Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 155-163 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/JPH
ISSN : 2443-3608
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X3 SMA PGRI 6 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN
Mariatul Qibtiah¹, Almira Ulimaz1 ¹ Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks. H. Iyus Blok A No.18 RT.23 e-mail :
[email protected]
Abstrak Hasil wawancara dengan guru Biologi kelas X 3 di SMA PGRI 6 Banjarmasin, terdapat beberapa permasalahan terutama pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa juga kurang aktif saat mengikuti pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis siswa juga masih rendah. Berdasarkan masalah yang telah dihadapi peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut : Apakah model inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penggunaan model inkuiri mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa,. Teknik mengumpulakn data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa, Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pembelajaran dengan model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa setiap siklusnya. Berpikir kritis siswa siklus I mendapatkan nilai rata-rata 2,90 kualifikasi baik, dan pada siklus II 3,53 dengan kualifikasi sangat baik. Kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan menggunkaan model inkuiri sudah tergolong sangat baik. Hal tersebut ditunjukan saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa, dimana siswa sudah dapat mengenali masalah (merumuskan masalah), membuat jawaban sementara (merumuskan hipotesis), melaksnakan percobaan (mengumpulkan data), melakukan pemecahan masalah (menganalisis data) dan menarik kesimpulan. Kata kunci :Inkuiri,, berpikir kritis
Publised : September 2016
PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk mewujudkan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern (Amri, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas X 3 di SMA PGRI 6 Banjarmasin, terdapat beberapa permasalahan terutama pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Pada saat 155
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X3 SMA PGRI 6 Banjarmasin Menggunakan Model Inkuiri Pada Materi Perubahan Lingkungan
pembelajaran berlangsung siswa juga
kurang aktif saat mengikuti pembelajaran. Keterampilan
berpikir kritis siswa juga masih rendah, karena banyak siswa yang belum dapat merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan pada materi yang diajarkan. Permasalahan diatas memerlukan pemecahan masalah yang dapat menjadikan siswa lebih aktif saat pembelajaran. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa dapat lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Model yang digunakan dapat menggunakan model pembelajaran Inkuiri dimana siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaanpertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara kepada siswa untuk membangun kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) yang berkaitan dengan proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu dalam membangun kemampuan itu (Nur, 2014) Berpikir kritis adalah suatu aktivitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi (Fisher, 2009). Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Perubahan Lingkungan”. Pemecahan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, Apakah model inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin?. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dikemukakan tujuan dari penelitian sebagai berikut, menentukan penggunaan model inkuiri mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Sanjaya, 2013). Proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah saat pembelajaran berlangsung.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu kajian yang bersifat reflektif untuk meningkatkan kemampuan rasional, memperdalam pemahaman serta memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas (Komaidi, 2011). Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMA PGRI 6 Banjarmasin, beralamatkan di Jalan Belitung Darat RT.29 NO.26 Banjarmasin. 156
Qibtiah M & Ulimaz A / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 155-163
Penelitian Tindakan Kelas minimal terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap. Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Fase 1.
Menyajikan pertanyaan atau masalah.
2.
Membuat hipotesis
3.
Merancang percobaan
4.
Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi 5. Mengumpulkan dan menganalisis data. 6. Membuat kesimpulan (Trianto 2009 : 172).
