Menilik Keragaman Input dalam Pengembangan Penggunaan Pemodelan Cekungan di Indonesia Hendra Amijaya Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Jakarta, 19-20 Juni 2013 (IGEOSS)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
(funnyspace.com)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Isi • Pengertian Pemodelan Cekungan • Konsep Pemodelan Cekungan • Keragaman Input • Contoh Pemodelan • Resume
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Basin Modelling vs Petroleum System Modelling Basin modeling is dynamic modeling of geological processes in sedimentary basins over geological time spans. (Hantschel & Kauerauf , 2009)
A “Petroleum System” is a geologic system that encompasses the hydrocarbon source rocks and all related oil and gas, and which includes all of the geologic elements and processes that are essential if a hydrocarbon accumulation is to exist. (Magoon and Dow, 1994)
A petroleum systems model is a digital data model of a petroleum system in which the interrelated processes and their results can be simulated in order to understand and predict them. Basic assessments in Petroleum System Modelling: Have hydrocarbons been generated? Where were hydrocarbons generated? When were hydrocarbons generated? Could hydrocarbons have migrated to the prospect? What are the properties of the hydrocarbons?
Target utama dari suatu petroleum systems model adalah resiko eksplorasi migas.
Trap Risk Misalnya: - Geometri Prospek - Kualitas Reservoir (por/perm) - Kualitas Seal
Charge Risk misalnya - Kualitas Source rock - Kematangan Source rock - Migas yang terbentuk
carrier source
Timing & Migration Risk - Hubungan charge & trap (migrasi) - Proses-proses - Dinamika
seal carrier/ reservoir
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Petroleum Systems Model sebagai Decision Support System
(Hantschel & Kauerauf , 2009)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Topik Umum dalam Pemodelan Cekungan • Pemodelan 1D – Maturity Modelling ▫ Tissot's kinetic model (1969) ▫ Lopatin's TTI model (1971) & Waples (1980) ▫ Kinetic Model dari Tissot et al. (1987); Burnham (1989); Burnham & Braun (1990); Sweeney & Burnham (1990)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
• Pemodelan 2D & 3D – Fluid Flow Modelling ▫ 2D Darcy flow model & analisis flowpath berbasis peta (Ungerer et al., 1990; Hermanrud, 1993) ▫ Three–phase–Darcy flow model dalam 3D --1998
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Time Temperature Index
Stages
TTI
Ro
TAI
Onset of oil generation Peak of oil generation End of oil generation Upper TTI limit for occurrence of oil with API gravity < 40° Upper TTI limit for occurrence of oil with API gravity < 50° Upper TTI limit for occurrence of wet gas Last known occurrence of dry gas
15 75 160 ~500
0.65 1.00 1.30 1.75
2.65 2.9 3.2 3.6
~1000
2.0
3.7
~1500 65000
2.2 4.8
3.75 >4.0
(Waples, 1980)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Proses Geologi Utama Dalam Pemodelan Cekungan (Hantschel & Kauerauf , 2009)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Faktor-faktor pengontrol dan produk yang menjadi perhatian dalam pembentukan & keberadaan migas ▫ laju penurunan, pengangkatan dan deformasi cekungan ▫ paleogeografi, paleobathimetri, paleoklima ▫ kondisi deposisi dan produknya (mis. laju sedimentasi, lingkungan, fasies, akumulasi material organik) ▫ hidrodinamika (distribusi tekanan fluida dan polanya) ▫ properti batuan (mis. porositas, permeabilitas, konduktivitas thermal, dll) ▫ properti fluida (air, minyak, gas) ▫ transfer panas --> sejarah thermal ▫ transformasi material organik (pembentukan hidrokarbon) --> proses kinetik ▫ redistribusi fluida (migrasi) ▫ pembentukan perangkap ▫ akumulasi, alterasi dan kehilangan migas (Poelchau et al., 1997)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Elemen Dasar Untuk Input Model (Hantschel & Kauerauf , 2009)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
14
Discovery di Indonesia Timur
(Charlton, 2004)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Timor Tectonics Setting
15
3 Main se
(Barber, et al., 2003)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
REGIONAL CROSS-SECTION
H
(Barber, et al., 2003)
Timor Fold and Thrust Belt Trap type = thrusted anticlines Waterdepth = various, mostly deep
Stable Australian Craton Trap type = juxtaposed block faulting, horst graben system Waterdepth = relatively shallow
Timor Trough Trap type = subthrust anticlines Waterdepth = ultra deep
16
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
17
SP
Valanginian Event volcanic AP
ale h s f shel
shelf sand LH deltaic
strandplain land
Massive Erosion • The regional Valanginian unconformity in the postbreakup sequence created erosion in surrounding JSA, such as Londonderry High (LH) and Ashmore Platform (AP). This break was probably due to a relative fall in sea-level (MacDaniel, 1988). • Jurassic syn-rift sequence was massively eroded by this event.
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
18
Paleotemperature from Jabiru-1 Well, Vulcan Graben
Two Paleo-thermal episodes have been recognised : o 225-160 Ms (Mid Triass-Mid Jurassic), decline in basal heat flow combine with uplift and erosion. o 30-15 Ma (Oligocene- Mid Miocene), uplift and erosion. Duddy et al. 2003
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
19
Present day Heatflow Manta-1
Napoleon-1
G = 3.10C/100m
G = 2.560C/100m
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
20
Erosion analysis Manta-1
Top Challis Eroded thickness: 135 m
Eroded thickness: 115 m
Top Pollard Mbr Top Mt Goodwin
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Maturity model manta-1
21
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
22
Maturity model PS1 & PS2
Mt Goodwin SR
Effective Gas migration (170 Ma)
Challis SR
Effective Gas migration (39 Ma)
Challis SR Mt Goodwin SR Gas window (194 Ma) Gas window (131 Ma)
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
23
Overburden Thickness Map (Sea bed-Base Jurassic) Plover Maturation Optimistic Kitchen Area
Pessimistic Kitchen Area
Critical thickness < 8200 ft
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
24
Migration Pathway Map on Top Jurassic Map
Lead Candidate Migration pathway
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Resume • Sebuah cekungan sedimenter pembawa minyak dan gas bumi merupakan interaksi hasil dari proses geologi, geofisika dan geokimia sepanjang sejarah geologi. • Interpretasi yang dilakukan oleh ahli geosains adalah suatu usaha untuk menggabungkan rangkaian-rangkaian data yang dikumpulkan dari berbagai macam analisis yang kadang terpisah-pisah dan umumnya telah mengalami modifikasi oleh proses-proses geologi. • Proses geologi utama yang harus diperhitungkan dalam pemodelan cekungan adalah deposisi sedimen, kompaksi, analisis aliran panas, pembentukan minyak dan gas, ekspulsi, disolusi fase, migrasi dan akumulasi. • Cekungan di Indonesia bagian timur yang didominasi oleh sistem yang berumur Mesozoik-Paleozoik dengan struktur geologi yang lebih kompleks akan menginisiasi suatu pemodelan yang juga memiliki input yang lebih kompleks daripada cekungan di Indonesia bagian barat
Seminar Badan Geologi – KESDM RI Peran Konsep Geosains Untuk Penemuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi
Terima Kasih