Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR Norhasanah, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak: Kurangnya peran aktif siswa selama proses pembelajaran berdampak pada rendahnya hasil belajar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan model Hopkins. Tujuan khusus mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, hasil belajar, aktivitas, dan respon siswa terhadap proses pengajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan (1) kategori keterlaksanaan RPP pada siklus I 61% (baik), II 82% (sangat baik), dan III 89% (sangat baik), (2) peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I 42% (belum tuntas), II 73% (belum tuntas), dan III 96% (tuntas), (3) aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan kriteria baik, (4) respon siswa terhadap proses pengajaran langsung berkategori baik. Simpulan bahwa penerapan model pengajaran langsung pada materi pokok gerak melingkar di kelas X-1 SMAN 12 Banjarmasin dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Hasil belajar, pengajaran langsung, gerak melingkar. PENDAHULUAN Proses pembelajaran fisika sesuai
dan kebebasan berfikir sehingga dapat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
melaksanakan aktivitas intelektual yang
(KTSP) 2006 diatur dalam Peraturan
berupa
Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005
mempertanyakan,
tentang Standar Nasional Pendidikan
nemukan, dan memprediksi yang pada
yang
gilirannya membantu tercapainya hasil
diperjelas
dengan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
berfikir,
berargumentasi, mengkaji,
me-
belajar yang lebih tinggi.
tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang
Hasil wawancara dengan guru mata
Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar
pelajaran fisika SMAN 12 Banjarmasin
dan Menengah. Dalam peraturan ini
diperoleh informasi bahwa selama ini
dijelaskan bahwa mutu pembelajaran di
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
sekolah
dengan
fisika masih rendah. Selama ini proses
menggunakan model pembelajaran yang
belajar mengajar fisika hanya bersumber
mengacu
pada
dikembangkan pada
standar
proses,
guru.
Siswa
diberi
berperan
aktif,
melibatkan peserta didik secara aktif,
kesempatan
demokratis,
memotivasi,
akibatnya siswa tidak terlatih untuk
mendorong kreatifitas, dan dialogis,
mengembangkan kemampuan deklaratif
diharapkan siswa mencapai pola fikir
dan prosedural. Hal ini dapat dilihat dari
mendidik,
151
untuk
kurang
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
hasil
ujian
tengah
semester
menunjukkan bahwa dari 26 siswa
dan
sebagainya
merupakan
contoh
pengetahuan prosedural.
hanya 3 siswa yang memenuhi kriteria
Teori belajar yang melandasi model
ketuntasan minimum (KKM), sedangkan
pengajaran langsung dengan strategi
23 siswa di bawah KKM. Oleh karena
belajar kelompok yaitu teori behavioral,
itu,
model
penelitian tentang efektifitas guru, dan
mampu
teori belajar sosial atau biasa juga
diperlukan
pembelajaran
suatu yang
mengoptimalkan hasil belajarnya.
disebut belajar melalui observasi (Nur,
Gerak melingkar merupakan materi
2008: 19). Berdasarkan hasil penelitian
yang menarik, karena mudah ditemukan
Stalling (1970) menunjukkan bahwa
bahkan dialami siswa dalam kehidupan
model pengajaran langsung memberikan
sehari-hari, dimana materi ini membahas
hasil
tentang gerak dan percepatan sentripetal.
diseluruh aspek seperti kemampuan
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
dasar,
mengambil
kemampuan berperilaku dan guru yang
sebagai
materi bahan
gerak
melingkar
penelitian
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah
satu
upaya
belajar
siswa
kemampuan
paling akademik,
tinggi dan
memiliki kelas terorganisasi dengan baik menghasilkan rasio keterlibatan siswa
untuk
yang lebih tinggi.
meningkatkan hasil belajar siswa adalah
Pembelajaran menggunakan model
dengan menerapkan model pengajaran
pengajaran
langsung yaitu suatu model pengajaran
mempermudah siswa mengeksploitasi
dimana siswa belajar secara langsung
pengetahuan dan pengalaman belajarnya
dari demonstrasi pengetahuan oleh guru
melalui interaksi dengan siswa lain,
khususnya
bekerja secara kelompok, presentasi, dan
untuk
memperoleh
langsung
pengetahuan deklaratif dan prosedural.
