Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA TEMA HIBURAN SISWA KELAS III SDN POHKECIK DLANGGU MOJOKERTO Lilik Mariani PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (
[email protected])
M. Husni Abdullah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak: Penggunaan strategi yang cenderung monoton, yaitu ceramah yang disertai sedikit tanya jawab dalam menyajikan materi pelajaran oleh guru kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto, mengakibatkan siswanya kurang berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dan akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terutama pada keterampilan menulis puisi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan upaya dengan menerapkan suatu pembelajaran yaitu dengan menggunakan media gambar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan IPA. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yaitu siklus I, siklus IIdimana setiap tindakan diamati melalui lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. Untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah diberikan dilakukan evaluasi dengan mengadakan tes tulis disetiap akhir siklusnya. Dari hasil yang diperoleh dari penelitian siklus I nilai ratarata bahasa Indonesia 64,18, siklus II nilai rata rata bahasa Indonesia menjadi 80,11. Jumlah siswa mencapai keberhasilan juga meningkat dari siklus I sebanyak 17 orang atau 63 % menjadi 22 orang atau 89 % pada siklus II dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 27 orang. Peningkatan hasil belajar siswa ini seiring dengan keaktifan siswa di dalam proses pembelajarannya yang juga selalu mengalami peningkatandisetiapsiklusnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis puisi siswa dalam pembelajaran tematik bahasa Indonesia dan IPA khusnya kelas III SDN Pohkeecik Dlanggu Mojokerto dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa dari siklus I sampai siklusII. Kata Kunci : Keterampilan, Menulis, Media, Gambar, Tematik
Abstract: The use of strategies that tend to be monotonous, which is accompanied by a little lecture question and answer in presenting the subject matter by the third grade teacher at SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto , resulting in less students play an active role in participating in learning Indonesian and ultimately lead to low student learning outcomes , especially in poetry writing skills . To overcome these problems by applying an effort of learning is by using media images. Classroom Action Research (CAR ) aims to improve writing skills in learning Indonesian poetry and science . This research was conducted in two cycles , i.e the first cycle , the cycle II where every action is observed through observation of student activity sheets and teacher observation sheet activities . To find out the results of the actions that have been given to be evaluated by conducting written tests each end of the cycle . From the results obtained from the first cycle of the study the average value of 64,18 Indonesian , second cycle average value of Indonesian to 80,11 . The number of students achieving success also increased from the first cycle to 17 people , or 63 %, to 22 or 89 % in the second cycle of the total number of students by 27 people . Improving student learning outcomes is in line with the involvement of the student in the learning process are also always increase every cycle. Based on the results obtained in the study , it can be concluded that by using the media to increase the activity of students drawing and poetry writing skills of students in thematic learning Indonesian and Science especially the third grade of SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto can be seen from the test results of students' learning cycle I to cycle II . Keywords : writing, skills , media, images , Thematic PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial, dan emosional sebagai penunjang
keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Di samping itu, melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan dan menemukan
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/ MI dapat dikategorisasi sebagai berikut : a. Aspek mendengarkan mencakup dua sub aspek yaitu: (a) Mendengarkan Aktif (b)aktif produktif. Adapun contoh dari masingmasing sub aspek itu sebagai berikut: (1) Mendengarkan Aktif dapat dicontohkan pada kompetensidasar seperti; Membedakan berbagai bunyi bahasa perintah dan dongeng yang dilisankan (2) Mendengarkan Aktif Produktif dapat dicontohkan padakompetensi dasar seperti; Menyebutkan tokohtokoh dalam cerita, Mengulang deskripsi tentang bendabenda di tentang deskripsi bendabenda di sekitar dan dongeng, Menyebutkan isi dongeng, Mendeskripsikan isi puisi. b. Aspek berbicara mencakup dua sub aspek yaitu mendengarkan aktif dan aktif produktif. (1) Berbicara aktif dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Mendeskipsikan benda benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana, Mendeklamasikan puisi anak dengan lafal dan intonasi yang Sesuai, (2) Berbicara Aktif Produktif dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Bertanya kepada orang lain dengan pikiran, perasaan, dan menggunakan pilihan kata yang tepat dan santun,Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata kata sendiri. c. Aspek membaca mencakup dua sub aspek yaitu mendengarkan aktif dan aktif produktif. (1) Membaca aktif dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Membaca nyaring teks (1520 kalimat) dengan wacanatulis dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat,membaca nyaring dan membaca dalam hati, (2) Membaca aktif produktif dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Menyebutkan isi teks agak panjang (2025 kalimat) yang dibaca dalam hati, Menjawab dan ataumengajukan pertanyaan. d. Aspek menulis mencakup dua sub aspek yaitu sastra dan non sastra. (1) Sub aspek sastra dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Menulis karangan sederhana, Menulis berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun, (2) Sub aspek
Non sastra dapat dicontohkan pada kompetensi dasar seperti; Menulis petunjuk, surat, pengumuman, formulir, teks pidato, laporan dan ringkasan. Berdasarkan pada standar kompetensi yang ada pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka aspek menulis ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis materi melalui pengelompokan kompetensi dasar pada aspek Menulis, sebagai berikut : a. Berdasarkan Standar Kompetensi menulis permulaan, dapat dikelompokkan Kompetensi Dasar; (1) Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dengan menjiplak, dan bentuk huruf menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin, (2) Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf, (3) Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar, (4) Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar, (5) Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas, (6) Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak dengan huruf tegak bersambung bersambung melalui kegiatan dikte dan menyalin, (7) Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung, (8) Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang melalui kegiatan tepat melengkapi cerita dan dikte, (9) Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik, (10) Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di dengan mendeskripsikan sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis benda di sekitar dan menyalin puisi anak, (11) Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi. b. Berdasarkan Standar Kompetensi mengungkapkan pikiran, dapatdikelompokkan Kompetensi Dasar: (1) Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang perasaan, dan informasi tersedia dengan memperhatikan penggunaan dalam bentuk paragraf ejaan dan puisi, (2) Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar, (3) Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar perasaan, dan informasi seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang dalam karangan tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, sederhana dan puisi huruf kapital, dan tanda titik, (4) Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, (5) Mengisi formulir (pendaftaran, kartu anggota, perasaan, dan informasi wesel pos, kartu pos, daftar riwayat hidup, dll.) secara tertulis dalam dengan benar bentuk formulir, ringkasan, dialog, dan parafrase, (6) Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar, (7) Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan, (8) Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan makna puisi.
