MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI ENTREPRENEURSHIP ANAK USIA 5-6 TAHUN
KRISTIANA MARYANI PGPAUD UHAMKA Jakarta Jl. Limau II, Jakarta Selatan. Email:
[email protected]
Abstract: The aim of this study was to determine whether interpersonal intelligence of children age 5-6 years can be improved through entrepreneurship.The hypothesis tested was found that interpersonal intelligence children group B age 5-6 years is expected to increase after the entrepreneurship activity.The study was done in May and June at second semester of the school year 2011/2012 at RA Syaujan Pekayon Pasar Rebo, East Jakarta, by action research method (action research). This action research procedure using a model of Kemmis and Mc Taggart spiral cycle consists of four phases: a) planning, b) action, c) observation, d) reflection. The data collection process is done through observation, field notes, interview. The data analysis was performed using analysis of quantitative analysis and qualitative analysis. The results showed that the analysis of activity in the cycle one was increasing significantly in the interpersonal intelligence children with a value of 974,23 with 26,24 average compared to the first assessment is 539,33 with 14,92 average. The data made researcher have done one cycle because it has been on target to be achieved. Key Word: interpersonal itelligence, entrepreneurship, and children age 5-6 years.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kecerdasan interpersonal anak usia 5-6 tahun dapat ditingkatkan melalui entrepreneurship. Hipotesis diuji ditemukan bahwa kelompok usia anak-anak kecerdasan interpersonal B 5-6 tahun meningkat setelah diberikan aktivitas. Penelitian enterpreunership dilakukan pada bulan Mei dan Juni di semester kedua tahun 2011/2012 sekolah di RA Syaujan Pekayon Pasar Rebo, Jakarta Timur, dengan metode penelitian tindakan (action research) . Prosedur penelitian tindakan ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart siklus spiral terdiri dari empat fase : a) perencanaan, b ) tindakan, c ) observasi, d ) refleksi. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan , wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis aktivitas dalam satu siklus meningkat secara signifikan pada anak-anak kecerdasan interpersonal dengan nilai 974,23 dengan 26,24 rata-rata dibandingkan dengan penilaian pertama adalah 539,33 dengan 14,92 rata-rata. Data yang dibuat peneliti telah melakukan satu siklus karena sudah pada target yang ingin dicapai Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Kewirausahaan, dan anak usai 5-6 tahun
Pembangunan
bangsa
Pendidikan merupakan modal dasar
beranjak dari pendidikan anak usia
untuk
dini, sebagai cikal bakal pendidikan
berkualitas dan berakhlak mulia.
yang
Masa ini merupakan masa yang tepat
akan
menentukan
kualitas
pendidikan pada jenjang berikutnya.
untuk
menyiapkan
meletakkan
insan
yang
dasar-dasar 387
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
pengembangan
kemampuan
fisik,
digunakan saat ini cenderung kurang
sosial, emosional, bahasa, konsep
melibatkan
diri, seni, moral dan nilai-nilai agama
berpartisipasi aktif dalam belajar.
sehingga
Pembelajaran lebih berpusat pada
upaya
pengembangan
seluruh potensi anak tercapai secara
guru
optimal.
cenderung
Pada
masa
ini,
anak
peserta
didik
sehingga
untuk
kegiatannya
lebih
banyak
duduk,
memiliki banyak kemudahan dalam
mendengar, mencatat dan menghapal
menerima berbagai stimulasi yang
atau
akan
diajarkan guru.
berpengaruh
terhadap
perkembangan selanjutnya.
Arif
Pendidikan harus benar-benar diarahkan
mengingat
materi
Rahman
yang
menyatakan
bahwa proses belajar mengajar di
agar
tidak
sekedar
sekolah
mengembangkan
aspek
kognitif
berpusat pada guru (teacher center)
semata, namun harus diseimbangkan
dan belum pada anak (student center)
dengan
dan
(Kompas, 2004). Anak memiliki
dan
berbagai aspek kecerdasan termasuk
aspek
psikomotorik.
afeksi
Pembelajaran
sampai
saat
masih
pemantauan terhadap perilaku harus
aspek
dilakukan secara intensif. Sekolah
Manusia merupakan makhluk yang
harus
hidup
mampu
memperlakukan
melihat
dan
kecerdasan
ini
interpersonal.
