“Menerjang Arus Globalisasi” ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia Tahun 2001, pada pertemuan antara China dan ASEAN di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, Cina menawarkan sebuah proposal ASEAN-China Free Trade Area untuk jangka waktu 10 tahun ke depan. Dalam prosesnya, negosiasi tersebut akan berlanjut melalui tahapan-tahapan. Satu tahun berikutnya, yaitu tahun 2002, pemimpin ASEAN dan China siap menandatangani kerangka perjanjian Comprehensive Economic Cooperation (CEC), yang didalamnya terdapat pula diskusi mengenai Free Trade Area (FTA). Tidak diragukan lagi bahwa proposal yang ditawakan oleh Cina sangat menarik karena Cina dan ASEAN sama-sama melihat kemungkinan besar akan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan dengan perjanjian tersebut. Inisiatif untuk bekerjasama dalam pengembangan ekonomi datang dari Cina[1]. ACFTA mulai berlaku pada 1 Januari 2010 dengan menggunakan prinsip perdagangan bebas. Perdagangan bebastersebut didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan, yakni hambatan yang diterapkan pemerintah dalamperdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.Perkembangan ekonomi Cina tampaknya tidak terbendung untuk menjadi perekonomian terbesar di dunia dalam dua atau tiga dekade ke depan. Harga produk yang murah dan jenis produk yang bervariasi serta dukungan penuh pemerintah Cina membuat produk negara lain sangat sulit untuk bersaing. Pemerintah Amerika Serikat pun pada mulanya berupaya melindungi perekonomian dalam negerinya dan berusaha menekan Cina, antara lain untuk membiarkan mata uang renminbi menguat dan mengurangi surplus perdagangan. Dalam perkembangannya, AS harus realistis bahwa Cina tidak dapat lagi ditekan dan lebih baik bekerjasama dalam memulihkan perekonomian dunia dari krisis global dalam Kompas (3 Februari 2010). Kerangka
Persetujuan CEC berisi tiga elemen yaitu liberalisasi, fasilitas dan kerjasama ekonomi. Elemen liberalisasi meliputi barang perdagangan, servis atau jasadan investasi. Dalam liberalisasi, persetujuan juga menyediakan ketentuan untuk pemeliharaan dan fleksibilitas dalam Early Harvest Program yang mencakup binatang yang masih hidup; daging; ikan; produkproduk binatang lainnya; pohon; sayuran dan buah-buahan. Produk-produk yang termasuk dalam program ini dibagi menjadi tiga kategori dan akan dikenakan pengurangan tarif serta penghapusan tarif, tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun[2]. Beberapa kalangan menerima pemberlakuan ACFTA sebagai kesempatan, tetapi di sisi lain ada juga yang menolaknya karena dipandang sebagai ancaman. Bagi kalangan pendukung, ACFTA dipandang positif karena bisa memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Pertama, walaupun tidak dapat mengelakkan pajak impor namun Indonesia berpotensi memperoleh pemasukan tambahan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPn) produkproduk impor yang diperdagangkan. Tambahan pemasukan itu seiring dengan makin banyaknya obyek pajak dalam bentuk jenis dan jumlah produk yang masuk ke Indonesia. Beragamnya produk China yang masuk ke Indonesia dinilai berpotensi besar mendatangkan pendapatan pajak bagi pemerintah. Kedua, persaingan usaha yang muncul akibat ACFTA diharapkan memicu persaingan harga yang kompetitif sehingga pada akhirnya akan menguntungkan konsumen[3]. Bila kalangan pendukung memandang ACFTA sebagai kesempatan, kalangan yang menolak memandang ACFTA sebagai ancaman dengan berbagai alasan. ACFTA di antaranya, berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri. Bangkrutnya perusahaan dalam negeri merupakan imbas dari membanjirnya produk China yang memiliki harga lebih murah. Secara perlahan ketika kelangsungan industri mengalami kebangkrutan maka pekerja lokal akan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK)[4]. Tekanan dari pengusaha industri agar pelaksanaan ACFTA ditunda
