LAPORAN TUGAS AKHIR
MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
A14.17802 Tugas Akhir Komunikasi Visual Semester Genap - 2014/2015
FATIMAH ZAHRA A14.2010.00955
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL–S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2015
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
JUDUL
: MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
NAMA
: FATIMAH ZAHRA
NIM
: A14.2010.00955
Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 8 Juli 2015
Auria Farantika Yogananti,S.Sn,MTDdesign Pembimbing I
Abi Senoprabowo,M.Ds Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M Dekan Fakultas Ilmu Komputer
ii
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TUGAS AKHIR
JUDUL
: MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
NAMA
: FATIMAH ZAHRA
NIM
: A14.2010.00955
Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji pada sidang Tugas Akhir
Semarang, 30 Juli 2015 Dewan Penguji
Bernardus Andang Prasetya Adiwibawa, ST, M.Si Ketua Penguji
Toto Haryadi, M.Ds Anggota I
Hanny Haryanto, S.Kom, M.T Anggota II
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah ini, saya: NAMA
: FATIMAH ZAHRA
NIM
: A14.2010.00955
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 30 Juli 2015 Yang menyatakan,
Fatimah Zahra
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertandatangan di bawah ini, saya: NAMA
: FATIMAH ZAHRA
NIM
: A14.2010.00955
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan pada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive) Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
Beserta perangkat yang diperlukan dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, menyalin ulang (memperbanyak), menggunakan, mendistribusikan, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Semarang, 30 Juli 2015 Yang menyatakan,
Fatimah Zahra
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih karunia dan anugrah-Nya maka penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir ini berupa media dan laporan berjudul
“MENINGKATKAN
KESADARAN
yang
PENGENDARA
KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT”. Tugas Akhir ini disusun untuk untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Desain pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. ALLAH SWT yang telah memberikan kelancaran dan perlindungan dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini. 2. Keluarga selalu
tercinta
(Ayah,mama,suami,nenek dan adik-adik)
yang
mendoakan, mendukung, serta memberi semangat yang sangat
berguna bagi penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4.
Bapak Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
5.
Ibu Ir. Siti Hadiati Nugraini,M.Kom, Ph.D. selaku Kepala Program Studi DKV-S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
6.
Ibu Auria Farantika Yogananti,S.Sn,MTDdesign dan Bapak Abi Senoprabowo,M.Ds selaku Dosen Pembimbing.
7. Bapak Hanny Haryanto,S.Kom, M.T selaku Dosen Wali.
vi
8. Mas Agus selaku penjaga palang pintu kereta Api ngaglik sebagai sumber wawancara 9. Teman-teman DKV UDINUS (Amanda, Bayu, Barron, Dwi, Dhani, Bernike, Nadia, Vita, Nadia, Ribka, Denisa, Upik, dan Nea) yang selalu membantu dan memberi masukan ide-ide, Terutama Bayu dan Barron yang membantu sebagai Animator. 10. Serta semua pihak yang turut membantu penulis baik secara langsung dan tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga Perancangan Tugas Akhir dan laporan ini dapat bermanfaat
bagi
pembaca
pada
umumnya
dan
bagi
mahasiswa Desain Komunikasi Visual UDINUS pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini dan demi kebaikan penulis di masa mendatang. Semarang, 23 Juli 2015 Penulis, Fatimah Zahra
vii
ABSTRAK Banyak pengendara kendaraan yang masih saja menerobos palang pintu kereta api. Mereka memilih menerobos palang pintu kereta api karena ingin cepat sampai pada tujuan tanpa memikirkan akibat yang terjadi jika menerobos palang pintu kereta api. Melihat dari masalah yang ada, penulis mencoba untuk mengurangi perilaku pengendara kendaraan dari yang menerobos palang pintu kereta api menjadi tidak menerobos melalui Iklan Layanan Masyarakat. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif, data diperoleh melalui wawancara dan kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis 5W+1H untuk mendapatkan konsep perancangan. Sebagai hasil konsep perancangan, Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan media utama animasi dan menggunakan beberapa media pendukung. Media iklan animasi dipilih karena memiliki tampilan yang lebih menarik untuk disajikan secara umum, sehingga diharapkan pesan yang akan disampaikan dapat diterima denganbaik. Kata Kunci : Iklan Layanan Masyarakat, Perlintasan Kereta Api, Animasi
viii
ABSTRACT There are still many riders on the streets breaching the railroad crossing. They choose to do that because they want to reach the destination quickly without thinking about the consequences. Looking at the problem, writer tried to change the behavior of the riders, from breaching the railroad crossing to not doing that, with Public Service Advertisement. The research was done with qualitative method, gathering data from interviews and then analyzing the data gathered, with 5W+1H to get the design concept. As the result of the design concept, the Public Service Advertisement used animation as the primary media and some secondary media. Animation was chosen because, in general, it has more attractive value in the presentation, so that the message can be received successfully. Keyword : Public Service Advertisement, Railroad Crossing, Animation
ix
DAFTAR ISI PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ......................................................................... ii PENGESAHAN TUGAS AKHIR ......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR.................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT............................................................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3
Batasan Perancangan ................................................................................ 4
1.4
Tujuan Perancangan ................................................................................. 4
1.5
Manfaat Perancangan ............................................................................... 4
1.6
Tinjauan Teori .......................................................................................... 5
1.6.1
Tinjauan Teori Seputar Permasalahan .............................................. 5
1.6.1.1 Perlintasan Kereta Api................................................................... 5 1.6.1.2 Pengetahuan................................................................................... 5 1.6.1.3 Sikap .............................................................................................. 7 1.6.1.4 Kewaspadaan................................................................................. 9 1.6.1.5 Perilaku........................................................................................ 10 1.6.1.6 Kecelakaan .................................................................................. 11 1.6.2
Tinjauan Teori Seputar Desain Komunikasi Visual ....................... 14
1.6.2.1 Teori Advertising ........................................................................... 14 1.6.2.2 Teori Sinematografi..................................................................... 15 1.6.2.3 Teori Animasi................................................................................. 17 1.6.2.4 Teori Warna................................................................................. 18
x
1.6.2.5 Teori Ilustrasi .............................................................................. 19 1.6.2.6 Teori Pemilihan Media ................................................................ 20 1.6.3
Tinjauan Perundangan..................................................................... 21
1.6.3.1 Pasal 114 UU No.22 Tahun 2009................................................ 21 1.6.3.2 Pasal 110 Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 ................... 21 1.6.3.3 Pasal 296...................................................................................... 21 1.7
Metode Penelitian................................................................................... 22
1.8
Metode Pengumpulan Data .................................................................... 22
1.8.1
Data Primer ..................................................................................... 22
1.8.2
Data Sekunder ................................................................................. 23
1.8.3
Metode Analisis Data...................................................................... 23
1.9
Bagan Alir Penelitian ............................................................................. 24
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA ............................................................26 2.1
Data ........................................................................................................ 26
2.1.1
Data Primer ..................................................................................... 26
A. Kesadaran Pengguna Kendaraan Di Perlintasan Kereta Api .............. 26 B. Hasil Wawancara ................................................................................ 27 C. Data Target Audiens ........................................................................... 28 2.1.2
Data Sekunder ................................................................................. 29
A. Palang Pintu Kereta Api Rawan Kecelakaan Di Jawa Tengah........... 29 B. Berita Kecelakaan Akibat Menerobos Palang Pintu Kereta Api ........ 30 C. Sosialisasi yang Pernah di lakukan ..................................................... 31 D. Data Klien ........................................................................................... 32 2.2
Analisis Data .......................................................................................... 34
2.2.1
Analisis Data 5W-1H ...................................................................... 34
2.2.2
Kesimpulan ..................................................................................... 36
2.2.3
Hipotesis......................................................................................... 37
2.3
Faktor Penghambat dan Pendukung ....................................................... 37 2.3.1
Faktor Penghambat...................................................................... 37
2.3.2. Faktor Pendukung ................................................................................ 38 2.4
Usulan Pemecahan Masalah ................................................................... 38 xi
2.5
Statement Pokok Periklanan................................................................... 38
KONSEP PERANCANGAN.................................................................................39 3.1
Konsep Pokok Iklan Layanan Masyarakat ............................................. 39
3.2
Konsep Kreatif ....................................................................................... 39
3.2.1
Strategi Kreatif ................................................................................ 39
3.2.2
Pendekatan Isi Pesan ....................................................................... 39
3.2.3
Penentuan “what to say?” dan “how to say?” ................................. 39
3.2.4
Desire Response .............................................................................. 40
3.3
Program Kreatif ...................................................................................... 40
3.3.1 3.3.2
Tema Pokok .................................................................................... 40 Pendukung Tema ......................................................................... 40
3.3.3
Pedoman Bentuk Kreatif ................................................................. 41
3.3.4
Daya Tarik Pesan Iklan ................................................................... 42
3.3.5
Teknik dan Visualisasi .................................................................... 42
3.3.6
Story Line........................................................................................ 42
3.3.7
Setting Adegan ................................................................................ 43
3.3.8
Break Down Script.......................................................................... 43
3.3.9
Format Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat............................... 43
3.4
Media Planning....................................................................................... 44
3.4.1
Strategi Media ................................................................................. 44
3.4.2
Program Media................................................................................ 46
3.5
Biaya Perancangan ................................................................................. 46
3.5.1
Biaya Media .................................................................................... 46
3.5.2
Biaya Kreatif ................................................................................... 47
3.5.3
Total Biaya Perancangan................................................................. 47
DESAIN DAN PENGEMBANGAN.....................................................................48 4.1
Karakterisasi Visual ............................................................................... 48
4.1.1
Pengendara Kendaraan.................................................................... 48
4.1.2
Visual Pendukung ........................................................................... 51
4.1.3
Studi Visual Tipografi..................................................................... 55
4.2
Story Board............................................................................................. 56 xii
4.3
Aplikasi Media Pendukung .................................................................... 58
4.3.1
Kaos ................................................................................................ 58
4.3.2
Tote Bag .......................................................................................... 59
4.3.3
Cover Bag ....................................................................................... 60
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................62 5.1.
