StYJ;J/I Fl-f/r MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF P ADA MAKANAN YANG TERINTEGRASI NILAI MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
II
llllPPDt
\.Ill I Oleh: IYOYANUAR 104016100408
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
"MENINGKATKAN
PEMAHAMAN
KONSEP
ZAT
ADITIF
PADA
MAKANAN YANG TERINTEGRASI NILAI MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)" (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Pembangunan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta),
Iyo Yanuar, 104016100408, Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan VIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Januari 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi. Jakarta, 11Januari2010 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baig Hana Susanti, M.Sc. NIP. 19700209 200003 2 001 Sekertaris (Selaetaris Jurusan Pendidikan IP A) Nengsih Juanengsih, M.Pd. NIP. 19790510 200604 2 001 Penguji I Baig Hana Susanti, M.Sc. NIP. 19700209 200003 2 00 I
Tan a angan I'
'.b..~.f?l::?DID
.!k~f.:?olo /
,,\\\P
LA"···'
Penguji II Nengsih Juanengsih, M.Pd. NIP. 197905 I 0 200604 2 00 I
Mengetahui :
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:Iyo Yanuar
NIM
:104016100408
Jurusan
:Pendidikan IP A (Pendidikan Biologi)
Angkatan Tahun
:2004
Alamat
:Kmp: Sukasari, Ds: Sukajadi Kee: Panggarangan Kab: Lebak, Banten Selatan. 42393
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi "MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF PADA
MAKANAN
YANG
TERINTEGRASI
NILAI
MELALUI
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan : Nama : Dr. Zulfiani, M.Pd NIP
: 150 368 741
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata sk:ripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
Jakarta, Januari 2010 Yang Menyatakan
~!~.P.,r.;.;08!'.~ o~g)Vv ~:©E~IV"· Iyo Yanuar
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF PADA MA KANAN YANG TERINTEGRASI NILAI DENG AN PENDEKA TAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) Diajukan sebagai salah satu syarat me111peroleh Gelajar Saijana Pendidikan pada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Oleh:
IYD
Y6-l'JU.6R
NIM: I04016100408
ngan:
di bawah bi1
('
/ Dr. Zulfou i. M.Pd} NIP: 150 368 741
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH .JAKARTA
ABSTRACT
Iyo Yanuar, Improving U11dersta11di11g in The Concept Base of Additive 011 Practical Value with Problem Solving Approachme11t (Classroom Action Research in Islamic Junior High Sc/tool Pemba11gu11a11 Syarif Hidayatullalt State Islamic University Jakarta). Biological Department. Majors of Nature Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The purpose of this class room action research is to understanding the additive of concept base on practical value with problem solving approachment. The subject of research is the students of 8.E L~lamic Junior High School Pembangunan Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The treatment of the research is given science learning by using problem solving approachment. The learning achievement data collected by using observation and questionnaire method is using quantitative and qualitative analysis. The results is: 1) The data analysis undestending concept by using N-Gain at the first cycle is 0.3. In the other hand, at second cycle N-Gain Score better than the first cycle. It is 0.5. The "t"test data obtained th;wng point is 2.17 and t1able point is 2.05 at the significance level. It mean that 2.17 t11uung is more higher than 2. 05 tiab/e, or ti.;1ung > tiable· Based on the explanation above, concluded that Ha is accepted and Ho is reji1sed. The fact showed that there is a students significance difference in improving understanding at the first cycle and second cycle. 2) The science learning by using problem solving approachment can improve the understanding student in the additive of concept base on practical value with problem solving approachment. 3) Student response about additive concept base on practical value is positive action. Keywords: Understanding Concept Student, Problem Solving Approachment, Classroom Action Reseach.
ABSTRAK
Iyo Yanuar, "Meningkatkan Pemahaman Konsep Zat Aditif pada Makanan yang Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pemecahan Masala!t", (Penelitian Tilldakan Ke/as di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta), Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas I/mu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jaka11a. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep zat aditif pada makanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8.E Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Intervensi tindakan (perlakuan) berupa pembelajaran IPA dengan pendekatan pemecahan masalah. Data yang diambil berupa hasil tes pemahaman konsep dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif, dan respon siswa tentang pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, ditemukan: 1) Diperoleh skor N-Gain pemahaman konsep untuk siklus I sebesar 0.3, sedangkan pada siklus II nilai NGain lebih baik dari siklus I yaitu 0.5. Uji "t" data basil perhitungan rata-rata NGain Siklus I dan II diperoleh nilai th;tung sebesar 2.17 dan nilai ltabel sebesar 2.05 pada taraf signifikansi 0.05 jadi thitung 2.17 lebih besar dari ltabeI 2.05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan pemahaman konsep siswa di siklus I dan siklus II, 2) Proses pembelajaran IPA dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa, 3) Respon siswa mengenai konsep aditif pada makanan yang terintegrasi nilai praktis adalah positif.
Kata kunci: Pemahaman Konsep Siswa, Pendekatan Pemacahan Masalah. Penelitian Tindakan Ke/as.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Pe1tama-tama puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi atas segala rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan keharibaan junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk umat Islam yang dipenuhi cahaya pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah yang harus ditempuh untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Strata I (SI) oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan semangat dan ridha-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan materi, kesempatan, bimbingan, pengarahan maupun darongan semangat, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghai:gaan yang setulus-tulusnya kepada: I. Bapak Prof. Dr. Dede Rasyada, ·M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. !bu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). 3. !bu Nengsih Juanengsih, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA. 4. Bapak Dr. Sujiya Miranta, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bialagi.
5. !bu Dr. Zulfiani, M.Pd. Dasen Pembimbing yang telah banyak memberikan pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini. 6. Bapak-bapak dan lbu-ibu Dasen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Bapak Djamaluddien, S.Pd. Kepala Sekalah MTs Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakaita,
yang telah memberi izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian bagi penulisan skripsi ini. iii
7. Ibu Yayah Zakiyah, S.Pd. Guru IPA MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak meluangkan dan membantu memberikan masukan yang bermanfaat selama penelitian. 8. Sahabat-sahabat tercinta Pendidikan Biologi angkatan 2004 yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2009
Penulis
LEMBAR PERSEMBAHAN Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihab yang telab memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikan penulisan skripsi, di antaranya adalab: l. Orang tua tercinta, Bpk Salim Muslim dan Ibu Adijah yang telab membesarkan penulis dengan penuh disiplin dan kemandirian, semoga Allab swt. selalu melimpahkan Rahmat dan Magfiroh-Nya kepada Ayabanda dan dan Ibunda tercinta (I love you). 2. Keluarga besar Nenek Sani, Wa Amab, Wa Sakar, terimakasih telab menjadi sahabat bagi penulis tempat penulis berkeluh kesah, yang telah memberikan dukungan dan motivasi, semoga Allab memberikan curaban rabmat-Nya pada kalian. 3. Kakak-kakakku tercinta, Iping Pribadi, S.E dan Endab Juwita S.T, si kecil Neng Bunga Rayi Virgiani, Adik-adikku Iis Khairiyab dan Adang Khomsin. Kalian juga harus bisa seperti ini kelak bahkan harus melebihi. Kalian semua adalah inspirasi penulis. 4. Ummiku tercinta Ummi Ira, Sababat-sababat sejatiku tercinta Lidiyawati S.E, Syukrini Irfiyanda, S.Pd., Syukrina Irfiyanda, S.Kom., terimakasih untuk nasihat,
masukan
positifnya
dan
tausiahnya
selama
ini
(La 'allah
Yarhamukum).
5. Sahabat-sababatku Siti, Herin Najihab, Ayu Fitriana, Uchi, Kamar 4 !IQ, Fuab, Icha, Desy terima kasih selama ini sudah banyak membantu. 6. Sahabat-sahabat setia yang selalu mengingatkan karena Allab Ka Asra, Ka Iko, Mba Pur, Mba Ningrum, semoga ukhuwah selalu menyertai selamanya. 7. Teman-teman KAMMI UIN yang selalu rindu akan perubaban, terimakasih untuk semangat dan ukhuwahnya selama ini, semoga Allab selalu membukakan jalan atas setiap perjuangan yang penuh onak dan duri, Jkhwah Fil/ah tetap semangat, Allahu Akbar!
DAFTARISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PEN GANTAR ......................................................................................... iii LEMEAR PERSEMBAHAN ............................................................................. v DAFTAR ISi ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFT AR LAMPIRAN ....................................................................................... ix BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C.
Pembatasan Masalah ............................................................. 5
D.
Perumusan Masalah ............................................................... 6
E.
Manfaaat Penelitian ............................................................... 7
F.
Tujuan Penelitian ................................................................... 7
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teoretis .................................................................. 8 1. Pemahaman ................................................................... 8 2. Sikap .............................................................................. 9 3. Pembelajaran Zat Aditifpada Makanan ........................ 12 4. Nilai Praktis dalam Konsep Zat Aditifpada makanan ......................................................................... 13 5. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) ......................................................... 15
B.
Basil Temuan yang Relevan .................................................. 21
C.
Kerangka Pikir. ...................................................................... 21
D.
I-Iipotesis Tindakan ................................................................ 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23 B. Metode dan Disain Intervensi Penelitian ............................... 23 I. Fokus Masalah ................................................................... 23 2. Solusi Masai ah .................................................................. 23 3. Disain Intervensi Tindakan ............................................... 23 4. Prosedur Singkat Tindakan ............................................... 25 C. Subjek Penelitian .................................................................... 26 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 26 E.
Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 26
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 28
G. Data dan Sumber Data ........................................................... 28 H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28 I.
Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 29
J.
Kalibrasi Instrumen ............................................................... 30 I . Validitas ............................................................................ 30 2. Reliabilitas ......................................................................... 31 3. Uji Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda .......................... 31 4. Skor Gain (N-Gain) ........................................................... 32
K. Uji Prasyarat Penelitian .......................................................... 33 I. Uji Normalitas ................................................................... 33 2. Uji Homogenitas ............................................................... 34 3. Uji "t" Tes (paired T-Tes) ................................................. 34 L.
Indikator Keberhasilan Tindakan .......................................... 35
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................. 35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Hasil Penelitian ........................................................ 37 I. Siklus I .............................................................................. 37 2. Siklus II ............................................................................. 43 B.
Pembahasan ............................................................................ 57
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 61 B.
Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................................... 27 3.2 Jenis dan Telmik Pengumpulan Data ................................................................ 28 4.1 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I .................................................. .40 4.2 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus I ............................................................................ 41 4.3 Hasil Pemahaman Konsep Siswa Siklus I.. .......................................................42 4.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ................................................. .49 4.5 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus II ........................................................................... 49 4.6 Indikator Sikap Konsep Zat Aditifyang Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pemecahan Masalah ...................................................................... 50 4.7 Hasil Pemahaman Konsep Siswa Siklus II ....................................................... 52 4.8 Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors (Siklus I) ........................... 55 4.9 Hasil Perhitungan Nonnalitas dengan Uji Liliefors (Siklus II) .......................... 55 4.10 Basil Perhitungan Uji "t" ............................................................................... 57
ix
DAFTAR GAMBAR
Garn bar 3 .I Disain Intervensi Tindakan ................................................................... 24
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Silabus ................................................................................................................. 61 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.. .....................................................62 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................................................... 66 4. Kisi-Kisi Instrumen Siklus I ............................................................................... 70 5. Kisi-Kisi Instrumen Siklus II ............................................................................... 71 6. Instrumen Penelitian Siklus I ............................................................................... 72 7. Instrumen Penelitian Siklus II .............................................................................. 75 8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I ..................................................... 78 9. Kunci J awaban Instrumen Penelitian Siklus II .................................................... 79 10. Lembar Kerja Siswa Siklus I ............................................................................... 80 11. Lembar Ke1ja Siswa Siklus II .............................................................................. 83 12. Kisi-Kisi Angket Siswa ....................................................................................... 86 13. Angket Pemahaman Siswa Terkait Nilai Praktis ................................................. 87 14. Instrumen Penelitian Uji Coba ............................................................................. 88 15. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................................ 95 16. Rekap Analisis Butir Soal .................................................................................... 96 17. Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus I.. ...............................................................98 18. Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus II ............................................................... 99 19. Perhitungan Uji Normalitas Siklus I.. .................................................................. 100 20. Perhitungan Uji Normalitas Siklus II .................................................................. .102 21. Skor Mentah Pretes Siklus 1.. ............................................................................... 104 22. Skor Mentah Postes Siklus I ................................................................................ 105 23. Skor Mentah Pretes Siklus II ............................................................................... 106 24. Skor mentah Postes siklus II ................................................................................ 107 25. Perhitungan Uj i Homogenitas .............................................................................. 108 26. Uji "t" Skor N-Gain ............................................................................................ 110 27. Hasil Ke1ja Siswa Siklus I ................................................................................... 111 28. Hasil Ke1ja Siswa Siklus II .................................................................................. 115
30. Perhitungan Siswa yang Mencapai KKM Siklus II ............................................. 120 31. Pedoman Wawancara ........................................................................................... 121 32. Hasil Wawancara ................................................................................................. 122 33. Pedoman Wawancara tentang Kinerja Guru ....................................................... .124 34. Lembar Obseravasi Penelitian ............................................................................. 125 35. Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar .................................................... 127 36. Hasil Belajar Aktivitas Belajar Mengajar Siswa ................................................ .128 37. Wawancara Pendapat Guru tentang Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah ............................................................................................. 129 38. Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus I ................................................................................................... 130 39. Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecalmn Masalah Siklus !. ..................................................................................................133 Uji Referensi Nukilan Uji "t"nilai kritis L untuk Uji Liliefors Z Tabel Uji Liliefors Surat Keterangan Penelitian Surat Bimbingan Skripsi Surat Permohonan Observasi Surat Permohonan Penelitian Hasil Ujian Komprehensif
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
kebutuhan
orang
banyak.
Kebutuhan
pendidikan merupakan hak asasi manusia. Semua pihak perlu memikirkan bagaimana mutu pendidikan setiap tahunnya agar meningkat. Oleh sebab itu, persoalan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama pemerintah,
masyarakat, orang tua, dan anak didik itu sendiri. 1 Keberhasilan dan peningkatan mutu pendidikan menjadi tujuan dan eita-eita kita bersama. Citacita atau tujuan yang ingin dicapai hams dinyatakan secara je!as, sehingga semua pelaksanaan dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan seperti pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 2 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara jelas disebutkan tujuan pendidikan nasional, yaitu: "Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab." 2 Mutu pendidikan yang baik akan menciptakan output yang baik pula serta dapat memberikan kompetensi yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan sangat penting. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai
j .,-_,_
"
CT
,
I• l•J
2
tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. 3 Para ahli pendidikan dan pemerintah
tak
henti-hentinya
berusaha
menyempurnakan
sistem
pembelajaran melalui pemuktahiran kurikulum dan pendekatan pembelajaran. Peran pemerintah sangat besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya-upaya strategis agar mutu pendidikan tiap tahunnya meningkat. Hal ini ditandai dengan beberapa kali perubahan kurikulum, tujuan perubahan tersebut tidak lain, agar mewujudkan pendidikan yang bermutu. 4 Sejak tahun 2001 Depdiknas melakukan serangkaian kegiatan untuk menyempurnakan kurikulum 1994 kurilrnlum (Kurikulum
Berbasis
Kompetensi).
Pada
ini disebut dengan KBK tahun
2006,
pemerintah
memberlakukan kurikulum baru sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan {KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. 5 Keterlibatan guru, kepala sekolah, masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah dan dewan pendidikan dalam mengambil keputusan akan membangkitkan rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap kurikulum, sehingga mendorong mereka untuk mendayagunakan sumber daya yang ada seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. 6 Lembaga-lembaga
sekolah
umumnya
selalu
mengedepankan
pernbelajaran dalarn segi kognitif berdasarkan tujuan pendidikan nasional, sistem pendidikan nasional yang dikehendaki adalah sistem pendidikan yang holistik yang rnerniliki visi dan rnisi tidak hanya rnengajarkan aspek-aspek
3 Nuryani. R., Strategi Be/ajar 1\fengajar Bio/ogi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), ha!. 128 4 Jsjoni, Op.cu, ha!. 81 5 E. Mutyasa, Kurikuhun Tingkat Saluan Pendidikan, (Bandung: Reinaja Rosdakarya, 2007), hal.20 'Ibid, ha!. 40
3
pengetahuan (kognitif) dan psikomotorik (keterampilan) semata, melainkan juga aspek afektif yang menanamkan nilai sikap dan moral kepada peserta didik. Pengungkapan nilai-nilai dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sehingga peserta didik mampu memahami, menyadari, dan mengalami nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan, sehingga terbentuklah generasi yang tak hanya unggul dalam hal kognitif, namun pribadi yang melahirkan sikap positif yang merupakan bekal mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Bishop, Nilai memiliki peran yang sangat besar dalam membangun kepribadian dan identitas sosial siswa. 7 Hal tersebut disebabkan karena nilai yang dipercayai seseorang akan mempengaruhi orang tersebut dalam bertindak, baik kehidupan manusia sebagai individu maupun sosial. · Menurut observasi dan wawancara dengan guru biologi yang dilakukan penulis, kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama ini, didapatkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih relatif rendah pada kelas 8.E, ha! ini nampak pada nilai biologi konsep zat aditif tahun lalu yang didapatkan bahwa terdapat 40% siswa yang tidak mencapai KKM, hanya 60% siswa yang mencapai KKM, Pada tingkat MTs kelas 8 konsep zat aditif merupakan salah satu konsep biologi yang membutuhkan tingkat pemahaman konsep yang konkrit dari siswa yang cukup tinggi serta yang serat dengan nilai praktis atau nilai keilmuan. Konsep zat aditif pada makanan pada tingkat MTs diperlukan pemahaman konsep untuk mendeskripsikan tentang konsep pengawet, pewarna, penyedap rasa dan pemanis. Pembelajaran yang selama ini berlangsung adalah pembelajaran yang searah, siswa kurang aktif dalam pernbelajaran ketika guru mernberikan konsep, sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), Dalarn ha! ini fungsi dan peranan guru menjadi sangat dominan, sedangkan di lain 7 Alan J. Bishop, ··values in Mathen1atics and Science Education: Similarities and Difference", .lurnal The Iviontana Mathen1atics Enthusiast, Vol 5, 2008, hal. 47.
4
pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi serta pengetahuan yang diberikan 0leh guru. Pada saat pembelajaran yang dilakukan di kelas siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, demikian pula pada saat diskusi, siswa harus "dipaksa" untuk terlibat aktif, hal ini dikarenakan adanya rasa canggung dan malu-malu pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Dampak dari pembelajaran yang berpusat pada guru di antaranya adalah banyak siswa yang hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap konsep ajar yang diterimanya. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan, siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akadem ik sebagaimana mereka diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak atau hanya dengan metode ceramah, padahal mereka sangat butuh untuk memahami konsep yang berhubungan dengan lingkungan dan masyatakat pada umumnya, di mana mereka akan hidup dan bekerja, 8 sehingga tidak memusatkan pada lingkungan dan sumber · lainnya. Maka perlu adanya integrasi nilai praktis dalam pembelajaran. Pendekatan pemecahan masalah berorientasi pada masalah yang disaj ikan guru sehingga siswa dapat beke1ja sama menemukan penyelesaian masalah, dengan pendekatan pemecahan masalah dibutuhkan keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan pengalaman pribadi yang dirasakan siswa, hal ini berbeda dengan diskusi kelas. Dalam diskusi kelas siswa bertanya dan menjelaskan konsep di depan teman-temannya sehingga ada perasaan takut salah dan takut ditertawakan, namun pada pembelajaran dengan pemecahan masalah hal itu dapat diminimalisir sehingga pengalaman masingmasing dapat terungkap dalam kelompok. Menurut Voss, pendekatan problem solving dan pendekatan lain dalam dunia pendidikan memiliki hubungan yang era!. Hubungan tersebut terjadi dalam bentuk pencapaian tujuan dan hubungan yang terdapat dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan problem solving dapat melatih 8 Departe1nen pendidikan nasional, ·'pendidikan berbasis kontekstual" diakses dari hIIp:/ktsp-smp/16.ppt. diakses pada: Juli 2008.
5
kernarnpuan kognitif siswa, kernarnpuan heuristik dan dapat rnendalarni disiplin ilrnu yang sedang dipelajari sebagai aktifitas b3rpikir ilrniah siswa. 9 Mencerrnati suasana belajar rnengajar di Madrasah Tsanawiyah Pernbangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya pada kelas 8.E rnaka penulis tertarik untuk rnelakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas 8.E.
B. Identifikasi Masalah
Dari pernaparan latar belakang rnasalah, rnaka penelitian diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran di kelas rnasih berpusat pada guru (teacher centered) pernbelajaran yang searah 2. Siswa kurang aktif dalarn pembelajaran di kelas 3. Pendidikan nilai belurn berpengaruh pada pembelajaran biologi. 4. Siswa tidak rnampu rnenghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan
B. Pernbatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pad a: 1. Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pernaharnan pada Taksonomi Bloom yang di revisi oleh Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl; dengan Peter W, Arisia, dkk pada ranah kognitif yang terdiri
dari:
menginterprestasi
(interpreting),
mencontohkan
(exemplifYing), mengklasifikasi (classifYing), mernbuat kesirnpulan (summarizing), rneringkas (inferring), rnernbandingkan (comparing) dan rnenjelaskan (explaining).
9
Hafner, "Revising Exsp!anatory ivlode[s to Accon1modatc Ano1nalous Genetics Pheno1nena: Problen1 Solving in the Context of Discovery'', Depertement of Sciences Studies, 335 Moore Hall, Wastern Michigan University Dalan1azoo. Mi 49008-5192, Science Education 79 (2): 111-146, 1996.
6
2. Konsep dalam penelitian ini adalah zat aditif pada makanan pada tingkatan C 1 menghafal, C2 memahami, C3 mengaplikasikan 3. Nilai yang diintegrasikan adalah nilai praktis.
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai dengan pendekatan pemecahan masalah?"
D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang praktis dalam upaya memberikan pembelajaran yaitu: I. Memberikan solusi alternatif bagi guru dan siswa untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran biologi. 2. Menerapkan teori-teori yang diterima selama kuliah dan aplikasinya dalam dunia pendidikan. 3. Memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait dalam mengambil kebijakan terutama kebijakan pembelajaran.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum:
Memperoleh garnbaran mengenai pernahaman biologi siswa pada konsep zat aditif pada makanan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah. 2. Tujuan Khusus: Mengetahui pengaruh pendekatan pernecahan masalah pada konsep zat aditif pada rnakanan terintegrasi nilai.
8
sehingga dapat menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Pieget menyatakan bahwa proses dasar yang te1jadi dalam penyusunan pengetahuan adalah adaptasi yang meliputi asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi
adalah
pengambilan
pengalaman
dari
lingkungan dan menggabungkanya dengan cara berpikir yang dimiliki, sehingga pengalaman barn dapat digabungkan ke dalam struktur kognitif. Akomodasi adalah komponen lain dari adaptasi. Struktur kognitif diubah agar cocok dengan informasi yang datang. Hal ini merupakan modifikasi yang dimiliki agar cocok dengan realitas, 4 sehingga menurut Flavel pengetahuan yang gaga! dipahami seseorang adalah disebabkan oleh kegagalan memperoleh suatu koherensi atau kecocokan yang memadai dengan struktur kognitifnya. 5 Menurut Steig Melin-Olsen, dan Richd Skemp pemahaman s1swa terhadap Maternatika dan IP A dibeclakan rnenjacli dua yaitu pernaharnan instruksional dan pernahaman relasional, pemahaman instruksional yaitu pemaharnan siswa berada pacla tingkatan tahu atau hafal suatu rurnus clan dapat rnenggunakannya untuk menyelesaikan suatu soal tetapi tidak tahu kenapa rumus tersebut clapat digunakan clan pernahaman kedua yaitu pernaharnan relasional yaitu pemaharnan siswa ticlak hanya sekedar tahu atau hafal suatu rumus tetapi juga tahu bagaimana clan mengapa rumus itu digunakan. Lebih dari itu dapat tahu clan clapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terkait pada situasi lain, 6 kemudian rnendapat respon yang positif dari para pakar Matematika clan IPA seperti Byers dan Herscoivics, yaitu siswa berada pada tingkatan pernahaman intuitif, kemudian tingkat pernahaman formal. Pada tingkat pemahaman intuitif sebelum masuk pacla tingkat pernaharnan instruksional siswa terlebih clahulu beracla pada tingkat pemahaman intuitif yang cliclefinisikan
9
sebagai berikut intuitive understanding is the ability to solve a problem without prior analisysis of the p;·oblem. 7
b. l>1
Faktor-Faktor yang Mempengarnhi Pemahaman Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa adalah sebagai berikut: 8 1. Usia siswa (tingkat SD, SMP atau SMU),
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, 3. Motivasi terhadap siswa.
2. Sikap a. Pengertian Sikap Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia sikap adalah
perbuatan yang berdasarkan pada pendirian pendapat atau keyakinan. 9 Menurut Studi Kepustakaaan, sikap adalah produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jadi sikap mengarah pada objek tertentu. Maka objek tersebut disesuaikan dengan lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang terseb~t terhadap objek. 10 Thursthoen dalam Walgito menjelaskan bahwa sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlihat melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek, sementara itu Berkowitz dalam A:i:war menerangkan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah suatu perasaan atau emosi dan faktor keduanya adalah sebagai reaksi atau respon kecenderungan untuk bereaksi sebagai bentuk suatu reaksi maka perlu berhubungan 7
Wahyudi, Ibid, hal.391. !vlar'at, Sikap A1anusia, Perubahan, .serta Pengukurannya, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1982), ha!. 9. 9 Rustantiningsih, Sikap dan Perilaku Guru yang Professional, Artikel (Semarang: 2007), ha!. 2. 10 Rustantiningsih, Ibid, hal. 393. 8
10
dengan dua altenatif yaitu senang atau tidak senang, melaksanakan atau tidak melaksanakan dan menj auh atau menghindari.
