Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
‘08
‘09
‘10
‘11
‘08
‘09
‘10
‘11
226,87
200,11
177,32
54,97 ‘12
(dalam juta ton)
‘12 (dalam Kg)
(in Kg)
(in million tons)
43
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
Perkembangan Konsumsi Semen Domestik Per Kapita Development of Domestic Cement Consumption Per Capita
48,00
40,78
39,13
38,15
Konsumsi Semen Domestik Domestic Cement Consumption
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
172,11
Sekilas Perseroan Company At A Glance
169,82
Prakata Preface
Pertumbuhan permintaan dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor yang menurun tajam, di lain pihak permintaan pasar domestik yang masih kuat dan konsumsi BBM yang meningkat, menyebabkan surplus neraca perdagangan non migas menyusut dan bahkan defisit neraca perdagangan migas melebar. Akibatnya, pada tahun 2012 transaksi berjalan mengalami defisit sekitar 2,7% dari PDB. Namun, defisit transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya surplus ini menyebabkan Neraca Perdagangan Indonesia juga surplus sebesar USD 0,2 miliar. Dengan demikian cadangan devisa dapat dipertahankan pada tingkat yang relatif aman, dimana jumlah cadangan devisa pada akhir tahun 2012 bertambah menjadi USD 112,8 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
The declining growth of global demand and the sharp decreases of prices in export commodities amidst the strong domestic demand and the rises in fuel consumption have all been responsible for the shrinkage of trading balance and the widening of deficit in gas and fuel trading balance. Consequently, in 2012 current transaction experienced a deficit by 2,7% of GDP. Yet, this transaction deficit can be compensated by a surplus in investment and financial transaction which increases drastically as compared to the previous year. Indonesian Trading Balance still experienced a surplus by USD 0,2 billion and foreign reserve can be maintained at a relatively safe level. Total foreign exchange balance in the end of 2012 rises to USD 112,8 billion equivalent to 6,1 month of import and Government foreign-debt payment.
Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut bukan hanya berasal dari investasi portofolio, tetapi juga berupa investasi Penanaman Modal Asing dan didukung pula oleh semakin besarnya porsi devisa hasil ekspor yang diterima melalui perbankan domestik. Keberhasilan dalam meningkatkan arus masuk investasi asing dan mengendalikan defisit transaksi berjalan sehingga tidak melebihi 3,0% dari PDB tersebut, tidak terlepas dari serangkaian kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah, baik dari sisi moneter, makro prudensial, dan pengelolaan nilai tukar, maupun dari sisi pengelolaan fiskal dan perbaikan iklim investasi.
The increase in the surplus of financial and capital transaction does not only come from portofolio investment, but also from the foreign capital investment and supported by the increased portion of the reserve from export activitiy received from domestic banking. The success in increasing the inflow of foreign investment and in controlling the deficit of current transaction which does not get to over 3,0 % of GDP is related a series of policies issued by Bank Indonesia and Government, both from monetary side, macroprudential and management of foreign exchange, and from fiscal management and improvement in investment climate.
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
INDUSTRI PERSEMENAN NASIONAL
NATIONAL CEMENT INDUSTRY
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, industri persemenan nasional juga mengalami pertumbuhan baik dalam sisi konsumsi, produksi dan kapasitas produksi. Selama tahun 2012 total pendapatan Industri Semen Indonesia adalah sebesar ± Rp 51,3 triliun tumbuh sebesar sekitar 28,3% dibanding tahun 2011. Industri Semen Indonesia berkontribusi 0,6% terhadap total GDP Indonesia tahun 2012.
In rhyme with the Indonesian economic growth, cement industry also experienced its growth in consumption, production and production capacity. During the year of 2012, the total revenues of Indonesian Cement Industri Semen is ± Rp 51,3 trilion, a growth of 28,3% as compared to that of 2011. Indonesian cement industry contributes 0,6% of national total GDP in 2012.
Indonesia merupakan konsumen semen kedua terbesar di Asia Tenggara, dengan total konsumsi semen selama tahun 2012 sebesar 54,9 juta ton, akan tetapi konsumsi perkapita nasional semen hanyalah sebesar 226 kg, nilai ini relatif kecil bila dibandingkan dengan rata-rata standar regional. Total produksi semen nasional selama tahun 2012 adalah 60,6 juta ton, dengan kapasitas terpasang sebesar 60,5 juta ton, tumbuh 6,5 % dibanding tahun 2011. Sekitar 90,7 % produksi semen Indonesia dikonsumsi oleh pasar domestik pada tahun 2012 sedangkan sisanya di ekspor ke negara tetangga. Tingkat pertumbuhan konsumsi semen tahun 2012 tumbuh sebesar 14,5 %, ditopang oleh permintaan yang kuat dari sektor konstruksi dan perumahan. Untuk menangkap permintaan yang semakin tinggi ini, perusahaan semen terbesar telah melakukan rencana ekspansi agresif.
Indonesia is the second largest consumer of cement in South East Asia Tenggara, with the total cement consumption of 54,9 million ton during the year of 2012, yet its national per capita consumption of cement is only 226 kg, which is relatively low as compared to regional standard average. National total production of cement during 2012 is 60.6 million ton, with the design capacity of 60.5 million ton, meaning a grwth of 6,5% as compared to 2011. About 90,7% of national cement production is consumed by domestic market in 2012 is exported to neighboring countries. The rate of cement consumption in 2012 grows by 14,5%, driven by a strong demand from construction sector and housing. To seize the increased demand, PT Semen Indonesia, the biggest cement producer has launched an aggressive expansion.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk.), atau holding dari PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan Thang Long Cement Company (TLCC), telah membangun pabrik baru di Tuban dan Pangkep Sulawesi Selatan dengan tambahan kapasitas sebesar 6,0 juta ton pertahun serta berencana untuk berinvestasi Rp 6,9 triliun untuk membangun pabrik semen baru di Jawa dan Sumatera, sementara PT Indocement Tunggal Perkasa (ITP) berencana menginvestasikan sebesar Rp 3,1 triliun untuk mengembangkan pabrik di Jawa Barat, sementara produsen ketiga terbesar yaitu PT Holcim Indonesia berencana menginvestasikan sebesar USD 250 juta untuk mengembangkan sebuah pabrik di Jawa Timur. Sebagai akibat dari ekspansi ini, kapasitas terpasang di Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka 64 juta ton pada akhir 2013.
