MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI METAKOGNITIF TIPE SELF-EXPLANATION (Penelitian Tindakan Kelas) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Aimi Nursetami Martana 1111017000058
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK AIMI NURSETAMI MARTANA (1111017000058). Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 12 Depok), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, Februari 2017. Kepercayaan diri adalah suatu sikap meyakini kemampuan diri sendiri, berbuat dengan penuh keyakinan, berpikir positif, dan mampu menyelesaikan pekerjaan atau masalah tanpa harus khawatir tentang apa yang tidak bisa ia lakukan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pelajaran matematika dan untuk menganalisis proses pembelajaran matematika dengan strategi Metakognitif Tipe SelfExplanation dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan menggunakan strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation. Strategi Metakognitif Tipe SelfExplanation adalah strategi yang berfokus pada siswa untuk selalu memonitoring pemikirannya sehingga mereka menyadari apa yang mereka lakukan dalam upaya menyelesaikan suatu permasalahan melalui intruksi-intruksi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan di kelas VIII-4 salah satu SMP Negeri di Depok pada tahun ajar 2016/2017. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation yang terdiri dari tahap Monitoring Comprehension, tahap Paraphasing, tahap Bridging Inferences dan tahap elaborating, yang pada tahap elaborating dilakukan pemberian reward bagi siswa yang berani mengajukan diri ke depan kelas ternyata tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika tetapi juga hasil belajar matematika siswa.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Self – Confidence, dan Self - Explanation
ABSTRAK
AIMI NURSETAMI MARTANA (1111017000058). Improving Student’s Self-Confidence in Learning Mathematics with Strategies Metacognitive Types of Self-Explanation (Classroom Action Research in State Junior High School 12 Depok), Skripsi Departement of Mathematics Education, Faculty of Educational Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, February 2017. Self-confidence is an attitude to believe in your ability, act with confidence, positive thinking and be able to complete your work or problems without having to worry about what you can not do. The purpose of this research is to increase the students' confidence in mathematic's learning and to analyzing proces mathematics learning with strategies Metacognitive type's SelfExplanation to increase the confidence of students. Strategies metacognitive type's self-explanation are a strategy that focuses on students to continue to monitor his thoughts so that they realize what they are doing in an effort to solve the problems with the instructions given in the learning process. This study uses a Class Action Research method (CAR) conducted in VIII-4, one junior high school in Depok academic year 2016/2017. The results obtained in this study indicate that learning by using strategies metacognition type's Self-Explanation which consists of monitoring comprehension, paraphrasing, bridging inferences and elaborating which at the stage of elaborating carried to give a reward for students who dare to make themself to forward to front of the classroom not only can enhance the flavor self confidence of students in mathematics learning but also student's learning outcomes.
Key Word: Confidence, Self – Confidence, and Self – Explanation
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan pentunjuk, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan, kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, sehingga semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan saran selama ini. 3. Ibu Dr. Tita Khalis M., M.Kom., selaku dosen pembimbing I yang telah penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. 4. Bapak Dr. Abdul Muin, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. 5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yanng telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama perkuliahan dan penulisan skripsi selama ini. 6. Bapak H. Yusuf, M.M., selaku Kepala SMP Negeri 12 Depok yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Ibu Dra. Satriawati selaku guru Matematika SMP Negeri 12 Depok dan sebagai kolaborator dalam penelitian ini. 8. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta. Alm. Bapak Suwandi yang memberikan bantuan, do’a, saran, dorongan dan motivasi hingga penulis
dapat melalui setengah perjalanan penulisan skripsi dengan baik, semoga engkau bahagia di sana. Ibu Sunanti yang selalu memberikan doa, dorongan dan kekuatan yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga ibu sehat selalu sehingga dapat menemaniku untuk meraih kesuksesan lainnya. 9. Kakak tersayang Ide Reachani Martana, S.T., yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Adik tersayang Wise Aditiya Martana yang selama ini memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama proses penulisan. 11. Yongyong laptop tersayang yang menemani dari SMA, masuk kuliah hingga menyelesaikan
skripsi
ini,
semoga
dapat
selalu
menemani
untuk
menghasilkan karya lain. 12. CN.Blue, DBSK dan BtoB yang lagunya selalu menemani ketika penulis mengerjakan skrisi ini. 13. 6 Sahabat tersayang (Fahmi, Aisyah, Nahla, Marlina, Kholifah, dan Ardhina) yang bersama-sama berjuang dan saling membantu serta memberikan semangat selama proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas jasa baik yang diberikan pada penulis dan dapat menerimanya sebagai amal kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih belum mendekati kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca serta memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan matematika di masa mendatang. Jakarta, Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK ..............................................................................................................i KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II
KAJIAN
TEORITIK
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVERENSI TINDAKAN ......................................................... 8 A. Deskripsi Teoretik ......................................................................... 8 1. Kepercayaan Diri dalam Pembelajaran Matematika .......... 8 2. Strategi Metakognitif ............................................................ 12 3. Strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation (Penjelasan Diri)......................................................................................... 16 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 19 C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ....................... 20 D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 23 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 23 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ................................ 23 C. Subjek Penelitian ......................................................................... 26 D. Peran dan Posisi dalam Penelitian ............................................ 26 E. Tahap Interverensi Tindakan .................................................... 26 F. Hasil Interverensi Tindakan yang Diharapkan ....................... 29 G. Data dan Sumber Data ............................................................... 29 H. Instrumen Penelitian ................................................................... 30 I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 34 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................ 35 K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis........................... 37 L. Tindak Lanjut/Pengembangan Rencana .................................. 39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .............. 40 A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................. 40 1. Penelitian Pendahuluan ........................................................ 40 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ......................................... 42 3. Analisis Data dan Refleksi Siklus I ...................................... 61 4. Tindakan Pembelajaran Siklus II ....................................... 71 5. Analisis Data dan Refleksi Siklus II .................................... 90 B. Interpretasi Hasil Analisis .......................................................... 99 C. Pembahasan Temuan Penelitian ................................................ 99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 103 A. Kesimpulan ................................................................................ 103
B. Saran .......................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1
Indikator Kepercayaan Diri Siswa ................................................... 12
Tabel 3. 1
Poin Skala ........................................................................................ 30
Tabel 3. 2
Kisi – Kisi Instrumen Skala Keppercayaan Diri .............................. 31
Tabel 3. 3
Indikator Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa ..................... 32
Tabel 3. 4
Skala Penilaian Lembar Observasi................................................... 32
Tabel 3. 5
Kisi – Kisi Instrumen Tes Siklus I ................................................... 33
Tabel 3. 6
Kisi – Kisi Instrumen Tes Siklus II .................................................. 34
Tabel 3. 7
Kriteria Reliabilitas Instrumen ......................................................... 37
Tabel 3. 8
Rumus Kategori Tingkat Kepercayaan Diri ..................................... 38
Tabel 4. 1
Hasil Observasi Pertemuan ke-1 ...................................................... 48
Tabel 4. 2
Hasil Observasi Pertemuan ke-2 ...................................................... 52
Tabel 4. 3
Hasil Observasi Pertemuan ke-3 ...................................................... 55
Tabel 4. 4
Hasil Observasi Pertemuan ke-4 ...................................................... 60
Tabel 4. 5
Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Kelas pada Siklus I...... 64
Tabel 4. 6
Skor Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus I ................................... 65
Tabel 4. 7
Kategori Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus I........... 65
Tabel 4. 8
Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus I .......................... 67
Tabel 4. 9
Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa......................................... 67
Tabel 4. 10 Hasil Observasi Pertemuan ke-5 ...................................................... 76 Tabel 4. 11 Hasil Observasi Pertemuan ke-6 ...................................................... 81 Tabel 4. 12 Hasil Observasi Pertemuan ke-7 ...................................................... 85 Tabel 4. 13 Hasil Observasi Pertemuan ke-8 ...................................................... 89 Tabel 4. 14 Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Kelas pada Siklus II .... 92 Tabel 4. 15 Perbandingan Hasil Lembar Observasi Siswa pada Siklus I dan II . 93 Tabel 4. 16 Skor Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus II .................................. 94 Tabel 4. 17 Kategori Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus II ......... 94 Tabel 4. 18 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus II ......................... 96 Tabel 4. 19 Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa......................................... 96
Tabel 4. 20 Perbandingan Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus I dan II .......... 98 Tabel 4. 21 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus I dan II .. 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1
Skema Rancangan Siklus Penelitian .......................................... 25
Gambar 4. 1
Tahap Monitoring Comprehension Pertemuan Ke-1 ................. 45
Gambar 4. 2
Siswa Diam Tidak Mengerjakan LKS yang Diberikan (Siswa S38) ............................................................................................. 45
Gambar 4. 3
Pertanyaan yang Tidak Diselesaikan Siswa ............................... 46
Gambar 4. 4
Siswa Melihat Pekerjaan Teman Sebangkunya ......................... 51
Gambar 4. 5
Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-3 (perhitungan menentukan harga satuan barang) .............................................. 54
Gambar 4. 6
Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-4 ....................................... 57
Gambar 4. 7
Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-4 .............................. 58
Gambar 4. 8
S26 Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Di Depan Kelas.......... 59
Gambar 4. 9
Mengerjakan Tes dengan Bekerjasama dan Bertanya dengan Siswa Lain. ................................................................................. 61
Gambar 4. 10 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-5 .............................. 75 Gambar 4. 11 S48 dan S8 Mengerjakan Tugas dengan Serius ......................... 76 Gambar 4. 12 Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-6 ....................................... 79 Gambar 4. 13 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-6 .............................. 80 Gambar 4. 14 Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-7 ....................................... 83 Gambar 4. 15 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-7 .............................. 84 Gambar 4. 16 Siswa Antusias dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat 85 Gambar 4. 17 Tahap Paraprasing Pertemuan ke-8 ............................................ 87 Gambar 4. 18 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-8 .............................. 88
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 108
Lampiran 2
Bahan Ajar ............................................................................... 129
Lampiran 3
Angket Skala Kepercayaan Diri Siswa .................................... 165
Lampiran 4
Tes Individu Akhir Siklus I dan II ........................................... 168
Lampiran 5
Kuesioner Kepercayaan diri Pra Penelitian dan Akhir Siklus I dan II ........................................................................................ 174
Lampiran 6
Pedoman Observasi Kepercayaan Diri Kelas .......................... 179
Lampiran 7
Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa ................... 182
Lampiran 8
Hasil Lembar Observasi Guru Kelas........................................ 190
Lampiran 9
Kutipan Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Tindakan ... 200
Lampiran 10
Kutipan Hasil Kuesioner Siswa ............................................... 202
Lampiran 11
Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa........................................ 207
Lampiran 12
Perhitungan Pengkategorian Skala Kepercayaan Diri ............. 211
Lampiran 13
Hasil Tes Individu Akhir Siklus I dan II .................................. 212
Lampiran 14
Hasil Uji Validasi ..................................................................... 213
Lampiran 15
Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 216
Lampiran 16
Lembar Uji Referensi ............................................................... 220
Lampiran 17
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 228
Lampiran 18
Surat Ijin Penelitian .................................................................. 229
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, standar kompetensi lulusan yang digunakan sebagai pedoman penilaian mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 1 Aspek sikap (afektif) yang dimaksud dalam PP tersebut meliputi sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri. Hal itu diperjelas lagi dengan Standar Isi (SI) yang ditetapkan untuk pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dinyatakan bahwa tujuan pelajaran matematika adalah siswa mampu memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri.2 Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan terdapat kemampuan afektif yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika.
Salah satu
kemampuan afektif yaitu sikap percaya diri (Self Confidence). Hal tersebut sesuai dengan Gagne yang mengungkapkan terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. 3 Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yang diungkapkan oleh Gagne tersebut yaitu salah satunya adalah sikap percaya diri.
1
Salinan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008) h. 2 3 Made Pidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 206-207. 2
1
2
Rendahnya rasa percaya diri menurut Damon, bagi beberapa remaja dapat menimbulkan banyak masalah dari masalah ringan hingga masalah yang berat seperti depresi dan penyesuaian diri lainnya. 4 Maka dalam hal ini, terdapat kemungkinan bahwa ketika seorang siswa mengalami kepercayaan diri yang rendah dapat mempengaruhi proses belajarnya di kelas. Tavani & Losh5, dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2003 serta
Hendriana 6 , dalam
penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2014 mengatakan terdapat korelasi antara kepercayaan diri (self-confidence) dengan hasil belajar siswa dalam matematika. Hal tersebut membuktikan bahwa kepercayaan diri salah satu hal yang dapat mempengaruhi kepada keberhasilan siswa dalam belajar. Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa percaya diri termasuk dalam aspek sikap yang dibutuhkan bagi siswa, hal ini salah satunya dalam pembelajaran matematika. Ketika siswa memiliki percaya diri yang tinggi itu akan membantu mereka meraih hasil belajar yang baik dalam pembelajaran. Penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa seberapa pentingnya siswa untuk memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran terutama pembelajaran matematika. Pernyataan tersebut sesuai oleh Martin yang berpendapat bahwa kepercayaan diri menjadi pelumas yang melancarkan roda hubungan antara anda, kemampuan yaitu bakat, keahlian, dan potensi serta cara anda memanfaatkannya.7 Siswa yang memilliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut. Siswa yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan hasil belajarnya sendiri. Namun pada kenyataannya, masih terdapat siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dalam pembelajaran matematika di kelas. Rendahnya kepercayaan diri siswa dapat terlihat dari tidak beraninya siswa bahkan terkesan 4
John W Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 339. Christopher M. Tavani & Susan C. Losh, “Motivation, Self-Confidence, and Expectations as Predictors of the Academic Performences Among Our High School Students”, Flodrida State University: Child Study Journal, Vol 33 No. 3 2003, p. 144. 6 Heris Hendriana, “Mathematical Connection Ability and Self-Confidence”, International Journal of Education, Vol. 8 No. 1 December 2014, p. 8. 7 Martin Perry, Confidence Boosters”, (Jakarta: ESENSI, 2003), h.9. 5
3
takut untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, tidak hanya itu hanya beberapa siswa yang aktif untuk melakukan presentasi di depan kelas. Beberapa penelitian telah mengungkapkan tentang rendahnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika tersebut. Salah-satu penelitian tersebut yaitu yang dilakukan oleh Bekti setiti8 di SMP Negeri 4 Kota Tanggerang Selatan pada tahun ajar 2009/2010 dan Siti Chodijah 9 di SDI Ruhama Cirendeu pada tahun ajar 2009/2010. Dari penelitian yang dilakukan Bekti dan Chodijah memiliki hal kesamaan dimana keduanya menyatakan bahwa masih rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika yaitu ceramah dan diskusi serta rendahnya respon siswa dalam pembelajaran bahkan cenderung takut untuk bertanya dan maju ke depan kelas. Permasalahan itu juga terjadi pada beberapa siswa di SMP Negeri 12 Depok yang terlihat saat melakkukan observasi pada Kamis, 3 November 2016 dan Jum’at, 4 November 2016 di kelas VIII-4. Dari hasil pengamatan hanya 1-2 siswa yang berinisiatif maju untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas. Selain itu, dari 49 siswa hanya 10 sampai 15 siswa yang serius mengerjakan soal latihan secara individu, serta tidak ada siswa yang berani menyampaikan pendapatnya di depan kelas ataupun bertanya kepada guru. Selama pembelajaran siswa hanya diam memperhatikan penjelasan dari guru di depan kelas dan tidak terlihat siswa aktif dalam mengikuti pelajaran kemudian siswa mengerjakan tugas rutin yang diberikan guru setelah penjelasan selesai. Mengingat pentingnya meningkatkan kepercayaan diri pada siswa sebagai salah satu hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, maka siswa membutuhkan bantuan guru dalam memperoleh kepercayaan diri dalam pembelajaran. Percaya berarti yakin, Sanders mengatakan, berdasarkan Oxford English Dictionari, percaya diri adalah memiliki keyakinan kuat, tidak merasa 8
Bekti Setiti, “Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melaluui Pendekatan Coopeeratif Learning Tipe Number Head Together dalam Pembelajaran Matematika”, Skripsi UIN Jakarta: 2011, h. 55, tidak dipublikasikan. 9 Siti Chodijah, “Pembelajaran Berbasis DAP untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa dalam Belajar Matematika”, Skripsi UIN Jakarta: 2010, h. 50, tidak dipublikasikan.
4
takut gagal. 10 Santrock mengatakan bahwa rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri.11 Peran guru di sekolah sangatlah penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena gurulah yang merencanakan tindakan untuk proses pembelajaran di kelas. Harter mengatakan bahwa dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang juga penting bagi rasa percaya diri remaja. 12 Salah satu dukungan alternatif yang dapat diberikan salah satunya adalah oleh guru. Salah satu cara guru untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam hal ini adalah diperlukannya strategi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran matematika, salah satunya dengan menggunakan strategi Metakognitif tipe self explanation. Strategi Metakognitif tipe self-explanation (SE) adalah strategi pembelajaran dengan cara yang mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri dalam upaya untuk lebih memahami apa yang dilakukan oleh otak. 13 Strategi SelfExplanation melatih siswa untuk lebih berusaha secara individu untuk memahami suatu konsep pelajaran dalam hal ini materi matematika dan menemukan penyelesaian suatu masalah secara mandiri dengan cara mengajukan pertanyaan dan penjelasan kepada diri sendiri. Menurut Mc.Namara, pengajuan pertanyaan kepada diri sediri tersebut dapat dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan.14 Pengajuan pertanyaan dalam bentuk tulisan dapat berupa instruksi-intruksi yang mengarahkan siswa untuk memonitor diri mereka sendiri, seperti menyadari kelemahan dan kemampuannya ataupun menyadari apa yang mereka ketahui dan apa yang tidak mereka ketahui dari sebuah permasalahan yang disajikan. Dengan adanya kesadaran siswa tentang hal tersebut mereka akan lebih memahami kemampuannya dan lebih berpikiran positif tentang dirinya. Self-Explanation juga 10
P. Sander & I. Sanders, “Measuring Convidence in Academic Study: Asummary Report”, Electronic Journal of Research in Educational Psychology and Psychopedagogy, 1, 1-17, ISSN: 1696-2095. p.3, (http://pythagoras.org). 11 John W Santrock, op. cit., h. 336 12 ibid., h. 339 13 Robert Harris, Learning Strategy 5: Self Explanation, 2015, p.1, (www.Virtualsalt.com). 14 Danielle S. McNamara and Joseph P. Magliano. “Self-Explanation and Metacognition: Dynamics of Reading”, dalam Dauglas J. Hacker, John Dunlosky and Arthur C. Graesser (eds.), Hand Book of Metacognition in Education, (New York: Routledge, 2009), p. 60.
5
memberikan itruksi kepada siswa untuk memikirkan cara apa yang dapat mereka gunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada tersebut secara individu sehingga mereka akan lebih meyakini kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga kepercayaan diri mereka dalam menyelesaikan masaah dapat meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bednar, dkk dan Lazarus mengungkapkan hal yang sama tentang rasa percaya diri, bahwa rasa percaya diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah dan berusaha untuk mengatasinya, bukan hanya menghindarinya.15 Melihat latar belakang masalah diatas maka, dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika dengan judul “Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi Metakognitif Tipe SelfExplanaton”.
B. Identifikasi Masalah Melihat kepada latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya keyakinan terhadap kemampuan diri siswa sendiri dalam matematika. 2. Kurang terbiasanya siswa mengemukaan pendapat dan bertanya selama pelajaran matematika karena kurangnya arahan guru untuk mengajak siswa memberikan pendapatnya selama pembelajaran matematika sehingga siswa malu mengemukakan pendapatnya. 3. Guru terbiasa hanya memberikan soal rutin atau biasa tanpa selingan soal pemecahan masalah. 4. Kurang semangatnya siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah 15
John W Santrock. loc. cit.
6
Dikarenakan luasnya ruang lingkup masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian dapat lebih terarah. Masalah dalam penelitian ini akan dibatasi pada: 1. Materi pelajaran matematika pada penelitian ini meliputi materi Aljabar yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan materi Geometri yaitu Pythagoras. 2. Penelitian akan dilakukan pada kelas VIII-4 semester I SMP Negeri 12 Depok
D. Perumusan Masalah Agar penyusunan tujuan dan manfaat penelitian dapat lebih terarah maka terlebih dahulu peneliti menyusun rumusan masalah dalam penelitian kali ini yaitu: Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan strategi metakognitif tipe self-explanation dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Untuk
menganalisis
menggunakan
strategi
proses
pembelajaran
metakognitif
tipe
matematika
dengan
self-explanation
dalam
meningkatkan kepercayaan diri siswa. 2. Untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Metakognitif tipe SelfExplanation.
F. Manfaat Penelitian
7
Manfaat yang didapat dengan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah: 1. Bagi Siswa Mampu meningkatkan kepercayaan diri (self confidence) siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah. 2. Bagi Guru Memberi masukan kepada guru untuk menggunakan pembelajaran strategi self explanation dalam pembelajaran matematika di kelas untuk meningkatkan kepercayaan diri (self explanation) siswa. 3. Bagi Penulis Menambah wawasan
dan pengalamaan penulis
terutama dalam
penggunaan strategi self explanation dalam pembelajaran di kelas.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTEREVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoretik 1. Kepercayaan Diri dalam Pembelajaran Matematika Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting untuk dimiliki dalam kehidupan manusia. Percaya diri pada dasarnya merupakan suatu keyakinan untuk menjalani kehidupan, mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri pada diri sendiri bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya percaya diri dapat membantu dalam keberhasilannya. Ketika seseorang memiliki sikap percaya diri membuat dirinya selalu dalam kondisi optimis dan pantang menyerah. Percaya berarti yakin, tahu, mengerti sungguh-sungguh dengan pasti. Sntrock mengatakan bahwa rasa percaya diri adalah dimensi evaluative yang menyeluruh dari diri.
1
Menurut Ibrahim “percaya diri adalah berbuat dengan penuh
keyakinan”. 2 Seseorang yang memiliki percaya diri melakukan kegiatan positif dengan penuh antusias serta selalu berpikir positif akan apa yang dikerjakan. Hal ini diperkuat oleh Martin Perry yang mengatakan percaya diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa ia lakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa anda lakukan, tapi memiliki kemauan untuk belajar.3 Kepercayaan diri merupakan kunci vital untuk meraih kesuksesan dalam belajar. Ciri orang yang percaya diri adalah lebih fokus pada apa yang bisa dilakukan dan hasil positif yang akan diraih. Jika seseorang mengalami kehilangan kepercayaan diri hal itu dapat menyebabkan seseorang takut untuk mengambil keputusan dikarenakan takut salah. Tingkat kepercayaan diri dapat 1
John W Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta:Erlangga, 2003), h. 336. Ibrahim Elfiky, Terapi Berpikir Positif, (Jakarta: Zaman, 2009) h. 54. 3 Martin Perry, Confidence Boosters, (Jakarta: ESENSI, 2003), h.6-11. 2
8
9
ditunjukan dalam banyak cara yaitu prilaku, bahasa tubuh, cara berbicara, penggunaan kata-kata, dan sebagainya. Martin Perry mengungkapkan ciri – ciri seseorang memiliki kepercayaan diri adalah:4 1) Tidak ada keraguan 2) perbandingan dengan orang lain 3) Tiadak ada rasa takut akan kegagalan 4) Tidak mengkhawatirkan anggapan orang lain
Sedangkan menurut John W. Santrock, indikator-indikator positif kepercayaan diri tersebut meliputi: 5 1) Mengarahkan atau memerintah orang lain 2) Menggunakan kualitas suara yang disesuaikan dengan situasi 3) Mengekspresikan pendapat 4) Duduk dengan orang lain dalam aktivitas social 5) Bekerja secara kooperatif dalam kelompok 6) Memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara 7) Menjaga kontak mata selama perbincangan berlangsung 8) Memulai kontak yang ramah dengan orang lain 9) Menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain 10) Berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan Menurut lauster mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya diri, yaitu:6 1) Percaya pada kemampuan sendiri 2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan 3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri 4) Berani mengungkapkan pendapat
4
Idid., h. 11. Santrock, op. cit., h. 338. 6 Sri Wahyuni, “Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi”, Universitas Mulawarman: eJournal Psikologi, Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64, h. 54. 5
10
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap meyakini dan memercayai kemampuan diri sendiri, berbuat dengan penuh keyakinan, berpikir positif, dan mampu menyelesaikan pekerjaan atau masalah tanpa harus khawatir tentang apa yang tidak bisa ia lakukan. Kepercayaan diri merupakan aspek sikap (afektif) yang menjadi salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika, hal itu tercantum dalam PP Nomor 19 tahun 2005.7 Kepercayaan diri dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Tavani & Losh 8 , dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2003 serta
Hendriana 9 , dalam
penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2014 mengatakan terdapat korelasi antara kepercayaan diri (self-confidence) dengan hasil belajar siswa dalam matematika. Kepercayaan diri dalam pembelajaran matematika adalah suatu sikap meyakini dan memercayai kemampuan diri sendiri, berbuat dengan penuh keyakinan, berpikir positif, dan mampu menyelesaikan pekerjaan atau masalah tanpa mengkhawatirkan apa yang tidak bisa mereka lakukan dalam proses belajar matematika di kelas. Aspek – aspek kepercayaan diri dalam pembelajaran matematika yang di adaptasi dari indikator kepercayaan diri Lauster yang akan digunakan pada penelitian kali ini adalah: 1) Berpikir positif Berpikir positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya. 10 Siswa yang 7
Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008) h. 2. 8 Christopher M. Tavani & Susan C. Losh, “Motivation, Self-Confidence, and Expectations as Predictors of the Academic Performences Among Our High School Students”, Flodrida State University: Child Study Journal, Vol 33 No. 3 2003, p. 144. 9 Heris Hendriana, “Mathematical Connection Ability and Self-Confidence”, International Journal of Education, Vol. 8 No. 1 December 2014, p. 8. 10 Wahyuni, op. Cit., h. 54.
11
memiliki pemikiran positif terhadap dirinya dalam pembelajaran matematika dapat terlihat ketika siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajarn serta merasa optimis bahwa mereka akan mampu menikuti dan memahami materi pelajaran matematika yang dipelajari di kelas. Hal tersebut sesuai dengan Munandi, seseorang yang berpikir positif akan memiliki cara pandang yang positif pada dirinya dan memiliki sikap optimis serta selalu memiliki semangat.11 2) Percaya dengan kemampuan diri Percaya dengan kemampuan diri yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.12 Siswa yang memiliki keyakinan atas kemampuanya menurut Wahyuni tersebut dapat mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang ada dengan kata lain siswa tersebut memiliki rasa pantang menyerah ketika menghadapi masalah. Hal tersebut dapat terlihat ketika siswa tersebut mampu menyelesaikan semua tugas yang yang diberikan. 3) Mandiri Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.13 Siswa yang mandiri dalam pembelajaran matematika akan terlihat ketika mengerjakan tugas, siswa akan serius dalam megerjakan tugas individu terutama saat ujian tanpa bergantung pada penyelesaian yang didapat temannya. 4) Berani dalam bertindak
11
Imam Munandi, Saya Bisa!, (Jakarta: SKIL Publishing Co., 2005), h. 57 – 59. Wahyuni, loc. Cit. 13 Ibid. 12
12
Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut.14 Untuk lebih memperjelas keempat aspek tersebut, Tabel 2.1 memperlihatkan indikator – idikator dari aspek tersebut yang akan digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2. 1 Indikator Kepercayaan Diri Siswa No
Aspek Kepercayaan Diri
1.
Berpikir positif Percaya pada kemampuan diri
2.
sendiri Mandiri
3.
Indikator 1) Cara pandang positif terhadap diri 2) Optimis 3) Tidak mudah menyerah 4) Mengerjakan tugas secara idividu 5) Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya
Berani dalam bertindak
4.
6) Berani mempresentasikan hasil pengerjaan atau mengerjakan soal di depan kelas
2. Strategi Metakognitif Berbagai macam strategi pembelajaran yang ada, salah satu strategi yang diutarakan oleh Hamzah B. Uno adalah strategi metakognitif. Meichenbaum mengatakan bahwa “Metacognition refers to awareness of one’s own knowledge – what one does and doesn’t know – and one’s ability to understand, control, and
14
Ibid.
