LPPM Politeknik Bengkalis
PENGUJIAN PEMILIHAN LOKASI PABRIK PT. MESKOM AGRO SARIMAS BENGKALIS DENGAN METODE BOBOT NILAI/SCORING VALUE Yunelly Asra & Ilin Suhana Administrasi Bisnis Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam- Bengkalis –Riau
[email protected]
Abstrak PT. Meskom Agro Sarimas merupakan salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Bengkalis yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang didirikan pada tanggal 12 Desember 2000 di Jakarta. Yang menghasilkan produk akhir dalam bentuk crude palm oil (cpo). Perusahaan ini bekerja sama dengan Koperasi Meskom Sejati membentuk kerja sama plasma yaitu dimana koperasi menyediakan lahan untuk diolah sedangkan seluruh biaya pembibitan dan pengolahan ditanggung oleh perusahaan dengan pembagian hasil 70% untuk perusahaan dan 30% untuk koperasi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah memilih lokasi yang paling baik dari berbagai alternatif lokasi yang ada dengan menggunakan metode bobot nilai/scoring value. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa desa Pangkalan Batang memiliki nilai tertinggi dibanding beberapa alternatif diantaranya Wonosari, Pedekik, Sebauk, Teluk Latak dan Meskom. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa perusahaan memang telah tepat melakukan pemilihan lokasi untuk pendirian pabriknya . Kata kunci: Metode, Scoring value, penentuan lokasi, pabrik 1. PENDAHULUAN Penentuan lokasi pabrik yang tepat akan meminimumkan beban/biaya (investasi dan operasional) jangka pendek maupun jangka panjang. Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin sisi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif. Lokasi pabrik yang tepat akan dapat menunjang kegiatan produksi dan kegiatan lainnya di dalam perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya lokasi pabrik yang tidak tepat akan dapat menurunkan produktivitas perusahaan tersebut. Dengan demikian pemilihan lokasi yang tepat sangat perlu didalam pemilihan lokasi pabrik. Dan bukannya sekedar asal menunjuk pada suatu daerah tertentu tanpa pertimbanganpertimbangan yang cukup teliti.
PT. Meskom Agro Sarimas yang terletak di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis. PT. Meskom Agro Sarimas merupakan salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Bengkalis yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang didirikan pada tanggal 12 Desember 2000 di Jakarta. PT. Meskom Agro Sarimas ini menghasilkan produk akhir dalam bentuk crude palm oil (cpo). perusahaan ini bekerja sama dengan Koperasi Meskom Sejati membentuk kerja sama plasma yaitu dimana koperasi menyediakan lahan untuk diolah sedangkan seluruh biaya pembibitan dan pengolahan ditanggung oleh perusahaan
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
267
LPPM Politeknik Bengkalis
dengan pembagian hasil 70% perusahaan dan 30% untuk koperasi. Gambar 1. Plant Site Proyek perkebunan Kelapa sawit Meskom Agro Sarimas
untuk
PT.