PT Semen Indonesia, (holding of PT Semen Gresik, PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa) is planning to invest 6,9 trillion to build cement plants in Java dan Sumatera, meanwhile, PT Indocement Tunggal Perkasa plans to invest 3,1 trillion to develop cement plants in Java and Sumatera, sementara PT Indocement Tunggal Perkasa (ITP) berencana menginvestasikan sebesar Rp 3,1 triliun untuk mengembangkan pabrik di Jawa Barat, and the third biggest cement producer PT Holcim Indonesia plans to invest USD 250 million to develop a plant in Java. As the result of the expansion, the design capacity in Indonesia is expected to touch the figure of 64 million tons in the end of 2013.
Pada tahun 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Indocement dan PT Holcim bersama sama menghasilkan 85% penjualan semen di Indonesia. Sisanya 15% berasal dari PT Semen Andalas, PT Semen Baturaja, PT Semen Bosowa Maros, PT Semen Kupang.
In the year 2012, PT Semen Indonesia, PT Indocement dan PT Holcim together produces 85% of cement sold in Indonesia, the rest 15% comes from PT Semen Andalas, PT Semen Baturaja, PT Semen Bosowa Maros and PT Semen Kupang.
Informasi Perusahaan Corporate Information
INDUSTRI SEMEN TUMBUH SEBESAR
28,3%
Cement Industry Grows by 28.3%
KONSUMSI SEMEN TUMBUH SEBESAR
14,5%
Cement Consumption Grows by 14,5%
PT SEMEN PADANG
44
Prakata Preface
Sekilas Perseroan Company At A Glance
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
PT Semen Indonesia terus memimpin industri dengan mencatat pendapatan sebesar Rp 19,5 triliun tumbuh 19,6% dibanding tahun sebelumnya. Indocement mencatat pertumbuhan EBITDA tertinggi sebesar 39,6% diantara tiga besar pemain semen nasional.
PT Semen Indonesia continues to lead the industry recording an operating revenue of Rp 19,5 trilion, meaning a growth of 19,6% compared to the previous year. Indocement records the highest EBITDA growth by 39,6% among the three biggest national cement player.
Gambaran Industri semen Indonesia cukup positif, didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan sokongan pemerintah dalam pembangunan perumahan dan pengembangan infrastruktur. Tantangan utama yang dihadapi industri semen adalah tekanan biaya karena fluktuasi kenaikan harga minyak, batu bara dan transportasi. Industri semen juga harus menghadapi tuntutan lingkungan hidup berupa standar emisi dan polusi global, yang membutuhkan biaya investasi cukup besar.
The picture of Indonesian cement industry is quite positive, supported by a strong domestic demand and government support in housing and infrastruture development. The main challenge faced with by cement industry is oil price, coal and transportation. Cement industry has to face emission standard emisi and global pollution which will need a big investment.
Ikhtisar Kinerja PT Semen Padang dan Entitas Anak Perbandingan Realisasi dengan Target 2012 dan Proyeksi 2013 Rp Juta Realisasi/ Actual 2012 1
Anggaran/ Budget 2012
% Perubahan/Change 6 =4 : 2
7 =4 : 3
5.195.925
5.300.000
5.288.679
5.425.000
104,4
102,4
102,6
Clinker Production
Produksi Semen
6.522.006
6.300.000
6.151.636
6.520.000
100,0
103,5
106,0
Cement Production
Volume Penjualan
6.841.948
6.820.000
6.211.603
7.069.000
103,3
103,7
113,8
Cement Sales
Penjualan Laba Kotor Beban Usaha
3
Proyeksi/ Projection 2013
Produksi Klinker
Harga Pokok Penjualan
2
Realisasi/ Actual 2011
Performance Overview of PT Semen Padang and Subsidiaries Comparasion of Actual, Budget 2012 and Projectiion 2013 in million
4
5 =4 : 1
5.579.090
5.394.528
4.775.240
5.999.177
107,5
111,2
125,6
Revenue
(3.878.837)
(3.912.706)
(3.376.950)
(4.179.976)
107,8
106,8
123,8
Cost of good sold
1.700.253
1.481.822
1.398.290
1.819.201
(493.064)
(520.118)
(436.906)
(546.591)
107,0
122,8
130,1
Gross profit
110,9
105,1
125,1
Operating expenses
Laba Usaha
1.207.189
961.703
961.384
1.272.610
105,4
132,3
132,4
Operating profit
Laba Sebelum Pajak
1.234.936
983.960
983.693
1.255.275
101,6
127,6
127,6
Profit before income tax
(307.240)
(253.006)
(252.461)
(322.104)
104,8
127,3
127,6
Income tax expense
927.696
730.954
731.232
933.172
100,6
127,7
127,6
Comprehensive income
1.439.727
1.180.083
1.136.155
1.480.854
102,9
125,5
130,3
EBITDA
97,0
112,6
105,2
EBITDA Margin
Beban pajak penghasilan Laba komprehensif EBITDA EBITDA Margin
45
25,81%
22,24%
23,79%
25,04%
TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA
OPERATIONAL REVIEW PER BUSINESS SEGMENT
Segmen usaha PT Semen Padang (Perusahaan) dan entitas anak dikelompokkan menjadi dua segmen, yaitu :
The business of PT Semen Padang and Its Subsidiaries is divided into two segments:
1. Segmen Produksi Semen Segmen produksi semen merupakan segmen usaha yang memfokuskan kegiatannya pada proses produksi semen dan penjualan semen. PT Semen Padang sebagai induk perusahaan mengelola kegiatan segmen produksi semen ini.