13
manipulate one’s cognitive processes”. 15 Metakognitif adalah berpikir tentang berpikir, mengetahui “apa yang kita tahu” dan “apa yang kita tidak tahu”. Kegiatan metacognisi dilakukan secara sadar untuk mengontrol pemikirannya sendiri. Flavel mengatakan kemampuan metakognisiss diyakini berperan penting dalam berbagai jenis aktivitas kognitif, termasuk mengkomunikasikan informasi, persuasi, dan pemahaman secara oral, pemahaman bacaan, menulis, kemahiran berbahasa, persepsi, perhatian memori, pemecahan soal, kognisi social, dan berbagai pengajaran diri dan kontrol diri.16 Metakognitif mengandung dua sub komponen utama, yaitu pengetahuan metakognitif (knowledge of cognition) yang di dalamnya terdiri dari pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional, dan pengalaman metakognitif (regulated of cognition) yang terdiri atas perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan evaluasi (evaluation). 17 Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pebelajar serta pengetahuan tentang strategi, keterampilan dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya untuk keperluan belajar. Pengetahuan procedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan segala sesuatu yang telah diketahui dalam pengetahuan deklaratif pada aktivitas belajarnya. Pengetahuan kondisional yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan ataupun bilamana tidak digunakannya suatu prosedur, keterampilan, atau strategi, mengapa suatu prosedur berlangsung dan dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya, dan mengapa suatu prosedur lebih baik daripada prosedur-prosedur yang lain. Metakognitif merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Sedangkan strategi metakognitif merujuk pada cara untuk
15
U.S. Department of Educationt, Just Write! Guide. 2011 (Ebook di https://teal.ed.gov/resources), p. 32. 16 Dale H. Schunk. Teori Pembelajaran, Terj. dari Learning Theories oleh Eva Hamdiyah dan Rahmat Fajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 400. 17 Karlimah, “Membangun Kemandirian Belajar Melaluui Strategi Metakognitif Matematika”, Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers, ISBN: 978-60270471-1-2. h.168.
14
meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang berlaku. Dasar strategi metakognitif adalah: 18 1) Menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan lama 2) Memilih strategi berpikir dengan sengaja (memilih strategi untuk menentukan situasi masalah dan penelitian solusi alternatif) 3) Perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses berpikir. Strategi metakognitif mengacu pada pemantauan kognitif seseorang untuk mencapai tujuan spesifik, misalnya ketika peserta didik bertanya pada diri sendiri pertanyaan tentang pekerjaan dan kemudian mengamati bagaimana sebaiknya mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.19 Penggunaan strategi metakognitif pada siswa akan membantunya mengontrol diri mengenai kelemahan dalam belajar yang kemudian memperbaiki kelemahanya, siswa dapat menentukan cara belajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya sendiri, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar baik yang berkaitan dengan soalsoal yang diberikan dan siswa dapat memahami sejauhmana keberhasilan yang telah ia capai dalam belajar. Ada berbagai
strategi
metakognitif bertujuan untk
mengembangkan
metakognisi peserta didik, yaitu: 20 1) Identifying “what you know” and “what you don’t know”. Pada awal kegiatan penelitian peserta didik harus membuat keputusan tentang pengetahuan mereka. “apa yang saya ketahui tentanng…” dan apa yang saya tidak ketahui tentang…” mereka akan memverifikasi, memperjelas dan memperluas, atau mengganti dengan informasi yang lebiih akurat. 2) Talking About Thinking Selama perencanaan dan situasi pemecahan masalah, guru berfikir keras sehingga siswa dapat mengikuti petunjuk proses berpikir. Modeling dan 18
Blankey, E & Spence, S. Developing Metacognition.2016,(http://www.ericdigests.org/pre9218/developing.htm). 19 Stephan du Toit & Gary Kotze. Metacognitif Strategi in the Teaching and Learning of Mathematics, Pythagoras, 70, 2009, p. 58 20 Blankey, loc. cit.
15
proses diskusi mengembangkan kosakata yang dibutuhkan siswa untuk berpikir dan berbicara tentang pemikiran mereka sendiri. 3) Keeping A Thinking Journal Cara lain mengembangkan metakognisis adalah melalui penggunaan log jurnal atau belajar. Ini adalah buku harian dimana siswa merefleksikan pikiran mereka, membuat catatan dari kesadaran mereka tentang ambiguitas dan inkonsistensi, dan komentar tentang bagaimana mereka telah berurusan dengan kesulitan . 4) Planing and Self –Regulation Siswa
harus
mengasumsikan
peningkatan
tanggung
jawab
untuk
merencanakan dan mengatur pembelajaran mereka. Sulit bagi peserta didik untuk menjadi mandiri ketika pembelajaran direncanakan dan dipantau oleh orang lain. Siswa dapat diajarkan untuk membuat rencana untuk kegiatan belajar termasuk memperkirakan kebutuhan waktu, pengorganisasian materi, dan prosedur penjadwalan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Fleksibilitas pusat sumber daya dan akses ke berbagai bahan memungkinkan siswa untuk melakukan hal ini. Kriteria untuk evaluasi harus dikembangkan dengan siswa sehingga mereka belajar untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan dari diri mereka sendiri karena mereka melanjutkan melalui kegiatan pembelajaran. 5) Debriefing The Thinking Process Aktivitas penutupan fokus diskusi siswa pada proses berpikir untuk mengembangkan kesadaran strategi yang dapat diterapkan untuk situasi belajar lainnya. Sebuah metode berguna tiga langkah. Pertama guru membimbing siswa siswa untuk meninjau kegiatan, mengumpulkan data tentang proses dan perasaan berpikir.
Kemudian
kelompok
mengklasifikasikan
ide-ide
terkait,
mengidentifikasi strategi berpikir yang digunakan. Akhirnya, mereka mengevaluasi keberhasilan mereka, membuang strategi yang tidak pantas,
16
mengidentifikasi mereka yang berharga untuk penggunaan masa depan, dan mencari pendekatan alternatif yang menjanjikan. 6) Self-Evaluation Pada tahap awal guru memandu siswa dalam melakukan evaluasi sendiri, dimana siswa memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakuan, mengetahui apakah pengerjaan telah benar dan apakah tujuan telah tercapai. Secara bertahap evaluasi diri akan diterapkan lebih mandiri.
3. Strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation (Penjelasan Diri) McNamara dan Magliano mengatakan pengajaran metakognitif dalam pembelajaran terdapat dua trategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyatakan hasil pikiran dalam bentuk verbal yaitu strategi metakognitif think aloud dan self-explanation.21 Salah satu strategi metakognitif tersebut adalah self-explanation dimana dalam hal ini Self-explanation menuntun siswa untuk menjelaskan pada diri sendiri apa yang sedang dipelajari agar memperoleh suatu kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chi yang mendefinisikan self-explaning sebagai artikulasi konten yang relavan diucapkan oleh siswa setelah membaca baris teks. 22 Menurut Mc.Namara, self-explanation adalah proses menjelaskan kepada diri sendiri baik melalui lisan maupun tulisan.23 Sedangkan Rober Haris mengatakan, Self-explanation adalah teknik yang mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri dalam upaya untuk lebih memahami apa yang dilakukan oleh otak.24 Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, self-explanation adalah teknik pengajuan pertanyaan kepada diri sendiri 21
Danielle S. McNamara and Joseph P. Magliano. “Self-Explanation and Metacognition: Dynamics of Reading”, dalam Dauglas J. Hacker, John Dunlosky and Arthur C. Graesser (eds.), Hand Book of Metacognition in Education, (New York: Routledge, 2009), p. 60. 22 Pslc, Prompted Self-Explanation Principle”, 2010, (www.learnlab.org) 23 Danielle S. McNamara and Joseph P. Magliano. loc. cit. 24 Robert Harris, Learning Strategi 5: Self Explanation, 2014,(www.Virtualsalt.com)
17
dalam bentuk lisan maupun tulisan untuk lebih memahami apa yang dilakukan oleh otak. Dalam pembelajaran matematika, self-explanation memfasilitasi siswa untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri dalam bentuk pengakuan, pertanyaan, dan jawaban yang dihasilkan dari proses berfikir yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran terdapat 4 tahap dalam strategi self-explanation yang diadaptasi dari McNamara and Magliano dengan judul “Self-Explanation and Metacognition: The Dynamics of Reading”, yaitu:25 1. Monitoring Comprehension Fase ini merupakan kegiatan mengetahui kelemahan dalam bidang kognitif. Guru menuntun siswa untuk menyadari kemampuan mereka, bertanya kepada diri sendiri apakah mengerti atau tidak tentang pelajaran yang akan disampaikan. Selanjutnya menentukan cara yang akan ditempuh untuk mengetahui apa yang diperlukan untuk memahaminya. 2. Paraphrasing Dalam fase ini, siswa menyatakan dan membawa permasalahan tersebut ke dalam Bahasa sendiri agar mempermudah menentukan solusi yang akan diambil. 3. Bridging Inferences Merupakan kegiatan membuat kesimpulan dari hubungan yang dihasilkan dari proses selama berfikir dan pertanyaan yang timbul pada tahap pemahaman dan pembawaan masalah ke dalam diri siswa. 4. Elaborating Merupakan tahap mengembangkan kesimpulan tersebut sehingga terdapat beberapa pilihan untuk menentukan solusi yang sama. Pada tahap ini siswa akan mempresentasikan hasil pemahaman mereka di depan kelas sehingga siswa akan mendapat beragam langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
25
Danielle S. McNamara and Joseph P. Magliano, op.cit., p. 67.
18
Keempat fase tersebut, memperlihatkan proses yang terjadi dalam pengolahan informasi di dalam fikiran siswa. Dengan terlihatnya proses pengolahan informasi tersebut siswa dapat mengetahui alasan suatu informasi tersebut diterima atau ditolak oleh siswa itu sendiri. Pada penelitian ini, penerapan strategi metakognitif tipe self-explanation dalam pembelajaran matematika: 1. Tahap Pemantauan Pemahaman (Monitoring Comprehension) Pada tahap Monitoring Comprehension ini, siswa akan diberikan intruksi untuk memahami permasalahan yang di sajikan. Mereka di minta untuk menuliskkan
apa
yang
dipahami
dari
permasalahan
tersebut
serta
meencanakan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Tahap Paraphrasing Pada tahap ini, siswa di tuntun untuk menulis kembali informasi-informasi mengenai permasalahan yang diberikan dengan bahasa sendiri kemudian membuat bentuk matematika dari informasi-informasi tersebut. Tuntunan tersebut berupa intruksi yang tertulis dalam bahan ajar yang diberikan kepada masing-masing siswa. 3. Tahap Bridging Inferences Pada tahap Bridging Inferences, siswa mlai diberikan intruksi untuk mengolah informasi yang diperoleh tersebut untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan tersebut dengan menghubungkan informasi lama yang telah mereka dapatkan. Berdasarkan penyelesaian permasalahan tersebut mereka akan menemukan sebuah konsep dari materi yang dipelajari tersebut. 4. Tahap Elaborating Pada tahap ini, siswa diberikan intruksi untuk memahami pekerjaan temannya yang dipresentasikan kemudian menuliskan sebuah pertanyaan atau tanggapan
19
mengenai hasil presentasi tersebut kemudian membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil presentasi tersebut dengan hasil pengerjaannya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa Hasil penelitian yang relevan yang dijadikan rujukan untuk melakukan penelitian ini adalah: 1. Heris Hendriana, STKIP Siliwangi International Journal of Education, Vol. 8 No. 1 December 2014, dengan judul “Mathematical Connection Ability and Self-Confidence” yang memberikan kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran menggunakan CTL- Mathematical Manipulative berhasil meningkatkan kemampuan koneksi matematis serta meningkatkan kepercayaan diri siswa. 2. Rodial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, FITK jenjang pendidikan S1 2015, dalam skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif Self-Explanation” yang memberikan kesimpulan sebagai berikut: Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan strategi metakognitif self-explanation lebih berkembang daripada siswa yang diajarkan dengan strategi konvensional dengan nilai signifikasi (sig.) sebesar 0,0005 (
).
3. Ineu Andriani, dkk., IAIN Syekh Nurjati Cirebon, EduMa Vol. 4 No. 2 Desmber 2015, dengan judul “Perbandingan Kepercayaan Diri Siswa dalam Belajar Matematika Antara yang Menggunakan Metode Jigsaw dengan Metode Inkuiri Terbimbing Di Kelas VII SMP Satu Atap Negeri Talun Kabupaten Cirebon” yang memberikan kesimpulan sebagai berikut: Rata – rata kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika lebih tinggi pada kelas yang menggunakan metode Inkuiri Terbimbing dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode Jigsaw.
20
Melihat dari beberapa penelitian yang relevan di atas, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu tersebut adalah digunaannya strategi
metakognitif
tipe
Self-Explanation
dalam
upaya
meningkatkan
kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika adalah kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang dalam melakukan sesuatu dan keberanian dalam melakukan sesuatu. Keyakinan diri tersebut dapat di timbulkan dengan cara salah satunya adalah dengan membuat siswa memahami tentang pemahamannya yang merupakan inti dari metakogtif. Strategi metakognitif adalah strategi yang menitik beratkan pada berpikir tentang berpikir, dan membuat siswa berpikir apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Berikir tentang berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah sehingga mereka akan lebih meyakini tentang dirinya sendiri dan kemampuan mereka sendiri. Dalam strategi metakognitif, self-explanation merupakan strategi dimana siswa dilatih untuk menjelaskan pengetahuan pada dirinya sendiri melalui intruksi-intruksi yang diberikan sehingga siswa dapat mengatur proses berpikir yang dilakukan. Setelah itu mereka menafsirkan dengan bahasa mereka sendiri untuk memudahkan mendapat pemahaman terhadap yang dipelajari. Semua dilakukan sesuai dengan keyakinan mereka namun pemikiran tersebut memiliki alasan sehingga semua pemikirannya dapat di pertanggungjawabkan. Strategi metakognitif tipe self-explanation ini terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap monitoring comprehension, tahap paraphrasing, tahap bridging inferences, dan tahap elaborating. Pada tahap monitoring comprehension, siswa berpikir tentang kemampuan mereka (apa yang dia ketahui dan apa yang tidak dia ketahui). Tahap monitoring tersebut membuat siswa mengetahui sampai dimana
21
kemampuan yang dia miliki dan apa kelemahan yang dia miliki sehingga dia dapat berpikir positif untuk mengatasi kelemahan dan permasalahan tersebut. Dilanjutkan tahap parphrasing, dimana pada tahap ini siswa membawa informasi yang dia peroleh dari permasalahan yang ada kedalam bahasanya sendiri sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahap paraphrasing ini siswa akan lebih berpikir positif tentang dirinya dalam berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan kelemahan atau masalah yang dimilikinya tersebut sehingga dia dapat meyakini kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Tahap ketiga adalah bridging inferences, dimana siswa akan menghubungkan informasi yang di dapat dari masalah yang dimiliki dengan informasi terdahulu yang telah dimilikinya sehingga dia mendapatkan solusi yang tepat dari masalah yang ada, hal tersebut akan membuat siswa lebih meyakini lagi tentang kemampuan yang dimilikinya sendiri dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahap terakhir yaitu elaborating, siswa akan menshare solusi yang dimilikinya dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan temannya dalam bentuk diskusi kecil ataupun mempresentasikannya di depan kelas, sehingga siswa akan terlatih untuk bertindak dengan penuh keyakinan saat tampil di depan publik. Selain itu pada tahap ini siswa juga diarahkan untuk menuliskan terlebih dahalu pertanyaan ataupun pendapat yang akan disampaikan sehingga siswa akan lebih berani dalam mengungkapkannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, dengan empat tahap metakognitif tipe self-explanation tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam pembelajaran matematika. Gambar kerangka berpikir yang akan dilakukan siswa selama pembelajarannya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
22
Rendahnya Kepercayaan Diri siswa dalam Pembelajaran Matematika Alternatif Solusi Aspek Kepercayaan Diri Strategi self-explanation
Berpikir Positif Fase I: Monitoring Comprehension
Percaya dengan Fase II: Paraphrasing
Kemampuan Diri Mandiri
Fase III: Bridging Inferences
Berani dalam Bertindak Fase IV: Elaborating
Meningkatnya Kepercayaan Diri siswa dalam Pembelajaran Matematika
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Strategi Metakognitif Self-Explanation dapat meningkatkan kepercayaan diri (Self-Confidence) siswa dalam pembelajaran matermatika”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 12 Depok yang beralamat di Jln. Banjaran Pucung Kel. Cilangkap – Tapos Kota Depok. Penelitian dilakukan di kelas VIII-4 pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang akan digunakan dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. 1 Hal tersebut dapat di simpulkan bahwa PTK cocok untuk digunakan dalam penelitian ini karena susai dengan tujuan diadakannya penelitian ini yang ingin menyelesaikan masalah dalam pembelajaran siswa di kelas yaitu tentang tingkat kepercayaan diri siswa. Penelitian ini akan menggunakan Model PTK Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen penting atau empat tahap yang selalu ada pada setiap siklus, yaitu planning, actions, observations, dan reflection. 2 1. Tahap Perencanaan (Planning)
1
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet.II, h.25-26. 2 Ibid., h. 49.
22
24
Pada tahap ini penelliti membuat RPP dengan menggunakan strategi selfexplanation. Penentuan materi dalam RPP ditentukan oleh peneliti yang berkonsultasi dengan guru yang mengajar dikelas yang akan diteliti. Pada hal ini peneliti menggunakan materi bangun ruang sisi datar. 2. Tahap Tindakan (Actions) Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi self-explanation akan terdiri dari 4 pertemuan. Pada akhir siklus, siswa diberikan tes berupa soal uraian dan angket. Kemudian peneliti melaksanakan wawancara terhadap siswa dan guru kelas tentang pembelajaran dengan strategi tersebut. 3. Tahap Pengamatan (Observations) Pada tahap ini guru kelas yang bertindak sebagai pengamat melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran strategi self-explanation dan kepercayaan diri siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Tahap Refleksi (reflection Peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan pada siklus I, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk perencanaan siklus II. Jika pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan dilanjutkan dengan siklus II namun jika di siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan siklus II tetap dilakukan untuk memastikan keberhasilan treatmen. Akan tetapi jika di siklus II juga belum mencapai indikator keberhasilan maka dilakukan siklus III menggunakan hasil refleksi pada siklus II sebagai acuan dalam penyusunan rencana siklus III. Penelitian dihentikan ketika indikator keberhasilan telah tercapai.
25
Observasi Pendahuluan 1. Wawancara dengan guru dan penyebaran Kuesioner pra penelitian padasiswa 2. Observasi pembelajaran dikelas
Analisis Penyebab masalah
Pelaksanaan Tindakan Perencanaan Tindakan
Pembelajaran menggunakan strategi metakognitif selfexplanation
Persiapan RPP
Siklus I
Observasi dan Evaluasi Refleksi
Penyebaran skala kepercayaan diri dan kuesioner Analisis hasil skala kepercayaan diri, kuesioner dan observasi sikap kepercayaan diri
Analisis kekurangan yang ada pada siklus I Pengecekan kriteria keberhasilan
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan
Pembelajaran menggunakan strategi metakognitif selfexplanation
Persiapan RPP pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus I
Siklus II Observasi dan Evaluasi Penyebaran skala dan kuesioner serta Analisis hasil skala kepercayaan diri, kuesioner dan observasi kepercayaan diri
Refleksi Analisis kekurangan yang ada pada siklus II dan faktor penyebabnya Analisis keberhasilan penelitian dan faktor yang mempengaruhinya
Gambar 3. 1 Skema Rancangan Siklus Penelitian
26
C. Subjek Penelitian Subek dari penelitian ini adalah kelas VIII SMPN 12 Depok semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 49 orang. Penelitian ini juga melibatkan guru kelas sebagai kolaborator sekaligus observer yang berperan mengamati dan mencatat segala detail aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pembuat perencanaan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian yang diperoleh dalam mengajar dengan menerapkan strategi metakognitif yaitu self explanation. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang observer (pengamat) yang bertugas mengamati aktivitas siswa dan peneliti, dan proses pembelajaran dikelas.
E. Tahap Intervensi Tindakan Penelitian ini berlangsung dua siklus, pada tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan analisis, dan tahap refleksi. Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran matematika mempergunakan Strategi Metakognitif tipe Self – Explanation yang terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut: 1. Pemantauan Pemahaman (Monitoring Comprehension) Pada tahap Monitoring Comprehension ini, siswa diberikan intruksi untuk memahami permasalahan yang disajikan. Mereka di minta untuk menuliskkan apa yang dipahami dari permasalahan tersebut serta merencanakan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 2. Paraphrasing Pada tahap ini, siswa di tuntun untuk menulis kembali informasi-informasi mengenai permasalahan yang diberikan dengan bahasa sendiri kemudian membuat bentuk matematika dari informasi – informasi. Tuntunan tersebut
27
berupa intruksi yang tertulis dalam bahan ajar yang diberikan kepada masingmasing siswa. 3. Bridging Inferences Pada tahap Bridging Inferences, siswa mulai diberikan intruksi untuk mengolah informasi yang diperoleh tersebut dalam menemukan penyelesaian dari permasalahan tersebut dengan menghubungkan informasi lama yang telah mereka dapatkan. Berdasarkan penyelesaian permasalahan tersebut mereka akan menemukan sebuah konsep dari materi yang dipelajari tersebut. 4. Elaborating Pada tahap ini, siswa diberikan intruksi untuk memahami pekerjaan temannya yang dipresentasikan kemudian menuliskan sebuah pertanyaan atau tanggapan mengenai hasil presentasi tersebut kemudian membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil presentasi tersebut dengan hasil pengerjaannya. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan II. Jika siklus I mencapai indikator keberhasilan maka siklus II akan dijadikan penguat keberhasilan treatmen, namun jika belum mencapai indikator keberhasilan maka siklus I sebagai acuan untuk merencanakan siklus II. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian pendahuluan (pra siklus) a. Observasi kegiatan belajar mengajar Peneliti mengamati kondisi pembelajaran matematika di kelas yang akan diteliti. b. Wawancara dengan guru Wawancara
dilakukan
untuk
mengetahui
kondisi
pembelajaran
matematika menurut pandangan guru yang bersangkutan. c. Penyebaran kuesioner kepercayaan diri pra siklus kepada siswa. Pennyebaran kuesioner kepercayaan diri kepada siswa pada kelas penelitian dimaksudkan untuk mengetahui deskripsi kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Siklus I
28
5. Tahap Perencanaan Pada tahap ini penelliti membuat RPP dengan menggunakan strategi selfexplanation. Penentuan materi dalam RPP ditentukan oleh peneliti yang berkonsultasi dengan guru yang mengajar dikelas yang akan diteliti. Pada hal ini peneliti menggunakan materi bangun ruang sisi datar. 6. Tahap Tindakan Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi self-explanation akan terdiri dari 4 pertemuan. Pada akhir siklus, siswa diberikan tes berupa soal uraian dan angket. Kemudian peneliti melaksanakan wawancara terhadap siswa dan guru kelas tentang pembelajaran dengan strategi tersebut. 7. Tahap Pengamatan Pada tahap ini guru kelas yang bertindak sebagai pengamat melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran strategi self-explanation selama proses pembelajaran berlangsung. 8. Tahap Refleksi Peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan pada siklus I, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk perencanaan siklus II. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Peneliti bekerjasama dengan guru kolaborator membuat RPP yang akan digunakan di siklus II dengan hasil refleksi dari siklus I sebagai acuannya. b. Tahap Tindakan Pembelajaran pada tahap ini berlangsung dalam 4 pertemuan, dengan pemberian soal uraian dan angket pada akhir siklus. Wawancara juga dilakukan kembali dengan guru kelas tentang proses pembelajaran selama 4 pertemuan dan melakukan wawancara tertulis dengan siswa. c. Tahap Observasi Pada tahap ini guru kelas yang bertindak sebagai pengamat melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran strategi self-explanation selama proses pembelajaran berlangsung. d. Tahap Refleksi
29
Pada tahap ini peneliti kembali melakukan analisis terhadap data yang telah didapat dalam siklus II. Jika pada siklus II indikator keberhasilan belum tercapai maka tindakan dilanjutkan ke siklus III dan selanjutnya. Jika hasil dari siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dihentikan dan berlanjut pada tahap pembuatan laporan hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Pada penelitian ini menitik beratkan pada masalah rendahya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Data rendahnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika didapat dari hasil observasi dan angket siswa sebelum diadakan tindakan penelitian. Penelitian ini diharapkan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yakni meningkatkan percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini berakhir dan dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan tercapai, indikator keberhasilan tersebut yaitu: 1. Rata – rata skor total skala kepercayaan diri siswa
≥ 2.6 (Kategori
kepercayaan diri sedang) dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah. 2. ≥70% siswa dapat mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kualitatif dan data kuantitatif: 1. Data kualitatif : hasil observasi kepercayaan diri siswa pada proses pembelajaran berlangsung dan hasil kuesioner kepercayaan diri siswa serta hasil dokumentasi serta hasil wawancara kepada guru. 2. Data kuantitatif : nilai tes pada akhir setiap siklus dan angket siswa tentang kepercayaan diri siswa. Sumber data dalam penelitian adalah guru kelas, siswa dan peneliti.
30
H. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Instrument Non Tes a. Lembar Angket Angket digunakan untuk mengukur self-confidence (percaya diri). Angket yang digunakan adalah angket skala sikap Likert. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukan tingkatan, yaitu: SS
= sangat setuju
S
= setuju
TB
= tidak berpendapat
TS
= tidak setuju
STS
= sangat tidak setuju
Namun untuk menghindari kecenderungan siswa memilih netral karena tidak berani memihak, maka poin tidak berpendapat (netral) dihilangkan, sehingga angket yang digunakan empat skala, dengan poin setiap sekala:
Tabel 3. 1 Poin Skala Skala
Poin Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju(STS)
1
4
31
Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Instrumen Skala Kepercayaan Diri Aspek No
Pernyataan
Kepercayaan
Indikator Positif
Diri 1) Cara pandang positif 1.
Berpikir positif
terhadap diri 2) Optimis
2, 7, dan 23 12
2.
3) Tidak mudah menyerah
kemampuan diri
dan
28
1, 6, dan 14 13
Percaya pada
Negatif
dan
24
3, 8, dan 15 11
29
9,
17, 19
dan
sendiri 3.
Mandiri
4) Mengerjakan tugas secara idividu 5) Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya
4.
Berani dalam
6) Berani mempresentasikan
bertindak
hasil pengerjaan atau
dan 26 4,
5,
20
22, 10
dan 27
dan
25
16, 18
dan 21
dan
dan
30
mengerjakan soal di depan kelas
b. Lembar Observasi Dalam lembar observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dan guru dengan strategi metakognitif self-explanation yang diberikan setiap proses pembelajaran. Lembar observasi guru digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan siklus I dan II. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika.
32
Tabel 3. 3 Indikator Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa No 1.
Aspek Kepercayaan Diri Berpikir positif
Indikator yang Diamati 1) Mampu
mengikuti
pelajaran
matematika 2.
Percaya pada kemampuan 2) Mengerjakan semua soal atau tugas diri sendiri
3.
matematika yang diberikan
Mandiri
3) Mengerjakan tugas matematika secara idividu
4.
Berani dalam bertindak
4) Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya 5) Berani
mempresentasikan
hasil
pengerjaan atau mengerjakan soal di depan kelas
Tabel 3. 4 Skala Penilaian Lembar Observasi Skala
Poin
Tidak Ada Siswa yang Melakukan
0
Terdapat Beberapa siswa
1
Sebagian Besar
2
Semua Siswa
3
c. Lembar Kuesioner Kepercayaan Diri Siswa Lembar kuesioner keprcayaan diri siswa untuk mengetahui tingkat dan deskripsi tentang kepercayaan diri siswa dalam siklus I dan II.
1. Instrument Tes Instrument test yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.
33
Tabel 3. 5 Kisi – Kisi Instrumen Test Siklus I Kopetensi Dasar 2.1 Menentukan akar SPLDV dengan cara eliminasi, subtitusi atau gabungan
Ranah Kognitif
Indikator Soal
1. Menentukan nilai suatu
C1 dan
SPLDV
dan
menentukan jumlah dari nilai dan
tersebut.
2. Menentukan nilai salah satu 2.2 Menyelesaikan masalah sehari –
nilai sebuah variable dari soal cerita tentang harga hewan.
hari yang berkaitan
3. Menentukan akar-akar dari
dengan SPLDV dan
SPLDV yang berupa soal
penafsirannya
cerita tentang masalah jam kerja seseorang.