Kesimpulan............................................................................................. 62
5.2
Saran ....................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................63 LAMPIRAN...........................................................................................................65
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Break Down Script................................................................................ 43 Tabel 3.2 Program Media...................................................................................... 46 Tabel 3.3 Biaya Media .......................................................................................... 46 Tabel 3.4 Biaya Kreatif ......................................................................................... 47 Tabel 3.5 Total Biaya Perancangan ...................................................................... 47 Tabel 4.1 Story Board ........................................................................................... 56
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 pengendara menerobos palang pintu kereta api .................................. 2 Bagan 1.1 Bagan Alir Penelitian........................................................................... 25 Gambar 2.1 Mulyono membawa himbauan .......................................................... 31 Gambar 2.2 ambien media giant cleaver .............................................................. 31 Gambar 2.3 Logo DISHUBKOMINFO................................................................ 32 Gambar 4.1 Pengendara Kendaraan di Perlintasan Kereta Api ............................ 48 Gambar 4.2 Referensi Gambar Pengendara Kendaraan........................................ 48 Gambar 4.3 Visualisasi Pengendara Kendaraan ................................................... 49 Gambar 4.4 Referensi Gambar Kendaraan ........................................................... 50 Gambar 4.5 Visualisasi Tokoh Pendukung........................................................... 50 Gambar 4.6 Referensi Gambar Palang Pintu Kereta Api...................................... 51 Gambar 4.7 Visualisasi Palang Pintu Kereta Api ................................................. 51 Gambar 4.8 Referensi Gambar Mobil 1................................................................ 52 Gambar 4.9 Visualisasi Mobil 1 ........................................................................... 52 Gambar 4.10 Referensi Mobil 2............................................................................ 53 Gambar 4.11 Visualisasi Mobil 2 ......................................................................... 53 Gambar 4.12 Referensi Gambar Kereta Api ......................................................... 53 Gambar 4.13 Visualisasi Kereta Api..................................................................... 54 Gambar 4.14 Environment Pendukung 1 .............................................................. 54 Gambar 4.15 Environment Pendukung 2 .............................................................. 54 Gambar 4.16 Environment Pendukung 3 .............................................................. 55 Gambar 4.17 Desain Kaos..................................................................................... 58 Gambar 4.18 Desain Tote Bag .............................................................................. 59 Gambar 4.19 Desain Cover Bag ........................................................................... 60
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alternatif alat transportasi yang diminati
sebagian besar masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh waktu perjalanan yang lebih efektif dan efisien karena faktor kemacetan lalu lintas dinilai relatif kecil. Dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang sudah ada diharapkan masyarakat dapat semakin banyak yang mamakai jasa kerata api sehingga kapasitas lalu lintas perjalanan kereta api meningkat.(eprints.undip.ac.id) Karena kereta api melintas di jalan umum,maka perlu adanya perlintasan kereta api yang baik agar perjalanan kereta api tidak mengganggu pengguna alat tranportasi darat lain nya. Perlintasan kereta api adalah persilangan antara jalur kereta api dengan jalan, baik jalan raya ataupun jalan setapak kecil lainnya. Persilangan kereta api terdapat di pedesaan ataupun perkotaan. Perlintasan kereta api ini terdiri dari perlintasan tak sebidang dan perlintasan sebidang.Perlintasan tak sebidang adalah persilangan antara jalur kereta api dengan jalan raya yang tidak pada satu bidang, misal dengan flyover atau underpass. Perlintasan sebidang adalah persilangan antara jalur kereta dengan jalan raya pada satu bidang, yaitu di atas tanah. Persilangan ini banyak terdapat di pedesaan yang arus lalu lintas pada jalan tersebut masih relatif jarang. Di Jawa Tengah sampai tahun 2014 perlintasan sebidang yang sangat rawan kecelakaan terdapat 902. Sedangkan kategori cukup rawan 327, rawan 170, status dijaga 281, tidak dijaga 1.225. Untuk perlintasan berpalang pintu 504, dan tidak
berpalang
pintu
1.110(suaramerdeka.com).Kasus
kecelakaan
yang
melibatkan Kereta Api dan pengguna jalan raya diperlintasan semakin lama semakin sering terjadi. Penyebabnya pun beragam, mulai kelalaian dari pihak KAI maupun kesalahan yang dilakukan pengguna jalan.
1
2
Pelanggaran dan kelalaian pengguna jalan inilah faktor dasar penyebab kecelakaan di perlintasan dan biasanya saat terjadi kecelakaan selalu ada saling tunjuk siapa yang jadi penyebab dan bertanggung jawab atas hal itu. Pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2014,pakar transportasi publik Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, ”Meski pintu perlintasan sudah ditutup, tapi masih ada juga yang melanggar dengan nekat menerobos palang. Kini sering terdengar kabar peristiwa kecelakaan di pintu perlintasan sebidang, entah itu yang berpalang atau tidak.Meski ada rel ganda di pantura Jawa tapi kesadaran masyarakat akan keamanan masih sangat rendah”. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Sukendar Mulya mengatakan semua kecelakaan itu akibat pengguna kendaraan nekat menerobos palang pintu kereta walaupun sudah tertutup karena KA akan melintas. "Data kecelakaan di pintu perlintasan sebanyak 68 kali. Dalam kurun waktu tanggal 1 Januari hingga 12 November 2013," ujarnya melalui pesan singkatnya, pada hari Sabtu tanggal 16 November 2013. Sukendar menegaskan ,bahwa masyarakat pengguna jalan raya harus benar-benar berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, terlebih jika palang pintu sudah tertutup. Kebanyakan kasus kecelakaan yang terjadi karena pengendara memaksakan diri agar tetap bisa melewati perlintasan kereta api(nasional.kompas.com).Saat ini kata Sukendar, kebanyakan masyarakat cenderung kurang disiplin. "Kata kuncinya jangan menerobos palang pintu kereta," tegas Sukendar. Berikut adalah contoh foto yang menguatkan bahwa masih banyak pengendara yang menerobos palang pintu kereta api.
Gambar 1.1 pengendara menerobos palang pintu kereta api
sumber : suarasurabaya.net
3
Pada bahan yang pertama dapat kita rujuk adalah Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Disana disebutkan dalam Pasal 114 UU No. 22 Tahun 2009, pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, Pengemudi Kendaraan wajib: 1. Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain; 2. Mendahulukan kereta api; dan 3. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel. Dari peraturan di atas, diketahui wajib menghentikan kendaraan dan mendahulukan kereta di perlintasan. Jika terjadi kecelakaan yang disebabkan pengemudi kendaraan tidak berhenti pada perlintasan jalur kereta api (menerobos pintu perlintasan), kesalahan ada pada Pengemudi kendaraan yang melanggar ketentuan. Menurut Djoko Setijowarno, "Harus ada penguatan 3E (education, enginering, enforcement) sebagai fokus utama pemerintah, termasuk pemerintah daerah untuk dilakukan secara simultan mengatasi banyaknya kecelakaan di perlintasan KA sebidang," katanya. Inilah sebab penulis akan merancang iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api agar berkurangnya masyarakat yang menjadi korban kecelakaan kereta api atas kelalaian mereka sendiri. 1.2
Rumusan Masalah Dari data diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat yang tepat sasaran untuk
meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api?
4
1.3
Batasan Perancangan Perancangan ini hanya dibatasi untuk masyarakat di kota Semarang mulai
usia 15 tahun sampai 40 tahun dengan semua tingkat strata sosial,dan perlintasan di sini berbatas pada perlintasan kereta api yang berpalang pintu. 1.4
Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan ini ialah: Menghasilkan perancangan iklan layanan masyarakat yang tepat sasaran
untuk meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api agar mengurangi pengendara kendaraan yang menerobos palang pintu kereta api dan tertib nya perlintasan kereta api, sehingga berkurangnya angka kecelakaan di perlintasan kereta api. 1.5
Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan ini antara lain: 1. Bagi Klien Penulis mengharapkan adanya manfaat untuk Dinas Perhubungan Kota Semarang dengan tertibnya lalu lintas di perlintasan kereta api dan berkurang nya angka kecelakaan di perlintasan kereta api. 2. Bagi mahasiswa DKV Sebagai referensi pembuatan Iklan Layanan Masyarakat yang menarik, komunikatif,
dan
efektif
sehingga
pesan
yang
diberikan
dapat
tersampaikan kepada audience secara tepat. 3. Bagi Masyarakat Penulis mengharapkan adanya manfaat untuk masyarakat adalah sadarnya masyarakat akan ketertiban berlalu lintas di perlintasan kereta api.. 4. Bagi Penulis Sebagai wujud penerapan teori dan praktek soft skill serta technical skill yang dimiliki selama mengikuti perkuliahan.
5
1.6
Tinjauan Teori 1.6.1 Tinjauan Teori Seputar Permasalahan 1.6.1.1 Perlintasan Kereta Api Pengoperasian kereta api adalah suatu usaha penyediaan pelayanan jasa angkutan penumpang dan barang. Pelayanan jasa angkutan ini dimungkinkan
karena
(lokomotif,kereta,gerbong),
terjadinya manusia
interaksi sebagai
antara
pengelola
sarana (operator),
prasarana (jalan rel, sinyal,telekomunikasi, jembatan, terowongan, stasiun, dan persilangan). Dalam sambutannya, kepala Humas Daop VI PT.KAI Moh Basori mengatakan
bahwa
perlintasan
kereta
api
adalah
perempatan,
persimpangan, persilangan atau perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan umum atau jalan khusus (kendaraan) baik berpintu maupun tidak berpintu dan berpenjaga ataupun tidak berpenjaga. Jadi kesimpulannya perlintasan kereta api adalah suatu tempat atau titik temu antara kereta api dengan kendaraan. Dengan adanya teori pelintasan kereta api ini membantu penulis menentukan batas mana yang di sebut perlintasan kereta api dan bagian mana seharusnya pengendara berhenti ketika palang pintu kereta api ditutup. 1.6.1.2 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yang sebagian besar diperoleh melalui mata
dan
telinga.
Fishben
dan Ajzen mengatakan pengetahuan
seseorang tentang sesuatu akan mempengaruhi sikapnya, sikap lalu mempengaruhi prilakunya. Adenan (Ancok, 1987) mengatakan dari
6
lingkungan seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan informal. Rendahnya pendidikan formal seseorang
belum
tentu
menandakan
bahwa pengetahuannya sempit, namun pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin luas pengetahuannya, dan semakin luas pengetahuannya seseorang dapat diharapkan perilakunya akan semakin baik juga. Benjamin Bloom dan rekannya membangun suatu toksonomi mengenai keobjektifan pendidikan yang memberikan suatu skema yang tepat untuk perkembangan dan klasifikasi keobjektifan edukasi dalam pengetahuan seseorang atau domain kognitif seseorang. Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (comprehension) Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau meteri harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (application) Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi,atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
7
4. Analisis (analysis) Diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek keadaan kedalam komponen-komponen, tetapi masih terkait satu sama lain dalam suatu struktur. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengkelompokan, dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada. Yaitu dapat menyusun, merencanakan,
menyesuaikan
dan
sebagainya
terhadap
melakukan
penilaian
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kiteriakriteria yang telah ada. Sedangkan cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang merupakan isi materi yang akan diukur dari responden. Jadi kesimpulannya pengetahuan adalah ilmu yang seseorang ketahui dan menjadi latar belakang orang tersebut berbuat sesuatu. Dengan adanya teori pengetahuan ini, membantu penulis untuk mengetahui apakah target audience memenuhi 6 tingkatan domain kognitif.
