Daftar Isi Dari Redaksi Potensi Perdagangan Kawasan Maghribi
Hal. 2
Menelisik Kinerja Industri dan Perdagangan Mamin dan TPT Hal. 15
Meskipun volume perdagangan Arab Maghreb Union (AMU) ke dunia belum mencapai 1% dari total perdagangan dunia, Indonesia tetap melihat AMU sebagai mitra dagang yang prospektif di masa depan. Produk yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke AMU antara lain CPO dan produk turunannya, kopi, kulkas, produk kayu, dan mobil.
Hal. 7
Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis Untuk Pengembangan Potensi Daerah di Indonesia Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan berbagai kekayaan alam dan kekayaan hayati, maka Indonesia memiliki banyak sekali komoditas atau produk yang potensial untuk dilindungi melalui Indikasi Geografis. Sayangnya, Indikasi Geografis masih belum dipahami sebagai sebuah nilai ekonomis yang dapat dijadikan nilai lebih dalam dunia perdagangan internasional.
Peluang Ekspor Pisang Cavendish dan Peran Kebijakan Pengamanan Perdagangan Hal. 11
Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yang mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi industri pengolahan non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2015, industri non migas yang mampu memberikan kontribusi cukup singinifikan terhadap PDB adalah Industri Makanan dan Minuman (Mamin) dengan kontribusi sebesar 5,61% dan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sebesar 1,21%. Di tengah arus deras integrasi ekonomi (globalisasi) yang demikian menyihir, tiba-tiba United Kingdom (UK) melakukan referendum dengan hasil UK keluar dari EU atau lebih dikenal dengan British Exit (Brexit). Berbagai dampak Brexit terutama yang berkaitan dengan perdagangan, investasi, finansial, dan yang paling dikhawatirkan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan, akan berdampak negatif pada ekonomi dunia. Lalu, bagaimana dengan Indonesia dan apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini? Salah satu jenis pisang unggulan hasil produksi usaha tani Indonesia adalah Pisang Cavendish, yang banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas importasi Pisang Cavendish dari Filipina yang telah berlaku sejak tahun 2006 juga turut membuka peluang ekspor Pisang Indonesia. Ekspor Pisang Indonesia pada tahun 2014 tercatat sebesar USD 16 juta, mengalami peningkatan yang signifikan atau mengalami pertumbuhan sebesar 444% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perizinan Impor Telepon Seluler, Handheld Hal. 20 dan Komputer Tablet: Kompleksitas dan Usulan Perbaikan Salah satu kebijakan yang sempat menimbulkan kontroversi terkait dengan iklim usaha di Indonesia adalah Peraturan Menteri Perdagangan No. 82/M-DAG/PER/12/2012 mengenai Impor Telepon Seluler, Handheld dan Komputer Tablet. Regulasi ini diterbitkan dengan tujuan untuk mengendalikan penjualan produk ilegal ponsel dan untuk melindungi industri lokal. Sayangnya penerapan peraturan tersebut telah menimbulkan hambatan yang signifikan bagi importir ponsel dan tablet karena persyaratan peraturan dan beberapa perizinan yang tumpang tindih.
Hal. 24
Belajar dari Brexit
Berita Pendek Perdagangan Halaman 27
Serba - Serbi Halaman 31
Statistik Perdagangan Pusdatin Halaman 34
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
1
ISU PERDAGANGAN
Potensi Perdagangan Kawasan
Hasni Negara-negara Maghribi adalah negara-negara yang berada di sebagian besar wilayah barat Afrika Utara atau barat Laut Afrika. Awalnya, wilayah negara Maghribi merupakan Pegunungan Atlas dan dataran pesisir yang terdiri dari negara Maroko, Aljazair,
Tunisia Morocco Algeria
Tunisia, Mauritania dan Libya. Kemudian pada 17 Februari 1989 dibentuk Arab Maghreb Union (AMU) melalui Perjanjian Marrakech
Libia
Mauritania
dengan tujuan mempererat hubungan persaudaraan sesama negara anggota, merealisasikan kemajuan komunitas, dan melindungi hak mereka, pencapaian kemajuan dari pergerakan bebas orang, jasa, barang dan modal antar negara anggota, dan mengadopsi kebijakan umum di semua bidang. Pada bidang ekonomi, kebijakan umum AMU bertujuan untuk menjamin industri, pertanian, perdagangan, dan pembangunan masyarakat negara anggota AMU berjalan dengan lancar (Worldbank, 2010). Pada tahun 2012, negara-negara Maghribi (AMU) menghadapi permasalahan terkait dengan krisis ekonomi yang melanda benua Eropa, karena negara-negara yang berada di kawasan Eropa merupakan mitra dagang utama Maghribi. Sebagai dampak krisis ekonomi Eropa, perdagangan antara negara Maghribi dengan Eropa turun 6,6% di tahun 2013. Setelah 27 tahun perjanjian AMU ditandatangani, pangsa perdagangan kelima negara anggota AMU tidak lebih dari 1% terhadap total perdagangan dunia. Pada
Gambar 1. Peta Negara Anggota AMU. Sumber: MoroccoWorldNews (2014)
tahun 2015 perdagangan AMU memiliki pangsa sebesar 0,60%
USD 5.523 per tahun, sementara pendapatan per kapita Libya,
dari total perdagangan dunia, lebih rendah dari tahun sebelumnya
Tunisia, Maroko dan Mauritania masing-masing sebesar USD 4.885,
yang mencapai 0,74%. Nilai perdagangan negara Maghribi yang
USD 4.373, USD 3.107 dan USD 1.254 per tahun. Selain itu, Aljazair
rendah ini tidak merefleksikan komplementaritas ekonomi sumber
juga memiliki populasi penduduk terbanyak yakni mencapai sekitar
daya alam yang dimiliki. Bank Dunia mencatat bila penurunan
37,9 juta jiwa. Hal ini menjadi indikasi bahwa Aljazair merupakan
perdagangan negara Maghribi di dunia berlanjut terus, kawasan
negara yang paling baik kondisi ekonominya dibandingkan
itu akan kehilangan 200 ribu tenaga kerja setiap tahun. Saat ini
empat negara Maghribi lainnya, di mana Maroko, Tunisia,
di Aljazair, Libya, Tunisia, Maroko dan Mauritania masing-masing
Libya dan Mauritania masing-masing memiliki penduduk
terjadi tingkat pengangguran 15,4%; 17,7%; 15,4%; 10,6% dan
sebesar 32,9 juta jiwa, 10,9 juta jiwa, 6,1 juta jiwa dan 3,7 juta
21,1% per tahun (Tradingeconomics, 2014).
jiwa. Demikian juga dengan nilai perdagangan, Aljazair mempunyai
Di antara lima negara anggota AMU, Aljazair merupakan
nilai total perdagangan yang paling besar di kawasan AMU yaitu
negara dengan pendapatan per kapita tertinggi yakni mencapai
sebesar 45% dari total perdagangan AMU. Namun demikian,
2
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Aljazair masih belum resmi menjadi negara anggota WTO dan masih berstatus sebagai negara observer di WTO hingga akhir 2015 (Statistik WTO, 2014). Meskipun perjanjian AMU sudah ditandatangani 27 tahun yang lalu, pangsa total volume perdagangan AMU ke dunia belum pernah lebih dari 1%. Hal ini mengindikasikan AMU sebagai salah satu kerjasama regional yang kurang berkembang sebagai kawasan perdagangan. Terbentuknya AMU selama lebih dari dua dekade lalu belum mampu meningkatkan perdagangan mereka dengan negara di kawasan lain dan sebagian besar perdagangan negara-negara Maghribi masih dilakukan dengan Uni Eropa. Pada tahun 2007, total perdagangan antar negara Maghribi (intra trade) kurang dari 2% Produk Domestik Bruto (PDB) AMU dan kurang dari 3% dari total perdagangan AMU dengan dunia. Beberapa alasan rendahnya kinerja perdagangan ini diantaranya adalah adanya hambatan perdagangan yang tinggi, kemacetan logistik, kurangnya produksi, dan permasalahan politik. Fokus pada liberalisasi perdagangan dengan Uni Eropa (UE) memberikan kesempatan bagi negara-negara Maghribi untuk membuat kebijakan yang akhirnya akan membantu mereka menyelaraskan kebijakan dalam wilayah AMU sendiri (World Bank, 2010). Kinerja Perdagangan Negara Maghribi dengan Dunia Pada tahun 2014 nilai total ekspor dari AMU ke dunia mencapai lebih dari USD 125 juta dengan pertumbuhan rata-rata per tahun selama periode 2010-2014 meningkat sebesar 0,67%. Dari sepuluh negara tujuan utama ekspor AMU, enam negara di antaranya adalah negara yang berada di kawasan Uni Eropa dengan pangsa ekspor AMU ke keenam negara tersebut mencapai 60%. Hal ini mengindikasikan ketergantungan AMU masih besar terhadap negara-negara Eropa (Tabel 1).
Sementara itu, nilai ekspor AMU ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai USD 620 juta dengan pangsa mencapai 0,49% dan rata-rata pertumbuhan per tahun pada periode 2010-2014
Tabel 1. Negara-Negara Tujuan Ekspor Maghribi (USD Juta)
sebesar 18,42%. Angka pertumbuhan ekspor rata-rata AMU ke Indonesia jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan ekspor
Tren Pangsa No Negara Importir 2010 2014 2010-2014 2014 (%) (%)
AMU ke dunia. Ini merupakan indikasi bahwa AMU sedang
Dunia
bergiat mengembangkan potensi ekspornya ke Indonesia. Sebaliknya, Indonesia juga harus memanfaatkan kondisi ini untuk
0,67 100,00
terus meningkatkan ekspor ke AMU, baik dari sisi nilai maupun
1 Perancis
18.161 19.816
2,17
15,77
keragaman produk ekspor.
2 Italia
28.261 18.417
-7,01
14,66
3 Spanyol
13.025 16.633
8,35
13,24
128.408 125.667
4 Belanda
6.254
7.714
6,64
6,14
5 Inggris
3.021
7.290
29,29
5,80
6 Amerika Serikat
15.802
6.455
-21,35
Nilai impor AMU dari dunia juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,64% per tahun. Tidak berbeda dengan ekspor, dari sepuluh negara asal utama impor
5,14
AMU, empat negara di antaranya berada di kawasan Uni Eropa
7 Jerman
3.261
5.600
16,00
4,46
dengan pangsa impor AMU dari keempat negara tersebut
8 Brazil
3.399
3.949
2,71
3,14
mencapai 37%. Dari sepuluh negara asal impor utama Maghribi,
9 RRT
5.011
3.827
-4,46
3,05
10 Turki
3.454
3.660
2,46
2,91
Aljazair merupakan negara dengan peningkatan pertumbuhan
324
620
18,42
0,49
26 Indonesia
impor Maghribi terbesar, yaitu mencapai 19,05% per tahun pada periode 2010-2014 (Tabel 2).
Sumber: Trade Map (2015), diolah
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
3
Tabel 2. Negara-Negara Asal Impor Maghribi (USD Juta)
pada periode 2010-2014 sebesar 5,09% (Tabel 2). Pertumbuhan
Tren Pangsa No Negara Importir 2010 2014 2010-2014 2014 (%) (%)
positif ini merupakan suatu peluang yang sangat baik bagi Indonesia untuk menjadikan AMU sebagai pasar ekspor potensial,
Dunia
117.995 147.214
dan peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan oleh dunia industri
6,64 100,00
1 Perancis
16.957 17.725
0,66
12,04
2 RRT
10.759 15.367
11,53
10,44
3 Italia
Sementara itu, pangsa impor AMU dari Indonesia pada tahun 2014 mencapai 0,33% dengan rata-rata pertumbuhan per tahun
di Indonesia yang bisa dimulai melalui berbagai pameran dan promosi produk ekspor Indonesia ke AMU.
11.810 14.641
7,38
9,95
4 Spanyol
7.737 13.328
14,91
9,05
5 Jerman
6.955
8.767
6,77
5,95
6 Amerika Serikat
6.520
8.329
5,92
5,66
7 Turki
4.812
6.827
13,04
4,64
8 Arab Saudi
2.741
3.161
2,78
2,15
9 Korea Selatan
4.463
3.124
-5,74
2,12
sudah menjalin kerjasama dengan negara-negara anggota AMU
10 Aljazair
1.485
2.947
19,05
2,00
sejak lama, bahkan Indonesia adalah negara pertama yang
391
481
5,09
0,33
42 Indonesia
Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Maghribi Meskipun volume perdagangan AMU ke dunia belum mencapai 1% dari total perdagangan dunia, Indonesia tetap melihat AMU sebagai mitra dagang yang prospektif di masa depan. Indonesia
mengakui kemerdekaan salah satu negara AMU, Maroko. Kinerja perdagangan antara Indonesia dengan AMU dapat dilihat pada Tabel 3.
Sumber: Trade Map (2015), diolah
Tabel 3. Neraca Perdagangan Indonesia – AMU (USD Juta) URAIAN Nilai : USD Juta
Jan-Apr Jan-Apr
Perub.(%) Tren (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016 2016/15 2011-2014
Total Perdagangan
Total perdagangan antara Indonesia dan AMU menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang positif, di mana selama periode
787,8 1564,8 1443,2 1007,3 837,3 269,3 319,6
18,68
6,79
Migas
328,1 816,5 753,1 356,7 281,6 24,3 169,0
596,84
1,72
2011–2014 mengalami tren positif sebesar
Non Migas
459,7
-38,55
10,09
6,8% per tahun. Dari sisi neraca non migas,
748,3
690,2
650,6
555,7
245,0
150,6
Ekspor
365,9 531,4 543,3 486,3 404,6 160,8 122,2
Migas Non Migas
365,9
531,4
543,3
486,3
404,6
160,8
122,2
9,15
perdagangan Indonesia–AMU pada periode
- -
yang sama selalu surplus dengan tren
-23,97
- - - - - - -
-23,97
9,15
positif sebesar 7,6% pertahun. Meskipun
Impor Migas Non Migas
421,8 1033,4 900,0 521,0 432,7 108,5 197,3
81,89
5,07
demikian, kinerja neraca migas masih terus
328,1 816,5 753,1 356,7 281,6 24,3 169,0
596,84
1,72
mengalami defisit akibat kebutuhan produk
93,8
216,9
146,9
164,3
151,0
84,2
28,3
-66,37
13,79
migas Indonesia banyak yang diimpor dari
Neraca Perdagangan (55,9) (502,1) (356,7) (34,7) (28,0) Migas Non Migas
5,3 (75,1) -243,59
(-328,1) (816,5) (753,1) (356,7) (281,6) (24,3) (169,0) 272,1
314,4
396,4
322,0
253,6
76,5
596,84
93,9
22,68
negara-negara anggota AMU (Tabel 3).
7,65
Sumber: BPS (2015), diolah
Tabel 4. Realisasi Ekspor Indonesia ke AMU Menurut Sektor (USD Juta) URAIAN Nilai : USD Juta Perub. Tren Pangsa (%) Jan-Apr Jan-Apr (%) (%) thd Total 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016 2016/15 2011-2014 2016
Jika dilihat dari realisasi ekspor menurut sektor, terdapat dua sektor yang menjadi unggulan ekspor Indonesia ke AMU, yaitu
TOTAL EKSPOR
365,9
531,4
543,3
486,3
404,6
160,8
122,2
-23,97
9,15
100,00
industri dan pertanian. Pangsa ekspor
MIGAS
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
sektor industri mencapai 93,8% dari total
Minyak Mentah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Hasil Minyak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
ekspor Indonesia ke kawasan AMU periode
Gas
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Januari-April 2016. Hal ini mengindikasikan
bahwa produk-produk hasil industri dalam
NON MIGAS
negeri juga sangat diterima di negara-
Pertanian Industri
365,9
531,4
543,3
486,3
404,6
160,8
122,2
-23,97
9,15
100,00
38,4
55,4
74,1
47,0
56,7
19,4
7,6
-60,93
9,36
6,19
327,5
475,9
469,2
439,3
347,9
141,4
114,7
-18,92
9,06
93,81
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
yang saat ini menjadi primadona ekspor
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4819,69 -2,50 0,01
Indonesia ke AMU antara lain produk kayu,
Pertambangan Lainnya Sumber: BPS (2015), diolah
4
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
negara AMU. Adapun produk industri
produk otomotif dan produk elektronik.
Tabel 5. Realisasi Impor Indonesia dari AMU Menurut Kelompok Barang (USD Juta) URAIAN Nilai : USD Juta Jan-Apr Jan-Apr 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2016
Perub. (%) 2016/15
Tren (%) 2011-2014
TOTAL IMPOR
81,89
5,07
421,8
1033,4
900,0
521,0
432,7
108,5
197,3
Pangsa (%) thd Total 2016 100,00
Barang Konsumsi
17,9
24,7
32,1
30,9
28,2
12,9
11,3
-12,39
20,97
5,72
Bahan Baku/Penolong
403,8
982,7
867,5
489,3
404,0
95,5
186,0
94,68
4,61
94,23
Barang Modal
0,1
26,0
0,3
0,8
0,4
0,1
0,1
0,41
8,45
0,04
Sumber: BPS (2015), diolah
Sementara itu, jika dilihat dari sisi realisasi impor menurut
Potensi Ekspor Indonesia ke Negara Maghribi
kelompok barang (Broad Economic Categories/BEC), jenis barang
Kinerja ekspor Indonesia ke Negara Maghribi (AMU) cukup
yang paling banyak diimpor Indonesia dari AMU adalah bahan baku/
baik, dengan peningkatan ekspor rata-rata per tahun sebesar
penolong dengan pangsa pada periode Januari-April 2016 mencapai
13%. Berdasarkan analisis daya saing dengan menggunakan
94,2%. Tren impor bahan baku/penolong dari AMU mengalami
pendekatan harga yang diproksi dari nilai impor dibagi volume
peningkatan dengan rata-rata 4,61% per tahun selama periode 2011-
impor, menunjukkan bahwa produk Indonesia di kawasan AMU
2014, sedangkan impor barang konsumsi dari AMU pada periode
memiliki daya saing yang cukup baik. Data sepuluh produk impor
yang sama mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun 20,97% dan
utama negara-negara Maghribi (AMU) dari Indonesia disajikan
impor barang modal naik 8,45% per tahun (Tabel 5).
pada Tabel 6. Produk yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke AMU antara lain CPO dan produk turunannya, kopi, ikan, sabun, benang dan ban mobil (Tabel 6).
