REPUBLIK INDONESIA
PENGATURAN TEKNIS TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN DAN URUSAN VETERAN REPUBLIK PERANCIS
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Menteri Bidang Pertahanan dan Urusan Veteran Republik Perancis, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"; Menimbang pentingnya meningkatkan kerja sama pertahanan dalam hubungan bilateral dan arti pentingnya bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional; Menimbang deklarasi bersama tentang kemitraan strategis antara Indonesia dan Perancis yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 2011 oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia, dan Fran9ois Fillon, Perdana Menteri Republik Perancis; Mengingat pengaturan bilateral mengenai kerja sama di bidang peralatan, logistik dan industri pertahanan yang ditandatangani pada tanggal1 5 Juli 1996; Menyadari kebutuhan untuk memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada dan kerja sama teknis antara kedua Pihak berdasarkan penghormatan penuh kedaulatan dan keutuhan wilayah dan prinsip-prinsip kesetaraan, tidak mencampuri urusan dalam negeri, dan saling menguntungkan; Menegaskan kembali komitmen internasional masing-masing kepada prinsipprinsip dan standard hukum internasional yang diakui secara umum; dan Sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku dari setiap Pihak; Menyetujui sebagai berikut:
I.
TUJUAN
Tujuan dari Pengaturan Teknis adalah untuk mengembangkan kegiatan kerja sama di bidang pertahanan, berdasarkan prinsip saling menghormati, kepercayaan, dan saling menguntungkan, di bidang dialog strategis pertahanan, pertukaran informasi intelijen, operasi pemeliharaan perdamaian, dan industri pertahanan.
II.
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
Para Pihak akan mengembangkan ruang lingkup kerjasama yang sudah terjalin, sebagai berikut: 1.
Dialog Strategis Pertahanan Para Pihak akan memperkuat pertukaran pandangan mengenai masalah terkait keamanan dan pertahanan, dengan tujuan untuk meningkatkan saling pengertian kebijakan strategis dan pertahanan, mempromosikan tujuan bersama dan mengembangkan pendekatan bersama, menangani secara khusus isu keamanan di lingkungan regional dari Para Pihak;
2.
Pertukaran informasi intelijen Para Pihak akan melakukan pertukaran informasi intelijen, termasuk dalam kerangka pelatihan, seminar dan kunjungan belajar;
3.
Operasi Penjaga Perdamaian Para Pihak akan bertukar pandangan mengenai Operasi Penjaga Perdamaian, tentang keahlian, kemampuan serta doktrin dan pengelolaan operasi penjaga perdamaian di bawah naungan PBB;
4.
lndustri Pertahanan Para Pihak akan bekerja sama di bidang teknologi pertahanan termasuk desain, pengembangan, produksi dan pemasaran bersama.
Ill.
MEKANISME DAN PENINJAUAN KEGIATAN KERJASAMA
1.
Para Pihak akan meneruskan dialog keamanan strategis melalui pembentukan Dialog Pertahanan lndonesia-Perancis (IndonesiaFrance Defence Dialogue I IFDD).
2.
IFDD bertindak sebagai forum untuk memantau, mengelola dan meninjau pelaksanaan Pengaturan Teknis ini.
3. IFDD terdiri dari perwakilan masing-masing pihak dan akan diketuai bersama oleh perwakilan dari setiap Pihak. Jumlah perwakilan dari masing-masing pihak akan ditentukan bersama oleh Para Pihak sebelum setiap pertemuan terjadwal. IFDD akan mengadakan pertemuan resmi setiap dua tahun secara bergantian di Indonesia dan Perancis. Tanggal, tempat dan agenda IFDD akan ditentukan oleh ketua bersama. 4. Tugas dari IFDD meliputi:
IV.
a.
Menentukan bersama alokasi tanggung jawab pelaksanaan kegiatan kerjasama tertentu;
b.
