12
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Berpikir
Media Penyiaran TV Komunitas Konvergensi Media
Teknologi Internet
Pemanfaatan Internet Sebagai Media Penyiaran
TV Streaming Gambar 2.1
13
2.2
Komunikasi 2.2.1
Pengertian Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu, communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada komunikan sebagai penerima pesan. Komunikan juga diartikan sebagai sasaran komunikasi. Pada dsarnya tujuan dari berlangsungnya kegiatan komunikasi ini adalah untuk mencapai tujuan saling pengertian (mutual understanding)
2.2.2
Teori Komunikasi Setelah kita berbicara mengenai definisi komunikasi dapat kita pahami bahwa pada dasarnya tidak ada definisi yang benar atau salah. Begitu juga pada metode atau teori yang akan kita pergunakan. Akan lebih tepat penggunannya jika kita tahu dan mengerti dasar dari teori tersebut sehingga nantinya kita bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan apa yang kita temukan. Jadi ketepatan teori
14
bukan didasarkan pada apakah pemilihan teori itu benar atau salah tetapi bagaimana kita menselaraskan antar teori dengan permasalahan yang ada. Dari pemahaman tersebut teori komunikasi yang sesuai dengan penulisan penelitian ini adalah teori komunikasi dari Harold Lasswell, ia mengatakan bahwa komunikasi memiliki 5 unsur dalam proses komunkasi itu sendiri (Deddy Mulyana, 2010: 147). Kelima unsur tersebut yakni: 1. Who (Komunikator) Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber informasi sendiri dapat berupa sorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan negara. Tujuan dari komunikator sendiri pun beragam mulai dari bertegur sapa, menjalin hubungan dengan lawan komunikasinya sampai pada hal yang besar seperti mengubah ideologi, keyakinan dan perilaku lawan komunikasinya. Untuk menyampaikan pesan yang ada dalam pemikiran komunikator, komunikator harus mengubah pemikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding) 2. Says What (Pesan) Dalam hal ini dapat dimengerti apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud
15
dari komunikator tersebut. Pesan memiliki tiga bagian: makna, symbol yang digunakan untuk penyampaian makna, dan bentuk pesan. Symbol terpenting adalah kata – kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan ataupun tulisan. Kata – kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.
3. In Which Channel (Media) Saluran atau media merupakan alat yang dipergunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Media boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal ataupun nonverbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indera kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) ataupun lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai saluran komunikasi.
16
Komunikator akan memilih saluran – saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi.
4. To Whom (Komunikan) Komunikan atau yang kita pahami sebagi penerima pesan sering juga disebut sebagai sasaran / tujuan, komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dikirim oleh komunikator. Komunikan dalam prosesnya akan mengolah pesan atau informasi yang diterimanya dengan melakukan penafsiran atas pesan tersebut menjadi gagasan yang dapat ia pahami.
5. With What Effect (Pengaruh) Dampak atau hasil yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan atau informasi adalah yang disebut dengan pengaruh. Pengaruh terhadap komunikan tentunya berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, ada yang terhibur, berubah sikap dan perilakunya, perubahan keyakinan dan sebagainya. Selain itu juga ada model teori komunikasi yang sesuai dengan pembahasan ini yaitu, model komunikasi Melvin L. De Fleur. Model komunikasi ini merupakan pengembangan dari model komunikasi milik Shannon dan Weaver, dengan memasukkan perangkat media massa (mass
17
medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Ia menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase – fase terpisah dalam proses komunikasi massa. Transmitter dan receiver dalam model DeFleur, parallel dengan encoder dan decoder. Source dan transmitter adalah dua fase atau dua fungsi berbeda yang dilakukan seseorang. Ketika seseorang berbicara, ia memilih simbol – simbol untuk menyatakan makna denotatif dan konotatif (merumuskan makna ke dalam pesan) dan kemudian mengucapkannya secara verbal atau menuliskan simbol - simbol ini sedemikian rupa sehingga berubah menjadi peristiwa yang dapat dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya. Fungsi receiver dalam model DeFleur adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan. Dalam percakapan biasa, receiver ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadi impuls saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal. Dalam komunikasi tertulis, mekanisme visual mempunyai fungsi yang sejajar. Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih – alih, komunikasi terjadi lewat operasi seperangkat komponen dalam suatu
sistem
teoritis,
yang
konsekuensinya adalah isomorfisme
18
(isomorphism) di antara respons internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasikan antara pengirim dan khalayak.