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
c. Berdasarkan Standar Kompetensi mengungkapkan, dapat dikelompokkan Kompetensi Dasar; (1) Melengkapi percakapan yang belum selesai pikiran, perasaan, dan dengan memperhatikan penggunaan ejaan (tanda informasi secara tertulis titik dua, dan tanda petik) dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat, (2) Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu, (3) Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu, (4) Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau citacita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) , (5) Menyusun karangan tentang berbagai topik pikiran, perasaan, dan sederhana dengan memperhatikan informasi secara tertulis penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, dalam bentuk karangan, tanda koma, dll.) pengumuman, dan pantun anak, (6) Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan, (7) Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri ciri pantun, (8) Menulis karangan berdasarkan pengalaman pikiran, perasaan, dengan memperhatikan pilihan kata dan informasi, dan penggunaan ejaan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis, (9) Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan, (10) Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya, (11) Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan pikiran, perasaan, memperhatikan penggunaan ejaan informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas, (12) Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan, (13) Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. d. Berdasarkan standar kompetensi mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk naskah pidato dan surat resmi, dapat dikelompokkan Kompetensi Dasar; (1) Menyusun naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll.) dengan bahasa yang baik dan benar, serta memperhatikan penggunaan ejaan, (2) Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju.
Media pengajaran merupakan alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kan kepada siswa, dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang verbalisme tentu akan membosankan, dalam proses belajar media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan media sebagai perantara, kerumitan bahan yang akan disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui katakata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan materi ajar dari pada tanpa bantuan media dan sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar atau senang karena tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Dengan demikian kegiatan belajar akan lebih efektif. Belajar yang efektif harus dimulai dari pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga dalam pengajaran dari pada tanpa dibantu dengan media. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak memanfaatkan semua alat indranya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan (stimulus), yang dapat diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengelolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan pesan dalam materi yang disajikan. Untuk memanfaatkan semua alat indera dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan rangsangan (stimulus).Sedangkan rangsangan tersebut dapat direalisasikan dengan penggunaan peraga dalam pendidikan.Peraga dalam pengajaran bisa disebut dengan media pengajaran. Guru dituntut agar menggunakan alat yang dapat di sediakan oleh sekolah, tidak menutup kemugkinan bahwa alatalat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru harus dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana. Untuk itu dalam menggunakan media pengajaran guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran. Saat peneliti melakukan observasi awal di SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto. Terdapat kendala atau masalah yang dihadapi guru ketika guru mengajarkan pembelajaran tematik yang bersifat konkret. Sehingga banyak siswa di kelas III SDN Pohkecik kurang
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
memahami pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, peneliti melihat ada suatu permasalahan yang timbul pada pembelajaran Tematik IPA dan Bahasa Indonesia khususnya dalam hal menulis. Kurangnya kemampuan siswa disebabkan beberapa faktor.Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objekobjek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan belum melaksanakan model serta belum tercapainya hasil belajar . Hal itu ditunjukkan pada nilai – nilai siswa pada pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal masih mencapai 40%, sedangkan 60% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Melihat kondisi yang seperti itu, peneliti menawarkan solusi untuk mengatasi tercapainya kriteria ketuntasan minimal dengan menggunakan salah satu dari strategi pembelajaran yaitu penggunaan media. Media pengajaran digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan ini, adalah; (1) dengan media pengajaran siswa belajar akan lebih konkret dan tidak verbalisme, (2) siswa lebih memiliki motivasi dalam belajar, sebab dengan media pengajaran, kegiatan belajar akan lebih menarik, (3) kegiatan lebih bervariatif, (4) siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri dengan pengajaran yang dihadapi, (5) dengan media pengajaran kegiatan belajar siswa akan lebih membawa pemikiran siswa kepada kehidupan seharihari. Media gambar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Pesan atau informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sangat kompleks akan tetapi , yang penting adalah media yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berprestasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan media yang efektif dan menjamin terjadinya pembelajaran. Media gambar adalah media visual yang dapat dinikmati oleh orang yang memandang sebagai wujud pindahan dari keadaan sebenarnya, baik mengenai pemandangan benda barang maupun suasana kehidupan media gambar harus cocok untuk anak sekolah dasar, sehingga guru bisa menggunakan media gambar dalam
