
Tidak terjadi lagi perambah
Lihat bagian E untuk deskripsi lengkap tujuan
Rencana Aksi Kegiatan Tujuan Kunci1 Kunci Luas Survey dan lahan analisis data rambahan spasial berkurang seluas 1000 ha pada bulan Juni 2010
Luas lahan Laju perambahan baru/ 0 ha/bulan pembukaan (berhenti) baru 0
Perubahan sikap dan pendekatan ke kepala desa
Alat yang diperlukan
Mitra
Rencana Pemantauan Ukuran Metode Target Frekuensi
GIS, sukarelawan , alat ukur data spasial (GPS)
PETAI, HIMAS, Kelompok Pemuda, Seksi Perlindungan dan Perpetaan BBKSDA SU
Luas lahan diramba h
Bauran media, pertemuan personal
Kepala desa, SKW III, RKW SM DS I,
Luas Patroli 0 ha pada lahan Juni 2010 baru yang dibuka
GIS
Berkurang 1000 ha pada Juni 2010
Risiko Kunci SosialIlmiah/lainnya politik
Akhir tahun 2009 dan Juni 2010
Gerakan mengatasnamakan masyarakat adat
Bias pengambilan data lapangan karena beratnya dan luasnya medan; lahan yang diakui sebagai milik di dalam kawasan tetapi tida diolah
Dua kali selama kampanye : Akhir
Kampanye politik dengan tawaran
Bias pengambilan data lapangan karena
an baru
Mengeluarkan perambah dari dalam kawasan
Penegakan hukum bagi pengusaha perambah (BR pendamping_buka n tujuan kampanye_target BBKSDA SU
ha/tidak ada lagi pada bulan Juni 2010
Kompensasi non dana bagi perambah yang mau keluar
-
-
untuk tidak lagi mengeluarkan ‘ijin’ pembukaan baru
Sejumlah 300 perambah perambah keluar dan keluar dari mengadopsi dalam system kawasan pertanian pada Juni bar di lahan 2010 legal
-
-
tahun pembebasa 2009 dan n lahan Juni 2010 untuk masyarakat
Mengeluarka n perambah dengan kompensasi teknik agroforestry dan intensifikasi lahan
-
Teknis agroforestry, sukarelawan , motivasi communal (pride)
-
ICRAF, Jumlah Surat 300 Juni 2010 Seksi KSDA perambah pernya- perambah Wilayah III, keluar taan keluar Dinas Kehutanan Tobasa
-
-
-
-
-
beratnya dan luasnya medan; lahan yang diakui sebagai milik di dalam kawasan tetapi tida diolah Tidak ada
Gerakan mengatasnamakan masyarakat adat
-
-
Khalayak sasaran: Masyarakat Perambah (satu tabel untuk setiap khalayak sasaran) Kunci Fokus Hasil yang Khalayak diperlukan sasaran Khusus Khalayak sasaran::Masyarakat Perambah Tahap 2a Nilai historis Pengetahuan Perenungan dan tentang nilai (Pengetahuan) pentingnya historis dan kawasan SM pentingnya DS kawasan SM
2
Lihat bagian E untuk deskripsi lengkap tujuan
Rencana Aksi SasaranKegiatan sasaran kunci2 Kunci
Alat yang diperlukan
Pada Juni 2010 90 % masyarakat Salipotpot dan 50 %
Materi untuk papan reklame, poster,
Pesan-pesan kognitif ditanamkan melalui bauran
Mitra
PETAI, HIMAS, RISMA, Naposo Bulung,
Ukuran
Perubahan dalam kepedulian
Rencana Pemantauan Metode Target
Survei pra/pasca
90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat
Frekuensi
Risiko-risiko Kunci SosialIlmiah/Lainnya politik
Juni 2010 Perambah pengusaha member iefek psikososial
Tidak ada
DS
Kelangkaan dan nilai berharga harimau sumatera
Manfaat agroforestry dan pola intensifikasi pertanian
Tahap Persiapan (Sikap)
2b Kesepakatan tentang nilai SMDS dan harimau
masyarakat tiga desa asal perambah mengetahui nilai historis dan pentingnya SMDS Pengetahuan Pada Juni tentang 2010 90 % kelangkaan masyarakat dan nilai Salipotpot dan berharga 50 % harimau masyarakat sumatera tiga desa asal perambah mengetahui kelangkaan dan berharganya harimau sumatera Pengetahuan Pada Juni 2010 tentang 90 % manfaat masyarakat agroforestry Salipotpot dan dan pola 50 % intensifikasi masyarakat tiga pertanian desa asal perambah mengetahui manfaat agroforestry dan intensifikasi pertanian Perubahan sikap Pada Juni dalam 2010, 90 % memandang masyarakat SMDS dan Salipotpot dan harimau sebagai 50 % potensi daerah masyarakat yang harus tiga desa asal dibanggakan perambah dan dijaga memandang SMDS dan harimau sebagai potensi kebanggaan