berkelompok
dan
saling
peserta
didik
membantu dalam kehidupan sehari-
yang
utuh.
hari, sehingga manusia dikatakan
Rancangan pembelajaran diharapkan
sebagai makhluk sosial. Manusia
memberikan pengalaman yang dapat
sebagai
mengembangkan berbagai potensi
manusia membutuhkan manusia lain
yang dimiliki anak. Stimulasi melalui
dalam hidupnya. Kehidupan sosial
kegiatan pembelajaran atau bermain
sangat dibutuhkan manusia agar
harus dapat menyentuh semua aspek.
dapat menemukan jati dirinya dan
Dengan demikian, seluruh aspek
dapat
kecerdasan anak dapat berkembang.
Dengan demikian, dapat dikatakan
Namun
pengembangan
sebagai
pribadi
kenyataannya,
dalam
makhluk
diterima
sosial
oleh
berarti
masyarakat.
kecerdasan
penggunaan metode mengajar yang 388
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
interpersonal
memiliki
peranan
penting dalam kehidupan manusia.
melainkan
menumbuhkan
dan
mengembangkan sifat atau karakter
Kecerdasan interpersonal tidak
yang telah ada pada diri anak.
hanya dapat dikembangkan dalam
Pendidikan entrepreneurship sendiri
lingkungan
sebagai
dapat dimaknai sebagai pendidikan
lingkungan pertama dan utama, tapi
para calon pengusaha agar memiliki
juga sekolah sebagai lingkungan
keberanian,
sekunder mempunyai peran untuk
keterampilan
mengembangkan
meminimalkan
keluarga
kemampuan
kemandirian
serta sehingga
kegagalan
dalam
tersebut. Berbagai variasi kegiatan
usaha. Anak-anak harus disiapkan
dapat
untuk
digunakan
untuk
mengembangkan
kecerdasan
interpersonal,
salah
tidak
bergantung,
menciptakan
sesuatu,
siap siap
satunya,
memperjuangkan kebahagiaan dan
dilakukan melalui entrepreneurship.
siap bersaing secara sehat. oleh
Entrepreneurship, bukanlah sekedar
karena
cara
pendidikan dan pelatihan, melalui
bagaimana
seseorang
bisa
itu
mereka
memerlukan
menjadi pemilik usaha, melainkan
proses
adalah semangat atau jiwa yang perlu
menyenangkan dan mengembangkan
ditanamkan
berbagai potensi yang dimiliki oleh
agar
anak
menjadi
mandiri, punya daya juang, daya kreatif, sekaligus daya saing untuk memudahkannya Entrepreneurship
berusaha. mutlak
perlu
pembelajaran
yang
anak. Menurut
pengamatan
Badru
Zaman di lapangan menunjukkan bahwa hingga saat ini masih banyak
diajarkan pada zaman kini ketika
terjadi
persaingan di dunia kerja serta
pembelajaran kompetensi sosial anak
kemajuan
mulai
Taman Kanak-kanak (Yulindrasari,
berkembang dengan pesat dan tidak
2011: 190), yaitu: (1) Orientasi
terbendung lagi.
pembelajaran masih sangat dominan
teknologi
Entrepreneurship bukan berarti
diarahkan
kekeliruan
untuk
dalam
pengembangan
mengajarkan anak untuk berdagang
aspek perkembangan kognitif dan
atau
bahasa
mencari
uang
sejak
dini,
dibandingkan
aspek 389
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
perkembangan ditandai
lainnya.
dengan
orientasi
Hal
ini
pengkerdilan
pembelajaran
untuk
mengintegrasikan
semua
potensi
yang berkaitan dengan anak agar dapat
tumbuh
dan
berkembang
menguasai keterampilan membaca,
secara
menulis, dan berhitung (calistung);
menyiapkan diri dimasa yang akan
(2) Metode pembelajaran yang lebih
datang. Berkaitan dengan alasan
banyak digunakan adalah metode
tersebut,
bercerita atau ceramah dan metode
mengkaji lebih lanjut dengan cara
penugasan
mengadakan
penelitian
sehingga
dapat
sehingga
memungkinkan
kurang
anak
untuk
komprehensif
peneliti
untuk
tertarik
tindakan menjawab
berinteraksi antara satu dengan yang
permasalahan
apakah
lainnya
mengembangkan
interpersonal
anak
interaksi social; (3) Guru belum
Kanak-kanak
dapat
mampu memanfaatkan media dan
melalui entrepreneurship.