11
Menurut Campell sikap diartikan sebagai berikut An individual's
social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social objek, 12 maka menurut Rustantiningsih struktm sikap siswa terdiri dari tiga komponen yaitu 13 komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan tentang objek. Hal ini berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek siswa, komponen kedua adalah komponen afektif yaitu komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap sikap, komponen itu dapat berbentuk perasaan senang atau tidak senang terhadap objek. Rasa tidak senang merupakan komponen negatif sehingga komponen ini menunjukkan ke arah positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap dan komponen yang terakhir adalah komponen konatif yaitu komponen yang merupakan kecendenmgan seseorang untuk bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap. Rustantiningsih mengatakan bahwa sikap aclalah kecenclerungan, panclangan, penclapat atau penclirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalan clan bertindak sesuai clengan penilaiannya clengan menyaclari perasaan positif clan negarif clalam menghaclapi suatu objek. 14 Faktor-faktor yang menyusun sikap itu aclalah keyakinan, proses belajar, cakrawala, pengalaman, pengetahuan, objek, sikap, persepsi. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh di antaranya aclalah kepribaclian, kognisi, afeksi, konasi clan terbentuklah sikap.
'.'.Anion M Meoliono, Op Cit., hal. l 0.
11
Menurut Mar'at sikap memiliki unsur-unsur: bahwa sikap itu dapat merupakan suatu kondisi (condisioning) dan dibentuk, sikap dapat memiliki kesediaan bertindak, sikap merupakan fungsi bagi manusia dalam arah tindakannya, dan sikap berbanding lurus dengan komponen kognisi. 15 Jadi dapat disimpulkan di sini pemahaman adalah wujud nyata dari sikap yang terbentuk akibat adanya proses berpikir yang te1jadi karena faktor lingkungan dan pengalaman.
b. Skala Sikap Skala sikap adalah ukuran yang digunakan untuk menilai sikap, adapun jenis-jenis skala sikap adalah sebagai berikut: 16 I) Skala liker/: disusun dalam bentuk suatu pemyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. Misalnya seperti dikutip yaitu: sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 2) Skala pilihan ganda (bentuknya seperti tes pilihan ganda yaitu suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat, contoh: dalam bentuk upacara bendera: Setiap peserta upacara harus mengikuti jalannya upacara tanpa kecuali. a) Peserta upacara diperbolehkan berbicara asal dalam batas-batas tertentu dan tidak mengganggujalannya upacara. b) Peserta upacara boleh (merdeka) berbicara asal tertib. 3) Skala Thurstone merupakan skala mirip skala butan likert karena merupakan suatu instrumen yang jawabannya menunjukkan tingkatan. 3
4 5 6
7 8 9 10
A B C
D E F
G H I J
2
Very Favourable
Neu/al
Ve1y Unfavourable
12
Selanjutnya jika responden setuju dengan pertanyaan no 3 berarti setuju
dengan no I dan no 2. contoh:
a) Saya mengizinkan anak saya bermain ke tetangga. b) Saya mengizinkan anak saya bermain kemana saja ia mau. c) Saya mengizinkan anak saya pergi kapan saja dan ke mana saja d) Anak saya bebas ke mana saja tanpa izin terlebih dahulu. 4) Skala Guttman adalah sama dengan yang disusun oleh Bogardus yaitu 3 atau 4 buah pertanyaan yang masing-masing dijawab "ya" atau
"tidak"
tingkatan
yang
pernyataan-pernyataan berurutan
sehingga
tersebut bila
menunjukkan
responden
setuju
pernyataan no 2 diasumsikan setuju dengan no I. 5) Semantic dife1Tential adalah instrumen yang disusun oleh Osgood et al, mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensidimensi yang diukur dalam kategori baik-tidak baik, kuat lemah, dan cepat lambat atau aktif pasif, atau dapat juga berguna-tidak berguna. Buku Osgood mengemukakan ada tiga faktor yang digunakan untuk menganalisis skalanya, yaitu: a) Evaluation (baik-buruk) b) Potency (kuat-Iemah) c) Activity (cepat-lambat) d) Familiarly (tambahan Nunna/y) Dari urutan diatas dapat disimpulkan bahwa cara yang paling praktis dalam mengukur sikap adalah dengan menggunakan skala likert.
3. Pembelajaran Zat Aditif pada Makanan
Metabolisme secara harfiyah berarti pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan kimia, pe1tukaran dan penguraian di dalam badan yang memungkinkan berlangsungnya hidup. 17 Pe1tukaran yang te1jadi dalam struktur makhluk hidup baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. 17
Anton M. Moeliono, Op Cit .. hal. 579.
13
Pembelajaran zat aditif dalam tubuh memiliki kandungan reaksireaksi yang terjadi
~arena
adanya zat-zat kimia yang bersentuhan dengan
struktur organ seperti jaringan, sel dan organ tubuh lainnya. Pemeliharan struktur tubuh tersebut perlu menjadi perhatian bagi proses aktivitas kerja yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. 4. Nilai Praktis dalam Konsep Zat Aditif pada Makanan
Zat aditif adalah suatu zat atau bahan tambahan yang tidak dapat dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan tersebut. Berdasarkan asalnya terdapat dua macam zat aditif, yaitu zat aditif buatan dan zat aditif alami, zat aditif alami diambil dari ekstrak bahan alami sedangkan zat aditif buatan diambil dengan cara mensintesis senyawa kimia sehingga membentuk bahan aditif yang murni, akan tetapi penggunaan zat aditif buatan yang tidak sesuai dengan dosis dapat membahayakan kesehatan. Maka penggunaan zat aditif buatan dalam industri pengolahan makanan diatur dan diawasi oleh pemerintah Departemen Kesehatan agar tidak merugikan konsumen.
a. Pewarna Zat pewarna alami diambil dari pigmen tumbuhan seperti wortel untuk warna merah, daun suji untuk warna hijau dll, sedangkan zat pewarna buatan diambil dari sintesis zat kimia seperti amaranth untuk warna merah, violet g.b untuk warna ungu, agar tidak te1jadi penyalahgunaan zat pewarna buatan, maka penggunaannya harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen. Zat pewarna buatan lebih digemari
masyarakat karena
memberikan warna yang lebih tajam dan lebih seragam, sehingga digunakan untuk menarik produksi makanan, maka penggunaannya harus diatur agar aman saat dikonsumsi masyarakat.
14
b. Pemanis
Penggunaan pemams sintesis seperti sakarin dan siklamat sudah
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
no
722/Menkes/Per/IX/1988 yaitu 5 mg/kg berat badan untuk sakarin dan 50 mg per berat badan untuk siklamat, maka penggunaannya tidak boleh melebihi kadar yang ditentukan karena dapat menimbulkan tumor kandung kemih untuk sakari dan kanker kandung kemih untuk siklamat. Pemanis sintesis seperti sakarin memiliki kandungan 30 kali dari pada gula biasa, sehingga dapat dikonsumsi secara aman bagi penderita Diabetes mellitus dengan kadar tertentu.
c. Penyedap Rasa
Salah satu penyedap buatan yang ditambahkan dalam makanan adalah MSG (Mono Sodium Glutamat) atau dikenal dengan vetsin dalam bumbu masakan. MSG dibuat secara sintesis dari bahan tetes tebu melalui proses fermentasi. Pengguaan MSG yang terlalu banyak dapat menyebabkan CRS (Chiness res/aurant Syndrome) memiliki gej ala pada tub uh seperti pusing kepala, dada terasa sesak, waj ah berkeringat punggung dan leher kesemutan, maka penggunaannya dalam makanan harus secukupnya saja tidak boleh berlebihan.
d. Pengawet
Penggunaan pengawet sintesis sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI no 922/Menkes/Per/IX/1988, maka tidak boleh melebihi kadar yang ditentukan karena dapat membahayakan bagi kesehatan Pengawet sintesis seperti seperti formalin dan boraks sangat berbahaya bagi tubuh. Formalin digunakan untuk mengawetkan mayat
15
waktu yang lama akan menimbulkan gejala muntah-muntah, diare dan bahkan menyebabkan kematian, maka perlu dihindari mengkonsumsi makanan yang mengandung fmmalin dan boraks.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Pendekatan problem
solving memiliki dua versi. Versi pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua hanya masalah yang dimunculkan siswa yang merancang
pemecahannya
sendiri.
Guru
berperan
hanya
dalam
menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk. 18
a. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Masalah dapat diartikan setiap ha! yang mengundang keraguraguan
ketidakpastian
atau
kesulitan
yang
harus
diatasi
dan
diselesaikan, selanjutnya masalah sosial dapat diartikan suatu situasi yang mempengaruhi orang lain dan dianggap sumber kesulitan atau ketidakpuasan yang menuntut untuk dipecahkan. Secara operasional masalah sosial diartikan suatu situasi yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut sifatnya, masalah sosial di antaranya adalah statis-dinamis, besar-kecil, sederhana-kompleks.
Pendekatan adalah cara umum dalam melihat
dan bersikap terhadap suatu masalah, dengan demikian pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang digunakan
untuk
mengubah keadaan yang aktual menjadi keadaan seperti yang kita kehendaki
18
dengan
memperhatikan
prosedur
pemecahan
yang
Pendekatan dan Metode Pc1nbclajaran, Pe1nerintah Kabupatcrn Kendal, SMA Negeri, Cepiring, Fcbruari 2008. terscdia di \V\V\V.\VOrdpresss.con1 diakses pada Maret 2009.
16
sistematis. Kegunaan pendekatan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar-mengajar antara lain: 19 1) Mengembangkan sikap dan keterampilan siswa unuk mampu memecahkan permasalahannya serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri. 2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses berpikir terdiri
dari
serentetan
keterampilan
seperti
mengumpulkan
informasi membaca dan menafsirkan data, dan lain-lain yang penerapannya membutuhkan latihan dan pembiasaan. 3) Siswa menghayati untuk berpikir dan mengembangkan minat dalam berbagai kemungkinan. 4) Membina pengembangan sikap penalaran lebih jauh dan cara berpikir objektif mandiri, kritis dan analitis baik secara individual maupun kelompok. Langkah-langkah tersebut hendaknya dilakukan dengan disertai hal-hal di bawah ini: a) Memberi kesempatan pengembangan pengalaman individu dan berpusat pada siswa. b) Menciptakan suasana belajar yang bebas dari tekanan, paksaan dan ketakutan. b. Rancangan
Model
Pembelajaran
dengan
Menggunakan
Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pendekatan
pembelajaran
dirancang
dengan
menggunakan
pemecahan masalah seharusnya mendasarkan pada
pemikiran kritis dan reflektif yang mengikuti proses kerja sebagai berikut: 20 I) Menyadari adanya masalah 2) Mencari petunjuk untuk pemecahannya 3) Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya 19 20
Ibid. Ibid.
17
4) Pemecahan tes dengan kriteria tertentu dapat dilakukan pengujian 5) Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria te1ientu dan menanggalkan kemungkinan pemecahan yang lain. Penyeleksian dalam memilih pendekatan pemecahan masalah di kelas diperlukan bagi kepentingan proses belajar-mengajar, oleh karena itu harus memperhatikan kriteria pemilihan masalah, sebagai acuarmya adalah kriteria pemilihan masalah seperti yang dikemukakan Qirillen dan Harmn, yakni: 21 1) Masalah itu bersifat um um dan berulang-ular1g sehingga cukup
dikenal dan menarik perhatian siswa. 2) Masalah itu cukup penting dibahas di kelas. 3) Masalah itu dapat mengembangkan kelas ke arah tujuan yang dikehendaki, melihat kemungkinar1 tersedianya bahar1-bahan yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 4) Masalah itu dapat menjamin kelanjutan pengalaman belajar siswa. 5) Pemecahan masalah. Terdapat tiga model pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli antara lain John Dewey, Brian Larkin, Lawrence Senesh David Johnson dan Frank Johnson sebagai berikut: I) Langkah-langkah
dan
gambaran
pemecahan
masalah
yang
dikemukakan oleh John Dewey yaitu: a) Merumuskan permasalahan. Mengetahui dan merumuskan permasalahan secara jelas. b) Menelaah pennasalahan. Menggunakan pengetahuan untuk mennc1 dan menganalisis masalah tersebut dari berbagai sudut. c) Membuat atau merumuskan hipotesis. Menghayati secara luas dan lengkap sebab akibat se1ia pemecahan masalah tersebut.
18
d) Menghimpun. Mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis, kecakapan mencari dan menyusun data dan memvisualisasikan data dalam bentuk bagan, gambar, grafik dan lain-lain. e) Pembuktian hipotesis. Kecakapan menelaah dan membahas data, menghubungkan, atau menghitung data terhadap hipotesis dan keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan dari hal-hal di atas. f) Menentukan pilihan. Pemecahan kecakapan membuat, memilih dan menilai bese1ta perhitungan akibat kelak. 2) Brian Larkin mengemukakan langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut: a) Definisi masalah b) Identifikasi masalah c) Analisis akibat d) Penerapan kriteria e) Pengambilan keputusan 3) Lawrence Senes, Purdue University mengemukakan langkahlangkah pemecahan masalah, terdiri tiga fase, yaitu: a) Fase motivasi b) Fase pengembangan c) Fase aklimasi Pada fase pengembangan dengan menggunakan langkahlangkah pemecahan masalah sebagai berikut: I) Menemukan gejala dari permasalahannya 2) Mempelajari aspek-aspek permasalahannya 3) Definisi permasalahannya 4) Menentukan ruang lingkup permasalahannya
19
Hal ini didasarkan pada teori belajar spiral, di mana guru mulai dari ha! yang sudah diketahui ke ha! yang belum diketahui, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit dan dari yang konkret ke yang abstrak. Pendekatan pemecahan masalah secara kelompok dikemukakan oleh David Johnson dan Frank Johnson. Model ini menitikberatkan pada pemecahan masalah secara kelompok yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Kemampuan pendekatan Pemecahan Masalah secara kelompok meliputi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut: I) Menghasilkan
kesepakatan
tentang
sesuatu
keadaan
yang
dikehendaki 2) Menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual 3) Menetapkan
struktur
kemungkinan
dan
pemecahan
prosedur
untuk
menemukan
masalah,
memutuskan
dan
mempergunakan cara pemecahan yang terbaik dan efektif. Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang dikemukakan oleh Johnson, adalah sebagai berikut: 1) Definisi masalah
Definisi masalah mene1jemahkan masalah kepada ha! yang sederhana maka untuk dapat merumuskan masalah ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menyandarkan masalah secara bersama. b) Merumuskan gambaran yang ideal sehingga mendapatkan penyelesaian. c) Menentukan hipotesis yang dapat dipecahkan. 2) Diagnosis mas al ah Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab timbulnya masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan
20
3) Merumuskan alternatif strategi Kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai alternatif cara pemecahan masalah, dimana kelompok harus kreatif berpikir divergen, memahami pertentangan antara idea dan punya daya temu yang tinggi. 4) Penentuan dan penerapan suatu strategi Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh, maka kelompok pada tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini mengandung dua aspek utama pemecahan masalah yaitu: a) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai alternatiftindakan b) Keputusan penerapan yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut, dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir kovergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan. 5) Evaluasi keberhasilan strategi Langkah ke lima ini kelompok yang mempelajari strategi yang digunakan dan diterapkan (evaluasi proses), dan menemukan strategi itu (evaluasi hasil). Menurut Wina Sanjaya pendekatan pemecahan masalah dapat dilakukan dengan 5 langkah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yakni :2 2
I) Mengidentifikasi masalah (Problem Identification) Mencari identifikasi dari masalah yang akan dipecahkan. 2) Melakukan sintesis masalah (Synthesis) Dalam tahap ini siswa diharapkan mampu menemukan sebab akibat yang ditimbulkan dari permasalahan yang ada 22
Wina sanjaya, Strategi Pe111belajara11 Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Kencana
Prcnada tvlcdia Grup. Ra\van1angun Jakarta), 2009. hal.216.
21
3) Menganalisis masalah (Analysis) Mengumpulkan data dan mencari pengajuan hipotesis yang ditimbulkan akan sangat mempengaruhi analisis yang akan muncul malca pada tahap ini pula siswa diharapkan mampu membuat hipotesis sementara yang dapat diuji. 4) Melakukan aplikasi (Application) Setelah siswa mampu membuat hipotesis, maka tahapan yang selanjutnya adalah menguji hipotesis 5) Melakukan komprehensi (Comprehention) Atau menentukan pilihan penyelesaian dan menyimpulkan hasil penyelesaaian yang telah tercipta.
B. Hasil Temuau yang Relevan
Skripsi yang ditulis oleh !is Darsiah Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, yang berjudul Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi
Manusia Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah, adalah sebuah penelitian tindakan kelas yang rnana menyirnpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada manusia yang dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah.
C. Kerangka Pikir
Biologi sebagai ilrnu pengetahuan dasar (Body of Knowledge) yang dibangun oleh konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori dan hukum-hukum yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan. Untuk mernpelajari Biologi dengan kekhasan yang dirnilikinya, dibutuhkan kondisi belajar yang dapat mencakup empat jalur yaitu jalur pikiran (Thinking), jalur perasaan (Feeling), jalur penginderaaan (Sensing) dan jalur kepercayaan (Believing), sehingga dapat diperoleh has ii belajar yang optimal. Dalam pembelajaran IPA, suatu pendekatan yang berangkat dari masalah dapat rnengembangkan pola pikir. Siswa akan rnengembangkan
22
pendapat yang dialaminya dalam kehidupan nyata, ketika pendapat dapat dikemukakan maka selalu akan ada gagasan baru yang berawal dalam pengalaman yang dialaminya. Maka muncullah interaksi dalam kelompok yang berawal dari pengalaman tiap-tiap individu. Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang melalui tahap-tahap dalam mencari kesimpulan dengan melalui tahapan
sebagai
berikut: mengidentifikasi masalah (Problem Identification) dalam melakukan identifikasi siswa dituntut menuangkan kembali konsep yang telah dipahami sehingga adanya recall konsep yang menjadikan ingatan siswa akan konsep menjadi lebih lama, kemudian melakukan sintesis masalah (Synthesis) dimana adanya pertukan pendapat yang memungkinkan siswa untuk memperoleh masukan atau menghindari adanya miskonsepsi dari konsep awal yang dibawa siswa, tahap selanjutnya adalah menganalisis masalah (Analysis) dimana siswa akan mencoba menyatukan analisis dari pendapat yang muncul dan mengeluarkan pendapat yang ada berawal dari pengalaman masing-masing individu sehingga dapat menyatukan analisis yang lebih kuat, tahap selanjutnya yaitu melakukan aplikasi (Application) dimana siswa akan belajar bekerja sama untuk menyatukan pendapat dari beberapa pengalaman yang ada, dan yang terakhir yaitu melakukan komprehensi (Comprehention) yaitu menyatukan konsep dengan mengemukakan pendapat di depan kelas dengan membahas bersama-sama apa dari apa yang telah didapatkan dalam kelompok. Siswa diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan gagasannya dari pengalaman yang lahir dalam dirinya, sehingga siswa akan terbiasa serta mampu membangun pengetahuan sendiri secara aktif tentang fenomena-fenomena alam yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis Tindakan Penerapan pembelajaran biologi dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dau Tempat Peuelitiau Penelitian ini berlangsung pada tanggal 16 April sampai 04 Mei 2009 semester genap tahun ajaran 2008/2009 bertempat di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode dan Disain lnstrumen Penelitian
1. Fokns Masalah Pemahaman
siswa pada makanan adalah hal
yang
perlu
diperhatikan karena hal ini berhubungan erat dengan pendidikan nilai yang menjadi fokus penelitian ini. Pendidikan nilai yang hendak dimunculkan di sini adalah pendidikan nilai berupa nilai praktis yaitu pemahaman zat dan mekanisme yang terkandung dalam makanan. Fokus masalahnya adalah peningkatan pemahaman siswa konsep zat aditif pada makanan dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving).
2. Solusi Masalah Melalui pembelajaran konsep
zat aditif pada makanan yang
terintegrasi nilai dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap makanan sehingga siswa dapat selektif dalam memilih makanan yang diperlukan oleh tubuh.
3. Disain Intervensi Tindakan Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim disebut classroom action reseach. Penelitian berupaya menelaah secara seksama masalah yang me1~adi
fokus penelitian dan dalam waktu bersamaan peneliti juga harus
24
menganalisis dan merefeksikan masalah yang ada sebagai dasar dalam melakukan rancangan tindakan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus selama penelitian dan disesuaikan dengan prinsip daur ulang. Penelitian ini menggunakan metode kaji tindakan atau penelitian tindakan kelas dengan model metode Stephen Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, perlakuan, pengamatan dan refleksi. Untaian dari keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Pada pelaksanaan, jumlah siklus tergantung kepada tingkat penyelesaian masalah atau kriteria ketercapaian indikator. Berikut adalah gambar 3. I disain penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin adalah sebagai berikut:
Perlakuan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Gambar 3.1. Disain Interevensi Tindakan 1
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 12 edisi VI. ha!. 92
26
sikap dan tanggapan siswa yang berlangsung baik pendekatan pembelajaran yang digunakan, cara mengajar guru dan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.
3) Refleksi
Refleksi siklus I berupa menganalisis data pada siklus I, menarik kesimpulan antara lain apa saja yang sudah tercapai, yang belum tercapai dan kekurangan pada siklus I, merefleksi pada siklus I.
C. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas 8.E Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 17 siswi dan 12 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru bidang studi biologi yang mengajarkan siswa konsep zat aditif yang terintegrasi nilai dengan pendekatan pemecahan masalah dan guru bidang studi berperan sebagai observer. Peneliti tetap berkolaborasi dengan guru bidang studi biologi.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan intervensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
27
Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindal.an Penelitian Observasi Pendah uluan dan wawancara
Temuan Awai
Diagnosa
Perencanaan
Siklus I
Tindakan
Pengamatan Refleksi
Siklus II dan Seterusnya Peuulisan Laporan Penelitian
Untuk mengetabui KKM dan basil belajar siswa prestasi belajar siswa secara umum dalam kelas, pembelajaran yang berlangsung, pendekatan yang digunakan guru, suasana belajar dan kondisi siswa dalam kelas Berdasarkan basil survei, observasi dan wawancara didapatkan bahwa pembelajaran di kelas masib berpusat pada guru (teacher centered), pembelajaran yang yang terjadi masih searah, siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas, dan pendidikan nilai belum berpengarub pad a pembelajaran biologi, dan siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan Pemabaman siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah Pembelajaran biologi dengan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai penyusunan RPP, lembar observasi, dan pedoman wawancara untuk guru, tes objektif dan angket pembelajaran untuk siswa Pelaksanaan pembelajaran biologi dengan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif pad a makanan sesuai dengan perencanaan Mengumpulkan data Data yang dikumpulkan dianalisis dan dievalusasi sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.
28
F. Hasil lntervensi Tindakan yang Diharapkan Peningkatan pemahaman siswa konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai dengan pendekatan pemecahan masalah G. Data dan Sumber Data Data berupa nilai tes penguasaan konsep dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi, wawancara dan catatan lapangan, tes objektif, dan angket pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai. Semua data diperoleh dari siswa dan guru yang melakukan pembelajaran. H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua macam cara, yaitu dengan tes (tes soal tertulis) dan non tes (angket dengan skala sikap ). Dalam pengumpulan data, terlebih dahulu ditentukan jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Lebih jelasnya disaj ikan dalam tabel 3 .2 berikut: Tabel 3.2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data No l 2
Jenis data Lembar catatan lapangan Aktivitas Siswa selama
3
Penguasaan (Nilai praktis) Respon siswa
Teknik Nantes Nantes
Instrumen Catalan laoangan Catalan lapangan
Tes
Tes objektif
Nantes
Angket
Pembel~jaran
4
konsep
Dalam mengamati proses pembelajaran yang sesuai dengan RPP maka diamati oleh observer menggunakan teknik nontes dengan instrumen catatan lapangan. Untuk melihat aktivitas siswa selama pembe!ajaran dengan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif yang terintegrasi nilai diamati dengan catatan lapangan berupa teknik nontes untuk siswa, Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dilakukan dengan teknik tes yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran tiap siklusnya dengan instrumen berupa tes objektif berupa tes pilihan ganda dengan pilihan jawaban sebanyak
29
4 buah teknik tes dan terakhir untuk mengamati respon siswa setelah pembelajaran dengan teknik nontes dengan menggunakan instrumen angket. Data dari hasil catatan lapangan digunakan untuk memperoleh gambaran langsung tentang aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang melakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dengan baik dan berapa banyak siswa yang tidak melakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dengan baik adapun aktifitas siswa yang diamati meliputi: Membuat
atau
mencari
pemecahan
melaksanakan diskusi kelompok,
masalah,
membaca
rangkuman,
menyelesaikan tugas mandiri, aktif
menjawab pertanyaan guru, aktif mengajukan pertanyaan, interaksi siswa dalam diskusi, mencatat rangkuman hasil pembahasan.
I.Instrumen Pengumpulan Data
lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes, sebagai mana terdapat dalam tabel sebelumnya. Tes berbentuk tes tertulis berupa pilihan ganda serta non tes berupa angket skala sikap. Aspek yang diukur pada soal tes berupa aspek kognitif yang telah terintegasi nilai praktis, sedangkan pada non-tes yang diukur adalah respon siswa tentang pendekatan yang telah digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan pemecahan masalah. I. Tes penguasaan konsep zat aditif pada makanan Instrumen penguasaan konsep zat aditif pada makanan digunakan untuk mengukur perubahan penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan pendekatan pemacahan masalah. Tes yang digunakan untuk pretes dan postes berjumlah 30 soal berbentuk pilihan ganda. Masing-masing item diberi bobot skor I apabila betul dan 0 apabila salah. 2 2. Skala sikap terhadap nilai praktis 2
J(isi-kisi pcnguasaan konsep zat aditif pada makanan terdapat pada lampiran 2 clan 3 ha!. 75 dan 76.
