MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII-G DI SMP NEGERI 1 KABILA
MUJAHIDDIN MAMPA NIM 211 408 216 DR. HAMZAH YUNUS, S.Pd PEMBIMBING I, BADRIYYAH DJULA, S.Pd, M.Pd PEMBIMBING II
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI S1 PERKANTORAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRACT Mujahiddin Mampa. 2013. Improving Student’s Learning Achievement through Inquiry Model on Social Sciences Subject at Class VIII-G, SMP Negeri 1 Kabila. Skripsi. Office Majoring the Administration Education, Study program of Economics Education, Department of Economics Education, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Dr. HamzahYunus, M.Pd, and the co-supervisor was Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd. This research aimed to know the way to improve student’s learning achievement through Inquiry Model on Social Sciences subject at class VIII-G, SMP Negeri 1 Kabila. Seen from the result, inquiry model applied on Social Sciences subject is proper. This was a class action research using 30 students as the subject; 10 boys and 20 girls. The result showed that in circle 1, students who had the average grade of 75 were 53.33% (16 students) with the class average grade of 74.66. The circle 2 was applied since the above result was not sufficient to meet the criteria. The second circle showed an improvement of the result; 26 out of 30 students (86.66) had grades >75, with the class average of 84.46. Keywords: Inquiry Model, Student’s Learning Achievement.
ABSTRAK Mujahiddin Mampa. 2013. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Inkuiri pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas VIII-G di SMP Negeri 1 Kabila, Skripsi. Konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Hamzah Yunus, M.Pd dan Pembimbing II, Badriyyah Djula, S.Pd, M.pd. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Inkuiri pada pelajaran IPS kelas VIII-G di SMP Negeri 1 Kabila. Peningkatan hasil belajar siswa melalui model Inkuiri dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII-G yang dilihat dari sebagian hasil belajar siswa sudah baik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII-G SMP Negeri 1 Kabila Kab.Bone Bolango. Dengan subjek penelitian 30 orang, 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas75 yaitu 53,33% (16 orang siswa) dengan rata-rata kelas 74,66. Hasil yang diperoleh pada siklus satu ini belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan sehingga dilakukan pada siklus berikutnya. Pada siklus II terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa yaitu dari 30 siswa, yang dikenai tindakan 26 orang siswa (86,66) yang memperoleh nilai 75 keatas dengan nilai rata-rata 84,46. Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri dan Hasil Belajar. PENDAHULUAN 1. Manfaat penelitian a. Teoritis a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengepresikan gagasan
dan
mengkomunikasikan
ide
ilmiahnya,
dalam
mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan aktifitas belajar siswa pada khususnya. b) Sebagai bahan masukan agar dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru perlu memperhatikan penerapan model mengajarnya.
c) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran IPS. b. Praktis a) Menjadi dasar pemikiran bagi sekolah untuk menyusun rencana program pembelajaran dengan memberdayakan kegiatan pengajaran yang ditetapkan disekolah dan sebagai bahan evaluasi bagi pendidik yang telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. b) Untuk menambah wawasan peneliti sebagai calon guru, sehingga memperoleh pengalaman tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Lokasi Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone bolango dalam 2 siklus. Yang dilaksanakan minggu ke 2 bulan April 2013 sampai Minggu pertama bulan Juni 2013. 3. Teknik Pengumpulan data a.
Lembar post test Lembar post test digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar pada setiap siklus.
b. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, yakni untuk merekam aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. c.
Wawancara Wawancara merupakan perackapan dengan maksud tertentu, percakapan itu di laksanakan oleh dua pihak, pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai langsung baik guru yang bersangkutan maupun siswa.
d. Dokumentasi
Dukumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meiputi buku-buku yang relevan, peraturan-peratura, laporan kegiatan, data yang relevan penelitian. 4. Teknik Analisis Data Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 80% siswa telah mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran Ips, yaitu sebesar 75. PEMBAHASAN 1. Kajian Teoritis a. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Horward Kingsley (Muslich, M 2011:38) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat di isi dengan bahan yang dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (1) informasi Verbal, (2) Keterampilan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) keterampilan motoris. mengetahui hasil belajar siswa, Guru dapat mengetahui sejauh mana perubahan perilaku siswa sebagai akibat kegiatan belajar mengajar. Mengacu belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa didalam belajar, sehingga memiliki pengalaman dalam bentuk perubahan terhadap ilmu pengetahuan serta memiliki perubahan sikap dan keterampilan sebagai hasil dari usaha yang dilakukan, maka hasil untuk mengetahui hasil belajar tersebut dapat diukur dan dinilai melalui dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran. Pada dasarnya hasil belajar diperoleh melalui proses belajar, dimana proses belajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa yang didukung oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan belajar siswa, media belajar yang diterapkan oleh guru, bagaimana guru memotivasi siswa untuk belajar.