1.6.1.3 Sikap Sikap
merupakan
perpaduan
antara
instink
dan
kebiasaan. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap
8
suatu obyek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain. Menurut Sarlito W.S, sikap adalah kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat besifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Sikap yang positif kecenderungan tindakan adalah mendekat, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Ciri – ciri sikap sebagai berikut : 1. dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek-obyek. Tidak ada sikap yang tanpa obyek. Obyek ini bisa berupa benda, orang, kelompok orang, nilai-nilai sosial, pandangan hidup, hukum, lembaga masyarakat dan sebagainya. 2. sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman. 3. Karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada saat-saat yang berbeda. 4. dalam sikap tersangkut pola faktor motivasi dan perasaan. Inilah yang membedakannya dari yang lain. 5. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhannya sudah dipenuhi. 6. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan beragam sesuai dengan banyaknya obyek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan. Sikap hanya akan ada artinya bila ditempatkan dalam bentuk pernyataan prilaku, baik lisan maupun perbuatan (Azwar, 1988). Pengukuran skala sikap suatu skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan sikap mengenai objek sikap yang akan diukur. Pernyataan
ini
dapat
berupa
pernyataan yang mendukung
atau
memihak pada objek sikap (favorable), dapat pula berupa pernyataan yang tidak mendukung atau memihak pada objek sikap (unfavorable).
9
Suatu skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan favorable dan sebagian unfavorable. Tehnik diskriminasi skala (Scala Discrimination Technique) dalam penelitian ini tehnik yang digunakan oleh peneliti adalah tehnik diskriminasi skala, tehnik ini dikembangkan oleh Edwards dan Kilpatrick ditahun 1948 merupakan salah satu contoh pengembangan skala sikap yang menggunakan kedua pendekatan, yaitu metode judgement dan metode respon dalam prosedur penskalaannya. Menurut Newcomb (seorang ahli psikologi sosial), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Kesimpulannya sikap adalah perbuatan seseorang berdasarkan pemikiran sebab akibat. Dengan adanya teori sikap ini membantu penulis mengidentifikasi mengapa ada target audience yang mengambil sikap posif dan ada juga yang mengambil sikap negatif.
1.6.1.4 Kewaspadaan Kewaspadaan berasal dari kata dasar waspada yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata sifat yang berarti berhati-hati dan berjaga-jaga atau bersiap siaga. Bila ditambahkan imbuhan ke-an menjadi kata benda ya itu kesiapsiagaan. Kesimpulannya kewaspadaan adalah sikap yang di ambil seseorang untuk berbuat hati-hati . Dengan adanya teori kewaspadaan ini membantu penulis menganalisis bagaimana seharusnya sikap waspada yang diterapkan oleh target audience.
10
1.6.1.5 Perilaku Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan sebagainya.. menurut cara pandang biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas makhluk hidup yang bersangkutan. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) baik yang dapat diamati langsung
maupun
yang
tidak
dapat
diamati
oleh
pihak
luar
(Notoatmodjo,2003:114) Perilaku terjadi
melalui
proses adanya stimulus terhadap
organism,dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut teori S-O-R atau Stimulus – Organisme – Respons. Teori ini membedakan antara dua respons yaitu: Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon. Misalnya : apabila seseorang pekerja melaksanakan tugasnya uraian
tugasnya)
dengan
baik
(respons
terhadap
kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya
(stimulus baru), maka petugas tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka prilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
11
a. Perilaku Tertutup (covert behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya : seorang pengendara mengetahui bahwa tidak boleh menerobos palang pintu kereta api. Kesimpulannya perilaku adalah suatu sikap baik atau buruk yang dihasilkan pemikiran sebab akibat. Dengan
adanya
teori
perilaku
ini
membantu
penulis
mengidentifikasi apa sebab seseorang berperilaku baik atau buruk di perlintasan kereta api. b.
Perilaku Terbuka (overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek misal, seorang pengendara roda dua ketika sirine palang pintu kereta api berbunyi lalu memberhentikan kendaraan nya, bukan menerobos palang pintu kereta api. (Notoatmodjo,2003:115) 1.6.1.6 Kecelakaan Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Sarana Lalu Lintas Jalan, menyatakan bahwa : 1.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka- sangka dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
12
Korban kecelakaan lalu lintas dapat berupa : a. Korban kematian adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam waktu paling lama 30 hari setelah kejadian tersebut. b. Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Arti cacat tetap adalah bila salah satu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh/ pulih untuk selama-lamanya. c. Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk di nomor 2 dan 3. Salah satu model yang mengkaji faktor – faktor terjadinya kecelakaan adalah yang dikemukakan oleh Ramsey. Menurut Ramsey, perilaku kerja yang aman atau terjadinya perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni: Pengamatan (perception), Kognitif (cognition), Pengambilan keputusan (decision making), Kemampuan (ability). Keempat faktor itu merupakan proses yang sekuensial, mulai dari yang pertama sampai dengan yang terakhir. Apabila keempat tahapan tersebut berlangsung dengan baik, maka akan terbentuk suatu perilaku yang aman. Namun apabila disalah satu tahapan saja tidak berlangsung dengan baik, maka yang muncul adalah perilaku yang tidak aman. Pada tahap pertama, apabila seseorang tidak mengamati bahaya yang ada disekitarnya, maka yang muncul adalah perilaku yang tidak aman. Namun jika ia mengamati bahaya tersebut tapi tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang bahaya tersebut, maka perilaku yang tidak aman yang akan muncul. Pada tahapan ketiga, seseorang yang memahami bahaya tersebut akan mengambil keputusan apakah ia akan menghindari bahaya tersebut atau tidak. Perilaku tidak aman
adalah
13
dimana seseorang mengambil keputusan untuk tidak menghindari bahaya tersebut. Begitu juga pada tahapan keempat, perilaku yang aman tidak akan timbul jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menghindari bahaya yang mengancam dirinya, meskipun pada tahapan sebelumnya telah berlangsung dengan baik. Apa yang terjadi pada tiap tahapan tersebut di atas tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor bawaan yang sulit untuk diubah maupun faktor lain yang masih memungkinkan untuk diubah ataupun ditingkatkan. Pada tahap pertama, dapat tidaknya seseorang mengamati suatu bahaya dipengaruhi oleh: a. Kecakapan sensoris (sensory skill) b. Presepsi (perceptual skill) c. Kesiagaan mental (state of alertness) Pengenalan atau pemahaman seseorang atas faktor bahaya yang teramati pada tahap kedua tergantung dari : a. Pengalaman (experiance) b. Pelatihan (training) c. Kemampuan mental (mental ability) d. Daya ingat (memory ability) Pada tahap ketiga, kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan menghindari bahaya atau terjadinya kecelakaan dipengaruhi oleh faktor-faktor : a. Pengalaman (experience) b. Pelatihan (training) c. Sikap (atittude) d. Motivasi (motivation) e. Keperibadian (personality) f. Kecenderungan menghadapi risiko (risk-taking tendency)
14
Kemampuan seseorang untuk menghindari bahaya atau terjadinya kecelakaan (tahap keempat) tergantung: a. Ciri-ciri fisik dan kemampuan fisik (physical charakteristik and abilities) b. Kemampuan psikomotorik (psychomotoric skill) c. Proses-proses fisiologis (physiological prosess) Dari keempat tahapan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor individu sangat berpengaruh dari keseluruhan faktor yang berpengaruh tersebut. Faktor-faktor itu masih dapat diubah atau ditingkatkan dengan dilakukannya sesuatu pelatihan atau pendidikan yang sesuai. Meskipun telah terbentuk perilaku yang aman, namun masih ada faktor chance yang memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. 1.6.2 Tinjauan Teori Seputar Desain Komunikasi Visual 1.6.2.1 Teori Advertising Advertising adalah jenis komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. (Moriarty, Sandra dkk. 2011.) Secara teoritik iklan sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi non-personal mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya dan khususnya komunikasi massa. Berkaitan dengan iklan ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan. a. Teori Efek Samping
15
Teori ini mengajarkan bahwa iklan secara tidak disadari dapat mengubah bentuk prilaku yang menyimpang dari suatu budaya umum dan membentuk sub-budaya kelompok tertentu. b. Teori Selective Influence Bagaimana khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media massa. c. Teori Lingkungan Informasi Pembeli Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Dalam kenyataanya terdapat berbagai sumber informasi non-iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan keputusan terhadap produk. Menggunakan teori ini sebagai landasan dalam mencari cara agar pesan dalam iklan yang disampaikan dapat menarik perhatian dan mengubah cara berpikir masyarakat terutama pengendara kendaraan. 1.6.2.2 Teori Sinematografi Sinematografi berasal dari bahasa latin kinema (gambar) dan merupakan
kata
serapan
dari
bahasa
inggris
cinematography.