menandakan besarnya pengaruh negatif terhadap industri di Indonesia. Sementara itu pemerintah tetap menjalankan kesepakatan dengan tetap mengkaji dan mengevaluasi berbagai hal agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia, antara lain terkait dengan membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana, menekan ekonomi biaya tinggi, termasuk biaya transportasi, dan sektor mikro lainnya. Penting untuk digaris bawahi, sekalipun pemerintah menunda pelaksanaan ACFTA untuk waktu tertentu bagi produk-produk tertentu, pada akhirnya perlindungan tersebut juga harus dihilangkan sesuai kesepakatan. Jika pemerintah melanggar kesepakatan dan terlalu melindungi industri dalam negeri, konsumen dirugikan karena harus membayar produk dengan harga lebih mahal, perekonomian dikhawatirkan menjadi tak berkembang karena industri dalam negeri tidak efisien dan pemerintah dibebani subsidi yang terlalu besar. Produk dalam negeri yang bersaing ketat di pasar adalah industri kerajinan seperti furnitur, industri hasil hutan yang selama ini menjadi unggulan Indonesia dalam pasar domestik maupun mancanegara serta sektor industri lainnya juga tak luput bersaing di era perdagangan bebas ini[5]. Berikut
prediksi
peluang
Indonesia
dengan
diadakannya
ACFTA[6]: Meningkatnya akses pasar ekspor ke China dengan tingkat tarif yang lebih rendahbagi produk-produk nasional. Meningkatkanya kerjasama antara pelaku bisnis di kedua negara melaluipembentukan “Aliansi Strategis”. Meningkatnya akses pasar jasa di China bagi penyedia jasa nasional Meningkatnya arus investasi asing asal China ke Indonesia Terbukanya transfer teknologi antara pelaku bisnis di kedua negara. Solusi Beberapa usaha memang harus dijalankan sesegera
mungkin, khususnya untuk melindungi pedagang dan industri kecil menengah dalam negeri. Pemerintah harus segera memperbaiki prasarana pendukung sektor industri kita khususnya dalam persoalan perbaikan infrastruktur dan kebijakan pendukung pertumbuhan sektor industri tersebut. Langkah itu bisa berupa penurunan biaya listrik untuk industri agar mereka bisa menekan biaya produksi serta pemberlakuan bea masuk bagi produk-produk tertentu yang berpotensi mematikan industri dalam negeri secara missal, seperti produk tekstil. Pemerintah bertugas untuk mendorong bagi perusahaan yang dapat memenangi persaingan, dan memberikan jalan keluar serta alternatif bagi perusahaan yang kalah bersaing dan pekerjanya mengganggur (Kompas 3 Februari 2010). Pemerintah perlu memberikan stimulus berupa insentif fiskal untuk mendukung industri, yaitu tarif pajaknya bisa diturunkan atau ditanggung pemerintah. Pemberian fasilitas pajak atau bea masuk DTP perlu dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan fasilitas tersebut terhadap kemajuan industri. Pemerintah juga dapat memberikan anggaran belanja berupa pemberian subsidi kepada pelaku usaha atau memberikan subsidi bunga kepada industri yang rentan terkena dampak negatif FTA dalam Suara Merdeka (21 Januari 2010). Upaya lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah memotong pajak untuk industri dalam negeri, memerangi pungutan liar terhadap industri, serta memberikan bantuan dan subsidi yang lebih besar kepada pengusaha, khususnya pengusaha industri kecil menengah agar bisa mempertahankan dan mengembangkan usaha. Pemerintah juga harus mendorong gerakan cinta produk dalam negeri. Hal itu sangat peting karena potensi konsumsi kita sangat besar. Apabila diarahkan pada produk-produk lokal maka akan membantu industri dan perekonomian pada umumnya. Hal ini harus didukung dengan kreasi, inovasi dan perbaikan mutu produk lokal supaya bisa menjadi prioritas konsumen dalam negeri. KESIMPULAN Banyak kalangan yang mengatakan bahwa fenomena