Mengatur dan melaksanakan kegiatan kerjasama tertentu, jika diperlukan;
c.
merekomendasikan, memprakarsai, meninjau kegiatan kerjasama tertentu;
d.
mengatasi masalah yang timbul dari pelaksanaan kegiatan kerjasama tertentu;
e.
membentuk Kelompok Kerja isu-isu tertentu jika dianggap perlu oleh kedua Pihak; dan
f.
menyampaikan laporan bersama hasil pertemuan kepada Menteri Pertahanan dari kedua Pihak.
mengkoordinasi,
dan
KETENTUAN PENUTUP
1. Setiap kegiatan yang berkaitan dengan Pengaturan Teknis ini tunduk pada ketersediaan dana dari setiap Pihak, serta hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing Pihak. 2. Para Pihak dapat saling menyetuj ui pengaturan teknis yang terpisah dalam bentuk tertulis untuk pelaksanaan kegiatan kerja sama tertentu berdasarkan Pengaturan Teknis ini. 3. Setiap perbedaan atau perselisihan antara Para Pihak mengenai penafsiran dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan setiap ketentuan dari Pengaturan Teknis ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi bersama dan/atau negosiasi antara Pihak melalui saluran diplomatik. 4. Pengaturan Teknis ini dapat diamandemen setiap saat dengan persetujuan bersama Para Pihak. 5. Pengaturan Teknis ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan.
6. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Pengaturan Teknis ini setiap saat dengan memberitahukan kepada Pihak lainnya menge nai keinginan untuk melakukannya dengan pemberitahuan secara tertu lis melalui saluran diplomatik. Pengakhiran akan berlaku tiga (3) bulan setelah pemberitahuan tersebut diterima oleh Pihak lainnya. 7. Pengakhiran Pengaturan Teknis ini tidak akan mempengaruhi hak dan kewajiban Para Pihak di bawah Pengaturan Teknis ini dan sekaligus akan mengakhiri semua pengaturan khusus yang disepakati sebagai penerapannya.
Pf.I!!:!..~..........
~;1. . ~~~1,~~
Ditandatangani di ... pada ... dua salinan, masing-masing dalam bahasa Indonesia dan Perancis, kedua naskah memiliki keabsahan yang sama.
Untuk Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
Signed Ma r;IJenderal TNI Pu uh Santoso Dire ur Jenderal Strategi Pertahanan
Untuk Departemen Pertahanan dan Urusan Veteran Republik Perancis
Signed ,,.,... IGA Arge nson Deputi Direktur Pengembangan lnternasional
REPUBLI K INDONESIA
ARRANGEMENT TECHNIQUE RELATIF A DES ACTIVITES DE COOPERATION EN MATIERE DE DEFENSE ENTRE LE MINISTERE DE LA DEFENSE DE LA REPUBLIQUE D'INDONESIE ET LE MINISTRE DE LA DEFENSE ET DES ANCIENS COMBATTANTS DE LA REPUBLIQUE FRANCAISE
Ministere de la Defense de la Republique d'lndonesie et Le Ministre de la Defense et des Anciens combattants de la Republique Fran9aise le, ci-apres denommes « les Parties »; Considerant !'importance de promouvoir la cooperation en matiere de defense dans les relations bilaterales et sa sig nification particuliere pour le maintien de la paix et de la securite internationales; Considerant la declaration conjointe sur le partenariat strategique entre l'lndonesie et la France, adoptee a Jakarta par M. Susilo Bambang Yudhoyono, president de la Republique d'lndonesie et M. Fran9ois Filion, premier ministre du gouvernement de la Republique Fran9aise, le 1er juillet 2011 ; Eu egard a !'arrangement bilateral relatif a la cooperation en matiere d'equipements, de logistique et d'industrie de defense, signe le 15 juillet 1996; Conscients de la necessite de renforcer les relations d'amitie et la cooperation technique existantes entre les deux Parties, sur la base du plein respect de la souverainete et de l'integrite territoriale et des principes d'egalite, de noningerence dans les affaires interieures et d'avantage mutuel; Reaffirmant leur attachement respectif aux principes et normes du droit international generalement admis; et Dans le respect des lois et reglements applicables de Ghaque Partie; Sont convenus des dispositions ci-apres:
I.
OBJECTIF
L'objectif du present Arrangement technique est de developper des activites de cooperation en matiere de defense fondees sur les principes de respect mutuel, de confiance et d'avantage reciproque, dans les domaines du dialogue strategique en matiere de defense, de l'echange d'informations, des operations de maintien de la paix et de l'industrie de defense.
II.
DOMAINES DE COOPERATION .