pembelajaran tematik untuk dapat menarik minat belajar siswa agar mereka tidak bosan lagi. Hal ini dikarenakan anak usia SD kelas III masih berfikir konkret sehingga untuk menampilkan sesuatu yang nyata dan sulit disampaikan dapat digunakan media gambar. Selain murah dan mudah pengadaannya, anak anak SD khususnya kelas III cenderung menyukai gambargambar yang menarik dalam belajar. Melalui media gambar tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti tersebut, maka muncul beberapa permasalahan dalam kegiatan penelitian ini. Mengapa media gambar sangat penting digunakan dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran guru ? upaya meningkatkan ketrampilan menulis puisi siswa? Hal ini perlu dibuktikan dalam penelitian tindakan kelas, khususnya pada upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran tematik tema hiburan diharapkan dapat menarik perhatian siswa,sehingga ketrampilan menulis siswa dapat meningkat. Berdasarkan permasalahan dan latar belakang diatas maka peneliti melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul ” Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Pada Tema Hiburan Siswa Kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto“. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar (Akhadiah dkk,1991: 1). Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa (BSNP, 2006: 65). Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Sehubungan dengan itu Goodman dalam Akhadiah menyatakan bahwa : (1) belajar bahasa lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan secara holistik nyata, relevan, bermakna, serta fungsional jika bahasa itu disajikan dalam konteks dan dipilih peserta didik untuk digunakan, (2) belajar bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan maksud sesuai dengan konteks lingkungan orang tua, kerabat, dan kebudayaan terdapat interdependensi antara perkembangan kognitif dan perkembangan kemampuan bahasa yang meliputi pikiran bergantung kepada bahasa dan bahasa bergantung kepada pikiran (Akhadiah, 1994:1011). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Juga dapat mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. PA disini adalah suatu cara berpikir dan cara penyelidikan untuk mencapai suatu ilmu pengetahuan tentang alam. Menurut Hendro dan Jenny (1993:3) bahwa IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu, yang dikenal dengan istilah pola berpikir ilmiah. IPA menurut Depdiknas (2004:3) adalah ilmu yang mempelajari fenomenafenomena di alam semesta. Sains memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Carin & Sund (1985:4) “Science is the system of knowing about the universe through data collected by observation and controlled experimentation”. IPA adalah sebuah sistem pengetahuan tentang alam semesta melalui kumpulan data dari observasi atau eksperimen. Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau
media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Suparno, 2005:3).Menurut Sukidi, dkk (2003:108) kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Hakikat menulis menurut Murray (dalam Haryadi, 1997:113) adalah proses berpikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan dan sampai dengan mengulas kembali. Menulis sebagai proses berpikir berarti bahwa sebelum dan atau saat setelah menuangkan gagasan dan perasaan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Proses berpikir menurut Pappas (dalam Haryadi 1997:112). merupakan aktivitas yang bersifat aktif, konstruktif dan menuangkan gagasan berdasarkan skemata, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. Menulis merupakan suatu proses menuangkan pikiran, gagasan atau pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan, keinginan atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa secara tertulis (Rofi’uddin, 1998:159). Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Byrne (dalam Haryadi, 1997:113) bahwa menulis adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimatkalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Media berasal dari bahasa latin Medium yang bearti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi.Pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat–alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Gegne (dalam Sardiman, 2005: 6) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam sardiman, 2005 : 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh–contohnya. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan dalam kegiatan belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.Adapun persamaan – persamaan dalam pendefinisian media tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran,
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Bentuk umun dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media grafis. Karena media gambara merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Sebelum kita nengetahui lebih lanjut mengenai media gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu pengertian dari media grafis. Menurut (I Made Tegeh, 2008) media grafis atau graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titiktitik, garisgaris, gambargambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian. Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra pengelihatan. Dari pengertian media grafis diatas kita dapat mengambil kesim[pulan bahwa memang benar media gambara merupakan bagian yang utuh dari media grafis tersebut karena pada dasarnya media gambara merupakan kumpulan dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambara sebuah benda atau seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh tersebut. Menurut (I Made Tegeh, 2008) yang dimaksud media gambar dilihar dari pandangan media grafis adalah gambar gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesankesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas. Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gamabar tersebut. Subana (1998:322) menjelaskan manfaat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:
1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa 2. Memperudah pengertian atau pemahaman siswa 3. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak 4. Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati. 5.Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan katakata mungkin membutukan uraian panjang. Subana (I998:322) menjelaskan syaratsyarat gambar sebagai media pembelajaran antara lain: 1. Bagus, jelas, menarik dan mudah dipahami. 2. Cocok dengan materi pembelajaran 3. Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya 4. Sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa 5. Walaupun tidak mutlak baiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya. 6. Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang sebenarnya, agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan halhal yang sedang mereka perbuat. 7. Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai nilai murni dalam kehidupan sosial. Beberapa kelebihan media gambar adalah: a. Sifatnya konkrit, gambar ataulebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa kekelas, dan tidak selalu bisa anak–anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara atau danau Toba. Peristiwa–peristiwa yang terjadi dimasa lampau, kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang–kadang tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar sangat berguna dalam hal ini. c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. d. Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman. e. Gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Media gambar yang baik adalah gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran, ada syarat–syarat yang perlu diperhatikan oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan yaitu:
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
a.
