MEMPELAJARI PENGARUH PRADIASI P-32 PAD A PERTUMBUHAN BIBIT PADI BENGAWAN DAN PENYERAPAN FOSFAT Oleh
Drs. NAZIR ABDULLAH, HENDRATNO B.Sc dan EDDIH SUWADJI Fasilitas Aplikasi Isotop Pasar Jum'at Badan Tenaga Atom Nasional
lsotop_isotop radioaktip pada waktu ini merupakan suatu alat (tool) yang cocok sekali untuk dipakai dalam perbagai macam lapangan penelitian. Khususnya dalam Iapangan pertanian sudah umum dikenal, bahwa tehnik pemakaian isotop radioaktip P_32 adalah sangat ideal untuk segala macam penelitian. Ini disebabkan karena cara pemakaiannya yang relatip mudah dan memberikan kemungkinan besar untuk men_ciri salah satu dari perbagai macam larutan hara tanaman yang dipakai diseluruh dunia. Pemakaian P_32 pada tanaman hidup adalah sangat penting bagi penilaian dari pe_ nelitian, bahwa aspek_aspek yang diteliti tidak dipengaruhi oleh radiasi dari isotop yang dipakai. Andaikata hal ini tidak dapat dicegah, tetapi tokh timbul juga karena adanya isotop radioaktip yang dipakai, maka tidaklah mungkin lagi untuk dikembalikan kepada pertumbuhan yang normal. Oleh sebab itu guna mencegah timbulnya kerusakan_ kerusakan disebabkan pengaruh radiasi _ bila hal ini tidak diinginkan sama sekali _ maka perlu diperhatikan pemakaian radioaktivitas yang relatip rendah dan diperhitung_ kan pula agar cuplikan (sample) dari tanaman itu dapat dicacah (counting) kelak. Jumlah radioaktivitas ini tergantung dari pelbagai macam faktpr, antara lain, macam_ nya problema yang akan ditel iti, macamnya sifat radiasi dari isotop yang dipakai, lamanya penelitian berjalan, cara-cara pemakaian isotop radioaktip, keadaan_keadaan sekeliling (environmental conditions) dan lain sebagainya. Sungguhpun demikian hal ini adalah kompleks sekali karena pengaruh_pengaruh yang pasti dari radiasi belum dike_ tahui sepenuhnya. Dengan rendah hati penulis mengakui bahwa pengalaman kita disini dalam hal pema_ kaian P_32 sebagai tracer belumlah banyak atau boleh dikatakan belumlah ada peng_ alaman_pengalaman yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian_penelitian, baik untuk penel itian dil apangan maupun penel i tian pot. Didasarkan al asan_al asan tersebut diatas, penulis memberanikan diri memprakarsai penelitian ini dengan dua tujuan. Per_ tama, ialah untuk mengetahui tingkat atau konsentrasi yang sebaik_baiknya dapat di_ pergunakan dalam penel itian sebagai tracer - dengan maksud memakai radioaktivitas yang relatip rendah _ dan selanjutnya dapat dilakukan pencacahan pada cuplikan yang dibuat. Disamping itu untuk mengetahui pada tingkat manakah dari aktivitas itu mulai terlihatnya kerusakan_kerusakan pada pertumbuhan kecambah padi, baik ditinjau dari segi vegetasinya, maupun pada berat basah dan berat kering. Tujuan kedua, ialah untuk mempelajari penyerapan fosfat oleh tanaman pada umur_umur tertentu. 266
Dalam taraf pertama ini penel itian sangat dibatasi disesuaikan dengan keadaan fasilitas yang ada, seperti dan kwantum isotop radioaktip yang diperoleh pad a sesuaikan pula dengan keadaan tenaga pelaksana yang dalam pemakaian isotop_isotop radioaktip.