globalisasi merupakan sebuah keniscayaan, walaupun memang ada beberapa kalangan yang beranggapan hal itu hanyalah mitos belaka. Terlepas perdebatan mengenai globalisasi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia dengan diadakannya ACFTA merupakan suatu bukti nyata atas tantangan arus global di bidang ekonomi yang terus mengintip dan mengikuti perkembangan zaman, yang seakan-akan selalu siap untuk menikam negara-negara berkembang jika tidak siap dalam menghadapinya. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam ASEAN yang ikut serta dalam perjanjian perdagangan dengan China, merupakan salah satu negara yang patut waspada atas tantangan global di dalam sektor perekonomian. Memang terdapat berbagai pendapat mengenai dampak perjanjian yang dilakukan antara ASEAN dan China tersebut, banyak yang berpendapat bahwa perjanjian ini akan berdampak negatif dan sangat membahayakan bagi kelangsungan perekonomian Indonesia terutama ekonomi mikro, yaitu UKM (Usaha Kecil Menengah). Kekhawatiran banyak kalangan adalah bahwa UKM di Indonesia belum mempunyai daya saing yang cukup untuk mengimbangi produksi-produksi barang dari China yang terkenal dengan barang-barang yang sangat murah. Namun di sisi lain, para pengamat juga berpendapat bahwa perjanjian ini merupakan suatu kesempatan bagi Indonesia untuk memperluas pasar guna pendistribusian hasil-hasil produksi. Dari sekelumit pro dan kontra mengenai ACFTA memang pada keadaan di lapangan memang lebih banyak merugikan para pengusaha kecil, karena barang-barang yang berasal dari China dengan leluasa membanjiri pasa di Indonesia, sehingga barang-barang produk dalam negeri sulit untuk mendapat mangsa pasar karena kalah dalam persaingan harga. Hal ini tentu mengundang perhatian dari banyak kalangan, bagaimana pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab utama harus mencari solusi konkret guna memecahkan masalah ini, agar tidak lebih banyak lagi UKM yang bangkrut akibat kebanjiran barang dari China.
DAFTAR PUSTAKA Dewitari M, Erika RA, Andrianto T. 2009. ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Agreement as an International Regime: The Impact Analysis on ASEAN. Direktorat Kerjasama Regional, Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, ASEAN-China Free Trade Area. Februari 2010. Jiwayana. 2010. ACFTA, Kesempatan atau Ancaman, Kompas, 6 Februari 2010 Purna I. 2010. ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif. Kompas, 18 Jan 2010. Prof. Dr. Didik J. Rachbini, 2001, Pengantar dalam Buku Globalisasi Adalah Mitos karya Hirst Paul, Thompson Grahame: Mitos dan Implikasi Globalisasi Catatan untuk Bidang Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Internet ditjenkpi.kemendag.go.id kompas.com [1]Dewitari M, Erika RA, Andrianto T. 2009. ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Agreement as an International Regime: The Impact Analysis on ASEAN. [2] Ibid [3] Jiwayana. 2010. ACFTA, Kesempatan atau Ancaman, Kompas, 6 Februari 2010 [4] Purna I. 2010. ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif. Kompas, 18 Jan 2010 [5]Op.Cit Jiwayana [6]Direktorat Kerjasama Regional, Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, ASEAN-China Free Trade Area. Februari 2010.
Lalu Galih Setiawan
All The Small Thing About My Environment Kepedulian terhadap lingkungan tidak muncul dan bisa dilakukan secara sistematis terstruktur dan masif dengan tempo yang sesingkat – singkatnya, namun di mulai dari suatu lingkungan yang mendasar. Kepedulian tersebut dapat ditunjukkan mulai dari hal-hal yang sederhana di dalam keluarga. Dimulai dari orang tua sehingga mudah untuk diaplikasikan atau dicontoh anak-anak dan menjadi terbiasa membentuk gaya hidup yang akan melahirkan keluarga peduli pada lingkungan yang awalnya diterapkan dari rumah.Salah satu penyebab utama permasalahan lingkungan adalah faktorkesadaran dan kepedulian, untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang harus dilakukan adalah mengubah mindset dan perilaku manusianya, yang sebaiknya dimulai dari kelompok terkecil yaitu keluarga.Sebagaimana kita ketahui keluarga merupakan unit terkecil darimasyarakat.Meskipun kecil, peran keluarga sangat besar dalam pembentukkan karakter bangsa. Dalam keluarga, manusia mengalami proses sosialisasi awal dimana ia mempelajari kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Karena peran yang dimiliki oleh keluarga menjadi sangat potensial dalam mendorong tumbuh kembangnya perilaku perilaku terpuji. Dalam keluarga terdiri dari Ibu, ayah dan anak yang merupakan bagian terkecil dari masyarakat. Dengan adanya kepedulian dari keluarga akan memberi motivasi ke lingkungan
masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal. Banyak hal yang dilakukan oleh keluarga yaitu dengan memberi pengetahuan mengenai norma terhadap lingkungan sehingga diharapkan generasi penerus keluarga akan peduli dan cinta terhadap lingkungan. Keluarga merupakan basis penyadaran lingkungan hidup, karena dalam keluarga tercipta generasi baru peduli lingkungan.[1] Bila seluruh keluarga Indonesia tercipta keluarga berkarakter peduli terhadap lingkungan hidup, maka lambat laun lingkungan Indonesia akan menjadi lebih baik dan sehat.Di dalam keluarga peran Ibu sebagai Perempuan sangat menentukan warna lingkungan sekitar. Kita sering mendengar perempuan yang diindentikan dengan lingkungan. Perempuan memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan. Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, ibu sebagai perempuan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Dampak kerusakan lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan.[2] Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam rumah tangga. Lalu perempuan sajakah yang berkewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan?Ibu dalam hal ini kita sebut sebagai perempuan merupakan aset bangsa yang secara kuantitas di Indonesia jumlahnya lebih banyak dari lak-laki. Artinya peran perempuan sebagai ibu sangat dibutuhkan memberi contoh tauladan di rumah tangga. Pendidikan lingkungan hidup, yang dimulai dari keluarga, merupakan salah satu hal yang bersifat fundamental, karena keluarga merupakan fondasi penyangga tegaknya sebuah bangsa Perempuan lebih banyak bekerja daripada bicara, begitu pula perempuan dengan setia mengerjakan apa saja yang dapat dikerjakan yang ada disekitarnya. Begitu nyatanya peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada yang dapat membantahnya, termasuk peranan perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup.Peran perempuan sangat besar dalam pengelolaan lingkungan. Sebagai indikator, bila suatu rumah tidak ada perempuan, maka kelihatannya rumah itu tidak bercahaya, sepertinya sedih, tidak teratur, serasa gersang dan
bahkan seperti tidak terawat. Begitu pula bila dilihat anakanaknya kelihatannya tidak gembira, muram dan lainnya. Bila dibandingkan dengan jika di rumah ada perempuan, rumahnya kelihatannya rapih, hijau, terawat, indah, dan anak-anaknya gembira, sehat-sehat serta ceria. Begitulah, dapat dikatakan bahwa perempuan adalah manager yang baik dalam pengelolaan lingkungan, sering disebut juga bahwa perempuan adalah sahabat lingkungan. Pendidikan lingkungan pertama adalah seorang perempuan atau ibu yang memberikan media edukasi pertama bagi anakanak.Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran mengenai kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dari penerapan pola pengelolaan sampah dan pemilihan produk yang ramah lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga, anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkunganya. Dan jika nantinya kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa depan akan terbentuk generasi yang peduli pada lingkungan. Dalam keluarga banyak hal yang bisa kita lakukan, seperti memilah sampah, menghemat air, menghemat listrik, menggunakan produk ramah lingkungan. Dalam Undang Undang No 18 Tahun 2008, pasal 12 (1) Tentang Pengelolaan Sampah, dinyatakan bahwa; “ Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. “ Untuk memenuhi kewajiban ini, dalam pasal sebelumnya, pasa 11 (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan.”[3]“Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaran, dan pengawasan dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah.” Hal ini teruang dalam Peraturan Pemerintah no 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pasal 35 ayat (1)[4].