Sinematografi sendiri merupakan ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga
menjadi
rangkaian
gambar
yang
dapat
bercerita
atau
menyampaikan pesan. (Brown, Blaim. 2002.) Dalam sinematografi terdapat manajemen produksi video, antara lain:
16
a. Preproduction/Praproduksi Preproduction atau Pra Produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Pada intinya tujuan pra-produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan. b. Script/Skenario Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya. c. Storyboard Apabila kurang cukup dengan outline dan scenario, maka kita dapat pula menyertakan storyboard dalam rangkaian perencanaan proses produksi kita. Storyboard merupakan coretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film. Di dalam gambar tersebut juga berisi catatan mengenai adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera, dan lain sebagainya. Penggunaan storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya. d. Production/Produksi Produksi adalah merekam kejadian langsung, adegan animasi dan suara pada film, videotape atau DV untuk menghasilkan footage/clip. Selama proses produksi berlangsung, perhatian kita akan tertuju pada lighting/pencahayaan, blocking (dimana dan bagaimana aktor atau subyek kita bergerak), dan shooting (bagaimana pergerakan kamera dan dari sudut
17
mana scene kita dilihat). Pembuatan animasi/motion graphics dapat pula dikategorikan dalam proses produksi, karena bertujuan menghasilkan footage yang nantinya akan disusun dan diedit dalam proses pasca produksi. Teori ini digunakan untuk membimbing produksi ILM ini, agar menghasilkan iklan animasi yang layak dengan kualitas yang baik agar pesan dapat tersampaikan dan memiliki buged yang tidak membengkak. 1.6.2.3 Teori Animasi Animasi berasal dari bahas Inggris, animate yang berarti menghidupkan, memberi jiwa, dan menggerakkan benda mati. Animasi diartikan sebagai proses membuat obyek yang asalnya suatu benda mati secara berurutan dalam posisi yang berbeda seolah-olah menjadi hidup. (Johnson dan Frank. 1981.) Animasi terdiri serangkaian gambar yang dibuat
secara
berurutan
berulang-ulang,
kemudian
dimainkan
menghasilkan ilusi gerakan. Berdasarkan pembuatannya animasi dibedakan menjadi: a. Animasi clay Animasi ini sering disebut juga animasi doll (boneka). Animasi ini dibuat menggunakan boneka-boneka tanah liat atau material lain yang digerakkan perlahan-lahan, kemudian setiap gerakan boneka- boneka tersebut difoto secara beruntun, setelah proses pemotretan selesai, rangkaian foto dijalankan dalam kecepatan tertentu sehingga dihasilkan gerakan animasi yang unik. b. Animasi karakter Animasi karakter biasanya digunakan dalam film kartun berbasis tiga dimensi, oleh karena itu ada juga yang menyebutnya sebagai animasi 3D. Pada animasi ini setiap karakter memiliki ciri dan gerakan yang
18
berbeda tetapi bergerak secara bersamaan. Dalam pengerjaannya, animasi jenis ini sangat mengandalkan komputer, hanya pada permulaan saja menggunakan teknik manual, yaitu pada saat pembuatan sketsa model atau model patung yang nantinya discan dengan scanner biasa atau 3D Scanner. c. Animasi frame by frame atau stopmotion Animasi frame merupakan animasi yang paling sederhana, dimana animasinya didapatkan dari rangkaian gambar yang bergantian ditunjukan, pergantian gambar ini diukur dalam satuan fps (frame per second). d. Animasi digital Animasi digital adalah penggabungan teknik animasi cell (Hand Drawn) yang dibantu dengan komputer. Gambar yang sudah dibuat dengan tangan kemudian dipindai, diwarnai, diberi animasi, dan diberi efek di komputer, sehingga animasi yang didapatkan lebih hidup tetapi tetap tidak meninggalkan identitasnya sebagai animasi 2 dimensi. Teori animasi ini berperan sebagai landasan dalam pembuatan model atau karakter dan environment dalam ILM ini. 1.6.2.4 Teori Warna Menurut Drs. Sadjiman Eddi Sanyoto, warna merupakan spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Warna dikelompokan menjadi: 1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
19
2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga. 3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dan sebagainya. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. 4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dan sebagainya. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh. Teori warna digunakan untuk penentuan konsep warna yang akan digunakan dalam ILM ini, penentuan warna dapat mempengaruhi pesan
yang akan disampaikan dan
menentukan warna pada tiap karakter yang akan muncul. 1.6.2.5 Teori Ilustrasi Ilustrasi dapat berupa diagram, pemetaan, tabel, kartun, gambar, ilustrasi berguna untuk menceritakan dan menjelaskan komponen dari atom. Ilustrasi merupakan cara yang efektif untuk menunjukan idea tau konsep yang abstrak. Ilustrasi dapat bersifat dekoratif, humoris, sesuai kenyataan atau serius. (Graham, Lisa. 2002.) Teori
ini
digunakan
untuk
menentukan
konsep
bentuk,
karakteristik karakter yang akan dibuat agar sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
20
1.6.2.6 Teori Pemilihan Media Menurut Philip Kotler, dalam memilih media gunakan 3 pertimbangan sebagai berikut : 1. Jangkauan (Reach) Menggunakan data demografi dan gaya hidup untuk mengidentifikasi tipe spesifik dari rumah tangga/individu. 2. Frekuensi (Frequency) Perencanaan media menggunakan frekuensi berdasarkan perkiraan jangakauan jumlah rata-rata orang atau target audience menerima pesan pada 1 kali periode. 3. Dampak (Impact) Hasil yang dari nilai kualitatif yang diikuti dengan publikasi media iklan lewat media tertentu. Teori diatas bertujuan pada batasan-batasan pembahasan teori-teori yang digunakan pada perancangan sebagai wawasan untuk menunjang pada perencanaan media yang menjadi sangat penting karena pesan yang disampaikan langsung kepada target audience. Sehingga, pada jenis media yang akan digunakan sebagai peluang yang positif untuk mendekatkan dan memberikan informasi yang lebih jelas pada suatu isu kepada masyarakat di Kota Semarang, karena penentuan media yang tepat guna merangsang dan mempengaruhi pembaca dimana penyampaian pesan tidak melupakan perhitungan waktu, biaya, dan hasil akhir yang di terima masyarakat sebagai dampak positif.
21
1.6.3 Tinjauan Perundangan 1.6.3.1 Pasal 114 UU No.22 Tahun 2009 Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, Pengemudi Kendaraan wajib: a. Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan atau ada isyarat lain. b. Mendahulukan kereta api; dan c. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel. 1.6.3.2 Pasal 110 Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api yang menyatakan: a. Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan yang selanjutnya disebut dengan perpotongan sebidang yang digunakan untuk lalu lintas umum atau lalu lintas khusus, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. b. Pemakai jalan wajib mematuhi semua rambu-rambu jalan di perpotongan sebidang. c. Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang menyebabkan kecelakaan, maka hal ini bukan merupakan kecelakaan perkeretaapian. d. Pintu perlintasan pada perpotongan sebidang berfungsi untuk mengamankan perjalanan kereta api. 1.6.3.3 Pasal 296 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor pada perlintasan antara kereta api dan Jalan yang tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 huruf a dipidana
22
dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
1.7
Metode Penelitian Dalam penelitian, dibutuhkan cara yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan perancangan. Begitu pula dalam penelitian pada perancangan Tugas Akhir ini, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif. Metode kualitatif ini didasarkan pada adanya hubungan pemaknaan antara kesadaran pengendara kendaraan, dan perlintasan kreta api, dengan tujuan agar penulis mendapatkan makna hubungan antara antara kesadaran pengendara kendaraan, dan perlintasan kereta api sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian ini. 1.8
Metode Pengumpulan Data Dalam perancangan Tugas Akhir ini penulis menggunakan data primer.
Selain itu juga menggunakan data sekunder. 1.8.1 Data Primer a.Observasi Dalam observasi ini, penulis akan melakukan pengamatan di beberapa perlintasan kereta api di Semarang mengenai bagaimana perilaku pengendara kendaraan di perlintasan kereta api. b.Wawancara Adapun informasi yang hendak diungkap penulis melalui metode wawancara dalam penelitian ini yaitu mengenai sejauh mana kesadaran pengendara kendaraan saat di perlintasan kereta api untuk mengetahui aspek psikografi maupun behaviour dari pengendara kendaraan yang melintas di perlintasan kereta api.
23
1.8.2 Data Sekunder a. Kepustakaan Kepustakaan ini berarti bahwa pengumpulan data dilakukan dengan membaca untuk memperkaya data. Kepustakaan bisa berupa buku, koran, majalah, jurnal dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan permasalahan untuk mencari teori –teori yang behubungan dengan pelanggaran di perlintasan kereta api,undang-undang yang membahas tentang pelanggaran di perlintasan kereta api, selain itu juga digunakan untuk mencari teori-teori tentang desain komunikasi visual untuk mendukung kualitas perancangan ini. b. Internet Selain kepustakaan sebagai data sekunder, internet juga dapat digunakan untuk menambah informasi maupun data-data pendukung yang diperlukan. Perlu menjadi catatan data dari internet harus didapat dari web yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Dalam perancangan ini penulis mencari data dari web suaramerdeka.com, kompas.com, dan dari sumber terpercaya lainnya. 1.8.3 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode 5W+1H (what, who, where, when, why, how) yang dilihat dari sudut pandang permasalahan, audience, dan klien. Metode 5W+1H ini merupakan metode penelitian umum yang sering digunakan untuk mengetahui lebih dalam dari permasalahan agar dapat membantu pemecahan masalah. Analisis 5W1H dari sudut pandang permasalahan dapat ditarik kapankah permasalahan ini muncul. Siapa saja yang terlibat masalah penerobosan palang pintu kereta api. Dimana permasalahan ini terjadi.
24
Mengapa permasalahan ini dapat terjadi. Apa penyebab permasalahan ini dan bagaimana menanggulanginya. Sedangkan dari sudut pandang audience dapat ditarik kapankah waktu yang tepat untuk mensosialisasikan iklan ini. Dimanakah audience banyak berkumpul. Siapa saja target audience untuk iklan ini. Apa yang akan dilakukan audience setelah melihat iklan ini. Bagaimana pemikiran audience saat melihat iklan ini. Dari sudut pandang klien dapat ditarik dimanakah pemasangan yang tepat untuk iklan ini. Apa yang sudah dilakukan klien untuk menanggulangi permasalahan ini. Mengapa upaya yang sudah dilakukan belum mampu menanggulangi permasalahan ini. 1.9
Bagan Alir Penelitian
25
MENINGKATKAN KESADARAN PENGENDARA KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
TOR
PENDALAMAN MASALAH LATAR BELAKANG
STUDI KASUS
BANYAK KECELAKAAN AKIBAT MENEROBOS PALANG PINTU KERETA API
BANYAK MASYARAKAT YANG MENEROBOS PALANG PINTU KERETA API
RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api?
RUMUSAN MASALAH & TUJUAN PERANCANGAN
TUJUAN PERANCANGAN Menghasilkan perancangan iklan layanan masyarakat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran pengendara roda dua saat melintasi perlintasan kereta api agar tidak ada masyarakat yang menjadi korban kecelakaan kereta api atas kelalaian mereka sendiri.
METODE PENELITIAN
Wawancara penjaga palang pintu kereta api dan mengamati secara langsung di lapangan
DATA SEPUTAR PERMASALAHAN
PENGUMPULAN DATA
Kepustakaan dan internet
DATA TARGET AUDIENCE
DATA CLIEN
ANALISA PERMASALAHAN SEGMENTASI TARGET AUDIENCE
PENETAPAN STRATEGI
PROSES KREATIF STRATEGI MEDIA
STRATEGI KREATIF
FINAL DESAIN Bagan 1.1 Bagan Alir Penelitian
Sumber : Hasil Observasi Fatimah Zahra
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1
Data 2.1.1 Data Primer A.