PENELITIAN-PENELITIAN
pada beberapa aspek tertentu dan alat perlengkapcm yang sederhana waktu itu. Last but not least di_ masih muda terutama pengalaman
TERDAHULU
Penelitian_penelitian dengan memakai isotop radioaktip P_32 sudah banyak sekali dilakukan diluar negeri dengan tujuan mempelajari perbagai macam aspek balk sebagai pengaruh maupun kerusakan_kerusakan dari radiasi yang dikeluarkan oleh isotop itu dan segi-segi lainnya. Beberapa contoh yang ada hubungannya dengan penelitian yang di_ lakukan oleh penulis, antara lain: BARBER dkk. (1) memakai isotop radioaktip P_32 untuk mempelajari efek radiasi pada penyerapan oleh tanaman. Dikemukakan bahwa pada penyerapan rabuk fosfat, ternyata memberikan indikasi bahwa radiasi yang dikeluarkan oleh P-32 mempengaruhi hasil-hasil. Pengaruh ini tidak saja terlihat dalam penelitian dilapangan juga dalam penel itian pot dan memberikan gambaran sendiri _sendiri. RUSSEL dan MARTIN (13) menjumpai pengaruh-pengaruh radiasi P_32 yang dipercaya (signifi cant) pada tanaman barley yang ditumbuhkan dalam media larutan hara pada mulanya dan kemudian dipindahkan kedalam larutan hara yang mengandung P-32 dengan konsentrasi bervariasi dari 0,5 uC sampai 50 uC per liter. Dalam penelitian ini dipakai pula dua macam konsentrasi dari fosfat sebagai pengemban (carrier). Pengaruh_pengaruh yang dipercaya dijumpai pada berat kering pucuk dengan konsentrasi tinggi dari P_32. Dalam penel itian ini ternyata penyerapan hara lebih banyak terpengaruh oleh radiasi, bila dibandingkan dengan pengaruh pada hasil material kering. MARTIN dan RUSSEL (10) mempelajari pengaruh radiasi P_32 pada kecambah barley yang ditumbuhkan dalam larutan hara dengan konsentrasi fosfat sebagai pengemban yang berbeda_beda dan konsentrasi P_32 bervariasi sampai 100 uC per liter. Dijumpai variasi_ variasi dalam bentuk dan pengluasan dari pengaruh-pengaruh radiasi. Sungguhpun demi_ kian halnya, dijumpai korrelasi yang sedikit antara aktivitas jenis (specific activity) dari P_32 terhadap ti mbul nya kerusakan_kerusakan. BOULD dkk. (5) melakukan penelitian dengan tanaman tomat dan barley dan menjumpai pengaruh _ pengaruh yang bersamaan seperti hal nya dijumpai 01 eh Marti n dan Russel, tetapi pengaruh-pengaruh itu kurang nyata terl ihatnya. BLUME dkk. (4) melakukan penelitian yang bersamaan dengan Russel dan Martin, dengan kecambah barley dan menjumpai pengaruh yang dipercaya pad a panjang daun dan berat keri ng dari pucuk dan akar. Dipergunakan P_32 bervari asi antara 0 sampai 200 uC per liter disamping konsentrasi fosfat yang berbeda_beda dalam larutan hara. Konsentrasi yang paling rendah, dimana kerusakan oleh radiasi dapat terlihat, ialah pada 5,6 uC P_32 per gram P205• Kerusakan lebih meluas dijumpai pada pucuk bila, dibandingkan dengan kerusakan pada akar. Tidak didapat pengaruh dari aktivitas jenis pada penyerapan fosfor. BLUME (3) memeriksa pucuk dari tanaman barl ey dan oats terhadap pengaruh dari radiasi P_32 pada berat kering, kadar jumlah fosfor dan persentasi fosfor yang berasal dari rabuk. Dolam penel itian ini dipakai rabuk fosfat bertanda radioaktip (I abelled phosphate) pada permukaan tanah dengan variasi dari 0 sampai 12.500 uC per gram P. RUSSEL dkk. (14) juga melakukan penelitian pot dan menjumpai perbandingan dari rabuk terhadap fosfat dalam tanah yang diserap, nyata lebih rendah pada tanaman yang diperlakukan memakai4 uC P_32 dibandingk.an dengan 0.16 uC per pot. Untuk winterwheat yang dipanen pada umur 70 hari, perbandingan pada 5 uC P_32 per pot adalah Iebih ti nggi dari pada 2 uC per pot. 267