Dari data yang ada khusus sampah rumah tangga di Indonesia, baru sekitar 24,5% ditangani dengan metode yang benar yaitu dipilah, diangkat oleh petugas kebersihan atau dikomposkan. Sisanya 75,5% belum ditangani dengan baik. Dapat kita bayangkan besarnya produksi sampah yang mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit.Selam ini kita mengenal 3 R dalam pengelolaan sampah, jika hal ini telah kita lakukan dapat dikembangkan menjadi 5 R. Adapun hal sederhana yang dapat dilakukan dengan konsep 5 R atau Reduce, Reuse, Recycle, Refuse, dan Repair.[5] Pengelolaan sampah rumah tanggasecara aktif dapat ditanganibersama anggota keluarga denganmelibatkan seluruh anggota keluarga secara langsungdalam pengelolaan sampah rumah tangga disiilah konsep gotong royong untuk peduli lingkungan muncul, sampah dapat dipisahkan berdasarkanjenisnya. Sampah dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan nonorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu singkat). Contohnya adalah sisa makanan dan sayuran. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit teruraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu lama).Contoh sampah anorganik adalah plastik. Penanganan yang paling sesuai bagi sampah anorganik adalah daur ulang(recycle) dan pemakaian ulang (reuse).Untuk memilih produk rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Pertama, memilih produk pembersih yangmenggunakan bahan aktif biodegradable. Bahan ini termasuk dalam kategori ramah lingkungan karena dapat terurai oleh pengolah limbah dan proses alamiah. Kedua, menghindari produk yang mengandung merkuri. Merkuri merupakan logam berbahaya yang sering ditambahkan dalam beberapa produk, seperti kosmetik, cat, dan baterai.Selain memilih produk rumah tangga ramah lingkungan, kepedulian perempuan dalam mengelola lingkungan juga dapat dilakukan dengan memilih alat-alat rumah tangga yang ramah lingkungan. Dalam memilih peralatan rumah tangga, utamakan untuk produk
yang hemat energi.Sebaiknya, pilih juga alat pendingin (AC, kulkas) non-CFC karena bahan tersebut berpotensi merusak ozon.Isu lingkungan sudah banyak dirasakan dampaknya di negara kita ini, dan biasanya lebih banyak menimpa perempuan dan anak-anak, rakyat kecil, atau rakyat yang ekonominya lemah. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip ekologi atau ekosistem, karena itulah kita harus mencanangkan all the small thing about my environment. Merdeka !!! Sumber : www.yogya.bkkbn.go.id www.sanitasi.or.id Undang Undang No 18 Tahun 2008 Undang Undang No 18 Tahun 2008 [1]James, S. A. & Stapp, W.B. 1974. Environmental Education, New York: John Willey &Sons. Hal 79 [2]http://yogya.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=143 &ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897 [3] Undang Undang No 18 Tahun 2008, pasal 12 (1) Tentang Pengelolaan Sampah [4] Peraturan Pemerintah no 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pasal 35 ayat (1) [5]http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view =article&id=208:3r-tak-cukup-kini-perlu-5r&catid=55:berita&Itemid=125 Lalu Galih Setiawan
WARUNG TOKAL MARAS ( MAKANAN KHAS SUMBAWA)
masakan singang khas pulau sumbawa POJOKKUTO.COM Warung tokal maras merupakan warung makanan khas masyarakat Sumbawa Nusa Tenggara Barat yang didirikan oleh Bang Mirfat dan mbak Dhian mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang semester akhir.warung tokal maras ini didirikan pada tanggal 24 agustus 2016 yang bertempat di jalan Margo Rachmat, Jetis No. 6 Malang dekat dengan Universitas Muhamadiyah Malang . Tokal Maras itu sendiri merupakan bahasa Sumbawa yang berarti duduk bersama sambil bercanda tawa. Seiring dengan meningkatnya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berasal dari Pulau Sumbawa yang kuliah di Kota Malang sehingga bang Mirfat ini terinspirasi untuk membuka warung Tokal Maras dengan tujuan berkumpul menjalin silaturrahmi sesama masyarakat Sumbawa khususnya mahasiswa Sumbawa yang ada di Malang.
