Edisi: 39. Muharram - Shafar1438H / Oktober-November 2016 Diterbitkan oleh Humas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
Mengetuk Pintu Langit
Hentikan Genosida Rohingya
dewandakwah.or.id
Buya Hamka
“ULAMA BAGAI KUE BIKA”
2
LAPORAN UTAMA
Foto: Dinavia
ummat islam
mengetuk pintu
Allahu Akbar! Aksi Bela Islam III yang diikuti lebih dari 7 juta orang telah menunjukkan kekuatan dan wajah ummat Islam Indonesia yang sesungguhnya. Secara hitungan bahkan melampaui jumlah orang dari seluruh belahan dunia yang beribadah haji di tanah Suci Mekah. Mereka datang bergabung dari berbagai pelosok daerah karena panggilan hati untuk membela agamanya yang dinistakan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Aksi Bela Islam ini bahkan diikuti oleh ummat Islam di Turki, Jerman dan Palestina sebagai solidaritas dan perasaan sakit hati yang sama dengan yang dialami ummat Islam di NKRI. Sejatinya, inilah energi dari Surat Al-Maidah ayat 51.
D
unia berdecak kagum menyaksikan acara yang diikuti jutaan orang ini berjalan tertib tanpa kerusuhan, tanpa korban, tanpa merusak tanaman dan tidak menimbulkan sampah. Bahkan - dinyatakan Kapolri - tak ada satu ranting pohon pun yang rusak.
Jutaan orang yang bergabung dalam Aksi Bela Islam III yang dikomando oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa - Majelis Ulama Indonesia (GNPF - MUI) tidak lagi berkumpul untuk menuntut keadilan dari Kapolri dan Presiden. Keduanya sudah gagal menyikapi tuntuan keadilan rakyatnya yang mayoritas muslim. Aksi Bela Islam III ini murni untuk mengetuk pintu langit dengan takbir, doa, dzikir, shalawat dan menunaikan kewajiban sholat Jumat. Sesaat kemudian hujan pun turun, melebur air mata ummat dengan tanah. Menjadi saksi kesungguhan tuntutan keadilan atas penistaan Islam, sekaligus titik balik perlawanan pribumi atas kesewenangan Cina untuk menguasai negeri ini.
*** Tepat pada hari berlangsungnya Aksi Bela Islam III, 2 November, 10 tokoh yang belakangan lantang bicara mengkritisi kebijakan Pemerintah yang pro Cina, diantaranya adalah Rahmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Mayjen (Purn) Kievlan Zein, bahkan Ahmad Dhani, ditangkap dengan DUGAAN makar. Ya, hanya dengan dugaan, mereka ditangkap. Sedangkan Ahok yang NYATA telah menistakan Al-Qur’an dan Ulama, hingga membangkitkan perlawanan jutaan ummat Islam Indonesia dan membangkitkan solidaritas ummat Islam dunia - dengan statusnya yang sudah TERSANGKA - Ahok masih bebas berkeliaran. Tuntutan ummat agar Ahok ditangkap sejak Aksi Bela Islam I, tak digubris pihak kepolisian. Ini adalah bentuk pemihakan yang nyata, indikasi negara dalam keadaan bahaya. Kelompok kuat modal tengah berusaha mengambil kekuasaan. Baik penguasa, wakil rakyat dan kepolisian sudah dilemahkan oleh kelompok tersebut hingga tak mampu lagi
membela kebenaran. Jendral Gatot Nurmantyo menganalisa bahaya kuning di depan mata. Pertahanan terakhir bangsa ini - analisanya - ada pada ummat Islam. Sehingga sejatinya Aksi Bela Islam III ini adalah bentuk perlawanan menentang kebatilan. Pertarungan antara kafir dibantu munafiqun melawan Muslimin. Pihak Kepolisian, dengan caranya, terus mengulur waktu penangkapan Ahok hingga berkas dilimpahkan ke Kejaksaan. Ahok sendiri tak merasa bersalah, tetap bersikap seperti warga negara terhormat, masih tebar pesona untuk pemenangan Pilgub DKI Jakarta, Februari 2017 mendatang, bahkan berani membuat keonaran baru. Melalui siaran ABC News, Australia, Ahok memfitnah dengan mengatakan para pendemo pada Aksi Bela Islam sebelumnya dibayar Rp. 500 ribu per orang. Lebih dahsyat lagi Ahok menunjukkan kepongahannya. Kalaupun ia di penjara, katanya, siapa tahu setelah keluar dari penjara akan jadi Presiden sebagaimana riwayat pejuang kemanusiaan Afrika Nelson Mandela yang menjadi presiden setelah keluar dari penjara. Sejarah Indonesia mencatat, tiap pelaku penistaan agama yang terkait Pasal 156a KUHP selalu langsung ditahan untuk tidak menimbulkan keonaran lebih lanjut atau melarikan diri dan terkait juga dengan rasa keadilan bagi ummat. Khusus untuk Ahok, rupanya tidak berlaku. Kapolri tetap enggan menangkap Ahok, meski ummat sudah menekannya dengan menggelar Aksi Bela Islam I (14/10) dan Aksi Bela Islam II (4/11), yang bahkan menimbulkan insiden yang begitu melukai hati ummat Islam. Ummat tak akan pernah lupa bagaimana pasukan kepolisian “menghantam” peserta
Aksi Bela Islam II dengan gas air mata dan peluru karet, bahkan tega menggilas massa aksi dengan kendaraan bermotornya. Walhasil, aksi menimbulkan 2 korban meninggal dan 200 orang luka-luka - termasuk habaib dan ulama - akibat ditembaki dengan peluru karet dan gas air mata. Presiden Jokowi pun ketika itu menghindar ditemui para ulama pimpinan masa Aksi Bela Islam II. Kenyataan ini sungguh ironis, memalukan dan pastinya membekas di hati ummat Islam. Itu sebabnya banyak kalangan menganggap Jokowi telah gagal menyikapi tuntuan rasa keadilan rakyatnya. Sehari selepas Aksi Bela Islam II, Ust. Bachtiar Nasir, penggerak GNPF-MUI, diajak negosiasi oleh pengusaha Cina. Ia diiming-imingi uang 10 milyar, dengan catatan kasus si peng-
“Dari sekarang, ummat Islam wajib untuk merapatkan diri, untuk menyatukan segala potensi. Nggak boleh negeri ini direbut oleh orang kafir!” Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab
mampu menampung. Jamaah meluber hingga ke jalan MH. thamrin dan Jalan Cempaka putih. Situasi politik Pana s Memanasnya iklim politik menjelang Pilkada DKI di tanah air saat ini, menjadi kekhawatiran berbagai pihak. Banyak kalangan menilai
langit hina Al-Qur’an ini dihapus. Bachtiar Nasir menolak. Di dalam mobil pribadi Habieb Rizieq pun kedapatan adanya miliaran uang tunai yang terbungkus rapi yang sengaja dimasukkan oleh pendukung Ahok.
Sebab itulah, ummat Islam, yang dikomandoi Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), merasa penting menggelar Aksi Bela Islam III (ABI III) pada 2 Desember 2016 yang dikenal dengan simbol Aksi 212, dengan judul Aksi Damai dan Doa untuk Negeri. Kegiatan ABI III pada awalnya akan difokuskan dengan duduk di atas sajadah, istighosah dan melaksanakan sholat Jumat dijalan raya, mulai dari Jl. MH. Thamrin sampai Jl. Jendral. Sudirman, Jakarta Pusat, yang imamnya akan berada di Bundaran HI. Namun atas kesepakatan dengan Kapolri, lokasi dipindahkan ke area Monumen nasional. *** Dalam sejarah Islam, gelaran sholat Jumat termegah dan terpanjang pernah terjadi tahun 1453 dipimpin Sultan Muhammad Al Fath yang dilakukan di sepanjang jalan menuju konstatinopel dengan jamaah membentang sepanjang 4 km dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di utara. Sholat jumat tesebut terjadi 1.5 KM di depan benteng Konstantinopel, dalam proses penaklukan Konstantinopel yang kemudian mengakhiri sejarah Kekaisaran Byzantium dan menjadi cikal bakal kekhalifahan Usmaniyah. Kemegahan kedua kalinya dalam sejarah Islam terjadi pada Aksi Bela Islam III. Lebih tujuh juta orang mengikuti sholat Jumat. Monas tak
LAPORAN UTAMA
Kapolri Jendral Tito Karnavian menunjukkan keberpihakkannya pada Ahok.
Tito memang diketahui memiliki kedekatan khusus dengan Ahok. Banyak dokumentasi foto beredar di internet, tak terkecuali di You Tube, menjelaskan kedekatan Tito-Ahok dimana ucapan Tito Karnavian membanggakan Ahok. Kedekatan itu juga tampak dalam dokumentasi foto ketika Tito menerima kunjungan tim pemenangan Ahok di ruang kerjanya. Mereka berfoto bersama di belakang meja kerja Tito, bahkan seorang perempuan tampak duduk di meja kerja orang nomor satu di kepolisian RI ini. Ketua umum Dewan Da’wah Drs. Mohammad Siddik mengatakan, situasi politik Indonesia saat ini memang abnormal. Yang benar jadi salah, yang salah dibenarkan. Pemimpin yang pro penguasa dan pengusaha dimenangkan, rakyat dikalahkan, dimiskinkan bahkan diinjakinjak. Mohammad siddik juga mempertanyakan jiwa nasionalisme para pemimpin. “sebagian mereka tidak memikirkan rakyat,” katanya. Terkait dengan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, “Dewan Da’wah mendukung Aksi Bela Islam III dengan fokus agar Ahok segera dipenjarakan. Kita harus tunjukkan keberpihakan kita kepada agama Allah, sebab ini akan menjadi pertanggungjawaban kita kelak kepada Allah SWT,” jelasnya. Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah Amlir Syaifa Yasin, MA menambahkan bahwa Ahok bukan siapa-siapa. Sebagai pemimpin ia tidak membela masyarakat bawah melainkan pro pengusaha dan penguasa. Ia bukan pemimpin
yang mampu mempersatukan perbedaan, sering membuat gaduh, memecah belah, senang mengeluarkan kata-kata kasar, melakukan diskriminasi dan menunjukkan kebenciannya kepada ummat Islam. “Itu sudah cukup menyimpulkan bahwa Ahok tidak layak dibanggakan, tidak layak menjadi Gubernur DKI Jakarta, apalagi memimpin negeri ini. Namun mari kita fokus pada kasus dugaan penistaan Ahok terhadap Al-Qur’an dan Ulama kita. Tidak ada kata lain, Islam harus dibela. supremasi hukum harus ditegakkan,” tegasnya. Beberapa Bukti Bahaya Kuning Dalam diskusi bertema “Setelah 411” di acara Indonesia Lawyers Club, TV One, Jendral TNI Gatot Nurmantyo membeberkan adanya Konspirasi Global dan Bahaya Kuning terhadap kedaulatan NKRI. Beberapa pertanda menunjukkan itu. Masyarakat pun mencermati, simbol-simbol PKI mulai berani dimunculkan di banyak tempat, baik di ibukota Jakarta maupun di daerah. Terkait simbol PKI itu, Jokowi. justru membuat siaran pers pada 27 November, yang isinya meminta pihak kepolisian agar tidak terlalu kuat mencurigai beredarnya simbol-simbol itu dengan dalih sudah tak sesuai dengan semangat demokrasi. Pernyataan ini tentu kontroversial dengan semangat rakyat melindungi negerinya. Pertanda lain, sulitnya ummat Islam memperoleh keadilan membuktikan adanya campur tangan kekuatan pemodal besar “memanjakan” penguasa dan para pemimpin negeri sehingga mereka menggadaikan negeri ini kepada aseng sehingga tak lagi berpihak kepada rakyat. Eksodus Warga Cina ke Indonesia, melalui jalur ilegal, banyak dipergoki warga namun tidak direspon pihak yang berwenang, menunjukkan adanya kesengajaan dan pembiaran eksodus itu berlangsung. Banyak pemberitaan tentang itu. Pertanda lain adalah banyaknya proyek strategis Pemerintah (Kereta Cepat, Jalan Tol dll) dipercayakan pengerjaannya kepada Cina, mengusung teknologi Cina dan menggunakan tenaga kerja Cina. Sebuah kantor PLTU di Sumatera Selatan yang disidak anggota DPR, membuat mereka kaget karena masuk ke kantor PLTU tersebut seolah berada di negeri cina. Kantor itu dipenuhi huruf-huruf kanji diseluruh tempat, mulai dari nama PLTU hingga keterangan alat dan rambu ketenagakerjaan.