2.3
Komunikasi Massa 2.3.1
Pengertian Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Rahkmat, 2003). Definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa, seperti yang kita ketahui media massa memiliki beberapa macam yaitu televisi, surat kabar, radio, majalah, film dan juga internet. Dalam pernyataan tersebut dapat dipahami juga bahwa sekalipun komunikasi tersebut disampaikan kepada khalayak banyak seperti rapat akbar yang dihadiri oleh ribuan orang jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah komunikasi massa. Definisi lainnya yang bisa kita pahami dengan lebih terperinci bisa kita dapatkan dari ahli komunikasi Gerbner. Menurutnya komunikasi massa adalah persoalan mengenai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari pemahaman tersebut dapat kita gambarkan bahwa komunikasi massa itu menghasilkan
19
pesan
–
pesan
komunikasi.
Produk
tersebut
lalu
disebarkan,
didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap misalnya harian, mingguan dwimingguan atau bulanan. Pemrosesan produksi pesan tidak dapat dilakukan oleh satu individu saja atau perseorangan, melainkan harus lembaga, dan membutuhkan peranan teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Ahli komunikasi lainnya seperti Joseph A. DeVito juga turut merumuskan mengenai pemahaman komunikasi massa. Ia merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua macam, yakni: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film (Effendy, 2001) Setelah menyimak dari beberapa definisi yang ada dapat kita rasakan bahwa definisi komunikasi massa nampaknya tidak ada
20
perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi itu satu sama lainsaling melengkapi. Hal ini juga memberikan gambaran yang jelas mengenai definisi komunikasi massa. Kita juga dapat memahaminya secara lebih sederhana dalam rangkuman definisi tersebut yaitu, bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luas, tersebar dengan jumlah yang banyak dan heterogen melalui media cetak atau pun media elektronik sehingga pesan dapat diterima secara serentak dan sesaat.
2.3.2
Ciri – Ciri Komunikasi Massa Setelah diatas kita membahas mengenai definisi dari komunikasi massa, sekarang kita akan melanjutkan pembahasan mengenai dari ciri – cirri atau karakteristik dari media massa itu. Ciri – ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikator Terlembagakan Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Media massa yang ada menyebarkan pesannya tidak secara otomatis berjalan dengan sendirinya namun ada proses didalam perjalanan penyampaian pesan dan media tersebut bergerak oleh karena para pekerja didalamnya yang bekerja bersama dalam satu organisasi yang sama mengolah pesan dan menghantarkan kepada khalayak. Sebagai contohnya dapat kita ambil
21
misalkan pesan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah seperti berikut ini: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat. Ketika sudah laik, pesan dibuatkan ukurannya, lalu diperiksa korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk menyebarkan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. Seperti itulah gambaran alur proses suatu lembaga media massa dalam proses penyampaian pesan untuk khalayak.
2. Pesan Bersifat Umum Pada dasarnya komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena hal itu pula pesan dalam komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disampaikan bisa berupa fakta, peristiwa atau opini. Namu tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian
22
besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. Pesan – pesan yang bersifat penting tidak akan dapat disampakain dalam media massa jika hanya penting bagi sebagian kelompok orang saja.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat anonim dan juga heterogen. Pada komunikasi massa komunikatornya tidak akan mungkin mengenal komunikannya, karena komunikasi dilakukan menggunakan media dan tidak ada tatap muka sama sekali. Inilah yang membuat sifat anonim itu muncul, media tidak megetahui latar belakang komunikannya. Selain itu komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen, karena komunikan terdiri dalam beberapa lapisan masyarakat yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan pengelompokan yang beragam yaitu: usia, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, agama, tingkat ekonomi, pendidikan dan lain –lainnya.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam keunggulan komunikasi massa dengan komunikasi yang lainnya adalah dalam jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
23
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikannya yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media massa tersebut merupakan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunkator, dan penduduk itu satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah (Effendy, 2001).
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Deddy Mulyana, 2010). Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi itu sendiri, yaitu apa yang ingin disampaikan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana
cara
menyampaikannya.
Dimensi
hubungan
juga
menampilkan bagaimana hubungan antara para pelaku komunikasi tersebut. Pada komunikasi massa ini hubungan antara komunikator dengan komunikannya tidaklah seerat dalam hubungan pada komunikasi antarpersona. Komunikator tidaklah harus mengenal komunikannya dan begitu juga sebaliknya. Hal yang penitng adalah bagaimana komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya dapat memahami isi pesan tersebut. Maka dari itu sebabnya mengapa di surat kabar perlu ada penulisan lead pada berita
24
yang disampaikan. Begitu juga dengan media – media lainnya yang pasti memiliki penyusunan isi yang sistematis.