memperoleh
umpan
Gerak melingkar bagian dari materi
untuk
memperbaiki
fisika, menghafal hukum atau rumus
menyempurnakan
tertentu dalam materi gerak melingkar
tersebut sesuai dengan landasan teori
merupakan
pengetahuan
belajar dan kajian empirik diatas, maka
deklaratif sederhana (informasi faktual),
peneliti berkeyakinan bahwa rendahnya
sedangkan
melakukan
hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN 12
operasi matematika misalnya pada gerak
Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui
melingkar mencari kecepatan sudut,
penerapan model pengajaran langsung.
contoh bagaimana
percepatan sudut, percepatan sentripetal,
152
balik
dapat
(refleksi)
pengetahuan.
dan Hal
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan
yang
penelitian
ingin
adalah
dicapai
dalam
kualitatif. Data yang berseifat kuantitatif akan
dianalisis
dengan
persentase
mendeskripsikan:
sedangkan data yang bersifat kualitatif
keterlaksanaan RPP model pengajaran
yaitu data yang berupa kata-kata atau
langsung, peningkatan hasil belajar,
kalimat akan dilakukan reduksi data,
aktivitas
pemisahan
siswa,
dan
respon
siswa
atau
pengelompokkan
terhadap proses pengajaran langsung.
sehingga dapat disimpulkan.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian penelitian
ini
tindakan
menggunakan kelas
model
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan
yang
berupa
siklus-siklus
Hopkins. Adapun subjek penelitian ini
pengajaran yang dilakukan dalam proses
adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 12
belajar mengajar di kelas. Berikut ini
Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013
deskripi tentang hasil penelitian beserta
pada pokok bahasan gerak melingkar.
pembahasannya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Keterlaksanaan
April 2012 sampai dengan Januari 2013.
pengajaran langsung
RPP
model
Metode pengumpulan data dalam
Hasil observasi keterlaksanaan RPP
penelitian ini menggunakan lembar:
model pengajaran langsung pada siklus
keterlaksanaan RPP, tes hasil belajar,
I, II, dan III dapat dilihat dalam Tabel 1.
aktivitas siswa, dan respon siswa. Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif Tabel 1. Persentase dan reliabilitas keterlaksanaan RPP No . 1 2 3 4
Tahapan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Reliabilitas
% 75 70 38 83
Siklus I Kategori Sangat baik Baik Kurang Baik
Tabel 1 di atas menunjukkan hasil observasi
keterlaksanaan
RPP
% 79 89 79 90
Siklus II Kategori Baik Sangat baik Baik Baik
membimbing
% 88 91 88 96
Siklus III Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
kelompok
menuliskan
pada
hasil diskusi siswa di papan tulis
siklus I guru mengalami masalah pada
sehingga ada beberapa pada bagian
pengelolaan waktu. Ketika jam pelajaran
penutup yang kurang maksimal dalam
hampir berakhir, guru baru selesai
keterlaksaannya bahkan ada fase yang
153
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
tidak
dilaksanakan
yaitu
guru
Berdasarkan hasil analisis data
mengingatkan siswa untuk mempelajari
pengamatan
materi
keterlaksanaan
materi
mengatasi
selanjutnya.
masalah
siklus
RPP
aspek
secara
umum
I,
berkategori baik, dengan persentase
dilakukan upaya guru dengan lebih
keterlaksanaan pada siklus I yaitu
bijaksana lagi mengelola waktu yang
sebesar 63,5%, kemudian pada siklus II
tersedia
dapat
sebesar 82% dan pada siklus III sebesar
berjalan secara optimal dan tepat waktu.