RAZUMOV dkk. (12) menjumpai bahwa P_32 yang memberikan hasil penelitian yang memuaskan ialah 2 uC per liter, untuk menentukan dalam keadaan mana lebih dapat terlihat perbedaan_perbedaan dari penyerapan P_32 pada winter dan springwheat. HENDRICKS dan DEAN (7) tidak menemukan pengaruh dari radiasi P_32 pada hasil pucuk dari rye grass yang ditumbuhkan dalam suatu pot berisikan 3 kg tanah dengan variasi P_32, 0, 0,075, 0,375 dan 1,875 mC per pot. MARAIS (9) mengemukakan hasil_hasil penel itian di Afrika Selatan. Sangat jelas menunjukkan bahwa pengaruh_pengaruh dari radiasi P_32, bergantung pada jenis ta_ naman, umur tanaman dan macamnya tanah. P_32 menimbulkan pengaruh_pengaruh yang berbeda pada pucuk dan akar, pada berat kering dan kandungan fosfor dalam tanaman. Pengaruh_pengaruh radiasi itu tidak berbanding langsung dengan bertambahnya aktivitas P_32. Oari penelitian_penelitian yang dilakukan oleh peneliti_peneliti diatas, kita mem_ peroleh suatu gambaran, bahwa pemakaian P_32 sebagai tracer, banyak sekal i ragam hasil_hasil yang diperoleh dalam kondisi penelitian yang berbeda_beda pula. CARA KERJA
¢
Penelitian dilakukan memakai pot_pot plastik berukuran 13,5 cm: Sebelah dalam dilapisi dengan kantung plastik untuk mencegah kontaminasi langsung pada dinding da_ lam dari pot. Pot_pot diisi dengan pasir kwarsa, ukuran butir kira_kira 0,5 mm se_ banyak 450 gram. Pasir yang dipergunakan sebelumnya dicuci dengan air beberapa kali dan kemudian dibilas lagi dengan air suling dan dikeringkan. Kedal am pot dimasukkan 75 mi. Iarutan hara Hoagland_Arnon (8) yang diciri dengan P_32. Pasir diaduk dan diratakan. Diatasnya disemaikan 10 butir bibit padi varietas Bengawan. Biji_biji ditutup dengan selapis pasir sebanyak 150 gram yang telah dibasahi dengan 30 mi. larutan hara biasa. Pot_pot ditutup dengan penutupnya dan disimpan dalam suhu kamar. Penutup dimaksudkan untuk mencegah penguapan dan menghindari gangguan_gangguan lain yang tidak diingini. Komposisi dari larutan
hara
Hoagland_Arnon
yang dipakai,
sebagai
berikut :
••••••••••••••••
M ••••••••••••••••••••
1
mi.
••••••••••••••••
M ••••••••••••••••••••
6
mi.
Ca( NO 3)2' •••••••••••••••
M ••••••••••••••••••••
4 ml.
MgS04
M
2 mi.
KH2P04
KN03
Fetartrat H20
0,5% ..•••••••••••.•..••• ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••
Unsur_unsur
1 ml.
1000 mi.
mikro ••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Unsur_unsur mikro terdiri dari 2,86 gr. H3B03, 1,81 gr. 1,08 gr. CuS04 yang dilarutkan dalam 1000 ml H20.
1 mi. MnCI2t
0,22
gr.
ZnCI2,
Isotop radioaktip yang dipakai dalam penelitian ini ialah P_32 dalam bentuk H3P3204 yang diterima dari Bagian Produksi Isotop BATAN yang dibuat di Triga Mark " di Bandung. Aktivitas jenis pada waktu dipakai yaitu 6,7 uC per mi. Disediakan 4 buah labu yang diisi dengan 1150 mi. larutan Hoagland-Arnon masing-masingnya dan diberi tanda A, B, C don D. Kedalam labu B dipindahkan 7,5 mi. larutan P_32 dan dikocok dengan hati_hati sehingga diperoleh larutan hara yang sudah diciri dengan P_32 dan relatip homogen. Begitu pula halnya'dengan labu_labu C dan D, yang masing_ masingnya ditambahkan 3,0 mi. dan 1,0 mi. larutan P_32, sedang labu A dipakai se_ bagai kontrol. Dari tiap-tiap labu diambilkan contoh 250 lambda _ dimulai dengan 268
konsentrasi red.