dalam
sumber belajar secara optimal bagi
Berdasarkan
untuk
kecerdasan usia
Taman
ditingkatkan
uraian
anak, baik yang ada di kelas maupun
dikemukakan,
di
masalah penelitiannya adalah:
lingkungan
sesungguhnya penting
memiliki
untuk
kompetensi
sekitar
yang
maka
yang rumusan
peranan
1. Bagaimanakah
upaya
mengembangkan
meningkatkan
kecerdasan
sosial
anak;
(4)
interpersonal
melalui
Pengorganisasian ruangan atau kelas
entrepreneurship pada siswa
yang tidak memungkinkan anak
kelompok B di RA Syaujan,
untuk melakukan komunikasi atau
Pekayon Pasar Rebo Jakarta
interaksi secara langsung dengan
Timur ?
anak lain yang memungkinkan anak
2. Apakah
kecerdasan
mengembangkan kompetensi sosial
interpersonal
mereka.
meningkat setelah diberikan
Melihat kenyataan tersebut maka
diperlukan
terobosan dalam
program
adanya
dapat
entrepreneurship pada siswa
suatu
kelompok B di RA Syaujan,
pembelajaran
Pekayon Pasar Rebo Jakarta
memulai
dan
Timur? 390
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
Hasil penelitian ini diharapkan
jamak
yang
berkaitan
dengan
dapat bermanfaat dari dua sisi, yaitu:
kepekaan dalam membedakan dan
sisi teoritis praktis. Secara teoritis,
merespon perilaku yang ditampilkan
penelitian ini berkonstribusi terhadap
orang lain. It is concerned with the
pengembangan
capacity
ilmu
pendidikan,
to
understand
the
khususnya dibidang pembelajaran.
intentions, motivations and desires of
Secara praktis, hasil penelitian ini
other people (Sonawat, 2008: 5). Hal
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
ini berkaitan dengan kapasitas untuk
praktisi pendidikan, khususnya yang
memahami maksud, motivasi dan
berkaitan dengan entrepreneurship
keinginan orang lain. Kecerdasan
dalam rangka peningkatan mutu
interpersonal
sumber daya manusia. Nilai praktis
sosial” adalah salah satu bagian yang
bagi ahli pendidikan adalah untuk
cukup penting dalam menunjang
digunakan sebagai rujukan dalam
kecerdasan
meneliti dan mengembangkan kajian
intelegence) lainnya. Ciri utama dari
kecerdasan
kecerdasan
jamak
entrepreneurship
”kecerdasan
jamak
(multiple
interpersonal
adalah
bentuk
menyukai berinteraksi dengan orang
sehingga
lain, baik orang yang seusia dengan
memperluas wawasan dan bidang
mereka ataupun orang yang lebih
kajian pendidikan. Nilai praktis bagi
muda atau tua.
penelitian
dalam
dan
atau
lanjutan,
praktisi pendidikan adalah dapat
Anak-anak tipe inteligensi ini
digunakannya hasil penelitian ini
menikmati kerja dalam kelompok,
dalam
kegiatan-kegiatan
belajar sambil berinteraksi, bekerja
pembelajaran di sekolah. Dengan
sama dengan orang lain, penuh
demikian
dapat
empati
terhadap
peningkatan
berkonstribusi kualitas
pendidikan.
sebagai
penengah
perselisihan, dikenal sebagai anak yang cinta damai, baik dalam situasi sekolah maupun di rumah. Ciri-ciri
Hakikat Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan
anak
yang
memiliki
kecerdasan
interpersonal
interpersonal yaitu (Dryden & Vos,
merupakan bagan dari kecerdasan
2000: 350, sebagai berikut: (1) 391
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
mempunyai bernegosiasi
tinggi;
kemampuan
pembicaraan
(2)
dahulu.
