Memutar Video untuk Pahami Rumus Fisika UNAIR NEWS – Fisika memang identik dengan berbagai rumus untuk menyelesaikan soal-soal. Dari rumus-rumus itu, tak sedikit yang merasa pusing dengan berbagai formula yang harus dihafal di luar kepala. Koordinator program studi S-1 Fisika, Prof. Dr. M. Yasin, Drs., M.Si, tak memungkiri hal tersebut banyak terjadi di kalangan pelajar. Ia bahkan pernah merasa bingung untuk memberikan jawaban ketika ditanya defnisi tentang atom oleh anaknya yang masih berseragam putih biru. “Saya punya pengalaman anak saya yang SMP. Apa itu atom? Saya kepikiran, bagaimana mengajarkan atom kepada anak SMP yang belum waktunya,” tutur Yasin. Metode pembelajaran menjadi hal penentu. Oleh karena itu, harus ada inovasi terhadap cara mengajar agar konsep-konsep dasar yang susah dipahami bisa diimbangi dengan model belajar yang menarik. Tujuannya, agar pelajar menjadi suka dengan ilmu yang mempelajari fenomena alam itu. Hal yang diterapkan oleh Yasin dalam mengajar mahasiswanya antara lain memutar video yang relevan dengan materi yang ia ajarkan. “Kalau saya biasanya sebelum masuk ke materi, dikenalkan dulu aplikasinya di industri. Misalnya, saya mengajar optika laser. Saya gambarkan, oh laser itu lho banyak aplikasi di industri, di kereta api untuk motong baja. Untuk kecantikan. Baru setelah itu mereka tertarik masuk ke rumus-rumus,” terang Yasin. Senada dengan Yasin, Dyah Hikmawati, M.Si, salah satu pengajar Fisika Material mengatakan, rumus-rumus dalam Fisika hanya sebagai salah satu cara untuk memecahkan persoalan yang tengah dihadapi. Padahal, dengan belajar Fisika, masyarakat bisa
mengeksplorasi potensi di dalamnya. “Masyarakat belum melihat Fisika sebagai sesuatu yang indah. Padahal kalau kita bangkitkan itu dari indahnya Fisika, akan menimbulkan motivasi yang luar biasa. Mereka hanya mengolah rumus-rumus dengan cara yang matematis. Padahal rumus-rumus itu membantu bagaimana ceritanya itu singkat,” tutur Dyah. Di Fisika UNAIR, proporsi antara belajar di kelas dan praktikum di laboratorium juga berimbang. Selain praktikum dasar pada semester satu dan dua, mahasiswa juga diajak untuk melakukan eksperimen Fisika pada tingkat lanjut. “Kita ada eksperimen I, II, elektronika, pemrograman komputer. Itu yang menambah skill. Di samping pemahaman melalui teori di kelas, kita juga ada praktik,” tutur Yasin. Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
FPK Tebar Sepuluh Ribu Benih Ikan Nila di Danau Kampus UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga menebar sebanyak sepuluh ribu benih ikan nila di area danau kampus C, Kamis (9/3). Acara tebar benih nila ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan pimpinan fakultas. Dosen FPK sekaligus penanggung jawab acara, Prayogo, S.Pi., mengatakan kegiatan tebar benih ikan merupakan bagian dari upaya untuk optimalisasi fungsi danau buatan kampus. “Ini kan termasuk salah satu aset yang bisa kita kelola, selain menjadi