2.3 Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
4. Menentukan hasil kali dua buah bilangan yang diketahui jumlah dari kedua bilangan dan ciri-ciri dari salah satu bilangan tersebut.
2.4 Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan grafik
5. Menentuka suatu
penyelesaian
SPLDV
dengan
menggambar grafiknya.
C2
C3
34
Tabel 3. 6 Kisi – Kisi Instrumen Test Siklus 2 Kopetensi Dasar
1. Menentukan 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi – sisi segitiga siku – siku
Ranah Kognitif
Indikator Soal
satu
sisi
C1
panjang segitiga
C2
C3
salah dengan
Teorema Pythagoras.
2. Menentukan satu
sisi
panjang segita
salah dengan
Teorema
Pythagoras
berupa
soal
yang
pemecahan
masalah tentang jarak. 3. Menentukan panjang diagonal sebuah persegi panjang. 3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras
4. Memecahkan masalah menen - tukan panjang sisi berupa soal cerita yang membentuk bangun
datar
trapesium
samakaki. 5. Menentukan panjang diagonal pada bangun ruang balok.
I. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
35
1. Pengisian lembar observasi kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika di kelas yang dilakukan observer pada setiap pertemuan. 2. Mengerjakan lembar angket kepercayaan diri disetiap akhir siklus, angket di isi oleh seluruh siswa dalam kelas. 3. Mengerjakan tes disetiap akhir siklus. Tes dikerjakan oleh seluruh siswa dalam kelas penelitian. 4. Pengisian lembar kuesioner kepercayaan diri oleh siswa yang dilakukan disetiap akhir siklus. 5. Pengambilan foto kegiatan siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama dengan guru kolaborator menganalisa dan mengambil kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan serta pengamatan tentang kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Untuk memperoleh memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi. Terdapat dua strategi dalam teknik triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Tenik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data.3 Agar memperoleh hasil evaluasi yang baik maka harus digunakan instrumen yang baik pula. Untuk memperoleh sebuah instrument yang baik, maka harus diadakan pengujian validitas terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sebuah tes atau instrument dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak di ukur. 4 Instrumen skala kepercayaan diri siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reliabilitasnya. 3
Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ( Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 74. 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 80.
36
1. Uji Validitas Penelitian melakukan uji validitas terhadap instrumen skala kepercayaan diri menggunakan rumus product moment :5 ∑ √{ ∑
∑ ∑
∑
}{ ∑
∑
}
Keterangan : : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y : Banyak siswa : Skor butir soal : Skor total Perhitungan validitas menggunakan program SPSS. Hasil uji validitas skala kepercayaan diri adalah 30 butir pernyataan valid dari 40 butir pernyataan.
2. Uji Reliabilitas Untuk mengukur koefisien reliabilitas instrument skala kepercayaan diri, dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach:6 (
)(
∑
)
∑
∑
Keterangan: : Realibilitas yang dicari ∑
: Jumlah varians skor tiap item : Banyaknya butir item dalam tes : Varians total
Klasifikasi indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5. Perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 20. Berdasarkan hasil pehitungan terdapat angka indeks korelasi sebesar 0.949. Angka tersebut menunjukan bahwa instrument skala kepercayaan diri tersebut memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi. 5 6
Ibid., hal. 87. Ibid. hal 122
37
Tabel 3. 7 Kriteria Reliabilitas Instrumen rxy
Kriteria
0,91 <
1,00
Sangat Tinggi
0,71 <
0,90
Tinggi
0,41 <
0,70
Cukup
0,21 <
0,40
Rendah
0,00 <
0,20
Sangat Rendah
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Pada penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil dari analisis ini berupa informasi berbentuk kalimat-kalimat yang bermakna ilmiah yang memberikan gambaran proses penelitian.
1. Data yang diperoleh dari hasil skala kepercayaan diri (self-confidence) diolah melalui tahap-tahap berikut: a. Menghitung skor yang diperoleh siswa, baik dari tes ataupun angket selfconfidence. Langkah-langkah pengkatagorian dalam penelitian sebagai berikut:7 1) Menentukan skor tertinggi dan terendah 2) Menghitung
3) Menghitung
mean
standar
deviasi
Batas antar kategori tersebut adalah
7
ideal
yaitu
yaitu
dan
.
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.109.
38
Tabel 3. 8 Rumus Batas (Interval)
Kategori
Kategori Tingkat
Kepercayaan diri rendah Kepercayaan diri sedang Kepercayaan diri tinggi Kepercayaan Diri
Keterangan : = Skor subjek = mean ideal = standar deviasi
2. Observasi Observasi dilakukan oleh guru kolaborator / observer selama proses pembelajaran. Lembar observasi terbagi menjadi dua macam yaitu: lembar observasi guru (peneliti) dan lembar observasi siswa (subjek) berupa observasi kepercayaan diri.
3. Lembar Kuesioner Kepercayaan Diri Siswa Data hasil kuesioner kepercayaan diri siswa dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam bentuk rangkuman hasil kuesioner. Kusioner dilakukan untuk menguatkan hasil dari observasi kepercayaan diri siswa dan skala kepercayaan diri siswa. Hasil kuesioner pada siklus I dan II akan dibandingkan untuk mengetahui perubahan tanggapan dan kesan siswa atau subjek.
39
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Rencana Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapantahapan dalam setiap siklus. Tahapan tersebut meliputi : perencanaan, tindakan, pengamatan dan evaluasi serta refleksi. Apabila tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan percaya diri siswa, maka akan ditindak lanjut dengan melakukan tindakan siklus II. Siklus II dilakukan dengan mengacu pada hasil refleksi dari siklus I dan telah di perbarui. Jika dalam siklus II juga belum mengalami keberhasilan maka dilanjutkan ke dalam siklus III dan seterusnya hingga kriteria keberhasilan tercapai. Penelitian berakhir apabila kriteria keberhasilan telah dicapai.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti yang terdiri dari observasi sekolah, pengamatan pembelajaran di kelas, dan wawancara terhadap guru bidang studi matematika serta penyebaran kuesioner kepada siswa di kelas VIII-4 salahsatu SMP Negeri di kota Depok. Penelitian pendahuluan ini dilakukan pada bulan Oktober 2016. Penelitian Pendahuluan ini diawali dengan mengobservasi kelas VIII, serta wawancara kepada guru bidang studi matematika yang mengajar kelas VIII untuk mnegetahui kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil observasi dan wawancara singkat dengan guru bidang studi matematika kelas VIII, kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-4 masih tergolong rendah. Berikut ini adalah hasil dari observasi terhadap kepercayaaan diri siswa dari dua kali pengamatan yang dilakukan pada hari Kamis, 3 November dan Jum’at, 4 November 2016, yaitu: a. Saat bel berbunyi dan guru telah masuk ke kelas, terdapat 4 sampai 5 siswa dari 49 siswa yang terlambat masuk ke kelas. b. Sikap siswa ketika pelajaran berlangsung dan guru mulai menjelaskan materi masih terdapat 20 sampai 25 siswa yang belum mempersiapkan buku pelajaran matematika dan alat tulis serta masih asik mengobrol. c. Guru menjelaskan dengan metode ceramah dan soal-soal latihan yang diberikan hanya soal rutin tidak ada soal pemecahan masalah d. Saat guru memberikan soal sebagai latihan, hanya terlihat 10 sampai 15 siswa dari 49 siswa yang serius mengerjakan soal tersebut secara individu dan siswa lainnya mengerjakan dengan berdiskusi bahkan terdapat siswa yang asik bercanda saat sesi latihan soal.
39
41
e. Saat pembahasan soal, guru memberikan siswa untuk mengajukan diri mengerjakan soal tersebut di depan kelas tapi hanya satu orang yang mengajukan diri sehingga guru mulai menunjuk untuk mengerjakan soal lainnya di depan kelas tetapi beberapa siswa tidak berani untuk maju ke depan untuk mengerjakan soal tersebut. f. Saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti dari materi yang dijelaskan dan bertanya apakah siswa memiliki pengerjaan yang berbeda dari yang ditulis temannya di papan tulis, siswa hanya diam. Wawancara singkat dengan guru dilakukan pada hari Jum’at, 4 November 2016 setelah pelajaran selesai (jam pulang sekolah). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tersebut, diperoleh informasi sebagai berikut: a. Tidak terlalu banyak, hanya beberapa siswa yang aktif ketika diskusi kelas dan selalu siswa yang sama yang aktif di setiap diskusi. b. Semua siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan di kelas. c. Siswa lebih terbiasa bertanya langsung ke depan kepada guru secara pribadi, namun ketika diberikan pertanyaan atau ditunjuk untuk mengerjakan soal di depan siswa selalu melaksanakannya. d. Guru hanya terbiasa memberi reward berupa tepuk tangan dan jarang memberikan hukuman. Biasanya hukumannya hanya berupa teguran kepada siswa atau jika sudah terlalu besar kesalahannya akan guru panggil keruangannya untuk diberi nasihat. e. Guru terbiasa menggunakan metode ceramah ataupun diskusi saat pelajaran matematika. Pada hari Jum’at, 4 November 2016 setelah melakukan observasi pada kelas VIII-4 peneliti melanjutkan menyebarkan kuesioner kepada siswa untuk lebih mengetahui kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Kuesioner dikumpulkan atau diserahkan kepada peneliti selambat-lambatnya pada hari Rabu, 9 November 2016. Hasil kuesioner yang disebar pada siswa kelas VIII-4 memiliki kesimpulan sebagai berikut:
42
a. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika selama ini biasa saja bahkan ada yang tidak bersemangat untuk mengikuti pelajaran karena mereka sering tidak mengerti dengan materi yang diajarkan. b. Siswa kurang yakin ketika mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru, hal itu disebabkan mereka kurang mengerti dan paham dengan materi yang dijelaskan. c. Ketika siswa mengerjakan soal yang sulit hanya 6 sampai 10 siswa dari 49 siswa yang berusaha terlebih dahulu untuk mengerjakannya sendiri, dan siswa lainnya tanpa berusaha lebih keras untuk mengerjakannya mereka lebih tertarik untuk langsung bertanya kepada teman yang sudah selesai mengerjakannya. d. Dalam pembelajaran matematika masih terdapat siswa yang tidak mandiri contohnya saat ulangan harian masih terdapat 4 sampai 5 siswa dari 49 siswa yang bekerjasama bahkan mencontek. e. Ketika guru bertanya kepada siswa, hampir semua siswa akan berusaha menjawabnya walaupun merasa gugup dan merasa takut salah, namun ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mereka tidak berani karena malu kepada teman-teman, mereka lebih berani bertanya kepada guru secara pribadi. f. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hasil pengerjaannya di papan tulis (presentasi), mereka tidak berani karena takut pekerjaannya salah. Mereka bersedia maju kedepan ketika guru menunjuk secara mereka secara langsung untuk maju ke depan untuk presentasi.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan ini peneliti membuat bahan ajar dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang didiskusikan dengan guru bidang studi agar sesuai dengan kurikulum yang digunakan dan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. RPP tersebut memuat tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation yaitu tahap Monitoring Comprehension,
43
Paraphrasing, Bridging Inferences dan Elaborating. Bahan ajar yang telah didiskusikan dengan guru bidang studi kemudian di diskusikan pula dengan kedua dosen pembimbing untuk lebih menyempurnakannya. Setelah bahan ajar dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siap, dilanjutkan pembuatan istrumen penilaian berupa lembar observasi kepercayaan diri siswa, lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran, skala kepercayaan diri siswa, kuesioner kepercayaan diri siswa dan tes kognitif akhir siklus I. Aspekaspek penilaian tersebut didiskusikan dengan kedua dosen pembimbing agar sesuai dengan indikator-indikator kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran yang ingin dicapai. Aspek penilaian berupa lembar observasi kepercayaan diri siswa dan lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran yang telah didiskusikan dengan kedua dosen diserahkan kepada observer serta diberikan penjelasan bagaimana cara penilaiannya.
b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi Tahap pelaksanaan pada siklus I ini, materi yang diajarkan adalah SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pertemuan ke-1 sub materi yang akan dibahas adalah perbedaan PLDV dan SPLDV dan menyelesaikan SPLDV dengan grafik garis lurus, pertemuan ke-2 sub materi tentang menentukan akar SPLDV dengan subtitusi, pertemuan ke-3 sub materi tentang menentukan akar SPLDV dengan eliminasi, dan pertemuan ke-4 sub materi tentang menentukan akar SPLDV dengan metode campuran (subtitusi dan eliminasi). Adapun deskripsi setiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Ke-1 pada Kamis, 10 November 2016 Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran dihadiri oleh 48 siswa dan 1 siswa absen karena sakit yaitu siswa S10. Pembelajaran matematika pada hari kamis di jadwalkan pada jam ke-1 dan ke-2. Pada
44
pertemuan ini peneliti mulai menerapkan strategi pembelajaran metakognitif tipe Self-Explanation. Materi yang disampaikan pada pertemuan ke-1 ini adalah perbedaan PLDV dan SPLDV dan menyelesaikan SPLDV dengan grafik garis lurus. Guru dan siswa telah berada di dalam kelas 10 menit sebelum bel masuk berbunyi, hal tersebut dikarenakan setiap pagi diadakan tadarusan bersama di setiap kelas yang merupakan rutinitas setiap hari sebelum memulai pelajaran. Setelah selesai tadarus, siswa dan guru bersama memulain pelajaran dengan berdoa sesuai kepercayaanya masing-masing, yang kemudian dilanjutkan dengan mengabsensi kehadiran siswa. Pelajaran dimulai dengan membagikan bahan ajar kepada siswa berupa lembar kerja siswa. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta menjelaskan secara singkat tahapan pembelajaran dengan strategi Self-Explanation. Pada tahap Monitoring Comprehension guru membimbing siswa untuk mengetahui apa yang mereka pahami tentang permasalahan yang diberikan, kemudian siswa menuliskan apa yang di pahaminya dalam lembar kerja tersebut seperti Gambar 4.1. Pada tahap ini beberapa siswa mulai dapat mengikuti pelajaran matematika, dimana mereka serius mengerjakan permasalahan yang diberikan. Siswa menuliskan informasi-informasi yang didapat dari masalah tersebut kemudian menuliskan permasalahan tersebut kembali dalam bentuk matematikanya pada tahap Paraphrasing. Pada tahap Monitoring Comprehension dan Paraphrasing terlihat siswa bingung untuk menuliskannya sehingga banyak siswa yang mengerjakannya bekejasama dengan teman sebangkunya yang seharusnya dikerjakan secara individu, bahkan ada siswa (gambar 4.2) yang hanya diam tidak mengerjakannya. Hal tersebut menandakan bahwa siswa masih belum memiliki pikiran positif bahwa mereka mampu mengikuti pelajaran dan kurangnya keyakinan siswa akan kemampuannya sendiri dikarenakan terbiasa dengan cara guru yang menjelaskan pelajaran matematika secara ceramah sehingga beberapa siswa terlihat kebingungan ketika mereka harus
45
menemukan pemecahan masalah tersebut sendiri dan peneliti hanya menuntunnya dalam menemukan jalan dalam memecahkan masalah tersebut.
Gambar 4. 1 Tahap Monitoring Comprehension Pertemuan Ke-1
Gambar 4. 2 Siswa Diam Tidak Mengerjakan LKS yang Diberikan (Siswa S38) Pada tahap Bridging Inferences siswa mulai mengolah data yang diperoleh dari permasalahan tersebut yang sudah mereka tulis dalam bentuk matematika untuk mempermudah menemukan penyelesaian yang sesuai. Peneliti juga sedikit mengulang materi tentang bagaimana cara membuat grafik persamaan garis lurus di papan tulis karena masih terdapat siswa yang belum paham
46
tentang cara membuat grafik persamaan garis lurus. Pada tahap ini juga siswa diminta untuk membuat kesimpulan sementara mengenai apa yang dimaksud SPLDV jika melihat pada informasi yang didapat pada tahap Paraphasing serta melihat hasil pengerjaan pada Bridging Inferences yang berupa gambar grafik garis lurus yang telah mereka buat. Pada tahap Bridging Inferences terlihat bahwa hanya beberapa siswa yang sudah mulai mengerjakan permasalahan tersebut secara individu, karena pada tahap ini diberikan arahan untuk menyeelsaikannya dalam bahan ajar yang diberikan. Selama proses pembelajaran tidak ada siswa yang bertanya kepada peneliti tentang hal yang tidak dimengerti, namun siswa lebih berani bertanya dengan teman sebangkunya atau teman didepannya. Sebagian siswa ternyata masih ada yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, seperti tidak menggambar grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4. 3 Pertanyaan yang Tidak Diselesaikan Siswa
47
Setelah waktu pengerjaan selesai, peneliti memberikan kepada siswa untuk mengajukan diri mempresentasikan pengerjaan yang merupakan tahap Elaborating namun tidak ada siswa yang berani mengajukan diri sehingga penelitilah yang harus menunjuk dua siswa yaitu S9 dan S1 untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya dan siswa yang lain mendengarkan penjelasan serta membandingkan dengan pekerjaannya sendiri. Pada proses inilah siswa diharapkan untuk lebih berani tampil di depan publik untuk mengutarakan pendapatnya serta bertanya tentang hal
yang belum
dipahaminya karena dalam LKS sudah terdapat arahan untuk membuat pertanyaan ataupun pendapat tentang hasil presentasi temannya yang telah dibandingkan dengan hasil pekerjaanya tidak hanya itu siswa juga diminta menuliskan
kesimpulan
sementaranya
setelah
membandingkan
penyelesaiannya dengan penjelasan temannya. Namun tetap siswa tidak ada yang berani untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya tentang hasil pekerjaan yang dipresentasikan temannya di depan kelas sehingga guru menunjuk dua siswa yaitu S11 dan S12
untuk mengutarakan pendapatnya
ataupun bertanya tentang presentasi tersebut. Sebelum pebelajaran ditutup peneliti bersama siswa membuat kesimpulan megenai pembelajaran hari itu mengenai SPLDV berdasarkan grafik persamaan garis lurus. Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama proses pembelajaran berlangsung, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Terlihat pada aspek berpikir positif siswa hanya mendapat skor 1 dimana masih terdapat beberapa siswa tidak mengikuti pelajaran matematika seperti sibuk mengobrol dan bercanda hal tersebut disebabkan oleh kurang bersemangatnya siswa mengikuti pelajaran, karena mereka baru pertama kali menggunakan strategi self-explanation. Mereka baru pertamakali di arahkan untuk mengetahui kemampuannya dan pemahamannya sendiri pada tahap motitoring comprehension, peningkatan aspek berpikir positif akan terlihat pada pertemuan
selanjutnya.
Pada
aspek
Keyakinan
pada
Percaya
pada
Kemampuan Diri mendapat skor 2 dimana sebagian besar siswa berhasil mengerjakan semua tugas yang diberikan, hal tersebut menandakan tahap
48
paraphrasing yang mengarahkan siswa untuk menulis kembali data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk matematika dan bridging inferences yang megarahkan siswa untuk mulai mengolah data yang ada telah berhasil membuat siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Namun pada aspek mandiri hanya mendapat skor sebesar 1, yaitu hanya beberapa siswa mengerjakan tugas tersebut secara individu, hal tersebut karena pada tahap bridging inferences siswa masih belum terbiasa. Aspek berani dalam bertindak pada pertemuan pertama ini juga siswa masih belum terlihat, walaupun pada tahap elaborating sudah diberikan arahan untuk menuliskan terlebih dahulu pertanyaan ataupun pendapat yang akan di utarakan, namun siswa masih belum berani melakukannya yang terlihat dari hasil di atas yang menunjukan skor 0 dimana belum ada siswa yang berani mengajukan diri untuk bertanya ataupun untuk presentasi. Tabel 4. 1 Hasil Observasi Pertemuan ke-1 No 1 2 3
4
Aspek Kepercayaan Diri
Aspek yang Diamati
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal Percaya pada atau tugas matematika yang Kemampuan Diri diberikan Mengerjakan tugas Mandiri matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan Berani dalam pendapat atau bertanya Bertindak Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir Berpikir Positif
Skor 1 2 1 0 0 48
Pada teknis pelaksanaan terdapat kekurangan pada pembelajaran yang dilakukan, yaitu peneliti terlihat kurang tegas dalam mengarahkan siswa saat pembelajaran dan suara peneliti yang kurang keras sehingga penjelasan dan
49
arahan tidak terdengar jelas hingga ke belakang. Hal tersebut diasumsikan oleh peneliti dan observer sebagai penyebab siswa kurang memperhatikan pelajaran dan bersikap kurang semangat dalam pelajaran matematika. 2) Pertemuan Ke-2 pada Jum’at, 11 November 2016 Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 49 siswa. Pembelajaran matematika pada hari Jum’at di jadwalkan pada jam ke-5 dan ke-6 setelah jam istirahat. Pada pertemuan ke-2 ini masih terdapat 6 siswa yang datang terlambat ke kelas saat peneliti masuk ke kelas, mereka beralasan bahwa mereka baru saja selesai makan karena jam pelajaran sebelumnya terlambat memberikan waktu istirahanya. Walaupun terdapat siswa yang terlampat masuk kelas namun siswa yang lain sudah tertib di dalam kelas duduk di tempat masing-masing serta sudah menyiapkan buku pelajaran di atas meja sehingga pelajaran dapat langsung di mulai. Guru membagikan LKS tentanng materi yang akan dipelajari. Guru memberikan penjelasan singkat tentang berbagai cara untuk menentukan akar dari SPLDV, dan memberitahu bahwa cara pertama yang akan dipelajari adalah cara subtitusi. Saat pembelajaran dimulai, siswa sudah mulai mengerti dan terbiasa dengan strategi self-explanation. Siswa mulai mengerjakan LKS tersebut dengan di tuntun oleh peneliti untuk memperjelas arahan-arahan yang sudah ada di dalam LKS tersebut. Beberapa siswa juga sudah mulai nyaman dengan proses
pembelajarannya
dan
bersemangat
dalam
mengerjakan
dan
memperhatikan arahan-arahan yang diberikan peneliti hal tersebut terlihat dari siswa yang antusias dalam menanggapi arahan-arahan yang diberikan dengan lantang dan bersemangat. Pembelajaran dimulai dengan tahap yang sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu Monitoring Comprehension dimana siswa diminta untuk menuliskan apa yang mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan setelah mereka baca secara seksama. Peneliti membacakan permasalahan tersebut di depan kelas untuk membantu siswa dalam memperjelas permasalahan yang diberikan dengan memberikan penekanan-
50
penekanan pada informasi yang ada pada permasalahan tersebut dan pertanyaan yang tersirat pada pernyataan permasalahan tersebut. Terlihat tidak ada lagi siswa yang hanya diam kebingungan, semua siswa antusias menuliskan apa yang mereka ketahui tentang masalah tersebut. Siswa secara spontanitas mengutarakan pendapatnya ketika peneliti membacakan arahan yang ada di lembar kerja siswa pada tahap Monitoring Comprehension. Hal tersebut menandakan tahap ini meningkatkan pikiran positif pada siswa, siswa dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik. Setelah siswa memahami permasalahan yang diberikan, mereka diminta untuk menuliskan permasalahan kembali dalam bentuk matematika untuk mempermudah
dalam
menyelesaikan
masalah
tersebut
pada
tahap
Paraphasing. Tahap Paraphasing ini, lebih dari setengah siswa dalam kelas mengerjakan semua pertayaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan, karena pada tahap ini siswa diarahkan menuliskan informasi yang mereka peroleh dengan bahasa mereka sendiri, mereka menulis sesuai dengan cara yang mereka pahami sehingga mereka merasa yakin dengan kemampuannya dan berpikir positif dapat mengikuti pelajaran matematika. Peneliti memberi waktu untuk siswa menyelesaikan permasalahan tersebut pada tahap Bridging Inferences dimana siswa mengolah informasi yang diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan cara subtitusi yang dibantu dengan arahan peneliti. Peneliti hanya sekedar membantu siswa dengan mengarahkan dan memberikan bantuan kepada siswa dalam mengerjakannya sehingga siswa akan lebih memahami pengerjaannya sendiri dan lebih memahami konsep subtitusi dalam menemukan penyelesaian dari permasalahan tersebut. Terlihat bahwa siswa sudah mulai berusaha secara individu terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut walaupun juga masih terdapat beberapa siswa yang melihat pekerjaan temannya tanpa berusaha sendiri terlebih dahulu (Gambar 4.4) ataupun bertanya kepada guru. Setelah selesai seperti biasa guru mempersilahkan untuk siswa yang ingin mempresentasikan hasil pengerjaannya sesuai pada tahap Elaborating. Pada
51
tahap ini pula siswa diminta untuk menuliskan apa yang mereka pahami dari penjelasan temannya yang mempresentasikan hasinya di depan kelas yang mereka bandingkan dengan pekerjaannya sendiri, kemudian menuliskan juga sebuah pertanyaan yang belum mereka pahami dari presentasi tersebut yang dapat mereka ajukan kepada teman yang mempresentasikannya ataupun pada peneliti jika temannya kesulitan untuk menjawabnya. Peneliti kembali menunjuk seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya karena sama dengan hari pertama dimana siswa masih belum berani mengajukan dirinya maju ke depan yaitu S45, namun satu orang siswa yaitu S41 sudah berani mengajukan diri, serta menunjuk 2 siswa yaitu S2 dan S22 untuk mengajukan pertanyaan ataupun memberikan tanggapannya terhadap hasil presentasi tersebut. Peneliti beserta siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari tersebut mengenai penyelesaian masalah SPLDV
dengan
menggunakan
cara
subtitusi
dan
mencoba
membandingkannya dengan cara grafik yang telah mereka pelajari pada pertemuan pertama sebelum menutup pembelajaran pada hari itu.
Gambar 4. 4 Siswa Melihat Pekerjaan Teman Sebangkunya
Dari pengamatan yang dilakukan oleh observer terlihat pada aspek berani dalam bertindak memiliki skor 1 dimana terdapat beberapa siswa yang berani mengaukan diri dalam melakukan presentasi, tetapi pada indikator berani mengajukan diri untuk bertanya ataupun berpendapat terlihat belum ada siswa yang berani melakukannya. Namun terdapat kekurangan pada pembelajaran pertemuan ke-2 tersebut, yaitu peneliti tidak memberikan motivasi sebagai
52
pembukaan dalam memulai pembelajaran. Hal tersebut diasumsikan oleh peneliti dan observer sebagai penyebab siswa tertantang untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara individu. Tabel 4. 2 Hasil Observasi petemuan ke-2 No 1 2 3
4
Aspek Kepercayaan Diri
Aspek yang Diamati
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal Percaya pada atau tugas matematika yang Kemampuan Diri diberikan Mengerjakan tugas Mandiri matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan Berani dalam pendapat atau bertanya Bertindak Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir Berpikir Positif
Skor 1 2 1 0 1 48
3) Pertemuan Ke-3 pada Kamis, 17 November 2016 Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 49 siswa. Pembelajaran matematika pada hari Jum’at di jadwalkan pada jam ke-1 dan ke-2. Pada pertemuan tersebut tidak ada siswa yang terlambat masuk ke kelas, ketika peneliti datang memasuki kelas semua siswa sudah rapih dan bersiap untuk tadarus bersama-sama. Pembelajaran matematika berlangsung dengan lancar, walaupun masih terlihat siswa yang ternyata tidak membawa buku matematikanya entah buku latihan, catatan ataupun buku paket matematika. Sebelum memulai pelajaran peneliti memberikan sebuah tebak-tebakan yang didalamnya tersirat sebuah
53
motivasi bagi siswa sehingga membuat siswa menjadi semangat dalam mengikuti pelajaran. Peneliti membagikan LKS kepada siswa berisi materi yang dipelajari hari ini. Peneliti mulai mengarahkan siswa secara selfexplanation dalam memahami materi tersebut yang ada di dalam LKS mereka. Terlihat bahwa siswa mulai terbiasa dengan strategi self-explanation dan mulai berani bertanya langsung pada guru jika ada hal yang kurang dipahami. Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, peneliti mengarahkan siswa untuk memahami permasalahan yang ada dengan membacakannya dengan memberi penekanan pada informasi-informasi yang ada dan pertanyaan yang tersirat pada permasalahan tersebut. Pada tahap Monitoring Comprehension lebih dari setengah siswa di kelas sudah memiliki pikiran positif bahwa mereka mampu mengikuti pelajaran matematika, karena mereka lebih memahami diri mereka sendiri tentang apa yang mereka pahami dan apa yang tidak sehingga mereka dapat lebih fokus untuk lebih memahapi apa yang tidak mereka pahami. Setelah itu siswa menuliskan kembali permasalahan yang ada ke dalam bentuk matematika berupa bentuk persamaan dua variabel (PLDV) pada tahap Paraphasing. Pada tahap ini sudah terlihat sebagian besar siswa mengerjakan semua intruksi yang diberikan hal tersebut karena mereka percaya akan kemampuannya dalam memahami soal yang diberikan dengan cara menuliskan informasi yang diberikan dengan bahasa yang mereka pahami. Pada tahap Bridging Inferences siswa mulai untuk melakukan perhitungan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengolah informasiinformasi yang sudah mereka dapat dan mereka tulis kembali dalam bentuk matematika pada tahap sebelumnya seperti Gambar 4.5. Tahap ini, peneliti memberikan arahan-arahan pada siswa untuk memahami konsep penggunaan cara eliminasi sehingga siswa akan lebih percaya terhadap kemampuannya sendiri. Peneliti juga mengingatkan kembali tentang penyelesaian yang harus dituju oleh siswa dari permasalahan tersebut tentang harga yang harus dibayarkan Lusi bukan hanya tentang harga satuan setiap barang tersebut.
