MEDIASI PENAL SDBAGAIALTERNATIFPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN
FAISAL FakultasHukum UniversitasBangkaBelitung.JalanBalun ljuk, Merawang,BangkaBelinrng
Abstract ncim-offender mediation(VOM is oneofthepenal mediationmodelsusedto settle lhe criminal cases.Theorigin ofncfim-ofender medialionwasinfluencedby ttibal moolsmodel,unejisiehcyofc minaljuslicesystetu,ahdrestorativejusticeprinciples. I4ctim-offenderhediatiok (VOM is aherhatiyedisputeresolutionwith crimin.rl case special,to seethroughcriminal casebetweenvictitkandcrimnalactor nctim-offender mediation tries to place offenderand victim as a part of ctinihal justice system. Generally, l4ctim-offendermediationis dealing vith the propet/ty olfences,libel, offencesagainst race, religion, and sexualhatasmenl. ncfim-olfe da mediatiok also intofuesfour fases ofmediation, in take,confrontalion,medialion its ser and oubwrd. As the mediation model, Victim-offendermediation has lhe v,eaknesses and strenghsfor olfender victim andsociety. Key Word:Penal, Mediatiton, Criminal perubahan mendasar mengenai konflik antara korban dan pelaku dan huburiganantara Dengankatalain,mediasiyang Hiogga saatini prosespenyelesaian keduanya. perkarapidana di Indonesiamasih didominasi selamaini dikenaldi dalampelkaraperdata olehkehadiranpengadilan negaradengan juga sudahbalyak digulakan sebagai perkara modelpenyelesaian seperangkat hukumdanaparatnya. Hampir altematifatau pidana. dapatdipastikanbahwap€nyelesaianperkara pidanadi luaxpengadilan Salahsahrmodelmediasiyangdigunakan dianggap sebagai hal yang tabu bahkan "diharamkan" di banyak negara sebagaialtcrnatif penyelesaian perkara pidana Qtenal peneraparmya. yang Hanyaperkaraperdata mediation) adalah Victim Offender dapatdiselesaikan di luarpengadilao baik melaluimediasi,rekonsiliasimaupunbentuk Mediatiok(VoM).Sedangkandi Indonesia modelVOM ini masihbelumdigunakan, lainaltematifpenyelesaian sengketa di luar perkarapidana pengadilan.Padahal,prosespenyelesaian katenamemangpenyelcsaian masih mengharuskan kchadiran danperan perkarapidanadi luarpengadilan memiliki justifikasit$ritis yangkuat. pengadilan di dalamnya. untukberpartisipasi Dalam ini, mengenaimediasi hubungan uraian Hal ini terbuktidenganmunculnya kajian akademik yang kemudian melahirkan penal,konsepVOM, kelahiran,prinsipkerj4 penyelesaian model-model perkarapidana kelebihan dan kelemahannyapenting priisip kerjanya.Proses dikemukakansebagaibahanmasukanagar denganseperangkat penyelesaianperkara pidana di luar bangunanhukumpidanalndonesiatidakkaku pengadilan temyata juga mendatangkan darpositivistik. I. PENDAHULUAN
Mediasi Penal SebasaiAlternatil PenyelesaianPe*orc Pidana di Ludr Pengcditan (Faisal)
81