tempat untuk rekreasi, jadi bisa menjadi tempat edukasi dan praktikum mahasiswa kami. Yang terpenting juga bisa bermanfaat untuk semua,” jelasnya. Prayogo juga mengatakan bahwa penebaran benih ikan merupakan agenda rutin yang sudah dilakukan oleh pihak FPK. Selain ikan nila, sebelumnya Prayogo dan tim sudah menebar benih ikan koi, ikan tombro, ikan mas, dan rencananya setelah ini akan ditabur benih ikan bandeng. “Untuk benih yang kita tebar ini ukurannya yang cukup besar. Pengalaman kemarin saat kami tebar dengan ukuran kecil malah jadi makanan ikan lainnya,” imbuh Prayogo. Tidak hanya menebar, untuk menunggu masa panen, Prayogo menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pantauan terkait kualitas air, kondisi ikan, dan padat tebarannya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk hasil panen yang maksimal. “Kami memang yang punya gawe dan kami juga bertanggung jawab untuk hal itu. Maka untuk memantau kualitas air kami juga turun tangan. Selain itu ikan ini kan juga organisme hidup yang berpotensi kena penyakit,” tandasnya. “Jika ini sudah berjalan dengan baik danau yang kita miliki ini bisa memiliki nilai lebih, selain wahana rekreasi dan edukasi, ini juga bisa sebagai upaya peningkatan gizi masyrakat dan kita semua yang ada di sini,” imbuhnya. Kali ini, sebanyak 10.000 benih ikan nila berukuran 5-10 cm ditebar di danau yang terletak di depan Kantor Manajemen UNAIR tersebut. Danau buatan yang ada di area kampus C Universitas Airlangga, memang mempunyai banyak fungsi. Selain sebagai wadah resapan air hujan dan tempat untuk rekreasi, danau tersebut juga digunakan sebagai wadah edukasi dan salah satu tempat praktikum mahasiswa FPK.
Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S
Kunjungi Museum Ratusan Pelajar Ragam Mikroskop
FK SD
UNAIR, Kenali
UNAIR NEWS – Belajar sambil bermain bisa jadi salah satu metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Cara ini juga cocok diterapkan kepada anak-anak sekolah dasar. Akan lebih mudah bagi mereka dalam mencerna materi pelajaran bila dikemas dengan cara yang asyik. Hal ini pula yang diterapkan oleh pihak Sekolah Dasar Barata Jaya, Surabaya. Setiap tahunnya, pihaknya mengadakan kegiatan eduwisata di tengah semester. Dalam tersebut, pihak sekolah mengajak ratusan muridnya mengunjungi tempat-tempat bersejarah, antara lain mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Negeri rutin agenda datang dengan
Irvan Efendi, salah seorang guru SDN Barata Jaya mengungkapkan, agenda kegiatan kunjungan ke kampus tertua keempat di Indonesia ini sudah berlangsung kedua kali. Dalam kunjungan mereka kali ini, Selasa (2/5), sebanyak 160 orang bocah SD berseragam kotak-kotak ini melakukan Tour The Campus FK dengan menyambangi Museum Pendidikan Dokter, dan Laboratorium Departemen Anatomi dan Histologi FK. Disambut Ketua Humas FK dr. Eighty Mardiyan, Sp.OG (K), acara lawatan bocah-bocah SD ini berlangsung meriah. Di museum tersebut, anak-anak tampak begitu antusias mengenal satu