54
Terlihat pada tahap ini sebagian besar siswa sudah mengerjakan semua pertanyaan yang diberikan, walaupun masih hanya terdapat beberapa yang mengerjakan dengan individu dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Gambar 4. 5 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-3 (perhitungan menentukan harga satuan barang) Waktu pengerjaan selesai, kemudian dilanjutkan dengan peneliti mempersilahkan pekerjaannya
siswa
pada
yang
tahap
bersedia
untuk
Elaborating.
mempresentaskan
Tahap
ini,
siswa
hasil selain
mempresentasikan hasil pengerjaannya juga diarahkan untuk menulis kesimpulan yang mereka dapat setelah mendengarkan presentasi dari temannya dan mencoba membuat pertanyaan dari hal yang belum mereka pahami ataupun memberikan pendapat ketika mendapatkan perbedaan penyelesaiaan masalah sehingga mereka akan lebih berani dalam mengajukan diri untuk mengutaraka pendapat atau pertanyaan tersebut. Pada pertemuan ini sudah terdapat siswa yang sukarela mengajukan dirinya untuk maju
55
mempresetasikan hasil pekerjaannya yaitu S23 dan S12, walaupun sebelum menulisnya di papan tulis dan mempresntasikannya siswa tersebut bertanya terlebih dahulu kepada peneliti tentang pekerjaannya karena takut salah. Setelah presentasi selesai dari kedua siswa dimulailah diskusi tentang hasil pekerjaan mereka dengan hasil yang dipresentasikan. Pada tahap ini beberapa siswa seperti S22 dan S24 mulai aktif bertanya tanpa rasa takut sehingga siswa yang lain terpancing untuk mulai bertanya tentang hal yang masih kurang dipahami. Tabel 4. 3 Hasil Observasi pertemuan ke-3 No 1 2 3
4
Aspek Kepercayaan Diri
Aspek yang Diamati
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal Percaya pada atau tugas matematika yang Kemampuan Diri diberikan Mengerjakan tugas Mandiri matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan Berani dalam pendapat atau bertanya Bertindak Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir Berpikir Positif
Skor 2 2 1 2 1 49
Tabel 4.3 memperlihatkan pada pertemuan ke-3 pada aspek berpikir positif dan percaya pada kemampuan diri memiliki skor 2 yaitu sebagian besar siswa sudah mengerjakan semua tugas yang diberikan serta sudah hadir tepat waku serta mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum memulai pelajaran. Tidak hanya itu, pada aspek berani dalam bertindak yaitu mengungkapkan pendapat dan bertanya juga mendapat skor 2 yang menandakan tahap elaborating berhasil membuat sebagian besar siswa berani mengajukan pertanyaan ataupun pendapat dalam proses pembelajaran.
56
Dari pengamatan yang dilakukan oleh observer terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan, yaitu peneliti kurang memperhatikan siswa yang duduk dibangku paling belakang sehingga mereka masih tidak aktif saat pelajaran berlangsung. Hal tersebut diasumsikan oleh peneliti dan observer sebagai akibat dari terlalu banyaknya siswa dalam suatu kelas sekaligus penyebab siswa tidak berani dalam bertanya ke pada peneliti ketika ada hal yang tidak di mengerti. 4) Pertemuan Ke-4 pada Jum’at, 18 November 2016 Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Jum’at, 18 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 49 siswa. Pembelajaran matematika pada hari Jum’at di jadwalkan pada jam ke-5 dan ke-6 setelah jam istirahat. Pada pertemuan tersebut siswa sudah hadir dalam kelas dan bersiap untuk memulai pelajaran tanpa ada yang terlambat ketika peneliti masuk ke dalam kelas. Pertemuan tersebut membahas tentang mencari akar SPLDV dengan menggabungan dua cara yaitu subtitusi dan eliminasi. Sebelum membagikan LKS kepada siswa peneliti dan siswa sedikit mengulang tentang cara penyelesaian dengan cara subtitusi dan eliminasi serta memberikan pertanyaan tentang bagaimana jika kedua cara digabungkan dalam menyelesaikan permasalahan untuk meningkatkan antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran kali ini. Setelah selesai peneliti membagikan LKS tersebut kepada
siswa
dan
mulai
memberikan
arahan-arahan
untuk
dapat
menyelesaikannya. Siswa terlihat sudah terbiasa dengan strategi SelfExplanation, siswa sudah terbiasa menyelesaikan permasalahan tersebut secara individu. Peneliti memberikan arahan pada siswa pada tahap Monitoring Comprehension untuk menuliskan pemahaman mereka tentang permasalahan yang diberikan yaitu apa yang diketahui dari permasalah tersebut dan apa yang ditanyakan dari permasalahan tersebut serta menuliskan langkah apa yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ketika siswa mengetaui sebatas apa pemahaman yang dimilikinya sehingga
57
mereka akan lebih memiliki pikiran positif tentang dirinya sendiri yang terlihat dari dapatnya siswa mengikuti pelajaran matematika dengan baik. Pada tahap ini sebagian besar siswa sudah berpikir positif, siswa dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik, hanya ada beberapa siswa yang terlihat masih mengobrol saat pelajaran berlangsung. Tahap Praphasing, dimana siswa menuliskan permasalah tersebut kembali kedalam bentuk matematika untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalah tersebut. Tahap Praphasing tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6. Pada tahap ini selain sebagian besar siswa sudah berpikir positif, sebagian besar siswa juga sudah mengerjakan semua pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut karena dengan cara menulis kembali informasi yang didapat dengan bahasa mereka sendiri mereka lebih dapat berpikir positif pada dirinya sendiri serta lebih meyakini tentang kemampuannya dalam mengikuti pelajaran matematika.
Gambar 4. 6 Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-4
58
Tahap selanjutnya yaitu tahap Bridging Inferences dimana siswa mulai melakukan perhitungan dari bentuk matematika yang telah di dapat. Peneliti mengarahkan siswa untuk menggunakan cara eliminasi terlebih dahulu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang dilanjutkan dengan mengarahkan siswa untuk menggunakan subtitusi dari hasil yang di dapat pada cara eliminasi tersebut. Berdasarkan cara eliminasi dan subtitusi tersebut siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang didapatnya. Tahap Bridging Inferences terssebut dapat dilihat pada Gambar 4.7. Pada tahap ini intruksi yang diberikan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan siswa lebih mandiri dalam mengerjakannya, dimana sebagian besar siswa di dalam kelas sudah mengerjakan permasalahan tersebut secara individu yang dikarenakan sikap mandiri siswa sudah meningkat.
Gambar 4. 7 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-4
59
Gambar 4. 8 S26 Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Di Depan Kelas. Pembahasan dimulai pada tahap Elaborating, dimana terdapat siswa yang berani mengajukan dirinya untuk maju presentasi maju kedepan tanpa bertanya terlebih dahulu kepada peneliti tentang kebenaran dari penyelesaian yang telah dia peroleh. Tahap ini, siswa selain mempresentasikan hasil pengerjaannya juga diarahkan untuk menulis kesimpulan yang mereka dapat setelah mendengarkan presentasi dari temannya dan mencoba membuat pertanyaan dari hal yang belum mereka pahami ataupun memberikan pendapat ketika mendapatkan perbedaan penyelesaiaan masalah. Terlihat bahwa pada tahap ini siswa sebagian besar siswa sudah memiliki sikap berani dalam bertindak karena menuliskan terlebih dahlu pertanyaan atau pendapatnya sebelum diajukan. Pada pertemuan ini, siswa masih terlihat gugup dalam mempresentasikan hasil jawabannya, seperti Gambar 4.8 dimana siswa masih terpaku dengan lembar jawabannya tanpa berinteraksi dengan teman kelasnya yang sedang memperhatikan penjelasannya. Kemudian, peneliti bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan bersama sama
membandingkan
cara-cara
yang telah
mereka
pelajari
untuk
menyelesaikan permasalahan SPLDV sehingga setiap siswa dapat menentukan sendiri cara mana yang menurut mereka lebih baik mereka gunakan ketika menemukan permasalahan SPLDV lainnya. Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa pada aspek berpikir positif mencapai skor 3 dimana seluruh siswa hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan sebelum memulai pelajaran. Terlihat juga pada 3 aspek lainnya mendapat skor 2 dimana sebagian besar siswa telah memiliki aspek tersebut.
60
Setelah pembelajaran selesai, peneliti memberikan hadiah kepada siswa yang mengajukan dirinya untuk maju presentasi dan bertanya saat diskusi berupa sebuah coklat. Diharapkan dengan adanya reward karena sudah berani dan aktif dalam pembelajaran siswa terpancing untuk memberanikan dirinya dalam pelajaran matematika tanpa harus takut salah dengan pengerjaannya ataupun malu dengan teman-temannya karena bertanya tentang hal yang belum dimengerti. Tabel 4. 4 Hasil Observasi Pertemuan ke-4 No
Aspek Kepercayaan Diri
1
Berpikir Positif
2
Percaya pada Kemampuan Diri
3
Mandiri
4
Berani dalam Bertindak
Aspek yang Diamati Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk presentasi
Jumlah siswa yang hadir
Skor 3 2 2 2 2 49
Tes akhir siklus dilakukan pada hari jum’at setelah jam pelajaran matematika, hal itu dikarenakan guru bidang studi BK (Bimbingan Konseling) didak dapat hadir sehingga diberikan waktunya untuk pelajaran matematika. Tes tersebut berlangsung selama 1 x 40 menit (1 jam pelajaran) untuk mengerjakan 5 soal matematika tentang SPLDV yang telah dibahas di siklus I tersebut. Siswa mengerjakan tes tersebut secara individu seperti saat ulangan umum, dilarang bagi siswa untuk bertanya ataupun bekerja sama dengan teman didekatnya. Namun masih saja ada siswa yang bekerja sama ataupun bertanya pada temannya dalam mengerjakannya.
61
Setelah jam pelajaran berakhir, seluruh siswa mengumpulkan tes evaluasi dengan tepat waktu, kemudian dilanjutkan mengisi skala kepercayaan diri selama 10 menit sebagai evaluasi kepercayaan diri. Dikarenakan waktu sudah tidak memungkinkan lagi karena beberapa siswa harus melakukan solat jum’at sehingga untuk kuesioner akhir siklus I diberikan kepada siswa untuk diisi di rumah dan diumpulkan pada hari senin minggu depan.
Gambar 4. 9 Mengerjakan Tes dengan Bekerjasama dan Bertanya dengan Siswa Lain.
3. Analisis Data dan Refleksi Siklus I a. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca data-data yang ada dari berbagai sumber penilaian. Penilaian terhadap kepercayaan diri siswa dilakukan melalui skala kepercayaan diri, lembar observasi kepercayaan diri dan kuesioner kepercayaan diri siswa yang dilakukan di akhir siklus I. Di akhir siklus I juga dilakukan penilaian pendukung melalui tes evaluasi individu. Hasil penilaian tes akhir siklus I dijelaskan sebagai berikut ini: 1) Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa Hasil observasi kepercayaan diri selama siklus I diperoleh dari lembar observasi kepercayaan diri yang diberikan pada siklus I kepada observer. Hasil observasi kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus I tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5.
62
Berdasarkan hasil observasi pada Tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa kepercayaan diri siswa dalam belajar pada siklus I adalah sebaigai berikut: a) Hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan dalam mengikuti pelajaran. Rata-rata skor indikator hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan dalam mengikuti pelajaran sebesar 1.75, ini menunjukan bahwa sudah sebagian siswa dalam kelas yang siap untuk memulai pelajaran matematika sementara sebagian lagi siswa masih asik mengobrol dengan teman dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Persentase sebesar itu dapat dikatakan bahwa siswa sudah memiliki sikap berpikir positif pada taraf sedang dimana siswa yang berpikiran positif terhadap pembelajaran matematika dan dirinya akan bersikap bersemangat dan antusias dalam mengikutinya yang dilihat dari sikapnya dalam memulai pelajaran matematika. Kondisi pembelajaran ini perlu ditingkatkan lagi sehingga jam pelajaran yang ada dapat dioptimalkan untuk proses pembelajaran agar tujuan pebelajaran tercapai dengan baik. Untuk itu sebaiknya perlu adanya perbaikan pada siklus II agar sikap berpikir positif siswa lebih meningkat. b) Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan. Selama pembelajaran berlangsung, berdasarkan tabel di atas indikator dimana siswa yang mengerjakan soal atau tugas yang diberikan mendapat skor rata-rata 2. Angka tersebut sudah sangat baik jika dilihat dari banyaknya siswa dalam satu kelas, dimana untuk satu kelas umumnya berisi 30 sampai 35 siswa sedangan kelas ini berisi 49 siswa sehingga dari persentase yang didapat mengatakan bahwa kurang lebih 32 siswa sudah percaya kepada kemampuannya sendiri sehingga mereka tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan suatu soal ataupun tugas matematika yang diberikan. Hal tersebut menunjukan bahwa sikap kepercayaan diri siswa dalam meyakini kemampuan diri sendiri sudah pada taraf sedang.
63
c) Mengerjakan tugas matematika secara individu. Kemandirian siswa pada siklus I berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukan skor rata-rata sebesar 1.25 dimana hampir sebagian siswa sudah mandiri dalam mengerjakan tugas matematika yang diberikan. Sementara itu sebagian lainnya masih belum mandiri saat mengerjakan tugas yang diberikan, mereka mengerjakannya dengan bekerjasama dengan teman ataupun melihat pekerjaan teman yang sudah selesai. Sebenarnya bekerjasama dengan teman saat belajar bukanlah hal yang salah tapi bekerjasama dalam tugas kelompok, jika tugas individu tetaplah harus dikerjakan secara individu. Sehingga hal tersebut sebaiknya perlu diperbaiki pada siklus II sehingga siswa bisa lebih mandiri dalam mengerjakan tugas individu tanpa harus bergantung pada teman. d) Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya. Keberanian siswa dalam mengajukan diri untuk bertanya ataupun mengungkapkan pendapan pada siklus I masih tergolong rendah dimana skor rata-ratanya hanya sebesar 1. Hal tersebut menunjukan masih rendahnya sikap kepercayaan diri siswa dalam bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Selama pembelajaran pada siklus I masih banyak siswa yang takut untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat, mereka lebih berani bertanya kepada guru secara individu sehingga teman yang lain tidak mendengar karena mereka malu jika mereka bertanya hal yang ternyata mudah bagi teman lainnya dan takut akan diejek jika mereka tidak tahu mengenai hal yang mudah. Hal tersebutlah yang sangat perlu diperbaiki pada siklus II sehingga siswa tidak merasa malu lagi saat bertanya ataupun mengungkapkan pendapat, karena bertanya dan memberikan pendapat bukan hal yang memalukan untuk dilakukan. e) Berani mengajukan diri untuk presentasi Pada siklus I ini, skor rata-rata siswa dalam keberanian mengajukan diri untuk presentasi adalah sebesar 1 dimana hal tersebut
64
maenandakan bahwa sikap kepercayaan diri dalam hal keberanian dalam presentasi rendah. Dalam pembelajaran siswa takut dan tidak terbiasa untuk presentasi di depan kelas. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk melakukan presentasi siswa ragu untuk mengajukan diri, mereka akan melakukan presentasi jika di tungjuk langsung oleh guru itupun mereka akan bertanya kepada guru tentang jawaban miliknya apakah benar atau salah. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan di siklus II sehingga siswa lebih tertantang maju dan berani untuk presentasi di depan kelas. Tabel 4. 5 Skor Lembar Observasi Kepercayaan Diri Kelas pada Siklus I No 1 2 3 4
5
Aspek yang Diamati
Pertemuan 1 2 3 4 1 1 2 3
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal atau 2 2 2 2 tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika 1 1 1 2 secara individu Berani mengajukan diri untuk 0 0 2 2 mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk 0 1 1 2 presentasi 48 48 49 49 Jumlah siswa yang hadir Rata-rata kepercayaan diri siswa
Rata-Rata Skor 1.75 2 1.25 1
1
1.4
2) Skala Kepercayaan Diri Hasil skala kepercayaan diri siswa yang diberikan pada akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Dilihat dari Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, kelas tersebut sudah berhasil memiliki kepercayaan diri sedang yaitu dengan rata – rata Skor total adalah 2.69, skor tersebut sudah melewati rata-rata skor total yang ingin dicapai yaitu
65
2.6. Siswa yang tergolong dalam kategori kepercayaan diri sedang berjumlah 36 siswa dari 49 siswa, hal tersebut memperlihatkan bahwa strategi SelfExplanation berhasil membuat siswa kelas tersebut memiliki kepercayaan diri yang baik. Namun, berdasarkan Tabel 4.7 masih terdapat 5 siswa yang tergolong dalam ketegori rendah sehingga penelitian belum dikatakan berhasil karena salah satu indikator keberhasilan penelitian ini adalah tidak adanya siswa yang berada pada kategori rendah. Tabel 4. 6 Skor Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus I No
Aspek Kepercayaan Diri
Rata – Rata Skor
1
Berpikir Positif
2.92
2
Percaya pada Kemampuan Diri
2.91
3
Mandiri
2.21
4
Berani dalam Bertindak
2.6
Skor Total
2.69
Skor Max
3.70
Skor Min
1.60
Modus
2.8
Tabel 4. 7 Kategori Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus I Kategori Kepercayaan Diri
Interval Skor
Frekuensi
Rendah
5
Sedang
36
Tinggi
8
66
3) Lembar Kuesioner Kepercayaan Diri Peneliti membagikan lembar kuesioner kepada siswa setelah tindakan pada siklus I untuk memperkuat hasil penelitian. Lembar kuesioner dibagikan kepada siswa setelah tes akhir siklus I pada hari Jum’at, 18 November 2016. Lembar tersebut dikumpulkan kepada peneliti pada hari Senin, 21 November 2016. Berdasarkan lembar kuesioner tersebut diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa lebih tepat waktu berada di kelas untuk memulai pelajaran matematika karena sudah tidak merasa bosan mengikuti pelajaran. Siswa senang karena permasalahan yang diberikan menarik untuk diselesaikan. b. Siswa masih kurang merasa yakin dengan pekerjaannya. Beberapa siswa beralasan bahwa dia masih sulit untuk memahami materi karna belum terbiasa dengan pelaksanaan Self-Explanation. c. Beberapa siswa lebih berusaha sendiri untuk menyelesaikan soal sulit yang dia temukan, namun beberapa juga masih lebih memilih untuk menyerah dan meminta bantuan temannya. d. Masih ada siswa yang mencontek ketika tes akhir siklus, beberapa siswa juga sempat berpikir untuk mencontek namun karna melihat peneliti yang sangat memperhatikan siswa jadi niat untuk mencontek tidak terlaksana. e. Siswa lebih siap ketika di tunjuk untuk mengutarakan pendapat atau bertanya karena mereka diarahkan untuk menulis pendapatnya atau pertanyaannya terlebih dahulu. f. Siswa masih taku untuk presentasi di depan kelas karna masih merasa ragu dengan jawaban mereka dan malu jika jawaban tersebut salah.
4) Nilai Hasil Tes Evaluasi Individu
67
Hasil belajar diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan ke-4. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9. Berdasarkan nilai yang ada pada Tabel 4.8, terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I hanya menunjukan rata – rata 59.02, rata – rata nilai kelas tersebut masih tergolong sangat rendah jika melihat KKM yang ditetapkan guru yaitu 70. Tidak hanya itu, pada Tabel 4.9 memperlihatkan persentase siswa yang mampu mencapai ataupun melampaui nilai KKM hanya sebesar 42,86% yang berarti tidak ada setengah dari siswa yang ada di kelas berhasil mencapai nilai KKM. Berdasarkan perolehan tersebut maka salah satu indikator keberhasilan penelitian yaitu ≥70% siswa dapat mencapai atau melebihi KKM yaitu 70 juga tidak tercapai. Tabel 4. 8 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus I Statistika
Keterangan
Jumlah Siswa ( )
49
Maksimum (
100
Minimum (
) )
32
Rata – Rata (Mean)
59.02
Median (Me)
64
Modus (Mo)
32
Varians ( )
387.61
Simpangan Baku ( )
17.36
Tabel 4. 9 Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
28
57,14%
21
42,86%
68
b. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada Selasa, 22 November 2016. Refleksi yang dilakukan dalam penerapan Strategi Metakognitif tipe self-explanation pada pembelajaran matematika dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Pada akhir pembelajaran matematika di kelas, peneliti bersama dengan observer berdiskusi mengenai perubahan baik dan perkembangan respon dari siswa terhadap strategi Metakognitif tipe Self-explanation. Tujuan dari pelaksanaan diskusi tersebut adalah untuk menyesuaikan pelaksanaan Strategi Metakognitif tipe SelfExplanation dengan materi yang akan disampaikan serta mengoptimalkan munculnya indikator kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika tersebut. Berdasarkan analisis data lembar observasi, skala kepercayaan diri serta kuesioner kepercayaan diri siswa di atas menyimpulkan bahwa siklus I pada penelitian ini belum dikatakan berhasil dikarenakan dari dua indikator keberhasilan penelitian belum ada yang tercapai yaitu: 1) Skor rata – rata skala kepercayaan diri siswa ≥2.6 dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah. Pada siklus I ini walaupun rata – rata skala kepercayaan diri siswa sudah mencapai 2.69 (kategori kepercayaan diri sedang) namun masih terdapat 5 siswa yang tergolong pada kategori kepercayaan diri rendah. Maka indikator ini belum tercapai. 2) ≥70% siswa dapat mencapai atau melebihi KKM yaitu 70. Pada siklus I ini jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM hanya sebesar 42.86%, maka indikator keberhasilan ini belum tercapai.
69
Maka, dalam hal ini peneliti perlu melakukan siklus II demi tercapainya indikator keberhasilan tersebut. Selain itu berdasarkan hasil analisis dari skala kepercayaan diri, lembar observasi dan kuesioner serta hasil tes evaluasi individu ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan yang muncul pada proses pembelajaran siklus I. Hal tersebut untuk membantu peneliti merancang pembelajaran dalam mengetahui apa yang perlu diperbaiki ataupun di pertahankan dalam proses pembelajaran siklus II. 1) Kelebihan pada pembelajaran siklus I a) Strategi Metakognitif tipe Self-Explanation membuat siswa berlatih untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara individu. Strategi Self-Explanation membuat siswa lebih bekerjakeras menyelesaikan masalah secara individu dan tidak mengandalkan temannya. b) Siswa berani tampil di depan kelas untuk presentasi. Siswa lebih berani untuk melakukan presentasi karena strategi selfexplanation menuntun siswa untuk mengetahui kemampuannya dan pengetahuannya terlebih dahulu tentang masalah yang diberikan sehinngga siswa lebih percaya terhadap kemampuannya sendiri. Ketika mereka percaya kemampuannya sendiri sehingga mereka juga akan berani dalam menunjukan hasil pekerjaannya. c) Siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tapi siswa langsung mencoba untuk menemukan konsep yang diajarkan dengan bantuan arahan guru sehingga lebih merasa puas jika dapat menyelesaikannya.Siswa bersemangat juga karena masalah yang diberikan berupa masalah sehari hari. d) Siswa lebih berani untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat di depan kelas.
70
Di dalam bahan ajar (LKS) yang diberikan terdapat arahan kepada siswa untuk menuliskan pendapatnya tentang hasil presentasi temannya yang telah ia bandingkan dengan hasil pekerjaannya ataupun menuliskan hal yang tidak dimengerti dari hasil presentasi temannya di depan kelas sehingga ketika siswa diberikan kesempatan ataupun di tunjuk untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat mereka akan terbiasa karna sudah menulisnya di LKS tersebut tinggal membacanya saja. Hal itu melatih siswa dalam berpendapat dan bertanya.
2) Kekurangan dan kendala yang ditemukan pada siklus I a) Pada tahap Bridging Inferences kurangnya arahan siswa untuk mengingat materi apa yang diperlukan dalam proses tersebut sehingga dalam penyelesaian masalah banyak siswa yang kesusahan dan akhirnya mereka bekerjasama dengan teman sebangkunya ataupun mencontek pekerjaan temannya. b) Pada tahap elaborating guru kurang memberikan reward bagi siswa yang melakukan presentasi dan bertanya sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengajukan diri. c) Kurang terbiasanya peneliti mengajar suatu kelas besar serta belum adanya kedekatan antara peneliti dan siswa. Peneliti kurang terbiasa mengajar suatu kelas yang berisi 49 siswa dimana peneliti harus lebih ekstra dalam menggunakan suara yang sedikit keras sehingga suara peneliti terdengar hingga siswa yang duduk dibelakang. Peneliti juga harus lebih dapat mengontrol siswa saat pelajaran berlangsung sehingga tidak ada siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri yang tidak berkaitan dengan pelajaran matematika. Selama siklus I siswa merasa canggung bertemu peneliti, terlihat ketika peneliti menghapiri salah satu meja siswa untuk memantau siswa dalam proses pengerjaan bahan ajar yang diberikan siswa merasa salah tingkah dan gugup.
71
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar (LKS), lembar observasi kegiatan belajar siswa, lembar tes evaluasi akhir siklus II, angket kepercayaan diri dan kuesioner kepercayaan diri. RPP dan bahan ajar dibuat berdasarkan tahapan – tahapan strategi Self-Explanation yaitu tahap Monitoring Comprehension, Pharaphrasing, Bridging Inferences dan Elaborating. Pada siklus II terdapat 4 pertemuan yang akan membahas tentang Pythagoras, dimana pada hari yang sama di pertemuan ke-4 dengan menggunakan satu jam (40 menit) pelajaran bimbingan konseling (BK) diadakan tes akhir siklus II yang sudah mendapat ijin dari guru bidang studi yang bersangkutan. Pada siklus II ini, target yang ingin dicapai peneliti adalah meningkatnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika terutama dalam hal mengeluarkan pendapat atau bertanya dan berani melakukan presentasi yang pada siklus I masih terlihat rendah. Tidak hanya itu, peneliti juga menginginkan tidak ada lagi siswa yang terdapat pada kategori kepercayaan diri rendah dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, perlunya perbaikan pada strategi selfexplanation yaitu pada tahap Elaborating dalam pelaksanaan di siklus II. Pada siklus II ini, pada tahap Elaborating peneliti akan memberikan reward bagi siswa yang berani untuk mengajukan diri dalam berpendapat atau bertanya serta mengajukan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk berani.
b. Tahap Pelaksanaan
72
Tahap pelaksanaan pada siklus I ini, materi yang diajarkan adalah Pythagoras dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan untuk pembahasan materi. Pertemuan ke-5 sub materi yang akan dibahas adalah teorema Pythagoras dan menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lainnya diketahui, pertemuan ke-6 sub materi tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa dan tripel pythagoras, pertemuan ke-7 sub materi tentang menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600), dan pertemuan ke8 sub materi tentang menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb. Adapun deskripsi setiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Ke-5 pada Hari Kamis, 24 November 2016 Pertemuan ke-5 dilaksanakan pada hari Kamis, 24 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 47 siswa. Siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan tersebut adalah S10 yang tidak hadir tanpa keterangan dan S28 yang tidak hadir karena sakit. Pembelajaran matematika pada hari Kamis di jadwalkan pada jam ke-1 dan ke-2. Seperti biasa sebelum pelajaran berlangsung pada pagi hari siswa dan guru (peneliti) bersama-sama melakukan tadarus di dalam kelas. Setelah tadarus selesai peneliti memulai dengan melakukan absensi selagi siswa mempersiapkan peralatan dan buku untuk pelajaran matematika. Pelajaran dibuka dengan memberikan motivasi kepada siswa dan memberitahukan peraturan mengenai reward bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapat atau bertanya serta berani melakukan presentasi di depan saat pembahasan yang diberikan pada akhir pelajaran. Peneliti melanjutkan dengan membagikan bahan ajar berupa LKS yang berisi permasalahan dan arahan-arahan bagi siswa yang akan membantu dan menuntun mereka dalam menemukan konsep rumus Pythagoras dengan strategi Self-Explanation.
