BAB VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi
ekonomi
memberi
pengaruh
positif
terhadap
peningkatan
perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya. Pada sektor perdagangan, Thailand memperoleh manfaat paling besar, disusul Indonesia, Filipina, Malaysia dan Singapura. Tetapi volume perdagangan terbesar di ASEAN adalah Singapura, disusul Malaysia dan Thailand. Faktor utama kemajuan Singapura adalah kebijakan liberalisasi perdagangan yang berorientasi ekspor serta adanya perjanjian perdagangan bilateral dengan negara Amerika Serikat, Jepang. Begitupula dengan Malaysia dan Thailand, sedangkan Indonesia dan Filipina masih tertinggal. 2. Integrasi ekonomi berpengaruh positif terhadap perkembangan FDI di kawasan ASEAN dan anggotanya. Singapura memperoleh manfaat paling besar dengan menempati share terbesar total FDI ASEAN, disusul Malaysia dan Thailand. Faktor utama kemajuan Singapura adalah kebijakan liberalisasi investasi serta pembangunan industri yang berbasis manufaktur berorientasi ekspor. Begitupula kebijakan investasi di Malaysia dan Thailand. Indonesia dan Filipina FDInya masih rendah dibandingkan tiga negara lainnya. 3. Integrasi ekonomi ASEAN belum berpengaruh pada peningkatan perdagangan intra-ASEAN. Pengaruh terbesarnya pada perdagangan ekstra-ASEAN. Hal tersebut memperkuat teori tentang adanya kesamaaan sumber daya yang
dimiliki oleh negara ASEAN, terutama pada komoditi primer. Perdagangan intra-ASEAN terbesar adalah Singapura disusul Malaysia. 4. Keterbukaan ekonomi memberi pengaruh yang positif terhadap peningkatan perdagangan kawasan integrasi ASEAN dan negara anggotanya. Keterbukaan ekonomi juga berpengaruh positif terhadap FDI ASEAN maupun negara anggotanya kecuali Filipina. Semakin terbuka perekonomian suatu negara, semakin besar daya tariknya bagi investasi dan perdagangan dan FDI. 5. GDP negara ASEAN berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan dan investasi di ASEAN, peningkatan GDP akan meningkatkan produksi barang dan jasa serta memperbesar kapasitas produksi. Pada negara mitra dagang, peningkatan GDP meningkatkan daya beli masyarakat sehingga meningkatkan volume impornya. Negara dengan pendapatan tinggi memperoleh manfaat relatif lebih besar dibanding negara berpendapatan rendah. Kenaikan GDP di ASEAN berarti peningkatan daya beli dan sebagai pasar bagi produk FDI. 6. Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan negara anggota ASEAN. Nilai mata uang yang rendah akan menaikkan jumlah uang beredar, meningkatkan produksi dan mendorong ekspor. Tarif impor berpengaruh secara negatif dan signifikan di ASEAN. Kenaikan tarif terbukti menurunkan volume ekspor dari negara ASEAN. 7. Suku bunga berpengaruh negatif terhadap aliran FDI ASEAN dan negara anggotanya. Peningkatan suku bunga di ASEAN menyebabkan terjadinya peningkatan saving dan menurunkan FDI. Sebaliknya penurunan suku bunga akan memperbesar daya saing industri dalam negeri, peningkatan return dan stok kapital. Penurunan suku bunga juga berdampak pada peningkatan
permintaan akibat adanya peningkatan pendapatan. Pada negara investor, suku bunga berpengaruh negatif karena menghindari biaya investasi yang meningkat sehingga investor lebih memilih investasi portofolio. 8. Keikutsertaan negara ASEAN di integrasi ekonomi APEC berpengaruh positif terhadap peningkatan perdagangan. Dibandingkan integrasi ekonomi ASEAN, integrasi di kawasan APEC pengaruhnya lebih besar. Hal tersebut membuktikan rendahnya intensitas perdagangan intra-trade antara negara ASEAN. Semakin luas kawasan integrasi ekonomi, pengaruhnya terhadap kreasi perdagangan dan investasi akan lebih besar... 9. Kenggotaan negara investor FDI di kawasan NAFTA berpengaruh positif terhadap aliran FDI di ASEAN. Sebaliknya, keanggotaan pada kawasan Uni Eropa berpengaruh negatif. Uni Eropa adalah kompetitor ASEAN dalam menarik FDI, sementara NAFTA dan ASEAN anggotanya bergabung bersama dalam kawasan APEC. FDI di Cina dan India berpengaruh terhadap FDI ASEAN. Perdagangan antara Cina dan India dengan ASEAN cukup tinggi. Cina lebih besar pengaruhnya dari India, selain karena size-nya yang lebih besar, kemudahan investasi di Cina juga lebih baik daripada di India.
6.2 Implikasi Kebijakan Penilitian ini merekomendasikan beberapa kebijakan sebagai berikut: 1. Dalam upaya meningkatkan manfaat dari kebijakan integrasi ekonomi, baik pada sektor perdagangan maupun investasi, diperlukan kebijakan negara ASEAN yang mampu mendorong peningkatan produktifitas dan efisiensi ekonomi. Penyederhanaan dan perampingan (deregulasi) prosedur perizinan,
meningkatan infrastruktur serta menghapuskan praktek-praktek ilegal, korupsi dalam kegiatan perdagangan dan investasi. 2. Dalam rangka meningkatkan ekspor dan daya saing produk negara-negara ASEAN, maka pemerintah ASEAN diharapkan mempertahankan nilai mata uang atau kurs yang rendah terhadap Dolar Amerika. Nilai mata uang yang rendah akan meningkatkan produksi dan mendorong ekspor. 3. Dalam rangka meningkatkan ekspor dan daya saing ekspor, pemerintah secara bertahap perlu menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga akan memperbesar daya saing industri dalam negeri, peningkatan return dan stok kapital. Penurunan suku bunga juga berdampak pada peningkatan permintaan akibat adanya peningkatan pendapatan. 4. Dalam upaya menjaga keseimbangan perdagangan dengan luar negeri, pemerintah
negara
ASEAN
perlu
melaksanakan
reformasi
sektor
perdagangan. Tujuannya adalah tidak hanya membangun perekonomian yang berorientasi perdagangan, tetapi juga aktivitas ekspor dan impor yang dapat membantu daya saing dan akses pengusaha ASEAN dalam perdagangan bebas dunia, serta peningkatan ekspor di masa datang di atas trend yang berlaku. 5. Pemerintah negara ASEAN harus fokus memperbaiki iklim investasi yang belum kondusif, seperti pembenahan infrastruktur, kemudahan pengurusan perizinan, penguatan kelembagaan pengelola FDI, kepastian kebijakan dan peraturan investasi, serta insentif yang relevan untuk meningkatkan ekspor. 6. Negara anggota ASEAN harus memperkuat dan mengembangkan kerjasama perdagangan dan investasi bilateral dalam bentuk Bilateral Trade Agreement.
Karena beberapa kesepakatan FTA-ASEAN belum mampu dimanfaatkan secara baik oleh negara anggotanya. 7. Pemimpin ASEAN perlu pertimbangan yang lebih matang dan hati-hati dalam memasukkan komoditi tertentu untuk proyek liberalisasi perdagangan. Kemampuan perekonomian negara anggota bervariasi. Komoditi yang belum siap sebaiknya ditunda atau dimasukkan ke dalam daftar produk sangat sensitif (highly sensitive list) sampai komoditinya siap untuk diliberalisasikan.