Mengejar prestasi sambil berbagi Bersyukur itu Belajar lebih rajin
Pondasi
masa
menentukan depan anak
Arsitektur tradisional betawi
Dari Redaksi S
uatu saat penulis bertanya pada seorang anak jalanan di sebuah terminal bus Ibu Kota. “Apakah cita-citamu ketika besar nanti?” Dia pun menjawab, “Cita-cita? Membayangkan punya cita-cita saja, saya gak berani. Hidup saya di jalanan kak.” Jawaban anak ini menggetarkan hati saya. Bagaimana tidak? Kehidupan anak ini memang mengenaskan. Dia hidup di tengah ganasnya jalanan ibu kota. Di lain tempat, ada pula anakanak yang meskipun sekolah namun tidak memiliki tempat yang layak untuk belajar. Mereka tinggal di rumah tidak layak huni, yang sesak, pengap dan lembab. Belum lagi penerangan yang minim, membuat mereka sulit untuk belajar. Lingkunan sekitar yang kotor dan kumuh mengakibatkan mereka kerap mengidap ispa, diare atau pula demam berdarah. Tinggal di rumah yang layak disebut gubuk bukanlah pilihan mereka. Namun mereka mengalaminya. Anak-anak tersebut adalah bagian dari hidup kita. Mereka adalah masa depan bangsa ini. Namun mereka tidak bisa menyiapkan diri untuk menghadapi masa depan dengan baik. Apakah mereka nanti siap untuk menjadi pemenang atau hanya menjadi pecundang? Ini adalah tanggung jawab kita semua. Dalam peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, kita diajak untuk terlibat. Bukan hanya menjadi penonton, apalagi hanya bisa menyalahkan. Saatnya kita bergerak bersama HFH Indonesia untuk membangun dan menyiapkan masa depan anak yang lebih baik.
HFH Indonesia menyiapkan generasi bangsa ini dengan membangun rumah layak huni, sehingga mereka punya tempat yang nyaman untuk belajar. Selain itu juga membangun dan merenovasi PAUD dan sekolah, sebagai bukti nyata kepedulian akan pendidikan dan masa depan bangsa ini. Bulan ini juga, umat Muslim seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H. Segenap keluarga besar HFH Indonesia mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Momentum lebaran adalah saat yang tepat untuk menuju hidup baru, menguatkan persaudaraan, dan mempererat pegangan tangan untuk membangun bangsa bersama HFH Indonesia.
Foto : Punjung
Mengejar Prestasi Sambil Berbagi
R
Event
oyale Jakarta Golf Club (RJGC) adalah sebuah klub ekslusif bagi para pemain golf Indonesia. RJGC memiliki kegiatan rutin tahunan yang selalu dinantikan para pegolf untuk mengasah serta meningkatkan kemampuan mereka. Tahun ini RJGC bekerjasama dengan Bank BCA, sebagai partner dalam kegiatan yang bertajuk BCA-Royale Open Tournament 2016, yang dihelat pada 10 Juli 2016.
untuk membangun rumah layak huni, serta mengembangkan masyarakat. “Kami sangat bangga dan terharu atas kerjasama baik dengan RJGC maupun dengan BCA. Semoga acara ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi para pemain golf, namun juga bagi masyarakat yang masih tinggal di rumah tidak layak huni. Keterlibatan para pegolf sangat penting untuk membangun bangsa ini,” kata James Tumbuhan, selaku Direktur Nasional HFH Indonesia.
Turnamen yang awalnya adalah agenda tahunan para founder ini telah berhasil dikembangkan menjadi turnamen akbar dan bergengsi. RJGC bukan hanya mengemas manjadi turnamen yang mengedepankan pengembangan prestasi, kemewahan fasilitas serta hadiah yang ditawarkan, namun acara ini sebagai sarana untuk berbagai. “Para pemain golf diajak terlibat langsung untuk memberikan bantuan kepada mereka yang masih membutuhkan. Hal inilah yang membuat agenda RJGC selalu diminati dan ditunggu para pecinta golf ” ujar George Chandra, selaku COO RJGC.