persatu barang-barang antik yang terpajang disana. Penjaga museum dan guru-guru pendamping pun terlihat kewalahan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan para bocah ini. Irvan mengaku, antusiasme anak-anak didiknya untuk mendatangi FK UNAIR tidak pernah surut. “Anak-anak bersemangat sekali kalau sudah diajak kesini. Karena di museum ini mereka bisa melihat langsung ragam alat kedokteran, seperti mikroskop, alat suntik jaman dulu, dan melihat manekin sehingga bisa belajar mengenal organ tubuh. Mereka juga sekaligus bisa belajar mengenal nama dan fungsi peralatan kedokteran,” ungkapnya. Irvan mengaku, kegiatan eduwisata ini ternyata efektif dalam memudahkan anak didiknya menghafal pelajaran. Semenjak diberlakukan kurikulum 2013, ada begitu banyak muatan pelajaran yang harus dipelajari oleh murid-murid sekolah dasar. Agar kegiatan belajar lebih variatif dan tidak monoton, pihak sekolah pun berinisiatif mengadakan acara kunjungan semacam ini. Selain bentuk bangunan FK UNAIR yang klasik, museum FK UNAIR ini menjadi salah satu objek yang cukup menarik bagi setiap pengunjung. Museum Pendidikan Dokter ini diresmikan pada 17 Oktober 2013 bertepatan dengan peringatan 1 Abad Pendidikan Dokter di Surabaya. Museum kedokteran ini terletak di sisi barat gedung utama FK UNAIR. Arsitektur eksterior dan interior gaya kolonial masih dipertahankan. Alat-alat kedokteran sepeti jarum suntik, gunting, kartu mahasiswa, beragam alat peraga, dan foto-foto para alumni tempo dulu turut dipajang di dalam museum. Ide awal membentuk museum berasal dari mantan Dekan FK UNAIR tahun 1982-1985, Prof. Sentot Moestadjab Soeatmadji. Ide ini disampaikan ke beberapa sejawatnya agar mengumpulkan alat-alat praktek kedokteran maupun bukti otentik yang berkaitan dengan FK UNAIR.
Alhasil, Museum Pendidikan Dokter FK UNAIR saat ini telah mengoleksi banyak sekali barang-barang bersejarah. Berangsurangsur, jumlah koleksi alat kedokteran tempo dulu ini terus bertambah. Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S
Belajar Fenomena Alam, Instrumentasi sampai Medis di Fisika UNAIR UNAIR NEWS – Memahami cara alam semesta bekerja. Itulah yang mendasari ilmu Fisika lahir dan banyak dipelajari oleh sivitas akademika hingga sekarang. Ilmu Fisika menjadi salah satu disiplin akademik yang paling tua sampai saat ini. Nicolaus Copernicus, misalnya, ia berhasil menciptakan teori heliosentris. Sekitar dua abad kemudian, teorinya dibenarkan oleh Sir Isaac Newton yang juga penemu percepatan gravitasi bumi. Di dalam fisika modern, ada pula Albert Einstein yang mengemukakan teori relativitas khusus. Apa rumusnya yang banyak dikenal? Ya, E=mc 2 . Ada pula Stephen Hawking yang dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya mengenai kosmologi, lubang hitam, gravitasi kuantum, dan radiasi Hawking. Dalam perkembangannya, Fisika tak hanya mempelajari tentang gejala alam tetapi juga sudah menyentuh ranah instrumentasi, material hingga tubuh manusia yang selama ini baru disentuh oleh bidang medis. Tanpa meninggalkan teori dasar, keduanya –
baik hal dasar maupun aplikatif – sama-sama dipelajari, khususnya bila kamu melanjutkan studi di program studi S-1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. “Fisika itu ada yang Fisika fundamental yang mempelajari Fisika betul, ada yang aplikasi. Yang aplikasi ini yang bisa diperlukan di industri maupun kedokteran atau medis. Sebetulnya, Fisika itu mempelajari konsep dasar gejala alam. Jadi, semua gejala alam itu dipelajari sama Fisika. Kurikulumnya mencakup sains dan aplikasi,” tutur Koordinator Prodi S-1 Fisika Prof. Dr. M. Yasin, Drs., M.Si, ketika diwawancarai. Di Fisika UNAIR, terdapat empat kelompok