Tabel 6. Produk Impor Utama AMU dari Indonesia (USD) No Kode Uraian Barang 2011 2012 2013 2014 2015 Produk
Tren 2011-2015 (%)
Pangsa 2015 (%)
96.100 144.025 156.110 114.519 151.893
7,10
33,54
60.379
49.287
75.185
53.410 55.506
-0,88
12,26
8
-
487
1.497 28.618
-
6,32
25.668
35.410
10
3.110 23.464
-22,99
5,18
12.391
15.968
8.134
11.795 15.230
1,10
3,36
3.037
5.697
11.061
8.204 12.630
37,92
2,79
6.643
8.605
14.251
8.706 11.967
12,62
2,64
2.831
3.374
7.525
10.671 11.396
48,24
2,52
1
1511
Minyak kelapa sawit dan fraksinya, dimurnikan maupun tidak,
tetapi tidak dimodifikasi secara kimia.
Kopi, digongseng, dihilangkan kafeinnya maupun tidak;
2
0901
sekam dan kulit kopi; pengganti kopi me ngandung kopi dalam
perbandingan berapa saja.
Margarin; campuran atau olahan yang dapat dimakan dari
3
1517
lemak atau minyak hewani atau nabati atau fraksi dari lemak
atau minyak yang berbeda dalam bab ini, selain lemak atau
minyak atau
Struktur (tidak termasuk bangunan prefabrikasi dari
4
7308
pos No.94.06) dan bagian dari struktur (misalnya, jembatan
dan bagian jembatan, pintu berkunci, menara, tiang kisi-kisi,
atap, rang ka atap,
Minyak kelapa (kopra), biji kelapa sawit atau babassu dan
5
1513
fraksinya, dimurnikan maupun tidak, tetapi tidak dimodifikasi
secara kimia.
Ikan diolah atau diawetkan; kaviar dan pengganti kaviar yang
6
1604
diolah dari telur ikan.
Sabun; produk aktif-permukaan organik dan preparat untuk
7
3401
digunakan sebagai sabun, dalam bentuk batangan, bentuk cake,
bentuk potongan atau bentukan yang dicetak mengandung
sabun maupun tidak;
Benang (selain benang jahit) dari serat stapel tiruan, tidak
8
5510
disiapkan untuk pen jualan eceran.
Benang (selain benang jahit) dari serat stapel sintetik, tidak
9
5509
disiapkan untuk penjualan eceran.
10
Ban luar bertekanan baru, dari karet.
4011
3.551
4.566
4.978
9.385
8.924
29,22
1,97
7461
17894
14819
11467
8402
-2,05
1,86
Sumber: Trade Map (2015), diolah
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
5
Untuk melihat daya saing produk Indonesia di AMU, dipilih tiga produk yang termasuk dalam sepuluh besar produk impor AMU
Tabel 7. Nilai, Harga dan Pangsa Impor Minyak Sawit AMU Tahun 2013
dari Indonesia yaitu minyak sawit dan fraksinya, kopi dan minyak
No.
kelapa (kopra). Harga dari ketiga produk tersebut dibandingkan
Negara Pemasok
Nilai ekspor
Harga
(USD juta) (USD ribu/ton)
Pangsa (%)
dengan harga produk yang sama dari lima negara pesaing di pasar
1
Indonesia
44.655
0,80
68,55
AMU dan dengan asumsi kualitas produk yang dihasilkan setiap
2
Malaysia
16.414
0,82
25.20
negara sama. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil bahwa
3
Singapura
2.280
0,34
3,50
daya saing minyak sawit dan fraksinya (HS 1511) dari Indonesia
4
Italia
1.188
0,85
1,82
cukup kompetitif, dan berada di urutan kedua, namun nilai ekspor
5
Swedia
191
1,56
0,29
minyak sawit dan fraksinya dari Indonesia merupakan yang terbesar diantara negara pemasok lainnya. Di antara lima negara pemasok produk minyak sawit dan fraksinya terbesar di AMU, Singapura memiliki daya saing tinggi yang diindikasikan dengan
Keterangan: HS 1511 (Minyak sawit dan fraksinya) Sumber: WITS (2014), diolah
Tabel 8. Nilai, Harga dan Pangsa Impor Kopi Maghribi (AMU) Tahun 2013
harga yang paling rendah. Namun pangsa impor produk CPO AMU
No.
dari Singapura cukup kecil, hal ini disebabkan variasi produk CPO
Singapura yang masih sedikit (Tabel 7).
1
Vietnam
134.004
2,34
43,60
kopi (HS 0901) Indonesia yang
2
Cote d’Ivoire
119.437
2,32
38,86
dilihat dari nilai satuan kelima negara pemasok kopi terbesar di
3
Indonesia
30.682
2,19
9,98
AMU ternyata paling tinggi, namun dari pangsa ekspor Indonesia
4
Brazil
14.493
3,52
4,72
masih berada di urutan ketiga setelah Vietnam dan Pantai Gading.
5
Italia
2.046
11,05
0,67
Daya saing ekspor produk
Indonesia memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan ekspor kopi ke AMU karena kopi Indonesia memiliki cita rasa kopi yang khas dari berbagai daerah di Indonesia, namun harus disesuaikan dengan selera pasar di kawasan AMU. Pesaing yang paling berat untuk produk kopi di AMU adalah Vietnam karena dengan harga yang
Negara Pemasok
Harga
(USD juta) (USD ribu/ton)
Pangsa (%)
Keterangan: HS 0901 (Kopi) Sumber: WITS (2014), diolah
Tabel 9. Nilai, Harga dan Pangsa Impor Produk Kayu Maghribi (AMU) Tahun 2013
sedikit lebih tinggi dibanding Indonesia, Vietnam berhasil menjadi
No.
pemasok produk kopi terbesar di AMU (Tabel 8).
Produk minyak kelapa (kopra)
Nilai ekspor
Negara Pemasok
Nilai ekspor
Harga
(USD juta) (USD ribu/ton)
Pangsa (%)
dengan kode HS 1513 dari
1
Malaysia
Indonesia berhasil menembus pasar negara Maghribi dan berada
2
Indonesia
di urutan kedua dari sisi daya saing. Jika dilihat dari nilai ekspor,
3
Swedia
produk minyak kelapa (kopra) Indonesia juga menempati posisi
Keterangan: HS 4412 (Kayu lapis, panel veneer dan kayu dilaminasi semacam itu)
terbesar kedua setelah Malaysia (Tabel 9). Malaysia memiliki daya
Sumber: WITS(2015), diolah
saing yang paling baik dan pangsa ekspornya ke AMU juga paling tinggi. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia, hampir di seluruh wilayah Indonesia kelapa dapat tumbuh. Oleh karena itu, seharusnya Indonesia dapat mengekspor produk minyak kelapa lebih banyak dibanding negara lain yang hanya memiliki lahan
0.74
71.15
877
1.52
28.76
2
3.12
0.08
perlu mengidentifikasi kebijakan dan peraturan di negara wilayah AMU, meningkatkan kegiatan promosi ekspor dan diplomasi demi meningkatkan perdagangan Indonesia dengan AMU, serta melakukan market intelligent di AMU dengan cermat.
perkebunan kelapa yang lebih sedikit. Saat ini negara-negara AMU telah berupaya meningkatkan integrasi perdagangan mereka ke dalam ekonomi dunia. Namun, pertumbuhan ekonomi perdagangan di AMU masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain di Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin. Namun dari sisi perdagangan, posisi negara-negara yang berada di utara benua Afrika ini memiliki potensi sebagai hub yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor non migas Indonesia ke negara-negara di sekitar AMU. Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal, diantaranya melalui peningkatan peran perwakilan dagang di negara-negara AMU. Selain itu, pemerintah juga
6
2,170
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis Untuk Pengembangan Potensi Daerah di Indonesia Deky Paryadi Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis
Dari sekian banyak jenis HKI yang disebutkan, yang menjadi
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah padanan kata yang
fokus dalam artikel ini adalah Indikasi Geografis (IG). Apa yang
biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak
dimaksud dengan Indikasi Geografis? Pasal 56 UU No. 15 Tahun
yang timbul karena hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk
2001 tentang Merek menyatakan bahwa “Indikasi Geografis
atau proses yang berguna untuk manusia. Pengajuan HKI atas
dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
suatu barang tertentu mengakibatkan timbulnya hak bagi subjek
barang, yang karena faktor lingkungan geografisnya termasuk faktor
hukum yang mengajukan, hak tersebut adalah hak ekonomis dan
alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut,
hak moral. Hak ekonomis timbul berupa keuntungan jika pihak
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan”.
lain menggunakan HKI yang telah didaftarkan dan hak moral yang
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia
merupakan hak yang melekat kepada inventor terhadap invensi
dikaruniai berbagai kekayaan alam dan kekayaan hayati, sehingga
yang telah ditemukan.
dapat dipastikan memiliki banyak komoditas atau produk yang
Seseorang bebas untuk mengajukan atau tidak mengajukan permohonan
atau
mendaftarkan
karya
intelektual
potensial untuk dilindungi melalui indikasi geografis. Permasalahan
yang
muncul ketika di hampir semua wilayah Indonesia, komoditas
dihasilkannya. Hak eksklusif yang diberikan negara kepada
atau produk yang potensial yang bisa dilindungi sebagai Indikasi
individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain, dan
Geografis, belum mendapatkan perhatian yang memadai dari
sebagainya) tidak lain dimaksudkan sebagai penghargaan
pemerintah, khususnya pemerintah daerah sebagaimana yang
atas hasil karya (kreativitas) dan agar orang lain terpacu untuk
diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang
mengembangkan lebih lanjut sehingga dengan sistem HKI
Merek (UU 15/2001) dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun
tersebut kepentingan masyarakat akan ditentukan melalui
2007 tentang Indikasi Geografis (PP 51/2007).
mekanisme pasar.
Berbeda dengan rezim HKI pada umumnya yang merupakan
Secara garis besar menurut Direktorat Jenderal Kekayaan
hak privat, hak Indikasi Geografis memberikan hak eksklusif berupa
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, HKI
hak komunal (bersama) dan manfaat ekonomi bagi pemegangnya.
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Perlindungan hukum hak Indikasi Geografis, merupakan salah satu
1) Hak Cipta (copyright);
kekhususan yang merupakan bagian dari tanggung jawab daerah
2) Paten (patent),
dalam rangka otonomi daerah, dimana pemerintah daerah memegang
3) Merek (trademark),
peran penting dalam pertumbuhan suatu daerah. Pemerintah
4) Desain industri (industrial Design),
perlu menentukan kebijakan dalam rangka memberikan jaminan
5) Desain tata letak sirkuit terpadu (Layout Design of Integrated
perlindungan akan hak indikasi geografis yang ada di daerahnya,
Circuit), 6) Rahasia dagang (Trade Secret) 7) Indikasi Geografis (Geographical Indication)
sebagai bentuk kepedulian terhadap kekayaan daerah tersebut. Potensi daerah yang dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan ciri daerah yang bersangkutan adalah potensi WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
7
produk-produk unggulan spesifik lokasi yang sangat lekat dengan
Pada saat dimulai penelitian perbaikan mutu, perbaikan sistem
pengetahuan tradisional dan kearifan lokal. Kekhasan tersebut
pemasaran, dan aplikasi Indikasi Geografis pada tahun 2001 harga
muncul akibat adanya interaksi antara komoditas tersebut dengan
biji kopi Arabika di Kintamani sangat rendah (Rp 5000), bahkan
lingkungan, sosial budaya, dan teknologi setempat. Kekhasan
lebih rendah dari harga kopi Robusta di Pupuan Tabanan Bali (Rp
tersebut tidak akan dapat diperoleh di lokasi lain, meskipun bila
5.500). Pada tahun 2007, harga kopi Arabika di Kintamani telah
komoditas atau bahan bakunya sama. Dalam kenyataannya saat
beranjak naik menjadi sekitar Rp 26.000 per kg. Kenaikan harga
ini, kekhasan tersebut kadang tidak sempat dimanfaatkan oleh
ini selain karena faktor harga internasional juga dipengaruhi oleh
masyarakat wilayah penghasil produk, tetapi dimanfaatkan oleh
adanya perbaikan mutu dan sistem pemasaran yang lebih efisien.
pelaku usaha atau masyarakat wilayah lain. Dari segi sumber daya
Perbaikan harga ini semakin baik setelah kopi Arabika Kintamani
alam, banyak produk daerah yang telah lama dikenal dan telah
Bali terdaftar sebagi produk Indikasi Geografis.
mendapatkan pengakuan di pasar internasional sehingga memiliki
Harga kopi Arabika Kintamani Bali jenis OSE WP sekitar Rp
nilai ekonomi yang tinggi sebagai contoh: Kopi Gayo, Kopi Toraja,
51.000 per kg bahkan pernah ada yang mencapai harga sekitar Rp
Kopi Kintamani, Mebel Ukir Jepara dan sebagainya.
53.000 per kg (Republika, 6 Januari 2015). Adanya perbaikan harga
Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain pun saat ini tengah
tersebut sedikit banyak karena dipengaruhi oleh adanya perbaikan
berlomba-lomba untuk meningkatkan kekhasan daerah masing
kualitas dari Kopi Arabika Kintamani yang telah didaftarkan sebagai
masing melalui indikasi geografis yang telah mereka daftarkan.
Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis. Dengan pendaftaran
Beberapa potensi indikasi geografis di negara Asia antara lain:
Indikasi Geografis kopi Arabika Kintamani Bali makin dikenal
Malaysia: Bario Rice; Vietnam: Pomelo Nam Roi; Kamboja: Rice
masyarakat luas, sehingga saat ini makin terbuka pasarnya.
Battabang, Cardamom, Pranoc (Fish sauce), PepperKampot;
Sebagian besar kopi Arabika Kintamani Bali diekspor ke luar negeri
Cina: Alcohol Cereals, Mootai (Gui Zhou), Longjing Tea Huangzhou
(Jepang, Australia, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Korea), dan
(Zhetiang), Xuanwei Ham (Yunnan), Mengshan tea (Sinchuan);
sebagian dipasarkan di dalam negeri (khususnya untuk memenuhi
Thailand: Durian Chanthaburi, Rayong, Mangosteem Rayong,
kebutuhan kedai-kedai kopi spesialti di kota-kota besar).
Pineapple Phuket, Salted eggs Surattnani,Wine
Chai Ya (Surattnani), Oysters
Loei, Pak Chong, Khao Yai, Gold
Sukhotai
(Septiono, 2009). Melihat
fenomena
Jika dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, jumlah pendaftaran indikasi geografis Indonesia yang terdaftar masih tergolong minim, sehingga hal ini menimbulkan beberapa
tersebut,
perlindungan
atas
Indikasi
pertanyaan, pertama apakah pemahaman masyarakat daerah
Geografis (IG) sebagai bagian dari HKI sangat diperlukan.
mengenai indikasi geografis masih rendah? Ataukah perangkat
Indikasi Geografis suatu produk memegang peranan vital dalam
hukum yang ada masih belum dapat mengakomodir potensi-
memberikan kesan kepada konsumen tentang adanya nilai lebih
potensi indikasi geografis di beberapa daerah di Indonesia?
pada produk yang ditawarkan, baik mengenai kualitas maupun sifat-sifat yang dapat meningkatkan daya saing yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan di berbagai negara. Indikasi Geografis Terdaftar di Indonesia Indikasi Geografis (IG) dalam negeri yang pertama kali terdaftar adalah Kopi Arabika Kintamani Bali yang dimohonkan oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Kintamani Bali pada tahun 2008. Penelitian dan pengembangan aplikasi Indikasi Geografis di Indonesia dipelopori oleh Pusat
40 35 30 25 20 15 10 5 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) bekerjasama dengan Center Internationale de Reserche Agronomique et pour la Development (CIRAD), sebuah Lembaga Penelitian Pertanian Tropika Internasional di Perancis, pada komoditas kopi Arabika di dataran tinggi Kintamani Bali pada akhir tahun 2001. Penelitian
Gambar 1. Indikasi Geografis Terdaftar Pertahun. Sumber: Ditjen Kekayaan Intelektual, Kemenkumham (2016), diolah
dan pengembangan aplikasi Indikasi Geografis tersebut dilakukan
Dari Gambar 1 terlihat peningkatan jumlah Indikasi Geografis
secara simultan dengan perbaikan mutu dan sistem pemasaran,
terdaftar setiap tahunnya dari tahun 2007 sampai dengan tahun
serta studi ilmiah tentang faktor geografis (alam, manusia dan
2015. Hingga tahun 2009, total Indikasi Geografis terdaftar di
interaksi antara keduanya) dalam rangka persiapan pendaftaran
Indonesia rata-rata hanya satu, angka ini meningkat minimal
Indikasi Geografis.
menjadi empat sejak tahun 2010 dan hingga akhir tahun 2015 total
8
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Tabel 1. Indikasi Geografis Indonesia Terdaftar No 1
Produk Kopi Arabika Kintamani Bali
Pemohon MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Kopi Bali
2 Champagne
Comite Interprofessional du Vin de Champagne (CIVC) Kuasa : Gunawan Suryomurcito
3
Mebel Ukir Jepara
Jepara Indikasi Geografis, Produk Mebel – Mebel
4
Lada Putih Munthok
Badan Pengelola Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Kep Bangka Belitung
5
Kopi Arabika Gayo
MPKG (Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo)
6 Pisco
INDECOPI Perwakilan Diplomatik : Ambassador Juan Alvarez Vita, Embassy of Peru in Indonesia
7
Tembakau Hitam Sumedang
Pemerintah Kabupaten Sumedang
8
Tembakau Mole Sumedang
Pemerintah Kabupaten Sumedang
9
Parmigiano Reggiano
Consarzio Del Formaggio “Parmigiano - Reggiano” Kuasa : Andromeda, BA., SH
10
Susu Kuda Sumbawa
Asosiasi PengembanganSusu Kuda Sumbawa.