Kesadaran Pengguna Kendaraan Di Perlintasan Kereta Api Pelanggaran dan kelalaian pengguna jalan adalah faktor dasar
penyebab kecelakaan di perlintasan dan biasanya saat terjadi kecelakaan selalu ada saling tunjuk siapa yang jadi penyebab dan bertanggung jawab atas hal itu. Menurut Djoko Setijowarno, pakar transportasi publik Unika Soegijapranata, Jumat (29/8), “Meski pintu perlintasan sudah ditutup, tapi masih ada juga yang melanggar dengan nekat menerobos palang. Kini sering terdengar kabar peristiwa kecelakaan di pintu perlintasan sebidang, entah itu yang berpalang atau tidak.Meski ada rel ganda di pantura Jawa tapi kesadaran masyarakat akan keamanan masih sangat rendah”. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Sukendar Mulya mengatakan semua kecelakaan itu akibat pengguna kendaraan nekat menerobos palang pintu kereta walaupun sudah tertutup karena KA akan melintas."Data kecelakaan di pintu perlintasan sebanyak 68 kali. Dalam kurun waktu tanggal 1 Januari hingga 12 November 2013," ujarnya melalui pesan singkatnya, Sabtu (16/11/2013). Bapak Sukendar Mulya menegaskan ,bahwa masyarakat pengguna jalan raya harus benar-benar berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, terlebih jika palang pintu sudah tertutup. Kebanyakan
kasus
kecelakaan
yang
terjadi
karena
pengendara
memaksakan diri agar tetap bisa melewati perlintasan kereta api. Saat ini kata Sukendar, kebanyakan masyarakat cenderung kurang disiplin. "Kata kuncinya jangan menerobos palang pintu kereta," tegas Sukendar.
26
27
B.
Hasil Wawancara Dari wawancara dengan mas Agus selaku penjaga palang pintu
kereta api ngaglik berkata,”Setiap hari kurang lebih ada 70 kereta yang melintas di rel kereta api ngaglik ini dengan selang waktu antara kereta yang satu dengan selanjutnya kurang lebih 10 sampai 15 menit. Saya akan bersiap menutup palang pintu jika genta berbunyi dan saya mendapat telpon dari kereta yang akan melintas di ngaglik ini lalu saya mengoperasikan mesin elektrik yang fungsinya untuk menutup palang pintu kereta api ini kurang lebih 3 sampai 5 menit sebelum kereta datang. Padahal waktu yang diperlukan untuk mendahulukan lewatnya kereta tidak terlalu lama, tapi pengendara bermotor sering sekali menerobos pintu palang perlintasan.” “Yang bertanggung jawab jika ada kecelakaan yaitu petugas penjaga Kereta Api. Kemudian petugas tersebut di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Jika petugas penjaga Kereta Api tersebut tidak bersalah, dia bisa melanjutkan tugasnya kembali, asal permasalahan tersebut sudah selesai.”ujarnya ketika penulis menanyakan atas siapa yang bertanggung jawab jika ada kecelakaan. “Biasanya yang menerobos pintu palang perlintasan setiap hari adalah pengendara bermotor. Saya dan petugas yang lain kadang merasa jengkel karena jika ada kecelakaan petugas juga ikut bertanggung jawab. Anak-anak sekolah juga sering menerobos pintu palang perlintasan Kereta Api dengan membuka pintu dan melemparkan pintu palang perlintasan tersebut ke atas seperti sedang angkat barbell, entah karena mereka ingin pamer atau bagaimana. Waktu hujan juga banyak yang menerobos palang pintu ini karena mereka kehujanan.”ungkap mas Agus saat itu. ”Kelihatannya pekerjaan ini mudah, tetapi sebenarnya sangat berat. Memang banyak orang menyepelekan tugas saya tapi ketika orang tersebut menjalankannya pasti berat, karena sebenarnya memang pekerjaan
28
tersebut sangat berat. Suka duka nya karena setiap bulan dapat upah, pekerjaan ini santai tetapi mulia karena seperti yang sudah saya katakan, pekerjaan saya menyelamatkan banyak orang. Dukanya saya jarang bertemu dengan keluarga, sering ada rasa jengkel pada pengendara bermotor karena menerobos pintu palang perlintasan dan kalau sedang hujan juga banyak yang menerobos, jadi petugas harus langsung menghalangi pengendara bermotor untuk mendahulukan lewatnya kereta api sambil kehujanan. Kadang juga ada pengendara bermotor yang malah menabrak saya.” Itulah suka duka yang di alami mas Agus selama ini. C.
Data Target Audiens Target audience dibagi dalam dua kategori, yaitu target primer dan
target sekunder. 1.
Target Audiens Primer Target audiens primer merupakan target utama dalam perancangan
ini. Target ini adalah masyarakat yang berada dalam periode remaja dan dewasa, Segala bentuk rancangan nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik target primer ini, yang terbagi menjadi demografis, geografis, psikografis, behavioristis yaitu: a.
Demografis Secara demografis target audiens sebagai konsumen pembaca
meliputi kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, kategori usia mulai 15 sampai 40 tahun dengan segala kelas sosial masyarakat. Usia 15 sampai 40 tahun adalah usia dimana range kecelakaan di perlintasan kereta api yang terbanyak pada tahun 2014 (denniaswita.wordpress.com) b.
Geografis
29
Secara geografis target audiens dari media informasi ini adalah semua orang dengan batasan yang telah dijelaskan pada bagian demografis tersebut di atas, yang bertempat tinggal di wilayah kota Semarang. c.
Psikografis Para pembaca dari media informasi ini adalah remaja dan dewasa
yang tidak perduli dengan keselamatan dan ceroboh. d.
Behavioristis Target audiens yang dituju adalah remaja dan dewasa yang
menerobos palang pintu kereta api. 2.
Target Audiens Sekunder Target audiens sekunder merupakan target tambahan diluar target
audiens utama, target sekunder ini merupakan masyarakat dengan segala usia dan dengan karakteristik target sekunder ini, yang terbagi menjadi demografis dan behavioristis yaitu: a.
Demografis Secara demografis target audiens sebagai konsumen pembaca
meliputi kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, target sekunder ini merupakan masyarakat dengan segala usia.. b.
Behavioristis Target audiens sekunder yang dituju adalah masyarakat yang
sedang terburu-buru dan kehujanan. 2.1.2 Data Sekunder A.
Palang Pintu Kereta Api Rawan Kecelakaan Di Jawa Tengah Di Jawa Tengah sampai saat ini perlintasan sebidang yang sangat
rawan kecelakaan terdapat 902. Sedangkan kategori cukup rawan 327,
30
rawan 170, status dijaga 281, tidak dijaga 1.225. Untuk perlintasan berpalang pintu 504, dan tidak berpalang pintu 1.110.(suaramerdeka.com) B.
Berita Kecelakaan Akibat Menerobos Palang Pintu Kereta Api Merdeka.com - Gara-gara nyelonong melewati palang pintu KA,
Sukardi (47), warga Grobogan, Jawa Tengah, tewas tersambar kereta barang, pada Jumat (15/8) sekitar pukul 11.50 WIB siang tadi. Sukardi tewas seketika, setelah tubuhnya terpental dan terseret sejauh 10 meter di jalur perlintasan KA di Madukoro, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Sunardi (49), saksi mata, mengatakan saat kejadian dia bersama korban sedang berboncengan naik sepeda motor dari arah utara hendak menuju ke Jalan Pahlawan Semarang. Ketika melewati palang pintu perlintasan ganda KA di Madukoro itu, korban sempat berhenti menunggu KA Kaligung jurusan Tegal-Semarang melintas dari arah barat.Setelah KA Kaligung lewat, Sunardi melihat korban tiba-tiba menerobos palang pintu KA. Dia menduga korban tidak melihat bila ada satu lagi kereta barang dari arah timur yang melintas dalam waktu bersamaan.Melihat hal itu, Sunardi berusaha meneriaki korban agar berhenti sampai kereta barang melintas. "Melihat ada kereta lewat, saya langsung loncat dari motor dan sempat menarik motornya tapi tetap tidak bergeming. Dia tetap menerobos palang pintu dan langsung tertabrak kereta barang yang lewat," kata lelaki warga Kebonharjo Semarang Utara itu di lokasi kejadian. Akibatnya, Sukardi tewas seketika dengan luka parah di sekujur tubuhnya. Sedangkan sepeda motor Honda Revo warna hitam bernomor polisi H 3850 SF milik korban rusak parah. Sementara, Sarman, penjaga palang pintu KA Madukoro, Kecamatan Semarang Barat, mengaku melihat korban tetap nekat nyelonong melewati palang pintu meski jarak antara KA dengan korban
31
sudah sangat dekat. "Saat tabrakan terjadi, memang ada dua kereta melintas dalam waktu bersamaan. Dari arah barat melintas KA Kaligung jurusan Tegal-Semarang dan ada kereta barang dari arah timur," urainya. Kereta pengangkut kontainer bernomor seri 212719 itu lewat pukul 11.50 WIB. Sebelumnya juga sudah ada peringatan dari kami kalau ada kereta ganda yang melintas."Petugas juga turun langsung untuk memantau kondisi lalu lintas ramai dan memperingatkan pengendara melintas," ungkap Sarman. C.
Sosialisasi yang Pernah di lakukan
Gambar 2.1 Mulyono membawa himbauan
Sumber : jateng.tribunnews.com
Gambar 2.2 ambien media giant cleaver
Sumber : BALITBANG Semarang
32
D.
Data Klien
a.
Logo Klien
Gambar 2.3 Logo DISHUBKOMINFO
Sumber: http://promobdg.com/rute-angkot-bandung-2/
2.
Alamat Klien
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Semarang Alamat: Jl tambak Aji Raya No 5 Semarang 50185 Nomor Telepon / fax 024 8662889 Website: www.dishubkotasemarang.com Email:
[email protected] 3.
Visi dan Misi klien
Visi “TERWUJUDNYA PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA” Visi tersebut di atas mengandung arti sebagai berikut : a. Transportasi
33
Dalam arti suatu sistem yang terdiri dari sarana dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan Sumber Daya Manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan pelayanan; b. Pelayanan transportasi yang handal Diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau
seluruh
wilayah
kota
serta
mampu
mendukung
pembangunan kota; c. Komunikasi Dalam arti penyebaran informasi yang dilakukan oleh suatu kelompok sosial tertentu kepada pendengar atau khalayak yang heterogen serta tersebar dimana-mana; d. Informatika Dalam arti hal-hal / usaha di bidang informasi; e. Komunikasi dan Informatika yang tertib Dalam arti keberadaan prasarana komunikasi dan informatika yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan norma / nilai yang berlaku di masyarakat; f. Kota Perdagangan Mengandung arti kota yang mendasarkan bentuk aktifitas pengembangan ekonomi yang menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat kota yang didalamnya melekat penyelenggaraan pembangunan; g. Kota jasa
fungsi
jasa
yang
menjadi
tulang
punggung
34
Sebutan kota jasa sebenarnya tidak lepas dari status kota perdagangan karena perdagangan akan selalu terkait dengan persoalan perniagaan atau proses transaksi dan distribusi barang dan jasa. Misi Untuk mewujudkan visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang tahun 2011-2015 tersebut, maka dijabarkan dalam misi sebagai berikut : a.
Mewujudkan perencanaan dan perumusan kebijakan tehnis di bidang perhubungan;
b.
Mewujudkan peningkatan penyelenggaraan pengelolaan terminal;
c.
Mewujudkan pelayanan transportasi
massal
perkotaan dan
perparkiran yang nyaman dan tertib; d.
Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana transportasi;
e.