peminatan. Ada minat Fotonika yang berkonsentrasi ke cahaya atau sumber radiasi, dan serat optik. Ada pula Fisika Material yang mempelajari karakteristik material, baik biomaterial maupun non-material, teori-teori partikel, dan nanoteknologi. Ada Fisika Komputasi yang membuat permodelan atas fenomena fisis. Ada pula Fisika Instrumentasi yang membuat instrumen-instrumen untuk keperluan medis seperti ECG (electrocardiography), maupun keperluan nonmedis. Di samping mempelajari teori-teori dasar dalam mata kuliah Fisika I dan II, atau Fisika Kuantum seperti di perguruan tinggi lainnya, ada sejumlah mata kuliah pilihan yang merupakan muatan lokal. Adanya muatan lokal itulah yang menjadi ciri khas prodi S-1 Fisika UNAIR. Ciri khas itu dipengaruhi oleh citra UNAIR yang dikenal sebagai perguruan tinggi pusat ilmu kesehatan. Ciri khas itu bisa ditemui melalui mata kuliah-mata kuliah seperti Biofisika, Fisika Kedokteran, Biomaterial, Biofisika Lanjut, serta Instrumentasi dan Sinyal Medis. “Yang khusus, aplikasi di bidang medis, biomaterial untuk implan tulang, di prodi lain mungkin tidak ada. Fotonika dalam bidang medis, misalnya untuk OCT seperti CT Scan, ini pakai
sumber cahaya optik. Itu yang spesifik di program studi Fisika. Istilahnya, life science tapi nuansanya medis,” tutur Yasin. Lalu, bagaimana dengan non-medis? Meski tak banyak, ada pula mahasiswa-mahasiswa Fisika yang melakukan praktik kerja lapangan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) selama beberapa minggu. Di bidang aplikasi industri, prodi S-1 Fisika UNAIR memiliki kerjasama dengan Sekolah Tinggi Energi dan Mineral Migas (STEM Akamigas), Cepu. Di sana, sivitas akademika Fisika UNAIR memiliki kerjasama suatu aplikasi di kilang minyak untuk mengukur level ketinggian tangki bahan bakar minyak, aliran, serta pengaruhnya terhadap suhu. Dengan adanya peminatan yang beragam, diharapkan para calon mahasiswa S-1 Fisika UNAIR bisa mengetahui alternatif apa saja yang bisa ditekuni ketika menjalani studi. Masuk ke Fisika memang tak harus menjadi fisikawan seperti Copernicus, Newton, Einstein maupun Hawking. Tetapi, kamu bisa mengaplikasikan ilmu alam baik di bidang medis maupun industri. “Dengan masuk Fisika UNAIR, maka lulusannya idealnya jadi ilmuwan. Tapi tidak semua jadi ilmuwan. Artinya, masuk Fisika bisa melanjutkan studi yang lebih tinggi karena beasiswa banyak. Serta siap masuk dunia kerja di bidang medis maupun industri,” ujar Yasin mengakhiri. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
UKM Taekwondo UNAIR Jadi Tuan Rumah Latihan Gabungan seSurabaya UNAIR NEWS – Setelah sukses menggelar Kejuaraan Nasional Airlangga Cup III pada bulan Maret lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Airlangga menggelar latihan gabungan. Latihan gabungan atlet taekwondo ini dilaksanakan pada Minggu (30/4) di Gedung Olahraga Kampus C UNAIR. Kegiatan latihan gabungan atlet taekwondo ini diikuti oleh anggota UKM dari tiga perguruan tinggi di Surabaya yakni Institut Teknologi 10 Nopember, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, dan Universitas Hang Tuah. Ketua UKM Taekwondo UNAIR, Adelia Dwi Pratiwi, mengatakan latihan gabungan ini merupakan rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh UKM Taekwondo UNAIR. “Suatu organisasi tentunya memerlukan inovasi untuk berkembang lebih baik. Nah, dengan terselenggaranya event latgab (latihan gabungan) ini diharapkan sebagai sesame atlet UKM Taekwondo, kita dapat bertukar pikiran dengan rekan-rekan dari universitas lain. Selain mendapat ilmu baru, silaturahmi pun akan terjalin dengan baik,” ujar Adelia. Hal yang demikian juga dirasakan oleh Bellaningtyas Komarasasih, Ketua UKM Taekwondo Universitas Hang Tuah. “Menarik sekali, sangat seru mendapatkan teman baru dan ilmu baru, bisa bikin tambah semangat latihan karena melalui event ini kami banyak belajar. Kami harap di tahun selanjutnya event ini akan tetap berlangsung dan makin meriah,” ujar Bella. Tak hanya sekadar berlatih bersama, UKM Taekwondo UNAIR mengemas event ini dengan menarik. Semarak latihan gabungan ini mencapai klimaks ketika sesi tricking (lompat memutar dan
menendang) berlangsung. Gemuruh tepuk tangan memenuhi GOR UNAIR. “Perform (menampilkan) tricking ini adalah persembahan untuk para peserta latgab. Harapan untuk keberlanjutan event ini, semoga latgab selanjutnya kami bisa mengundang lebih banyak lagi universitas, bukan hanya dari Surabaya saja,” tutur Adelia menambahkan. Penulis: Yosi Dwi Apriliani (mahasiswa Ekonomi Islam FEB UNAIR tahun angkatan 2014) Editor: Defrina Sukma S
Pameran Karir UNAIR Diikuti Puluhan Perusahaan UNAIR NEWS – Ribuan pencari kerja memadati pintu masuk gedung Airlangga Convention Center (ACC) sejak pukul tujuh, Sabtu (1/4). Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa tingkat akhir dan para pencari kerja yang tengah berburu beasiswa studi lanjut dan bursa kerja Airlangga Career Fair (ACF) Scholarship and Entrepreneur Expo 2017. Pameran karir tersebut sudah menjadi agenda rutin Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) Universitas Airlangga. Pameran diselenggarakan selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu. Pihak yang mewakili PPKK, Drs. Ec. Mashariono, MM, menyampaikan bahwa acara pameran karir merupakan salah satu ikon UNAIR. Oleh sebab itu, acara bursa kerja ini perlu dilangsungkan rutin. “ACF sekarang ini kan sudah diselenggarakan kali ke-28. Jadi,
sudah 14 tahun PPKK menyelenggarakan ACF, makanya perlu dilestarikan,” ujar Mashariono. Wakil Rektor II UNAIR Dr. Muhammad Madyan, turut hadir memberikan sambutan sekaligus meresmikan pembukaan ACF. “Kita bersyukur di UNAIR banyak acara kreatif yang rutin diselenggarakan,” ujarnya. “Setidaknya, di acara ACF ini ada tiga hal yang bisa didapat oleh para pengunjung. Pertama, bertemunya dua pihak antara pencari kerja dan penyedia kerja. Kedua, terbukanya kesempatan luas beasiswa studi lanjut di dalam dan di luar negeri. Ketiga, unjuk gigi ekonomi kreatif binaan PPKK UNAIR,” jelasnya. Pameran karir kali ini diikuti oleh 22 perusahaan, 7 lembaga pendidikan, dan 4 wirausaha binaan PPKK. Selain itu, ada yang berbeda dari penyelenggaraan pameran karir kali ini. Badrus Zaman, yang juga mewakili pihak PPKK, mengatakan pihaknya menyediakan pojok konsultasi yang memungkinkan para pekerja untuk meminta bimbingan dan saran mengenai pekerjaan yang tepat untuk dirinya. “Hal yang membedakan lainnya yakni adanya counseling corner. Jadi, bagi para calon pekerja bisa meminta bimbingan dan saran di pojok konseling tentang pekerjaan seperti apa yang tepat untuk dirinya,” imbuh Badrus. (*) Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