6. Komunikasi Bersifat Satu Arah Komunikasi massa tidak selamanya unggul dalam penyampaian pesannya. Ada salah satu kelemahan dari komunikasi massa yaitu, komunikasi yang bersifat satu arah. Hal ini disebabkan karena komunikasi
yang
dilakukan
menggunakan
media
massa,
maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa bersifat satu arah. Contohnya saja adalah ketika kita sedang menonton salah satu acara di televisi, dimana disana ditapilkan debat politik. Saat anda menonton, anda merasa kesal dengan salah satu peserta debat dan anda telah menggerutu terhadap peserta itu namun anda tidak dapat memintanya melakukan sesuatu atau memprotes kepadanya. Hal ini karena peserta debat pun tidak mengetahui siapa komunikan yang sedang menontonnya dan tidak dapat mengetahui emosi penontonnya. Maka akhirnya anda pun mematikan televisi anda sendiri.
25
7. Stimulasi Alat Indera Terbatas Kelemahan lainnya yang didapatkan dari komunikasi massa yaitu, stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Keduabelah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Sebaliknya dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat saja. Pada siaran radio dan rekaman lainnya, khalayak hanya mendegar saja sedangkan pada media televisi dan film, kita hanya menggunakan dua indera yaitu, penglihatan dan pendengaran saja.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Pada umumnya umpan balik terhadap media kita kenal dengan sbutan feedback. Umpan balik sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi. Efektivitas komunikasi seringkali dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikannya. Dalam proses komunikasi massa umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa idak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Reaksi khalayak bisa diterima melalui telepon, e
26
mail atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed)
2.4
Media Massa 2.4.1
Pengertian Secara sederhana media massa dapat kita pahami pengertiannya yaitu, Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa
27
media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi (Effendy, 2001).
2.4.2
Jenis – Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu, media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan
media elektronik yang memnuhi criteria media
massa adalah radio siaran, televisi, film dan media on-line (internet). Setiap media massa memiliki karakteristik yang khas. Berikut adalah jenis – jenis media massa: 1. Surat Kabar Surat
kabar
merupakan
media
massa
yang
paling
tua
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guttenberg di jerman. Surat Kabar di Indonesia Keberadaan surat kabar di Indonesi aditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni, masa penjajahan Belanda,
28
penjajahan Jepang, menjelang Kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan orde baru. Di Indonesia surat kabar biasa dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka kategorinya adalah surat kabar lokal, regional dan nasional. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah. Surat kabar nasional, diantaranya Kompas, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, Suara Karya. Surat kabar regional, diantaranya Pikiran Rakyat (Jawa Barat), Jawa Pos dan Surabaya Pos (Jawa Timur), Suara Merdeka (Jawa Tengah), Waspada (Sumatra Utara), Bali Pos (Bali). Surat kabar lokal, diantaranya adalah Tribun Jabar (Bandung-Jabar), Pos Kota (Jakarta), Kedaulatan Rakyat (Jogjakarta).
2. Majalah Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama yakni (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum); (2) business publication (majalh bisnis); (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah); (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala); (5) public relations magazines (majalah humas) (Dominick, 2009)
29
Di Indonesia sendiri, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai menjelang pada awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hadjar Dewantoro selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita – berita yang disiarkan RRI. Menara Merdeka berani dan tegas mengemukakan kaum Republikan setempat di tengah keganasan serdadu Belanda, juga menyerukan persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Pada masa orde lama setelah kemerdekaan majalah yang terbit di Indonesia tidak banyak seperti majalah saat ini Tempo, Gatra dll yang bertahan karena majalah dijadikan alat manifesto politik untuk meraih kekuasaan, kemudia majalah mulai kembali berdenyut pada saat masa orde baru dengan banyak majalah yang terbit. Hal ini juga didukung karen perekonomian Indonesia yang semakin baik. Semakin maju lagi pada zaman reformasi majalah yang ada tidak memerlukan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), hal ini membuat berbagai pihak menerbitkan majalah baru sesuai dengan tuntutan pasar yang ada. Kemajuan pesat majalah juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah dan juga muatan isi yang semakin berani. Kemunculannya ditandai dengan hadirnya majalah – majalah franchise dari luar negeri seperti Cosmopolitan, FHM, Maxim dll. Namun dari smua majalah tersebut tak
30
sedikit juga yang mendapat kecaman karena isi kontennya yang terlalu vulgar karena tidak sesuai dengan system budaya dan nilai di Indonesia.