II PEMBAHASAN MediasiPenaldan PrinsipKerjallya Secarasederhanamediasidiartikan sebagaikegiatanmenjembataniantaradua pihakyangbersengketa gunamenghasilkan (agreemerl)(MartinH. Manser, kesepdratan 19951259). Dalam KamusBesarBahasa Tndonesia kata'mediasidiberiani sebagai prosespengikutsertakan pihakketigadalam penyelesaiansuatuperselisihansebagai penasihat(Tim Penyusul Kamus Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa, 1988:569). Pengertianmediasimenurutkamus mengandungtiga unsur penting, yaitu: Pertama, mediasr merupakan proses penyelesaian perselisihan yang atausengketa terjadi antaraduapihak atalulcblh; Kedua, pihak yang terlibat dalam penyelesaian piluk-pilrak yangberasal sengkeu adalah dari luar pihak yang bersengketa. KetiBa,pihak yangterlibatdalampenyelesaian sengketa penasihat teNebutbefiindaksebagai dantidak memiliki kewenanganapa-apadalam pengambilan (Syahrizal keputusan Abbas, 2009t3). Stuart M. Widman mendefinisikan mediasi sebagaia process in which a mediatorfacilitates communicationand hegotiationbetweekparties lo assislthem in reaching a volunlary agreemenl rcgardinglheir dispule,suatuprosesdi mana seorangmediatormcmfasilitasiterjadinya komunikasidannegosiasiantaraparapihak agartercapaikesepakatan mengenai sengketa yang merekahadapi(StuartM. Widman, 2006:161). Sedangkancarry coopaster (1993:201) menganikan definisimediasi prosesnegosiasi pemecahan sebagai masalah di manapihak luar yang tidak memihak (impartial) b eke\asunadenganpihak-pihak yangbersengkctauntukmembantumereka perjanjianyang memperoleh kesepakatan memuaskan. Pengertianmediasiyangdikemukakan ol€h Garry Goopastcrtidak hanya dalam
pengertian mediasisecara bahasa, tapijuga proseskegiatanmediasi, menggambarkan kedudukan danperanpihakketiga"sertatujuan d i l a k u k a n n y sau a l um e d i a s iI.a j u g a menjelaskan bahwamediasiadalahproses negosiasi,di manapihakketigamelakukan dialogdenganpihakyangbersengketa dan penyelesaEn mencoba mercarikemrmgkinan sengketatersebut. pihakketigadihrjukanuntuk Keberadaaa pihakyangbersengketa membanru mencari jalan pernecahannya. sehinggamenuju perjanjianataukesepakatau yangmernuaskan keduabelahpihak(SyahrizalAbbas,2009:56). Katamediasi berasal dariBahasa Inggris " Medialion" yang artinyapenyelesalan pihakketigasebagai sengketa )'angmelibad
82 PRANATA HUKUM Volume6 NomorI Jahuari2011
PasalI angka5) PerMamenyebutkan pengertian pihakyangbenifat mediaror adalah netraldanridakmemihak.yangberfungsi membartuparapihakdalammencariberbagai kemmgkiDanpenyelesaian sengketa. Pasal5 PerMA tersebutmenyebutkanbahwa diakuinyaprosespenyelesaian sengketa di luar pengadilan melaluimediasihanyaterbatas padaperkaraperdata,tidak sampaipada perkarapidana.Walaupunpraktikmediasi s€benamya tidakhanyadalamhukunperdata" tapi juga hukum pidana,hukum keluarga, hukum administrasi negara,hukum kelenagakedaan. danbidanghukumyanglain (RosannaLanger 1998:169). Berdasarkan uraian di atasdapatdisimpulkanbahwa mediasiadalahprosespenyelesaian sengketa di luarpengadilanmelaluiperundingan yang melibatkanpihakketigayangbersikapnetral dantidakmemihakkepadapihak-pihakyang bersengketa sertaditerimakehadirannya oleh pihak-pihakyangbersengketa. MenurutGaryGoodpaster sebagaimana telahdikutipRachmadi Usman(2003:103104) menyatakanbahwa mediasi akan berfungsidenganbaikjika sesuaidengan beberapasyaratsebagaiberikut: 1. Parapihakmempunyaikekuatantawar menawaryangsebanding; 2. Parapihak menaruhperhatianterhadap hubungandimasadepan; 3. Terhadapbanyak persoalanyang memungkinkan terjadinyaperhtkarau; 4. Terdapaturgellsiatau batasuntuk penyelesaian; 5. Parapihak tidakmemilikimusuhyang berlangsturg lamadanmendalam; 6. Apabilaparapihakmempunyai pendukmg dan pengikut,mcrekatidak mcmiliki pengharapan yangbanyak,tetapidapat dikcndalika4 7. Mcnetapkan presiden atau mempertahankan sesuatuhaktidaklebih penting dibandingkanmenyelesaikan persoalan yangrnendesak; 8. Jika para pihak beradadalamproses litigasi, kE entingan-kepentiryanpelaku
