MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS V SDN TOROSIAJE JAYA KABUPATEN POHUWATO
Oleh RIJAL SOMPAH Nim : 151 412 266 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Soedirman No. 06 Kota Gorontalo. Tel. 0435 821125 Fax. 0435 821753 http//siat.ung.ac.id. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam melalui metode penemuan terbimbing di kelas V SDN Torosiaje Jaya Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PTK yang dilaksanakan di kelas V SDN Torosiaje jaya dengan subjek penelitian siswa yang berjumlah 20 orang, yang diolah secara kuantitatif, dengan empat tahapan penelitian, yakni persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, refleksi, dianalisis menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I, dari jumlah siswa sebanyak 20 orang, siswa yang memperoleh nilai yang mencapai ketuntasan dengan indikator kinerja mencapai 85%.Dari hasil yang dicapai pada observasi awal mencapai 45% atau 9 orang yang sudah tuntas hasil belajar, kemudian pada siklus I mencapai 65% atau 13 orang yang sudah tuntas hal ini belum mencapai indikator kinerja, sehingga dilaksanakan tindakan ke siklus II, hasil yang dicapai dengan ketuntasan mencapai 85,05.ada 17 orang hasil capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan. Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam. Kata Kunci : Hasil Belajar, Peristiwa Alam, Penemuan Terbimbing
The purpose of this research is to improve student learning outcomes in the matter event nature methods discovery guided Elementary School Torosiaje jaya kecamatan popayato kabupaten pohuwato.The method used in this study is that PTK method implemented in the class five Elementary School Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato with student research subjects totaling 20 people,were analyzed quantitatively, with four stages of research, the preparation, action, monitoring and evaluation, reflection, were analyzed using percentages.The results showed that in the
1
first cycle, the number of students from as many as 20 people, students who earn a score of mastery with the performance indicator reaches 80% of the results achieved in the preliminary observations reach 45% or 9 people who have completed the learning outcomes, then the cycle I reach 65% or 13 people who have not yet reached this tntas performance indicators,so that the actions carried out to the second cycle, the results achieved with the completeness reaches 90% or 18 people this achievement results exceeded the set target. From the results of this action research can be concluded that the learning outcomes of students on the material matter event nature in the class five Elementary School Torosiaje jaya kecamatan popayato kabupaten pohuwato can be improved through methods discovery guided Thus the hypothesis that the actions that have been formulated and proven to be acceptable. Keywords: Learning Outcomes,event nature, discovery guided Method.
Pendahuluan Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, bersikap ilmiah serta mampu menerapkan konsep-konsep untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut tentu tidak secara merata dapat tercapai oleh materi IPA, tetapi bagaimana cara melibatkan siswa kedalam kegiatan didalamnya karena pembelajaran IPA sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari harus . Pada pembelajaran IPA khususnya di SD guru harus menyiapkan metode pembelajaran yang memudahkan siswa dalam melakukan suatu proses pembelajaran, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, dengan metode pembelajaran siswa dapat menemukan suatu penemuan yang belum pernah diketahui Metode pembelajaran sangat berpengaruh bagi siswa apalagi dalam materi peristiwa alam,terkadang guru keliru dalam menerapkan metode pembelajaran, hal ini dapat menyebabkan kurangnya motivasi siswa dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa, olehnya itu diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang sedang berlangsung. salah satu metode yang yang di gunakan dalam pembelajaran
IPA
adalah
metode penemuan
terbimbing.metode penemuan
terbimbing adalah metode yang mengaktifkan siswa dan mencari fakta yang ada dengan di perlukan bimbingan dari guru agar siswa terarah dengan materi 2
pembelajaran yang sebenarnya. Keterkaiatan guru dalam membimbing siswa akan dapat memudahkan siswa dalam menemukan fakta yang ada. Sesuai observasi data awal di SDN Torosiaje Jaya hasil belajar siswa pada tahun 2012-2013 pada materi peristiwa alam semester I, jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 10 orang, KKM yang harus di capai siswa adalah 70,0.Ada 9 orang siswa yang hasil belajarnya diatas dari 70 atau 45 % dan 11 orang di bawa dari 70 atau 55 %. Disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang belum optimal sehingga banyak siswa yang hasil belajarnya sangat rendah dikarenakan guru hanya memakai I metode pembelajaran saja, dan media gambar sedangkan prose pembelajaran yang sebenarnya adalah siswa dapat berperan aktif dan dapat menemukan suatu penemuan yang belum pernah diketahui. Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti memfokuskan masalahâ Apakah melalui metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar tentang peristiwa alam di kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam melalui metode penemuan terbimbing di kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato.
Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN TOROSIAJE JAYA Kabupaten Pohuwato pada kls V terhitung sejak tanggal 30 April 2013. Subyek Penelitian adalah Kelas V SDN Torosiaje Jaya dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Variabel penelitian ini untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah (a). Variabel input (b). Variabel proses (c). Variabel out put. Berupa hasil belajar siswa yang di ukur dari soal yang di berikan di akhir pembelajaran adapun yang menjadi prosedur penelitian diantaranya Persiapan, Pelaksanaan Tindakan, Tahap Pemantauan Dan Evaluasi, Tahap Analisis Dan Refleksi. Serta dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data
3
yaitu Observasi, dan Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara deskriptif kuantitatif. Pembahasan Pada pelaksanaan observasi awal pada mata pelajaran IPA khususnya materi peristiwa alam, peneliti mewawancarai wali kelas V SDN Torosiaje jaya menurut penjelasan guru tersebut bahwa metode yang di gunakan dalam materi peristiwa alam hanya memakai metode ceramah sehingga banyak siswa yang bermaian dan tidak berkosentrasi dengan penjelasan guru,sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Ada 20 orang siswa,yang tuntas hanya 9 orang siswa atau 45% yang tidak yuntas ada 11 rang siswa atau 55, berarti proses pembelajaran tersebut tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil Belajar pada siklus 1 ini,menggunakan metode penemuan terbimbing pada kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato. Dalam Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru terdapat 14 aspek penilaian terhadap aktivitas kegiatan guru yang merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan tersebut diperoleh data hasil pengamatan kegiatan guru pada pembelajaran siklus I seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Siklus I Kegiatan Guru
Presentase (%)
Kualifikasi
Jumlah
Sangat Baik
2
14,28
Baik
8
57,14
Cukup
9
64,28
Kurang
1
7,14
Jumlah
20
100
4
Data hasil kegiatan pembelajaran guru dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan, terlihat dari 14 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mencapai kriteria sangat baik sebanyak 2 aspek atau 14,28 %, kriteria baik 8 aspek atau 57,14 % dan kategori cukup sebanyak 9 aspek atau 64,28 % dan kategori kurang sebanyak 1 atau 7,14 %. Format lembar pengamatan yang digunakan untuk kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 (halaman 56). Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 Aspek kegiatan siswa yang diamati dan dinilai pada proses pembelajaran siklus I terdiri dari 12 aspek. Berdasarkan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I diperoleh data seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Aktivitas Siswa
Presentase (%)
Kualifikasi
Jumlah
Sangat Baik
1
7,14
Baik
6
50
Cukup
5
41,66
Kurang
0
0
Jumlah
12
100
Tabel 4.2 diatas tampak bahwa,dari 12 aspek aktivitas siswa yang di amati pada pembelajaran siklus I,ada 1 aspek atau 7,14 % mencapai kriteria sangat baik, 6 aspek atau 50 % kriteria baik, 5 aspek atau 41,66 % kriteria cukup dan katergori kurang 0 %. Uraian hasil pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 59).
