PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 11 PADANG Melko Fardian *, Rahmi**, Lita Lovia** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
ABSTRACT Students comprehension of mathematical concepts is one of the factors that affect the learning outcomes of Mathematics. Students comprehension of mathematical concepts are still low in the SMPN 11 Padang seen from the results obtained studying Mathematics. The research aims to determine whether the students comprehension of mathematical concepts that apply SAVI approach with techniques Numbered Head of Structured better comprehension of mathematical concepts with conventional learning students at class VII SMPN 11 Padang. This type of research is experimental research, the design of randomized trials on the subject. The research instrument was a test of comprehension of mathematical concepts. Form of test used is a form of essays with a reliability test = 0.945. Based on hypothesis testing with MINITAB obtained P-value = 0.017, it can be concluded that the students comprehension of mathematical concepts that apply SAVI approach with techniques Numbered Head of Structured better comprehension of mathematical concepts with conventional teaching students in class VII SMPN 11 Padang with level 95 %. Keyword: Comprehension of Mathematical Numbered Head of Structured
Concepts,
SAVI
Approach,
PENDAHULUAN
matematika. Namun Usaha tersebut
Matematika merupakan salah satu
belum memperlihatkan hasil yang
ilmu
peranan
memuaskan. Kenyataannya di sekolah
dunia pendidikan.
hasil belajar matematika siswa masih
yang
mempunyai
penting dalam Peranannya
yang
itu
relatif rendah. Berdasarkan observasi
membuat pemerintah dan para guru
yang dilakukan di SMPN 11 Padang
melakukan berbagai usaha dalam
ditemukan proses pembelajaran masih
meningkatkan
terpusat
mutu
penting
pendidikan
pada
guru,
kurangnya
pengelolaan pembelajaran yang sesuai
aktivitas
dengan empat tipe gaya belajar siswa
memanfaatkan
membuat belajar kelompok menjadi
mungkin dalam pembelajaran (Meier,
tidak berjalan dengan baik yang pada
2005: 91). Selanjutnya menurut Meier
akhirnya
unsur pada pendekatan SAVI yang
pemahaman
matematis siswa yang
sedang
konsep
terhadap materi dipelajari
menjadi
intelektual indra
menunjukkan
serta sebanyak
adanya
pengelolaan
pada empat tipe gaya belajar siswa
rendah.
Pemahaman
konsep
adalah:
matematis
siswa
rendah
a. Somatis adalah belajar dengan
mengakibatkan
yang hasil
belajar
matematika siswa masih banyak di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 75.
bergerak
dan berbuat,
b. Auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar, c. Visual
adalah
belajar
dengan
mengamati dan menggambarkan, Mengatasi masalah
di atas adalah
dengan menerapkan pendekatan yang bisa menfasilitasi dan memanfaatkan
d. Intelektual adalah belajar dengan memecahkan
masalah
dan
merenung.
keunggulan dari empat tipe gaya belajar siswa yaitu somatis, auditori,
Sesuai dengan unsur di atas maka
visual dan intelektual Menfasilitasi
dalam
keempat tipe gaya belajar siswa
pendekatan
berarti melibatkan aktivitas tubuh dan
contoh aktivitas SAVI yang sesuai
aktivitas
dengan materi pelajaran.
intelektual
memanfaatkan
indra
serta sebanyak
mungkin dalam pembelajaran, untuk memenuhi
itu
diterapkanlah
pendekatan Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI) dengan teknik Kepala Bernomor Terstruktur dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 11 Padang. Pendekatan SAVI
adalah
melibatkan
pendekatan
aktivitas
tubuh
yang dan
pembelajaran SAVI,
dengan
dimunculkan
Tabel 1. Contoh Aktivitas SAVI Yang Sesuai Dengan Materi Pelajaran Jenis aktivitas Indikator dalam PBM sesuai dengan pendekatan SAVI Somatis a. memperagakan, memperesentasikan seperangkat konsep di depan guru atau peserta diskusi, Auditori a. membaca keras-keras materi dan jawaban dalam LKS serta rumusan pertanyaan
dari siswa intelektual, b. bertanya, memberi tanggapan, pendapat dan saran pada saat diskusi pada teman atau pada guru, c. menanggapi tanggapan, saran dan menjawab pertanyaan guru/siswa lain, d. mendengarkan penjelasan dari guru atau temannya. a. siswa mengamati alat peraga kemudian memaknainya, b. siswa membuat gambar atau diagram di papan tulis. a. mengerjakan latihan LKS, b. memikirkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi, c. memikirkan kesimpulan dari materi yang dipelajari.