lain,sepertiparapelgacaradanpenjamin tidak akan diperlukan lebih baik dibandingkan dorganmediasi. Prosespenyelesaian sengketadi luar pengadilan melaluimediasidalamhukum perdataberbedadenganprosespenyelesann sengkeadi luarpengad ilanmelaluimediasi dalamhukumpidanayaitube*aitan dengan apayangdipertaruhkaddipermasalahkan, siapayangterlibatdansiapayangrnenjadi mediator. Dalamhukumperdatamediasibiasanya berkaitandenganmasalahuang,sedangkan dalamhukumpidanayangdipermasalahkan lebihbanyakpadakebebasan dankehidupan seseorang. Mengenai siapayangterlibatdalam mediasi,dalamhukumperdatabiasanya para pihakyangsecamlangsungbersengketa atau pihakkeduayangberkepentingan. Sedangkan dalamhukumpidanapampiiak yangterlibat lebih komplekstidak hanyapelakudan ko$an, tapijugajaka penuntuturnun, sefia masyarakat luas. Mediatordalarnhukumperdata ur[rnnya adalahorang-omng yangsudahmendapatkan pelatihanunh* itu,sedangkan dalamhukum pidanqmediatorumurmya adalahhakimatau oranglainyangtidakmemiliki pengalaman, pelatiharlbahkan pemaharn n nyatamengenai praktik mediasi(MaureenE, Laflin, 2004:5'13). Dalamhukumpidanamediasiberalti prosespenyelesaian perkarapidanadengan pelakukejahatan mempertemukan danko6an untuk mencapaikesepakatanbersama berkaitandengankejahatanyangdilakukan pelakudanrestitusiyangdiberikankepada korban(Mark William Bakkcr,2007:6a./. Pertemuanitu diperantaraioleh seorang medialor ataulebihbaikyangberasal dari penegakhukum,pemerintah, orangyang bergerakdi bidang lembagaswadaya masyarakat, (Mark maupuntokohmasyarakat WilliamBalker.2007:485). Dipertemukannya pelakudankorban kejahatan secaralangsungmengubah cara pandang huLumpidanayangselama ini dikcnal
Mediaii Penal SebasaiAlternatif PenyelesaianPerka.a Pidana.li Luar Pensadilan (Fakal)
83
statisdidalarnmenyclesaikan sengketa dengan prosesdan proseduryang tetap(JackB. WeinsteirL1996:292)ke arahhukumpidana penal ]anghururdstis,karenadi dalammediasi fokus utamanyabukanpadapembalasan terhadap tindakanpelaku,tapipadaupaya penyembuhan danperdamaian. Pertemuan antarapelaku dan korbanbertujuanuntuk memperbaikikerusakanataukerugian,baik yang dialami korban, lingkunganmaupun masya.akatluas (Mary Ellen Reimund, 2003:22). Dewasaini penggunaan mediasidalam sistem peradilanpidana tumbuh dan berkombangsangatpesat.Tidaksedikitpam al i hukumpidanayangmenyerukan perlunya diadakanprogram-programyangbertujuan mempertemukan korbandanpelakusehingga masalah yang mereka hadapi dapat diselcsaikan denganbaikdansituasikembali berjalandengannormal (Mark William Bakker,2007:1480). Seruantersebutdidasariolehrealitas bahwa sistem peradilanpidana yang diterapkandowasaini terlalupositivistikdan