“Kend dali Taipan atas Grup Bis isnis Kela apa Saw wit di Ind donesia”” Ringkasaan Ekseku utif Rahmawati Re etno Winarnii Penulis: R Jaan Willem van Gelder Ekspansi dalam skala yang luar biasa b atas peerkebunan kelapa k sawit di Indonesiaa menciptakaan masalah lingkungan dan d sosial yaang serius: sejumlah s bessar hutan beerharga dikon nversi menjaadi perkebunaan; habitat spesies yang d dilindungi terrancam punah; emisi gas rumah kaca yang signifikaan disebabkaan oleh penge embangan laahan gambut;; dan banyakk masyarakat kehilangan akses a terhadaap tanah yan ng sangat pen nting untuk subsisten merreka dan untuk siapa merreka telah me engadakan haak hukum ataau adat selam ma beberapa generasi. Untuk meengatasi masaalah ini, keku uatan pendorrong di belakaang pertumb buhan yang kuat dari sektor kelapa saw wit, yaitu peemilik dan peemodal – meesti ikut men ngemban tangggung jawab mereka. Oleeh karenanyaa, penelitian ini bertujuan n untuk menganalisis kep pemilikan dan n pembiayaan n 25 kelompo ok bisnis perrusahaan yang aktif di sekktor minyak ssawit Indonessia, yang mencakup sebaggian besar daari perkebunaan yang adaa dan yang sedang s menggembangkan penguasaan n lahan yangg sangat bessar menjadi p perkebunan baru. Ke‐25 kelo ompok usahaa ini memiliki kesamaan ad dalah bahwa masing‐masing dikendalikkan oleh taipaan ‐ taipan.K Kata ini berasal dari kata dalam d bahasa Jepang, Taikun (大君), yang secara harfiah berarti "Tuan Bessar". Hal ini sekarang um mum digunakaan untuk meerujuk kepadaa taipan bisn nis kaya yangg ‐ sering berrsama‐sama dengan d keluaarga mereka – mengontro ol grup bisniss yang aktif dalam d berbaggai sektor usaaha, seperti p perkebunan, p pertambangan, energi, reaal estate, keuaangan dan jassa. Penelitian n ini membahas secara khu usus: baagian mana dari sektor minyak sawitt Indonesia didominasi o oleh kelompo ok usaha yan ng diikendalikan oleh taipan; siaapa saja taipaan yang menggendalikan grrup‐grup bisnis ini; dan baank mana yan ng mendukun ng taipan mem mbangun perusahaan kelaapa sawit merreka.
Grup bisniss Kelapa Sawit yang DIkendalikan oleh TTaipan Daftar G Untuk penelitian ini, 25 2 grup bisnis terbesar yang paling aktif di sektorr kelapa saw wit di Indonessia dipilih. Seebagai gambaran atas daata kunci dari ke‐25 grup bisnis dan n perusahaan n induk kelap pa sawitnya d disajikan dalaam Tabel 1.
Tabel 1
Pemilihan aatas grup kelapa sawit yang dikendalikkan para taip pan Perusahaan Induk Kelapa SSawit Nama
Bursa SSaham
apitalisasi Ka Pa asar
Pemasukan 2013
(Ju uta USD)
(Juta USD)
Produksi d CPO (thd tonnes)
1
Wilmar Group
Wilmar Intern national
Singap pore
166,394.00
44,085.00
1,848
2
Sinaar Mas Group
Golden Agri‐R Resources
Singap pore
5,8858.40
6,585.00
2,241
3
IOI Group
IOI Corporatio on
Kuala LLumpur
100,415.00
4,277.00
708
4
Rajaa Garuda Mas Group
Asian Agri
Privatee
naa
4,200.00
na
5
Batu Kawan Group
Kuala Lumpur Kepong
Kuala LLumpur
8,0041.10
2,916.00
3,609
6
Salim Group
Indofood Agrri Resources
Singap pore
1,146.00
1,282.00
810
7
Jard dine Matheson n Group
Astra Agro Leestari
Jakartaa
3,7704.00
1,233.00
1,539
8
Musim Mas Group
Musim Mas
Privatee
naa
670
619
9
up Suryya Dumai Grou
First Resourcees
Singap pore
3,0094.00
626.5
589
10
Gen nting Group
Genting Planttations
Kuala LLumpur
2,7754.70
439.7
na
11
Darrmex Agro Group
Darmex Agro
Privatee
naa
420
432
12
Harrita Group
Bumitama Aggri
Singap pore
1,6655.00
392
523
13
Tigaa Pilar Sejahterra Group
Tiga Pilar Sejaahtera Food
Jakartaa
5557
391.6
na
14
DSN N Group
Dharma Satyaa Nusantara
Jakartaa
3558
370.9
336
15
ngai Budi Group p Sun
Tunas Baru Laampung
Jakartaa
2557.9
304.4
1,400
16
ncana Agri Group Ken
Kencana Agri
Singap pore
2225.2
284.9
114
17
Trip putra Group
Triputra Agro o Persada
Privatee
naa
264
281
18
mpoerna Agro G Group Sam
Sampoerna A Agro
Jakartaa
3664.5
247.2
271
19
oup Angglo‐Eastern Gro
Anglo‐Eastern n Plantations
London
4881.7
201.9
263
20
Bakkrie Group
Bakrie Sumattera Plantation ns
Jakartaa
577.2
200.4
197
21
Tan njung Lingga Grroup
Sawit Sumbermas Sarana
Jakartaa
1,0002.10
189.4
231
22
Ausstindo Group
Austindo Nussantara Jaya
Jakartaa
4117.5
138.4
159
23
W Plantation Group BW
BW Plantation
Jakartaa
4779.5
110.4
141
24
Provident Agro Grroup
Provident Agrro
Jakartaa
2993.3
69
81
25
Gozzco Group
Gozco Plantattions
Jakartaa
500.0
41.3
49
Nr
Gru up Bisnis
Dari ke‐25 5 induk peru usahaan sawiit yang terca antum dalam m Tabel 1, keebanyakan (2 21 perusahaan) telah terd daftar di burssa saham: 11 1 di Jakarta, 6 6 di Singaporre, 3 di Kualaa Lumpur dan 1 di Londo on. Hanya 4 perusahaan p y yang dimiliki secara ‘pribaadi’, yang salaah satunya, yyaitu Triputraa Agro Persad da berencanaa untuk segerra mendaftar di bursa sahaam is planning a stock exchange listing soon.
