No.38/Th.2/ Ramadhon 1429H/September 2008
Jum’at – III
MENGENAL WATAK MANUSIA DARI PERSPEKTIF QUR’ANI Manusia adalah mahluk yang paling kompleks di seluruh alam ini. Struktur otak yang menjadi komponen utama manusia telah didakwa sebagai struktur yang paling rumit di seluruh jagat raya. Selain mempunyai fungsi fisik, manusia pun mempunyai fungsi psikis, yang sama rumitnya dengan fungsi fisik bahkan boleh dibilang jauh lebih rumit lagi. Karena itulah mempelajari manusia berarti mempelajari sesuatu yang tanpa akhir. Semakin didalami, semakin bertambah pula ketidaktahuan kita mengenai manusia. Dalam hubunganya dengan individu lain, manusia melakukan proses interaksi sosial, dalam berinteraksi sosial ini manusia perlu memahami watak dan karakter rohani orang lain. Hal ini menjadi sangat penting apabila seseorang mengemban misi sebagai juru dakwah dan menyerukan kebenaran sebab setiap manusia berarti mempunyai pintu-pintu masuk yang berbeda terhadap sesuatu, termasuk terhadap dakwah. Dengan mengenali watak dan karakter sasaran dakwah, seorang da’i akan mengetahui pintu-pintu masuk tersebut, sehingga insya Allah dakwahnya akan lebih berhasil, baik saat menyeru, mengajak, membina sampai pada proses berjuang bersama-sama. USAHA MANUSIA DALAM MENGENALI WATAK Didalam kasus psikologi, watak itu berarti kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misal kejujuran seseorang; Biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Sejak dahulu manusia telah berusaha memahami watak seseorang dengan cara klasifikasi. Salah satunya adalah type watak menurut Heymans: Type Watak Sifat-sifat 1. Gepassioner Hebat, Revolusioner 2. Sanguinisi Gembira, Optimis 3. Sentimentil Perayu, Perasa 4. flegmatis Tenang, Lamban 5. Apaten Manusia Mesin 6. Cholericci Garang, Agresif 7. Nerveuzeun Gampang Tersinggung, Bingung 8. Amorphen Lemah UPAYA-UPAYA MANUSIA MELALUI ISLAM Akhir-akhir ini ada upaya terobosan baru yang sedikit kontroversial dari sisi Islam terhadap pemahaman psikologis manusia. Contoh yang dikemukakan disini adalah 1
pendapat DR Lukman Saksono, M.Sc. dan Drs. Anharudin di dalam buku berjudul pengantar Psikologi Al-Qur’an, Dimensi keilmuan di balik Mushaf Utsmani, yang diterbitkan oleh Grafika tama Jaya. Buku ini menawarkan penafsiran Al-Qur’an dari sisi psikologi berdasarkan Mushaf Utsmani. Dengan beberapa asumsi dasar, yaitu : Asumsi pertama : Al-Qur’an berisi bahasa sandi dan bukan semata-mata bahasa bunyi. Asumsi kedua : Semua Surat Al-Qur’an menggambarkan tentang perjalanan hidup dan eksistensi manusia Asumsi ketiga : Manusia dan alam semesta dua variasi dalam satu eksistensi Secara ringkas menurut buku ini, Al-Qur’an Mushaf Utsmani telah membagi watak manusia menjadi tiga puluh juz tergambar dari nama-nama surat yang dikandungnya. Lima Contoh Penafsiran Karakteristik Dasar Manusia Menurut Masing-Masing juz dalam Mushaf Utsmani Juz 30; Karakter : Selain bersifat rasional dan logis, juga bisa menerima penjelasan mistis. Ia begitu percaya pada kekuatan dirinya dan seringkali terlalu optimis, merasa bangga dan mampu menangani berbagai masalah. Ini sesuai dengan jumlah suratnya yang begitu banyak (39 surat). Tetapi bisa menjadi bermuka masam (A’basa) dan terlalu pesimistik. Salah Satu Pintu Masuk : Juz 30 mempunyai kecenderungan untuk berfikir perbaikan orang banyak. Tiap gagasan yang berasal dari dirinya maupun orang lain, selalu direlevenkan untuk perbaikan ummat. Potensi : - Melayani (berprosfesi) orang banyak secara psikologis - Cocok pula memasuki bidang lain. - Pejuang ummat. Juz 29; Karakter : Umumnya bersikap cuek/acuh. Lebih sering diam. Ahli strategi, kapasitas intelektualnya tinggi, sering mengangkat diri (Al-Ma’arij), angin-anginan(Al-Jin), dapat menjadi seorang yang berdarah dingin. Pintu Masuk : Surah Al-Insan dapat berarti “humanisme”. Rasa kemanusiaannya begitu besar. Potensi : Ilmuwan dalam arti luas. Juz 28; Karakter : Kontradiktif, sedikit cengeng dalam kesulitan, tahan banting (mutahanah), sangat berdisiplin, seringkali gundah, tidak mau disuruh-suruh, boros, egoistis. Pintu masuk : Sangat berdisiplin, terbuka dalam berteman 2
Potensi : Manager/pemimpin. Juz 27 ; Karakter : Single fighter, revolusioner (gagasannya), mandiri dan ulet, berfikir target, sering rindu (terutama ibu), sulit tidur bila usaha dan idenya belum dikeluarkan. Pintu masuk : Penyayang, tidak tega melihat orang menderita. Potensi : Pengusaha/wiraswastawan Juz 26; Karakter : Tidak mudah percaya pada gagasan orang, plin-plan, tidak ambisius, cakap berlogika, tidak agresif, pendiam. Pintu masuk : - Dalam keyakinan ideologis, ia cukup terpercaya - Moralitas dan prinsipnya kuat Potensi : Mampu mengatur keuangan dengan baik (Bisnis man) Juz 25; Karakter : Menginginkan kejelasan (detail), egoistis ketika butuh penjelasan, mampu merias atau melukis, sangat mudah bergaul, tertutup dalam hal pribadi, kuat mempertahankan ide tapi menyerah ketika mentik, humanis, perasaannya halus, romantis Pintu masuk : Selalu ingin agar kawan-kawannya hidup dengan kondisi baik. Potensi : Sastrawan Referensi : - Saksono, Lm Anharudin, pengantar sikologi Al-Qur’an, Dimensi Keilmuan Dibalik Mushaf Utsmani, penerbit Grafikatama Jaya - Pengantar Psikologi, Penerbit STBA Bandung
