PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN MAZE
LAILY ROSIDAH PG PAUD Universitas Ageng Tirtayasa Banten Jl. Raya Jakarta Km7, Serang-Banten. E-mail:
[email protected]
Abstract : This research is motivated by the lack of visual spatial ability in kindergarten children Utsmanil Judge, Land Sareal-Bogor. It is seen from them is takes of students in determining the right-left direction, recognize colors and difficulty remembering and classifying children in geometric shapes. This study aimsto improv echildren's visual-spatial intelligence through amaze game. This research was conducted in kindergarten Utsmanil Judge, Land Sareal-Bogor with child research subjects 12 peoplein Mayand June 2014 This study used aqualitative approach to action research method. The results showed the maze games can improve children's visual-spatial intelligence. It can be seen from the increase obtained from the firs tcycleby 33.43% on average so that thes patial intelligence of children 77.7%. While the initialconditions of the average visualspatial intelligence before the child's actions amounted to44.27%. After the second cycle the nan increase of 7:19%, so the average value ofchildren's visual-spatial intelligence obtained in the second cycle was 84.89%. In this study it can be concluded that thev isual-spatial intelligence can be improved through a maze game. Conducting a maze madeeveryday with avariety of different media as well as individual activities carried ou tby the group know. Keyword: Visual Spatial Intelligence, Playing Maze, Early Childhood
Abstrak: Penelitian ini dilakukan, karena rendahnya kemampuan visual spasial anak di TK Utsmanil Hakim, Tanah Sareal-Bogor. Siswa belum bisa menentukan arah kanan-kiri, mengenal warna, kesulitan mengingat dan mengelompokkan bentuk geometri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak melalui permainan maze. Penelitian ini dilakukan di TK Utsmanil Hakim, Tanah Sareal-Bogor dengan subjek penelitian 12 anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode action research. Hasil penelitian menunjukkan permainan maze yang dibuat berbagai modifikasi dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak. Rata-rata kecerdasan visual spasial anak pra tindakan adalah sebesar 44.27%. Peningkatan pada siklus pertama sebesar 33.43 % sehingga rata-rata kecerdasan spasial anak sebesar 77,7%. Siklus kedua terjadi peningkatan sebesar 7.19%, sehingga nilai rata-rata kecerdasan visual spasial anak yang diperoleh pada siklus kedua sebesar 84.89%. Kata kunci: Kecerdasan Visual Spasial, Permainan Maze, Anak Usia Dini
tuk visual. Anak yang mempunyai Kecerdasan visual spasial adalah
kemampuan
kecakapan ini mampu menerjemah-
memahami,
memproses, dan berpikir dalam ben-
281
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
kan bentuk gambaran dalam pikiran-
belajaran. Pemakaian media pembe-
nya ke dalam bentuk dua atau tiga
lajaran dalam proses belajar menga-
dimensi
jar dapat membangkitkan keinginan
dan
memahami
konsep
spasial serta terlihat antusias ketika
belajar
dan
membawa
melakukan aktivitas yang berkaitan
psikologis terhadap siswa. Salah satu
dengan kemampuan ini. Kecerdasan
media pembelajaran yang digunakan
visual spasial bisa menunjang proses
untuk
belajar anak di sekolah. Salah satu-
visual spasial anak usia dini adalah
nya, membantu anak memahami dan
maze.
meningkatkan
pengaruh
kecerdasan
mengenal posisi benda, arah dan
Berdasarkan hasil penga-
jarak. Anak yang memiliki kecer-
matan di TK Utsmanil Hakim, Tanah
dasan
Sareal-Bogor, siswa memiliki kesu-
spasial
memiliki
metode
belajar visualisasi berdasarkan peng-
litan
lihatannya. Anak akan mendapat
spasial. Siswa belum mampu menen-
stimulasi kecerdasan visual spasial
tukan arah kanan dan kiri, mengenal
jika anak berada dalam lingkungan
warna,
yang memberikan anak kesempatan
mengelompokkan bentuk geometri.
melakukan kegiatan visual spasial
Kegiatan belajar mengajar dilakukan
sesuai
perkembangannya,
dengan mengerjakan kegiatan sesuai
misalnya adanya kegiatan untuk
instruksi dari guru. Siswa hanya
berimajinasi.
mengerjakan tugas yang diberikan
dengan
dalam
kemampuan
kesulitan
mengingat
visual
dan
Imajinasi merupakan bagian
guru dan harus sama seperti yang
integral perkembangan setiap anak
dikatakan oleh guru. Guru belum
dan layak dipupuk dengan mengajar-
memperhatikan aspek imajinasi sis-
kan apa yang perlu anak pelajari.
wa dalam proses belajar mengajar.