Taipan d di belakan ng grup kellapa sawit Meskipun kebanyakan perusahaan (21 dari 25) yyang termasu uk dalam Tab bel 1 telah terrdaftar di bursa saham, haal ini tidak be erarti bahwa perusahaan‐‐perusahaan ini benar‐ben nar milik publik ‐ dalam arti bahwa keepemilikan mereka terseb bar di sejumlaah besar inve estor swasta dan kelembagaan. Analissis struktur kepemilikan k perusahaan induk kelapa sawit dalaam penelitian n ini menun njukkan bahw wa perusahaaan‐perusahaaan ini sebenaarnya dikendaalikan oleh taipan dan keeluarga mereeka – bisa satu atau bebeerapa orang p per perusahaaan. Taipan teersebut belum m tentu meemiliki saham m mayoritas, tetapi mereeka selalu memiliki m sahaam terbesar yang y membeerikan merekka kemampu uan untuk mengendalikan m n manajemen dan strateegi perusahaaan.Dalam ban nyak kasus keepemilikan saaham ini dikelola melalui p perusahaan in nduk di Negara yang ramaah pajak. Tabel 2 memberikan m g gambaran tentang para ttaipan yang diidentifikasi d mengontrol 25 grup bisn nis kelapa saw wit yang dite eliti dalam laporan ini. Neegara asal masing‐masingg taipan diind dikasikan, serrta kekayaan bersihnya diperkirakan, sejauh yang b baru‐baru ini dilakukan oleh majalah FForbes Amerika dan surat kabar Indoneesia The Jakarrta Globe. Perkiraan kekayyaan ini didassarkan pada ssemua kegiataan bisnis yang dikontrol oleh para taipaan, tidak hanyya berasal daari bisnis kelap pa sawit saja.. Tabel 2
ol 25 grup bisnis kelapa saawit Taipan yang mengontro
No Grup
Taiipan
Negara Asal
Kekaayaan bersih taipan pd tahu un 2013 (juta U USD) Jakaarta Fo orbes Glob be
1
Anglo‐Eastern n Group
Lim m Siew Kim
Malaysia
2
Austindo Grou up
George Santosa TTahija
Indonesia
585
3
Bakrie Group
Aburizal Bakrie
Indonesia
2,45 50
4
Batu Kawan Group
Leee Oi Hian & Leee Hau Hian
Malaysia
1,0 000
5
BW Plantation n Group
Bud diono Widodo
Indonesia
6
Darmex Agro G Group
Surrya Darmadi
Indonesia
1,40 00
7
DSN Group
Theeodore Rachm mat
Indonesia
2,00 00
1,9 900
Ben nny Subianto
Indonesia
995
79 90
8
Genting Group p
Lim m Kok Thay
Malaysia
6,5 500
9
Gozco Group
93
10
Harita Group
Tjaandra Mindhartta Gozali Indonesia Lim m Hariyantto Wijaya Indonesia Sarrwono
990
94 40
11
IOI Group
Leee Shin Cheng
Malaysia
4,5 500
12
Jardine Matheeson Group
Henry Keswick
Scotland
4,0 000
13
Kencana Agri G Group
Henry Maknawi
Indonesia
14
Musim Mas Group
Bacchtiar Karim
Indonesia
575
2,0 000
15
o Group Provident Agro
Edw win Soeryadjayya
Indonesia
1,70 00
1,2 200
San ndiaga Uno
Indonesia
900
46 60
16
Raja Garuda M Mas Group
Sukkanto Tanoto
Indonesia
2,10 00
2,3 300
17
Salim Group
Antthoni Salim
Indonesia
10,1 100
6,3 300
18
Sampoerna Grroup
Puttera Sampoern na
Indonesia
2,40 00
2,2 215
19
Sinar Mas Gro oup
Ekaa Tjipta Widjajaa
Indonesia
13,0 000
7,0 000
20
Sungai Budi Group
Widarto & Santoso Winata
Indonesia
205
21
Surya Dumai G Group
Maartias & Ciliand dra Fangiono
Indonesia
1,05 50
1,7 700
22
Tanjung Lingga Group
Abdul Rasyid
Indonesia
23
Tiga Pilar Sejahtera Group
Priyyo Hadi Sutantto & Stefanus Jokko Mogoginta & Budhi Indonesia Istaanto
24
Triputra Group p
Theeodore Rachm mat
Indonesia
2,00 00
1,9 900
Ben nny Subianto
Indonesia
995
79 90
Robert Kuok
Malaysia
11 1,600
Kho oon Hong Kuok
Malaysia
2,2 200
Maartua Sitorus
Indonesia
3,70 00
1,8 800
25
Wilmar Group p