Dalam system pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan istruksional, menggunakan klasifiksi hasil belajar dari Benyamin Bloom (Muslich,M 2011:38) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evauasi. Menurut Gagne (dalam Sudjana, 2006:22), membagi lima macam kemampuan hasil belajar, diantaranya : 1. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep. 2. Srategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 3. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 4. Informasi verbal yaitu
kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan. 5. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Menurut Witherington (Sukmadinata,N.S 2009:155) “ belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan “.Sedangkan Menurut Gagne dalam ( Damyati& Mudjiono
2006:10) “belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Jadi dengan mengetahui pengertian hasil belajar menurut para ahli, maka belajar adalah suatu proses berpikir yang menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengatahuan melalui interaksi secara individu maupun kelompok dengan lingkungan sekitarnya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hasil belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar, sedagkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. 1. Faktor intern Faktor intern terbagi atas tiga bagian yaitu faktor jasmani, faktor psikolgis dan faktor kelelahan. a. Faktor jasmaniah Proses belajar seorang siswa akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan mudah ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya. Dengan demikian, apabila siswa cacat tubuh, itu akan siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan yang khusus atau memberikan dia alat bantu agar dia mengurangi kecacatannya. b. Faktor psikologis Terdapat enam faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu : 1. Intelegensi yaitu besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang mempunyai intelegensi yang rendah. 2. Perhatian yaitu untuk menjamin hasil belajar yang baik siswa harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap bahan yang dipelajarinya. 3. Minat yaitu bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Minat dapat menumbuhkan dengan berbagai cara, diantaranya : dengan memvariasikan media
pembelajaran,
menjelaskan
mengembangkan
metode
pembelajaran,
hal-hal yang menarik dan berguna bagi siswa, dan
mengkaitkan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita siswa. 4. Bakat yaitu siswa memiliki bakat ibarat bagian golok yang runcing. Jika bahan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa yang berbakat, maka pelajaran itu akan cepat dikuasai, sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik.
5. Motif yaitu dengan mengetahui motif belajar siswa, maka guru mengajak para siswa untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar. 6. Kematangan yaitu tingkat atau fase dalam pertubuhan seseorang. Hal ini ditunjukkan oleh anggota tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. 7. Kesiapan
atau
readiness
menurut
Drever
(Slameto,
2010:29)
Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu di perhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil beelajarnya akan lebih baik. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan dalam tiga faktor berupa : cara orang
yaitu faktor
keluarga, faktor keluarga
tua mendidik, hubungan
antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua. Faktor sekolah. faktor sekolah dapat mempengaruhi belajar yaitu hal-hal yang berkaitan dengan : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan para siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, media pelajaran, waktu sekolah dan tugas sekolah. dan faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa, yaitu keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor masyarakat berkaitan dengan : kegiatan
siswa dalam
masyarakat, masa media yang beredar
dalam
masyarakat, pengaruh teman dalam bergaul dan pola hidup masyarakat (Slameto, 1987:60). c. Model Pembelajaran inkuiri Pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mencapai tujuan
pembelajran. Pembelajaran terpadu melaksanakan bila peristiwa otentik dan eksplorasi topic menjadi penggerak kurukulum.( Samatowa Usman 2002:5). Konsep dasar inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri atau dalam proses umum yang di lakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (Trianto 2007:137) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran dan ; (3) dan mengembangkan sikap pecaya pada diri siswa tentang apa yang di teukan pada proses inkuiri. Menurut Dahlan (dalam Isjoni, 2007:49), model mengajar dapat di artikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, menyusun materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas. Model pembelajaran inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pelajaran. Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan dalam memberikan kesempatan atau peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Pembelajaran dengan penemuan inkuiri Merupakan satu pilar penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan . Dalam dalam pembelajran dalam penemuan inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar dengan melalui keterlibatan aktif dengan konsep –konsep, dan prinsip-prinip percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Bruner ( Nurhadi2004:122), penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri \, mnyatakan idenya sebgai berikut “ kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak
utuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian, tetapi lebih di tujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri. d) Prinsip – penggunaan inkuiri a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan. a. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksiantara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa denganlingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan gurubukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaks itu sendiri. b. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. c. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. d. Prinsip Keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. e. Permintaan Dan Penawaran Menurut sadono sukirnoteori permintaan adalah teori yang menerangkan tentang ciri - ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga”. Menurut Adiwarman A. Karim permintaan barang yaitu factor harga dari komoditas merupakan variable dependen yang akan menentukan beberapa jumlah komoditas yang bersangkutandi minta oleh konsumen. Permintaan menurut Wikipedia banyaknya barang atau jasa yng tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. f. Barang Dan Jasa Barang merupakan setiap benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud, bergerak atau pun tidak bergerak, yang mempunyai banyak tujuan seperti diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen. Philip Kotler dalam “menjelaskan bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.” Christian Gronross dalam menyatakan bahwa jasa merupakan proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang, dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggang.