11
Kangkung Lombok
Asosiasi Komoditas Kangkung Lombok.
12
Madu Sumbawa
Jaringan Madu HutanSumbawa
13
Beras Adan Krayan
Asosiasi Masyarakat Adat Perlindungan Beras Adan Krayan
14
Kopi Arabika Flores Bajawa
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
15
Purwaceng Dieng
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Purwaceng Dieng
16
Carica Dieng
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Carica Dieng
17
Vanili Kep. Alor
Asosiasi Petani Vanili Kepulauan Alor (APVKA)
18
Kopi Arabika Kalosi Enrekang
Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang
19
Ubi Cilembu Sumedang
Asosiasi Agrobisnis Ubi Cilembu (ASAGUCI)
20
Salak Pondoh Sleman Jogja
Perlindungan Indikasi Geografis Salak Pondoh Sleman
21
Minyak Nilam Aceh
Forum Masyarakat Perlindungan Nilam Aceh (FMPNA
22
Kopi Arabika Java Preanger
MPIG Kopi Arabika Java Preanger-Jabar
23
Kopi Arabika Java Ijen Raung
Perhimpunan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (PMPIG)
24
Bandeng Asap Sidoarjo
Forum Komunikasi Masyarakat Tambak (FKMT) Sidoarjo
25
Kopi Arabika Toraja
MPIG Kopi Arabika Toraja
26
Kopi Robusta Lampung
Masyarakat Indikasi Geografis Kopi Robusta Lampung (MIG-KRL)
27
Tembakau Srinthil Temanggung
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tembakau Srinthil Temanggung
28
Mete Kubu Bali
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Mete Kubu Bali
29
Gula Kelapa Kulonprogo Jogya
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Gula Kelapa Kulonprogo Jogja
30
Kopi Arabika Java Sindoro Sumbing
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing
31
Kopi Arabika Sumatera Simalungun
Himpunan Masyarakat Kopi Arabika Sumatera Simalungun (HMKSS)
32
Kopi Liberika Tungkal Jambi
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Liberika Tungkal Jambi
33
Cengkeh Minahasa
Masyarakat Perlindungan Cengkeh Minahasa (MPCM)
34
Beras Pandanwangi Cianjur
Masyarakat Pelestari Padi Pandanwangi Cianjur (MP3C)
35
Kopi Robusta Semendo
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Semende Apik Jurai
36
Pala Siau
Lembaga Perlindungan Indikasi Geografis (LPIG) Pala Siau
37
Teh Java Preanger
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Teh Java Preanger
38
Garam Amed Bali
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Amed Bali
Sumber: Ditjen Kekayaan Intelektual, Kemenkumham (2016)
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
9
Indikasi Geografis terdaftar telah berjumlah 38 termasuk pemohon Indikasi Geografis dari luar negeri.
Pada tahun 2009, pemohon Indikasi Geografis dari luar negeri mulai mendaftarkan di Indonesia. Syarat Indikasi Geografis luar negeri dapat terdaftar di Indonesia adalah (Ditjen Kekayaan
Regulasi Indikasi Geografis di Indonesia
Intelektual, 2016):
Sebagai anggota WTO Indonesia telah meratifikasi Trade-
a) Telah memperoleh pengakuan dan/atau terdaftar sebagai
Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs), pada tanggal
Indikasi Geografis sesuai ketentuan yang berlaku di negara
15 April 1994. Hal ini menjadi penting karena akan terlihat bagaimana kapasitas dan keseriusan Indonesia dalam melindungi HKI, termasuk
asalnya; b) Mengajukan permohonan pendaftaran kepada Pemerintah
diantaranya Indikasi Geografis di dunia internasional dalam setiap
Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
perundingan. Pemerintah Indonesia melihat HKI sebagai potensi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjen Kekayaan
negara yang harus dilindungi. Namun permasalahan saat ini, Indikasi
Intelektual Kemenkumham tahun 2016, pendaftaran Indikasi
geografis yang merupakan bagian dari HKI belum mendapatkan
Geografis terdaftar dari luar negeri yang pertama adalah minuman
perhatian yang memadai dari pemerintah.
beralkohol (anggur) sprakling wine “Champagne” dari Perancis
Dalam Pasal 5 PP No. 51 Tahun 2007 Tentang Indikasi
pada tahun 2009, selanjutnya minuman beralkohol (keras) brandy
Geografis, yang berhak untuk mengajukan pendaftaran Indikasi
(spirit/eux-de-vie) Pisco dari Peru pada tahun 2010, dan keju
Geografis ada beberapa pihak diantaranya adalah:
Parmigiano Reggiano dari Italia pada tahun 2011.
(1) Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang
Adanya anggapan tidak semua Indikasi Geografis yang
memproduksi barang yang bersangkutan, yang terdiri atas:
didaftarkan dapat bernilai ekonomis, kerap menjadi alasan oleh
(a) Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil
para pihak yang berkepentingan untuk tidak mendaftarkan
alam atau kekayaan alam;
produknya sebagai Indikasi Geografis. Nilai ekonomis yang akan
(b) Produsen barang hasil pertanian;
didapat mungkin bukan merupakan direct benefit yang langsung
(c) Pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil
dapat diperoleh pemegang Hak Indikasi Geografis, namun harus
industri; atau
dilihat indirect benefit yang akan didapat. Indirect benefit yang
(d) Pedagang yang menjual barang tersebut.
diperoleh antara lain, seperti daerah tersebut akan lebih dikenal
(2) Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atau
yang akhirnya akan memberikan dampak lain seperti di sektor
(3) Kelompok konsumen barang tersebut.
wisata dan bukan tidak mungkin akan menarik investor luar yang
Pendaftaran Indikasi Geografis tidak memerlukan biaya yang
akan memberikan dampak positif bagi kemajuan daerah setempat.
besar, berdasarkan PP No. 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan
Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, tidak ada
Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
alasan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Indikasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia biaya pendaftaran
Geografis untuk tidak mendaftarkan potensi daerahnya sebagai
sekitar Rp 500.000. Dalam Pasal 5 PP Nomor 51 tahun 2007 telah
produk Indikasi Geografis. Karena tanpa disadari, adanya Indikasi
diatur dengan jelas syarat-syarat pendaftaran Indikasi Geografis
Geografis dapat menjadi suatu simbol kedaulatan dan kebanggaan
antara lain sebagai berikut:
sebuah daerah yang nantinya akan membawa nama Indonesia
(1) Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
ke kancah Internasional, sehingga tidak ada lagi peristiwa suatu
oleh Pemohon atau melalui Kuasanya dengan mengisi formulir
produk atau ciri khas suatu daerah/negara tertentu diakui sebagai
dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direktorat Jenderal.
produk oleh negara lain. Indikasi Geografis masih belum dipahami
(2) Bentuk dan isi formulir Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal. (3) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang
sebagai sebuah nilai ekonomis yang dapat dijadikan nilai lebih dalam dunia perdagangan internasional, sehingga banyak potensi daerah yang seharusnya dijadikan Indikasi Geografis wilayah Indonesia malah diakui sebagai Indikasi Geografis oleh negara lain.
bersangkutan, terdiri atas:
1. pihak yang mengusahakan barang hasil alam atau kekayaan alam; 2.
produsen barang hasil pertanian;
3. pembuat barang hasil kerajinan tangan atau barang hasil industri; atau 4.
pedagang yang menjual barang tersebut;
b. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu; atau c. Kelompok konsumen barang tersebut.
10
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Peluang Ekspor Pisang Cavendish dan Peran Kebijakan Pengamanan Perdagangan Maria Stefani Endang dan Reni K. Arianti Buah merupakan salah satu produk strategis perdagangan
dengan produksi sebesar 5% dari total produksi dunia.
Indonesia yang merupakan negara agraris dan tropis. Salah satu
Tabel 1 memperlihatkan adanya kecenderungan penurunan
buah andalan ekspor Indonesia adalah pisang. Ada beberapa jenis
produksi pisang di dunia selama periode 2010-2013, dimana
pisang di Indonesia, antara lain Pisang Ambon, Pisang Raja, Pisang
per tahun rata-rata mengalami penurunan produksi sebesar
Berangan, Pisang Cavendish dan beberapa pisang lainnya. Dari
0,10%. Penurunan ini juga dialami oleh Indonesia sebesar 2,03%.
beberapa jenis pisang tersebut,
Pisang Cavendish merupakan
Penurunan produksi di beberapa negara disebabkan karena faktor
salah satu jenis pisang yang paling banyak diminati dan dikonsumsi
cuaca dan serangan hama pada tanaman pisang. Untuk Indonesia,
oleh masyarakat dunia.
menurut laporan Direktur Jenderal Hortikultura kegagalan panen pada tahun 2013 akibat serangan penyakit layu fusarium/bakteri, penyakit bercak daun dan serangan hama ulat penggulung.
Produsen Pisang Di Dunia Berdasarkan data dari Food Agricultural Organisation (FAO)
Namun, di saat negara-negara di dunia cenderung mengalami
tahun 2016, negara-negara di Asia merupakan produsen utama
penurunan, ketiga negara yaitu RRT, Guatemala dan Angola justru
pisang di dunia. Pangsa produksi pisang di Asia mencapai 51%
mengalami peningkatan produksi yang signifikan pada periode
dari total produksi dunia, disusul Amerika dengan pangsa 33%,
tersebut, masing-masing meningkat sebesar 8,39% untuk RRT,
Afrika 14% dan sisanya 2% berasal dari Oceania dan Eropa. Lima
7,33% untuk Guatemala, dan 14,59% untuk Angola.
negara penghasil utama pisang di dunia pada tahun 2013 antara
Meskipun produksi pisang di Indonesia cukup besar, namun
lain India (27 juta ton atau sekitar 26% dari total produksi dunia),
peranan perdagangan pisang Indonesia dalam perdagangan
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) (11%), Filipina (8%), Brazil (6%),
dunia masih relatif kecil. Tercatat impor pisang dunia pada tahun
dan Ekuador (5,6%). Indonesia tercatat menempati urutan ke enam
2014 mencapai USD 174 juta, sedangkan peranan ekspor pisang
Tabel 1. Produksi Utama Pisang Dunia No Negara
Dunia
2010
Produksi : Ton 2011
2012
Tren (%)
2013
105.828.621 106.327.935 104.885.752
105.956.705
-0,10
29.780.000 28.455.100 26.509.000
27.575.000
-2,97
2 Republik Rakyat Tiongkok
9.561.000 10.400.000 11.558.000
12.075.238
8,39
3 Filipina
9.101.341
9.165.043
9.225.998
8.645.749
-1,46
4 Brazil
6.969.306
7.329.471
6.902.184
6.892.622
-0,93
5 Ecuador
7.931.060
7.427.776
7.012.244
5.995.527
-8,58
6 Indonesia
5.755.073
6.132.695
6.189.052
5.359.115
-2,03
7 Guatemala
2.637.115
2.679.934
3.078.547
3.188.050
7,33
8 Angola
2.047.955
2.646.073
2.991.454
3.095.013
14,59
9 Tanzania
3.155.710
3.143.835
2.524.740
2.678.680
-6,86
1.912.661
1.848.727
1.184.075
2.235.697
0,23
1 India
10 Burundi Sumber: FAO (2016)
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
11
Importir Utama Pisang Dunia
Indonesia menurut data Trade Map masih dibawah 1%. Negara Negara Lainnya 20% Maroko 7%
di kawasan Timur Tengah dan Afrika merupakan pasar utama ekspor pisang Indonesia antara lain Uni Emirat Arab (32%), Saudi Arabia (23%), Iran (11%), Palestina (7%), dan Maroko (7%). Negara
Uni Emirat Arab 32%
pemasok utama pisang di dunia adalah Filipina (86%), Cote d’Ivoire (10,5%), dan Mozambik (3%). Indonesia berada pada urutan ke-
Palestina 7%
Saudi Arabia 23%
Iran 11%
24. Pesaing Indonesia dalam perdagangan pisang tidak hanya berasal dari negara-negara Amerika Latin tetapi juga datang dari negara-negara Asia (Gambar 1). Produksi pisang Indonesia saat ini masih didominasi oleh
Eksportir Utama Pisang Dunia
berbagai jenis pisang lokal yang sebagian besar dimanfaatkan
Côte d'Ivoire 10,58%
untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan untuk pasar dunia
Mozambik 3,14%
Negara Lainnya 0,21%
pisang jenis Cavendish lebih diminati. Dari hasil wawancara dengan produsen pisang Pisang di Lampung, diperoleh keterangan bahwa untuk pasar ekspor buah-buahan yang lebih dipentingkan adalah
Filipina 86,07%
kualitas produk sebab pembeli di negara tujuan cenderung memilih buah dengan ukuran yang besar dan penampilan menarik. Selain itu juga diharapkan produk buah-buahan bebas dari lalat buah dan telur lalat buah. Usaha tani Pisang Cavendish di Indonesia hanya dilakukan oleh perusahaan besar,
karena Budi daya Pisang Cavendish
memerlukan penanganan yang rumit terutama dalam hal pengendalian hama penyakit daun (Fusarium), yang memerlukan peralatan yang otomatis dalam penyemprotan terhadap daun. Kondisi ini menyebabkan usaha budidaya Pisang Cavendish agak sulit dilakukan oleh petani. Hingga saat ini tercatat dua pemain utama usaha tani pisang Cavendish di Indonesia yakni PT. Nusantara Tropical Farm (NTF), Lampung dengan brand “Sunpride” dan PTPN VIII Jawa Barat yang sudah masuk ke pasaran lokal dengan brand “Nusantara 8”.
Gambar 1. Negara Eksportir dan Importir Pisang Dunia. Sumber: Trade Map (2016)
Kinerja Ekspor Pisang Indonesia Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Pisang Indonesia selama periode 2011-2015 menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 121%. Pada tahun 2015, nilai ekspor pisang tercatat sebesar USD 12 juta atau mengalami penurunan sebesar 24% jika dibandingkan dengan periode tahun 2014 yang mencapai nilai sebesar USD 16 juta, atau mengalami penurunan sebesar 24%. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan permintaan terhadap pisang yang sejalan dengan melambatnya perekonomian dunia.
Tabel 2. Negara Tujuan Utama Ekspor Pisang Indonesia, 2013-2015 (Jan-Nov) No
Nilai : Ribu USD
Negara
Januari-Mei
Perub (%) Tren (%)
2013 2014 2015
2015 2016
Total Ekspor Pisang
2.846 16.003 12.082
8.204
2.715
-66,91
121,89
1 Republik Rakyat Tiongkok
1.595
11.026
4.878
4.357
557
-87,21
330,74
2 Saudi Arabia
677
1.380
2.157
1.295
223
-82,81
-
3 Jepang
- 1.778
444
1.116
151,24
-
4 Uni Emirat Arab
5 Kuwait
6 Malaysia
7 Maldives
-
8 Singapura
7
9 Brasil
-
10 Hongkong
Negara lainnya
0 20
1.290
1.712
817
523
-35,95
124,34
482
1.992
1.477
1.220
103
-91,58
162,54
64
236
80
69
95
37,03
-
1
1
-
-100,00
-
0
0
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 0
- 65 - 14 -
-
-
-
-
Sumber: BPS (2016), diolah Puska Daglu BPPP Kemendag
12
2016/15 2011-15
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
98
-34,86
-
Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Kuwait, dan Saudi Arabia
Peran Pemerintah dalam Pengamanan Perdagangan Pisang
adalah pasar utama ekspor pisang Indonesia pada tahun 2014 yang
Dalam perdagangan internasional, praktik dumping merupakan
68,27%, 12,31%, dan
praktik perdagangan yang tidak fair, karena bagi negara pengimpor
9,13% disusul oleh Uni Emirat Arab dan Malaysia dengan peranan
kegiatan tersebut dapat menimbulkan kerugian terhadap industri
7,97% dan 1,66%. Pada periode Jan-Nov 2015 dibandingkan
dalam negeri yang memproduksi barang sejenis. Untuk itu
dengan periode yang sama pada tahun 2014, ekspor pisang ke
pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dapat dilakukan
RRT, Singapura, Hong Kong, dan Italia menurun signifikan rata-rata
jika harga ekspor suatu barang yang diimpor bernilai lebih rendah
sebesar 76%, sebaliknya ekspor ke Jepang, Australia, Malaysia,
dari harga normalnya dan menyebabkan kerugian bagi industri
Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait mengalami peningkatan
dalam negeri. BMAD dapat dikenakan paling tinggi sebesar marjin
rata-rata sebesar lebih dari 248%.
dumping. Tujuan pengenaan BMAD adalah untuk memulihkan
masing-masing dengan pangsa sebesar
Peningkatan ekspor yang naik tajam adalah ke Jepang, ekspor
kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius yang
ke Jepang pada periode 2014 hanya menempati urutan ke 11 dan
dapat diderita oleh industri dalam negeri. Kerugian tersebut
pada periode Jan-Nov 2015 Jepang ada di urutan ke 3 terbesar
sebagai akibat dari lonjakan jumlah barang impor terhadap barang
atau memiliki kontribusi sebesar 13,3%.