mahir
berhubungan dengan orang lain; (3)
orang
lain
Kecerdasan
terlebih
interpersonal
mampu membaca maksud hati orang
melibatkan
lain; (4) dapat menikmati berada di
memahami dan bekerjasama dengan
tengah-tengah orang banyak; (5)
orang lain (Amstrong, 2003: 4).
memiliki banyak teman; (6) mampu
Kecerdasan ini melibatkan banyak
berkomunikasi dengan baik, kadang-
kecakapan,
kadang
berempati
bermain
manipulasi;
(7)
kemampuan
yakni
untuk
kemampuan
pada
orang
lain,
menikmati kegiatan bersama; (8)
kemampuan
suka menengahi pertengkaran; (9)
sekelompok orang menuju ke suatu
suka bekerja sama; dan (10) mampu
tujuan
membaca situasi sosial dengan baik.
mengenal
Cara
mengembangkan
kecerdasan interpersonal pada anak (Sujiono dan Sujiono, 2010: 61),
mengorganisasi
bersama, dan
kemampuan
membaca
pikiran
orang lain, kemampuan berteman atau menjalin kontak. Berdasarkan
teori
di
yaitu: (1) mengembangkan dukungan
kecerdasan
kelompok; (2) menetapkan aturan
kecerdasan sosial adalah kemampuan
tingkah
memberi
yang dimiliki seorang anak untuk
kesempatan bertanggung jawab di
berinteraksi sosial yang meliputi:
rumah;
menjalin kontak dengan orang lain,
laku;
(3)
(4)
bersama-sama
menyelesaikan
konflik;
melakukan
kegiatan
lingkungan;
(6)
pebedaan
pendapat
dengan
teman
menumbuhkan memahami lingkungan
sosial
suka mengatasi pertentangan atau
di
perselisihan dan menjaga hubungan dengan
orang
sebaya;
(7)
komunikasi verbal, mencakup bahasa
dan
reseptif dan bahasa ekspresif
(8)
yang
Mampu
anak
ramah
berkomunikasi
lain.
antara
keragaman
terdiri
dari
dan
budaya
komunikasi non verbal, serta mampu
melatih
melakukan kerjasama yang meliputi
kesabaran menunggu giliran; dan (9)
kerjasama
berbicara
kerjasama secara langsung.
serta
atau
(5)
menghargai
sikap
sosial;
interpersonal
atas,
mendengarkan
secara
spontan
dan
392
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
banyak
Hakikat Enterpreneurship Entrepreneurship
menurut
tenaga
kerja
dan
mensejahterakan banyak orang.
Hisrich dan Peters adalah suatu
Menurut
Zimmer
proses menciptakan sesuatu yang
kewirausahaan
berbeda
dengan
creativity and innovation to solve the
mencurahkan waktu dan tenaga yang
problem and to exploit opportunities
diperlukan
that
nilainya
dengan
bersedia
yaitu
people
applying
face
everyday
menanggung resiko keuangan, psikis,
(Suherman, 2010: 7). Kewirausahaan
dan
menghasilkan
adalah penerapan kreativitas dan
imbalan keuangan, kepuasan pribadi,
inovasi untuk memecahkan masalah
dan kebebasan (Nugroho, 2006: 5) .
dan
Entrepreneurship
adalah
peluang yang dihadapi setiap hari.
kemampuan seorang individu atau
Kewirausahaan merupakan gabungan
kelompok yang meliputi tindakan
dari
melihat dan menganalisis peluang
keberanian menghadapi risiko yang
usaha, menghasilkan barang dan atau
dilakukan dengan cara kerja keras
jasa yang diperlukan masyarakat dan
untuk membentuk dan memelihara
menjalankan kepemimpinan untuk
usaha
mengatur usaha tersebut dengan
dasarnya
merupakan
penuh
kreativitas
seseorang
yang
jawab
(Jali,
2010:
4).
melalui sikap dan perilaku yang
Entrepreneurship
adalah
roh,
kreatif dan inovatif untuk melakukan
sosial
serta
dan
tanggung
semangat dan upaya menggagas sebuah
usaha
keberanian kemandirian,
upaya
untuk
kreativitas,
baru.