Mewujudkan peningkatan pelayanan uji kendaraan bermotor;
f.
Mewujudkan perencanaan dan pengendalian sistem informasi yang tertib.
2.2
Analisis Data 2.2.1 Analisis Data 5W-1H Penulis menggunakan analisis 5W 1H dalam perancangan yang berjudul
MENINGKATKAN
KESADARAN
PENGENDARA
KENDARAAN SAAT MELINTASI PERLINTASAN KERETA API MELALUI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT. A.
What Pengendara sepeda motor, mobil,maupun truk seharusnya tidak
terus melaju ketika alarm palang pintu kereta api sudah berbunyi apa lagi
35
menerobos palang pintu kereta api yang akan ditutup ataupun sudah tertutup. Namun pada nyata nya masih banyak pengendara sepeda motor,mobil,maupun truk yang masih saja terus melaju ketika alarm berbunyi dan palang pintu kereta api sudah ditutup dan mereka tidak sadar bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sendiri. B.
Where Di Kota Semarang sering terjadi kecelakaan kereta api seperti
contoh kasus 3 wanita yang mengendarai motor Yamaha Mio bernomor polisi H 2290 GS tewas seketika setelah terpental sekitar 20 meter akibat tidak memperhatikan alarm yang sudah berbunyi dan menerobos palang pintu kereta api tanda bahwa kereta api akan segera melintas, ketika akan melewati perlintasan kereta api,ada warga yang melihat mereka dan berteriak memberi tahu bahwa ada kereta api yang akan lewat. Akan tetapi dengan adanya kecelakaan yang terjadi tiadak membuat masyarakat yang lain menjadi mengurungkan niat nya untuk menerobos palang pintu kereta api. C.
When Kebanyakan pengendara menerobos palang pintu kereta api pada
waktu berangkat sekolah,pulang sekolah,berangkat kerja,pulang kerja, ketika hujan, dan ketika terburu-buru. D.
Who Dari survey lapangan, kebanyakan yang menerobos palang pintu
kereta api adalah pengendara sepeda motor. Pada saat berangkat dan pulang sekolah kebanyakan pelajar yang menerobos palang pintu kereta api, pada waktu berangkat dan pulang kerja kebanyakan para pekerja yang menerobos palang pintu kereta api.
36
E.
Why Yang menyebabkan pengendara menerobos palang pintu kereta api
karena terburu-buru dan kehujanan. Pengendara tidak menyadari bahwa itu berbahaya bagi diri mereka sendiri. F.
How Agar berkurangnya masyarakat yang menerobos palang pintu
kereta api maka salah satu program yang dapat dilakukan oleh dishubkominfo kota Semarang untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat saat melintasi perlintasan kereta api agar tidak menerobos palang pintu kereta api yaitu melalui sosialisasi iklan layanan masyarakat yang tepat dan mengena agar masyarakat dapat merubah perilaku yang sebelumnya masih menerobos palang pintu kereta api menjadi tidak menerobos palang pintu kereta api dan mentaati peraturan yang berlaku. 2.2.2 Kesimpulan Banyak nya pengendara sepeda motor, mobil,maupun truk di kota Semarang dengan pengendara orang dewasa bahkan pelajar yang terus melaju ketika alarm palang pintu kereta api sudah berbunyi dan menerobos palang pintu kereta api yang akan ditutup ataupun sudah tertutup pada waktu berangkat dan pulang sekolah dan waktu berangkat dan pulang kerja, bahkan ketika hujan dan terburu-buru, mereka tidak sadar bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sendiri dengan tidak mengindahkan akibat apa yang terjadi jika mereka nekat menerobos palang pintu kereta api ketika kereta api lewat. Salah satu program yang dapat dilakukan oleh dishubkominfo kota Semarang untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat saat melintasi perlintasan kereta api agar tidak menerobos palang pintu kereta api yaitu melalui sosialisasi iklan layanan masyarakat yang tepat dan mengena agar masyarakat dapat merubah perilaku yang sebelumnya masih menerobos
37
palang pintu kereta api menjadi tidak menerobos palang pintu kereta api dan mentaati peraturan yang berlaku. 2.2.3
Hipotesis Hipotesis nya adalah iklan layanan masyarakat yang akan
disampaikan menggunakan pendekatan rasional,berfokus pada fungsi dan praktiknya karena pendekatan ini dapat lebih mudah dicerna karena ditampilkan apa adanya. Media yang di pilih adalah media yang dapat menyampaikan informasi secara tepat dan menarik audiens agar dapat mengerti dan menerapkan pesan yang disampaikan. Penulis menyimpulkan pandangan dapat di perkirakan dengan penyajian pesan berupa ilustrasi tertentu dan pembentukan karakter dari ikon tertentu untuk menjadi pesan utama sebagai pencitraan yang mudah diingat target audiens. Isi pesan berupa bentuk pesan berdasarkan Solusi Problem, yaitu pesan yang dimulai dengan problem permasalah yang kemudian menunjukan cara- cara solusinya. Kemudian variasinya adalah penghindaran/ waspada berupa jenis iklan himbauan, yang sedang diperbincangkan sebagai pesan reaksi untuk menghindari masalah. Pesan yang akan disampaikan pada Iklan Layanan Masyarakat ini untuk mengunggah peningkatan kesadaran masyarakat yang diakibatkan dari menerobos palang pintu kereta api. Penyampaian pesan yang akan dilakukan
dengan
mempublikasikan
pada
media
utama
berupa
penggambaran visual, audio dan teks verbal sebagai isi pesan diputar selama beberapa detik. 2.3
Faktor Penghambat dan Pendukung 2.3.1 Faktor Penghambat a. Sikap acuh yang banyak dimiliki masyarakat membuatnya tidak menyadari bahaya menerobos palang pintu kereta api.
38
2.3.2. Faktor Pendukung a. Penyampaian pesan menggunakan media audio dan visual lebih mudah difahami oleh masyarakat. b. Film animasi saat ini sedang digemari c. Penyampaian pesan yang unik dapat memiliki daya tarik dalam menangkap informasi yang diberikan. 2.4
Usulan Pemecahan Masalah a. Membuat cerita yang simpel dan menarik dalam menyampaikan pesan b. Menampilkan tokoh yang mudah diingat c. Memperhatikan durasi dan lokasi penyampaian pesan
2.5
Statement Pokok Periklanan Kurangnya kesadaran masyarakat akan kedisiplinan di perlintasan kereta
api menyebabkan terjadinya penerobosan palang pintu kereta api yang dapat menyebabkan kecelakaan bahkan kematian. Karena banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat dari kurangnya kesadaran disiplin, jadi masalah pokok pada iklan layanan masyarakat ini adalah kesadaran disiplin untuk menunggu lewat nya kereta api saat palang pintu kereta api sudah tertutup.
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1
Konsep Pokok Iklan Layanan Masyarakat Iklan Layanan Masyarakat untuk meningkatkan kesadaran kedisiplinan
pengendara kendaraan ini menggunakan media utama iklan animasi menggunakan konsep simpel tetapi komunikatif agar mudah di ingat oleh masyarakat, dan menggunakan sedikit kata-kata yang diharapkan memudahkan penyampain pesan yang akan disampaikan ke masyarakat. 3.2
Konsep Kreatif 3.2.1 Strategi Kreatif Iklan Layanan Masyarakat ini akan dikenalkan kepada masyarakat khususnya pengendara kendaraan melalui media animasi dan mengadakan sosialisasi melalui sosial media twitter dengan mengadakan even yang membuat masyarakat tidak merasa menunggu lama di perlintasan kereta api. 3.2.2 Pendekatan Isi Pesan Pesan yang akan disampaikan pada Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan pendekatan rasional, di mana audience diperlihatkan keadaan yang sering di lakukan masyarakat saat di perlintasan kereta api. 3.2.3 Penentuan “what to say?” dan “how to say?” a. “what to say?” Iklan Layanan Masyarakat ini menyampaikan pesan tentang pentingnya disiplin di perlintasan kereta api agar tidak terjadi penerobosan palang pintu kereta api karena sebenarnya menunggu kereta lewat tidak membutuhkan waktu lama. b. “how to say?” 39
40
Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan media utama iklan animasi menggunakan konsep simpel dan komunikatif agar mudah di ingat oleh masyarakat, menggunakan sedikit kata-kata yang diharapkan
memudahkan
penyampain
pesan
yang
akan
disampaikan ke masyarakat. 3.2.4 Desire Response Efek yang diharapkan dari pembuatan Iklan Layanan Masyarakat ini adalah audience dapat mengubah pola pikir dan sikap mereka agar tertib tidak menerobos palang pintu Kereta Api. 3.3
Program Kreatif 3.3.1 Tema Pokok Iklan Layanan Masyarakat ini memiliki tema pokok yaitu meningkatkan kesadaran akan kedisiplinan masyarakat saat melintasi perlintasan Kereta Api, maka diharapkan dapat memberikan ilustrasi yang tepat sasaran bagi masyarakat pengendara kendaraan, agar masyarakat menyadari akan pentingnya disiplin diperlintasan kereta api untuk tidak menerobos palang pintu kereta api sehingga berkurangnya pengendara kendaraan yang menerobos palang pintu Kereta Api dan berkurangnya juga angka kecelakaan di perlintasan kereta api. 3.3.2 Pendukung Tema Kota Semarang memiliki puluhan perlintasan Kereta Api berpalang pintu, tetapi masih banyak pengendara kendaraan yang menerobos palang pintu Kereta Api sehingga sering terjadi kecelakaan yang bahkan sampai merenggut nyawa. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi untuk memecahkan masalah yang ada. Sosialisasi ini akan di lakukan dengan media utama animasi dan dengan media pendukung salah satu nya twitter, sosialisasi yang akan
41
dilakukan dengan twitter adalah lomba foto selfie di perlintasan kereta api ketika palang pintu kereta api ditutup, untuk membuktikan bahwa masyarakat tidak menerobos palang pintu kereta api,foto terbaik yang di twit ke twitter DISHUBKOMINFO kota Semarang dalam kurun waktu 1 minggu akan diberi satu hadiah dengan media pendukung lainnya yaitu kaos, atau tote bag, atau cover bag. 3.3.3 Pedoman Bentuk Kreatif a. Pesan Verbal Pesan yang akan disampaikan dari Iklan Layanan masyarakat ini adalah pentingnya kesadaran disiplin di perlintasan Kereta Api agar tidak terjadi penerobosan dan menekankan bahwa menunggu kereta api lewat itu tidaklah lama, dengan menggunakan kalimat, “ Sebenarnya, menunggu kereta lewat itu ga lama, jadi sabar yaa..” b. Pesan Visual Iklan Layanan Masyarakat ini menampilkan pesan dengan media animasi,dengan ilustrasi seorang pengendara kendaraan yang bingung untuk memilih tetap di belakang palang pintu kereta api menunggu kereta api lewat,atau akan menerobos palang pintu kereta api. Dengan memberikan emosi visual sehingga pesan dapat lebih mudah diresapi oleh target audience dan dapat merubah sikap buruk target audience yang awalnya menerobos palang pintu Kereta Api menjadi tertib tidak menerobos palan pintu Kereta Api. c. Penyajian Iklan Layanan Masyarakat ini akan disajikan menggunakan media animasi yang menyampaikan akan pentingnya kesadaran disiplin di perlitasan kereta api, dengan ilustrasi yang simpel dengan sedikit kata-kata dan dengan memberikan emosi visual agar dapat mengubah sikap masyarakat yang awalnya menerobos palang
42
pintu kereta api, menjadi tertib tidak menerobos palang pintu kereta api. 3.3.4 Daya Tarik Pesan Iklan Iklan Layanan Masyarakat ini memberikan himbauan kepada pengendara kendaraan agar menyadari bahwa menunggu kereta api lewat itu tidak lama. Dalam Iklan Layanan Masyarakat ini, himbauan akan disampaikan dengan menggunakan sedikit kata-kata tetapi dengan gambar yang dapat mewakili pesan yang akan disampaikan.. 3.3.5 Teknik dan Visualisasi Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan teknik digital yang dipadukan dengan teknik animasi pada finishing. 3.3.6 Story Line Palang pintu kereta api mulai ditutup bersamaan dengan bunyi alarm nya. Ciiiiiitt…seorang pengendara kendaraan mengerem kendaraan yang dinaikinya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri belum Nampak kereta dari kejauhan, ia pun melihat kea rah palang pintu kereta api bagian kanan yang masih ada celah untuk dapat menerobos palang pintu kereta api. “terobos ga ya????????” Terobos,tidak, terobos, tidak, terobos, tidak Wuuung akhirnya kereta melewati perlintasan.. Kemudian himbauan yang mengatakan “Sebenarnya menunggu kereta lewat itu ga lama..Jadi, sabar ya..”
