2011 Laporan Tahunan Annual Report
Memajukan Lembaga Keuangan Mikro Moving Microbanking Forward
PT BANK ANDARA Jl. Hayam Wuruk No. 137 Denpasar 80237 Telp: (0361) 227 721 – 4 Faks: (0361) 236 712 Plaza Bapindo Citibank Tower Lt. 28 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54 – 55 Jakarta 12190 Telp: (021) 526 0707 Faks: (021) 526 6003
PT. Bank Andara
w w w.bank andara.co.id
Laporan Tahunan Annual Report
2011
Bank Andara selalu mendukung institusi yang menunjukkan kemampuan perbankan sekaligus dapat memberikan layanan yang berkelanjutan kepada pasar lembaga keuangan mikro; sejalan dengan visi kepemim-pinan dan kondisi pasar setempat, dan pada saat yang bersamaan terlibat secara proaktif dalam memasarkan lembaga keuangan tersebut secara efektif, menjangkau LKM dengan orientasi pro-poor yang kuat dan ber-orientasi pada hasil. Bank Andara bekerja secara independen maupun bersama-sama dengan institusi mitra untuk memastikan LKM menjangkau penduduk yang kurang mampu mendapatkan akses maksimal kepada layanan yang diberikan Bank Andara.
Bank Andara supports institutions that demonstrate bankability and viable service to the microfinance market segment, keeping in line with managerial vision and local market conditions, while at the same time reaching out to microfinance institutions with strong pro-poor orientation and performance. Bank Andara works both independently and with its institutional partners to ensure that MFIs reaching the poor have maximum access to Andara services.
Daftar Isi Content
Sekilas Bank Andara – Bank Andara in Brief Misi, Visi & Tujuan Operasional – Mission, Vision & Operational Objectives Ikhtisar Keuangan – Financial Highlights Kepemilikan Saham – Shareholding Laporan Komisaris Utama – The President Commissioner’s Report Laporan Presiden Direktur – The President Director’s Report
1 2 3 4 7 10
Kinerja Pendanaan – Funding Performance Kinerja Ekspansi Kredit – Loan Expansion Performance Kinerja Fee-Based Income – Fee-based Income Performance
15 16 18
Cerita Nasabah BPR – End-user Testimonials “Merajut Mimpi dengan Kedelai – “Building The Dreams With Soy”
21
3
Teknologi Informasi – Information Technology Manajemen Risiko – Risk Management Pengembangan Sumber Daya Manusia – Human Resources Development
23 25 27
Cerita Nasabah BPR – End-user Testimonials “Menjembatani Harapan Menjadi Kenyataan” – “Bridging Hope into Reality”
29
4
Laporan Tata Kelola Perusahaan – Corporate Governance Report Laporan Kepatuhan – Compliance Report
32 39
Cerita Nasabah BPR – End-user Testimonials “Menyetir Kehidupan yang Layak” – “Driving A Decent Life”
41
5
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan – Responsibility for Annual Report Laporan Keuangan – Financial Statements
44 45
Data Perusahaan – Corporate Data Struktur Organisasi – Organization Structure Profil Dewan Komisaris – Board of Commissioners Profile Profil Direksi – Board of Directors Profile
46 47 49 51
1 2
Tinjauan Bisnis Business Review
Tinjauan Operasional Operational Review
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Keuangan Financials
6
Data Perusahaan Corporate Data
1 Sekilas Bank Andara Bank Andara in Brief
Bank Andara adalah lembaga perbankan wholesale dengan dua tujuan utama yaitu sosial dan operasional yang menguntungkan. Bank Andara mulai beroperasi pada bulan April 2009, dan saat ini melayani sebagai mitra perbankan strategis untuk sektor keuangan mikro Indonesia, dengan menyediakan pinjaman dan layanan untuk lembaga keuangan mikro (LKM). Bank Andara is a wholesale banking institution with a social and a financial bottom line. Bank Andara opened for business in April 2009, and currently serves as a strategic banking partner to the Indonesian microfinance sector, providing loans and services to MFIs.
Menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia, mengembangkan inovasi dan jangkauan luas bagi mereka yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan.
Pioneered a major financial partner for the Indonesian microfinance sector, to develop innovative and extensive range for those who have less access to financial services.
D
E
i dirikan oleh konsorsium investasi internasional yang terpercaya, pemegang saham Bank Andara termasuk Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fond, dan Developing World Markets (DWM), yaitu investor global dalam keuangan mikro. Bank Andara saat ini telah bekerja sama dengan lebih dari 500 LKM di seluruh Indonesia dan berharap untuk mencapai 1.400 LKM dalam tiga tahun ke depan. Sektor keuangan mikro di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dengan jumlah LKM diperkirakan sebanyak 40.000 LKM.
stablished by a trusted international investment consortium, Bank Andara’s shareholders include Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fund, and Developing World Markets (DWM). The bank currently works with more than 500 MFIs throughout Indonesia and plans to reach 1,400 MFIs in the next three years. The microfinance sector in Indonesia is among the world’s largest, with an estimated 40,000 MFIs operating in the country.
Sebagai bank umum, Bank Andara menyediakan beragam layanan dalam bentuk instrumen jangka panjang yang fleksibel dan inovasi produk yang berbasiskan teknologi. LKM yang bekerja sama dengan Bank Andara memiliki akses kepada sumber dana dan modal yang terjangkau, fleksibel sekaligus jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Pada intinya, Bank Andara memiliki model bisnis yang memberikan arus modal yang lebih efisien, dan juga mekanisme pemberian produk-produk perbankan yang lebih baik, produk-produk perbankan yang inovatif, dan dapat diakses dalam skala besar oleh masyarakat miskin di Indonesia melalui LKM, sehingga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
As a bank we provide services in flexible and long term financing instruments and a technologyenabled product innovation platform. MFIs who work with us have access to affordable, flexible and long-term sources of capital to support sustainable growth. Ultimately, our business model provides more efficient flows of capital, and better mechanisms to deliver sustainable, innovative and accessible banking products and services to the poor in Indonesia through MFIs on a massive scale, thus helping to drive economic growth and reduce poverty.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
1
Misi, Visi dan Tujuan Operasional Mission, Vision, and Operational Objective
2
Misi
Mission
Menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia, mengembangkan inovasi dan jangkauan luas bagi mereka yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan.
To be the premier, pioneering financial partner of the Indonesian microfinance sector, promoting innovation and massive outreach to those lacking access to financial services.
Visi
Vision
Sebagai katalisator untuk mencapai jangkauan yang lebih luas kepada jutaan penduduk Indonesia yang kurang memiliki akses kepada sektor keuangan dengan cara menyediakan produk dan jasa keuangan inovatif kepada dan melalui lembaga keuangan mikro.
To catalyze large-scale outreach to millions of Indonesians lacking access to the financial sector by providing innovative financial products and services to and through microfinance institutions.
Untuk memaksimalkan nilai investasi pemegang saham, selain juga menciptakan sebuah lembaga keuangan yang permanen dan menguntungkan.
To maximize the value of its shareholders’ investments, while creating a long-term, profitable financial institution.
Tujuan Operasional
Operational Objectives
Meningkatkan akses lembaga keuangan mikro kepada produk dan jasa keuangan dalam skala luas.
Increase MFI access to a range of responsive financial products and services on a massive scale.
Memadukan teknologi dengan best practice internasional untuk memperluas jasa keuangan yang dapat tersedia oleh LKM.
Incorporate technology and international best practices to expand the range of services available through MFIs.
Memfasilitasi aliran pendanaan yang lebih efisien kepada LKM Indonesia.
Facilitate a more efficient flow of funding to the Indonesian microfinance sector.
Menyediakan landasan kerjasama perbankan komersial untuk mengembangkan sektor keuangan mikro.
Provide a commercial banking partnership platform to help develop the microfinance sector.
Melaksanakan operasional secara sepenuhnya transparan dan kolaboratif untuk membangun kinerja LKM dan meningkatkan kepercayaan pemodal dan masyarakat terhadap sektor ini.
Operate in a fully transparent and collaborative manner to build MFI performance and increase investor and public confidence in the sector.
Menciptakan suatu lembaga keuangan yang inovatif dan menguntungkan dengan profill resiko yang solid dan stabil.
Create an innovative and profitable financial institution with a stable and solid risk profile.
Pada akhirnya akan meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha kecil dan mikro di seluruh Indonesia pada skala yang luas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan
Ultimately increase access to finance for low-income people and micro, small and medium-sized enterprises throughout Indonesia on a massive scale to drive economic growth and reduce poverty.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Dalam jutaan rupiah Angka-angka pada tabel dan grafik dalam Laporan Tahunan ini notasi dalam bahasa Indonesia
DATA KEUANGAN Jumlah Aset Jumlah Kredit yang diberikan Jumlah Simpanan Nasabah dan Bank Lain Jumlah Ekuitas Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga – bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Laba Operasional Laba Sebelum Pajak
In millions of Rupiah Numerical notations in all tables and graphs in this Annual Report are in Indonesian
2011
2010
FINANCIAL DATA
730.107 480.374 423.447
348.777 143.981 186.229
176.875 49.347 (27.626) 21.720 1.117 (47.551) (28.017) (29.779)
136.350 23.956 (10.749) 13.207 869 (38.914) (18.401) (21.165)
Total Assets Total Loans Deposits from Customers & Other Banks Total Equity Interest Income Interest Expense Net Interest Income Other Operating Income Operating Expenses Operating Income Income Before Tax
RASIO KEUANGAN (%) Imbal Hasil Aset (ROA) Imbal Hasil Ekuitas (ROE) Kredit yang Diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga CAR – dengan memperhitungkan Risiko Kredit CAR – dengan memperhitungkan Risiko Pasar Rasio Kredit Bermasalah – Kotor Rasio Kredit Bermasalah – Bersih Marjin Pendapatan Bunga Bersih Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional *
FINANCIAL RATIOS (%) (5,97) (14,36) 620,25**
(7,75) (21,77) 287,19*
Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Loans to Deposits Ratio (LDR)
83,23
132,73
CAR – excluding Market Risk
72,67
107,06
CAR – including Market Risk
0,03 0,00 5,14 156,19
2,80 0,05 6,60 159,18
Non Performing Loan – Gross Non Performing Loan – Net Net Interest Margin (NIM) Operating Expense to Operating Income
Kredit yang Diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga 2010 juga memperhitungkan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Bank Lain = 77,31 %.
* Loans to Deposit Ratio (LDR) 2010 including Loans and Deposits Other Banks = 77.31 %
** Kredit yang Diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga 2011 juga memperhitungkan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Bank Lain = 88,98 %.
** Loans to Deposit Ratio (LDR) 2010 including Loans and Deposits Other Banks = 88.98 %
Laporan Tahunan Annual Report 2011
3
Kepemilikan Saham Shareholding
5,81 %
Mercy Corps
6,25 % 26,15 %
Developing World Markets
12,55 %
International Finance Corporation Hivos - Triodos Fond
13,23 %
17,89 %
Kfw I Wayan Gatha
17,87 %
Cordaid
4
Konsorsium pemodal Bank Andara dipimpin oleh Mercy Corps, sebuah organisasi bantuan kemanusiaan dan pembangunan internasional yang mempunyai akar yang kuat di Indonesia dan juga pemodal dalam pengembangan perbankan dan keuangan mikro.
The Bank Andara investor consortium is led by Mercy Corps, an international relief and development organization with strong roots in Indonesia as well as leading investors in banking and microfinance development.
Mercy Corps, menerima hibah awal dari Financial Services for the Poor dari the Bill & Melinda Gates Foundation. Para pemodal awal Bank ini meliputi the International Finance Corporation (IFC), the Hivos-Triodos Fund, Cordaid, dan Bapak I Wayan Gatha, pendiri Bank Sri Partha, yang kemudian diakuisisi untuk membentuk Bank Andara.
Mercy Corps received a start-up grant from the Bill & Melinda Gates Foundation’s Financial Services for the Poor initiative. Founding investors include the International Finance Corporation (IFC), the Hivos-Triodos Fund, Cordaid and Mr. I. Wayan Gatha, founder of Bank Sri Partha, which was acquired as a part of the formation of Bank Andara.
Kepemilikan Bank Andara dirancang secara hati-hati dalam sekelompok kecil pemodal yang berkomitmen pada visi dan misi untuk mendukung sektor keuangan mikro Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Ownership in Bank Andara was carefully structured around a small group of investors committed to the vision and mission of bolstering the Indonesian microfinance sector to make significant strives in poverty alleviation.
Setelah memulai aktifitas pengembangan Bank, konsorsium pemodal tersebut secara resmi mengambil alih Bank Sri Partha di Denpasar, Bali pada Mei 2008 untuk secara resmi mulai beroperasi sebagai Bank Andara.
After initiating bank development activities, the investor consortium officially acquired Bank Sri Partha in Denpasar, Bali on May 2008 to formally begin the operation of Bank Andara.
Pada buan Juni 2010, KfW bergabung sebagai pemegang saham dengan jumlah kepemilikan saham sebanyak 25.500 saham kelas A. Pada bulan April 2011 terjadi penambahan modal disetor Bank yang dilakukan oleh Hivos-Triodos Fund, IFC dan KfW. Pada bulan September 2011 DWM masuk sebagai pemodal dengan kepemilikan dalam Bank sebesar 44.366 lembar saham kelas A, dan penambahan modal disetor juga dilakukan oleh IFC dan KfW.
On June 2010, KfW entered as shareholder with shares ownership in the Bank in the amount of 25,500 Class A shares . On April 2011, there was an increase in paid-up capital performed by Hivos-Triodos Fund, IFC and KfW. On September 2011, DWM entered as shareholder with shares ownership in the Bank in the amount of 44,366 Class A shares, and further paid-up capital increases were also made by IFC and KfW.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Profil Pemegang Saham Shareholders Profile
Be the change
Mercy Corps adalah suatu lembaga bantuan kemanusiaan dan pembangunan internasional. Organisasi ini telah mengembangkan lembaga keuangan mikro di 16 negara berkembang.
Mercy Corps is an international relief and development organization. The agency has developed microfinance institutions in 16 developing countries.
Developing World Markets (DWM) adalah perusahaan manajer investasi dan bank investasi yang didirikan untuk melakukan investasi sosial dalam rangka program ekonomi berkelanjutan serta pembangunan sosial dalam skala global. DWM telah mengelola lebih dari USD 900 juta aset sejak Maret 2011, dan DWM telah melakukan investasi di lebih dari 140 LKM di 40 negara sejak tahun 2004.
Developing World Markets (DWM) is an asset manager and investment bank dedicated to making socially positive investments in order to promote sustainable economic and social development on a global scale. DWM has managed more than USD 900 million of assets since March 2011, and DWM has made investment in more than 140 MFIs in 40 countries since 2004.
International Finance Corporation (IFC), anggota kelompok Bank Dunia, menciptakan peluang bagi masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dan memperbaiki tingkat hidupnya. IFC membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di negaranegara berkembang dengan cara mendukung pembangunan sektor swasta, memobilisasi modal swasta, memberikan jasa konsultasi dan pengurangan risiko bagi dunia usaha dan juga pemerintah.
International Finance Corporation (IFC), a member of the World Bank Group, creates opportunity for people to escape poverty and improve their lives. IFC fosters sustainable economic growth in developing countries by supporting private sector development, mobilizing private capital, and providing advisory and risk mitigation services to businesses and governments.
The Hivos-Triodos Fund merupakan lembaga kerjasama dari Hivos dan Triodos Bank yang berbasis di Belanda. Melalui pengelolaan empat lembaga investasi dengan spesialisasi di bidang keuangan mikro – termasuk Hivos-Triodos Fund – Triodos Bank merupakan pionir penyedia modal bagi sektor keuangan mikro sejak 1994.
The Hivos-Triodos Fund is a joint initiative of Hivos and Triodos Bank based in the Netherlands. Through the management of four specialized microfinance investment funds – including Hivos-Triodos Fund – Triodos Bank has been a pioneering provider of capital the microfinance sector since 1994.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
5
6
KfW Bankengruppe adalah bank pemerintah Republik Federal Jerman, yang menawarkan dukungan untuk mendorong perbaikan yang berkesinambungan di bidang perekonomian, kondisi sosial dan ekologi dan kondisi ekonomi, selain hal-hal lainnya di bidang usaha kecil dan menengah.