hanyabertujuanuntukmemberikanbalasan yangsetimpalkepadapelakukejahatanatas perbuatanyatrgdilakukan,sehinggamuncul ketidakpuasan danketidakadilan. Penenhlan dilarangnyasuatuperbuatandanpenjatuhan pidanadianggapsebagaimonopolinegara (MarkWilliam Bakker,2007;1480),danoleh karenanya, korbantidakdapatmenuntutagar pelakudijatuhipidanaseslaikehendaknya dan dimintabertanggungiawab ataskerugianyang dideritaSelainitu,pemdilanpidanasesungguhnya bukanmerupakan institusiyangpalingbaikdi dalammenyelesaikan konflik antarakorban danpelaku.Hal demikiandisebabkan oleh suatukonsepsibahwaperadilantemyata memiliki standarkeadilantersendiriterkait denganpelaL:u kejahatan yangsamasekali tidakmemperhatikan keinginan-keinginan korban (Adina Levine, 2004:11Er. Penyelesaian konflik juga akan merusak hubungankekeluargaanantarakorbandan
pelaku.Hubunganyangawalnyadamai, tentiam,hannonisdanbosifatkekeluargaan hancu dedgankehadiran sistemperadilal pidana(JackB. Weinsteir\19961294). Atasdasarbeberapa kelemahan sistem peradilanpidanateNebut,merekakemudian petryelesaian mengusulkan agarproses konflik tidakhanyaberadadi tanganpemdilanpidana lapidenganmengefekrilkan eksistensi medjasi penalQtenalmediatioz),karenamemiliki kelebihanyangtidakditemukandalamsistern peradilanpidana,yaitu: Pertama.rnediasipenalakanmengurangi perasaan balasdendamkorban,lebihfleksibel karenatidakharusmengikutiprosedur dan proses sebagaimana dalamsistemperadilan pi
84 PRANATA HUKUM Ilolume6 Nonor I Januari 20ll
pidanakepadapelakujamrg Penjatuhan sekali yang memenuhikebutuhanatau k€inginankorba[. Dalam bahasayang betbeda,inflicting punishnent cannot reslore... the victins losses, relievetheir help thetu ftake se se of their fears, tuagedyor heal their wo,nds (RussellE. Faxbiarz, 2008:361), Selainitu,priniip-prinsipdasarkeadilan r€stomtifyangmernfokuskanpada kebuubankebutuhankorbandanmenyediakansuatu forulndi maoapartisipasikorbanmerupakan halyangesensialbagitercapainyakeadilan, pengaruh memberikan terhadapkemrmculan victim-ofender mediation (YOM) n\odel (IlyssaWellikofl 20M:4). Keadilanrestoratif bertolak dari tiga yaitui Perlamq,keadilanrestoratif tJ.irua!', diri padakete ibatankorban memfokuskan pelyelesaian danmemastikan
Mediasi Penal SebagoiAhenatif Pe JelesaianPerkaru Pidana di Luat Pensadilan (Faisql)
85
r(eriga, keadilanrcstoratif samasekali Fokus utama Victim-Offender tidakmengabaikan pelaku.tetapi Mediati on adal.'hfielempatkanpelakudan keberadaatr berusaha agarpelakubertanggungtawab atas korbankejahatansebagaibagiandarisistem pidana.Korbandiberihakunnrk kejahatan yangdilakukan.Keadilanresioratif peradilan m e n d o r o n gp e l a k u u nl u k m c n g a k u i bertanyakepadapelakumengapa diamenjadi kesalahannya sertamaubertanggungiawab korban, tujuannya adalah agar pelaku atastindakannya(Ilyssa baik kepada korban maupunkepada bertanggungiawab pemikiran Wellikofi20M:2). masyarakar. Dengan sepeniini. Pelakujuga dimintabeianggungjawab makakeadilanrestoratifsesunggulnya tidak yangmerugikankorban. rictim-centered, tapi juga memperhatikan atastindakannya pelakudanmasyamkat(RussellE. Farbiarz, Selaininr, konflik