UKM Bridge Siap Kejurnas Gabsi
Songsong
UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus Airlangga selalu memiliki mimpi membawa nama harum almamater. Termasuk, melaui event yang diikuti. Baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Salah satu UKM yang terus berupaya berprestasi adalah Bridge. Bila berjalan sesuai rencana, pada 20 sampai 26 Juli 2017, delegasi UKM Bridge akan mengikuti kejuaraan nasional yang digelar oleh Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi). Event ini tergolong paling bergengsi di tanah air. Disampaikan Ketua UKM Bridge Septian Bayuaji, kejuaran nasional bisa diikuti oleh umum, perwakilan kampus, mahasiswa, dan perwakilan kabupaten/kota, ataupun provinsi. Semua tergantung dari kategori yang dipilih. Fokus kejuaraan ini bukan pada hadiah berupa uang atau materi. Namun, lebih pada peluang masuk tim nasional Bridge. Tim nasional itu yang akan mewakili Indonesia di ajang Bridge internasional. Belum lama ini, terdapat dua delegasi UNAIR (satu mahasiswa dan satu alumnus) yang memerkuat tim nasional dan membawa predikat peringkat kedua dari pertandingan di Korsel. Mereka terpilih melalui seleksi yang diadakan sekaligus bersama kejuaraan nasional tahun sebelumnya. Jadi, mereka yang tampil menjanjikan saat kejuaraan nasional, akan langsung direkrut dan mendapatkan pemusatan latihan. “Kami akan membawa tiga tim, delapan belas atlit,” tambah mahasiswa D4 jurusan Radiologi tersebut. Dia mengatakan, awalnya UKM Bridge ingin membawa serta lebih banyak personel ke event yang bakal dilaksanakan di Hotel Utami Sidoarjo itu. Namun, sejumlah atlit senior tengah memersiapkan diri untuk KKN. Sedangkan sebagian yang lain, ada
pula yang dipanggil oleh kabupaten/kota atau provinsi masingmasing untuk mewakili wilayah asalnya. Yang jelas, dalam hari-hari belakangan ini, para atlit yang akan berlaga di kejuaraan nasional, terus melakukan latihan intensif. Secara umum, mereka sudah siap. Namun, tetap butuh latihan dan penguatan mental. “Saat ini memang lagi UAS. Kami tidak memaksa para atlit untuk latihan kalau memang lagi sibuk persiapan ujian di mata kuliah yang berat. Intinya, mereka bisa menimbang dan mengaturnya sendiri,” urai dia. (*)
BEM FEB, Rayakan Kartinian dengan Berbagi Nasi Bungkus UNAIR NEWS – Para anggota BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga berbagi ratusan nasi bungkus kepada ibu-ibu tepat pada Hari Kartini, Jumat (21/4). Bekerjasama dengan Komunitas Amira Bilqis, mereka membagikan “Serbung—Seribu Bungkus” nasi untuk ibu-ibu yang sedang beraktivitas di sekitar Jalan Dharmawangsa, Kertajaya, Pucang, Kali Dami, Ngagel, hingga Dharma Husada. Beberapa relawan berkumpul di depan Masjid Nuruzzaman terlebih dahulu sebelum mulai menyebar ke jalan-jalan. Tak sulit mencari perempuan yang bekerja di jalanan, misalnya ibu-ibu penjual nasi bungkus dan air mineral, penjaga warung kopi, petugas kebersihan, penjual koran, pedangang jajanan keliling, hingga pedagang mie lontong.
