Mempromosikan Integrasi ekonomi regional ASEAN dan Penguatan di bidang Teknologi Informasi untuk Pengembangan Pekerja di Wilayah ASEAN Kun Wardana Abyoto
Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN menekankan adanya tantangan dan peluang bagi para negara anggota ASEAN di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ditegaskan bahwa negara-negara ASEAN harus merangkul teknologi, pengembangan dan penggunaannya jika ingin tetap bisa bersaing – dan tidak sekedar mengejar ketinggalan terhadap dunia industri dan tetap mengejarnya. Panggilan bagi ASEAN ini bukan sekedar untuk menjalankan penelitian ilmiah mendasar dan bersifat pelopor tetapi juga untuk menggunakan, mengembangkan dan memanfaatkan ilmu dan teknologi dalam rangka memperkuat perekonomian di tingkat regional dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Selama beberapa dekade terakhir, lewat Chairmanship of the ASEAN Telecommunications Ministers Meeting (TELMIN) tahuan, dan ASEAN Telecommunications Senior Officials Meeting (TELSOM), ASEAN telah memainkan peran kunci dalam: a. Mengembangkan, mengkoordinir dan menerapkan rencana kerja untuk meningkatkan kerjasama di bidang teknologi informasi. b. Memberikan suatu mekanisme untuk mempromosikan partisipasi dari sektor swasta dan bisnis, organisasi regional/internasional dan organisasi non pemerintah; dan c. Menetapkan kelompok kerja dengan kerangka acuan yang jelas dan kerangka waktu yang spesifik, membantu dalam pengembangan dan penerapan kebijakan dan rencana kerjanya. Kesepakatan Kerangka Kerja e-ASEAN telah ditanda-tangani oleh sepuluh negara anggota ASEAN memiliki tujuan untuk: a. Mempromosikan kerjasama untuk mengembangkan, meningkatkan daya saing sektor ICT di ASEAN.
memperkuat
dan
b. Mempromosikan kerjasama untuk mengurangi kesenjangan digital di setiap Negara Anggota ASEAN dan di antara negara-negara Anggota ASEAN
1
c. Mempromosikan kerjasama di antara sektor publik dan swasta dalam merealisasikan e–ASEAN; dan d. Mempromosikan liberalisasi perdagangan di bidang produk ICT, layanan dan investasi ICT untuk mendukung inisiatif e-ASEAN.
Kerjasama ASEAN di bidang Teknologi Informasi bertujuan untuk: a. Mengembangkan sektor Teknologi Informasi di ASEAN sebagai katalis untuk mempercepat integrasi ekonomi di tingkat regional. b. Meningkatkan daya saing keseluruhan kawasan ASEAN lewat industri Teknologi Informasi yang giat dan aktif; dan c. Mengembangkan Masyarakat Informasi ASEAN, dimana warganya dapat bekerja, berkomunikasi dan berekreasi di dalam ekonomi berbasis pengetahuan.
Integrasi Ekonomi Regional dan Tantangan untuk Pengembangan Pekerja di ASEAN Integrasi ekonomi regional telah mengubah perekonomian di ASEAN secara umum dan khususnya industri teknologi informasi. Pengembangan sektor teknologi informasi di kawasan telah membuktikan bahwa masing-masing dan setiap negara di ASEAN telah diuntungkan olehnya. Namun, perlu juga diperhatikan bahwa regionalisme ekonomi telah menghadapi banyak tantangan di bidang pengembangan pekerja di ASEAN yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
Pengembangan Keterampilan Persaingan yang ketat di sektor teknologi informasi membutuhan pekerja yang sangat terampil. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai karyawan terampil selalu diuntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya. Persaingan para tenaga kerja terampil dengan demikian telah menjadi sangat penting bagi perusahaan IT. Dan di dalam pasar yang sangat kompetitif tersebut, pekerja kurang terampil akan sangat mustahil bisa menjamin pekerjaannya dan pada akhirnya mereka bisa menjadi pengangguran. Banyak pekerja kurang terampil mengerjakan pekerjaan yang dialih-dayakan, yang tidak memberikan banyak hak dan manfaat yang berlaku bagi pekerja pada umumnya. Tuntutan yang tinggi akan 2
pekerja terampil di dalam industri juga memperlebar kesenjangan upah di antara para pekerja TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Program pelatihan dan pengembangan keterampilan dengan demikian sangat diperlukan oleh para pekerja agar bisa bertahan di dalam pasar TIK yang sangat kompetitif ini.