1. Cement Production Segment. Cement production segment focuses on cement production process and cement sales. PT Semen Padang, as the holding company, manages this acitivity of cement production segment.
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
2. Segmen Jasa Pengantongan dan Distribusi Semen Segmen jasa pengantongan dan distribusi semen merupakan segmen usaha yang operasionalnya fokus pada kegiatan pengantongan semen yang dihasilkan segmen produksi semen serta pendistribusiannya untuk beberapa wilayah tertentu yaitu Riau Kepulauan dan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, serta perdagangan umum. Segmen jasa pengantongan dan distribusi semen dikelola oleh entitas anak yaitu PT Sepatim Batamtama untuk wilayah Riau Kepulauan dan PT Bima Sepaja Abadi untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
2. Cement Packing Services.
SEGMEN PRODUKSI SEMEN
CEMENT PRODUCTION SEGMENT
Ruang lingkup segmen ini meliputi pembuatan produk semen berbagai tipe untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mulai berproduksi secara komersial sejak tahun 1913. Hasil produksi lebih diprioritaskan untuk konsumsi dalam negeri. Proses produksi Perseroan dimulai dari penambangan batu kapur, dilanjutkan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi berupa raw mix dan terak yang kemudian diolah menjadi barang jadi berupa semen. Pembahasan berikut ini adalah terkait dengan kinerja operasional Perseroan untuk segmen produksi semen.
This This segment covers cement manufacturing of various types to meet the market demand. It began its commercial operations since 1913. Its product is marketed in domestic and overseas. Company’s production process starts from lime stone mining, continues to processing raw material to half-made product namely raw mix and clinker which is ground into finished goods called cement. The following description shows the achievement of production performance. The following discussion is related to the Company’s operational performance of cement production segment.
Produksi Semen
Cement Production
Total produksi semen Perseroan pada tahun 2012 mencapai 6.522.006 ton meningkat 6,0% dibanding volume produksi tahun 2011. Meskipun demikian peningkatan produksi ini belum dapat memenuhi lonjakan kebutuhan pasar. Gambaran produksi semen per pabrik dan per jenis adalah sebagai berikut :
Company’s total production of cement in 2012 reaches 6.522.006 ton an increase of 6,0% as compared to the volume of 2011. Yet, the increase in production can not meet the growth in market demand. The description of cement production per plant and per type is as follows :
Cement packing and distribution services segment focuses its operations on packing cement that is produced by cement production segment and distributing it to some areas namely Riau Islands, DKI Jakarta, West Java, Banten and general trading. This business segment is managed by PT Semen Padang’s subsidiaries namely PT Sepatim Batamtama for Riau Islands dan PT Bima Sepaja Abadi for DKI Jakarta, West Java, and Banten.
Produksi Semen
PRODUKSI SEMEN MENINGKAT
6,0%
Production of cement an increase by 6,0%
Cement Production
(dalam ton)
(in Tons)
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
5 =2 - 3
6 =2 - 4
7.945
21.419
13.474
Description
7 =2 :3
8 =2 :4
-
169,6
Indarung I Indarung II
Per Pabrik Indarung I
Informasi Perusahaan Corporate Information
9
Per Plant 21.419
-
Indarung II
699.232
674.500
692.446
24.732
6.786
3,7
1,0
Indarung III
853.508
853.200
781.474
308
72.034
0,0
9,2
Indarung III
Indarung IV
1.923.259
1.890.000
1.799.515
33.259
123.744
1,8
6,9
Indarung IV Indarung V
Indarung V Total
3.024.588
2.882.300
2.870.255
142.288
154.333
4,9
5,4
6.522.006
6.300.000
6.151.636
222.006
370.371
3,5
6,0
Total
Per Jenis
Per Type
OPC
1.303.433
1.574.007
2.009.926
(270.574)
(17,2)
(35,2)
Non OPC
5.218.573
4.725.993
4.141.710
492.580
1.076.863
10,4
26,0
6.522.006
6.300.000
6.151.636
222.006
370.370
3,5
6,0
Total
(706.493)
OPC Non OPC Total
PT SEMEN PADANG
46
Prakata Preface
Sekilas Perseroan Company At A Glance
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
Volume Produksi Semen
‘08
‘09
‘10
‘11
6.522.006
6.151.636
5.675.227
5.364.706
5.840.189
Cement Production Volume
‘12
(dalam ton) (in tons)
Peningkatan produksi semen secara umum terjadi karena; • Operasi pabrik berjalan lancar terutama Indarung III, Indarung IV serta Indarung V, masing-masing mengalami peningkatan 9,2 %, 6,9 % dan 5,4 % dibanding tahun 2011. • Optimalisasi pemakaian terak dengan memperbanyak proporsi produksi jenis semen Non OPC sebesar 80,0% dari total produksi semen, jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 67,3 %. • Bila dibandingkan dengan rencana tahun 2012 lebih tinggi sebesar 222.006 ton, hal ini terutama disebabkan optimalisasi pemakaian terak untuk memproduksi semen Non OPC. Perkembangan produksi semen Perusahaan selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di atas :
Generally, the increase in cement production is caused by; • Plant operation runs smoothly particularly Indarung III, Indarung IV and Indarung V, each by 9,2 %, 6,9 % and 5,4 % respectively as compared to 2011. • Optimation of clinker use by increasing the proportion of Non OPC type by 80,0% from the total production of cement, far above the figure of the previous year which is only 67,3 %.