5
Hasil Belajar Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus 1, menggunakan metode penemuan terbimbing pada kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Belajar Pembelajaran Siklus I Pengamat
Presentase Aspek Yang Dinilai Tuliskan
Tuliskan
Material apa
Sebutkan
contoh-contoh
penyebab
yang di
macam-
peristiwa alam
gunung meletus
gunakan
macam gempa
gunung meletus
bumi
Jumlah
17
12
13
15
Presentase
85 %,
60 %
65 %
75 %
Data hasil pembelajaran siklus I pada table 4.3 diatas tampak bahwa dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus I yang terdiri dari 4 aspek yang di nilai yakni kemampuan menuliskan contoh-contoh peristiwa alam 17 orang atau 85 %, tuliskan penyebab gunung meletus 12 orang atau 60%, material apa yang di gunakan gunung meletus 13 orang atau 65% sedangkan Sebutkan macam-macam gempa bumi 15 orang atau 75 %. Uraian hasil pembelajaran siklus I, secara lengkap diuraikan pada lampiran 9 ( halaman 67). Berdasarkan tabel 4.3 hasil pembelajaran siklus I, dapat dijelaskan bahwa dari 20 orang keseluruhan jumlah siswa,terdapat 13 siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 atau 65% sedangkan 7 orang siswa yang memperoleh kurang dari 70 keatas atau 35%, sehingga daya serap siswa mencapai 78, 41. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 dapat digambarkan pada diagaram lingkaran sebagai berikut:
6
Diagram Lingkaran 4.3 Hasil Belajar Siklus I
35% 65%
13 siswa = 65% yang tuntas 7
siswa = 35% yang tidak tuntas
Refleksi Siklus 1 Berdasarkan kelemahan yang terjadi pada siklus 1,dan melihat hasil belajar siswa tentang peristiwa alam belum mencakup standar indikator kinerja,maka peneliti bersama guru profesi mengadakan kegiatan refleksi untuk menilai kegiatan pembelajaran yang di laksanakan pada siklus 1. Sesuai dengan hasil refleksi, maka peneliti dan guru menetapkan beberapa kelemahan yang masih belum di temui pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 1: (1) langkah-langkah proses pembelajaran belum efektif dan efisien, (2) guru hanya membiarkan siswa untuk menekan sendiri tanpa adanya bimbingan dari guru, (3) penggunaan alat bantu untuk memperlancar proses pembelajaran kurang memadai, (4) banyak siswa yang bermain. Berdasarkan hasil refleksi bersama bahwa untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I serta memperbaiki hasil belajar siswa tentang peritiwa alam maka peneliti dan guru seprofesi menetapkan bahwa pelaksanaan tindakan lanjutan pada siklus berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan siklus II. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
7
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II Berdasarkan
pengamatan
diperoleh
data
hasil
kegiatan
guru
pada
pembelajaran siklus II seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Guru Pada Pembalajaran Siklus II Kegiatan Guru
Presentase (%)
Kualifikasi
Jumlah
Sangat Baik
5
35,71
Baik
12
85,71
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Jumlah
17
100
Data hasil pembelajaran siklus II pada tabel diatas tampaklah pengolahan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari 14 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mencapai kriteria sangat baik sebanyak 5 aspek atau 35,71 %, kriteria baik 12 aspek atau 85,71 % dan kategori cukup 0 % dan kategori kurang 0 %. Format lembar pengamatan yang digunakan untuk kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7 ( halaman 61). Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II Aspek kegiatan siswa yang diobservasi dan dinilai pada proses pembelajaran siklus I terdiri dari 12 aspek. Berdasarkan kegiatan observasi terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I diperoleh data seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.5 Data Hasil pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Siklus II. Aktivitas Siswa Kualifikasi
Presentase (%)
Jumlah
8
Sangat Baik
2
16,66
Baik
10
83,33
Cukup
0
0
Kurang
10
0
Jumlah
14
100
Data pada table 4.5 diatas tampak bahwa,dari 12 aspek aktivitas siswa yang diamati pada pembelajaran siklus II,ada 2 aspek atau 16,66 % mencapai kriteria sangat baik, 10 aspek atau 83,33 % kriteria baik, dan memperoleh kriteria cukup 0 % dan kreteria kurang 0 %. Uraian hasil pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I,secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 ( halaman 65). Hasil Belajar Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II, menggunakan metode penemuan terbimbing pada kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato diperoleh data sebagai berikut Tabel 4.6 Hasil Belajar Pembelajaran Siklus II Presentase Aspek Yang Diobservasi Pengamat
