MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU PADA KELOMPOK B2 TAMAN KANAK-KANAK MELATI KOTA BENGKULU
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Oleh : Indah Fajar Sari A1I012048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2016
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU PADA KELOMPOK B2 TAMAN KANAK-KANAK MELATI KOTA BENGKULU Oleh: Indah Fajar Sari A1I012048 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak di kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Melati Kota Bengkulu. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui kegiatan gerak dan lagu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas di Taman Kanak-Kanak Melati Kota Bengkulu dengan subjek penelitian anak kelompok B2 yang berjumlah 26 anak terdiri dari 12 orang anak laki-laki dan 14 orang anak perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus dan setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, sedangkan teknik analisi data digunakan rata-rata dengan rumus persentase. Hasil penelitian ini: 1) Proses kegiatan gerak dan lagu: anak mendengarkan lagu terlebih dahulu, lalu anak mencontoh gerakan guru, anak melakukan gerak dan lagu berulang-ulang dan anak dapat melakukan kegiatan gerak dan lagu tersebut tanpa bimbingan guru. 2) Gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak, dengan ketuntasan belajar 80,4% rata-rata keterampilan motorik kasar diperoleh hasil 4,02 (sangat tinggi). Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bagi guru untuk menerapkan kegiatan gerak dan lagu dalam meningkatkan motorik kasar anak, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengamati keterampilan motorik kasar anak dalam gerakan berjingkat, melompat, menekuk dan merendahkan tubuh. Kata Kunci : Keterampilan Motorik Kasar, Kegiatan Gerak dan Lagu
ABSTRACT The problem in this research is whether of activity through music and movenment can be enhanced through of gross motor of gruop B2 TK Melati Bengkulu. The purpose of the research is to increase in children gross motor skills through of music and movenment. This research is act who performend at TK Melati Bengkulu. The subject is 26 childern in group B2, 12 boys and 14 girs. This classroom action research was conducted in two cycles and every cycles in thee meetings. The data collection is done by observation, while data analysis techniques used on average by a percentage formula. The results of this study: 1) The process of music and movenment: first, children listen to the song, then the child to imitate the movement of teachers, child-exercise and repetitive songs and children can do activity through music and movenment without the guidance of a teacher. 2) music and movenment can improve gross motor skills of children with learning completeness 80.4% Average gross motor skills obtained results of 4.02 02 (very good). By the result obtained, teacher are recommended to use music and movenment for increase result gross motor and for further research is expected to continue this research by observing the gross motor skills of children in motion tiptoe, jump, bend and lowering the body. Kywords: Gross Motor Skills, Movement Activities and Music
PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1, butir (14), yang di maksud dengan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Upaya tersebut diatas menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan anak usia dini sebagaimana yang disampaikan direktorat PAUD (dalam Yamin dkk, 2013:1), yaitu pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat berlangsung secara formal kelembagaan, non formal, maupun informal. Salah satu pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak. Permendiknas Nomor 137 tahun 2014 tujuan Taman Kanak-kanak yaitu melakukan stimulan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak, mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif, dan mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak Dalam mencapai tujuan tersebut Taman Kanak-kanak, mempunyai tugas untuk mengembangkan enam aspek perkembangan sebagaimana yang tertera dalam Permendiknas Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menyatakan bahwa perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi dalam beberapa aspek perkembangan diantaranya nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni. Mengingat luasnya perkembangan anak yang harus di optimalkan peneliti tertarik untuk meneliti motorik kasar karena motorik kasar akan turut menentukan perkembangan anak, untuk mendapatkan hasil yang optimal, dibutuhkan adanya stimulasi yang tepat dari orang tua anak yang ada di rumah, dan guru ketika anak berada di sekolah. Menurut Sujiono (2014:1.13) motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan gerak motorik kasar menurut Sumantri (2005:99) kemampuan gerak dasar pada anak usia dini menjadi tiga yaitu: gerak lokomotor, nonlokomotor, manipulatif. Gerak lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Gerakan ini meliputi gerakan berlari, berjalan, mendaki, melompat, berjingkat, menjongklang. Sedangkan gerak non lokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan perpindahan tempat, seperti menunduk, membengkokkan badan, membungkuk, menarik, merendahkan tubuh, memutar dan mengayun. Program kegiatan motorik kasar di Taman Kanak-kanak sangat penting dikembangkan, sebab motorik kasar bertujuan untuk melatih otot, mengontrol tubuh dan meningkatkan kedisiplinan, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil. Gerakan motorik kasar bukan saja memperkokoh fisik anak melainkan juga melatih anak untuk mengantisipasi gerakan yang ada di lingkungan anak. Pengalaman anggota tubuh selama aktifitas bermain menjadikan anak-anak mengembangkan keterampilan bergerak dan percaya diri dengan kekuatan tubuhnya. Kenyataan yang ditemukan di lapangan pada saat observasi di TK Melati Jalan Merpati 5 RT 8 Rawa Makmur Kota Bengkulu pada kelompok B, di kelas B2 yang terdapat 26 anak, 12 laki-laki dan 14 perempuan, dan hanya 10 orang anak yang kemampuan motorik
kasarnya baik, selebihnya kemampuan motorik kasarnya anak masih kurang, dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar guru memberikan gerakan yang cepat sehingga anak-anak susah untuk mengikuti gerakannya, kegiatan yang dilakukan monoton akibatnya anak kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari kondisi anak yang kurang menunjukkan ketertarikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa anak terlihat malas dan bergerak semaunya saja. Anak belum mampu menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. Pada saat berjalan cepat anak cenderung kaku dan tidak bersemangat, bahkan ada anak yang hanya menggerakkan bagian tubuh yang diperlukan saja. Misalnya saat bernyanyi sambil bergerak ada lirik “ayun kanan-ayun kiri”, anak hanya berdiri tegak dan mengayunkan tangan saja tanpa diikuti gerakan anggota tubuh lainnya. Dalam Permen Diknas Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, menyatakan bahwa pencapaian perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu : (1) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan, (2) Melakukan koordinasi gerakan mata-kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam. (3) Melakukan permainan fisik dengan aturan, (4) Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri, (5) Melakukan kegiatan kebersihan diri Menurut Sujiono (2008:7.3) kelenturan adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen yang bergerak semaksimal mungkin menurut kemungkinan rentang geraknya. kelentukan seseorang ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi. Untuk dapat melakukan gerak tubuh yang lentur, anak diperlukan adanya stimulasi yang tepat. Stimulasi tersebut dapat diberikan oleh guru maupun orang tua. Bentuk stimulasi tersebut dapat berupa arahan, maupun bentuk kegiatan yang dapat merangsang perkembangan kelenturan otot tubuh anak. Kelenturan tubuh anak sangat diperlukan untuk mengatasi gerak motorik kasar. Tubuh perlu dilatih agar indra-indra terstimulasi untuk membantu kelenturan tubuh. Anak yang tidak memiliki kelenturan tubuh biasanya kaku dan tidak seimbang dalam mengikuti gerakan senam. Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan tersebut maka dilakukan penelitian perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang digunakan adalah kegiatan gerak dan lagu, karena kegiatan tersebut menarik, menyenangkan dan disukai oleh anak serta dapat menstimulasi anak untuk meningkatkan motorik kasar anak dengan melihat kelenturan tubuh dalam menirukan tarian atau senam. Di zaman modernisasi sekarang ini banyak lagu-lagu baru yang membuat anak tertarik dalam mendengarkan serta mengikuti gerakannya. Dengan kegiatan ini diharapkan anak dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar melalui gerak dan lagu. Gerak dan lagu adalah melakukan gerakan sesuai lirik lagu yang sedang dinyanyikan. Syair lagu mengarah atau menuntun anak pada gerakan yang meniru gerak dalam lagu tersebut. Unsur musik memberikan keseimbangan hidup bagi anak, sedangkan bernyanyi dan bergerak adalah suatu kegiatan yang disukai anak, memberikan kepuasan, kebahagiaan sehingga mendorong anak lebih giat bersemangat. Dengan nyanyian pun anak lebih mudah mempelajari sesuatu. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar pada Anak Kelompok B Melalui Kegiatan Gerak dan Lagu” pada anak kelompok B2 di TK Melati Jalan Merpati 5 RT 8 Rawa Makmur Kota Bengkulu. A. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1) Bagaimana kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan motorik kasar terutama kelenturan tubuh anak kelompok B2 TK Melati Kota Bengkulu? 2) Apakah dengan kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan motorik kasar terutama kelenturan tubuh anak kelompok B2 TK Melati Kota Bengkulu?