Les Parties developpent les domaines de cooperation existants selon les modalites ci-apres: 1.
Dialogue strategique en matiere de defense Les Parties renforcent les echanges de vues sur des questions de securite et de defense, en vue d'ameliorer la connaissance mutuelle des politiques strategiques et de defense, de promouvoir des objectifs communs et d'elaborer des approches communes en examinant specifiquement les questions de securite dans l'environnement regional des Parties;
2.
Echange de renseignement Les Parties organisent des echanges de renseignement, notamment dans le cadre de formations, seminaires et voyages d'etude;
3.
Operations de maintien de la paix Les Parties precedent a des echanges de vues sur les operations de maintien de la paix en ce qui concerne !'expertise, les capacites ainsi que le concept et la gestion des operations de maintien de la paix sous les auspices des Nations Unies;
4.
lndustrie de defense Les Parties cooperent dans le domaine des technologies de defense, notamment en matiere de conception, demise au point, de production et de commercialisation conjointes.
Ill.
MECANISME ET EXAMEN DES ACTIVITES DE COOPERATION
1.
IV.
Les Parties entretiennent un dialogue strategique en matiere de securite la mise en place du Dialogue de defense France-lndonesie (IFDD).
a travers
2.
L' IFDD fait office de forum charge de suivre, gerer et etablir un bilan de la mise en ceuvre du present arrangement technique.
3.
L'IFDD est compose de representants de chaq ue Partie et copreside par un representant de chaque Partie. Le nombre de representants de chaque Partie est arrete d'un commun accord par les Parties avant chaque reun ion prevue. L'IFDD tient une reun ion formelle tous les deux ans, alternativement en France et en lndonesie. La date, le lieu et l'ordre du jour de l'IFDD sont fixes d'un commun accord par les copresidents.
4.
L'IFDD a notamment pour fonctions: a.
de decider d'un comm un accord de la repartition des responsabilites pour la conduite des activites de cooperation specifiques;
b.
au besoin, d'organiser et de mettre en ceuvre des activites de cooperation specifiques;
c.
de proposer, d'initier, de coord onner et d'etablir un bilan des activites de cooperation specifiques;
d.
de regler les problemes decoulant de la mise en ce uvre d'activites de cooperation specifiques;
e.
d'etablir des groupes de travail sur des questions specifiques si les deux Parties le jugent necessaire; et
f.
de soumettre un rapport de ses reunions aux ministres de la Defense des deux Parties.
DISPOSITIONS FINALES
1.
Toute activite liee au present Arrangement technique est subordonnee aux disponibilites budgetaires ainsi qu'aux lois et reglements en vigueur de chaque Partie.
2.
Les Parties peuvent decider d'un commun accord d'arrangements techniques ecrits separes pour la conduite d'activites de cooperation specifiques en application du present arrangement technique.
3.
Tout differend ou litige entre les Parties concernant !'interpretation et/ou la mise en ceuvre et/ou !'application de l'une quelconque des dispositions du present Arrangement technique est regle a !'amiable par consultations mutuelles et/ou negociations entre les Parties par la voie diplomatique.
4.
Le present Arrangement technique peut etre modifie par ecrit d'un commun accord entre les Parties. Ces modifications prennent effet a la date de la derniere notification des Parties.
5.
Le present Arrangement technique entre en vigueur signature.
6.
Chacune des Parties peut mettre fin a tout moment au present Arrangement technique en notifiant a l'autre Partie son intention de le denoncer par preavis ecrit adresse par la voie diplomatique. La denonciation prend effet trois (3) mois apres reception de la notification par l'autre Partie.
7.
La denonciation du present Arrangement technique n'affecte pas les droits et obligations des Parties en vertu du present Arrangement technique et met simultanement fin a tous les arrangements specifiques conclus pour son application.
a la
date de sa
le .... .. 7.1.... J~~ it?..12........ en double Signe a........ exemplaire, chacun en langues indonesienle-~t fran9aise, les deux textes faisant egalement foi.
P.aM1 ...........
Pour le Ministere de la Defense de la Republique d'lndonesie
Signed M
......
Pour le Ministre de la Defense et des Anciens combattants de la Republique Francaise
Signed L'lngenieur General de l'Armement Argenson Directeur Adjoint de la Direction du Developpement International