3
4
LAPORAN UTAMA
“Buktikan kita adalah bangsa beradab dan cinta damai. Tegakkan keadilan dan supremasi hukum” KH. Bachtiar Nasir
Maskapai penerbangan Lion Air mengangkut warga China sengaja mendaratkan pesawatnya di bandara domestik Soekarno-Hatta dimaksudkan agar tidak ada pemeriksaan dokumen terhadap seluruh penumpangnya, menjadi tanda bahwa Cina mulai aktif memindahkan warganya ke Indonesia. Sejak awal 2015 Jokowi mengarahkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membuka program kemudahan perijinan bagi calon investor asing dengan nama National Single Window for Investing (NSWI). Program ini bertujuan memberi kemudahan proses perijinan investor asing melalui satu pintu saja (BKPM), dan hal itu memotong proses perijinan yang panjang (normalnya 1-3 bulan) menjadi selesai dalam sehari saja. Terkait program itu, BKPM lalu membuka meja perijinan khusus untuk calon investor dari Cina dengan dalih untuk melayani banyaknya minat calon investor Cina. Apa pun dalihnya, ujung-nya tetap sama, yaitu percepatan eksodus tenaga kerja Cina ke Indonesia. Reklamasi Pantai Jakarta yang akan menjadi rumah impian masa depan, dipasarkan pengembangnya (Podomoro) melalui iklaniklan di media cetak dan televisi negeri Cina. Tayangan Dragon TV mengabarkan Pulau G telah dijual ke Cina dengan nilai 30 trilyun. Dan 12 trilyun dari hasil penjualan itu dananya diberikan kepada Ahok sebagai dukungan pemenangan Pilgub DKI Jakarta. Sudah dapat diprediksi, Pulau G ke depan akan menjadi pintu masuk yang mulus bagi orang-orang Cina ke Indonesia. Pertanda lainnya, Pemerintah saat ini tengah mengajukan RUU Dwi Kewarganegaraan yang bisa jadi akan memperbolehkan Warga Negara Asing (Cina) memiliki dua kewarganegaraan. Jika Warga negara Cina boleh memiliki KTP Indonesia maka dia akan memiliki hak membeli tanah di Indonesia, dan lebih berbahaya lagi mereka akan memiliki hak mengikuti Pemilu yang pada akhirnya akan menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia. Jika ini terjadi, maka bisa dipastikan, mudah bagi Ahoak untuk melangkah menuju tahta presiden Indonesia. CEO Sisi Usaha Network M. Abduh Baraba menganalisa, sekelompok konglomerat Cina bersatu padu, bergabung dengan jaringan internasional seperti Arkansas Connection (James Ryadi ada didalamnya) dan Jaringan
Cina dunia yang didukung penuh pemerintah Cina melalui Cina Military Intellegence (CMI). Mereka memberi dukungan dana tak terbatas melalui perusahaan kedok/samaran bernama China Resources Corporation Ltd yang selama puluhan tahun memberikan bantuan finansial kepada kelompok Lippo Grup di seluruh dunia. Dengan anggaran tak terbatas dari penguasa Cina, dan jaringan media yang mayoritas mereka kuasai, ditambah kemampuan teknis dibidang rekayasa komunikasi politik dan opini, kelompok ini telah membuktikan dirinya mampu menghancurkan banyak kelompok dan tokoh yang potensial mengganggu tujuan mereka melalui opini media. Ahoker, komunitas Teman Ahok dan Jasmev (Jokowi Ahok Social Media Volunteer) yang kasar, senang memfitnah, memutarbalikkan fakta, adalah bagian sistemik dari strategi mereka. Menurut Rachmawati Soekarnoputri, kondisi negeri ini sudah sangat mengkhawatirkan. “Negeri ini sudah digadai ke Amerika dan Cina oleh Mega cs” paparnya dalam diskusi Bela negara. Imbalannya tahun 2019 Ahok menjadi RI-2 mendampingi Jokowi sebagai RI-1. Periode berikutnya RI 1 akan dipegang Nashoro. Isu ini jugalah yang membuat Rahmawati ditangkap dengan dugaan rencana makar. Sedangkan Kwik Kian Gie melihat adanya kekuatan sembilan naga, yaitu kelompok para konglomerat Cina yang mencengkeram Indonesia. Yang sering disebut-sebut antara lain James Riady ( Lippo Grup, RS. Siloam), Anthoni Salim ( BCA, Indofood), Aguan ( Agung Podomoro) dan lain-lain. Kekuatan bisnis dan pengaruh sembilan naga ini merupakan sumber kekuatan utama yang melindungi Ahok. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mewanti-wanti Tito Karnavian agar tak meremehkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Ia mengatakan, tak segan memimpin perlawanan jika Ahok sampai lepas dari jerat hukum. Terlepas dari situasi di kubu Ahok termasuk berbagai pandangan dan larangan oleh aparat kepolisian, telah tumbuh tekad dan kebersatuan Ummat Islam yang diwujudkan dengan Aksi Bela Islam III. Para penguasa silakan berpikir ulang. Kebersamaan Ummat Islam siap menjadi air bah yang luar biasa dasyat. Siapa melawan arus air bah, niscaya ia akan hanyut. -YD-
Inilah sebab Majelis Ulama Indonesia dibentuk. Siapa mengkerdilkan perannya, akan berhadapan dengan ummat Islam yang mayoritas. Terkait dugaan penistaan Al-Qur’an dan Ulama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), pihak Kepolisian entah mengapa, tak segera mencokok Ahok meski laporan pengaduan dari masyarakat sudah bermunculan. Kapolri mengatakan akan meminta fatwa terlebih dahulu dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketika MUI merespon dan memfatwakan bahwa Ahok positif menista AlQur’an dan Ulama, aparat penegak hukum tak jua menangkap Ahok. Bahkan antara lamban, hati-hati dan kecenderungan pembelaan terhadap Ahok, hampir-hampir tak ada bedanya, karena toh sampai dengan berkas dilimpahkan ke kejaksaan Agung hingga diperiksanya pun, Ahok belum juga ditangkap. Ironisnya, ditengah desakan untuk menangkap Ahok sebagai tersangka penista agama, kubu Ahok – didukung kepolisian - berusaha menghadirkan Syaikh Mustafa Amr Wardani dari Kantor Pusat Darul Ifta Republik Arab Mesir untuk menjadi saksi ahli yang bakal meringankan Ahok alias berlawanan dengan fatwa MUI. Mari kita catat bahwa kubu Ahok sedang berusaha mengecilkan peran MUI. Menyikapi persoalan ini, MUI pun menggagalkan rencana tersebut dengan menyurati langsung Prof Dr Ahmad Thayyib, Grand Syaikh Al Azhar dan Mufti Republik Arab Mesir, di Kairo, Senin 14 November 2016, dan berakhir dengan kepulangan Syaikh Mustafa Amr Wardani. Diluar kubu resmi Ahok, kubu pendukung Ahok yang terdiri dari organisasi dan individu, berusaha mengecilkan dan mendiskreditkan peran MUI. Mereka antara lain M. Jaya Nasti yang tulisannya diwadahi oleh Kompas di
LAPORAN KHUSUS BERITA NASIONAL
Buya Hamka
“Ulama
Bagai kue Bika” jujur, masih juga ditolak, maka pemegang-pemegang kuasa itu akan dihukum oleh Tuhan sendiri. Kadang-kadang mereka terima kontan di dunia ini juga. Bertambah mereka tidak percaya akan kekuasaan Tuhan, bertambah mereka *** tenggelam ke dalam la’nat ilahi.” (Panji Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa Pemerintah pernah sangat mencurigai Presiden Soeharto juga mengungkapkan, Masyarakat, 1/8/1975). para ulama. Menganggap Ulama adalah kesadaran hidup beragama, keteguhan iman batu penghalang pembangunan. Terlebih dan takwa, menyebabkan kita berlapang Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah waterhadap mereka yang tidak mendukung dada menghadapi penduduk yang agamanya dah atau majelis yang menghimpun para kebijakan-kebijakan pemerintah yang tak berbeda. Kalimat Soeharto, “Agama Islam ulama, zuama dan cendekiawan muslim Inbersesuaian dengan hukum Islam. Bah- mengajarkan dua hal penting dalam Al- donesia untuk menyatukan gerak dan langkan pernah ada masa dimana pemerintah Qur’an: la ikraha fiddin (tidak ada paksaan kah-langkah umat Islam Indonesia. merasa perlu mengirim banyak intel untuk dalam agama) dan lakum dinukum waliyadin memonitor dakwah ulama. Buya Hamka (bagimu agamamu, bagiku agamaku).Soe- MUI berdiri 7 Rajab 1395 H, bertepatan (Alm) pernah mengungkapkan, “Kadang- harto pun menegaskan, Majelis Ulama harus dengan 26 Juli 1975 di Jakarta, sebagai hasil kadang, supaya laporan berisi, kata sejeng- berperan untuk memberi nasihat kepada musyawarah para ulama, cendekiawan dan kal direntang dijadikan sehasta. Kata sehasta pemerintah, baik diminta ataupun tidak zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Antara lain, meliputi 26 ulama dirunyut dijadikan sedepa”. Banyak ulama dan (Hamka, Panji Masyarakat, 1/8/1975). yang mewakili 26 Propinsi di Indonesia kala para pendakwah akan langsung ditangkap jika mengkritisi Pemerintah. “Dalam pidato peresmian MUI, Buya Ham- itu, 10 orang ulama dari unsur ormas Iska memberikan gambaran bagaimana po- lam tingkat pusat, yaitu, NU, MuhammadiNamun itu tak lama. Pemerintah segera sisi ulama di masyarakat. “Kami ini bagaikan yah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, menyadari kesalahannya. Ulama tak bisa kue bika, dibakar antara dua bara api yang Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan disetir dan dikendalikan untuk kepenting- panas. Di atas Pemerintah dan di bawah um- al Ittihadiyyah, 4 ulama dari Dinas Rohani an Pemerintah maupun dipaksa menjadi mat. (Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Islam (AD, AU, AL dan POLRI) serta 13 tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh alat politik pembujuk rakyat. Rakyat pun- Buya Prof.Dr. Hamka, 1981) perorangan. sudah bosan dengan itu dan tak lagi bodoh. Ditangkapinya para ulama pada akhirnya Sejak pembentukan MUI, Pemerintah telah membangkitkan kesadaran ummat untuk mempercayakan sepenuhnya persoalan ker- Selama 41 tahun berdiri, MUI telah memmelawan. ohanian ummat Islam kepada MUI, meski buktikan eksistensinya sebagai pembimbing dalam perjalanannya, Pemerintah tidak se- dan penuntun umat Islam dalam mewujudPemerintah kala itu mulai menyadari bahwa lalu menerima fatwa MUI. Contohnya fat- kan kehidupan beragama dan bermasyarakat pembangunan tak semata materi, tapi juga wa haram bagi umat Islam merayakan natal yang diridhoi Allah SWT. Ribuan nasihat rohani. Kesadaran Pemerintah membalik- bersama. Kala itu, Menteri Agama Alam- dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kan keadaan. Pemerintah makin merasakan syah Ratuprawira Negara meminta fatwa kemasyarakatan telah diterbitkannya untuk betapa perlunya para Ulama mendampingi tersebut dicabut. Tapi Buya Hamka dengan mewujudkan ukhwah Islamiyah, bahkan dan menasihatinya, sebab banyak hal yang tegas menolak. Ketegangan ini membuat menjadi penghubung antara ulama dan umamenyangkut agama yang tidak diketahuinya, Buya hamka memilih meletakkan jabatan- ro (pemerintah) dan penterjemah timbal antara umat dan pemerintah, sehingga yang dapat menyinggung perasaan umat Is- nya sebagai Ketua MUI. Meski fatwa itu balik de facto MUI berperan di lini tengah dalam lam. Karena itulah pemerintah membentuk ditentang pemerintah, tetapi ummat mem- mensukseskan pembangunan nasional. Majelis Ulama. pedomani fatwa itu. Umat tetap percaya Ulama (MUI). Lima fungsi dan peran utama MUI, yaiPresiden Soeharto kala itu mengingintu sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi kan Ulama ikut andil dalam pembangunan Munurut Buya Hamka saat itu, “Kalau (Warasatul Anbiya), sebagai pemberi fatwa sesuai dengan bidangnya. Menurut penda- ada di antara kita yang bertanya apa (mufti), sebagai pembimbing dan pelayan pat Presiden, pembangunan bukan semata- sanksinya kalau nasehat dan fatwa tidak umat (Riwayat wa khadim al ummah), sebagai mata materi, tapi juga rohani. digubris oleh penguasa, tidaklah ada un- gerakan Islah wa al Tajdid, dan sebagai penegak dang-undang manusia yang akan men- amar ma’ruf dan nahi munkar. Fatwa MUI Soeharto menambahkan, sebagai bangsa, untut Pemerintah. Sebab pemerintah akan tetap dipedomani ummat Islam. Siapa kemerdekan kita sangat bergantung pada itu sendiri adalah pemegang Undang- mengkerdilkan perannya, ummat Islam paskemerdekaan jiwa dengan iman dan takwa Undang. Tetapi jika fatwa itu benar dan ti bergerak. -YDkompasiana, dan Doni Bastian dalam personal websitenya. Masih banyak nama-nama lain, yang sesungguhnya juga tak penting untuk diketahui.
kepada Allah, ketimbang pengaruh lain. Maka sangatlah besar harapan umat kepada Ulamanya untuk amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar) agar tidak merasa bimbang dan takut dalam menegakkan kebenaran.
5
6
ASSALAMU’ALAIKUM
SETEGUK AIR MELEPAS DAHAGA
B
asis pembiayaan organisasi-organisasi sosial keagamaan maupun sosial kemasyarakatan bersandar pada tiga sumber kekuatan utama. Pertama, mengandalkan kekuat-an kolektif amal-zakat-infaq-sedekah ummat. Kedua, melalui penerimaan wakaf. Menurut kompilasi hukum Islam, pengertian Wakaf merupakan perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam. Ketiga, melalui penerimaan hadiah atau hibah. Hibah adalah pemberian harta milik seseorang kepada pihak lain tanpa berharap adanya imbalan. Kebalikannya adalah i’aarah (pinjaman), yaitu jika pemberian harta tersebut terbatas hanya untuk dimanfaatkan tetapi tidak diberikan kepadanya hak pemilikan. Ketiga sumber pendanaan ini bagi organisasi pengelolanya layaknya fondasi atau tiangtiang penegak bangunan dapat melanggengkan upaya merealisasikan misi dan targettarget pencapaiannya. Ada dua format penerimaan wakaf, hibah
AKHBAR DEWAN DA’WAH Diterbitkan oleh Biro Humas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Pemimpin Umum/Penanggungjawab: Avid Solihin Wakil Pemimpin Umum: Taufik Hidayat Pemimpin Redaksi: Oma Rahmad Rasyid. Wakil Pemimpin Redaksi: Yuddy Yuniardhi Redaktur Pelaksana: Muttaqin Salam Reporter: Tamammuridho Distribusi: Zaini, Eeng Herwana. Alamat Redaksi: Gedung Menara Da’wah Jl.Kramat Raya No.45, Jakarta 10450. Telepon: (021) 3909059, Fax.: (021) 3908203, 3103693. website: www.dewandakwah.or.id Email:
[email protected].
maupun zakat-infak-sedekah, bagi organisasi atau lembaga penerimanya: Menerima dan mengajak. Menerima bersifat pasif karena dana masuk dengan sendirinya atas kesadaran, kemauan dan keikhlasan orang lain membagi harta benda yang dimilikinya dan mempercayakan pengelolaannya kepada pihak yang dianggap berkompeten untuk kepentingan ummat. Sebaliknya, mengajak adalah kegiatan penggalangan untuk memperoleh dana yang dilakukan organisasi secara aktif. Istilah umum untuk pengusahaan ini disebut penggalangan dana. Dalam bahasa Inggris - yang sering di adopsi para pelakunya - istilahnya fund raising. Penggunaan istilah ini terkesan lebih keren, profesional dan menyiratkan dibelakangnya seolah memiliki manajemen yang rapi, solid dan amanah. Namun, sekeren apapun istilah itu, hakikat dari kegiatan penggalangan dana atau fund raising adalah meminta. Ketika kegiatan meminta ini ditujukan untuk kepentingan ummat, maka kedudukannya terhormat, karena dilakukan oleh orang/lembaga/badan/organisasi yang menyediakan waktunya khusus untuk membela kepentingan ummat disaat orang kebanyakan berpikir untuk dirinya sendiri. Inilah peran pentingnya lembaga/organisasi sosial. Pada saat orang lain tidur nyenyak, para pembela ummat ini justru merancang program-program pembelaan atas kondisi ummat untuk tujuan kemaslahatan, baik melalui pengembangan pendidikan, penyediaan sarana pendidikan, kesehatan, pembelaan kepada fakir miskin hingga yatim piatu, pembangunan sarana ibadah, pemberian beasiswa, dan lain-lain. Maka kedudukannya sangat terhormat.Tetapi serta merta terasa janggal ketika kegiatan “meminta” melalui penggalangan dana dimaksudkan untuk kepentingan ekslusif internal yang bersifat kesenangan atau perayaan. Itu tak beda dengan anak-anak yang meminta perayaan ulang tahun kepada orangtuanya atau kepada om, tante, bibi, paman, kakek, nenek, atau kepada siapa saja yang ia merasa dekat. Sejatinya, dana fund raising milik ummat. Kembali kepada ummat. kecuali sebagian kecil bagian haknya amilin. Idealnya, lembaga/organisasi sosial semacam ini memiliki tiga kelompok kegiatan: fund raising, pelaksana program, dan pengembangan usaha. Yang terakhir ini menjadi basis kemandirian pergerakan dan ketahanan ekonomi organisasi (diluar fund raising) sekaligus untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan jaminan kesejahteraan karyawan. Transparansi diperlukan. Selamat merenung.YD
DARI REDAKSI: Penistaan terhadap Al-Qur’an dan ulama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, telah membuat mayoritas ummat Islam geram, marah dan membangkitkan adrenalin untuk bela Islam sekaligus menguras energi mayoritas ummat Islam yang kini berada di posisi teraniaya. Kata teraniaya, tidak mesti berlaku secara fisik, melainkan juga non-fisik. Kondisi teraniaya juga tidak serta merta menjadikan ummat Islam cengeng. Kita sama-sama melihat, dan kita berada didalamnya bersama saudara-saudara kita, memperjuangkan kebenaran dan keadilan dimata hukum dan memperjuangkan kemuliaan Al-Qur’an kendati Al-Qur’an itu sendiri akan tetap menunjukkan kemuliaannya sampai akhir jaman. Aksi Bela Islam sudah berlangsung dua kali. Tuntutan pemenjaraan terhadap si penista belum membuahkan hasil. Ia masih berkeliaran, bahkan sempat-sempatnya membuat fitnah baru melalui pernyataannya di
ABC News tentang peserta demo dibayar 500 ribu setelah dirinya dinyatakan sebagai tersangka. Padahal dibagian ummat, aksi sudah menimbulkan korban luka dan korban meninggal. Perlakuan tak adil ini memperlihatkan nyawa ummat Islam murah sekali. Sakit hati ummat Islam semakin dalam Banyak keanehan yang nyata menunjukkan pemihakan penguasa dan kepolisian kepada tersangka BTP, diawali dengan menghindarnya Jokowi ketika ditemui Ulama dan ummat Islam, berlindungnya Jokowi ke aparat kemananan disertai kalimatnya yang menyatakan negara tidak boleh kalah (dari ummat islam), sampai lamanya waktu yang dibutuhkan kepolisian mencokok si penista. Ditambah dengan banyaknya pemutarbalikkan fakta, nyata menunjukkan penguasa dipihak BTP. Dengan kata lain, BTP lebih penting dibanding rakyatnya. Mari kita lihat, dimana kelak kesudahan drama politik ini. Inilah energi Surat Al-Maidah 51. Kafir dan munafiqun kepanasan. Semoga Allah melindungi ummat Islam dalam Aksi Bela Islam 3, 2 Desember nanti.