Produksi Terak
Clinker Production
Terak merupakan produk barang setengah jadi yang tersedia untuk diproses lebih lanjut menjadi semen. Pada tahun 2012 total produksi terak sebesar 5.195.925 ton turun 1,8 % dibanding tahun 2011, serta lebih rendah 2,0% dibandingkan anggaran tahun 2012. Gambaran produksi Terak per pabrik adalah sebagai berikut :
Clinker is a half-finished product available for the next step of process into cement. In 2012 the production of clinker is 5.195.925 tons a decrease by 1,8 % as compared to 2011, and 2.0% lower than 2012 plan. The description of clinker production per plant is as follows:
• Compared to 2012 plan, the production is higher by 222.006 tonnes, mainly due to the optimation in the use of slag for Non OPC cement The development of the company’s cement production in the last 5 years can be seen in the graphic :
Produksi Terak
Clinker Production
(dalam ton)
(in Tons)
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
5 =2 - 3
6 =2 - 4
58.073
(11.168)
7 =2 :3
8 =2 :4
Per Pabrik Indarung II
47
9
Per Plant 630.473
572.400
641.641
(1,7)
Indarung II
5,6
0,9
Indarung III
(5,9)
(8,2)
Indarung IV
(103.279)
45.340
(4,0)
1,9
Indarung V
(104.075)
(92.754)
(2,0)
(1,8)
626.502
593.100
621.007
1.474.229
1.566.500
1.606.651
(92.271)
Indarung V
2.464.721
2.568.000
2.419.381
5.195.925
5.300.000
5.288.679
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
10,1
(132.422)
Indarung III Indarung IV Total
Description
33.402
5.495
Total
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Informasi Perusahaan Corporate Information
Produksi Terak
‘08
‘09
‘10
‘11
5.195.925
5.288.679
5.122.655
4.890.013
5.219.013
Clinker Production
‘12 (dalam Ton)
(in Ton)
Peningkatan/Penurunan Kapasitas Produksi Terak
Increase/Decrease of Cement Production Capacity
Penurunan produksi terak terutama terjadi pada pabrik Indarung IV sebesar 8,2% seiring dengan turunnya hari operasi sebesar 7,1% dari tahun lalu. Ini disebabkan karena aktivitas overhaul dan upgrade ESP. Disamping itu, penurunan produksi terak pabrik Indarung II sebesar 1,7 % disebabkan terutama karena aktivitas penggantian shell raw mill 2R1. Perseroan melakukan upaya perbaikanberkelanjutan agar produksi terak tetap dapat ditingkatkan.
The decrease of clinker production mainly happens in Indarung IV plant; by 8,2 % in rhyme with the decline of operation day by 7,1 % as compared to 2011 due to overhaul activities and the ESP upgrade. In addition, the decrease in production in Indarung II plant by 1.7% due to the replacement of raw mill shell 2R1. The Company carries out a continual repair to ensure that clinker production can be increased consistently.
Peningkatan/Penurunan Kapasitas Produksi Semen
Increase/Decrease of Production Capacity
Pada tahun 2012, Perusahaan melaksanakan program optimalisasi peningkatan kapasitas produksi semen yaitu pemasangan unit penggilingan awal (high pressure roller press) di unit Cement Mill Indarung IV.1 sehingga pada akhir tahun 2012 kapasitas produksi semen meningkat sebanyak ± 120.000 ton. Selanjutnya di tahun 2013, rencana program peningkatan kapasitas berikutnya adalah penggantian separator unit Cement mill Indarung II menjadi high efficiency separator.
In 2012, the Company carries out an optimization program of its production capacity production by installing a unit of high pressure roller press in the Cement Mill, Indarung IV Plant. With this, in the end of 2012 the production capacity of cemen increases by 120.000 ton. Next, in 2013, the optimization program replaces a separator unit in Cement mill Indarung II with a high efficiency separator.
PEMASARAN
MARKETING
Perseroan memasarkan hasil produksi meliputi wilayah Sumatera dan Jawa. Pembahasan berikut ini adalah gambaran pencapaian kinerja Pemasaran.
The Company markets its product in the are of Sumatera and Java. The next discussion describes the Company’s marketing achievement.
Volume Penjualan
Sales Volume
Total volume penjualan selama tahun 2012 mencapai sebesar 6.841.948 ton naik 10,1 % dibanding volume penjualan tahun 2011. Gambaran volume penjualan dapat dilihat pada tabel berikut :
Total sales volume during 2012 amounts to 6.841.948 ton, an increase by 10,1 % as compared to sales volume of 2011. The description of sales volume can be seen in the following :
VOLUME PENJUALAN MENAIK
10,1%
Sales Volume increases by 10.1%
PT SEMEN PADANG
48
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Informasi Perusahaan Corporate Information
Volume Penjualan
‘08
‘09
‘10
6.841.948
6.211.603
5.915.310
5.622.817
6.069.839
Sales Volume
‘11
‘12
(dalam ton) (in ton)
Permintaan Semen dan Pangsa Pasar
Cement Demand and Market Share
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
5 =2 - 3
6 =2 - 4
801.227
980.881
7 =2 :3
Description
8 =2 :4
9
Sumatera
Sumatera
- Permintaan pasar (ton)
12.008.597
- Pangsa pasar
11.207.370
44,2%
11.027.716
45,9%
43,1%
-1,7%
1,1%
7,1
8,9
- Market demand (ton)
(3,6)
2,6
- Market Sshare
16,1
14,6
- Market demand (ton)
(6,4)
3,0
- Market share
14,2
14,5
- Market demand (ton)
(14,6)
(1,5)
Jawa
Java
- Permintaan pasar (ton)
30.378.342
- Pangsa pasar
26.154.955
4,1%
26.516.518
4,4%
4.223.387
4,0%
3.861.824
-0,3%
0,1%
Total Nasional
Total Domestic
- Permintaan pasar (ton)
54.969.476
- Pangsa pasar
48.129.363
11,9%
48.001.381
14,0%
6.840.113
12,1%
6.968.095
-2,0%
-0,2%
Profitabilitas
Profitability
Profitabilitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba, yang biasanya ditunjukan oleh rasio-rasio profitabilitas. Berikut ini adalah tabel rasio profitabilitas segmen produksi semen.