Hasil Belajar a. Hasil belajar siswa siklus 1 Hasil belajar siswa siklus 1 Rentang
Rentang
Jumlah
Skor
Nilai
Siswa
1 s/d 74
1 s/d 74
75 s/d 100
75 s/d 100
Jumlah
%
Keterangan
14
46,66
Tidak Tuntas
16
53,33
Tuntas
30
100
Berdasarkan data olahan pada tabel di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke bawah berjumlah 14 orang siswa atau 46,66% dan siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 16 orang atau 53,33% dengan nilai rata-rata kelas 74,66. Dan rata rata daya serap siswa 74,66%. Dan dari data tersebut, dapat dipahami bahwa kemampuan siswa yang memperoleh 75 keatas sudah mencapai di atas 53,33% dan nilai rata-rata siswa juga berada di atas 74%. Dengan tingkat kesulitan soal pertama 91,5%, kedua 97,33%, ketiga 68,33%, keempat 62,88%, dan kelima 72,66%. Capaian ini berarti bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I sudah baik, setiap objek pengamatan harus mencapai di atas 75%. b. Hasil belajar siswa pada siklus 2 Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi lanjutan tentang kegiatan perekonomian indonesia, dilakukan evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran siklus II terhadap 30 orang peserta didik yang dikenakan tindakan. Evaluasi tersebut menggunakan soal tes uraian seperti terdapat pada lampiaran 6. Yang dimaksud terdiri dari 5 butir soal denagn skor 100 dan skor minimal yang harus dicapai siswa guna mencapai ketuntasan adalah 75. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus II, hasilnya seperti diuraikan pada tabel sebagai berikut :
Hasil belajar siswa siklus II Rentang
Rentang
Jumlah
%
Keterangan
Skor
Nilai
Siswa
1 s/d 74
1 s/d 74
4
13,33
Tidak Tuntas
75 s/d 100
75 s/d 100
26
86,66
Tuntas
30
100
Memperhatikan hasil tes belajar siswa pada siklus II ini pada tabel 6, maka dapat diketahuibahwa dari 30 orang peserta didik yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus II ini yaitu : 26 orang mencapai skor minimal 75 keatas (86,66%) dan dinyatakan tuntas, sedangkan 4 orang pesrta didik lainnya (13,33), memperoleh skor kurang dari 75 dan dinyatakan tidak tuntas belajar dengan nilai rata- rata kelas 84,46. Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus II secara lengkap, di uraikan pada lampiran 10. Dengan ingkat kemudahan soal pertama 92%, kedua 85,83%, ketiga 78,66%, keempat 76,93%, dan kelima 100%. Dengan melihat hasil tes belajar siswa pada siklus II ini, maka sudah mencapai target pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar sudah mencapai 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 75.
PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan
yang telah
diuraikan di depan, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII-G SMP Negeri 1 Kabila, dinyatakan dapat diterima. Peningkatan tersebut nampak dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa 30 orang siswa yang dikenakan tindakan pada siklus I, 16 0rang (53,33%) dinyatakan tuntas belajar. Jumlah dan persentase tersebut meningkat menjadi 26 orang (86,66%) yang rata-rata hasil belajar siswa mencapai 81,8 dan dinyatakan tuntas belajar pada siklus II. b. Saran Berdasarkan simpulan tersebut, maka sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil penelitian ini, kiranya penggunaan model pembelajaran Inkuiri terus dioptimalkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2) Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuanbagi rekanrekan guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mengembangkan kemampuan dan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlangsung.
Daftar Rujukan Dimyati, dkk, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Muslich,M, (2011). Authentic assessment : penilaian berbasis kelas dan kompetensi.Bandung : PT Refika Aditama Nurhadi, (2004). Pertanyaan dan jawaban. Jakarta : PT Gramedia Widya Sarana Indonesia Samatowa, U,(2002). Pembelajaran terpadu. Gorontalo : Perc.Raisal Gorontalo. Sanjaya,W, (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : PT Kencana Prenada Media Group. Slameto, (2010). Belajar dan faktor - faktoryang mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sudjana, N, (2006). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Sukmadinata, N Syaodih. Laandasan psikologi proses pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Trianto, (2007). Model – model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta : Prestasi pustaka Publisher http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/ http://rudyrohendy.blogspot.com/2012/08/prinsip-prinsip-penggunaan inkuiri.html http://Mp3soim.blogspot.com./2012/06/teori-permintaan-dan-penawaran.html?m=1