media
factsheet; lagu, film pendek; proyektor
KPA, KSM
tiga desa asal perambah
Pesan-pesan kognitif ditanamkan melalui bauran media
Materi untuk papan reklame, poster, factsheet; lagu, film pendek; proyektor
PETAI, HIMAS, RISMA, Naposo Bulung, KPA, KSM
Perubahan dalam kepedulian
Survei pra/pasca
90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat tiga desa asal perambah
Juni 2010 Tidak ada
Gangguan terhadap ternak
Pesan-pesan kognitif ditanamkan melalui bauran media, pelatihan dan studi banding
Materi untuk papan reklame, poster, factsheet; lagu, film pendek; proyektor
ICRAF, USU, Wak Diar, PETAI, HIMAS, BPDAS, Bodhicitta
Perubahan dalam kepedulian
Survei pra/pasca
90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat tiga desa asal perambah
Juni 2010 Tidak ada
Hasil secara ekonomis belum diperhitungkan, belum memiliki pola yang terbaik untuk karet berumur
Pesan-pesan emosional ditanamkan melalui lagu, khotbah dan ceramah
Materi untuk khotbah, nilai budaya berkaitan dengan kawasan, lagu
Perubahan sikap Survei Tokoh masyarakat, pra/pasca tokoh agama, KSM, KPA, tokoh parmalim
90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat tiga desa asal perambah
Juni 2010 Tidak ada
Tidak ada
Kesepakatan tentang manfaat agroforestry
Perubahan sikap tentang pola pertanian ekstensif menjadi intensif melalui agroforestry
Tahap Validasi (Sikap)
2c Isu-isu perambahan
Saling membicarakan masalah perambahan dan bagaimana cara penyelesaiannya
Tahap Tindakan (Praktik)
2d Menghentikan pembukaan lahan baru di dalam kawasan
Masyarakat tidak lagi berpikir untuk membuka lahan baru di dalam kawasan
Meninggalkan lahan rambahan dan mengadopsi system agroforestry
Perambah meninggalkan lahan rambahan dan mengadopsi system agroforestry
daerah dan harus dijaga 40 % masyarakat sepakat tentang manfaat agroforestry (pola intensif) dibandingkan merambah kawasan Pada Juni 2010, 90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat tiga desa asal perambah saling membicarakan isu-isu perambahan dan cara mengatasinya di SMDS Pada Juni 2010 tidak ada lagi masyarakat membuka lahan baru di dalam kawasan
Pada Juni 2010, 300 KK meninggalkan lahan rambahan di dalam kawasan
Pesan-pesan emosional ditanamkan melalui lagu, khotbah dan ceramah
Materi untuk khotbah, nilai budaya berkaitan dengan kawasan, lagu
KSM, KPA, Perubahan sikap Survei tokoh pra/pasca masyarakat, tokoh parmalim, tokoh agama, artis lokal
40 % masyarakat
Juni 2010 Tidak ada
Hasil secara ekonomis belum diperhitungkan, belum memiliki pola yang terbaik untuk karet berumur
Pesan antar personal dan melalui tokoh masyarakat
Materi factsheet, media lokal, materi terkait budayakawasanmasyarakat
Media Perubahan sikap Survei lokal, tokoh pra/pasca masyarakat, KSM, KPA, perwiridan ibu-ibu, bapakbapak, remaja, partamiangan
90 % masyarakat Salipotpot dan 50 % masyarakat tiga desa asal perambah
Juni 2010 Gerakan
Tidak ada
Pesan antar personal dengan dialog rutin Sensus perambah,
Materi factsheet, pesan yang baik (sticky message)
Pelatihan dan teknis agroforestry, sensus lahan rambahan
Materi pelatihan, seminar kit, seminar tool, kebun bibit, gps, gis software
Tokoh masyarakat, SKW III, Biidwil II, PETAI, HIMAS, kepolisian, aparat desa Tokoh masyarakat, SKW III, Biidwil II, PETAI, HIMAS, kepolisian, aparat desa
mengatasnamakan masyarakat adat
Penghentian Survey pasca pembukaan lahan baru di dalam kawasan
tidak ada lagi Juni 2010 Tidak ada masyarakat membuka lahan baru di dalam kawasan
Masyarakat yang tidak memilikilahan di luar kawasan menolak untuk berhenti
Meninggalkan Survey dan lahan rambahan pengukuran dan mengadopsi pola agroforestry
300 KK meninggalkan lahan rambahan di dalam kawasan dan mengadopsi system agroforestry
Tidak ada
Juni 2010 Gerakan
mengatasnamakan masyarakat adat