KfW Bankengruppe is a promotional bank under the ownership of the Federal Republic and Federal States of Germany which offers support to encourage sustainable improvement in economic, social, ecological living and business conditions, among others in the areas of small and medium-sized enterprise.
Cordaid memiliki pengalaman dan keahlian selama lebih dari 90 tahun dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan. Dengan basis di Belanda dengan jaringan hampir 1000 organisasi mitra di 36 negara. Cordaid mempunyai track record yang kuat dalam pembiayaan dan mendukung sektor keuangan mikro di seluruh dunia.
Cordaid combines more than 90 years’ experience and expertise in structural poverty eradication and development. Based in the Netherlands, with a network of almost a thousand partner organizations in 36 countries, Cordaid has a strong track record financing and supporting the microfinance sector worldwide.
I Wayan Gatha adalah pendiri Bank Sri Partha (kemudian dikenal sebagai “Bank Andara”) dan bergabung dengan investor lain dalam berbagi pandangan yang sama bagi Bank Andara. Beliau juga merupakan pendiri dan penasehat dari beberapa BPR potensial di Bali.
I Wayan Gatha is the founder of Bank Sri Patha (later known as “Bank Andara”) and joins with the other investors in sharing the sameobjectives for Bank Andara. He is also the founder and advisor of several prospective rural banks (BPR) in Bali.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Laporan Komisaris Utama
The President Commissioner’s Report
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Distinguished Shareholders,
Tahun 2011 merupakan tahun yang diwarnai dengan banyak peluang dan tantangan bagi Indonesia dan juga Bank Andara. Ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan di negara maju, terutama di zona euro dan Amerika Serikat, menyebabkan perhatian dunia saat ini beralih ke wilayah—termasuk Indonesia serta kawasan Asia Tenggara umumnya—yang diperhitungkan memberikan potensi pertumbuhan ekonomi.
2011 was a year with unique opportunities and challenges for both Bank Andara and Indonesia. The continuing economic uncertainty in developed countries, particularly in the Eurozone and the United States, caused the world’s attention to shift to areas—including Indonesia and South-East Asia—considered offering potential and opportunity for economic growth.
Dengan latar belakang ini, saya dengan gembira dapat melaporkan bahwa Bank Andara telah menunjukkan keberhasilannya meraih kinerja sepanjang tahun 2011 dengan hasil keuangan menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan rencana bisnis tahun 2011. Peningkatan Total Asset Bank menjadi sekitar Rp. 730 milyar diiringi dengan tren penurunan rata-rata kerugian operasional, telah menunjukkan keyakinan atas model bisnis yang dianut.
Against this backdrop, I am pleased to report that Bank Andara performed well during 2011 with our financial results making progress against our 2011 business plan. The Bank’s total assets increased to approximately Rp. 730 billion, with a decreasing trend of average monthly operating losses, reflecting our continued confidencein the Bank’s business model.
Sebagai kelanjutan dari misi kami untuk menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia, kami telah meningkatkan penyaluran kredit menjadi Rp. 480,3 milyar kepada 320 LKM dari tahun lalu yaitu sebesar Rp. 143,9 milyar kepada 180 LKM. Dengan mengembangkan inovasi dan jangkauan luas bagi mereka yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan, Bank Andara telah menunjukkan komitmen dan kemitraan yang kuat terhadap Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dan masyarat miskin.
In furtherance of our mission to be the premier wholesale correspondent bank to the microfinance (MFI) sector, we have increased our MFI loan value to Rp. 480.3 billion and 320 MFI borrowers at year end, compared with Rp. 143.9 billion in loan value to 180 MFIs borrowers at year end 2010. By promoting innovation and massive outreach to those lacking access to financial services, we have shown our strong commitment and partnership to Indonesian MFIs and the poor.
Dibidang tata kelola perusahaan, Bank Andara senantiasa menempatkan tata kelola perusahaan sebagai landasan penting dari sebuah organisasi yang sehat. Dengan dukungan Komite-Komite,
With respect to governance, Bank Andara’s Commissioners have always considers good corporate governance the cornerstone of a well-managed organization. With the full
Laporan Tahunan Annual Report 2011
7
8
yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Dewan Komisaris secara berkala terus melakukan pemeriksaan menyeluruh atas kinerja Bank Andara serta tim manajemennya. Di samping itu kami juga menyelenggarakan rapat bersama anggota Direksi untuk mengevaluasi strategi dan hasil usaha Bank Andara.
support of its Committees, including Audit, Risk Oversight, and Remuneration and Nomination, the Board of Commissioners has conducted regular reviews of the performance of the Bank and the performance of its Board of Directors. Additionally, joint meetings were held with the Board of Directors to thoroughly discuss strategic direction and business results.
Di tahun 2011, telah terjadi perubahan komposisi keanggotaan Dewan Direksi.
In 2011, there were composition changes in the Bank’s Board of Directors.
Pada bulan April, Dewan Komisaris menerima pengunduran diri Presiden Direktur Bank Andara, Bapak Paulus Wiranata, karena alasan pribadi. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wiranata untuk kontribusi tak ternilai yang diberikan sebagai Presiden Direktur. Bapak Wiranata telah berjasa dalam membangun Bank Andara dari bank retail dengan skala daerah menuju bank komersial yang siap sepenuhnya melayani industri keuangan mikro yang luas di Indonesia. Kami ucapkan sukses dalam usahanya di masa datang.
In April, the Board of Commissioners accepted the resignation of Bank Andara’s President Director, Paulus Wiranata, for personal reasons. We would like to extend ourdeepest gratitude to Mr. Wiranata for his invaluable contributions as President Director of the Bank. Mr. Wiranata had been instrumental in taking Bank Andara from a domestic-size retail bank to a fully fledged commercial correspondent bank serving the vast microfinance industry in Indonesia. We wish him well in his future endeavors.
Pada saat yang sama kami juga ingin menyampaikan sambutan hangat kepada Bapak David H.L. Yong sebagai Presiden Direktur baru yang ditunjuk. Dengan dukungan para pemegang saham, David bergabung dengan kami dengan pengalaman yang luas di bidang perbankan internasional. Dengan talenta dan keahlian yang Bapak Yong berikan kepada Bank Andara, saya dan seluruh Dewan Komisaris, percaya bahwa penunjukan ini akan secara signifikan memperkokoh kemampuan Bank Andara dalam meraih misinya. Penunjukan Bapak Yong sebagai Direktur Utama akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
At the same time, we would also like to extend a warm welcome to Mr. David H.L. Yong as our newly appointed President Director. With the full support of our shareholders, David comes to us with extensive international, major bank experience. With the wealth of talent and depth of expertise Mr. Yong offers Bank Andara, I, along with the entire Board of Commissioners, are confident that his appointments will significantly strengthen the Bank’s capabilities to achieve its mission. Mr. Yong appointment as President Director will be effective upon the approval of Bank Indonesia.
Memasuki tahun yang baru, tahun 2012 bisa menjadi salah satu tahun terbaik dalam sejarah ekonomi Indonesia. Kami yakin bahwa kinerja makroekonomi Indonesia selama tahun 2011 akan menjadi pendorong utama dari kemajuan ekonomi di Indonesia selama tahun 2012. Pada saat yang sama, kami pun tetap meyakini bahwa pencapaian Bank pada tahun 2011 telah membangun landasan yang kokoh pagi pertumbuhan Bank yang kuat di tahun 2012.
Entering the New Year, 2012 portends good economic conditions for Indonesia. We are confident that Indonesia's macroeconomic performance during 2011 will be an important driver of economic growth in 2012. Similarly, we believe that the Bank’s performance in 2011 has built a solid foundation for strong Bank growth in 2012.
Akhirnya, ijinkan saya mengakhiri laporan saya dengan mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada para nasabah yang setia serta jajaran manajemen dan seluruh staf yang telah bekerja keras dengan penuh komitmen untuk keberhasilan Bank Andara. Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada pemegang saham Bank Andara yang baru: Developing World
Let me conclude with a heartfelt thank you to all of our loyal customers, as well as to the Board of Directors, management and staff of the Bank who have worked relentlessly and with such a deep commitment to the Bank’s success. I extend my profound appreciation to our newest shareholder, Developing World Markets, as well as to Mercy Corps, International Finance Corporation,
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Markets, demikian pula kepada Mercy Corps, International Finance Corporation, KfW, HivosTriodos Fund, Cordaid, dan Bapak Wayan Gatha, atas kepercayaan dan dukungannya sebagaimana kita sedang maju kedepan.
KFW, Hivos-Triodos Fund, Cordaid, and Mr. I Wayan Gatha for their valued trust and critical support as we move forward.
Sukses selalu di tahun 2012!
Here is to a successful 2012!
Stephen Mitchel Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Tahunan Annual Report 2011
9
Laporan Presiden Direktur The President Director’s Report
Don E. Johnston, Jr. Plt. Presiden Direktur & Direktur Pengembangan Bisnis Acting President Director & Business Development Director
10
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Distinguished Shareholders,
Dengan gembira kami sampaikan ringkasan kinerja Bank Andara di tahun 2011.
We are pleased to present the highlights of Bank Andara’s performance in 2011.
Pada tahun 2011 kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan kondisi yang stabil dengan angka pertumbuhan yang tinggi, membuat aktivitas di sektor mikro bergerak makin cepat dan meningkatkan kebutuhan akan kredit serta layanan keuangan lainnya makin meningkat. Walaupun banyak bank komersial lain yang juga merambah sektor ini dan membuat persaingan semakin ketat, peluang pasar bagi Bank Andara masih tetap terbuka. Didukung oleh para pemegang saham yang memiliki reputasi internasional serta pengalaman luas dibidang keuangan mikro, telah memberikan Bank Andara pemahaman akan kebutuhan LKM sehingga dapat menawarkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka. Komitmen yang ditunjukkan selama dua tahun untuk melayani dan tidak bersaing dengan LKM memberi Bank Andara tempat di hati manajemen LKM dan pemilik dana, menjadikan ketiganya mitra dalam mencapai misi bersama.
In 2011, stable economic conditions with a high growth rate in Indonesia set the stage for activity in the micro sector to move more rapidly than ever before and the demand for loan and other financial services increased. Though many other commercial banks also entered the market this year, intensifying the competition, the market opportunity for the Bank is still open. Fully supported by its shareholders, the Bank has a comprehensive understanding of the needs of MFIs and is able to offer products and services that truly fit their needs. The commitment shown during this year serving instead of competing with MFIs provides a place in the hearts of MFI management and funders. The partnership between the MFIS, Bank Andara and other funders is critical and has been effective in achieving the shared mission.
Pertumbuhan Bisnis di Tahun 2011
Business Growth in 2011
Pada tahun ini pula Bank Andara mencapai kinerja terbaiknya. Total aset Bank naik menjadi sekitar Rp. 730 miliar, atau naik sekitar 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut ditopang dari peningkatan sumber dana yang berasal dari simpanan, pinjaman dari pihak lain dan penambahan modal disetor dari pemegang saham.
Bank Andara had its best performance during 2011. Total bank assets rose to around Rp. 730 billion, an increase of approximately two-fold from a year earlier. The increases were due to an increase in the amount of funding from deposits, fund borrowings from other parties and additional paid-in capital from shareholders.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Kenaikan sumber pendanaan yang berasal dari simpanan dan pinjaman yang merupakan kepercayaan pihak lain kepada Bank naik 2,7 kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi Rp. 539,8 miliar. Dari sisi penyaluran dananya, Bank telah berhasil melakukan ekspansi kredit kepada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai pasar utamanya dengan pertumbuhan mencapai 333% dari tahun sebelumnya menjadi Rp. 480,3 miliar, tanpa ada kredit bermasalah.
The increase in funding from deposits and fund borrowings from other party to the Bank rose 2.7 times from a year earlier to Rp. 539.8 billion. The Bank has succeeded in expanding credit to microfinance institutions (MFIs) as its main market to reach 333% growth from the previous year to Rp. 480.3 billion, with no non- performing loans.
Sepanjang tahun 2011, Bank juga berhasil menurunkan kerugian dari aktivitas bisnis bank dari Rp. 21,9 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp. 19,8 miliar pada tahun 2011. Namun keberhasilan ini tertutupi oleh terjadinya pengeluaran tidak terduga sebesar Rp. 9,4 milyar sehingga secara pembukuan kerugiannya menjadi Rp. 29,2 miliar. Secara umum, rata-rata kerugian operasional bulanan (tidak termasuk timbulnya biaya tak terduga) memiliki trend menurun, dari Rp. 2,4 miliar pada tahun 2009, Rp. 1,8 miliar pada tahun 2010, menjadi Rp. 1,6 miliar pada tahun 2011.
Throughout 2011, the Bank managed to reduce net losses of Rp. 21.9 billion in 2010 to Rp. 19.8 billion in 2011. This success is offset by the occurrence of non-recurring expenses of Rp. 9.4 billion, resulting in a loss ofRp. 29.2 billion. In general, the average monthly operating loss (not including the emergence of non-recurring expenses) has a declining trend, from Rp. 2.4 billion in 2009, Rp. 1.8 billion in 2010 to Rp. 1.6 billion in 2011.
Selain dari aspek komersial, Bank secara terencana juga telah menjangkau 138 LKM yang memiliki kepedulian sosial, khususnya terkait dengan aktivitas pengentasan kemiskinan (Pro Poor MFIs). Pada tahun 2011 Bank telah berhasil meningkatkan target porsi Pro Poor MFIs yaitu 40%, dari 42% pada tahun sebelumnya menjadi 45%.
In addition to the commercial aspect, the Bank has also planned to reach 138 MFIs that have a social conscience, especially in relation to poverty reduction activities (Pro Poor MFIs). In 2011 the Bank has managed to increase the targeted share of Pro Poor MFIs of 40%, from 42% in the previous year to 45% this year.
Dari sisi permodalan, pada akhir bulan Desember 2011, modal disetor bank tercatat sebesar Rp. 248 milyar dengan posisi modal bersih sebesar Rp. 170,8 milyar. Suntikan modal signifikan sebesar Rp. 55,3 milyar yang dilakukan oleh pemegang saham seperti IFC dan Kfw dan juga masuknya pemegang saham baru, yaitu Developing World Markets (DWM), pada bulan Agustus 2011 telah secara signifikan meningkatkan posisi permodalan bank. Kami bangga dapat berafiliasi dengan DWM, sebuah perusahaan manajer investasi dan bank investasi yang didirikan untuk melakukan investasi sosial dalam rangka program ekonomi berkelanjutan serta pembangunan sosial dalam skala global.
On the equity side, as of end of December 2011, total paid up capital of the Bank amounted to IDR 248 billion with a Net Equity position of Rp. 170.8 billion. Significant capital injection amounting to IDR 55.3 billion conducted by the Bank’s existing shareholders, IFC and KfW, as well as the entry of Developing World Markets (DWM) as a new shareholder into the bank in August 2011 hassignificantly increased the bank's capital position. We are proud to be affiliated with DWM, an asset manager and investment bank dedicated to making socially positive investments in order to promote sustainable economic and social development on a global scale.
Pertumbuhan Unit Non Bisnis
Support Function Growth
Kami juga ingin menyampaikan beberapa pencapaian di dalam pengembangan teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan manajemen risiko bank.
We are also pleased to report the major accomplishments in the technology development, human resources development, and in our risk management.
Di sisi teknologi, sebagaimana diketahui bank telah meluncurkan AndaraLink pada tahun 2010, yang merupakan jasa pembayaran dan transfer untuk LKM. Jaringan AndaraLink yang berjalan pilot dengan 23 BPR dan koperasi pada akhir tahun 2010, bertumbuh di sepanjang tahun 2011
On the technology front, the bank has launched AndaraLink in 2010, our payment and transfer platform for MFIs. AndaraLink network ran a pilot with 23 BPRs and Cooperatives at the end of 2010 grew with an average of 15 BPR/Cooperative each month in the year 2011.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
11
12
dengan rata-rata 15 BPR/koperasi setiap bulannya. Pada akhir tahun 2011, terdapat 201 LKM aktif dalam jaringan AndaraLink. Peningkatan jumlah LKM ini khususnya disebabkan karena banyaknya anggota jaringan Andara Bersama BPR (ABB) yang bergabung di Bali dan Jakarta, selain factor ekspansi ke Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sumatra Selatan.
By the end of 2011, there were 201 active MFIs in the AndaraLink network. The growth of MFIs was mainly driven by the push in the existing members of Bank Andara with BPR (ABB) network in Bali and Jakarta who were not yet using AndaraLink, as well as the expansion to Central and East Java, NTB, and South Sumatra.