3. Siaran Radio dan Televisi Sebagai media massa yang muncul belakangan, radio baru berperan selama enam puluh tahun dan televisi baru tiga puluh tahun. Radio dan televisi lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi yakni, telepon, telegraf, fotografi dan rekaman suara. Terlepas dari adanya perbedaan jelas, dewasa ini meliputi baik segi isi maupun segi penggunaannya, radio dan televisi dapat dibahas bersama. Hal ini penting yang pertama kali perlu diketahui ialah kenyataan yang menunjukan bahwa radio pada mulanya merupakan teknologi yang mencari kegunaan, bukannya sesuatu yang lahir sebagai respons terhadap suatu kebutuhan pelayanan baru. “Berbeda dengan jenis teknologi komunikasi terdahulu, radio dan televisi merupakan sistem yang dirancangterutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada” (Lukiati Komala, 2007). Tidak dapat disangsikan lagi, radio pada mulanya hanya merupakan suatu teknologi baru setelah itu radio berperan sebagai alat pelayanan. Hal ini juga berlaku sama dengan yang terjadi pada televisi, dimana pada awalnya televisi lebih dipandang sebagai barang mainan
31
atau sesuat yang baru daripadasebagai suatu penemuan serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial. Keduanya lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah ada sebelumnya. Inovasi terpenting yang terdapat pada radio dan televisi ialah kemampuan menyajikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Namun demikian, karen banyak peristiwa yang perlu diketahui public telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan kadar aktualitas juga terbatas. Hal penting lainnya dalam perkembangan sejarah radio dan televisi adalah ketatnya peraturan, pengendalian atau pemberian izin yang dilakukan oleh pihak penguasa atau pun pemerintahan. Semula keadaan demikian didasari oleh pertimbangan menyangkut kepentingan teknis, tidak lama kemudian oleh alas an demokratis, kepentingan Negara, kemudahan pembiayaan, dan akhirnya oleh kebiasaan melembaga biasa. Hal berikutnya yang menandai perkembangan radio dan televisi adalah pola distribusi siaran radio dan televisi yang terpusat dan keterkaitan televisi nasional dengan kehidupan politik serta pusat kekuasaan dalam masyarakat. Keadaan tersebut terjadi karena televisi telah berfungsi politis dan semakin memasyarakat. Terlepas dari kenyataan eratnya hubungan radio dan televisi dengan pihak penguasa, di wilayah mana pun radio dan televisi boleh dikatakan tidak dapat menikmati kebebasan atau hak – hak untuk menyatakan
32
pendapat dan bertindak tanpa ketergantungan politis, seperti halnya yang dinikmati pers.
4. Film Gambar bergerak adalah dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini.lebih dari ratusan juta orang menonton film bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film buatan Amerika merupakan film yang paling banyak menguasai pangsa pasar dunia, film – film tersebut diproduksi di Hollywood. Film buatan Amerika saat ini tengah mempengaruhi sikap, perilaku dan harapan orang – orang di belahan dunia. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton film menjadi aktivitas yang sempat popular pada tahun 1920 sampai 1950 – an. Industri film merupakan industri bisnis yang besar. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masuh meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kratif dan memenuhi imajinasi orang – orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri ini merupakan industri yang meberikan keuntungan yang begitu besar. Terkadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri. Dari catatan sejarah perfilman Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun
33
1926. Pada tahun 1927 / 1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film – film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang – orang Belanda dan Cina. Film bicara pertama bejudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia Saerun. Pada saat perang Asia Timur Raya di penghujung tahun 1944, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada pemerintahan Jepang, diantaranya NV. Multi Film yang diubah namanya menjadi Nippon Eiga Sha, selanjutnya memproduksi film feature dan documenter. Jepang telah memanfaatkan film untuk media informasi dan propaganda. Namun, tatkala bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Republik Indonesia. Serah terima dilakukan oleh Ishimoto dari pihak Pemerintah Militer Jepang kepada R.M. Soeprapto yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Sejak itulah lahir Berita Film Indonesia atau BFI. Bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta, BFI pun pindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang pada akhirnya berganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional (Effendy, 2001)
34
5. Media On-line Internet Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan computer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras computer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Penggunanya kini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa, penerbit buku, artis, guru, pustakawan, dosen, penggemar computer, pengusaha dan lain – lainnya. Pada umumnya alasan penggunaan internet adalah mencari data atau informasi pesan yang diinginkan. Selain itu juga yang tak kalah pentingnya adalah untuk melakukan komunikasi, ini merupakan salah satu alasan yang utama kenapa internet banyak digunakan oleh orang – orang. Nilai yang ditawarkan oleh teknologi media on-line ini seperti diibaratkan jalan raya dengan transportasi berkecepatan tinggi yang memperpendek perjalanan, atau diibaratkan sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan kelengkapan buku, sumber informasi yang tak terbatas. Perbedaan
antara
internet
dengan
teknologi
komunikasi
tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati
35
pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada media yang member setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif. Selanjutnya internet menjadi salah satu media yang berdampak besar bagi kehidupan global, dimana internet membuat hubungan terlepas dari tempat geografis kita tinggal seakan – akan kita berada pada satu tanah pijakan. Semua hal terhubung menjadi satu di dalam dunia maya yaitu, internet. Kehebatan inilah yang membuat internet menjadi salah satu media besar di era modern ini.
