Transportasi
PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T) Sylvia Indriany1, Wandhi Wijaya2 1
Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:
[email protected] 2 Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:
[email protected] ABSTRAK Kebutuhan akan sarana transportasi bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya merupakan kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Seiring pertumbuhan lalu lintas yang semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan ruas jalan yang ada menyebabkan masalah kemacetan di ruas maupun simpang. Kemacetan juga terjadi pada pertemuan jalan kereta api dengan jalan raya. Hal ini tidak dapat dihindari dengan semakin banyaknya perlintasan sebidang dan peningkatan penumpang KA sehinggaterjadi penambahan frekuensi perjalanan KA yang dibarengi dengan pembangunan double track. Kondisi tersebut terjadi pula pada perlintasan KA di stasiun Citayam, Depok, sehingga dapat diperkirakan kemacetan yang akan terjadi pada 10 tahun mendatang semakin parah. Untuk itu penelitian ini akan melihat kondisi Level of Service jalan eksisting(tipe 2/2UD)serta menganalisis antrian yang terjadi pada pintu perlintasan. Selain itu juga mengkaji kebutuhan akan adanya perubahan jenis perlintasan menjadi tidak sebidang berupa underpass. Selanjutnya akan dapat diketahui perubahan kinerja jalan yang direncanakan sampai dengan tahun 2022. Dari hasil survey di lapangan dan analisis dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 didapat hasil sebagai berikut : Level of Service (LOS) jalan eksisting saat ini adalah C-F dan pada tahun 2022 antara E - F. Pelebaran geometrik jalan tidak banyak berarti karena Level of Service pada tahun 2022 masih antara D – F. Pada analisa antrian yang terjadi pada perlintasan KA dengan kondisi eksisting menghasilkan antrian tak terhitung/ tak dapat diprediksi sehingga bila frekuensi perjalanan KA ditingkatkan maka antrian akan semakin panjang yang berarti kemacetan akan semakin parah pada ruas jalan Citayam. Dengan demikian perlu adanya pemikiran untuk perlintasan tidak sebidang yang diikuti oleh perubahan geometrik jalan dari tipe 2/2UD menjadi 4/2 UD dan 4/2 D (Underpass). Level of Service hasil analisis pada tahun 2022 antara B – C. Sebagai jalan alternatif yang dapat dipakai untuk mengurangi kemacetan adalah melewati jalan Mesjid Al Hidayah Desa Bojong Pondok Terong sampai dengan Jalan Raya Cipayung dengan beberapa penyesuaian geometric jalan. Kata kunci : Level of Service (LOS), Antrian,perlintasan KA, geometrik jalan, Underpass,tipe jalan
1.
PENDAHULUAN
Kebutuhan alat transportasi bagi penduduk kota Jakarta dan penyangganya sudah merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Karena dengans emakin mahalnya tempat tinggal di pusat kota, maka menyebabkan perkembangan kota beralih ke daerah-daerah suburban. Dengan kondisi tersebut, maka jarak yang harus ditempuh oleh para pekerja untuk sampai di tempat kerja semakin jauh,sehingga diperlukan alat transportasi yang cepat dan nyaman. Dengan kondisi angkutan umum yang belum memadai dari sisi kapasitas maupun kenyamanan, maka angkutan pribadi menjadi pilihan bagi mereka yang mulai meningkat strata ekonominya. Akibatnya kemacetan yang sering terjadi di DKI Jakarta dan kota penyangganya tidak hanya terjadi pada ruas jalan dan simpang, melainkan juga pada perpotongan atau pertemuan antara perlintasan kereta api dan jalan raya. Salah satu solusi yang dapat diterapkan guna menghindari kemacetan yang terjadi pada perpotongan antara perlintasan kereta api dan jalan raya adalah dibangunnya suatu persimpangan yang tidak sebidang sehingga tidak terjadi antrian pada saat kereta api lewat.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 139
Transportasi
Hal demikian juga terjadi di sekitar stasiun Citayam, yang merupakan perbatasan kota Depok dengan kabupaten Bogor. Kondisi lalu lintas pada sekitar perlintasan kereta api dan jalan Raya Citayam ini sangat buruk, karena banyak sekali titik-titik kemacetan yang ditemukan. Pada lokasi tersebut memiliki lebar ruas jalan hanya sekitar 5-6 meter dan dirasakan tidak sesuai dengan volume yang melewati jalan tersebut. Hal tersebut juga diperburuk dengan adanya pasar Citayam yang berdekatan dengan stasiun kereta api. Pada sepanjang jalan Raya Citayam juga ditemukan saluran irigasi sehingga menyulitkan bila lokasi jalan tersebut diperlebar. Maka dari itu, pemilihan pembangunaan simpang tak sebidangini sangat cocok diterapkan agar dapat menyelesaikan kemacetan di perpotongan antara perlintasan kereta api dengan jalan raya tersebut.