Prilaku guru Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menajdi prioritas penyelidikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan. Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Teknik mengumpulakn data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Tes, digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan dan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal essay. b. Penilaian kinerja siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa, yaitu dengan lembar kerja siswa (LKS). c. Observasi, teknik ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru, penilaian afektif, dan psikomotor siswa, yaitu dengan lembar observasi. Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang telah dikumpulkan sebagai berikut : a. Data hasil belajar kognitif dilakukan secara diskriptif, yaitu dengan cara menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut : Ketuntasan individual =
x 100
Ketuntasan klasikal =
x 100%
b. Keterampilan berpikir kritis, perilaku berkarakter, sosial, psikomotor, dan aktivitas guru. Nilai =
x4
157
Qibtiah M & Ulimaz A / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 155-163
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila mencapai ketentuan sebagai berikut: 1) Pemahaman individu mencapai apabila nilai akhir siswa mendapat nilai ≥70 sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh SMA PGRI 6 Banjarmasin. 2) Pemahaman siswa secara klasikal tercapai apabila terdapat 85% siswa yang mencapai KKM mata pelajaran Biologi kelas X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin. 3) Keterampilan siswa, Nilai
Angka
Keterangan
A
3,33 < Skor ≥ 4,00
Sangat baik
B
2,33 < Skor ≥ 3,33
Baik
C
1,33 < Skor ≥ 2,33
Cukup baik
D
Skor ≤ 1,33
Kurang baik
(Sumber : Ibrahim, 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkanketerampilan berpikir kritis siswa kelas X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin pada materi perubahan lingkungan, dengan jumlah siswa 33 orang. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar penilaian proses, lembar observer kinerja guru, lembar observer sikap siswa, dan lembar keterampilan siswa.
100% 100.00%
81.82%
50.00% 12.12%
9.90%
0.00% Siklus I Pretest
Siklus II Postest
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II pada Materi Perubahan Lingkungan
158
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X3 SMA PGRI 6 Banjarmasin Menggunakan Model Inkuiri Pada Materi Perubahan Lingkungan
Gambar grafik tersebut menunjukan perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa mendapatkan ketuntasan klasikal pada saat pretest 12,12% dan mengalami peningkatan pada saat posttest dengan ketuntasan klasikal 81,82%. Pada siklus II siswa memperoleh ketuntasan klasikal dengan nilai 9,90% dan meningkat pada saat siswa melakukan posttest menjadi 100%. Pada siklus I keterampilan berfikir kritis siswa dengan kualifikasi baik dengan nilai 2,90 dan meningkat pada siklus II menjadi 3,53 dengan kualifikasi sangat baik.
3.53
4 2.9 3
Siklus I
2
Siklus II
1 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Grafik Hasil Observasi Keterampilan Kinerja Proses Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
3.3
4 3
2.62
2
Siklus I
1
Siklus II
0
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Grafik Hasil Observasi Psikomotor Siswa pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan hasil pengamatan psikomotor pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa mendapatkan nilai 2,62 dengan kualifikasi baik sedangkan pada siklus II mendapatkan nilai dengan kualifikasi baik dan mengalami peningkatan yaitu dengan nilai 3,30. Penilaian perilaku berkarakter siswa pada siklus I mendapatkan nilai 3,05 dengan kualifikasi baik dan meningkat pada siklus II dengan nilai 3,69 dengan kualifikasi sangat baik. Pada penilaian keterampilan sosial siswa pada siklus 159
Qibtiah M & Ulimaz A / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 155-163
I mendapatkan nilai 3,14 dengan kualifikasi baik dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dengan nilai 3,66 dengan kualifikasi sangat baik. 3.69
3.05
4
Siklus I
2
Siklus II
0
Siklus I
Siklus II
Gambar 4. Grafik Hasil Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
3.66
4
Siklus I
3.14
3.5
Siklus II
3 2.5 Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Grafik Hasil Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus I dan Siklus II. Data temuan penelitian tentang hasil kinerja guru selama proses pembelajaran pada gambar grafik berikut menunjukan hasil kinerja guru pada saat proses pembelajaran. Pada siklus I kinerja guru mendapatkan nilai 3,13 dengan kualifikasi baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,63 dengan kualifikasi sangat baik.
3.63
4 3.5
3.13 Siklus I
3
Siiklus II
2.5
Siklus I
Siiklus II
Gambar 6. Grafik Hasil Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II.
160
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X3 SMA PGRI 6 Banjarmasin Menggunakan Model Inkuiri Pada Materi Perubahan Lingkungan
Penerapan pembelajaran dengan model inkuiri pada materi perubahan lingkungan telah sesuai dengan yang diharapkan karena telah mencapai tujuan. Hasil yang diperoleh pada siklus II data kualitatif Keterampilan berpikir kritis siswa telah mencapai kualifikasi sangat baik, karena banyak siswa yang sudah aktif saat pembelajaran berlangsung.