Kesenjangan Gender Ketika TIK membutuhkan pekerja yang melek teknologi, dan persaingan yang ketat untuk pekerja terampil telah mendorong para pekerja perempuan, yang cenderung agak kurang melek teknologi dibandingkan rekan prianya, keluar dari pasar TIK. Ketika perusahaan TIK mem-PHK pekerja untuk mengurangi biaya, pekerja perempuan seringkali masuk daftar PHK. Menurut Infocomm Development Authority of Singapore (IDA), jumlah pekerja perempuan di industri TIK di Singapura berkurang 3% dari 33% pada tahun 2005 mejnadi 30% pada tahun 2006. Persoalan gender jelas menjadi kekhawatiran tersendiri, khususnya ketika industri ini menjadi semakin bertambah kompetitif.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Persoalan kesehatan dan keselamatan kerja di proyek-proyek TIK utamanya meliputi: keselamatan kelistrikan, medan elektromagnetik, keselamatan serat optik, pekerjaan di ketinggian, perlindungan dari jatuh, entri ke ruang terbatas dan keselamatan kendaraan bermotor. Penggalian, konstruksi dan perbaikan beberapa komponen sistem TIK dapat mengakibatkan pekerja terkena paparan terhadap utiltias di atas tanah dan di bawah tanah, termasuk jalur transmisi listrik udara maupun tanam atau jalur pipa gas dan petroleum tanam. Pada tahun 2004, Kementerian Tenaga Kerja Vietnam, bidang Sosial dan Cacat melaporkan bahwa ada 137 kecelakaan di bidang proyek TIK, dimana 81 di antaranya meninggal dan 150-nya cedera. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah perhatian utama ketika privatisasi membuat para perusahaan bersaing memangkas biaya, sehingga cenderung kurang memperhatikan persoalan ini. Perusahaan di bidang industri ini sering kali menolak bertanggung jawab ketika sampai pada urusan keselamatan subkontraktor.
3
Rekomendasi tentang Penciptaan Pekerjaan, Jaminan Penghasilan dan Pengembangan Keterampilan Integrasi ekonomi ASEAN berdampak signifikan pada sektor TIK di masing-masing dan setiap negara di kawasan ini. Walaupun dampak pada negara tertentu akan berbeda, ada dua tren tentang bagaimana regionalisme ekonomi mempengaruhi negara-negara ASEAN bisa dilihat dengan jelas. Pertama, karena integrasi ekonomi, negara anggota ASEAN akan membuka pintu pada investor asing sehingga akan ada aliran masuk investasi asing ke dalam sektor TIK di negaranegara ASEAN. Kedua, privatisasi di sektor TIK telah diadopsi oleh semua negara di kawasan ini. Kedua tren ini telah membuat pasar TIK di Asia Tenggara menjadi lebih dinamis dan kompetitif daripada sebelumnya, dan semua negara oleh karenanya diuntungkan. Upaya oleh ASEAN lewat Chairmanship of the ASEAN Telecommunications Ministers Meeting (TELMIN) tahunan dan the ASEAN Telecommunications Senior Officials Meeting (TELSOM) memainkan peran kunci di dalam integrasi dan pengembangan sektor TIK di Asia Tenggara. Integrasi ekonomi regional, bagaimanapun juga telah menghadapi banyak tantangan pada pekerja dan serikat pekerja di sektor TIK di ASEAN, dimana penggangguran akibat privatisasi, pengembangan keterampilan, kesenjangan gender, dan keselamatan dan kesehatan kerja adalah empat hal utama yang menjadi perhatian. Walaupun serikat pekerja yang terkait dengan TIK dan ASEAN sendiri telah menerapkan sejumlah inisiatif, program dan kebijakan, tantangan tersebut masih tetap ada. Agar bisa menghadapi tantangan tersebut, kami merekomendasikan bahwa: -
ASEAN dan pemerintah negara anggotanya harus mempunyai lebih banyak instansi dan kebijakan untuk melindungi pekerja agar tidak kehilangan pekerjaannya ketika gelombang privatisasi semakin meluas. Karena mayoritas negara anggota ASEAN (jika tidak semua) tidak mempunyai skema subsisi bagi pengangguran, skema tersebut hendaknya bisa dipertimbangkan oleh ASEAN dan pemerintah untuk melindungi jaminan penghasilan pekerja.