Wakil koordinator divisi pengabdian masyarakat BEM FEB, Primastari Ayu Damayanti, mengatakan momen Hari Kartini menjadi pengingat bagi pihaknya dan masyarakat bahwa tak sedikit perempuan yang bekerja untuk menghidupi keluarganya. “Tak jarang mereka harus kuat menahan panas menjual koran di lampu merah atau mejajakan nasi bungkus dan kopi di pinggir jalan. Perjuangan mereka memang tidak seperti Kartini sesungguhnya yang menulis buku dan memperjuangkan hak perempuan untuk hidup bebas dan mandiri, tetapi peluh yang menetes menandakan perjuangan perempuan untuk mempertahankan kehidupan keluarganya,” tutur Primastari ketika ditanya tujuan penyelenggaraan acara. Bagi-bagi nasi bungkus ini merupakan cara untuk meringankan beban kehidupan para ibu bekerja. Meski demikian, sejumlah bapak-bapak pekerja juga diberi nasi bungkus. “Selamat Hari Kartini, bu. Semoga sedikit dari kami memberi manfaat bagi Ibu,” tutur Primastari. “Terimakasih banyak, Mbak. Saya tidak bisa bicara apa-apa tentang kartini, Mbak, tapi selebihnya terimakasih sudah memberi nasi bungkus hari ini,” balas Hartini, pekerja kebersihan di Masjid Nuruzzaman. Ke depannya, divisi pengabdian masyarakat BEM FEB akan mengajak himpunan mahasiswa dan organisasi mahasiwa untuk turut andil turun ke masyarakat. “Sesuatu yang dilakukan bersama-sama akan membawa perubahan, serta mengembalikan fitrah mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan),” tutur Primastari. Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Mahasiswa Pascasarjana Bisa Berprestasi di Kampus
Pun UKM
UNAIR NEWS – Ada yang menarik dalam gelaran Student Week yang dihelat oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja pada 12 November lalu. Seorang mahasiswi Sekolah Pascasarjana mengikuti pertandingan tenis meja “Rektor Cup” di kategori tunggal putri. Perempuan bernama Septin Mauludiyana itu pun berhasil meraih peringkat ketiga. Mahasiswi Prodi Imunologi itu membuktikan, para mahasiswa UNAIR dari berbagai jenjang bisa ikut dalam kegiatan UKM kampus dan berprestasi. “Sejak kecil, saya memang suka tenis meja. Meski masih dalam tahap amatir. Beberapa waktu lalu, adik saya yang lagi kuliah di Fakultas Kedokteran memberi info tentang Student Week ini. Alhamdulillah, bisa ikut dan berprestasi,” ungkap dia. Dia sendiri memiliki minat untuk ikut UKM Tenis Meja. Namun, selama ini dia berdomisili di Malang. Maka itu, keinginan untuk bergabung di UKM secara aktif itu masih menjadi pertimbangan baginya. Meski demikian, dia memastikan, jika pertandingan serupa dilaksanakan kembali, alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya ini bakal berpartisipasi kembali. Di tempat terpisah, Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana UNAIR Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes, drh mengungkapkan, mahasiswa Pascasarjana memang selalu diberi ruang berkegiatan di kampus. Yang secara esensi, tidak berbeda dengan mahasiswa S1 kebanyakan. “Kampus tidak mengkotak-kotakan. Apa yang diraih Septin adalah buktinya,” papar dia. (*)
Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Bahan Organik Sudah Menumpuk, November Kolam Ikan Dikuras UNAIR NEWS – Hasil analisa terhadap kondisi air kolam di “Danau UNAIR” kampus C Mulyorejo Surabaya, bahwa pada dasar danau buatan itu sudah penuh dengan bahan organik. Bahan organik ini sangat tidak baik untuk budidaya ikan. Karena itu dalam kaitan peringatan Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62, November mendatang, setelah ikannya dipanen, air kolam itu diusulkan dikuras guna mengangkat bahan-bahan organiknya secara tuntas. Kesimpulan itu disarikan dari analisa laboratorium terhadap sampel ikan yang mati, Mei 2016 lalu. Ukuran oksigen yang