f nfra
rendah
- ditaruh
dalam planchet
Aluminium dan dikeringkan
dibawah
lampu
Contoh_contoh ini dipakai sebagai cuplikan pembanding untuk perhitungan_perhitungan selanjutnya. Setelah dilakukan penghitungan yang seteliti mungkin, diperoleh suatu ketentuan bahwa tiap_tiap pot dari obyek_obyek A, B, C dan D berturut_turut mem_ punyai radioaktivitas 0, 3,1 uC, 1,2 uC dan 0,4 uC per pot. Penel itian mempunyai 3 ulangan yang akan dipanen pada hari _hari ke_7, ke_14, ke_21, ke_28 dan ke_35, sesudah ditanam. Pada hari ketiga tutup_tutup pot disingkir_ kan dan mulai dilakukan penimbangan_penimbangan. Untuk menjaga kelembaban yang konstan, pot_pot diberi tambahan air suling dan dikembalikan kepada berat asal. Pengamatan dilakukan setiap hari yang ditujukan kepada pertumbuhan dan kelainan_ kelainan yang terlihat selama masa pertumbuhan. Pada waktu_waktu panen yang sudah ditentukan, tanaman dicabut satu persatu dengan memakai pincet dan dilakukan pencatatan_pencatatan, antara lain: tinggi tanaman, jumlah daun, warna dan kelainan_kelainan yang terlihat. Kemudian dilakukan penim_ bangan basah dari pu·cuk semua tanaman dari tiap-tiap pot dan seterusnya dikeringkan pada suhu 90_1000C. selama kira_kira 12 jam. Selanjutnya setelah dilakukan penim_ bangan kering, material dihal uskan dan dilakukan processing dengan memberikan 2 mi. HN03 pekat dan ditutup dengan watchglass dan dibiarkan dalam suhu kamar selama 20 _ 24 jam. Pada esok harinya ditambahkan 2 ml _ air suling. Bagi tanaman_tanaman yang dipanen pada umur ke_21, ke_28 dan ke_35 hari, penambahan air suling lebih banyak, yaitu 3 _ 4 mi. Cara processing seperti ini dilakukan dengan pertimbangan untuk lebih menyederhanakan dari pada cara_cara yang pernah diberikan dalam kursus_ kursus dasar radioisotop yang diselenggarakan oleh BATAN. Cara seperti ini adalah sama dengan cara yang dilakukan oleh BALDACCI dkk. (2) dan MOUSTAFA ABDEL_ SAMIE dkk. (11). Untuk cuplikan diambil contoh sebanyak 250 lambda dari tiap-tiap larutan yang sebelumnya telah dikocok dengan hati_hati dan dikeringkan dibawah lampu infra red. Pencacahan (counting) dilakukan dengan memakai pesawat Nuclear Chicago Model 183 B. Scaling Unit dengan Geiger tube. HASIL PENELITIAN
1. Keadaan umum dari pertumbuhan Benih_benih padi pada semua obyek _ baik yang diperlakukan maupun tidak _ mulai berkecambah pada hari ketiga. Pada umur 7 hari sebagian besar dari tanaman pada semua obyek mempunyai daun_daun yang masih tergul ung dan bel um membuka. Pada umur 14 hari hampir semua tanaman, daun_daunnya sudah terbuka. Gejala_gejala chlorosis mulai terlihat pada umur 7 hari dan jumlah tanaman yang menderita gejala chlorosis ini makin meningkat pada umur_umur selanjutnya. Selain dari gejala_gejala chlorosis ini, tampak pula gejala_gejala defisiensi unsur lain pada umur 14 hari. Yaitu ujung~ujung daun berwarna coklat dan kering dan dijumpai hanya pada beberapa tanaman dari semua obyek. Gejala_gejala ini makin bertambah banyak terlihat pada umur_umur selanjutnya. Hal ini dapat dimengerti, karena hara tanaman diberikan hanya pada waktu permulaan saja, sedang selama pertumbuhan mendapat tambahan berupa ai r sui ing. Sehi ngga tanaman mengal ami kekurangan unsur_unsur ter_ tentu sel ama masa pertumbuhannya. Pada umur 21 hari mulai dijumpai beberapa tanaman yang mati pada semua obyek, baik pada obyek_obyek kontrol maupun obyek_obyek yang diperlakukan. Matinya ta_ naman_tanaman itu bukanlah disebabkan karena pengaruh radiasi dari P_32. Persentasi tanaman_tanaman yang mati terus meningkat pada umur_umur selanjutnya. Gejala_gejala chlorosis, ujung yang kering dan berwarna coklat serta jumlah tanaman yang mati di_ cantumkan dalam Daftar 1.