Kesempatan berimajinasi perlu dise-
Hal ini terjadi karena dipe-
diakan dalam menciptakan lingkung-
ngaruhi beberapa faktor, baik yang
an belajar yang baik untuk anak.
muncul dari pihak guru dan orang
Lingkungan belajar yang baik harus-
tua. Faktor yang muncul dari pihak
lah dapat menyediakan media pem-
guru, meliputi: (1) guru memiliki
282
Peningkatan Kecerdasan Visual Laily Rosidah
tentang
visual spasial adalah kapasitas untuk
kecerdasan visual spasial sehingga
mengenali dan melakukan penggam-
guru belum memberikan perhatian
baran atas objek atau pola yang
aspek kecerdasan ini; (2) adanya
diterima otak.
keterbatasan
pemahaman
tuntutan calistung (membaca, menu-
“The ability to form a
lis, berhitung) dari sekolah dasar; (3)
mental model of a spasial world and
guru juga belum mampu mengem-
to be able to maneuver and operate
bangkan indikator dalam merancang
using that model” (Gardner, 1993:
sebuah kegiatan yang menyenangkan
9).
bagi anak sehingga; (4) kurangnya
merupakan kemampuan membentuk
media
lebih
sebuah model secara mental tentang
worksheet
dunia spasial dan dapat memanuver
(lembar kerja) untuk kegiatan anak.
serta mengoperasikan model terse-
Sedangkan faktor dari pihak orang
but. Dari definisi tersebut dapat
tua,
keterbatasan
diketahui bahwa kecerdasan visual
pengetahuan orang tua tentang kecer-
spasial berkaitan dengan kemampuan
dasan visual spasial; (2) orang tua
membentuk
memiliki pola pikir bahwa anak yang
pikiran tentang spasial dan kemam-
cerdas adalah anak yang mahir dalam
puan menggunakan model tersebut di
membaca, menulis dan berhitung.
dunia
nyata.
spasial
pada
pembelajaran;
banyak
guru
menggunakan
meliputi:
(1)
Kecerdasan
suatu
visual
model
Kecerdasan seseorang
spasial
dalam
visual meliputi
kemampuan untuk melihat dengan
Kecerdasan Visual Spasial Kecerdasan visual spasial
tepat gambaran visual di sekitarnya
merupakan salah satu kecerdasan
dan memperhatikan rincian kecil
yang perlu distimulasi dan dikem-
yang kebanyakan orang lain tidak
bangkan. Anak yang mempunyai
memperhatikannya.
cerdas
memiliki
menunjukkan bahwa orang yang
kemampuan untuk menciptakan ima-
memiliki kecerdasan visual spasial
jinasi
memiliki
visual
atau
spasial
menciptakan
bentuk-
bentuk tiga dimensi. Kecerdasan
persepsi
Kemampuan
ini
Hal
yang
tersebut
besar.
memungkinkan
283
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
untuk mempresentasikan gambaran
mudah; (3) dapat memperhatikan
visual spasial secara detail dan apa
gambaran yang ada dari berbagai
yang dipikirkan dapat dibayangkan
sudut
dalam bentuk penggambaran dalam
suatu lokasi dan tempat tertentu; dan
benak pikirannya kemudian dituang-
(4) cenderung imajinatif dan kreatif.
kan dalam bentuk visual.
Pemikiran visual terdiri dari apa
Seseorang dengan kecerdasan visual spasial akan mempunyai
sehingga
dapat
mengenali
yang kita lihat, bayangkan atau gambar (Mckim, 2005: 110). Kecerdasan visual spasial
kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, har-
merupakan
moni, pola dan hubungan antar unsur
terhadap suatu objek disekitarnya.
kecerdasan visual spasial benar-
Imajinasi visual dan kemampuan
benar
spasial
bertumpu
pada
ketajaman
perasaan
hanya
dapat
dan
intuisi
meningkat
melihat dan ketelitian pengamatan
dengan latihan. Anak harus diberikan
(Amstrong, 2008: 44).