terlarut dalam air saat itu hanya 0,8 ppm (part per million) dari yang seharusnya minimal 4,0 ppm. Kemudian H 2 S dari penguraian bahan organik di danau itu mencapai 2 mg dari yang seharusnya hanya 0,1 mg. ”Artinya bahan organik disitu sudah tinggi, jadi harus diangkat. Untuk itu kami sudah berkoordinasi dengan Bagian Sarpras, dan rencananya dikuras November nanti,” kata Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P., Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR. Saat kejadian banyak ikan mati, Mei lalu, Wadek I FPK ini ikut mengatasi dengan menebar zeolid dan probiotik bersama mahasiswa yang tergabung dalam Kajian Keilmiahan Mahasiswa (KAKEMA) FPK UNAIR. Usulan menguras kolam itu merupakan alternatif paling mungkin. Jika dengan menebar zeolid dan probiotik untuk mendegradasi
bahan organik yang menumpuk, masih diperlukan dukungan dua buah kincir air. Padahal harga satu kincir Rp 3 juta. Kalau untuk standar budidaya memang juga perlu dukungan konstruksi kolam, tetapi yang di UNAIR ini bukan budidaya, sehingga cukup diatasi dengan tanpa dukungan kincir. ”Jadi usulan program jangka panjang dengan membersihkan bahan organik secara fisik, ini alternatif alami yang memungkinkan dengan bantuan sedikit zeolid dan probiotik tadi,” tambah ahli perikanan asal Kota Malang ini. Tetapi sebenarnya, kejadian Mei itu juga dipengarughi oleh faktor alam. Cuaca ekstrim yang tak menentu: panas terik, hujan, panas lagi, hujan lagi, dst. Jika iklim pancaroba berakhir, maka berhenti pula kasusnya. Tetapi karena kondisi dasar danau seperti itu, maka menyedot sebanyak mungkin bahan organik dari dasar danau merupakan pilihan terbaik. Dalam menguras kolam nanti, bisa dilaksanakan dengan kerja bakti massal bekerjasama dengan BEM dan Kemahasiswaan. Caranya dengan membagi kolam dalam beberapa kaplingan. Satu kapling ditangani sepuluh orang. Lumpur (bahan organiknya) diangkat menggunakan karung goni (sak). Opsi lain memang ada. Menggunakan alat berat atau dengan probiotik. Tetapi dengan mengerahkan alat berat (beko), dikhawatirkan selain menguras biaya juga merusak taman. Jika memakai probiotik juga butuh lima kotak senilai Rp 500 ribu. Itu pun harus diulang-ulang dan memerlukan kincir air. Menjawab UNAIR NEWS, Endang Dewi Masithah mengatakan, bahan organik di kolam itu bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, masuknya limbah yang membawa lumpur halus dari manamana saat hujan deras (banjir). Kedua, akibat panen dan tebar benih berulang-ulang sehingga kotoran ikan menumpuk di dasar. Ketiga, adanya plankton (berwarna hijau pekat), tetapi esoknya air menjadi bening karena planktonnya mati dan terendam ke bawah. Keempat, pakan ikan yang ditebar pengunjung kolam tidak
semuanya dimakan ikan, jadi sisanya membusuk di dasar kolam. Ketika Mei lalu terjadi cuaca ekstrim; silih berganti antara hujan, panas, hujan, dan panas lagi, ini yang menyebabkan ikan-ikan itu mati. Sebab saat terjadi panas maka suhu airnya panas semua. Tetapi ketika hujan, bagian permukaan air suhunya dingin, sedang bagian bawah masih panas. Saat suhu air dingin itu maka terjadi BD air lebih tinggi. Sifatnya berat, jadi akan mendesak air di bagian bawah. Otomatis air di dasar kolam yang tercemar bahan organik itu akan naik ke permukaan (”mudal”/endapan lumpur naik). Karena itu ketika sehabis panas kemudian hujan, maka air kolam menjadi keruh berlumpur. Inilah yang mematikan ikan-ikan tadi. ”Secara
fisik
ikan-ikan
yang
demikian
itu
masih
layak
konsumsi, karena matinya terganggu bahan organik saja. Seperti saat kami lihat, pada insang dan rongga mulut ikan terdapat lumpur, menyebabkan ikan kesulitan untuk bernafas dan akhirnya mati,” kata Endang Masithah. (*) Penulis : Bambang Bes