91%. Hal ini menunjukkan bahwa
Selain itu guru juga harus bersikap lebih
keterlaksanaan RPP ini menunjukkan
tegas terhadap siswa yang memancing
bahwa peneliti yang juga sebagai guru
keributan di kelas.
dapat beradaptasi dengan siswa dan
agar
pada
Untuk
terhadap
pembelajaran
Pada pelaksanaan siklus II guru
pengelolaan pembelajaran dengan baik.
tidak lagi mengalami masalah pada
Untuk
pengelolaan waktu. Namun, masalah
keterlaksanaan
terjadi pada fase 1 yaitu guru kurang
pertemuan juga dapat dikatakan sangat
optimal dalam memotivasi siswa. Hal ini
baik karena besarnya lebih dari atau
terlihat dari kurangnya antusias siswa
sama dengan 75% yaitu pada siklus I
pada
sebesar 83%, siklus II sebesar 90%, dan
saat
pelajaran
baru
dimulai.
reliabilitas RPP
instrumen pada
setiap
Beberapa saat kemudian selama proses
siklus III sebesar 96%.
pembelajaran
Hasil belajar siswa pada siklus I, II,
berlangsung
antusias
siswapun mulai terlihat dan proses pembelajaran mulai optimal.
Untuk
mengatasi masalah pada siklus dilakukan motivasi
upaya yang
guru lebih
II,
memberikan optimal
dan III Grafik hasil
ketuntasan belajar
siswa secara klasikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini
lagi
misalnya mengaitkan pelajaran yang akan dibahas dengan kehidupan seharihari. Pada pelaksanaan siklus III guru tidak lagi mengalami masalah pada pengelolaan
waktu.
Pembelajaran
Gambar 1. Grafik hasil ketuntasan belajar
berjalan tepat waktu dan optimal. Siswa
siswa secara klasikal
yang memancing keributanpun tidak sebanyak pada siklus I dan II.
154
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
Siklus I ketuntasan hasil belajar
manusia belajar melalui pengamatan
siswa secara klasikal hanya sebesar 42%
secara selektif dan mengingat tingkah
karena hanya 11 orang siswa saja yang
laku
tuntas.
pembelajaran sosial adalah pemodelan
Hal yang menyebabkan ini
orang
lain.” dan
Inti
dari
teori
adalah sebagian besar siswa gagal
(modeling),
pemodelan
ini
menjawab TPK nomor 3, 4, dan 5.
merupakan salah satu langkah penting
Hasil perhitungan THB siswa siklus
pelatihan pada peserta didik dalam
II memberikan ketuntasan hasil belajar
melatihkan keterampilan proses. Model
secara klasikal meningkat menjadi 73%
pengajaran langsung adalah salah satu
karena ada 19 siswa yang tuntas
pendekatan mengajar yang dirancang
sedangkan 7 siswa yang tidak tuntas.
khusus untuk menunjang proses belajar
Dari 7 siswa yang tidak tuntas sebagian
siswa
besar siswa gagal menjawab TPK nomor
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
4.
prosedural yang terstruktur dengan baik
yang
berkaitan
dengan
Hasil perhitungan THB siswa siklus
yang dapat diajarkan dengan pola
III memberikan ketuntasan hasil belajar
kegiatan yang bertahap, selangkah demi
siswa secara klasikal meningkat menjadi
selangkah.
96% karena ada 25 siswa dari 26 siswa
pengajaran langsung adalah siswa dapat
yang tuntas dan hanya 1 siswa yang
memahami proses/prosedural dan dapat
tidak tuntas. Dari satu siswa yang tidak
menerapkan proses/prosedural tersebut
tuntas
yang
tersebut
nilainya
sebenarnya
akan
Keunggulan
mempengaruhi
model
pada
sudah cukup baik akan tetapi masih
tercapainya hasil belajar siswa yang
dibawah KKM sekolah yaitu lebih besar
lebih tinggi.
atau
Aktivitas belajar siswa
sama
dengan
70.
Hal
yang
menyebabkan siswa ini tidak tuntas adalah gagal menjawab TPK no 4. Ketuntasan
klasikal
Aktivitas belajar siswa pada siklus I, II, dan III secara lengkap berdasarkan
meningkat
daripada siklus I dan siklus II, hal ini
hasil pengamatan dapat di lihat pada Tabel 2.
sejalan dengan teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut
Bandura,
“sebagian
besar
155
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
Tabel 2. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III No
Aktivitas Siswa
1.
Membaca (mencari informasi dan sebagainya) Mendiskusikan tugas Mencatat Mendengarkan penjelasan guru Bertanya pada guru Menyampaikan pendapat/mengko munikasikan informasi kepada kelas dan guru
2. 3. 4. 5. 6.