73
Peneliti mengingatkan kembali tentang rumus Pythagoras yang telah mereka dapatkan saat SD dan mempertanyakan darimanakah asal rumus tersebut dan apa maksud dari a, b dan c pada rumus tersebut untuk membuat ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran bertambah. Siswa diberi waktu untuk membaca dan memahami permasalahan yang diberikan secara individu kemudian peneliti mulai membaca permasalahan tersebut untuk memperjelas. Tahap Monitoring Comprehension siswa diarahkan untuk menulis apasaja yang mereka pahami tentang permasalahan tersebut untuk mengetahui sampai dimana pemahaman yang dimilikinya. Pada tahap ini peneliti lebih interaktif dengan cara membaca permasalahan di depan kelas kemudian mempraktekan intruksi yang ada pada bahan ajar. Peneliti berbicara sendiri dengan keras. “Masalah tentang apa ya ini?” “kira – kira masalah ini sebenarnya apa yang ingin dacari atau ditanyakan ya?” Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada salah satu kepada siswa. “kalau menurut kamu ini masalah tentang apa?” “apa sih yang ditanyakan?” Hal
tersebut
usaha
peneliti
untuk
menghidupkan kelas dan lebih
mempraktekkan bagaimana siswa belajar dengan strategi Self-Explanation. Pada tahap ini terlihat bahwa sebagian siswa sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik dikarenakan mereka lebih memahami apa saja yang mereka pahami sehingga mereka lebih berpikir dengan positif. Dilanjutkan pada tahap Pharaphrasing dimana siswa diarahkan menulis kembali informasi-informasi yang mereka dapat kedalam bentuk matematika dan dengan bahasa mereka sendiri. Pada tahap ini terlihat sebagian siswa lebih berpikir positif bahwa mereka mampu mengikuti pelajaran matematika serta sebagian besar siswa sudah memiliki sikap percaya dengan kemampuan sendiri sehingga dapat menyelesaikan semua pertanyaan yang diberikan. Tahap ini juga untuk membantu dan mempermudah mereka dalam pengolahan informasi tersebut pada tahap Bridging Inferences. Tahap Bridging Inferences dapat dilihat pada
74
Gambar 4.10. Pada tahap ini terlihat sebagian siswa mengerjakan pekerjaan nya secara individu serta sebagian besar telah berhasil mengerjakan semua pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut dikarenakan pada tahap ini diberikan arahan untuk mengolah informasi yang telah mereka peroleh serta pada tahap ini guru memberikan bantuan untuk mengingat materi sebeumnya yang diperlukan dalam pengolahan informasi pada tahap ini, sehingga siswa lebih dapat bekerja secara mandiri. Siswa sudah terbiasa dengan strategi self-explanation sehingga terlihat bahwa siswa dengan serius mengerjakan LKS tersebut sambil mendengarkan arahan-arahan dari guru seperti pada Gambar 4.11 walaupun masih terdapat siswa yang duduk di paling belakang asik mengobrol dengan teman sebangkunya. Walaupun terdapat siswa yang asik mengobrol dengan teman sebangkunya, namun pelajaran tetap berlangsung kondusif karena siswa yang lain tidak terganggu dengan hal tersebut.
75
Gambar 4. 10 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-5
Setelah siswa selesai dengan LKS seperti biasa peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang bersedia untuk maju melakukan presentasi di depan kelas yang termasuk kedalam tahap Elaborating. Pada pertemuan ini ternyata siswa yang mengajukan diri untuk maju melakukan presentasi cukup banyak sehingga guru harus memilih dua siswa yang mengajukan diri melakukan presentasi. Dua siswa yang dipilih untuk melakukan presentasi adalah S6 dan S35, siswa yang telah maju presentasi pada pertemuanpertemuan sebelumnya tidak dipilih untuk memberikan kesempatan siswa lain
76
memperoleh pengalaman maju presentasi. Pada sesi tanya jawab (diskusi kelas) pun ternyata ada sepuluh siswa yang mengajukan diri untuk bertanya sehingga kelas terasa lebih aktif dan tidak terlihat membosankan. Pada tahap ini terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki keberanian dalam bertindak dikarenakan pada tahap ini siswa diberi arahan untuk menulis pertanyaan dan pendapatnya terlebih dahulu serta pemberian reward kepada siswa yang berani sehingga mereka terpancing untuk berani bertindak.
Gambar 4. 11 S48 dan S8 Mengerjakan Tugas dengan Serius
Tabel 4. 10 Hasil Observasi Pertemuan ke-5 No
Aspek Kepercayaan Diri
1
Berpikir Positif
2
Percaya pada Kemampuan Diri
3
Mandiri
4
Berani dalam Bertindak
Aspek yang Diamati Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir
Skor 1 2 1 1 1 47
Pada pertemuan ke-5 berdasarkan hasil observasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.10, aspek berpikir positif ini ternyata skornya hanya 1 yang
77
menandakan hanya beberapa siswa yang mempersiapkan peralatannya dalam mengikuti pelajaran. Namun pada aspek berani dalam bertindak siswa sudah mulai berani dan termotivasi karena reward yang diberikan peneliti.
2) Pertemuan Ke-6 pada Hari Jum’at, 25 November 2016 Pertemuan ke-6 dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 November 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 44 siswa. Siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan tersebut adalah S10, S15, S20, S46 yang tidak hadir tanpa keterangan dan S28 yang tidak hadir karena sakit. Pembelajaran matematika pada hari Jum’at di jadwalkan pada jam ke-5 dan ke-6. Namun karena pada hari tersebut bertepatan pada perayaan hari PGRI sehingga pada pagi hari jam ke-1 hingga jam ke-3 tidak diadakan kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan banyak siswa beranggapan hari tersebut tidak sama sekali ada kegiatan belajar mengajar dan tidak membawa buku pelajaran. Pembelajaran berlangsung dimulai dengan melakukan absensi, terlihat bahwa banyak siswa yang kecewa karena hari tersebut tidak diliburkan untuk kegiatan belajar mengajar. Dikarenakan hal tersebut guru bidang studi bimbingan konseling (BK) datang ke kelas 8.4 memberitahukan bahwa jam pelajarannya siswa akan di bebaskan tapi tetap tidak boleh pulang kerumah sebelum bel pulang dibunyikan. Pemberitahuan tersebut membuat siswa lebih senang dan mulai fokus kembali kepada pelajaran matematika. Peneliti butuh 20 menit untuk menguasai kelas agar kembali kondusif untuk memulai pelajaran. Setelah peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut, peneliti membagikan bahan ajar kepada siswa dan mempersilahkan siswa mengerjakannya seperti biasa. Pada Tahap Monitoring Comprehension seperti biasa siswa diberikan permasalahan tentang berbagai ukuran sisi segitiga yang harus mereka baca terlebih dahulu dan menuliskan
78
apa saja yang dapat mereka pahami tentang permasalahan tersebut. Pada tahap ini peneliti bertindak sama seperti pertemuan sebelumnya dengan membaca permasalahan dengan keras dan beratanya kepada diri sendiri untuk mencontohkan intruksi dalam bahan ajar. Kemudian peneliti juga menunjuk salahsatu siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Terlihat bahwa, pada tahap ini sebagian siswa sudah dapat mengikuti pelajaran matematika karena sudah memiliki sikap berpikir positif terhadap dirinya bahwa mereka mampu mengikuti pelajaran matematika dengan baik karena pada tahap ini siswa diarahkan untuk mengetahui pemahamannya tentang permasalahan tersebut. Kemudian dilanjutkan pada tahap Paraphrasing dimana siswa diarahkan untuk menulis kembali permasalahan tersebut dalam bentuk tabel yang telah di sediakan dan melengkapi sesuai dengan informasi yang telah mereka dapatkan dari permasalahan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan siswa lebih berpikir positif tentang dirinya karena permasalahan tersebut dapat mereka tulis kembali dengan bahasa mereka sendiri, terlihat bahwa pada pertemuan ini sebagian siswa sudah memiliki sikap berpikir positif. Selain itu, keyakinan siswa pada kemampuannya sendiri meningkat karena siswa akan lebih paham dengan informasi yang telah mereka tulis kembali dalam bahasa mereka sendiri dan membantunya untuk mengolahnya pada tahap selanjutnya serta menyelesaikan semua pertanyaan yang diberikan. Pada pertemuan ini terlihat sebagian besar siswa sudah memiliki sikap percaya pada kemampuan diri sendiri. Tahap Paraphrasing dapat dilihat pada Gambar 4.12. Setelah mereka melengkapi data tabel yang telah diberikan, pada tahap Bridging Inferences siswa menganalisis dari informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada tahap ini siswa akan mengetahui bahwa angka-angka tersebut merupakan tripel Pythagoras atau sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa. Siswa juga akan memahami tentang pemakaian rumus Pythagoras tersebut yang tidak terpaku pada huruf a, b, dan c tapi yang harus diperhatikan adalah manakah yang termasuk sisi tegak, alas dan miring. Siswa yang paham konsep dan materi yang ada akan membuatnya lebih
79
meyakini kemampuannya sehingga lebih mandiri dalam mengerjakan suatu permasalahan.
Gambar 4. 12 Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-6
Pada pelaksanaan tahap ini, beberapa siswa yaitu S11, S23, S40 dan S44 izin untuk keluar kelas karena ada urusan (rapat) OSIS yang harus dikerjakan berkaitan dengan acara ulangtahun PGRI tadi pagi dan ternyata sampai akhir pelajaran matematika mereka belum kembali ke kelas. Waktu untuk menyelesaikan bahan ajar habis dilanjutkan dengan sesi presentasi dan tanya jawab sesuai tahap Elaborating. Seperti pertemuan ke-5 ternyata siswa tetap antusias untuk maju presentasi dan mengajukan pertanyaan karena reward yang diberikan dan keberanian siswa sudah meningkat. Diskusi kelas berlangsung dengan baik, siswa aktif dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat karena pada tahap ini siswa diberikan arahan
80
untuk menuliskan terlebih dahulu pertanyaan dan pendapat yang ingin diajukan, sehingga siswa lebih berani untuk mengungkapkannya.
Gambar 4. 13 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-6
Pada pertemuan ke-6 ini dari hasil observasi pada Tabel 4.11 terlihat bahwa kemajuan siswa dalam aspek berani dalam bertindak sangat baik karena pada tahap elaborating guru memberikan reward bagi siswa yang mengajukan diri untuk presentasi ataupun bertanya dan berpendapat. Dari aspek mandiri pun siswa semakin membaik, hal tersebut dikarenakan guru memberikan arahan pada tahap Bridging Inferences yaitu berupa arahan mengingat materi yang berkaitan dengan permasalahan segitiga dan Pythagoras.
81
Pelajaran berakhir, agar siswa lebih tidak kecewa karena hari tersebut masih diadakan kegiatan belajar mengajar peneliti berinisiatif untuk tidak memberikan tugas rumah untuk pertemuan kali ini. Peneliti menawarkan permainan kepada siswa untuk mengisi jam pelajaran BK sekaligus sebagai usaha peneliti mendekatkan diri kepada siswa. Tabel 4. 11 Hasil Observasi Pertemuan ke-6 No
Aspek Kepercayaan Diri
1
Berpikir Positif
2
Percaya pada Kemampuan Diri
3
Mandiri
4
Berani dalam Bertindak
Aspek yang Diamati Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk presentasi
Jumlah siswa yang hadir
Skor 1 2 2 1 1 44
3) Pertemuan Ke-7 pada Hari Kamis, 1 Desember 2016 Pertemuan ke-7 dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Desember 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 49 siswa. Pembelajaran matematika pada hari Kamis di jadwalkan pada jam ke-1 dan ke-2. Seperti biasa sebelum pelajaran berlangsung pada pagi hari siswa dan guru (peneliti) bersama-sama melakukan tadarus di dalam kelas. Setelah tadarus selesai peneliti memulai dengan melakukan absensi selagi siswa mempersiapkan peralatan dan buku untuk pelajaran matematika.
82
Pembelajaran dimulai dengan penjelasan tentang menemukan panjang sisi suatu segitiga dengan sudut 450. Peneliti menjelaskan menggunakan power point di papan tulis sehingga siswa yang duduk di belakang dapat melihat dan memperhatikan penjelasan peneliti. Power point digunakan agar siswa tidak bosan dalam memperhatikan penjelasan peneliti. Setelah penjelasan selesai peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya jika ada hal kurang jelas, namun ternyata siswa sudah jelas dengan penjelasan peneliti karena saat ditanya tentang kejelasannya siswa menjawab sudah mngerti. Peneliti melanjutkan dengan membagikan LKS tentang menemukan panjang sisi suatu segitiga namun kali ini jika diketahui sudut segitiga tersebut adalah 300, 600 dan 900. Siswa dengan serius mengerjakan LKS tersebut secara individu. Siswa mengerjakan sesuai arahan-arahan yang diberikan peneliti dan sesekali
mencari
di
buku
paket
matematika
untuk
membantunya
menyelesaikan LKS tersebut. Tahap Monitoring Comprehension dimana siswa setelah membaca permasalahan secara seksama, mereka diarahkan untuk menulis apa yang mereka pahami tentang permasalahan tersebut. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa sudah memiliki sikap berpikir positif, hal tersebut dikarenakan pada tahap Monitoring Comprehension siswa lebih memahami apa saja yang mereka ketahui dan apa yang tidak sehingga mereka lebih berpikir positif tentang dirinya dan optimis sehigga dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik. Selain itu, juga dikarenakan pada tahap Paraphrasing siswa diarahkan untuk menulis informasi yang didapat dalam bahanyanya sendiri sehingga mereka akan lebih berpikir positif bahwa mereka mampu mengikuti pelajaran matematika dengan baik. Setelah itu dilanjutkan pada tahap Paraphrasing (pada Gambar 4.14), siswa menuliskan kembali informasiinformasi yang berhasil mereka identifikasi dari permasalahan tersebut kedalam bentuk matematika berupa gambar sebuah segitiga beserta keterangannya untuk mempermudah mencari penyelesaiannya. Pada tahap Paraphrasing ini, selain sikap berpikir positif yang meningkat, sikap percaya pada kemampuan diri sendiri mereka juga meningkat terlihat dari sebagian
83
besar siswa mengerjakan semua pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut dikarenakan tahap ini membentu siswa dalam mengolah informasi dalam menyelesaikan semua permasalahan yang diberikan.
Gambar 4. 14 Tahap Paraphrasing Pertemuan Ke-7
Berdasarkan informasi yang didapat siswa dan telah mereka tulis dalam bentuk matematika, mereka mulai mengolah data tersebut pada tahap Bridging Inferences yang dapat dilihat pada Gambar 4.15. Pada tahap ini terlihat sebagian besar siswa mengerjakan permasalahan yang diberikan secara individu, hal tersebut karena arahan – arahan dalam pengolahan informasi yang diberikan membuat siswa lebih yakin dalam mengengerjakannya secara mandiri. Setelah siswa selesai dengan LKS seperti biasa peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang bersedia untuk maju melakukan presentasi di depan kelas sesuai tahap Elaborating. Pada pertemuan ini ternyata siswa yang mengajukan diri untuk maju melakukan presentasi cukup banyak sehingga guru harus memilih dua siswa yang mengajukan diri melakukan presentasi yaitu S17 dan S47. Pada sesi tanya jawab (diskusi kelas) pun ternyata banyak
84
siswa yang mengajukan diri untuk bertanya sehingga kelas terasa lebih aktif dan tidak terlihat membosankan seperti yang terlihat pada Gambar 4.16. Hal tersebut dikarenakan pada tahap ini guru akan memberikan reward bagi siswa yang berani dalam bertindak serta pemberian intruksi untuk menuliskan terlebih dahulu pertanyaan atau pendapat yang ingin diajukan sehingga siswa lebih berani dalam mengajukannya.
Gambar 4. 15 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-7
85
Gambar 4. 16 Siswa Antusias dalam Bertanya dan Mengemukakan Pendapat
Tabel 4. 12 Hasil Observasi Pertemuan ke-7 No 1 2 3
4
Aspek Kepercayaan Diri
Aspek yang Diamati
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal Percaya pada atau tugas matematika yang Kemampuan Diri diberikan Mengerjakan tugas Mandiri matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan Berani dalam pendapat atau bertanya Bertindak Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir Berpikir Positif
Skor 2 2 2 2 2 49
Pada pertemuan ke-7 ini terlihat dari hasil observasi pada Tabel 4.11 bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki keempat aspek kepercayaan diri tersebut dimana skornya adalah 2. Bahkan pada aspek berani dalam bertindang sebagian besar siswa menjadi aktif dan berani dalam mengungkapkan pendapat seperti terlihat pada Gambar 4.16.
86
4) Pertemuan Ke-8 pada Hari Jum’at, 2 Desember 2016 Pertemuan ke-8 dilaksanakan pada hari Jum’at, 2 Desember 2016 dan berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) dihadiri oleh 49 siswa. Pembelajaran matematika pada hari Jum’at di jadwalkan pada jam ke-5 dan ke-6. Pertemuan terakhir ini membahas tentang menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb. Pada pertemuan kali ini tidak ada siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas, walaupun tidak semua siswa sudah siap dengan peralatan dan buku pelajaran matematika di mejanya. Peneliti memulainya dengan mengabsen sementara siswa sedang mempersiapkan peralatan dan buku pelajaran matematikanya. Pelajaran dimulai dengan mngingatkan kembali tentang bangun
datar
serta
bangun
ruang
yang
berkaitan
dengan
hal
Pythagoras.Kemudian dilanjutkan dengan membagikan LKS kepada siswa yang berisi-arahan-arahan untuk menemukan penyelesaian masalah bangun datar yang berkaitan dengan Pythagoras. Tahap Monitoring Comprehension, Peneliti mengarahkan siswa untuk mengetahui sebanyak apa yang siswa ketahui tentang permasalahan yang diberikan, mengarahkan siswa untuk berpikir apa yang harus siswa lakukan untuk menyelesaikan permasalahan terebut dan menuliskan pemahamannya mengenai permasalahan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan semua siswa pada pertemuan ini memiliki sikap berpikir positif terhadap dirinya karena dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pada tahap Paraphrasing seperti pada Gambar 4.17 siswa mengerjakannya dengan serius, mereka terlihat nyaman dalam mengerjakannya secara individu walaupun masih ada siswa yang mengobrol juga, dan siswa tersebut adalah siswa yang sama seperti pertemuan sebelumnya yang selalu asik mengobrol, oleh karena itu peneliti dengan tegas untuk memisahkan tempat mereka dengan cara menukar tempat duduk mereka. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membuat bentuk matematika dari permasalahan yang diberkan berupa
87
sebuah bangun datar, terlihat semua siswa menggambar menggunakan penggaris yang mereka bawa sendiri tanpa ada yang meminjam-minjam kepada teman lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa siswa sudah siap mengikuti pelajaran matematika dengan membawa peralatan yang wajib ada saat pelajaran matematika. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa mengerjakan semua masalah yang diberikan karena mereka lebih memahami permasalahan tersebut karena membawanya kedalam bahasa mereka sendiri.
Gambar 4. 17 Tahap Paraprasing Pertemuan ke-8
Tahap Bridging Inferences, peneliti mengarahkan siswa untuk mulai mengolah informasi yang ada untuk menyelesaikan masalah.
Dengan
mengarahkan siswa dalam mengolah informasi dan mengingatkan siswa tentang materi apa saja yang terkait dalam penyelesaian permasalahan tersebut membuat siswa lebih percaya pada kemampuan dirinya dalam menyelesaikan
88
permasalahan secara individu. Terlihat bahwa pada pertemuan ini sebagian besar siswa menyelesaikan semua pertanyaan yang diberikan serta menyelesaikannya secara individu, menandakan siswa sudah memiliki sikap percaya pada kemampuan diri dan mandiri. Tahap tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.18.
Gambar 4. 18 Tahap Bridging Inferences Pertemuan Ke-8
Setelah siswa selesai dengan LKS seperti biasa peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang bersedia untuk maju melakukan presentasi di depan kelas sesuai dengan tahap Elaborating. Pada pertemuan ini ternyata siswa yang mengajukan diri untuk maju melakukan presentasi cukup banyak sehingga guru harus memilih dua siswa yang mengajukan diri melakukan presentasi yaitu S25 dan S4. Pada sesi tanya jawab (diskusi kelas) pun ternyata
89
banyak siswa yang mengajukan diri untuk bertanya sehingga kelas terasa lebih aktif dan tidak terlihat membosankan. Namun berhubung waktu pelajaran yang terbatas diskusi berlangsung dengan hanya mempersilahkan 5 siswa untuk mengajukan pertanyaan yaitu S19, S33, S42, S32, dan S40. Hal tersebut dikarenakan pada tahap ini siswa diarahkan untuk menuliskan pertanyaan atau pendapatnya terlebih dahulu sehingga mereka akan lebih berani dalam mengungkapkannya, serta pemberian reward kepada siswa yang berani memancing mereka untuk berani melakukan presentasi di depan kelas. Tabel 4. 13 Hasil Observasi Pertemuan ke-8 No 1 2 3
4
Aspek Kepercayaan Diri
Aspek yang Diamati
Mampu mengikuti pelajaran Matematika Mengerjakan semua soal Percaya pada atau tugas matematika yang Kemampuan Diri diberikan Mengerjakan tugas Mandiri matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan Berani dalam pendapat atau bertanya Bertindak Berani mengajukan diri untuk presentasi Jumlah siswa yang hadir Berpikir Positif
Skor 3 2 2 2 2 49
Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa pertemuan terakhir ini (pertemuan ke-8) sebagian besar siswa telah memiliki aspek percaya pada kemampuan diri, mandiri, dan berani dalam bertindak dengan skor 2 bahkan pada aspek berpikir positif siswa mencapai skor 3 dimana menandakan seluruh siswa telah memiliki aspek tersebut terihat dari siswa yang masuk kelas tepat waktu dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Tes akhir siklus dilakukan pada hari jum’at setelah jam pelajaran matematika, tes akhir siklus tersebut menggunakan 1 jam pelajaran bimbingan
90
konseling (BK) yang sudah disetujui oleh guru bidang studi yang bersangkutan. Tes tersebut dilaksanakan pada hari tesebut karena minggu depan siswa sudah melaksanakan ulangan akhir semester (UAS). Tes tersebut berlangsung selama 1 x 40 menit (1 jam pelajaran) untuk mengerjakan 5 soal matematika tentang Pythagoras yang telah dibahas di siklus II tersebut. Siswa mengerjakan tes tersebut secara individu seperti saat ulangan umum, dilarang bagi siswa untuk bertanya ataupun bekerja sama dengan teman didekatnya. Namun masih saja ada siswa yang bertanya pada temannya dalam mengerjakannya. Setelah jam pelajaran berakhir, seluruh siswa mengumpulkan tes evaluasi dengan tepat waktu, kemudian dilanjutkan mengisi skala kepercayaan diri selama 10 menit sebagai evaluasi kepercayaan diri. Dikarenakan waktu sudah tidak memungkinkan lagi karena beberapa siswa harus melakukan solat jum’at sehingga untuk kuesioner akhir siklus I diberikan kepada siswa untuk diisi di rumah dan diumpulkan pada hari senin minggu depan yang dikoordinir ketua kelas dan diberikan pada peneliti saat pulang sekolah.
5. Analisis Data dan Refleksi Siklus II a. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca data-data yang ada dari berbagai sumber penilaian. Penilaian terhadap kepercayaan diri siswa dilakukan melalui skala kepercayaan diri, lembar observasi kepercayaan diri dan kuesioner kepercayaan diri siswa yang dilakukan di akhir siklus II sama seperti siklus I sebelumnya. Di akhir siklus II juga dilakukan penilaian pendukung melalui tes evaluasi individu. Hasil tes akhir siklus II siswa dijelaskan sebagai berikut ini: 1) Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa Hasil observasi kepercayaan diri selama siklus II diperoleh dari lembar observasi kepercayaan diri yang diberikan pada siklus II kepada observer.
91
Hasil observasi kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus II tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.14. Melihat hasil observasi pada Tabel 4.14, diperoleh informasi bahwa kepercayaan diri siswa dalam belajar pada siklus II adalah sebaigai berikut: 1. Hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan dalam mengikuti pelajaran. Rata-rata skor indikator siswa yang hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan dalam mengikuti pelajaran sebesar 1.75 ini menunjukan kelas tersebut sudah memilliki sikap bersemangat dalam memulai pembelajaran matematika yang baik. Hal tersebut menandakan siswa
sudah
mulai
berpikir
positif
terhadap
dirinya
tentang
kemampuannya dalam pembelajaran matematika. 2. Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan. Selama pembelajaran berlangsung, berdasarkan Tabel 4.14 siswa yang mengerjakan soal atau tugas yang diberikan mencapai rata – rata skor sebesar 2. Angka tersebut sudah cukup baik (sedang) yang menandakan bahwa kelas tersebut memiliki sikap yakin akan kemampuannya sendiri yang dapat terlihat bahwa mereka tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan 3. Mengerjakan tugas matematika secara individu. Kemandirian siswa pada siklus II berdasarkan Tabel 4.14 menunjukan rata – rata skor 1.75 dimana sebagian siswa sudah mandiri dalam mengerjakan tugas matematika yang diberikan yang menandakan bahwa mereka sudah percaya kepada diri mereka sendiri sehinga tidak bergantung pada orang lain lagi dalam menyelesaikan tugas. Sementara itu sebagian lainnya masih belum mandiri saat mengerjakan tugas yang diberikan, mereka mengerjakannya dengan bekerjasama dengan teman ataupun melihat pekerjaan teman yang sudah selesai. 4. Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya. Keberanian siswa dalam mengajukan diri untuk bertanya ataupun mengungkapkan pendapat pada siklus II mencapai rata – rata skor sebesar
92
1.5. Hal tersebut menunjukan keberanian siswa dalam bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya di depan kelas sudah baik. Siswa sudah tidak malu untuk bertanya ataupun berpendapat sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dikelas. 5. Berani mengajukan diri untuk presentasi Pada siklus II ini, rata – rata skor siswa dalam keberanian mengajukan diri untuk presentasi adalah sebesar 1.5 dimana hal tersebut maenandakan bahwa sikap kepercayaan diri dalam hal keberanian dalam presentasi cukup baik (sedang). Ketakutan siswa dalam tampil di depan publik untuk melakukan presentasi di kelas sudah mulai membaik. Siswa tanpa segan mengajukan diri untuk melakukan presentasi karena tidak ada ejekan dari teman-temannya ketika mereka mempresentasikan hasil pekerjaan yang ternyata salah ataupun kurang tepat. Keberanian mereka untuk maju ke depan mendapatkan tetap mendapatkan applause dari guru dan teman teman sehingga merasa dihargai. Tabel 4. 14 Skor Lembar Observasi Kepercayaan Diri Kelas pada Siklus II No 1 2 3 4
5
Aspek yang Diamati
Pertemuan 1 2 3 4
Mampu mengikuti pelajaran 1 1 matematika Mengerjakan semua soal atau 2 2 tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika 1 2 secara individu Berani mengajukan diri untuk 1 1 mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk 1 1 presentasi 47 44 Jumlah siswa yang hadir Rata-rata Skor Kepercayaan Diri siswa
Rata – Rata Skor
2
3
1.75
2
2
2
2
2
1.75
2
2
1.5
2
2
1.5
49
49 1.7
Jika melihat Tabel 4.15 siklus I rata – rata skor kepercayaan diri hanya 1.4 sedangkan pada siklus II 1.7 yang berarti telah terjadi peningkatan rata
93
– rata skor kepercayaan diri sebesar 0.3. Peningkatan terjadi pada indikator dari aspek mandiri yaitu mengerjakan tugas secara individu, aspek berani dalam bertindak yaitu berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya dan berani mengajukan diri untuk presentasi. Hal tersebut menandakan bahwa strategi Self-Explanation telah berhasil meningkatkan kepercayaan diri siswa terutama dalam aspek mandiri dan berani dalam bertindak.