2.
TUJUAN PENELITIAN
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adanya perlintasan kereta api terhadap kondisi lalu lintas jalan raya Citayam. Secara lebih detail tujuannya adalah: 1. Menentukan kinerja eksisting jalan raya Citayam dan 10 tahun mendatang 2. Menganalisis antrian pada perlintasan kereta api 3. Menentukan kinerja jalan dan kecukupan standar geometrik jalan dengan adanya underpass 4. Membandingkan kinerja jalan sebelum dan sesudah adanya underpass
3.
KONDISI WILAYAH STUDI
Untuk memperjelas permasalahan dan memudahkan dalam menganalisa data, karena panjangnya jalan raya Citayam, maka sebagai batasan lokasi studi adalah sebagai berikut : 1. Jalan desa Bojong Pondok Terong sampai dengan stasiun Citayam ± 1420 meter. 2. Stasiun Citayam – pintu perlintasan KA. 3. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Cibinong. 4. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Sawangan.
Gambar 1. Petadan Kondisi Ruas Jalan Raya Citayam Selanjutnya tata guna lahan di lokasi studi(sekitar stasiun Citayam) adalah perumahan padat penduduk serta pasar dengan lebar jalan 5-6 meter. Dengan aktifitas sisi jalan yang tinggi maka kemacetan akibat pasar dan perlintasan kereta api menjadi pemandangan sehari hari. Sebaliknya pada jalan raya Cipayung yang sejajar dengan jalan raya Citayam, kondisi tata guna lahan adalah perumahan yang baru berkembang sehingga masih banyak lahan kosong. Dengan demikian aktifitas lalu lintas juga tidak sepadat pada jalan raya Citayam. Beberapa ilustrasi dapat dilihat pada gambar 1.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 140
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
4. METODA PENELITIAN
5. DATA DAN ANALISIS Geometrik Jalan Keterangan Data a. b. c.
Tipe Jalan Panjang Segmen Jalan Lebar Jalur
d.
Lebar Bahu / Trotoar
e. f. g. h.
Tipe Alinyemen Marka Jalan Rambu Lalu Lintas Jenis Perkerasan
Tabel 1. Hasil Survey Geometrik Jalan Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 1) 2/2 UD ± 4,5 km ± 5,6 m Sisi kiri = ± 2 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Datar Tidak ada Tidak Ada Flexiable Pavement (FP)
Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 2) 2/2 UD ± 2,5 km ± 5,2 m Sisi kiri = ± 2 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Datar Tidak ada Tidak Ada Flexiable Pavement (FP)
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 141
Transportasi
i.
Gambar Penampang Melintang
Sumber : hasil survey Tabel 2. Hasil Survey Geometrik Jalan Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 3) 2/2 UD ± 400 m ±6m Sisi kiri = ± 0,5 m (kerb) Sisi kanan = ± 0,5 m (kerb) Datar Tidak ada Tidak Ada Flexible Pavement
Keterangan Data b. c.
a. Tipe Jalan Panjang Segmen Jalan Lebar Jalur
d.
Lebar Bahu / Trotoar
e. f. g. h.
Tipe Alinyemen Marka Jalan Rambu Lalu Lintas Jenis Perkerasan
i.