Visual
Intelektual
Diperlukan kelompok belajar untuk menerapkan Teknik Kepala Bernomor terstruktur dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kemudian tugas khusus diberikan kepada
setiap
siswa
berdasarkan
nomornya (Lie, 2010: 59) Setiap kelompok mempunyai empat orang anggota kelompok yang terdiri dari satu orang siswa Somatis, satu orang siswa Auditori, satu orang siswa Visual dan satu orang siswa Intelektual. Siswa somatis bertugas dalam
memperagakan,
memperesentasikan
seperangkat
konsep di depan guru atau peserta diskusi, ia bisa bergerak aktif pada
Memanfaatkan keunggulan dari setiap gaya belajar bisa dilakukan dengan menggunakan
teknik
Kepala
Bernomor Terstruktur. Teknik Kepala Bernomor
Terstruktur
berfungsi
dalam memberikan tugas khusus pada setiap siswa berdasarkan tipe gaya belajarnya. diberikan
Tugas harus
khusus sesuai
yang dengan
keunggulan dari setiap tipe gaya belajar. Memanfaatkan keunggulan
saat
presentasi.
Siswa
auditori
bertugas dalam bertanya, memberi tanggapan, pendapat, dan saran pada saat
diskusi
rumusan siswa
dan
membacakan
pertanyaan intelektual.
yang
dibuat
Siswa
visual
bertugas mencatat hasil LKS, dan membuat diagram atau gambar di papan tulis. Siswa intelektual bertugas dalam merumuskan pertanyaan dan membuat kesimpulan materi.
dari setiap tipe gaya belajar berguna
METODE PENELITIAN
untuk mempermudah siswa dalam
Jenis penelitian adalah penelitian
memahami konsep materi pelajaran.
eksperimen
dengan
rancangan
penelitian yang digunakan random
diperoleh nilai tertinggi pada kelas
terhadap subjek. Populasi penelitian
eksperimen
adalah siswa kelas VII SMP 11
terendah 53. Sedangkan pada kelas
Padang tahun pelajaran 2012/2013
kontrol nilai tertinggi yaitu 91 dan
yang terdiri dari 7 kelas. Teknik
nilai terendah 43, seperti terlihat pada
pengambilan sampel yang dilakukan
Tabel 2.
secara acak. Pada kelas eksperimen
Tabel 2. Nilai tes akhir pemahaman konsep matematis siswa kelas sampel
diterapkan pendekatan SAVI dengan teknik Kepala Bernomor Terstruktur dan
pada
kelas
pembelajaran
kontrol
dengan
konvensional.
Kelas Eksperimen Kontol
yaitu
96
dan
S
nilai
Xmaks Xmin
77,43 11,77 69,55 15,08
96 91
53 43
Pada
tahap akhir diberikan tes berbentuk
Pada
essai
indikator
simpangan baku kelas eksperimen
pemahaman konsep. Sebelum tes
lebih rendah daripada simpangan
akhir dilaksanakan terlebih dahulu
baku kelas kontrol. Ini berarti nilai
dilakukan uji coba tes untuk melihat
pada kelas kontrol lebih menyebar
reliabilitas tes yang akan digunakan.
dari pada kelas eksperimen.
yang
Pemberian
memuat
interpretasi
Arikunto
(2010:
239).
Berdasarkan perhitungan diperoleh r11= 0,945 dengan rtabel =0,349, maka soal
tes
reliabel.
Analisis
data
bertujuan untuk melihat pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengukur pemahaman
2
terlihat
bahwa
terhadap
koefisien reliabilitas tes berpedoman pada
Tabel
matematis
siswa
digunakan rubrik analitik skala 4 yang berpedoman pada Iryanti (2004: 14).