Pasokan pisang ke
sejenis atau barang yang secara langsung bersaing. Pengenaan
Jepang dari Filipina berkurang karena Filipina sering mengalami
BMAD dapat mendorong industri dalam negeri yang mengalami
bencana alam angin topan dan banjir, sehingga berpengaruh
kerugian serius maupun ancaman kerugian serius untuk melakukan
besar terhadap produksi buahnya, kondisi tersebut membawa
penyesuaian yang diperlukan.
keuntungan bagi Pisang Indonesia. Hal ini juga menunjukkan produk
Salah satu kebijakan pengenaan BMAD yang telah ditetapkan
pisang dari Indonesia mampu bersaing secara kualitas dengan
oleh pemerintah Indonesia adalah pengenaan BMAD atas importasi
produk pisang dari Filipina yang selama ini merajai pasar dunia.
barang Pisang Cavendish yang berasal dari Filipina. Pengenaan
Keberhasilan menembus pasar ekspor Jepang dapat dikatakan
BMAD atas importasi barang Pisang Cavendish dari Filipina telah
satu prestasi dan catatan penting bagi Indonesia mengingat
berlaku sejak tahun 2006, melalui Peraturan Menteri Keuangan
Jepang menerapkan standar mutu dan kesehatan yang sangat
(PMK) Nomor 81/PMK.010/2006 tanggal 28 September 2006, pos
tinggi untuk impor produk pertanian. Selain itu Indonesia mampu
tarif 0803.00.00.00 sesuai dengan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia
menggenjot ekspor Pisang juga karena Indonesia mengenakan
(BTBMI) tahun 2004, dengan besaran BMAD 49,35% dan jangka
Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas importasi barang Pisang
waktu pengenaan selama 5 tahun. Pengenaan BMAD telah
Cavendish asal Filipina yang terbukti melakukan dumping yang
diperpanjang melalui PMK Nomor 175/PMK.011/2011, tanggal 17
menimbulkan kerugian bagi industri dalam negeri.
November 2011, pos tarif 0803.00.90.00 sesuai dengan BTBMI
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
13
2007, dengan besaran BMAD 35% dan jangka waktu pengenaan
dan Asia Timur permintaan akan pisang menunjukkan tren yang
selama 5 tahun. Masa berlaku PMK Nomor 175/PMK.011/2011
positif rata-rata naik lebih dari 67%. Peluang ini dapat dimanfaatkan
akan berakhir tanggal 17 November 2016.
Indonesia untuk memenuhi permintaan tersebut.
Berdasarkan data BPS, importasi pisang (HS 080300)
Situasi usaha tani pisang saat ini merupakan peluang bagi
selama periode 2010-2014 terus mengalami penurunan yang
Indonesia untuk dapat mengembangkan dan memproduksi Pisang
signifikan dengan rata-rata penurunan sebesar 37,79%, dan
Cavendish untuk memasok kebutuhan di pasar dalam negeri dan
tahun 2015 tercatat tidak ada lagi impornya. Hal ini menunjukkan
pasar internasional. Hal senada juga dikemukakan oleh
bahwa dampak pengenaan BMAD melalui PMK Nomor 175/
Perdagangan RI di Jepang, bahwa bisnis impor produk Pisang
PMK.011/2011 sangat efektif.
Atase
Hal tersebut juga diakui oleh
Cavendish sangat menjanjikan di pasar Jepang. Saat ini, total
produsen pisang di dalam negeri, bahwa dengan diterapkannya
konsumsi buah di Jepang tercatat mencapai 5,4 juta ton per tahun,
PMK tersebut serangan produk dari luar berkurang, sehingga
dan 1,8 juta ton di antaranya merupakan buah impor. Dari total
secara otomatis industri dalam negeri dapat berkembang.
volume buah impor tersebut, impor buah pisang mendominasi
Bahkan, industri dalam negeri mampu mengembangkan usaha
dengan volume impor sebesar 1 juta ton per tahun dan nanas
budi daya pertanian Cavendish dengan membuka lahan tanaman
sebanyak 200.000 ton per tahun. Dua buah tersebut berkontribusi
hortikultura antara lain di Aceh untuk memenuhi permintaan pasar
terhadap 66,67% total impor buah di Jepang (Bisnis.com, 2015).
Timur Tengah; Berau, Kalimantan Timur untuk ke Jepang dan RRT;
Indonesia memiliki potensi alam yang sangat mendukung
sedangkan untuk Lampung dan Blitar untuk memenuhi kebutuhan
untuk pengembangan buah-buahan tropis menjadi komoditas
pasar domestik. Buah pisang cocok untuk ditanam di daerah
unggulan karena Indonesia mempunyai iklim dan lahan yang
manapun di Indonesia. Pengembangan usaha budi daya pertanian
memungkinkan pada musim panen yang berbeda antar daerah.
di luar pulau jawa ini juga sejalan dengan program Nawa Cita dari
Peluang ekspor buah-buahan terutama Pisang Cavendish dapat
pemerintah saat ini.
dicapai dengan meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas dalam upaya memenuhi pangsa pasar. Perlunya menyesuaikan
Peluang Ekspor Pisang Cavendish
selera pasar dunia dengan mengurangi penggunaan zat berbahaya
Menurut data Trade Map, permintaan pisang dunia selama
dan penerapan praktik pertanian yang baik, serta pengemasan
periode 2011-2014 menunjukkan adanya kecenderungan menurun
produk yang menarik penting diperhatikan oleh para pengusaha
sebesar 73%, namun sebaliknya di beberapa negara Timur Tengah
buah sehingga buah lokal layak untuk di ekspor dan tidak ditolak pasar dunia.
14
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Menelisik Kinerja Industri dan Perdagangan Mamin dan TPT Nurozy dan Umar Fakhrudin
Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yang mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi
salah satunya, karena rendahnya konsumsi masyarakat karena menurunnya daya beli.
industri pengolahan non migas terhadap Produk Domestik Bruto
Penurunan laju pertumbuhan industri pada tahun 2015 juga
(PDB) nasional juga berfluktuasi. Berdasarkan data Kementerian
disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan pada sebagian
Peridustrian, kontribusi sektor industri pengolahan non migas pada
besar lapangan usaha. Beberapa diantaranya bahkan mengalami
tahun 2011 mencapai 18,13%. Angka ini menurun menjadi 17,99%
laju pertumbuhan yang negatif, yaitu Industri Tekstil dan Pakaian
pada tahun 2012 dan 17,72% pada tahun 2013. Kemudian pada
Jadi (-4,79%); Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan
dua tahun berikutnya kembali meningkat menjadi masing-masing
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (-1,84%);
sebesar 17,89% dan 18,18%. Pada tahun 2015, di antara industri
serta Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan
pengolahan non migas tersebut yang mampu memberikan
Reproduksi Media Rekaman (-0,11%).
kontribusi cukup singinifikan terhadap PDB adalah Industri
Penurunan laju pertumbuhan pada setiap industri sebagai
Makanan dan Minuman (Mamin) dengan kontribusi sebesar 5,61%,
akibat dari turunnya jumlah unit usaha pada masing-masing
diikuti oleh Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) 1,21%, Industri
lapangan usaha. Berdasarkan data BPS untuk industri makanan
Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, Industri Barang Logam,
dari 5.795 unit usaha (2013) turun menjadi 5.793 unit usaha
Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 1,96%,
(2014). Menurunnya kinerja beberapa industri juga tercermin
serta Industri Alat Angkutan 1,91%.
dari menurunnya utilitas kapasitas produksi. Utilisasi kapasitas produksi tekstil domestik semakin menyusut. Pada awal tahun 2015 utilisasi sekitar 88%-89%, tetapi pada pertengahan tahun
Kinerja Industri Mamin dan Tekstil Selama periode 2011-2015, telah terjadi penurunan laju
tinggal 70% (Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia/API). Untuk
pertumbuhan industri pengolahan non migas yang menimbulkan
industri makanan dan minuman saat ini tingkat utilisasi produksinya
isu telah terjadinya deindustrialisasi di Indonesia. Penurunan laju
diperkirakan mencapai 50%-60% (Ekon.go.id, 2015).
pertumbuhan tersebut terjadi secara berturut-turut, menurun
Kementerian
Perindustrian
menyebutkan
pula
bahwa
6,98% (2012) menjadi 5,45% (2013), 5,61% (2014) dan 5,04%
penurunan kinerja sektor industri nasional disebabkan juga oleh
(2015). Penurunan laju pertumbuhan tersebut disebabkan,
beberapa faktor yaitu struktur industri yang tergantung impor;
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
15
Input Impor 7%
ketertinggalan teknologi; kelemahan infrastruktur, listrik, energi dan kepastian ketersediaan lahan; ketidakterhubungan antara kegiatan industri dan bahan baku; inefisiensi biaya logistik dan biaya administrasi; kapasitas, produktivitas dan hubungan industrial ketenagakerjaan; beban regulasi, birokrasi dan penegakan hukum
Industri Makanan
yang menjadi penghambat pengembangan investasi, efisiensi produksi, kelancaran distribusi dan kepastian bahan baku; masalah akses dan beban pembiayaan; serta gangguan impor (Ekon.go.id, 2015). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia
Input Lokal 93%
(GAPMMI) mencatat, omset industri makanan dan minuman di
Input Impor 33%
Indonesia tahun 2015 baru mencapai Rp 326 triliun atau 21,7% dari pangsa pasar makanan dan minuman domestik sebesar Rp 1.500 triliun. Sementara itu pangsa pasar tekstil dan produk tekstil menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) pada tahun 2015
Industri Tekstil
mencapai kisaran 30%. Relatif rendahnya pangsa pasar produk lokal tersebut sebagai akibat membanjirnya produk tekstil dan produk tekstil (TPT) impor ilegal yang telah menggerus pangsa pasar produk lokal (Setkab.go.id, 2016).
Input Lokal 67%
Dalam rangka mendorong daya saing produk lokal, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/0.10/2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor. Berdasarkan PMK besarnya tarif bea masuk beberapa produk adalah sebagai berikut: Kopi instan (20% dari sebelumnya 5% ); Teh (20% dari 5%); Berbagai produk daging olahan (30% dari 5%). Selanjutnya produk
Gambar 1. Proporsi Pemakaian Bahan Baku Pada Industri Makanan dan Tekstil Tahun 2012. Sumber: BPS (2015), diolah
Gambar 1.
yang mengalami kenaikan tarif adalah antara lain Ikan diolah/
Untuk Industri Tekstil, ketergantungan terhadap bahan baku
diawetkan (15%); Krustasea, moluska dan invertebrata air olahan/
impor mencapai 33,12% dan bahan baku pasokan lokal mencapai
diawetkan (15%); Permen karet (20%); Coklat (15%); Pasta/mie
66,88%. Tingginya ketergantungan bahan baku impor industri
(20%); Makanan sereal (10%); Roti/kue kering (20%); Sayuran,
tekstil terutama berasal dari kontribusi impor bahan baku berupa
buah, kacang (20%); Ekstrak kopi/teh (20%); Saus dan olahannya
benang dan kain. Secara detil dapat dijabarkan beberapa industri
(15%); Es krim (15%); Olahan makanan lain (Tempe) (15%);
yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasokan bahan
Minuman Ringan– Air mineral/soda (10%); Minuman pop non soda
baku impor (di atas 40%) adalah Industri Persiapan Serat Tekstil
(20%); Wine anggur (90%); Vermouth dan minuman fermentasi
(41,20%); Industri Pemintalan Benang (48,59%); Industri Barang
anggur lainnya (90%); Minuman sari buah (90%); Minuman etil
Jadi untuk Keperluan Rumah Tangga (43,29%); Industri Barang
alkohol dengan kadar alkohol kurang dari 80% (Brandy, wiski, rum
Jadi Tekstil Lainnya (53,96%); Industri Barang dari Tali (63,12%);
dan lain-lain (150%). Kenaikan bea masuk produk makanan dan
serta Industri Tekstil Lainya (55,77%).
minuman jadi diharapkan akan mendukung produk dalam negeri untuk bersaing di pasar domestik. Tarif bea masuk produk makanan dan minuman relatif sama
Kinerja Perdagangan Mamin dan Tekstil Selama periode dua
tahun terakhir (2014-2015) neraca
dengan tarif bea masuk bahan bakunya. Misalnya, tarif bea masuk
perdagangan makanan olahan mengalami surplus setelah pada
bubuk coklat sama dengan tarif bea masuk kembang gula dari
periode sebelumnya mengalami defisit. Selama periode 2011-2015
coklat.
Kondisi tersebut berdampak kurang baik bagi industri
tren pertumbuhan ekspor meningkat sebesar 6,71%, sebaliknya
pengolahan makanan dan minuman mengingat sekitar 65%
tren pertumbuhan impor menurun 6,37%. Pada tahun 2015 nilai
industri nasional masih memiliki ketergantungan terhadap bahan
ekspor makanan olahan mencapai USD 5,3 miliar atau sedikit
baku impor
(Kementerian Perindustrian, 2015). Untuk industri
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
makanan, secara umum bahan bakunya telah banyak dipasok oleh
yang nilainya mencapai USD 5,5 miliar. Di sisi lain impornya menurun
industri domestik dengan perbandingan 93% dari bahan baku lokal
dari USD 5,2 miliar pada tahun 2014 menjadi USD 4,5 miliar. Dampak
dan hanya 7% dari bahan baku impor sebagaimana terlihat pada
menurunnya impor dan meningkatnya ekspor ini menyebabkan
16
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
terjadi surplus sebesar USD 784,3 juta atau meningkat dari tahun
Pada tahun 2015 impor makanan olahan Indonesia yang terbesar berasal dari Thailand dengan nilai dan pangsa mencapai
sebelumnya surplus sebesar USD 382,7 juta (Gambar 2). Negara tujuan ekspor makanan olahan yang utama adalah
USD 872,9 juta (19%), diikuti Australia USD 703,0 juta (16%), RRT
Amerika Serikat dengan nilai pada tahun 2015 mencapai USD 682,6 juta
USD 623,4 juta (14%), Amerika Serikat USD 332,2 juta (7%) dan
atau mencapai 13% dari total ekspor makanan olahan Indonesia,
Malaysia USD 319,4 juta (7%).
diikuti oleh Malaysia USD 547,4 juta (10%), Filipina USD 505,1 juta
Untuk produk tekstil, nilai neraca perdagangan TPT selama
(10%), Republik Rakyat Tiongkok (RRT) USD 403,6 juta (8%), serta
periode 2011-2015 cenderung menurun dengan laju penurunan
Singapura USD 290,9 juta (5%). Ekspor makanan olahan Indonesia ke
sebesar 2,16% per tahun. Penurunan tersebut disebabkan
negara tujuan utama tersebut selama periode 2011-2015 cenderung
menurunnya nilai ekspor maupun impor masing-masing sebesar
meningkat yaitu Amerika Serikat naik 11,82% per tahun, Malaysia
1,30% dan 0,84% per tahun. Nilai ekspor TPT pada tahun 2015
5,98%, Filipina 7,27%, dan RRT 22,34%.
mencapai USD 12,3 miliar, sedangkan nilai impor pada tahun yang sama mencapai USD 7,9 miliar (Gambar 4).
Gambar 2. Neraca Perdagangan Makanan Olahan Indonesia Periode, 2011-2015. Sumber: BPS (2015), diolah
Gambar 4. Neraca Perdagangan TPT Indonesia, 2011-2015. Sumber: BPS (2015), diolah
Negara tujuan ekspor TPT Indonesia didominasi oleh Amerika dan ASEAN. Ekspor TPT mayoritas ditujukan ke pasar Amerika
RRT
Serikat. Hal ini wajar terjadi karena selama ini Indonesia merupakan negara yang lebih terkait dengan rantai nilai perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat. Selanjutnya apabila dilihat dari pangsanya, ekspor Indonesia terbesar lainnya adalah ke Malaysia dan Filipina dengan pangsa 10%, RRT (8%), serta Singapura (5%) (Gambar 5). Indonesia juga mengimpor
TPT dari dunia, terutama RRT
dengan nilai mencapai USD 2.618,8 juta pada tahun 2015. Selama periode 2011-2015, impor dari Amerika Serikat dan Hong Kong
RRT
masing-masing turun sebesar 5,20% dan 0,89%. Sementara itu,
Gambar 3. Negara Tujuan Ekspor dan Negara Asal Impor Makanan Olahan Indonesia Tahun 2015. Sumber: BPS (2015), diolah
impor dari Taiwan dan Korea Selatan masing–masing naik sebesar 1,79% dan 1,65%. Demikian juga dengan impor dari RRT yang menunjukkan peningkatan paling besar yaitu 3,40% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa daya saing produk TPT RRT cukup kuat.