memanfaatkan
inovasi
Kewirausahan jiwa
dan
pada dari
diekspresikan
suatu kegiatan.
baru
dengan
Menurut Gitman JL dan Mc
mengambil
resiko,
Daniel mendefinisikan entrepreneur
serta
keterampilan
sebagai
seseorang
yang
berani
(Trim, 2010: 6). Seorang pengusaha
mengambil resiko dengan memulai
wiraswasta akan berdiri di atas
dan mengelola suatu usaha untuk
kakinya
memanfaatkan
mendapatkan keuntungan (Nugroho,
potensinya dan membangun sebuah
2006: 5). Begitu pula pendapat
unit usaha yang kelak akan menyerap
Bygrave
sendiri,
mendefinisikan 393
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
entrepreneur is the person who
pasal 3; Instruksi Presiden No. 4
perceives an opportunity and creates
Tahun
an organization to pursue it (Alma,
Nasional
2009: 24). Seorang wirausaha adalah
Membudayakan
orang yang melihat adanya peluang
Surat Keputusan Bersama; Menteri
kemudian
menciptakan
sebuah
Negara Koperasi dan UKM dan
organisasi
untuk
memanfaatkan
Menteri Pendidikan Nasional No.
peluang
tersebut.
1995
tentang
Gerakan
Memasyaratkan dan Kewirausahaan;
Setiap
02/SKB/MENEG/VI/2000 dan No.
entrepreneur yang sukses memiliki
4/U/SKB/2000 tertanggal 29 Juni
empat
2000
unsur
pokok
(Suherman,
tentang
pendidikan
2010: 8), yaitu: (1) Kemampuan
perkoperasian dan kewirausahaan;
(hubungan dengan IQ dan skill); (2)
Pidato
Keberanian (hubungannya dengan
Summit
EQ dan mental); (3) Keteguhan hati
Menteri Pendidikan Nasional No. 63
(hubungannya dengan motivasi diri);
Tahun 2009 tentang Penjaminan
(4) Kreativitas yang memerlukan
Mutu Pendidikan, Pasal 4 butir (d),
sebuah inspirasi sebagai cikal bakal
(e), (f). Ini merupakan pondasi dari
ide
pendidikan kreatif yang melahirkan
untuk
menemukan
berdasarkan intuisi
peluang
(hubungannya
dengan experience).
peserta
Presiden Tahun
pada
Nasional
2010;
Peraturan
didik
yang
mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, inovatif dan berkewirausahaan.
Landasan
Pengembangan
Entrepreneurship
Karakteristik Entrepreneur
Kementerian
Pendidikan
Seorang Entrepreneur haruslah
Nasional Badan Penelitian (2010:7-
seorang yang mampu melihat ke
8)
landasan
depan, selalu berfikir dengan penuh
entrepreneurship,
perhitungan, mencari pilihan dari
mengungkapkan
pengembangan
yaitu: Pancasila dan Undang-Undang
berbagai
alternatif
masalah
Dasar Republik Indonesia 1945;
pemecahannya.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
menemukan ide usaha sekaligus
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
mengendalikan usahanya, seorang
Untuk
dan
mampu
394
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
entrepreneur
membutuhkan
Communications,
sekumpulan sikap positif. Sikap-
Competitiveness,
sikap seorang entrepreneur adalah
Pemerintah telah memiliki 17 nilai
hampir semua sikap positif yang
yang dianggap paling pokok yang
perlu dimiliki oleh siapa saja. Sikap-
dapat
sikap
mandiri,
pendidikan entrepreneurship (Ani,
bertanggung jawab, kreatif, terbuka
2010: 10-11), yaitu: mandiri, kreatif,
pada
berani
itu
antara
hal-hal
lain
baru,
yakin
akan
(9) (10)
Change.