Berdasarkan uji hipotesis dengan MINITAB diperoleh P-value = 0,007 pada taraf kepercayaan 95%. Karena P-value lebih kecil dari α yang ditetapkan (α = 0,05), maka hipotesis diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pendekatan SAVI
dengan
teknik
Kepala
Bernomor Terstruktur lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada siswa kelas VII SMPN 11
Berdasarkan hasil tes akhir yang
Padang. Setiap kelompok pada kelas
diberikan pada kedua kelas, maka
eksperimen diberikan satu alat peraga
sebagai bagian dalam menfasilitasi
terhadap bentuk pertanyaan yang
gaya belajar Visual dan somatis
diberikan.
siswa.
belajar
ditutup oleh pembacaan kesimpulan
Auditori dilakukan dengan menyuruh
oleh siswa intelaktual. Dalam kelas
siswa
menceritakan
kontrol penyajian materi dilakukan
memberikan
secara konvensional yang ciri-cirinya
Menfasilitasi
gaya
untuk
pengetahuannya, tanggapan
dan
saran
terhadap
Akhir
pelajaran
akan
mengacu pada Nasution (2010: 2009).
penjelasan guru maupun temannya. Setiap kelompok diberikan LKS yang berfungsi untuk menfasilitasi gaya belajar
intelektual
siswa,
setelah
siswa selesai mengerjakan LKS maka dilakukanlah presentasi oleh siswa dalam
rangka
menfasilitasi
gaya
Dalam
melihat
pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi yang diberikan maka dilakukanlah tes akhir.
yang diberikan mengandung tiga indikator pemahaman konsep yaitu:
mengklasifikasikan siswa
Tes akhir
menyatakan ulang sebuah konsep,
belajar somatis siswa. Setelah
kemampuan
menurut
selesai
sifat-sifat tertentu, mengaplikasikan
resentasi maka guru akan menyuruh
konsep atau algoritma kepemecahan
siswa auditori untuk memberikan
masalah. Berdasarkan hasil penelitian
tanggapan dan sarannya, begitu juga
yang dilakukan secara keseluruhan
setelah siswa visual membuat gambar
siswa kelas eksperimen sudah mampu
di papan tulis guru juga meyuruh
memenuhi
siswa auditori untuk memberikan
pemahaman konsep tetapi pada kelas
tanggapannya. Rumusan pertanyaan
kontrol
yang dibuat oleh siswa intelektual
kekurangan.
berisi tentang apa-apa saja materi
memenuhi soal yang mengandung
pelajaran yang tidak dimengerti oleh
indikator menyatakan ulang sebuah
siswa
dari
konsep satuan sudut, siswa kelas
rumusan pertanyaan ini akan dibahas
eksperimen telah mampu menjawab
di depan kelas oleh guru bersama
sesuai dengan langkah-langkah yang
siswa. Kemampuan berpikir siswa
dipelajari.
Intelektual
yang
akan
menyatakan satuan sudut derajat ke
memberikan
dampak
baik
satuan sudut detik serta siswa telah
intelektual.
somatis
objek
Jawaban
bagus yang
ketiga
masih
terdapat Dimana
Siswa
telah
indikator
sedikit dalam
mampu
mampu menyatakan satuan sudut
bahwa pemahaman konsep matematis
menit ke satuan sudut detik.
siswa dengan penerapan pendekatan Somatis,
Jawaban siswa kelas kontrol hanya menunjukkan adanya
pemahaman
tentang perbedaan ukuran
satuan
sudut derajat dengan satuan sudut detik, namun belum sesuai dengan perbandingan ukuran satuan sudut
Auditori,
Visual
dan
Intelektual (SAVI) dengan teknik Kepala bernomor Terstruktur lebih baik dari pada
pemahaman konsep
matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 11 Padang.
yang telah ditetapkan. 1 = 3600′′ maka ukuran satuan sudut detik untuk
DAFTAR PUSTAKA
8 = 8 × 3600′′ = 28800′′. ini sangat
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
berbeda dengan jawaban siswa kelas kontrol, dimana siswa kelas kontrol menjawab 8 = 30400′′
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian unjuk kerja.Yogyakarta: Depdiknas
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui
siswa
pada
kelas
eksperimen telah mampu memenuhi
Lie,
Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
indikator pemahaman konsep yang dituntut dari soal. Siswa pada kelas kontrol belum mampu memenuhi indikator pemahaman konsep yang dituntut soal secara baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematis
siswa
kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan maka
dapat
diambil
kesimpulan
Meir, Dave. (2005). The Accelerated Learning Handbook (terjemahan). Bandung: PT Mizan Pustaka. Nasution, S. (2010). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syafriandi. (2001). Analisis Statistika Inferensial dengan Menggunakan Minitab. Padang: UNP.