Profitability is the ability of the Company to create profit which is usually shown by profitability ratio. The following is the table of profitability ratio of cement production segment.
Rasio – Rasio Profitabilitas
- Market share
Profitability Ratios
(dalam %)
(in %) Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Gross margin rasio
30,5
25,7
29,3
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
Description
5 =2 - 3
6 =2 - 4
7 =2 :3
8 =2 :4
4,7
1,2
18,4
4,1
Gross margin ratio
9
Operating margin
21,6
16,9
20,1
4,8
1,5
28,2
7,5
Operating margin
Net profit margin
16,6
12,5
15,3
4,1
1,3
32,9
8,6
Net profit margin
Return on aset
20,3
17,5
19,4
2,9
0,9
16,4
4,8
Return on assets
Return on equity
29,3
24,9
28,1
4,4
1,2
17,7
4,4
Return on equity ratio
Ebitda margin
25,8
20,5
23,8
5,3
2,0
25,6
8,5
Ebitda margin
PT SEMEN PADANG
50
Prakata Preface
Sekilas Perseroan Company At A Glance
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
Dari rasio tersebut diatas terlihat bahwa profitabilitas segmen produksi semen mengalami kenaikan. Ini disebabkan Perseroan berhasil melakukan efisiensi dimana pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dari pertumbuhan beban-beban. Efisiensi ini didorong terutama disebabkan turunnya clinker factor akibat naiknya produksi semen tipe Non OPC, turunnya biaya energi listrik karena operasi WHRPG yang mulai optimal, dan efisiensi biaya transportasi. Lihat pembahasan “Beban Pokok Pendapatan” pada halaman 72.
From the ratios above, it can be seen that the profitability of cement production segment experiences a significant increase which is caused by the Company’s efficiency program particularly the decreasing of clinker factor which result in higher cement production of non-OPC, electricity cost due to the optimum operation of WHRPG and efficiency in transportation costs. See the Discussion on “Cost of Revenue” on Page 72.
Segmen Jasa Pengantongan Ruang lingkup segmen ini meliputi bidang jasa pengantongan, perdagangan semen dan distribusi semen serta perdagangan umum. Segmen ini mulai beroperasi sejak tahun 1991 yang dikelola oleh PT Sepatim Batamtama dan PT Bima Sepaja Abadi.
Packaging services Segment The scope of this segment covers packaging services, cement trading and cement distribution and general trading. This segment came into operation in 1991 managed by PT Sepatim Batamtama dan PT Bima Sepaja Abadi.
Operasi Kegiatan operasional segmen jasa pengantongan adalah pengantongan semen yang dikirim oleh Perusahaan (segmen produksi semen) yang akan dipasarkan untuk wilayah pemasaran Riau kepulauan, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Gambaran Produksi Jasa Pengantongan tersebut adalah sebagai berikut :
Operation The operational activities of packaging services segment is packaging of semen sent by the Company (production segment) to be marketed in the marketing areas of Riau Island, DKI Jakarta, Banten and West Java. The description of the production of packaging services is as follows:
Volume Jasa Pengantongan
Volume of Packing Services
(dalam ton)
Keterangan
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
PT Bima Sepaja Abadi Total
51
(in Tons)
Realisasi/ Actual 2012
PT Sepatim Batamtama
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
190.568
255.828
Selisih/Variance 5 =2 - 3
% Perubahan/Change
6 =2 - 4
7 =2 :3
9
57.750
53.136
6,8
6,2
PT Bima Sepaja Abadi
(7.510)
34.279
(0,7)
3,2
Total
855.000
859.614
1.110.828
1.069.039
(9,0)
PT Sepatim Batamtama
(65.260)
912.750
(25,5)
Description
209.425
1.103.318
(18.857)
8 =2 :4
Volume jasa pengantongan tahun 2012 mencapai 1.103.318 ton meningkat 3,2 % dibanding tahun 2011. Peningkatan ini terutama terjadi di PT Bima Sepaja Abadi sejalan dengan peningkatan volume penjualan semen PT Semen Padang di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Sedangkan volume jasa pengantongan PT Sepatim Batamtama mengalami penurunan sehubungan dengan berkurangnya pengiriman semen ke Riau Kepulauan karena keterbatasan semen yang tersedia di PT Semen Padang yang akan dikirim ke wilayah tersebut terutama dalam semester I 2012.
The volume of packaging services in 2012 reahes 1.103.318 tons increasing by 3,21 % as compared to 2011. The increase firstly occurs in PT Bima Sepaja Abadi which is in rhyme with the rise of the of sales volume of PT Semen Padang in the area of DKI Jakarta, Banten and West Java. Whereas the sales volume of packaging services in PT Sepatim Batamtama experiences a decrease due to the declining of cement supply to Riau Islands due to the limited amount of cement stock in PT Semen Padang allocated for the area especially in semester 1 of 2012
Pemasaran Tabel berikut ini adalah gambaran hasil kegiatan pemasaran segmen jasa pengantongan yang meliputi pendapatan jasa pengantongan, penjualan semen dan pendapatan perdagangan :
Marketing The following table describes the marketing activity of packaging services segment that covers revenues from packaging services, cement sales and trading revenues:
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Pendapatan Segmen Jasa Pengantongan
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Informasi Perusahaan Corporate Information
Revenue of Packing Services Segment
(dalam miliar Rupiah)
(in billion Rupiah) Realisasi/ Actual 2012
Keterangan 1
PT Sepatim Batamtama
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
2
3
4
5 =2 - 3
6 =2 - 4
7 =2 :3
8 =2 :4
52,2
89,9
65,6
(37,6)
(13,4)
(41,9)
(20,4)
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
Description 9
PT Sepatim Batamtama
PT Bima Sepaja Abadi
393,4
391,1
317,7
2,4
75,7
0,6
23,8
PT Bima Sepaja Abadi
Total
445,7
481,0
383,3
(35,3)
62,3
(7,3)
16,3
Total
Pendapatan segmen jasa pengantongan tahun 2012 mencapai Rp 445,7 miliar meningkat 16,3 % dibanding tahun 2011. Peningkatan yang terbesar terjadi di PT Bima Sepaja Abadi sejalan dengan peningkatan volume jasa pengantongan seperti yang dijelaskan sebelumnya.