dikembangkan
melalui
mengambil
keberhasilan, dan tentu saja tangguh
berorientasi
atau pantang menyerah. Ciri orang
kepemimpinan, kerja keras, jujur,
yang
disiplin,
berjiwa
entrepreneurship
pada
resiko,
inovatif,
tindakan,
tanggungjawab,
(Astamoen, 2005: 53), antara lain:
kerjasama, pantang menyerah (ulet),
(1) Mempunyai visi; (2) Kreatif dan
komitmen, realistis, rasa ingin tahu,
inovatif;
melihat
komunikatif dan motivasi kuat untuk
peluang; (4) Orientasi pada kepuasan
sukses. Implementasi dari 17 nilai
konsumen
(3)
Mampu
atau
Orientasi
pelanggan;
(5)
pokok kewirausahaan tersebut di atas
laba
dan
tidak secara langsung dilaksanakan
Berani
sekaligus, namun dilakukan secara
pada
pertumbuhan; menanggung
(6) risiko;
(7)
berjiwa
bertahap.
kompetisi; (8) Cepat tanggap dan
Ciri-ciri
entrepreneur
yang
gerak cepat; (9) Berjiwa sosial
dikemukan di atas menunjukkan
dengan
bahwa intisari karakteristik seorang
menjadi
dermawan
(phylantrophis) dan berjiwa altruis. Menurut Tasmara seseorang yang
memiliki
Entrepreneurship
terdapat
entrepreneur ialah kreativitas, jadi cakupan
dalam
diri
seorang
jiwa
entrepreneur adalah (1) Sebagai
dalam
manusia yang mempunyai sikap
rumusan 10-C’s (Alma, 2009: 18),
mental,
sebagai berikut: (1) Commitment, (2)
inovasi, ide, motivasi, cita-cita, dan
Confidence, (3) Cooperative, (4)
lain-lain; (2) Berusaha atau berproses
Care, (5) Creative, (6) Challenge,
untuk mengisi peluang dalam usaha
(7)
jasa
Calculation,
(8)
atau
wawasan,
barang
kreativitas,
untuk
tujuan 395
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
ekonomi; (3) Untuk mendapatkan
(Creswell dan Clark, 2007: 5).
laba dan pertumbuhan usaha; (4)
Penggunaan pendekatan kualitatif
Berhubungan dengan pembeli atau
dan kuantitatif secara kombinasi
pelanggan yang membutuhkan jasa
dalam melakukan sebuah penelitian
atau barang yang dijualnya dengan
memberikan pemahaman yang lebih
selalu memberikan kepuasan; (5)
baik.
Berani menghadapi segala resiko.
kualitatif
Berdasarkan telah
diuraikan
Metode
gabungan
antara
kuantitatif
dapat
dan
pendapat
yang
digunakan bersama untuk meneliti
di
yang
pada objek yang sama, tetapi tujuan
atas
dimaksud entrepreneurship adalah jiwa-jiwa usaha yang ditanamkan
yang berbeda (Sugiyono, 2010: 39). Metode
pendekatan
sejak dini agar kelak mampu menjadi
penelitian yang digunakan adalah
seorang pengusaha yang sejati dan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
tangguh. Jiwa-jiwa usaha tersebut
Kualitatif
antara
lain
karena
berani,
mampu
peristiwa
masalah,
kreatif,
penelitian,
empati, mampu berkomunikasi serta
gambaran
mampu membawa diri diberbagai
lengkap
dalam
lingkungan.
penelitian
tindakan
kuantitatif,
hal
memecahkan
penelitian
dilakukan
sehingga dan
dalam
mendapat
penjelasan
yang
pelaksanaan ini.
Secara
ini
karena
menggunakan instrumen kecerdasan
METODE PENELITIAN Metode
yang
menjelaskan
yang
interpersonal
berupa
pedoman
digunakan adalah metode ”action
observasi untuk mengumpulkan dan
research” atau penelitian tindakan
mengukur
data
dengan
metode
interpersonal
anak
penelitian campuran (Mix Method).
kelompok B.
menggunakan
Its central premise is that the use of quantitative
and
qualitative
Desain
kecerdasan RA
penelitian
Syaujan
yang
digunakan adalah model spiral dari
approaches in combination provides
Kemmis
dan
Taggart
a better understanding of research
memaparkan dasar dari pelaksanaan
problem than either approach alone
penelitian
tindakan
atau
yang
action 396
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
research
(Hopkins,
2002:
46).