Selain itu, ingin merpekenalkan masakan khas masyarakat Sumbawa Nusa Tenggara Barat di Malang dengan cara membuka warung Tokal Maras ini, karena melastarikan budaya serta makanan Pulau Sumbawa sudah merpakan kewajiban bagi masyarakat Pulau Sumbawa utamanya mahasiswa yang memiliki kecintaan akan kebudayaan Pulau Sumbawa ( Mirfat ) Untuk saat ini Warung Tokal Maras merupakan warung satu-satunya yang menyediakan masakan khas Pulau Sumbawa di Kota Malang. Sampai saat ini banyak mahasasiswa Pulau Sumbawa yang merasa bersyukur dengan adanya warung tokal maras ini, karena dengan adanya warung tokal maras bisa melepaskan akan kerinduan masakan Sumbawa. Tidak hanya mahasiswa Pulau Sumbawa, mahasiswa daerah lain juga bahkan masyarakat setempat banyak yang sudah merasakannya. Dengan rasanya yang khas masyarakat setempat menilai bahwa masakan khas Sumbawa ini perlu di lestarikan supaya di kenal. Adapun makanan khas Sumbawa yang ditawarkan di Warung Tokal Maras ini adalah singang Udang, singan mujaer, singang Nila, singang ayam, Nila, sepat udang, sepat mujaer, sepat Nila, jangan Bage. Singang dan sepat merupakan masakan yang banyak digemari oleh pengunjung, karena rasanya yang khas. Singang adalah makanan khas tradisional Sumbawa yang berbahan ikan segar baik itu ikan laut maupun ikan air tawar yang dibumbui dengan berbagai macam rempah selintas mirip dengan gulai ikan karena kuahnya. sedangkan sepat adalah masakan yang dibuat dengan cara ikannya dibakar dan dicampurkan dengan bumbu yang sudah di buat. Penasaran dengan
masakan Khas Tradisional Pulau Sumbawa. kuy berkunjung ke Warung Tokal Maras (Danu Ilhami)
WARUNG MAK PAR Kali ini kita akan membagikan cerita tentang makanan. Nasi goreng? Bakso? Sate? Jawabannya BUKAN tapi Lalapan. Lalapan yang satu ini sudah sangat terkenal di kalangan mahasiswa. Mahasiswa hebat ya bisa tau mana yang enak dan murah haha. Nama warungnya adalah Warung Mak Par. Alamatnya yaitu di Jalan Joyo Taman Sari Kota Malang, tepat di kawasan Perumahan Dosen Politeknik di Joyogrand. (MZ). Setiap hari ratusan porsi terjual di warung ini. Harga per porsi berupa sepotong ayam krispi dan sepotong gorengan dijual dengan harga Rp 8.500,sangat murah kann?? Pemiliknya adalah Ibu Suparmi,76 tahun. Umurnya bisa dibilang sudah tidak muda lagi tapi Ibu Suparmi dengan dibantu 10 orang tenaga kerja. Ada yang bersih – bersih, memasak, menyiapkan makanan dan minuman supaya pelanggan tetap merasa nyaman selama berada disini.
Usaha ini sudah berdiri sejak 25 tahun yang lalu. Di Warung Mak Par juga menjual beraneka macam sambal yaitu sambal bawang, sambal tomat, sambal kacang, dan sambal kecap dengan menu andalannya Ayam Krispi dan Ayam Goreng. Nah buat kalian yang doyan pedas bisa milih sepuasnya tuh hehe Sejak dulu menu Mak Par sangat sederhana, hanya ayam crispy dan gorengan, biasanya dengan tambahan tempe goreng tepung. Namun sekarang ada tambahan variasi gorengan selain tempe goreng tepung juga ada tahu goreng tepung dan rondo royal (tape singkong goreng tepung). Soal rasa gak usah di ragukan lagi karena rasa sambalnya sudah melegenda di lidah konsumen setianya. Bagi netizen yang suka sambal boleh mencoba sambal bawang,
dijamin deh mulut dan bibir kita akan bergetar menikmati sensasinya. Bagi netizen yang tidak suka dengan sambal boleh mencoba sambal tomat maupun sambal lainnya. Semua sambal rasanya sama saja tergantung selera masing – masing. Pengunjung warung Mak Par sebagian besar adalah mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa kampus terdekat (Unisma, Uniga, UIN, UB, ITN, Unitri), mahasiswa kampus yang jauh (UM, Unmer, STIKI, Univ Kajuruhan) juga mennjadi pelanggan setia Mak Par. Warung Mak Par ini banyak diketahui mahasiswa karena sering dibicarakan temen satu kampus dan menyebar karena