antarakeduanyadapat 2008:363 diselesaikan denganhasilyangsama-sama ). Secamhistoris,diperkenalkannya diterimaolehkeduabelahpihak.Semuaitu model VOMyangdipengaruhi olehkeadilanrEstomtif dapatterwujudjika permaafandijadikan terjadipadalrilm 1974dj Kitchencr.Ontario. s€bagai basisutam4altiny4di sau sisipelaku yangmengikan Kanada.Padawaktu itu,duaorangpemuda mengakui bahwatindakannya perbuatan melakukankejahatanharta bendayang korbanmerupakan yang salah, mengakibatkantimbulnya korban yang memintamaaf kepadakorbansertasiap be{ umlahduapuluhduaorangdankcrugian bertangulgjawabatassemuakcrugianyang mencapai pekerja padasisiyanglain, 2.200dolarSeorang sosial dialamikorban,sedangkan korbanmenerima permintaan ataupcjabatpengawasQtrobationoljicer) maafpclal-u. mengusulkankepadahakim agarpelak-u Pcrmaafanmcnsyaratkan adanyakemauan dijatuttihukumanberupamenemui seseomng rntukmenerirna hakoranglainuntuk korbandan membahas mendapalkan penilaiannegatifdan kerugianyangditimbulkannya. memarahi, perilakutidakberkenan Temyatausul itu diterimaoleh hakim.Para yangdisebabkan oleh padaorangitu (MaureenE. korbankemudian dihubungidandipertemukan ketidakadilannya Laflin,2004:581). denganpelaku. Dalampefiemuanitu atrhimyadisepakati nctim OffenderMediatio, umuonya bahwapelahrakanmengganti s€mua kerugian ditempkanpadatindakpidanasepertitindak yangdialamikorban.Kesepakatan t€rsebut pidanabartabendatindakpidanapenghinaaq temyatadilakanakansemuanya olehp€laku pelukaanringan,penghinaanatasdasarms, dandijadikansebagai agama,danpelecehanseksual.Bahkan,saat dasarkepuhrsan hakim. padatindak Atas keberhasilanitu, di Kitchener ini VOM cenderung diterapkan programrekonsiliasikorban- pidanayarg menimbulkanlukadankerugian dikembangkan pelaku kejahatan (victim-offender yangbesarpadakorban(AlyssaH. Shenk, rcconsilialionprogram)(SheilaD. Porterdan 2001:194-209). David B. Ells, 1994:2523). Keberhasilan Mod.el vicI in-offerdet mediation di prosespenyelesaian perkara pidanamelalui dalamnyamasil terdapat tigamodel.Artiny4 mediasi,kemudianmengilatrriditcmpkaonya VOM, sebagai salahsanrmodelpcnyelesaian mediasisebagaisalahsatupenyelesaian perkarapidanaberdasarkan mediasi,temyata yainrrle sengketa altematifdibeberapa negara. Saat memilikitigamodelyangberbeda, ini terdapat125programmediasipelaku- church-basedmodel, community-based ko$an yangberoperasi models,dan system-based di 34negara. Prognm models,yag peftma memilikisukarclawan yangdijadikan tersebutjuga eksGdi Ausnalia-Bclgia.hggris. Skotlandia,Perancis,Jerman,Firlandia, sebagaimediatordandibangunberdasarkan (SheilaD. Porter konstruksi Norwegi4danAftikaSelatan berpikirBibel,yain.rpemulihan, danDavidB. Ells.1994:2521). rekonsiliasi danpcmaafan. 86 PRANATA HUKUM
Volune 6 Nomor l Januari 2011