B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan motorik kasar anak terutama kelenturan tubuh anak kelompok B2 TK Melati Kota Bengkulu 2) Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan motorik kasar terutama kelenturan tubuh anak kelompok B2 TK Melati Kota Bengkulu KAJIAN TEORI Menurut Hurlock (1978:101) keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas motoriknya. Manfaat keterampilan motorik kasar bagi perkembangan anak menurut Sumantri (2005:10) adalah: sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan untuk anak usia dini, sebagai alat untuk membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak usia dini, sebagai alat melatih keterampilan dan ketangkasan gerak juga daya pikir anak usia dini, sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan emosional ana, sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan sosial, dan sebagai alat untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami manfaat kesehatan pribadi. Perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun adalah: berlari dan langsung menendang bola, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melambungkan bola tennis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan , berjalan pada garis yang sudah ditentukan, berjinjit dengan tangan di pinggul, menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut, mengayuhkan satu kaki ke depan atau kebelakang tanpa kehilangan keseimbangan Sujiono (2014: 1.15-1.16). Tahapan proses pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap verbal kognitif, tahap asosiatif, dan tahap otomatis. menurut Fitts dan Postner yang dikutip oleh Sugiyanto dan Sujarrwo dalam Sumantri (2005:101-102) Menurut Sumantri (2005:99) kemampuan gerak dasar motorik kasar pada anak usia dini dibagi menjadi tiga macam, yaitu : gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Berdasarkan ruang lingkup di atas maka pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu gerak lokomotor, gerak non lokomotor. Menurut Sumantri (2005:99) Gerak lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh tubuh dari satu tempat ketempat yang lainnya. Keterampilan ini meliputi gerakan seperti berjalan, berlari melompat, mendaki, dan berjingkat. Sedangkan gerak nonlokomotor adalah suatu gerakan yang tidak menyebabkan pelakunya berpindah tempat, seperti menekuk, membengkokkan badan, membungkuk, menarik, mendorong, meregang, memutar, mengayun, memilin, mengangkat, merentang, dan merendahkan tubuh. Berdasarkan uraian tentang keterampilan motorik kasar di atas, adapun aspek yang akan di amati dari keterampilan motorik kasar pada penelitian ini yaitu: keterampilan berjalan, keterampila berlari, keterampila membungkuk, keterampila memutar, dan keterampila mengayun. Menurut Sujiono (2014:11.12) gerakan mengayun, memutar dan membungkuk dikombinasikan dengan gerakan berjalan dan berlari dapat menjadi salah satu bentuk latihan untuk memberikan kemungkinan kepada persendian agar dapat bergerak seluas-luasnya sehingga terbentuknya kelenturan tubuh. Gerakan yang lentur menandakan bahwa keterampilan motorik seseorang itu yang baik.
Menurut Sujiono (2014: 7.3) kelenturan adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen yang bergerak semaksimal mungkin menurut kemungkinan rentang geraknya. Kelenturan seseorang ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi. Makin luas ruang gerak sendi-sendi makin baik kelenturan seseorang. Menurut Sujiono (2014:11.12) Aktivitas pengembangan keterampilan kelenturan tubuh anak usia Taman Kanak-kanak bertujuan menghilangkan atau mengurangi kekakuan pada tubuh, menambah elastisitas pada jaringan otot, dan mengurangi ketegangan-ketegangan yang berlainan pada otot. Dengan demikian derajat kelentukan yang baik oleh anak-anak memungkinkan gerakan pada persendiannya akan lebih besar. Hal ini merupakan dasar yang sangat penting dalam rangka membina dan meningkatkan kesegaran jasmani anak-anak sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat dihindari. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan keterampilan motorik kasar anak pada aspek mengamati keterampilan berjalan, keterampila berlari, keterampila membungkuk, keterampila memutar, dan keterampila mengayun. Pengembangan keterampilan motorik kasar pada anak dilakukan melalui kegiatan gerak dan lagu. Menurut Kemdikbud. 