Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 85-94
85
Mekanisme Scoring dan Pembobotan pada Handover Target Selection Rizki Dian Rahayani Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Caltex Riau
Abstrak Komunikasi bergerak menjadi popular seiring dengan kebutuhan manusia untuk tetap berkomunikasi ketika bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Kontinyuitas komunikasi saat pengguna mobile memerlukan suatu mekanisme handover yang baik. Vertical handover (VH) terjadi pada jaringan dan teknologi yang berbeda, salah satunya adalah handover pada jaringan heterogen dari WLAN ke 4G maupun sebaliknya. Salah satu perbaikan mekanisme VH adalah dengan melakukan optimasi Vertical Handover Decision (VHD) dengan menggunakan pembobotan dan scoring pada Handover Target Selection (HTS). Tujuan scoring dan pembobotan adalah menentukan skala prioritas tujuan handover sesuai dengan kesediaan bandwidth, level daya, tarif, dan tingkat keamanan jaringan. Scoring dan pembobotan HTS pada pemodelan TBVH digunakan untuk menentukan bandwidth jaringan target HO. Hal tersebut dapat memaksimalkan waktu koneksi dengan jaringan yang tepat dan memaksimalkan level kepuasan pengguna dalam menentukan bandwidth yang diperlukan. Selain itu dengan menggunakan HTS, level kepuasan pengguna selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan tetap terhubung pada satu jaringan tertentu. Karena pada HTS terjadi proses pemilihan jaringan secara optimal. Kata kunci: VHD, TBVH, HTS, Scoring , Pembobotan.
Abstract Continuity of communication when a mobile user requires a good handover mechanism. Vertical handover(VH) occur on the network with different technologies, one of which is on a heterogeneous network handover from WLAN to 4G.One of there pair mechanismis to perform optimizationVH is Vertical Handover Decision (VHD), with scoring and weight distribution in Handover Target Selection (HTS). The objective is to determine the scoring and weighting priority handover purposes in accordance with the willingness bandwidth, power levels, rates, and the level of network security. Scoring and weighting of HTS on TBVH modeling is used to determine the network bandwidth of HO’s target. It can maximize time with the right network connections and maximize user satisfaction levels in determining the required bandwidth. Using the HTS, the level of user satisfaction is always higher when compared with staying connected to one specific network, due to the optimal network selection occurs in HTS. Keywords : VHD, TBVH, HTS, Scoring, Weighting
1
Pendahuluan
Komunikasi bergerak menjadi popular seiring dengan kebutuhan manusia untuk tetap berkomunikasi ketika bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Kontinyuitas komunikasi saat pengguna mobile memerlukan suatu mekanisme handover yang baik. Handover merupakan proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada Mobile Node (MN) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan. Vertical handover (VH) terjadi pada jaringan dan teknologi yang berbeda. Misalnya handover pada jaringan heterogen dari WLAN ke 3G maupun sebaliknya. Karena berbeda teknologi, sering kali pada vertical handover mengalami banyak kendala, sehingga memerlukan suatu mekanisme yang baik. Untuk memfasilitasi mekanisme yang baik dalam vertical handover inter sistem, IEEE mengeluarkan protokol 802.21 yang menyediakan prosedur vertical handover termasuk konfigurasi link sebelumnya, informasi RSS , pencarian link baru, radio access scanning , dan informasi network. Namun demikian pada IEEE 802.21 tidak terdapat algoritma handover
86
Rizki Dian Rahayani
decision dan algoritma execution handover. Untuk itu diperlukan implementasi proses handover decision dan execution handover pada IEEE 802.21. Penelitian VHD dalam menentukan target HO sudah banyak dilakukan, antara lain oleh Yan [1] dan Shaikh[ 2]. Perbandingan dari kedua penelitian tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1 Parameter Kelebihan
Kekurangan
Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Yan[1] Target HO dihitung berdasarkan cost factor terkecil yang merupakan perhitungan berdasarkan pembobotan bandwidth, tarif, level keamanan dan konsumsi daya yang diharapkan oleh pengguna.
