BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank
1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000:31.1) "Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial
Intermediary)
antara
pihak-pihak
yang
memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihaFyang membutuhkan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfiingsi memperlancar lalu lintas pembayaran" Sedangkan menurut pasal 1 Undang-undang Republic Indonesia No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No 7 tahun 1992, pengertian bank adalah sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank sebagai lembaga keuangan yang berbentuk badan usaha, selain menjalankan fungsinya sebagai perantara pemiiik dana, juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat itu sendiri.
2. Fungsi Bank
Fungsi utama bank adalah menghimpiin dan dari masyaiakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Y. Sri Susilo, dkk (2000:6) fungsi bank dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.
Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran
dana. Masyarakat
akan
menitipkan dananya' dibank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Pihak bank itu sendiri akan menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila Hii^nH^«i unsur kepercayaan.
b. Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor nil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distrbusi dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
c. Agent of Service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat
3. Peranan Bank Dilihat dari pengertian bank yang dikemukakan diatas dapat
dijelaskan bahwa peranan bank sebagai lembaga perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana dan bank juga berperan dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Dahlan Siamat (2004:88) fungsi pokok bank utama adalah: a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi b. Menciptakan uang
'
c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat d. Menawarkanjasa-jasakeuanganlainnya Menurut
Ketut Rindjin (2000:14) fungsi bank pada umumnya
adalah: a. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat
b. Memberikan kredit baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya menciptakan tenaga beli baru c. Menawarkanjasa-jasakeuanganlainnya B. Bank Islam (Bank Syariah) 1. Pengertian Bank Islam (Bank Syariah)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam PSAK No
(2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut:
59
Bank Syariah adalah bank yang berasaskan, antara lain pada asas
kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berasaskan prinsip syariah. Sesuai dengan Undang-undang NO 10 tahun 1998, "Bank Islam yaitu bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
yang
dalam
kegiatannya
memberi
Bank
atau
Syariah
jasa
dalam
lalu
lintas
pembayaran". Pengertian
Bank
menurut
Dahlan
Siamat
(2004:182) adalah bank syariah merupakan suatu bentuk perbankan yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam.
Adapun pengertian bank syariah adalah merupakan bagian dari system perbankan, bekerja dan berfungsi untuk mengembangkan kebiasaan menabung, menyebarluaskan pelayanan dan menyandang dana aktifitas
ekonomi yang akan membantu pembangunan dan memelihara stabilitas bunga ( Muamalat Institute Sen 002 1999:35-36). Jadi definisi dari Bank Syariah adalah Bank Umum dan BPR yang dalam operasionalnya sesuai dengan syariah islam, baik transaksi maupun produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu ciri yang membedakan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional adalah bahwa Bank Syariah tidak
mengenal
bunga
sebagaimana
yang
dilakukan
oleh
Bank
Konvensional, namun Bank ini memberlakukan imbalan seperti Bagi Hasil atau sistem Mark Up (Marjin) jual beli sesuai dengan jenis produk atau transaksi yang dilakukan nasabah.
2.
Prinsip- prinsip Syariah Menurut H Malayu S. P. Hasibuan (2000:40) Memberikan pengertian
mengenai prinsip-prinsip Bank Syariah dalam kegiatan Bank Syariah adalah sebagai berikut:
Prinsip Syariah adalah aturan-aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah. Prinsip-prinsip Syariah yang mendasari Bank Islam munurut Zainul Arifin (2002:12) sebagai berikut: 1. Melarang kegiatan riba
Riba dalam hukum islam hukumnya haram. Salah satu dasar hukumnya surat Ar-Rum ayat 39 yang artinya:
"Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah disisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maVgiwflran
untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gamfairan pahalanya". 2. Menghalalkan transaksi jual beli
Prinsip ini dijelaskan dalam Qs Annisa (4) :29 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan perdagangan yang
dilakukan secant suka sama suka diantara kalian. Dan janganlah kamu
membunuh
dirimu
penyayang kepadamu".
sesungguhnya
Allah
adalah
maha
10
3. Berbuat adil tanpa pandang bulu Prinsip ini didasarkan pada Qs An-Nahl (16) :19 yang artinya; "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkinan dan permusuhan.
Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat pelajaran". 4. Kebersamaan dan tolong menolong
Prinsip ini didasarkan pada Qs Al-Maidah (5): 2 yang artinya:
"Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".
5. Sating mendorong untuk meningkatkan prestasi Prinsip ini didasarkan pada Qs Al-Qashash (28) :77 yang artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianuhgerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat Dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan ) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, janganiah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".
6. Membayar zakat Prinsip ini didasarkan dalam Qs Az Zariyat (51): 19 yang artinya: "Dan dalam harta mereka ada hak untuk orang yang meminta dan orang miskin yang tak mau memintanya".
Prinsip Syariah menurut Undang-undang No.10 tahun
1998
adalah sebagai berikut: prinsip syariah adalah perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan /atau
11
pembiayaan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) prinsip jual beli barang dapat memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank lain (ijarah waigtina).
3. Prinsip -prinsip Operasional Bank Syariah
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan usahanya, Bank Syariah menggunakan
beberapa 'prinsip-prinsip
operasional
tersebut,
menurut
Muhammad Syafi'I Antonio (2001: 83) adalah sebagai berikut: a. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Secara umum prinsip bagi Hasil dalam perbankan Syariah dapat empat akad irtflma yaitU :
1. Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 2. Al-Mudharabah
Al- Mudharabah adalah ajad kerja sama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak
12
lain menjadi pengelola. Aplikasi dalam perbankan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. 3. Al-Muzara-ah
Al- Muzara-ah adalah kerja sama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap,
dimana pemilik Iahan memberikan lahan
pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. 4. Al-Musaqah
Al- Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara'ah dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen
b. PrinsipJualBelifiJa'/)
1. Bai'Al-Murabahah
Bai Al - Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakad. Aplikasi dalam perbankan
diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, seperti melalui letter ofcredit (L/C) 2. Bai'As-Salam
Bai As - Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka. Aplikasi dalam perbankan biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 2-6 bulan.
13
3. Bai'Al-Istishna
Bai Al - Istishna adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. c Prinsip Jasa (fee)
Dalam
menjalankan
operasionalnya
perbankan
syariah
juga
menerapkan prinsip jasa (fee) Yang terdiri dari: 1. Al-Wadiah
Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun badan hukum, yang hams dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
2. Al-Ijarah
Al — Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Aplikasi dalam perbankan seperti dengan halnya leasing 3. Al-Hawalah
Al- Hawalah adalah pengalihan piutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang menanggungnya. Aplikasi dalam perbankan Al Hawalah yang digunakan dalam hal Factoring atau AnjakPiutang.
14
4. Al-rahn
Al - Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjan sebagai jaminan atas pinjaman yang ditenmanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.
5. Al-Kafelah
Al - Kafalah adalah pemberian garansi kepada nasabah yang akan
mendapatkan pembiayaan (pelaksanaan suatu usaha atau proyek) dari pihak lain. Bank mendapatkan fee dari nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama. Aplikasi dalam perbankan biasanya digunakan untuk membuat garansi atas suatu proyek.
6. Al - wakalah Al - wakalah adalah pelimpahan kekuasaan seseorang kepada orang
lain dalam hal - hal yang diwakilkan . Aplikasi dalam perbankan wakalah biasanya diterapkan untuk pembuatan letter of credit atas pembelian barang di luar negeri ( L/C Import). 7. Al-Qard
Al- Qaid adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta dengan kata lain meminjamkan tanpa raengharapkan imbalan.
4. Tujuan Perbankan Syariah Sebagai lembaga intermediary, bank konvensional menerima simpanan
dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas pemberian pinjaman itu bank mengenakan bunga
15
kepada para peminjam. Diakui bahwa peranan bank konvensional telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dan aktivitas perbankan dapat
dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan kegiatan tolong menolong (ta'awun ) dan menghindari iktinaz yaitu adanya dana-dana yang menganggur (idle ).