Dalam melaksanakan mediasigereja mendapatpenyerahanperkaladari sistem peradilanpidana. Sedangkanyatrgkedua dijalankan oleh organisasiswadaya masyalakatnon-projit yang merekut dan melatihmasyarakat sebagai mediato!, Mereka jugamendapat penyerahan perkaradarisistem peradilanpidana,Fokusutamamodelini adalahpadapemulihankembali hubungan kekeluargaandan kedamaianmasyarakat. Adapun pelaksauaaanmodel yang ketiga beradadi dalamsistemperadilanpidanadan kebanyakanberadadi unit penuntuta4unit kenakalanremajadanbagianpengawasan. Tujuanutamanyaadalahmenenhlkan waldu pembayaranrestitusi oleh pelaku kepada korban.Pe[yerahanperkaradibatasihanya padaklienyarlgditanganilangsungolehunit tersebut(Sheila D. Porter& DavidB. Ells, 1994t2252). Terlepasdari tiga modelyangterdapat dalamVOM, secaraumumtcrdapatempat tahapataufasedalammodelYOM.Penana (ia ra,tc).Padafaseini adalahlasemasukan mediatormempelajari koni ik dariparapihak danharusmenentukanapakahpelanggaran yang para pihak memangdapatdiadakan mediasi. Mediatormenyatakan bahwakonflik tersebuttidak dapatdiselesaikan dengan mediasiketikakorbanketakuran berbicara langsungkqradapelaku,merasatenakitij ika be*ornwlikasidengan pelakudanpelakLr tidak maumengaloriketcrlibatannya dalamkonflik atau pcrbuatantersebut.Mediatorjuga memastikan kearnaoan fsik danemosiko$an tetaptcrjaga,sehinggajika hal itu tidak terpenuhi,makamediatorharusmenolak menyelesaikan konfliktersebut dengan mediasi untuk mencegahterjadinyareviktimisasl (Russell E.Farbiarz, 2008:366). Kcd,a adalahfasepeniapankonfiontasi (cotfro ntati on). Konfuontasidilaksanakan denganbebeHpacara,tergantung apakah akan digunakan social work case developmentmodel atar pure mediatiok
Model pertamamengakuibahwa banyak orangyangdipersiapkan ataskonfrontasi korbanpelakudanmediatorharusmembantu para pihak di dalam mengidentifikasi kebutuhan mereka. Mediatorakan menemuiparapihak sebelumsesimediasi dilaksanakanuotuk merekomendasikan bantuanprofesiomldan m€nbantumerckamengidentifikasi tujumdan konbibusimerekadalamprosesmediasi. Sebalikn]",modelmediasimumimenolakide bahwamediatorharusmenemuiparapihak sebelumprosesmediasidilaksanakan karena kegialan ituakanmenimbulkan hubmgan)'ang kurangbaik antaramediatordenganpara pihak,Modelini malahmenyarankan mediator para uduk menghubungi pihakmelaluitelpon arausurat,"ng dikirimmelaluipos(AlyssaH. Shenk.2001:194-195). Ketigaadalahfasemediasiitu sendm (tkediationiE sef),padafaseini mediasilebih padadialogdaripadapemenuhan difokuskan kesepakatarl pemberian restitusr, memunculkan rasaempatidanpemahaman antarakorbatrdanpelaku.Faseini dimular denganaturanItrainyangharusdiikuti kedua belahpihak,kemudiandilanjutkandedgan pemberian kesempatan kepadakorbanmnrk menceritakan kejahatanyangmenimpanya. Setelahitu, pelakujugadiberi kesempatan untuk meresponkeluhan-keluhankorban, menjelaskan mengapa kejahatan itu terjadi senameminra maaf.Pembicaraan mengenai kerugiankorban,kesepakatan repamsiyang memuaskankeduabelahpihak merupakan langkah boikutnyayangharusdijala.nkan oleh mediator(Alyssa H. Shenk,2001: I 94-195). Terakhirdariprosesmediasiadalahfase (outward). pelaksanaan hasifkesepa,latan perjanjian telah Padafaseinijika disepakati keduabelahpihak, baik pelakumaupun korban, pelaku kejahatandipantau untuk memastikanbahwa perjanjiantersebut dilakanakantanpapengurangan sedikitpun. Pelakuharusdipastikan bahwadiamemanrhi perjanjian yangtelahdisepakatinya dengan korban(RussellE. Farblarz,2008:367).
