Medication error Masalah dalam pemberian obat Pencegahan injury (error) pengobatan Tujuan, manfaat pemberian obat Standar obat Reaksi obat, faktor yang mempengaruhi reaksi obat Medication Errors - 2
Medication Errors (ME / kesalahan pengobatan) adalah semua kejadian yang dapat menyebabkan pengobatan tidak sesuai atau yang dapat mencelakakan pasien dimana prosedur pengobatan tersebut masih berada di bawah kontrol praktisi kesehatan (Fowler, 2009). Medication Errors - 3
ME adalah peristiwa yang sesungguhnya dapat dicegah yang bisa menyebabkan atau mendorong kearah penggunaan obat yang tidak tepat atau keadaan yang membahayakan pasien pada hal medikasi dikendalikan oleh profesional pelayanan kesehatan, pasien, atau konsumen. Peristiwa itu bisa terkait dengan praktek profesional, prosedur dan sistem peresepan; komunikasi, administrasi, edukasi, monitoring dan penggunaan. Medication Errors - 4
Kurangnya diseminasi pengetahuan, terutama para dokter (22%). Tidak cukupnya informasi mengenai pasien seperti halnya data uji laboratorium.
Kesalahan dosis yang kemungkinan disebabkan tidak diikutinya SOP pengobatan (10%). Lupa (4. 9%). Kesalahan dalam membaca resep seperti tulisan tidak terbaca, interpretasi perintah dalam resep dan singkatan dalam resep (9%). Medication Errors - 5
Salah mengerti perintah lisan. Pelabelan dan kemasan nomenklatur yang membingungkan. Blok dari penyimpanan obat yang tidak baik. Masalah dengan standar dan distribusi.
Asesmen alat penyampai obat yang tidak baik saat membeli dan penggunaan misalnya pada alat infus obat anti kanker. Gangguan ketegangan dan lingkungan kerja. Ketidaktahuan pasien. (Leape, et.al. 1995) Medication Errors - 6
Penelitian Bates (JAMA, 1995, 274; 29-34) menunjukkan peringkat kesalahan pengobatan: Tahap
ordering (49%) Tahap administration management (26%) Tahap pharmacy management (14%) Tahap transcribing (11%) Medication Errors - 7
Omission error : Gagal menyerahkan dosis sesuai dosis yang diperintahkan. Wrong dose error : Jumlah medikasi yang diberikan berbeda dengan yang diminta lebih dari 17% (10% untuk injeksi).
Unordered drug error : Medikasi tidak pernah diperintahkan untuk diberikan kepada pasien. Wrong form error : Dosis yang diberikan berbeda dengan bentuk atau sediaan yang diperintahkan.
Medication Errors - 8
Wrong time error : Dosis obat diberikan 30 menit lebih awal dari waktu yang perintahkan atau lewat 30 menit dari waktu yang diperintahkan. Wrong route error : Obat diberikan tidak sesuai rute yang diperintahkan.
Deteriorated drug error : Obat telah kadaluarsa atau integritas obat secara kimia atau fisika telah berubah. Wrong rate of administration error : Infus atau cairan intravena diberikan dengan laju yang tidak sesuai dengan yang diresepkan. Medication Errors - 9
Wrong administration technique error : contoh, mengoleskan alkohol pada tempat suntikan padahal obat yang akan disuntikkan belum dipersiapkan. Wrong dose preparation error : contoh, memberikan suspensi oral tanpa mengocok lebih dulu. Medication Errors - 10
Medication Errors - 11
Five Right Medications (″lima prinsip tepat ″) Tepat
pasien Tepat obat Tepat dosis Tepat waktu Tepat rute
Medication Errors - 12
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikai kebenaran obat dengan mencocokan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien. Klien
berhak untuk mengetahui alasan
obat Klien berhak untuk menolak pengguaan sebuah obat Membedakan klien dengan dua nama yang sama Medication Errors - 13
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Jika lebelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus di kembalikan ke bagian farmasi.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik.
Setiap obat dengan nama yang asing harus diperiksa nama generiknya bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya, bidan harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu bidan mengingat nama obat dan kerjanya. Medication Errors - 14
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
Medication Errors - 15
Bidan
harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : tersedianya obat dan dosis obaat yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/kgBB/hari), jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh bidan lain. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu. Medication Errors - 16
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat Pemberian
obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Dosis obt harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehari,empat kali sehari, dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan Medication Errors - 17
Pemberian
obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½). Obat yang memiliki waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan Medication Errors - 18
Memberikan
obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan Menjadi tanggung jawab bidan untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat. Medication Errors - 19
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhasial.
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Medication Errors - 20
Parental.
Kata ini berasal dari bahasa yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parental berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (parset/perinfus). Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mokusa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. Medication Errors - 21
Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp) , hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar atau kejang (stesolid supp). Pembarian obat rektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria. Inhalasi yaitu pemberian obat melaluisaluran pernafasan. Saluran pernafasn memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.
Medication Errors - 22