2.5
Televisi 2.5.1 Siaran Televisi di Indonesia Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang ini (Effendy, 1993). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata – rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
36
Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan satelit Palapa A2, selanjutnya satelit Palapa B, Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1992. TVRI berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 220 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yaitu Rajawali Citra Televisi (RCTI) yang bersifat komersil. Secara berturut – turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7 (sekarang menjadi TRANS7 setelah bergabung dengan TRANS Corp.), Lativi (sekarang berubah menjadi TV ONE), METRO TV, TRANS TV, Global TV dan televisi – televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, Bali TV dan lainnya. Selain ditandai dengan kebebasan media massa membangun stasiun televisi dengan karakteristik masing – masing, ada catatan penting yang juga tetap harus dilihat. Hal ini berkaitan dengan regulasi terhadap media tersebut tidak bertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada masyarakat melalui dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI).
37
Tugas KPI adalah : a.
Menata
infrastruktur
penyiaran
dengan
mengeluarkan
izin
penyelenggaraan penyiaran. b. Melayani pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Lembaga – lembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah lembaga siaran swasta, lembaga siaran publik, lembaga siaran berlangganan dan lembaga siaran komunitas.
2.5.2 Fungsi Televisi Televisi pada dsarnya memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya (surat kabar, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi dibandingkan dengan fungsi memperoleh informasi. Mungkin hal ini dikarenakan fungsi informasi lebih lengkap dan jelas bila kita mendapatkannya melalui media massa cetak seperti surat kabar.
38
2.5.3
Karakteristik Televisi Pada media massa elektronik yakni, televisi stimulus bisa dirasakan oleh kedua indera kita yaitu penglihatan dan pendengaran. Hal ini berbeda dengan media massa lainnya yang bersifat satu indera saja yang endapat stimulus seperti radio siaran dengan pendengaran dan surat kabar dengan penglihatan. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari televisi: 1. Audiovisual Kelebihan televisi yang terlihat sangat jelas adalah dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Berbeda bila dibandingkan dengan radio siaran dimana hanya mendengarkan kata – kata, musik dan efek suara, maka televisi disertai dengan gambar yang bergerak. Namun dengan begitu bukan berarti gambar menjadi lebih penting daripada kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya audiovisual, maka acara siaran harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Apabila siaran televisi tidak dilengkapi dengan unsur visual, sama saja dengan berita radio siaran. Jadi hal tersebut selain menjadi karakteristik namun juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita.
39
Pada umumnya pemirsa merasa terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannya baik, momen pengambilan gambarnya tepat, seolah – olah pemirsa langsung melihat pada peristiwa itu terjadi.
2. Berpikir Dalam Gambar Dalam acara siaran televisi pastilah ada orang yang bertanggung jawab terhadap gambar yang ditampilkan kepada penontonnya. Pengarah acara itulah yang menjadi penanggung jawab atas gambar yang ditampilkan oleh stasiun televisi. Pembuat naskah acara juga menjadi titik utama keberhasilan gambar yang ingin ditampilkan untuk memuaskan mata penonton. Orang yang membuat naskah harus bisa berpikir dalam gambar. Maksudnya disini adalah, ketika ia membuat naskah ia harus bisa membayangkan bagaimanakah hasil tampilan yang diinginkan dari naskah yang dibuatnya tersebut. Ia harus bisa menterjemahkan naskah itu ke dalam bentuk gambar nantinya dilihat oleh penonton. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek – objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedmikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa
40
manusia, benda, kegiatan dan lainnya (Effendy,1993). Misalnya dalam naskah disebutkan: “seorang gadis yang dilanda duka sedang duduk termenung”, maka visualisasinya adalah gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu.
3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dari media massa elektronik lainnya seperti radio siaran, pengoperasian pada media massa televisi lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menanyangkan acara siaran berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, audio, tata rias, dan lain – lainnya. Bila menyangkut acara yang berlangsung di luar studio maka akan melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew) yang lebih banyak lagi. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk menoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang – orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah, dan radio siaran.
41
2.6
Internet 2.6.1
Pengertian Internet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan sebagian besar komputer di dunia menjadi sebuah jaringan. Luas cakup area internet adalah terbesar daripada network yang lainnya (Daryanto, 2010). Ketika awal kemunculannya dan saat orang sedang ramainya membicarakan internet, media massa pun memperkenalkan internet sebagai sarana komunikasi data multimedia yang dapat diandalkan. Internet merupakan sarana multimedia yang bisa dikatakan memiliki integrasi yang baik dalam perkembangan teknologi saat ini. Internet menyatukan beberapa elemen media menjadi satu kesatuan yang bergerak secara bersamaan namun tetap menghasilkan satu sajian yang menarik dan memberikan kepuasan pada penggunannya. Unsur – unsur seperti teks, gambar, suara, serta efek dintegrasikan secara bersama sehingga menampilkan satu hal baru yang menarik. Internet banyak memberikan ruang bagi pribadi untuk mengeksplorasi tentang informasi yang diinginkan.