Perhitungan level prioritas masih manual, belum berdasarkan pada spesifikasi pengguna
Penelitian Shaikh[2] Adanya perhitungan skala prioritas target HO berdasarkan spesifikasi pengguna
Penentuan target HO hanya berdasarkan pada keadaan pengguna, tanpa memperhitungkan pembobotan masingmasing bandwidth, tarif, level keamanan dan konsumsi daya yang diharapkan pengguna.
Tabel diatas yang menjadi latar belakang penelitian ini, dimana perlu adanya perbaikan fasa Handover Target Selection dengan mengintegrasikan penelitian yang dilakukan oleh Shaikh [2] ke dalam penelitian yang dilakukan oleh Yan[1], sehingga diharapkan hasil penentuan target HO akan semakin akurat.. 2
Metodologi
Handover Target Selection (HTS)
SELULAR
WiFi
C AP 1
AP2
R O
z c
B A D
Gambar 1
Skenario HTS
Gambar 1 menunjukkan skenario dari HTS. Dimana AP1 akan melakukan HO dengan salah satunya dari kandidat target HO. Perhitungan cost faktor kemudian dilakukan, dan jaringan dengan cost faktor terendah yang dipilih sebagai target HO selanjutnya. Diagram blok HTS ditunjukkan pada Gambar 2.
Mekanisme Scoring dan Pembobotan pada Handover Target Selection
Gambar 2
87
Diagram Blok Proses HTS
Dalam penentuan cost faktor pembobotan mutlak diperlukan. Dimana pembobotan dilakukan sesuai dengan parameter prioritas yang diinginkan MN.Parameter yang digunakan adalah kesediaan bandwidth, tarif, dan tingkat keamanan jaringan. Selain itu level daya MN juga menjadi parameter dalam pembobotan cost faktor. Apabila level baterei MN diasumsikan pwr, dimana pwr bernilai 0 < < 1. Bernilai 1 ketika baterai penuh dan bernilai 0 saat baterai habis, dan pembobotan bandwidth,tarif,keamanan dan level daya baterai masing-masing disimbolkan , , dan . Maka +
+
+
=1
(1)
=1−
(2)
Level prioritas dari pembobotan ditentukan sebagai berikut : 0<
<
<1
<
(3)
Dengan : : :
Prioritas rendah Prioritas sedang Prioritas tinggi
Pada penelitian ini pemilihan score prioritas juga ditentukan oleh lingkungan dimana pengguna berada, misalnya pengguna pada area kampus menjadikan tarif sebagai prioritas tertingginya, berbeda dengan area perumahan maupun bisnis. Skala prioritas tersebut yang nantinya digunakan melakukan pembobotan parameter HTS. Pada penelitian ini terdapat 3 skenario daerah pengguna, yaitu daerah perumahan, daerah bisni, dan kampus dengan masing masing prioritas layanan. Penentuan skala prioritas pengguna dapat ditentukan berdasarkan interval tiap score Ahmed[3], dengan range score 1-9. =
−
(4)
Dengan Lu Li
: Score tertinggi : Score terendah
88
Rizki Dian Rahayani
Np : Banyaknya parameter Skala prioritas untuk masing-masing pengguna pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2. berikut . Tabel 2
Score Prioritas Pengguna
Pendidikan Keamanan BW Tarif
Score 1 4 7
Perumahan BW Keamanan Tarif
Bisnis Tarif Keamanan BW
Besarnya bandwidth network tujuan HO menentukan kelancaran komunikasi yang dilakukan MN, Sehingga untuk MN dengan kecepatan pergerakan yang tinggi, membutuhkan HO dengan jaringan yang mempunyai bandwidth yang besar. Jenis aplikasi juga menentukan besar bandwidth yang diperlukan dan dengan jaringan mana akan terhubung. Untuk komunikasi data lebih tepat jika terhubung dengan WLAN daripada dengan UMTS, karena kecepatan data menggunakan WLAN adalah 5 Mbps. Penentuan prioritas jaringan untuk masing-masing aplikasi sesuai bandwidth ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3
Tingkat Skala Prioritas bandwidth sesuai Jenis Komunikasi
Score 1 4 7
Voice WIMAX WLAN UMTS
VoIP WLAN WMAX WLAN
Data UMTS WMAX WLAN
Banyaknya jumlah level prioritas per parameter diasumsikan , , , karena parameter yang dibandingkan adalah 3.( bandwidth,tarif,keamanan). Maka menurut Yan[1] , (5) . + . + . = × +
(6) + ×
+
(7) +
× +
(8) +
Pada HTS, jaringan dengan nilai Cost faktor terkecil yang dipilih sebagai target HO. Menurut [Yang,2010], besarnya cost faktor untuk 4 parameter dapat diformulasikan , = (
,
,
,
,)
Dengan C
W
: : : : : :
cost function bandwidth yang tersedia (Mbps) tarif layanan per menit (rupiah) level keamanan (1-10) level konsumsi daya (1-10) pembobotan dari algoritma WD
(9)
Mekanisme Scoring dan Pembobotan pada Handover Target Selection
: : : :
89
pembobotan bandwidth pembobotan monetary cost pembobotan level keamanan pembobotan level konsumsi daya
Normalisasi Cost faktor untuk sejumlah n kandidat jaringan dirumuskan : =
(1⁄ ) max (1⁄ ). . (1⁄
(1⁄ ) max (1⁄ ). . (1⁄
) )
+
+
)
max( . .