Ketika kitaa menghitungg perkerabataan sebagai saatu keluarga, Tabel 2 menccantumkan ada 29 keluargga taipan yan ng mengendaalikan 25 kelo ompok kelapaa sawit. Di an ntara mereka hanya satu kkeluarga taipaan yang dipim mpin oleh seo orang perempuan, Lim Sieew Kim Anglo o‐Eastern Plantations.28‐kkeluarga taipaan lainnya diikepalai oleh laki‐laki, meskipun dalam m beberapa kasus k anggotaa keluarga peerempuan daari keluarga ttaipan tersebut terlibat dalam pengelollaan grup bisn nis. Total kekaayaan dari 29 9 keluarga taipan dalam Taabel 2 diperkirakan mencaapai USD 69.1 1 milyar secara rata‐rata dari apa yan ng disajikan oleh o Forbes d dan Jakarta Globe G dan dibuat perkiraaan konservatif pan tersebut, yang tidak dilakukan oleh h kedua sumb ber media tad di. Bahkan bilaa dibandingkaan untuk taip dengan Prroduk Domesstik Bruto Indonesia ‐ US$ 878 milyar p pada tahun 20 012 ‐ jelaslah bahwa taipan‐ taipan ini mengontrol kekayaan yaang sangat b besar, apalagi bila diband dingkan dengan APBN 201 14 yang sebeesar 1.800 Trilyun, kekayaaan bersih mereka setara d dengan 45% A APBN Indonesia; sesuai ku urs yang berlaaku Juli 2014..
Kontrol taipan ataas landban nk kelapa ssawit di In ndonesia
Dalam lim ma tahun teraakhir, daerah h yang dialokkasikan untukk perkebunan n kelapa saw wit di Indonessia meningkat sebesar 35% %, dari 7,4 ju uta ha pada ttahun 2008 m menjadi 10 ju uta ha pada ttahun 2013. IIni ngan peningkkatan sebesar 520.000 heektar per tahu un.Artinya, area dengan luas mendekaati setara den Pulau Balli diubah me enjadi perkebunan kelap pa sawit setiiap tahunnyaa.1Gambar 1 menunjukkaan distribusi luasan perke ebunan kelap pa sawit di beberapa provvinsi di Indon nesia dan di provinsi man na pertumbu uhan yang paling besar terjjadi dalam jan ngka waktu 5 5 tahun terakh hir. uhan area kelapa sawit peer provinsi, 20 008‐2013 Gambar 1 Pertumbu
2 menunjukkkan bahwa 25 2 kelompokk perusahaan n yang diken ndalikan oleh taipan yan ng Gambar 2 dipelajari dalam riset ini mengontrrol 3,1 juta hektar kebun kelapa sawitt berdasarkan n statistic yan ng oleh grup bisn nis kelapa saw wit itu sendirri, antara lain dalam laporaan tahunannyya. Areal seluas disajikan o ini sama d dengan 31% d dari total areaa yang ditanaami kelapa sawit di Indoneesia saat ini (1 10 juta hektar). Taipan paaling penting ‐ dalam hal luasan wilayyah tanam ‐ adalah Sinarr Mas Group p, Salim Grou up, Jardine Matheson Grou up, Wilmar Group dan Surrya Dumai Gro oup.
Gambar 2
Area laahan yang tellah ditanami kelapa sawitt oleh 25 grup p, akhir 2013 (ha)
dak dikendaliikan oleh 25 5 kelompok iini 69% dari luas kebun yang sudah ditanami saawit yang tid nya pada perrusahaan lain n yang aktif di sektor in ni. Empat perusahaan yan ng tersebar penguasaann unan Nusantaara (Indonesiaa), dikendalikkan negara akktif dalam sektor minyak ssawit Indonesia ‐ Perkebu Sime Darb by (Malaysia), PTT (Thailand) dan Felda Global Ventures (Malayysia) ‐ secara bersama‐sam ma mencapai15%. Sekitar 100 taipan laain yang men ngendalikan ggrup bisnis seerta petani in ndependen daan perusahaaan milik keluaarga kecil 2 m mengisi persentase yang teersisa. Peneliitian lebih lan njut diperlukaan untuk meenentukan dengan tepat siapa yang mengendalikan wilayah kelapa saw wit yang sudaah ditanam n namun tidak d dikendalikan o oleh 25 taipan yang tercakkup dalam lap poran ini.