Volume transaksi selama tahun 2011 juga meningkat sebesar 299% dari 2.363 transaksi menjadi 9.427 transaksi dikarenakan peningkatan penggunakan AndaraLink Web Portal (AWP), sebagaimana halnya perkembangan dari program marketing AndaraLink di Bali.
Transaction volume during December 2011 increased by 299% from 2,363 to 9,427 transactions due to the increased use of AndaraLink Web Portal (AWP), as well as the progress of the AndaraLink marketing program in Bali.
Pada pengembangan sumber daya manusia, dalam upaya mempersiapkan karyawan menghadapi berbagai perubahan dan meningkatkan kompetensi, kami telah melakukan beberapa program pelatihan dan pengembangan yang mencakup pelatihan Business, Leadership & Management, Operations, Financial serta Personal Development. Kami juga mengikutsertakan program sertifikasi manajemen risiko kepada para eksekutif Bank Andara. Sepanjang tahun 2011 Bank Andara telah melaksanakan 200 hari pelatihan dengan investasi pelatihan yang sesuai dengan program. Selain mengadakan pelatihan untuk pengembangan karyawan di bisnis dan unit – unit pendukung, kami juga mengadakan program orientasi bagi karyawan baru (Induction Program).
In human resources development, in an effort to prepare employees to face the changes and improve the competencies, we held training and development programs that includes training of Business, Leadership & Management, Operations, Financial and Personal Development. The Bank also provided training for the certification program for risk management to the executives of the Bank. Throughout the year, Bank Andara has conducted 200 training days with training appropriate to the program. In addition to training for employees on business development and supporting units, we also conducted induction programs for our new employees.
Tidak ketinggalan, sepanjang 2011 bank telah melakukan perubahan yang signifikan pada pengukuran profil resiko sebagaimana yang ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Selain itu bisnis Bank yang semakin berkembang juga mendorong kebutuhan Bank untuk meningkatkan kualitas penerapan manajemen resiko yang juga terukur dalam penilaian profil resiko yang baru. Bank mengelola risiko melalui kerangka kerja yang meliputi identifikasi risiko, pengukuran Risk Exposure, pemantauan dan pengendalian risiko, dan langkah dalam antisipasi risiko pasar.
In addition, the Bank made significant changes during 2011 in how it measures risk profiles as required by prevailing regulation. The continuous growth of the Bank demands quality improvement of risk management implementation. The quality of risk management is part of measurement in new risk profile. We manage risk through a framework of risk identification, risk exposure measurement, risk monitoring, risk mitigation control, and market risk anticipation actions.
Prioritas Strategi Tahun 2012
Bank Andara’s Strategic Priority in 2012
Secara korporat, Bank akan tetap fokus pada usaha mikro – kecil di seluruh Indonesia melalui LKM dengan menerapkan model bisnis wholesale banking. Model tersebut lebih ditekankan untuk produk-produk penyaluran dana (kredit) dan produk-produk jasa layanan finansial berbasis teknologi lainnya. Sedangkan untuk produk pendanaan tidak difokuskan pada satu segmen pasar tertentu untuk memenuhi prinsip penyebaran risiko sumber pendanaan.
As a corporation, the Bank will remain focused on micro and small businesses throughout Indonesia through MFIs by applying a wholesale banking business model. The model is further emphasized in funds distribution products (loans) and other technology-based financial services. As for the funding products, the Bank will not focus on one particular market segment to meet the risk-spreading principle of funding source.
Pada tingkatan bisnis (business level), Bank secara
At the business level, the Bank is aware of the
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Don E. Johnston, Jr. Irianto Kusumadjaja
Board Of Directors
Irene Hamidjaja
sadar akan banyak menghadapi tantangan di pasar, terutama persaingan yang sangat ketat di industri perbankan, apabila hanya menjalankan operasional bisnisnya seperti bank umum lainnya. Guna menghindari head-to-head competition di pasar yang merugikan, maka Bank berusaha untuk selalu membuat pelayanan yang berbeda dari para pesaing, terutama dalam konteks sebagai wholesale bank untuk segmen pasar kredit bagi LKM.
many challenges in the market, especially very tight competition in the banking industry, if the Bank runs the business operations like a commercial bank. In order to avoid head-to-head competition, the Bank has always attempted to make services offered different from competitors, especially in the context of a wholesale bank for the loan to MFIs market segment.
Menjadi Pionir Indonesia
Mikro
To be the pioneer financial partner of the Indonesian microfinance sector.
Upaya kami menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro di Indonesia dengan mengembangkan inovasi dan jangkauan
Our quest to be the premier, pioneering financial partner of the Indonesian microfinance sector by promoting innovation and massive outreach to
Sektor
Keuangan
Laporan Tahunan Annual Report 2011
13
luas bagi mereka yang kurang mendpatkan akses jasa keuangan, menantang kami semua untuk meraih target yang lebih tinggi di tahun 2012. Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat Bank Andara.
those lacking access to financial services, challenges us to further raise the bar in 2012. Again, we seek support from all our stakeholders to further strengthen Bank Andara in the marketplace.
Mewakili seluruh jajaran Direksi, ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada para pemangku kepentingan. Pertama-tama kami sampaikan penghargaan pada semua nasabah setia kami yang tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Bank Andara. Kepada para mitra usaha, kami ingin menyampaikan apresiasi kami atas dukungannya. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan kepada seluruh karyawan Bank Andara, sebab tanpa dedikasi dan keterlibatan mereka, kami tidak dapat meraih pertumbuhan dicapai selama tahun 2011.
On behalf of the Board of Directors, allow me to profusely thank all our stakeholders. We recognize first of all our loyal customers who have continued to put their trust in Bank Andara in these early years. To all our business partners, we appreciate your unwavering support and business partnerships. Last but not the least, we commend all Bank Andara employees without whose dedication and engagement the growth of our Bank in 2011 would not have been made possible.
Don E. Johnston, Jr. Plt. Presiden Direktur & Direktur Pengembangan Bisnis Acting President Director & Business Development Director
14
Laporan Tahunan Annual Report 2011
2 Tinjauan Bisnis Business Review
Sebagai Bank yang yang secara eksklusif melayani sektor keuangan mikro, Bank Andara memiliki keunggulan dalam segmen pasarnya, dimana Bank tidak akan pernah bersaing dengan mitra LKM dalam mencapai sasaran kerjanya. As a bank that exclusively serves the microfinance sector, Bank Andara has the advantage in its market segment, where the Bank will never compete with MFI partners in achieving its goals.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Kinerja Pendanaan Funding Performance
Sumber pendanaan Bank terbesar berasal dari dana pihak ketiga, yang meliputi produk Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka. Baki debet Giro Bank mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan produk pendanaan lainnya, yaitu tumbuh 225,9% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan dana dari produk Deposito Berjangka (Bank dan Non Bank) sebesar 123,2% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan terbesar dari produk ini berasal dari penempatan danadana BPR dan Bank Umum Lainnya yang mencapai Rp. 264,4 miliar atau tumbuh sebesar 143,6%. Selama tahun 2011, Bank belum meluncurkan produk tabungan yang baru. Adapun baki debet produk tabungan yang ada merupakan sisa dari produk tabungan Bank Sri Partha (sebelum berubah menjadi Bank Andara).
Sumber Pendanaan (Rp. Juta) Funding Source (Rp Million) Giro Current Accounts Tabungan Savings Deposito Non Bank Non-Bank Deposits Deposito dari BPR & Bank Lain Deposit from BPR & Other Bank Total Dana Pihak Ketiga Total Third Party Funds Total Pinjaman Pihak Lain Total Borrowing Total Sumber Pendanaan Total Source of Fund
Desember 2010 December 2010 28.469
Desember 2011 December 2011 92.781
Pertumbuhan Growth 225,9%
14.962
11.894
-20,5%
34.248
54.346
58,7%
108.550
264.427
143,6%
186.229
423.447
127,4%
13.400
116.382
768,5%
199.629
539.829
170,4%
Jumlah deposan dan nomor akunnya juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu menjadi 1.148 akun, atau meningkat 40% dari tahun sebelumnya.
15
The largest source of bank funding comes from third party funds, which include products such as Current Account, Savings and Time Deposits. The outstanding Current Account balance experienced the highest growth compared to other deposit products, which grew 225.9% from the previous year. The funding from the Deposit products (Bank and Non Bank) grew 123.2% from the previous year. The greatest growth of these products comes from the funds placement from rural bank (BPR) and other commercial bank thatwhich reached IDR 264.4 billion, a growth of 143.6%. The outstanding balance of existing savings products is the remainder of savings products balance that existed prior to the conversion of the Bank.
The number of depositors and their account numbers also increased significantly, to 1,148 accounts, an increase of 40% from last year.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Kinerja Ekspansi Kredit Loan Expansion Performance
Bank Andara, which focuses on expanding loans to MFIs , both banks (BPR) and non-banks (Cooperative, Venture Capital, Foundations, etc.) recorded very good performance , which grew by 156% from the previous year. The greatest growth was contributed by the expansion of credit to rural banks of IDR 411.5 billion, which grew 205%. Expansion of credit to non-bank MFIs are also experiencing a very high growth, reaching 641.2% to IDR 68.8 billion. The fund placement in time deposits, which are part of reciprocal credit products, has decreased to IDR 35.8 billion, down 37.8% since the Bank stopped offering the reciprocal product .
Bank Andara yang hanya fokus melakukan ekspansi kreditnya kepada LKM, baik bank (BPR) maupun bukan bank (koperasi, modal ventura, yayasan, dan sebagainya) secara umum membukukan kinerja yang sangat baik, yaitu tumbuh sebesar 156% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan terbesar dikontribusikan oleh ekspansi kredit kepada BPR menjadi Rp. 411,5 miliar atau tumbuh 205%. Ekspansi kredit kepada LKM bukan bank juga mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, yaitu mencapai 641,2% menjadi Rp. 68,8 miliar. Adapun penempatan dana dalam bentuk deposito, yang sebagaian merupakan bagian dari produk kredit resiprokal, mengalami penurunan menjadi Rp. 35,8 miliar atau turun 37,8% karena Bank telah menghentikan secara penuh terhadap produk resiprokal.
Ekspansi Kredit (Rp. Juta) Loan Expansion (Rp Million) Penempatan kepada BPR Placement in BPR Kredit kepada BPR Loan to BPR Kredit kepada Non-BPR Loan to Non-BPR Total Penyaluran Dana Total Loan Distribution
Desember 2010 December 2010 57.625
Desember 2011 December 2011 35.800
Pertumbuhan Growth (37,87%)
9.285
68.825
641,23%
134.696
411.549
205,54%
201.606
516.174
156,03%
Ekspansi kredit kepada LKM pada umumnya disalurkan melalui produk Kredit Modal Kerja (KMK), dengan skema executing.
Loan expansion to MFIs is generally channeled through the Working Capital Loan product, with executing loan scheme .
Dari sisi jumlah debitur yang mendapatkan akses pendanaan dari Bank juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu mencapai 320 pada akhir desember 2011 atau meningkat 77% dari tahun sebelumnya.
The number of borrowers that have access to funding from the Bank increased significantly, reaching 320 borrowes by the end of December 2011, an increase of 77% from a year earlier.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
16
Dilihat dari penyebaran ekspansinya, Bank telah menjangkau lebih dari 15 wilayah propinsi di Indonesia, walapun jumlah kantor cabangnya masih sangat terbatas, yaitu hanya berada di Denpasar dan Jakarta. Penetrasi pasar terbesar terjadi di Propinsi Jawa Barat, yaitu ada 88 LKM yang telah mendapatkan akses kredit dari Bank. Sedangkan penetrasi di Propinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menjangkau 83 LKM.
17
Though the Bank only had branches in Denpasar and Jakarta, its offerings reached more than 15 provinces in Indonesia. The greatest market penetration is in the West Java Province , where 88 MFIs have gained access to loans from the Bank, while loan. Penetration in Bali and West Nusa Tenggara (NTB) reached 83 MFIs.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Kinerja Fee-based Income Fee-based Income Performance AndaraLink yang pertama kali berjalan untuk pilot-test di Oktober 2010 dengan fitur pembayaran tagihan, telah berkembang dengan fitur baru di awal tahun 2011 yakni kiriman uang yang terdiri atas kirim tunai – ambil tunai dan kiriman tunai ke rekening di bank umum lain melalui sistem RTGS / SKN Bank Indonesia yang dioperasikan oleh Bank. Sepanjang tahun 20101, Bank menyempurnakan sistem, prosedur, dan kualitas jaringan yang digunakan, terutama dengan disempurnakannya channel EDC dan channel berbasis web/internet dan di September 2011. Pengembangan fitur dan channel terus dilakukan untuk implementasi di tahun 2012.
AndaraLink, which was piloted in October 2010 as a bill payment platform, has evolved with new features at the beginning of 2011 including remittance: cash to cash and cash to account in other banks through the RTGS system or Bank National Clearing System (SKN) operated by Bank Indonesia. During 2011 , the Bank has used resources developing and improving AndaraLink systems, procedures, and quality of the network used, primarily with the perfected channel and channel-based EDC web/internet in September 2011. Features and channel will continue to be develop for implementation in 2012.
Sebagai layanan baru, Bank berupaya keras untuk dapat mencetak sejumlah transaksi serta menjaring BPR dan koperasi untuk ikut serta dalam jaringan AndaraLink. Beberapa langkah pemasaran seperti presentasi kelompok, pelatihan, branding beserta pemasangan materi pemasaran, event serbu-pasar, reward untuk petugas BPR/Koperasi, serta aktivitas lainnya turut memberi dampak terus meningkatnya jumlah transaksi dan semakin luasnya jaringan AndaraLink di Indonesia.
The Bank strives to achieve target numbers of transactions for the new service offering by promoting the AndaraLink network service to new Cooperatives and BPRs. Some mMarketing initiatives such as group presentations, training, installation of marketing materials for branding awareness, market event, rewards for BPR and Cooperatives officers, and other activities have fostered the increasing number of transactions and the growing AndaraLink network in Indonesia.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
18
19
Jaringan AndaraLink yang berjalan pilot dengan 23 BPR dan koperasi pada akhir tahun 2010, bertumbuh di sepanjang tahun 2011 dengan ratarata 15 BPR/koperasi setiap bulannya. Tingkat pertumbuhan sempat melandai di pertengahan tahun seiring mengikuti proses penyempurnaan di sistem dan prosedur, dan kembali tumbuh dengan penambahan lebih dari dua kali lipat pada akhir 2011, yakni setelah penyempurnaan channel elektronik yang digunakan dalam transaksi AndaraLink di BPR/koperasi.
AndaraLink network ran a pilot with 23 BPRs and Cooperatives at the end of 2010 grew with an average of 15 BPR/Cooperative each month in the year 2011. Revenue growth for the AndaraLink product was slow due to system and procedures process improvement, and re-grow with the addition of more than double by the end of 2011, that is after the completion of an electronic channel used in the transaction AndaraLink in BPR and Cooperatives.
Total 201 BPR, koperasi, serta LKM lainnya yang menjadi anggota AndaraLink pada akhir 2011, tersebar di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Bali, NTB, NTT, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung. Persebaran ini mengikuti strategi Bank untuk membuka koridor-koridor transfer dalam skala nasional, dengan konsentrasi terbesar di Bali, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang secara geografis lebih dekat dengan kantor operasional Bank.
At the end of 2011, a total of 201 BPRs, Cooperatives, and other MFIs have become members of AndaraLink, scattered in various regions in Indonesia, including Bali, NTB, NTT, DKI Jakarta, Banten, and other regions in Indonesia as shown in the graph below. The corridors of the remittance on a national scale, with the largest concentration of Bali, West Java and East Java, which is geographically closer to the office of Bank operations.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Volume transaksi per-bulan pada akhir tahun 2011 bertumbuh 27 kali lipat dibandingkan akhir tahun 2010, dengan rata-rata transaksi per-BPR/Koperasi adalah 47 transaksi per-bulan, meningkat dari 15 transaksi per-bulan untuk rata-rata BPR/Koperasi di Desember 2010. Transaksi sempat menurun di Mei 2010 yang disebabkan terjadinya gangguan sistem di sisi penyelenggara tagihan yang memakan waktu cukup lama untuk kembali beroperasi penuh. Sementara di Agustus 2011 transaksi juga sempat menurun seiring proses pengembangan sistem AndaraLink, namun dapat kembali meningkat dengan stabil hingga akhir tahun 2011 dengan menggunakan channel elektronik EDC dan web/internet yang disempurnakan. Ketidak stabilan layanan penyelenggara tagihan saat ini cukup menjadi sorotan untuk pengembangan sistem kedepan, termasuk rencana penggantian dengan penyelenggara tagihan yang lebih andal di tahun 2012.