Mediasi Penal SebaAai Altematif Penyelataian Perkaru Pidana di Lu
Pengadilan (Faisal)
a7
Kelebihan dan Kelemahan Ziclrm Olfender Mediation Model VOM denganempattahapatau fase pelaksanaannya tersebutmemiliki kelebihantidak hanyabagikorban,tapijuga bagi pelakudanmasyarakat. Bagikorban model VOM menyembuhkan baik secara emosimaupunpsikismelaluipertemuan dan komunikasidenganpelaku.Korbanjuga berhakmenuntutrestitusikepadapelaku, walaupunhal itu bukanmerupakantujuan utamamodel ini. Selainitu, korbanjuga diuntungkandenganprosesitu karenadapat memaafl
Semuakeuntungan ataukelebihanpada model
yict in-O:lfender Mediation
pada
dasamya padaefeksistem mengamh pemdilan pidana yang lebih humanis yang memperhatikan kepentingan pelaku,korban (llyssaWellikoff,2004:5). danmasyarakat Selamaini sistemperadilanpidanakurang memperhatikan eksistcnsikorbandan masyarakat sertalebihmernfokuskan did pada penjatuIBnhukumankepadapelakusehingga konflik yang terjaditetaptidak dapat diselesaikan dan berlanjut secara berkesinambrmg.an. Di sampingkelebihantersebut, VOM temyataJuga memilikikelemahan sehingga banyakkritik yang ditujukankepadanya. Perlama, lidak adanyaatau kunngnya panduan yangsczuai mtuk memastikan bahwa proses mediasipenal bedalansecamefekif danmemenuhi prinsip-prinsip etis.M isalnya, kritik terhadap kurangnya pelatiharformal kepada mediatordalampm|1ikmediasiantara pelakudankorban. Kegagalanuntukmembcrikanpclatihan yang memadaiakanmenyebabkan tidak jelasnyatujuanyanghendakdicapaidalam penunjukkan mediasi, mediatoryangtidak sesuaidankondisiparapihak yang tidak senangdengankehad,irannya.Keduu, perlindungan yangkurargmgmadaikepada korbanmerupakankelemahanlain model mediasiMasarkan modelVOM. Padamasa l a l u . t i d a ks e d i k i rk o r b a nm e n g a l a m i reviktimisasi (revictim izatio n) ketika dihadapkansecaralangsrmgdenganpelaku kejahatan. Merekamemiliki sensitifitasdan pemahaman yang tinggi ketika harus dihadapkan d,en1anpelakn. Ketigu, kedudukan yangtidakseimbang antardpelaku dankorbanmenjadikan prosesmediasitidak berlangsung dengan baikdanmalahmengarah kepadakecenderungan yangtidak efektif. Mediasihanyadapatdilaksanakan secara e l ' e k l i f j r kkae d u ab e l a hp i h a km e m i l i k i kedudukan yangscimbang(llyssaWellikotr, 200419).
88 PRANATA EUXUM Volume6 Nomor I Januari20tl
Itr PENUTUP penyelesaian Mediasipenalrnempakan perkarapidana denganmemperlemukan antarakorbandenganpelakukejahatanguna menyelesaikan konflik yangmerekahadapi. Pertemuantersebuttelah mengubahcara pandanghukum pidanayang selamainr positivistik ke arah hukum pidanayang bumanisitikPenggunaan penalsebagal mediasi salahsatupenyelesaian perkarapidanapaling tidakakanmengurangi bebansistempemdilan pidana,menguangiperasaan balasdendam korban kepadapelaku,dan menciptakan kembali hubunganyanghamonis di antara keduanya. Salahsatumodelmediasipenaladalah yictitn offender nediation (VOM). Titik tekan VOM adalahpadaupayauntuk memp€ltemukan ko6andar pelakukejahatan danrnenempatkan keduanyasebagaibagian dari sistem peradilan pidana. Pelaku dan korban sama-samadiberikan hak dan kewajiban agarkonflikyangmerekahadapi dapatdiselesaikan yang dengankeputusan memuaskarsehingga situasikembaliberjalan secaraharmonis.Di dalamVOM terdapat empatfasepelaksanaan mediasi,yaitu fase ( 1 , masukan /alc), konfronlasl (confrontati on), mediasi(mediation its I en, danpelaksanaanhasil kef.€|akat,')(outuan. Sebagaimodel mediasipenalVOM juga memilikikelebiiandankelemahan baikbasi korban,pelaku,rnasyarakat.