Kecerdasan
banyak pengalaman yang berfokus
visual spasial memiliki jenis kemam-
pada bentuk-bentuk geometri (arah,
puan yang banyak dan berbeda-beda,
orientasi, perspektif); benda dalam
dari menangkap secara detail hingga
ruang; hubungan bentuk dan ukuran
memahami pengaturan menjadi ber-
benda; serta bagaimana hubungan
bagai pola, sampai mencocokkan
antara perubahan bentuk dengan
pola-pola tersebut ke dalam suatu
perubahan ukuran. Pemahaman per-
landasan pengetahuan sehingga tahu
tama anak terhadap geometri adalah
apa yang harus dilakukan dengannya
sebatas pengetahuan ruang secara
(Gamon dan Bragdon, 2005: 236).
fisik, kemudian meningkat menjadi
Orang yang memiliki kecerdasan
pemahaman terhadap ruang. Anak
visual
dengan
yang memiliki kecerdasan visual
dapat
spasial yang bagus akan lebih mudah
mengobservasi gambar secara men-
dalam beraktivitas, tumbuh lebih
detail; (2) mampu membayangkan
kreatif dan inovatif serta mengkrea-
bentuk dalam pikirannya dengan
sikan segala sesuatu berdasarkan
beberapa
spasial hal,
ditandai yaitu:
(1)
284
Peningkatan Kecerdasan Visual Laily Rosidah
Kecerdasan visual spasial
kemampuan sendiri. Seseorang yang cerdas
visual
spasial
memiliki
muncul ketika anak menunjukkan
karakteristik tertentu yang menjadi
ketertarikannya
pembeda dengan kecerdasan lainnya.
mulai memperhatikan kesukaannya
Orang-orang dengan kecer-
pada
dunia
terhadap
yang
sesuatu,
berhubungan
dasan visual spasial yang tinggi
dengan warna, bentuk, ruang dan
memiliki kepekaan dalam mengob-
benda atau mungkin ketika anak
servasi dan untuk berpikir dalam
lebih mudah memahami sesuatu
gambar (Schmidth, 2003: 40). Kecer-
melalui gambar dan bukan kata-kata
dasan visual spasial mempunyai
ketika membaca. Anak yang memili-
kepekaan
utama
ki kecerdasan visual spasial tinggi
garis, bentuk, volume, ruang, kese-
memiliki ciri-ciri, antara lain: (1)
imbangan, cahaya, bayangan, har-
senang bermain dengan bentuk dan
moni, pola dan juga warna (Nurlaila
ruang (rancang bangun); (2) hafal
dan Iskandar, 2004: 37). Setiap orang
jalan yang pernah dilewati; (3) aktif
dapat dengan mudah melihat suatu
mengerjakan hal-hal yang berkaitan
bentuk atau gambar tetapi hanya
dengan abstraksi ruang; (4) memiliki
beberapa orang yang peka saja yang
daya problem solving atau pemecah-
dapat
gambar.
an masalah yang baik; (5) senang
Kecerdasan visual spasial merupakan
mengukur mana yang lebih panjang
kemampuan dalam hal memahami
dan pendek, besar kecil, jauh dan
bentuk, gam-bar atau pola, desain,
dekat; (6) dapat menangkap perkira-
warna-warna, dan tekstur yang kita
an atau jarak; dan (7) memiliki
lihat dengan mata luar maupun yang
perhatian
dibayangkan
di
dalam
kepala.
Kecerdasan visual anak dapat dikem-
Kemampuan
memahami
gambar
bangkan
serta
pembentuk
gambar
yaitu: (1) mencoret-coret; (2) meng-
seperti garis dan warna merupakan
gambar dan melukis; (3) membuat
kemampuan khas kecerdasan visual
prakarya atau kerajinan tangan yang
spasial.
menuntut anak untuk memanipulasi
terhadap
memahami
unsur
unsur
suatu
tinggi
melalui
terhadap
beberapa
detail.
cara,
285
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
bahan; (4) mengunjungi berbagai
complex branching passage through
tempat
memperkaya
which the solver must find a route.
pengalaman visual anak; (5) melaku-
Types of mazes vary depending on
kan
dan
the artist or publisher, ranging from
kreatif; dan (6) mengatur dan meran-
a pen-and-paper game of draw and
cang dengan mengajaknya dalam
solve, to a physical maze made out of
kegiatan mengatur ruang di rumah
objects such as wood or vertical
(Sujiono, 2005).
hedges. Untuk menyelesaikan puzzle
agar
dapat
permainan
konstruktif
ini, seseorang yang masuk ke dalam maze harus dapat menemukan pintu
Bermain Maze Bermain merupakan media yang sangat baik untuk membina
keluar dari maze, dan membutuhkan usaha dan kesadaran akan arah.