2.6.2
Sejarah Perkembangan Internet Pada tahun 1975 Uni Soviet meluncurkan satelit buatannya yang pertama, Sputnik ke orbit Bumi. Hal ini menandai titik awal penggunaan kemajuan teknologi sebagai alat untuk menunjukkan supremasi dalam
42
Perang Dingin. Setahun kemudian, sebagai jawaban dari Sputnik, Presiden Amerika Eisenhower meresmikan NASA (National Aeronautics Space Administration) dan juga DAPRA (Defense Departement’s Advanced Project Research Agency). DAPRA pada tahun 1969 mengembangkan rencana darurat perang nuklir dalam bentuk jaringan komputer yang dirancang untuk memungkinkan informasi hidup di luar lokasi sentral dan rentan. Teknologi ‘paket pertukaran’ dimana pesan dipecah menjadi ‘paket – paket’ dan dilengkapi oleh informasi judul pada sumber dan destinasi. Hal ini berarti bahwa garis komunikasi tidak butuh untuk dimaksudkan melewati informasi seperti halnya kasus dengan jaringan pertukaran sirkuit. Jaringan komunikasi DAPRA yang terdesentralisasi – Net yang pertama, dinamai APRANET (Advanced Project Research Agency Network) dikembangkan dalam batas – batas dengan klasifikasi tinggi dari militer Amerika dengan pendampingan beberapa personil ilmiah sipil. Keterlibatan para peneliti ini pada akhirnya dengan cepat mendapat perhatian dari komunitas ilmu komputer yang lebih luas, yang berkontribusi pada budaya baru penelitian berbasiskan pembagian informasi, keterbukaan, dan tinjauan kelompok yang sama. Sistem The Request For Comments (RFC) ditetapkan pada awal 1969 sebagai satu rangkaian memo bebas yang ditujukan untuk menyediakan masukan kesimpulan untuk saran dan penelitian ide yang akan membantu evolusi
43
jaringan. Proses ‘akses terbuka’ ini dimaksudkan untuk spesifikasi protokol dan kolaborasi dalam penelitian untuk perkembangan desain internet yang menjadi komponen integral dalam karakteristik teoritis internet sebagai forum distribusi dan inovasi informasi yang demokratis. Pada 1969 empat host terkoneksi dengan APRANET, dan pada 1970
protokol
host-to-host
pertama
dibangun
dimana
hal
ini
dimungkinkan untuk perkembangan aplikasi. Koneksi internasional diresmikan pada 1973 dengan University College London dan semua program e-mail inklusif yang pertama dikembangkan pada 1975. Dalam tahun yang sama tepatnya 12 April, nampaklah budaya baru yang muncul dari Kevin MacKenzie mengirim surat elektronik kepada MsgGroup (surat menyurat APRANET pertama) menyarankan bahwa simbol dapat digunakan untuk mengindikasikan emosi yang dimaksudkan oleh pesan teks, sebagai contoh :-) untuk mengindikasikan senyuman. Meskipun begitu, emoticons (atau kerap disebut ‘smiles’) sekarang digunakan secara luas untuk menunjukkan suasana hati dan maksud
korespondensi
surat
elektronik
dengan
menggunakan
keterbatasan keyboard. Pada pertengahan era 1970-an, jaringan computer mulai bermunculan. Tidak butuh waktu lama sampai pada tahun 1985 ketika jaringan National Science Foundation (NSFNET) membuat perjanjian pembuatan infrastruktur untuk melayani seluruh komunitas akademik.