43
Di akhir iklan menampilkan logo DISHUBKOMINFO, logo UDINUS , dan logo DKV. 3.3.7 Setting Adegan Setting adegan yang diambil dalam Iklan Layanan Masyarakat ini sebagian besar berada di perlintasan Kereta Api , ini dikarenakan memberikan gambaran tentang kedisiplinan saat di perlintasan kereta api. 3.3.8 Break Down Script Tabel 3.1 Break Down Script
Sumber: Fatimah Zahra
Adegan
Durasi
Kereta Api
4 detik
Tokoh utama menyalip kendaraan lain
5 detik
Tokoh utama mengerem kendaraan yang dinaikinya di
3 detik
belakang palang pintu kereta api Melihat ke kiri dan kanan
7 detik
Melihat ke celah bagian kanan palang pintu kereta api
2 detik
Masih mencari kedatangan kereta
3 detik
Terobos,tidak, terobos,tidak,terobos,tidak
4 detik
Kereta lewat
4 detik
Himbauan
5 detik
Logo DISHUBKOMINFO, logo UDINUS , dan logo DKV
3 detik
3.3.9 Format Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat a. Adobe illustrator Proses line pada setiap gambar dan karakter menggunakan program Adobe Illustrator. b. Anime Pro Proses penggerakan animasi melalui software Anime Pro. c. Adobe Premiere
44
Untuk menyatukan scene dari animasi, memberi back sound dan sound effect menggunakan adobe premiere. 3.4
Media Planning 3.4.1 Strategi Media Strategi media bertujuan pada batasan-batasan pembahasan teoriteori yang digunakan pada perancangan sebagai wawasan untuk menunjang pada perencanaan media yang menjadi sangat penting karena pesan yang disampaikan langsung kepada target audience. Sehingga, pada jenis media yang akan digunakan sebagai peluang yang positif untuk mendekatkan dan memberikan informasi yang lebih jelas pada suatu isu kepada masyarakat di Kota Semarang, karena penentuan media yang tepat guna merangsang dan mempengaruhi pembaca dimana penyampaian pesan tidak melupakan perhitungan waktu, biaya, dan hasil akhir yang diterima masyarakat sebagai dampak positif. a. Media Utama 1. Iklan Animasi Iklan animasi menjadi media utama dalam penyampaian pesan, karena selain saat ini sedang digemari banyak kalangan,animasi memiliki fantasi dan karakter tersendiri yang dapat dengan lebih mudah di ingat oleh audience.Animasi ini menampilkan adegan yang dapat membuat mereka berpikir ulang apakah akan menerobos saat melintasi perlintasan Kereta Api agar audience dapat lebih memahami isi pesan dan tidak merasa takut jika dibanding dengan memberikan gambar atau kejadian aslinya. Iklan animasi ini memiliki durasi ± 40 detik. Iklan ini akan ditayangkan di tvku sehari 2 kali antara pukul 17.00 – 20.00 WIB selama 4 bulan dan akan di tayangkan saat sosialisasi.
45
b. Media Pendukung 1. Twitter Twitter ini di gunakan untuk sosialisasi terhadap masyarakat, dan untuk pengiriman foto selfie diperlintasan kereta api, untuk menyemarakkan sosialisasi tidak menerobos palang pintu kereta api dan agar masyarakat tidak merasa menunggu lama di perlintasan kereta api dengan menunjukkan foto selfie tidak menerobos palang pintu kereta api. Pengumuman pemenang akan dilakukan 1 minggu sekali untuk 3 orang dengan foto terbaik selama 4 bulan. 2. Kaos Kaos ini memiliki 1 variasi desain. Media kaos dapat menjadi media promosi berjalan, karena kaos dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas tempat. Kaos akan dibagikan untuk pemenang pertama lomba foto selfie di twitter. 3. Tote bag Tote bag ini memiliki 1 variasi desain. Tote bag dapat menjadi media promosi berjalan, karena tote bag dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Tote bag akan dibagikan untuk pemenang ke 2 lomba foto selfie di twitter. 4. Cover Bag Cover Bag ini memiliki 1 variasi desain. Media Cover Bag dapat menjadi media promosi berjalan, karena Cover Bag biasa digunakan diluar ruangan. Cover Bag akan dibagikan untuk pemenang ke 3 lomba foto selfie di twitter.
46
3.4.2 Program Media Wilayah jangkauan iklan ini adalah kota Semarang. Progam ini akan berlangsung dari bulan September, Oktober, November, dan Desember 2015. Frekuensi media pendukung iklan layanan masyarakat ini adalah: Tabel 3.2 Program Media
Sumber: Fatimah Zahra
September
Media
November
Januari
Tempat
Bulan Iklan
Oktober
1
2
3
4
1 2
3
4
1
2 3
4
1 2
TVKU antara pukul 17.00 -
animasi
20.00 WIB
twitter
Twitter dishubkominfo
Kaos
Hadiah juara 1 foto selfie
Tote bag
Hadiah juara 2 foto selfie
Cover Bag Hadiah juara 3 foto selfie
3.5
Biaya Perancangan 3.5.1 Biaya Media Tabel 3.3 Biaya Media
Sumber: Fatimah Zahra
Media
Durasi
Jumlah
@Harga
Frekuensi
Harga Total
Aplikasi Media Iklan Animasi
±20 detik
Penayangan 2x/sehari
Rp 600.000,- Selama 4 bulan Rp. 72.000.000,-
3
4
47
Kaos
Rp 50.000,-
Selama 4 bulan
Rp 800.000,-
Tote bag Sablon A3 1 totebag/minggu Rp 30.000,-
Selama 4 bulan
Rp 480.000,-
Selama 4 bulan
Rp 320.000,-
Cover Bag
Sablon A3 1 kaos/ minggu
Sablon
1 topi/minggu
Rp 20.000,-
Rp. 73.600.000,-
Total
3.5.2 Biaya Kreatif Tabel 3.4 Biaya Kreatif
Sumber: Fatimah Zahra
Perhitungan biaya kreatif
Total biaya kreatif
Biaya desain
Rp 4.000.000,-
Biaya animator
Rp 1.000.000,-
Total
Rp 5.000.000,-
3.5.3 Total Biaya Perancangan Tabel 3.5 Total Biaya Perancangan
Sumber: Fatimah Zahra
Jenis Biaya
Biaya
Biaya media
Rp 73.600.000,-
Biaya kreatif
Rp 5.000.000,-
Total
Rp 78.600.000,-
BAB IV DESAIN DAN PENGEMBANGAN 4.1
Karakterisasi Visual 4.1.1 Pengendara Kendaraan A. Tokoh Utama
Gambar 4.1 Pengendara Kendaraan di Perlintasan Kereta Api
Sumber: https://sidesaidblog.wordpress.com
Gambar 4.2 Referensi Gambar Pengendara Kendaraan
Sumber: http://archive.kaskus.co.id
48
49
Gambar 4.3 Visualisasi Pengendara Kendaraan
Sumber: Fatimah Zahra
50
B. Tokoh Pendukung
Gambar 4.4 Referensi Gambar Kendaraan
Sumber: http://kaskus.co.id
Gambar 4.5 Visualisasi Tokoh Pendukung
Sumber: Fatimah Zahra
51
4.1.2 Visual Pendukung A. Palang Pintu Kereta Api
Gambar 4.6 Referensi Gambar Palang Pintu Kereta Api
Sumber: http://rezalegenda.blogspot.com
Gambar 4.7 Visualisasi Palang Pintu Kereta Api
Sumber: Fatimah Zahra
52
B. Mobil
Gambar 4.8 Referensi Gambar Mobil 1
Sumber: http://maghreb.tatamotors.com/commercial-car/lpt613-34WB.aspx
Gambar 4.9 Visualisasi Mobil 1
Sumber : Fatimah Zahra
53
Gambar 4.10 Referensi Mobil 2
Sumber: http://www.agnewcorporate.com/specialoffers/1147/volkswagen-model-range
Gambar 4.11 Visualisasi Mobil 2
Sumber : Fatimah Zahra
C. Kereta Api
Gambar 4.12 Referensi Gambar Kereta Api
Sumber : http://stasiunkereta.blogspot.com/
54
Gambar 4.13 Visualisasi Kereta Api
Sumber : Fatimah Zahra
D. Environment Pendukung
Gambar 4.14 Environment Pendukung 1
Sumber : Fatimah Zahra
Gambar 4.15 Environment Pendukung 2
Sumber : Fatimah Zahra
55
Gambar 4.16 Environment Pendukung 3
Sumber : Fatimah Zahra
4.1.3 Studi Visual Tipografi A. Tipografi Pada Balon Suara Font yang digunakan untuk tulisan didalam balon suara yang berisi “?” dan “terobos, engga” adalah HelveticaNeueLT Std , font ini merupakan jenis san serif,dengan jarak perhuruf yang sedikit berjauahan, tulisan menjadi mudah terbaca. B. Tipografi Himbauan Himbauan terdapat di akhir animasi yang mengatakan “ Sebenarnya menunggu kereta lewat itu ga lama. Jadi, sabar ya…”, di munculkan menggunakan font Arial bold, font ini merupakan jenis san serif,memberikan kesan yang tegas tetapi mudah terbaca.