Tabel 4. 15 Perbandingan Skor Observasi Siswa pada Siklus I dan II No
Aspek yang Diamati
1 2
Mampu mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan Mengerjakan tugas matematika secara individu Berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani mengajukan diri untuk presentasi Rata-rata Skor Kepercayaan Diri
3 4 5
Rata – Rata Skor Siklus I Siklus II 1.75 1.75 2 2 1.25 1
.175 1.5
1 1.4
1.5 1.7
2) Skala Kepercayaan Diri Hasil skala kepercayaan diri siswa yang diberikan pada akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.16. Berdasarkan Tabel 4.16 rata – rata kepercayaan diri siswa mencapai 2,81. Tidak hanya itu, pada Tabel 4.17 juga menunjukan sudah tidak ada siswa yang tergolong kategori kepercayaan diri rendah. Hal tersebut menandakan bahwa salah satu indikator keberhasilan penelitian telah benar – benar tercapai yaitu Rata – rata skor skala kepercayaan diri siswa ≥ 2.6 dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah.
94
Tabel 4. 16 Skor Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus II No 1 2 3 4
Aspek Kepercayaan Diri Berpikir Positif Percaya pada Kemampuan Diri Mandiri Berani dalam Bertindak Skor Total Skor Max Skor Min Modus
Rata – Rata Nilai 2.95 2.95 2.58 2.72 2.81 3.70 2.00 3
Tabel 4. 17 Kategori Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus II Kategori Kepercayaan Diri
Interval Skor
Frekuensi
Rendah
0
Sedang
33
Tinggi
16
3) Lembar Kuesioner Kepercayaan Diri Peneliti kembali membagikan lembar kuesioner kepada siswa pada akhir siklus II untuk memperkuat hasil penelitian. Lembar kuesioner dibagikan kepada siswa setelah tes akhir siklus II pada hari Jum’at, 2 Desember 2016 dan diserahkan kembali kepada peneliti selambat-lambatnya pada Jum’at, 16 Desember 2016. Penyerahan kembali diberikan waktu panjang agar tidak mengganggu siswa dalam menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) yang
95
dilaksanakan mulai hari Senin, 5 Desember sampai Sabtu, 10 Desember 2016. Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan kepada siswa didapatkan kesimpulan sebagai berikut: a. Siswa lebih antusias mengikuti pelajaran matematika karena tertantang untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sehingga memiliki peluang untuk mendapatkan hadiah dari peneliti. b. Siswa lebih meyakini jawaban yang mereka dapat karena paham dengan materi yang dipelajari. c. Siswa lebih berusaha untuk menyelesaikan soal yang sulit karena berpendapat bahwa untuk menyelesaikan soal dapat menggunakan berbagai cara d. Sebagian besar siswa tidak memiliki keinginan untuk mencontek karena soal ujiannya sama dengan soal yang pernah diberikan untuk latihan. e. Siswa lebih berani mengutarakan pendapat atau bertanya karna sudah mulai terbiasa. f. Siswa antusias untuk melakukan presentasi di depan kelas karena ingin mendapatkan reward yang diberikan peneliti.
4) Nilai Hasil Tes Evaluasi Individu Hasil belajar diperoleh dari nilai tes akhir siklus II pada pertemuan ke-4 yang dapat dilihat pada Tabel 4.18. Berdasarkan nilai yang ada pada Tabel 4.18 tersebut, terlihat bahwa rata – rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 76.73 walaupun nilai terendah masih berada pada nilai 24 yang merupan nilai yang sangat kecil. Tabel 4.19 memperlihatkan sebanyak 38 siswa atau (73.47% siswa) berhasil mencapai ataupun melampaui nilai KKM yang ditetapkan oleh guru yaitu 70. Hal
96
tersebut menandakan bahwa salah satu indikator keberhasilan penelitian terlah tercapai yaitu ≥70% siswa dapat mencapai atau melebihi KKM yaitu 70. Tabel 4. 18 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus II Statistika
Keterangan
Jumlah Siswa ( )
49
Maksimum (
96
Minimum (
) )
24
Rata – Rata (Mean)
76.73
Median (Me)
84
Modus (Mo)
96
Varians ( )
396.85
Simpangan Baku ( )
16.27
Tabel 4. 19 Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
13
26,53%
38
73,47%
d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis data siklus II di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian telah berhasil dilakukan. Hal tersebut terbukti dengan tercapainya semua indikator keberhasilan penelitian, yaitu:
97
1) Skor rata – rata skala kepercayaan diri siswa ≥2.6 dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah. Pada siklus II ini rata – rata skala kepercayaan diri siswa sudah mencapai 2.81 (kategori kepercayaan diri sedang) dan tidak ada siswa yang tergolong dalam kategori kepercayaaan diri rendah. Maka, indikator ini berhasil dicapai. 2) ≥70% siswa dapat mencapai atau melebihi KKM yaitu 70. Pada siklus II ini jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM sebesar 73.47%, maka indikator keberhasilan ini tercapai. Berdasarkan indikator keberhasilan di atas dapat dikatakan bahwa penelitian telah berhasil, serta penelitian dihentikan pada siklus II. Pada siklus II peneliti masih sedikit kesulitan untuk mengontrol kelas dikarenakan jumlah siswa dalam satu kelas yang sangat banyak yaitu 49 siswa yang standarnya dalam satu kelas hanya berisi 30 sampai 35 siswa. Namun dikarenakan peneliti melakukan pendekatan personal dengan siswa di luar jam pelajaran sehingga peneliti dapat mengontrol kelas lebih baik lagi. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan strategi metakognitif tipe selfexplanation telah berhasil membuat siswa merasa lebih yakin akan kemampuan dirinya sendiri dan berani untuk berpendapat serta tampil di depan publik. Antusiasme dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran pun terlihat meningkat terlihat dari kedisiplinannya dalam masuk kelas saat pelajaran berlangsung. Siswa terlihat mandiri dalam mengerjakan tes akhir siklus II, hal tersebut ditunjukan dari berkurangnya siswa yang melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tes. Strategi self-explanation membuat siswa lebih memahami akan kemampuannya dan kekurangannya serta bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Tabel 4.20 memperlihatkan adanya peningkatan kepercayaan diri siswa pada siklus II, hal tersebut terjadi akibat treatmen menggunakan strategi self-
98
explanation dalam pembelajaran matematika. Terlihat peningkatan jumlah yang tergolong kategori tinggi sebesar 8 siswa serta berkurangnya siswa yang tergolong kategori rendah. Tabel 4. 20 Perbandingan Skala Kepercayaan Diri Siswa Siklus I dan II Siklus
Keterangan
Perubahan
I
II
Skor Max
3.70
3.70
0
Skor Min
1.60
2.00
+ 0.4
Rata – Rata
2.69
2.81
+ 0.12
Modus
2.8
3
+ 0.2
Siswa Ketegori Rendah
5
0
-5
Siswa Kategori Sedang
36
33
-3
Siswa Kategori Tinggi
8
16
+8
Tabel 4. 21 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus I dan II Siklus
Statistika
Perubahan
Jumlah Siswa ( )
I 49
II 49
Maksimum (
100
96
-4
32
24
-8
Rata – Rata (Mean)
59.02
76.73
+ 17.71
Median (Me)
64
84
+ 20
Modus (Mo)
32
96
+64
Varians ( )
387.61
396.85
Simpangan Baku ( )
17.36
16.27
28
13
Minimum (
Jumlah Siswa
) )
-15
99
Jumlah Siswa
21
38
+ 17
Tidak hanya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika saja yang meningkat akibat penggunaan strategi Self-Explanation namun hasil belajar siswa pun ikut meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.21, terjadi peningatan rata – rata hasil belajar sebesar 17.71 serta peninkatan jumlah siswa sebesar 17 siswa yang dapat mencapai atau melampaui nilai KKM yang ditetapkan guru.
B. Interpretasi Hasil Analisis Hasil penelitian siklus I menunjukan siswa tertarik dan bersemangat mengikuti pelajaran matematika dengan strategi Self-Explanation. Siswa mengerjakan LKS (bahan ajar) yang diberikan secara individu, walaupun pada siklus I masih banyak siswa yang belum berani untuk mengungapkan pendapat atau bertanya serta mengajukan diri untuk presentasi. Namun pada siklus II siswa mulai percaya diri dengan hasil pekerjaan mereka dan berani dalam berpentapat atau bertanya serta mengajukan diri untuk presentasi. Kepercayaan diri siswa dalam pelajaran matematika pun mengalami peningkatan.
C. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation dapat meningatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Penerapan
Strategi
Metakognitif
Tipe
Self-Explanation
dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari hasil angket kepercayaan diri siswa terjadi peningkatan rata-rata kepercayaan diri siswa sebesar 3 %. Pada siklus I persentase ratarata kepercayaan diri siswa sebesar 67.25 %, dan pada siklus II persentase rata-rata kepercayaan diri siswa menjadi 70.25%. Berdasarkan hasil
100
observasi yang digunakan sebagai data pendukung terjadi pula peningkatan sebesar 10 %, serta berdasar hasil kuesioner siswa terdapat perubahan sikap siswa dimana mereka lebih berani untuk berpendapat, bertanya dan melakukan presentasi dan lebih mandiri dan pantang menyerah dalam belajar matematika. Jika melihat hasil penelitian yang dilakukann oleh Ineu Andriani, dkk yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini dalam hal indikator kepercayaan diri siswa, metode Inkuiri Terbimbing hanya memperoleh rata-rata kepercayaan diri sebesar 65%, sedangkan metode Jigsaw hanya 62%.1 Hal tersebut menandakan strategi metakognitif
tipe
Self-Explanation
dalam
penggunaannya
dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa lebih baik. 2. Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut terlihat dari hasil tes matematika yang dilakukan pada akhir siklus I dan siklus II. Terdapat 40 siswa atau 81.63 % siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Berdasarkan rata-rata hasil belajar juga terjadi peningkatan nilai sebesar 17.71 dimana pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 59.02 dan pada siklus II rata-rata hasil besar meningkat menjadi 76.73. Strategi Self-Explanation membuat siswa lebih memahami konsep materi yang diajarkan, seperti pada materi Pythagoras. Siswa memahami bahwa ketika mereka ingin menggunakan Pythagoras untuk mencari suatu sisi segitiga mereka harus memperhatikan dimana letak siku – siku dari segitiga tersebut. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodial dalam skripsinya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif Self-Explanation” bahwa 1
Ineu Andriani, dkk., “Perbandingan Kepercayaan Diri Siswa dalam Belajar Matematika Antara yang Menggunakan Metode Jigsaw dengan Metode Inkuiri Terbimbing Di Kelas VII SMP Satu Atap Negeri Talun Kabupaten Cirebon”, IAIN Syeks Nurjati Cirebon: EduMa, Vol. 4 No. 2 Desember 2015, ISSN 2086 – 3918, h. 40 – 41.
101
strategi tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis siswa.2 3. Peneliti menemukan 7 siswa mengalami penurunan hasil belajar, terlihat bahwa 6 siswa yang mengalami peningkatan keparcayaan diri ternyata mengalami penurunan pada hasil belajar matematika mereka. Sedangkan satu siswa yang mengalami penurunan nilai hasil belajar matematika tidak mengalami peningkatan hasil kepercayaan diri. Peneliti mencaritahu untuk menemukan kemungkinan penyebab terjadinya penurunan nilai tes evaluasi pada siklus II tersebut dengan kembali melihat catatan tentang kegiatan pembelajaran yang dibuat. Berdasarkan analisis peneliti beranggapan kepada 3 siswa yang mengalami penurunan tersebut dikarenakan tidak hadir (absen) pada pertemuan ke-6. Sedangkan 4 siswa lainya dikarenakan keluar kelas (dispen) tidak mengikuti pelajaran untuk menghadiri rapat OSIS saat awal pelajaran hingga pelajaran berakhir. Dikarenakan hal tersebut siswa menjadi kurang paham tentang materi yang disampaikan pada pertemuan ke-6 tersebut. Hal tersebut ternyata berlainan dengan hasil penelitian Heris Hendriana yang mengatakan adanya korelasi antara kemapuan koneksi matematis dengan kepercayaan diri siswa.
3
Penelitian ini tidak
ditemukannya korelasi terebut, terbukti dari adanya siswa yang mengalami penurunan hasil belajar walaupun kepercayaan dirinya meningkat. 4. Strategi Metakognitif tipe Self – Explanation kurang cocok untuk kelas dengan jumlah siswa banyak. Strategi Self – Explanation sedikit sulit untuk diterapkan pada kelas yang jumlah siswanya terlalu banyak. Hal tersebut dikarenakan guru akan sulit memantau setiap siswa dalam memonitor pemahaman mereka sendiri. Strategi Self – Explanation adalah strategi yang menuntun
2
Rodial, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif Self-Explanation”, Skripsi FITK UIN Jakarta: 2015, h.61. tidak dipublikasikan. 3 Heris Hendriana, “Matematical Connection Ability and Self-Confidence”, International Journa of Education, Vol. 8 No. 1 Desember 2014, p.8.
102
siswanya untuk bertanya kepada dirinya sendiri dan menjelaskan kepada dirinya sendiri tentang permasalahan yang diberikan serta bagaimana cara mereka untuk menyelesaikannya. Dengan kata lain strategi ini menuntuk siswa untuk bekerja secara individu, jika terlalu banyak siswa maka peneliti akan sulit memantau siswa agar bekerja secara individu. 5. Pendekatan secara pribadi dan pemberian reward kepada siswa diperlukan dalam usaha untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Terdapatnya kedekatan antara guru dan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran matematika serta tidak adanya ketakutan yang siswa alami untuk bertanya ataupun mengungkapkan pendapat kepada guru. Tidak hanya itu, pemberian reward juga berpengaruh karena dengan adanya reward siswa lebih terpancing dan bersemangat untuk berani dalam tampil di depan kelas sehingga siswa lebih terbiasa untuk tampil di depan kelas untuk presentasi. Hal tersebut dapat
memancing
kepercayaan
diri
siswa
meningkat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika terutama pada aspek mandiri dan berani dalam bertindak. Pada aspek mandiri berdasarkan hasil observasi, siswa mengalami peningkatan yaitu sebagian besar siswa pada siklus II telah mengerjakan tugas secara indvidu. Hal tersebut karena intruksi – intruksi yang di berikan pada tahap Bridging Inferences melatih siswa untuk menyelesaikan masalah secara individu. Aspek berani dalam bertindak berdasarkan hasil observasi, siswa mengalami peningkatan yaitu sebagian besar siswa pada siklus II sudah berani untuk mengajukan pendapat dan bertanya serta berani mengajukan diri untuk maju presentasi.
Hal
tersebut
dikarenakan
pada
tahap
elaborating,
untuk
membangkitkan keberanian siswa dalam bertindak di depan kelas peneliti memberikan reward yang memotivasi siswa untuk lebih percaya diri akan kemampuannya dalam tampil di depan kelas, serta pemberian arahan kepada siswa untuk menuliskan terlebih dahulu pertanyaan ataupun pendapat yang akan disampaikan membantu siswa untuk lebih berani dalam bertindak. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil skala kepercayaan diri dimana pada siklus I rata – rata skor yaitu 2.69 menjadi 2.81 pada siklus II (dalam skala 4), rata – rata tersebut barada pada kategori kepercayaan diri sedang. Selain itu, pada siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang berada pada kategori rendah, dimana yang pada siklus I masih terdapat 5 siswa yang tergolong pada kategori kepercayaan diri rendah.
101
104
Penerapan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation ternyata juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I siswa yang sudah mencapai ataupun melebihi nilai KKM yang ditetapkan sekolah hanya terdapat 42.86% siswa. Pada siklus II, ternyata persentase jumlah siswa yang mencapai ataupun melebihi nilai KKM menjadi 73.47%. Hal tersebut menandakan siswa dikelas tersebut mengalami peningkatan nilai hasil belajar yang dihasilkan dari penggunaan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation pada pembelajaran matematika.
B. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam menerapkan strategi Metakognitif tipe Self-Explanation untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, antara lain: 1. Guru Matematika disarankan untuk memberian reward dan motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan ketertarikan dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2. Guru Matematika khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat menggunakan
strategi
Metakognitif
tipe
Self-Explanation
untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 3. Guru Matematika disarankan untuk memberikan contoh-contoh soal yang berupa pemecahan masalah dan soal-soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari karena siswa lebih merasa tertantang sehingga bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
105
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ineu, dkk. “Perbandingan Kepercayaan Diri Siswa dalam Belajar Matematika Antara yang Menggunakan Metode Jigsaw dengan Metode Inkuiri Terbimbing Di Kelas VII SMP Satu Atap Negeri Talun Kabupaten Cirebon”, IAIN Syeks Nurjati Cirebon: EduMa, Vol. 4 No. 2 Desember 2015, ISSN 2086 – 3918. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Chodijah, Siti. “Pembelajaran Berbasis DAP untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa dalam Belajar Matematika”. Skripsi UIN Jakarta: 2010. tidak dipublikasikan. E,
Blankey
&
Spence,
S.
1990.
“Developing
Metacognition”.
http://www.ericdigests.org, 8 Januari 2016. Elfiky, Ibrahim. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman, 2009. Hacker, Dauglas J., Dunlosky, John and Graesser, Arthur C. Hand Book of Metacognition in Education. New York: Routledge, 2009. Harris,
Robert.
2014.
“Learning
Strategi
5:
Self
Explanation”.
www.Virtualsalt.com, 20 Agustus 2015. Hendriana, Heris. Mathematical Connection Ability and Self-Confidence, International Journal of Education, Vol. 8 No. 1 December 2014. Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Karlimah. Membangun Kemandirian Belajar Melalui Strategi Metakognitif Matematika, Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers, ISBN: 97860270471-1-2. Munandi, Imam. Saya Bisa!. Jakarta: SKIL Publishing Co., 2005. Perry, Martin. Confidence Boosters. Jakarta: ESENSI, 2003.
106
Pidarta, Made. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Pslc. 2010. “Prompted Self-Explanation Principle”. www.learnlab.org, 2 Desember 2015. Rodial, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif Self-Explanation”, Skripsi FITK UIN Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan. Salinan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Sander, P. and Sanders, I. “Measuring Convidence in Academic Study: Asummary Report”, Electronic Journal of Research in Educational Psychology
and
Psychopedagogy,
1,
1-17,
ISSN:
1696-2095.
http://pythagoras.org, 15 Februari 2016. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Santrock, John W. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga, 2003. Schunk, Dale H. Teori Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Setiti, Bekti. “Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melaluui Pendekatan Coopeeratif Learning Tipe Number Head Together dalam Pembelajaran Matematika”. Skripsi UIN Jakarta: 2011. tidak dipublikasi. Tavani, Christopher M. and Losh, Susan C. Motivation, Self-Confidence, and Expectations as Predictors of the Academic Performences Among Our High School Students, Flodrida State University: Child Study Journal, Vol 33 No. 3 2003. Toit, Stephan du and Kotze, Gary. 2009. “Metacognitif Strategi in the Teaching and Learning of Mathematics, Pythagoras”. http://pythagoras.org, 8 Januari 2016. U.S. Department of Educationt. Just Write! Guide. 2011. Ebook di https://teal.ed.gov/resources Wahyuni, Sri. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi, Universitas Mulawarman: eJournal Psikologi, Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64
107
Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008.
108
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Sekolah
: SMP NEGERI 12 DEPOK
Kelas/ Semester
: VIII/ 1(ganjil)
Pertemuan ke
: ke-1 (satu) s/d ke-4 (empat)
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2.1
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
2.2
Membuat matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2.3
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1
Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
2.1.2
Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
2.1.3
Menentukan akar SPLDV dengan cara subtitusi dan eliminasi.
2.2.1
Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
2.3.1
Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
109
2.3.2
Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus
D. Karakteristik Sikap Karakter sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: 1. Cara pandang positif pada dri sendiri dalam mengikuti pelajaran 2. Optimis 3. Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan soal matematika 4. Mengerjakan tugas secara individu 5. Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya 6. Berani melakukan presentasi E. Materi Pokok Aljabar – SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) F. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV 2. Peserta didik dapat menentukan akar-akar SPLDV dengan subtitusi 3. Peserta didik dapat menentukan akar-akar SPLDV dengan eliminasi 4. Peserta
didik
dapat
menentukan
akar-akar
SPLDV
dengan
menggabungkan cara subtitusi dan eliminasi 5. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan PLDV dan SPLDV 6. Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya. 7. Peserta didik dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. G. Sumber/ Bahan dan Media Pembelajaran 1. Buku paket 2. Bahan Ajar (LKS) 3. powerpoint H. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Strategi
: Strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation
110
I. Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN 1 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan 15 menit
dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Guru memberikan materi pengantar dengan powerpoint
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan modul pembelajaran kepada siswa
Tahap Monitoring Comprehension
Guru
memberi
arahan
untuk
memahami
permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa
diminta
untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan.
55 menit
Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali informasi yang didapat dengan bahasa sendiri dan membuat model matematika berupa bentuk PLDV.
Siswa
diarahkan
untuk
menulis
definisi
sementara tentang PLDV Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk mengingat bagaimana
111
cara membuat grafik persamaan garis.
Siswa diarahkan untuk menganalisis garafik persamaan garis lurus yang di buat sehingga dapat menuliskan definisi SPLDV dan melihat perbedaan antara PLDV dan SPLDV
Elaborasi
Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Konfirmasi
Guru mengarahkan siswa membuat pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
kesimpulan bersama tentang perbedaan PLDV dan SPLDV Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 2 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Waktu siswa
dalam 15 menit
112
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan modul pembelajaran kepada siswa
Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan.
Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali informasi yang didapat dengan bahasa sendiri.
55 menit
Siswa diarahkan untuk membuat model matematika dari informasi yang di dapat dari permasalahan tersebut berupa PLDV
Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk mengubah salah satu PLDV tersebut ke bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat di subtitusikan kedalam PLDV lainnya.
Siswa
diarahkan
untuk
mengingat
bagaimana cara mensubtitusi yang sudah dipelajari.
Guru
mengingatkan
penyelesaiaan
yang
siswa
tentang
diinginkan
dalam
113
permasalahan tersebut. Elaborasi
Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk
mempresentasikan
hasil
pengerjaannya di depan kelas.
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Konfirmasi
Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan bersama tentang cara mencari akar-akar SPLDV dengan subtitusi
Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 3 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Guru menanyakan apakah ada siswa yang mengalami kendala dalam mengerjakan tugas rumah (jika ada) dan mengumpulkan tugas tersebut.
15 menit
114
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru
memberikan
modul
pembelajaran
kepada siswa Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa diminta untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali informasi yang didapat dengan bahasa sendiri dengan
membuat
permisalan
untuk
menyatakan harga baju dan celana tersebut.
Siswa diarahkan untuk membuat bentuk matematika dari masalah tersebut berupa SPLDV
Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk memulai perhitungan menggunakan cara eliminasi.
Guru
mengingatkan
bagaimana
cara
mengoprasikan aljabar.
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan sementara
Elaborasi
Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri
55 menit
115
untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas. Konfirmasi
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
kesimpulan bersama tentang cara mencari akar-akar SPLDV dengan subtitusi Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 4 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
15 menit
dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru
memberikan
kepada siswa
modul
pembelajaran
55 menit
116
Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa
diminta
untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali informasi
yang
didapat
dengan
menginterpretasikan permasalahan tersebut dalam bentuk gambar
Siswa diarahkan untuk membuat model matematika berupa bentuk SPLDV
Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk memulai perhitungan menggunakan cara eliminasi kemudian dari hasil
eliminasi
di
subtitusikan
untuk
memperoleh nilai lainnya.
Guru
mengingatkan
bagaimana
cara
mengoprasikan aljabar.
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan sementara
Elaborasi
Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Konfirmasi
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
117
kesimpulan bersama tentang cara mencari akar-akar SPLDV dengan menggabungkan cara eliminasi dan subtitusi Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
J. Penilaian Teknik
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen
: Terlamir Jakarta, 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
__________________
Peneliti
Aimi Nursetami M.
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Sekolah
: SMP NEGERI 12 DEPOK
Kelas/ Semester
: VIII/ 1(ganjil)
Pertemuan ke
: ke-5 (lima) s/d ke-8 (delapan)
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 3.1 Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. 3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema Pythagoras. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.1.1
Menemukan teorema Pythagoras.
3.1.2
Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
3.1.3
Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 45o, 600)
3.2.1
Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa.
3.2.2
Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misalnya persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb.
D. Karakteristik Sikap Karakter sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: 1. Cara pandang positif pada dri sendiri dalam mengikuti pelajaran
119
2. Optimis 3. Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan soal matematika 4. Mengerjakan tugas secara individu 5. Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya 6. Berani melakukan presentasi
E. Materi Pokok Geometri dan Pengukuran – Pythagoras
F. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menemukan teorema Pythagoras. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi diketahui 3. Peserta didik dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (tripel Pythagoras) 4. Peserta didik dapat menemukan tripel Pythagoras. 5. Peserta didik dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (300, 450, 600) 6. Peserta didik dapat menghitung panjang diagonal pada bangun datar, missal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb. 7. Peserta didik dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. G. Sumber/ Bahan dan Media Pembelajaran 1. Buku paket 2. Bahan Ajar (LKS) 3. powerpoint H. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Strategi
: Strategi Metakognitif Tipe Self-Explanation
I. Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN 5
120
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan 15 menit
dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Guru memberikan materi pengantar dengan powerpoint berupa materi Pythagoras
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan modul pembelajaran kepada siswa
Tahap Monitoring Comprehension
Guru
memberi
arahan
untuk
memahami
permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa
diminta
untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Tahap Paraphrasing
Siswa
diarahkan
untuk
menginterpretasikan
permasalahan ke dalam bentuk bangun datar.
Siswa diarahkan untuk mengingat kembali materi apa yang akan terkait dalam penyelesaian permasalahan.
Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk mengetahui bahwa luas persegi ABCD gabungan dari luas bangun datar yang ada di dalamnya.
Siswa diarahkan untuk menemukan rumus
55 menit
121
Pythagoras tersebut Tahap Elaborating Elaborasi
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Guru memberikan penjelasan tentang pemberian reward berupa biskuit bagi siswa yang berani mengajukan diri untuk bertanya, berpendapat,
Konfirmasi
ataupun melakukan presentasi.
Guru mengarahkan siswa membuat pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
kesimpulan bersama tentang teorema Pythagoras Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 6 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
15 menit
122
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru
memberikan
modul
pembelajaran
kepada siswa Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan dan mengetahui apa yang ditanyakan dalam permasalahan.
Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali rumus Pythagoras yang kemarin telah ia temukan .
55 menit
Siswa diarahkan untuk membuat kembali tabel dalam permasalahan dan menuliskan unsur
yang
perlu
ia
ketahui
untuk
menggunakan Pythagoras. Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan menganalisis tabel yang telah dibuat dan mengelompokan menjadi 3 segitiga tripel Pythagoras tersebut.
Siswa diarahkan untuk menentukan mana yang menjadi sisi tegak, alas dan sisi miring dari 3 kelompok segitiga yang telah dibuat.
Guru mengarahkan siswa untuk menggambar segitiga sesuai kelompok segitiga tersebut.
Elaborasi
Tahap Elaborating
123
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
pemberian reward berupa biskuit bagi siswa yang berani mengajukan diri untuk bertanya, Konfirmasi
berpendapat, ataupun melakukan presentasi.
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
kesimpulan
dengan
bersama
siswa
membuat
tentang
tripel
Pythagoras.
Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi
10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 7 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Guru menanyakan apakah ada siswa yang mengalami kendala dalam mengerjakan tugas rumah (jika ada) dan mengumpulkan tugas
15 menit
124
tersebut.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru
memberikan
modul
pembelajaran
kepada siswa Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa
diminta
untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi informasi yang ada dalam permasalahan yang disajikan. Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menginterpretasikan permasalahan
kedalam
bentuk
gambar
segitga lengkap dengan nama segitiganya dan ukuran yang diketahui.