Monthly transactions volume by the end of 2011 grew 27 times compared to the end of 2010, with an average BPR and Cooperatives transactions of 47 transactions per month, an increase of 15 transactions per month compared to December 2010. In May 2011, transactions had declined due to system disruption. This system error caused a long disruption of service and full service was restored in June 2011. In August 2011 the number of transactions had also decreased due to system development process, but returned to a steady increase until the end of 2011. The increase in number of transactions is due to utilization of the enhanced EDC and web/internet channel. Theinstability of service providers is a challenge for the system. In 2012. Improving the reliability of the system will be a primary goal as the Bank continues to develop this service.
Pengembangan produk AndaraLink secara paralel terus berjalan di sepanjang 2011, meliputi segi implementasi sistem, persiapan proses bisnis dan prosedur operasional, serta kesiapan lainnya, untuk dapat meluncurkan fitur-fitur baru seperti kiriman uang internasional dan tabungan bersama (melalui teknologi shared core banking/SCBS), serta channel elektronik baru yakni mobile banking dan ATM, yang direncanakan untuk dapat terealisasi di 2012.
AndaraLink product development continued 2011, including systems implementation, preparation of business processes and operational procedures, and other preparations, to be able to launch new features such as international remittances and joint savings (through a shared core banking technology-SCBS), as well as the new electronic mobile banking channel and ATMs, which is planned to be offered in 2012.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
20
CERITA NASABAH BPR END-CLIENT TESTIMONIALS
Merajut Mimpi Dengan Kedelai Building the Dreams with Soy
21
Sebagai katalisator yang menjangkau jutaan penduduk Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap sektor keuangan dengan menyediakan produk dan jasa keuangan inovatif melalui lembaga keuangan mikro merupakan tujuan utama berdirinya Bank Andara tahun 2009 silam. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Bank Andara menggandeng lembaga keuangan mikro sebagai ujung tombak dalam menjangkau masyarakat yang tak tersentuh sektor perbankan.
As a catalyst to reach millions of Indonesia's population lacks access to the financial sector by providing innovative products and financial services through microfinance institutions is the main objective the establishment of Bank Andara in 2009 ago. To achieve these goals, the Bank Andara hold of microfinance institutions spearheading the outreach of the banking sector untouched.
Salah satu mitra Bank Andara dalam menjangkau masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan adalah BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 14 yang terletak di kawasan Caringin, Bogor, Jawa Barat. BPR NBP 14 adalah kelompok BPR yang dimiliki oleh PT Nusantara Bona Pasogit yang memiliki 33 BPR yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Riau dan Sumatera Utara. Sektor perdagangan, dan jasa merupakan fokus utama pemberian kredit BPR NBP 14. Pasalnya, profesi sebagai pedagang mendominasi di daerah sekitar BPR NBP 14 ini.
One of Bank Andara’s partners in reaching out to people who do not have access to banking is BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 14 which is located in the Caringin, Bogor, West Java. BPR NBP 14 is a group that is owned by PT Nusantara Bona Pasogit which has 33 rural banks scattered in Banten, West Java, Riau and North Sumatra. Trading and services is the main focus of loans NBP 14. Because traders are dominated in area around this BPR NBP 14.
Sebut saja, Ibu Nining, salah satu nasabah BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 14 sejak tahun 2010. Nining adalah pengusaha mikro yang memproduksi tempe serta melayani jasa rias pengantin di kawasan Caringin, Bogor. Sebenarnya, Nining memiliki usaha sejenis sebelumnya yaitu produksi tempe di Bekasi, Jawa Barat. Bisnisnya bisa dibilang sangat maju, bahkan suaminya menjadi salah satu pengurus Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (KOPTTI) di Bekasi.
Call it, Mrs. Nining, one of the BPR Bona Pasogit Nusantara (NBP) 14 customers since 2010. Nining is a micro-entrepreneur who produces tempe and providesbridal makeup services in the region Caringin, Bogor. Nining has a similar business before the production of tempe in Bekasi, West Java. Business can be spelled out very advanced, even her husband became one of the Board of Cooperative Employers Know Tempe Indonesia (KOPTTI) in Bekasi.
Namun, karena kondisi kesehatan Nining yang terus menurun serta dalam rangka pengobatan, akhirnya mereka berdua pindah dan memulai bisnis baru mereka di Caringin, Bogor tahun 2001. Pada awal bisnis di Caringin, keduanya menyewa rumah saudara mereka sebagai tempat produksi. Setiap hari suami Nining menjajakan tempe produksinya di sebuah kios miliknya di pasar
However, due to health conditions Nining continues to decline and in the context of treatment, two of them eventually move and start their new business in Caringin, Bogor 2001. nThey rented a house of their brother to use for producti. Every day Nining’s husband peddles tempe at a stall in the market Cigombong.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Cigombong. Karena daerah cakupan BPR NBP 14 yang sangat luas, hingga ke pasar Cigombong lambat laun suami NIning mengenal BPR NBP 14. "Saya sering melihat pegawai BPR NBP 14 yang datang ke nasabahnya di pasar Cigombong. Lama kelamaan, saya tertarik untuk mengajukan pinjaman modal di sana,” kata Nining. Akhirnya, Nining dan suaminya sepakat untuk mengajukan permohonan pinjaman kepada BPR NBP 14 sejumlah Rp. 25 juta (USD 2,780) dengan mobil Daihatsu Feroza miliknya sebagai jaminan.
Because the coverage area of 14 BPR NBP is very wide, up to the market Cigombong, Nining’s husband knew of BPR NBP 14. "I often see BPR NBP 14 employees who come to the customers in the market Cigombong. Eventually, I was interested in applying for a loan there," said Nining. Nining and her husband agreed to apply for a loan to the BPR NBP 14 for Rp25 million (USD 2,780) with their car, a Daihatsu Feroza, as collateral.
Uang pinjaman ini lantas digunakan oleh Nining untuk menyewa sebuah tempat yang digadaikan padanya. Selanjutnya, tempat tersebut dimanfaatkan oleh Nining sebagai tempat produksi. Berkat pinjaman ini pula, Nining berhasil meningkatkan kapasitas produksi hingga 25 - 30 kilogram setiap minggu. Nining tidak hanya sekedar berhasil melanjutkan produksi sampai hari ini, namun skala usahanya pun semakin membesar.
The loan is then used by Nining to rent a place mortgaged to him. The place was used by Nining as a place of production. These loans helped Nining increase production capacity of up to 25-30 pounds per week. Nining not only managed to continue production until today, but the scale of business was getting bigger.
"Sampai sekarang, jualan saya selalu habis setiap hari, kecuali saat hujan besar yang membuat orang enggan untuk pergi ke pasar," jelas Nining. Selain memproduksi tempe, Nining kadang menerima order sebagai perias pengantin di waktu senggangnya. Meski begitu, produksi tempe masih menjadi bisnis utama mereka.
"Until now, I always sell out every day, except during heavy rain that makes people reluctant to go to the market," said Nining. In addition to producing tempe, Nining sometimes received orders as a bridal makeup artist in her spare time. Even so, the production of tempe is still their main business.
Dengan ketekunan dan kerja kerasnya, Nining bisa menyekolahkan tiga dari enam anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Nining juga masih optimis bahwa usahanya akan terus tumbuh. Dalam jangka panjang, Nining dan suaminya berencana untuk membeli lokasi produksi mereka yang sekarang ini dan menjadikan asset usaha Nining.
With perseverance and hard work, Nining could send three of her six children to college. Nining also remains optimistic that business will continue to grow. In the long run, Nining and her husband are planning to buy their production sites and make it as Nining’s business asset.
Selain itu, ibu dari enam anak ini menyimpan harapan untuk bisa memperkerjakan karyawan. “Bukannya kami tidak mau memperkerjakan karyawan disini, tetapi kami takut bila pekerjaan ini dilakukan oleh orang lain akan menurunkan kualitas tempe produksi kami. Namun kami akan terus melakukan pekerjaan ini semampu kami sambil mencari karyawan yang bisa kami percaya,“ kata Nining.
In addition, the mother of six children of this store hopes to hire employees. "It is not that we do not want to hire employees here, but we are afraid that if the work is done by someone else will degrade the quality of our production of tempe. But we will continue to do this work as best we can while looking for employees who we believe in," said Nining.
Bersama suaminya, Nining merasa keberadaan BPR NBP 14 dan Bank Andara khususnya sebagai mitra permodalan sangat membantu menjalankan bisnis mereka hingga bisa seperti sekarang ini. Tentu saja, hal ini sejalan dengan misi sosial Bank Andara yaitu membantu kaum miskin dengan membangun dan meningkatkan kapasitas mereka menuju kesejahteraan dan kemandirian.
With her husband, Nining feels the presence of BPR and NBP 14 Bank Andara, especially as a capital partner to help finance their business.This is in line with Bank Andara social mission of helping the poor to build and enhance their capacity to gain prosperity and independence.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
22
3 Tinjauan Operasional Operational Review
Untuk mencapai visi dan misinya, Bank Andara akan memusatkan perhatiannya pada membangun hubungan yang berkesinambungan dengan LKM, sambil terus memperkuat posisi modal dan likuiditasnya serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas kinerja operasional Bank Andara. To achieve its vision and mission, the Bank will focus on building lasting relationships with MFIs, while continuing to strengthen its capital and liquidity position, and improve operational efficiency and productivity performance of Bank Andara.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
23
Teknologi Informasi Information Technology
Seperti dicantumkan pada Rencana Bisnis Bank 2011 dari sisi teknologi, bank secara konsisten terus mengembangkan produk yang dibutuhkan oleh LKM serta channels baru yang memudahkan nasabah LKM untuk melakukan transaksi keuangan melalui LKM.
In accordance with the 2011 Business Plan, the Bank has consistently developed products that are needed by MFIs as well as offered new channels that allow MFIs’ customers to conduct financial transactions through MFIs.
Secara garis besar ada tiga kegiatan bidang teknologi informasi yang telah dicapai pada tahun 2011, yaitu: 1. AndaraLink a. Produk Pada tahun 2011 ada beberapa produk AndaraLink yang diluncurkan menggunakan Sistem Fundamo, yaitu: • Kirim Tunai/Pengambilan Tunai: nasabah LKM dapat mengirimkan uang secara tunai kepada kerabatnya di wilayah Indonesia dimana terdapat LKM yang bergabung dalam jejaring AndaraLink. • Kirim Tunai ke bank umum secara Reguler dan Ekspres: nasabah LKM dapat mengirimkan uang tunai ke rekening bank umum, baik secara regular maupun ekspres. Fitur ini menggunakan fasilitas SKN dan RTGS dari Bank Indonesia yang dimiliki oleh Bank.
In general, there are three main activities in information technology that has been achieved in 2011, namely: 1. Andara Link a. Product In 2011, products that have been launched with Fundamo system including
b. Channels Pada awal diluncurkan pada akhir tahun 2010, AndaraLink hanya menggunakan Kazang (sejenis EDC yang dibuat di Afrika Selatan) sebagai channel dalam melakukan transaksi dengan implementasi oleh Psitek sebagai produsen dan penyedia Kazang. Mengingat sulitnya dalam hal perawatan, maka bank meluncurkan channels lain yang dipandang lebih mudah dalam perawatan dan efektif dalam biaya. Channels baru yang diluncurkan pada tahun 2011 adalah: • EDC Ingenico: diluncurkan pada bulan Agustus 2011. EDC Ingenico merupakan EDC yang umum digunakan untuk pembayaran dan mendukung penggunaan kartu, baik magnetic stripe card maupun chip card dan EDC ini akan sangat berguna pada saat bank mengeluarkan kartu debet atau kartu ATM • Web Portal: diluncurkan pada bulan Agustus 2011. Penggunaan web portal merupakan terobosan yang mampu mempercepat proses transaksi lebih 23
• Cash to Cash: MFI customers can send money in cash to relatives in the region of Indonesia where there is an MFI within the AndaraLink network. • Cash to Commercial Banks with regular or express service: MFI customers can send cash to a bank account, either with regular or express service. This feature uses national clearing system (SKN) and real-time gross settlement (RTGS) system facilities from Bank Indonesia that is used by the Bank. b. Channels At the initial launch in the late 2010, Bank Andara used only AndaraLink Kazang electronic data capture (EDC type made in South Africa) as a transaction channel implemented by the Kazang manufacturer and provider Psitek. Given the difficulty in terms of handling, the bank launched other channels that are considered easier in handling and more cost effective. The new channels launched in 2011 are: • Ingenico EDC: launched in August 2011. Ingenico EDC is commonly used for payment and supported the use of cards, whether magnetic stripe cards or chip card. This EDC will be very useful when the bank issues debit cards or ATM cards in the future. • Web Portal: launched in August 2011. The web portal is a breakthrough that could speed up the transaction process
Laporan Tahunan Annual Report 2011
cepat dari EDC dengan biaya yang jauh lebih murah, karena mempergunakan koneksi internet yang sebagian besar sudah dimiliki oleh LKM pengguna AndaraLink. Web Portal dikembangkan oleh programmer internal Bank Andara dengan memanfaatkan spesifikasi yang telah disediakan oleh Fundamo. • Web Mobile: channel ini sedang dalam tahap pengembangan pada tahun 2011 dan merupakan turunan dari channel Web Portal. Channel ini direncanakan dapat digunakan pada tahun 2012.
faster than the EDC with a much cheaper cost, partly due to the internet connection, which most MFIs already utilized. Web Portal was developed by Bank Andara’s internal programmers using specification provided by Fundamo. • Web Mobile: this channel is still under development in 2011 and is a derivative of the Web Portal channel. This channel is planned to be used in 2012.
2. Shared Core Banking System Pada awal tahun 2011 bank telah memutuskan untuk mulai mengembangkan proyek Shared Core Banking System (SCBS) yaitu suatu sistem Core Banking yang dapat dipakai bersama oleh LKM untuk menghemat didalam investasi dan memberikan jaringan yang lebih luas khususnya terhadap jaringan ATM.
2. Share Core Banking System (SCBS) At the beginning of 2011 the Bank began developing the Shared Core Banking System (SCBS) project which is a core banking system that can be shared by MFIs providing afford able investment and a broad network of ATM networks.
Sebagai uji coba (Pilot), bank telah mendapatkan kesepakatan dari 3 LKM yang akan dimulai implementasinya di akhir 2011 dan ketiga LKM tersebut di harapkan sudah memakai system secara lengkap di pertengahan 2012. SCBS menggunakan sistem Temenos MCB dengan implementasi dibantu partner lokalnya yaitu Anabatic Technology.
As a pilot project, the bank has obtained agreements from three MFIs to begin implementation in late 2011. These MFIs are expected to employ a complete system in mid-2012. The SCBS is using Temenos MCB technology system assisted by Anabatic Technology, its local partner.
3. Switching Switching merupakan aplikasi yang memungkinkan nasabah bank dan LKM untuk melaku kan transaksi real time dari accountnya yang disebabkan karena adanya pemindahan dana baik melalui ATM maupun teller.
3. Switching Switching is an application that allows Bank’s customers and MFIs to conduct real time transactions from their account due to funds transfer through ATM or teller.
Switching dan Shared Core Banking System merupakan komponen utama yang mendukung pembuatan produk Tabungan Bersama yang akan diluncurkan oleh bank di tahun 2012, dimana nasabah LKM yang bergabung dalam Tabungan Bersama dapat melaku kan transaksi online di semua LKM anggota AndaraLink, ATM, mobile banking maupun mini ATM.
Switching and Shared Core Banking System is a major component that supports the creation of the Joint Savings products that will be launched by the Bank in 2012, where MFI clients who joined the Joint Savings can conduct online transactions in all MFI members AndaraLink, ATM, mobile banking and ATM mini.
Keputusan untuk memakai dan mengimplementasikan Way - 4 sebagai core dari switching telah dilakukan di pertengahan 2011 yang ditargetkan akan selesai di pertengahan 2012 setelah selesainya implementasi Share Core Banking di 1 LKM.