2014 gerak dan lagu adalah melakukan gerakan sesuai lirik lagu yang sedang dinyanyikan. Dalam perkembangannya gerak dan lagu di kaitkan dengan gerakan senam (olaraga) sehingga dimasukanlah kaidah-kaidah senam di dalamnya, seperti gerakan pemanasan, inti, pendinginan. Gerak dan lagu mempunyai peranan sangat penting dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak. Unsur musik memberikan keseimbangan hidup bagi anak, memberikan kepuasaan, kebahagiaan sehingga mendorong anak lebih giat dan bersemangat. Dengan nyanyian anak lebih mudah mempelajari sesuatu. Dalam pembelajaran dengan menggunakan kegiatan gerak dan lagu dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak usia dini. Manfaat gerak dan lagu menurut Zepe (2011:14) yaitu : 1) Dengan gerakan-gerakan yang bersesuaian dengan lagu yang anak dengarkan, secara tidak langsung motorik anakpun menjadi terlatih. Semakin bervariasi gerakan yang diberikan kepada anak, maka motorik anak-anakpun semakin banyak yang terlatih. Biasanya variasi gerakan meliputi gerakan kepala, gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan pinggang dan bagian-bagian tubuh lainnya, 2) Lagu yang didengarkan akan memungkinkan keterampilan kognitif anak-anak menjadi terlatih pula. Kemampuan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar, mengembangkan diri, memecahkan masalah, dan lain-lain. 3) Biasanya gerak dan lagu dilakukan secara bersamasama. Hal ini membuat anak menjadi terbiasa untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya, dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi. 4) karena untuk melakukan gerak dan lagu anak-anak harus berbaris rapi, mengikuti instruksi guru, dan gerakan-gerakan antara satu anak dengan anak yang lain didalam gerak dan lagu bersesuaian, maka anak-anak pun terlatih untuk bisa disiplin. 5) karena gerak dan lagu adalah salah satu bagian dari olahraga atau senam, maka manfaatnya pun hampir seragam yaitu: untuk menstabilkan dan menambah kekebalan tubuh, menyehatkan badan, membuat anak berpikir lebih jernih, menghindarkan kemalasan, melatih sportifitas, dan lain-lain. Widhianawati (2011:10) menyatakan kegiatan gerak dan lagu kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan yaitu: 1) Gerak dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak untuk senam ataupun berolah raga. Sebab, dengan gerak dan lagu, mereka bisa bergerak sambil mendengarkan musik atau lagu.2) Anak usia dini belajar melalui pengalaman langsung. Melalui lagu anak akan memperoleh pengalaman secara langsung. Dengan kegiatan gerak dan lagu yang dinyanyikan secara langsung tanpa menggunakan kaset atau CD serta gerak yang dilakukan mengikuti lagu yang dinyanyikan akan memberikan sebuah pengetahuan baru untuk anak. Kegiatan gerak dan lagu akan memberikan pengalaman langsung kepada anak mengenai gerak sehingga dapat menambah pengalaman gerak anak. Melalui pengalaman itulah yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak.3) Anak usia dini merasa senang mengulang-ulang sesuatu kegiatan keterampilan melalui latihan-latihan tertentu, sampai ia benar-benar menguasainya. Sehingga kegiatan gerak dan lagu cocok digunakan sebagai pilihan kegiatan untuk anak. Hal ini karena lagu merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari anak sehingga apabila dilakukan pengulangan anak tidak mudah merasa bosan.4) Dengan menyuarakan lagu atau bernyanyi anak akan merasa senang, bahagia, gembira, dan anak dapat terdorong untuk lebih giat belajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Dalam setiap pertemuan terdapat empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan (Planning), 2) Pelaksanaan (Acting), 3) Observasi atau pengamatan (Observing), 4) Refleksi (Reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Melati Kota Bengkulu. Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan Oktober 2015 hingga bulan Maret 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 yang berjumlah 26 orang anak, yang terdiri 12 orang anak laki-laki dan 14 orang anak perempuan. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi. Teknik analisis data dihitung menggunakan rata-rata dan persentase untuk melihat ketuntasan belajar anak. Penelitian ini dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar anak secara klasikal mencapai 75%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil data penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Hasil ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas anak setiap pertemuan baik secara klasikal maupun individual pada setiap siklus. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemdikbud (2014) bahwa melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan fisik motorik anak. Meskipun demikian, keberhasilan terjadi tidak secara langsung dalam sekali kegiatan saja, namun meningkat secara bertahap hingga mencapai indikator keberhasilan melalui rentetan tindakan yang dilakukan beberapa tahap. Secara umum, peningkatan keterampilan motorik kasar anak antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari setiap pertemuan dari siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan ketiga rata-ratanya mencapai 3,16 sedangkan pada siklus II pertemuan ketiga rata-ratanya mencapai 4,02. Hal ini dikarenakan, Selama kegiatan gerak dan lagu peneliti selalu meningkatkan cara mengajar dengan lebih baik, peneliti berusaha mendekatkan diri kepada anak agar memahami karakter anak, peneliti juga menjelaskan masing-masing gerakan dengan lebih detail pada setiap pertemuan dan selalu memberi motivasi kepada anak. Sehingga, anak akan menjadi lebih paham, dan lebih bersemangat ketika melakukan kegiatan gerak dan lagu. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Sesuai dengan Fitrianti dan Reza (2009:2) mengungkapkan bahwa gerak dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk berolahraga atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bisa bergerak sambil mendengarkan musik, dan anak-anak bisa merasakan keceriaan. Hal ini tentu akan bermanfaat bagi anak secara jasmani dan rohani. Tubuh anak menjadi sehat, dan jiwa mereka pun merasakan suka cita. Dengan kegiatan gerak dan lagu dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak ini memberikan peranan sangat penting dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak. Unsur musik memberikan keseimbangan hidup bagi anak, memberikan kepuasaan,
kebahagiaan sehingga mendorong anak lebih giat dan bersemangat. Dengan nyanyian anak lebih mudah mempelajari sesuatu. Dalam pembelajaran dengan menggunakan kegiatan gerak dan lagu dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak usia dini. Masa anak usia dini adalah masa perkembangan, matangnya kemampuan psikis maupun fisik yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Selanjutnya, dilihat dari masing-masing aspek keterampilan motorik kasar anak pada setiap siklusnya yaitu, pada siklus I pertemuan I aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,69 dengan kriteria sedang. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,92 dengan kriteria sedang. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,76 dengan kriteria sedang. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,61 dengan kriteria sedang. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,84 dengan kriteria sedang. Aspek keterampilan motorik kasar anak pada siklus I pertemuan II, aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,84 dengan kriteria sedang. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,09 dengan kriteria sedang. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,90 dengan kriteria sedang. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,76 dengan kriteria sedang. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 2,96 dengan kriteria sedang. Aspek keterampilan motorik kasar anak pada siklus I pertemuan III aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,11 dengan kriteria sedang. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,36 dengan kriteria sedang. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,13 dengan kriteria sedang. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,03 dengan kriteria sedang. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,17 dengan kriteria sedang. Dari hasil pengamatan siklus I dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar anak pada gerak lokomotor lebih baik dari pada gerak non lokomotor terlihat saat melakukan gerakan anak lebih menyukai gerakan lokomotor dari pada gerakan non lokomotor karena gerakan lokomotor lebih menarik dan lebih mudah untuk diikuti oleh anak. Pada gerak lokomotor yang lebih kecil peningkatannya yaitu gerakan berjalan Hal ini dikarenakan anak belum dapat mengkordinasikan gerakan berjalan sambil mengayunkan tangan. Masih banyak anak yang belum memiliki konsentrasi dalam melakukan kegiatan gerak dan lagu sehingga masih terlihat bingung dalam melakukan gerakan berjalan sambil mengayun tangan. Sehingga pada gerakan berjalan masih banyak anak yang membutuhkan bimbingan. Sedangkan gerak non lokomotor yang lebih kecil peningkatannya yaitu gerakan memutar tangan. Hal tersebut dikarenakan anak masih melakukan gerak memutar tangan hanya didepan dadanya belum memutar tangannya dari depan hingga kebelakang dan belum memiliki kelunturan tubuh. Selain itu pembelajaran masih belum terkondisikan dikarenakan masih banyak anak yang ngobrol, bermain-main dan berlarian. Sehingga pada gerakan memutar tangan masih banyak anak yang membutuh kan bimbingan. Sedangkan, aspek kemampuan yang paling menonjol pada siklus I Pada aspek keterampilan gerak lokomotor yaitu gerakan berlari hal ini dikarenakan kemampuan berlari mudah dilakukan oleh anak. Anak tampak begitu antusias, bersemangat dan ceria, sedangkan pada aspek keterampilna gerak non lokomotor yang paling menonjol yaitu gerakan mengayun tangan. Hal tersebut karena anak-anak sangat senang dan bersemangat mengayun tangan seolah-olah seperti daun yang tertiup angin.