K U L T U M
Mencari ulama
pewaris nabi “Seluruh manusia laksana orang-orang mabuk, kecuali orang-orang yang berilmu (ulama’). Dan orang-orang berilmu pun laksana orangorang bingung, kecuali mereka yang mengamalkan ilmunya”
lebih banyak pengetahuannya tentang Allah
Oleh: H.T. Romly Qomaruddien, MA. ‘Azza wa Jalla, maka lebih besar pula rasa
Ibnu Mas’ûd ra. mengatakan, bukanlah orang ‘âlim itu yang banyak periwayatan haditsnya saja, melainkan orang yang lebih banyak takutnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
takutnya kepada Allah dan dia lebih berhak mendapatkan nikmat khasyyah tersebut, di mana rasa khasyyah itu dapat menolak takut pada yang Maha Rahmân dengan berbagai bentuk kemaksiatan dan lebih perkara ghaibNya, dia cinta terhadap yang siap untuk dapat berjumpa dengan yang Allah ‘Azza wa Jalla cinta dan dia pun benci ditakutinya yaitu Allah ‘Azza wa Jalla. Semua terhadap apa yang Allah ‘Azza wa Jalla benci. itu menunjukkan akan keutamaan ilmu yang lebih banyak dimiliki oleh orang-orang yang Mâlik rahimahullâh menuturkan, bukanlah takut kepada Allah dan memiliki banyak orang ‘âlim itu ahlur riwâyah, melainkan kemuliaan. orang yang tertanam cahaya Allah ‘Azza wa Jalla di hatinya. Ahmad bin Sholeh al- Mereka itu pula yang dimaksud ayat Allah Mishri menambahkan, bahwa takutnya Q.S. Al-Bayyinah/98:8; mereka adalah seseorang kepada Allah ‘Azza wa Jalla tidak orang-orang yang Allah ridhai, dan dapat diketahui dari banyaknya riwayat yang Allah pun ridha atas mereka. Yang disampaikan, melainkan sejauhmana orang demikian itu Allah berikan kepada tersebut dapat menunaikan kewajibannya orang-orang yang takut kepada dengan mengikuti Kitâbullah dan sunnah Tuhannya. (Tafsîr as-Sa’di, hal. 689). rasulNya serta mampu napak tilas perjalanan para shahâbat ra. dan orang-orang yang Demikianlah hakikat orang-orang yang mengikuti mereka dari para imam kaum berilmu; di mana mereka telah membuktikan muslimin. dengan ketinggian ilmunya, di samping berhasil mengantarkan dirinya sebagai Ahlul Sofyân as-Tsauri rahimahullâh, meriwayat- Khasyyah (orang yang paling takut kepada kan dari Abi Hayyan at-Taimi dari seorang Allah) dan Ahlul Karâmah (orang yang yang mengatakan bahwa orang-orang banyak mendapatkan kemuliaan), mereka berilmu (yakni para ulamâ’) terdiri dari tiga pun sebagai waratsatul Anbiyâ’ (Ahli waris golongan: Pertama, ulamâ’ yang mengetahui para nabi). siapa Allah dan mengetahui perintahNya. “Barang siapa yang menempuh suatu jalan Kedua, ulamâ’ yang mengetahui siapa Allah, karena mengharapkan ilmu, Allah tunjukkan namun tidak mengetahui perintahNya. baginya jalan ke surga. Sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya, Ketiga, ulamâ’ yang mengetahui perintah sebagai tanda ridha bagi para pencari ilmu. Allah, namun tidak mengetahui siapa Allah. Sesungguhnya orang berilmu (ulamâ’) akan Menurutnya, golongan pertama adalah mendapatkan permohonan ampun seluruh golongan yang takut pada Allah ‘Azza wa makhluk langit dan bumi, hingga makhluk Jalla dan mengetahui aturan-aturan serta hidup yang ada di air. Dan keutamaan kewajiban-kewajibanNya. Golongan yang orang berilmu dibanding hamba lainnya, kedua adalah golongan yang takut pada Allah bagaikan keutamaan bulan purnama atas ‘Azza wa Jalla, namun tidak mengetahui seluruh bintang. Sesunguhnya para ulamâ’ aturan-aturan dan kewajibanNya. Dan adalah ahli waris para nabi, karena para golongan yang ketiga adalah golongan yang nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mengetahui aturan-aturan dan kewajiban- melainkan mereka mewariskan ilmu. kewajiban Allah ‘Azza wa Jalla, namun tidak Barang siapa yang mengambil ilmunya, dia akan mendapatkannya dengan melimpah”. memiliki rasa takut kepadaNya. (HR. Abu Dâud 5/47 no. 2682, At-Tirmidzi Dengan demikian, al-Hâfizh Ibnu 3/313 no. 3641, Ahmad 5/196, Ibnu Mâjah Katsîr menerangkan semuanya dengan no. 223, seluruhnya dari shahabat Abu Dardâ’ menyimpulkan bahwa hanya para ulamâ’ ra. ). Wallâhu a’lam bish shawâb. yang mengetahui Allah secara sempurna H.T. Romly Qomaruddien, MA. dengan segala sifat dan nama-namaNya yang baik (al-Asmâ’ul Husnâ) itulah yang Anggota Dewan Hisbah PP. PERSIS (Komisi paling besar dan paling banyak rasa takutnya Aqidah) kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Anggota Majelis Fatwa MIUMI Pusat (Ibnu Katsîr 3/2339)
Hassan al-Bashri rahimahullâh menyebutkan bahwa orang ‘âlim itu adalah orang yang
Hal ini pun ditegaskan oleh Abdurrahman bin Nâshir as-Sa’di: Setiap orang yang
Itulah salah satu untaian hikmah yang dialunkan Sahl bin Abdillah at-Tusturi, seakan mengingatkan para ahli ilmu atau pun penuntut ilmu - hari ini - agar lebih mawas diri dan kembali menimbang-nimbang sejauhmana ilmu yang sudah diperoleh dapat mewujudkan amal perbuatan, karena pertautan ilmu dan amal merupakan satu ikatan yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, apakah ilmu yang didapat sudah sesuai dengan amal? Tentu saja, jawabannya bukanlah harus dijawab dengan ‘sudah’ atau ‘belum’, melainkan untuk direnungkan dan akhirnya dapat menggerakkan amal nyata. (Baca al-Khâtib al-Baghdâdi dalam bukunya: Iqtidhâul Ilmil ‘Amala). Adapun yang dapat menggerakkan amal, adalah keilmuan seseorang dalam memahami Dzat pemberi ilmu itu sendiri, sehingga melahirkan khasyyah (rasa takut yang sangat dalam). Semakin orang itu berilmu, semakin bertambah pula rasa takutnya. Oleh karenanya, para shahâbat ra. dan para tâbi’in, dengan menyandarkan kepada Q.S. Fâthir/35:28, yang artinya: “Hanyasanya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepadaNya, adalah orang-orang yang berilmu (ulama’)”. Mereka memberikan penjelasan sebagai berikut: Ibnu ‘Âbbâs ra. menyatakan, bahwa yang disebut orang ‘âlim adalah orang yang mengetahui sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu, dia tidak berbuat syirik, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, memelihara washiyatNya dan meyakini sesungguhnya semua amal perbuatannya akan dipertanggung jawabkan.
(Perwakilan Jawa Barat)
Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddamah Pusat Kajian Dewan Da’wah
7
8
MUHASABAH
DARI PERADABAN A.M. Saefuddin
Ketua Badan Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
Urgensi Reformulasi dan Hijrah Sesungguhnya, sistem perundang-undangan politik sudah melakukan upaya reformulasi menuju kerangka produk politik terbaik bagi rakyat. Tapi tak dapat disangkal, implementasinya jauh dari kerangka ideal itu. Ada sistem yang sistematis untuk mengurangi kecurangan seperti e-voting, tapi pihak penyelenggara seperti KPU keberatan. Landasan utama yang dijadikan alibi adalah masalah “gaptek” (gagap teknologi) bagi pemilih, apalagi di kalangan pedesaan dan generasi yang kini usia di atas 60-an tahun ke atas. Yang menjadi masalah, sistem manual dalam penghitungan memberi peluang besar hilangnya suara bagi peraih suara itu. Pendek kata, ada mafia suara yang diperjualbelikan oleh oknum penyelenggara dengan kontestan. Praktik ini sesungguhnya melanggar hukum dan harus dikenai sanksi pidana bagi oknum dan kandidatnya. Atau, sanksi administratif (dianulir) hasil suaranya. Karena itu, diperlukan reformulasi aksi nyata bagaimana membenahi sistem politik yang mampu menyuguhkan hasil nyata, dari awal pendataan pemilih, proses penyelenggaraan, ketegasan tindakan bagi siapapun yang melanggar ketentuan UU Pemilu. Yang perlu diberi sanksi bukan hanya kontestan, tapi seluruh elemen yang melanggar hajatan politik itu – termasuk konstituen – pun harus dikenai sanksi. Tanpa tindakan tegas dan jelas, performa politik kontestasi akan tetap dibayang-bayangi kecurangan atau kenakalan sistematis. Implikasinya, sistem politik demokratik tetap mengancam kedaulatannya, bagi rakyat itu sendiri, juga bagi negara yang harusnya memberikan aroma kehidupan sejahtera, nyaman bagi seluruh bangsanya. Jika memang bangsa ini menghendaki tatanan politik yang sesuai prinsip demokrasi, maka diperlukan komitmen kuat untuk hijrah secara mental bagi seluruh stake-holder. Para kontestan harus melihat dan menyadari bahwa kekuasaan di level apapun dan di “pos” manapun bukanlah ajang lomba untuk memperebutkan kue/fasilitas yang bebas tanggungjawab. Tapi, kekuasaan itu amanah yang pasti diminta pertanggungjawabannya,
di alam ini ataupun di alam baka.Tugas pengabdiannya berat. Jika paradigma ilahiyah ini merasuk ke setiap diri kandidat, maka yang bakal muncul bukan perebutan, tapi justru nangis ketika mendapatkan kekuasaan. Juga, tak akan ngoyo memperebutkan kue politik itu, apalagi harus keluarkan dana milyaran rupiah.
nilai-nilai ilahiyah dan diperkuat dengan keteladanan Rasulullah. Di antara nilai-nilai fundamental itu adalah niat – dalam konteks apapun – karena Allah dan RasulNya.