Gambar Penampang Melintang
Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 4) 2/2 UD ± 4 km ±6m Sisi kiri = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 1 m (tidak diperkeras) Datar Tidak ada Tidak Ada Flexible Pavement
Sumber : hasil survey
Kecepatan Lalu Lintas Berdasar survey kecepatan lalu lintas pada jam puncak pada tiap tiap-tiap tiap ruas jalan secara lengkap didapat bahwa kecepatan rata-rata rata dibawah 30 km/jam dengan hasil terkecil pada pos 3 yaitu sekitar pasar citayam yang sepanjang hari kurang dari 20 km/jam. Tabel 33. Hasil Survey Kecepatan Pada Jam Puncak Waktu 06.30 - 07.30 11.00 - 12.00 17.15 - 18.15 Waktu 06.30 - 07.30 11.00 - 12.00 17.00 – 18.00
POS 1 Arah 1 km/jam 18,01 17,38 14,06 POS 3 Arah 1 km/jam 16,98 18,51 14,63
Arah 2 km/jam 20,50 20,17 19,08
Waktu
Arah 2 Km/jam 18,48 13,71 15,63
Waktu
POS 2 Arah 1 km/jam 26,34 23,73 24,45 POS 4 Arah 1 km/jam 23,18 23,81 22,04
06.30 - 07.30 11.45 - 12.45 17.00 – 18.00
06.30 - 07.30 11.15 - 12.15 17.00 – 18.00
Arah 2 km/jam 17,49 28,99 23,44 Arah 2 km/jam 22,97 23,35 23,51
Penilaian Kinerja Jalan Pada penilaian kinerja jalan, rasio arus terhadap kapasitas digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Tabel 4. Hasil Kinerja Ruas Jalan Tahun 2011 Keterangaan Volume jam puncak (smp/jam) Kapasitas jalan (smp/jam)
Pagi Siang Sore Pagi Siang
POS 1 1481,8 991,95 1297,75 1799 2045
Jl. Raya Citayam POS 2 1653,5 990,65 1125,25 1487 1690
POS 3 1116,95 1025,5 980,25 1850 1968
Jl. Raya Cipayung POS 4 1130,05 1003,6 1076,9 2065 2346
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 142
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
Derajat Kejenuhan (Q/C) LOS
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
1860 0,82 0,49 0,70 D C C
1538 1,11 0,59 0,73 NA C C
1968 0,60 0,52 0,50 C C C
2206 0,55 0,43 0,49 C B C
Sumber : hasil perhitungan Dengan angka pertumbuhan kendaraan 8% per tahun dan angka pertumbuhan penduduk di kota Depok mencapai 4,86 % per tahun, maka untuk kinerja ruas jalan tahun 2012 dengan asumsi kapasitas sama dengan tahun 2011 Tabel 5.Kondisi Jalan Eksisting Tahun 2012 POS 1 Arah 1 Arah 2 Pagi 1600,34 Volume jam puncak Siang 1071,31 (smp/jam) Sore 1401,57 Pagi 1799 Kapasitas jalan Siang 2045 (smp/jam) Sore 1860 Pagi 0,89 Derajat Kejenuhan Siang 0,52 (Q/C) Sore 0,75 Pagi E LOS Siang C Sore D Kecepatan Pagi 25 Operasional Siang 30 (VLV) Sore 27 (km/jam) Pagi 18,01 20,50 Kecepatan Siang 17,38 20,17 Survey (km/jam) Sore 14,06 19,08 Sumber : hasil rekapitulasi perhitungan Keterangaan
Jl. Raya Citayam POS 2 Arah 1 Arah 2 1785,78 1069,90 1215,27 1487 1690 1538 1,20 0,63 0,79 F C D NA 26 25 26,34 17,49 23,73 28,99 24,45 23,44
POS 3 Arah 1 Arah 2 1206,31 1107,54 1058,67 1850 1968 1968 0,65 0,56 0,54 C C C 25 24 25 16,98 18,48 18,51 13,71 14,63 15,63
Jl. Raya Cipayung POS 4 Arah 1 Arah 2 1220,45 1083,89 1163,05 2065 2346 2206 0,59 0,46 0,53 C C C 32 34 33 23,18 22,97 23,81 23,35 22,04 23,51
Analisis Antrian Pada Perlintasan Analisis antrian pada perlintasan ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar antrian yang terjadi pada pintu perlintasan kereta api yang berpotongan dengan jalan yang diteliti yaitu jalan Raya Citayam.Untuk menentukan tingkat kedatangan,survey dilakukan pada kedatangan kendaraan yang ingin menuju perlintasan KA, dengan posisi titik surveyor ± 60 meter sebelum pintu perlintasan (arah 1) dan ± 100 meter sebelum pintu perlintasan (arah 2). Sedangkan tingkat pelayanan dihitung dari jumlah kendaraan yang sudah melewati pintu perlintasan KA pada waktu tertentu. Hasil analisis dapat dilihat dari ρ > 1, maka pada lokasi tersebut terjadi antrian sepanjang hari dengan headway kereta api rata-rata 5 menit. Tabel 6. Hasil Perhitungan Antrian Pada Perlintasan Jam Puncak Arah 1 Arah 2 Keterangaan Pagi Siang Sore Pagi Siang Kedatangan rata-rata λ (kend/jam) 927 937 1217 1508 1009 Pelayanan rata-rata µ (kend/jam) 852 816 969 1305 951 Intensitas lalu lintas (ρ) 1,088 1,148 1,256 1,156 1,061 Sumber : hasil perhitungan