The revenues from cement packaging segment in 2012 reaches Rp 445,7 billion an increase by 16,3 % as compared to 2011. The biggest increase occurs in PT Bima Sepaja Abadi in rhyme with the rise in the volume of packaging services as explained earlier.
Profitabilitas
Profitability
Berikut ini adalah tabel rasio profitabilitas segmen jasa pengantongan.
The following is the table of profitability ratio of cement packaging segment.
Rasio – Rasio Profitabilitas
Profitability Ratio
(dalam %)
(in %)
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Selisih/Variance
% Perubahan/Change
5 =2 - 3
6 =2 - 4
7 =2 :3
8 =2 :4
Description 9
Gross margin rasio
6,6
5,8
6,4
0,8
0,2
13,6
3,5
Gross margin ratio
Operating margin
3,3
3,2
3,2
0,1
0,1
3,5
3,5
Operating margin
Net profit margin
2,7
2,5
2,9
0,2
(0,2)
7,5
(7,2)
Net profit margin
Return on aset
8,1
10,6
9,2
(2,5)
(1,2)
(23,7)
(12,7)
Return on assets
21,6
22,9
22,9
(1,3)
(1,3)
(5,7)
(5,9)
Return on equity ratio
4,8
5,0
5,6
(0,3)
(0,8)
(5,7)
(14,6)
Ebitda margin
Return on equity Ebitda margin
Dari rasio tersebut diatas terlihat bahwa profitabilitas segmen jasa pengantongan mengalami peningkatan untuk gross margin ratio, operating margin dan ebitda margin sedangkan net profit margin, return on aset dan return on equity mengalami penurunan karena adanya penurunan pendapatan kenaikan biaya bunga dari PT Sepatim Batamtama serta kenaikan nilai aset PT Bima Sepaja Abadi.
The above ratio shows that in general the profitability ratio of cement packaging segment increases save net profit margin, return on asset and return on equity due to the decrease in revenues and profitability of PT Sepatim Batamtama.
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE
Pembahasan dan analisa kinerja keuangan Perusahaan berikut berpedoman kepada Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan dan Entitas anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Purwantono, Suherman & Surja dan Rekan (Ernst & Young) yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini.
The following Company’s discussion and financial performance refer to the Consolidated Financial Report of the Company and its Subsidiaries Entities for the years ended on December 31st of 2012 and 2011 which have been audited by the Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja and partners (Ernest & Young) as presented in this Company’s Annual Report.
PT SEMEN PADANG
52
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Aset Lancar
Current Assets
(dalam miliar Rupiah)
(in billion Rupiah)
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Selisih/Variance 5 =2 - 3
% Perubahan/Change
6 =2 - 4
7 =2 :3
8 =2 :4
Aset lancar Kas dan setara Kas
269,0
709,9
913,7
472,8
339,7
66,6
penggunaannya
48,9
-
38,7
48,9
10,2
-
26,4
9
Piutang usaha-bersih
365,5
496,7
375,4
(131,3)
(9,9)
Persediaan
696,2
641,9
592,1
54,3
104,1
8,5
17,6
26,4
94,5
37,1
(68,1)
(10,7)
(72,1)
(28,9)
2.319,7
1.502,2
1.753,2
817,5
566,5
54,4
32,3
Cash and cash equivalent Restricted cash and
Kas dan setara kas dibatasi
Total Aset Lancar
Description
Current assets 1.182,7
Uang muka dan lain-lain
Informasi Perusahaan Corporate Information
(26,4)
(2,6)
a. Kas dan Setara Kas • Kas dan setara kas per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.182,7 miliar, meningkat Rp 472,8 miliar atau 66,6% dibanding tahun 2011, serta lebih tinggi sebesar Rp 913,7 miliar atau 339,7 % dibandingkan dengan rencana tahun 2012. Peningkatan signifikan ini terutama disebabkan kenaikan penerimaan kas dari aktivitas operasi jauh lebih besar dibanding kenaikan penggunaan kas untuk aktivitas investasi dan pendanaan. Kas diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp 1.206,6 miliar meningkat 15,4 % dibanding tahun 2011. Kas digunakan untuk aktivitas investasi berupa perolehan aset tetap sebesar Rp 359,8 miliar turun 18,4 % dibanding tahun 2011. Selanjutnya kas untuk aktivitas pendanaan berupa pembayaran dividen dan utang leasing sebesar Rp 374,0 miliar meningkat 31,3% dibanding tahun 2011. Lihat juga pembahasan “Arus Kas” pada halaman 77. • Kas dan setara kas per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.182,7 miliar tersebut terdiri dari kas ditangan Rp 1,97 miliar, Bank Rp 59,8 miliar dan Deposito Rp 1.120,9 miliar. Deposito Perseroan berupa deposito rupiah di Bank Negara Indonesia Rp 367,63 miliar, Bank Bukopin Rp 180 miliar, Bank Rakyat Indonesia Rp 275 miliar, Bank Nagari Rp 240 miliar, Bank Mandiri Rp 55,0 miliar dan Bank Syariah Mandiri Rp 20,0 milyar, dengan tingkat bunga berkisar antara 5,3 % (over night rate) sampai dengan 6,5% sehingga diperoleh pendapatan bunga selama tahun 2012 sebesar Rp 43,4 miliar atau naik dari tahun 2011 sebesar 52,1 %.