269
Daftar 1, PERSENTASI TANAMAN CHLOROSIS, UJUNG KERING -BDAC-D 6,6 C B A A 20,0 10,0 6,6 30,0 10,0 chlorosis 66,0 16,7 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Tanaman mati 6,6 43,3 33,3 40,0 36,7 16,3 6,6 36,5 34,1 30,0 43,3 42,59 25,7 42,1 38,9 26,6 18,5 33,3 26,7 3,7 36,0 61,4 37,513,2 50,7 37,533,3 61,4 36,0 30,5 27,8 50,7 ujung coklat/kering Umur /
---
WARNA
COKLAT
DAN
TANAMAN
MATI
2. Jumlah daun Tidak terl ihat perbedaan dalam jumlah daun pada semua obyek, yang berarti terdapat pengaruh radiasi pada jumlah daun dari perkecambahan padi Bengawan, dipanen sampai dengan umur 35 hari.
tidak yang
3. Tinggi tanaman Selama minggu pertama terlihat bahwa pertumbuhan pada obyek Kontrol tampak nyata ketinggalan, bila dibandingkan dengan obyek_obyek yang diperlakukan dengan P-32. Sedang diantara obyek_abyek yang diperlakukan itu sendiri, tidak terlihat per_ bedaan yang nyata dalam hal tinggi tanaman. Semua obyek_obyek yang diperlakukan mempunyai tinggi tanaman yang lebih don dipercaya sekali (highly sugnificant) bila dibandi ngkan dengan ti ngg i tanaman Kontrol. Pada umur 14 hari ti ngg i tanaman pada obyek D (0,4 uC/pot) nyata berbeda dengan obyek C (1,2 uC/pot) yaitu lebih tinggi yang dipercaya (significant), sedang antara obyek-obyek yang lainnya tak ada per_ bedaan. Pada umur_umur selanjutnya, yaitu pada umur 21, 28 dan 35 hari. tidak ter_ Iihat perbedaan - perbedaan pada tinggi tanaman diantara obyek _obyek. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan menurut cara_cara yang dilakukan oleh Go Ban Hong (6), yaitu jarak antara pangkal batang dengan pucuk daun yang tertinggi. 4. Berat basah Mengenai be rat basah tanaman, pad a minggu pertama tidak terlihat adanya pengaruh dari variasi konsentrasi P-32 pada obyek B, C dan D, tetapi jelas terlihat bahwa obyek_ obyek yang diperlakukan itu mempunyai berat basah tanaman yang lebih besar don di_ percaya sekal i terhadap berat basah tanaman pada obyek Kontrol. Pada minggu kedua antara obyek - obyek yang diperlakukan tidak terdapat perbedaan dal am berat basah tanaman, dibandingkan dengan kontrol. Tetapi pada obyek D (0,4 uC/pot) ternyata bahwa berat basah tanaman lebih besar don dipercaya bila dibandingkan dengan obyek C (l,2 uC/pot). Sedang pada umur_umur selanjutnya tidak tampak perbedaan _ perbedaan berat basah tanaman antara obyek_obyek tidak diperlakukan dengan yang diperlakukan, maupun antara obyek-obyek yang di perl akukan sesamanya. 5.