Bagaimana cara
Apa pengertian
Sebutkan
Pada tanggal
mengatasi
angin puting
daerah yang
berapa terjadi
peristiwa alam
beliung
pernah terjadi
tsunami di
tsunami
aceh
misalnya tanah longsor dan banjir Jumlah
19
19
16
19
Presentase
95 %
95 %
80 %
95 %
9
Data hasil pengamatan pembelajaran siklus II pada table 4.6 tersebut diatas tampak bahwa dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus II yang terdiri dari 4 aspek yakni kemampuan bagaimana cara mengatasi peristiwa alam misalnya tanah longsor dan banjir 19 orang atau 95 %, Apa pengertian angin puting beliung 19 orang atau 95 %, Sebutkan daerah yang pernah terjadi tsunami 16 orang atau 80 %, Pada tanggal berapa terjadi tsunami di aceh 19 atau 95 %.Hasil pembelajaran siklus II,secara lengkap diuraikan pada lampiran 10 (halaman 68). Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa ada 20 orang yang hasil belajar meningkat 17 orang atau 85% yang tuntas dengan nilai keseluruhan siswa rata-rata 85,05.Dari data tersebut bahwa nilai siswa sudah mencapai standar nilai pada KKM 70 sehingga peneliti tidak lagi melanjutkan penelitian pada siklus II maka dapat dilhat pada diagram lingkaran: Diagram lingkaran 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II 15% 85%
17 siswa = 85% yang tuntas 3 siswa = 15% yang tidak tuntas Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II, dalam hal ini guru melaksanakan pembeajaran SAIN khususnya tentang peristiwa alam kepada siswa dengan menggunaka metode penemuan terbimbing,maka peneliti dan guru seprofesi mengadakan kegiatan refleksi untuk membahas hal-hal yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus II. Berdasarkan hasil refleksi bahwa pelaksanaan sikklus II sudah mencapai indikator kinerja yang telah di tetapkan walaupun alokasi waktu yang di
10
gunakan melebihi waktu yang telah di tetapkan.sehingga pelaksanaan tindakan tidak di lanjutkan lagi kesiklus berikutnya. Pelaksanaan interaksi pembelajaran dengan mengoptimalkan meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam dengan menggunakan metode penemuan terbimbing,seperti yang telah di kemukakan pada bab-bab terdahulu untuk mencapai indikator kinerja sebagai berikut. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah untuk hasil belajar siswa yang sebelumnya 45% meningkat menjadi 85%, Berdasarkan data yang di peroleh dari pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan metode penemuan terbimbing pada materi peristiwa alam adalah hasil belajar siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai maksimal 7 ke atas mencapai 65.00%.dengan demikian masih terdapat 35.00% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 7 ke bawah. Sesuai dengan hasil refleksi bahwa hal tersebut di sebabkan adanya beberapa kelemahan seperti yang telah di sebutka pada deskripsi data,maka hal tersebut harus di lanjutkan pada pelaksanaan tindakn siklus II sebagai bentuk penyempurnaan tindakan pada siklus sebelimnya (siklus I).pada pelaksanaan siklus II,langkahlangkah pembelajarannya mengacu pada langkah-langlah pembelajaran pada metode penemuan terbimbing. Hasil perbaikan strategi pembelajaran tersebut maka telah terjdi
perubahan-perubahanpada
siklus
II
naik
dari
segi
proses
pembelajaran.perubahan-perubahan tersebut nampak pada siswa yang memperoleh nilai minimal 7 ke atas atau 85%. Ada 3 orang siswa yang tidak tuntas guru dan orang tua akan bekerjasama untuk membimbing siswa tersebut agar hasil belajarnya meningkat. Berdasarkan gambar deskripsi data dan pembahasan seperti di uraikan di atas.jelas bahwa hasil belajar siswa pada materi peristiwa alam di siklus I dengan pelaksanaan tindakan
11
siklus II dengan menggunkan metode penemuan terbimbing nampak sekali terjadi peningkatan yang positif. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam dapat di tingkatkan melalui metode penemuan terbimbing di buktikan dengan hasil belajar siswa yang sebelumnya 9 atau 45% orang siswa yang tuntas setelah di kenai tindakan meningkat menjadi 17 atau 85% siswa yang tuntas. Kesimpulan Dalam pembelajaran IPA tentang peristiwa alam pada kelas V hasil belajar siswa dapat di tingkatkan melalui metode penemuan terbimbing di buktikan dengan hasil siklus 1 ada 13 siswa atau 65% yang tuntas serta di lanjutkan pada siklus 2 hasil belajar siswa meningkat ada 17 siswa atau 85% yang tuntas.
12
13