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
17
Gambar 5. Negara Negara Tujuan Ekspor dan Negara Asal Impor TPT Indonesia Tahun 2015. Sumber: BPS (2015), diolah
Tabel 1. Negara Pemasok Utama Makanan Olahan ke Pasar Global, 2010-2014
Sumber: WITS-UNComtrade (2016), diolah
Dalam pasar makanan olahan global, Indonesia menempati
Jerman dan Amerika Serikat, pangsa pasarnya hanya satu digit
peringkat ke 25 sebagai pemasok dengan pangsa terhadap total
(Tabel 2). Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pangsa
impor tahun 2014 mencapai
1,09%. Nilainya selama periode
pasar maupun daya saing produk tekstil RRT mulai menunjukkan
2010-2014 juga cenderung meningkat karena ekspor ke pasar
adanya penurunan. Sementara itu, produk TPT dari Bangladesh
dunia juga cenderung meningkat dengan pertumbuhan sebesar
dan Vietnam mengalami peningkatan. Menurut Staritz (Peneliti
9,85% per tahun (Tabel 1). Dari sisi daya saing makanan olahan
Austrian Research Foundation for International Development)
di pasar global, nilai indeks Normalized Revealed Comparative
dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 2012, menyebutkan
Advantage (NRCA) menunjukkan produk dari negara-negara Uni
bahwa salah satu alasan kenapa Indonesia berada di bawah RRT
Eropa, Perancis, Belanda, Italia, Belgia, Spanyol serta Inggris
maupun India adalah karena industri TPT Indonesia masih bersifat
masih mendominasi. Sementara itu posisi daya saing Indonesia
Original Equipment Manufacture (OEM), dimana segala kebijakan
di pasar makanan olahan global masih berada di peringkat 212
mengenai disain dan bahan baku termasuk sasaran pemasaran
(COMTRADE, 2016).
ditentukan oleh perusahaan besar pemegang merek. Sementara
Berdasarkan data COMTRADE (2016), pemasok utama TPT
RRT dan India, berada dalam tingkatan industri yang bersifat
dunia yang memiliki peran sangat signifikan adalah RRT dengan
Original Design Manufacture (ODM), dimana industri mereka
peranan sebesar 32,96% pada tahun 2014, sedangkan negara
dapat turut serta dalam kebijakan desain, pemilihan bahan baku,
pemasok lainnya seperti India, Italia, Bangladesh, Turki, Vietnam,
termasuk dimana memperoleh bahan material tersebut.
18
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Tabel 2. Negara Pemasok Utama TPT ke Pasar Global, 2010-2014 No Negara Asal Impor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dunia RRT India Italia Bangladesh Turki Vietnam Jerman Amerika Serikat Indonesia Pakistan Subtotal Negara Lainnya
2010 579,94 199,58 28,64 27,44 18,40 22,60 14,06 22,66 20,54 12,25 11,73 377,89 202,05
Nilai (USD Miliar) 2011 2012 2013 676,42 618,94 649,02 225,30 209,79 216,93 34,11 29,22 31,40 31,59 28,13 29,76 24,39 24,34 27,92 26,40 25,61 27,39 17,99 19,09 22,85 26,60 21,66 23,36 26,08 23,24 23,06 14,84 14,03 14,64 14,53 12,67 13,18 441,83 407,78 430,49 234,59 211,16 218,54
Tren (%) 2014 2010 - 2014 670,79 2,53 221,11 1,68 33,43 2,29 30,92 1,81 30,53 12,17 28,38 5,05 26,63 16,37 24,83 0,53 21,80 -0,05 15,05 4,07 13,98 2,58 446,67 3,13 224,12 1,37
Pangsa (%) 2010 2011 2013 2014 2012 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 34,41 33,31 33,90 33,42 32,96 4,94 5,04 4,72 4,84 4,98 4,73 4,67 4,54 4,59 4,61 3,17 3,61 3,93 4,30 4,55 3,90 3,90 4,14 4,22 4,23 2,42 2,66 3,08 3,52 3,97 3,91 3,93 3,50 3,60 3,70 3,54 3,86 3,75 3,55 3,25 2,11 2,19 2,27 2,26 2,24 2,02 2,15 2,05 2,03 2,08 65,16 65,32 65,88 66,33 66,59 34,84 34,68 34,12 33,67 33,41
Sumber: UNCOMTRADE (2016), diolah
Indonesia sebenarnya memiliki peranan yang cukup signifikan
seperti Kamboja, Vietnam, Pakistan, Bangladesh, terutama RRT
untuk produk TPT dalam pasar global, yaitu sebagai pemasok ke 9
dan India, jika ingin tetap menjadi negara pemasok utama produk
dengan pangsa pasar sebesar 2,24%. Namun demikian, Indonesia
TPT di pasar global.
tentu harus mengejar ketertinggalan dari negara-negara pesaing
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
19
T I N J A U A N P E R D A GA N GAN
Perizinan Impor Telepon Seluler, Handheld dan Komputer Tablet:
Kompleksitas dan Usulan Perbaikan negeri, mengingat industri telepon seluler dalam negeri juga belum cukup berkembang. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan akan telepon seluler tersebut, Indonesia harus melakukan impor yang jumlahnya tidak sedikit. Kondisi ini akan sangat menguntungkan bagi importir telepon seluler. Berdasarkan data, persentase jumlah pelanggan telepon seluler di Indonesia terhadap jumlah penduduk pada tahun 2014 mencapai 115% dan dari sisi persentase berada pada urutan ke-empat terbesar setelah Rusia (165%), Vietnam (144%), dan Brazil (137%). Angka ini dihitung berdasarkan jumlah SIM card yang digunakan, bukan jumlah orang yang menggunakan SIM
Ernawati Munadi1
card. Data tersebut mengindikasikan bahwa satu orang mungkin memiliki beberapa SIM card, juga beberapa perangkat akses data
Tidak jarang kita mendengar kritik masyarakat terkait kebijakan
(ponsel, modem, dll) (MobiThinking, 2014). Mengingat besarnya
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Salah satu yang sering terlontar
potensi pasar telepon seluler di Indonesia, tidak mengherankan
adalah ketidakkonsistenan antara pernyataan pemerintah terkait
jika pemerintah ingin mengembangkan industri ponsel di dalam
program prioritas nasional dan kebijakan yang dibuat sebagai
negeri, termasuk menarik sebanyak-banyaknya investasi asing.
pelaksanaan dari program prioritas tersebut. Sebagai contoh, dalam
Apalagi, peningkatan nilai impor ponsel telah menjadi salah satu
pernyataannya pemerintah ingin mendorong pertumbuhan industri
penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia pada April
hilir atau memperbaiki iklim usaha di Indonesia, namun masih
2014 yang tercatat mengalami defisit sebesar 1,97 miliar dolar AS
terdapat beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
(Tanjung, 2014).
tidak
tersebut.
Permendag No. 82/2012 diterbitkan dengan tujuan untuk
Kebijakan yang dikeluarkan terkadang dirasakan menyulitkan
sejalan
dengan
mengendalikan penjualan produk ilegal ponsel dan untuk melindungi
pelaku usaha. Tidak mengherankan jika World Bank dalam survei-
industri lokal. Penerapan peraturan tersebut telah menimbulkan
nya menempatkan ranking Indonesia pada urutan ke 109 dari 189
hambatan bagi importir ponsel dan tablet karena persyaratan
negara yang di survei pada laporan kemudahan berusaha tahun
peraturan dan beberapa perizinan yang tumpang tindih. Beberapa
2016. Tulisan ini mencoba untuk memberikan beberapa gambaran
persyaratan yang harus dipenuhi oleh importir ponsel dan tablet
terkait
dengan
program-program
ketidakkonsistenan
prioritas
khususnya
ditunjukkan dalam Kotak 1. Dalam rantai pasokan yang kompleks
memperbaiki iklim usaha di Indonesia dengan fokus pada impor
pemerintah,
saat ini, tidak mungkin untuk memberikan rencana impor satu
Telepon Seluler, Handheld dan Komputer Tablet.
tahun ke depan, berikut dengan nomor seri untuk produk yang
Beberapa dari Anda mungkin pernah membaca bahwa
belum diproduksi. Singkatnya, persyaratan ini lebih memberatkan
salah satu kebijakan yang sempat menimbulkan kontroversi
daripada meringankan importir Indonesia. Hal ini juga menciptakan
terkait dengan iklim usaha di Indonesia adalah Peraturan Menteri
biaya tambahan dalam menjalankan usaha. Persyaratan tersebut
Perdagangan
Impor
dapat menghambat usaha, terutama Usaha Kecil Menengah
Telepon Seluler, Handheld dan Komputer Tablet. Tidak bisa
(UKM) yang bergerak dibidang layanan purna-jual produk ponsel.
dipungkiri bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk yang
Importir atau dunia usaha mungkin dapat membebankan biaya
mencapai lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar yang sangat
tambahan kepada konsumen Indonesia, namun konsumen harus
besar dan menguntungkan bagi perusahaan telepon seluler di luar
menghadapi harga yang lebih tinggi.
1
No.82/M-DAG/PER/12/2012
mengenai
Penulis adalah Dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Semua isi yang terkandung dalam artikel ini adalah pendapat pribadi dari penulis dan tidak mewakili pendapat dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
20
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Kotak 1. Beberapa Poin Penting dalam Permendag No. 82/M-DAG/PER/12/2012 Berdasarkan peraturan tersebut, impor telepon seluler, handheld dan komputer tablet hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan penetapan sebagai IT- impor telepon seluler, handheld dan komputer tablet. Importir harus menyerahkan dokumen-dokumen berikut untuk memperoleh izin IT (berlaku selama dua tahun) untuk mengimpor telepon seluler, perangkat handheld dan komputer tablet: • Surat Izin Usaha (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); • Angka Pengenal Importir (API), Nomor Induk Kepabeanan (NIK), Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK); • Bukti perjanjian kerja sama dengan setidaknya tiga distributor yang ditunjukkan melalui kontrak dengan setidaknya tiga distributor lokal yang akan mengedarkan perangkat impor di pasar dalam negeri dan distributor tersebut harus memiliki setidaknya tiga tahun pengalaman tercatat melakukan impor ke pasar Indonesia; • Bukti pengalaman sebagai importir telepon selular, perangkat handheld dan komputer tablet; dan • Bukti pengalaman sebagai distributor telepon selular, perangkat handheld dan komputer tablet selama paling kurang tiga tahun. IT- impor telepon seluler, handheld dan komputer tablet yang akan melakukan impor harus mendapatkan persetujuan impor (PI) dari menteri. Untuk memperoleh izin PI untuk telepon selular, perangkat handheld dan komputer tablet, importir harus: • Menjadi Importir Terdaftar untuk telepon seluler, handheld dan komputer tablet (IT); • Memperoleh sertifikat Tanda Pendaftaran Produk (TPP) Impor dari Direktur Jenderal Industri Utama Berbasis Teknologi Terdepan (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin); • Memperoleh Sertifikat Perangkat dan Peralatan Telekomunikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo); • Memperoleh Sertifikat Pemberian label dalam Bahasa Indonesia (SKPLBI) dari Ditjen SPK, Kemendag; • Mendapatkan surat penunjukan dari pimpinan di perusahaan luar negeri yang disahkan oleh notaris lokal dan atase perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara asal; • Mengembangkan rencana impor untuk satu tahun, termasuk nomor seri dari setiap barang; dan • Memperoleh surat keterangan dari pimpinan perusahaan untuk memvalidasi rencana impor satu tahun. Untuk mendapatkan Tanda Pendaftaran Produk (TPP) Impor yang dikeluarkan oleh Kemendag berlaku untuk satu tahun-pemohon harus mendaftar secara online melalui www.kemenperin.go.id/tpp dan harus memberikan informasi berikut ini: • Surat permohonan; • Surat Kuasa (jika yang mengajukan bukan pemohon); • Izin Importir Terdaftar (IT) untuk ponsel dan/atau komputer genggam (handheld) dan/atau komputer tablet; • Sertifikasi Peralatan Telekomunikasi yang diterbitkan oleh Kemenkominfo; • Nomor induk untuk setiap ponsel dan/atau komputer genggam (handheld) dan/atau produk komputer tablet (berupa International Mobile Equipment ldentity [IMEI], Mobile Equipment ldentifier [MEID], Electronic Serial Number [ESN), dan MAC Address). Selain persyaratan tersebut, importir telepon seluler, perangkat handheld dan komputer tablet juga diharuskan untuk: • Aktivitas impor mereka disetujui melalui verifikasi teknis oleh surveyor yang disetujui (Sucofindo atau Surveyor Indonesia) dan memberikan Laporan Surveyor (LS) kepada Kemendag. Peninjau akan memverifikasi setiap pengiriman telepon selular, komputer tablet dan genggam di negara asal; • Mengirimkan laporan kegiatan bulanan kepada Kemendag (untuk Importir Terdaftar); • Mematuhi beberapa persyaratan teknis yang bersangkutan dengan pelabelan, buku petunjuk, dan kartu garansi dalam Bahasa Indonesia (persyaratan ini harus diperoleh dari Ditjen PKTN, Kemendag) • Hanya melakukan impor melalui lima pelabuhan dan bandara yang ditunjuk, yaitu: a. Pelabuhan: Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya dan Soekarno Hatta di Makassar. b. Bandara: Polonia di Medan, Soekarno Hatta di Tangerang, Achmad Yani di Semarang, Juanda di Surabaya dan Hasanuddin di Makassar.
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
21
Peraturan ini kemudian mengalami beberapa kali perubahan,
IT hanya dipersyaratkan bagi perangkat yang berada dalam
diantaranya Permendag No. 38/M-DAG/PER/8/2013, Permendag
jaringan 4G LTE saja yang ditunjukkan dengan rekomendasi
No. 48/M-DAG/PER/8/2014, dan terakhir diubah lagi menjadi
investasi industri dari Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin,
Permendag No. 41/M-DAG/PER/5/2016. Terdapat dua perubahan
Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian,
yang cukup signifikan dari Permendag Np. 82/2012 ke Permendag
dimana rekomendasi tersebut memuat keterangan mengenai
No. 38/2013. Kedua perubahan tersebut adalah:
(a) bukti pembangunan industri Telepon Seluler, Komputer
(1) Pertambahan persyaratan untuk permohonan PI Telepon
Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet di dalam negeri;
Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet
atau (b) bukti kerjasama dengan industri Telepon Seluler,
bagi IT Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan
Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet di
Komputer Tablet yang mengimpor dari distributor di luar negeri
dalam negeri, untuk perusahaan yang melakukan kegiatan
harus: (a). Berpengalaman menjadi importir Telepon Seluler,
usaha berupa manufaktur, design house, dan/atau riset dan
Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet paling
pengembangan, di bidang industri telepon seluler, komputer
sedikit 3 (tiga) tahun; (b). Memiliki jaringan pusat pelayanan
genggam (Handheld), dan komputer tablet. Bukti tersebut
purna jual (service center) paling sedikit 25 (dua puluh lima) di
tidak dipersyaratkan untuk perangkat yang berada dalam
seluruh wilayah Republik Indonesia.
jaringan 3G dan jaringan di bawahnya.
(2) Sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk mengembangkan
(3) Kewajiban untuk mendirikan industri Telepon Seluler, Komputer
industri telepon seluler di dalam negeri, pemerintah juga
Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet dalam Permendag
menambahkan persyaratan bagi IT Telepon Selular, Komputer
No. 38/2013 dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja bagi
Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet yang mendapat
importir. Sehinggaimportir yang tidak memenuhi persyaratan
Persetujuan Impor berdasarkan penunjukan dari pabrik di
kewajiban mendirikan industri Telepon Seluler, Komputer
luar negeri yang diwajibkan untuk mendirikan industri Telepon
Genggam
Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet
ijin impornya. Dalam permendag yang terbaru ini, kewajiban
di Indonesia dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung
untuk mendirikan industri Telepon Seluler, Komputer Genggam
sejak tanggal diterbitkannya penetapan sebagai IT. Kewajiban
(Handheld) dan Komputer Tablet tidak lagi dimasukkan sebagai
untuk mendirikan industri Telepon Seluler, Komputer Genggam
kriteria untuk mencabut ijin impor seorang importir.
(Handheld) dan Komputer Tablet akan dicabut
(Handheld) dan Komputer Tablet kemudian juga menjadi salah
Dalam perkembangannya Permendag No. 82/2012 telah
satu indikator kinerja bagi importir dimana importir yang tidak
mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir
memenuhi persyaratan tersebut akan dicabut ijin impornya.
menunjukkan beberapa perkembangan yang positif. Namun
Persyaratan ini tentu saja semakin menambah kompleksitas
melihat semua persyaratan-persyaratan tersebut, sebaiknya
perijinan di bidang Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld)
pembuat kebijakan melihat dampak dari kebijakan tersebut
dan
Komputer Tablet. Pemerintah kemudian merevisi kembali
terhadap semua pemangku kepentingan. Perusahaan A misalnya,
melalui Permendag No. 48/2014. Dalam Permendag yang terbaru
yang bergerak dalam bidang pelayanan purna jual untuk produk
ini, tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan mengingat
ponsel yang bukan pemangku kepentingan utama dalam industri
perubahan yang ke-dua dari Permendag No. 82/2012 ini lebih
ponsel dan bukan menjadi target utama dari Permendag tersebut.
menitikberatkan pada proses impor untuk kebutuhan Kawasan
Bisnis Perusahaan A menyediakan layanan purna jualdengan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas serta perubahan dalam
basis Business to Business (B2B) dengan beberapa merek ponsel
pelabuhan tujuan impor. Menjelang pertengahan tahun 2016,
terkenal seperti, Nokia, Samsung, RIM-Blackberry, dll. Mereka
pemerintah kembali merevisi Permendag No. 82/2012 dengan
mengimpor sejumlah besar produk suku cadang asli (OEM). Dalam
diterbitkannya Permendag No. 41/2016 yang berlaku efektif per
rangka menyediakan layanan purna jual kepada klien mereka (yang
1 Juli 2016. Beberapa perubahan yang terlihat dalam Permendag
tidak dapat ditangani oleh distributor atau agen/reseller yang telah
yang baru ini adalah sebagai berikut:
disetujui), layanan purna jual mereka alih dayakan kepada spesialis mendapatkan
layanan purna jual. Perusahaan ini terkena dampak dari Peraturan
Importir Terdaftar (IT) maupun persetujuan impor melalui
No.82/2012 tentang telepon seluler, perangkat genggam dan
proses
komputer tablet karena peraturan tersebut mencoba untuk
(1) Penekanan
proses
elektronik.
perijinan Suatu
baik
untuk
perkembangan
yang
cukup
mengontrol distribusi telepon seluler, perangkat genggam dan
menggembirakan. (2) Persyaratan bagi IT yang diwajibkan untuk mendirikan
komputer tablet di Indonesia (unit lengkap).