Kontrol taipan ataas masa de epan perkeebunan ke elapa sawit Indonesiia
Untuk maasa depan sektor s kelapaa sawit Indo onesia yang bahkan men njadi lebih penting p adalaah kenyataan n bahwa 25 ggrup bisnis yaang dikendalikan oleh taip pan masih meemiliki 2,0 jutta hektar lahaan yang belum dikembanggkan, selain 3 3,1 juta hektaar yang telah h ditanam. Gaambar 3 men nunjukkan tottal lahan Indonesia yang dikendalikan n oleh masing‐masing kelompok sebagaimana diseebutkan dalaam laporan taahunan dan p peta konsesi m mereka. Gambar 3
Total la andbank kelaapa sawit darri 25 grup bisnis, akhir 201 13 (ha)
5‐grup milik para taipan ini menjadi se ebesar 5,1 juta Total lahaan Indonesia yang dikendaalikan oleh 25 hektar (yaang telah dan n yang belum ditanami) attau setara de engan 51% to otal area tanaam perkebunaan sawit saatt ini. Dari total landbank seebesar itu, 2,0 2 juta hektarnya belum m ditanami. In ni berarti, 40 0% lahan yan ng dikuasai o oleh 25 grup b bisnis ini belum ditanami kkelapa sawit.
Gambar 4 4 menunjukkaan total lahan Indonesia yyang dikendaalikan oleh m masing‐masingg grup, dengaan membedaakan lahan yaang sudah dittanam dan yaang belum dittanam. Grup bisnis terpen nting dalam h hal penguasaaan lahan yangg belum ditan nami di Indon nesia adalah SSinar Mas Gro oup, Triputra Group, Musiim Mas Group, Surya Dum mai Group dan n Jardine Mattheson Group p. Gambar 4 (ha)
Landba ank yang sud dah dan yang belum ditaanam; milik 25 grup bisn nis para taipaan
uta hektar laahan yang be elum ditanam mi yang dikuaasai oleh 25 grup bisnis para p taipan iini Jika 2,0 ju dikemban ngkan di tahu un‐tahun meendatang, lah han yang dittanami kelap pa sawit di Indonesia akaan meningkat sebesar 20% % menjadi 12 2,0 juta hektaar, menciptakan masalah sosial dan lin ngkungan yan ng mit. Proporsi total luas ke ebun kelapa sawit yang dikendalikan n oleh 25 gru up bisnis yan ng lebih rum dikendalikkan oleh para taipan ini akkan meningkat dari 31% menjadi 43%.
Kontrol taipan ataas kebun kkelapa saw wit per provinsi Secara keseluruhan, 25 5 kelompok p perusahaan yyang dikendalikan oleh taiipan ini mem miliki porsi yan ng ukup bervariaasi cukup bessar atas total landbank di Indonesia secara keseluruhan, kontrol mereka cu bagaimana la pada tingkat provinsi. Gambar 5 menunjukkan m andbank kelaapa sawit darri 25 kelompo ok perusahaaan yang dikendalikan oleh h taipan didisstribusikan di berbagai prrovinsi di Ind donesia. Hal iini menunjukkkan bahwa 6 62% landbankk yang dikuasaai oleh 25 gru up bisnis yangg dikuasai taip pan ini terletak di Kaliman ntan, sementtara 32% terletak di Sumatera, 4% di Sulawesi dan 2% di Papu ua. Kalimantaan Barat, Kalimantan Tenggah, Riau dan n Kalimantan Timur adalah provinsi deengan penguaasaan landban nk para taipan. terbesar p Gambar 5
Landba ank kelapa saawit dalam ko ontrol taipan n, per provinssi
Gambar 6 6 menunjukkkan luasan laahan kebun kelapa sawitt di provinsi‐‐provinsi di Sumatera S yan ng dikendalikkan oleh 25 grup bisnis yang dikuasaai oleh para taipan.Angkka ini menun njukkan ukuraan landbank milik perussahaan‐perusahaan tersebut dalam hektar (yangg sudah dan n yang belu um ditanami) dan membaandingkan luaasan lahan teersebut denggan daerah yang sudah ditanami kelap pa sawit di tiap provinsi (dalam ( persentase). Saat total luasan lahan Indoneesia yang menjadi landban nk dari 25 grup bisnis yan ng dikendalikaan oleh taipan ini sama deengan 51% daari total area yang ditanam mi kelapa saw wit di Indone esia secara keeseluruhan, p persentase itu lebih rendaah untuk sem mua provinsi di Sumatera. Persentase tertinggi dapat ditemukaan di Lampung (44%), Su umatera Selatan (40%) daan Bangka‐Be elitung (39%). Persentase yang relatif rrendah ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa industtri kelapa saw wit pertama kali dikembaangkan di Sum matera, yang mungkin berarti bahwa ssebagian bessar dari landb bank kelapa ssawit di Sumaatera berada di tangan grup bisnis yan ng dikendalikaan oleh negara dan grup b bisnis yang diikendalikan o oleh taipan yaang lebih kecil dan pekebun mandiri.