rasa pedas sambal dan kenikmatan ayam krispi yang membuat penasaran insan muda. Bagi mahasiswa sih kalau bicara soal makanan yang penting enak dan murah. Tempat ini menjadi salah satunya loh yaa. Jika ada tempat makan atau nongkrong yang murah dan enak pasti sangat ramai sekali. Bisa dibayangkan dong begitu ramainya tempat Warung Mak Par ini yaaa. Warung Mak Par buka pukul 07.30 dan pasti langsung ramai dan tutupnya di malam hari. Parkiran depan warung Mak Par juga selalu penuh. Tak hanya sepeda motor, tapi juga kendaraan roda empat. Ini artinya mahasiswa pas-pasan sampai yang kaya raya menjadi pelanggan setia Mak Par haha Saat sedang ramai, antrian pengunjung ‘mengular’ sampai ke halaman depan. Bahkan pernah suatu ketika pelanggan baru bisa dilayani setelah antri satu jam. Bukan karena pelayanan lambat, tapi karena ramainya pengunjung. Menurut Mak Par, Mak Par tidak pernah terpengaruh dengan keadaan jika cabai sedang naik dan harga makanannya pun tidak ikut naik juga beserta rasa sambal yang tetap extra pedas. Dalam sehari, Mak Par membutuhkan cabai kira-kira sebanyak 10 kg. Setiap hari bisa menghabiskan hingga lebih dari 50 kg Beras dan kurang lebih 300 kg Daging Ayam. Dari bahan sebanyak itu, Mak Par menjual ratusan porsi, baik yang dimakan di tempat maupun dibungkus. Masalah porsi jangan ditanyaa, porsinya jumbo loohh. Sekarang admin langsung ke sana deh mumpung lapar hahaha “Biasanya paling ramai itu siang sampai sore. Ketika makan
siang dari jam 10 sampai jam 3 sore sering sekali buntu, rapet hingga yang jualan tidak terlihat dari luar” kata Mbak Tini, salah satu pegawai warung Mak Par yang juga ikut membantu mengelola warung itu.
Sekilas suasana warung mak par Nahh itu tuh salah tempat makan yang enak dan murah yang cocok di kantong mahasiswa. Tunggu apalagi yuk langsung ke Warung Mak Par. YUK MOJOK !!! Muntaha zanuardana
WARKOP DKI, PERKENALAN BUDAYA DAN ATMOSFIR PINGGIRAN IBU KOTA Malang sepertinya tidak akan pernah habis dari yang namanya kuliner dan tempat wisata dengan harga yang bersahabat bagi masyarakat. Makanya banyak mahasiswa yang datang ke malang untuk kuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Untuk yang satu ini, sangat direkomendasikan buat netizen semuanya baik mahasiswa ataupun wisatawan yang mampir ke malang,namanya adalah Warkop DKI. Dari namanya aja uda kebayang kan ini tempat apa?tapi ini bukan film komedi Warkop DKI itu yaa. Ini adalah Warkop DKI (Warung Kopi DKI). Pasti banyak yang bertanya – tanya kenapa namanya Warkop DKI? Menurut Manajernya,Raden M Riyanto, Warkop DKI dibuka karena Ownernya, Mbak Arifianti, sangat mengidolakan komedian Warkop DKI dan agar para customer bisa merasakan bagaimana suasana warung kopi yang ada di Jakarta. Jadi buat netizen yang ingin merasakan bisa datang kesini dan bagi yang rindu dengan warung kopi yang ada di Jakarta juga bisa datang kesini. Siapa saja boleh datang kesini hehe :D. Lalu alasan mengapa berlokasi di Malang karena di Malang belum ada warung kopi yang menyajikan makanan dan minuman khas Jakarta. Sedangkan alasan berlokasinya di Jalan Belakang RSSA No.19 karena keterbatasan modal dan jika berlokasi di daerah kampus cukup mahal. Kita doain aja supaya bisa berkembang lagi dan bisa buka di dekat kampus biar anak – anak mahasiswa irit bensin hahaha Ini nih menu andalannya yaitu kue pancong. Wahhh saya sendiri belum pernah nyobain kue pancong tuh. Kue pancong diharapkan