a. Cash and Cash Equivalent • Cash and cash equivalent as per December 31, 2012 amounts to Rp 1.182,7 billion, an increase by Rp. 472,78 billion or 66,6 % higher as compared to 2011, and higher by Rp 913.7 billion or 339.7% compared to 2012 plan. The significant increase is mainly caused by the rise in cash flow from operation activities, much higher than the rise in the use of cash for funding and investment activities. Cash generated from operation activities as much as Rp 1.206,6 billion, an increase by 15,4 % as compared to 2011. Cash used for investment activities generated from fixed asset amounts to Rp 359,8 billion, an increase by 18,38 % as compared to 2011. Next, cash for financing/funding activities in dividend payment and leasing liabilities amounts to Rp 374,04 billion, an increase by 31,31% as compared to 2011. See also discussion in “Cash Flow” on page 77. • Cash and cash equivalent per December 31st, 2012 which amounts to Rp 1.182,7 billion consists of cash in hand Rp 1,97 billion, Bank Rp 59,8 billion and Deposit Rp 1.120,9 billion. The Company’s deposit are in Rupiah in Bank Negara Indonesia Rp 367,6 billion, Bank Bukopin Rp 180 billion, Bank Rakyat Indonesia Rp 275 bilion, Bank Nagari Rp 240 billion, Bank Mandiri Rp 55 billion and Bank Syariah Mandiri Rp 20,0 billion, with the interest rate around 5,3 % (over night rate) up to 6,5% which brings an interest earning by Rp 43.4 billion in 2012 meaning an increase by 52,1% as compared to 2011.
b. Kas dan Setara Kas - yang Dibatasi Penggunaannya Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya per 31 Desember 2012 sebesar Rp 48,9 miliar terdapat pada Bank BNI dan Bank Mandiri. Saldo pada Bank Mandiri sebesar Rp 32,2 miliar merupakan cadangan dalam bentuk Rekening Giro di Bank Mandiri terkait SKBDN pembelian batubara yang saat ini masih dalam proses.
b. Restricted Cash and Cash Equivalent Cash and restricted cash equivalent per December 31st, 2012 amounts to Rp 48,9 billion is in Bank BNI dan Bank Mandiri. The Balance in Bank Mandiri amounts to Rp 32,2 billion is a reserve in form of Business Account di Bank Mandiri related to SKBDN for coal purchase which is still in process.
cash equivalent Trade receivables-net Inventories Advances and others Total Current Assets
PT SEMEN PADANG
54
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
Rasio perputaran persediaan naik dari 5,34 kali tahun 2011 dan menjadi 6,02 kali tahun 2012 karena kenaikan persediaan barang dalam proses (terak) untuk persiapan overhaul peralatan pada akhir tahun 2012.
Tanggung Jawab Perlaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Inventory turnover decreases from 5,70 times in 2011 down to 5,34 times in 2012 due to the increase in inventory of goods in process (clinker) for the preparation of equipment overhaul In the end of 2012.
Aset Tidak Lancar
Non current Asset
Total Tidak Lancar per 31 Desember 2012 sebesar Rp 2.227,8 miliar mengalami peningkatan sebesar 11,3 % dibanding tahun 2011 terutama terjadi pada kenaikan nilai aset tetap, uang muka pembelian aset tetap dalam rangka belanja barang modal (capital expenditures) yang seluruhnya mencapai sebesar Rp 359,79 miliar serta adanya piutang tidak lancar lainnya (direskedul) sebesar Rp 12,5 miliar. Gambaran rincian aset tidak lancar terlihat pada tabel berikut :
Total non-current Aset per December 31st, 2012 amounts to Rp 2.227,8 billion, an increase by 11,3 % as compared to 2011 mainly occurs in fixed asset and advance purchase of fixed asset in the frame work of (capital expenditures) which amounts to Rp 359,79 billion and other Non Current Receivable (rescheduled) amounting to Rp 12,5 billion. The description of Non Current Assets is given in the following table:
Aset Tidak Lancar
Non Current Assets
(dalam miliar Rupiah)
(in billion Rupiah)
Keterangan
Realisasi/ Actual 2012
Anggaran/ Budget 2012
Realisasi/ Actual 2011
1
2
3
4
Aset Tidak Lancar Uang muka pembelian aset tetap Aset pajak tangguhan
Selisih/Variance 5 =2 - 3
% Perubahan/Change
6 =2 - 4
7 =2 :3
Description
8 =2 :4
9
17,7 26,2
0,9
13,1
17,7 25,3
17,7 13,1
2.746,9
99,9
1,9
26,7
1,9
(24,8)
(0,0)
(92,9)
(0,7)
Aset tetap – bersih
2.159,8
2.617,5
1.978,6
(457,7)
Beban tangguhan – bersih
4,1
26,2
4,2
(22,1)
Aset tidak lancar lainnya
3,5
5,6
0,2
Uang muka lainnya
2,1
1,7
4,2
12,5
-
-
2.227,8
2.678,6
2.002,2
Piutang tidak lancar lainnya Total Aset Tidak Lancar
Non Current Assets Advances for purchase of fixed assets ai Deferred tax assets Investments
Investasi pada entitas asosiasi
Informasi Perusahaan Corporate Information
181,2
(17,5)
9,2
(0,1)
(84,5)
(3,3)
(2,1)
3,3
(37,5)
0,4
(2,1)
23,3
12,5
12,5
(450,8)
225,6
1.641,8 (49,0)
(16,8)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Aset
Aset Pajak Tangguhan per 31 Desember 2012 sebesar Rp 26,2 miliar mengalami peningkatan sebesar 99,9 % dibanding tahun 2011, serta lebih tinggi sebesar Rp 25 miliar atau 2.746,9 % dibandingkan rencana tahun 2012. Peningkatan yang signifikan ini terjadi terutama karena pada tahun 2012 nilai buku aset tetap menurut laporan komersil lebih kecil dibanding nilai buku laporan fiskal, sehingga secara perhitungan akuntansi muncul aset pajak tangguhan.