44
Ssaat itu internet mulai berbentuk seperti yang ada saat ini, entitas global dan relatif tanpa batas. Bagian dari proses ini adalah keputusan NSF untuk membuat Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) sperti yang dimandatkan. Internet berubah secara dramastis selama satu dekade, dari awal 1980-an hingga awal 1990-an. Antara 1981 dan 1989, jumlah komputer yang terkoneksi dengan internet meningkat dari 300 ke 90.000. Pertumbuhan ini sebagian besar didukung oleh adopsi konsumen pada komputer pribadi dan juga melalui kooperasi dan kolaborasi antara universitas dan badan penelitian pribadi dalam pengembangan perintah yang distandarkan dan perkembangan perangkat lunak. APRANET dinonaktifkan pada tahun 1995, pada saat TCP/IP memarjinalkan hampir semua jaringan protokol dan sedang dalam usaha menjadi ‘pembawa layanan bagi infrastruktur informasi global’ (Leiner,dkk, 2000). Pada 1989 internet ditransformasikan karena pengembangan oleh Tim Berners Lee dan kawan – kawan di European Labotary for Particle Physics (CERN). Protokol baru mereka berbasiskan hiperteks, yang memungkinkan untuk menempelkan link dalam teks ke teks lain dan menyandingkan sistem terpisah sebelumnya. Dengan inovasi ini muncullah era world wide web pada tahun 1991. World Wide Web adalah kumpulan informasi multimedia (tekstual, grafis, spasial, suara dan sebagainya) yang disusun dalam
45
dokumen bentuk Hypertext. Kini ada puluhan ribu halaman dokumen informasi yang saling terkait. Dari satu halaman dokumen, kita dapat masuk ke dokumen lainya yang bisa berada di komputer server lain di internet. www merupakan layanan terbaru internet dan paling popular saat ini dan jumlah halaman yang terus bertambah. Dokumen dibuat dengan format HTML (Hypertext Markup Language) dan di-transfer dari server www ke komputer klien dengan metode HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Untuk menampilkan dokumen www di komputer diperlukan program browser. Saat ini browser popular yang umum digunakan adalah Internet Explorer, Mozilla firefox, dan Google Chrome.
2.6.3
Penggunaan Internet Dalam Media Penyiaran Banyaknya pilihan stasiun baik radio dan juga televisi di Indonesia yang melakukan siaran di internet, membuat semakin banyaknya pilihan siaran di internet. Saat in perkembangan siaran televisi yang menggunakan internet sebagai medianya telah banyak digunakan juga oleh stasiun – stasiun televisi nasional swasta mulai dari METRO TV dengan www.metrotvnews.com dan juga TV ONE dengan www.tvonenews.tv. Mereka melihat peluang baru dimana saat ini era perkembangan teknologi sangat pesat terutama dengan kehadiran internet di tengah – tengah kita. Internet memiliki jangkauan yang sangat luas
46
dan bisa dikatakan tidak memiliki keterbatasan jarak dan waktu sehingga kapan dan dimana kita berada. Teknologi siaran internet yang saat ini banyak digunakan adalah teknologi streaming. Streaming adalah teknologi yang digunakan secara luas terkait dengan kapasitasnya dalam mengunduh informasi secara efisien dari internet. Dalam teknologi ini membutuhkan internet berkecepatan tinggi, karena jika tidak hanya akan membuang waktu lebih lama. Aplikasi streaming dalam penggunaannya mulai menampilkan informasi (seperti data audio dan video) sebelum data tersebut selesai diunduh. informasi
2.7
Teori Ekologi Media Teori Ekologi Media menitik beratkan pada prinsip – prinsip bahwa masyarakat tidak dapat melarikan diri dari pengaruh teknologi dan teknologi akan tetap menjadi pusat bagi semua bidang profesi. Dalam teori ini McLuhan membaginya menjadi tiga asumsi yaitu : 1. Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat. 2. Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalam kita. 3. Media menyatukan dunia. Asumsi kita yang pertama menggarisbawahi pemikiran bahwa kita tidak dapat melarikan diri dari media di dalam kehidupan kita.. Media melingkupi
47
seluruh keberadaan kita. Terutama jika kita menganut interpretasi dari McLuhan. Selain McLuhan menyatakan bahwa media diinterpretasikan dalam artian luas selalu hadir dalam kehidupan kita. Media – media ini mentransformasi masyarakat kita, baik melalui permainan yang kita mainkan, radio yang kita dengarkan, televisi yang kita tonton. Asumsi yang kedua dari teori ini adalah kita secara langsung dipengaruhi oleh media. McLuhan menyatakan bahwa media cukup kuat di dalam pandangan kita mengenai dunia. Kita menjadi (terkadang tanpa kita ketahui) termanipulasi oleh media. Kita secara langsung dipengaruhi dengan menonton televisi, sistem kepercayaan kita dapat dipengaruhi secara negative oleh televisi. Asumsi ketiga adalah telah memunculkan percakapan yang cuku popular: Media menghubungkan dunia. McLuhan menggunakan istilah desa global (global village) untuk mendeskripsikan bagaimana media mengikat dunia menjadi sebuah sitem politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2.8
Teori Determinasi Teknologi Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1926. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk manusia bagaimana cara berpikir, berprilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya saja,
48
dari masyarakat yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis – jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan oleh McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri.” Kita belajar, merasa, dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita sendiri. Radio menyediakan pesan kepada manusia melalui indera pendengaran (audio). Televisi menyediakan pesan tidak hanya melalui pendengaran tetapi juga melalui penglihatan (audio visual). Begitu juga media – media lain yang kita gunakan untuk mendapatkan informasi. Informasi atau pesan yang menerpa kita melalui media tersebut akan mempengaruhi kita baik perilaku, tindakan, kebiasaan dan juga perasaan kita dalam kehidupan sehari – hari. Sampai pada akhirnya kita tidak bisa terlepas untuk selalu menggunakannya. Hal utama yang ingin disampaikan oleh McLuhan adalah bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). Isi dari pesan yang menggunakan media adalah nomor dua dibandingkan dengan mediumnya (atau
49
saluran komunikasi). Medium memiliki kemampuan untuk mengubah bagaimana kita berpikir mengenai orang lain, diri kita sendiri, dan dunia sekeliling kita. Pesan atau informasi yang ingin kita bagikan pada awan komunikasi kita tidak penting melainkan media mana yang akan kita gunakan akan jauh lebih penting untuk kita pertimbangkan (Richard West & Lynn H. Turner, 2008: 145). Manusia sering kali tidak menyadari bahwa bukanlah pesan atau informasi yang utama mempengaruhi pemikiran kita atau tindakan kita, melainkan media yang kita gunakan yang memiliki peranan penting. Contohnya saja, ketika terjadi bencana alam di lingkungan sekitar kita atau di wilayah negara kita maka kita akan segera mencari informasi bencana itu melalui televisi radio atau mungkin melalui internet. Kita akan cenderung menggunakan yang biasa dan sesuai dengan diri kita sendiri. Sampai pada akhirnya ketidaksadaran kita mengenai mediumlah yang membuat suatu pesan menjadi lebih penting.