Kecerdasan
Interpersonal
Rancangan ini terdiri dari 4 tahap,
adalah kemampuan yang dimiliki
yaitu: (a) perencanaan (planning);
seorang
(b)tindakan (acting); (c) pengamatan
sosial yang meliputi menjalin kontak
(observing);
dan
(reflecting).
anak
untuk
berinteraksi
(d)
refleksi
dengan orang lain, suka mengatasi
Berdasarkan
refleksi,
pertentangan dan menjaga hubungan
peneliti mendapatkan peningkatan
dengan
hasil
dan
berkomunikasi yang terdiri dari:
melakukan
bahasa reseptif, bahasa ekspresif dan
perencanaan tindakan lanjutan dalam
komunikasi non verbal, serta mampu
siklus selanjutnya.
melakukan kerjasama yang meliputi
intervensi
memungkinkan
tindakan untuk
orang
kerjasama Pengembangan
Instrumen
Asesmen Awal dan Instrumen
secara
spontan
dalam
dan
2. Definisi Operasional Kecerdasan
kegiatan
Mampu
kerjasama secara langsung.
Asesmen Akhir Adapun
lain.
adalah
skor
Interpersonal yang
pengembangan instrumen asesmen
responden
awal
dengan mengacu pada instrumen
dan
akhir
kecerdasan
setelah
diperoleh
interpersonal pada siswa RA adalah:
penelitian
(1)
rencana
mengukur kecerdasan interpersonal
tindakan, peneliti terlebih dahulu
sebagai respon yang ditimbulkan dari
mengobservasi situasi dan kondisi
tindakan
kegiatan belajar mengajar sebelum
Pengamatan dilakukan oleh peneliti,
diberikan
materi
guru kelas dan teman sejawat dengan
asesmen berdasarkan pada definisi
menggunakan pedoman observasi
konseptual dan operasional yang
yang
diperoleh dari sintesa teori. Berikut
kemunculan
ini definisi konseptual dan definisi
selalu muncul, jika perilaku yang
operasional:
diamati muncul lebih dari 3; nilai 3
1. Definisi Konseptual
berarti sering muncul, jika perilaku
sebelum
menyusun
tindakan;
(2)
yang
diobservasi
berguna
yang
menggunakan
untuk
diberikan.
skala
yaitu: Nilai 4 berarti
yang diamati muncul lebih dari 2; 397
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
nilai 2 berarti jarang muncul, jika
koefisien reliabilitas instrumen; (3)
perilaku yang diamati muncul lebih
penghitungan rerata antara pengamat.
dari 1; nilai 1 berarti tidak pernah muncul, jika perilaku yang diamati
Hasil Intervensi Tindakan yang
tidak pernah muncul.
Diharapkan
Data penelitian terdiri dari data kualitatif
dan
kuantitatif.
kualitatif
bersumber
dari
Hasil dari penelitian tindakan
Data
ini diharapkan dapat menjadi acuan
hasil
terhadap
upaya
dokumentasi, observasi dan catatan
kemampuan
lapangan selama proses penelitian
melalui
berlangsung.
data
Kemampuan
hasil
dalam
kuantitatif asesmen tindakan.
Sedangkan bersumber
sebelum
dari dan
Analisis
interpersonal
anak
entrepreneurship. yang
dikembangkan
pembelajaran
setelah
hubungan
skor
kooperatif
data
peningkatan
dengan
orang
dengan
lain, teman,
peningkatan kecerdasan interpersonal
mengekspresikan
siswa diolah dengan menggunakan
kelompok, dan memahami perasaan
statistik deskriptif. Analisis statistika
orang lain. Hasil intervensi yang
digunakan
diharapkan
untuk
menganalisis
ide
adalah
adalah
dalam
adanya
validitas dan reliabilitas instrumen
peningkatan prosentase tiap siswa
meliputi:
korelasi
dan rerata kelas menjadi 80%. Jika
product moment untuk mengetahui
dalam siklus I sudah mencapai target
validitas
yang
(1)
koefisien
internal
instrumen
penelitian melalui analisis butir; (2)
diinginkan
maka
tidak
diperlukan siklus kedua.