Berat kering Seperti halnya dengan berat basah pada minggu pertama, berat kering dari obyek_ obyek yang diperlakukan sangat nyata lebih besar dan dipercaya sekali, bila dibanding_ kan dengan obyek kontrol. Diantara obyek_obyek yang diperl akukan itu sendiri, tidak terdapat perbedaan_perbedaan. Pada minggu kedua hanya pada obyek D (0,4 uC/pot) soja, terlihat perbedaan nyata lebih besar dan dipercaya dibandingkan dengan abyek kontrol. Pada umur 21 hari terlihat gambaran lain, dimana terdapat perbedaan nyata Iebih besar don dipercaya pada obyek B (3,1 uCjpot) dibandingkan dengan obyek kontrol. Sedang pada umur-umur selanjutnya tidak terlihat perbedaan dalam berat kering 270
· tanaman, antara abyek_obyek yang diperlakukan dibandingkan dengan obyek kontrol. Juga tidak terlihat perbedaan_perbedaan antara obyek_obyek yang diperlakukan sesamanya. 6. Penyerapan fosfat ( daftar 3) Pengaruh variasi dari P-32 pada penyerapan fosfat, ti dak terl ihat pada semua umur dari obyek_obyek yang diperlakukan sesamanya, kecuali hanya pada umur 35 hari ter_ nyata bahwa pada obyek B (3,1 uC/pot) persentasi penyerapan P sangat nyata lebih tinggi don dipercaya sekali dibandingkan dengan konsentrasi_konsentrasi lainnya yang lebih rendah. Antara obyek_obyek yang diperlakukan dengan obyek Kontrol tidak diadakan pembandingan_pembandingan, karena pada obyek Kontrol tidak dilakukan pemeriksaan penyerapan P secara konvensionil, karena kesukaran teknis pada waktu itu. TINJAUAN Dari hasil_hasil sementara yang diperoleh dari penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan hal_hal berikut: Pengaruh radiasi dari P_32 khususnya pada padi Bengawan, tergantung kepada umur tanaman. Pada umumnya pengaruh radiasi itu sangat nyata terlihat pada tanaman ber_ umur 7 hari, mel iputi pengaruh_pengaruh pada tinggi tanaman, berat basah tanaman don berat kering. Pada umur 14 don 21 hari terdapat gambaran yang berlainan sekali, dimana pada umur 14 hari, hanya pada obyek D (0,4 uC/pot) yaitu konsentrasi teren_ doh yang dipakai memperlihatkan berat kering tanaman yang lebih besar don dipercaya bila dibandingkan dengan tanaman kontrol. Sedang pada umur 21 hari hanya pada obyek B (3,1 uC/pot) yaitu konsentrasi tertinggi yang dipakai memperlihatkan berat kering tanaman yang lebih besar don dipercaya dari pada tanaman kontrol. Sedang aspek-aspek lainnya, seperti tinggi tanaman don berat basah tidak terdapat perbedaan_ perbedaan. Pengaruh radiasi dari P-32 ini ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat pemberian P_32, seperti yang dijumpai oleh MARAIS (9) dalam penelitiannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan ini belumlah dapat ditentukan dengan pasti konsentrasi dari P_32 yang sebaik_baiknya dapat dipakai dalam penelitian pot, meng_ ingot konsentrasi tertinggi yang dipakai yaitu 3,1 uC/pot don konsentrasi terendah 0,4 uC/pot belum memberikan gambaran_gambaran yang sempurna. Perlu diteliti berikutnya dengan konsentrasi_konsentrasi P_32 diatas 3,1 uC/pot don lebih rendah dari pada 0,4 uC/pot agar dapat diperoleh