max( . .
(10)
+
)
Tingkat kepuasan pengguna dapat dituliskan −
=
×
+
−
×
+
−
(11)
×
Dengan LKP
:
Tingkat Kepuasan Pengguna
:
Bandwidth yang diharapkan
:
Bandwidth aktual
:
Cost yang diharapkan
:
Cost aktual
:
Tingkat keamanan yang diinginkan
:
Tingkat keamanan aktual
:
Pembobotan bandwidth
:
Pembobotan cost
:
Pembobotan tingkat keamanan
Untuk simulasi HTS akan dibandingkan hasil user statisfication (pemilihan jaringan) dengan referensi. 3.
Hasil dan Analisa
Pada HTS ini, MN memilih dengan jaringan manakah akan melakukan HO. Kriteria pemilihan target HO ditentukan oleh jaringan dengan cost faktor terendah. Cost faktor sendiri di yang ditentukan oleh pembobotan masing-masing parameter bandwidth, tarif, tingkat keamanan dan daya baterai dari MN . Adapun pembobotan dari tiap parameter ditentukan oleh prioritas masing-masing parameter sesuai dengan kebutuhan MN. Pada HTS, pemilihan cost factor yang tepat akan mempengaruhi level kepuasan pengguna seperti dijelaskan pada bab 3, karena pengguna akan terhubung dengan jaringan sesuai kriteria yang diperlukan. Pada penelitian ini ada 3 network yang akan menjadi target HO MN. Dimana Exp N adalah spesifikasi parameter jaringan yang diinginkan.
90
Rizki Dian Rahayani
3.1
HTS Satu Pengguna
A.
Pengaruh Bandwidth terhadap LPK
Parameter perhitungan cost factor dan level kepuasan pengguna pada bagian ini ditunjukkan pada Tabel 4 Spesifikasi bandwidth, tarif, konsumsi daya dan keamanan telah dijelaskan pada bab 2. Tabel 4 Network ID Tipe Bandwidth Tarif Tingkat keamanan Konsumsi daya Pengguna
Exp N 2 Mbps 4 3 0.8 Bisnis
Parameter HTS Pengaruh Bandwidth N1 WLAN 5 Mbps 10 rupiah/menit 4 3
N2 WIFI 2 Mbps 20 rupiah/menit 1 2
N3 UMTS 384 kbps 100 rupiah /menit 7 1
Hasil simulasi HTS dengan parameter seperti pada Tabel 4 untuk satu pengguna dapat dilihat pada Gambar 3, dimana target HTS selalu mengacu pada jaringan dengan tingkat kepuasan pengguna tertinggi berdasarkan tingkat keamanan, bandwidth dan tingkat cost. Pada simulasi besarnya faktor prioritas dari bandwidth, tarif dan kemanan berturut-turut adalah, 7, 1 dan 4, sedangkan besarnya daya adalah = 0,8 . Pembobotan masing-masing parameter bandwidth, tarif dan kemanan adalah 0.58 , 0.083 dan 0.33. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai cost faktor yang ditunjukkan pada Tabel 5 Tabel 5 Hasil Perhitungan Cost Faktor Tabel 3.1 ID Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
Cost Faktor 0.033 0.5219 0.8048
Dari Tabel 5 Diketahui bahwa cost faktor terendah adalah jaringan 1, sehingga pengguna sebaiknya terhubung ke jaringan 1 agar level kepuasan pengguna tinggi, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. 4 Target HO Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
3.5
Level Kepuasan Pengguna
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.5 -1
0
100
200
300
400 500 600 Bandwidth (Kbps)
700
800
900
1000
Gambar 3. Hubungan Bandwidth yang diinginkan terhadap LPK
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa LPK MN akan mencapai maksimum jika MN terhubung ke jaringan 1.akan mengalami kenaikan LPK jika terhubung pada jaringan 1 dengan nilai BW 5000 Kbps, sesuai dengan kebutuhan MN, dan faktor pembobotan tinggi pada parameter BW.