Dari plant site terlihat bahwa kebutuhan bahan baku dapat di supply terutama dari lokasi bahan baku inti dan lokasi bahan baku plasma yaitu dari Desa Wonosari, Pedekik, Pangkalan Batang, Sebauk, Teluk Latak dan Meskom. Selain itu kebutuhan bahan baku juga dapat di supply dari Desa Jangkang, Bantan dan sekitarnya. Berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang memfokuskan pada faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik PT. Meskom Sejati, penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengujian ketepatan perusahaan dalam memilih lokasi pabriknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah perusahaan telah memilih lokasi yang paling baik dari berbagai alternatif lokasi yang ada dengan menggunakan metode bobot nilai/scoring value. 2. TEORI DASAR Menurut Soeharto Iman (1999:93), langkahlangkah yang digunakan dalam pemilihan lokasi adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Daerah Adalah memilih daerah yang paling ideal . a. Bahan Baku Pabrik memerlukan bahan baku yang akan diproses menjadi produk. Untuk sampai ke pabrik perlu diangkut dari sumbernya. b. Daerah Pemasaran Berbagai macam perusahaan atau industri memilih menempatkan fasilitas produksinya di dekat area pemasaran. Tujuannya adalah untuk memperpendek jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai ke tangan konsumen. 2. Tenaga Kerja Hal yang harus dipertimbangkan mengenai masalah tenaga kerja jika dikaitkan dengan pemilihan daerah dimana lokasi pabrik atau fasilitas pabrik akan didirikan adalah tersedianya tenaga kerja dan tingkat upah yang dapat dijangkau. tersebut. 3. Lokasi atau Site Selanjutnya adalah menentukan lokasi yang pasti di dalam derah yang telah dianggap memenuhi persyaratan. Diteliti faktor-faktor tersedianya tanah, topografi dan kondisi (rawa, berbatu). 4. Pendukung atau Penunjang a. Penyediaan Utiliti Komoditi yang berupa utiliti untuk membangun pabrik dan nantinya diperlukan dalam proses produksi meliputi tenaga listrik, air minum, air pendingin, bahan bakar dan uap air (steam). Suatu lokasi yang dekat dengan sumber utiliti akan mengurangi keperluan biaya investasi. b. Tenaga Listrik Hal yang perlu dipertimbangkan adalah berapa besar kapasitasnya dan berapa harga persatuan tenaga, bagaimana keandalan dan kelangsungan suplainya. c. Air Minum, Air Proses dan Air Pendingin. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah dari mana sumber air minum, air
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
268
LPPM Politeknik Bengkalis
proses dan air pendingin akan diperoleh. Cukupkah kualitasnya, bagaimana kualitasnya, perlukah unit pembersih dan lain-lain. d. Pembuangan Limbah Untuk industri kimia, pembuangan limbah merupakan masalah yang banyak mendapatkan sorotan dan perhatian. e. Perluasan dan Pengembangan Pada studi kelayakan proyek/investasi yang lengkap, selalu dipikirkan kemungkinan pengembangan usaha, baik yang berakibat perluasan pabrik atau fasilitas yang lain. 5. Kecenderungan yang sedang berkembang Dengan adanya berbagai faktor diatas dan perkembangan yang menyertainya, maka timbul suatu kecendrungan dalam memilih lokasi sebagai berikut: a. Mengarah ke Pinggiran Kota Hal ini biasanya didorong oleh harga tanah yang umumnya lebih rendah, tersedia dalam jumlah yang memungkinkan dilakukannya perluasan dikemudian hari, tidak terlalu sulit untuk memenuhi tuntutan atau peraturan lingkungan hidup, relatif masih dekat dengan kota sebagai sumber penyedia tenaga kerja, kemungkinan tersedianya utiliti (listrik, air minum, dan lain-lain), pasaran produk dan jaringan transportasi. b. Daerah Industri Eksklusif (DIE) Kecendrungan lain adalah mengarah kelokasi daerah industri eksklusif (DIE), yaitu suatu daearah yang disiapkan oleh pihak pemerintah atau swasta dalam rangka menampung fasilitas produksi yang akan didirikan. Di DIE umumnya disediakan infrastruktur (jalan, telekomunikasi) dan keperluan utiliti. c. Resource Versus Technologi Base Dalam era globalisasi, pemilihan lokasi seringkali melampaui batas-batas kedaulatan negara. Misalnya, industri yang sifatnya resource base yaitu yang