Dalam konteks politik, niat tersebut akan melahirkan sikap dan tindakan secara total untuk kepentingan rakyat, tanpa diselingi nuansa kepentingan pribadi. Hal ini meruKesadaran itu – pada akhirnya – akan mem- pakan manifestasi ketaatannya terhadap buat para pihak saling mengerem (tidak titah Allah dan RasulNya. Sikap amanah – mengobral) hartanya untuk atau demi dalam konteks duniawi –merupakan jabaran kekuasaan. Sikap bersama para kontestan ketundukan terhadap UU, minimal sumpah itu – secara otomatis – akan menyingkir- jabatannya atau janji politiknya. Landasan kan praktik money politics, sehingga politik ketundukan ini sangat mudah berubah dan “wani piro” – secara natural – akan sirna. masih mungkin tetap aman, karena sistem Kesadaran itu pun pada akhirnya mengikis politik kompensasional masih berlaku. konspirasi kandidat dengan oknum pe- Meski sang pemimpin melanggar UU atau mengingkari janji politik yang dikumannyelenggara. dangkannya, ia akan tetap dikawal oleh para Hijrah sikap dan perilaku politik akan pendukungnya. Inilah sikap amanah dunia benar-benar terjadi jika kesadaran agamis yang kemudian melahirkan sejumlah alibi masuk dalam politik praktis. Dorongan ke- ketika dirinya mengingkari UU dan atau terpanggilannya bukan semata-mata tidak sumpah jabatannya. etis atau tidak pantas, tapi memang agama memiliki ketentuan tegas. Ia atau mereka Dimensi nilai-nilai ilahiyah bukan hanya funakan senantiasa ingat Allah yang sungguh damental, tapi menjadi produktif-konstrukmengerikan jika kepemimpinannya atau tif bagi kepentingan bangsa dan negara. perannya sebagai pelayan publik tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Dalam hal Dengan niat karena Allah dan RasulNya ini urusan politik tidak lagi dipandang hanya dalam memangku kekuasaan, maka yang sebatas urusan duniawi, tapi juga ukhrawi. terpikir kuat adalah bagaimana menjalankan Sekali lagi, kesadaran agamis akan menun- peran khalifah di muka bumi ini. Arahnya tunnya ke format dan perilaku politik ideal jelas: memberikan manfaat sebesar-besarnbagi cita-cita rakyat. Inilah dimensi agamis ya. Prinsip ini menjadi relevan ketika sang peyang hilang dari kerangka pemikiran filosuf mimpin harus menciptakan kesejahteraan Barat, sehingga karya peradabannya pun tak dan atau kemakmuran, kondisi aman dan nyaman, memelihara hubungan antar sesama lepas dari sisi minus. manusia dan lingkungan alamnya, bukan Karena itu, jika kita committed atau me- merusaknya. Ia akan selalu sadar menciptayakini demokrasi sebagai sistem terbaik kan kerusakan di muka bumi (terhadap alam dari seluruh sistem ketatanegaraan yang atau makhluk lainnya) diancam serius oleh terburuk, maka produk peradaban Barat itu Allah. perlu mengadopsi nilai-nilai peradaban Islam. Hal ini – secara teoritik dan empirik Secara leksikal, ancaman itu hanya berdi– akan menjadi produk yang akan mampu mensi transendental (ukhrawi). Tapi, sejatimemberikan manfaat (konstruktif) bagi nya ancaman itu bisa dirasakan di dunia ini. kepentingan rakyat. Jika adopsi ini terjadi, Sebagai ilustrasi, ketika ia tampil ke pangcitra demokrasi terselamatkan dari tudingan gung kekuasaan dengan niat mengeksploitanegatif. Dan inilah kontribusi peradaban Is- si jabatannya, maka bukan hanya perlawanan lam yang sangat konstruktif bagi keberadaan rakyat yang muncul, tapi juga reaksi alam peradaban Barat. Dengan demikian, tidak dalam bentuk banjir, longsor, temperatur pada tempatnya para pengagum peradaban udara yang relatif tinggi. Reaksi alam ini Barat untuk bersikap alergi terhadap ke- merupakan jabaran nyata atas niat kekuasaan yang melepaskan eksitensi Allah dan beradaan peradaban Islam. RasulNya. Sekali lagi, peradaban Barat harus diisi dengan nilai-nilai peradaban Islam yang pasti Nilai-nilai fundamental lainnya dalam perakan menciptakan hal-hal konstruktif dalam adaban Islam adalah kejujuran. Ketika kejuberbagai sektor kehidupan berbangsa dan juran itu menjadi bagian inheran dalam diri penguasa, maka tata kelola kekuasaannya bernegara. akan selalu diwarnai dengan sikap responsif terhadap seluruh kepentingan rakyat. ForKonstruksi Peraban Islam mat kebijakannya – secara total – untuk meKarya peradaban Islam dilandasi dengan majukan kualitas hidup rakyat, bukan seba-
M U H A S A B A H
BARAT KE PERADABAN ISLAM (II) liknya. Dirinya sebagai sang “pelayan” akan selalu memposisikan diri “di bawah” untuk mengabdi kepada rakyat. Implikasinya jelas: rakyat di manapun akan mengeluk-elukan sang pemimpin yang demikian memahami yang dipimpinya, mengayominya dan akan selalu gelisah ketika melihat atau mendengar penderitaannya. Dengan demikian, kejujuran pada sang penguasa akan mendorong dirinya berbuat sesuatu yang terbaik bagi kepentingan rakyat dan negara. Ketika kejujuran itu diterapkan pada proses politik – katakanlah pada kontestasi – maka, spirit kejujuran akan mendorong semua elemen (rakyat, penyelenggara kontes termasuk seluruh pihak yang berperan sebagai pengawas) akan melahirkan sosok pe-mimpin yang sesuai dengan kriteria khalifah fil ardh yang menjamin kemakmuran dan kemajuan bangsa dan negara. Karena itu, tidaklah berlebihan jika kita mencatat bahwa kejujuran berkorelasi bahkan berkontribusi kuat bagi sejumlah realisasi atas apapun yang diimpikan semua elemen, baik sang pe-mimpin itu sendiri, ataupun rakyat. Maka, keinginan keadilan dalam konteks ekonomi atau lainnya dengan sendirinya akan tercipta. Juga, obsesi untuk mewujudkan potret kemegahan material (sarana dan prasarana) akan menjadi bagian integral, apalagi posisinya sebagai kebutuhan yang cukup menunjang kepentingan bersama selaku rakyat. Kejujuran sesungguhnya juga disampaikan para filosuf manapun. Tapi, sifatnya etis. Berarti, tidak dipersoalkan jika tak menerapkan kejujuran. Dalam konsepsi Islam, kejujuran akan mendapatkan reward, tidak hanya di alam kelak, tapi saat di dunia ini. Jadi, ada daya paksa untuk bersikap jujur, apalagi dalam ranah politik praktis. Pemaksaan ini bukan untuk Allah dan atau Rasul, tapi justru untuk siapapun yang menerapkan kejujuran. Namun, jika mengabaikan seruan tentang kejujuran, maka implikasi-nya pun akan terlihat secara alami. Gelombang reaksi publik dan alam akan terlihat akibat praktik ketikdakjujuran, dalam bentuk malkebijakan, penyimpangan implementasi dan lainnya. Itulah adzab-Nya karena melawan perintah tentang kejujuran. Ada fundasi penting dalam perwujudan peradaban Islam. Itulah fathanah (kecerdasan). Fakta historis menunjukkan, kontribusi besar pada potret peradaban Islam adalah kecerdasan. Dalam konteks politik, kecerdasan aqliyah menjadi hal inheren dalam kerangka bagaimana mengkonstruksi sejumlah program strategis, yang tentu untuk kepentingan rakyat. Dalam hal ini kecerdasan aqliyah yang ada dalam diri pemikir Muslim telah mengukir sejarah emas sejak abad ke 9-12.
Pembuktiannya, banyak pemikir muslim bermunculan, mampu menemukan teori keilmuan yang luar biasa bobotnya.
grafi. Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami (Omar AlKhayyám; Persia, 1048-1131 meneliti sastra, matematika, astronomi. Ibn Al-Nafis Di antara para saintis muslim itu adalah Abu Damishqui (Ibnu Nafis; Damaskus, Suriah Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Ar- 1210-1288) meneliti kedokteran utamanya Razi; Teheran, 864-930). Beliau meneliti peredaran darah, paru-paru. Nasir al-Din masalah demam, penyakit cacar, alergi asma, Tusi (Al Tusi; 1201-1274) meneliti astronodan ilmuwan pertama yang menulis tentang mi, filsafat, teologi, Ilmu al-Kalam, filsafat alergi dan imunologi; Abu Ali Muhammad Islam, astronomi, matematika, kimia, bial-Hassan ibnu al-Haitham (Ibnu Haitham; ologi, obat-obatan dan fisika. Basra, 965-1039), meneliti sifat cahaya; Abu Musa Jabir bin Hayyan (Jabir Ibnu Hayyan; Perlu kita garisbawahi, sederetan saintis Gebert; 721-815), penemu ilmu kimia; Abu Muslim itu lahir karena kemauan kuatnya Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi (Al Kindus) dalam menyukuri nikmatNya (kecerdasan peneliti filosofi, matematika, logika, musik, otaknya). Tapi, di sisi lain, lahirnya sejumilmu kedokteran, ensiklopedi, pengarang lah temuan itu karena jaminan kemerdekaan 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, untuk berpikir, bahkan Allah – melalui firkedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat manNya – terus memerintahkan untuk berArab dan Yunani kuno. pikir dan berpikir. Inilah bedanya dengan masa Abad Pertengahan yang para rajanya Ada nama Abul Hakam Umar bin Abdur- memasung kebebasan berpikir. rahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani ( Al-Kirmani; Kordoba abad 12), Abul Qasim Satu hal yang perlu kita garisbawahi, kecerKhalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi (El-Zahwari dasan dan kemauan mereka perlu dijadikan /Az Zahra/Abulcasis (Zahra, Kordoba, spirit untuk diiikuti jejaknya, dalam dunia Spanyol 936-1013), Abu Raihan Al-Biruni pendidikan atau dunia keilmuan. Mereka (Khawarazmi, Turkmenistan, Persia, 15 telah mengukir maha karyanya sebagai sumSeptember 973 – 13 Desember 1048). bangsih peradaban. Mereka concern dalam menghadirkan ilmu matematika, astronomi (determined Earth’s Ada satu sisi penting yang juga perlu kita circumference), fisika, ensiklopedia, filsafat, lansir lebih jauh. Terkait kecerdasan, Rasusejarah, obat-obatan, farmasi, kedokteran, lullah memberikan keteladanan yang sangat gigi, kelahiran anak, bedah, obat-obatan, konstruktif bagi perkembangan perdaban geometri, logika dan kedokteran (bedah, Islam. Itulah kecerdasan ruhiyah (emotional quotien). Kematangan berpikir dan kearifan amputasi, katerisasi). sang pemimpin berkorelasi nyata bagaimana Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi kualitas diri, apalagi yang berposisi sebagai (Iran, 780-850) meneliti dan menemukan pemimpin. Dalam hal ini Rasulullah telah ilmu matematika (algebra/algoritma/ arit- memberikan keteladanan yang sangat konmatika/aljabar), astronomi dan geografi. struktif bagaimana kematangan dan kearifan Sedangkan Muhammad Ibnu Zakaria Al- menjadi kekuatan inner yang ternyata memRazi (Razes; 864-930; meneliti ilmu kimia buahkan loyalitas seluruh pengikutnya, di distilasi, kalsinasi dan sebagainya, medicine, samping para pihak yang berbeda keyakinan ophthalmology, smallpox , chemistry, astronomy. (Yahudi dan Nasrani) seperti yang kita sakAbu Nasir Al-Farabi (Al-Farabius; 870-900) sikan pada “negara” Madinah. meneliti bidang logika, matematika, etika, filosofi, politik, sosiologi, music, sains. Dan Karakter dan keteladanan Beliau – diakui Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn para peneliti orientaslis apalagi Muslim – Yahya Ibn Ismail Buzjani (Abul Wafa; Persia sebagai sumber keberhasilan gaya kepem940-998) meneliti astronomi (pergerakan impinannya. Itulah kontribusi Beliau dalam bulan), matematika (trigonometri). Abu membangun pilar-pilar peradaban Islam. Ali Al-Husein Ibnu Sina (Ibnu Sina/Syeh Keteladanan Rasullah sangat relevan untuk Al-Rais/Avicenna; 986-1037; meneliti diterapkan di alam modern seperti sekarang kedokteran, pengobatan, fisika, geologi, ini. mineralogi, matematika, astronomi, filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis Catatan faktual menunjukkan peradaban kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai Barat memang telah mewarnai dunia. Di referensi ilmu kedokteran barat), menulis samping konstruksi positif, persebaran perbuku tentang fungsi organ tubuh, meneliti adaban Barat tak lepas dari sejumlah catatan penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang destruktif. Adapun peradaban Islam sejatinya telah memberikan karya nyata yang bisa ditimbulkan oleh efek fikiran. membenahi sisi-sisi gelap karya peradaban Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi (Al- Barat itu. Wallahu `alam. Idrisi; Spanyol, 1099-1166) meneliti geo-
9
10 SEJARAH
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA 2 OKTOBER 1945-2 OKTOBER 2016
Pada 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364, di Jakarta diresmikan pembukaan Sekolah Tinggi Islam (STI), sekarang Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dua hari kemudian, para pelajar STI (saat itu istilah mahasiswa belum populer) mendirikan Persatuan Pelajar (PP) STI. Para pengurus PP STI antara lain Subianto Djojohadikusumo (Ketua Umum), Suroto Kunto (Wakil Ketua I), Bagdja Nitidiwirja (Wakil Ketua II), dan Siti Rahmah Djajadiningrat (Sekretaris). Pada waktu-waktu tertentu, para mahasiswa STI berkumpul untuk mendiskusikan nasib dan masa depan bangsa. Ketua Umum PP STI, Subianto Djojohadikusumo, aktif menanamkan rasa kebangsaan dan etos kepahlawanan. Dia juga selalu memberi informasi mengenai kekalahan Jepang dan kemenangan Sekutu di berbagai front pertempuran. Lima pekan sesudah pembukaan STI, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Satu bulan sesudah Proklamasi Kemerdekaan, para pejuang kemerdekaan mengerahkan ribuan rakyat ke Lapangan Ikada untuk mendengarkan pidato Presiden Sukarno. Dari seluruh penjuru Jakarta,
bahkan dari Karawang, Bandung, Cileungsi, Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, rakyat berbondong-bondong membanjiri Lapangan Ikada.