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Siklus I
Siklus II
Merumuskan Masalah
2.85
3.72
Merumuskan Hipotesis
2.96
3.63
Mengumpulkan data
2.71
3.35
Menganalisis data
2.8
3.46
Menarik Kesimpulan
3.16
3.57
Gambar 6. Grafik Hasil Keterampilan Berpikir Siswa pada Siklus I dan Siklus II. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dikarenakan bahwa penerapan model pembelajran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2013). Keunggulan dari model inkuiri sendiri merupakan model pembelajaran yang menekankan yang berupaya menanamkan dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah (Nur, 2014). Kemampuan berpikir kritis siswa X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan menggunkaan model inkuiri sudah tergolong sangat baik. Hal tersebut ditunjukan saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa, dimana siswa sudah dapat mengenali masalah (merumuskan masalah), membuat jawaban sementara (merumuskan hipotesis), melaksnakan percobaan (mengumpulkan data), melakukan pemecahan masalah (menganalisis data) dan menarik kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir kritis yang mengacu pada Fisher (2009). Data tersebut menunjukan bahwa guru benar-benar meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan memberikan motivasi, dan yang
161
Qibtiah M & Ulimaz A / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 155-163
dinilai dengan menggunakan penilaian kinerja proses yang mengacu pada aspek keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri ternyata mampu mengubah perilaku berkarakter siswa dan keterampilan sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan siswa saat proses pembelajaran dilaksanakan. Ada siswa yang mulai bertanya dan menyumbangkan idenya saat belajar. Ditambahkan oleh Aunurrahman (2012), bahwa siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan pada ranah kognitif, afektif secara hirarkis. Selanjutnya, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai kinerja guru biologi kelas X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin telah berjalan baik, karena guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model inkuiri. Keberhasilan guru melaksanakan pembejaran adalah terbukti dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa, penelitian ini senada dengan penelitian Ernawati (2013). Kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan menggunkaan model inkuiri sudah tergolong sangat baik. Hal tersebut ditunjukan saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa, dimana siswa sudah dapat mengenali masalah (merumuskan masalah),
membuat
jawaban
sementara
(merumuskan
hipotesis),
melaksnakan percobaan
(mengumpulkan data), melakukan pemecahan masalah (menganalisis data) dan menarik kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong peserta didik untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Selain itu inkuiri juga dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat dibutuhkan peserta didik agar mampu berpikir ilmiah, seperti: (1) Keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan data dan pengorganisasian data, termasuk merumuskan hipotesis serta menjelaskan fenomena, (2) kemandirian belajar baik individu maupun kolektif, (3) kemmapuan mengekspresikan rasa ingin tahu secra verbal, (4) kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis, (5) kesadaran ilmiah bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif (Suyadi, 2013). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, psikomotor dan berpikir kritis siswa X 3 SMA PGRI 6 Banjarmasin.
DAFTAR RUJUKAN Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta:Prestasi Pustakaraya. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
162
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X3 SMA PGRI 6 Banjarmasin Menggunakan Model Inkuiri Pada Materi Perubahan Lingkungan
Ernawati, 2013. Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Biologi pada Materi Kingdom Animalia Menggunakan Pembelajraan Inquiri Terbimbing pada Siswa Kelas X 1 SMA Negeri 1 Gambut Kabupaten Banjar. Skripsi. Banjarmasin : Program S1 STKIP PGRI Banjarmasin Fisher. 2009. Berfikir Kritis : Sebuah pengantar. Jakarta:Erlangga Ibrahim. 2014. Pelaksanaan kurikulum 2013, Bagaimana yang Seharusnya dilakukan?. Makalah ini disajikan pada Seminar Kurikulum 2013 di STKIP PGRI Banjarmasin, Kalimantan selatan 10 mei 2014 Komaidi, Didik. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Sabda Media Nur. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta:Prestasi Pustakaraya. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Skripsi Banjarmasin:Program SI STKIP PGRI Banjarmasin Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
163