30
Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi sikap siswa terhadap kandungan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep. Tipe skala sikap yang digunakan adalah skala
Like rt. Setiap pemyataan dihubungkan jawaban atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan lima pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), raguragu, tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pernyataan yang digunakan berjumlah 10 nomor. Pada pertanyaan no butir angket positif pilihan sangat setuju (SS) diberikan nilai 5, setuju (S) 4, ragu-ragu 3, tidak setuju (TS) 2 dan sangat tidak setuju (STS) !, sedangkan pada butir angket negatif sebaliknya yaitu pilihan sangat setuju (SS) diberikan nilai !, setuju (S) 2, ragu-ragu 3, tidak setuju (TS) 4 dan sangat tidak setuju (STS) 5. 3
3. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dengan pendekatan pemacahan masalah.
J. Kalibrasi Instrumen 1. Validitas Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila mengukur setiap
aspek
kognitif
seperti
yang
disebutkan
dalam
indikator
pembelajaran. Validitas butir soal diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment. 4 rxv =
,
---rr=~NJ:XY---:--'(Ll'-:r-')'--'(2:-:Y~)---:~ ~{mx 2 -(IT)'
){my' -(2:Y)'
}
Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.
3
X
=
skor item
Y
=
skor total
Indikator skala sikap zat aditif pada makanan yang terintegrasi ni!ai terdapat pada lampiran 12. ha\. 91 4 Suharsin1i Arikunto, !bicl, ha!. 72
31
2. Reliabilitas Reliabilitas alat penilairn adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama. lnstrumen disebut reliabel mengandung a1ii bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Realibilitas dinyatakan sebagai tingkat kejegan atau kemantapan hasil dari dua pengkuruan terhadap ha! yang sama. 5 Suatu alat evaluasi dikatakan baikjika antara lain realibilitasnya tinggi. Reliabilitas instrumen penelitian dihitung dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: 6 2
ru
)
= reliabilitas yang dicari
Keterangan : r 11 L;cr
=
n )( l,a1 ( n - 1 I - a,'
2
=
jumlah varian skor tiap-tiap soal
= varians soal
cr2
3. Uji TarafKesukaran dan Daya Pembeda Soal Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah sebagai berikut: 7
p= B /JS Keterangan : p
=
tingkat kesukaran
B
=
banyak siswa yang rnenjawab soal tersebut dengan benar
JS
5 6
7
=jurnlah peserta tes
Suharsimi, Arikunto, Ibid. Suharsimi, Arikunto, Ibid, hal.109. Suharsitni, Arikunto, Ibid, ha!. 208
32
Kriteria indeks taraf kesukaran: 8 0,00 - 0,30 : sukar 0,31 - 0, 70 : sedang 0,70-1,00: mudah Sedangkan daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi atau siswa yang berkemampuan rendah, rumus daya pembeda adalah sebagai berikut :9 D = P (atas)- P (bawah) Keterangan : D P (alas)
= daya pembeda =
tingkat kesukaran kelompok atas
P (bawah) = tingkat kesukaran kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda: 10 0,00 - 0,20
: jelek
0,20 - 0,40
: cukup
0,40 - 0, 70
: baik
0,70- 1,00
: baik sekali
Semua analisis uji coba soal objektif diuji dengan menggunakan program Anates dengan bantuan kornputer.
4. Skor Gain (N-Gain)
Menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pernbelajaran yang diperoleh dari data pretes dan postes, baik pada siklus I maupun siklus-siklus berikutnya. Analisis ini dilakukan dengan cara memperoleh rata-rata dari indeks N-Gain. N-Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes. N-Gain skor ternormalisasi menunjukan tingkat penerapan perlakuan perolehan skor pretes atau postes.
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Be/ajar A1engajar, (Bandung: PT Re1naja Rosdakarya, 1999), h. 137 9 Suharsimi, Arikunto., Ibid, ha!. 211 10 Suharsin1i Arikunto, Op.cit, ha!. 218
34
S(Zi)
: proporsi
Kriteria pengujian:
2
L
hitung < Ltabel, data berdistribusi normal
L
hitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal
Uji Homogenitas Untuk menentukan kesamaan kedua siklus dan untuk menentukan uji hipotesis dengan kriteria: 14 Jika F hitung < dari F tabeb maka data tersebut homogen Jika F
hitung
?:atau sama dengan F
tabel
maka data tersebut tidak homogen.
Maka rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut: F
= v. VK
Keterangan:
3
F
: Homogenitas
Vb
: Varians terbesar
Vk
: Varians terkecil
Uji "t" Tes (Paired Sample T-Tes) Pengujian selanjutnya dilakukan uji "t", untuk menguji ada tidaknya peningkatan hasil belajar, adapun rumus uji "!" adalah sebagai berikut : 15
Keterangan: to = Nilai
lhitung
MD= Nilai rata-rata hitung dari selisish antara skor variabel I (N-Gain siklus I dan skor variabel II (N-Gain siklus II) MD=ID N 14
Sttdjana, Ibid., hal. 250. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 289-290. 15
35
ID = Jumlah selisish antara skor variabel I (N-Gain siklus I dan skor variabel II :N-Gain siklus II) N
= Jumlah subjek yang diteliti
SEMD= Standard kesalahan SEMo=SDo .JN-I
SD 0 =Deviasi standard dari perbedaan antara skor variabel I (N-Gain siklus I dan skor variabel II (N-Gain siklus II), yang dapat diperoleh dengan rumus: SDo=
[LDJ
LD' ---N N
L. lndikator Keberhasilan Tindakan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan keberhasilan dengan melihat indikator sebagai berikut: I. Peningkatan pemahaman siswa konsep zat aditif yang terintegrasi nilai
pada tiap siklusnya. 2. Sekurang-kurangnya I 00% siswa dapat mencapai
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan. (KKM yang ditentukan sekolah adalah 65)
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang telah terjadi, selanjutnya disusun strategi-strategi dalam upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Tahapa-tahapan yang akar:i dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu sebagai berikut:
36
1. Perencanaan tindakan Identifikasi terhadap permasalahan
pembela~aran
yang dijumpai
dalam siklus I serta penentuan alternatif pemecahan atas permasalahan tersebut. Kemudian dilakukan perbaikan untuk keberhasilan siklus selanjutnya. 2. Pelaksanan tindakan Pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. 3. Observasi tindakan Kegiatan observasi ini adalah bertujuan untuk mengumpulkan data-data penelitian dengan menggunakan instrumen yang telah disusun. 4. Refleksi tindakan Menganalisa, mengevaluasi dan refleksi data hasil penelitian. Kegiatan ini bertl\juan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah dilakukan menghasilkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dari siklus pertama. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai target yang diharapkan, maka penelitian ini dicukupkan pada siklus kedua ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian 1. Sildus I a. Hasil Pengamatan 1) Catatan Lapangan
Catalan lapangan
digunakan untuk mengukur proses
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (kesesuaian tahapan). Tahapan-tahapan dalam pendekatan pemecahan masalah yang harus dilalui adalah sebagai berikut: pendahuluan, inti yang terdiri
dari
sintesis
masalah,
analisis
masalah,
aplikasi,
komprehensi dan terakhir penutup. 1 Berdasarkan hasil observasi semua tahapan pendekatan masalah pada siklus I telah dilaksanakan sesuai dengan RPP pendekatan pemecahan masalah.
2) Aktivitas Siswa selama Pembelajaran
Aktivitas siswa selama pembelajaran dianalisis untuk mengetahui berapa banyak siswa yang melakukan aktivitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif pada
makanan
yang
terintegrasi
nilai
dengan
penilaian
menggunakan format ya - tidak yang dilakukan oleh observer. Data selengkapnya terdapat pada tabel 4.1 yang berisi aktivitas siswa selama pembelajaran dalam siklus I di bawah ini:
1
C:atatan lananE!an terdaoat oada lamoiran 38.
38
Tabel. 4.1 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No
Pengamatan
Jumlah Siswa Pertemuan Siklus I
1 1 2 3
4 5 6 7 8
Membuat atau mencari penyelesaian masalah Membaca rangkuman Melaksanakan diskusi kelompok Menyelesaikan tugas mandiri Aktif menjawab pe1ianvaan guru Aktif mengajukan pertanyaan Interaksi siswa dalam diskusi Mencatat rangkuman basil oembahasan Jumlah Persentase Hasil
perhitungan
2
ya
tdk
ya
15
14
20
tdk 9
14 17
15 12
22 23
7 6
15
14
24
5
17
12
27
2
12
17
20
9
15
14
25
4
16
13
20
9
121 52.15
111 47.85
181 78.01
51 21.99
rata-rata
aktivitas
s1swa
dalam
pembelajaran siklus I pada pertemuan pertama siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dengan baik sebanyak 52.15% dan pada pertemuan kedua menjadi 78.01%. Maka
hasil
dari
siklus
I
siswa
yang
melakukan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dijumlahkan dan dicari rata-ratanya. Tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan hasi rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah siklus I adalah sebagai berikut:
39
Tabel 4.2 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus I Hasil Pengamatan
Siklus I%
Aktivitas siswa
Ya
Tidak
65.08
34.92
Tabel di atas menjelaskan bahwa siklus I siswa yang melakukan
pembelajaran dengan
pendekatan
pemecahan
masalah dengan baik sebanyak 65.08%
b. Pemahaman Konsep Data penguasaan konsep zat aditif pada makanan diperolah dari tes yang berupa pretes, yaitu tes yang ada sebelum siswa memperoleh konsep,
dan
mendapatkan
postes
yaitu tes
pembelajaran.
yang
dilakukan
Masing-masing
tes
setelah siswa diperiksa
atau
dikoreksi untuk mengetahui penguasaan konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai setelah dilakukan pembelaj aran dengan pendekatan pemecahan masalah, kemudian apabila tes penguasaan konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan !criteria yang diharapkan, maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran. Dari hasil pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel 4.3 hasil pemahanmn siswa pada siklus I:
40
Tabel 4.3 Hasil Pemahaman Konsep Siswa pad a Siklns I
Respond en
Pretes
Postes
11 12 13 14 15 16 17 18 19 110 111 112 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 P8 P9 PlO Pl 1 P12 P13 P14 P15 PJ6 Pl7
53 60 53 53 60 60 53
60 53
67 73 53 67 67
73 80 67 80 60 80 73 73 87 80 73 80 80 73 80 87 87 87 80 73 73 80
80
93
I
67 67 67 73 1857
80 73 87 80 2232
Rata-rata SD
64.03 9.4
76.96 8.9
K
46 46
60 60 60 67 73 73 67 73 73 80
N-Gain Keterangan 0.1 Rendah -0.1 Rendah 0.4 Sedang 0.6 Sedang 0.2 Rendah 0.5 Sedang 0.1 Rendah 0.6 Sedang 0.5 Sedang 0.3 Sedang 0.7 Tinggi 0.5 Sedang 0.2 Rendah 0.2 Rendah 0.2 Rendah 0.2 Rendah 0.2 Rendah 0.5 Sedang 0.3 Sedang Sedang 0.6 0.2 Rendah 0.4 Sedang 0.2 Rendah 0.4 Sedang 0.6 Sedang 0.4 Sedang 0.2 Rend ah 0.6 Sedang 0.2 Rendah
9.9 0.3 0.2
keterangan: Ln = siswa laki-laki ke-n (Ln=l2}, Pn = siswa perempuan ke-n (Pn= 17)
KKM Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
41
Dari tabel 4.3 di atas didapatkan nilai terendah pada pretes adalah 46 sebanyak 2 siswa dan nilai tertinggi adalah 80 sebanyak 2 siswa pula, sedangkan untuk postes nilai terendah adalah 53
sebanyak I siswa dan nilai tertinggi 93 sebanyak I siswa, maka NGainnya sebanyak 13 siswa berada dalan1 kategori N-Gain rendah, 15 siswa berada dalam kategori N-Gain sedang dan 1 siswa dalam
katogori N-Gain tinggi. Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada siklus I sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah diperoleh rata-rata nilai pretes siswa tentang konsep zat pengewet dan pewarna adalah 64.03, namun setelah kegiatan pembelajaran sik:lus I rata-rata nilai postes siswa menjadi 76.96. Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalah 0.3 termasuk sedang KKM adalah indikator keberhasilan yang mencerminkan pemahaman siswa konsep zat aditif pada makanan. KKM yang ditentukan sekolah adalah 65. Semakin banyak siswa yang mencapai KKM maka semakin baik pembelajaran yang dilakukan, sedangkan KKM pada siklus I Tabel 4.4 adalah sebanyak 26 siswa atau persentase siswa yang mencapai KKM adalah 89.6%
c.Tahap Observasi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I maka diperoleh data bahwa: 1. Aktivitas belajar siswa masih belum be1jalan dengan baik karena
siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah baru mencapai sebanyak 65.08%. Hal ini dikarenakan siswa masih terlihat belum mengerti dan sulit menginegrasikan dengan konsep yang ada.
43
e.Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini diperoleh gambaran bahwa hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memahami konsep zat aditifbelum mencapai kriteria yang diharapkan, oleh karena itu sebagai langkah perbaikan pembelajaran siklus I ini maka perlu ditindaklanjuti ke tindakan pembelajaran pada siklus II, adapun perbaikan yang harus dilakukan pad a sikl us II adalah sebagai berikut: I. Tindakan-tindakan yang sudah baik dipertahankan 2. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai terlebih dahulu siswa diberikan pemahaman awal terhadap permasalahan yang akan dimunculkan. 3. Kegiatan pembelajaran tidak didominasi oleh guru sehingga siswa mampu menemukan sendiri pemecahan yang dibutuhkan.
2. Siklus II a.
Hasil Pengamatan I) Catalan Lapangan
Sebagaimana catatan lapangan pada siklus I, pada siklus II pun dilakukan observasi menggunakan catatan lapangn yang sama seperti siklus I. Tahapan-tahapan pendekatan pemecahan masalah yang dilakukanpun sama seperti siklus I yaitu pendahuluan, inti yang terdiri dari sintesis masalah, analisis masalah,
aplikasi
masalah, dan komprehensi dan penutup. Hasil data di lapangan melalui catatan lapangan yang diambil oleh observer menunjukkan bahwa guru melakukan tahapan yang sama pada pembelajaran yang seharusnya dilakukan dengan pendekatan pemecal1an masalah di kelas. Berdasarkan hasil observasi semua tahapan pendekatan mas al ah pad a sikl us II tel ah dilaksanakan sesuai dernmn RPP.
44
2) Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus II Adapuan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah pada siklus II adalah terdapat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus II No
Pengamatan
I
2 3
4 5
6 7 8
Membuat atau mencari oenyelesaian masalah Membaca rangkuman Melaksanakan diskusi kelompok Menyelesaikan tugas mandiri Aktif menjawab pertanyaan guru Aktif mengajukan pertanyaan Interaksi siswa dalam diskusi Mencatat rangkuman hasil pembahasan Jumlah Persentase
Jumlah Siswa Pertemuan Siklus II 3 4 ya tdk ya tdk
25
4
29
0
27 24
2 5
29 29
0 0
25
4
29
0
28
2
29
0
25
4
29
0
26
3
29
0
23
6
29
0
202 87.06
30 12.93
232 100
0 0
Maka dapat dilihat pada pembelajaran silus II siswa yang melakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah sebanyak 87.06% pada pertemuan ketiga dan
100% pada
pe1temuan keempat. Rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah yaitu pada tabel 4.5 di bawah ini adalah sebagai berikut:
45
Tabel4.5 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus II Hasil Pengamatan
Siklus II% Ya Tidak Aktivitas siswa 4.47 93.53 Tabel d1 atas menJelaskan bahwa s1klus II s1swa yang melakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dengan baik sebesar 93.53%
3) Hasil Angket Hasil angket yang diperoleh terdapat ada tabel 4.6 yang menunjukkan sikap positif dan negatif siswa yang selanjutnya diubah dalam bentuk persentase sebagai berikut:
Tabet 4.6 Indikator Sikap Konsep Zat Aditif yang Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Indikator
A. POSITIF l .Pembelajaran IP A Biologi siswa dengan pendekatan Problem Solving baik untuk menunJang proses belajar siswa 2.Pembelajaran IP A Biologi siswa dengan pendekatan Problem Solving dapat memotivasi belajar SISWa
No butir angket
SS
Persentase rata-rata s R TS STS
1. 2, 10
39.8
53.3
6.9
-
-
3, 4, 8
53.3
32.9
13.8
-
-
46
B.NEGATIF 1.Pendekatan Problem Solving tidak bermanfaat bagi siswa 2.Pendekatan Problem Solving tidak sesuai dengan konsep
5, 6, 9
-
-
-
45.l
54.9
7
-
-
3.4
67.2
29.4
Dari tabel di atas terlihat bahwa pembelajaran biologi siswa konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai dengan pendekatan problem solving hampir sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap tindakan pembelajaran yang telah diterapkan. Siswa merasa pendekatan problem solving menunjang proses belajar dan siswa merasa termotivasi dengan pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan. Hal ini terlihat bahwa siswa merasa sangat setuju 39.8% pendekatan pemecahan masalah baik untuk menunjang proses belajar dan setuju 53.3%, siswa merasa termotivasi dengan pendekatan pemecahan masalah nampak pada respon 53.3%, siswa merasa sangat setuju bahwa pendekatan pemecahan masalah dapat memotivasi siswa dan 32.9% merasa setuju. Respon siswa terhadap pendekatan pemecahan masalah yang dihadirkan di
sekolah sangat positif.
Siswa merasa
pendekatan pemecahan masalah bermanfaat bagi siswa dan pendekatan pemecahan masalah sesuai dengan konsep yang diajarkan. Hal ini terlihat bahwa 45. l % siswa merasa tidak setuju jika dikatakan bahwa pendekatan pemecahan masalah tidak bermanfaat bagi siswa dan sangat tidak setuju 54.9%. Siswa tidak setuju jika dikatakan bahwa pendekatan pemecahan masalah tidak sesuai dengan konsep yang diajarkan nampak pada respon siswa yang menyatakan bahwa 67.2% siswa tidak setuju dengan ha! itu dan 29.4% siswa sangat tidak setuju.
47
b. Penguasaan Konsep
Dari hasil pembelajaran pada siklus didapatkan tabel pemahaman konsep siswa setelah melakukan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, Berikut ini adalah tabel 4.7 hasil pemahaman konsep siswa pada siklus II: Tabet 4.7 Hasil Pemahaman Konsep Siswa pada Siklus II Responden
Pretes
LI L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 LIO Lil Ll2 Pl P2 P3 P4 P5 P6 P7 PS P9 PIO Pl 1 Pl2 Pl3 P14 P15 Pl6 P17
67 73 73 53 53 67 73 33
73 60 67 67 60 80
60 80
67 80 67 60 67
Postes
80 87 80 73 87 80 93 80 80 93 80 87 73 87 87 93 93 87 73 80 80 93
80 80
100
67 73
93 87
33
67 100
)
53 80 60 1906
80 80 2490
Rata-rata
65.72
84.58
N-Gain Keterangan 0.4 Sedang 0.5 Sedang 0.2 Rendah 0.4 Sedang 0.7 Tinggi 0.4 Sedang 0.7 Tinggi 0.7 Tinggi 0.2 Rendah 0.8 Tinggi 0.4 Sedang 0.6 Sedang 0.3 Sedang 0.3 Sedang 0.7 Tinggi 0.6 Sedang 0.8 Tinggi 0.3 Sedang 0.2 Rendah 0.5 Sedang 0.2 Rendah 0.6 Sedang 1.0 Tinggi 0.8 Tinggi 0.4 Sedang 0.5 Sedang 1.0 Tinggi 0.0 Rendah 0.5 Sedang
14.7 0.5
KKM Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
48
Keterange'l: Ln = siswa laki-laki ke-n (Ln=l2) Pn = siswa perempuan ke-n (Pn= 17) Dari siklus II diperoleh pretes siswa dengan nilai terendah 33 sebanyak 2 orang dan nilai tertinggi 80 sebanyak 4 orang, sedangkan postes nilai terendah 67 sebanyak I orang dan nilai tertinggi I 00 sebanyak 2 orang, sedangkan untuk N-Gain diperoleh 5 siswa dengan N-Gain rendah, 15 siswa berada pada N-Gain sedang, 8 siswa dengan N-Gain tinggi, Selanjutnya pada siklus II rata-rata nilai pretes siswa 65.72 dan setelah pembelajaran menjadi 84.58, N-Gain pada sik!us II NGain meningkat menjadi 0.5 dan termasuk kategori sedang Maka hasil KKM siswa pada siklus II adalah I 00% atau 29 siswa.
c. Tahap Observasi Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, maka diperoleh data bahwa: I. Rata-rata nilai pretes sebesar 76.96% dan rata-rata persentase nilai postes sebesar 84.48% dengan nilai N-Gain 0.5 (kategori sedang). 2. Aktivitas belajar siswa sudah berjalan yaitu besesar 93.53%, siswa sudah tidak terlihat canggung atau ragu-ragu dalam berdiskusi dengan temannya. 3. Pada kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah tidak tampak lagi siswa yang mengandalkan temannya untuk mencari pemecahan masalah siswa sudah dapat menenmkan kesimpulan akhir dengan tepat. 4. Hasil postes siswa dari 15 soal pilihan ganda diperoleh siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 100%, dari sini terlihat seluruh siswa sudah mencapai KKM.
49
d. Tahap Refleksi Adapun basil refleksi siklus II adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa tentang konsep zat aditif pada makanan yang mengalami peningkatan. Pada siklus II basil belajar siswa lebib baik dari siklus I, sebingga terjadi peningkatan N-Gain pada siklus II. Nilai N-Gain pada siklus II adalah 0.5 meningkat dari 0.3 pada siklus I. 2. Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar I 00%. Hal ini dapat dilibat dari basil rata-rata nilai postes siswa yang sudab mencapai KKM dalam pembelajaran.
e. Keputusan Setelab dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II diperoleb basil belajar siswa tentang konsep zat aditif pada makanan di siklus I memperoleb N-Gain 0.3 dan siklus II 0.5 terdapat perbedaan pada siklus I dan siklus II, Hasil dari N-Gain dari siklus II lebib baik dari siklus I sebingga terdapat peningkatan pemabaman siswa.
3. Analisis Hipotesis Penelitian Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalab 0.3, sedangkan pada siklus II N-Gain meningkat menjadi 0.5 termasuk kategori sedang pula, setelab didapatkan basil pemabaman siswa konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi Nilai pada siklus I dan siklus II kemudian dilakukan uji Normalitas menggunakan uji Liliefors.
A. Uji Normalitas (Uji Liliefors) Setelab didapatkan basil pemabaman siswa konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai pada siklus I dan siklus II kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors.
50
Uji Liliefors digunakan untuk mengetahui data atau sampel berdistribusi normal atau tidak. 1) Siklus I Hasil perhitungan uji normalitas siklus I dengan Liliefors dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabet. 4.8 Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors 2 Lhitung
a
Ltabel
Keputusan
Siklus I
0.05
0.140
0.176
Berdasarkan tabel di atas
Lhitung
Terdistrubusi normal untuk siklus I sebesar 0.140
yang didapatkan adalah 0.176. Maka
Ltabel
L1abel
lebih besar dari
(0.176>0.140 dan 0.140) dengan derajat kebebasan 0.05.
Lhitung
Maka data terdistribusi normal.
2) Siklus II Hasil perhitungan uji normalitas siklus II dengan Liliefors dapat dilihat pada tabel 4. 9 Tabel. 4.9 Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors 3 Lhitung
a
Ltabel
0.05
0.140
0.176
Berdasarkan tabel di atas Liabel L1iiiung
Keputusan
Siklus II
L1i1tung
Terdistrubusi normal untuk siklus I sebesar 0.140
yang didapatkan adalah 0.176. Maka
L1abel
lebih besar dari
(0.176>0.140 dan 0.140) dengan derajat kebebasan 0.05.
Maka data terdistribusi normal.
51
a. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dari N-Gain tes kognitif pada siklus I dan II didapatkan hasil perhitungan dengan harga Fhitung 1.5, sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikasi 0.05 dengan
derajat kebebasan pembilang 27 dan derajat kebebasan penyebut 28 adalah 2.48,
selanjutnya perhitungan uji
homogenitas terdapat pada tabel 4.10 Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 4
a
Jumlah
Fhitung
Ftabel
Keputusan
0.05
29
1.5
2.48
Homogen
karena Fhitung < Fiabel (1.5< 2.48). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut homogen. b. Hipotesis tindakan H 0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II. Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II c. Uji "t"'
Uji "t" dilakukan untuk mengetahui apakah te1jadi peningkatan yang signifikan antara siklus I dan siklus II, hasil penghitungan uji "t" terdapat pada tabel 4.11 di bawah ini:
52
Tabel. 4.11 Hasil Perhitungan Uji "t" 5
a 0.05
Jumlah
Keputusan Ha diterima (terdapat 29 2.17 2.05. peningkatan yang signifikan pada siklus I dan siklus II) Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan Fhitung
F1abel
dengan uji normalitas dengan uji Liliefors sampel terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji "t" (Pair Sample t Test) berdasarkan hasil pengujian dua data uji "t" diperoleh
t1i1tung
sebesar 2.17. Pengujian hipotesis apakah tindakan
diterima atau ditolak. Harga t1i1tung dibandingkan dengan tiabel berdasarkan tabel terdistribusi "t" untuk taraf kesalahan 5% dengan derajat kebebasan (df) yang besarnya N-1 (df=N-1=291=28)
diperoleh data t1abel 2.05, thitung > dari pada t1abel
(2. l 7>2.05). Maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai pada siklus I dan siklus II.