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN DI BULAN R A M A D H A N (Bagian-2) (Lanjutan
dari edisi No.37/Th.2/ Ramadhon 1429H/September 2008, Jum’at–II)
5. Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya bulan ramadhan dan bersuka cita jika keluar dari padanya. Sebab mereka beranggapan bahwa bulan ramadhan akan menghalangi mereka melakukan kebiasaan maksiat dan menuruti syahwat. Meraka berpuasa sekedar ikut-ikutan dan toleransi. Karena itu mereka lebih mengutamakan bulan-bulan lain dari pada bulan ramadhan. Padahal ia adalah bulan penuh barakah, ampunan, rahmat dan pembebasan dari neraka bagi setiap muslim yang melakukan kewajiban-kewajibannya dan meninggalkan setiap yang diharamkan atasnya, mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. 6. Banyak orang yang bergadang pada malam-malam bulan ramadhan dengan melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bermain-main, mengobrol, jalan-jalan atau duduk-duduk dijembatan atau terotoar jalan. Pada tengah malam mereka baru 3
pulang dan langsung sahur kemudian tidur. Karena kelelahan, mereka tidak bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah pada waktunya. Ada banyak kesalahan dari perbuatan semacam ini: a. Bergadang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal Nabi SAW membenci tidur sebelum Isya’ dengan bercengkerama (ngobrol) setelahnya kecuali dalam hal perbaikan. Dalam hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh bercengkerama kecuali bagi orang yang sholat atau bepergian."(As Suyuti berkata, hadits ini hasan). b. Sia-sianya waktu mereka yang sangat berharga. Mereka sama sekali tidak memanfaatkannya sedikitpun. Padahal masing-masing orang akan menyesali setiap waktu yang ia lalui tanpa diiringi dengan mengingat Allah didalamnya. c. Menyegerakan sahur sebelum waktu yang dianjurkan. Padahal Rasulullah SAW menganjurkan sahur pada akhir malam sebelum terbit fajar. Musibah terbesar mereka adalah tidak dapat menunaikan sholat shubuh berjamaah tepat pada waktunya. Betapa tidak, sebab pahala shubuh berjamaah menyamai sholat satu malam atau separuhnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: "Barang siapa sholat isya’ berjamaah maka seakan-akan ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat shubuh berjamaah maka seakan-akan ia sholat sepanjang (satu) malam." (HR. Muslim dari Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu). 7. Menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara lahiriah seperti makan, minum dan bersenggama dengan istri, tetapi tidak menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara maknawiyah seperti menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, dan sebagainya. Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan pahala atas puasanya, kecuali lapar dan dahaga belaka. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum."(HR.Al-Bukhari). 8. Meninggalkan sholat taraweh. Padahal telah dijanjikan bagi orang yang menjalankan karena iman dan mengharap pahala dari Allah ampunan akan dosadosanya yang telah lalu. Orang yang meninggalkan sholat taraweh berarti meremehkan adanya pahala yang agung dan balasan yang besar ini. Ironinya, banyak umat islam yang meninggalkan sholat taraweh. Barangkali ada yang ikut sholat sebentar lalu tidak melanjutkannya hingga selesai . Atau rajin melakukannya pada awal-awal bulan ramadhan dan malas ketika sudah akhir bulan. alasan mereka, sholat taraweh hanya sunnah belaka. Benar, tetapi ia adalah sunnah mu’akkadah yang dilakukan olah Rasulullah saw, Khulafaur Rasyidin dan para Tabi’in yang mengikuti petunjuk mereka. Ia 4
adalah salah satu bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dan salah satu sebab bagi ampunan dan kecintaan Allah kepada hambaNya. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Dan bahkan mungkin orang yang melakukan sholat taraweh itu bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar, maka ia akan beruntung dengan ampunan dan pahala yang amat besar. 9. Sebagian orang ada yang berpuasa , tetapi meninggalkan sholat atau hanya sholat ketika bulan ramadhan saja. Orang semacam ini puasa dan sedekahnya kurang bermanfaat, sebab sholat adalah tiang dan pilar utama agama Islam. 10. Berbuka dengan sesuatu yang haram. Seperti minuman yang memabukkan. Atau berbuka dengan sesuatu yang didapatkan dari yang haram. Orang yang makan atau minum dari sesuatu yang haram tidak akan diterima amal perbuatannya dan tidak mungkin pula do’anya dikabulkan oleh Allah SWT.
“Waktu Shalat Dhuhur adalah 11:49”
5