Alpa cronbach untuk mengetahui 100
Rerata
80 60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
Responden
8
9
10
11
12 Asesmen awal Asesmen Akhir
Grafik 1. Histogram Skor perbandingan asesmen awal dan asesmen akhir
398
Peningkatan Kecerdasan… Kristiana Maryani
Berdasarkan
data
di
atas
dilakukan
secara
individu
dan
terlihat perbandingan rata-rata skor
klasikal melalui pembacaan cerita
asesmen awal sebesar 539,33 dan
yang berkaitan dengan perilaku atau
pada asesmen akhir sebesar 974,23.
pertemanan serta konsisten untuk
Terlihat adanya peningkatan yang
selalu mengingatkan jika ada yang
signifikan. Pada asesmen awal masih
berbuat salah atau lupa. Guru dan
terdapat siswa yang berada pada
siswa saling bekerjasama dalam
kategori cukup (C) sebanyak 9 siswa
melakukan
dan kategori baik (B) berjumlah 3
mengingatkan untuk selalu berbuat
siswa, sedangkan pada asesmen akhir
baik.
kegiatan
dan
saling
terdapat 9 siswa yang berada pada kategori baik sekali (A) dan 3 siswa yang berada pada kategori baik (B).
SARAN Berdasarkan
hasil
dan
Pada asesmen akhir tidak terdapat
pembahasan hasil penelitian ini,
siswa yang berada dikategori cukup
dapat dikemukakan beberapa saran
(C).
sebagai berikut: 1. Bagi pendidik dan guru, dalam meningkatkan
SIMPULAN Terjadi kecerdasan
peningkatan
interpersonal
setelah
kecerdasan
interpersonal anak usia 5-6 tahun
hendaknya
dapat
diberikan tindakan. Ini dapat dilihat
menggunakan
dari hasil asesmen awal memperoleh
pembelajaran yang tepat. Guru
539,33 dan pada asesmen akhir
harus
sebesar 974,33 dengan kenaikan
pelatihan
sebesar
80,64%.
penggunaan metode yang tepat
kegiatan
entrepreneurship
dilakukan
melalui
Pelaksanaan
metode
sering
diberikan mengenai
yang
untuk siswa. Guru disarankan
kegiatan
agar mengembangkan diri dan
berkelompok dapat meningkatkan
berani
kecerdasan interpersonal dalam hal
menciptakan kegiatan-kegiatan
interaksi sosial, komunikasi dan
yang
kerjasama.
menyenangkan bagi siswa.
Kegiatan
ini
juga
untuk
maju
dengan
bervariasi
dan
399
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
2. Bagi
pengelola,
hendaknya
dapat memberikan kesempatan pada
guru
pelatihan-pelatihan
serta
dukungan dana yang memadai, dan memberikan suasana yang baik
bagi
guru
maupun siswa. 3. Bagi pengambil kebijakan di bidang pendidikan, diharapkan dapat memberikan workshop mengenai
entrepreneurship
bagi guru-guru TK/RA dan cara
penilaiannya
kebijakan
tersebut
diimplementasikan
sehingga dapat di
lapangan. 4. Bagi peneliti pendidikan anak usia
dini
hendaknya
meningkatkan
kecerdasan interpersonal siswa.
untuk
mengembangkan diri melalui
kondusif
dapat
selanjutnya, dapat
mengembangkan penelitian ini dengan meneliti faktor-faktor lain yang belum diteliti pada penelitian ini. Dalam hal ini masih banyak faktor lain yang
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2009. Amstrong, Thomas. Setiap Anak Cerdas, Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya, Alih bahasa Rina Buntaran. Jakarta: PT. Gramedia, 2003. Amstrong, Thomas. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence. Alih bahasa: Yushi Murtanto. Bandung: Kaifa, 2002. Astamoen, Moko P. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2005. Cambell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intiusi Press, 2005. Campbell, Linda & Bruce Campbell. Multiple Intelligences, Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press, 2002. Creswell, John W, Vicki L. Plano Clark, Mixed Methods Research. United States: Sage Publications, 2007.
400