56
4.2
Story Board Tabel 4.1 Story Board
Sumber: Fatimah Zahra
Durasi : 4 detik Kamera : medium shot Kamera movement : zoom out Video : kereta api Fx : suara kereta Back sound : -
Durasi : 5 detik Kamera : Long Shot Video : tokoh utama mendahului kendaraan lain Fx : suara gas motor ngebut Back sound : suara ramai di jalan
Durasi : 3 detik Kamera : Long Shot Video
:
tokoh
utama
mengerem
kendaraan dan melihatkan ekspresi pengendara Fx : alarm ppka Back sound : suara ramai dijalan Durasi : 7 detik Kamera : Long Shot Camera movement : Panning Video : melihat ke kiri dan ke kanan Fx : Alarm palang pintu kereta api Backsound : -
57
Durasi : 2 detik Kamera : Close up Kamera movement : zoom in Video : Celah perlintasan kereta api Fx : Alarm palang pintu kereta api Backsound : -
Durasi : 3 detik Kamera : Medium Shot Video
:
Bertanya-tanya
mencari
kereta Fx : Alarm palang pintu kereta api Backsound : -
Durasi : 4 detik Kamera : Medium Shot Kamera movement : zoom out Video : bingung antara menerobos kereta atau tidak Fx : Alarm palang pintu kereta api Backsound : Durasi : 4 detik Kamera : Medium Shot Video : Kereta lewat Fx : suara kereta lewat Backsound : Alarm ppka
58
Durasi : 5 detik Video : himbauan Fx : dubbing Backsound : -
Durasi : 3 detik Video : logo DISHUBKOMINFO, logo DKV, logo UDINUS Fx : Backsound : -
4.3
Aplikasi Media Pendukung 4.3.1 Kaos
Gambar 4.17 Desain Kaos
Sumber : Fatimah Zahra
Ukuran : All size Bahan : Combad, cetak press
59
Kaos ini memiliki 1 variasi desain. Media kaos dapat menjadi media promosi berjalan, karena kaos dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas tempat. Desain kaos menampilkan palang pintu kereta api di bagian depan ,seolah-olah yang memakai kaos berada di belakang palang pintu kereta Api. Kaos juga bertuliskan “Aku tertib di perlintasan kereta api lhoo.. Kamu?”. Karena mereka telah membuktikan bahwa mereka tidak menerobos palang pintu kereta api melalui foto selfi yang dikirim ke twitter. Menggunakan kata “Kamu?” untuk menyindir pembaca nya. Kaos akan dibagikan untuk pemenang pertama lomba foto selfie di twitter. 4.3.2 Tote Bag
Gambar 4.18 Desain Tote Bag
Sumber : Fatimah Zahra
Ukuran : 35cm x 45cm Bahan : Kanvas Tote bag ini memiliki 1 variasi desain. Tote bag dapat menjadi media promosi berjalan, karena tote bag dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
60
Desain tote bag menampilkan rambu-rambu hati-hati untuk memperlihatkan kepada yang melihat tote bag itu selalu berhati-hati di perlintasan kereta api. Tote bag juga bertuliskan “Aku tertib di perlintasan kereta api lhoo..”. Karena mereka telah membuktikan bahwa mereka tidak menerobos palang pintu kereta api melalui foto selfi yang dikirim ke twitter. Tote bag akan dibagikan untuk pemenang ke 2 lomba foto selfie di twitter. 4.3.3 Cover Bag
Gambar 4.19 Desain Cover Bag
Sumber : Fatimah Zahra
Bahan : parasut, cetak press Cover bag ini memiliki 1 variasi desain. Media cover bag dapat menjadi media promosi berjalan, karena cover bag dapat digunakan sebagai pelindung tas dari hujan dan panas dapat dipakai kapan saja. Desain cover bag menampilkan rambu-rambu hati-hati untuk memperlihatkan kepada yang melihat tote bag itu selalu berhati-hati di perlintasan kereta api. Tote bag juga bertuliskan “Aku tertib di perlintasan kereta api lhoo..”. Karena mereka telah membuktikan bahwa mereka tidak
61
menerobos palang pintu kereta api melalui foto selfi yang dikirim ke twitter. Cover bag akan dibagikan untuk pemenang ketiga lomba foto selfie di twitter.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Iklan Layanan Masyarakat ini disajikan melalui media Animasi
yang dirasa tepat untuk sosialisasi karena saat ini sedang digemari banyak kalangan masyarakat. Untuk mendukung sosialisasi perlu event dengan pemberian hadiah kaos, tote bag, dan cover bag agar semakin banyak masyarakat yang melihat sehingga dapat meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api agar mengurangi pengendara kendaraan yang menerobos palang pintu kereta api dan tertib nya perlintasan kereta api, sehingga berkurangnya angka kecelakaan di perlintasan kereta api. 5.2
Saran Penulis menyadari adanya kekurangan dalam perancangan Iklan Layanan
Masyarakat
ini,
penulis
berharap
pada
perancang
selanjutnya
dapat
menyempurnakan perancangan ini dengan merancang media lain yang lebih lengkap, sehingga lebih banyak masyarakat yang mengetahui Iklan Layanan Masyarakat ini.
62
DAFTAR PUSTAKA
Referensi dari buku Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Tiga Belas.Jakarta: Erlangga Pujiyanto. 2014. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar dan Penerapannya. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Referensi dari disertasi Dwiantoro, Bayu., 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan diperlintasan kereta api. Kampus UI, Depok, Jawa Barat: Universitas Indonesia. Permatasari, Anggun., 2009. Investigasi kecelakaan antara mahasiswa UI dengan kereta api tahun 2006mpada jalur KRL Pondok Cina. Kampus UI, Depok, Jawa Barat: Universitas Indonesia. Referensi dari internet Dishubkotasemarang,2014.ProfilDiskominfo.URL:http://www.dishubkotasemaran g.com/about/ [Diakses pada 20 September 2014] Kompas, 2013. Tahun ini,68 kecelakaan akibat nekat terobos di pintu kereta (updated16November201318.24WIB)URL:http://nasional.kompas.com/read/201/ 11/16/1824109/Tahun.Ini.68.Kecelakaan.akibat.Nekat.Terobos.di.Pintu.Kereta[Di akses pada 25 September 2014] Merdeka, 2014. Terobos palang pintu,Sukardi tewas tersambar kereta api (updated 15 Agustus 2014) URL: http://www.merdeka.com/peristiwa/terobos-palang-pintusukardi-tewas-tersambar-kereta-api.html [Diakses pada 13 November 2014] Suaramerdeka, 2014. Ada 1.225 perlintasan KA tidak terjaga (updated 29 Agustus 2014l09.01WIB)URL:http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_sm g/2014/08/29/214852/Ada-1.225-Perlintasan-KA-Tidak-Terjaga [Diakses pada 25 September 2014]
63
Suaramerdeka, 2014. Awas! 1.110 perlintasan KA tak berpalang (updated 12 Juli 2014l10.02WIB)URL:http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/201 4/07/12/209218/Awas-1.110-Perlintasan-KA-Tak-Berpalang [Diakses pada 25 September 2014] Suarasurabaya, 2014. UU Perlintasan,KA wajib didahulukan (updated 13 Juni 2014 l 02.09 WIB) URL: http://www.suarasurabaya.net/fokus/232/2014/135715UU-Perlintasan,-KA-Wajib-Didahulukan [Diakses pada 25 September 2014]
64
LAMPIRAN
Surat pengajuan survey
65
Surat balasan survey
66
Hasil wawancara
Pertanyaan : Setiap hari ada berapa kereta yang melintas di sini mas?
o Jawaban : Kurang lebih ada 70 kereta mbak
Pertanyaan : Berapa jarak waktu antara kereta satu dengan yang lain?
o Jawaban : Kurang lebih 10 sampai 15 menit
Pertanyaan : Apa yang mas Agus lakukan ketika kereta akan datang?
o Jawaban : Saya akan bersiap menutup palang pintu jika genta berbunyi dan saya mendapat telpon dari kereta yang akan melintas di ngaglik ini lalu saya mengoperasikan mesin elektrik yang fungsinya untuk menutup palang pintu kereta api ini
Pertanyaan : Kapan palang pintu di tutp mas?
o Jawaban : 3 sampai 5 menit sebelum kereta datang
Pertanyaan : Apakah ada pengendara yang menerobos palang pintu ini pak?
o Jawaban : Wah,banyak sekali mbak sampai tidak bisa dihitung
Pertanyaan : Apa yang mas agus lakukan ketika banyak yang menerobos ?
o Jawaban : Saya teriyaki mbak,” awas hati-hati kereta sebentar lagi mau lewat”
Pertanyaan : Kapan pak waktu yang sering terjadi penerobosan?
o Jawaban : Sering mbak, biasanya waktu berangkat dan pulang sekolah,yang menerobos ya anak sekolah,waktu berangkat dan pulang kerja ya yang menerobos ya pekerja itu, apalagi waktu hujan mbak, sudah kondisi jalanan licin, banyak yang nerobos,kalau hujan saya atau teman saya yang berjaga gentian menjaga palang pintu ini untuk menghalangi pengendara motor yang mau nerobos. 67
Pertanyaan : Kalau ada kecelakaan siapa yang bertanggung jawab mas?
o Jawaban : Ya petugas penjaga Kereta Api, kemudian petugas tersebut di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Jika petugas penjaga Kereta Api tersebut tidak bersalah, dia bisa melanjutkan tugasnya kembali, asal permasalahan tersebut sudah selesai
Apa suka duka nya mas sebagai penjaga perlintasan ini?
o Jawaban : Kelihatannya pekerjaan ini mudah, tetapi sebenarnya sangat berat. Memang banyak orang menyepelekan tugas saya tapi ketika orang tersebut menjalankannya pasti berat, karena sebenarnya memang pekerjaan tersebut sangat berat. Suka duka nya karena setiap bulan dapat upah, pekerjaan ini santai tetapi mulia karena seperti yang sudah saya katakan, pekerjaan saya menyelamatkan banyak orang. Dukanya saya jarang bertemu dengan keluarga, sering ada rasa jengkel pada pengendara bermotor karena menerobos pintu palang perlintasan dan kalau sedang hujan juga banyak yang menerobos, jadi petugas harus langsung menghalangi pengendara bermotor untuk mendahulukan lewatnya kereta api sambil kehujanan. Kadang juga ada pengendara bermotor yang malah menabrak saya
68