mengarah pada penggunaan resource yang tersedia seperti kekayaan alam atau bahan mentah, dan tenaga kerja untuk mendapatkan nilai tambah 6. Lain-lain a. Kemajuan Daerah Sekitarnya Kemajuan atau perkembangan daerah sekitar lokasi disini dihubungkan dengan tersedianya berbagai sarana yang memberikan kemudahan seperti pertokoan, hotel, tempat rekreasi, bengkel perbaikan peralatan atau pusat-pusat pelayanan (service kendaraan, mesin-mesin ringan, dan lain-lain). b. Sikap Masyarakat Faktor sikap masyarakat terhadap adanya industri atau usaha baru disekitarnya tidak dapat diabaikan. Berbagai faktor yang menyebabkan kurangnya tanggapan positif dari mereka, misalnya tidak ingin adanya perubahan terhadap tradisi yang telah dipegang selama ini, harus melepaskan tanahnya dengan konpensasi yang menurutnya kurang seimbang, melihat pengalaman ditempat lain mereka merasa sebagian besar tidak ikut menikmati adanya industri didekatnya. c. Peraturan Pemerintah dan Pajak Peraturan pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan berbagai insentif bagi rencana investasi. Demikian pula halnya mengenai berbagai pungutan dan pajak (tax holiday, pembebasan bea masuk,dan lain-lain). d. Lingkungan Hidup Masalah lingkungan hidup pada saat ini semakin mendapatkan perhatian. Implementasinya sering membawa perubahan yang dapat berakibat pada kelestarian lingkungan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah metode penilaian bobot nilai/scoring value yaitu semua faktor yang dianggap penting dinilai untuk setiap lokasi, sehingga
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
269
LPPM Politeknik Bengkalis
lokasi yang mempunyai nilai (value) yang tertinggi dapat dipilih. Tabel 1. Penggunaan Faktor-faktor yang Dapat di Ukur Dalam Plant Faktor penentu lokasi Pasar Pengangkutan Bahan Baku Tenaga kerja Tenaga listrik Iklim Total nilai
Nilai lokasi ideal 35 25 15 10 10 5 100
lokasi A
lokasi B
lokasi C
Scoring: sb = Sangat Baik = 5 b = Baik = 4 s = Sedang =3 k = Kurang = 2 sk = Sangat Kurang = 1 Dalam Tabel 1 tersebut, kolom pertama menunjukkan ukuran yang dimiliki oleh masing-masing dari ke enam faktor itu, bila lokasi itu adalah ideal untuk industri atau pabrik yang akan didirikan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Nilai ini ditentukan dengan memperbandingkan lokasi sebenarnya dengan lokasi yang ideal. Lokasi yang mempunyai total nilai yang tertinggi untuk keenam faktor tersebut yang dipilih.
dan keadaan tanah Tabel 2. Nilai Masing-masing Daerah Faktor yang Daerah Alternatif dinilai A B C D E F B. Baku s b sb sb b s Trnsportasi s b sb sb b s Tofografi b s sb b b s Tanah k k b s s b P. Usaha b b b b b b Total 5 5 5 5 5 5 S.Baik 3 2 Baik 2 3 2 2 4 2 Sedang 2 1 1 1 3 Kurang 1 1 S.Kurang Catatan: A: Wonosari, B: Pedekik, C: Pangkalan Batang, D: Sebauk, E: Teluk Latak, F: Meskom
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing daerah alternatif sudah memiliki nilai untuk masing-masing faktor yang dinilai. dari 5 faktor yang dinilai terlihat bahwa daerah alternatif lokasi di Wonosari memiliki 2 nilai baik, 2 nilai sedang dan 1 nilai kurang. Desa Pedekik memiliki 3 nilai baik, 1 sedang dan 1 kurang. Desa Pangkalan Batang memiliki 3 nilai sangat baik dan 2 baik. Desa Sebauk memiliki 2 nilai sangat baik, 2 baik dan 1 sedang. Desa Teluk Latak memiliki 4 nilai baik dan 1 sedang. Sedangkan di Desa Meskom memiliki 2 nilai baik dan 3 nilai sedang. Kemudian masing-masing nilai ini diberi penilaian dengan angka untuk mengukur jumlah tertinggi dari masing-masing faktor yang dinilai.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menguji ketepatan perusahaan dalam menentukan lokasi pabrik, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengujian dengan metode bobot nilai atau Scoring Value. Dalam metode ini, semua faktor yang penting dinilai untuk masingmasing lokasi. Ada 6 lokasi yang akan dijadikan alternatif untuk pemilihan lokasi pabrik yaitu: di Desa Wonosari, Pedekik, Pangkalan Batang, Sebauk, Teluk Latak, dan Meskom. Faktor-faktor yang dianggap penting untuk menilai masing-masing lokasi ini ada 5 faktor yaitu: bahan baku, transportasi, tofografi, Kemungkinan perluasan area pabrik,
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi diperoleh pada Desa Pangkalan Batang dengan total nilai 23. Desa Sebauk dengan total nilai 21, Desa Teluk Latak dengan total nilai 19. Sedangkan untuk Desa Pedekik dan Meskom memperoleh total nilai yang sama yaitu 17. Nilai terendah diproleh dari Desa Wonosari dengan total nilai 17.