Gambar 6
Landba ank yang diko ontrol para taaipan, Sumattra
ntan, dominaasi 25 grup biisnis ini jauh lebih kuat, se eperti yang d ditunjukkan pada Gambar 7. Di Kaliman Di seluruh h empat provvinsi3, 25 gru up bisnis yang dikendalikaan oleh taipaan mengontrol bagian yan ng sangat penting dari tottal landbank kelapa sawit.. Angka ini menunjukkan lluasan lahan (dalam hektaar) yang diku uasai oleh grrup bisnis ini (ditanam dan d yang belum ditanami) dan memb bandingkannyya dengan lu uasan tanam p provinsi (dalaam persentasse). Karena lahan yang dikuasai oleh 25 5 grup bisnis iini termasuk juga konsessi lahan yangg belum ditanami kelapa sawit, perseentasenya bissa naik hinggga mendekatti angka 100% %, seperti kaasus Kalimanttan Barat dan Kalimantan n Tengah. Secara rata‐ratta, landbank kelapa sawitt yang dikuasa ai oleh 25 gru up bisnis yang g dikontrol olleh taipan ini setara denga an 98% dari total luasa an lahan yan ng telah dittanami kelap pa sawit di Kalimantan. Dengan kaata lainlandba ank yang dikkuasai oleh taipan ini settara dengan total luasan lahan yang saat ini sudaah ditanami kkelapa sawit d di Kalimantan n.
Dari keseluruhan landb bank mereka di Indonesia, 40%‐nya beelum ditanam mi.Persentase ini lebih tingggi untuk Kaliimantan, kira‐kira 50% darri landbank yaang dikuasai ttaipan ini (daari total 3,1 ju uta hektar, lihat Gambar 4) 4 belum ditanami. Oleh karenanya, mudah saja untuk memperkirakan, bahwa b dengaan menanam mi seluruh lan ndbank mereeka; 25 grup bisnis yang dikendalikan oleh taipan tersebut akaan meningkatkan areal tanam kelapa ssawit di Kalim mantan (3,2 ju uta hektar saaat ini) sebesaar 50% (1,6 juta hektar) di tahun‐tahun n mendatangg. Konsekuenssi sosial dan lingkungan d dari ekspansi yang berlanjut ini bisa sangat besar. Gambar 7
Landba ank yang diko ontrol taipan n, Kalimantan n
Pembiayaan eksp pansi bisniss para taip pan Meskipun 25 grup bisn nis yang dianaalisis dalam laaporan ini sep penuhnya dikkendalikan oleeh para taipaan, mereka tidak hanya be ergantung paada kekayaan n para taipan untuk memb biayai ekspan nsinya di massa‐ masa men ndatang. Darri 25 induk perusahaan, 2 21‐nya sudah terdaftar di pasar modal; yang artinyya mereka su udah menarik dan ‐ akan n terus menaarik ‐ modal dengan melakukan emisi saham untu uk investor in nstitusi dan p pribadi. Beberrapa perusahaaan juga men ngeluarkan ob bligasi, terutaama ke investor institusi.Se emua perusahaan ini bisa menarik pinjaman bank.
Bank dan investor ekssternal bisa terlibat dan m membuat taip pan bisa beriinventasi lebih besar untu uk modal, yang y kemud dian mempercepat perrtumbuhan grup bisniss mereka.Ko onsekuensinyya, pertumbu uhan ini men nimbulkan aliran kas yangg kuat yang kemudian keembali bisa digunakan d oleeh taipan in ni untuk be erinvestasi dan mengem mbangkan peerusahaan m mereka. Saatt para taipaan mengendaalikan proses ekspansi sektor kelap pa sawit, daana bank daan investor ekstenal yan ng digelontorrkan kepada mereka mem mungkinkan m mereka untuk makin memp percepat laju ekspansinya. Bank dan investor ekssternal bisa terlibat dan m membuat taip pan bisa beriinventasi lebih besar untu uk modal, yang y kemud dian mempercepat perrtumbuhan grup bisniss mereka.Ko onsekuensinyya, pertumbu uhan ini men nimbulkan aliran kas yangg kuat yang kemudian keembali bisa digunakan d oleeh taipan in ni untuk be erinvestasi dan mengem mbangkan peerusahaan m mereka. Saatt para taipaan mengendaalikan proses ekspansi sektor kelap pa sawit, daana bank daan investor ekstenal yan ng digelontorrkan kepada mereka mem mungkinkan m mereka untuk makin memp percepat laju ekspansinya. Dalam ran ngka menakssir tingkat peenggunaan dana dari pihak luar yang digunakan para p taipan iini untuk berrekspansi, kami menganalisis neraca p perusahaan di d akhir tahun n 2013 dari 21 2 perusahaaan yang terdaftar di pasaar modal. Unttuk tiap peru usahaan, kam mi menganalissis bagian maana dari mod dal d den ngan para pemegang p saahamnya, peemegang surrat dan hutang mereka yang bisa dikaitkan obligasinyya, dan pinjam man bank‐nya; dan kemudian, bagian mana dari aktiva totalnyaa yang dibiayyai oleh kelo ompok pendaana yang ad da. Analisis ini memberi indikasi akan pentingnya pendanaaan eksternal untuk grup b bisnis yang diikontrol oleh para taipan, meskipun an ngkanya terb batas pada satu masa terrtentu saja dan tidak bisa b memberikan gambaaran secara jangka panjang. Hasilnyya ditunjukkaan dalam Gam mbar 8
Gambar 8
Penyan ndang dana p perusahaan in nduk kelapa sawit milik para taipan
megang saham m adalah pen nyandang dana yang palin ng Seperti ditunjukkan daalam Gambarr 8, para pem b 15 perussahaan dari 21 2 yang sudaah terdaftar di d pasar mod dal; membiayyai 27% hinggga penting bagi 92%dari total t aktiva mereka. m Pentting untuk d digarisbawahi bahwa sebaagian dari uaang pemegan ng saham ini bisa saja berrasal dari taipan itu sendiri; dan bagian yang lainnyaa – jumlahnyaa berbeda‐bed da untuk tiap p perusahaan – berasal dari pemegang saham eksterrnal (pribadi d dan investor institusional). Pemegangg obligasi me emegang peraan yang lebih h kecil untuk 9 perusahaan n dari 25 yan ng diteliti. Yan ng paling siggnifikan adalaah pemegangg obligasi daari First Reso ources, yangg mendanai 27% 2 dari tottal aktivanya. Hutang ban nk cukup pen nting untuk 19 1 perusahaan; bahkan un ntuk 6 di anttaranya: Bakrrie on, Dharma SSatya Nusantara, Kencanaa Agri, Tunas Baru Lampun ng Sumatera Plantations, BW Plantatio and Wilmar Internatio onal – hutangg bank menjaadi sumber pendanaan terpenting untuk perusahaaan mereka, m mencapai 58% % dari total akktivanya.