Siswa diarahkan untuk menganalisis jenis segitiga apa yang tetrbentuk dan mencaritahu sudut
yang
belum
diketahui
dengan
mengingatkan jumlah sudut dalam segitiga. Tahap Bridging Inferences
Siswa
diarahkan
untuk
mencerminkan
segitiga siku-siku yang terbentuk sehingga membentuk
segitiga
sama
sisi
untuk
membantu siswa berhitung nanti. Elaborasi
Guru mengarahkan siswa untuk menuliskan kembali sudut-sudut segitiga yang baru dan
55 menit
125
menganalisis dari sudut segitiga bahwa segitiga tersebut adalah segitiga sama sisi.
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mulai
berhitung.
Siswa diarahkan untuk mengisi tabel yang diarahkan dengan cara yang sama untuk menemukan panjang sisi segitiga istimewa dengan sudut 300, 600, 900 dengan melihat pola yang di dapat
Konfirmasi
Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan sementara.
Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
pemberian reward berupa biskuit bagi siswa yang berani mengajukan diri untuk bertanya, berpendapat, ataupun melakukan presentasi.
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
kesimpulan bersama tentang sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi pembelajaran yang telah berlangsung (jika
10 menit
126
waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
PERTEMUAN 8 Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Guru
memastikan
kesiapan
Waktu siswa
dalam
menerima pembelajaran.
Melakukan absensi siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
15 menit
dilakukan.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru
memberikan
modul
pembelajaran
kepada siswa Tahap Monitoring Comprehension
Guru memberi arahan untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam modul.
Siswa
diminta
untuk
menganalisis
dan
mengidentifikasi bentuk apakah kebun pak Andi dan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan tersebut. Tahap Paraphrasing
Siswa diarahkan untuk menuliskan kembali informasi
yang
didapat
dengan
menginterpretasikan permasalahan tersebut dalam bentuk gambar bangun datar
Siswa diarahkan untuk menganalisis bangun datar yang didapat terseusun dari berapa
55 menit
127
bangun datar dan menggambar bangun datar yang menyusunnya. Tahap Bridging Inferences
Siswa diarahkan untuk menggunakan segitiga yang menyusun bangundatar tersebut dalam mencari sisi yang belum diketahui.
Guru mengingatkan untuk menggunakan teorema Pythagoras.
guru mengarahkan siswa untuk menghitung luas dari kebun pak Andi
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan sementara mengenai pupuk yang
Elaborasi
harus digunakan untuk kebun pak Andi. Tahap Elaborating
Guru mendorong siswa mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.
Konfirmasi
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
pemberian reward berupa biskuit bagi siswa yang berani mengajukan diri untuk bertanya, berpendapat, ataupun melakukan presentasi.
Guru
mengarahkan
siswa
membuat
pertanyaan dari penjelasan temannya yang belum dia pahami
Guru
bersama
dengan
siswa
membuat
kesimpulan bersama tentang cara penggunaan Pythagoras dalam mencari panjang sisi suatu bangun datar. Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengerjakan tahap-tahap pembelajaran
10 menit
128
dalam modul.
Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi pembelajaran yang telah berlangsung (jika waktunya
masih
memungkinkan
untuk
mengerjakan dikelas, jika tidak memungkinkan soal-soal akan dijadikan pekerjaan rumah).
J. Penilaian Teknik
: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen
: Terlamir Jakarta, 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
__________________
Peneliti
Aimi Nursetami M.
129
Tujuan Pembelajaran Dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan PLDV dan SPLDV Dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: Mengerjakan tugas secara individu Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Asti dan Anton bekerja pada sebuah perusahaan sepatu. Asti dapat membuat 2 pasang sepatu setiap jam dan Anton dapat membuat 3 pasang sepatu setiap jam. Jumlah jam kerja Asti dan Anton 18 jam per hari, dengan banyak sepatu yang dapat dibuat 42 pasang. Jika banyaknya jam kerja keduanya tidak sama, ingin diketahui lama jam kerja masing-masing dari Asti dan Anton.
Lampiran 2 Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
130
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas? Jawab : ....................................................................................................................
permasalahan di atas? Jawab : .................................................................................................................... 2. langkah apa yang akan kamu lakukan dalam mengerjakan masalah diatas untuk menyelesaikannya? Jawab: .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas dan gunakanlah variabel (missal :x, y, dan lain-lain) untuk menyatakan harga yang belum diketahui!
Monitorinng Comprehension
b.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan dalam
131
3. a.) Buatlah permisalan untuk menyatakan jam kerja dari Asti dan Anton? Jawab : ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... b.) Dapatkah kamu membuat bentuk matematika dari permasalahan diatas? Jawab : ......................................................................................................................................
4. a.) Dari bentuk matematika yang kamu buat, ada berapakah persamaan linear dua variabel (PLDV) yang kamu dapat, dan tuliskan persamaanpersamaan tersebut? Jawab : ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... b.) Dari persamaan linear dua variabel tersebut, tulislah definisi persamaan linear dua variabel (PLDV) menurutmu! Jawab : ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... .............................. Mulailah kamu menghitung dan menggambar grafik untuk menyelesaikan masalah tersebut!
Paraphrasing
......................................................................................................................................
132
5. a.) Buatlah sebuah tabel yang berisikan titik-titik koordinat dari masing-masing PLDV tersebut? (Ingatlah bagaimana cara menentukan titik-titik koordinat dalam persamaan garis lurus) Jawab : ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... b.)
Dapatkah kamu membuat bentuk grafik dari masalah diatas?
(ingatlah cara membuat grafik persamaan garis lurus) Jawab :
Bridging Inferences 6. Dari grafik diatas, tulislah koordinat titik potong garis tersebut, dan tulis kesimpulan dari hubungan titik potong garis dengan permasalahan diatas! Jawab : ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 7. Buatlah definisi SPLDV, dengan melihat garfik dan PLDV yang didapat! Jawab : ..................................................................................................................................... .....................................................................................................................................
133
8. Dapatkah kamu menuliskan apa perbedaan antara persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)? Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
9. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... b.) Dapatkah kamu menyimpulkan apakah perbedaan antara PLDV
Jelaskan kesimpulanmu! Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Elaborating
dengan SPLDV, setelah mendengarkan hasil presentasi temanmu?
134
Tujuan Pembelajaran Dapat menentukan akar-akar SPLDV dengan subtitusi Dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: Cara pandang positif pada diri sendiri dalam mengikuti pelajaran Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan soal matematika Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Harga 3 buku dan 3 penggaris adalah Rp15.000,00. Jika Maher membeli 4 buku dan 2 penggaris maka ia harus membayar Rp16.000,00. Ingin diketahui harga yang harus dibayar oleh Sinta jika ia membeli 10 buku dan 3 penggaris yang sama. Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut! 1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas? Jawab : .........................................................................................................
dalam permasalahan di atas? Jawab : ......................................................................................................... 2. langkah apa yang akan kamu lakukan dalam mengerjakan masalah diatas untuk menyelesaikannya? Jawab :
Monitorinng Comprehension
c.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan
.......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ............................ Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
135
3. Buatlah permisalan untuk menyatakan kedua benda tersebut? Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. a.) Dapatkah kamu membuat bentuk matematika dari permasalahan diatas?
............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... b.) Tulislah bentuk SPLDV yang kamu dapatkan! Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
Paraphrasing
Jawab :
136
5. a). Dari kedua PLDV tersebut, ubahlah salah satu PLDV tersebut kedalam bentuk yang sederhana!
Contoh!! 𝑦 6 Jawab : Menjadi 𝑥 6 𝑦 ...................................................................................................................... 𝑥
...................................................................................................................... b). Subtitusikan persamaan yang sudah kamu ubah ke dalam persamaan lainnya dan mulailah menghitung untuk menemukan nilai salah satu variabel tersebut!
:.................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Bridging Inferences
Jawab
..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 6. Lakukan cara yang sama seperti diatas untuk menentukan nilai variabel lainnya yang belum diketahui?
Contoh!! 𝑥 𝑦 6 Menjadi 𝑥 6 𝑦
Jawab : ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................
137
7. Berapakah harga dari masing-masing barang tersebut setelah melakukan perhitungan diatas? Jawab : ...................................................................................................................... 8. Berapa harga yang harus dibayar Sinta untuk membeli benda yang dia inginkan? Jawab : ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
9. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda? Jawab :
................................................................................................................................... c.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab
:
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Elaborating
...................................................................................................................................
138
Tujuan Pembelajaran Dapat menentukan akar-akar SPLDV dengan eliminasi Dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: Optimis Mengerjakan tugas secara individu Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Dea membeli dua baju dan dua celana, ia harus membayar Rp300.000. Sedangkan Lala membeli tiga baju dan dua celana seharga Rp350.000. Ingin diketahui harga yang harus dibayar Lusi jika ia membeli satu baju dan dua celana! Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas? Jawab : .............................................................................................................
dalam permasalahan di atas? Jawab : ............................................................................................................................ 2. langkah apa yang akan kamu lakukan dalam mengerjakan masalah diatas untuk menyelesaikannya? Jawab : ............................................................................................................................ ............................................................................................................................
Monitorinng Comprehension
d.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan
139
Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
3. Buatlah permisalan untuk menyatakan harga baju dan celana tersebut? Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. a.) Dapatkah kamu membuat bentuk matematika dari permasalahan diatas? Jawab :
............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... b.) Tulislah bentuk SPLDV yang kamu dapatkan! Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
Paraphrasing
...............................................................................................................................
140
5. Dari 2 PLDV yang kamu dapat, mulailah menghitung dengan cara eliminasi! a.)
Variabel
apakah
yang
pertama-tama
akan
kamu
eliminasi/hilangkan? Jawab : .......... b.) kalikanlah masing-masing PLDV tersebut dengan angka berapapun sehingga variabel yang ingin dieliminasi memiliki koefisien yang sama, kemudian eliminasilah dengan cara mengurang atau menjumlah kedua PLDV tersebut!
.......................... = .......
|x ...|
.......................... = .......
.......................... = .......
|x ...|
.......................... = ....... ............. = ....... ....... = .......
6. Lakukanlah dengan cara yang sama seperti diatas untuk menentukan nilai variabel lainnya yang belum diketahui dari SPLDV tersebut! Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Berapakah biaya yang harus dibayar Lusi? Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Bridging Inferences
Jawab:
141
Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
8. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda?
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... d.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Elaborating
Jawab :
142
Tujuan Pembelajaran Dapat menentukan akar-akar SPLDV dengan menggabungkan cara subtitusi dan eliminasi Dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: Cara pandang positif pada diri sendiri dalam mengikuti pelajaran matematika Mengerjakan tugas secara individu Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Sebuah persegi panjang memiliki panjang 𝑐𝑚 lebih dari 2 kali lebarnya. Jika keliling persegi panjang 44𝑐𝑚, ingin diketahui panjang dan lebar persegi panjang tersebut. Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
143
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas? Jawab : ...............................................................................................................
dalam permasalahan di atas? Jawab : .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. langkah apa yang akan kamu lakukan dalam mengerjakan masalah diatas untuk menyelesaikannya? Jawab : .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .................... Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
Monitorinng Comprehension
e.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan
144
3. Buatlah permisalan untuk menyatakan panjang dan lebar persegi tersebut ? Jawab : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 4. a.)
Dapatkah kamu membuat bentuk matematika dan keteranngan
ukurannya dari permasalahan diatas? Jawab :
Paraphrasing
b.)
Dapatkah kamu membuat bentuk SPLDV dari masalah di atas?
tulislah SPLDV tersebut! Jawab : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
145
Bridging Inferences
146
Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
7. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda? Jawab :
................................................................................................................................... e.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab
:
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Elaborating
...................................................................................................................................
147
Tujuan Pembelajaran Dapat menemukan teorema phitagoras Dapat menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: cara pandang positif pada diri sendiri dalam mengikuti pelajaran Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Bangun datar ABCD adalah bangun persegi dengan panjang sisi 7 satuan panjang. Persegi ABCD tersusun dari 4 segitiga siku-siku dengan ukuran yang sama (EAF, FBG, GCH, dan HDE) dan 1 persegi (EFGH), dimana AE = DH = GC = BF = 3 satuan panjang. Ingin diketahui panjang sisi persegi EFGH.
Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
148
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas?
................................................................................................................................ f.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan dalam permasalahan di atas? Jawab : ..................................................................................................................................
Monitorinng Comprehension
Jawab :
.................................................................................................................................. Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
2. Buatlah gambar persegi tersebut lengkap dengan keterangan ukurannya! Jawab :
atas menurutmu? Jawab : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
Paraphrasing
3. Materi matematika apa saja yang terkait dalam permasalahan di
149
4. Berdasarkan gambar diatas, mulailah menghitung luas EFGH! Jawab :
L…… + L…… + L…… + L…… + LEFGH = L..... karena L…… = L…… = L…… = L…… akibatnya
{4 x L……} + LEFGH {4 x (
= L......
)} + LEFGH =
+ LEFGH LEFGH
= =
EFGH tersebut ! Jawab : .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 6. a.) Dengan cara yang sama dengan kegiatan diatas, kamu dapat menentukan hubungan dari sisi-sisi segitiga siku-siku yang panjang sisinya a, b, dan c! Jawab : 4 x Luas segitiga siku-siku + Luas persegi
kecil = Luas persegi
besar
= 𝑎 = =
𝑏 kedua ruas kurangi dengan 2ab
Jika kita menganalisis masalah diatas, hubungan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku yang panjang sisinya a, b, c tersebut dinamakan Teorema Phitagoras.
Bridging Inferences
5. Setelah kamu mengetahui luas EFGH, tentukan panjang sisi persegi
150
b.) Untuk memastikan nilai sisi EFGH yang kamu dapat, gunakanlah dalil phitagoras yang telah kamu ketahui di atas? Jawab: ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ............ Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
7. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda? Jawab:
.................................................................................................................................. f.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab: .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ..................................................................................................................................
Elaborating
..................................................................................................................................
151
Tujuan Pembelajaran Dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (tripel phytagoras) Dapat menemukan tripel phitagoras
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi: Mengerjakan tugas secara individu Berani mengungkapkan pendapat bertanya Berani melakukan presentasi
Pak Alex ingin membuat papan-papan segitiga siku-siku dengan berbagai ukuran seperti tabel di bawah. Namun ia tidak mengetahui mana yang menjadi tinggi, alas dan sisi miring segitiga-segitiga tersebut. Bantulah pak Alex untuk mengetahuinya . No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
a
b
c
3 12 25 6 17 9 12 15
4 13 24 8 8 12 16 20
5 5 7 10 15 15 20 25
Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
atau
152
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas?
................................................................................................................................ g.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan dalam permasalahan di atas? Jawab : ...................................................................................................................................
Monitorinng Comprehension
Jawab :
................................................................................................................................... Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
2. Rumus apa yang kamu gunakan dalam menentukan sisi miring sebuah segitiga, tulislah rumusnya! Jawab : ............................................................................................................................ 3. a.) Isilah tabel di bawah ini untuk mempermudah mu membantu pak Alex? Jawab :
Paraphrasing
Mulailah kamu menganalisis untuk menyelesaikan masalah tersebut!
153
Segitiga-segitiga tersebut merupakan tripel phytagoras
Bridging Inferences
154
Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
7. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu? Jawab :
.................................................................................................................................... g.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ..........................
Elaborating
....................................................................................................................................
155
Tujuan Pembelajaran Dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600)
Diketahui
suatu
segitiga
Karakter Sikap Karakte
sikap
yang
diharapkan
adalah
kepercayaan diri, yang meliputi: optimis Berani mengungkapkan pendapat bertanya Berani melakukan presentasi
memiliki
panjang
sisi
terpendeknya adalah 10 cm! Jika dua sudutnya berturut-turut adalah 600 dan 900, ingin diketahui panjang kedua sisi lainya. Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
600
atau
156
1. a.) Apa yang kamu pahami tentang permasalahan di atas? Jawab : ................................................................................................................
dalam permasalahan di atas? Jawab : ................................................................................................................ 2. langkah apa yang akan kamu lakukan dalam mengerjakan masalah diatas untuk menyelesaikannya? Jawab : ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ..................
Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
Monitorinng Comprehension
h.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan
157
3. Buatlah gambar segitiga tersebut dan berilah nama pada setiap titiknya serta keterangan sudutnya serta ukuran panjang sisinya? Jawab :
Jawab : ............................................................................................................. b.) Berapakah besar sudut ketiga yang belum diketahui? Jawab
:
............................................................................................................................ ............................................................................................................................ Ingatlah jumlah sudut sebuah segitiga
Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
Paraphrasing
4. a.) Segitiga apakah yang terbentuk?
158
contoh
Hasil Cerminan
Bridging Inferences
600
159
8. a.) Dari tabel di atas, dapatkah kamu melihat pola yang terjadi pada baris panjang sisi siku-siku yang lain? tulislah pola yang kamu dapat! Jawab : ..................................................................................................................................
h.) Buatlah kesimpulan mengenai hubungan segitiga siku-siku yang memiliki sudut istimewa (300, 600, dan 900) dengan pola yang kamu dapat! Jawab : .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
Elaborating
..................................................................................................................................
160
9. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas! Apakah kamu mengerti dengan penjelasan teman sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda? Jawab
:
................................................................................................................................ i.)
Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang
belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab : ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
Elaborating
................................................................................................................................
161
Tujuan Pembelajaran Dapat
menghitung
panjang
diagonal pada bangun datar, missal persegi, persegi
Karakter Sikap Karakte sikap yang diharapkan adalah kepercayaan diri, yang meliputi:
panjang, belah ketupat, dsb.
Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan soal matematika Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya Berani melakukan presentasi
Pak Andi mempunyai kebun berbentuk seperti gambar di atas yang akan ditanami sayuran. Bantulah Pak Andi untuk menentukan pupuk yang dibutuhkan untuk kebunnya jika setiap 𝑚 lahannya memerlukan pupuk sebanyak 0,5 kg!
Gambar kebun Pak Sitorus terlihat dari udara
Bacalah permasalahan diatas dengan seksama dan tenang!, dan pahamilah permasalahan tersebut!
162
tersebut? Jawab
:
...................................................................................................................... i.) Apakah kamu sudah tahu apa yang diketahui dan di tanyakan dalam permasalahan di atas? Jawab
Monitorinng Comprehension
1. a.) Apakah kamu dapat menemukan bentuk apakah kebun Pak Andi
:
Nyatakanlah informasi apa saja yang dapat kamu identifikasi dari permasalahan di atas!
2. Buatlah gambar dari bentuk kebun tersebut, dan berilah nama dari gambar tersebut serta ukuran-ukurannya (seperti persegi ABCD, segitiga DEF, dsb)? Jawab :
bangun datar-bangun datar tersebut beserta keterangannya! Jawab :
Paraphrasing
3. a.) Terdiri dari banggun datar apasajakah gambar diatas? gambarlah
163
Mulailah kamu menghitung untuk menyelesaikan masalah tersebut!
4. a.) bangun datar yang mana yang akan kamu gunakan dalam mencari tau panjang sisi yang belum diketahui dari kebun tersebut? Jawab : ............................................................................................................................. b.) mulailah menghitung untuk mengetahuinya! (gunakan Pyhtagoras) Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... c.) Berapakah luas kebun Pak Andi tersebut? (ingat mencari luas bangun datar) Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... d.) Dari luas yang kamu dapat, bantulah Pak Andi menghitung jumlah pupuk yang harus digunakan untuk seluruh kebunnya! Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Bridging Inferences
...................................................................................................................................
164
Presentasikanlah pekerjaanmu di depan kelas dan perhatikanlah presentasi hasil pekerjaan temanmu!
10. a.) Perhatikan pekerjaan teman sekelas mu yang di presentasikan di depan kelas!
Apakah kamu
mengerti
dengan penjelasan teman
sekelasmu yang mempunyai cara yang berbeda? Jawab :
.................................................................................................................................... j.) Buatlah sebuah pertanyaan mengenai permasalahan diatas yang belum kamu mengerti! (Ajukanlah pertanyaan tersebut) Jawab
:
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Elaborating
....................................................................................................................................
165
Lampiran 3 IDENTITAS Nama
:
Jenis Kelamin : Umur
: SKALA KEPERCAYAAN DIRI Skala kepercayan diri digunakan untuk mennetahui tingkat kepercayaan diri kita.
Dalam skala ini adik-adik harus menjawab 30 pertanyaan sesuai keadaan adik-adik. Skala ini tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaraan adik-adik di sekolah, jadi isilah skala ini dengan keadaan adik-adik sekarang.
PETUNJUK: 1. Tulis nama, jenis kelamin dan umur pada kolom yang tersedia 2. Bacalah pertanyaan dengan cermat 3. Terdapat 4 jawaban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Pilih Jawaban yang sesuai dengan memberi tanda ceklist ( ) pada kolom yang tersedia 5. Apabila terjadi kesalahan dalam mengisi, boleh diganti dengan memberi tanda (=) pada jawaban yang salah lalu beri ( ) pada pilihan pengganti CONTOH: PERNYATAAN Senang melihat teman susah
SS
No
Pernyataan
1
Saya mempersiapkan alat tulis dan buku matematika beberapa menit sebelum pelajaran dimulai
2
Saya yakin dapat memahami materi matematika yang diberikan guru
S
TS
STS √
SS
S
TS STS
166
No
Pernyataan
SS
3
Saya belajar lebih keras ketika mendapat nilai tugas atau ulangan matematika jelek
4
Saya
berani
memberikan
pendapat
saya
ketika
memiliki perbedaan cara pengerjaan soal matematika 5
Tanpa ragu saya mengajukan diri untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis
6
Saya langsung mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru
7
Saya yakin dapat memperoleh nilai yanng baik pada tugas pelajaran matematika
8
Saya mencoba berbagai cara penyelesaian soal matematika untuk mendapatkan jawaban
9
saya tidak pernah mencontek ketika ujian
10
Saya takut untuk bertanya kepada guru karena malu dengan teman-teman saat pelajaran matematika
11
Saya berusaha tetap mengerjakan soal matematika walaupun sulit
12
Saya yakin dapat menyelesaikan tugas matematika dengan baik
13
Saya merasa yakin mendapatkan nilai yang bagus saat ujian
14
Saya tidak masuk kelas tepat waktu saat pelajaran matematika dengan sengaja
15
Saya tidak menyelesaikan tugas matematika jika tidak dapat mengerjakannya
16
Saya selalu melihat ke arah teman-teman di depan ketika
sedang
menjelaskan
hasil
pengerjaan
matematika saya 17
Saya selalu mencatat pelajaran matematika dengan
S
TS STS
167
No
Pernyataan
SS
inisiatif sendiri untuk saya pelajari lagi di rumah 18
Saya gugup saat melakukan presentasi di depan kelas pada pelajaran matematika
19
Saya lebih suka mengerjakan tugas matematika secara berkelompok
20
Saya merasa yakin ketika dibantu teman dalam mengerjakan tugas matematika
21
Tanpa ragu saya maju ke depan untuk memperlihatkan hasil pengerjaan soal matematika ketika di tunjuk guru
22
Bila guru mengajukan pertanyaan saya berusaha menjawab
23
Saya merasa saya tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika
24
Saya
tidak
bersemangat
mengikuti
pelajaran
matematika karena merasa akan sulit memahami materi 25
Saya takut memberikan pendapat saat pelajaran matematika karena takut salah
26
Saya mampu mengerjakan tugas matematika tanpa bantuan orang lain
27
Bila saya tidak mengerti pelajaran matematika, saya langsung bertanya pada guru
28
Saya merasa pelajaran matematika akan sangat sulit untuk saya pahami
29
Saya pasrah ketika mendapat nilai jelek saat ulangan matematika
30
Saya tidak berani mengerjakan soal matematika di papan tulis karena takut salah
S
TS STS
168
Lampiran 4 Petunjuk Pengerjaan:
Nama
:
Kelas
:
Berdoalah sebelum
No. Absen
:
Kerjakan soal secara individu
mengerjakan Kerjakan soal dengan sebaik-baiknya
Selamat Mengerjakan!!! 1. Jika
dan
, maka hasil dari
adalah
Jawab:
2. Harga 7 ekor ayam dan 6 ekor itik adalah Rp67.250, sedangkan harga 2 ekor ayam dam 3 ekor itik Rp25.000. Tentukanlah harga seokor ayam.
169
Jawab:
3. Sebuah mesin produksi A menghasilkan barang 100 buah perjam. Mesin produksi B menghasilkan barang 150 buah per jam. Jumlah jam kerja kedua mesin tersebut dalam sehari adalah 20 jam. Jika dalam sehari kedua mesin diharapkan menghasilkan barang sebanyak 2.600 buah, berapa jam mesin A dan mesin B harus bekerja dalam sehari.
Jawab:
4. Jumlah dua bilangan adalah 20. bilangan yang satu adalah 6 lebihnya dari biangan yang lain. hasil kali kedua bilangan tersebut adalah?
170
Jawab:
5. Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut dengan metode grafik.
dan Jawab:
Petunjuk Pengerjaan:
Nama
:
Kelas
:
Berdoalah sebelum
No. Absen
:
Kerjakan soal secara individu
mengerjakan Kerjakan soal dengan sebaik-baiknya
Selamat Mengerjakan!!! 1. Tentukan nilai P di bawah 25
7 P
171
Jawab:
2. Sebuah kapal beerlayar ke arah timur sejauh 150 km. kemudian ke arah selatan sejauh 200km. Hitung jarak kapal sekarang dari tempat semula. U
Jawab:
B
T S
3. Sebuah persegi panjang berukuran panjang 24 cm dan panjang diagonalnya 30 cm. Tentukan luas persegi panjang teersebut! A
B
D
C
Jawab:
4. Gambar di bawah menunjukan kereta gantung di taman nasional dengan kereta yang meluncur sepanjang kabel. Berapakah panjang kabel kereta gantung yang dimaksud?
172
Jawab:
B
C
A
D
d
F E
G H
5. Tentukan panjang d pada gambar berikut.
173
Jawab:
174
Lampiran 5
KUESIONER KEPERCAYAAN DIRI (Pra Penelitian) Kuesioner kepercayaan diri ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri dan penyebab tinggi rendahnya kepercayaan diri kita. Kuesioner ini berisikan 6 pertanyaan yang harus diisi sesuai dengan keadaan adik-adik. Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran adik-adik di sekolah, jadi isilah kuesioner ini dengan sebaik-baiknya. Petunjuk: 1. Isilah identitas dengan benar pada tempat yang sudah disediakan. 2. Bacalah pertanyaan dengan cermat. 3. Tulislah jawaban anda selengkap-lengkapnya sesuai dengan keadaan adikadik di tempat yang telah disediakan. Identitas Nama
:
Jenis Kelamin : Umur
:
Hari/Tanggal :
KUESIONER 1. Menurut mu, bagaimana sikapmu selama ini dalam mengikuti pelajaran matematika di kelas? Jawab : ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
175
........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................ 2. Seberapa sering kamu meyakini tentang hasil pekerjaanmu dalam mengerjakan soal matematika? mengapa demikian! Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................ 3. Apa yang kamu lakukan ketika mengerjakan tugas matematika yang sulit? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................ 4. Apa yang kamu lakukan ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan ulangan harian matematika? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................
176
5. Bagaimana sikapmu selama ini ketika guru memberikan pertanyaan kepadamu atau menyuruhmu mengutarakan pendapatmu dalam pelajaran matematika? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................ 6. Menurutmu bagaimana sikap mu selama ini ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berani mempresentasikan pengerjaan matematikanya di depan kelas? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................
177
KUESIONER KEPERCAYAAN DIRI Kuesioner kepercayaan diri ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri mu dan pendapatmu tentang proses pembelajaran. Kuesioner ini berisikan 6 pertanyaan yang harus diisi sesuai dengan keadaan adik-adik. Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran adik-adik di sekolah, jadi isilah kuesioner ini dengan sebaik-baiknya. Petunjuk: 1. Isilah identitas dengan benar pada tempat yang sudah disediakan. 2. Bacalah pertanyaan dengan cermat.