The decision to use and implement Way-4 as the core of the switching was made in mid-2011 and targeted to be completed in mid-2012 after the completion of the imple mentation of Share Core Banking in one MFI.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
24
Manajemen Risiko Risk Management
25
Sebagai lembaga keuangan, Bank Andara wajib mengelola berbagai risiko yang pada umumnya ada dalam industri jasa keuangan.
As a financial institution, Bank Andara must manage various types of risk that are common to the financial services industry.
Manajemen Risiko di Bank Andara terdiri dari sistematika identifikasi, pengukuran dan pengelolaan eksposur risiko berdasarkan kelayakan dari imbal balik risiko dan tingkat pengembalian, yang mendukung misi Bank serta pertumbuhan keuangan Bank yang berkelanjutan.
Risk Management at Bank Andara is about systematically identifying, measuring and managing these exposures with a view to finding suitable trade-offs between risk and return that support our mission and position the bank on a financially sustainable growth path.
Bank mengelola risiko melalui kerangka kerja yang meliputi identifikasi risiko, pengukuran Risk Exposure, pemantauan dan pengendalian risiko, dan langkah dalam antisipasi risiko pasar.
We manage risk through a framework of risk identification, risk exposure measurement, risk monitoring, risk mitigation control, and market risk anticipation actions.
A. Identifikasi Risiko Bank telah memulai melakukan identifikasi terhadap semua jenis resiko dimana identifikasi ini merupakan tahap awal yang kritikal karena harus mendefinisikan risiko yang kemungkinan besar Bank hadapi baik dalam lingkup, jenis, bentuk, sifat, besaran dan sebagainya dalam seluruh kegiatan operasional dan non operasional Bank, sehingga dapat membantu proses selanjutnya yang lebih terarah termasuk penggunaan metodologi yang sesuai, untuk pengukuran maupun strategi pengendalian risiko.
A. Risk Identification The Bank has implemented an identification process for all types of risks.This is critical step for the Bank because it needs to define the most probable risks in everyday Bank operational and non-operational activities. Hence it can help the Bank to be more precise in using appropriate methodologies, meas urement, and risk control strategies.
B. Pengukuran Risk Exposure Untuk pengukuran risiko (risk eksposure) diperlukan alat (metodologi, model, formula, dan sebagainya) yang disesuaikan dengan jenis risiko Bank baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, serta berdasarkan skala kompleksitas bank, juga referensi best practice di industri keuangan dan perbankan. Meskipun demikian secara umum selama tahun 2011 lalu risk eskposure Bank Andara sebagai Bank umum Non Devisa masih dikategorikan rendah.
B. Risk Exposure Measurement For the risk measurement purpose (risk eksposure), Bank needs suitable methodologies, model, and formula that have been set for both qualitative and quantitative approaches, based on bank scales of complexity, also by having references from another financial and banking industry to mitigate every risk for the Banks. However over the last 2011, Bank Andara risk exposure as a Non Foreign Exchange Commercial Bank can be categorized as low.
C. Pemantauan Resiko Pemantauan risiko diperlukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bersifat material pada variabel dan/atau asumsi yang terkait dengan produk dan aktivitas Bank tertentu. Dalam proses pemantauan risiko diperlukan sarana pendukung antara lain sistem pelaporan dan atau MIS (Management Information System) yang memadai. Bank Andara menyadari akan pentingnya sistem pelaporan dan pemantauan yang memadai tersebut sehingga diharapkan nantinya pada
C. Risk Monitoring Risk monitoring is necessary to determine if there are material changes on variables and/or assumptions related to certain products and activities of the Bank. In the risk management monitoring process, an adequate supporting system and/or Management Information System (”MIS”) is a priority. Bank Andara is aware of this need and the importance of the availiability reporting and monitoring system which is will be imple-
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Q4/2012 dapat terwujud.
mented in late 2012.
D. Pengendalian Resiko Pengendalian risiko adalah suatu kegiatan mitigasi yang ditujukan untuk menekan potensi kerugian dengan cara menghindari, mengalihkan dan atau meminimalkan risiko. Strategi pengendalian risiko yang bank miliki Bank termasuk antara lain melalui kebijakan dan prosedur, penetapan limit, hedging, asuransi, dll dengan memperhatikan prinsipprinsip risk and return yang memadai.
D. Risk Mitigation Control Risk mitigation control is an activity intended to reduce potential losses by avoiding or transfering and minimizing the risks. Bank Andara risk control strategies includes: bank internal policies and procedures, establish ment of limit, hedging procedure, insurance and others.
E. Langkah dalam Antisipasi Resiko Pasar Risiko Pasar yang akan dihadapai Bank adalah risiko pasar terkait dengan perubahan nilai suku bunga. Sepanjang 2011 memang terjadi perubahan nilai suku bunga/BI Rate yang di ikuti oleh penurunan bunga penjaminan LPS, meskipun demikian Bank telah melakukan beberapa langkah antisipasi terkait dengan perubahan suku bunga tersebut dengan memperhitungkan cost of fund, volume bisnis dan dengan tetap memperhatikan besaran suku bunga pinjaman, dimana Bank akan tetap fokus dan konsisten sebagai bank yang memajukan sektor microfinance (Pro-poor Bank).
E. Market Risk Anticipation Actions The most probable market risk faced by the Bank is the risk associated with interest rate changes. Through 2011 there was a fluctuation and changes in BI rates which shortly followed by a drop in deposit insurance rate. However the Bank has taken several precau tionary actions to anticipate interest rate movement without overlook into Bank initial cost of funds, business volumes and loan rates. Bank will remain focused and consistent in microfinance sector.
F. Tantangan Kedepan Di tahun 2012 ini dengan semakin berkembangnya produk dan aktivitas Bank, tingkat kompetensi perbankan nasional yang semakin meningkat dan tentunya akan dikuti oleh peningkatan risiko yang terjadi, maka Unit Manajemen Risiko Bank akan senantiasa adaptif dalam menyikapi segala macam bentuk perubahan tersebut dan selalu mendukung unit bisnis dalam mencapai target Bank tanpa mengesampingkan langkah-langkah mitigasi resiko dan pemenuhan komitmen Bank kepada BI.
F. Future Challenges Year 2012 will be marked by the development of bank products and activities, which will encourage a more competitive environment in the Indonesian banking sector. As a result, the Bank faces higher risk and uncertainty in bringing its products to market. Therefore Bank’s Risk Management Unit will always be adaptive in addressing all those threats, challenges and to support business unit to achieve Bank business target without compro mising risk mitigation measures and to comply Bank commitments with BI.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
26
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
27
Tahun 2011 merupakan tahun tahun yang penuh dengan perubahan penting bagi Bank Andara. Kami mendukung kebutuhan bisnis dengan membangun proses dan tim rekrutmen yang mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan dalam waktu yang singkat. Dengan kemampuan organisasi seperti ini, kami berhasil merekrut 22 karyawan baru selama tahun 2011.
2011 was a year with significant changes for Bank Andara. To support the business units’ requirements, we have built the necessary process and recruitment team for large scale talent acquisition across Indonesia in a short amount of time. As a result we were able to recruit 22 new staff during 2011.
Tantangan lain yang tidak kalah urgensinya adalah membenahi infrastruktur dasar SDM yang mencakup pengkinian database karyawan, pengembangan kebijakan dan prosedur operasional serta pembenahan sistem informasi sumber daya manusia.
We also addressed other issues to improve the Bank’s human capital infrastructure, updating employees’ database, developing policies and operational procedures as well as enhancing Bank Andara’s human capital information system.
Selain menanggapi kebutuhan yang mendesak, selama tahun 2011 kami telah pula melakukan berbagai inisiatif dengan tujuan 1) menyelaraskan organisasi dan strategi bisnis, 2) mengembangkan budaya organisasi yang berbasis kinerja, dan 3) menyiapkan karyawan menghadapi perubahan dan meningkatkan kompetensi.
Various initiatives were completed during the year, including 1) align the organization with the overall business strategy, 2) develop a performance based culture, and 3) prepare the employees in adjusting to changes and to enhance their competencies.
Proses penyelarasan struktur organisasi dengan strategi bisnis dimulai dengan perubahan struktur organisasi, dilanjutkan dengan evaluasi job grading untuk memastikan terjadinya kesetaraan internal agar rasa keadilan karyawan terpenuhi dan kesetaraan eksternal agar dapat menarik talenta-talenta handal.
The alignment of the organization structure with the business strategy was started through the introduction of new organization structure, followed by job grading evaluation to ensure that fairness and equality are applied internally while external equality is sustained to allow us to attract new pool of talents.
Pengembangan budaya organisasi berbasis kinerja dimulai dengan penyelarasan sistem remunerasi Bank Andara dengan kondisi pasar terkini. Hal ini dilakukan dengan menggunakan data – data yang tersedia dalam survei remunerasi secara regular.
Meanwhile, the development of a performancebased culture was initiated by the alignment of Bank Andara’s remuneration system with the current market trend. This initiative was implemented using the data that is available in regular remuneration surveys.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Dalam upaya mempersiapkan karyawan menghadapi berbagai perubahan dan meningkatkan kompetensi, kami melakukan beberapa program pelatihan dan pengembangan yang mencakup pelatihan Business, Leadership & Management, Operations, Financial serta Personal Development. Kami juga mengikutsertakan program sertifikasi manajemen risiko kepada para eksekutif Bank Andara.
In an effort to prepare employees to face the changes and improve the competencies, the Bank provided a training and development program that included training in the areas of business, leadership & management, operations, financial and personal development. The Bank also provided training for the certifictiation program for risk management to the executives of the Bank.
Jumlah Pelatihan Number Of Trainings
Kehadiran Attendance
5
61
2
55
Operasional Keuangan
4 3
7 5
Pengembangan Pribadi
16
234
Total
30
362
Materi Pelatihan Bisnis Manajemen & Kepemimpinan
Program Bussines Training Leadership & Management Operation Financial Personal Development Total
Awal tahun 2011 kami meluncurkan Budaya Perusahaan (Corporate Value) Bank Andara bekerjasama dengan praktisi sebagai konsultan yang berpengalaman mengenai nilai – nilai budaya perusahaan. Budaya perusahaan ini dibentuk bertujuan untuk menumbuhkan integritas, komitmen, loyalitas, kejujuran, kompeten, empati dan perilaku positif, serta meningkatkan kerja sama tim yang lebih baik guna membangun hubungan personal dan inter-personal agar mampu bertindak berdasarkan prinsip dan nilainilai yang berlaku secara universal.
Beginning in 2011 we launched the Bank Andara Corporate Value in cooperation with an experienced practitioner and consultant on corporate culture values. These corporate cultures are designed to foster integrity, commitment, loyalty, honesty, competence, empathy and positive behavior, and improve teamwork to build better personal and inter-personal relationships that exercise universal principles and values.
Sepanjang tahun 2011 Bank Andara telah melaksanakan 200 hari pelatihan dengan investasi pelatihan yang sesuai dengan program. Selain mengadakan pelatihan untuk pengembangan karyawan di bisnis dan unit – unit pendukung, kami juga mengadakan program orientasi bagi karyawan baru (Induction Program).
Throughout the year, Bank Andara has conducted 200 training days with training appropriate to the program. In addition to training for employees on business development and supporting units, we also conducted induction programs for our new employees.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
28
Menjembatani Harapan Menjadi Kenyataan Bridging Hope into Reality
29
CERITA NASABAH BPR
END-CLIENT TESTIMONIALS
Meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha kecil dan mikro di seluruh Indonesia pada skala yang luas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan merupakan fondasi terkuat Bank Andara dalam menjalankan kegiatan operasional selama ini.
Improving access to finance for low income people and micro and small enterprises throughout Indonesia on a broad scale to encourage economic growth and reduce poverty is the strongest objective of Bank Andara.
Hal ini tidak mungkin tercapai tanpa adanya kerjasama dengan nasabah sekaligus mitra Bank Andara yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Salah satunya adalah menggandeng BPR NBP 32 sebagai mitra untuk menjalankan misi sosialnya. Bank komunitas yang terletak di daerah Karawang, Jawa Barat ini merupakan salah satu bank yang memiliki komitmen terhadap pengentasan kemiskinan serta peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
It is not possible without the cooperation of customers and partner with Bank Andara is micro finance institutions (MFIs) are scattered throughout the archipelago. One of them is holding BPR NBP 32 as a partner to run its social mission. Community Bank located in Karawang, West Java is one of the banks that have committed to reducing poverty and improving the capacity of micro, small and medium enterprises (SMEs).
Sebagian besar nasabah BPR berprofesi sebagai pedagang kecil. Akan tetapi, BPR juga melayani para TKI, PNS dan karyawan pabrik karena wilayah Karawang memang didominasi pabrikpabrik besar. Oleh karena beragamnya jenis nasabah BPR NBP 32 maka beragam pula jenis produk dan layanan yang dilayani di sana.
Most of the BPR customers work as petty traders. However, BPR also serve the workers, civil servants and factory workers because the area is dominated by Falkirk large factories. Because of the various types of customers BPR NBP 32 the various types of products and services are being served there.
Tujuannya supaya bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dengan fokus utama tetap pada masyarakat miskin karena terbatasnya LKM di
The goal that can reach all levels of society with the main focus remains on the poor because of lack of MFIs in Karawang makes them difficult to
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Karawang membuat mereka kesulitan mendapatkan akses keuangan mikro yang maksimal. Saat ini, BPR NBP 32 telah mendapatkan fasilitas pinjaman modal kerja dan AndaraLink dari Bank Andara dan mampu meningkatkan pelayanan keuangan mikro BPR NBP 32 pada lebih dari 3.700 end client-nya.
get maximum access to microfinance.BPR NBP 32 has received a working capital loan facility from Bank Andara and is using AndaraLink. BPR NBP 32 hasbeen able to increase ODA microfinance NBP 32 to more than 3,700 end clients.
Abdullah merupakan salah satu nasabah BPR NBP 32 yang berhasil dibina semenjak bisnisnya masih terhitung sangat kecil. “Dulu saya mengawali bisnis percetakan ini hanya dengan dua orang karyawan dan lokasi produksinya masih mengontrak. Tapi sekarang saya punya 10 orang karyawan dan bisa mengontrakkan ruko,” kata Abdullah menerawang sambil mengenang perjalanan bisnisnya dulu. Abdullah mengakui BPR NBP 32 merupakan salah satu pendukung kesuksesan Abdullah hingga saat ini.
Abdullah is one of the BPR NBP 32 customers who had nurtured since his business is still comparatively very small. "Once I started the printing business with just two employees and the location of production is still contracting. But now I have 10 employees and may contract out the shop, " Abdullah said wistfully as he recalled first business trip. Abdullah admitted BPR NBP 32 is one of supporters of Abdullah's business.
Ihwal perkenalannya dengan BPR NBP 32 adalah berdasarkan rekomendasi rekannya di tahun 2000. Didasari kebutuhan untuk menambah modal usahanya, maka Abdullah mengajukan permohonan kredit pertamanya di tahun 2000 sebesar Rp10 juta (US$ 1111,11). “Saya meminjam berdasarkan kebutuhan saja. Dan yang membuat saya tertarik untuk bergabung dengan BPR NBP 32 ini karena mudah dan kedekatannya dengan nasabah. Kami bukan hanya diperlakukan sebagai nasabah, tetapi lebih dari itu, saya juga mendapatkan bimbingan bagaimana supaya bisnis saya semakin lancar,” katanya.
NBP BPR 32 was recommended to Abdullah by a friend in 2000. Because of a need to increase capital, Abdullah applied for his first loan in 2000 in the amount of Rp. 10 million (USD 1,111.11). "I borrowed based on need. And that got me interested in joining the BPR NBP 32 because it is easy and in close proximity to customers. We are not only treated as a customer, but more than that, I also get guidance on how to make my business run more smoothly, "he said.
Kebetulan BPR NBP 32 memang terletak tidak terlalu jauh dengan usaha Abdullah. Sejatinya, bisnis Abdullah berdiri sejak tahun 1999. Karena lama berkecimpung di dunia percetakan dan sablon, maka Abdullah pun mendirikan usaha percetakan Aghil ini dengan modal sebesar Rp100 juta yang berasal dari tabungannya selama bekerja.
Incidentally BPR NBP 32 is located not too far away to the business of Abdullah. Abdullah established business since 1999. Because of his experience in printing and screen printing, Abdullah also established a printing business Aghil with a capital of Rp. 100 million from his savings accounts.