membiayaii grup bisn nis para taiipan Bank‐baank yang m
Sebagian besar kelompok kelapa sawit s yang diikendalikan oleh o taipan‐taaipan ini men narik pinjamaan bank untu uk memperm mudah dan mempercepa m t proses eksspansi merekka. Selain itu u, banyak daari mereka seecara teraturr menyewa bank investasii untuk membantu merekka menjual saaham baru daan obligasi keepada investo or untuk men narik modal b baru bagi eksspansi. Bank‐b bank investassi ini kemudiaan menjamin n ("underwriter") bahwa m mereka akan mencari inveestor untuk vvolume terten ntu saham daan obligasi deengan harga ttertentu. Seperti ditunjukkan paada Tabel 3 dan d Gambar 9, bank telah h membantu 25 kelompo ok kelapa saw wit milik paraa taipan untuk menarik jumlah j modaal yang cuku up selama lim ma tahun terakhir, melallui pemenuhaan utang seccara mandiri dan dengan penjaminan saham dan obligasi yangg dijual kepad da investor o oleh perusahaaan. Untuk peeriode 2009 ssampai 2013, penelitian ini mengidentiffikasi pinjamaan dengan niilai total USD D 11,3 milyar diberikan oleeh bank kepaada 25 kelompok kelapa sawit milik para taipan yang dipelajari dalam laporan ini. Padaa periode yang sama, baank investasi telah menjaadi obligasi dari 25 grup bisnis kelapa saw wit dengan nilai penjamin (underwriterr) penerbitan saham dan o ni berarti bahwa bank telah membantu u perusahaan untuk menarik dana dalaam total USD 2,3 miliar. In jumlah terrsebut dari in nvestor. Tabel 3
Pembiayaaan bank untukk 25 grup milik taipan, 200 09‐2013 Tahun
Underwriting (juta USD)
Utang USD)
2009
630
7 742
2010
98
2 2,789
2011
434
2 2,318
2012
756
1 1,613
2013
335
3 3,833
Total
2,2533
1 11,296
(juta
Gambar 9
Bank yyang membiayyai 25 grup b bisnis milik paara taipan 20 009‐2013
Gambar 1 10 memberikaan gambaran atas bank‐baank yang telah h memberikaan pinjaman kkepada 25 gru up bisnis kelaapa sawit milik para taipan n dalam lima tahun terakh hir, termasuk jumlah total pinjaman yan ng diberikan per bank. Bank paling pen nting yang meenyediakan p pinjaman adalah HSBC (Un nited Kingdom m), OCBC (Singapore) dan CIMB (Malaysia). Gambar 10
man untuk gru up bisnis milikk taipan, 200 09‐2014 Bank yyang menyediiakan pinjam
Gambar 1 11 memberikaan gambaran bank yang m menjadi undeerwriter bagi 2 25 grup kelap pa sawit dalaam lima tahu un terakhir, termasuk ju umlah total yang di‐und derwrite perr bank. Bank‐bank pelakku underwritting yang paling penting adalah RHB (Malaysia), Morgan Stan nley (Amerikka Serikat) daan Goldman Sachs (Amerika Serikat). Gambar 11
bank underwrriter emisi saham dan obligasi grup bissnis para taip pan, 2009‐201 14 Bank‐b
Konseku uensi secaara kebijakkan Penelitian n ini menunjjukkan bahw wa dari hanyya 25 grup bisnis kelapaa sawit milikk taipan telaah mengendaalikan landbaank kelapa sawit 5,1 juta h hektar, diman na 3,1 juta heektar telah ditanami saat iini (31% dari total area yang y ditanam mi kelapa saw wit di Indonesia). Jika gru up‐grup bisniss ini kemudiaan mengemb bangkan 2,0 juta hektar lahan mereka di tahun‐‐tahun mend datang, areal kelapa saw wit Indonesia akan tumbu uh sebesar 20% 2 dan totaal area yang ditanami miilik 25 grup bisnis ini akaan meningkat menjadi 43% % secara totaal Konsentraasi kuasa dan n lebih kuat di beberapa provinsi: lahan yang sudaah n landbank mereka bahka m dan belum m ditanami dari 25 grup b bisnis milik taipan di Kalim mantan setaraa dengan 98% % dari luas saaat ini ditanami kelapa saawit di Kalim mantan (3,2 juta hektar). Jika lahan m mereka di Kaalimantan akaan di tahun‐tahu un mendatang, luas areal tanam kelap pa sawit di Kaalimantan akaan sepenuhnya ditanam d meningkat sebesar 50% %.