3. Tulislah jawaban anda selengkap-lengkapnya sesuai dengan keadaan adik-adik di tempat yang telah disediakan.
Identitas Nama
:
Jenis Kelamin : Umur
:
Hari/Tanggal : KUESIONER 1. Menurutmu, bagaimana perubahan sikap mu dalam mengikuti pelajaran matematika selama 4 pertemuan kemarin? Jawab : ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 2. Menurutmu seberapa yakinkah dirimu sekarang tentang hasil pekerjaanmu dalam mengerjakan soal matematika? Jawab:
178
........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika mengerjakan soal matematika yang sulit? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 4. Apakah saat ujian tadi kamu mencontek atau sempat berpikir untuk mencontek pekerjaan temanmu? Mengapa! Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 5. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika guru memberikan pertanyaan kepadamu atau menyuruhmu mengutarakan pendapatmu dalam pelajaran matematika? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 6. Menurutmu bagaimana sikap mu sekarang ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa yang berani mempresentasikan pengerjaan matematikanya di depan kelas? Jawab: ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
Mengerjakan semua soal atau tugas matematika yang diberikan
1.
2.
Indikator
Hadir tepat waktu dan mempersiapkan peralatan dalam mengikuti pelajaran
No
Sebagian besar siswa menyelesaikan/menjawab semua soal atau tugas matematika yang diberikan semua siswa menyelesaikan/menjawab semua soal atau tugas matematika yang diberikan
3
0
2
Semua siswa memiliki beberapa soal atau tugas yang tidak dikerjakan/ dijawab
3
Hanya terdapat beberapa siswa yang menyelesaikan/menjawab semua soal atau tugas matematika yang diberikan
Semua siswa hadir tepat waktu dan sudah mempersiapkan buku serta alat belajar di atas meja lima menit setelah guru masuk dalam kelas.
2
1
Semua siswa hadir tepat waktu dan terdapat siswa yang belum mempersiapkan buku serta alat belajar di atas meja lima menit setelah guru masuk dalam kelas.
0
Sebagian besar siswa hadir tepat waktu dan sudah mempersiapkan buku serta alat belajar di atas meja lima menit setelah guru masuk dalam kelas.
Sebagian besar siswa hadir tepat waktu dan hanya terdapat beberapa siswa yang sudah mempersiapkan buku serta alat belajar di atas meja lima menit setelah guru masuk dalam kelas.
1
Kriteria
Poin
PEDOMAN OBSERVASI KEPERCAYAAN DIRI KELAS
179
Lampiran 6
berani mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya
3.
4.
Indikator
mengerjakan tugas secara individu
No Semua siswa mengerjakan tugas individu secara berdiskusi Terdapat beberapa siswa yang mengerjakan tugas individu tanpa berdiskusi Sebagian besar siswa mengerjakan tugas individu tanpa berdiskkusi Semua siswa mengerjakan tugas individu tanpa berdiskkusi Tidak terdapat siswa yang mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya ketika diberikan waktu untuk bertanya atau berpendapat Terdapat beberapa siswa yang mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya ketika diberikan waktu untuk bertanya atau berpendapat Sebagian besar siswa mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya ketika diberikan waktu untuk bertanya atau berpendapat Semua siswa mengajukan diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya ketika diberikan waktu untuk bertanya atau berpendapat
1 2 3 0
1
2
3
Kriteria
0
Poin
180
Indikator
berani mengajukan diri untuk presentasi
No
5.
Kriteria Tidak terdapat siswa yang mengajukan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas Terdapat beberapa siswa yang mengajukan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas Sebagian besar siswa mengajukan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas Semua siswa mengajukan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas
Poin 0
1
2 3
181
182
Lampiran 7
183
184
185
186
187
188
189
190
Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI GURU KELAS Nama Sekolah Nama Guru Hari/Tanggal Pertemuan ke Pokok Bahasan Mata Pelajaran Kelas
No I
II
III
: SMP Negeri 12 Depok : Aimi Nursetami M. : : : : Matematika : VIII (Delapan)
Aspek yang diamati Membuka Pelajaran 1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu (Apersepsi) 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Memotivasi siswa Kegiatan Inti 4. Penguasaan materi 5. Mengarahkan siswa menuliskan pemahaman permasalahan 6. Mengarahkan siswa membawakan permasalahan dalam bahasa sendiri 7. Mengarahkan siswa dalam mengolah informasi 8. Mengingkatkan siswa mengenai materi teerdahulu yang terkait 9. Mengarahkan siswa untuk berani melakukan presentasi 10. Mengarahkan siswa untuk menuliskan pendapat dan pertanyaan 11. Memancing siswa untuk berani mengutarakan pendapat atau bertanya 12. Menjawab pertanyaan atau menanggapi pendapat siswa 13. Kualitas interaksi pembelajaran 14. Kualitas pengelolaan kelas 15. Gaya dalam mengajar 16. Antusiasme dalam mengajar 17. Kontrol emosi 18. Penguasaan kelas 19. Membimbing siswa membuat kesimpulan bersama Menutup pelajaran 20. Meberikan apresiasi kepada siswa yang melakukan presentasi
1
Nilai 2 3
4
191
21. Menutup pembelajaran dengan baik Jumlah Kategori Penilaian Total : Keterangan skala penilaian : 1: Tidak Baik 3: Baik 2: Kurang Baik 4: Sangat Baik Kategori Penilaian Total: 20-35 : Tidak Baik 51-65 : Baik 36-50 : Cukup 66-80 : Sangat Baik
Depok, Pengamat,
Dra. Satriawati
192
193
194
195
196
197
198
199
200
Lampiran 9 KUTIPAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU SEBELUM TINDAKAN
Peneliti
: Seberapa banyak siswa yang berani memberikan pendapatnya di depan kelas saat diskusi kelas?
Guru
: biasanya hanya 1 atau 2 siswa yang berani berpendapat, sisanya hanya diam saja ketika diminta berpendapat, saya juga jarang menggunakan metode diskusi di kelas.
Peneliti
: Apakah semua siswa memperhatikan ibu ketika menjelaskan materi di depan kelas?
Guru
: tentu saja, semua siswa memperhatikan karena saya tidak akan mulai menjelaskan pelajaran jika kelas masih ribut.
Peneliti
: Bagaimana respon siswa ketika ibu memberikan pertanyan ataupun soal?
Guru
: mereka akan mengerjakannya di buku latihan, terkadang saya akan meminta siswa untuk maju mengerjakannya di depan kelas, biasanya siswa akan bertanya dulu ke pada saya mengenai jawabannya apakah benar atau tidak baru mereka mau mengerjakannya di papan tulis.
Peneliti
: Apakah ibu sering memberikan reward kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik? Apasaja reward yang bapak/ibu berikan dan bagaimana respon siswa?
Guru
: biasanya saya akan mengajak siswa lain untuk memberikan applause kepada siswa yang telah maju untuk mengerjakan soal yang diberikan atau berhasil mengerjakan soal dengan benar.
201
Peneliti
: Apakah ibu sering memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang anda berikan? Apasaja hukuman yang anda berikan dan bagaimana respon siswa?
Guru
: Biasanya saya memberikan hukuman berupa teguran terlebih dahulu kepada siswa, atau jika sudah terlalu besar kesalahannya akan saya panggil untuk menghadap saya di ruang guru untuk menasihati secara pribadi.
Peneliti
: Metode atau strategi apasaja yang sudah ibu gunakan selama pelajaran matematika?
Guru
: Saya biasanya memakai metode biasa (ekspositori), namun kadang – kadang saya menggunakan metode diskusi kelompok tapi itu jarang sekali karena kelas susah untuk kondusif dan susah dikontrol ketika berkelompok.
202
Lampiran 10
KUTIPAN HASIL KUESIONER SISWA A. Sebelum Tindakan 1. Menurut mu, bagaimana sikapmu selama ini dalam mengikuti pelajaran matematika di kelas? S7
: Terkadang saya serius dan juga terkadang tidak serius, karena pelajaran matematika sulit saya mengerti.
S20
: Kadang-kadang serius, kadang-kadang saya tidak mengerti apa yang dijelaskan guru kepada saya.
S49
: Biasa saja, saya kurang tertarik dengan matematika karena susah dan membosankan.
2. Seberapa sering kamu meyakini tentang hasil pekerjaanmu dalam mengerjakan soal matematika? mengapa demikian! S7
: Jarang sekali, karena saya sering tidak mengerti apa yang guru jelaskan.
S20
: Jarang, karena saya sering tidak mengerti apa yang guru jelaskan saat mengajar.
S49
: Kadang-kadang, kerena kadang saya belum mengerti dengan yang dijelaskan, kadang saya akan menyamakan dengan jawaban teman saya terlebih dahulu.
3. Apa yang kamu lakukan ketika mengerjakan tugas matematika yang sulit? S7
: Bertanya kepada teman yang sudah selesai mengerjakan atau sudah mengerti.
S20
: Bertanya kepada teman yang sudah mengerjakan.
S49
: Menanya kepada teman atau guru.
4. Apa yang kamu lakukan ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan ulangan harian matematika? S7
: Berdoa dan berusaha menjawab semampunya.
S20
: Berdoa, jika itu pilihan ganda saya akan mencari cara agar bisa mencocokan opsen yang ada disaat tersebut.
203
S49
: Pasrah, dan berusaha percaya pada jawaban diri sendiri.
5. Bagaimana sikapmu selama ini ketika guru memberikan pertanyaan kepadamu atau menyuruhmu mengutarakan pendapatmu dalam pelajaran matematika? S7
: Saya merasa tegang, jika saya bisa saya akan menjawabnya, jika tidak bisa saya akan diam saja biar guru menunjuk siswa lain.
S20
: Jika itu mudah saya akan menjawabnya, jika itu sulit saya akan bertanya kepada teman agar dapat mengetahui jawaban.
S49
: Siap apapun yang di suruh guru.
6. Menurutmu bagaimana sikap mu selama ini ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berani mempresentasikan pengerjaan matematikanya di depan kelas? S7
: Saya akan menunggu teman saya yang lain untuk menjawabnya dulu, jika itu mudah saya akan menunggu soal berikut lalu akan segera akan maju ke depan kelas.
S20
: Saya akan menunggu teman yang lain untuk menjawab, jika jawaban teman saya benar dan saya mengerti bagaimana cara mengerjakannya saya akan menunggu soal berikutnya jika soal yang ditanyakan
itu
sama
caranya,
saya
akan
maju
untuk
mengerjakannya. S49
: Saya akan menunggu teman yang lain untuk menjawab, jika jawaban teman saya benar dan saya mengerti bagaimana cara mengerjakannya saya akan menunggu saat berikutnya.
B. Akhir Siklus I 1. Menurutmu, bagaimana perubahan sikap mu dalam mengikuti pelajaran matematika selama 4 pertemuan kemarin? S7
: awalnya saya nggak begitu mengerti dengan cara gurunya mengajar, tapi saya paham pelajaran yang di sampaikan ketika membahas kesimpulan dari pelajaran saat itu
204
S20
: contoh soal yang diberikan membuat saya paham apa manfaat dari pelajaran yang di sampaikan, saya jadi mengerti apa yang dipelajari.
S49
: menarik, contoh soal yang diberikan guru menarik buat di cari penyelesaiannya, jadi inggin menemukan jawabannya.
2. Menurutmu seberapa yakinkah dirimu sekarang tentang hasil pekerjaanmu dalam mengerjakan soal matematika? S7
: saya lebih yakin karena mengerti yang dipelajari saat itu.
S20
: lumayan yakin, karena gurunya memberikan tahapan pada soal untuk mengerjakannya.
S49
: lebih yakin sama jawaban yang dikerjain, karena paham sama pelajarannya.
3. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika mengerjakan soal matematika yang sulit? S7
: sekarang saya lebih berusaha dulu, jika benar-benar tidak bisa saya akan bertanya pada guru.
S20
: bertanya pada guru jika saya sudah tidak bisa mengerjakannya.
S49
: berusaha terlebih dahulu, jika tidak bisa saya akan bertanya kepada guru atau teman.
4. Apakah saat ujian tadi kamu mencontek atau sempat berpikir untuk mencontek pekerjaan temanmu? Mengapa! S7
: saya tidak mencontek pekerjaan teman, walaupun tadi ingin mencontek karena ada soal yang sulit, tapi karena gurunya memperhatikan jadi tidak jadi.
S20
: tidak mencontek, karena soalnya bisa saya kerjakan sendiri tapi ada soal yang sulit tapi saya kerjakan sebisanya saya.
S49
: saya tidak mencontek walaupun beberapa soal sulit jawabannya.
5. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika guru memberikan pertanyaan kepadamu atau menyuruhmu mengutarakan pendapatmu dalam pelajaran matematika?
205
S7
: saya lebih berani bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung, karena gurunya menjawabnya dengan baik dan seperti bertanya kepada teman rasanya.
S20
: masih agak tegang tapi sudah mulai terbiasa untk bertanya.
S49
: sekarang saya berani bertanya pada guru tanpa harus maju ke meja guru.
6. Menurutmu bagaimana sikap mu sekarang ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa yang berani mempresentasikan pengerjaan matematikanya di depan kelas? S7
: saya lebih berani untuk maju presentasi di depan kelas.
S20
: masih gugup jika ditunjuk untuk maju ke depan, dan belum begitu berani mengajukan diri buat maju.
S49
: saya jadi suka untuk maju ke depan untuk presentasi di depan kelas.
C. Akhir Siklus II 1. Menurutmu, bagaimana perubahan sikap mu dalam mengikuti pelajaran matematika selama 4 pertemuan kemarin? S7
: saya jadi semangat ikut pelajaran matematika, karena gurunya asik da nada hadiah yang diberikan jika berani bertanya.
S20
: contoh soal yang diberikan membuat saya paham apa manfaat dari pelajaran yang di sampaikan, saya jadi mengerti apa yang dipelajari.
S49
: menarik, contoh soal yang diberikan guru menarik buat di cari penyelesaiannya, jadi inggin menemukan jawabannya.
2. Menurutmu seberapa yakinkah dirimu sekarang tentang hasil pekerjaanmu dalam mengerjakan soal matematika? S7
: saya lebih yakin karena mengerti sama pelajaran yang dipelajari.
S20
: lumayan yakin, karena paham sama pelajarannya.
S49
: lebih yakin dengan jawaban yang dikerjain, karena paham sama pelajarannya.
3. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika mengerjakan soal matematika yang sulit?
206
S7
: berusaha dulu, jika benar-benar tidak bisa saya akan bertanya pada guru.
S20
: bertanya pada guru jika saya sudah tidak bisa mengerjakannya.
S49
: berusaha terlebih dahulu, jika tidak bisa saya akan bertanya kepada guru atau teman.
4. Apakah saat ujian tadi kamu mencontek atau sempat berpikir untuk mencontek pekerjaan temanmu? Mengapa! S7
: saya tidak mencontek pekerjaan teman, saya jadi lebih biasa ngerjain sendiri dan yang bisa saja, jika tidak bisa saya jawab dengan menulis diketahui dan ditanya saja karena sudah dapen nilai jika nulis begitu.
S20
: tidak mencontek, karena soalnya bisa saya kerjakan sendiri tapi ada soal yang sulit tapi saya kerjakan sebisanya saya.
S49
: saya tidak mencontek walaupun beberapa soal sulit jawabannya.
5. Menurutmu, bagaimana sikapmu sekarang ketika guru memberikan pertanyaan kepadamu atau menyuruhmu mengutarakan pendapatmu dalam pelajaran matematika? S7
: saya lebih berani bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung, karena gurunya menjawabnya dengan baik dan seperti bertanya kepada teman rasanya.
S20
: saya sudah berani untuk bertanya karena ingin mendapatkan hadiah yang diberikan guru.
S49
: sekarang saya berani bertanya pada guru tanpa harus maju ke meja guru.
6. Menurutmu bagaimana sikap mu sekarang ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa yang berani mempresentasikan pengerjaan matematikanya di depan kelas? S7
: saya lebih berani untuk maju presentasi di depan kelas.
S20
: saya berani untuk maju kedepan karena bisa dapat hadiah dari guru.
S49
: saya jadi suka untuk maju ke depan untuk presentasi di depan kelas.
207
Lampiran 11 HASIL SKALA KEPERCAYAAN DIRI SISWA SIKLUS I Subyek S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
1 15 11 11 15 16 18 12 11 16 9 12 13 15 15 9 14 15 15 15 15 16 14 14 14 18
Nilai Indikator 2 3 4 5 15 12 13 14 15 14 7 13 10 8 7 7 16 14 13 15 16 16 11 13 19 17 13 19 10 10 8 8 12 9 11 7 16 16 11 12 8 9 8 7 14 13 11 13 13 16 11 15 17 16 10 14 15 16 13 15 14 14 8 14 14 14 12 14 15 15 13 16 16 17 13 16 17 16 12 12 15 13 10 14 19 19 11 17 16 15 12 15 14 14 10 14 18 16 12 15 17 16 15 14 Total
6 14 10 7 14 12 16 7 8 12 7 11 14 12 14 10 14 15 15 12 11 16 12 11 14 12
Subyek S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 S38 S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49
1 13 13 10 17 14 16 14 17 16 11 17 15 16 15 12 15 17 14 20 15 15 13 16 14
2 13 11 11 13 17 16 13 18 14 14 16 15 16 16 13 15 13 15 20 16 16 14 16 14
703
726
Nilai Indikator 3 4 14 10 14 12 8 8 15 10 12 9 16 11 15 10 18 12 15 10 13 11 16 12 14 10 15 12 15 11 13 12 17 11 17 12 15 11 20 11 14 12 14 15 14 12 16 12 18 11 713
542
5 13 12 8 14 10 13 16 16 14 13 13 11 15 16 13 14 12 14 20 12 17 11 16 14
6 10 11 7 16 9 12 15 16 10 14 14 12 12 11 13 14 14 12 20 12 15 13 16 14
660
612
208
HASIL SKALA KEPERCAYAAN DIRI SISWA SIKLUS II Subyek S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
1 16 11 11 15 16 18 12 11 16 11 12 14 15 16 10 16 15 15 15 15 17 14 14 15 18
Nilai Indikator 2 3 4 5 15 13 16 15 15 14 9 13 11 10 13 11 16 14 15 16 16 16 13 13 19 17 14 20 11 10 11 10 12 10 11 9 16 16 13 12 9 10 10 10 14 13 12 14 13 16 15 15 17 16 12 14 15 16 15 15 14 14 10 14 14 15 15 15 15 15 14 16 16 17 15 16 17 16 18 13 15 13 11 14 19 19 14 17 16 15 14 15 14 14 13 14 18 16 14 15 17 17 16 14 Total
6 15 10 13 14 12 17 11 9 12 10 12 15 12 15 12 15 15 15 15 12 17 12 11 14 13
Subyek S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 S38 S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49
1 13 13 10 17 14 17 14 17 16 11 17 15 16 15 12 15 17 14 20 15 16 13 16 15
Nilai Indikator 2 3 4 5 13 14 12 13 11 14 14 12 11 9 10 9 13 15 11 14 17 12 10 10 16 16 13 13 13 15 12 16 18 18 15 16 14 15 12 14 14 13 11 13 16 16 13 13 15 14 10 11 16 15 14 15 16 15 12 16 13 13 12 14 16 17 13 14 13 17 12 12 15 15 13 15 20 20 11 20 16 15 13 13 16 15 15 17 14 14 14 11 16 16 14 16 14 18 14 14
6 10 13 11 16 9 12 16 16 11 14 14 12 12 11 14 14 14 13 20 13 15 13 16 15
716
730
652
723
633
681
209
HASIL SKALA SIKLUS I DAN SIKLUS II Siklus I
Siklus II
Subyek S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 S38
Perubahan Skor
Kategori
Skor
Kategori
2.77 2.33 1.67 2.9 2.8 3.4 1.83 1.93 2.77 1.6 2.47 2.73 2.8 2.93 2.3 2.73 2.97 3.07 2.8 2.6 3.27 2.8 2.57 2.97 3.07 2.43 2.43 1.73 2.83 2.37 2.8 2.77 3.23 2.63 2.53 2.93 2.57 2.87
Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
3 2.4 2.3 3 2.87 3.5 2.17 2.07 2.83 2 2.57 2.93 2.87 3.07 2.47 3 3 3.13 3.13 2.67 3.43 2.87 2.67 3.07 3.17 2.5 2.57 2 2.87 2.4 2.9 2.87 3.33 2.73 2.53 2.97 2.57 2.93
Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
+ 0.23 + 0.07 + 0.63 + 0.1 + 0.07 + 0.1 + 0.34 + 0.14 + 0.06 + 0.4 + 0.1 + 0.2 + 0.07 + 0.14 + 0.17 + 0.27 + 0.03 + 0.06 + 0.33 + 0.07 + 0.16 + 0.07 + 0.1 + 0.1 + 0.1 + 0.07 + 0.14 + 0.27 + 0.04 + 0.03 + 0.1 + 0.1 + 0.1 + 0.1 0 + 0.04 0 + 0.06
210
S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49 Rata-rata Persentase Rata-rata
2.8 2.53 2.87 2.83 2.7 3.7 2.7 3.07 2.57 3.07 2.83
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang
2.83 2.6 2.97 2.83 2.83 3.7 2.83 3.13 2.63 3.13 3
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
2,69
2,81
+ 0.03 + 0.07 + 0.1 0 + 0.13 0 + 0.13 + 0.06 + 0.06 + 0.06 + 0.17 + 0.12
67.25 %
70.25 %
+3
Jumlah Siswa yang Mengalami Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mengalami Peningkatan
45 Siswa 91.84 %
211
Lampiran 12
Lampiran Pengkategorian Skala Kepercayaan Diri
Mean Ideal
4
Standar Deviasi ( ) 6 6
4
6 Maka pengkategorisasian kepercayaan diri siswa, sebagai berikut ini: Kategori rendah apabila
Kategori sedang apabila
Kategori tinggi apabila
212
Lampiran 13
HASIL TES AKHIR SIKLUS I DAN SIKLUS II No
Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
Nilai Siklus Siklus Perubahan I II 72 + 24 96 48 96 + 48 52 + 32 84 68 72 +4 60 76 + 16 76 96 + 20 32 92 + 60 60 + 16 76 32 88 + 56 32 40 +8 100 96 -4 76 96 + 20 36 + 52 88 76 96 + 20 76 -16 60 56 56 0 76 92 + 16 64 96 + 32 76 96 + 20 68 -8 60 72 92 + 20 64 84 + 20 92 84 -8 76 92 + 16 32 + 28 60 Rata-Rata Nilai Median Modus Varians (S2)
No
Subjek
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
S26 S27 S28 S29 S20 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 S38 S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49
Nilai Siklus Siklus I II 88 96 32 32 44 84 32 44 32 36 72 84 60 84 76 92 32 44 60 72 76 96 40 88 36 72 72 92 32 24 32 80 32 40 72 76 72 56 76 92 80 68 72 92 68 72 32 80 59,02 76.73 64 84 32 96 387.61 396.85
Perubahan +8 0 + 40 + 12 +4 + 12 + 24 + 16 + 12 + 12 + 20 + 48 + 36 + 20 -8 + 48 +8 +4 -16 + 16 -12 + 20 +4 + 48
213
Lampiran 14 HASIL UJI VALIDASI SKALA KEPERCAYAAN DIRI COMPUTE TOTAL=V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V8 + V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 + V16 + V17 + V18 + V19 + V20 + V21 + V22 + V23 + V24 + V25 + V26 + V27 + V28 + V29 + V30 + V31 + V32 + V33 + V34 + V35 + V36 + V37 + V38 + + V39 + V40. EXECUTE. CORRELATIONS /VARIABLES=V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25 V26 V27 V28 V29 V30 V31 V32 V33 V34 V35 V36 V37 V38 V39 V40 WITH TOTAL /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Notes Output Created Comments
Input
08-MAR-2017 22:17:39 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing
Missing Value Handling Cases Used
Syntax
Resources
[DataSet0]
Processor Time Elapsed Time
DataSet0 <none> <none> <none> 24 User-defined missing values are treated as missing. Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair. CORRELATIONS /VARIABLES=V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25 V26 V27 V28 V29 V30 V31 V32 V33 V34 V35 V36 V37 V38 V39 V40 WITH TOTAL /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. 00:00:00,03 00:00:00,01
214
Correlations
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOTAL * ,637 ,019 13 * ,607 ,028 13 * ,662 ,014 13 ,530 ,062 13 ** ,718 ,006 13 ,544 ,054 13 ** ,808 ,001 13 * ,664 ,013 13 ** ,789 ,001 13 * ,600 ,030 13 -,468 ,107 13 ** ,720 ,006 13
V13
V14
V15
V16
V17
V18
V19
V20
V21
V22
V23
V24
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOTAL * ,596 ,032 13 * ,360 ,227 13 * ,617 ,025 13 ,492 ,088 13 ** ,661 ,014 13 ,875 ,000 13 ** ,700 ,008 13 * ,668 ,013 13 ** ,559 ,047 13 * ,728 ,005 13 ,613 ,026 13 ** ,282 ,351 13
215
Correlations
V25
V26
V27
V28
V29
V30
V31
V32
V33
V34
V35
V36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOTAL * ,594 ,032 13 * ,282 ,350 13 * ,808 ,001 13 ,378 ,203 13 ** ,671 ,012 13 ,638 ,019 13 ** ,604 ,029 13 * ,678 ,011 13 ** ,658 ,015 13 * ,555 ,049 13 ,518 ,070 13 ** ,581 ,037 13
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
V37
V38
V39
V40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOTAL * ,689 ,009 13 * ,720 ,005 13 * ,744 ,004 13 ,527 ,064 13
216
Lampiran 15 HASIL UJI RELIABILITAS SKALA KEPERCAYAAN DIRI RELIABILITY /VARIABLES=V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25 V26 V27 V28 V29 V30 V31 V32 V33 V34 V35 V36 V37 V38 V39 V40 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL VARIANCE.
Reliability Notes Output Created Comments
08-MAR-2017 22:22:59 Data
Input
Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Matrix Input Definition of Missing
Missing Value Handling Cases Used
Syntax
Resources
Processor Time Elapsed Time
G:\Lain-lain\output spss\DATA VALIDASI.sav DataSet0 <none> <none> <none> 24 User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure. RELIABILITY /VARIABLES=V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25 V26 V27 V28 V29 V30 V31 V32 V33 V34 V35 V36 V37 V38 V39 V40 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL VARIANCE. 00:00:00,02 00:00:00,01
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
217
Scale: ALL VARIABLES
Cases
Case Processing Summary N Valid 13 a Excluded 11 Total 24
% 54,2 45,8 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,949 ,952
Cronbach's Alpha
40
Summary Item Statistics Minimum Maximum Range
Mean Item Variances
N of Items
,473
,167
1,090
,923
Maximum / Minimum 6,538
Variance ,049
Summary Item Statistics N of Items Item Variances
40
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Deleted
V1
107,85
239,474
,612
.
,947
V2
108,00
240,833
,583
.
,947
V3
107,85
238,974
,638
.
,947
V4
107,92
240,910
,498
.
,948
218
V5
107,77
239,192
,700
.
,947
V6
107,92
242,744
,519
.
,948
V7
108,08
236,244
,794
.
,946
V8
108,38
236,423
,636
.
,947
V9
107,92
235,244
,772
.
,946
V10
107,77
241,359
,576
.
,947
V11
107,92
260,577
-,495
.
,953
V12
107,77
234,026
,694
.
,946
V13
108,00
238,833
,565
.
,947
V14
107,77
247,526
,337
.
,949
V15
107,77
244,192
,601
.
,948
V16
107,69
244,564
,468
.
,948
V17
108,54
233,436
,626
.
,947
V18
107,62
236,923
,866
.
,946
V19
107,77
239,526
,681
.
,947
V20
108,00
237,167
,642
.
,947
V21
107,69
241,064
,530
.
,948
V22
107,77
236,192
,705
.
,946
V23
107,62
239,090
,585
.
,947
V24
107,77
247,192
,248
.
,949
V25
107,77
239,192
,564
.
,947
V26
108,38
243,756
,220
.
,951
V27
108,38
232,923
,790
.
,946
V28
108,38
240,590
,319
.
,950
V29
108,54
237,103
,645
.
,947
V30
107,77
238,192
,611
.
,947
219
V31
107,77
244,359
,588
.
,948
V32
108,08
236,410
,652
.
,947
V33
108,08
236,910
,629
.
,947
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Deleted
V34
107,85
241,141
,527
.
,948
V35
108,15
239,974
,482
.
,948
V36
108,00
241,333
,555
.
,947
V37
109,08
241,744
,673
.
,947
V38
108,46
241,269
,705
.
,947
V39
108,38
230,256
,715
.
,946
V40
107,77
239,026
,489
.
,948
220
Lampiran 16
221
222
223
224
225
226
227
228
Lampiran 17
229
Lampiran 18