DAFTARPUSTAKA Adina Levine, '7 Dark State of Criminal Affair:: ADR Can RestoreJustice to the Criminal 'Justice' System Harnlne JoumalofPublic l,aw andPolicy,
2003 Alyssa H. Shenk, " Vict im-Offender Medialiott: The Road To Repaiing Hate Crirhe Injustice", Ohio State Joumal on DisputeResolutionNo. 17,
2001
BardaNawawiArief, "LlediasiPenaldalam Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadi l an ", makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pertanggungjawabah Hukum Korporasi dalafi Kohteks Good Corp ora I e Governa nce, Program DoktorIlrnuHukumUNDIP,Jak2rt,,, 2'7 Marct2007 GabrielH. Teninbaum,"EasingTheBuden: Mediatihg Misdemeanor Cri minaI Matters", Disptte FlesolutionJoumal, No. 62,2007 Garry Coopaster,iy'ego.riasiclanMediast: Sebuah Pedoman Negosiasi dan PenyelesaiahSengketa Melalui lfegasiasiELIPSProject,Jakart41993 Gurawan W Allernatif Penyelesaian Sengketa, Rajawali, Jakwta,200l. Ilyssa Weltikoff, "Victin-Offendel Mediationand WolentCrimes:Onthe WaytoJustice",Cald.ozo OnlineJoumal ofconflict Resolution,No. 5, 2004 JackB. Weinstein,"SomeBeneft and Risks of Piratizatioh of Justice Though ADR", Ohio StateJoumal on Dispute Resolution,1996 Joni Emirzone,Alter atif Penyelesaiarl SenEketa di Luar Pengadilan (Negosiasi,Mediasi,Konsolidasidan Arbitrase), PT. GramediaPustaka Utama,Jakarta, 2001. Jennifer GerardaBrcwn, "The Use of Mediationlo ResolveCriminal Cases: A Prosedural Critique", Emory Law Journal,No,43, 1994. KatherineL. Joseph," Victim-Offender Mediation: What Social & Political Factors Will Affect lts " Development?, Ohio StateJoumalon DisputeResolution No. I l, 1996 "Criminal LarysaSimms, MediationisThe Base of the Criminal Justice Syslem: Not Replacing Traditional Crimihal Adjudicalion, Jusl Makihg it Beftey'', OhioStateJournalotrDisputeResolution, No. 22,200'1
Mediasi Penat SebasaiAlternatif PenyelesaianPerkaru Pidana .Ji Luar Pensadilan (FoiMI)
89
Mark William Bakker, "Repairing The Breach and Reconciling the Discordant:Mediationih rheCriminal JusticeSystem",North CarolinaLaw ReviewNo.72,1994 MartinH. Manser,Oy'ordLearner'sPockel Dic/ionary, New Edition, Oxford Univenity Press,Oxford, 1995 Mary Ellen Rcirr.und-"ConJidentiolity in I4ctim-Oflbnder Mediation: A False Promise?", Journal of Dispute Resolution,2005 , "Mediatio in Criminal Justice: A RestoraliveApproach", Advocate,No. 46,2003 Maureen E. Laflitt, "RemarksOn CaseManagementCriminal Mediation", IdahoLaw Review,No.40,2004 Narcy A. Welsh, "The Place of CourtConnectedMediationIn A Democratic Justice Syslem", CardozoJoumal of ConflictResolutior!No. 5, 2004 Rachmadi Usman,Pilihan Penyelesaian Sengkeladi Luar Pengadilan,PT.Cirtu AdityaBakti,Bandung,2003 RosannaLanger, "The Juridilication and Technic isatiok of AIter native D ispu te Resolutiofi Plactices ", Cal'adian Joumaloflaw andSociety,I 998 Russell E. Farbiarz, " Victim-Offender Mediation:A New Il/ayofDisciplining Amelicab Doctors", MichiganState UniversityJoumalofMedicine& Lar,, No.12,2008 SheilaD.Porter& David,B.Ells, "Mediation Meetslhe Criminal Jtstice Sfslem", Colorado Lawyer Criminal Law NewsletterNo.23, 1994 StuartM. Widman,"The Prctectionsantl Linits of ConfiJentiality in Mediation",Altemativesto the High Costof Litigation,November, 2006 Styrd Mar gono,Memper tin bangkan ADR (Alternat if D ispule Resolut ion) dan Arbitrase, Proses Pelembagaanda AspekHukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000.
Syahizal Abbas,MediasidalamPerspektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,Cetk. Pertama, Kencana, Jakarta,2009 Tim PenlusunKamusPusatPembimandan Pengembangan Bahasa,KamusBesar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan danKebudayaan, Jakarta, 1988 PeraturanPerundang-undangan: Undang-Undang No.30TahunI 999Tentang ArbitasedanAltematif Penyelesaian Sengketa Peraturan MahkamahAgungRI No. 2 tahun 2003 tentangProsedurMediasi di Pengadilan
90 PRANATA HUKUM Volume6 Nonor l Januari 2011