Autentik yaitu gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebanarnya. b. Sederhana yaitu komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin–poin pokok dalam gambar. Dasar pemilihan media gambar, dilatar belakangi oleh memperbaiki proses pembelajaran serta untuk memotivasi siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil pembelajaran. Selain harus memperhatikan kelebihan dan kekurangan media yang akan digunakan, ada beberapa hal yang harus dipakai sebagai dasar pertimbangan pemilihan media sehingga media pembelajaran yang digunakan tersebut benar sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung.Menurut Sardiman (2005: 84) menjelaskan pertimbangan pemilihan media adalah: (1) Bermaksud mendemonstrasikannya, (2) Merasa sudah akrab dengan media tersebut, (3) Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret , (4) Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan Dari pengertian media grafis diatas kita dapat mengambil kesim[pulan bahwa memang benar media gambara merupakan bagian yang utuh dari media grafis tersebut karena pada dasarnya media gambara merupakan kumpulan dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambara sebuah benda atau seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh tersebut. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu.Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 79). Pembelajaran tematik memiliki sejumlah ciri/karakteristik, yaitu : 1) Berpusat pada siswa 2) Memberikan pengalaman langsung 3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran 5) Bersifat fleksibel 6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa 7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Menurut Trianto (2010:8) kelebihan pembelajaran tematik antara lain: 1) Fokus pada proses belajar 2) Menghilagkan batas semu antar bagian kurikulum 3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa
4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas 5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide Pemilihan tema hendaknya memperhatikan prinsip prinsip berikut : 1) Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari yang terdekat kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anak 2) Kesederhanaan, tema hendaknya dipilih mulai dari yang mudah/sederhana sampai kepada yang lebih rumit bagi anak 3) Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih tema yang menarik minat anak 4) Kekonkritan, artinya tema yang dipilih hendaknya bersifat konkrit. 5) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak Berdasarkan penjelasan mengenai media pembelajaran dan pembelajaran tematik serta pembelajaran menulis di SD, penggunaan media gambar dan pembelajaran tematik di harapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto.
METODE Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan Trianto (2010:13) Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya,untuk kemudian diberikan tindakan lanjut yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuain dengan kondisi sehingga memperoleh hasil yang baik. Suhardjono (2007:58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dari beberapa definisi tersebut di atas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal. Adapun jenis penelitiannya yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
Deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dalam bentuk kata – kata dari suatu penelitian. Deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan data berupa aniagka angka dan teknik analisis datanya menggunakan rumus statistic,misalnya mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar, dll. Rancangan Penelitian penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian tindakan guru sebagai peneliti, dimana guru terlibat langsung secara penuh dalam proses pelaksanaan penelitian, mulai dari tahap menyusun perencanaan, melakukan tindakan, melakukan observasi dan tahap refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini, kalaupun ada, peranannya sangat kecil dan tidak dominan. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan media gambar dalam pembelajaran tematik tema diri sendiri berlangsung. Lembar pengamatan ini diisi oleh pengamat.