Selanjutnya, dilihat dari masing-masing aspek keterampilan motorik kasar anak pada siklus II pertemuan I aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,38 dengan kriteria sedang. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,67 dengan kriteria tinggi. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,5 dengan kriteria sedang. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,26 dengan kriteria sedang. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,51 dengan kriteria sedang. Aspek keterampilan motorik kasar anak pada siklus II pertemuan II aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,69 dengan kriteria tinggi. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,88 dengan kriteria tinggi. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,75 dengan kriteria tinggi. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,65 dengan kriteria tinggi. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil ratarata sebesar 3,84 dengan kriteria tinggi. Aspek keterampilan motorik kasar anak pada siklus II pertemuan III aspek berjalan (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,94 dengan kriteria tinggi. Aspek berlari (lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 4,15 dengan kriteria sangat tinggi. Aspek membungkukkan badan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 4,01 dengan kriteria sangat tinggi. Aspek memutar tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 3,9 dengan kriteria tinggi. Aspek mengayun tangan (non lokomotor) memperoleh hasil rata-rata sebesar 4,09 dengan kriteria sangat tinggi. Dari hasil pengamatan siklus II dapat disimpulkan bahwa aspek keterampilan motorik kasar anak pada gerak lokomotor masih lebih baik dari pada gerak non lokomotor, anak lebih menyukai gerakan lokomotor dari pada gerakan non lokomotor karena gerakan lokomotor lebih menarik dan lebih mudah untuk diikuti oleh anak. Pada gerak lokomotor yang lebih kecil peningkatannya yaitu gerakan berjalan, hal ini dikarenakan masih ada anak yang belum menyesuaikan gerakan dengan syair lagu, karena masih kurang konsentrasi dalam melakukan kegiatan gerak dan lagu sehingga masih terlihat bingung dalam melakukan gerakan berjalan seperti angsa. Sehingga pada gerakan berjalan masih ada anak yang membutuh kan bimbingan. Sedangkan gerak non lokomotor yang lebih kecil peningkatannya yaitu gerakan memutar tangan. Hal tersebut dikarenakan anak masih belum dapat melakukan gerak memutar tangan karena anak hanya didepan dadanya belum memutar tangannya dari depan hingga kebelakang dan belum memiliki kelunturan tubuh. Selain itu pembelajaran masih belum terkondisikan dikarenakan masih banyak anak yang ngobrol, bermain-main dan berlarian. Sehingga pada gerakan memutar tangan masih banyak anak yang membutuh kan bimbingan. Sedangkan, aspek kemampuan yang paling menonjol pada siklus II Pada aspek keterampilan gerak lokomotor yaitu gerakan berlari hal ini dikarenakan anak telah memiliki kelenturan tubuh dan kemampuan berlari mudah dilakukan oleh anak. Anak tampak begitu antusias, bersemangat dan ceria, sedangkan pada aspek keterampilna gerak non lokomotor yang paling menonjol yaitu gerakan mengayun tangan. Hal tersebut karena anak telah memiliki kelenturan tubuh dalam mengayunkan tangan dan anak-anak sangat senang dan bersemangat mengayun tangan seolah-olah seperti angsa yang sedang berenang. Dilihat pada hasil akhir siklus II pertemuan III secara individual terdapat peningkatan yaitu ada 2 orang anak mendapatkan kriteria sangat tinggi yaitu (Nur dan Vio) hal ini dikarenakan anak tersebut memiliki kelenturan yang baik dan anak tersebut lincah dalam bergerak. semangat dan antusias yang besar dalam melakukan kegiatan gerak dan lagu. Sehingga mereka mendapatkan kriteria yang terbaik. Sedangkan 5 orang anak yang mendapat kriteria sedang yaitu (Ram, Mah, Ash, Far, dan Feb). 1 orang anak yang bernama Ram memiliki tubuh yang obesitas sehingga ia malas untuk bergerak, 2 orang anak (Far dan feb)