2.9
Teori Konvergensi Media Perkembangan di bidang teknologi informasi telah menyebabkan terjadinya
konvergensi,
hilangnya
perbedaan
antar
media,
semenjak
diperkenalkannya personal computer pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Kenyataan, impian tersebut telah terjadi di era internet ini, kita tak pernah memikirkannya sampai hal ini terjadi. Teknologi internet telah memungkinkan orang untuk memindahkan ulang acara televisi yang mereka tonton di rumah ke laptop mereka atau telepon selular
50
mereka di mana pun berada. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah dan relatif murah. Jaringan internet tanpa kabel (wi-fi) telah semakin meluasdan meningkatkan penggunaan video bergerak secara langsung serta menonton film dan televisi melalui internet. Fasilitas ini telah memperkaya beberapa fasilitas yang sebelumnya sudah ada, seperti penerimaan panggilan telepon, surat elektronik (e-mail), halaman web, mengunduh music, data, teks tertulis, video game interaktif dan foto tidak bergerak. Perkembangan baru dalam teknologi komunikasi seperti internet juga menyebabkan perbedaan antara media massa semakin tipis dibandingkan sebelumnya. Banyak Koran dan sumber siaran berita sekarang ini memiliki website yang mereka gunakan untuk menyalurkan berita. Rangakaian computer dan televisi juga mulai terpadu, controlnya Web-TV sebuah sistem yang di dalamnya kita bisa melengkapi TV dengan keyboard kemudian dapat digunakan untuk Web / Internet. Saat ini kita berada di tengah sebuah revolusi teknologi komunikasi yang diyakini banyak ilmuwan akan mentransformasi tatanan sosial dan budaya di seluruh dunia. Internet telah mampu mengubah pola – pola telekomunikasi dengan beberapa cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu untuk banyak”. Sedangkan internet memberikan model – model tambahan “banyak untuk satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak untuk banyak” (e-mail, milis, kelompok – kelompok baru). Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih
51
demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Tommy Suprapto, 2011). Secara historis, penggunaan internet dengan komunikasi massa secara bersamaan disebut “mass self communication”. Sebagai bentuk komunikasi massa karena ia secara potensial mampu menjangkau khalayak secara global tanpa terbatas pada jarak dan waktu. Dalam waktu bersamaan disebut juga sebagai komunikasi diri, karena pengguna memproduksi dan megelola pesan sendiri untuk penerima, serta memperbaiki sendiri isi atau content pesan secara spesifik dari WWW dan menyeleksi sendiri jaringan komunikasi elektrik yang akan dipilihnya. Tiga bentuk komunikasi (interpersonal, komunikasi massa, dan mass self communication) tersebut secara bersamaan berinteraksi dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain daripada mengganti satu untuk lain. Dapat kita sadari bahwa pada akhirnya melalui konvergensi ini media seperti dilebur menjadi satu tempat yaitu internet yang saat ini merupakan era kejayaannya dengan pengguna hampir di seluruh dunia. Kata “konvergensi” sering digunakan untuk merujuk ke berbagai proses yang berbeda, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan. Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, Internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
52
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal. Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content). Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan). Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media. Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian kontennya. Konvergensi media memungkinkan audiens (khalayak) media massa untuk berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Audiens sekarang dapat mengontrol kapan, di mana dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi, dalam berbagai jenisnya.
53
Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (online) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian (delivery).