tingkat keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan penggunaan media gambar. Dalam menganalisis peneliti harus menentukan dengan tepat metode analisis yang akan digunakan. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode analisis yaitu: 1. Analisis Data Hasil Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Data hasil observasi aktivitas siswa, aktivitas guru, hasil belajar afektif siswa dan hasil psikomotorik siswa dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus : P=
Keterangan: P = Presentase kejadian yang muncul f = Jumlah skor yang akan dipresentasikan N = Jjumlah skor maksimal semua komponen yang diambil (Indarti, 2008:76) Kriteria penilaian: 80 – 100 = Amat Baik 70 – 79 = Baik 60 – 69 = Cukup 50 – 59 = Kurang Untuk mengetahui persentase ketercapaian dalam pembelajaran menulis puisi di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N=
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan media gambar berlangsung. Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran. Lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang situasi kelas pada saat pembelajaran. 3. Lembar Tes menggunakan Media Gambar Tes disini terkait pada teknik pengumpulan data dalam metode deskriftif kuantitatif, karena untuk mengetahui hasil / data dalam tes, dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus statistik. Menurut Arikunto (2006 :150) tes adalah serentetan pertanyan atau serta alat lain yang digunakan untuk mngukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta individu atau kelompok. Tes dilakukan secara tertulis yang meliputi LKS, dan lembar evaluasi. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
x 100 %
x 100%
2. Analisis Data Hasil Tes Rumus yang digunakan untuk mengetahui ratarata nilai secara Klasikal sebagai berikut :
Keterangan: M = mean (ratarata) ∑ X = jumlah nilai yang diperoleh siswa N = banyaknya jml siswa Sudjana (2010: 125) Ada banyak model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi secara garis besar suatu penelitian tindakan lazimnya memiliki 4 (empat) tahapan yang harus dilalui, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jenis rancangan penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian upaya meningkatkan hasil belajar menulis puisi pada siswa melalui media gambar pada tema hiburan di kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto. Hasil penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan akan dipaparkan pada tiap siklusnya. Setiap siklus tindakan pembelajaran diuraikan tentang perencanaan, pelaksanaan ,observasi, dan refleksi. Analisis data penelitian yang diuraikan adalah hasil pengamatan aktivitas guru dan selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta data tes hasil belajar yang diberikan pada setiap siklus penelitian. Adapun penyajian berikut merupakan implementasi penerapan siklus satu dan siklus dua dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar. Berikut merupakan deskripsi tindakan dan hasil penelitian tindakan kelas yang telah diterapkan: 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan berdasarkan pengamatan awal mengenai keadaan kelas, ketersediaan media, dan sejauh mana penggunaan media dalam proses pembelajaran. Dalam tahap ini,kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Melakukan analisis kurikulum yang mencakup Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pada tahap ini peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator,tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi yang akan disampaikan. Kurikulum yang dianalisis adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku saat ini. Standart
kompetensi yang digunakan adalah Bahasa Indonesia (menulis) mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah melengkapi puisi anak berdasarkan gambar. Untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Standart Kompetensi Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan dan Kompetensi Dasar adalah Membedakan ciriciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan. 2. Menentukan tema dan mata pelajaran yang dapat dikaitkan dengan tema. Berdasarkan hasil analisis kurikulum, peneliti mengambil tema “Hiburan” yang akan dipadukan antara mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 3. Menyusun Perencanaan pembelajaran yang termuat dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik dan menganilisi materi pelajran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam kelas III.. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat adalah RPP tematik dengan tema Hiburan. Adapun komponenkomponen dalam rencana pembelajaran mencakup: waktu, tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, materi, media dan sumber belajar, serta evaluasi. 4. Menyiapkan media pembelajaran (media gambar) Media gambar yang digunakan tentang gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang ada di lingkungan sekitar siswa, misalnya gambar lingkungan sekolah yang banyak sampah dan sebagainya. 5. Menyusun lembar kerja siswa beserta lembar kunci jawaban. Peneliti membuat lembar kerja siswa yang digunakan saat pembelajaran berlansung. Komponen dalam lembar kerja siswa mencakup judul, identitas, tujuan dan petunjuk pelaksaan. 6. Merancang lembar observasi guru dan siswa yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran. 7. Membuat alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa. Peneliti membuat lembar evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang telah diajarkan kepada siswa. Evaluasi yang diberikan berupa tes tulis. b. Tahap Pelaksanaan Sebelum memulai pembelajaran, yang dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti adalah mempersiapkan media gambar, dan menyiapkan perangkat pembelajaran serta lembar observasi. Observasi/ pengamatan