Selain melayani pembuatan undangan pernikahan dari klien individu, Abdullah juga melayani order dari klien pemerintahan seperti pembuatan map, formulir dan juga berbagai brosur. Tidak heran bila bisnisnya kian pesat dan akhirnya di tahun 2004 Abdullah memutuskan untuk mendirikan CV Aghil untuk legalitas usahanya.
In addition to manufacturing wedding invitations from individual clients, Abdullah receives orders from clients such as the government for making maps, forms and brochures. The business has grown rapidly, and in 2004, Abdullah decided to set up CV Aghil to the legality of his business.
Dan kini, Abdullah mampu mendulang omset sebesar Rp30 juta per bulan. Abdullah juga menyewakan kios-kios dideretan usaha percetakannya. Bahkan, Abdullah juga berhasil memberdayakan kaum marginal yaitu kaum waria disekitar tempat usahanya untuk membantu bisnis percetakannya. Keberhasilan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peran BPR NBP 32 dan Bank Andara yang membuat Abdullah bisa menjangkau akses permodalan di lembaga keuangan mikro.
Now, Abdullah enjoys a turnover of Rp. 30 million per month. Abdullah also rents the stalls parked near his printing business. In fact, Abdullah also managed to empower the transvestites around his place of business to help the printing business. This success is largely due to the role of BPR NBP 32 and the Bank Andara. Without them, Abdullah could not access the capital he needed to be successful.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
30
Walaupun terhitung sudah sukses, namun Abdullah masih berharap agar harapannya bisa tercapai. ”Cita-cita saya dari dulu ingin memperkerjakan dan membuka kesempatan kerja untuk orang lain sebanyak-banyaknya. Termasuk memberdayakan para waria agar mereka bisa melakukan hal positif dilingkungannya. Harapannya, akan semakin banyak lagi orang yang bisa saya pekerjakan,” pungkasnya.
31
Although he has been successful, Abdullah still hopes that his goals can be achieved. "My goal has always been to hire and provide work opportunities for other people as much as possible, Including empowering the transvestites, so they can do positive things in their environment. My hope is that I will be able to hire more and more people," he concluded.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
4 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah dasar dan kerangka dalam membangun institusi keuangan yang dapat dipercaya dan diandalkan. Salah satu tujuan Bank Andara adalah membangun organisasi yang kuat dan handal yang bertindak atas dasar prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Kehandalan, Integritas dan Keadilan. Good Corporate Governance (GCG) is the foundation and frame to establish a trustworthy and reliable financial institution. One of Bank Andara’s goals is to build a strong and reliable organization which acts based on Transparency, Accountability, Reliability, Integrity and Fairness (TARIF).
30
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Laporan Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Report
32
Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Implementation of Good Corporate Governance Principles
A. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Performance of duties and responsibilities of the BOC
Pada tahun 2011, terjadi pergantian Komisaris yang dimana I Wayan Gatha selaku komisaris memasuki masa pensiun dan beliau digantikan oleh William Charles Haworth yang telah resmi dan disetujui sebagai komisaris bank Andara oleh Bank Indonesia per tanggal 7 Februari 2011 melalui Surat BI No.13/15/GBI/DPIP/Rahasia. Adapun komposisi Dewan Komisaris Per 31 Desember 2011 antara lain: a. Stephen Mitchell Presiden Komisaris b. William Charles Haworth Komisaris c. Ari RP Ariwibowo Komisaris Independen d. Delima Kiswanti Komisaris Independen
There ware changes in Board of Commissioners (BOC) Composition during 2011, when I Wayan Gatha retired and replaced by William Charles Haworth who has been approved to be Commissioner in the Bank by Bank Indonesia on 7th of February 2011 through BI Letter No.13/15/GBI/DPIP/Confidential. The composition of BOC as of December 31, 2011 are: a. Stephen Mitchell President Commissioners b. William Charles Haworth Commissioners c. Ari RP Ariwibowo Independent Commissioners d. Delima Kiswanti Independent Commissioners
Dewan Komisaris telah melakukan formalisasi atas pembentukan komite-komite pada tingkat Dewan Komisaris dengan bergabungnya dua Pihak Independen di 2011 dengan komposisi keanggotaan masing-masing komite akan dijelaskan pada poin C dibawah ini.
BOC is finalizing its Committees’ format with the joining of two Independent Parties in 2011 which will be further explained in point C.
B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Performance of duties and responsibilities of the Board of Directors (BOD)
Pada tahun 2011 terjadi perubahan komposisi Direksi, dimana Sdr. Paulus Wiranata sebagai Presiden Direktur telah mengundurkan diri dan sampai dengan disetujuinya kandidat Presiden Direktur yang baru maka tugas Presiden Direktur dilaksanakan oleh Direktur Pengembangan Bisnis. Bank Andara telah mengajukan permohonan Uji Kepatutan dan Kelayakan kepada Bank Indonesia [BI] untuk kandidat Presiden Direktur pada akhir 2011 dan sedang menunggu persetujuan dari BI. Sehingga komposisi Direksi pada akhir 2011 adalah: a. Don E. Johnston, Jr. Plt. Presiden Direktur dan Direktur Pengembangan Bisnis b. Irianto Kusumadjaja Direktur Teknologi Informasi & Operasional c. Irene Hamidjaja Direktur Kepatuhan
The BOD composition also changed in 2011 with the resignation of Paulus Wiranata as President Director Currently the position is carrying out by Business Development Director until BI grant approval for the new President Director. Bank Andara submitted the Fit and Proper Test proposal to BI for candidate of President Director at the end of 2011 and currently is waiting for BI approval. The BOD composition by the end of 2011 are: a. Don E. Johnston, Jr. Acting President Director and Business Development Director b. Irianto Kusumadjaja Information Technology & Operation Director c. Irene Hamidjaja Compliance Director
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi didukung oleh beberapa Komite berikut ini yang dibentuk sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan Bank untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik, sebagaimana dijelaskan dalam poin 3 dibawah ini.
In performing their duties and responsibilities, the BOD is supported by Committees which established according to the regulation and Bank’s needs to embody GCG, as explained later in point 3.
C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
C. Completeness and Performance of Committees
KOMITE TINGKAT DEWAN KOMISARIS
BOC LEVEL COMMITTEES
1) Komite Pemantau Resiko
1) Risk Oversight Committee (“ROC”)
Komite ini berwenang untuk mengkaji ulang dan memantau portofolio Bank secara keseluruhan risiko serta proses manajemen dalam memantau dan mengendalikan eksprosur risiko, dan menerima laporan berikut rekomendasi dari manajemen Bank yang terkait dengan masalah manajemen risiko yang signifikan, dan menyampaikan rekomendasi mengenai hal tersebut kepada Dewan Komisaris. Komposisi keanggotaan Komite Pemantau Resiko pada posisi Desember 2011 adalah: a) Ari RP Ariwibowo Ketua – Komisaris Independen b) Delima Kiswanti Anggota – Komisaris Independen c) Stephen Mitchell Anggota – Presiden Komisaris d) Gottfried Tampubolon Anggota – Pihak Independen e) Daniel F. Iskandar Anggota – Pihak Independen
ROC is authorized to review and monitor the Bank’s overall risk and with the management’s to monitored and controlled the exposure of risks, and receive reports and recommendations from the Bank’s management relating to significant risk management matters, and make recommendations to the BOC. The composition of this Committee as of December 2011: a) Ari RP Ariwibowo Chairman – Independent Commissioner b) Delima Kiswanti Member – Independent Commissioner c) Stephen Mitchell Member – President Commissioner d) Gottfried Tampubolon Member – Independent Party e) Daniel F. Iskandar Member – Independent Party
Selama tahun 2011, komite ini telah melakukan beberapa pertemuan sesuai dengan kebutuhan Bank sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
During 2011 the Committee held several meetings according to the Bank’s needs and based on its duty and responsibility.
2) Komite Audit
2) Audit Committee
Komite ini berwenang untuk memberikan pendapat kepada Komisaris atas laporan keuangan dan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh Direksi, berkomunikasi dengan Kepala Unit/Departemen dan pihak lainnya di Bank Andara serta kantor Akuntan Publik yang memeriksa Bank Andara untuk mendapatkan informasi, klarifikasi dan dokumen/laporan yang diperlukan serta hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan. Komposisi keanggotaan Komite Pemantau Resiko pada posisi Desember 2011 adalah: a) Delima Kiswanti Ketua – Komisaris Independen b) Ari RP Ariwibowo Anggota – Komisaris Independen
The Committee is authorized to a give opinions to the BOC on financial statements and or any other matters presented by the BOD; communicate with the Department/Unit Heads and any other parties in Bank Andara and Public Accountant Office that examines Bank Andara to obtain information, clarification and to ask for the required documents and reports; and other matters according to the regulation. The composition of this Committee as of December 2011: a) Delima Kiswanti Chairman – Independent Commissioner b) Ari RP Ariwibowo Member – Independent Commissioner
Laporan Tahunan Annual Report 2011
33
c) William C. Haworth Anggota – Komisaris d) Gottfried Tampubolon Anggota – Pihak Independen e) Daniel F. Iskandar Anggota – Pihak Independen f) Kepala SKAI Anggota – Pejabat Eksekutif
c) William C. Haworth Member – Commissioner d) Gottfried Tampubolon Member – Independent Party e) Daniel F. Iskandar Member – Independent Party f) Head of Internal Audit Member – Executive Officer
Selama tahun 2011, Komite ini telah melakukan beberapa pertemuan sesuai dengan kebutuhan Bank sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
During 2011 the Committee held several meetings according to the Bank’s needs and based on its duty and responsibility.
3) Komite Remunerasi Dan Nominasi Komite ini berwenang untuk menyiapkan, melaksanakan dan menganalisa kriteria dan prosedur nominasi bagi calon Komisaris dan Direksi; menyiapkan, melaksanakan dan menganalisa kriteria dan prosedur pemberhentian Komisaris dan Direksi, serta hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan. Adapun komposisi keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi pada posisi Desember 2011 adalah sebagai berikut: a) Ari RP Ariwibowo Ketua – Komisaris Independen b) Stephen Mitchell Anggota – Presiden Komisaris c) William C. Haworth Anggota – Komisaris d) Delima Kiswanti Anggota – Komisaris Independen e) Kepala Unit SDM Anggota – Pejabat Eksekutif
The Committee is authorized to prepare, execute and analyze the criteria and procedure of nomination for candidates for Commissioners and Directors; to prepare, execute and analyze the criteria and procedure of dismissal of Commissioners and Directors; and other matters according to the regulation. The composition of this Committee as per December 2011: a) Ari RP Ariwibowo Chairman – Independent Commissioner b) Stephen Mitchell Member – President Commissioner c) William C. Haworth Member – Commissioner d) Delima Kiswanti Member – Independent Commissioner e) HR Manager Member – Executive Officer
Selama tahun 2011, Komite ini telah melakukan beberapa pertemuan sesuai dengan kebutuhan Bank sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
During 2011 the Committee held several meetings according to the Bank’s needs and based on its duty and responsibility.
KOMITE TINGKAT DIREKSI
BOD LEVEL COMMITTEES
Sampai dengan akhir 2011, Bank telah memiliki 4 Komite tingkat Direksi yang berperan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
By the end of 2011, the Bank has 4 Committees at the BOD level. The duties and responsibilities of each committees are:
1) Komite Manajemen Resiko
1) Risk Management Committee
Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan dan prinsip-prinsip manajemen risiko, membuat rekomendasi atas perubahan risiko bank dan/atau meningkatkan penerapan manajemen risiko secara reguler. Komite ini dipimpin oleh Presiden Direktur atau Direktur yang membawahi fungsi Manajemen Resiko. 34
3) Remuneration and Nomination Commit tee
The Committee is responsible for overseeing risk management policies and principles, making recommendations revised the bank’s risk and improving the application of risk management on a regular basis. The committee is chaired by the President Director. Regular meetings are held at any time necessary.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Komite ini mengadakan pertemuan sesuai dengan kebutuhan Bank. 2) Komite Kebijakan dan Resiko Kredit Komite ini diketuai oleh Presiden Direktur da dibentuk untuk mendukung Bank di bidang perkreditan, antara lain adalah untuk menentukan strategi bisnis untuk penyaluran dana (kredit), penyelesaian kredit bermasalah dan proses pemantauan kedit. 3) Komite Risiko dan Modal
2) Credit Risk and Policy Committee (CRPC) CRPC is chaired by the President Director and was formed to support the Bank in credit area and to determine the business strategy concerning fund disbursement (credit), settlement of Non- Performing Loans and credit monitoring process. 3) Risk and Capital Committee (RCC)
Komite ini dipimpin oleh Presiden Direktur dan bertanggung jawab memberikan rekomendasi dan/atau arah juga menentukan dan memutuskan strategi Bank dalam investasi, likuiditas, suku bunga dan pengendalian suku bunga serta nilai tukar, dan pengelolaan aset serta kewajiban Bank [Asset Liability Management /ALMA]. Pertemuan komite ini diadakan sesuai dengan kebutuhan Bank. 4) Komite Pengarah Teknologi Informasi [TI] Komite ini diketuai oleh Direktur TI & Operasional dan dibentuk untuk mendukung Dewan Komisaris dan Direksi dalam mengawasi kegiatan sistem dan teknologi informasi di Bank.
Chaired by President Director, RCC is responsible to give recommendations and/or direction to determine and decide the bank’s business strategy in investment, liquidity, interest rate and foreign exchange rate, and the effectiveness of Asset and Liability Management (ALMA). The committee is chaired by President Director and meets according to the bank’s needs. 4) Information Technology Steering Committee (ITSC) ITSC is chaired by the IT & Operations Director and formed to support BOC and BOD in supervising the activities of system and technology information in Bank. D. Managing Conflict of Interest
D. Penanganan Benturan Kepentingan Dalam rangka pengelolaan benturan kepentingan maka Bank telah menetapkan umbrella policy dalam hal ini yang dituangkan kedalam Piagam GCG, Peraturan Perusahaan dan Kebijakan Kepatuhan mengenai definisi dan kebijakan atas benturan kepentingan yang akan menjadi panduan dalam menyusun prosedur, manual dan ketentuan internal sebagai turunannya.
The Bank has established several umbrella policies for managing conflict of interest which are outlined in Company’s Regulation, Compliance Policy and GCG Charters concerning the definition and policy of interest conflict that will be the guideline in establishing procedure, manual and other internal regulations as the derivatives of the umbrella policies. E. Implementation of Compliance Function
E. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Bank telah memiliki Unit Kepatuhan yang merupakan unit independen dan terpisah dari peran yang dapat berpotensi memili benturan kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab fungsi kepatuhan sesuai dengan ketentuan. Dengan diberlakukannya ketentuan No. 11/2/PBI/2011 tentang Fungsi Kepatuhan di Bank Umum maka Bank melakukan beberapa penyesuaian sebagaimana yang akan dijelaskan lebih detail dalam Bagian KEPATUHAN.
Compliance Unit in the Bank is an independent unit separated from any roles that potentially cause conflict of interest for compliance unit to perform its duty and responsibility according to the regulation. By the enactment of BI regulation No. 11/2/PBI/2011 concerning Compliance Function in Commercial Bank, therefore Bank is conducting several adjustments which will be further explained in Section COMPLIANCE.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
35
F. Implementation of Internal Audit Function F. Penerapan Fungsi Audit Intern Unit Audit Internal dilakukan 8 kegiatan audit untuk tahun ini yang meliputi hampir semua aktivitas perbankan. Temuan audit dan laporan telah disampaikan kepada Presiden Direktur, Dewan Komisaris dan Anggota Direksi lainnya. Unit-unit yang bersangkutan dan kantor bank telah melakukan tindak lanjut berdasarkan rekomendasi Audit Internal.