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan peneliti, dapat diketahui situasi kelas tergolong kelas yang ramai dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, ada siswa yang pendiam dan ada siswa yang aktif juga berani untuk tampil di depan teman-temannya pada saat pembelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan di siklus I aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada guru. Terlihat rata-rata nilai postes sebesar 76.96, sedangkan
53
proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I karena melibatkan siswa untuk aktif dengan guru tidak lagi sebagai satu-satunya pusat informasi. Hal ini juga terlihat dari rata-rata nilai postes sebesar 84.58. Penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, ha! ini terlihat dari peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilakukan. Sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah kegiatan pembelajaran terasa membosankan karena pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan, sehingga siswa kurang mampu mengemukakan ide pada bermacam situasi serta kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengernbangkan daya nalar untuk memecahkan rnasalah yang mereka hadapi. hasil postes siklus I siswa yang telah mencapai KKM atau mendapatkan nilai 2':. 65 berjumlah 26 siswa atau 89.65%, sedangkan pada postes siklus II semua siswa mendapatkan nilai 2':. 65 sebanyak 29 siswa atau 100%. Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalah 0.3, sernentara pada siklus II N-Gain meningkat menjadi 0.5. Maka telah terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai pada siklus II bila dibandingkan dengan siklus I, sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai pada taraf signifikasi 0.05 Dari pengamatan aktivitas siswa yang melakukan pemecahan masalah dengan baik pada siklus I adalah 65.08%, sedangkan pada silus II siswa yang mampu melakukan pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan baik meningkat jumlahnya menjadi 93.53%. Hal ini menunjukan bahwa siswa mengalami kenaikan dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan dengan pemecahan masalah.
54
Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa mengenai konsep zat aditif pada makanan yang terintegrasi nilai dengan pendekatan problem solving hampir sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap
tindakan pembelajaran yang telah diterapkan. Siswa merasa pendekatan problem solving menunjang proses belajar dan siswa merasa termotivasi
dengan pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan. Hal ini terlihat bahwa siswa merasa sangat setuju 39.8% pendekatan pemecahan masalah baik untuk menunjang proses belajar dan setuju 53.3%. siswa merasa termotivasi dengan pendekatan pemecahan masalah nampak pada respon 53.3% siswa merasa sangat setuju bahwa pendekatan pemecahan masalah dapat memotivasi siswa dan 32.9% merasa setuju. Kegunaan pembelajaran
pendekatan
pemecahan
masalah
dalam
kegiatan
di antaranya adalah mengembangkan sikap siswa dalam
memecahkan pemmsalahannya serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri, dan mengembangkan daya nalar siswa. Daya nalar yang terdiri dari daya pikir. Proses berpikir terdiri dari serangkaian keterampilan seperti mengumpulkan informasi atau data, membaca dan menafsirkan data, dan lainlain yang penerapannya membutuhkan latihan dan pembiasaan, siswa benarbenar menghayati untuk berpikir dan mengembangkan minat dalam berbagai kemungkinan, membina pengembangan sikap penalaran lebih jauh dan cara berpikir objektif, mandiri, kritis dan analitis baik secara individual maupun kelompok, 6 mengembangkan konsep yang tersedia dan mencoba menguji permasalahan tersebut dengan daya nalar melalui pengalaman yang telah dirasakan, mencoba menganalisis ha! yang akan terjadi, dan mengambil kesimpulan.
6
R..-l,;::ii;,
lschak S.U., dkk, Buku Pendidikan !PS di SD Katya, Cetakan Ke Tujuh
')()(If;
tPrcPrli-:i
rli
r--:iriil1Y111hr1.rnPA ('f'\n~ r1;,,i,.C'PC' ,.,..,,,.:i., ')
1 n.,.C",,......-.1 .. ,,, ..
")()(lQ
55
Dalam pengembangan pendekatan pemecahan masalah dapat dilihat dari cara siswa bekerja sama dalam kelompok mencari penyelesaian atas masalah yang dihadapi.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, adapun kekurangan dari penelitian ini di antaranya adalah terbatasnya waktu dalam implementasi pembelajaran yang menyebabkan aplikasi pendekatan pemecahan masalah belum sempurna dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan basil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Setelah
dilakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan
pendekatan
pemecahan masalah konsep zat aditif pada makanan, setiap siklusnya mengalami peningkatan penguasaan konsep siswa. Pada siklus I diperoleh nilai N-Gain pada 0.3. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II pemahaman siswa mengalami peningkatan dengan N-Gain 0.5 Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa konsep zat aditif pada makanan dapat ditingkatkan melalui pendekatan pemecahan masalah. 2. Proses pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan siswa meningkat pada tiap siklusnya, siswa yang melakukan pembelajaran dengan baik nampak sebanyak 65.08% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 93.53%.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran antara lain: l. Perlunya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA Biologi karena siswa diharapkan mampu mencari sendiri pemecahan masalah yang ada di sekitarnya dengan teman sejawat. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas pendekatan pemecahan masalah dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa konsep zat aditif pada rnakanan.
57
3. Untuk menggunakan pendekatan pemecahan masalah sebaiknya guru mempe1iimbangkan terlebih dahulu alokasi waktu yang diperlukan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
58
DAFTARPUSTAKA
Adi Yudianto, Suroso, Manajemen Alam, Sumber Pendidikan Nilai, Mughni Sejahtera: Bandung, Mei 2005. Anwar,
Sjaeful, "Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Kimia", artikel pada Stadium General Pendidikan Nilai Jurusan Pendidikan IP A Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Arikuno, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakmia. 2006. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta: Jakmia. 2006. Aziz Nik, Pa Nik, "Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik: Cabaran dan Keperluan", Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya. 2008. Darsiah, lis,"Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Manusia melalui Pendekatan Pemecahan Masalah" skripsi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN SyarifHidayatullah Jakarta Dwi
Ardyanto, Tonang, "MSG dan Kesehatan: Sejarah, Kontroversinya", Jurnal Inovasi Vol.l/XVl/Agustus 2004.
Efek
dan
E, Meltzer, David. "The Relationship between Mathematics Preparation at1d Conceptual Leaming Gains in Physics: a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores", (Departement of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011). I-lake, Richard R, "Analyzing Change/ Gain Scores, Departement of Physics", Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Herlanli, Yanti, Tanya Jawab Sepular Penelilian Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2006. Hoon, Chang Lee, "Pendekatan dalam Pendidikan Moral", Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya, 2008.
59
Krisnamurthi, Bayu, "dari Wikipedia, Ensiklopedi Bebas Berbahasa Indonesia", Artikel 11 no 7 Oktober 2003. diakses Januari 2009. Mar'at, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, Bandung: Ghalia Indonesia, 1982. Moeliono, M Anton, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988. Mulyana, Rahmat, Mengartikan Pendidikan Nilai, Aksara: Bandung, Februari, 2004. Robert, "Revising Exsplanatory Models to Accommodate Anomalous Genetics Phenomena: Problem Solving in the Context of Discovery", Depertement of Sciences Studies, 335 Moore Hall, Wastern Michigan University Dalamazoo. Mi 49008-5192, Science Education 79 (2): 111-146, 1996. Rustaman, Y Nuryani, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi. Penerbit: Unversitas Negeri Malang UM Press, 2005. Sanjaya, wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, penerbit: Kencana Prenada Media Grup, Rawamangun Jakarta 2009. Sofa, "Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran !PS Terpadu dengan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah", Jurua! Cari Ilmu Borneo Online. Mei 2008, tersedia pada: www.blogindonesia.com tanggal akses: 7 Juli 2008. Nik Azis Nik Pa, "Penerapan Nilai dalam Pendidikan Matematik: Realiti atau Retorik? International Seminar On Development Of Values In Mathematics and Science Education", August 3-4, University of Malaya, Kuala Lumpur. 2007. Susilo, Panduan Pene!itian Tindakan Ke/as, Pustaka Book Publisher: Yogyakarta, 2007. Sucljiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan , Jakarta: Raja Grafinclo Persada, 2001. Sucljana, Metoda Statistika Eclisi ke-6, Bandung: Tarsito, 1996.
60
U, Ischak S., "Buku Pendidikan IPS di SD Karya", Cetakan Ke Tujuh Belas 2006. tersedia di cariilmuborneo.com diakses pada 21 Desember 2008. Umaedi, Bahan Penelitian, Penelitian Tindakan (Action Reseach), Depe1iemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 1999. Wahyudi, "Tingkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi Pelajaran IPA", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no 30, tahun ke-8 Mei 2000. Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dasen, diterbitkan atas kerjasama: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2007. www.wordpresss.com, Pendekatan dan Metode Pembelajaran, Pemerintah Kabupatern Kendal, SMA Negeri , Cepiring, Februari 2008.
SILABUS
1 th
: MTs Pembangunan U!N Jakarta
m
: IPA (Biologi)
:8 :2 petensi
l Dasar
: 4 Me1naha1ni kegunaan bahan kirnia dala1n
Konsep Pembelajaran
I
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
I. Menjelaskan tujuan dan fungsi zat pengawet dan pewarna pada makanan 2. Mengelompokan zat pengawet dan pewarna pada makanan 3. Menyatakan pengawasan zat pengawet dan pewarna pada makanan 4. Menyatakan alur pengawetan 5. Menjelaskan tujuan zat penyedap dan pemanis pada makanan 6. Mengelompokan zat penyedap dan pemanis pada makanan 7. Menyatakan pengawasan zat penyedap dan pemanis makanan 8. Menerapkan penggunaan zat penyedap dan pemanis pada makanan yang aman 9. Menyatakan tingkat kemanisan sakarin I 0. Menyebutkan alur pemeriksaan makanan
Instrumen: Tes objektif
I
ripsikan 11ami !lam 0
" n
Konsep zat aditif pada makanan • Pengawet
• •
• Pe\varna • Penyedap
• Pernanis
•
• •
• • •
Menggali pengalaman yang berhubungan dengan zat aditif Menggali pengalaman siswa dengan mengkhususkan pada zat aditif pada makanan yang biasa dikonsumsi dan terdapat di lingkungan sekitar. Membagi siswa dalam kelompok . Memberikan artikel dengan pennasalahan yang berhubungan dengan pengala1nan siswa. Menganalisis masalah Merumuskan masalah Membuat hipotesis Menentukan penerapan strategi yang diambil
Somber dan Bahan
Alokasi Waktu
@2X 45'
Sumber: Buku .
acuan yang relevan, lingkungan sekitar. Artikel ilmiah .
""<
'-C.'L',•
Bahan: Lembar Kerja Siswa
0\
ran 2
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN (RPP 1) tdidikan aran impetensi si dasar sep
: Zat aditif pada makanan : MTs Pernbangunan UIN Jakarta : IPA (Biologi) : 4 Memahami kegunaan bahan kirnia dalam kehidupan :4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alarni dan buatan dalarn kernasan yang terdapat dalarn rnakanan.
rnia dalam rnakanan (zat aditif)
mia dalarn rnakanan (zat aditif)
r
·1 Zat Pengawet
r
·1 Zat Pewarna
1-
~I
r--
Alami
I
Buatan Alami ----··-
I
Buatan
I
: Pengertian zat aditif Tujuan zat aditifpada makanan Macam-macam zat aditif pada rnakanan Pengawasan zat aditif pada makanan i
kunci
Apakah sernua makanan aman untuk dikonsumsi?
;njelaskan tujuan dan fungsi zat pengawet dan pewarna pada makanan ;ngelompokan zat pengawet dan pewarna pada makanan
Ri
nyatakan pengawasan zat pengawet dan pewarna pada makanan nyatakan alur pengawetan nbelajaran : erta didk mampu menje!askan pengertian zat aditif erta didk rnampu rnengidentifikasikan zat aditif pada makanan erta didik rnampu rnengelompokan zat aditif pada makanan erta didik mampu rnenyatakan pengawasan zat aditif pada makanan erta didik mampu mendata contoh zat aditif buatan dan alarni yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari 1 : Problem solving (pemecahan masalah). embelajaran : ..
----- ---
-
·•
----
r
---~_1---
' ..
Kegiatan >an Siswa tan Guru •Siswa 1nendengarkan. •AHULUAN • Guru metnotivasi siS\Va. ieSiswa duduk dalam kelompoknya • Guru meminta siswa duduk dalam masing-111asing. kelo1npoknya 1nasing-masing • Guru mertjelaskan pembelajaran yang ieSiswa memperhatikan penjelasan dan menanggapi pertanyaan guru akan dilakukan. • Guru menarik perhatian siswa dengan ~Siswa memperhatikan pertjelasan Guru memperlihatkan makanan tpan (mengandung zat aditif) yang sering lem dikonsumsi siswa dan mudah ag) didapatkan di lingkungan sekitar. ifikasi "Apakah makanan seperti ini aman .!ah luntuk dikonsumsi?" le Guru menjelaskan materi yang •Siswa memperhatikan penjelasan guru. dipelajari Guru memberikan rangkuman pelajaran ian oermasalalmn untuk dipecahkan
Alokasi waktu 10 menit
30 menit
Penanaman Nilai Nilai praktis Zat Aditif • Zat aditif adalah suatu zat atau bahan tambahan yang tidak dapat dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan tersebut. Berdasarkan asalnya terdapat dua macam zat aditif, yaitu zat aditif buatan dan zat aditif alami, zat aditif alami diambil dari ekstrak bahan alami sedangkan zat aditif buatan diambil dengan cara mensisntesis senyawa kimia sehingga membentuk bahan aditif yang murni, akan tetapi penggunaan cat aditif buatan yang tidak sesuai dengan dosis
~
1· I
I s·mtests. I Masalah 1
ualam kelompok mengenai bahan 1akanan tersebut untuk dijadikan bahan iskusi) 1oSiswa berdiskusi dalam kelompok Guru membentuk kelompok selanjutnya masing-masing kelompok diminta memberikan tanggapan tentang kasus yang akan dibahas. "Zat aditifpada makanan dapat dibedakan n1enjadi zat alan1i dan huatan. Zat aditif alami diperoleh dari . ekstrak tun1buhan yang yang terdaJJ~t dari alan1 dan tidak n1engandung efek I san1ping:, dan zat acHtif buatan di buat dari sintesis zat kilnia." . Selanjutnya guru r11e1nberi.kese1npatan l.Masii1g-masing siswa berdiskusi dala.m kelompok. kepada siswa untuk memberikan contoh lain rnengenai nilai yang dapat digali dari 1natcri tersebut dala1n rangku1nan yang tersedia •Sisvva 111e1nperhatikan penjelasan lo Guru mengarahkan sis\va untuk guru dalam kelompok. n1enggunakan pengala111annya dalan1 menca.ri nilai praktis. •Masing-tnasing siswa berdiskusi l•Guru 1nengantarkan sis\va untuk dalam kelompok. 1nencari analisis 1nasalah ~Guru menggali kognitif siswa dengan .. Masing-masing siswa berdiskusi ine1nberikan stilnulus awal dalam kelompok. pennasalahan tersebut l.Masing-masing siswa berdiskusi l•Guru 1nengajak siswa untuk dalam kelompok. inerumuskan tnasalah yang terjadi l•Guru 1nen1birnbing sisvva dengan n1asuk '•MHsing-rnasing siswa berdiskusi
r.
l
Analisis Masalah
dapat membahayakan kesehatan. Maka penggunaan zat aditif buatan dalam industri pengolahan makanan diatur dan diawasi oleh pemerintah Departemen Kesehatan agar tidak merugikan konsumen.
Zat Pengawet • Penggunaan pengawet sintesis sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI no 922/Menkes/Per/IX/1988, maka tidak boleh melebihi kadar yang ditentukan kareria dapat · membahayakan bagi kesehatan • Pengawet sintesis seperti seperti formalin dan boraks sangat berbahaya bagi tubuh. Formalin digunakan untuk mengawetkan mayat dan boraks digunakan pada mi basah dan bakso sebagai pengawet dan pengenyal. Apabila mengonsumsi fonnalin dan boraks dala.mjangka waktu yang la.ma akan menimbulkan gejala muntah-muntah, diare dan bahkan menyebabkan kematian, maka perlu dihindari mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin dan boraks.
...
0\
i
Aplikasi
'
I
i
Kompehensi
PENUTUP
I
I
dalam kelompok. dalam kelompok clan menganalisis berbagai alternatif cara pe1necahan masalah •Masing-n1asing siswa berdiskusi [Guru membimbing siswa untuk 1nenentukan penerapan strategi dalam kelompok. masalah •Masing-1nasing sis\va berdiskusi Guru 1ne1nbi111bing sis\Va dalan1 dalam kelompok. 1nelakukan penerapan strategi yang muncul dari kesepakatan bersama. fe Guru rne1nbiinbing sis\Va dala1n •Siswa membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan diskusi kelas dengan membacakan ja\vaban 1nasing-1nasing ke\0111pok di arahan guru. depan kelas e Guru tnengarahkan sis~a pada konsep ~Masing-masing kelompok memperhatikan penjelasan guru permasalahan yang ada dengan benar agar tidak terjadi miskonsepsi. • Guru 1ne1nberikan soal-soal pastes •Siswa 1nenge1jakan soal-soal postes siklus I siklus I. ieGuru 1nengingatkan 1nateri yang akan ~Siswa memperhatikan penjelasan dibahas untuk pertemuan selanjutnya guru dan sis\va din1inta mencari inforn1asi sebanyak-banyaknya 1nengenai tnateri yang akan dibahas.
30 inenit
Zat Pewarna • Zat pewarna alami diambil dari pigmen tumbuhan seperti wortel untuk warna merah, daun suji untuk wama hijau dll. Sedangkan zat pewarna buatan diambil dari sintesis zat kimia seperti amaranth untuk warna merah, violet g.b untuk warna unggu, agar tidak terjadi penyalahgunaan zat pewarna buatan, maka penggunaannya harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen. • Zat pewama buatan Jebih digemari masyarakat karena memberikan warna yang lebih tajarn dan Jebih seragarn, sehingga digunakan untuk menarik produksi makanan, maka penggunaannya harus diatur agar aman saat dikonsumsi masyarakat.
10 menit
Penilaian • Jenis tagihan : Te1tulis • Bentuk tagihan : Lembar observasi dan hasil diskusi : Tes objektif • lnstrumen
"'
V>
ran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 2)
: Zat aditif pada makanan : MTs Pembangunan UIN Jakarta : IPA (Biologi) : 3 dan 4 ompetensi : 4 Memabam i kegunaan bah an kimia dalam kehidupan :4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alami dan buatan dalam kemasan yang terdapat dalam makanan. tsi dasar isep
ndidikan 1aran
imia dalarn rnakanan . (zat aditit)
irnia dalam makanan (zat aditit)
r
1 Zat penyedap r
1 Zat pemanis
r--
I Alami
I
Buatan Alami
jI
Buatan
I
: Tuj uan zat aditif pada makanan Macam-macam zat aditif pada makanan
11
kunci
Apakab semua rnakanan aman untuk dikonsumsi?
;nyebutkan alur pemeriksaan makanan mjelaskan pengertian zat aditif C\ C\
:ngidentifikasikan zat aditif pada makanan :ngelompokkan zat aditif pada makanan :nyatakan pengawasan zat aditif pada makanan :ndata contoh zat aditif buatan dan alami yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari mbelajaran : ;erta didk mampu menjelaskan pengertian zat aditif ;erta didk mampu mengidentifikasikan zat aditif pada makanan ;erta didik mampu mengelompokan zat aditif pada makanan ;erta didik mampu menyatakan pengawasan zat aditif pada makanan ;erta didik mampu mendata contoh zat aditifbuatan dan alami yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari n : Problem solving (pemecahan masalah). 1embelajaran : ..
-----~--
-----
- ---·.1--- ----
~-
-
Ke!:!iatan pan .tan Guru Siswa >AHULUAN • Guru 1ne111otivasi sis\va •Sis\va 111endengarkan. ~Siswa duduk dalam kelompoknya • Guru 111e1ninta sis\va duduk dalan1 kelon1poknya 111asing-111asing 111asing-1nasing. lo Guru inenjelaskan pe1nbelajaran yang •Sis\va 1nen1perhatikan penjelasan akan dilakukan. dan 111enanggapi pertanyaan 2:uru • Guru tnenarik perhatian sis\va dengan ~Siswa memperhatikan penjelasan tpan 3uru n1en1perlihatkan 1nakanan em Solving) (1nengandung zat aditif) yang sering ifikasi dikonsun1si sis\va dan 1nudah lah didapatkan di lingkungan sekitar. "AJJakalz nzakanan se1Jerti ini an1an untuk dikonszunsi?" lo Guru n1enjelaskan materi yang ~Siswa memperhatikan penjelasan
Alokasi waktu IO menit
30 rnenit
Penanaman Nilai Nilai Praktis Zat Penyedap • Salah satu penyedap buatan yang ditambahkan dalam makanan adalah MSG (Mono Sodium Glutamat) atau dikenal dengan vetsin dalam bumbu rnasakan. MSG dibuat secara shtesis dRri bahan tetes tebu melalui proses fermentasi. Pengguaan MSG yang terlalu banyak dapat menyebabkan CRS (Chiness restaurant Syndrome) memiliki gejala pada tubuh seperti pusing kepala, dada terasa sesak, wajah berkeringat punggung dan leher kesemutan, maka
°' '-l
s
1tesis M asalah
~an pern1asalahan untuk dipecahkan 1 alan1 ke!on1pok 1nengenai bahan tnakanan tersebut untuk dijadikan bahan Jiskusi) • Guru membentuk kelompok •Siswa berdiskusi dalam kelompok selanjutnya n1asing-111asing kelon1pok di1ninta n1e111berikan tanggapan tentang kasus yang akan dibahas. "Zar aditijj1ac/a n1akanan dapat dibedakan nzenjadi zat alan1i dan buatan. Zat aclitif alcuni diperoleh dari ekstrak tun1buhan yang ;1ang terdapat
I
I
!
A talisis
M asalah
~ •likasi
dari alan1 clan tidak 111engandung ej'ek san11Jing, clan zat aditif buatan dibuat dari sintesis zat kinzia. " • Selanjutnya guru rnernberi kesen1patan kepada siswa untuk tne1nberikan contoh lain n1engenai nilai yang dapat digali dari 1nateri tersebut dala1n rangktunan yang tersedia • Guru inengarahkan sis\va untuk 1nenggunakan penga!a111annya dala1n mencari nilai praktis. i•Guru 1nengantarkan sis\va untuk 111encari analisis 1nasalah I •Guru 1nenggali kognitifsiswa dengan 1ne1nberikan stitnulus awal permasalahan tersebut •Guru 1nengajak sis\va untuk 111erun1uskan 1nasalah yang tei:_jadi
•Masing-1nasing siswa berdiskusi dalarn kelompok.
secukupnya saja tidak boleh berlebihan.
Zat Pemanis • Penggunaan pemanis sintesis seperti sakarin dan siklamat sudah diatur dalarn Peraturan Menteri Kesehatan Rl no 722/Menkes/Per/IX/1988 yaitu 5 mg/kg berat badan untuk sakarin dan 50 mg per berat badan untuk siklamat, maka penggunaannya tidak boleh melebihi kadar yang ditentukan karena dapat menimbulkan tumor kandung kemih untuk sakari dan kanker kandung kemih uniuk siklamat. • Pernanis sintesis seperti sakarin memiliki kandungan 30 kali dari pada gula biasa, sehingga dapat dikonsu1nsi secara aman bagi penderita Diabetes mel/itus dengan kadar tertentu.
•Sis\va n1e1nperhatikan penjelasan guru dalam kelompok. ~ Masing-n1asing
siswa berdiskusi dalam kelompok.
•Masing-1nasing sis\va berdiskusi dalam kelompok. • Masing-1nasing sis\va berdiskusi dalam kelompok. 0\
00
i•Guru membimbing siswa dengan masuk • Masing-111asing siswa berdiskusi I
I
dalan1 kelon1pok dan 1nenganalisis berbagai alternatif cara pe1necahan
n1asalah •Guru 111en1bin1bing sis\va untuk n1enentukan penerapan strategi 1nasa!ah • Guru 111e1nbi1nbing sis\va dalan1
i I I '
rnelakukan penerapan strategi yang
dalam kelompok.
loMasing-1nasing sisvva berdiskusi dalam kelompok. •Masing-1nasing sis\va berdiskusi dalam kelompok.
1nuncul dari kesepakatan bersa1na. • Guru 1nen1bimbing siswa dalan1
Kompehensi
Ii I
I PENUTUP
•Siswa membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan diskusi kelas dengan membacakan ja\vaban 1nasing-1nasing kelon1pok di arahan guru. depan kelas • Guru 1nengarahkan sis\va pada konsep ~Masing-masing kelompok pennasalahan yang ada dengan benar rnemperhatikan penjelasan guru agar tidak te1jadi rniskonsepsi • Guru mcmberikan soal-soal postes :eSis\va 111engerjakan soal-soal siklus 2 oostes siklus 2 •Guru 111engingatkan rnateri yang akan toSis\va 1nen1perhatikan pe1tjelasan guru dibahas untuk pertemuan selanjutnya
30 menit 10 menit
dan sis\va di1ninta 1nencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang akan dibahas. Penilaian • Jenis tagihan • Bentuk tagihan • Instrumen
: Tertulis : Lembar observasi dan hasil diskusi : Tes obj ekti f.
°'
'D
I
4
KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I
Indikator
Konsep Kompetensi Dasar Zat aditif 4.3 Mendeskripsikan pad a 1emahami makanan bahan kimia egunaan ahan kimia alami dan buatan • Pengawet dalam kernasan • Pewarna alarn yang terdapat ehidupan dalam makanan tandar .ompetensi
L Menjelaskan tujuan dan fungsi zat pengawet dan pewarna pada makanan 2. Mengelompokan zat pengawet dan pewarna pada makanan 3. Menyatakan pengawasan zat pengawet dan pewarna pada makanan 4. Menyatakan a!ur pengawetan
Tingkatan Kognitif Cl C2 C3 I, 2, 4, 12 5, 8, 9, 11 6
7, 13, 15
3
14
Instrumen Tes objektif
2:
8
5
1
10
1
I
25
Larnpiran 5
)tandar (ompetensi 4 vlemahami
Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan bahan kimia ~egunaan iahan kimia alami dan buatan dalam kemasan la lam yang terdapat ~ehidupan dalam makanan
KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II
Konsep Zat aditif pada makanan ~ Penyedap rasa ~ Pemanis
Tingkatan Kognitif Cl C2 C3 Menjelaskan tujuan zat 3, 5, 9, 12, penyedap dan pemanis 15 pada makanan Mengelompokan zat 11, 14 2,6, 7 penyedap dan pemanis pada makanan Menyatakan pengawasan zat 10, 13 penyedap dan pemanis makanan Menerapkan penggunaan zat 1 penyedap dan pemanis pada makanan yang am an menyatakan tingkat 4 kemanisan sakarin Menyebutkan alur 8 pemeriksaan makanan
lndikator I.