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yakni menggunakan pembelajaran secara langsung. c. Tahap Pengamatan Siklus 1 Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru (peneliti) dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan bantuan wali kelas 3 Bu Woro Wulandari, S.Pd dan teman sejawat peneliti Rakhmawati yang bertindak sebagai observer. 1) Aktivitas Guru Kemampuan guru (peneliti) dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran yang diamati oleh bu Woro Wulandari,S.Pd selaku guru kelas 3 SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto dan satu teman sejawat peneliti Rakhmawati. Kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dihitung dengan rumus:
P=
x 100%
Keterangan: P = Persentase f = Banyaknya frekuensi aktivitas guru muncul N = Jumlah aktivitas keseluruhan 2) Aktivitas siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran diamati oleh bu Woro Wulandari, S.Pd dan satu teman sejawat Rakhmawati yang bertindak sebagai observer. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dianalisis dengan rumus :
P=
x 100%
Keterangan: P = Persentase F = Banyaknya frekuensi aktivitas siswa muncul N = Jumlah aktivitas keseluruhan Aspek (13) Menjawab salam penutup mendapat skor 3.5 dikategotikan baik namun siswa masih belum tuntas dalam memperhatikan pesan yang disampaikan guru. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih mencapai 69%. Padahal indikator keberhasilan yang dicapai adalah kurang lebih sama dengan 80%. Aktivitas siswa yang masih belum mencapai skor teringgi adalah dan yang harus ditigkatkan adalah : a) Mendengarkan penjelasan cara mengerjakan LKS, b) siswa harus melakukan kerjasama dengan guru, b) Mempresentasikan hasil kerja, c) Mengerjakan evaluasi. 3). Data Hasil Belajar Siklus I Setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar, diakhir pembelajaran siklus I dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I No Nama Siswa Jumlah Kriteria 1 DAF 50 TT 2 AAK 40 TT 3 APS 50 TT 4 AM 50 TT 5 AIA 70 T 6 CKP 90 T 7 CA 50 TT 8 DR 70 T 9 DA 70 T 10 DSM 80 T 11 DN 70 T 12 FDT 90 T 13 HA 70 T 14 LD 90 T 15 MWE 70 T 16 MIA 70 T 17 MI 50 TT 18 MRA 70 T 19 MNJ 60 TT 20 NQA 60 TT 21 NAA 90 T 22 NLM 70 T 23 PH 40 TT 24 RDG 50 T 25 SS 50 TT 26 SNL 70 T 27 SR 70 T Jumlah 1760 Rata rata 64 Persentase 63% Ketuntasan % Dari Tabel 1 terlihat bahwa hasil evaluasi pemahaman Bahasa Indonesia materi melengkapi kalimat terlihat bahwa sebanyak 17 siswa atau 63% sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 37,03%. Ratarata nilai Bahasa Indonesia dalam melengkapi kalimat dalam puisi yang diperoleh siswa kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto adalah 64. Ketuntasan klasikal pemahaman melengkapi kalimat pada kelas III SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto adalah 63%. Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran pada siklus I belum berhasil. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan pembelajaran klasikal yang ditetapkan adalah 80% siswa telah tuntas belajar dengan standart kelulusan maksimum (SKM) ≥ 66,2. Tahap refleksi dilaksanakan pada akhir siklus I. peneliti merefleksikan kembali pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan mencari pemecahan masalah yang terjadi selama proses pembelajaran sebagai upaya perbaikan pada siklus berikutnya.Pada siklus I ada beberapa kekurangan guru selama proses pembelajaran. Kekurangankekurangan tersebut antara lain:
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
a) Terdapat kegiatan yang telah direncanakan tetapi tidak terlaksana yaitu kegiatan ice breaking. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang bersemangat dalam memulai pelajaran. Tidak terlaksananya kegiatan tersebut disebabkan guru terlalu sibuk mengondisikan siswa yang tidak bisa tenang. Karena takut alokasi waktu habis untuk hal tersebut, guru tidak menjalankan ice breaking dan melanjutkan dengan kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Menurut pengamat 2 yakni teman sejawat mengatakan bahwa penjelasan guru pada kegiatan memberikan penjelasan tentang cara menulis puisi yang berdasarkan gambar kurang jelas, sehingga sebagian besar siswa yang tidak dapat menulis dengan benar berdasarkan media gambar tersebut. Hal tersebut berimbas pada hasil belajar siswa, seluruh siswa tidak mampu mencapai standar yang ditentukan. Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya adalah peneliti selaku guru harus lebih jelas dalam memberikan penjelasan tentang tata cara menulis berdasarkan tema pada gambar. Persentase ketidaktuntasan standart yang sangat besar mengharuskan peneliti untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. 2. Hasil Penelitian Siklus II Pada siklus II ini juga dilaksanakan dua kali pertemuan untuk dua mata pelajaran dengan satu tema. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 Nopember 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Nopember 2013. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan media gambar dan jumlah siswa yang hadir sebanyak 27. Penelitian ini juga terdiri dari tiga tahap yaitu sbagai berikut : a. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Peneliti menyusun kembali perencanaan berdasarkan refleksi siklus I. 2) Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian siklus II yaitu tanggal 25 Nopember 2013 dan tanggal 28 Nopember 2013. 3) Menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar. 4) Menetukan tema dan mata pelajaran yang dapat dikaitkan dengan tema. 5) Menyusun perencanaan pembelajaran yang termuat dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik 6) Menyiapkan media pembelajaran. 7) Menyusun lembar kerja siswa beserta kunci jawaban.