(Handheld)
Hal tersebut menimbulkan pemahaman bahwa Peraturan
dan Komputer Tablet dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun
No.82/2012 mungkin belum sepenuhnya mempertimbangkan
terhitung sejak tanggal diterbitkannya penetapan sebagai
semua kemungkinan dampak terhadap berbagai derivasi usaha
industri Telepon Seluler, Komputer Genggam
22
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
di dalam perdagangan telepon selular, perangkat genggam dan komputer tablet. Peraturan ini tidak membedakan antara distributor yang mengimpor untuk menjual produk kepada pengguna akhir (paket produk yang dijual termasuk kotak, charger, dan ponsel) dan perusahaan jasa perbaikan yang mengimpor suku cadang untuk memberikan layanan purna jual kepada usaha-usaha terkait dengan telepon seluler, perangkat genggam dan komputer tablet. Hal lain yang juga sering menjadi permasalahan terkait dengan peraturan ini dan secara umum peraturan di Indonesia adalah masalah implementasi. Hal itu karena implementasi dari peraturan No. 82/2012 misalnya akan melibatkan beberapa pihak lain (diantaranya adalah, Kementerian Perindustrian, Sucofindo, dan Bea Cukai) terkadang menimbulkan permasalahan di lapangan akibat tidak adanya kesamaan persepsi. Kurangnya koordinasi lintas instansi dan konsistensi penerapan Peraturan Pemerintah seringkali terjadi dalam implementasi kebijakan. Pelaksanaan Peraturan No.82/2012, terutama dalam hal izin PI
Berdasarkan situasi tersebut di atas, berikut adalah beberapa
dan TPP, sering terjadi perbedaan interpretasi peraturan di antara
saran untuk diterapkan sebagai upaya perbaikan:
Kemendag, Kemenperin dan Ditjen Bea Cukai. Menurut peraturan
• Memperjelas kebijakan dan proses yang ada, diantaranya (i)
Kemendag, Persetujuan Impor (PI) berlaku untuk periode yang
mengartikulasikan subjek yang dituju oleh peraturan ini secara
sama dengan izin TPP dari Kemenperin. Namun, pengalaman
jelas, dan (ii) memahami persyaratan praktis untuk mematuhi
Perusahaan A menunjukkan bahwa hal ini tidak berlaku.1 Adanya
peraturan;
kendala yang mensyaratkan nomor IMEI untuk setiap suku
• Meningkatkan pemahaman mengenai kebijakan dan
cadang (perusahaan tidak dapat meramalkannomor IMEI yang
proses di dalam pelaksanaan peraturan di seluruh instansi
akan diproduksi dalam waktu satu tahun dan yang akan diimpor
pemerintah yang ikut serta untuk menjamin kualitas pelayanan
oleh perusahaan), menyebabkan izin PI harus ada pada saat pra-
pelanggan yang akan memfasilitasi pengembangan usaha,
pengapalan.
dan bukan menghadirkan kendala-kendala yang berpotensi
Persyaratan untuk memberikan informasi IMEI pada setiap
menjauhkan bisnis (dan investasi) dari Indonesia. Hal ini
produk impor (termasuk semua suku cadang) menimbulkan
kemudian harus secara efektif dikomunikasikan kepada semua
kesulitan bagi perusahaan karena perusahaan dituntut untuk
pemangku kepentingan yang relevan.
memasukkan 15 digit nomor IMEI secara manual. Biasanya untuk
• Perlunya perbaikan iklim usaha secara menyeluruh. Hal ini
memasukkan satu nomor IMEI memakan waktu sekitar 5-10 menit,
mengingat perkembangan industri ponsel dalam negeri hingga
dan tidak hanya nomor IMEI tetapi juga tambahan informasi lain
saat ini juga belum berkembang, meskipun telah dirintis sejak
termasuk negara asal. Waktu tunggu untuk mendapatkan TPP dari
tahun 2011. Hambatan yang dirasakan oleh beberapa industri
Kemenperin dan PI dari Kemendag memakan waktu satu sampai
ponsel lokal adalah belum berkembangnya supply komponen
dua bulan, sementara untuk mendapatkan LS baik dari Sucofindo
di dalam negeri, sehingga komponen tersebut masih harus
atau Surveyor Indonesia membutuhkan waktu satu minggu.
di impor (Puska Daglu, 2012), akibatnya industri ponsel lokal
Sebagai akibat dari hal-hal tersebut diatas, pelanggan dari
tidak mampu bersaing bahkan di pasar dalam negeri. Alasan
Perusahaan A mengalami keterlambatan untuk mengakses
lainnya terkait dengan kurang berkembangnya industri ponsel
layanan perbaikan untuk ponsel dan tablet mereka. Sejak
dalam negeri adalah lingkungan bisnis terkait belum tercipta,
penerapan Peraturan No. 82/2012, Perusahaan A menghadapi
seperti sektor industri komponen, sistem perpajakan dan lain-
kesulitan dalam memberikan pelayanan tepat waktu kepada
lain (Tempo, 2013).
pelanggan (pengguna akhir) mereka. Efek izin impor yang tertunda juga berdampak pada produktivitas tenaga kerja Perusahaan
BIODATA PENULIS Nama
: Ernawati Munadi
A dan hal ini dapat membuat perusahaan mengurangi jumlah
Organisasi : Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma
karyawannya.
Surabaya
2
Email
:
[email protected]
Dalam Permendag No. 41/M-DAG/PER/5/2016 Masa berlaku PI Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a disesuaikan dengan masa berlaku TPP Impor persyaratan ini telah dihapuskan.
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
23
Belajar dari sebagian masyarakat pedesaan, kelompok tenaga kerja yang relatif
Wayan R. Susila
tua dan kurang kompetitif, masalah imigrasi, serta kenangan masa lalu sebagai negara makmur dan berdaulat penuh, telah membuat mereka memilih untuk keluar dari EU-28 (Boom, 2016).
Brexit Melawan Arus Integrasi Ekonomi
Sebagian besar kalangan, termasuk kebanyakan pemimpin
Negara-negara Eropa yang berjumlah 28 negara atau dikenal
negara di dunia dikagetkan oleh hasil referendum tersebut.
dengan EU-28 telah mencapai tingkatan kerjasama tertinggi atau
Mereka seakan tidak percaya bahwa masyarakat Inggris seperti
paling komprehensif dalam bentuk Economic Union (EU). Tingkat
meruntuhkan hasil kerja keras mereka selama ini yang diraih dengan
kerjasama ekonomi ini mempunyai tingkatan kerjasama diatas
penuh perjuangan dan pengorbanan. Mereka juga kaget karena
model kerjasama ekonomi lainnya seperti Common Market (CM),
selama ini Inggris adalah salah satu negara yang berpengaruh
Custom Union (CU), Free Trade Area (FTA), atau Preferential Trade
besar dan motor penggerak dari EU-28, selain Jerman dan
Agreement (PTA). Melalui bentuk kerjasama seperti itu, maka arus
Perancis. Inggris juga memperoleh manfaat besar dari EU seperti
barang, jasa, finansial, faktor produksi bergerak bebas antar negara
pasar barang dan jasa, sumber Foreign Direct Investment (FDI),
anggota, bahkan kebijakan pendidikan, kesehatan, termasuk mata
penerima terbesar dana-dana untuk riset industri, dan juga yang
uang sudah menjadi satu, kecuali Inggris Raya/United Kingdom (UK).
terpenting adalah sebagai pusat jasa pelayanan keuangan EU-28
Atas keberhasilan Eropa melakukan integrasi ekonomi tertinggi,
dan dunia (Irwin, 2015).
banyak kelompok negara yang tergoda untuk meniru EU-28.
Berbagai analisis menyebutkan bahwa paling tidak ada 10
ASEAN kini tengah bekerja keras atau setengah memaksakan diri
alasan kenapa mayoritas masyarakat Inggris menginginkan Brexit.
meniru EU-28 dan telah membentuk ASEAN Economic Community
Dari 10 alasan tersebut, tiga yang utama adalah Inggris ingin
(AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara
kembali memperoleh kedaulatannya secara politik dan ekonomi
di kawasan Pasifik juga telah membentuk kerjasama ekonomi
secara penuh, mengatur secara mandiri masalah imigrasi, dan
yang sangat komprehensif yang dikenal sebagai Trans Pacific
mendorong pertumbuhan ekonomi (Sun, 22 Juni 2016). Inilah
Partnership (TPP) yang melibatkan negara-negara besar seperti
slogan yang dipasarkan oleh para politisi yang menghendaki UK
Amerika dan Jepang, termasuk negara anggota ASAEN seperti
keluar dari EU 28.
Singapura dan Vietnam.
Intinya, mayoritas rakyat Inggris saat ini sedang menantang
Di tengah arus deras integrasi ekonomi (globalisasi) yang
pemikiran integrasi ekonomi, khususnya integrasi yang sangat
demikian menyihir, tiba-tiba UK melakukan referendum dengan
dalam seperti economic union/community. Inggris mungkin akan
hasil UK keluar dari EU atau lebih dikenal dengan British Exit (Brexit).
mencoba mengarungi globalisasi dan liberalisasi dengan tingkatan
Hasil referendum yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016
yang lebih dangkal seperti dalam bentuk CU atau FTA. Apapun
akhirnya memenangkan kelompok yang mendukung Brexit dengan
hasilnya, acungan jempol patut diberikan kepada UK yang telah
jumlah suara mencapai 51,8%. Hal ini berarti mayoritas rakyat
mau menjadi kelinci percobaan melawan mazhab integrasi
UK mendukung UK keluar dari Masyarakat EU-28. Kekecewaan
ekonomi yang dasyat.
24
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Dampak Brexit: Lose-Lose Solution
berpotensi kehilangan sebagian sumber FDI dari negara anggota
Jika UK benar-benar memproses hasil referendum tersebut
EU dan sebaliknya. Di sisi lain, London merupakan kota dengan
dan keluar dari EU-28, maka dampaknya diperkirakan akan cukup
jasa pelayanan keuangan yang paling efisien sekaligus pusat pasar
luas, baik menyangkut aspek ekonomi, sosial, bahkan politik. Irwin
jasa keungan terbesar di Eropa. Brexit akan membuat biaya jasa
(2015) dalam studinya berjudul Brexit: the Impact on the UK and
keuangan di negara-negara anggota EU akan meningkat sehingga
EU, memberi analisis yang cukup komprehensif mengenai berbagai
akan menambah biaya produksi di di negara-negara tersebut. Hal
dampak kalau UK keluar dari EU-28 sehingga EU menjadi EU-27.
ini dapat menurunkan daya saing dan konsumen harus membayar
Dari 10 dampak yang dibahas dalam studi ini, ada 8 dampak yang
lebih mahal atas barang dan jasa yang mereka konsumsi.
langsung atau tidak langsung berkaitan dengan aspek ekonomi termasuk perdagangan.
Di luar dampak ekonomi yang kasat mata, banyak analisis justru sangat mengkhawatirkan dua dampak Brexit lainnya, yaitu:
Besarnya dampak Brexit, kalau memang terwujud, akan
(i) Ketidakpastian yang berkepanjangan, dan (ii) Efek penularan
sangat bergantung pada bentuk kerjasama baru antara UK dengan
(contagion effect). Sumber ketidakpastian yang pertama adalah
EU-27. Secara teoritis, kerjasama baru tersebut dapat berbentuk
apakah UK benar-benar akan memproses hasil referendum ke EU.
mendekati model EU-28 seperti model European Economic Area
Kalaupun diproses, kapan akan diproses juga masih belum bisa
(EEA) Norwergia atau sedikit di bawahnya yaitu CU model Turki.
dipastikan. Menurut Boom (2016) ada tendensi bahwa sebagian
Namun kedua model ini dinilai kecil peluangnya karena esensi dari
masyarakat yang waktu referendum mendukung Brexit, kini
Brexit yang ingin agar Inggris relatif independen dari kebijakan EU-
menyesali pilihan mereka (“Bregreters”). Di samping itu, Irlandia
27, tidak bisa terwujud. Dampak ekstrim lainnya adalah UK hampir
Utara yang merupakan bagian dari UK ada tanda-tanda untuk
secara total lepas dengan EU dan hanya terikat dalam bentuk
mengikuti jejak UK dengan melakukan referendum untuk keluar
Most Favored Nation (MFN). Model ini juga dinilai tidak konsisten
dari UK. Kalau ini terjadi, tentu akan sangat mengkhawatirkan
dengan tujuan UK untuk mewujudkan liberalisasi perdagangan
pemerintah Inggris. Kompleksitas ini diduga akan membuat
yang lebih luas. Model yang dinilai peluangnya besar adalah antara
pemerintah Inggris akan ragu-ragu dalam memproses hasil
pendekatan Free Trade Area (FTA) atau model Swiss Style Bilateral
referendum. Ini jelas akan menimbulkan ketidakpastian secara
Accord dimana kedua pendekatan tersebut berada di antara dua
politk dan ekonomi.
ekstrim yaitu EEA & CU dengan MFN.
Kedua, kalau nanti pemerintah UK memproses hasil referendum
Dengan asumsi bentuk bentuk kerjasama tersebut, banyak
tersebut, maka berdasarkan exit clause pasal 50 dari EU Treaty,
pengamat menilai Brexit adalah sebuah keputusan emosional
UK dan EU punya waktu dua tahun untuk menyelesaikan proses
dengan hasil berupa lose-lose solution.
“penceraian” tersebut. Selanjutnya, EU dan UK dapat memulai
presentasinya berjudul
Boom (2016) dalam
FTA and Regionalism in South East
kembali
merumuskan
dan
menyepakati
bentuk
hubungan
Asia-Including the Impacts of the Brexit, menyebutkan bahwa
kerjasama yang baru. Selanjutnya, jika selama dua tahun tersebut
banyak dampak negatif dari Brexit baik terhadap EU maupun UK.
tidak tercapai kesepakatan, maka Inggris tidak lagi terikat dengan
Sebaliknya, Boom (2016) belum bisa menemukan dampak positif
ketentuan di EU-27, sementara EU-27 tidak lagi memiliki kewajiban
dari Brexit tersebut. Kesimpulan ini memperkuat analisis yang
lagi seperti sebelumnya. Proses ini diperkirakan baru akan berakhir
dilakukan oleh Irwin pada tahun 2015.
sekitar tahun 2025 sehingga menimbulkan ketidakpastian yang
Sebagai
contoh,
Brexit
akan
kembali
meningkatkan
berkepanjangan (Irwin, 2015).
hambatan perdagangan antara UK dengan EU-27 sehingga akan
Selama proses panjang tersebut, para pemimpin EU
menurunkan volume perdagangan kedua belah pihak. Padahal,
dikhawatirkan akan fokus pada masalah ini dan dapat mengabaikan
UK diperkirakan mampu meningkatkan volume perdagangannya
program pembangunan yang seharusnya menjadi prioritas.
sebesar 55% sampai dengan tahun 2013 ke wilayah EU justru
Sekedar ilustrasi, akibat ketidakpastian ini, pertumbuhan ekonomi
karena memanfaatkan bentuk kerjasama yang selama ini dinikmati
UK diperkirakan akan berkurang sekitar 0,4% poin pada tahun
oleh UK. Sebaliknya, UK juga merupakan sumber permintaan
2016 dan 0,5%-0,7% poin pada tahun 2017. Sementara itu, IMF
negara-negara EU dan besarnya Produk Domestik Bruto (PDB) UK
menurunkan proyeksi pertumbuhan UK sebesar 0,9% poin untuk
adalah sekitar 13% dari PDB EU secara keseluruhan. Keluarnya
tahun 2017 menjadi hanya 1,3% (Beritasatu.com, 2016).
UK tentu merupakan tekanan untuk negara-negara anggota EU-
Kekhawatiran kedua adalah adanya efek penularan secara
27. UK juga kehilangan kesempatan untuk meningkatkan GPD-
politis ke beberapa negara anggota EU (political contagion effect).
nya sekitar 7% jika liberalisasi secara penuh sektor jasa di EU
Sudah ada sebagian anggota kelompok di beberapa negara EU
diwujudkan (Irwin, 2015).
seperti di Belanda yang sudah mulai mengangkat isu ini dan akan
EU merupakan penyumbang FDI terbesar ke UK dan pada tahun
semakin menguat jika pilihan Inggris itu ternyata terbukti benar.
2013 mencapai sekitar 46% dari FDI ke UK. Dengan Brexit, UK
Jika ini sampai terjadi, maka goyahlah menara EU yang sudah
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
25
sering dijadikan referensi integrasi ekonomi oleh banyak kelompok
mereka terbawa pada kenangan manis masa lalu, ketika mereka
negara, termasuk ASEAN.
belum bergabung dengan EU.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
politisi untuk keluar dari EU. Mereka mengatakan 10 harapan
Kelompok inilah yang kecewa dan dimanfaatkan oleh para Berbagai dampak Brexit terutama yang berkaitan dengan
yang pada prinsipnya adalah mengembalikan kedaulatan politik,
perdagangan, investasi, finansial, dan yang paling dikhawatirkan
mengendalikan sendiri imigrasi, serta mendorong pertumbuhan
adalah ketidakpastian yang berkepanjangan, akan berdampak
ekonomi (“leaving EU will save our sovereignty, rein in immigration,
negatif pada ekonomi dunia. Sebagai negara yang perekonomiannya
and boost our economy”). Semboyan ini cukup ampuh bagi
cukup terbuka, Indonesia tentu akan kena imbasnya, walaupun
sebagian masyarakat pedesaan ataupun yang terpinggirkan
tidak separah negara-negara yang sangat terbuka seperti
oleh integrasi dalam kerangka EU. Kelompok ini ternyata cukup
Singapura. Akibat Brexit, IMF (2016) telah memangkas proyeksi
dominan sehingga ketika referendum dilaksanakan, kelompok
pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,1% poin baik untuk tahun
yang mendukung keluar dari EU (Brexit) menggungguli kelompok
2006 dan tahun 2007. Dengan revisi tersebut, IMF memperkirakan
yang ingin tetap bergabung dengan EU.
ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 3,1% pada tahun 2016 dan 3,4% pada tahun 2017.
Pelajaran yang dapat dipetik dalam hal ini adalah, ketika Indonesia melakukan kerjasama atau integrasi ekonomi seperti
Pelajaran pertama yang perlu dicermati adalah dampak dari
dalam MEA, pemerintah harus dengan cermat menyiapkan
Brexit terhadap kinerja eskpor dan ekonomi Indonesia. Kalau dilihat
instrumen kebijakan yang dapat menjamin bahwa distribusi
dari koreksi proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi dunia yang
manfaat dari integrasi ekonomi tersebut dapat dinikmati oleh
hanya sebesar 0,1% poin untuk tahun 2017, dampak terhadap
seluruh atau paling tidak sebagian besar masyarakat, termasuk
perekonomian Indonesia secara umum mestinya tidak terlalu
mereka yang tinggal di pedesaan, tenaga kerja yang kurang
besar. Dampak yang akan lebih signifikan tentunya bersumber
terdidik/kurang terampil, pengusaha kecil yang lemah dari sisi
dari kawasan EU termasuk UK.
Seperti diketahui, pangsa
permodalan, termasuk kelompok masyarakat yang relatif tua.
perdagangan EU dan UK terhadap perdagangan dunia masing-
Artinya, pemerintah harus menyiapkan instrumen distribusi
masing adalah sekitar 15,4% dan 4,3%. Dengan perkiraan pangsa
pendapatan/manfaat dan penguatan untuk kelompok-kelompok
ekspor Indonesia ke EU adalah bervariasi pada kisaran 18%, maka
ini.
penurunan kinerja ekonomi di EU tentu akan berpengaruh pada eskpor Indonesia ke negara tersebut.
Tentu masih terlalu dini
untuk memproyeksikan secara kuantitatif.
Pelajaran ketiga yang dapat dipetik adalah agar lebih berhatihati, khususnya bagi negara atau kawasan lain yang tengah berupaya keras untuk memperbanyak dan meningkatkan integrasi
Dampak tersebut belum memperhitungkan dampak tidak
ekonomi seperti Indonesia. Brexit telah memberi pembelajaran
langsung dari pengaruh penurunan ekonomi EU terhadap negara
bahwa integrasi ekonomi yang sangat dalam dan komprehensif
besar khususnya Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika serikat
seperti dalam bentuk economic union/economic community,
dan India. Kalau nantinya ketiga negara tersebut terkena dampak
agak berdampak positif secara total tetapi dapat menurunkan
cukup signifikan akibat Brexit, maka ekspor dan ekonomi Indonesia
kesejahteraan mayoritas masyarakat. Untuk ASEAN dan Indonesia
akan terkena dampak yang lebih besar. Hal ini tentu sangat berat
khususnya, semangat membara untuk membawa ASEAN ke
karena ekspor Indonesia masih terus mengalami laju pertumbuhan
model economic union/economic community perlu dicerna ulang.
yang menurun sebagai akibat belum pulihnya kelesuan ekonomi di
Sejalan dengan hal ini, keinginan Indonesia untuk ikut di Trans
EU serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di RRT dan India.
Pacific Partnership (TPP) dengan tingkat liberalisasi yang demikian
Intinya, Brexit akan menambah beban berat upaya peningkatan
dalam (komprehensif), mungkin perlu diendapkan untuk sementara,
ekspor Indonesia yang sebenarnya kini masih tertekan.
sambil terus melakukan kajian-kajian yang lebih matang.
Pelajaran kedua yang dapat dipetik dari Brexit, seperti disebutkan
oleh
Boom
(2016)
adalah
hati-hati
terhadap
ketidakadilan distribusi manfaat dari suatu kerjasama atau integrasi ekonomi.
Bagi masyarakat perkotaan seperti di London atau
tenaga kerja muda di perkotaan yang memiliki ketrampilan yang memadai, integrasi ekonomi tentu sangat menguntungkan mereka. Sebaliknya, masyarakat di pedesaan dan kalangan tenaga kerja yang relatif tua dengan ketrampilan yang tidak mampu bersaing, integrasi ekonomi membuat kesejahteraan mereka semakin
BIODATA PENULIS Nama : Wayan R. Susila Jabatan : Senior Trade Economist, Center for Agriculture and People Suport (CAPS) Email :
[email protected]
tertekan. Mereka banyak yang hanya menjadi penonton sehingga
26
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
BERITA PENDEK PERDAGA N GA N
Mengenal Industri Olahan Lidah Buaya Pontianak
Gambar 1. Beragam Produk Hasil Olahan Lidah Buaya. Sumber: Sunvera (2016)
Pontianak adalah ibu kota Propinsi Kalimantan Barat
Luas tanam lidah buaya di Pontianak pada tahun 2013
(Kalbar). Kota yang terkenal dengan sebutan kota khatulistiwa ini
seluas 84 Ha dengan total produksi sebanyak 7.879 ton dan
menyimpan beragam komoditi potensial. Kita mungkin mengenal
produktivitas sekitar 93,8 ton per Ha. Dari sisi industri, tercatat 16
Jeruk Pontianak, namun ternyata tidak hanya jeruk yang menjadi
industri pengolahan lidah buaya yang tersebar di berbagai wilayah
komoditi potensial di Pontianak.
Pontianak masih banyak
di Pontianak dengan total produksi mencapai 114 ton per bulan
menyimpan komoditi potensial, salah satunya adalah lidah buaya
(Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak, 2014).
(Aloe Vera). Lidah buaya di Pontianak dapat tumbuh dengan
Berdasarkan hasil wawancara Tim Survei Warta BPPP (2016)
sempurna sehingga memiliki ukuran yang besar dan mudah untuk
dengan Sunani, pemilik industri pengolahan lidah buaya Sunvera
dikonsumsi. Posisi Pontianak yang dilewati garis khatulistiwa
yang pernah memenangi lomba Usaha Kecil Menengah (UKM)
membuat intensitas penyinaran matahari sangat sesuai untuk
inovatif tingkat nasional, saat ini jalur distribusi dan pasar produk
pertumbuhan lidah buaya. Di areal perkebunannya, lidah buaya
olahan lidah buaya sebagian besar masih terbatas di sekitar
Pontianak dapat mencapai berat rata-rata 1,2 kg per helai daunnya
Kalimantan, dan baru sebagian kecil ke Pulau Jawa. Produk yang
dalam umur 8 bulan sampai 1 tahun (Hasil Wawancara dengan
dihasilkan oleh Sunvera antara lain, permen, dodol, teh, kerupuk,
Aloe Vera Center, 2016).
kue nastar, minuman kemasan, selai, sirup, manisan, dan amplang.
Pengetahuan masyarakat yang beredar selama ini tentang
Untuk minuman kemasan, Sunvera telah mampu mengekspor ke
lidah buaya baru sebatas pada manfaatnya sebagai penyubur
Malaysia dan Brunei Darussalam dengan volume berkisar antara
rambut dan bahan baku kosmetik saja. Padahal manfaat yang
100-200 dus per bulan.
terkandung di dalam pelepah lidah buaya tidak hanya itu saja.
Saat ini industri pengolahan lidah buaya
mayoritas masih
Lidah buaya mengandung banyak nutrisi seperti vitamin, mineral,
berbentuk UKM atau industri rumahan. Beberapa kendala yang
enzim, dan asam amino yang baik untuk tubuh apabila dikonsumsi
dihadapi oleh UKM atau industri rumahan tersebut diantaranya
langsung. Manfaat lain bagi kesehatan antara lain sebagai anti
adalah jalur distribusi yang masih terbatas (Pulau Kalimantan
mikroba untuk melawan bakteri pathogen, pembersih tubuh,
dan Pulau Jawa), kurangnya dukungan promosi, dan teknologi
penstabil kadar kolesterol darah, dan pelindung tubuh karena
produksi yang masih manual. Para pelaku usaha lidah buaya
memiliki kandungan antibiotik, memperlambat penuaan dini, dan
tentu saja mengharapkan dukungan pemerintah dalam mengatasi
dapat berfungsi sebagai anti luka bakar. Biasanya masyarakat
berbagai kendala tersebut.
cenderung tidak berminat bila mengkonsumsi lidah buaya secara
Beberapa
bentuk
dukungan
Pemerintah
Daerah
Kota
langsung. Oleh karena itu, masyarakat Pontianak melirik lidah
Pontianak yang sudah dirasakan oleh pelaku usaha saat ini
buaya sebagai peluang usaha dengan mengolahnya menjadi
antara lain bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM berupa dana
makanan dan minuman agar memiliki banyak cita rasa dan tetap
untuk membangun tempat produksi dan membuka jalur distribusi,
tidak menghilangkan kandungan manfaatnya (Hasil Wawancara
bantuan dari Dinas Pertanian dalam bentuk pupuk, dan bantuan
dengan Aloe Vera Center, 2016).
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam bentuk promosi melalui pameran di dalam maupun luar negeri. (Dwi Yulianto) WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
27
Menanti Revitalisasi Pasar Johar Semarang Kota Semarang merupakan ibu kota Propinsi Jawa Tengah
Semarang. Pasar yang dikelola oleh Dinas Pasar Kota Semarang
dengan luas 373,7 km dan dihuni sekitar 1,5 juta jiwa (BPS Kota
ini ternyata masih menjadi magnet bagi penduduk lokal dan
Semarang, 2016). Kota ini memiliki beberapa pasar tradisional atau
wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang. Hal ini terlihat dari
pasar rakyat. Salah satu pasar rakyat terbesar yang juga menjadi
banyaknya jumlah pengunjung yang sengaja datang untuk mencari
cagar budaya Kota Semarang adalah Pasar Johar. Pasar Johar
pernak-pernik dan souvenir yang memang menjadi ciri khas dari
yang namanya diambil dari Pohon Johar ini memiliki luas sekitar
Pasar Johar. Beberapa pernak-pernik yang dijual antara lain gelas,
16 ribu m2, terletak bersebelahan dengan Pasar Yaik dan Shoping
kipas, boneka kecil, pemotong kuku, dompet, gantungan kunci,
Center Johar, dan terbagi menjadi tiga blok yaitu Blok Pasar Johar
pembuka botol, aneka tas batik, serta berbagai pernak-pernik
Utara, Blok Pasar Johar Tengah dan Blok Pasar Johar Selatan
lainnya. Selain pernak-pernik, Pasar Johar juga menjadi sentra
(Cholidah, 2014). Pasar Johar yang dibangun oleh Arsitek Belanda
bagi pedagang perlengkapan pernikahan, termasuk menyediakan
Thomas Karsten pada tahun 1933 ini menjadi cagar budaya karena
jasa pengemasan mahar atau mas kawin. Harga yang relatif murah
nilai sejarah lokasi dan bentuk bangunannya yang merupakan
dan terjangkau juga menjadi alasan bagi para pembeli untuk tetap
hasil kajian mendalam berdasarkan iklim dan perilaku masyarakat
berbelanja di lokasi sementara Pasar Johar ini.
2
setempat saat itu (Kompas, 2015).
Upaya proses revitalisasi Pasar Johar yang dilakukan oleh
Pada bulan Mei 2015 Pasar Johar mengalami kebakaran
Pemerintah Daerah bersama Kementerian Perdagangan merupakan
yang mengakibatkan kerusakan parah dan menghentikan seluruh
langkah tepat yang ditunggu oleh penjual dan konsumen Pasar
aktivitas perdagangan bagi sekitar 7 ribu pedagang yang menjual
Johar.
beragam kebutuhan sehari-hari, sandang dan juga pernak-pernik.
Negeri Kementerian Perdagangan (2016), proses revitalisasi Pasar
Pemerintah pada saat itu menjanjikan relokasi pedagang dan
Johar tidak hanya akan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
revitalisasi pasar agar Pasar Johar kembali menjadi pasar rakyat
dan daerah, namun juga melibatkan pihak swasta. Saat ini proses
terbesar di Jawa Tengah sekaligus menjadi cagar budaya dan
revitalisasi masih pada tahap pembahasan konsep pembangunan
tujuan wisata belanja (jatengprov.go.id, 2015).
Pasar Johar oleh Balai Konservasi Nasional, Tim Cagar Budaya
Setahun setelah kebakaran tersebut, Tim Survei Warta BPPP
Menurut Data Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Kota Semarang, pemerintah, akademisi, dan pakar.
Biaya
pada bulan Juni 2016 mengunjungi lokasi relokasi Pasar Johar
pembangunan Pasar Johar diperkirakan mencapai Rp 700 miliar
yang berlokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
dan baru akan dimulai pada awal tahun 2017 mendatang (Tribun Jateng, 2016). (Suler Malau & Primakrisna T.)
28
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Percepatan Proses Penerbitan TDP di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas di Batam, Bintan, Karimun dan Sabang dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai.
Pelaksanaan penerbitan TDP ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan nasional dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang penyelenggaraan pendaftaran perusahaan. Setiap TDP yang diterbitkan oleh BP Kawasan BBKS sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kepala BP Kawasan BBKS. Kementerian Perdagangan hanya akan diberikan tembusan melalui Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan penerbitan TDP oleh KPBPB-BBK Sini efektif, maka diperlukan pembinaan dan pengawasan oleh Menteri Perdagangan bersama Ketua Dewan Kawasan BBKS. BP Kawasan BBKS secara berkala wajib menyampaikan laporan Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
pertanggungjawaban penerbitan TDP secara manual maupun
publik dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan untuk memulai
elektronik kepada Menteri setiap semester atau paling lambat
usaha yang lebih cepat, tepat, mudah dan transparan. Sejumlah
pada tanggal 15 bulan berikutnya.
terobosan telah dilakukan melalui Kementerian Perdagangan untuk
Seiring dengan penerbitan Permendag ini, BP Kawasan
menggairahkan iklim investasi dan perdagangan dalam negeri.
BBKS diharapkan segera menyiapkan sarana dan prasarana
Salah satunya adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri
pendukung pelaksanaan pendelegasian kewenangan penerbitan
Perdagangan (Permendag) Republik Indonesia Nomor 48/M-DAG/
TDP mengingat telah dilakukan perubahan waktu implementasi
PER/6/2016 tentang Pendelegasian Kewenangan Penerbitan
sesuai
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Kepada Kawasan Perdagangan
menyebutkan kebijakan ini berlaku efektif per 1 Agustus 2016.
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Badan Pengusahaan
Untuk memudahkan dan menjamin akuntabilitas pelaksanaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan,
pembuatan TDP tersebut, Kementerian Perdagangan mengizinkan
Badan Pengusahaan
BP Kawasan BBKS menggunakan Sistem Informasi Perusahaan
Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Karimun, dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas
Permendag
Nomor
49/M-DAG/PER/7/2016
yang
Online (SIPO) yang dikelola Kementerian Perdagangan.
dan Pelabuhan Bebas Sabang (KPBPB-BBKS). Ada empat
Proses kemudahan TDP ini merupakan upaya lanjutan
kawasan yang mendapatkan pendelegasian wewenang ini, yaitu
dalam peningkatan pelayanan publik. Sebelumnya Kementerian
Batam, Bintan, Karimun dan Sabang (BBKS). Selama ini penerbitan
Perdagangan telah meningkatkan kualitas pelayanan publik
TDP di keempat kawasan tersebut diterbitkan oleh Kementerian
dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan, seperti penerbitan
Perdagangan. Namun dengan terbitnya Permendag No. 48
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Resi Gudang, Perizinan
tahun 2016 para pengusaha di KPBPB-BBKS dapat memohon
Retail Modern, Mini Market, dan lain-lain. Jika persyaratan
penerbitan TDP kepada Badan Pengusahaan (BP) Kawasan BBKS
lengkap dan benar maka izin akan selesai paling lama tiga hari,
(BP Kawasan BBKS).
sebagaimana telah terlaksana di Batam sejak tahun 2011. Hal ini
Pendelegasian kewenangan penerbitan TDP kepada BP
tentu diharapkan akan membangkitkan dunia usaha. Kini tidak
Kawasan BBKS dimaksudkan untuk mempercepat proses
ada lagi alasan penyelesaian prosedur birokrasi perizinan yang
pemberian TDP bagi pelaku usaha yang berada di kawasan
lambat dan lama yang selama ini sering menjadi alasan klasik
KPBPB-BBKS. Menurut Permendag No. 48 Tahun 2016 pasal
dan menyebabkan tidak bergairahnya investasi. Sudah waktunya
1 ayat 3 KPBPB-BBKS adalah suatu kawasan yang berada di
pemerintah merubah birokrasi perizinan menjadi proses yang lebih
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah
sederhana dan cepat. (Suler Malau)
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
29
Potret Kinerja Ekspor-Impor Vaksin di Indonesia Di tengah ramainya kisruh kasus vaksin palsu yang mencuat
Afrika seperti Nigeria, Ethiopia, Afrika Selatan, Angola dan Mali.
pada Juni 2016 lalu, kinerja ekspor dan impor vaksin di Indonesia
Pada tahun 2015, Nilai ekspor vaksin Indonesia baru mencapai
ternyata juga menarik untuk dicermati lebih jauh karena nilai
sekitar 0,5% dari total impor vaksin di dunia yang mencapai lebih
ekspornya pada tahun lalu mencapai hampir lima kali dari nilai
dari USD 25 miliar sehingga ekspor vaksin Indonesia masih memiliki
impornya. Di satu sisi, kondisi ini menunjukkan bahwa vaksin
peluang sangat besar untuk terus tumbuh.