ketangkasan, keterampilan, kecerda-
Maze adalah sebuah per-
san dan pembentukan kepribadian
mainan dengan jalan sempit yang
anak. Kegiatan bermain yang meli-
berliku
batkan anak secara aktif dalam
kadang kala merupakan jalan buntu
merangkai dan memecahkan masalah
ataupun
secara langsung memiliki fungsi
halangan.
mengembangkan
kognitif,
melatih mengenai arah dan juga
bahasa dan motorik sehingga mem-
kesadaran spasial dengan mengetahui
berikan jenis permainan ini akan
ruang-ruang, jalur-jalur yang dilewati
berdampak positif terhadap perkem-
dan mengetahui lokasinya dalam
bangan
Maze
kesatuan untuh maze tersebut. Per-
merupakan salah satu dari permainan
mainan maze merupakan permainan
edukatif yang berada pada jenis
yang dapat merangsang imajinasi
permainan
(puzzle-it-out
anak-anak. Permainan ini menuntut
play). Maze merupakan suatu jenis
anak untuk mengikuti jalur yang
puzzle berbentuk lajur-lajur yang
telah ada. Bermain maze selain
bercabang dan berliku-liku. A maze
menyenangkan juga meningkatkan
is a type of puzzle that consists of a
keterampilan. Biasanya permainan
anak.
aspek
Permainan
teka-teki
dan
jalan
berbelok-belok
yang
Bermain
dan
mempunyai maze
dapat
286
Peningkatan Kecerdasan Visual Laily Rosidah
maze berbentuk dua dimensi di atas
puzzle berbentuk lajur-lajur yang
lembaran kerja yang berisi lajur-lajur
bercabang
sempit, namun ada juga yang terbuat
koordinasi mata dan tangan dalam
dari papan. Menggunakan Maze dari
rangka mencari rute yang tepat untuk
papan kayu terdiri atas lajur yang
mencapai tujuan. Faktor yang mem-
sudah
warna-
pengaruhi pengalaman bermain maze
warni. Anak dapat menggunakan
terdiri dari: (1) the conditions of the
jemarinya
mengelompokkan
learner; and (2) the characteristics
manik-manik dengan warna yang
of the task. Tipe maze dijelaskan
sama, huruf yang sesuai dan bentuk-
sebagai berikut: (1) made up a series
bentuk
Pemilihan
of groves or slots, is traced with a
permainan maze melihat kemampuan
pencil or stylus, (2) the maze are
anak dan harus bervariasi agar anak
made of piece of wire attached to
tidak
perkembangan
wooden panels and tracing is with
mengenai keruangan lebih terasah.
the finger. Permainan maze selain
Permainan maze memiliki manfaat
menyenangkan juga meningkatkan
yang sangat berarti bagi anak usia
keterampilan anak dengan mendo-
dini, yaitu: (1) melatih koordinasi
rong anak untuk memilih warna,
mata dan tangan; (2) melatih kesa-
huruf dan angka yang telah ada pada
baran; (3) mengembangkan pengeta-
manik-manik maze. Biasanya maze
huan; (4) melatih konsentrasi; (5)
terbuat dari kertas yang berisi lajur-
melatih motorik. Permainan maze
lajur sempit namun ada juga yang
dapat mengembangkan seluruh aspek
terbuat dari papan. Menggunakan
dan potensi yang dimiliki oleh anak
maze dari papan kayu (wooden
karena
dapat
maze) untuk membuat anak lebih
dimodifikasi sesuai dengan tujuan
tertarik memainkannya. Maze jenis
yang akan dicapai.
ini terdiri atas lajur maze yang sudah
dilengkapi
saat
yang
bosan
manik
sesuai.
dan
permainan
maze
ruwet
untuk
melatih
Berdasarkan uraian di atas
dilengkapi manik warna-warni. Anak
yang dimaksud dengan maze meru-
dapat diajarkan untuk menggunakan
pakan
jemarinya
permainan
edukatif
jenis
saat
mengelompokkan
287
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
manik-manik dengan warna yang
an berlangsung dengan baik dan
sama, huruf yang sesuai, dan bentuk
memperoleh hasil sesuai harapan.
yang sesuai.