8) Merancang lembar observasi guru dan siswa. 9) Membuat alat evaluasi pembelajaran berupa tes tulis. b. Tahap Pelaksanaan Sebelum memulai pembelajaran, yang dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan media gambar, dan menyiapkan perangkat pembelajaran serta lembar observasi. Observasi/ pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yakni menggunakan pembelajaran secara langsung. c. Tahap Pengamatan 1) Aktivitas Guru Kemampuan guru (peneliti) dalam mengelola dan melaksanakan pembelajran yang diamati oleh bu Woro Wulandari.S.Pd selaku guru kelas 3 SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto dan satu teman sejawat peneliti Rakhmawati. Pengamatan dilakukan sejak awal hingga akhir pemeblajaran di siklus II. Kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P=
x 100%
Keterangan: P = Persentase f = Banyaknya frekuensi aktivitas guru muncul N = Jumlah aktivitas keseluruhan 2) Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajarn diamati oleh bu Woro Wulandari, S.Pd dan satu teman sejawat Rakhmawati yang bertindak sebagai observer. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dianalisis dengan rumus:
P=
x 100%
Keterangan: P = Persentase F =Banyaknya frekuensi aktivitas siswa muncul N = Jumlah aktivitas keseluruhan 3) Data Hasil Belajar Siklus II Setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar, diakhir pembelajaran siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:\ Tabel 2 Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II No Nama Siswa Jumlah Kriteria 1 DAF 60 TT 2 AAK 70 T 3 APS 80 T
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
4 AM 5 AIA 6 CKP 7 CA 8 DR 9 DA 10 DSM 11 DN 12 FDT 13 HA 14 LD 15 MWE 16 MIA 17 MI 18 MRA 19 MNJ 20 NQA 21 NAA 22 NLM 23 PH 24 RDG 25 SS 26 SNL 27 SR Jumlah Rata rata Persentase Ketuntasan %
100 80 100 70 80 70 70 90 80 80 100 80 80 60 100 70 70 100 80 60 70 70 100 80 2150 80
T T T T T T T T T T T T T TT T T T T T TT T T T T
peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran klasikal yang ditetapkan yaitu ≥ 80% dan individu mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 66. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Melengkapi Kalimat Berdasarkan Gambar dalam Puisi. Pelaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya menulis dengan menggunakan media gambar dilakukan dalam siklus yang berulang, oleh karena pada siklus II telah mencapai keberhasilan maka kegiatan pembelajaran khususnya menulis dengan menggunakan media gambar dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Pertemuan diamati oleh dua pengamat yaitu wali kelas III dan teman sejawat yang berpedoman pada lembar observasi guru dan lembar observasi hasil menulis siswa. Setelah dilakukan rekapitulasi dan analisis terhadap hasil observasi guru dari kedua pengamat, hasilnya menunjukkan bahwa dari siklus satu ke siklus berikutnya terdapat peningkatan persentase dan skor pencapaian kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan data dalam bentuk diagram batang mengenai persentase aktivitas guru baik siklus I maupun siklus II.
89%
Dari Tabel 2 terlihat bahwa hasil evaluasi pemahaman Bahasa Indonesia terlihat bahwa sebanyak 24 siswa atau 89 % sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 11.11%. Ratarata nilai Bahasa Indonesia dalam melengkapi kalimat dalam puisi siswa kelas III SDN Pohkecik adalah 80. Ketuntasan klasikal pemahaman melengkapi kalimat pada kelas III SDN Pohkecik adalah 89%. Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran pada siklus II berhasil. Hal ini dikarenakan indikator keberhasilan pembelajaran klasikal yang ditetapkan adalah 80% siswa telah tuntas belajar dengan standar kelulusan maksimum (SKM) 66,2. Berdasarkan peningkatan aktivitas guru dan kemampuan menulis siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh aspek yang diteliti telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan.Dengan demikian peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus selanjutnya. Pembahasan Dari paparan berdasarkan penyajian dan analisis data persentasi di atas dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat dilihat pada hasil tes belajar siswa selama dua siklus. Persentase siklus I 63% menjadi 89% pada siklus II. Hasil belajar mengalami
89% 75%
Diagram 1 Persentase Observasi Guru Siklus I dan II Keberhasilan: >80% langkah kegiatan pembelajaran terlaksana Berdasarkan data pada diagram batang tersebut, informasi yang di dapat adalah: a. Pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran yang direncanakan, 63% terlaksana. Hal tersebut dikarenakan satu kegiatan yang direncanakan yaitu memberikan ice breaking tidak terlaksana. b. Pada siklus II, dari kegiatan pembelajaran yang direncanakan, 89% terlaksana. Dari adanya tahap refleksi, peneliti mempersiapkan diri sebaik mungkin agar seluruh kegiatan dapat terlaksana. 2. Peningkatan Kemampuan Melengkapi Puisi a. Pada siklus I, hasil pengerjaan evaluasi akhir (LP 1 dan 2) menunjukkan bahwa hanya 10 siswa (63%) mencapai ketuntasan. Hal tersebut dikarenakan siswa masih belum bisa menulis menggunakan katakata yang tepat menurut gambar. b. Pada siklus II, hasil pengerjaan evaluasi akhir ( 1 dan 2) menunjukkan bahwa 24 siswa (89%)
Penggunaan Media Gambar pada Tema Hiburan
mencapai ketuntasan. Adanya peningkatan persentase sebesar 26% dikarenakan siswa merasa memiliki pengalaman menulis yang dilakukan pada siklus I dan siswa tidak merasa kesulitan bahkan menjadi semakin lancar menulis. Walaupun terdapat kegiatan pengerjaan LKS dan evaluasi akhir (1dan2), hasil belajar tetap diutamakan pada menulis siswa berdasarkan gambar. Karena pada intinya, penelitian penggunaan media gambar ini adalah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan melengkapi puisi siswa dengan menggunakan media gambar. Untuk memudahkan dalam membaca data, berikut ini disajikan diagram batang mengenai hasil belajar siswa utamanya adalah hasil menulis puisi siswa.