2.
0
.)
.
4.
5. 6.
Instrnmen Tes objektif
L:
5
5
2
I
I I
-...)
72
Lampiran 6 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I (PENGAWET DAN PEWARNA)
Berilah tanda silang (x) pada hnruf a, b, c, a tau d pada jawaban yang paling tepat! l. Bahan pengawet ditambahkan dalam makanan kaleng dengan tujuan agar makanan tersebut aman dikonsumsi. Berikut adalah manfaat dan bentuk dari zat aditif yang aman dikonsumsi. Manakah yang merupakan pengawet alami dan peranannya pada makanan .... a. saos pada mi ayam b. gula pada kopi
c. garam dapur pada ikan asin d. cuka pada bakso
2. Prociuk makanan kemasan akan didistribusikan ke berbagai kota dari Jakarta, Ani membeli makanan itu di kotanya. Guna mengewetkan makanan diperlukan zat aditif. Makanan apakah yang dibeli Ani? A. Bahan penyedap-MSG B. Bahan pengawet-minuman kaleng 3.
C. Bahan pengental-susu D. Pewarna-susu kedelai
Perhatikan label berikut! A. Pengawet B. Pewarna C. Penga\vet
D. Penyedap
l. Minuman kaleng 2. Gula 3. lkan asin 4. Vetsin
Zat aditif berikut yang memiliki fungsi yang sama dengan zat aditif yang terdapat pada asinan buah adalah ....
a.C-3 b.D-4
c. A-1 d. B-2
4. Asam benzoat merupakan bahan pengawet yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan .... a. virus dan bakteri b. jamur dan protozoa
c. protozoa dan bakteri d. jamur dan bakteri
5. Garam dapur (NaCl) adalah zat aditif yang digunakan pada bahan tambahan makanan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri dapat mati karena pengaruh zai aditif. Maka bakteri yang dimaksud .... a. E coli
c. Spiru/ina sp
73
b Salmonella sp
d Clostridium botulinum
6. Buah-buahan diawetkan secara alami dengan cara dibuat menjadi manisan menggunakan .... a. cabai b. es batu
c. gula pasir d. ketumbar
7. Murid kelas VIII ingin membuat masakan tanpa pewarna sintesis, menggunakan pewarna alami dengan menambahkan ekstrak daun katuk, wo1iel dan cabai pada makanan. Secara berturut-turut zat aditif tersebut membuat warna .... a. hijau,jingga, orange b. orange, hijau, jingga
c. hijau, orange, merah d. kuning, merah, jingga
8. Penggunaan larutan cuka dalam pembuatan asinan Bogor memberikan rasa khas. Asam cuka pada asinan Bogor bcrfungsi sebagai .... a. penyedap b.penambah cita rasa
c.penga\vet d.pewarna
9. Warna merah dan coklat dapat dipindahkan ke dalam makanan yang dikehendaki Nina. Nina ingin membuat soto Betawi dengan warna merah pekat, maka Nina menggunakan pewarna alami yang diambil dari ekstrak .... a. cabai merah b. sawi
c. daunjati d. seledri
I 0. Pcrhatikan urutan berikut! 1. ikan ditangkap dari taut 2. ikan dimasak di dapur 3. ikan dijemur di pinggir pantai 4. ikan ditaburi oleh garam dapur 5. ikan dihidangkan di meja makan lkan laut diawetkan dengan cara dibuat menjadi ikan asin dengan rnenggunakan garam dapur. Urutan yang tepat pada proses pengawetan ikan as in secara tradisional ad1ilah ....
a. 1-4-3-2-5 b. 4-3-2-1-5
c. 1-2-4-3-5 d. 4-2-3-1-5
11. Kunyit, dan daun suji tennasuk bahan tarnbahan rnakanan berupa ....
74
a. pengawet buatan b.pengawet alami
c. pewarna alami d. pewarna buatan
12. Zat pewarna alami memiliki kekurangan dibandingkan dengan pewarna buatan atau sintesis, kekurangan itu antara lain berupa? A.Memberikan aroma yang semerbak harum B.Dapat menimbulkan rasa khas yang tidak diinginkan C Nampak tampilan makanan yang segar D Dapat menimbulkan aroma yang melezatkan 13. Berikut ini adalah daftar bahan mananan yang termasuk zat aditif.
Manakah yang termasuk pewarna buatan atau sintesis .... a. MSG (Mono Sodium Glutamat) yang menyebabkan Chenesee Restaurant Syndrome (CRS) b. merica, laos, ketumbat, danjinten c. amaranth, tererozin,/asl green, dan brilliant blue d. kunyit, lengkuas, cabai, wortel, 14. Garam nitrat dan nitrit dipakai untuk melunakan daging, bahan pengawet ini dapat menimbulkan efek samping seperti? A.Dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) B. Sakit maag
C. Kejang-kejang D. Gangguan saluran kemih
15. Asam benzoat dan natrium benzoat pada pengawet rasa menimbulkan rasa masam, kedua senyawa ini digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri danjamur. Keduanya senyawa inijuga terdapat pada? A. Rasa strobery pada selai B. Coklat dengan rasa buah
C. Nata de coco dengan rasa strobery D. Cengkih dan kayu manis
75 Lampiran 7 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II (PENYEDAP DAN PEMANIS) Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, a tau d pada jawaban yang paling tepat! I.
Pemakaian bahan tambahan berada di bawah pengawasan atau wewenang? A. Departemen kesehatan B. Departemen pendidikan dan kebudayaan C. Departemen agama D. Depa11emen perindustrian dan perdagangan
2.
Mengapa penggunaan penyedap rasa pada masakan secara berlebihan dalam waktu yang lama berbahaya bagi tubuh? A. B. C. D.
3.
Menyebabkan tumor kandung kemih Menyebabkan kerusakan pada sel syaraf Menyebabkan kerusakan pada lidah Merusak hati dan ginjal
Pen1eri11tah telah 1nelarang penggunaan penga\vet secara berlebihan, penga\vet yang dilarang penggunaannya adalah ....
c. gula d. formalin
a. asa111 sitrat
b. asam asetat 4.
Sakarin adalah bahan pemanis yang berasal dari bahan kimia yang memiliki tingkat kemanisan .... dari gula biasa a. 10 kali b. 30 kali
5.
c. 20 kali cl. 40 kali
Zat aditif berikut yang dapat menambah kualitas gizi makanan disertai dengan peraannya pada makanan. Pernyataan yang tepat terdapat pada .... a. MSG pada minuman kaleng dingin b. garan1 sebagai penga\vet dalan1 petnbuatan ikan asin
c. karbohidrat pada nasi untuk 1nena1nbah tenaga cl provita1nin A sebagai antioksidan pada sayur n1ayur untuk penglihatan 6.
Perhatikan label berikut! A. Terorezin B. Siklarnat C. Vetsin D. Savuran
-------
I. Minuman kaleng dan coklat 2. Aro1na nanas pada selai .), " Kunyit, lengkuas, pala 4. MSG yang menyebabkan CRS
Tabel di alas adalah beberapa contoh zal aditif dengan contoh bahan makanan yang terkandung di dalarnnya. Contoh zat aditif penyedap rasa buatan terdapat pada? a. A untuk 2 b. B untuk I
c. C untuk 4 cl. D untuk 3
76
7. Perhatikan label zat aditif dan fungsinya berikut! A. Pemanis
l. Memberikan rasa manis 2. Menambah daya tahan wa;,tu peno-l'unaan 3. Memberikan wama yang menarik pada makanan 4. Menambah rasa lezat
B. Pewarna
C. Pengawet D. Penyedap
Pasangan yang tepat pada fungsi zat aditif dengan fungsinya terdapat pada? A A dan l C C dan 3 B B dan 2 D D dan 4 8.
Perhatikan data berikut! l. Pengawasan oleh badan Pengawasa Badan Obat dan Makanan (BPOM) 2. Bahan makanan diolah di dapur 3. Bahan makanan mentah yang diambil dari ladang pertanian 4. Penjualan zat aditif di pasaran 5. Ami membeli zat aditif di toko 6. Masakan terhidang di 1neja 1nakar1 Urutan yang benar pad a pengolahan zat aditif hingga penggunaannya di pasaran terdapat pada urutan?
c 2-1-4-5-3-6
A 1-2-3-4-5-6 B 3-1-4-5-2-6 9.
D 4-5-3-2-1-6
Ayah Rima menggunakan bahan pemanis buatan yang rendah kalori pada penggunaan makanannya, sebab pemanis rendah kalori dapat dikonsumsi oleh mereka yang memiliki gangguan pada urin. Maka ayah Rima mengalami penyakit yang disebut? A. Deprsi B. Penderita diabetes
c. Maag d. Jantung koroner
I0. Disebut apakah bahan inakanan yang dapat 1nenyebabkan kanker jika dikonsutnsi? 1\.Propionate
B. Karsinogenik
C. Sakarin D. Essens
1! . J(elebihan antioksidan a!an1i dibandingkan anti oksidan buatan adalah sebagai
berikut, n1anakah pernyataan yang tepat tentang ke!ebihan antioksidan ala1ni daripada anti oksidan buatan? A. B. C. D.
Antioksidan Antioksidan Antioksidan Antioksidan
buatan lebih segar daripacla anlioksiclan alami buatan lebih sulit didapatkan daripada antioksidan alami alami lebih pekat daripada antioksidan buatan alami lebih aman claripada antioksidan buatan
12. 1.\ro1na apel dala111 1nakanan dapat dibuat dengan senya\va buatan yang terclapat
pada .... a. oktil asetat
c. asa1n butirat
77 b. etil butirat
d. amil valerat
13. Pak Budi merasakan sering pusing dan muntah-muntah. Setelah diperiksa oleh dokter dan dilakukan tes urin dokter mengatakan kadar glukosa dalam urin pak budi tinggi. Hal ini dikarenakan pak Budi mengkonsumsi pemanis sintesis dalam jumlah dengan kadar berlebihan dalam waktu yang cukup lama. Dari analisis dokter pak budi menderita penyakit? A. Darah tinggi B. Darah rendah
C. Jantung koroner D. Diabetes
14. Pada makanan yang banyak mengandung vetsin atau MSG (Mono Sodium Glutamat) tidak baik dikonsumsi bagi tubuh. Fungsi MSG (Mono Sodium Glutamat) dalam makanan adalah .... a. penyedap buatan b. pewarna buatan
c. penyedap alami d. a, b, dan c salah
15. MSG (Mono Sodium Glutamate) pad a penyedap rasa harus secukupnya saja penggunannya dan harus ditakar sesuai dengan label yang tertera. Penggunaan MSG yang terlalu banyak dapat menyebabkan CRS (Chineese Restaurant Syndrome) CRS memiliki gejala dalam tubuh berupa? A. B. C. D.
Pusing kepala, clada sesak wajah berkeringat, punggung dan Jeher kesemutan Ganggunan saluran cerna (susah buang air besar) Struke atau Jumpuh Gastrtitis
78
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I
l.C
6.C
11.C
2.B
7.C
12.B
3.A
8.C
13.C
4.D
9.A
14.D
5.D
10.A
15.D
79
Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus II
l.A
6.C
11.D
2.A
7.A
12.D
3.C
8.B
13.D
4.B
9.B
14.A
5.C
10.B
15.A
80
Lampiran IO
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I ZAT ADITIFPADAMAKANAN
Pengertian zat aditif pada makanan Zat aditif pada makanan ialah suatu zat atau bahan yang tidak dapat dimakan secara langsung tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada waktu pengelolaan makanan untuk meningkatkan mutu makanan tersebut. Zat aditif pada makanan dikendalikan oleh Departemen Kesehatan agar penggunaannya tidak melebihi aturan karena dosis yang berlebih jika dikonsumsi dalam waktu lama akan menimbulkan gangguan kesehatan. Zat aditif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a.zat aditif alami dan b.zat aditifbuatan Jenis-jenis zat aditif adalah: l. Pengawet 2. Pewarna 3. Pemanis 4. Penyedap PENGAWET
Cara mengawetkan makanan
adalah dengan membuang a1rnya dengan
mengeringkannya di udara atau menambah gula, garam, cuka, atau bahan kimia tertentu. Bahan-bahan itu merupakan pengawet yang menggantikan tempat di dalam makanan sehingga dapat membunuh bakteri danjamur. Beberapa cara mengawetkan makanan: a. Garam dapur (Natrium Klorida/ NaCl)
memiliki
kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri C/ostidium botulinum, garam dapur banyak dipakai untuk mengawetkan ikan, daging dan telur bebek. b. Asam Benzoat (C 6 H5COOH) adalah pengawet makanan buatan yang paling banyak dipakai untuk mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Asam Benzoat memberikan rasa masam pada sari buah.
81
c. Larutan asam asetat 4% (CH3 COOH) atau disebut juga cuka mempunyai kemampuan membunuh kapang dan jamur. Bahan ini banyak dipakai untuk membuat asinan. d. Garam Nitrat dan Nitrit untuk melunakan daging, kedua asam ini dapat menimbulkan efek samping dapat menimbulkan gangguan saluran kemih. Buatlah ringkasan Jain yang tertera dalam buku paketmu atau sumber yang lain tentang pengawet pada makanan berikan beserta contoh dan zat kimia apa yang terkandung dalam makanan tersebut!
Masalah I: Sebuah roti tawar terdapat tulisan: "sebaiknya dikonsumsi sebelum 13 Januari 20 IO" apa maksudnya? Bandingkan dengan roti tawar yang terdapat tulisan: "sebaiknya dikonsumsi sebelum 20 April 2008" apakah terjadi perbedaan jika dikonsumsi hari ini? Bagaimana dengan kedua tampilan roti tersebut? Mana yang lebih aman dikonsumsi? Mengapa? Jelaskan! Analisis masalah:
Rumusan masalah:
Uji/metode yang digunakan:
Kesimpulan akhir:
PEWARNA Pewarna makanan dapat menimbulkan selera atau menjadi daya tarik pada suatu makanan. Warna itu sendiri menjadi indikator kesegaran atau kematangan makanan. Pewarna dibagi menjadi dua, yaitu: pewarna alami dan pewarna buatan (sintesis)
82
Pewarna dari bahan alami dibuat dengan mengambil ekstrak tumbuhtumbuhan yang mengandung pigmen:Contoh pigmen klorofil diambil dari ekstrak daun katuk atau daun suji, pigmen karotenoid diambil dari ekstrak kunyit, wortel, atau daun pisang, pigmen merah diambil dari ekstrak daun jati atau cabai, dan warna coklat diambil dari gula merah, sedangkan pewarna sintesis dibuat dari
amaranth untuk warna merah, violet g.b untuk ungu, tererozin untuk kuning, fastgreen FCF untuk hijau dan brilliant blue untuk biru. Masalah 2: Mengapa pewarna sintesis pada makanan banyak digunakan pada produk makanan yang dikonsumsi anak-anak khususnya? Bandingkan dengan pewarna alami yang terdapat pada sayuran yang mereka konsumsi juga! Mana yang lebih baik dikonsumsi? Mengapa? Analisis awal:
Rumusan masalah:
Uji/ metode yang digunakan:
Kesimpulan akhir:
Klasifikasikan bahan makanan berikut:
Bahan makanan Asinan Bogor yang mengandung larutan cuka Kunyit dan daun suji Gula pada asinan buah Kunyit dan lengkuas pada sayur as em Cengkih dan kayu manis Asinan Bogor yang mengandung larutan cuka KELOMPOK: ....
Bahan pengawet Alami Buatan
Bahan Jewarna Alami Buatan
83
Lampiran 11 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II ZAT ADITIFPADAMAKANAN
Selain zat aditif ada juga makanan yang berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi pada makanan baik yang ditambahkan langsung pada makanan ataupun sudah terdapat pada makanan itu sendiri. diantaranya adalah antioksidan. Antioksidanpun dibagi dua yaitu alami dan buatan. Sebagai contoh antioksidan alami yang dapat menambah kualitas pada makanan terdapat pada provitamin A yang baik untuk penglihatan, dan antioksidan buatan adalah prophyl gallat. Antioksidan alami lebih alam daripada antioksidan buatan.
PENYEDAP RASA/ PENAMBAH CITA RASA
Penyedap rasa dibagi menjadi dua bagian yaitu penyedap rasa sintesis dan penyedap rasa alami. Rasa pada makanan dipengaruhi oleh faktor konsentrasi, suhu, komposisi, zat kimia tertentu, dan interaksinya dengan komponen lain. Kerusakan pada makanan dapat berupa penyakit kanker. Bahan makanan yang dapat menyebabkan kanker disebuat karsinogenik. Alam menyediakan beraneka macam penyedap rasa alami diantaranya adalah berupa rempah-rempah yang akan memperkaya cita rasa pada menu makanan. Seperti pala, marica, laos, ketumbar, dan jinten. Ada lagi daun pandan, daun salam, jeruk purut, buah belimbing, dan buah asem. Akan menambah aroma yang dapat merangsang selera makan. Selain penyedap alami ada juga penyedap buatan yang diperoleh dari tambahan bahan kimia diantaranya adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang lebih sering dikenal dengan vetsin. MSG dibuat secara sintesis dari bahan tetes tebu secara fermentasi (peragian). Penggunaan MSG harus secukupnya saja sebab pengguaan MSG yang terlalu banyak dapat menyebabkab Chinees Restaurant Syndrome (CRS) yang memiliki gejala sebagai berikut: pusing kepala, dada terasa sesak, wajah berkeringat, punggung dan leher kesemutan, Penyedap rasa juga dapat merusak system syaraf pada manusia. Beberapa senyawa buatan yang dapat memiliki rasa dan aroma buahbuahan. Seperti etil butirat untuk menambah rasa dan aroma buah nanas, amil varelat untuk rasa ape!, dan oktil asetat untuk rasa jeruk.
84
Makanan yang berkembang di pasar dewasa ini banyak mengandung zat aditif. Zat aditif yang sulit dicerna oleh tubuh karena di antara zat aditif terdapat
Monosodium Glutamate (MSG), terutama makanan instan hampir seluruh makanan instan yang dijual bebas di pasaran mengandung zat aditif. BPOM mengumumkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap 700 sampel produk makanan yang diambil dari Pulau Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung awal bulan Januari 2006. 56% diantaranya mengandung Formalin, Bahkan, 70% mi basah mengandung Formalin. Basil penelitian Balai POM DK! Jakarta juga menunjukkan bahwa delapan merek mi dan tahu yang dipasarkan di wilayah itu Mi Kriting Telor Special, Super Mi Ayam ZZ, Mi Bintang Terang, Bakmi Super Kriting Telor ACC, Mi Kriting Jo's Food, Mi Aneka Rasa, Tahu Bintang Terang, Tahu Kuning Sari dan Tahu Takwa Poo juga terbukti. Masalah 1:
Dari fenomena di atas dari makanan instan yg dijumpai di lingkungan kalian bagaimanakah cara agar terhindar dari efek samping MSG yang berlebihan? Analisis awal:
Rumusan masalah:
Uji/ metode yg digunakan:
PEMANIS
Pcmanis dibagi menjadi dua bagian yaitu pemanis buatan dan pemanis sintesis yang berfungsi memberikan rasa manis atau mempertajam rasa manis pada makanan. Pamanis yang baik dikonsumsi oleh penderita kencing manis atau diabetes mellitus di antaranya adalah natrium siklamat dan sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari gula biasa. Penggunaan pemanis buatan berupa siklamat dan sakarin tidak boleh melebihi kadar yang diperbolehkan oleh peraturan menteri kesehatan yaitu 722/Menkes/Per/IX/1988 yaitu 5 mg per Kg berat badan untuk sakarin dan 50 mg
85
untuk penggunaan siklamat. Sedangkan penggunaan siklamat berlebih akan menyebabkan kanker kandung kem ih. Buatlah ringkasan lain mengenai pemanis dari buku paketmu atau dari sumber lain!
Masalah 2:
Diet bagi penderita Diabetes mellitus adalah dengan mengkonsumsi gula yang rendah kalori. Badan POM (Pemeriksaan Obat dan Makanan) adalah Badan yang mengawasi masuk keluarnya bahan makanan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat. Bagaimana jika kita mengkonsumsi makanan yang belum melewati Badan POM? Analisis awal:
Rumusan masalah:
Uji/ metode yg digunakan:
Kesimpulan akhir:
Kelompokkan bahan makanan dibawah ini:
Makanan
Penyedap rasa Sintesis
MSG Laos Ketumbar Gula tebu/sukrosa Sakarin amil varelat KELOMPOK: ....
Alami
Pemanis Sintesis
Alami
86
Lampiran 12 Kisi-Kisi Angket Siswa setelah Melakukan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah
Kisi-kisi
A. POSITIF l .Pembelajaran IPA Sains Biologi siswa dengan pendekatan problem solving baik untuk menunjang proses belajar siswa 2.Pemelajaran IPA Sains Biologi siswa dengan pendekatan problem solving dapat memotivasi belajar siswa
B. NEGATIF l .Pendekatan problem solving tidak bennanfaat bagi siswa 2.Pendekatan problem solving tidak sesuai dengan materi
No butir angket
I, 2, IO 3, 4, 8
5, 6, 9 7
87
Lampiran 13 ANGKET PEMAHAMAN SISWA TERKAIT NILAI PRAKTIS Petunjuk pengisian: I. Tuliskan nama, kelas pada kolom yang telah disediakan 2. Angket bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai praktis yang telah digali dalam pembelajaran dengan option sangat sett\iu (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tdak setuju (TS), dan Sangat tidak setju (STS). 3. Berikan tanda checklist (-1) pada option yang adik anggap sesuai dengan piliahn adik. 4. Angket ini tidak mempengaruhi nilai biologi adik. 5. Terimakasih atas perhatian adik Nama Ke las SS s R TS no Pernyataan STS I Saya menyukai pelajaran biologi karena dapat menjelaskan proses yang terjadi secara ilmiah dan alami dalam tubuh manusia Pembelajaran dengan mengggunakan 2 pendekatan problem solving (pemecahan masalah) membuat saya jadi lebih senang mempelajari biologi Penyampaian materi biologi dengan 3 pendekatan problem solving menjadi tidak membosankan dan bervariasi Penyampaian materi biologi dengan 4 pendekatan problem solving bermanfaat dalam proses belajar biologi Pemahaman materi biologi dengan 5 pendekatan problem solving menjadi tidak jelas (kabur) Saya tidak mengerti dengan konsep yang 6 diajarkan dengan pendekatan problem solving Pendekatan problem solving yang digunakan 7 dalam pembelajaran tidak sesuai dengan materi Penyampaian materi dengan problem solving 8 membuat saya mengulangi pelajaran di rumah Penggunaan pembelajaran dengan pendekatan 9 problem solving membuat konsentrasi belajar saya terganggu JO Belajar biologi dengan menggunakan pendekatan problem solving membuat saya menggulanggi pelajaran menjadi lebih sering/ raj in
88 Lampiran 14
INSTRUMEN PENELITIAN Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Penggunaan bahan tambahan makanan yang disengaja adalah ....
a tidak per!u aturan b.tidak dibatasi
c. bebassesukanya d. sesuai dengan aturan
2. Sakarin adalah bahan pemanis yang berasal dari bahan kimia dengan tingkat kemanisan .... dari gula biasa a. 10 kali b. 20 kali
c. 30 kali d. 40 kali
3. Asam benzoat merupakan bahan pengawet yang digunakan untuk mencegah pe1tumbuhan .... a. jamur dan bakteri b. jamur dan protozoa
c. protozoa dan balcteri d. virus dan bakteri
4. Kunyit, dan daun suji termasuk bahan tambahan makanan .... a pengawet alami b.pengawet buatan
c. pewarna buatan d. pewarna alami
5. Pemakaian zat pemanis sintetik secara berlebihan dapat merangsang terjadinya .... a penyakit kanker b. tumor kandung kemih
c. rusaknya hati dan ginjal d. kerusakan sel syaraf otak
6. Pemakaian bahan tan1bahan berada di bawah pengawasan atau wewenang? A. Departemen pendidikan dan kebudayaan B. Departemen kesehatan C. Departemen perindustrian dan perdagangan D. Departemen agama 7. Bahan-bahan yang menimbulkan kanker disebut? A.Propionate B. Sakarin
C. Karsinogenik D. Essens
89 8. Contoh bahan tambahan makanan yang dapat menggangu kesehatan jika digunakan secara berlebihan adalah .... a. daun suji sebagai pewarna hijau c. daun pisang sebagai pembungkus b. asam benzoat sebagai pengawet d. Daun pandan sebagai penyedap 9. Jika membeli minuman atau makanan sebaiknya? A. Melihat tanggal kadaluarsa agar terhindar dari kemasan yang tercemar B. Tidak perlu khawatir karena makanan yang dikemas aman untuk dikonsumsi C. Tidak perlu ragu membeli karena·karena kandungan gizinya tinggi D.Perlu dihindari karena banyak menggunakan bahan tambahan makanan sintesis I 0. Pengawet yang dilarang penggunaannya adalah .... a. garam b. asam sitrat
c. gula d. formalin
11. Penyedap rasa sintesis yang saat ini banyak digunakan untuk memasak adalah .... a. mono sodium glutamate (MSG) b. daun salam
c. daun seledri d. daunjeruk
12. Pada saat pembuatan sari buah biasanya digunakan pengawet. ... a. asam benzoate b. sakarin
c. vetsin d. essens
13. Penggunaan penyedap sintesis yang banyak digunakan untuk membuat kue dan minuman berbahaya bagi tubuh, karena? A. B. C. D.