Mekanisme Scoring dan Pembobotan pada Handover Target Selection
B.
91
Pengaruh Tingkat Keamanan terhadap LPK
Parameter perhitungan cost faktor dan level kepuasan pengguna pada bagian ini ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Parameter HTS Pengaruh Keamanan Network ID Tipe BW Tarif Tingkat keamanan Konsumsi daya Pengguna
Exp N
N1 WLAN 5 Mbps 10 rupiah /menit 4 3
2 Mbps 4 10 0.8 Bisnis
N2 WIFI 2 Mbps 20 rupiah/menit 1 2
N3 UMTS 384 kbps 100 rupiah / menit 7 1
Tabel 7 Hasil Perhitungan Cost Faktor Tabel 6 ID Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
Cost Faktor 0.300 0.4638 0.6796
Adapun hasil perhitungan LPK dari scenario ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Pada gambar terlihat LPK MN mencapai nilai tertinggi pada apabila MN terhubung ke jaringan 1, hal tersebut sesuai dengan perhitungan cost factor jaringan, dimana pada pengguna bisnis, BW menjadi prioritas terbesar. Semakin besar tingkat keamanan maka LPK jaringan akan semakin besar. 8 7
Level Kepuasan Pengguna
6
Target HO Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
5 4 3 2 1 0 -1
1
2
3
4
5 6 Tingkat Keamanan
7
8
9
10
Gambar 4. Perbandingan Tingkat keamanan terhadap Kepuasan Pengguna
C.
Pengaruh Tingkat Keamanan terhadap LPK
Parameter perhitungan cost factor dan level kepuasan pengguna pada bagian ini ditunjukkan pada Tabel 8. Berikut : Tabel 8. Parameter HTS Pengaruh Keamanan Network ID Tipe BW Tarif Tingkat keamanan Konsumsi daya Pengguna
Exp N 1 Mbps 10 10 0.8 Pendidikan
N1 WLAN 5 Mbps 10 rupiah /menit 4 3
N2 WIFI 2 Mbps 20 rupiah / menit 1 2
N3 UMTS 384 kbps 100 rupiah /menit 7 1
92
Rizki Dian Rahayani
Hasil perhitungan cost factor pada Tabel 8 ditunjukkan pada Tabel 9 Tabel 9. Hasil Perhitungan Cost Faktor Tabel 8 ID Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
Cost Faktor 0.89143 0.83429 0.8667
Berdasarkan Tabel 9, LPK tertinggi dicapai MN, apabila terhubung pada jaringan 2 yang mempunyai cost factor tekecil. Adapun hubungan tarif dengan LPK ditunjukkan pada Gambar 5 berikut. Dimana semakin besar tarif yang diinginkan, kepuasan pengguna lebih besar. 0.1
Level Kepuasan Pengguna
0
-0.1
-0.2 Target HO Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
1
2
3
4 5 6 7 Tarif (Rupiah per 6 detik)
8
9
10
Gambar 5. Pengaruh tingkat cost terhadap tingkat kepuasan pengguna
3.2
HTS 10 Pengguna
Berdasarkan pembahasan 3.1 diketahui bahwa dengan penerapan HTS sebagai VHD membuat LPK MN akan semakin besar. Simulasi selanjutnya dilakukan untuk 10 pengguna dengan tingkat skala prioritas yang berbeda, untuk dilihat performansi HTS sebagai salah satu bagian dari VHD. Pada 10 pengguna, nilai LPK total merupakan penjumlahan dari tingkat kepuasan pengguna pertama hingga ke sepuluh. Parameter yang digunakan untuk simulasi HTS ditunjukkan pada Tabel 10 berikut. Tabel 10 Parameter Simulasi HTS Network ID Tipe Bandwidth Tarif Tingkat keamanan Konsumsi daya