hari itu dunia tahu, hanya Bung Karno dan Bung Hatta saja yang kata-katanya dipatuhi dengan sepenuh hati oleh rakyat Indonesia.
Tentara Jepang yang diberi mandat oleh Sekutu untuk menjaga keamanan dan ketertiban Jakarta, tidak mengizinkan penyelenggaraan rapat raksasa di Lapangan Ikada itu, dan melarang Bung Karno atau Bung Hatta hadir di lapangan. Akan tetapi, tanpa mengenal rasa takut, rakyat terus membanjiri Lapangan Ikada.
Malam hari sesudah rapat itu, markas Angkatan Pemuda Indonesia (API) di Menteng Raya 31 diserbu oleh tentara Jepang. Banyak pemimpin API ditangkap, dan alat-alat perjuangan seperti pemancar radio, disita. Mereka yang lolos, kemudian bergabung ke markas mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) di Jalan Prapatan 10, dan ke asrama mahasiswa STI, Balai Muslimin Indonesia, di Jalan Kramat Raya 19. Kelak ketika tentara Sekutu datang dan membuat markas di dekat asrama Ika Daigaku, asrama itu ditinggalkan penghuninya. Mereka bergabung di Balai Muslimin.
Berkat diplomasi Walikota dan Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID, cikal bakal DPRD) Jakarta, Mr. Soewirjo dan Mr. Mohamad Roem, akhirnya tentara Jepang tidak punya pilihan lain kecuali mengizinkan Bung Karno dan Bung Hatta hadir di Lapangan Ikada. Bung Karno berpidato singkat. Antara lain mengatakan, sesudah kemerdekaan kita raih, waktunya untuk berbuat banyak. Rakyat diminta pulang dengan tertib, dan senantiasa mematuhi perintah para pemimpin.
Sejak makin ramainya Balai Muslimin dikunjungi para pejuang, makin besarnya simpati terhadap perjuangan para pemuda Islam, dan mengingat tahapan perjuangan yang memerlukan pengorganisasian yang mantap, para mahasiswa STI sepakat membentuk wadah perjuang pemuda Islam yang direncanakan tidak berafiliasi kepada sesuatu partai atau sesuatu organisasi.
Mohamad Roem mencatat rapat di Lapangan Ikada, 19 September 1945 itu sebagai rapat yang paling terkenal dalam sejarah Republik Indonesia. Sejak Dalam suatu rapat yang dipimpin oleh
11 Suroto Kunto, disepakatilah untuk mengubah nama STI, menyusun Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang baru, dan membentuk kepengurusan baru dengan melibatkan orang-orang luar STI yang bersimpati kepada perjuangan pemuda Islam. Demikianlah, pada 2 Oktober 1945, diresmikanlah berdirinya Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII). Untuk pertama kalinya, susunan Pucuk Pimpinan GPII ialah sebagai berikut: Harsono Tjokroaminoto (Ketua Umum), A. Karim Halim (Wakil Ketua I), Mufraini Mukmin (Wakil Ketua II), Anwar Harjono (Sekretaris Umum), dengan tiga orang Pembantu: Ahmad Buchari, Djanamar Adjam, dan Adnan Sjamni. Begitu dibentuk, GPII segera bekerja. Sambil memperkenalkan dan membentuk GPII di daerah, untuk membangkitkan semangat rakyat mempertahankan kemerdekaan, PP GPII mencetak selebaran berisi ayat Quran dan Hadits Nabi yang menganjurkan jihad fi sabilillah untuk mengusir penjajah. Saat diselenggarakan sidang kedua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Gedung Balai Muslimin, 15-17 Oktober 1945, Wakil Ketua II PP GPII A. Karim Halim mengusulkan kepada Wakil Presiden Hatta untuk mengirim para pemuda ke berbagai daerah, guna menggerakkan revolusi kemerdekaan. Bung Hatta sangat antusias menyambut gagasan Halim. Kepada Wakil Ketua GPII itu, Hatta berkata: “Nyalakan dan bakar semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Saya lebih rela Sumatera hangus terbakar, daripada dijajah kembali oleh Belanda.” Asrama mahasiswa STI kembali menjadi markas perjuangan pemuda, karena dari Balai Muslimin dipersiapkan dan diberangkatkan rombongan Pemuda Pelopor ke Sumatera. Rombongan ini berangkat ke Sumatera dengan membawa buku Undang-Undang Dasar 1945, pamflet semboyan revolusi, pamflet berisi ayat Quran dan Hadits Nabi mengenai jihad fi sabilillah, dan lain-lain. Dalam pada itu, ketika terbetik kabar bahwa pada Kongres Pemuda di Yogyakarta, 10-11 November 1945, ada rekayasa untuk melebur semua organisasi pemuda ke dalam sebuah wadah tunggal Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), GPII gigih menantang rekayasa itu. Karena suara keras GPII itu, pembentukan Pesindo gagal. Sebagai gantinya dibentuk badan kontak bernama Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BKPRI) yang diketuai oleh Chairul Saleh dan Ahmad Buchari (GPII) sebagai salah seorang wakil ketua. Ketika dibentuk Partai Masyumi, Ketua Umum PP GPII Harsono Tjokroaminoto dipilih menjadi Sekretaris I. Ketika Masyumi menerbitkan koran Al-Djihad, Harsono ditunjuk memimpin koran itu. Kelak, Harsono ditunjuk oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman menjadi penasihat politiknya. Harsono mendampingi Jenderal Soedirman dalam gerilya setelah agresi militer II Belanda. Di masa gerilya itu, GPII membentuk PP Darurat dan ditugasi turut bergerilya ke berbagai wilayah untuk membangkitkan semangat pemuda Islam mempertahankan kemerdekaan. Menghadapi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun (September 1948), GPII menggalang kerjasama dengan semua kekuatan antikomunis untuk menumpas pemberontakan. Dan seperti dicatat oleh PP GPII: “Tidak sedikit korban yang jatuh karenanya, dari kawankawan kita keluarga GPII.” Kiprah GPII tidak hanya di forum nasional, tapi meluas ke forum internasional. Di awal 1951, GPII terpilih untuk turut dalam Kongres Pemuda Muslim se-Dunia di Karachi, Pakistan. Dalam situasi nasional yang tidak menentu sejak pecahnya Dwitunggal Sukarno-Hatta, GPII mengusahakan tumbuhnya pengertian dan dipahaminya pendirian segala pihak. Dalam rangka itulah, GPII menjalin kerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan militer. Dan GPII memenuhi anjuran penguasa perang untuk turut dalam Badan Kerja Sama Pemuda Militer (BKSPM) dan Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Di masa ini pula, GPII berhasil mendapatkan kantor sekretariatnya di Jl. Menteng Raya 58. Laporan PP GPII di Kongres VIII, 22-28 Juli 1956, mengidentifikasi gedung tersebut sebagai berikut: “.... Sebuah gedung besar yang disediakan oleh Yayasan Gedung GPII, sedang gedung ini memiliki berpuluh-puluh kamar. Kami bisa bangga bahwa kantor PP GPII menjelang Kongres GPII VIII telah siap semua.
Siap dipakai dan dipergunakan. Dalam gedung ini direncanakan akan tinggal berkantor berbagai-bagai organisasi pemuda, antara lain Porpisi, PII, Pandu Islam, dan tidak ketinggalan GPII Putri. Kecuali itu sebuah Perpustakaan GPII, yakni suatu perpustakaan pengetahuan, tempat mengkaji semua masalah di dalamnya. Insya Allah akhir tahun ini (1956--elha) perpustakaan yang kami cita-citakan sudah dapat didirikan.” Ada tiga kategori yang boleh tinggal di Gedung GPII Menteng Raya 58: (1) Permanen.Yang boleh tinggal secara permanen ialah Direktur Gedung GPII beserta keluarga dengan kewajiban mengatur, memelihara, membuat tata tertib, dan bertanggungjawab kepada Yayasan. (2) Semi Permanen, ialah mereka yang masih aktif bertugas dalam organisasi. Jika sudah tidak aktif lagi, harus pindah, dan (3) Sementara, yaitu para para aktivis organisasi dari luar daerah. Sayang, kiprah GPII tidak berlangsung lama. Pada 10 Juli 1963 dengan Keputusan Presiden No. 139 Tahun 1963 GPII diperintahkan untuk menyatakan pembubaran dirinya dalam waktu terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keppres tersebut. Di awal Orde Baru, lewat Nota Ahmad Buchari kepada Panglima Daerah Militer Jakarta Raya, Brigadir Jenderal Amirmachmud, usaha merehabilitasi GPII pernah dilakukan. Tapi, “kata tidak berjawab, gayung tidak bersambut.” Nota Ahmad Buchari sama sekali tidak direspons. Guna mewadahi para aktifis GPII, sesudah ikhtiar merehabilitasi GPII tidak terdengar kabar beritanya, Persatuan Ummat Islam (PUI) mengikhlaskan organisasi pemudanya diubah menjadi Gerakan Pemuda Islam. Di awal era reformasi, dideklarasikan kebangkitan kembali GPII. Sebagai orang luar, saya menduga dengan deklarasi itu, GPII benar-benar eksis kembali seperti sebelum 1963. Akan tetapi sampai hari ini ternyata setelah deklarasi itu, di samping GPII masih ada GPI. Apa yang sesungguhnya terjadi? Wallahu a’lam bi al shawab. Lukman Hakiem adalah penulis Biografi Dr. Anwar Harjono, S.H. (Sekretaris Umum dan Ketua Umum PP GPII 1945-1956).