Namun demikian,
didalam perbankan konvensional terdapat
kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh syariah islam seperti menerima dan membayar bunga (riba). Membiayai kegiatan produksi dan perdagangan barang-barang dilarang menurut syariah seperti immrnian keras misalnya, kegiatan yang bersifat spekulatif dan mengandung ketidakpastian yang tinggi (gharar).
Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya
kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lainnya yang terkait dengan prinsip utama berupa:
a. Penghindaran riba dalam berbagai bentuk transaksi b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah c. Menyuburkan zakat
Umat islam memerlukan perbankan yang memiliki karakteristik usaha bebas bunga. Transaksi keuangan yang tidak bersifat spekulatif dan pembiayaan yang didasarkan pada kegiatan usaha riiL ( zainul Arifin, 2002 ).
16
5. Produk Perbankan Syariah
Sistem dan perbankan syariah adalah merupakan bagian bagi konsep yang lebih luas tentang ekonomi islam, dimana tujuannya sebagaimana
dianjurkan oleh ulama adalah mempromosikan aplikasi sistem nilai dan etika islam kedalam lingkungan ekonomi.
Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendanai kegjatanya, bukan dengan dananya sendiri melainkan dengan dana orang lain, baik dengan menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan {equity financing) maupun dengan menggunakan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan {debtfinancing). (ZainulArifu%2002)
Sesuai dengan fungsi dan jenis dana yang dapat dikelola oleh bank
syariah yang mengembangkan konsep bebas bunga, selanjutnya meiahirkan berbagai macam jenis produk pengumpulan dan penyahiran dana oleh bank syariah. Menurut Muhammad ( 2002 : 101-103), rooduk-^roduk bank syariah meliputi: a. Produk pengumpulan dana
pelayanan jasa simpanan atau tabungan berupa simpanan atau tabungan yang diselenggarakan adalah bentuk simpanan atau tabungan yang terkait dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu
dalam penyertaan dan penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan atau tabungan yang dapat dikumpulkan oleh bank syariah adalah sangat
17
beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut.
Adapun akad yang mendasari berlakunya simpanan di bank islam adalah: 1. Simpanan wadiah
Simpanan wadiah adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat
berharga pemindahan bukuan atau transfer dan perintah membvayar lainnya.
Simpanan wadiah dikenakan biaya administrasi namun oleh karena
dana titipan diperkenankan untuk diputar maka oleh bank islam kepada penyimpannya dana dapat diberikan bonus sesuai dengan jumlah dana yang ikut berperan didalam pembentukan laba bagi bank islam. 2. Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah adalah simpanan atau tabungan pemilik
dana yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian
yang
telah
disepakati
sebelumnya.
Pada
simpanan
mudharabah n'dak diberikan bunga sebagai pembentukan laba bagi bank islam tetapi diberikan bagi hasil. b. Produk Penyaluran Dana
Bank Islam bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial.
Namun
bank
islam juga
sebagai
lembaga
bisnis
dalam
rangka
memperbaiki perekonomian ummat Sesuai dengan itu, maka dana yang
dikumpulkan dari masyarakat hams disalurkan daJam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pinjaman
dana
kepada
masyarakat
disebut
juga
sebagai
pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank islam kepada yang
membutuhkan untuk
menggunakan dana
yang
telah
dikumpulkan oleh bank islam dari masyarakat yang surplus dana. Ada berbagai jenis pembiayaan yang dikembangkan oleh bank
islam, yaitu akad syarikah dan akad jual beli Dari kedua akad ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh bank Islam dan nasabah. Diantaranya pembiayaan yang
sudah umum dikembangkan oleh bank islam maupun lembaga keuangan islami lainnya adalah: 1. PembiayaanBai'uBithamanAjil(BBA)
Pembiayaan berakad jual beli adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank islam dengan nasabah. Dimana bank islam menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang
modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran.
Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan mark up yang disepakati bersama. 2. Pembiayaan Murabahah( MBA) Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antara bank islam sebagai pemberi modal dengan nasabah (debitor)
19
sebagai
peminjam.
Piinsip
yang
digunakan
adalah
sama
seperti
pembiayaan Bai'u Bithaman Ajil, hanya saja proses pengembaliannya dibayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliannya. 3. Pembiayaan Mudharabah ( MDA)
Pembiayaan
dengan
akad
syarikah
adalah
suatu
perjanjian
pembiayaan antara bank islam dengan nasabah dimana bank islam menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. 4.
pembiayaan Musyarakah ( MSA)
Pembiayaan dengan akad syarikah adalah penyertaan bank islam sebagai pemilik modal dalam suatu usaha yang mana antara resiko dan keuntungan
ditanggung
bersama
secara
berimbang
dengan
porsi
penyertaan.
5.
Pembiayaan Qardul Hasan
Pembiayaan dengan akad syarikah adalah perjanjiaan pembiayaan antara bank islam dengan nasabah. Hanya nasabah yang Hianggap layak yang dapat diberi pinjaman ini.
Kegiatan yang dimungkinkan untuk diberikan pembiayaan ini
adalah nasabah yang terdesak dalam melakukan kewajiban-kewajiban non usaha atau pengusaha yang menginginkan usahanya bangkit kembali karena ketidakmampuannya untuk melunasi kewajiban usahanya
20
6. Keunggulan Sistem Perbankan Syariah
Keunggulan
perbankan
syariah
terletak
pada
sistem
yang
berdasarkan atas prinsip bagi hasil. Sistem ini di yakini oleh para uJama
sebagai jalan keluar untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba). Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediary yang menjadi perantara antara para penabung dengan investor. Karena tabungan hanya akan
berguna apabila diinvestasikan, sedangkan para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses,
maka tidak diragukan lagi bahwa bank dapat melakukan fungsi yang berguna bagi masyarakat.
Lagi pula, sistem bagi hasil lebih menjamin penggunaan sumber daya
dalam perusahaan secant murni untuk kepentingan masyarakat karena bank
tidak akan terdorong untuk meminjamkan dana hanya kepada pengusaha besar saja yang mempunyai jaminan cukup tetapi juga membiayai pengusaha kecil yang mempunyai rencana usaha yang bagus yang akan sangat membantu masyarakat
Aktifitas perbankan syariah didukung dengan skema pinjaman tanpa
imbalan (bunga) yang di sebut qard al hasan. Pinjaman ini diberikan kepada orang yang posisinya secara ekonomis sangat lemah tetapai sangat mempunyai potensi keterampilan berusaha. Bank sama sekaii tidak mengambil manfeat
dari hasil pengelolaan dana tersebut Peminjam (nasabah) hanya berkewajiban membayar kembali sebesar pokok pinjaman.
21
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut,
dibandingkan
dengan
sistem
perbankan syariah maka sistem perbankan berbasis bunga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Transaksi berbasis bunga melanggar keadialan dan kewajaran bisnis.
b.
Tidak
fleksibelnya
sistem
transaksi
berbasis
bunga
menyebabkan
kebangkrutan dan hilangnya potensi produktif sebagian besar orang. c. Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan produk dan bunga mereka. d. Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi inovasi usaha kecil e.
Dengan sistem bunga, bank tidak tertarik dalam kemitraan usaha kecuali
bila ada jaminan pengembalian modal dan pendapatan bunga .(Zainul Arifin 1999: 125-128)
C. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah
Menurut Muhammad Syafi'I Antonio (2001:95) mengemukakan pengertian mudharabah sebagai berikut:
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama ( sahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi dtanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
22
Bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Definisi mudharabah menurut Mualamat Instituate (1999:152) adalah Suatu akad kerja sama antara pemilik modal (sahibul maal) dengan
orang ahli {mudharib) dalam mengelola uang dalam perdagangan atau usaha.
Sedangkan
menurut
Muhammad
(2004:188)
pengertian
Mudharabah sebagai berikut:
"Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan
antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya".