Hasil
asesmen
awal
kecerdasan
visual spasial siswa pada penelitian menunjukan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
untuk meningkatkan
bertujuan kecerdasan
bahwa
kecerdasan
visual spasial siswa masih perlu ditingkatkan.
Kemampuan
yang
visual spasial anak usia dini melalui
perlu ditingkatkan antara lain adalah
bermain maze. Penelitian ini dilak-
kemampuan dalam mengobservasi
sanakan di TK Utsmanil Hakim,
gambar, melihat detil dan mengapre-
Tanah Sareal-Bogor selama tiga
siasi ruang. Pelaksanaan kegiatan
bulan (Maret-Mei 2014). Penelitian
maze dibuat beragam setiap hari
ini menggunakan jenis penelitian
dengan media yang berbeda-beda
action
serta dilakukan melalui kegiatan
research,
dengan
subjek
penelitian siswa TK Kelompok B
individu tahu kelompok. Hasil dari penelitian tindak-
berjumlah 12 siswa.
an yang dilakukan diperoleh data kondisi awal rata-rata kecerdasan
HASIL DAN PEMBAHASAN Usia 5-6 tahun merupakan
visual spasial anak sebelum dilaku-
periode terpenting untuk merangsang
kan tindakan adalah sebesar 44.27%.
pertumbuhan otak melalui penyedia-
Pada
an media pembelajaran salah satunya
peningkatan
permainan
ini
spasial sebesar 33.43% sehingga
dapat membantu mengembangkan
rata-rata kecerdasan spasial anak
potensi-potensi yang dimiliki anak
sebesar 77,7%.
dalam hal kesabaran, memecahkan
terjadi peningkatan sebesar 7.19%,
masalah, mencari jalan keluar, dan
sehingga nilai rata-rata kecerdasan
imajinasi. Pemberian permainan ini
visual spasial anak yang diperoleh
harus disesuaikan dengan karakteris-
pada siklus kedua sebesar 84.89%.
tik anak sehingga proses pembelajar-
Dalam penelitian ini dapat disim-
maze.
Permainan
siklus
pertama kemampuan
diperoleh visual
Pada siklus kedua
288
Peningkatan Kecerdasan Visual Laily Rosidah
pulkan bahwa kecerdasan visual
siklus I memperoleh 77,70% dan
spasial dapat ditingkatkan melalui
pada siklus II sebesar 88,95%.
permainan maze. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Penilaian tentang kecerdasan visual dilakukan sebelum penelitian, siklus 1, dan siklus 2. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kecerdasan visual anak melalui permainan maze dengan berbagai
modifikasi
sebanyak
40,62%. Selain, meningkatkan kecerdasan visual, permainan maze juga dapat meningkatkan aspek kemampuan anak yang lain. Tindakan yang diberikan kepada anak kelompok B berupa
permainan
dimodifikasi
maze
sesuai
dapat dengan
kebutuhan.
SIMPULAN Kesimpulan
dari
hasil
penelitian ini adalah permainan maze dapat
meningkatkan
kecerdasan
visual spasial anak TK kelompok B. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan yang terjadi setelah diberikan tindakan dari hasil pra siklus memperoleh 44,27%, pada
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, Thomas. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence (Alih bahasa: YushiMurtanto). Bandung: Kaifa, 2002. Cambell, Linda Bruce Campbell dan Dee Dickinson,. Metode Praktis Pembelajran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intiusi Press, 2005. Gardner, Howard. Multiple Intelligences. USA: Basic Books, 1993. Gardner. Howard Muliple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Batam: Interaksara, 2003. Gardner, Howard. Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Batam: Interaksara, 2003. Gamon, David dan Allen D. Bragdon. Cara Baru Mengasah Otak dengan Asyik. Bandung: Kaifa, 2005. Kayvan, Umi. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta: Mediakita, 2009. Schmidt, Laurel. Jalan Pintas Menjadi 7 KaliLebih Cerdas: 50 Aktivitas, Permainan, dan PrakaryaUntukMengasah 7 Kecerdasan Mendasar pada Anak Anda. Bandung: Kaifa, 2003.
289
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
Sonawat, Reetadan Purvi Gogri. Multiple Intelligences for Preschool Children Mumbai: Multi- tect Publishing, 2008. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2009. Tientje, Nurlaila Nqm. Multipe Inteligensi Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Rekatama, 2010. Tientje, Nurlaila dan Yul Iskandar, Pendidikan Anak Usia Dini untukm Mengembangkan Multipel Inteligensi. Jakarta: Dharma Graha Group, 2004.
290