Merusak hati dan ginjal Menyebabkan penyakit kanker Menyebabkan kerusakan pada sel syaraf otak Menyebabkan tumor kandung kemih
14. Larutan cuka dalam pembuatan acar dipakai sebagai .... a.penyedap b. penambah cita rasa
c.pengawet d.pewarna
15. Bahan pengawet ditambahkan dalam makanan kaleng dengan tujuan agar makanan, kecuali .... a. bentuk dan warnanya tetap bagus b. tidak dihinggapi lalat
c. makin sedap d. lebih menarik
90
16. Bahan pemanis buatan yang rendah kalori baik dikonsumsi oleh .... a. balita b. anak-anak
c. olahragawan d. penderita diabetes
17. MSG (Mono Sodium Glutamat) merupakan zat aditif buatan yang berfungsi sebagai. ... a. penyedap rasa b. penambah aroma
c. pemanis buatan d. pengawet
18. Asam benzoat merupakan zat aditifbuatan yang berfungsi sebagai .... a. pewarna b. pengawet
c. pemanis d.penyedap
19. Zat aditif berikut yang dapat menambah kualitas gizi makanan adalah .... a. garam b. gula
c. vitamin d. karbohidrat
20. Berikut ini yang merupakan zat aditif buatan adalah .... a. sakarin b. garam
c. gula d. daun suji
21. Produk makanan kemasan yang akan didistribusikan ke tempat yang jauh membutuhkan zat aditifberupa .... a. bahan pengental b.pewarna
c. bahan penyedap d. bahan pengawet
22. Zat aditif berikut dapat ditambahkan pada permen yaitu .... a.pemanis buatan b.penyedap rasa
c. pengental d. pewarna dan penambah aroma
23. Zat aditif ditambahkan dalam makanan dengan tujuan? A.Agar menambah penampilan, rasa dan ketahanan makanannya B. Agar dapat mudah dimakan C. Agar menambah banyakjumlah makanan D.Agar memudahkan dihidangkan di atas meja makan
91
24. Penyedap rasa sintesis yang banyak digunakan untuk membuat kue dan minuman adalah .... a. vetsin dan kaldu siap pakai c. essens dan vanilli b. kayu manis dan ketumbar d. sakarin dan asam sitrat 25. Garam dapur (NaCl) adalah bahan tambahan pada makanan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ....
a.Clostridium botulinum b.Spirulina sp
c. Salmonella sp d E. coli
26. Buah-buahan diawetkan dengan cara dibuat menjadi manisan menggunakan .... a. gula pasir atau gula merah b. ketumbar dan bawang
c. cabai dan cengkih d. es batu dan cabai
27. Ikan laut diawetkan dengan cara dibuat menjadi ilcan asin. Menggunakan tambahan makanan berupa .... a. garam dapur b. asam benzoat
c. larutan asam asetat d. garam nitrit
28. Bahan makanan alami yang mengandung Myosin dan mempunyai efek samping merontokkan rambut adalah .... a. jengkol b. petai-petian
c. kopi d. susu sapi
29. Berikut ini adalah daftar bahan mananan yang termasuk zat aditif. Manakah yang termasuk pewarna buatan a tau sintesis .... a. kunyit, lengkuas, cabai, wortel, b. amaranth, tererozin, fast green, dan brilliant blue c. merica, laos, ketumbat, dan j inten d. MSG (Mono Sodium Glutamat) yang menyebabkan Chenesee Restaurant Syndrome (CRS) 30. Berikut ini adalah daftar bahan makanan. Manakah yang termasuk zat aditif. Manakah yang termasuk penyedap rasa alami .... A. Kunyit, lengkuas, cabai, wortel, B. Amaranth, terero7in, fast green, dan brilliant blue C. Merica, laos, ketumbat, danjinten D. MSG (Mono Sodium Glutamat) yang menyebabkan Chenesee Restaurant Syndrome (CRS)
92 31. Zat aditif buatan yang berbahaya bagi kesehatan berfungsi untuk mengewetkan makanan dan memberikan rasa kenyal adalah .... a. formalin c.natrium klorida b. boraks d. larutan asam asetat 32. Pada makanan yang banyak mengandung vetsin atau MSG (Mono Sodium Glutamat) tidak baik dikonsumsi bagi tubuh. Fungsi MSG (Mono Sodium Glutamat) dalam makanan adalah .... a. penyedap buatan b. penyedap alami
c. pewarna buatan d. a, b, dan c salah
33. Ekstrak daun katuk atau daun suji dapat digunakan untuk membuat pewarna alami untuk warna .... a. biru b. kuning
c. hijau d. abu-abu
34. Penyedap rasa alami dapat diperoleh dari .... a. lengkuas b. agar-agar
c.MSG d. ikan laut
35. Berikut ini adalah daftar pewama sintesis, yang membuat warna merah adalah .... a. amaranth b. Tererozin
c. Violet g.b d. Fast green
36. Pemanis sintesis sangat sedikit kandungan kalorinya, sehingga baik digunakan untuk penderita? A. Darah tinggi B. Darah rendah
C. Jantung !coroner D. Diabetes
37. Berikut ini adalah daftar zat aditifyang tergolong antioksidan. Yang termasuk anti oksidan alami adalah? A. B. C. D.
Vitamin C dan betakaroten Propyl gallat (PG) dan butyl hidroksi toleulena (BHT) Vitamin C dan butyl hidroksi toleulena (BHT) Betakaroten dan propy I gall at (PG
3 8. Kelebihan dari antioksidan alami dibandingkan anti oksidan buatan adalah sebagai berikut, Kecuali ?
93
A. B. C. D.
Antioksidan alami lebih aman daripada antioksidan buatan Antioksidan butan lebih aman daripada antioksidan alami Antioksidan alami lebih tahan lama daripada antioksidan buatan Antioksidan buatan lebih sebentar daripada antioksidan alami
39. Pigmen karatinoid diambil untuk membuat warna kuning danjingga terdapat pada penyedap rasa alami yaitu .... a. strobery, mangga, ketimun b. nanas, ape!, pepaya
c. lengkeng, rambutan, jeruk d. kunyit, wortel, pisang
40. Warna merah dan coklat pada penyedap rasa alami diambil dari ekstrak .... a. daunjati dan cabai b. kucai dan seledri
c. lengkuas dan ceri d. kol dan sawi
41. Garam nitrat dan nitrit dipakai untuk melunakan daging, bahan pengawet ini dapat menimbilkan efek samping seperti? A. Pusing dan mual-mual B. Gangguan saluran kemih
C. Dehidrasi (kekurangan cairan tubuh D. Sakit maag
42. Sayuran dan !auk pauk diawetkan menjadi asinan menggunakan .... a. cuka b. gula merah
c. pala d. terasi
43. Asam benzoat dan natrium benzoat pada penyedap rasa menimbulkan rasa masam, kedua senyawa ini digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri danjamur. Keduanya terdapat pada?. A. Sari buah B. Coklat
C. Nata de coco D. Strobery
44. Zat pewarna alami memiliki kekurangan dibandingkan dengan pewarna buatan atau sintesis, kekurangan itu antara lain berupa? A.Dapat menimbulkan rasa khas yang tidak diinginkan B. Dapat menimbulkan aroma yang melezatkan C Memberikan aroma yang semerbak harum D Nampak tampilan makanan yang segar
94 45. MSG (Mono Sodium Glutamate) pada penyedap rasa harus secukupnya saja penggunannya dan harus ditakar sesuai dengan label yang tertera. Penggunaan MSG yang terlalu banyak dapat menyebabkan CRS (Chineese Restaurant Syndrome) CRS memiliki gejala dalam tubuh berupa? A. Pusing kepala, dada sesak wajah berkeringant, punggung dan Ieher kesemutan B. Ganggunan saluran cema (susah buang air besar) C. Gastrtitis D. Struke atau lumpuh
46. Senyawa buatan yang memiliki rasa dan aroma buah nanas terdapat pada .... a. etil butirat b. oktil asetat
c. amil valerat d. asam butirat
47. Aroma ape! dalam makanan dapat dibuat dengan senyawa buatan yang terdapat pada.... a. etil butirat b. oktil asetat
c. amil valerat d. asam butirat
48. Rasa jeruk dapat dipindahkan pada makanan dengan menambahkan senyawa .... a. etil butirat b. oktil asetat
c. amil valerat d. asam butirat
49. Zat pewarna sintesis pada makanan yang dapat menimbulkan wama hijau adalah
a. Amarath b. Tererozin
c. Fast green d. Briliant blue
50. Wama biru pada makanan dapat dibuat dengan mencampurkan pewarna sisntesis .... a. Amarath b. Tererozin
c. Fast green d. Briliant blue
95 Lampiran 15 Kunci Jawaban Soal Uji Coba 1.D 2.C 3.A 4.D 5.B 6.B 7.C 8.B 9.A 10.D
11.A 12.A 13.C 14.C 15.B 16.D 17.A 18.B 19.C 20.A
21.D 22.D 23.A 24.D 25.A 26.A 27.A 28.B 29.B 30.C
31.B 32.A 33.C 34.A 35.A 36.D 37.A 38.A 39.D 40.A
41.A 42.A 43.A 44.A 45.A 46.A 47.B 48.C 49.C 50.D
96
Lampiran 16
REKAP ANALISIS BUTIR SOAL
===================== Rata2= 30.25 Simpang Baku= 5.79 KorelasiXY= 0.63 Reliabilitas Tes= 0.77 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 32 Nama berkas: Validitas butir soal Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T: Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 0.00
Sangat Mudah
0.000
2
2
33.33
Sedang
0.266
3
3
55.56
Sedang
0.397
Sangat Signifikan
4
4
33.33
Mudah
0.457
Sangat Signifikan
5
5
22.22
Sukar
0.208
6
6
33.33
Sangat Mudah
0.504
7
7
33.33
Sedang
0.165
8
8
I I. I I
Sangat Mudah
0.323
9
9
-11.11
Sangat Mudah
0.052
10
IO
0.00
Mudah
II
11
22.22
Sangat Mudah
0.299
12
12
11.11
Sedang
0.041
13
13
11.11
Sangat Sukar
0.276
14
14
66.67
Sedang
0.465
Sangat Signifikan
15
15
66.67
Mudah
0.638
Sangat Signifikan
16
16
11.11
Sangat Mudah
0.372
Sangat Signifikan
17
17
0.00
Sangat Mudah
0.125
18
18
33.33
Mud ah
0.448
19
19
I I. I I
Sukar
0.070
Sangat Signifikan
Signifikan
-0.109 Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
98 Lampran 17 Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus I Responden Pretes
LI L2 L3 L4 LS L6 L7 LS L9 LIO LI I Ll2 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 PS P9 PIO Pll Pl2 P13 Pl4 PIS Pl6 Pl7
Siklus I Postes
S3 60 S3 S3 60 60 S3 46 46 60 60 60 67 73 73 67 73 73
60 S3 73
73 73 67 73 S3 67 67 80 67 67
so
so
so
67
so
60
so
73 73 S7 80 73 80 80 73 80 87 87 S7 87
so
73 73 80 93 80 73
99 Lampran 18 Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus II Responden Pretes
LI L2 L3 L4 LS L6 L7 L8 L9 LIO Lll L12 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 P8 P9 PIO Pl I P12 P13 P14 PIS P16 P17
67 73 73 S3 S3 67 73 33 73 60 67 67 60 80 60 80 67 80 67 60 67 80 80 67 73 33 S3 80 60
Siklus I Postes
80 87 80 73 87 80 93 80 80 93 80 87 73 87 87 93 93 87 73 80 80 93 100 93 87 67 100 80 80
100
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Siklus I No I
2 3 4 5 6 7 8
a. Rerata (
~)
Xi (NGain) -0. l 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Jumlah
fi
Xi 2
ti.xi
fi.xi2
I
0.01 0.01 0.04 0.04 0.16 0.25 0.36 0.49
-0.l 0.2 2 0.6 1.6 2.5 2.4 0.7 9.9
0.01 0.02 0.40 0.18 0.64 1.25 1.44 0.49 4.43
2 10 2 4 5 4 1 29
b. Vari ans (Si2 )
c. Sim pangan Baku
(SD) N.'[, fixi 2
'[,ft.xi
=29X4.43 --(9.9)2 29
=0.3
I
2 3 4 5 6 7 8
Xi (NGain) -0.01 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
{I, fl.xi)'
N(N-1)
'[,ft 9.9 = 29
No
-
(2~-1)
Si=
N.'[,fixi 2 -{L,ftxi)' N(N -1)
=30.46 812
=30.46 812
=.J0.04
=0.04
=0.2
f
Zn
Zi
Ztabel
F(Z)
S(Z)
I
1 3 13 15 19 24 28 29
-2.00 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
0.4772 0.3443 0.1915 0.0000 0.1915 0.3443 0.4332 0.4772
0.0228 0.1557 0.3085 0.5000 0.6915 0.8443 0.9332 0.9772
0.034 0.103 0.448 0.517 0.655 0.828 0.966 1.000
2 10 2 4 5 4 I
IF(Z)-S(~ -·.. -
0.011 0.054-0.140 0.017· · 0.036 · 0.016 0.033 0.023 .~
101
Mencari: Xi-x SD
Zi=-~
Mencari: F(Z) = Apabila Zi < 0, maka ; 0.5 - Ziabel F(Z) = Apabila Zi > 0, maka ; 0.5 + Ztabel Mencari: S(Z) =
2 n ,
n
(n = jumlah siswa)
Mencari: L1abe1: Jadi
25=0.200
30=0.187 maka 29=X (dari label)
25-29 = 25-30 0.200-X 0.200-X _±=-5 200-X 0.03 -0.12 = -!+5X -0.!2+1 =5X 0.88=5X X=0.88
5 =O.l 76 Ltabel = 0 .176 Lo > L tabel Lo terbesar = 0.140 0.140 < 0.176 (Populasi Berdistribusi Normal)
102
Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas Uji Liliefors Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. Rerata (
~)
Xi (N-Gain) 0.0 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 1.0 Jumlah
fl 1 4 3 5 4 3 4 3 2 29
Xi"'
fl.xi
fl.xi"'
0.00 0.04 0.09 . 0.16 0.25 0.36 0.49 0.64 1.00
0.0 0.8 0.9 2.0 2.0 1.8 2.8 2.4 2.0 14.7
0.00 0.16 0.27 0.80 1.00 1.08 1.96 1.92 2.00 9.9
b. Varians (Si2 )
c. Simpangan Bairn (SD)
2
_ N.L,fixi -{Lfi.xi)' N(N-1)
=L,fi.xi L,fi 9.9
0.3
- ("
L,
fixi )'
=50.42 812
29 (29-1) =
L,
N(N-1)
x 9.19-(14.7)2
=29
29
N.'V fixi 2
. S1 =
=.,/0.06
=266.51-216.09 812 =50.42 812
=0.2
=0.06
:i (N~ain)
0.0 01 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
f
Zn
Zi
Ztabcl
F(Z)
S(Z)
IF(Z)-S(zY1
1 4 3 5 4 3 4 3 2
1 5 8 13 17 20 24 27 29
-2.50 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.50
0.4938 0.4332 0.3443 0.1915 0.000 0.1915 0.3443 0.4332 0.4938
0.0062 0.0668 0.1557 0.3085 0.5000 0.6915 0.8443 0.9332 0.9938
0.034 0.172 0.276 0.448 0.586 0.689 0.828 0.931 1.000
0.028 0.105 0.120 0.140 0.086 0.003 0.016 0.002 0.006
..
.. .
103 Mencari:
Zi=
Xi-x
---= SD
Mencari: F(Z) = Apabila Zi < 0, maka ; 0.5 - Ztabcl F(Z) = Apabila Zi > 0, maka; 0.5 + Z1abel Mencari: S(Z)=
~, (n=jumlahsiswa) n
Mencari: L1abc1: Jadi
25=0.200
30=0.187 maka 29=X (dari tabel)
25-29 = 25-30 0.200-X 0.200-0.187
...:±_= ...:2 0.200-X
0.03
-0.12 = -1+5X -0.12+ 1 =5X 0.88=5X X=0.88 5 =0.176 Ltabel = 0 .1 7 6 Lo > L tab el
0.140 < 0.176 (Populasi Berdistribusi Normal)
r!3 """:;·
"N=
Skor Mentah Pretes Siklus l
.....
Responden Ll L2 L3 L4 LS L6 L7 LS L9 LIO LI 1 Ll2 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 PS P9 PIO Pl! P12 Pl3 P14 PIS Pl6 Pl7
1 1 1 1 0 0 I 0 0 0 0 1 l 1 1 l
1 1 1 1 0 I 0 1 I 1 0 1 0 I
2 l 0 0 l l 1 1 0 0 0 1 I 0 1 l I 1 I 1 0 1 0 1 1 1 1 1 I 1
3 I I 0 0 0 l l 0 1 1 1 1 0 1 l
1 1 1
1 I 1 0 I 1 I I 1 1 I
4 1 0 l l 1 1 1 0 1 1 0
·o
1 I 0 0 0 0 1
I 1 0 1
1 0 l 1 l 0
5 0 l 0 0 1 1 l 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 I 1 1 1 1 1 1 I 1 1
6 0 0 0 l I 0 1 1 1 1 0
1 1 1 I 0 0 0 I 0 0 I I 0 I 1 I 1 0
7 1 l l l 1 0 1 0 1 1 1 1 l l 0 1 1 1 l I I 1 1 0 I l 1 I I
8 l l 0 I l 1 l 0 1 0 0 l l 0 1 1 1 1 1 I 0 I 0 I 1 l 0 I 1
I
9 0 1 0 1 0 0
1 0 0 1 l
1 l l 1 I 1 1 0 0 0 1 1 1 I 0 0 0 1
IO 0 0 l I l l 0 l 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 I I 1 0 0 1 I 1 I I
11 1 l l 0 I 0 0 I 0 l 0 1 1 1 1 I 0 0 1
1 I 1 1 0 I 0 I 0 1
12 1 1 0 I I 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 I I 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
13 0 I l 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 1 0 l 1 I I 1 I 1 1 1 l 0 1 1
14 0 0 I 0 0 1 0 0 0 0 l 0 0 0 0 I I 1 l I 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 0 0 l 0 0 0 0 1 0 0 0 0 l 0 1 1 1 1 I 0 l 0 0 0 1 l 1 I 0
Jumlah Skor 8 9
8 8 9 9 8 7 7 9 9 9 IO 11 11 10 11 11 12 IO 11
8 IO IO 12 IO 10 IO 11
Nilai 53 60 53 53 60 60
S3
.'
46 46 60 60 60 67 73 73 67 73 73 80 67 73 53 67 67 80 67 67 67 73
-
~
~
Skor Mentah Postes Siklus I
3
'C
len
1 1 I I 0 0 I 0 0 0 0 I I I I I I l I l I l l I 1 l 0 I I 1
2 1 0 0 0 I I I 0 I 0 I I I I I 0 I 1 l l I I I 1 I l 1 I I
3
4
5
1 I 0 0 0 I l I I I l 1 I I I 0 I l l l l 0 I l l l I 1 0
0 0 I I l I I 0 0 I
1 I I 1 I I I I I 0 I 0 I I 0 0 I 0 I l I I I 1 l l I I 1
]·.
l 0 I I I I I 1 1 I 0 l l 0 1 1 I 0
6 0 0 l I l I I I I 1 l 0 I I I I 0 0 I 0 0 l I 0 l 1 I 1 0
7 1 I I 1 I I I I I I I I I I 0 I l l 0 I I l I 0 l 1 1 1 1
8 l I l l 1 I I l I l I I I 0 0 I 1 I I I 0 l 0 1 I 1 0 1 1
9
IO
0 0 0 1 0 0 I I I 1 0 1 I I I I 0 l I I 0 l I 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 I I I I I I 0 0 I I I I 1 l I I l 0 I 1 1 0 I I
11 1 I 1 1 I 0 0 l 0 l .. I
I I I I I 0 l 0 I l I I 0 l 0 I 0 I
12 1 1 0 1 1 l 0 I I l I 1 I I I I l l l I I 0 1 1 l 0 0 I I
13 0 1 I 1 0 0 0 I I l 0 I 0 0 I 0 I l l l I I I 1 1 1 1 1 I
14 0 0 I 1 0 I 0 I 0 l l I 0 I I I 1 l l l 1 0 0 1 l l I 1 I
15 1 0 I I 1 I 0 I I 0 I I I 0 I I 1 1 1 0 l 0 0 l 1 1 1 I l
Jumlah Skor 9 8 11 12 IO 12
9 12 11 11 13 12 11 12 12 11 12 13 13
13 12
11 11 12 14 12 II 13 12
..
Nilai 60 53 73 80 67 80 60 80 73 73 87 80 73 80 80 73 80 87 87 87 80 73 73 80 93 80 73 87 80
~-
=
:::l
..... 0
v.
.,I:'" s
"O
.,::;· ...= "'
Skor Mentah Pretes Siklus II Responden LI L2 L3 L4 L5 L6 L7 LS L9 LIO LI I Ll2 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7
pg P9 PIO Pl! Pl2 Pl3 Pl4 PIS Pl6 Pl7
I 0 I I 0 0 I 1 0 l 1 0 0 I 0 0 l 0 1 l 0 0 1 l 0 I 0 0 1 0
2 I I I I I I I I l 1 0 0 I 0 l 1 0 I I I 0 I I I I I 0 1 I
3 I I I I I 0 0 0 l I 0 0 0 1 0 l l 0 1 0 0 1 1 I I 0 I 1 1
4 0 1 I I I I 1 l 0 l 0 0 0 1 l 0 0 1 I I 0 0 0 0 I 0 I 1 1
5 I 0 0 0 0 I I I l 0 I 1 1 1 I l I I 0 I I 1 I l I 0 0 0 I
6 I I 1 0 0 0 1 0 l l I I 0 I l l 0 l 1 1 I 1 I I I I l 1 I
7 0 0 I I 1 0 1 0 l l I I 0 1 I l 1 0 1 I I 1 I I I I 1 I I
8 I 1 0 0 0 I 1 0 0 0 I 1 0 1 1 I 1 0 0 I I l 1 I I I I 1 0
9 I 0 I 0 0 I I 0 I I 0
lO I 0 I I 1 0
·o
l 0 l 1 1 . I
0 0 0 0 0 l 1 0 0 0 0 0 I 0 I I 0
I 1 l l I 1 0 I I 1 I 0 I 0 0 I 0
11
0 I 0 0 0 I 1 0 l 0 I 1 I l l l l l I I 1 I I I 0 0 0 0 I
12 I I 0 I I 0 I 0 0 0 I 1 1 1 I I 1 I I I I I I I 0 0 0 1 I
13 I 1 I 0 0 I 0 1 1 0 I I 0 1 0 l I l I 0 I I I 1 0 I I 0 0
14 0 I I 1 I 1 0 0 0 1 I 1 0 I 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 I 0 1 I 0
15 I I I 1 I I 0 1 I 0 I 1· 1 1 0 1 I I 0 0 1 I I 1 0 0 0 1 I
Jum!ah Skor lO 11 11 8 8 10 11 5 11 9 10 . 10 9 12 9 12 10 12 10 9
10 12 12 10 11 5 8 12 9
Nilai 67 73 73 53 53 67 73 33 73 60 67 67 60 80 60 80 67 80 67 60 67 80 80 67 73 33 53 80 60
-
0
o-,
.,t""
Skor Mentah Postes Sik!us II
8
"O
'n
I
J J I 0 0
1 1 0 l
1 .·1 l
1 0 0 J 1 J J 0 0 J J J J 0
2 J J J I
J l l l
1 1 J J 1 1 l l
1
1 1 1 J J J J J 1 1 J J
0
l
J
3 J I J J I 0 0 0 1 0 J l l J 0 J 1 0 1 0 0 J J 1 J 0 1 1 l
4 J J J 1 l
J 1 I 0
1 1 0 0
J 1 0 0
5 J J 0
1 J J l l
1 1 0 l
J J 1
1
J 1 1 1 J 1 J 1 J J
0
0
J J 1
J
1 1 J 0
J J 0
0 l
6 J J J 0
7 0 0
8
J J J J J
0 I
J 1
9 I 0
1 I 0
0
1
J 1 J 1
1 1 J
1
0
l 0
J J
J 0 1 J J 1 0 1
l 0 J J J 1 1 0
0 l
J J
J 1 1 1 J J J J
J 0
1
J
0 1 1 l 1 1 1 J J
J J J l l
1 1 J
1 l
1 1 J J
JO J 1 1 J 1
11 0
J2 J
1 1
I 0
0 I
J J
l l l l
J J
0 l
J
1 1
l l
J J J J J J J
1 1 J
l l 0
J J
0
J J 1 1 J J J
0 l l
J
J J J J 1 J 1 1 1
0
0
l
J
J
J 0 l
1 J
l
0
J
J 1 J J J 1
l
1
J J l
J 1 1
J
J
1 1 1 J 1
J J J 1
0 J
1
l
1
J 0
0
J
1
l
13 J I I 0 1 1 1 1 1 J J J J 1 J J 1 1 J J 1 1 J 1 0 l l 0 1
J4 0
1 1 I 1
J5 J J
Jumlah Skor
1
12
I l
11 13 J2 J4 12 12 J4 J2 13 11 13
l
1
1 1
l
0
1 ·I J J
1 J J J J
J2 13
J J J 1
J 0 J J 1 1
J4 14 13
0
0
11
1 J J
J J
J2 12 14 J5 J4 13 JO J5 J2 J2
J
J 1
I J J J l
1
J 1 1 J J J J
13
Nilai 80 87 80 73 87 80 93 80 80 93 80 87 73 87 87 93 93 87 73 80 80 93
~·
= N ....