Exp N 2 Mbps 4 10
N1 WLAN 5 Mbps 10 rupiah / menit 4 3
N2 WIFI 2 Mbps 20 rupiah / menit 1 2
N3 UMTS 384 kbps 100 rupiah /menit 7 1
Mekanisme Scoring dan Pembobotan pada Handover Target Selection
93
35
30
Level Kepuasan Pengguna
25
20
15 HTS Terkoneksi pada jaringan 1 Terkoneksi pada jaringan 2 Terkoneksi pada jaringan 3
10
5
0
0
200
400
600
800 1000 1200 Bandwidth (KBps)
1400
1600
1800
2000
Gambar 6 Level Kepuasan 10 Pengguna berdasarkan Bandwidth 35 HTS Terkoneksi pada jaringan 1 Terkoneksi pada jaringan 2 Terkoneksi pada jaringan 3
Level Kepuasan Pengguna
30
25
20
15
10
5
0
1
2
3
4 5 6 7 Tarif (rupiah per 6 detik)
8
9
10
Gambar 7 Level Kepuasan 10 Pengguna berdasarkan Tarif
4 3.5
Level Kepuasan Pengguna
3 2.5 2 1.5 1 0.5
HTS Terkoneksi pada jaringan 1 Terkoneksi pada jaringan 2 Terkoneksi pada jaringan 3
0 -0.5
1
2
3
4 5 6 7 Tingkat keamanan yang diinginkan
8
9
10
Gambar 8 Level Kepuasan 10 Pengguna berdasarkan Keamanan
Pada Gambar 6 hingga Gambar 8, untuk 10 MN dengan skala prioritas jaringan yang acak, terlihat bahwa LPK mencapai nilai optimum saat menggunakan HTS sebagai salah satu kriteria HO. Hal tersebut mengindikasi bahwa HTS dapat meningkatkan tingkat kepuasan pengguna, karena pengguna dapat terhubung ke jaringan yang mendekati kriteria yang diinginkan.
94
4.
Rizki Dian Rahayani
Kesimpulan
Scoring dan pembobotan HTS pada pemodelan TBVH digunakan untuk menentukan bandwidth jaringan target HO. Hal tersebut dapat memaksimalkan waktu koneksi dengan jaringan yang tepat dan memaksimalkan level kepuasan pengguna dalam menentukan bandwidth yang diperlukan. Selain itu dengan menggunakan HTS, level kepuasan pengguna selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan tetap terhubung pada satu jaringan tertentu. Karena pada HTS terjadi proses pemilihan jaringan secara optimal.
Daftar Pustaka [1] Yan, X, “Optimization of Vertical Handover Decision Processes for Fourth Generation Heterogeneous Wireless Networks”, Monash University Australia, September 2010. [2] Shaikh , F, “ Intelligent Proactive Handover and QoS Management using TBVH in Heterogeneous Networks”, Middlesex University, Januari 2010. [3] Mohanty, S. and Akyildiz , I. F.. “A Cross-Layer (Layer 2 + 3) Handover Management Protocol For Next-Generation Wireless Sistems”. IEEE Transactions on Mobile Computing, 5:1347–1360, October 2006. [4] Liu , M., Li , Z., Guo, X., and Dutkiewicz, E. “ Performance Analysis And Optimization Of Handoff Algorithms In Heterogeneous Wireless Networks. “. IEEE Transactions on Mobile Computing, 7(7):846–857, 2008. [5] Zahran , A.H., Liang ,B., and Saleh, A. “Signal threshold adaptation for vertical handoff in heterogeneous wireless networks”. Mobile Networks and Applications, 11(4):625–640, August 2006. [6]
Zhu, F. and McNair , “ Multiservice vertical handoff decision algorithms”, EURASIP Journal on Wireless Communications and Networking, 2006(2):52, April 2006.