gambaran_gambaran yang lebih sempurna. Dalam penelitian ini ternyata bahwa konsentrasi dari P-32 yang berbeda_beda sampai tanaman berumur 28 hari, tidak mempengaruhi penyerapan fosfat oleh tanaman. Baru pada umur 35 hari pada konsentrasi P_32 yang tertinggi, yaitu 3,1 uC/pot memperlihat_ kan pengaruh pada penyerapan fosfat oleh tanaman, yaitu lebih besar don dipercaya sekali, bila dibandingkan dengan konsentrasi_konsentrasi lainnya yang lebih rendah. Begitu pula halnya dol am penyerapan fosfat ini belum diperoleh gambaran yang sem_ purna, mengingat pemberian hara hanya dilakukan pada waktu permulaan soja, sehingga banyak diantara tanaman yang mengalami kekurangan unsur-unsur tertentu don mungkin pula mempengaruhi penyerapan fosfat oleh tanaman. RINGKASAN Telah dilakukan penelitian pendahuluan memakai radioisotop P_32 guna mempelajari pengaruh radiasi pada pertumbuhan bibit padi Bengawan don penyerapan fosfat oleh tanaman. Penelitian memakai pot_pot plastik dengan media kwarsa dicampur larutan hara Hoagland_Arnon yang dilabel dengan P_32 dengan tingkat konsentrasi 0 uC, 3,1 uC, 1,2 uC don 0,4 uC/pot, ditanami dengan 10 butir bibit padi Bengawan tiap_tiap pot. 271
Panenan dilakukan pada umur_umur tanaman 7, 14, 21, 28 dan 35 hari dan dilaku_ kan pencatatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tanaman, berat basah dan berat kering. Pembuatan sample dilakukan dengan proses_pengabuon_basah dan pencacahan memakai pesawat Nuclear Chicago Model 183 B. Scaling Unit. Diperoleh gambaran, bahwa pengaruh radtasi P_32 pada padi Bengawan tergantung kepada umur tanaman. Pengaruh radiasi ini tidak berbanding lurus dengan tingkat kon_ sentrasi P_32. Pada tanaman berumur 7 hari, ternyata bahwa pada tanaman_tanaman yang lebih tinggi dan dipercaya sekali (highly significant). Pada umur 14 hari hanya pada obyek D (0,4 uC/pot) mempunyai berat kering tanaman yang lebih dan dipercaya. Begitu pula halnya pada umur 21 hari, dijumpai hanya pada tingkat konsentrasi 3,1 uC/pot. Konsentrasi P_32 yang berbeda_beda ternyata tidak memperl ihatkan pengaruh sama sekal terhadap penyerapan fosfat 01 eh tanaman sampai berumur 28 hari. Tetapi pada umur 35 hari ternyata adanya pen,garuh radiasi terhadap penyerapan P pada tingkat konsentrasi tertinggi (3,1 uC/pot), yaitu lebih besar dan dipercaya sekali (highly signi_ ficant).
i
DAFTAR PUSTAKA 1. ~ARBER, D.A. and NEARY, G.J., Effect of Radiation on Salt Uptake in Plants; Proc. of the Int. Conf. on the Peaceful Uses of Atomi c Energy, 27 : 8 _ 12 (1958). 2. BAlDACCI, E, BETTO, E., FOA, R and VOLPI, A., Absorption and Transfer of Phosphorus in Healthy and Diseased Plants; Proc. of the Int. Conf. on the Peaceful Uses of Atomic. Energy, 27: 37 - 41 (1958). 3. BLUME, J.M., HAGEN, C.E., Radiation Effects in Soil Treated with Fertilizer Containing P-32; Soil Sci., 73 : 299 _ 303. 4. BLUME, J.M., HAGEN, C.E. and MACKIE, R.W.: Radiation Injury to Plants grown in Nutrient Solutions Containing P_32; Soil Sci. 70 : 415 _ 426 (1950) • 5. BOUlD, C., NICHOLAS, D.J.D and THOMAS, W.D.E., Radiation Effects with Radioactive Phosphorus in Barley and Tomato Grown in Soil; Plant and Soil,S: 36 _ 53 (1953). 