-
ASEAN dan para anggotanya harus mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk memperkuat program pendidikan dan pelatihan dalam rangka mewujudkan tenaga kerja yang terampil untuk dapat lebih bersaing dengan perusahaan multinasional. Program pendidikan dan pelatihan harus lebih ditargetkan pada pekerja perempuan untuk mempersempit kesenjangan gender di sektor TIK.
4
CURRICULUM VITAE
Name
:
Kun Wardana Abyoto
Address
:
Jl. Ciujung No. 4 Jakarta 10150, Indonesia
Handphone/Fax
:
(+62) 816 136 0000 / (+62) 818 73 9991
E-mail
:
[email protected]
PERSONAL CHARACTERISTICS
Date of Birth
:
11 August 1969
Sex
:
Male
Marital Status
:
Married
EDUCATION
Formal
Ir., Graduated in Electronic Engineering Department, Majored in Computer Science and Control System, Faculty of Industrial Technology, Trisakti University, Jakarta, March 1988, with honorary award for being the youngest graduate at 18 years. M.Eng.Sc., Graduated in Opto Electrotechniques and Laser Applications Study Program, Majored in Digital Image Processing, Faculty of Graduate Studies, University of Indonesia, Jakarta, July 1990, with the highest achievement cumlaude. DR., Graduated in Computational Physics, Faculty of Graduate Studies, Bandung Institute of Technology, April 1999, with the highest achievement cumlaude.
5
Informal 15 January – 14 April 1998 International Research in Neural Network and Fuzzy Logic field, Department of Information Systems, Tokyo University of Information Sciences, Japan, with the magnificent achievement appreciated by Dean of the Faculty of Business Administration and Information Science. 26 May – 6 June 2003 Diploma, Sectoral Workers’ Education Program with a Special Focus on MNEs, International Labour Organisation International Training Center Turin, co-financed by the Italian Ministry of Foreign Affairs
WORK EXPERIENCE
2005 - Now Director, Telecom and IBITS, UNI Global Union Asia and Pacific, Singapore.
1995-2004 Manager, specialized in IP-based and Multimedia, Strategic Development Department, PT. INDOSAT, International Telecommunication Carrier, Jakarta.
1995 Project Leader in PT. Versadata Systemindo, Information Technology Consultant and Solution Provider, Jakarta.
6
WORK EXPERIENCE (ACADEMIC) 1990 – now Lecturer and Thesis Supervisor, Faculty of Graduate Studies, National Institute of Science and Technology, Jakarta.
1997 – 2002 Lecturer, Electronic Engineering Department, University of Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka, Jakarta.
ASSOCIATION / ORGANISATION
National Liaison Officer, the ASEAN Services Employees Trade Unions Council (ASETUC), 2007 - now
President, Union Network International Asia and Pacific Youth, 2001-2005
Vice President, Indonesian Society on Electrical, Electronics, Communication and Information (IECI)
7