bisa memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang budaya dari Jakarta. Sekalian sembari menikmati makanan dan minuman yang disajikan kita juga diajari tentang budaya lohh. Buat yang belum tahu kue pancong itu apa,berikut penjelasannya. Kue pancong itu sebenarnya bukan asli makanan betawi tapi kue pancong itu adalah asli makanan ornag sunda. Dalam perkembanganya ada 2 jenis pancong yaitu kue pancong Jakarta yang memakai kelapa dalam pembuatanya dan kue pancong Sunda yang memakai susu, karamel, mesis dll dalam pembauatanya. Yang terakhir inilah yang dijual di WARKOP DKI. Ternyata Warkop DKI sangat bersahabat dan rasa kekeluargannya sangat dekat dengan mahasiswa, salah satunya dengan orda (organisasi daerah) yang ada di Malang yaitu orda tangerang, HiMAKSI, HORE dan beberapa orang dari FORSIMAJA dan sempat berkerjasama dnegan MALANG FODIS dan Radio MAS FM. Namun selain itu Warkop DKi juga memiliki beberapa kelemahan strategi pemasaran misalnya dalam bentuk sosial media. Tanpa sosial media pun Warkop DKI tetap ramai kok gimana kalau ada sosial media yaaa?? Kedepannya Warkop DKI segera membuka cabang di luar Malang sehingga masyarakat bisa merasakan sensasinya. Salah satu pelanggan setia Warkop DKI, Mas Adib Rahman, berpendapat bahwa Warkop DKI sangat sering dikunjungi karena Mas Adib semasa SMA bertempat tinggal di Jakarta. Jadi bisa mengingatkan kembali kerinduan waktu dulu dan tempat juga tidak begitu luas dan selalu di ramai dan juga Warkop DKI bisa buka dengan waktu yang lebih awal lagi karena Warkop DKI buka pukul 4 sore. Jadi buat netizen yang senang kopi, nongkrong, dan murah tempat ini bisa dikunjungi. Apalagi yang rindu dengan kota asal Jakarta atau hanya ingin mencoba sensasi rasa warung kopi di Jakarta, tempat ini sangat direkomendasikan. Yuk Mojok !!!
Kampung 3D Malang
Dari kiri. Cak Gempa Setiawan (Koordinator Paguyuban Kampung Tridi), Mas Edi Gimbal (Ketua Seniman Kampung Tridi), Shinta Novita (Reporter pojokkuto.com), dan Cak Yudi (Guide Kampung Tridi) Kampung 3D (Tridi) terletak di Kelurahan Kesatrian Kota Malang merupakan wilayah perkampungan padat penduduk. Bersebelahan dengan kampung Warna-Warni yang menjadi inspirasinya, kampung tridi mengaplikasikan lukisan 3 dimensi yang tidak hanya pada dinding luar rumah warga, jendela dan genting rumah pun tak luput dalam baluran seni 3 dimensi. Edi Gimbal adalah salah satu seniman yang mengembangkan konsep kampung Warna-Warni menjadi lebih luwes dan menarik dengan melukis 5 lukisan 3 dimensi dibeberapa rumah warga. kelima lukisan tersebut menjadi awal mula perkampungan padat penduduk itu mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya adalah
Walikota Malang, beliau menyarankan untuk mengajukan kerjasama dengan beberapa pihak. Edi Gimbal, dibantu cak Gempa dan cak Tholib dalam pengerjaan lukisan juga sangat diapresiasi oleh warga sekitar, setelah salah satu produk cat mensponsori kampungnya, banyak pemuda karang taruna yang sangat tertarik dan antusias dalam pembuatan lukisan 3 dimensi, tidak hanya itu, warga sekitar juga secara swadaya memenuhi kebutuhan lainnya berupa kuas cat, tangga, dll. Hingga saat ini, proses pengerjaan lukisan kampung tridi masih belum rampung, dari target pengerjaan 160 lukisan, baru 84 lukisan yang telah selesai dikerjakan dan rencananya desember tahun ini akan diadakan peresmian kampung tridi yang akan dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kota Malang. Tidak hanya memperindah perkampungan padat penduduk, lukisan-lukisan 3 dimensi tersebut juga membantu perekonomian warga sekitar. Dengan harga makanan dan minuman yang pas dengan kantong anak kost dan masyarakatnya yang sangat ramah terhadap pengunjung, total pengunjung kampung tridi bisa mencapai 200 pengunjung per hari. Jika kawan-kawan ingin mengunjungi kampung tridi, cukup dengan mengeluarkan biaya parkir sebesar dua ribu rupiah, kawan-kawan sudah dapat ber-selfie-ria di kampung tridi bersama teman, pacar, keluarga atau ade – ketemu gedenya. Oh iya, pada hari minggu mulai jam 10 pagi, banyak komunitaskomunitas berkumpul, mulai dari pecinta reptil, musik, pelukis. YUK MOJOK!