Menurut PSAKNo.59 (2002 : 59.6)Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola
dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka. Menurut pedoman perbankan syariah indonesia (PAPSI,2OO3:51) Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara bank
sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (Mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian hasil (keuntungan/kerugian) menurut kesepakatan di muka
23
2. Jenis-jenis Mudharabah
Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua adalah sebagai berikut: a. Mudharabah Muthalaqah
Mudharabah muthalaqah adalah bentuk kerja sama antara pihak pertama (sakibul maal)
dan mudharib
(pengelola modal)
yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi, jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. b. Mudharabah Muqqayadah
Mudharabah mtu&ayyadah
atau
mudharabah
mudharabah
atau
spcified
disebut juga adalah
istilah
restricted
kebalikan
dari
mudharabah muthalaqah. Dimana si mudharib (pengelola modal) dibatasi dengan jenis usaha, waktu dan tempat usaha 3. Manfaat AI-Mudharabab
manfeat dari al mudharabah menurut Muhammad Syafi'I Antonio (2001:97) adalah sebagai berikut:
a.
Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehigga bank tidak akan pemah mengalami negative spread
24
c.
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan, karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan
e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudbarabah atau al musyarakah. Ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. 4. Aplikasi dalam perbankan
Al-Mudharabah
biasanya
pembiayaan dan pendanaan.
diterapkan
pada
produk-produk
Menurut Muhammad SyafPI
Antonio
(2001:97) sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada:
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yasg dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban dan sebagainya b. Deposito spesial (special investment) dimana ditttipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu
Adapun sisi pembiayaan menurut Muhammad Syafi'I Antonia (2001:97) mudharabah diterapkan untuk:
a. pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa b. Investasi khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah diterapkan oleh sahibul maal
25
5. Resiko Al-Mudbarabah
Resiko yang terdapat dalam al-mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi, diantaranya:
1.
side streaming : nasabah menggunakan dana itu bukan sepeiti yang disebut dalam kontrak
2.
lalai dan kesalahan yang disengaja
3. penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidakjujur
Secara umum, aplikasi perbankan al-mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut int. Gambar 2.1
Skema al-mudharabah Perjanjian
Bagi hasil
Keahlian
keterampilan
Proyek usaha
Pembagian
keuntungan
Modal
Sumber: Muhammad Syafi'I Antonio (2001)
26
6. Rnkun Modharabah
a. Malik, atau shahibul maal ialah yang mempunyai modal b. Amil atau Mudharib ialah yang akan menjalankan modal c. Amal ialah usahaaya
d. maal ialah harta pokok atau modal
e. shighot atau perintah atauu usaha dari menyuruh berusaha f. Hasil 7. Syarat Mudharabah
•
Baik pemilik modal maupun pengelola keduanya cakap hukum
•
Modal hams tunai dalam jumlah yang dapat dihitung/terukur
•
Porsi pembagian keuntungan disepakati bersama
D. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan di rumuskan dalam pasal 1 angka 12
Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan:
Tembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atas kesepakatan antara bank dengan pihal lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil
27
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut DahJan Siamat (2002:183) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pinak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2. Tujuan pembiayaan
Pembiayaan Mudbarabah dapat dipergunakan oleh bank untuk hal
yang sangat beragam sekali diantaranya menurut (Muhammad, 2001:18) 1. investasi dalam siiatu proyek yang sepemihnya riimiiiiri oleh suatu badan usaha tertentu
2. membiayai nasabah yang telah diketahui kredibilitas dan bonadifitasnya serta diharapkan usaha yang dikelolanya cukup feasible dan profitable 3. Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Muhammad Syafi'I Antonio (1999:205) ada beberapa jenis pembiayaan yang dilakukan dalam perbankan islam, yakni: a. Pembiayaan berjangka pendek menggunakan prinsip as-salam, istishna, mudharabah dan murabahah b. Pembiayaan berjangka panjang
pembiayaan mi bermotif investasi atau untuk pemenuhan modal kerja,
dan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah dan ijarah