Internal Audit Unit has performed eight audit activities this year which covered almost all banking activities. Audit report and its findings have been submitted to President Director, BOC and members of BOD. The related units in the Bank have been following up Internal Audit’s recommendations. G. Implementation of External Audit Function
G. Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1) Audit Keuangan Kegiatan audit tahunan oleh Auditor Eksternal telah berjalan sejak Q4/2011 yang meliputi kepada pemeriksaan atas kegiatan organisasi dan usaha Bank. Pemilihan Auditor Eksternal ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 2) Audit Eksternal atas Teknologi Informasi [TI] Bank Andara melakukan Audit atas penerapan TI yang dilakukan oleh Auditor Eksternal pada tahun 2011. H. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pada paruh kedua 2011, Bank melakukan penyesuaian Profil Resiko Bank yang dimana sebelumnya parameter/indikator penilaian ditentukan oleh internal Bank dan dengan berlakunya Risk Based Bank Rating [RBBR] maka parameter/indikator yang baru wajib setidaknya memenuhi ketentuan minimum BI terhadap 8 jenis resiko. Penerapan self-risk assessment tersebut berdampak tidak hanya kepada penyesuaian template penilaian namun juga mendukung Bank dalam proses identifikasi resiko dan self-assessment atas penerapan manajemen resiko secara top – down yang berguna bagi peningkatan pengendalian internal Bank. I. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (Large Exposures) Kebijakan perkreditan Bank mengatur menge nai ketentuan internal atas penyediaan/penyaluran dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar yang dimana pengaturan limit dan mekanisme persetujuan sampai kepada tingkat Dewan Komisaris. Dalam penerapannya Bank secara berkelanju 36
1) Financial Audit Annual audit activity by external audit has been carried out since late 2011 which covers the inspection over organization and business activities in the Bank. The election of the external auditor is taken by the General Meeting of Shareholders. 2) IT Audit The external auditor also performed an IT audit in 2011.
H. Implementation of Risk Management and Internal Control The Bank was adjusting the Risk Profile by the 2nd half of 2011, which the parameter/ indicator of assessment was previously driven by the bank and with the implementation of Risk-Based Bank Rating [RBBR] such parameter/indicator is compulsory required to meet BI’s 8 Risk Profiles minimum requirement. The implementation of self-risk assessment affects not only the assessment template customization, but also supports the Bank's judgment in the process of risk identification and self-assessment of the implementation of risk management in a top - down method which is useful for increasing the Bank's internal controls. I. Funds Provided To Related Party and Large Debtors The Bank’s credit policy governing provision of funds to related party and large debtors which regulating the limit and approval mechanism up to BOC level.
Bank Andara continuously monitors every provision of fund to related party and large
Laporan Tahunan Annual Report 2011
tan memonitor setiap penyediaan/penyaluran dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar agar tidak melanggar/ melampaui ketentuan BI terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit [BMPK]. J.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal Secara berkala Bank menyampaikan laporan keuangan publikasi kepada BI dan mengumumkan di media cetak atas laporan publikasi setiap triwulan sebagaimana diatur dalam ketentuan BI. Selain itu untuk kepentingan internal dan mendukung peran Manajemen dalam melakukan pengawasan yang aktif, Bank terus meningkatkan kualitas dan kepentingan laporan-laporan internal yang diperlukan sesuai dengan perkembangan aktivitas dan organisasi Bank. Selain dari laporan publikasi diatas, Bank juga menyampaikan laporan-laporan lainnya yang menjadi kewajiban Bank untuk disampaikan kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan. Sedangkan Laporan GCG Tahun 2011 disusun sesuai dengan ketentuan mengenai penerapan prinsip GCG dan juga disam paikan kepada lembaga/institusi lain yang diatur dalam ketentuan BI mengenai GCG.
debtor to ensure compliance toward BI regulation concerning the Legal Lending Limit.
J. Transparency of Financial and Non Financial Performance, GCG Implementation Report and Internal Report The Bank submits periodic published financial reports to BI and printed media every quarter as required by BI regulationa. For the internal purposes and to support the management’s role in performing active supervision, Bank Andara continuously increases the quality and the interest of internal reports needed to keep up the growth of bank’s organization and its activities.
The Bank alsosubmits other compulsory reports to the authorized body/institution. The Annual GCG Report in 2011 has been created according to the regulation concerning the implementation of GCG principle and reported to other body/institution required by BI regulation concerning GCG.
K. Bank’s Business Plan K. Rencana Strategis Bank Rencana Bisnis Bank [RBB] 2011 disusun dengan memuat informasi sesuai dengan ketentuan BI mengenai Rencana Bisnis Bank Umum yang kemudian disesuaikan dengan tujuan dan strategi organisasi serta bisnis Bank. Setiap triwulan Bank menyampaikan pencapaian RBB kepada BI yang meliputi area: bisnis, kinerja keuangan, teknologi informasi, sumber daya manusia, kepatuhan, manajemen resiko dan lainnya.
The 2011 business plan was constructed based on information required by BI regulation concerning bank’s business plan which adjusted with the bank’s organization goal and business strategy. The Bank submits a realization report to BI every quarter cover ing areas of: business, financial performance, information technology, human resource, compliance, risk management and others. Future Challenges
Tantangan Kedepan Dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG tersebut diatas dan dengan perubahan orga nisasi serta perkembangan aktivitas dan bisnis Bank maka Bank akan dihadapkan kepada penyesuaian komposisi kepengurusan, peningkatan manajemen informasi sistem untuk keperluan pengendalian internal dan pengembangan kebijakan, prosedur dan ketentuan internal sesuai dengan perkembangan aktivitas usaha dan organisasi Bank secara keseluruhan.
In the implementation of aforementioned GCG principles with the organization changes and development of bank’s business and activity, we will face the need to adjust management composition, development of management information system for internal control purpose and improvement of policy, procedure and internal rule based on the business and organization development.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
37
KEBIJAKAN REMUNERASI
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Type of Remuneration and Other Facilities
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk nonnatura) Remuneration (salaries, bonus, routine benefits, tantiem and other intangible facilities) 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) Other tangible facilities (housing, transportation, health insurance, etc) 3. a. dapat dimiliki may be owned b. tidak dapat dimiliki may not be owned TOTAL
REMUNERATION POLICIES Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Amount Received for 1 Year Dewan Komisaris Direksi Board of Commissioners Board of Directors Orang Number of people
Jutaan Rupiah In Million IDR
Orang Number of people
Jutaan Rupiah In Million IDR
4
6.575
1.
Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun Total Remuneration per Person In 1 Year Di atas Rp2 miliar In excess of Rp2 billion Di atas Rp1 miliar s.d. Rp2 miliar In excess of Rp1 billion and up to Rp2 billion Di atas Rp500 juta s.d. Rp1 miliar In excess of Rp500 million and up to Rp1 billion Rp 500 juta ke bawah Rp 500 million and below
38
4
1.267
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
935
4
7.510
4
1.267
Jumlah Komisaris Number of Commissioners
Jumlah Direksi Number of Directors
-
-
-
4
-
-
4
-
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Laporan Kepatuhan Compliance Report
Dalam rangka mendukung penerapan tata kelola yang baik dan dengan diberlakukannya ketentuan BI No. 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, maka Bank telah menetapkan langkah-langkah berikut yang berpedoman kepada Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan Bank.
To support the implementation of Good Corporate Governance and the prevailing BI regulation No. 13/2/PBI/2011 concerning the Implementation of Compliance Function, therefore the Bank has determined the following actions based on Compliance Policy and Procedure.
A. Mewujudkan Budaya Kepatuhan
A. Embodiment of Compliance Culture
Dalam rangka mendukung perwujudan Budaya Kepatuhan, maka Bank menyusun Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan yang telah disesuaikan dengan perubahan ketentuan BI atas Fungsi Kepatuhan di Bank Umum. Kebijakan Kepatuhan tersebut akan menjadi umbrella policy disamping kebijakan lainnya dalam memberikan code of conduct dan panduan untuk penyusunan kebijakan, prosedur dan ketentuan internal lainnya yang berhubungan dan/atau merupakan turunan dari kebijakan tersebut diatas.
To support an environment of compliance, the Bank is establishing Compliance Policy and Procedure to comply the amendment of BI regulation concerning Compliance Function in Commercial Bank. The Compliance Policy will be an umbrella policy along with other policies in providing code of conduct and guideline to establish policy, procedure and other internal rules which related and/or derived from such regulation.
B. Perubahan Fungsi Kepatuhan di Bank Andara
B. The Change of Compliance Function
Dengan berlakunya ketentuan mengenai peran dan fungsi Kepatuhan di Bank Umum, maka pada paruh akhir 2011 Unit Kepatuhan melakukan beberapa penyesuaian secara teknis berdasarkan ketentuan BI dan internal yang telah disetujui oleh Direksi. Penyesuaian tersebut didesain agar Unit Kepatuhan dapat secara konsisten berperan
With the implementation of BI new regulation on Compliance Function, the Compliance Unit conducts several technical adjustments based on BI regulation and internal rules which has been approved by BOD. The adjustment was designed so that Compliance Unit shall be consistent in its ex-ante role as an independent party that
Laporan Tahunan Annual Report 2011
39
40
secara ex-ante sebagai pihak independen yang berkoordinasi dan mendukung unit/pihak terkait lainnya dalam Bank untuk memastikan pemenuhan ketentuan perbankan dan komitmen Bank. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dilaporkan kepada BI secara periodik.
coordinates and supports related parties in the Bank to ensure the fulfillment of banking regulations and bank’s commitment to it. The performance of Compliance Function is periodically reported to BI.
C. Mitigasi Resiko Kepatuhan
C. Compliance Risk Mitigation
Sepanjang 2011 Bank menghadapi beberapa eksposur resiko kepatuhan dan risk events/loss yang dimonitor dan dicatatkan dalam penilaian profil resiko Bank secara komposit. Dalam rangka memitigasi resiko kepatuhan yang terjadi sepanjang 2011 tersebut, Bank telah mengambil beberapa langkah perbaikan selain juga memastikan pemenuhan komitmen Bank kepada BI.
During 2011 the Bank was exposed to several compliance risks and the risk events were monitored and recorded in a composite evaluation of Bank’s risk profile. The Bank has taken several corrective actions in ensuring the fulfillment of bank’s commitment to BI as part of its action to mitigate compliance risk.
D. Tantangan Kedepan
D. Future Challenge
Di masa yang akan datang Bank menghadapi beberapa tantangan dengan rencana penerbitan beberapa produk/jasa perbankan yang berbasis teknologi kepada pasar BPR dan LKM lainnya. Selain perubahan external regulatory environment, Bank akan dihadapkan kepada tantangan untuk mengelola eksposur resiko kepatuhan atas rencananya untuk menerbitkan inovasi produk/jasa yang masih bersifat unregulated atau belum cukup memiliki dasar pengaturan perbankan yang dapat menjadi dasar pertimbangan bisnis kedepan.
In the future we will be exposed to several challenges regarding the plan to launch technology-based banking product/service to rural banks and other microfinance institution. TheBank will also be facing the challenges of managing compliance risk exposure upon its plan to release innovated products and services that are still considered unregulated.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Menyetir Kehidupan Yang Layak
CERITA NASABAH BPR END-CLIENT TESTIMONIALS
Driving a Decent Life
Tidak dapat dimungkiri, kemiskinan Indonesia salah satunya disebabkan oleh faktor geografis, yaitu kondisi alam yang menyebabkan kemiskinan dan ketertinggalan masyarakat tersebut dengan masyarakat lainnya. Beberapa studi kontemporer tentang kemiskinan lebih menekankan pentingnya pendekatan geografis dalam upaya pengentasan kemiskinan karena posisi geografis sangat menentukan perkembangan kemajuan atau kemunduran sebuah masyarakat. Kemiskinan di daerah dengan latar geografis yang sulit menyebabkan tidak berkembangnya teknologi dan pembangunan. Wajar bila daerah dengan latar geografis yang sulit seringkali tidak tersentuh akses informasi terhadap segala hal termasuk di dalamnya akses terhadap lembaga keuangan. Alhasil, kehidupan masyarakatnya menjadi lebih rentan terhadap kemiskinan.
Poverty in Indonesia is caused by geographical factors, the natural conditions and underdevelopment of communities with other communities that cause poverty. Some contemporary studies emphasize the importance of poverty in a geographical approach to poverty alleviation because of its geographical position will determine the progress or decline of a society. Poverty in areas with difficult geographic background did not lead to the development of technology and development. Naturally, when the area with difficult geography often has a lack of access to information and access to financial institutions. As a result, society becomes more vulnerable to poverty.
Untuk mengatasi kemiskinan, tentu saja berbagai pihak harus mau terjun ke daerah dengan kondisi geografi yang sulit. Dan di situlah, Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) bergerak turun ke daerah dengan tujuan mengentaskan kemiskinan di pelosok negeri. KOMIDA adalah sebuah lembaga keuangan mikro yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat khususnya bagi perempuan melalui sistem grameen bank.
To overcome poverty, all parties must be willing to go into areas with difficult geographical conditions. Cooperative Partner Dhuafa (KOMIDA) moves down to the area with the aim of alleviating poverty in the country. KOMIDA is a microfinance institution engaged in the empowerment of communities, especially women, through the Grameen Bank.
KOMIDA yang merupakan salah satu nasabah pinjaman Bank Andara tidak hanya memberikan
KOMIDA not only provides capital assistance for women who are poor and in need, but also
Laporan Tahunan Annual Report 2011
41
42
bantuan modal bagi kaum perempuan yang miskin dan membutuhkan saja. Namun juga memberikan pelatihan, penguatan kapasitas serta pendampingan bagi nasabah, masyarakat miskin serta institusi yang berminat terhadap lembaga keuangan mikro sistem grameen bank. Hal ini sejalan dengan misi Bank Andara yaitu menjangkau masyarakat yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan. Hingga tahun 2010, terdapat 40.000 anggota KOMIDA yang tersebar di 7 provinsi antara lain Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
provides training, capacity building and assistance to customers, poor people and institutions interested in the microfinance institution Grameen Bank system. This is in line with Bank Andara's mission is to reach people who have less access to financial services. Until 2010, there were 40,000 members spread over 7 KOMIDA among other provinces of Aceh, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, West Sulawesi and Central Sulawesi.
Salah satu yang telah tersentuh oleh gerak KOMIDA adalah ibu Illah, 37 tahun warga desa Weninggalih, Jonggol, Bogor. Ibu Illah adalah seorang pembuat kue tradisional khas Bogor yaitu Opak Setir (Opak Manis). Pekerjaan sebagai pembuat kue rumahan ini telah dilakoni oleh ibu Illah sedari dirinya masih gadis. Hingga menikah dan memiliki dua anak pun usaha ini tetap dijalani. Bersama suaminya - bapak Iboh bahu membahu memproduksi Opak Setir yang cara pembuatannya masih sangat tradisional setiap harinya.
One that has been touched by KOMIDA is Mrs. Illah, a 37 year old woman, from Weninggalih, Jonggol, Bogor. Mrs. Illah is a traditional cake maker, namely Opak Setir (Opak Manis). Job as a home-based cake maker has acted by Mrs. Illah since she was a single. Now married with two children, her business was still thriving. Illah’s husband also works with her to make the traditional cakes.
Kehidupan ibu Illah semakin berat ketika musibah menimpa suaminya yang divonis menderita stroke. Tentunya tidak mudah bagi ibu Illah menjalani usaha di saat yang bersamaan suaminya divonis stroke. “Dulu saya merasakan berat beban yang harus saya pikul, karena selain modal yang pas-pasan sehingga saya tidak menyediakan stok bahan baku Opak, sementara uang yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan suami saya juga tidak bisa dibilang sedikit,” katanya.
Life of Mrs. Illah became hard when her husbandsuffered a stroke. "I used to feel the heavy burden I have to endure, because in addition of capital so I can’t provide the raw material stock of Opak, while money spent on medical expenses for my husband was not little," he said.
Hingga akhirnya di tahun 2009, ibu Illah mengenal KOMIDA dari tetangganya yang sudah menjadi anggota KOMIDA. Ibu Illah pun menjadi nasabah program kredit kelompok bagi perempuan dari KOMIDA dan menjadi ketua kelompoknya. Setelah melewati proses pengajuan pinjaman, akhirnya ibu Illah mendapatkan pinjaman pertama sebesar Rp500.000 dengan jangka waktu peminjaman satu tahun.
In 2009, Mrs. Illah learned of KOMIDA from her neighbour who was already a member KOMIDA. Mrs. Illah was a customer of the credit program for women of KOMIDA and became chairman of the group. After passing through the loan application process, Mrs. Illah received her first loan with a term Rp500.000 one-year loan.
Uang pinjaman tersebut dipergunakan sebagian untuk tambahan modal usahanya yaitu untuk membeli stok bahan baku Opak. Sebagian sisanya untuk membantu biaya berobat suaminya ke rumah sakit. Dengan suntikan modal ini, kapasitas produksinya meningkat karena ada tambahan bahan baku untuk stok usahanya. Pelanggan Opak ibu Illah pun bisa dipastikan selalu ada setiap harinya. Opak buatannya selalu habis tanpa sisa.