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu produk
Hingga saat ini PT. Bio Farma masih tercatat sebagai satu-
ekspor unggulan. Di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi salah satu
satunya perusahaan farmasi dari Indonesia, negara muslim terbesar
indikator bagi pemerintah bahwa Indonesia sebenarnya memiliki
di Asia, yang bisa memproduksi vaksin halal sesuai kualifikasi World
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri
Health Organization (WHO) dan berada pada urutan ke-4 sebagai
dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian, seharusnya
pabrik vaksin yang diakui oleh dunia. Produksi vaksin Badan Usaha
tidak perlu terjadi kelangkaan stok vaksin akibat berkurangnya
Milik Negara (BUMN) ini mencapai 3,2 miliar dosis vaksin per tahun
impor vaksin yang diduga memicu pemalsuan vaksin impor seperti
dengan komposisi 60% untuk kebutuhan ekspor dan 40% untuk
yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan (Tempo.co, 2016).
kebutuhan di dalam negeri (CNN Indonesia, 2016).
Berdasarkan data Trade Map (2016), nilai impor vaksin
Tingginya kebutuhan vaksin di dalam dan luar negeri seharusnya
Indonesia (HS 30220) pada periode 2013-2015 terus menurun,
bisa menjadi peluang bagi industri farmasi di dalam negeri untuk
yaitu USD 54,9 juta (2013), USD 46,7 juta (2014), dan USD 45,4 juta
meningkatkan kualitas produksinya sehingga pasar vaksin tidak
(2015). Tiga negara importir utama vaksin untuk Indonesia adalah
hanya dikuasai oleh produsen tertentu. Pemerintah perlu jeli untuk
Italia, Belgia dan Amerika Serikat. Berbanding terbalik dengan nilai
melihat kasus pemalsuan vaksin ini tidak hanya sebagai kasus
impornya, ekspor vaksin Indonesia justru memiliki kecenderungan
kriminal biasa, namun juga melihat lebih jauh dampaknya pada
meningkat sejak tahun 2012. Data Trade Map (2016) mencatat nilai
upaya pengembangan industri farmasi di Indonesia. Kasus ini
ekspor vaksin Indonesia ke seluruh dunia pada periode 2012-2015
juga bisa menjadi titik awal bagi pemerintah dalam membangun
berturut-turut adalah USD 76,3 juta (2012), USD 107,0 juta (2013),
kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk vaksin lokal,
USD 114,8 (2014), dan USD 121,4 juta (2015). Pasar utama ekspor
yang tentunya akan meningkatkan nilai perdagangan vaksin buatan
vaksin Indonesia adalah India, Thailand dan beberapa negara di
Indonesia. (Primakrisna T.)
30
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
SERBA SER B I
Policy Dialogue Series di Yogyakarta Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
Kegiatan ini diisi dengan Panel Presentasi oleh tiga pembicara,
(BPPP) Tjahya Widayanti membuka dan menyampaikan sambutan pada kegiatan Policy Dialogue Series Tahun 2016 yang berlangsung
yaitu Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kementerian
pada hari Rabu, 20 April 2016 di Grand Aston Yogyakarta Hotel & Convention Center. Dalam kegiatan ini tema yang diangkat adalah
Perekonomian, Muhammad Rudy Salahuddin dengan materi Konsep Pengembangan UMKM dalam Meningkatkan Ekspor
Peran Jasa Perantara Dalam Meningkatkan Ekspor Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Menurut Kepala BPPP, institusi
Melalui Pemanfaatan Konsolidator/Aggregator Untuk mendorong Ekspor Produk UMKM; Managing Director Fakih Group Dubai Uni
jasa perantara berperan sebagai penghubung antara UMKM dengan pembeli di negara tujuan ekspor. Kepala BPPP juga
Emirat Arab Fakih N.P. dengan materi Model Bisnis Kelembagaan Dalam Pembinaan UMKM di Beberapa Negara; dan Direktur
berharap kegiatan Policy Dialogue Series ini mampu menghasilkan berbagai usulan kebijakan yang konkrit dan implementatif terutama
Scano Exotic Indonesia, Anto Suroto dengan materi Model Bisnis Kelembagaan Dalam Mendorong Ekspor Produk UMKM
dalam peningkatan ekspor UMKM, melalui kemitraan dengan jasa perantara.
Indonesia.
BPPP Selenggarakan Diseminasi Hasil Kajian di Padang Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) menyelenggarakan acara Diseminasi Hasil-hasil Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan dengan tema Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Dalam Meningkatkan Eskpor Indonesia di Hotel Rocky Plaza Padang, pada hari Selasa, 3 Mei 2016. Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala BPPP, Tjahya Widayanti ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat, H. Mudrika dan 100 peserta lainnya yang terdiri dari pelaku usaha, perwakilan Usaha Kecil dan Menengah, Asosiasi, Akademisi dan perwakilan dari Dinas terkait. Acara Diseminasi menghadirkan dua pembicara pada Sesi I, yaitu Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa selaku Ketua Tim Deregulasi, Arlinda serta Konsultan ASEAN Economic Community Center (AEC Center), Kris Sandhi Soekartawi. Sementara pada Sesi II, tiga peneliti BPPP menjadi pembicara yaitu Adrian Darmawan Lubis dengan materi Potensi Pelaksanaan Kebijakan Sensitive Product untuk Mendirikan Kemandirian Pangan, Nur Rakhman S. dengan materi Pemanfaatan Liberalisasi Pasar RRT dan Pasar Korea dalam rangka Peningkatan Ekspor, serta Muhammad Fawaiq dengan materi Liberalisasi Sektor jasa Pariwisata dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
31
Harmonisasi Tugas Pokok dan Fungsi di Lingkungan BPPP Pada tanggal 13-14 Mei 2016, seluruh pegawai di lingkungan Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) mengikuti kegiatan Harmonisasi Tugas Pokok dan Fungsi di Lingkungan BPPP dengan tema Happy at Work yang diselenggarakan di Kampung Legok Lembang Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan tugas pokok dan fungsi di setiap unit kerja yang ada di lingkungan BPPP sehingga dapat mewujudkan sinergi positif untuk mendukung visi dan misi Kementerian Perdagangan. Dalam kegiatan ini para pegawai mendapatkan bimbingan motivasi kerja dan mengikuti kegiatan lapangan di Hutan Pinus Cikole Lembang.
Bedah Naskah Bunga Rampai Info Komoditi Garam di Semarang Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Tjahya Widayanti membuka acara Bedah Naskah Info Komoditi Garam di Hotel Grand Edge Semarang pada hari Jumat, 10 Juni 2016. Peserta kegiatan ini adalah perwakilan dari instansi dan lembaga terkait, pelaku usaha, petambak garam, peneliti serta akademisi dari Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro dan Universitas Islam Sultan Agung. Acara Bedah Naskah Bunga Rampai Info Komoditi Garam merupakan forum diskusi untuk memperkaya dan mempertajam data dan analisis sehingga buku Bunga Rampai Info Komoditi Garam yang akan dipublikasikan dapat bermanfaat bagi stakeholder terkait.
32
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
Bedah Naskah Bunga Rampai Info Komoditi Timah di Jakarta Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BPPP) menyelenggarakan acara Bedah Naskah Info Komoditi Timah di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, pada hari Kamis, 23 Juni 2016. Acara Bedah Naskah dibuka oleh Kepala BPPP, Tjahya Widayanti dan menghadirkan narasumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesian Corruption Watch (ICW) dan IDH Tin Working Group dengan moderator Ketua Dewan Redaksi Bunga Rampai Info Komoditi. Sebagai peserta kegiatan hadir
pula perwakilan dari instansi dan lembaga terkait, pelaku usaha, peneliti serta akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan School of Government and Public Policy (SGPP). Acara Bedah Naskah Bunga Rampai Info Komoditi Timah merupakan salah satu upaya BPPP untuk meningkatkan kualitas publikasi. Melalui acara ini diharapkan akan muncul berbagai ide, gagasan, masukan dan juga kritik yang akan memperkaya dan mempertajam data dan analisis Bunga Rampai tentang topik Timah.
Knowledge Sharing Forum hasil Tailor-Made Training tentang Review and Feasibility Studies of FTA Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) bekerja sama dengan Vrije University Amsterdam-Belanda menyelenggarakan Knowledge Sharing Forum hasil Tailor-Made Training tentang Review and Feasibility Study for Free Trade Agreement (FTA) Engagement in Indonesia Trade Policy sebagai tindak lanjut atas pelatihan yang diberikan kepada 18 pegawai di Kementerian Perdagangan bulan Februari 2016 lalu. Pada acara yang dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Juli 2016 di Ruang Anggrek Kementerian Perdagangan, Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang Hubungan Internasional, Kasan membuka sekaligus menjadi moderator. Kegiatan diskusi ini mengangkat tiga topik utama, yaitu FTAs and regionalism in South East Asia-Can Indonesia draw lessons from the Brexit?, Training Experience regarding FTA Review and Feasibility Study, serta Ideal Standard Operation Procedure for FTA Review and Feasibility Study. WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
33
D A T A S T A T IS T IK P E R D A GANGAN PERKEMBANGAN HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG JENIS LAINNYA SECARA NASIONAL SELAMA BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN JULI 2016 NO
KOMODITI SATUAN 2016 Agustus Prbhn Minggu Jul: Jun 16 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Mg I (%)
1 2
3
4 5 6 7 8 9 10 11
1
Beras Medium
Kg
10.804
10.895
10.889
10.704
10.599
10.578
10.543
10.552
-0,33
2
Gula Pasir
Kg
13.106
13.129
13.054
13.188
14.835
15.866
16.266
16.206
2,52
3
Minyak Goreng Kemasan
Ltr
15.065
14.949
14.857
14.891
14.964
15.023
14.902
14.894
-0,80
4
Minyak Goreng Curah
Ltr
10.365
10.458
10.631
11.092
11.425
11.528
11.304
11.173
-1,95
5
Daging Sapi
Kg
111.040 112.698
112.868
112.482
112.909
115.070
115.344
114.340
0,24
6
Daging Ayam Broiler
Kg
34.087
31.729
29.813
29.140
30.513
32.300
33.326
32.577
3,18
7
Daging Ayam Kampung
Kg
61.933
61.197
60.919
60.206
60.306
62.507
64.652
64.161
3,43
8
Telur Ayam Ras
Kg
25.538
24.585
22.787
22.153
22.664
24.021
23.698
24.187
-1,34
9
Telur Ayam Kampung
Kg
42.514
42.370
41.925
41.795
41.667
42.075
41.613
41.722
-1,10
10
Susu Kental Manis
397g
10.269
10.208
10.236
10.248
10.288
10.323
10.321
10.340
-0,02
11
Tepung Terigu
Kg
9.079
9.080
9.096
9.036
8.989
9.021
9.027
9.055
0,07
12
Kedelai Impor
Kg
11.038
10.998
10.998
10.908
10.903
10.778
10.774
10.727
-0,04
13
Kedelai lokal
Kg
11.032
11.036
11.079
11.030
11.073
11.176
11.151
11.135
-0,22
14
Mie Instant
Bngks
2.207
2.255
2.293
2.302
2.311
2.318
2.322
2.327
0,17
15
Cabe Merah Keriting
Kg
32.430
32.653
44.333
32.210
31.045
30.819
32.438
32.817
5,25
16
Cabe Merah Besar
Kg
32.567
36.758
45.801
32.498
31.302
31.438
31.833
31.743
1,26
17
Cabe Rawit Merah
Kg
40.629
33.778
49.276
35.698
34.657
34.833
40.253
44.155
15,56
18
Bawang Merah
Kg
35.483
30.958
38.741
43.529
42.646
38.057
43.176
44.309
13,45
19
Bawang Putih
Kg
29.542
30.827
34.564
37.337
37.400
37.293
37.754
37.417
1,24
20
Ikan Teri Asin
Kg
68.536
69.430
70.679
71.210
71.337
72.096
72.894
73.699
1,11
21
Kacang Hijau
Kg
21.067
20.878
20.913
20.947
21.057
21.213
21.265
21.510
0,24
22
Kacang Tanah
Kg
25.368
24.862
24.894
25.114
25.179
26.268
26.744
26.717
1,81
23
Ketela Pohon
Kg
5.422
5.501
5.506
5.524
5.601
5.774
5.831
5.829
0,98
24
Jagung Pipilan
Kg
6.759
7.241
7.232
7.218
7.153
7.129
7.207
7.247
1,08
Catatan: Per Februari Tahun 2013, Satuan Minyak Goreng Kemasan dan Minyak Goreng Curah Berubah Menjadi 1 Liter. Sumber: Dinas Perindag, diolah Ditjen PDN
34
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
12
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA PERIODE 2011-2015 (JANUARI-MEI) No. URAIAN Nilai : Juta USD I. Ekspor - Migas - Non Migas
2011
2012
2013
2014
2015
JAN - MEI 2015
2016
Perub
Tren
16/15 (%) 11-15(%)
203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 150.366,3 64.911,0 56.592,8 -12,81 -6,59 41.477,0 36.977,3 32.633,0 30.018,8 18.574,4 8.552,2 5.310,3 -37,91 -16,60 162.019,6 153.043,0 149.918,8 145.961,2 131.791,9 56.358,8 51.282,5
-9,01 -4,50
II. Impor - Migas - Non Migas
177.435,6 191.689,5 186.628,7 178.178,8 142.694,8 60.971,3 53.898,7 -11,60 -4,96 40.701,5 42.564,2 45.266,4 43.459,9 24.613,2 10.519,4 6.927,4 -34,15 -9,38 136.734,0 149.125,3 141.362,3 134.718,9 118.081,6 50.451,9 46.971,3
-6,90 -3,87
III. Total Perdagangan 380.932,2 381.709,7 369.180,5 354.158,8 293.061,1 125.882,3 110.491,5 -12,23 -5,82 - Migas - Non Migas
82.178,6 79.541,4 77.899,4 73.478,7 43.187,5 19.071,5 12.237,7 -35,83 -12,77 298.753,6 302.168,3 291.281,1 280.680,1 249.873,5 106.810,8 98.253,8
-8,01 -4,22
IV. Neraca
26.061,1 -1.669,2 -4.076,9 -2.198,8 7.671,5 3.939,7 2.694,2 -31,61
-
- Migas
775,5 -5.586,9 -12.633,3 -13.441,1 -6.038,8 -1.967,2 -1.617,1 17,80
-
- Non Migas
25.285,5
3.917,7
8.556,4
11.242,3
13.710,3
5.906,9
4.311,2
-27,01
-1,69
Sumber : BPS (diolah PDSI, Setjen Kementerian Perdagangan)
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA PERIODE JANUARI 2016 - JUNI 2016* No. URAIAN Nilai (USD Juta), 2016 JAN - DES Perubahan I Ekspor
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun*
2015
2016*
10.480,6 11.312,0 11.810,0 11.475,9 11.514,3 12.917,1 78.425,1 69.509,9 -11,37
- Migas
1.108,0 1.113,3 1.239,3
- Non Migas
9.372,6 10.198,7 10.570,7 10.584.1 10.556,4 11.730,0 68.433,0 63.012,5
II Impor
16-15(%)
891,7 957,9 1.187,1 9.992,1 6.497,4 -34,97 -7,92
10.467,0 10.175,6 11.301,7 10.813,6 11.140,7 12.016,9 73.949,4 65.915,6 -10,86
- Migas
1.221,5 1.122,9 1.552,4 1.362,1 1.668,5 1.685,5 13.096,9 8.612,9 -34,24
9.245,5
- Non Migas
III Total Perdagangan - Migas
- Non Migas
IV Neraca - Migas - Non Migas
9.052,7
9.749,3
9.451,5
9.472,2
10.331,4
60.852,5
57.302,7
-5,83
20.947,6 21.487,7 23.111,7 22.289,5 22.655,0 24.934,0 152.374,5 135.425,5 -11,12 2.329,6 2.236,2 2.791,7 2.253,9 2.626,4 2.872,6 23.089,0 15.110,3 -34,56 18.618,0
19.251,5
20.320,0
13,6 1.136,4
20.035,6
508,3
20.028,6
22.061,4
129.285,5
120.315,2
-6,94
662,2 373,6 900,2 4.475,7 3.594,3 -19,69
-113,5 -9,6 -313,1 -470,4 -710,6 -498,4 -3.104,8 -2.115,5 -31,86 127,1 1.146,0
821,4 1.132,6 1.084,2 1.398,6 7.580,5 5.709,8 -24,68
Sumber : BPS (diolah PDSI, Setjen Kementerian Perdagangan) Catatan : *) Angka Sementara
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016
35
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA, 2O11 - 2O15 (JANUARI-DESEMBER) (Nilai : Juta USD) 30.000,0 25.000,0 20.000,0 15.000,0 10.000,0 5.000,0 0.0 -5.000,0 -10.000,0 -15.000,0
2011
Migas Non Migas
775,5 25.285,5
2012
2013
2014
2014
2015 (Jan-Mei)
2016 (Jan-Mei)
-5.586,9 -12.633,3 -13.441,1 -6.038,8 -1.967,2
-1.617,1
3.917,7
4.311,2
8.556,4
11.242,3
13.710,3
5.906,9
Sumber : BPS (2015), diolah PDSI, Setjen Kementerian Perdagangan
EKSPOR - IMPOR INDONESIA, 2O11 - 2O15 (JANUARI-DESEMBER) (Nilai : Juta USD) 225.000.00 200.000.00 175.000.00 150.000.00 125.000.00 100.000.00 75.000.00 50.000.00 25.000.00 0.0
2011
2012
2013
2014
2015
2015 (Jan-Mei)
2016 (Jan-Mei)
Ekspor 203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 150.366,3 64.911,0 56.592,8 Impor 177.435,6 191.689,5 186.628,7 178.178,8 142.694,8 60.971,3 53.898,7 Sumber : BPS (2015), diolah PDSI, Setjen Kementerian Perdagangan
36
WARTA PENGKAJIAN PERDAGANGAN, Volume II. No. 11, Tahun 2016