Hal senada juga diungkapkan Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur BCA, “Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami dapat bekerja sama dengan turnamen tahunan yang lengkap dari segi prestasi, kualitas lapangan, maupun nilai tambah yang diberikan kepada masyarakat.”
Keterlibatan para pemain golf pada kegiatan sosial kepada masyarakat diwujudkan dengan digandengnya Habitat For Humanity Indonesia. Dana yang terkumpul akan diberikan kepada HFH Indonesia
Turnamen ini diikuti total 222 peserta. Semua pemain golf tampak bahagia dan senang, sebab bukan hanya sekedar olah raga, kenyamanan fasilitas, dan prestasi yang mereka kejar. Namun ada satu hal yang lebih besar, yakni bisa mengenal dan terlibat bersama HFH Indonesia untuk membangun rumah layak huni untuk membangun kehidupan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Foto : Punjung
Event
“Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami dapat bekerja sama dengan turnamen tahunan yang lengkap dari segi prestasi, kualitas lapangan, maupun nilai tambah yang diberikan kepada masyarakat.” -Jahja Setiaatmadja (Presdir BCA)
Foto : Punjung
Event
Keterlibatan Habitat for Humanity dalam mendukung kesuksesan “UN Habitat III Preecom, Towards The New Urban Agenda” Surabaya 25-27 Juli 2016
Foto : Punjung
Habinion
Pondasi Menentukan Masa Depan Anak
I
barat sebuah bangunan, pondasi amat menentukan kokohnya bangunan. Begitu pula persiapan perkembangan anak juga perlu dipersiapkan sejak dini.
masuk ke penjara, baik penjara anak, penjara dewasa, maupun tempat-tempat tahanan lainnya. (Hadi Supeno, 2000, Kriminalisasi Anak:Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak Tanpa Pemidanaan).
Bagi Fasli Jalal, PhD., Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Depdiknas, “Pendidikan usia dini merupakan pondasi yang amat menentukan perkembangan selanjutnya. Untuk itu, kalau tidak baik pondasi yang kita bangun di usia dini, bangunan tidak akan kokoh.”
Menyiapkan bangsa ini bukan hanya melulu meningkatkan pembangunan fisik, namun juga perlu diperhatikan pembangunan kecerdasan anak. Anak adalah masa depan bangsa. Kepada mereka, kita berharap banyak. Namun bila kita tidak tanggap akan fakta dan realitas yang ada, niscaya harapan itu hanya tinggal harapan. Nasib bangsa ini akan terus seperti ini.
Sementara itu banyak penelitian menunjukkan betapa masa usia dini, yaitu masa lima tahun ke bawah, merupakan golden ages (masa keemasan) bagi perkembangan kecerdasan anak. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak telah mencapai 50%. Hal ini didukung pernyataan Direktur Pendidikan Anak Dini Usia (PAUD), Depdiknas, Dr. Gutama, “Kapasitas kecerdasan itu mencapai 80% di usia 8 tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan perangsangan pada anak dini usia, sebelum masuk sekolah.” Nah, bila pondasi itu penting, apakah semua anak Indonesia sudah mendapatkannya? Sedangkan kenyataan berkata lain. Di berbagai daerah masih dijumpai keluarga yang belum peduli akan pendidikan anak usia dini. Orang tua mereka masih berkutat pada persoalan seputar perut. Yang penting bisa makan, urusan anak dan tempat tinggal yang layak dipikir nanti. Selain itu, setiap tahunnya 7000 anak berurusan dengan hukum, dan 6000 orang di antaranya
Revolusi mental akan lebih baik bila dimulai sejak dini. Anak-anak dibekali nilai-nilai luhur, terlebih kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, dan kemandirian guna menyiapkan mereka menjadi anak dengan kualitas lebih baik. Menyipakan masa depan anak adalah sebuah investasi yang tidak sia-sia. Anak adalah titipan Tuhan, begitu diungkapkan oleh Stefanus Osa Triyatna dalam bukunya Sketsa Hidup Manusia. Sebagai titipan Tuhan, berarti manusia punya tanggung jawab penuh dalam merawat, menghidupi, serta menyiapkan masa depannya. Menyiapkan pondasi bagi perkembangan anak sejak dini bukan lagi sekedar wacana. Melainkan kewajiban kita untuk membangun manusia ke arah yang lebih baik. Peringatan Hari Anak Nasional tidak akan sekedar menjadi seremonial tahunan, namun akan memiliki makna yang dalam, bila kita semua sadar akan tugas dan tanggung jawab kita. Pun pula masa depan bangsa ini pun akan lebih baik. Foto : Punjung
Bersyukur itu Belajar Lebih Rajin
Habipartner
“Belajar rajin adalah ungkapan syukur atas bantuan Habitat dan bakti kepada orang tua. Saya yakin kehidupan saya dan keluarga di masa depan akan lebih baik,” Solihin.