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
270
LPPM Politeknik Bengkalis
Tabel 3. Nilai Angka untuk Masing-masing Daerah Alternatif N o
1
2
Daerah Alternatif
Kate gori
Wonosari
SB Baik Sg K SK
Jum lah
Nilai
5 4 3 2 1
2 2 1 -
8 6 2 -
SB B S K SK
5 4 3 2 1
3 1 1 -
12 3 2 -
Pkl. Batang
SB B S K SK
5 4 3 2 1
3 2 -
15 8 -
Sebauk
SB B S K SK
5 4 3 2 1
2 2 1 -
10 8 3 -
Teluk Latak
SB B S K SK
5 4 3 2 1
4 1 -
16 3 -
Meskom
SB B S K SK
5 4 3 2 1
2 3 -
8 9 -
Pedekik
Kuan titas
Total Nilai
16
17
Batang pada posisi rangking pertama dengan total nilai 23. Rangking kedua untuk lokasi pabrik adalah pada daerah Sebauk dengan total nilai 21. Rangking ketiga pada daerah Teluk latak dengan total nilai 19. Sedangkan untuk rangking keempat lokasi pabrik ada dua daerah alternatif yaitu daerah Pedekik dan Meskom dengan total nilai 17. Rangking kelima terdapat pada daerah Wonosari dengan total nilai 16. 5. KESIMPULAN [a]
3
4
5
6
23
[b] 21
[c] 19
[d] 17
PT. Meskom Agro Sarimas melakukan pemilihan lokasi pabriknya berdasarkan 5 faktor yaitu : bahan baku, transportasi, topografi, tanah dan kemungkinan perluasan usaha . Alternatif daerah yang menjadi pilihan dalam penentuan lokasi pabrik PT. Meskom Agro Sarimas ada 6 desa yaitu : Wonosari, Pedekik, Pangkalan Batang, Sebauk, teluk Latak dan Meskom. Sesuai dengan hasil penelitian, PT.Meskom agro Satimas telah memilih lokasi yang tepat yaitu : Desa pangkalan Batang. Ketepatan pemilihan lokasi ini dibuktikan dengan menggunakan metode penilaian bobot nilai/scoring value, dengan hasil bahwa Desa pangkalan Batang memiliki nilai tertinggi yaitu 23.
Tabel 4. Posisi Daerah yang Akan Dipilih
DAFTAR PUSTAKA No 1 2 3 4 5 6
Daerah Wonosari Pedekik P. Batang Sebauk Teluk Latak Meskom
Total Nilai 16 17 23 21 19 17
Rangking 5 4 1 2 3 4
Setelah masing-masing daerah dinilai dan dikuantifikasi maka diperoleh nilai dari masing-masing daerah. Kemudian masingmasing daerah alternatif ini dirangking untuk mengetahui posisi dari masing-masing daerah. Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa posisi daerah yang akan dipilih sebagai lokasi pabrik adalah pada desa Pangkalan
Ahyari, A. Manajemen Produksi, Buku I, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002. Ahyari, A. Manajemen Produksi, Pengendalian Produk, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002. Bardan, B. Belajar Merancang Pabrik Kimia, Bagian I, Pusat Penelitian Kimia LIPI, 2000. Darwis, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta, 2002.
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
271
LPPM Politeknik Bengkalis
Handoko, H. Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000. Locker, K. Production Management, Erlangga, Jakarta, 2002 Sugiyono, Metode Penelitian ALFABETA, Bandung, 2005
Bisnis,
Soeharto, I. Manajemen Proyek, Erlangga, Ciracas, Jakarta, 2001.
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
272