12
INTERNASIONAL
Kebrutalan terhadap muslim Myanmar benar-benar tidak bisa diterima akal sehat dan hati nurani. Dunia mengutuk pembantaian dengan cara paling keji di negara Aung San Suu Kyi, wanita peraih Nobel Perdamaian. Dikabarkan, Aung San Suu Kyi tak berbuat apa-apa atas tragedi kemanusiaan tersebut, bahkan menghindar dari pers yang mengejarnya. Sementara patut diduga pembantaian ini adalah bagian dari rencana Myanmar melakukan pembersihan etnis minoritas.
S
ejumlah besar warga sipil Rohingya yang tidak berdosa termasuk wanita dan anak-anak dibunuh dengan cara yang keji. Perempuan-perempuan diikat, diperkosa dan dibunuh. Bayi-bayi mereka dilempar ke dalam api dalam keadaan hidup. Kaum lelaki-nya dibunuh dengan sangat brutal. Perbuatan tak memiliki peri kemanusiaan. Biadab. Patut diduga saat ini sedang berlangsung upaya mengenyahkan kelompok minoritas Rohingya melalui pembersihan etnik.
Hentikan Genosida Rohingya dalam. Pemerintah Myanmar menolak untuk memberi mereka kewarganegaraan, dan memperlakukan mereka tetap sebagai para imigran ilegal yang datang dari Bangladesh. Etnis Rohingya tidak dianggap sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis berdasarkan UU Kewarganegaraan Myanmar tahun 1982 sehingga membuat mereka dianggap tidak memiliki hak kewarganegaraan.
Hal tersebut berdampak pada tidak dipenuhinya hak-hak suku Rohingya sebagai warga sebuah negara, misalnya untuk belaMuslim Rohingya merupakan etnis minori- jar, bekerja, bepergian, menikah, menjalantas di Myanmar dengan jumlah 1,3 juta jiwa. kan agama, dan mendapatkan akses layanan Etnis minoritas yang terusir dari Negara Ba- kesehatan. gian Rakhine, Myanmar.Mayoritas di Myanmar pemeluk agama Buddha. Persoalan Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang seharusnya dunia terpanggil Etnis minoritas ini telah mengalami dis- turun tangan, tidak terkecuali Pemerintah kriminasi, penindasan, dan kekerasan se- Indonesia untuk membuka jalur bantuan lama bertahun-tahun. Konflik komunal kemanusiaan ke Negara Bagian Rakhine.. yang baru-baru ini dialami kaum Rohingya Persoalan kemanusiaan di Rohingya sudah merupakan sumber keprihatinan yang men- menjadi masalah bersama umat manusia
yang menembus batas-batas administrasi negara. Disebut sebagai tragedi kemanusian karena etnik Rohingya bernasib paling sial di atas muka bumi ini. Mereka tidak punya tanah asal dan secara politik tidak diakui kewarganegaraannya oleh negara tempat mereka tinggal dan hidup. Perserikatan BangsaBangsa (PBB) bahkan menyebut warga Rohingya sebagai kelompok paling teraniaya dan jauh lebih buruk ketimbang warga kulit hitam saat apartheid diberlakukan di Afrika Selatan. Kabar terkini, Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah mendapatkan jaminan untuk memobilisasi bantuan makanan, pakaian, dan obat-obatan untuk etnik Rohingya, namun belum diketahui sejauhmana realisasinya. Sementara persoalan bantuan ini harus disikapi secepatnya karena mereka mengalami penderitaan dan tekanan fisik, mental, kemiskinan sepanjang waktu. AQN/YD
BERITA DAERAH
Drs. Mohammad Siddik, MA melantik pengurus baru Dewan Da’wah Provinsi Sumatera Barat Periode 2016 2020..
“Saya bangga, Dewan Da’wah sekarang memiliki pakar kegempaan,” Demikian ucapan pembuka Ketua Umum Ketua baru Dewan Da’wah Provinsi Sumatera Barat, Dr. Ir. Dewan Da’wah Pusat Drs. Mohammad badrul Mustafa, DEA Siddik, MA dalam pidato peresmian pengurus Dewan Da’wah Provinsi Sumatera Barat. Yang dimaksud dengan pakar kegempaan adalah Dr. Ir. badrul Mustafa, DEA, dosen pada Fakultas teknik Universitas Andalas, Padang, yang terpilih menjadi Ketua Dewan Da’wah provinsi Sumbar untuk masa bakti 2016-2020, menggantikan DR. Ahmad Kosasih, MAg yang kini menjadi Ketua Majelis Pakar. berlanjut,” ujarnya. Pelantikan Pengurus Dewan Da’wah Kedua, jalin kerjasama dengan ormas-orProvinsi Sumatera Barat berlangsung pada mas Islam lain yang ada di Sumbar dalam 5 November lalu di Auditorium Gubernu- menjalankan misi dakwah. Ormas boleh ran Sumatera Barat. Pelantikan diikuti dengan berbeda, namun tujuan yang hendak dicapai memperkenalkan pengurus baru Musli- sama. “Mari kompak dan bangun kerjasama mat Dewan Da’wah Provinsi Sumbar yang dengan seluruh ormas Islam yang ada di Sumbar,” ajak Irwan. diketuai Meliarti Syarif.
Memberi kenang-kenangan buku Capita Selecta kepada Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Pelantikan Pengurus Baru
SUMATERA BARAT
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang Irwan juga mengajak DDII untuk bergandenghadir dalam pelantikan tersebut berharap an dan berjalan beriringan dengan pemeagar Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah rintah, dalam rangka mewujudkan Sumatera Indonesia Provinsi Sumbar dan Muslimat Barat yang madani dan sejahtera yang bebas Dewan Dakwah Islamiyah Provinsi Sumbar, dari berbagai penyakit masyarakat yang dapat membangkitkan semangat kegiatan menurutnya mulai memprihatinkan karena dakwah, mensyiarkan Islam ke seluruh pen- pengaruh percepatan teknologi informasi. juru Sumatera Barat. Sejalan dengan harapan Irwan Prayitno, “Saat ini, dakwah masih sangat dibutuhkan, Ketua umum Dewan Da’wah Pusat Drs. terutama di daerah-daerah terpencil di Su- Mohammad Siddik, MA pun meminta kematera Barat,” ucap Gubernur yang senang pada pengurus baru untuk menghidupkan cabang-cabang/perwakilan di kabupaten/ berpantun bebas ini. kota, meski disadari kurangnya pemahamDalam penutup sambutannya Irwan Prayitno an yang komprehensif tentang Islam oleh memberi masukan 2 hal. Pertama, agar masyarakat menjadi kendala sekaligus juga tidak lupa melakukan regenerasi dan kade- tantangan yang harus dihadapi pengurus risasi. “Rekrut da’i-da’i dan kader muda. baru. Generasi dan kader ini yang kelak akan meneruskan gerakan dakwah kita agar terus “Tantangan kita dibidang dakwah saat ini
adalah bagaimana mengimbangi kemajuan informasi dan teknologi agar hal tersebut tidak menjauhkan masyarakat dari agama. Tantangan lain ada di bidang politik. Kita tertinggal karena partai Islam tidak percaya diri sehingga sering dimarginalkan,” papar mohammad Siddik. Mohammad Siddik juga berharap, pengurus baru dapat berperan meningkatkan ekonomi masyarakat Sumbar serta menghidupkan Lazis (Lembaga Amil Zakat Infaq Sodakoh). Sementara Sekretaris Umum Dewan Da’wah Pusat Avid Solihin, MA mengingatkan peran Dewan Da’wah sebagai pengawal akidah, penegak syariah, perekat ukhuwah, pendukung keutuhan NKRI dan pendukung solidaritas ummat. Acara pelantikan pengurus baru Dewan Da’wah Provinsi Sumbar, sekaligus juga dirangkai dengan Seminar bertema “Membendung Bangkitnya Neo-Komunisme”, dengan pemakalah Sastrawan Taufiq Ismail yang juga pemerhati masalah komunis, serta praktisi dan pemerhati sejarah Indonesia Lukman Hakiem. -YD-
13
14
BERITA DAERAH
Kemasan sederhana peresmian Gedung Jabal Rahmah
Ketua Umum Dewan Da’wah, Drs. Mohammad Siddik memberi sambutan. Gedung Jabal Rahmah, RS Ibnu Sina, Padang
RS IBNU SINA FUNGSIKAN GEDUNG BARU Sekretaris Umum Dewan Da’wah, Avid Solihin didampingi Buya Mas’oed Abidin menyaksikan peresmian Gedung Jabal Rahmah, RS Ibnu Sina, Padang.
R
umah Sakit Islam Ibnu Sina, Padang, meresmikan Gedung Jabal Rahmah. Gedung empat lantai ini memiliki fasilitas 50 kamar rawat inap. Ketua Yayasan Yarsi Sumatera Barat, Prof. DR. H. Zainul Daulay , SH, MH berkesempatan meresmikan penambahan fasilitas tersebut pada 7 November lalu. Zainul Daulay mengatakan, pembangunan gedung rawat inap Jabal Rahmah merupakan wujud komitmen untuk mengoptimalkan pelayanan rumah sakit Ibnu Sina untuk masyarakat Sumatera barat. Berdasarkan ekspose fasilitas baru yang disampaikan oleh Direktur RS Ibnu Sina Dr. Erliningsih MARS, penambahan fasilitas rawat inap juga dilengkapi dengan fasilitas Hybrid Cardiac Cath dan Bi Plane Lab yang khusus menangani berbagai persoalan jantung. Ini adalah fasilitas alat jantung modern ini berstandar Internasional pertama di Sumatera Barat. Pasien penyakit jantung di Kota Padang, tak harus jauh-jauh lagi pergi berobat keluar Kota Padang atau keluar negeri untuk berobat.
akan menempati jabatan baru sebagai Koordinator Supervisor Yarsi Sumatera Barat, dan posisi Direktur Rumah Sakit diamanahkan kepada Dr. Mazni. Bersamaan dengan peresemian gedung jabal Rahmah, Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang mendapat bantuan satu unit mobil Ambulance dari BNI Syariah yang diterima langsung oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sumatera Barat Prof. DR. H. Zainul Daulay, SH, MH “Saat ini rumah sakit telah melengkapi fasilitas dengan alat-alat jantung termasuk untuk memasang ring jantung. Fasilitas kami sudah seperti sama seperti rumah sakit jantung di Singapura dan Malaysia. Jadi tidak perlu jauh-jauh untuk berobat. Datang saja ke Rumah Sakit Ibnu Sina,” ujar Ketua Yayasan Yari, Zainul Daulay.
Siddik dalam sambutan itu menekankan sejarah YARSI. Inisiatornya adalah (Alm) Bpk. M. Natsir, pendiri Dewan Da’wah. Rapat-rapat pada awal pembentukan YARSI dilakukan di Masjid Al-Munawarrah, Tanah Abang, sambil melanjutkan bahwa beliau bahkan mengetahui percis perjuangan (alm) Bpk. M. Natsir tersebut untuk menggagalkan rencana pembangunan RS Emanuel (R. Baptist) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada masa itu. Sebagai gantinya (alm) Bpk. M. Natsir menginisiasi pembangunan RS Islam atas nama Yarsi. “Kalimat pak Natsir pada saat itu: Jika kita memadamkan api orang, maka kita harus menyalakan api kita”, ujar Mohammad Siddik.