Sore 896 886 1,011
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 143
Transportasi
Prediksi Kinerja Jalan Dengan Kondisi Eksisting tahun 2022 Pada analisis tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 dipergunakan variabel prediksi volume lalu lintas serta prediksi kapasitas jalan. Hasil dari prediksi volume lalu lintas dan prediksi dari kapasitas jalan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 7. Prediksi kinerja jalan pada tahun 2022 Jalan Raya Citayam (POS 1) Jalan Raya Citayam (POS 2) Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan LOS LOS (Q/C) (Q/C) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1,85 1,09 1,56 F F F 2,49 1,31 1,64 F F F Jalan Raya Citayam (POS 3) Jalan Raya Cipayung (POS 4) Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan LOS LOS (Q/C) (Q/C) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1,35 1,17 1,12 F F F 1,23 0,96 1,09 F E F Sumber : hasil perhitungaan Tabel 8.Hasil Kecepatan Operasional Tahun 2022 Keterangan Kecepatan Arus Bebas (LV) (km/jam) Pagi Derajat Siang Kejenuhan (Q/C) Sore Kecepatan Pagi Operasional Siang (FVLV) Sore (km/jam) Sumber : hasil analisis
POS 1
Jl. Raya Citayam POS 2
POS 3
Jl. Raya Cipayung
37,5
35
33
41
1,85 1,09 1,56 NA NA NA
2,49 1,31 1,64 NA NA NA
1,35 1,17 1,12 NA NA NA
1,23 0,96 1,09 NA 25 NA
Alternatif Penyelesaian Masalah Jika melihat kondisi geometrik eksisiting maka kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi hampir semua ruas jalan dengan kondisi F dan kecepatan tak terhitung, kondisi ini diperburuk dengan adanya antrian yang terjadi pada pertemuan antara ruas jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Sehingga diperlukan solusi untuk memperbaiki kinerja jalan tersebut dan mengurangi panjangnya antrian pada pertemuan jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Melihat keadaan wilayah sekitar yakni pemukiman yang padat, adanya pasar tradisional, merupakan jalur utama Kota Depok – Bogor ke Jakarta dan peningkatan pelayanan pengguna KA (perkecil headway) maka diperlukan simpang tidak sebidang dititik lokasi pertemuan antara jalan Raya Citayam dengan jalan Kereta Api. Dengan rencana tersebut diperlukan adanya penyesuaian geometrik jalan sehingga keberadaan perlintasan tidak sebidang dapat memperbaiki kinerja jalan secara signifikan. Perbaikan yang dilakukan sebagai berikut : Pelebaran Lajur Standar 3,5 meter (type 2/2 UD) Tabel 9.Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 1 Keterangan
POS 1
Kecepatan Arus Bebas 43,5 (LV) (km/jam) Pagi 1,37 Derajat Kejenuhan Siang 0,81 (Q/C) Sore 1,16 Kecepatan Pagi NA Operasional Siang 32 (VLV) Sore NA (km/jam) Sumber : hasil dari grafik MKJI 1997
Jl. Raya Citayam POS 2
POS 3
Jl. Raya Cipayung
43,5
41
45
1,53 0,81 1,01 NA 32 NA
0,97 0,83 0,80 25 30 31
1,05 0,82 0,93 NA 33 28
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 144
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
Perubahan Type Jalan dari 2/2UD menjadi 4/2 D dan 4/2 UD Tabel 10. Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 2 Keterangan Kecepatan Arus Bebas (LV) (km/jam)
POS 1
Jl. Raya Citayam POS 3 (arah POS 2 1)
54
Pagi 0,60 Derajat Kejenuhan Siang 0,38 (Q/C) Sore 0,52 Kecepatan Pagi 47 Operasional Siang 53 (VLV) Sore 49 (km/jam) Sumber : hasil dari grafik MKJI 1997
POS 3 (arah 2)
Jl. Raya Cipayung
54
56,5
56,5
56
0,67 0,38 0,45 45 53
0,57 0,36 0,37 51 54
0,34 0,37 0,4 55 53,5
0,53 0,44 0,48 50 52,5
51
53,5
53
52
POS 3 mewakili kinerja jalan pada perlintasan tak sebidang(underpass) sehingga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Q/C < 0,75 atau LOS berada pada rentang B – C. Jadi, dapat disimpulkan jika dengan kondisi penyesuaian geometrik yang telah direncanakan untuk kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi lebih baik atau Q/C dibawah 0,75. Sehingga perencanaan geometrik yang dirancang bersamaaan dengan perlintasan tidak sebidang diharapkan dapat memperbaiki kinerja jalan 10 tahun kedepan.
