MEMANDANG PERSPEKTIF BARU Konseling dan Kondisi Manusia melalui L ensa Alkitab
DAVID POWLISON
Penerbit Momentum 2011
Memandang dengan Perspektif Baru: Konseling dan Kondisi Manusia melalui Lensa Alkitab Oleh: David Powlison Penerjemah: Lana Asali Sidharta Editor: Jessy Siswanto Tata Letak: Patrick Serudjo dan Djeffry Desain Sampul: Ricky Setiawan Editor Umum: Solomon Yo Originally published in English under the title, Seeing with New Eyes: Counseling and the Human Condition through the Lens of Scripture
© 2003 by David Powlison Translated and printed by permission of Presbyterian and Reformed Publishing Co. P.O. Box 817, Phillipsburg, New Jersey 08865-0817, USA. All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2007 pada
Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected] website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Powlison, David, 1949Memandang dengan perspektif baru: konseling dan kondisi manusia melalui lensa alkitab / David Powlison; penerjemah, Lana Asali Sidharta; editor, Jessy Siswanto – Surabaya: Momentum, 2011. xxv + 324 hlm.; 21 cm. Judul asli: Seeing with New Eyes: Counseling and the Human Condition through the Lens of Scripture ISBN 978-979-3292-68-7 1. Konseling (Kristen) III. Jessy Siswanto
I. Judul
2011
II. Lana Asali Sidharta 253.52dc22
Cetakan pertama: November 2011 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
Daftar Isi
P Kata Pengantar Pendahuluan: Tatapan Allah
ix xix
Bagian 1 Alkitab Mencelikkan Mata yang Buta 1. Bimbingan Surat Efesus 2. Siapakah Allah? 3. Peran dan Relasi yang Saleh: Efesus 5:21-6:9 4. Tenanglah Jiwaku: Mazmur 131 5. Mengapa Saya? Penghiburan dari Mazmur 10 6. Jangan Khawatir: Lukas 12:22-34
1 3 27 59 81 99 123
Bagian 2 Menafsirkan Ulang Kehidupan 7. Pertanyaan-pertanyaan Sinar-X 8. Saya Termotivasi Ketika Saya Merasakan Keinginan 9. Kasih Allah: Lebih Baik daripada Kasih Tanpa Syarat 10. Bagaimana Jika Ayah Anda Tidak Mengasihi Anda? 11. Pembelaan Diri Manusia: Cara Ketiga 12. Jiwa yang Disembuhkan Secara Meragukan 13. Apa yang Anda Rasakan? 14. Kasih Berbicara dengan Fasih dalam Banyak Bahasa 15. Psikiatri Biologis
145 149 167 191 201 217 239 251 269 289
Kesimpulan: Menuju Kesederhanaan Catatan
305 313
1 Bimbingan surat efesus
P
P
ara pemula dalam konseling alkitabiah sering kali mengalami ketidakpastian yang besar yang tercermin dalam pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: “Di mana saya harus mulai? Saya sangat menyadari ketidakmampuan dan ketidakberdayaan saya, tetapi saya ingin menolong orang. Saya ingin mencerminkan dan mengomunikasikan Yesus Kristus! Namun saya tahu bahwa Alkitab begitu luas dan dalam. Detail-detail dari cara kerja Allah terkadang tidak jelas. Pada saat yang sama, masalah-masalah dan beban-beban yang dibawa orang banyak membuat kita bingung dan kewalahan. Dan saya mempunyai dosa-dosa dan pergumulan saya sendiri. Pengertian dan kemampuan saya terbatas dan diragukan. Saya tidak akan bisa mulai menolong orang lain untuk bertumbuh dalam hikmat jikalau saya harus menguasai seluruh Alkitab dan memecahkan berbagai macam persoalan manusia, termasuk persoalan saya sendiri! Di mana saya harus mulai?” Pembimbing yang berpengalaman – kecuali yang telah menjadi kering dan melakukan segala sesuatu secara rutin – juga merasakan desakan dari pertanyaan-pertanyaan yang sama, bukan perihal bagaimana memulainya, melainkan bagaimana melanjutkannya. Ketika Anda melangkah ke dalam terang Allah dan dalam kegelapan umat manusia, Anda melangkah ke dalam alam yang tidak dapat dipahami. Siapa yang cukup mampu untuk hal-hal seperti itu? Bagaimana Anda dapat menguasai sesuatu yang melampaui pemahaman dan kemampuan Anda?
4
● MEMANDANG DENGAN PERSPEKTIF BARU
Anda tidak akan salah jalan apabila Anda menyelam ke dalam surat Paulus kepada jemaat Efesus. Kuasailah surat ini. Biarlah Anda dikuasai oleh surat ini. Terapkan Surat Efesus dalam pemikiran Anda, kehidupan Anda, doa-doa Anda, dan percakapan Anda. Alkitab sangat luas dan dalam, dan kehidupan manusia beraneka ragam dan membingungkan. Namun dalam keadaan terjepit, Anda dapat melakukan semua konseling dari Surat Efesus. Semuanya ada di sana: gambaran lengkap yang tersusun dari ribuan detail. Dan Surat Efesus bukan hanya “nasihat,” tetapi juga “konseling.” Surat ini membicarakan dan mempraktikkan metode dan isi. Paulus sendiri adalah orang yang sudah berubah. Dia mempraktikkan dan mengajarkan strategi pastoral yang bijaksana. Surat Efesus bertujuan mengajar Anda bagaimana Anda harus hidup. Ini sama artinya dengan memberikan konseling alkitabiah, pelayanan bertatap muka. Karangan ini bukanlah sebuah “tafsiran” atas Surat Efesus. Esai ini menyajikan gaya sastra yang berbeda, karena ditulis bagi orangorang yang terlibat dalam aspek tatap muka dalam pelayanan, sebagai gembala dari jiwa-jiwa manusia. Surat Efesus sendiri ditulis oleh seorang penggembala jiwa. Ya, Paulus adalah seorang penafsir Kitab Suci dan seorang theolog, namun pertama-tama dia adalah seorang pria dalam Kristus, dan kemudian dia selalu menjadi gembala sidang, bagi semua umat Allah (dengan kata lain, seorang pengkhotbah) dan bagi setiap orang dari umat Allah (dengan kata lain, seorang konselor). Seseorang pernah mendeskripsikan Jonathan Edwards sedemikian: “Theologinya seluruhnya merupakan penerapan, dan penerapannya seluruhnya merupakan theologi.” Inilah jenis theologi dan penerapan yang dijelmakan oleh Surat Efesus. Hal ini jugalah yang diupayakan di sini: menuliskan theologi praktis dari Surat Efesus. Biarlah saya mengawali dengan membahas sebuah pertanyaan pendahuluan yang penting. Bagaimana kita mengartikan Surat Efesus? Subjek apakah yang kita lihat di sini? Saya tidak mempunyai cukup ruang maupun hikmat untuk menyajikan filsafat hermeneutik yang lengkap dan metodologi eksegetik dalam kaitannya dengan konseling. Tetapi saya akan memberikan tiga poin untuk memberi pengarahan pada kita sementara kita berupaya merenungkan surat ini dengan benar.