Tabel
2
menunjukkan
aktivitas siswa pada
Siklus I % Kriteria 50 Kurang
Hasil Pengamatan Siklus II Siklus III % Kriteria % Kriteria 62,5 Baik 75 Baik
62,5
Baik
75
Baik
62,5
Baik
62,5 37,5
50 62,5
Kurang Baik
62,5 75
Baik Baik
62,5
Baik Sangat kurang Baik
62,5
Baik
75
Baik
62,5
Baik
62,5
Baik
75
Baik
bahwa
belajar
melalui
penerapan
model
siklus I kurang
pengajaran langsung. Pada siklus II dan
dibanding siklus II dan III. Ini dapat
III terjadi peningkatan aktivitas siswa
dilihat dari kriteria siswa yang memiliki
dalam KBM, yaitu sudah mengarah ke
kriteria kurang dan sangat kurang.
model
Siklus II terjadi sedikit peningkatan
metode atau strategi belajar kelompok.
meskipun tidak signifikan karena masih
Hal ini disebabkan karena siswa sudah
adanya kriteria siswa yang kurang yaitu
mulai terbiasa dengan penerapan model
pada aktivitas mendengarkan penjelasan
pengajaran langsung.
guru. Siklus III terjadi peningkatan
pengajaran
dengan
peningkatan
aktivitas
aktivitas siswa dengan meningkatnya
siswa ini sejalan dengan
hipotesis
aktivitas
Bandura (1977) bahwa tingkah laku
menyampaikan
pendapat/
Adanya
langsung
mengkomunikasikan informasi kepada
lingkungan
kelas dan guru, bertanya pada guru,
internal
membaca,
mempengaruhi persepsi dan aksi adalah
mencatat,
mendengarkan
pada
penjelasan guru. Rendahnya aktivitas
merupakan
siswa pada siklus I disebabkan sebagian
berpengaruh.
siswa belum terbiasa dengan kondisi
156
dan
kejadian–kejadian pembelajaran
hubungan
yang
yang saling
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
Respon siswa Tabel 3. Respon siswa terhadap pembelajaran Respon Siswa Minat
Aspek A : Attention R : Relevance C : Confidence S : Satisfaction
Motivasi
Rerata
Kategori
Rerata
Kategori
3,47 3,63 3,53 3,55
Cukup baik Baik Baik Baik
3,54 3,52 3,55 3,59
Baik Baik Baik Baik
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
pokok gerak melingkar di kelas X-1
respon minat pada aspek attention
SMA Negeri 12 Banjarmasin dapat
kategori cukup baik, ini berarti perhatian
meningkatkan hasil belajar siswa, karena
siswa terhadap
pembelajaran masih
temuan hasil penelitian menunjukkan:
kurang maksimal. Sedangkan respon
(1) keterlaksanaan RPP selama proses
minat pada aspek relevance, confidence,
pembelajaran
dan satisfaction kategori baik serta
siklusnya, (2) peningkatan persentase
respon motivasi pada aspek attention,
ketuntasan hasil belajar siswa secara
relevance, confidence, dan satisfaction
klasikal terjadi peningkatan pada tiap
kategori baik. Secara umum respon
siklunya, (3) aktivitas siswa secara
siswa terhadap proses pembelajaran
umum mengalami peningkatan dengan
dengan menggunakan model pengajaran
kriteria baik, (4) respon minat dan
langsung pada materi pokok gerak
motivasi
melingkar di kelas X-1 SMAN 12
pengajaran
Banjarmasin terkategori baik. Hal ini
attention, relevance, confidence, dan
turut
satisfaction berkategori baik.
dikuatkan
behavioristik
oleh
teori
yang pada
belajar
yang
ditangkap
pancaindra
dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon (Sanjaya, 2005). SIMPULAN Hasil
penelitian
siswa
pada
terhadap
langsung
dalam
tiap
proses aspek
hakikatnya
adalah pembentukkan asosiasi antara kesan
meningkat
penerapan
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. (2008). Model Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS Unesa. Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
model pengajaran langsung pada materi
157
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suparno, S. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
158