6. KESIMPULAN Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pelayanan jalan untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung yang diamati pada kondisi geometrik jalan eksisting didominasi LOS C atau Q/C ≥ 0,75. 2. Hasil kecepatan survey langsung dilapangan yang dilakukan tahun 2012 pada ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung dengan kondisi geometrik jalan eksisting didapat kecepatan sekitar 13 km/jam – 26 km/jam. 3. Menyikapi pertumbuhan kendaraan dikota Depok ± 8% pertahun maka, diperkirakan kondisi ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung untuk tahun 2022 dengan tidak adanya perubahan kondisi geometrik, tingkat pelayanan jalan menjadi F atau Q/C ≥ 1 (rentang nilai). 4. Dengan kondisi eksisting ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung kecepatan rata-rata paadaa tahun 2022 menjadi sangat kecil sampai tak terhingga. 5. Pada perhitungan antrian dengan headway 5 menit, intensitas lalu lintas (ρ) sepanjaang hari > 1 karena λ > µ. Sehingga mengakibatkan antrian yang panjang dan waktu dalam antrian/ system tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menambah kemacetan pada ruas jaalan Citayam, sehingga diperlukan adanya perbaikan kinerja pintu perlintasan untuk menghindari antrian yang semakin panjang. 6. Sebagai bahan pertimbangan untuk alternative penyelesaian masalah kemacetan dan mendukung pembuatan perlintasan tidak sebidang direncanakan sebagai berikut : a. Dengan pelebaran lajur menjadi 3,5 m perlajur dengan type jalan 2/2 UD Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara D - F atau Q/C ≥ 0,75 dengan kecepatan rata-rata tak terprediksi hingga 2 km/jam. b. Perubahan type jalan menjadi 4/2 D dan 4/2 UD dengan lebar lajur 3,5 m Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara B - C dengan kecepaataan rata-rata 45 km/jam – 55 km/jam. 7. Melihat kondisi lalu lintas dengan fungsi jalan maka pembangunan perlintasan tidak sebidang pada ruas jalan Raya Citayam merupakan kebutuhaan yang mendesak. 8. Sebagai jalan alternative yang akan digunakan pada masa pembangunan perlintasan tidak sebidang (jalur jalan Raya Citayam) melalui jalan Desa Bojong Pondok Terong yang terdapat jalur angkot memotong ke Jalan Raya Cipayung dengan Level of Service (LOS) antara B – C.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 145
Transportasi
DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik(2010)Kota Depok dalam angka, Jawa Barat Highway Capacity Manual(1994) special report 209 Jendral Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, (1990), Tata Cara Pelaksanaan Survey dan Perhitungan Lalu-lintas Cara manual. No. 016/T/BNKT/1990. Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum,(1997)Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. May, A.D, (1990), Traffic Flow Fundamentals, Prentice – Hall International Inc, New Jersey, USA. Sylvia(2011)Studi Kebutuhan Perlintasan Tak Sebidang pada Jalan Raya Citayam,Laporan Penelitian Universitas Mercu Buana,Jakarta Wandi Wijaya, Sylvia(2012)Studi kebutuhan Underpass pada Perpotongan jalan KA dengan jalan Raya,Tugas Akhir, Universitas Mercu Buana,Jakarta Yupiter Indrajaya, Bambang Riyanto, Das’at Widodo, Pengaruh penyempitan jalan terhadap karakteristik lalu lintas(studi kasus ruas jalan kota Demak Kudus road,Km.5),Undip Semarang,
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 146
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013