Ketika 21 1 dari 25 gru up bisnis kelapa sawit yang y dianalisis dalam penelitian ini telah t terdafttar perkebunaan perusahaaan induk meereka di burssa saham, peenelitian ini m menunjukkan n bahwa ke‐2 25 perusahaaan ini dikend dalikan oleh satu atau leb bih taipan, 29 2 taipan keluarga secaraa total, dengaan kekayaan pribadi gab bungan sebessar USD 69,1 1 juta, menggendalikan 2 25 kelompok kelapa saw wit. Seringkali 'kontrol' ini dilakukan melalui peru usahaan indu uk di negaraa‐negara ram mah pajak (tax havens); p para taipan b biasanya mem miliki saham tterbesar di pe erusahaan induk yang terdaftar di bursa saham yaang memberii mereka kuaasa untuk m mengendalikan n manajemen dan strateegi perusahaaan tersebut.A Akibatnya, se ekelompok kecil konglom merat menjad di penentu b bagi pengembangan sektor kelapa saw wit Indonesia dan oleh karrena itu mereeka juga ikut b bertanggung jjawab atas peelanggaran hak asasi manusia, peramp pasan tanah, konflik sosial,, eksploitasi kkerja dan pettani kecil yangg berhubungaan dengan ceepat proses ekspansi sekto or ini. nesia di tanggan beberapaa konglomeraat, Konsentraasi kuasa korrporasi di seektor minyak sawit Indon memerlukkan tindakan n semua pih hak yang teerlibat dan berusaha m mewujudkan pembangunaan berkelanju utan dan inklusif secara so osial dari sektor ini: Pe emerintah In ndonesia meesti mengaku ui bahwa saaat hutan mengalami m ke erusakan terus m menerus dan masyarakat kehilangan tanah mere eka sebagai konsekuensi dari ekspan nsi pe erkebunan keelapa sawit, para taipan justru dengaan nyaman m memarkir kekkayaan mereka un ntuk tumbuh di negara‐neegara raman pajal dan terus memperku uat cengkeraman mereka di seektor ini tanpa transparansi yang memaadai dan kontrol publik. Peraturan Menteri Pertaniaan No. 98/2013, yyang membattasi total land dbank untuk p produksi kelap pa sawit 100..000 hektar per pe erusahaan grup, gagal unttuk membataasi penguasaaan korporasi aatas lahan di Indonesia. H Hal ini karena perrusahaan terb buka (terdafttar di bursa saham) dikeccualikan dari peraturan in ni, seementara pen nelitian ini menunjukkan b bahwa 21 dari 25 grup bisnis yang dikkendalikan oleeh paara taipan ini telah berop perasi melalu ui perusahaan n induk yangg terdaftar dii bursa saham m. Tidak ada argu umen yang je elas mengapa perusahaan terbuka dikeecualikan dari peraturan in ni. u mengembalikan kon ntrol pemerin ntah atas sekktor ini beserrta Seebagai langkaah pertama untuk seeluruh konse ekuensi sosiaal dan lingkkungan dalaam jalur pembangunann nya, peraturaan pe emerintah ini perlu menyyertakan peru usahaan‐peru usahaan terbu uka juga. Ked dua, penelitiaan lebih lanjut dip perlukan ke dalam ikatan yyang kuat darri para taipan dengan partaai‐partai polittik daan pemerintaah pada tingkkat yang berb beda, karena pertumbuhaan bisnis dan kuasa mereka ju uga bisa dikaitkan dengan isu‐isu korupsi, penggelaapan pajak, transparansi, penghormataan haak‐hak masyaarakat dan isu u akuntabilitas. Leembaga keuaangan dalam dan luar neggeri juga perrlu mengakui bahwa prosses konsentraasi baank tanah dan d kekuasaan di sektor kelapa saw wit di tangaan sekelomp pok kecil elite seelanjutnya diffasilitasi oleh dana dari baank dan inve estor eksternaal menawarkan taipan rod da gila untuk mem mpercepat ekspansi mereeka. Dari tahu un 2009 sam mpai tahun 20 013, bank‐ban nk m memberikan p pinjaman dengan nilai totaal USD 11,3 m milyar untuk 25 grup bisnis kelapa saw wit m milik para taip pan ini serta telah menjad di underwriteer untuk emiisi saham dan n obligasi gru up biisnis tersebutt dengan nilaii total USD 2,3 miliar. Bankk‐bank palingg penting yangg menyediakaan piinjaman adalaah HSBC (Uniited Kingdom m), OCBC (Singgapore) dan C CIMB (Malayssia), sedangkaan