memiliki masalah pada kesehatannya sehingga kedua orang anak tersebut tidak boleh lelah oleh orang tuanya, 2 orang anak (Mah dan Ash) tidak menyukai gerak dan lagu, karena merekan menyukai pembelajaran lainnya hal tersebut terlihat pada bakat dan hobi yang mereka meiliki yaitu menggambar dan mewarnai. Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motoroik kasar anak, kegiatan gerak dan lagu dapat merangsang keterampilan motorik kasar anak terutama dalam aspek keterampilan gerak lokomotor (berjalan dan berlari) dan non lokomotor (membungkuk, memutar, dan mengayun). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumya, dapat disimpulkan bahwa: 1) Proses kegiatan gerak dan lagu untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak dengan mengikuti proses: anak mendengarkan lagu terlebih dahulu, lalu anak mencontoh gerakan guru, anak melakukan gerak dan lagu berulang-ulang dan anak dapat melakukan kegiatan gerak dan lagu tersebut tanpa bimbingan guru. 2) Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak kelompok B2 TK Melati Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Bagi guru: apabila ingin meningkatkan keterampilan motorik kasar anak harus menggunakan kegiatan gerak dan lagu dengan mengikuti proses seperti: anak mendengarkan lagu terlebih dahulu, lalu anak mencontoh gerakan guru, anak melakukan gerak dan lagu berulang-ulang dan anak dapat melakukan kegiatan gerak dan lagu tersebut tanpa bimbingan guru. 2) Bagi sekolah: hendaknya dari pihak sekolah memberikan dukungan bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan kegiatan secara langsung dan memfasilitasi anak dengan media pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan anak khususnya dalam keterampilan motorik kasar. Sehingga anak dapat berkreasi dan berimajinasi dengan memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Terutama dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. 3) Bagi peneliti selanjutnya: diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun acuan sebagai dasar penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan peningkatan keterampilan motorik kasar anak. Kemudian dapat menggunakan variasi lagu lainnya dalam kegiatan gerak dan lagu. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Aqib, Zainal. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Decaprio, Suharsimi, dkk.2011. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogyakarta: Diva Press. Depertemen Pendidikan Nasional.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Fitrianti, Diah dan Reza Muhammad. 2009. Mengembangakan Kegiatan Gerak Dan Lagu Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun. http://ejour.enesa.ac.id/article/6349/19/ article.pdf diundu pada jumat, 16 oktober 2015. Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta:Luxima Metro Media Hurlock,B.E. 1978.Perkembangan Anak.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Indrawati Ratna. 2012. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Kegiatan Gerak Dan Lagu. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Islinia Septi. 2015. Meningkatkan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisuonal Lompat Kodok. Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu. Kemdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan Nasional.2014.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014. Jakarta. Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mahmud, A.T. 1995. Musik dan Anak. Jakarta : Depdikbud. Musfiroh, Tadkiroatun. 2010. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogjakarta: Navila. Pramita, ecka W.2010. Dahyatnya Otak Anak Usia Emas. Yogyakarta : Interprebook. Rachmi, Tetty dkk. 2009. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta. Universitas Terbuka. Setyowati, Sri. (2007). Pendidikan Seni Tari dan Koreografi Utuk Anak TK. Unesa University Press. Sujiono, Bambang dkk. 2014. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta. Universitas Terbuka. Sumantri, MS. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas. Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Widhianawati, Nana. (2011). Pengaruh Pembelajaran Gerak Dan Lagu Dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini. Edisi Khusus (Online), No. 2 ,http://jurnal.upi.edu/file/22NANA_WIDHIANAWATIbl.pdf, diakses 10 Desember 2015. Yamin, Martinis dkk. 2013. Panduan Paud.Jambi:Gaung Persada Press Group. Yudha,M. Saputra dengan Rudyanto.2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Tk.Jakarta. Depdiknas. Zepe,Kak. Jangan Biarkan Anak-Anak Nyanyi Lagu Dewasa. http://lagu2anak.blogspot.com/2011/06/. Diakses pada Selasa, 24 Nopember 2015.