“Saya ketika itu di Bidang Hubungan Luar negeri Dewan Da’wah, dan diutus (alm) Ketua umum Dewan Da’wah Pusat Drs. Pak Natsir sebagai tim untuk mencarikan Mohammad Siddik, MA, yang diundang dana hibah dari Abu Dhabi guna persiapan memberi sambutan peresmian Gedung pembangunan awal. Jika dikonversikan ke Jabal Rahmah, berkesempatan memberi nilai rupiah saat ini, bantuan itu sekitar dua ilustrasi sejarah keterkaitan Dewan Da’wah milyar rupiah” ujarnya. dengan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI). “Dengan penambahan gedung baru ini “Rumah Sakit Islam (YARSI) adalah yayasan Menutup sambutannya Mohammad Siddik juga diharapkan bisa mengurangi tingkat yang di inisiasi oleh Pendiri Dewan Da’wah berpesan agar api (semangat) Islam tersebut antrian pasien yang berobat ke RS,” Islamiyah Indonesia, (Alm) Mohammad terus digelorakan, agar semakin banyak lagi Demikian Erliningsih dalam eksposenya. Natsir,” paparnya. Rumah Sakit Islam dibangun di wilayah Ekspose ini merupakan tugas terakhirnya Sumatera Barat. -YDsebagai Direktur RS Ibnu Sina. Erliningsih Ketua Umum Dewan Da’wah, Mohammad
BERITA DAERAH
“Masya Allah, pikasieuneun Pisan”
S
ebagai ikhtiar memulihkan lahan kritis di hulu Sungai Cimanuk pasca banjir bandang yang melanda Kabupaten Garut, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia bersama Serikat Tani Islam Indonesia (STII) Jawa Barat dan Dinas Perkebunan Kab Garut, menyelenggarakan Dialog Lingkung-an dengan tema “Hieumkeun Hulu Cimanuk”, bermakna rindangkan Hulu Cimanuk.
menimbulkan korban jiwa dan kerugian kerugian harta benda. Tercatat 36 jiwa meninggal dan 19 orang lainya hilang tak diketemukan, 35 orang menderita luka, 6.361 orang mengungsi, 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, dan 961 rumah rusak ringan.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut melaporkan, luas lahan pertanian yang terkena banjir bandang Acara dialog yang diikuti seratusan petani mencapai 126 ha. Terdiri 118 ha yang Desa Cipaganti, Pangauban, dan Sirnajaya, merupakan areal sawah padi dan 8 ha lahan berlangsung di Balai Pertemuan Tani Mukti tanaman jagung. Taksiran kerugian ekonomi Kampung Cuburuy, Desa Cipaganti, akibat bencana ini di sektor pertanian mencapai Rp2,8 milliar. Kabupaten Garut.
Masyarakat petani Kabupaten garut mendengarkan sambutan dari Ketua Umum Dewan Da’wah Drs. Mohammad Siddik, MA.
SWT dalam Surat 30 (Ar Rum) ayat 41: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ketua Umum Dewan Da’wah didampingi Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah, Ade Salamun, pada kesempatan itu menyerahkan bantuan dana stimulasi pembinaan petani Penayangan rekaman video banjir bandang Menurut Sekretaris Umum STII Jabar, M kepada STII Jabar yang diterima Sekum yang menghempas Garut oleh Pos-ko LAZIS Hafiz Azdam, banjir bandang disebabkan M Hafiz Azdam. Posko LAZIS Dewan kerusakan lahan di hulu dan DAS (daerah Da’wah juga membagikan seratus paket Dewan Dakwah, menjadi pembuka acara. aliran sungai) Cimanuk yang dipicu hujan sembako untuk para petani. Dan Sekjen Para peserta dialog tercengang. “Masya lebat sekitar 2 jam berturut-turut. Pengurus Besar STII Faturrahman Mahfudz Allah, pikasieuneun pisan (mengerikan menyerahkan bantuan tahap pertama sekali),” desis Janjan, warga Cipaganti. Ketua Umum Dewan Da’wah Drs. berupa 5.000 bibit pohon kopi dari Dinas Peserta lain, Ninih, warga Desa Pangauban Mohommad Siddik MA yang hadir dalam Perkebunan yang diterima oleh Ketua STII mengaku takut melihat video itu. “Kuring dialog tersebut mengajak masyarakat Garut, Nanang SAE. Sieun (Saya takut),” katanya. Banjir bandang setempat untuk meningkatkan akhlak itu memang bencana terbesar dalam sejarah terhadap lingkung-an. “Setiap bencana, Untuk mengefektifkan pembinaan petani, Kabupaten Garut maupun Sungai Cimanuk. pasti tidak lepas dari pengaruh perilaku dalam acara itu juga dikukuhkan pengurus manusia. Karena itulah, melalui bencana ini, STII dan gugus depan petani Garut oleh PB Luapan air sungai Cimanuk ketika itu mencapai kita harus bermuhasabah. Introspeksi diri,” STII. tinggi 8 meter, menerpa 7 kecamatan, dan tandas Siddik sambil mengutip firman Allah
Koramil Tambun AjakSedekah Sampah tanpa menunggu ada uang untuk beramal. Cukup dengan mengumpulkan plastik dan kertas bekas yang ada di sekitar, lalu sedekahkan. Tentunya kita niatkan dengan ikhlas sebagai tabungan amal akherat,” demikian sambutan Danramil 01/Tambun, Kapten Inf Sutikno pada acara Peresmian pabila tidak ditangani serius, Gerakan Sedekah Sampah. masalah sampah akan menjadi persoalan rumit di belakang hari. Melalui kerjasama dengan Pusdiklat Dewan Da’wah, pengelolaan sampah melalui cara Beranjak dari pengalaman sedekah tersebut dikelola oleh Darul Aitam peliknya pembuangan sampah Jakarta, (Rumah Yatim) yang merupakan salah satu Koramil 01 Tambun mengajak Pusdiklat bagian dari Pusdiklat Dewan Dakwah. Dewan Da’wah Indonesia, menginisiasi Kegiatan ini memang masih rintisan. upaya penanganan sampah di lingkungan Masyarakat diminta mengumpulkan sekitar Kampus dengan GERAKAN sampah plastik dan kertas selanjutnya dijual SEDEKAH SAMPAH. pada saat telah mencapai jumlah tertentu. Sampahnya sendiri akan diambil oleh tim “Dengan sampah pun kita bisa bersedekah penjemput sedekah sampah.
A
Pada masa mendatang, menurut Ustadz Azwan mewakili Pusdiklat Dewan Da’wah, diharapkan pengelolaan BANK SAMPAH akan mampu memberi manfaat yang lebih besar serta mendaur ulang lebih banyak sampah. Camat Tambun Selatan, Drs. Jaoharul Alam, M.E, dan Kapolsek Tambun Selatan, Akp. Boby Kusuma Wardana, SIK, NSI, serta Ketua Umum Dewan Da’wah Indonesia, Drs. H. M. Sidik mengapresiasi program Sedekah Sampah tersebut. ”Kita semua perlu mendukung kegiatan positif tersebut karena disamping dapat mengatasi permasalahan sampah juga bernilai ibadah” ujar Boby Kusuma. Ed : Muttaqin
15
16
PERISTIWA
Energi Al-Maidah 51 T Foto: Istimewa
ak henti-hentinya cerita dan pembicaraan mengurai keajaiban demi keajaiban sekitar Aksi Bela Islam III atau dikenal dengan Aksi 212. Betapa takbir “Allahu Akbar” menggema bersahutan mulai dari suara yang paling tipis di kejauhan terus bergulung-gulung membadai hingga pada bagiannya kita memekik kebesaran Allah “Allahu Akbar” dan asma Allah itu terus melaju, menjauh, hingga berputar lagi dan mendekat. Teknologi sekarang menyebutnya “Surround Sound”. Terus menerus demikian, teriakan “Allahu Akbar” menghasilkan suara alam paling indah seumur hidup yang saya rasakan sekaligus sangat magis yang terus menerus membuat merinding. Menangis? Siapapun tak kuasa menyembunyikan haru dan tangis.
KH Hasyim Muzadi menuturkan bahwa Allah SWT telah menurunkan para malaikatNya pada Aksi 212 di Monas yang baru lalu. “Bagaimana tidak, minta teduh dikasih teduh. Minta hujan, hujan turun. Tujuh juta lebih berkumpul dan bubar tanpa musibah. Jam empat sore, Monas bersih kembali, seperti semula.” Hal senada diungkapkan Habib Rizzieq Shihab saat Evaluasi Aksi Bela Islam III. Berbagai keajaiban, menurutnya, telah Allah tunjukkan. Begitu banyaknya upaya penghadangan terhadap para mujahid dari ber-
bagai daerah yang akan datang ke Jakarta dan penggembosan yang dilakukan di manamana, itu semua tidak bisa menyurutkan langkah peserta aksi. Walhasil aksi 212 ini diikuti oleh jumlah peserta yang jauh lebih besar dibanding 411.
Penghitungan dengan berbagai cara merujuk jumlah 7,4 juta ummat Islam yang mengikuti Aksi 212 ini. Bahkan, menurut Habib Rizzieq, ada tentara yang menangis, karena ingin bersama umat, tetapi dia harus tunduk, karena tekanan atasannya. Banyak peristiwa yang tidak bisa dinalar dengan akal manusia, tetapi semuanya berjalan dengan izin dan pertolongan Allah. AlMaidah ayat 51 telah menunjukkan energinya. Namun demikian, Habib Rizzieq mengingatkan, agar jumlah yang besar ini tidak lantas membuat kita sombong. Berbagai keajaiban seputar Aksi 212 terus Allah SWT tunjukkan. KH. Abdullah Gymnastiar, mengatakan, kalau ada orang muslim dukung ahok karena katanya bisa membangun, maka sampaikanlah pada dia bahwa Firaun bisa membangun Mesir menjadi negara gemerlap, penduduknya hidup makmur tapi Fir’aun menistakan Agama Allah, maka Allah hancurkannya. Kalau ada orang Muslim dukung ahok
karena katanya bisa membuat Jakarta menjadi modern, maka sampaikanlah padanya bahwa Namrud bisa membangun Messopotamia menjadi negara yang modern, bangunan menjulang ke atas dengan teknologi canggih saat itu. Hanya Namrud menistakan Allah, maka Allah menghancurkannya. Kalau ada orang Muslim dukung ahok karena katanya bisa menjadikan hidup makmur, maka sampaikanlah pada dia bahwa bangsa Saba’ bisa membangun negerinya menjadi negara yang makmur dan bebas korupsi. Tapi kaum Saba’ menistakan Agama Allah, maka Allah hancurkan mereka.
Percayalah, ujar Aa Gym, orang yang selalu bersama Allah tidak akan pernah kehilangan apa-apa, tetapi orang yang kehilangan Allah maka ia akan kehilangan segalanya. Saya tidak benci non-muslim dan etnis Cina, tapi Allah dengan firmanNya melarang saya untuk memilihnya sebagai pemimpin, apalagi jika mereka berani menista agama kami. “Saya tidak ingin berdebat dengan Anda yang mendukung mereka, apalagi jika Anda yang orang Islam. “Bagaimana saya bisa meyakinkan Anda, sedangkan Firman Allah saja anda tidak yakini dan Anda abaikan?” ujar Aa Gym. -YD-