baank underwrriting yang paling pentingg adalah RHB B (Malaysia),, Morgan Staanley (Amerika Seerikat) dan Go oldman Sachss (Amerika Seerikat). Karen na peran pentting mereka d dalam ekspan nsi biisnis grup bissnis milik paraa taipan ini, lembaga keuangan dalam m dan luar negeri karena itu haarus mempe erkuat kebijaakan risiko ssosial dan lingkungan m mereka dan meningkatkaan pe enilaian risiko dan mekaanisme akunttabilitasnya. Lembaga keeuangan yangg bertanggun ng jawab akan menghindari m kerelaan un ntuk memfassilitasi pertu umbuhan leb bih lanjut daari pe elanggaran hak h asasi man nusia, peram mpasan tanah h, konflik sosial, eksploitaasi pekerja daan pe etani kecil di sektor ini. Ottoritas Jasa K Keuangan (OJK), sebagai reegulator dari semua lemb baga keuangan di Indonesiia, peran yangg sangat penting m memainkan p dalaam memasttikan lembaaga keuangaan m mengembangk kan mekanissme akuntaabilitas yangg baik dan n mengado opsi kebijakaan keeberlanjutan di dalam leembaganya. OJK telah meluncurkan m Roadmap of Sustainab ble Fiinance, oleh karenanya, menjadi sttrategis untuk menduku ung OJK meengembangkaan pe edoman uji tu untas bagi kreedit korporassi untuk sekto or ekonomi teertentu; untu uk mengadakaan pe ertukaran infformasi secarra teratur den ngan masyarakat sipil Ind donesia; untuk memperkuat pe elaporan ban nk; dan untuk mengembangkan meekanisme aku untabilitas yang baik baagi lembaga keuan ngan. Paara pihak peerlu mempromosikan pem mbangungan ekonomi yaang berkeadilan. Kaji ulan ng pe emanfaatan lahan yang sangat besaar tersebut untuk u kepentingan ketah hanan pangaan, m menanam tanaaman pangan n untuk mem menuhi kebuttuhan dalam negeri diban ndingkan terus be erorientasi pada p eksporr, kemuadian n konservasi hutan dan n usaha paariwisata serrta m mengembangk kan tanaman komoditas llain yang bisa menginteggrasikan hulu ke hilir. Perrlu pe enciptaan relevansi antara peningkattan produktiffitas kebun, pengelolaan pekebun daan pe erijinan; den ngan membe erikan insenttif pada perrusahaan yang mampu meningkatkaan melakukan pengembanga prroduktifitasnyya dan yang mampu berrsama‐sama pekebunnya p p an keebun secara inklusif; dan m memberikan d disinsentif be erupa penangguhan pembeerian ijin usah ha baagi perusahaan yang tidak terbukti mampu m menin ngkatkan produktifitas keb bun atau tidaak m melakukan upa aya pengemb bangan kebun n yang inklusiff dengan paraa pekebunnyaa. Pe emerintah pe erlu menganalisis kaitan antara PDB, angka serap pan kerja dan Indeks GIN NI. Daalam dekade terakhir, Indeks GINI men ngalami penurunan yang cukup signifikaan, dari 0.31 ke 0.41. Perlu diikaji faktor apa a yang menjadi penyeebab terbesaar kesenjanggan ini. Upayya m meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia me engharuskan Negara unttuk mengataasi m masalah kesen njangan pendaapatan bersamaan dengan n upaya penggentasan kem miskinan. Industri kelapaa sawit memeerlukan invesstasi yang leb bih integral, meliputi m inve estasi ke sektor hilir, tidak han nya penyulingan minyak tetapi juga ke k sektor hilir lain, seperti pengolahaan baahan makanan dan produkk‐produk oleo okimia.
Referenssi 1
Ministry of Agriculture, “Luas Areal Kelapa Sawitt Menurut Provinsi di Indonesia, 2009 - 2013 3”, (http:///www.pertania an.go.id/infoeks sekutif/bun/IP% %20ASEM%20BUN%202013//Areal-KelapaS Sawit.pdf), diakses pada bulan Juni 2014.
2
Angka a yang tersedia a menurut data a terakhir untukk luasan kebun n petani kecil ke elapa sawit ada alah adalah 3,3 3 juta hektar h pada tah hun 2010 (Dirje enBun, "Luas A Areal Dan Produ uksi Perkebuna an Seluruh Indonesia Menuru ut Pengusahaan"). Namun angka ini memasukkan juga program inti-plasma i darri grup bisnis milik m para taipan n; luasa an area yang dikendalikan ole eh petani swada aya menurut beberapa angga apan jauh lebih h rendah tetapi tidak ada angka setapat-tepatnya yang dapat dikketahui
3
Meng gikuti data dari Deptan atas la andbank, kami memperlakuka an Kalimantan T Timur dan Kaliimantan Utara masih h sebagai satu provinsi, yaitu Provinsi Kalim mantan Timur.