The money was used as additional capital to buy the stock of raw materials Opak. The rest of the money was used to pay her husband's medical expenses to the hospital. With this capital injection, Mrs. Illah increased her production capacity for additional raw material as stock. Opak homemade always sold out without rest.
Setiap harinya, ibu Illah mampu menjual 15 kantong (1 kantong berisi 20 buah) Opak Setir
Every day, Mrs. Illah was able to sell 15 bags (1 bag contains 20 pieces) of Opak Setir for IDR16
Laporan Tahunan Annual Report 2011
seharga Rp16 ribu per kantongnya atau omset per bulannya mencapai Rp7,2 juta. Dengan penghasilannya ini, secara konsisten ibu Illah membayar cicilan pinjamannya setiap minggu. Berkat track record sebagai peminjam yang baik, ibu Illah pun akhirnya setiap tahun bisa meningkatkan jumlah pinjamannya.
thousand per bag or per month turnover reaches IDR7, 2 million. With this income, Mrs. Illah consistently paid her loan every week. Because of Mrs. Illah had a good track record as well, she was able to annually increase the amount of the loan.
Perlahan-lahan kehidupan ibu Illah pun membaik. “Ada banyak perubahan yang terjadi sejak mendapatkan pinjaman dari KOMIDA. Selain bisa menambah persediaan stok bahan baku, saya akhirnya bisa mempekerjakan satu orang karyawan. Lalu kami akhirnya juga memiliki kamar mandi yang layak dan bisa mengobati suami yang terkena stroke. Saya juga bisa menabung meskipun sedikit dari sisa penghasilan saya,” aku ibu Illah.
Slowly, Mrs. Illah’s life improved. "There are many changes that have occurred since getting a loan from KOMIDA. Because I was able to can increase the supply of raw material stock, I was able to hire one employee. Then we also have a decent bathroom and could get treatment for my husband. I was also able to save even a little from the rest of my income, "said Illah.
Kerja keras dan usaha ibu Illah untuk terus meningkatkan taraf hidupnya pun tidak sia-sia. Kini, ia sudah memiliki pelanggan setia yang setiap hari menyambangi rumahnya untuk mengambil kue yang terbuat dari ketan - produksinya. Bahkan, tidak jarang ia kewalahan melayani pesanan pelanggannya terutama di saat musim hajat tiba. Ibu Illah mengakui pesanan Opak Setir tidak pernah berhenti kecuali di bulan puasa. Namun saat bulan puasa tersebut justru dimanfaatkannya untuk memaksimalkan produksi Opak Setir supaya stoknya mencukupi untuk kebutuhan ketika Lebaran datang. Ke depannya, ibu Illah berharap bisa mendapatkan pinjaman lagi karena ia ingin menambah jumlah karyawan dan menambah kapasitas produksinya lagi.
Hard work and effort to continue improving maternal Illah standard of living was not in vain. Now, he already has a loyal customer who visited his home daily to pick up a cake made of glutinous rice - production. In fact, he often orders overwhelmed its customers, especially in the current hunger season arrives. Mrs. Illah acknowledges orders of Opak Setir never stopped except in the month of fasting. However, during the fasting month is actually exploited to maximize the production of so-stock Opak sufficient for the needs when Lebaran comes. In the future, Mrs. Illah hopes to get another loan from KOMIDA because she wants to increase the number of employees and her production capacity.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
43
5
Keuangan Financials
Laporan Tahunan Annual Report 2011
41
Tanggung Jawab Laporan Tahunan Responsibility for Annual Report Pernyataan Dewan Komisaris & Direksi
Statement of Board of Commissioners & Board of Directors
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah buku Laporan Tahunan Bank Andara tahun 2011, yang di dalamnya juga memuat Laporan Keuangan Bank Andara untuk tahun buku 2011.
The undersigned have read and approved the Annual Report of Bank Andara for the year 2011, which includes the Financial Statement of the year 2011.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Stephen Mitchell Presiden Komisaris President Commissioner
William C. Haworth Komisaris Commissioner
Ari R.P. Ariwibowo Komisaris Independen Independent Commissioner
Delima Kiswanti Komisaris Independen Independent Commissioner
Direksi Board of Directors
Don E. Johnston Jr. Plt. Presiden Direktur Acting President Director
Irianto Kusumadjaja Direktur Director
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Irene Hamidjaja Direktur Director
44
Laporan Keuangan Financial Statement
Laporan Tahunan Annual Report 2011
45
6
Data Perusahaan Corporate Data
Laporan Tahunan Annual Report 2011
46
Struktur Organisasi Organization Structure
47
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Laporan Tahunan Annual Report 2011
48
RISK & CAPITAL COMMITTEE
CREDIT MANAGER Arya I
Sr. CREDIT OFFICER
FINANCE & ACCT. MANAGER Didi Sutarman
TREASURY UNIT Vacant
INVESTOR RELATIONS MANAGER Hisar Joel M
CHIEF FINANCIAL OFFICER Sakti Nugroho
RISK MANAGEMENT COMMITTEE
BRANCH GA
BRANCH LOAN ADMIN Dita A
BRANCH OPERATION Soedin Karunia
IT STEERING COMMITTEE
HEAD OFFICE LOAN ADMIN
HEAD OFFICE GA Sudiasa
HEAD OFFICE OPERATION MANAGER A. A Suamba
IT & OPERATIONS DIRECTOR Irianto Kusumadjaja
CREDIT RISK & POLICY COMMITTEE
ANDARA LINK Vacant
IT OPERATION DEPT Vacant
IT DEV. DEPT Vacant
IT GROUP HEAD F. Rudijanto
PRESIDENT DIRECTOR
LEGAL CREDIT Ketut Sedana Yasa
CORP. SECRETARY Garnadi Walanda
HUMAN RESOURCE Ari Wibawa
RISK MGMT Prita Tridiana
COMPLIANCE Shinta Hutagalung
COMPLIANCE DIRECTOR Irene Hamidjaja
INTERNAL AUDIT
ORGANIZATION CHART OF BANK ANDARA
FEE BASE INCOME Vacant
MONITORING & SUPERVISION Vacant
BUSINESS LLENDING Syarif Hidayat
NATIONAL FUNDING Phera T. Ukur
SR. VP BUSS. DEV Supriyono
MARKETING & PROD. MNG Vacant
BUSINESS INITIATIVE HEAD Vacant
BRANCHES
KPO DENPASAR Iwan Kusuma Herlambang
BUSINESS DEVELOPMENT DIRECTOR Don Johnston
Profil Dewan Komisaris Board of Commisioners Profile
Stephen Mitchel Komisaris Utama President Commisioner
William C. Haworth Komisaris Commisioner
Mr. Mitchell adalah Vice President of Institutional Financial Services untuk Mercy Corps, memiliki pengalaman 29 tahun di bidang keuangan lokal dan internasional. Beliau pernah menjabat sebagai Chairman XacBank, salah satu organisasi keuangan mikro di Asia yang paling besar dan paling sukses, dan pernah menjadi penasihat untuk urusan keuangan mikro di berbagai negara. Beliau adalah Certified Public Accountant dan Certified Treasury Professional, dan pernah menjadi pembicara di berbagai konferensi dan forum akuntansi. Beliau menjabat sebagai anggota direksi Mercy Corps Northwest, XacBank, Capital Pacific Bank, dan Mercy Corps Scotland, dan merupakan anggota komite investasi di Microvest Capital LLC, perusahaan di Washington, D.C. yang mengelola investasi senilai $20 juta untuk bank keuangan mikro di seluruh dunia.
Mr. Haworth adalah Chief Strategist, Global Financial Markets di IFC. Beliau memiliki rekam jejak yang kuat dalam membangun tim di Asia dan dalam memimpin karyawan yang sangat beragam di berbagai negara. Beliau memiliki paduan yang kuat dari kemampuan manajemen strategis, risiko, dan proses serta pengalaman manajemen sumber daya manusia dan team building. Beliau pernah mengelola organisasi dengan karyawan lebih dari 600 orang dan secara efektif bekerjasama dengan para CEO dan pejabat senior pemerintah di seluruh dunia dalam berbagai peranan konsultasi dan manajemen. Latar belakang beliau meliputi 12 tahun sebagai Practicing Credit Officer dengan IFC, Chemical Bank, di New York, dan dengan Citibank, di Arab Saudi dan di A.S.; serta 16 tahun pengalaman di bidang konsultasi sektor keuangan dengan perusahaan-perusahaan terkemuka, termasuk Booz Allen, Barents Group, KPMG, dan A.T. Kearney/EDS.
Mr. Mitchell is the current Vice President of Institutional Financial Services for Mercy Corps, has 29 years of domestic and international finance experience. Mr. Mitchell has served as chairman of XacBank, one of Asia's largest and most successful commercial microfinance organizations, and been an advisor on microfinance matters around the world. He is a Certified Public Accountant and Certified Treasury Professional, and has presented at numerous accounting conferences and forums. Mitchell served on the boards of Mercy Corps Northwest, XacBank, Capital Pacific Bank and Mercy Corps Scotland, and was an investment committee member of 49
Mr. Haworth is the Chief Strategist, Global Financial Markets at IFC. He has a strong track record in building teams in Asia and in managing a diversified workforce across countries. He has a strong mix of strategic, risk and process management skills as well as very strong people management and team building experience. He has managed an organization with over 600 people and has dealt effectively with CEO’s and senior government officials around the world in a variety of consulting and management roles. His background includes 12 years as a practicing
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Microvest Capital LLC, a Washington, D.C.-based firm that manages $20 million in investments to microfinance banks worldwide.
credit officer with the IFC, Chemical Bank, in New York, and with Citibank, in Saudi Arabia and the US; as well as 16 years of financial sector consulting experience with leading firms including: Booz Allen, Barents Group, KPMG, and A.T. Kearney/EDS.
Ari R.P. Ariwibowo Komisaris Independen Independent Commisioner
Delima Kiswanti Komisaris Independen Independent Commisioner
Beliau memiliki pengalaman di bidang perbankan selama tiga tahun terakhir sebagai Executive Vice President di Bank Danamon di bagian Center for Operational Excellence, dan pengalaman internasional selama kurang lebih lima tahun di McKinsey Consulting pada level managerial untuk bidang Corporate Finance dan Strategy and Operation Transformation. Beliau saat ini aktif sebagai founding partner di Fairways Investments Group, sebuah perusahaan induk investasi yang berinvestasi pada bidang retail, properti, dan pertambangan. Beliau memperoleh gelar MBA dari Wharton School, University Pennsylvania dan BSc di bidang Economics dan Engineering dari University of Pennsylvania.
Beliau memiliki pengalaman di bidang perbankan selama lebih dari delapan belas tahun, antara lain sebagai Chief Executive Officer di Bank Purba Danarta – sebuah bank yang didirikan untuk secara khusus melayani sektor mikro - dari tahun 1999-2006. Sebelum bergabung dengan Bank Andara, dia bekerja sebagai konsultan keuangan mikro meliputi daerah Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Aceh, Nias, Pontianak, Timor Leste dan lainnya, termasuk mempersiapkan, mendirikan dan mendukung beroperasinya BPR yang pertama di Papua. Beliau memperoleh gelar MBA dari University of Sourthern California dan BSc di bidang Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung.
Mr. Ariwibowo has experience in banking for the past three years as an Executive Vice President at Bank Danamon at the Center for Operational Excellence, and international experience of nearly 5 years at McKinsey Consulting at managerial level for Corporate Finance and Strategy and Operation Transformation. He is currently active as a founding partner at the Fairways Investments Group, an investment holding company which invests in retail, property, and mining. Mr. Ariwibowo holds an MBA from Wharton School, University of Pennsylvania and BSc in Economics and Engineering from University of Pennsylvania.
Mrs. Kiswanti has over than eighteen years experience in banking including as Chief Executive Officer in Purba Danarta Bank - a bank that was established to specifically serve the microfinance sector - from the years 1999-2006. Prior to joining the Bank Andara, she worked as a microfinance consultant which covers Jakarta, Denpasar, Jakarta, Aceh, Nias, Pontianak, Timor Leste and other areas, including preparing, setting up and supporting the operation of the first BPR in Papua. She holds an MBA from the University of Sourthern California and a BSc in Industrial Engineering from Institut Teknologi Bandung.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
50
Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile
51
Irianto Kusumadjaja Direktur Director
Irene Hamidjaja Direktur Director
Bapak Kusumadjaja mempunyai pengalaman selama lebih dari 21 tahun di bidang perbankan dan teknologi informasi. Jabatan terakhir beliau sebelumnya adalah Presiden Direktur Mysis International Financial Systems, salah satu perusahaan core banking solutions ternama di Indonesia. Beliau juga pernah menjabat sebagai Vice President untuk bidang teknologi informasi di PT Industrial Bank of Japan di Indonesia, dan juga di the Mizuho Corporate Bank di Hong Kong. Beliau memperoleh gelar di bidang Teknologi Informasi dari Institut Teknologi dan Informasi di Jakarta
Ibu Hamidjaja memiliki pengalaman lebih dari 21 tahun di bidang perbankan dan keuangan, dengan jabatan terakhir sebelumnya adalah Direktur di Commonwealth Bank of Australia, Indonesia, dengan tanggung jawab meliputi kepatuhan, manajemen risiko, dan sumber daya manusia. Sebelum itu, beliau adalah Direktur Kepatuhan di Citibank, N.A. Indonesia di mana beliau mempergunakan keahliannya di bidang operasional perbankan, akunting, dan kepatuhan. Beliau memperoleh gelar sarjana di bidang Akuntansi dari the University of New Orleans, Amerika Serikat.
Mr. Kusumadjaja has over 21 years experience in the field of banking and IT, most recently serving as the President Director of Misys International Financial Systems, one of the leading core banking solution providers in Indonesia. He served as Vice President for IT at Indonesia’s PT Industrial Bank of Japan, as well as the Mizuho Corporate Bank in Hong Kong. He holds a degree in Information Technology from the Institute of Information and Technology in Jakarta
Ms. Hamidjaja has over 21 years experience in banking and finance, most recently as Director of the Commonwealth Bank of Australia in Indonesia with responsibilities including compliance, risk management and human resources. Previously, she was the Compliance Director of Citibank, N.A. Indonesia where she utilized her expertise in banking operations, accounting and compliance. She holds a Bachelor Degree in Accounting from The University of New Orleans, USA.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
Don E. Johnston, Jr. Plt. Presiden Direktur dan Direktur Pengembangan Bisnis Acting President Director and Business Development Director Bapak Johnston memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang perbankan, usaha kecil dan menengah, dan keuangan mikro. Beliau pernah menjabat sebagai konsultan dari Harvard University untuk Bank Rakyat Indonesia selama 13 tahun, yang terlibat secara aktif mengembangkan BRI Unit Desa. Setelah di BRI, beliau bekerja dalam bidang kebijakan institusional perbankan pedesaan, mikro, dan SME. Beliau juga menjadi konsultan di berbagai macam institusi dan bank umum dalam bidang pengembangan program dan produk pembiayaan mikro dan SME. Beliau mempunyai pengalaman yang luas di bidang analisa dan pengembangan bisnis, desain produk dan implementasi, operasional, pengawasan dan support, survey dan statistik, dan sistem informasi manajemen dan komputerisasi. Beliau juga adalah salah seorang pengajar di Financial Institutions for Private Enterprise Development (FIPED), suatu Program Pendidikan Eksekutif dari Harvard University. Di Bank Andara Bapak Johnston menjabat sebagai Direktur sekaligus sebagai Plt Presiden Direktur.
Mr. Johnston has over 20 years experience in banking, small and medium enterprises (SME) and microfinance. He served as the Harvard resident advisor to Bank Rakyat Indonesia (BRI) for 13 years, taking an active role in building the Unit Desa system. Since leaving BRI, he has worked in institutional policy support in micro, SME and village banking. He also advised a range of multilateral institutions and commercial banks on micro and SME finance product and program development. He has significant experience in: business analysis and development; product design and implementation; operations supervision and support; surveys and statistics; and computerization and management information systems. Mr. Johnson also teaches at Harvard University’s Financial Institutions for Private Enterprise Development (FIPED) Executive Education program. In Bank Andara Mr. Johnston acts as the Director and also as the Acting President Director.
Laporan Tahunan Annual Report 2011
52
Laporan Tahunan Annual Report 2011