JOO 93 87 67
JOO 80 80
·,
-· 0
108
Lampiran 25 Perhitungan Uji Homogenitas
Perhutunga homogenitas dilakukan oleh dua varians atau uji Fisher. "'· 2 F hitung ~ ~
-s - 22
--
s terbesar2
--
s terkecil2
Dimana,
N.'f, fixi -{L fl.xi)' 2
N(N-1) Penulis melakukan beberapa cara untuk menguji homogenitas diantaranya adalah:
1. Hipotesis Ho= data tidak memiliki varian yang homogen Ha = data memiliki varian yang homogen 2. Kriteria pengujian a. Jika F htung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak kedua varian homogen b. Jika F htung <>F tabel maka I-la diterima dan I-lo ditolak kedua varian tidak homogen 3. Tentukan db pembilang dan db penyebut db pembilang adalah varian terbesar dan db penyebut adalah varian terkecil db1=N-l =29-1 =28 db2 =N-1 =28-1 =27 4. Tentukan nilai Fhitung Berdasarkan data pada tabel uji homogenitas, diperoleh S/ = 0.06 dan diperoleh S/ = 0.04 dan menggunakan rumus di atas diperoleh Fhitung =
81 2 =
0.06 = 1.5
sl
o.o4
F1iitung = 1.5 5. Tentukan nilai F tabel
109
Untuk db pembilang 28 (0.05: 28, 27) tidak terdapat pada tabel digunakan teknik interpolasi sebagai berikut: Pada tabel terdapat 24 =2,55 dan 30 =2.47 maka 28 adalah: 24-28 2055- x
24-29 2.55- 2.47
-4
=
2.55- x
-5 0.08
-0.32 = -12.75+5
x
-0.32+12.75 = 5 x 12.4 = 5 x
x = 2.48 Adapun F tabel db penyebut 28 dan db pembilang 27 pada taraf signifikasi 5 % adalah 2.48 Maka
F1abel
adalah 2.48, karena
Fh;tung
<
F1abel
(
1.5 < 2.48) ini artinya Ho
diterima Ha ditolak.maka data memiliki varain yang homogen.
110
Lampiran 26 UJI "t" Skor N-Gain Hasil Pemahaman Konsep Siswa pada Siklus ~ dan Siklus II No I 2 3 4
Resoonden
LI L2 L3 L4 LS L6 L7 LS L9 LIO Lil L12 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 PS P9 PIO Pl 1 Pl2 Pl3 P14 PIS Pl6 Pl7
s
6 7 8 9 IO 11 12 13 14 IS 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2S 26 27 28 29
Siklus I 0.1 -0.1 0.4 0.6 0.2
o.s
0.1 0.6
o.s
0.3 0.7
o.s
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 0.3 0.2
o.s
0.6 0.2 0.4 0.2 0.4 0.6 0.4 0.2
Rata-rata
SDo=
L:' -[~DJ
SEMo =.fil2u__ = 0.33 = 0.06
.JN-1
Ji8
MD =ID = 0.33 = -0.13 N
to
=MD SE Mo
-,J29
=-0.13 = -2.17 0.06
Siklus II 0.4
o.s
0.2 0.4 0.7 0.4 0.7 0.7 0.2 0.8 0.4 0.6 0.3 0.3 0.7 0.6 0.8 0.3 0.2
o.s
0.2 0.6 l.O 0.8 0.4 0.5 1.0 0.0
o.s
D=IX-Yl -0.3 -0.6 0.2 0.2 -0.S 0.1 -0.6 -0.1 0.3 -0.S 0.3 -0.1 -0.1 -0.l -0.5 -0.4 -0.6 0.2 0.1 -0.3 0.3 0.0 -0.8 -0.4 -0.2 -0.1 -0.4 0.4 -0.3 -3.8
3;~8 -[-;~8J =-0.37
D' =IX-Yl' 0.09 0.36 0.04 0.04 0.2S 0.01 0.36 0.01 0.09 0.2S 0.09 0.01 0.01 0.01 0.2S 0.16 0.36 0.04 0.01 0.09 0.09 0.00 0.64 0.16 0.04 0.01 0.06 0.16 0.09 3.88
111
Lampiran 27 HASIL KERJA SISWA SIKLUS I DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA KONSEP PENG AWET DAN PEWARNA YANG TERINTEGRASI NILAI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I ZAT ADITIFPADAMAKANAN
Pengertian zat aditif pada makanan Zat aditif pada makanan ialah suatu zat atau bahan yang tidak dapat dimakan secara langsung tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada waktu pengelolaan makanan untuk meningkatkan mutu makanan tersebut. Zat aditif pada makanan dikendalikan oleh Departemen Kesehatan agar penggunaannya tidak melebihi aturan karena dos is yang berlebih j ika dikonsumsi dalam waktu lama akan menimbulkan gangguan kesehatan. Zat aditif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a.zat aditif alami dan b.zat aditifbuatan Jenis-jenis zat aditif adalah: I. Pengawet
2. Pewarna 3. Pemanis 4. Penyedap PENGAWET
Cara mengawetkan makanan
adalah dengan membuang a1rnya dengan
mengeringkannya di udara atau menambah gula, garam, cuka, atau bahan kimia tertentu. Bahan-bahan itu merupakan pengawet yang menggantikan tempat di dalam makanan sehingga dapat membunuh bakteri dan jamur. Beberapa cara mengawetkan makanan: a. Garam
dapur (Natrium Klorida/ NaCl)
memiliki
kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Clostidium botulinum, garam dapur banyak dipakai untuk mengawetkan ikan, daging dan telur bebek.
..
112
b. Asam Benzoat (C 6H5COOH) adalah pengawet makanan buatan yang paling banyak dipakai untuk mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Asam Benzoat memberikan rasa masam pada sari buah. c. Larutan asam asetat 4% (CH 3COOH) atau disebut juga cuka mempunyai kemampuan membunuh kapang dan jamur. Bahan ini banyak dipakai untuk membuat asinan. d. Garam Nitrat dan Nitrit untuk melunakan daging, kedua asam ini dapat menimbulkan efek samping dapat menimbulkan gangguan saluran kemih.
Buatlah ringkasan lain yang tertera dalam buku paketmu atau sumber yang lain tentang pengawet pada makanan berikan beserta contoh dan zat kimia apa yang terkandung dalam makanan tersebut! . Pengawet pada maka11a11 dapat dilakukan dengan me11yimpa11 maka11a11 dalam /emari es atau ji·eeser karena bakteri dan jamur tidak dapat tumbuh selzingga maka11a11 dapat bertaha11 lama, terutama ikan dan daging. Masalah I: Sebuah roti tawar terdapat tulisan: "sebaiknya dikonsumsi sebelum 13 Januari 20 l O" apa maksudnya? Bandingkan dengan roti tawar yang terdapat tulisan: "sebaiknya dikonsumsi sebelum 20 April 2008" apakah terjadi perbedaan jika dikonsumsi hari ini? Bagaimana dengan kedua tampilan roti tersebut? Mana yang lebih aman dikonsumsi? Mengapa? Jelaskan! Analisis masalah: Pada roti pertama roti nampak segar berwarna putih dan tidak ada jamurnya roti kedua berwama putih dan kehijauan itu adalah jamur yang terdapat pada roti, tanggal yang telah berlalu me11a11daka11 tidak baik jika diko11s11msi Rumusan masalah: Apabi/a
mengkonsumsi
roti
pertama
akan
baik-baik
saja,
apabila
me11gko11sumsi roti kedua akan sakit perut Uj i/metode yang digunakan: Roti pertama dikonsumsi tidak sakit pen1t, roti kedua dikonsumsi akan sakit perut
113
Kesimpulan akhir:
Roti pertama yang baik dikonsumsi- karena be/um kadaluarsa, sedangkan roti kedua sudah kadaluarsa sehingga tidak baik dikunsumsi karena banyak ditumbuhi bakteri dan jamur.
PEWARNA Pewarna makanan dapat menimbulkan selera atau menjadi daya tarik pada suatu makanan. Warna itu sendiri menjadi indikator kesegaran atau kematangan makanan. Pewarna dibagi menjadi dua, yaitu: pewarna alami dan pewarna buatan (sintesis) Pewarna dari bahan alami dibuat dengan mengambil ekstrak tumbuhtumbuhan yang mengandung pigmen. Contoh pigmen klorofil diambil dari ekstrak daun katuk atau daun suji, pigmen karotenoid diambil dari ekstrak kunyit, wortel, atau daun pisang, pigmen merah diambil dari ekstrak daun jati atau cabai, dan warna coklat diambil dari gula merah, sedangkan pewarna sintesis dibuat dari
amaranth untuk warna merah, violet g.b untuk ungu, tererozin untuk kuning, fastgreen FCF untuk hijau dan brilliant blue untuk biru. Masalah 2: Mengapa pewarna sintesis pada makanan banyak digunakan pada produk makanan yang dikonsumsi anak-anak khususnya? Bandingkan dengan pewarna alami yang terdapat pada sayuran yang mereka konsumsi juga! Mana yang lebih baik dikonsumsi? Mengapa? Analisis awal:
Pewarna pada sayuran akan aman dikonsumsi
1iam1111
pewarna alami tidak
aman dikonsumsi karena terdapat zat yang tidak diperlukan untuk anak-anak sehingga akan menggangu kesehatan anak-anak. Rumusan masalah:
Apabila anak-anak mengkonsumsi sayuran itu baik bagi tubuh karena pewarnanya alami dan jika mengkonsumsi pewama buatan akan terjadi gangguan keselzatan
114
Uji/ metode yang digunakan:
A11ak-a11ak me11gko11sumsi pewarna alami aman dan sehat, seda11gka11 jika me11gko11sumsi pewama buata11 aka11 sakit perut Kesimpulan akhir:
A11ak-a11ak me11gko11sumsi sayuran baik bagi tubuh dan jika me11gko11sumsi pewama buatan akan terjadi ga11ggua11 kesehatan. Klasifikasikan bahan makanan berikut: Bahan makanan
Bahan pengawet Alami
Bahan pewarna
Buatan
Alami
Buatan
Asinan Bogor yang mengandung '1 larutan cuka Kunyit dan daun suj i
'1
Gula pada asinan buah
'1.
Kunyit dan !engkuas pada sayur asem Cengkih dan kayu manis Asinan Bogor yang mengandung larutan cuka
'1 '1
116
berikut: pusing kepala, dada terasa sesak, wajah berkeringat, punggung dan leher kesemutan, Penyedap rasa juga dapat merusak system syaraf pada manusia. Beberapa senyawa buatan yang dapat memiliki rasa dan aroma buahbuahan. Seperti etil butirat untuk menambah rasa dan aroma buah nanas, amil varelat untuk rasa ape!, dan oktil asetat untuk rasa jeruk. Makanan yang berkembang di pasar dewasa ini banyak mengandung zat aditif. Zat aditif yang sulit dicerna oleh tubuh karena di antara zat aditif terdapat Monosodium Glutamate (MSG), terutama makanan instan hampir seluruh
makanan instan yang dijual bebas di pasaran mengandung zat aditif. BPOM mengumumkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap 700 sampel produk makanan yang diambil dari Pulau J!lwa, Sulawesi Selatan dan Lampung awal bulan Januari 2006, 56% diantaranya mengandung Formalin, Bahkan, 70% mi basah mengandung Formalin. Hasil penelitian Balai POM OKI Jakarta juga menunjukkan bahwa delapan merek mi dan tahu yang dipasarkan di wilayah itu Mi Kriting Telor Special, Super Mi Ayam ZZ, Mi Bintang Terang, Bakmi Super Kriting Telor ACC, Mi Kriting Jo's Food, Mi Aneka Rasa, Tahu Bintang Terang. Tahu Kuning Sari dan Tahu Takwa Poo juga terbukti. Masalah 1: Dari fenomena di atas dari makanan instan yg dijumpai di lingkungan kalian bagaimanakah cara agar terhindar dari efek samping MSG yang berlebihan? Analisis awal: Dengan me11ggu11aka11 MSG yang dibutuhlwn sesuai dengan kadar yang tertera tidak bo/elz berlebilum
Rumusan masalah: Apabi/11 mengkonrnmsi m11ka111111 d11/11m jangka waktu lama dengan kadar berlebilum 11k1111 menimbulkan ga11ggu1111 kesehatan, jika sesuai dengan kadar tidak aka11 sakit
Uji/ metode yg digunakan: De11ga11 diujika11 pada bi1111ta11g dalam waktu lama ak1111 sakit binatang tersebut
Kesimpulan akhir:
II7
Me11gko11sumsi 11111ka11a11 dalam jangka waktu lama de11ga11 kadar berlebiha11 £tka11 111e11imbulka11 ga11ggua11 keselwta11, jika sesuai de11ga11 kadar tidak akan te1jadi ga11ggua11 kesehatan
PEMANIS Pemanis dibagi menjadi dua bagian yaitu pemanis buatan dan pemanis sintesis yang berfungsi memberikan rasa manis atau mempertajam rasa manis pada makanan. Pamanis yang baik dikonsumsi oleh penderita kencing manis atau diabetes mellitus di antaranya adalah natrium siklamat dan sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari gula biasa. Penggunaan pcm an is buatan · berupa siklarnat dan sakarin tidak boleh melebihi kadar yang diperbolehkan oleh peraturan menteri kesehatan yaitu 722/Menkes/Per/IX/1988 yaitu 5 mg per Kg berat badan untuk sakarin dan 50 mg untuk penggunaan siklarnat. Sedangkan penggunaan siklamat berlebih akan rnenyebabkan kanker kandung kemih. Buatlah ringkasan lain mengenai pemanis dari buku paketmu atau dari sumber lain!
Pema11is 111a/a111a11 alami terdapat pada gula tlan tebu
118
Masalah 2: Diet bagi penderita Diabetes mel/itus adalah dengan mengkonsumsi gula yang rendah kalori. Badan POM (Pemeriksaan Obat dan Makanan) adalah Badan yang mengawasi masuk keluarnya bahan makanan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat. Bagaimana jika kita mengkonsumsi makanan yang belum melewati Badan POM? Analisis awal: Ba/tan m11k11111111 yang be/um melewati Badan POM berarti be/um diperiksa keamanananya, sebt1ilmya tidak mengkonsumsi m11/w1111n tersebut
Rumusan masalah: Apabila 111aka111111 tidak melewati B.adan POJ\f maka maka11a11 itu tidak bisa dimakan,jika sudalt melewati Badan POJ\f maka makanan itu bisa dimalum
Uji/ metode yg digunakan: Harus melewati Bada11 POM terlebill daltulu, makanan yang tidak melewati badan PO!Yl apabila dimakan akan sakit perut.
Kesimpulan akhir: Malwnan yang tidak melewati B111/1111 POJ\f maka makanan itu tidak bisa dim11k1111, jika sudall melewati B11da11 POM maka maka11a11 itu bisa dimak1111 karena a1111111.
Kelompokkan bahan makanan dibawah ini: Makanan
Penyedap rasa Alami
Sintesis MSG Laos Ketumbar
Pemanis Sintesis
Alami
'-I
'1 '1 '1
Gula tebu/sukrosa Sakarin
'-I
amil varelat
-v
119
Lampiran 29 Perhitungan Siswa yang Mencapai KKM pada Sildus I Responden Pretes
LI L2 L3 L4 LS L6 L7 L8 L9 LIO LI I Ll2 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 P8 P9 PIO Pl 1 Pl2 Pl3 Pl4 PIS PI6 Pl7 )
53 60 53 53 60 60 S3 46 46 60 60 60 67 73 73 67 73 73 80 73 73 67 73 S3 67 67 80 67 67 !8S7
Siklus I Postes Ket 60 Tidak tuntas 53 Tidak tuntas 73 Tuntas 80 Tuntas 67 Tuntas Tuntas 80 60 Tidak tuntas 80 Tuntas 73 Tuntas 73 Tuntas 87 Tuntas Tuntas 80 73 Tuntas Tuntas 80 80 Tuntas 73 Tuntas 80 Tuntas 87 Tuntas Tuntas 87 80 Tuntas Tuntas 87 Tuntas 87 80 Tuntas 73 Tuntas Tuntas 73 Tuntas 80 Tuntas 93 Tuntas 80 Tuntas 73 Tuntas 2232
Jumlah persentase siswa yang tuntas KKM pada siklus I adalah % tuntas= Jumlah siswa yang tuntas KKM = 26 =0.896 x 100=89.6% Jumlah seluruh siswa 29
120
Lampiran 30 Perhitnngan Siswa yang Mencapai KKM pada Siklus II
Respond en Pretes
Ll L2 L3
L4 LS L6 L7 L8 L9 LIO Ll 1 Ll2 Pl P2 P3 P4 PS P6 P7 P8 P9 PlO Pl l P12 P13 P14 PlS P16 P17 )
67 73 73 S3 S3 67 73 33 73 60 67 67 60 80 60 80 67 80 67 60 67 80 80 67 73 33 S3 80 60 1906
Siklus II Postes Ket 80 Tuntas 87 Tuntas Tuntas 80 73 Tuntas Tuntas 87 Tuntas 80 93 Tuntas 80 Tuntas Tuntas 80 Tuntas 93 Tuntas 80 Tuntas 87 Tuntas 73 Tuntas 87 Tuntas 87 Tuntas 93 Tuntas 93 Tuntas 87 Tuntas 73 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 93 Tuntas 100 Tuntas 93 Tuntas 87 Tuntas 67 Tuntas 100 Tuntas 80 Tuntas 80 2490 Tuntas
Jumlah persentase siswa yang tuntas KKM pada siklus II adalah % tuntas= Jumlah siswa yang tuntas KKM = 29 =Ix I 00= 100% Jumlah seluruh siswa 29
121
Lampiran31 Pedoman Wawancara tentang Kinerja Guru
(observasi awal) Yang mewawancarai :Iyo Yanuar Yang diwawancarai :Yayah Zakiyah, S.Pd Hari/tanggal
:Kamis/ 9 April 2009
Waktu
:10.05 WIB
1
Apakah siswa aktif dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas? Jawaban:
2
Apakah siswa memahami konsep yang Ibu ajarkan? Jawaban:
3 Apakah penampilan Ibu disukai siswa? Dan apakah mempengaruhi pembelajaran yang akan disampaikan? Jawaban: 4
Apakah siswa selalu mencatat apa yang Ibu tulis di papan tulis? Jawaban:
5 Apakah ke1ja sama dalam kelompok cukup baik? Jawaban: 6 Apakah setiap pertanyaan Ibu mendapat tanggapan dari siswa? Jawaban: 7 Apakah strategi atau pendekatan yang !bu gunakan mendapat tanggapan positif dari siswa? Jawaban: 8 Metode atau pendekatan apa yang biasa !bu gunakan dalam PBM? Jawaban: 9 Penugasan apa yang biasanya !bu berikan kepada siswa? Jawaban: 10 Bagaimana basil belaj ar s1swa setelah menggunakan metode atau pendekatan
tersebut? Jawaban:
123
Ya sebagian besar yang saya rasakan mereka menangapi pertanyaan saya 7. Apakah strategi atau pendekatan yang !bu gunakan mendapat tanggapan positif dari siswa? Jawaban:
Terkadang mendapat tanggapan positif namnn tidak selalunya demikian 8. Metode atau pendekatan apa yang biasa !bu gunakan dalam PBM? Jawaban:
Direct instructitional (ceramah), diskusi, bermain peran, demonsrasi dll
9. Penugasan apa yang biasanya !bu berikan kepada siswa? Jawaban:
Mcncari artikel, laporan pcnelitian, wawancara, prakarya siswa IO. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan metode atau pendekatan tersebut? Jawaban:
Terjadi peningkatan jika dibandingakan dengan sebelumnya.
124
Lampiran 33 Pedoman Wawancara tentang Kinerja Guru (observasi awal) Yang mewawancarai :Iyo Y anuar Yang diwawancarai :Yayah Zakiyah, S.Pd Hari/tanggal
:Kamis/ 9 April 2009
Waktu
:10.05 WIB
Apakah siswa aktif dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas? Jawaban: 2
Apakah siswa memahami konsep yang !bu ajarkan? Jawaban:
3
Apakah penampilan Ibu disukai siswa? Dan apakah mempengaruhi pembelajaran yang akan disampaikan? Jawaban:
4
Apakah siswa selalu mencatat apa yang !bu tulis di papan tulis? Jawaban:
5
Apakah kerja sama dalam kelompok cukup baik? Jawaban:
6
Apakah setiap pertanyaan Ibu mendapat tanggapan dari siswa? Jawaban:
7
Apakah strategi atau pendekatan yang !bu gunakan mendapat tanggapan positif dari siswa? Jawaban:
8
Metode atau pendekatan apa yang biasa !bu gunakan dalam PBM? Jawaban:
9
Penugasan apa yang biasanya Ibu berikan kepada siswa? Jawaban:
I 0 Bagaimana hasil belajar s1swa setelah menggunakan metode atau pendekatan tersebut? Jawaban:
125
Lampiran 34 Lembar Observasi Penelitian
(Kegiatan Pendahuluan)
Yang mewawancarai :Iyo Yanuar Yang diwawancarai :Yayah Zakiyah, S.Pd Hari/tanggal
:Kamis/ 9 April 2009
Waktu
:10.05 WIB
1. Sudah berapa lama !bu mengajar?
Jawaban: Sekitar 6 tahun 2. Berapa banyak siswa kelas 8 yang !bu ajarkan? Jawaban: 8 kelas X masing-masing kelas 35 siswa adalah sekitar 280 siswa 3. Metode atau pendekatan apa yang !bu gunakan untuk mengajar? Jawaban: Direct instructitional (ceramah), diskusi,cooperative learning dll
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi? Jawaban: Metode diskusi terkadang berjalan kurang baik, siswa kurang aktif untuk mengeluarkan pendapat, terkadang untuk memulai diskusi harus diberikan stimulus terlebih dahulu. dan juga biasanya tergantung dari konsep yang akan dipelajari siswa. 5. Apakah !bu menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran? Jawaban: Ya saya menggunakan media, benda hidup yang saya gunakan atau tiruan benda tersebut. 6. Apakah ada pretes dan postes? Jawaban: Ada pretes dan postes namun tidak selalu saya gunakan.
127
Lampiran 35
Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (Kegiatan Pendahuluan)
Yang mengamati
:Iyo Yanuar
Yang diamati
:Yayah Zakiyah, S.Pd
Hari/tanggal
:Rabu f 1 April 2009
Waktu
:10.05 WIB
No
Hal yang diamati
Pengamatan
1
Konsep yang diajarkan
Zat aditif pada makanan
2
Tugas yang diberikan
Mencari artikel
3
Cara mengajar guru
Guru mengajar dengan metode diskusi,
4
Respon siswa
10-15 siswa tidak mendengarkan penjelasan guru
5
Hasil belajar
40 % tidak mencapai KKM
128
Lampiran 36 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Kesiapan Menerima Pelajaran (Kegiatan Pendahuluan)
Yang mengamati
:Iyo Yanuar
Yang diamati
:Yayah Zakiyah, S.Pd
Hari/tanggal
:Rabu I 1 April 2009
Waktu
:10.05 WIB
No
Aspek yang diamati
Jnmlah siswa Ya
Tidak
l
Membawa buku paket
30
5
2
Membawa buku catatan
35
0
3
Membawa alat tulis
35
0
4
MembawaLKS
31
4
129
Lampiran 37
Wawancara Pendapat Guru ten tang Pembelajaran deugau Peudekatan Pemecahan Masalah
(setelah pengamatan akhir) Yang mewawancarai :Iyo Yanuar Yang diwawancarai :Yayah Zakiyah, S.Pd H<1ri/tanggal
:Senin/4 Mei 2009
Waktu
:10.05 WIB
1. Apakah pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah menarik menurut Ibu? Jawaban: Ya menarik, konsep dapat ditemukan sendiri oleh siswa, siswapun dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan berdiskusi dengan teman sejawatnya dan pembelajaran terasa mudah bagi siswa. 2. Bagaimana kesan Ibu setelah mengamati pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah? Jawaban: Saya merasa sangat terkesan dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah karena permasalahan yang ada adalah permasalahan yang dialami sendiri oleh sisa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Apakah pendekatan pemecahan masalah cocok dengan konsep yang diajarkan? Jawaban: Menurut saya pendekatan pemecahan masalah adalah salah satu pendekatan yang cocok digunakan untuk konsep zat aditif pada makanan 4. Kendala apa yang ibu temukan ketika mengamati pendekatan pemecahan masalah? Jawaban: Menurut hemat saya waktu yang digunakan terlalu sedikit sehingga siswa kurang merasa puas dengan diskusi yang dilakukan dalam kelas.
130
Lampiran 38 Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus I Pertanyaan
Pertemuan
Pendalmluan
1
2
" " " "
"
Apakah guru membimbing siswa masuk ke
I.
dalam konsep pembelajaran dengan pertanyaanpertanyaan? Apakah guru memberi motivasi agar sISwa
2. berpaitisipasi aktif?
3.
Apakah guru menyatakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam KBM? Apakah guru memulai dengan memicu siswa
4.
untuk mengemukakan isu-isu atau masalah di
" " "
lingkungan yang berkaitan dengan konsep? Inti (Taha pan Pendekatau Problem Solving) Apakah
guru
pertanyaan yang
5
mengutarakan bersifat
sejumlah
merangsang
dan
" "
menggali pemahaman siswa mengenai konsep yang akan dibicarakan? Apakah guru menggunakan media yang tepat
6
dan berpendekatan problem solving dalam
" "
mengeksplorasi pemahaman siswa? 7
Apakah guru membagi siswa dalam kelompok? Apakah guru menjelaskan apa yang harus
8
dilakukan oleh masing-masing siswa dalam
" " " "
kelompok? Apakah guru memberikan tugas kepada siswa 9 U<:l1"\fr hor11eo
,-1;1.ri:i.r;".ll'"on .,.,,.,....,, •. .,,
h,,,rlro.1,.......,.......,,,-,.1,.')
" "
131
Sintesis Masalah
10
Apakah konsep yang disajikan tepat dengan yang seharusnya dipelajari siswa?