M
ulyani (45) masih merasa sedih bila mengingat almarhum suaminya Usup Sopian yang meninggal Desember 2015 lalu. Apalagi Usup Sopian tidak sempat untuk menikmati rumah baru berkat bantuan HFH Indonesia. “Saya masih sedih bila teringat bapak, dia adalah pekerja keras dan pria yang bertanggung jawab. Apalagi almarhum tidak bisa melihat anaknya, yang sekarang betah di rumah dan rajin belajar,” kenang Mulyani sambil berkaca-kaca. Pada awalnya mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana dan tidak layak. Bila hujan datang, pasti bocor, dan lantai pun becek. “Beberapa kali almarhum memerbaiki genteng, dan menambal dengan plastik seadanya. Akan tetapi karena hujan disertai dengan angin, air pun tetap masuk ke dalam rumah,” ujar warga Kampung Kebon Cabe RT 11/03 Desa Sasak, Mauk, Tangerang, Banten ini.
masa depan pun terus dia pupuk. Perubahan Solihin juga diamini oleh ibunya, “Saya bangga melihat Solihin yang sekarang rajin belajar. Semoga dia menjadi anak yang baik,” ujar Mulyani. Solihin kini fokus menyelesaikan sekolahnnya Teman-temannya dia undang untuk belajar bersama di rumahnya. Sebagai anak, Solihin merasa punya tanggung jawab kepada orang tuanya. “Belajar rajin adalah ungkapan syukur atas bantuan Habitat dan bakti kepada orang tua. Saya yakin kehidupan saya dan keluarga di masa depan akan lebih baik,” kata Solihin.
Solihin (16) yang kini duduk di kelas 2 SMK Tunas Pemuda, Mauk pun tidak bisa belajar dengan nyaman. “Udara dan suasana di dalam rumah pengap dan tidak nyaman. Saya sering pergi ke rumah teman untuk belajar. Saat teman saya ingin belajar ke rumah, saya selalu menolak. Saya malu bila mereka datang,” papar Solihin. Namun sejak HFH Indonesia membangun rumah Mulyani, Solihin pun betah untuk tinggal dan belajar di rumah. Semangat untuk menyiapkan
Foto : Punjung
Jendela Tanggap Bencana
Ciri - ciri dari Angin Lesus Atau Puting Beliung:
1. 2.
3.
1. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang kecepatannya berangsur melemah. 2. Kecepatan angin lesus adalah 45-90 km/jam. 3. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km. 4. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di siang atau sore hari. 5. Terjadi antara jam 13 hingga 17.
Tanda-tanda yang mendahului:
Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang.
4.
Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
5.
Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri.
6.
Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan lebat dan angin kencang akan terjadi.
7.
Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan, kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah. BERSAMBUNG
Oleh: Johanes Juliasman (Disaster Risk Reduction and Response Manager HFH Indonesia)
Arsitektur Tradisional Betawi 2. Rumah Tipe Bapang/ Kebaya Rumah Bapang adalah rumah adat Betawi yang berada di daerah pedalaman. Rumah adat ini disesuaikan dengan etnis Jawa. Disamping itu, rumah Bapang pada zaman dahulu merupakan rumah untuk etnis Betawi yang tergolong dalam keturunan orang terpandang. Teras rumah yang begitu luas, digunakan untuk menyambut para tamu-tamu dari kalangan ningrat. Selain itu, digunakan sebagai tempat untuk menyambut tamu lain dengan budaya Betawi. Rumah Kebaya, merupakan rumah yang menjejak ke bumi selanjutnya lebih disukai karena proses pembuatannya yang sederhana, namun lantai dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sehingga Bali Suji sebagai unsur pendukung masih tetap dipertahankan. Rumah tipe Bapang/Kebaya merupakan rumah yang berbentuk pelana. Tetapi tidak berbeda dengan atap rumah Gudang, bentuk dari pelana rumah tipe Bapang adalah tidak penuh, karena kedua sisi luar dari atap rumah ini terbentuk terusan (sorondoy) dari atap pelana tadi yang terletak dibagian tengah. Oleh karena
itu, struktur kuda-kuda adalah bagian atap yang berada ditengah-tengah bagian atap tersebut. Bentuk denah dari rumah Bapang ini memiliki empat persegi panjang yang memiliki tiga kelompok ruang yang jelas. Yakni ruang depan (bisa juga disebut dengan serambi depan), ruang tengah dan ruang belakang. Ruang depan berfungsi sebagai teras sama seperti rumah Gudang, ruang tengah berfungsi sebagai ruang keluarga; ruang makan dan juga ruang tidur. Sedangkan Ruang belakang berfungsi sebagai dapur atau pula bisa dimanfaatkan untuk kamar mandi. BERSAMBUNG…
Sumber : Internet
Ocehan si
Ijo
KEHILANGAN ISTRI
S
epasang suami istri sedang belanja di sebuah pusat perbelanjaan. Mereka sepakat untuk berpisah dan bertemu lagi dua jam kemudian.
Setelah dua jam, suami sudah kembali ke tempat yang mereka sepakati, namun ia tidak melihat tanda-tanda bahwa istrinya berada di tempat tersebut. Setelah menunggu selama setengah jam, ia memutuskan untuk mencari istrinya itu ke toko-toko yang biasa dikunjungi istrinya tetapi ia tetap tidak menemukan istrinya itu. Akhirnya, setelah lelah mencari istrinya, ia menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di bangku yang ada di pusat perbelanjaan
itu. Ia tersenyum kepada wanita itu dan berkata, “Maaf, tolong, bicaralah kepadaku! Cepatlah!” Wanita itu menjawab, “Mengapa?” “Karena aku sudah mencari istriku ke seluruh toko yang ada di pusat perbelanjaan ini, tapi aku tidak menemukannya,” jawabnya. “Lalu bagaimana mungkin dengan berbicara denganku, Anda akan menemukan istri Anda? Aku sama sekali tidak tahu seperti apa istri Anda, apalagi dimana ia sekarang.” “Saya juga tidak tahu bagaimana itu bisa membantu, tetapi setiap kali saya berbicara dengan wanita cantik, istri saya pasti muncul.”
RAMALAN CUACA
B
eberapa orang kru film sedang syuting di sebuah lokasi di tengah gurun. Suatu hari seorang Indian tua mendatangi sutradaranya dan bilang, “Besok hujan akan turun,” dan benar, besoknya hujan turun. Seminggu kemudian, Indian tua itu mendatangi sutradaranya lagi dan bilang, “Besok akan ada badai.”; Besoknya badai pun datang. “Orang Indian tua itu sangat luar biasa,”; kata si sutradara. Dia katakan kepada sekretarisnya untuk menyewa saja Indian tua itu untuk meramal cuaca sampai syuting yang masih tersisa selesai. Sejauh itu, setelah beberapa hari ramalannya selalu tepat, tiba-tiba Indian tua itu tak muncul lagi selama dua minggu.
Akhirnya si sutradara mendatangi rumah si Indian tua itu. “Besok kami akan syuting adegan yang sangat penting. Dan kami sangat tergantung kepada Anda, seperti apa kira-kira cuacanya besok,” kata sutradara. Si Indian tua angkat bahu dan menjawab dengan santainya,”nggak tahu. Radio saya lagi rusak.”
Terima Kasih kepada para Mitra yang telah Mendukung Program dan Kegiatan
Building homes, Building lives