6. GO BAN HO NG, Ir., Penyel idikan tentang neraca hara mineral dari padi sawah (Oryza sativa l); Tehnik Pertanian VII : no, 1, 2 dan 3. 7. HENDRICKS, S.B. and DEAN, L.A. Basic Concepts of Soil and Fertilizer Studies with Radioactive Phosphorus; Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 12: 98 _ 100 (1948) • 8. HOAGLAND, D. R. and ARNON, D. I. The Waterculture Method for Growing Plants Without Soil; Univ. Calif. Agric. Expt. Sta. Circ. 347 (1938). 9. MARAIS, P. G. The Use of Radioactive Isotopes in Agriculture in South Africa: Proc. of the Int. Conf. on the Peaceful Uses of Atomic Energy, 27 : 23 _ 30 (1958). 10. MARTIN, R.P. and RUSSEL, R.S. Studies with Radioactive Tracers in Plant Nutrition. III. The Effect of Radiation from Phosphorus_32 on the Growth and Phosphate Util ization of Barley Seedl i ng; J. Exptl. Botany,S: 91 _ 109 (1954). 11. MOUSTAFA ABDEl-SAMIE, EID, Dr. M. T. and HASHISH, Dr. 5., Effects of Soil Texture and Fertil izer Treatment on Phosphorus Uptake by Horse Beans: Proc. of the Int. Conf. on the Peaceful Use of Atomi c Energy, 27: 170 _ 171 (1958). 12. RAZUMOV, V.1. and FEOFANOVA, N.D., The Relation Between the Absorption of Radioactive Phosphorus by Agri cui tural Crops and Their Resistance to 272
Forst; Proc. of the Int. Conf. on the Peaceful Uses of Atomic Energy, 27 : 93 _ 96 (1958). 13. RUSSEL, R.S. and MARTIN, R.P., Uses of Radioactive Phosphorus in Plant Nutri_ tional Studies; Nature, 163: 71 _ 72 (1949). 14. RUSSEL, R.S., ADAMS, S.N. and MARTIN, R.P., Radiation Effects due to Phos_ phorus_32 in Fertilizer Experiments, Nature, 164 : 993 (1949).
273
Daftar
2
CATATAN HASIL PANEN PADA HARI KE_7, 14, 21, 28 den 35
--Tinggi -Tinggi Ti nggi tanaman/cm Tinggi tanaman/cm ---tanaman/cm 5% 1%
36,35 53,35 115,72 75,20 109,40 7,93 2,00 16,81 5,53 3,93 0,92 1,03 1,00 '52,57 367,88 124,21 315,16 436,44 460,34 130,61 137,47 460,10 **) 52,52 5,45 '59,64 3,02 16,47 98,77 143,67 337, 4,40 95,80 14,15 14,29 417,70 127,96 427,30 127,77 2,14 510,85 589,43 2,00 20,20 521,70 128,41 2,07 520,36 99,50 17,20 *) 1,96 22,17 4,20 10,74 *)23,96 15,62 6,12 184,83 2,25 64,90 1,93 435,42 403,45 84,87 5,34 64,10 102,69 1,97 13,10 469,11 1,96 **) **) 1,93 **) 5,73 20,15 18,79 15,63 14,12 8,05 18,97 16,22 0,4 0,0 1,266 (D) (A) (C) 1,00 435,25 190,30 468,10 **) 469,00 76,41 16,50 1,92 82,30 443,10 417,62 102,73 27,07 32,25 2,07 34,10 1,96 12,60 473,91 2,03 17,17 17,04 114,42 153,47 13,08 96,10 66,90**) 14,80 18,46 **)
Catatan
Daftar
:
3
L.S.D. P_32
••••••
di hitung 10 tanaman per pot. *) dipercaya (significant). **) dipercaya sekali (highly significant).
RATA_RATAPERSENTASI PENYERAPAN FOSFAT PADA UMUR : 0,58 0,28 5% 0,42 x0,62 1% *)(A) 0,21 0,4 0,38 0,59 (D) 0,51 0,31 0,28 0,33 0,51 0,65 0,56 0,38 0,52 0,66 0,99**) 0,180,51 0,0 1,2 (C) 0,44 0,49 0,49 0,27 0,32 3,1 (B)
L.S.D. P _ 32 ••••••
*) tidak dilakukan. **) dipercaya sekali (highly significant).
274
uC/pot
uC/pot