"
Apakah masalah dan isu yang dibahas sesuai -../ 11
12
-../
-../
dengan konsep yang dipelajari? Apakah guru memantau diskusi masing-masing -../
-../
kelompok di kelas? Apakah guru berperan sebagai fasilitator di -../
-../
13
dalam kelas?
14
Apakah guru memberi waktu kepada siswa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan?
" "
Analisis Masalah
Apakah guru memberikan kesempatan kepada
15
siswa untuk membahas permasalahan yang
" "
diberikan dalam diskusi kelompok? Apakah guru memberikan kesempatan kepada -../
16
-../
s1swa untuk menjawab permasalahan yang diberikan dalam kelompok? Apakah guru memberi kesempatan kepada
17
s1swa untuk mengajukan argumentasi atau
" "
pendapat? Apakah guru memberikan kesempatan kepada -../ 18
-../
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dalam kelompok di depan kelas?
Aplikasi
19 20
Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Apakah guru membantu siswa dalam me1tjawab pertanyaan? A --~1--1-
----
_____ L _ l _ _
..._ -
-- .L -
" " " "
133
Lampiran 39 Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah siklus II Pertanyaan
Pertemuan
Pendahuluan
3
4
..;
..;
..;
..;
..;
..;
Apakah guru membimbing siswa masuk ke
1
dalam konsep pembelajaran dengan pertanyaanpe1ianyaan? Apakah guru memberi motivasi agar siswa
2 berpartisipasi aktif? Apakah guru menyatakan tujuan pembelajaran 3
yang ingin dicapai dalam KBM? Apakah guru memulai dengan memicu siswa
4.
untuk mengemukakan isu-isu atau masalah di
" "
lingkungan yang berkaitan dengan konsep?
Inti (Tahapan Pendekatan Problem Solving) Apakah
5
pertanyaan
guru
mengutarakan
sejumlah
yang bersifat merangsang
dan
" "
menggali pemahaman siswa mengenai konsep yang akan dibicarakan? Apakah guru menggunakan media yang tepat
6
dan berpendekatan problem solving dalam
" "
mengeksplorasi pemahaman siswa?
7
Apakah guru membagi siswa dalam kelompok? Apakah guru menjelaskan apa yang hams
8
dilakukan oleh masing-masing siswa dalam
" " " ..;
kelompok? Apakah guru memberikan tugas kepada siswa
9
yang hams dikerjakan secara berkelompok?
" "
134
10 11 12 13 14
Apakah konsep yang disajikan tepat dengan yang seharusnya dipelajari siswa?
" "
Apakah masalah dan isu yang dibahas sesuai -../
-../
dengan konsep yang dipelajari? Apakah guru memantau diskusi masing-masing -../
-../
kelompok di kelas? Apakah guru berperan sebagai fasilitator di -../
-../
dalam kelas? Apakah guru memberi waktu kepada s1swa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan?
" "
Analisis Masalah Apakah guru memberikan kesempatan kepada
15
-../
siswa untuk membahas permasalahan yang
"
diberikan dalam diskusi kelompok? Apakah guru memberikan kesempatan kepada
16
s1swa untuk menjawab pe1masalahan yang
" "
diberikan dalam kelompok? Apakah guru memberi kesempatan kepada 17
s1swa untuk mengajukan argumentasi a tau
" "
pendapat? Apakah guru memberikan kesempatan kepada -../
18
siswa untuk mempresentasikan basil diskusinya
"
dalam kelompok di depan kelas?
Aplikasi Apakah guru memberikan kesempatan kepada
19 siswa untuk bertanya?
20 21
Apakah guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaan?
" " " "
Apakah guru membahas tentang kaitan antara -../ lt-r.nt'Pn
u-::in er
rlihnh<:lc
r1AnCTan
lrAttVt:>."Y'\
'tTCt"IO
-../
UJI REFERENSI Nama
: Iyo Yanuar
NIM
: 104016100408
Judul Skripsi :Meningkatkan Pemahaman
dan Sikap
Siswa
terhadap
Konsumsi Makanan Sehat yang Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pembimbing : Dr Zulfiani, M.Pd
Bab
No
Referensi
ParafDosen Pembimbing
, I) ~
I
1
Tersedia di www. wikipediacom. Diakses juni 2009 diakses: 21 Desember 2008.
2
4
'-'<:" ~
(J
di htt:p://www.kompas.com. diakses tanggal: 10
<J
Januari 2009.
~( l../
Laporan WHO tersedia di
Kardiovaskuler, 2004 diakses tanggal: 27 September 2008.
--
0
lr h
Alan J. Bishop, Values in Mathematics and Science Education: Similarities and Difference, Jurnal The Montana Mathematics Enthusiast, Vol 5, 2008, h. 47.
6
//
I)
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tersedia
htt:p://sanofiaventisindonesia.com,
5
-(
Tersedia di CCRC Farmasi UGM dari
[email protected] diakses: 21 Desember 2008.
3
,..-...,
Hafner, Revising Exsplanatory Models to ArrnmmndntP 4nnmnlnus: {;pnetir.s Phenomena_·
tt ·~
Problem Solving in the Context ofDiscovery, Depertement of Sciences Studies, 335 Moore Hall, Wastern Michigan University Dalamazoo. Mi 49008-5192, Science Education 79 (2): 111-146, 1996.
7
Sjaeful Anwar, Pendidikan Nilai dalam
Pendidikan Kimia, (Jakarta: Universitas Islam Negeri, 2008), h. l.
II
1
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Deraptemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), h. 636.
2
Wahyudi, "Tingkatan Pemahaman Siswa terhadap
Kebudayaan, no 30, tahun ke-8 Mei 2000 h. 389 Nuryani Y Rustaman, Strategi Belajar Mengajar
Biologi, (Malang: Penerbitan Unversitas Negeri UM Press, 2005) h. 156.
4
Nuryani, Ibid., h. 59.
5
Nuryani, Ibid., h. 60.
-
-v ~.-o 0
Materi Pelajaran IPA", Jurnal Pendidikan dan
3
)
{
<
v
tt ~ ti ~
n
6
Wahyudi, Op Cit., hi 390.
rt'~
7
Wahyudi, Ibid., h.391.
i{,
8
Mar' at, Sikap Manusia, Perubahan, serta
Pengukurannya, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1982) h. 9.
9
Rustantiningsih, Sikap dan Perilaku Guru yang
Professional, Artikel (Semarang: 2007) h. 2.
1t 1 -~.
_f/
10
Rustantiningsih, Ibid., h. 393.
11
Anton M Meoliono, Op Cit., h.10.
t;_
12
Mar'at, Op Cit., h.10.
r.~
·~
T'lo ____ _,_ ___ ... ~·-!----!L
/"\_ f"l:-1
t...
'"l
~
-
.
+i)
14
Rustantiningsih, Ibid., h. 2
15
Mar'at Op Cit., h. 16.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
~
Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara 2006), h.180.
-
17
AntonM. Moeliono, Op Cit., h. 547.
18
Malik Musthofa, "Penyuluhan Zat Kimia Aditif dalam Maka.nan di Gatak Delanggu Klaten '', Jumal Warta A, Vol .9, No. 2, 2006, h. 146.
19
11
Tonang Dwi Ardyanto "MSG dan Kesehatan: Sejarah, Efek dan Kontroversinya" Jumal Inovasi Vol.1/XVI/Agustus 2004 h. 52.
+f
t{
t£
20
Tonang Dwi Ardyanto, Ibid., h. 52.
tt
21
Tonang Dwi Ardyanto, Ibid., h. 55.
~
22
Iwan T Budiarso, Waspdalah Monosodium Glutamate/vetcin Faktor Fotensia/ Pencetus Hipertensi dan Kanker, Artikel, 2007.
~ ~
t\ 1;1
23
Tonang Dwi Ardyanto, Op Cit, h. 53.
24
Anton M. Moeliono, Op Cit., h. 579.
25
Pendekatan dan Metode Pembelajaran, Pemerintah Kabupatem Kendal, SMA Negeri, Cepiring, Februari 2008. tersedia di www.wordpresss.com
t{
diakses pada maret 2009. 26
Ibid.
'i:f
27
Ibid
!\;
28
Sofa, "Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah" , Jurua! Cari Ilmu Borneo Online, diakses: 3 Maret 2009 -
ti~~
(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher: 2007), h.1. 30
Umaedi, Bahan Penelitian, Penelitian Tindakan (Action Reseach), (Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoran Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
~
Pendidikan Menengah Umum. 1999), h. 1.
~~
31
Umaedi, Ibid., h. 3.
32
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dasen, (Bandung: program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 29
tf
33
Umaedi, Op Cit., h. 5.
i£,
34
Umaedi, Ibid., h. 6.
~
35
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam, (Bandung : Mughni Sejahtera, 2005), ha!. 46 ..
t? ti
36
Suroso, Ibid., h ..47.
37
Syaiful Anwar, "Pembelajaran Terpadu dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Keagamaan Siswa (Studi Kasus pada SMU (plus) Muthahhari
+{
Bandung," Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung, (Bnadung: Perpustakaan UPI Bandung, 2000) h. 28. 38
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Bengkulu: Pustaka Pelajar, 2008) h. 16
39
Suroso, Op Cit., h. 47.
40
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004) h. 9
41
Fatimah Saleh, "Penerapan Nilai dalam T\~--.l!.l!l
___
~A" .... + ...............+:1....
Da.n.1;+;
o.+011
DAtn.-rflr?
ff~ Gt
H
w
International Seminar On Development Of Values
'
In Mathematics and Science Education" (Kuala
~
Lumpur: University of Malaya, 2007), h. I.
42
Pendididkan Berbasis Penemuan Masalah
~
teresedia di www.jawapos.co.id diakses: Februari 2009.
III
iX
43
Suroso, Loe Cit., h. 46.
44
Rahmat Mulyana, Ibid., h. 47.
'Cf
45
Rahmat Mulyana, Op Cit., h 1
1-j
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.108. 2
Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 72.
3
Suharsimi, Arikunto, Ibid.
4
Suharsimi, Arikunto, Ibid., h.109.
itA v
t .
,~'
~
5
Suharsimi, Arikunto, Ibid., h. 208.
6
Suharsimi, Arikunto, Ibid., h. 211.
7
David E. Meltzer, The Relationship between
Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible Hidden
-'
t 1--1
tt
Variable in Diagnostic Pretest Scores, (Departement of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011 ), diakses: 3 Maret2009.
8
Richard R. Hake, Analyzing Change/ Gain
Scores, (Departement of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills,
tf_
CA, 91367 USA) diakses: 3 Maret 2009.
9
Sudjana, Metoda Statistika Edisi ke-6, (Bandung: 'T"-"--~""-
1 nf"ICl.
t. A££:
-~/
\..-
10
Sudjana, Ibid, h. 250.
11
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,
9 _,v
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 289-
!
290. IV
1
) v
Ischak S.U., dkk, Buku Pendidikan JPS di SD
Karya, Cetakan Ke Tujuh Betas 2006. tersedia di cariilmubomeo.com diakses pada 21 Desember 2008.
~.
Jakarta, 4 Juli 2009
yang mengesahkan Dosen Pembimbing Skripsi
NIP:15 368 741
' •·
_i::tnip1iiJ,., , 1;_
•_
l/
Nukilan Tabel Nilai "t" Untuk Berbagai di!
- - · ·--··.;1-·• --··
~-···(""'"~··
' Kritik ~" Pada Tara! Sign Harga
di atau db Harga Krilik "t" Pada Taraf Signifikansi: &
atau db 1 2 3
r-
4
5 6 7 2 9
iO ''
12 13 ·14 is
16 17 18 19 20 21 22 23 24 . 25
I
5%
I
5%
1%
12,71 4,30 3,18 2,78 2,57
63,65 9,92 5,84 4,60 4,03
2,45
. 3,71
2,36 2.31 2,26 2,23 2,20 2, 18 2, 16 2,14 2, 13 2,12 2,11 2, 10 2,09 2,09 2,08 2,07 2,07 2,06 2,06
3,50 3,36 3,25 3, 17 3, 11 3,06 3,01 2,98 2,95 2,92 2,90 2,88 2,86
I
2,84
2,83 2,82 2,81 2,80 2,79
•···•·
_J
26 27 28 29 30 \_35__ 40 45 50 60 70 80 90 100 125 150 200 300 400 500 1000
----~
t-
2,06 2,05 2,05 2,04 2,04 2,03. 2,02 2,02 2,01 2,00 2,00 1,99 1,99 1,98 1,98 1,98 1,97 1,97 1,97 1,96 1,96
1%
2,78 2,77 2,76 2,76 2,75 . 2,72 2,71 2,69 2,68 2,65 2,65 2,64 2,63 2,63 2,62 2,61 2,50 2,59 2,59 2,59 2,58
OAFTAA XIX(ll) NILA! KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFOR~ Ukuran Sarnpel
..
0,01
0,05
5 6
0,417 0,405 0,364
0,381 0 ,33:7
]
0.3~8
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25
0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0 ,:! 61 0,257 0,250
-
I
I I
n =
4
:.io n
>
30
0)45 0,239 0,235 0,231 0,200 0, 1!J'/ 1,031
--
vn
.
o•:n s
0,300 0)85, 0,271 0,2 !i8 0,249 0)42 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0, 195 0,1SO 0, 173
)l.-l!Q
~~
-j n
Taraf Nyata (a} 0•10
0•15
0,20
0,352 0,315 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,1'.l!i 0,289 0, 184 0, 179 0, 174 0, 1:1H 0, 141 0,805
0,319 0,299 0,277 . 0 ,2 5tl 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0, 194 0,187 0, 182 0, 177 0, 173 0,169 0, 166 0, 147 0, 136 0,768
vn
0,300. 0,285 . 0,2 65 ' 0,247 0,233 0,223 .. 0,215 0,206 0, 199 0, 190 0)83 0, 177 0, 17 3 0 .169 0, 166 0, 163 0, 1 GO 0, 142 0' 131 0,736
vr.
0,29~
--
I
! '
'
I
--
-·
vn .I
Surnl.Jcr: Conover, W.J., Practic;>I Nonparametric Statistics, John Wil~y & Sons, Inc.,
1973.
A
Z \:,o.6.:L Li lle.fors
Z"l'
e) ;\n1bil harg<1 :.;1ng paling hesar di antara
AB L.ENGKl.NGAN NOR...\f.AL!:>"'TA.."lDAR H..n Ok~ "' bada.n d.afw me-nv:at:lkan de<1m.:all.
0 2 )0 ~fl
~3
9 ).1
15
;,;
0040 0-135
OS.32 1217 1591 1950 22tll
OORO
3
;
171)0
0239 0636 10:?6 1400 i-;::;:
2054
ioss
23!i9
2422 2734
0160 0557
Otlil 1255
0910
0948
1293
1331
162R
166-1
2019 :?35/
191'5 2:32-l
2157
2190
248"
251•
2224 2549
2194 .S.:i1&
2R23
2852
.1iOC
;;~!
336S
350P.
3531 37-19 ;i9..;4
3554
3.571 3790 39>'0 ..;_147 -l292
3599 3810 "3997 "'-162
3830 4015
.l305
s~
J6ti5
·368U
3708
3729
:1~F.!)
381'~
~925
32
-I0-1~
-1066
~2.
-120';
'-1:!22
3Y07 -IOS2 -1236
1.1..:~
.n.
156-i .lO.l!'!
.:357 441-1 4573 4656
437(: -1-itl-1 -15:12
1:l
:-,19
4726
-1732
1-:-:s-
..;j,C.J
478&
1')'::,!f.
.fj.;j(l
-4t':f4
••·1,..
2123
33-tO
j.j(iJ
1,20
'""'
.:.'315
3-l,'l1'
!J1'
1f4{
30~
1;) 13 19
•\,.;6.; -lfl.96
lS~t.
1517 !tt19i
3289.
3186
'Iii
1103
32fi-I
59
2939 3212
.~;;
~~;__ _
466-1
4099 ..;251
-1115 4265
4~1(2
439.l
-1'\0Q
..;.us
44'29
..;411
4495 4591
4505 -1599 4679: 47-i..;
·'.:315
4525
~5.l5
4545
46US
.;li1Q
4625
4.63.)
46$6 -1;5v
4693 4756
<699 4761
4706 4767
4803
4F.OS
..;s12
4817,.
..iS46
..;F.50
4S54
4857
.;SS< 491;'1. ,.934
'4936 9161
467j .;i3S
.ff93 47f.IR 4S:lS -~
..i~68
4811
~8i5
4l:iib
-1$51
·1S84
4901
4904
4906
~909
4925
4927
4929
4931
491 t ..;932
..;,:qr•
494)
4943
4945
4957
4959
4960
4968 4977 4983
4969
-197Q
4977
4978
~984
4984.
J!-3
-1955 -1~61'>
4956 ..;.967
•;.;
4!l";"S
• 4976
~~l
•\9$2
49R2
4946
49484961 4&11 4979 49SS
~!'";
4987
49Ri
49R8
49RK
,.:%
4991
4991
-1992
4969 4992
;193
4993 499.S-
499:::. 4994
4994
4994
4994
4969 49"92 499..;_
4995 4:'.hJi
-199G
4996
499j
49g;
-tM7
4"96 49'97
'"""
4998
·4~f1
4998
4998
4998
4998
4999
4999
4999 4999
4999 4999 49S9
4999 4999 4999
. 5000
5000
5000
~s·
!¥.)j
99.<
-~~
4999
-~
4999
,()()(l
5000
4909 4999
sooc .
3621
31;0 39fi2 ..;}31 ..;2;9
•13YX '1922
•6:-.
0754 1141
100{ 1-143
3Z~iB
2704
2642
2910
-:H----
0319 0714
1.}J~
2612
"
9
0359
:.?673 29Ui"
-l·tfi:i
0219
OhiS
8
~ 2764 ;,,.u51
:;:? :i2
fi
0199 0596 0987 !366 1730
0120 05J7
0-178
5
z
·13.t9
4962 4972
4951 4t'l53 4973 4980
.\952 4%4
It
nya hipotesis nol diterima. OAFTAR XIXl11)
NILAl KRITIS l UKTUK Ult ULLlEFORS
Ukur;sn Sampel
i
\
,.,.
4986
49R9
4990
4990
i
.... ....
49'93
4997
4998
4998
4998
4999 <999 4999
4999
4999 4999 4099
4999
'"'"'
5000 ·'-·-- r ...
sooo
1i 18 19 20 25 30
.... 4998 4999
sooo '""'
~.-...-Yorl<..1%1.
,,
'1
,
I
4
o.os
0,405 o,364 o,348 o,33i 0,311 0,294 0,284 0.275
0,381 o. 337 o,319 o.3oo 0.285 0271 0258 0.249 D.242
I 0,417
5 .
6 1 8 9 10 11 12 13 14 15. 16
I
4.S'.!!5
4~7
=
n
4.974
4995 4997 4998
0.01
~----+-
. \
4993 4995
'"""'
4S9Q
I II
mutlaK
selisih terse but. Sebutlah harga terbesar ini L". Cntuk menerima ~""' menolak hipotesis nol, kitz bandingkan L,, ini dengan nilai kriLiS L yang diambil dari Dzf~ar xn;,(i1 l un1uk· tarar nyat{I u· yan~ dir>!l~h. Kriterianya aCalah: loiak hipctesis nol bahwa populasi herdistribusi normal jika L., ~ang dipE> oleh dari data pengamatan melebihi L dari daf
4981
4979
4992 4995
4~7
4177
I
ha~a-ha~a
n
>
30
! 1·
I I
D.268 0,261 0,257 0.250 0,245 0,239 0,235 0.231 0,200 0.187
i 1
! \
t
'
' o,23~
! 0.22'
0.220 o.2n I D,206 I 0.200 0.195 l 0.190 I 0.113 I 0.161
!:
I
I
~'~!Nv•~~1 __ T_ :=J f 0.10 1.0.1:_ . j.!!~ : 0,352 ' 03 . h o,294 o.276 0.261 i 0,249 0,239 0,230 0,223 0.214 ' 0.207 0,201 : 0.195 ! 0.289 I 0,184 0.179 0,174 0,158 0,144
l
1,?31 ~ ~ I~ I .j "- I .Jn
Sumbe;r: Conover, W.J., Practlcal
• 0,319 n---
"·£"'
.
II
0.300
I
V.'-""
noc<
0.1:1
: ;:2ss
o.zss
: : G.233 i C223
I
!i.215
l
o.z.1,~ 0.233
G.12.:. ' G.21 i
i 0)12
un
i
0.206 . G.199 ' c.1;c D,183 i G.177 \ ;;,173 j 0.109 1' 0.166 0.163 . 0,'~5U 0,142 0.131
I 0,19~ l
·
o.Zil2
!
0.1E7 0.18:: u.177 (l.173 0.169 EB..1.66 l!.147 l!.136
1
!
i
II
I ®~68~ V
~rametric Statistia..
~
j
.j n
.John VSev" &
1
I \
I
I
I
I Som:.
~-
1973. M;7
MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TINGKAT : IBTIDAIYAH - TSANAWIYAH -ALIYAH Alamat Jin. lbnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Telp. (021) 7402172, 7401143, Fax. 7421156
http:/lwww.mpuin-jkt.sch.id e-mail:
[email protected]
SURAT KETERANGAN NOMOR : 237/MP-MTs/R.2/2009 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakaiia: Nam a
: Djamaluddin, S.Pd.
NIP./NPPM
: 100.235
Jabatan
: Kepala MTs Pembangunan UIN Jakmia
menerangkan bahwa: Nama
: [yo Yanuar
NIM
: 104016100408
.Jurusan
: Pendidikan Biologi
Semester
:X
Fakultas
: Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakmia
bahwa
nama
tersebut di
atas telah melaksanakan penelitian/riset pada 15 April - 04 Mei
2009, sehubungan dengan penyelesaian judul skripsi: "!11eningkatkan Pemaltaman Siswa
terlzadap J(onsumsi Makanan Selwt yang terintegrasi nilai dengan Pendekatan Problem Solving (pemecahan masalah)". Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, agar pihak yang berkepentingan maklum.
* t~ .
DEPARTEMEN AGAMA
No. Dokumen
FITK-FR-AKD-091
UIN JAKARTA FITK
Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
5 Januari 2009
FORM (FR)
JI. Ir. H. Juanda No 95Ciputat15412 Indonesia
00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nomor: Un.Ol/'.".l./PP.009/.$1.f 12009 Lamp Hal : Observasi
Jakarta, 17 Maret 2009
Kepada Yth,
Kepala Sekolah MTs Pembangnnan DIN Jakarta
Di tempat Assalamu 'a/aikum wr. wb Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Iyo Yanuar
adalah benar mahasaiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: NIM
: 104016100408
Jurusan
: Pendidikan !PA - Biologi
Semester
: X (Sepuluh)
Tahun Akademik
: 2008/2009
Progra1n
: Strata [ /S[
Sehubungan dengan penyelesaian tugas mata kuliah " Skripsi " mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait.". Oleh karena itu, kami rnohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan rnemberikan bantuannya. Dem ikianlah, atas perhatian dan bantuannya Saudara kam i ucapkan terima kasih. Wassa/amu 'a/aikwn 11•r. 1rb.
ffEPA-RTE~%:N-AGAMA----·-r--·-----.--
UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK .JI.
-----
tr. H_ ~1ua•1da No 95 C1putar 15417 Indonesia ·-- ----- .. ·-·------
--·--· --·.
No. Dokumeri ___ F!TK-FR-/\KD-of2:
-Tgl feibit'
s:18i1u8ri2009
No. Revisi: ---:-00------------- .. -j
Hal
-----------------1
_:--~------------- I
SURAT PERMOHONAN IZIN__ PENELITIAN
__
' ____ _.J
f..'.>''} .....
. Npmor : U11.IJ I/I'. l/Pl'.0091 .. /2009 Lamp. : Outlinell'roposal Hal : Pcrn1ohon;111 lziu P1..·ncliti:.tn
Kepada Yth: Kepada MTs Pembangunan UfN SyarifHidayatullah Jakarta
Assu!a11111 'ufuik11111 11·r.1rh.
Dengan bon11at kaini sa1npaikan bahwa:
Nama NIM Semester
: Iyo Yanuar : 104016100408 :X forusan : Pendidikan IP A (Pendidikan Biologi) Judul Skripsi : Meningkalkan Pemahaman Siswa pada Konsumsi Makanan Seh3l v'"''' Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pernecahan Masai ah (Prol1fe 11; Snlving). . J\dalah hc11~1r inahasis\\'a/i i:ukultas llinu ·rarbiyah dan Keguruan UlN Jakarta yang sec!a.ng n1Lnyusu11 skripsi, dan akan rncngadakan penelitian (risct) di instansi yang saud11ra pinipin. lJ1!Luk ilu kan1i n1nl1on S:iudara dapat 1nengizinkan 111ahasiswa terscbut 111\::laksanakGn
pcnelitian di ten1pat di111aksud. Atas perhatian dan kc1:ja san1a Saudara, kan1i ucapkan terin1a kasih.
H1ussala1JJ11 'a/oiku111 1rr.111b.
Jakarta, i 7 iviaret 2Cr09
Tembusan: I. Deka11 FITK 2. Pen1ban1u Dckan Bidang 1\kadc111ik 3. Mahasis\va.yang bcrsangkutan.
'
~
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA i
FITK. JI,
No. Dokumen Terbit No. Revisi: Hal
FORM (FR)
Ir.: H. Juat;ida No.95 Ciputat 15412 lndoMJsia
.
:
T~I.
FITK-FR-AKD-083 5 Januari 2009 00 1/1 .
HASIL UJIAN KOMPREHENSIF
Sekretaris· Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi menerangkan bahwa, Nama
: Iyo Yanuar
NIM
: 104016100408
'
telah niengikuti ujian komprehensif clan dinyatakan Lulus .
'
'
dengan nilai B Demikil'!n keterangan ini di buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. '
Jakarta, 25 November 2009 Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA ,,--\\\{;/
N~~e~gsih, M.Pd
·1
NIP.19790510 200604 2 001