Deferred tax asset per December 31st, 2012 amounts to Rp 26,2 billion, an increase by 99,9% compared to 2011, and higher by Rp 25 billion or 2,746.9% compared to 2012 plan. The significant increase occurs in 2012 the book value of fixed asset according to commercial report is lower than the book value of fiscal report so that in terms of accounting treatment there appears deferred tax assets.
Investasi Pada Entitas Asosiasi
Investment in Associate
Investasi pada entitas asosiasi per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1,9 miliar mengalami penurunan sebesar 0,7% dibanding tahun 2011. Penurunan ini terjadi karena adanya penerimaan dividen dari Perseroan Asosiasi yaitu PT Igasar yang dicatat menggunakan metode ekuitas.
Investment in Association Entity per December 31st, 2012 amounts to Rp 1,89 billion, a decrease by 0,7% compared to 2011. The decrease is caused by a dividend paid by an Association Entity namely PT Igasar which is recorded applying equity method.
11,3
in associates Fix assets-net Deferred changes-net Other non current assets Other down payment Others non-current receivables Total Non Current Assets
PT SEMEN PADANG
56
Prakata Preface
Sekilas Perseroan Company At A Glance
ASET TETAP PER 2012 SEBESAR RP 2.159,8 MILIAR MENGALAMI PENINGKATAN SEBESAR 9,2 % DIBANDING TAHUN 2011. Fixed asset per December 31st, 2012 amounts to Rp 2.159,81 billion, an increase by 9,2% compared to 2011.
57
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
Aset Tetap - Bersih
Fixed Asset – Net
Aset Tetap per 31 Desember 2012 sebesar Rp 2.159,8 miliar mengalami peningkatan sebesar 9,2 % dibanding tahun 2011. Peningkatan ini karena realisasi beberapa proyek capital expenditure antara lain; tanah untuk Packing Plant Lampung, Grinding Mill di Dumai, Sistem Pengendali Emisi Debu pabrik Indarung II dan III, Dump Truck dengan kapasitas 100 ton dan overhaul alat berat lainnya, perolehan tanah untuk jalan masuk ke area penambangan batu kapur dan berbagai peralatan mesin dalam rangka peningkatan kapasitas produksi dan kinerja pabrik, serta bangunan Rumah Sakit Semen Padang.
Fixed asset per December 31st, 2012 amounts to Rp 2.159,81 billion, an increase by 9,2% compared to 2011. The increase is caused by the realization of a number of projects of capital expenditure among others: a land for Packing Plant Lampung, a Grinding Mill in Dumai, Dust Emission Controlling System in Indarung II dan III plant, 100 ton Dump Truck and overhaul of a number of some heavy duty equipments, an acquisition of land to be used for access road into limestone mining area, a number of various equipments to be used for increasing production capacity and plant performance as well as the building of Semen Padang Hospital.
Instrumen Keuangan
Financial Instrument
Instrumen keuangan terdiri dari aset dan liablitas keuangan Perusahaan dan entitas anak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK No. 50.
Financial instrument consists of The Company and its subsidiaries’ financial assets and liabilities within the scope of PSAK No. 50.
1. Aset keuangan
1. Financial Assets
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual, atau (v) sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif.
Financial assets are classified as (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity investments, (iv) available-for-sale financial assets, or as (v) derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge.
Klasifikasi aset keuangan tersebut ditetapkan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, dievaluasi kembali klasifikasinya pada setiap akhir periode pelaporan.
Classification of financial assets is determined at initial recognition and, where allowed and appropriate, and re-evaluated the designation of such assets at the end of reporting period.
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 diklasifikasikan sebagai (i) pinjaman yang diberikan dan piutang dan (ii) aset keuangan tersedia untuk dijual.
The Company and its subsidiaries’ financial assets as of December 31, 2012 and 2011 are classified as (i) loans and receivables, and (ii) available-for-sale financial assets
Pengakuan awal
Initial recognition
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.
When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value. In the case of financial assets not measured at fair value through profit or loss, the fair value plus transaction costs that are directly attributable to the acquisition or issuance of these financial assets.
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
Prakata Preface
Sekilas Perseroan Company At A Glance
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Laporan Kepada Pemegang Saham Report To Shareholders
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent Measurement
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
After initial recognition, interest bearing loans and borrowings are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the profit or loss when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
3. Saling hapus dari instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. 4. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan di pasar aktif pada penutupan perdagangan pada periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami; penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. 5. Biaya perolehan diamortisasi instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
59
Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Analysis And Discussion
LAPORAN TAHUNAN 2012 ANNUAL REPORT
3. Offsetting of financial instruments Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statements of financial position if, and only if, the Company and its subsidiaries currently have the rights of legal force to offset recognized amount and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
4. The fair value of financial instruments The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted bid prices or demand in active markets at the close of business at the end of the reporting period. For financial instruments that have no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such valuation techniques may include the use of the latest market transactions conducted properly by the parties that desire and understand (recent arm's length market transactions); the use of the current fair value of another instrument which is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models. 5. Amortized of financial instruments Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and repayment of principal or reduction. The calculation taken into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are integral part of the effective interest rate.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management
6. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan entitas anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. • Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Tanggung Jawab Pelaporan Reporting Responsibility
Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements
Informasi Perusahaan Corporate Information
6. Impairment of Fnancial Assets At the end of each reporting period, the Company and its subsidiaries assess whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
• Financial assets are carried at amortized cost.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan entitas anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyekti mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan entitas anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif
For loans and receivables carried at amortized cost, the Company and its subsidiaries first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company and its subsidiaries determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, they include the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assess them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the carrying value of assets and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a loan or receivable has a variable interest rate, discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun cadangan dan jumlah kerugian diakui dalam laba rugi. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut
The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the profit or loss. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the asset.
PT SEMEN PADANG
60