86,5%
69%
Diagram 2 Ketuntasan menulis puisi siklus I dan II Keberhasilan: 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM Berdasarkan diagram 2, terlihat bahwa ketuntasan menulis puisi siswa pada siklus I memperoleh persentase 63%, yang berarti belum mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan yaitu ≥ 80%. Hal tersebut dikarenakan ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa masih belum bisa melengkapi puisi dengan benar. Oleh sebab itu, perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas. Setelah ada perbaikan, kemampuan meengkapi puisi siswa pada siklus II menjadi lebih baik.Hal ini terbukti dengan meningkatnya kemampuan menulis siswa sebesar 26% menjadi 89% pada siklus II.Dengan demikian, kemampuan menulis siswa telah mencapai keberhasilan.
64
80
Diagram.3 Peningkatan Nilai menulis siswa Keberhasilan: Ratarata nilai > 66 Berdasarkan diagram 3, terlihat bahwa ketuntasan nilai menulis siswa pada siklus I memperoleh persentase 64, yang berarti belum mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan yaitu ≥ 66. Hal tersebut dikarenakan ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa masih belum bisa memilih kata – kata yang tepat dalam melengkapi puisi. Oleh sebab itu, perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas. Setelah ada perbaikan, nilai kemampuan menulis siswa pada siklus II menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai kemampuan menulis siswa sebesar 64 menjadi 80 pada siklus II. Dilihat dari semua hasil yang telah diperoleh pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dari siklus I sampai dengan siklus II sangatlah jelas bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada tema Hiburan di SDN Pohkecik Dlanggu Mojokerto. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III SDN Pohkecik, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Pohkecik Dlanggu telah mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. 3. Peningkatan hasil belajar siswa telah diterapkan dalam penggunaan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III SDN Pohkecik dapat dilihat pada hasil tes belajar
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2012, 0 216
siswa dari siklus I sampai siklus II. Hasil belajar mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajarn klasikal yang ditetapkan yaitu ≥ 80% dan secara individu mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 66. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan agar dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media gambar, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
1. Untuk meningkatkan aktivitas guru, sebaiknya guru menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran terutama pada pembelajaran tematik agar mudah dimengerti dan dipahami siswa. 2. Dalam meningkatkan aktivitas siswa, sebaiknya diterapkan penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan termotivasi. 3. Hasil belajar siswa akan lebih meningkat jika guru menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajarannya sehingga kualitas pembelajaran disekolah dapat meningkat.
Trianto. 2007. Model PembelajaranTerpadu. Jakarta: PT PrestasiPustaka.
DAFTAR PUSTAKA (2006).Kurikulum Tingkat [Indonesian National PusatKurikulum.
Satuan Pendidikan Curriculum]. Jakarta:
Alwi,Hasal.2000.Kamus Besar Bahasa Indonesia.J akarta :Depdiknas. Arikunto,Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT RinekaCipta. Depdiknas.2008.KamusBahasaIndonesia. PusatBahasa
Jakarta:
Julianto, dkk. 2011. TeoridanImplementasi Model – model PembelajaranInovatif. Surabaya: Unesa University Press. Julianto.2010.KajianTeoridanImplementasiModelPembel ajaranTerpadudalamPembelajaran di Kelas.Surabaya: Unesa University Press. Kunandar.2008. LangkahMudahPenelitianTindakanKelassebagaiP engembanganProfesi Guru. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. Margono,S.2009.MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: RinekaCipta. Mulyani.dkk. 1995.StrategiBelajarMengajar. Surabaya: Unesa University Press.
Sadiman, Arif. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Sudjana.dkk.2010.MediaPengajaran. SinarBaruAlgesindo.
Bandung:
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Tarigan,HenryGuntur.1989.PengajaranKompetensiBahas aIndonesia. Bandung: Angkasa.
Trianto.2010.MengembangkanModelPembelajaranTemat ik.Jakarta:PT Prestasi Pustaka raya.