Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
MEDIA PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAHDASARBERDASARKANANALISIS TRANSAKSI JUAL-BELI Enung Siti Nurjanah Tiurlina1 Deni Wardana2 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis konsep dan penggunaan media di kelas IV mata pelajaran matematika pada materi operasi hitung bilangan cacah berdasarkan analisis transaksi jualbeli. Hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti bahwa guru tidak menggunakan media pada pembelajaran mengoperasikan bilangan cacah. Adapun media yang pernah digunakan, medianya tidak sengaja dipersiapkan secara matang, hanya sekadarnya saja. Berdasarkan analisis pada transaksi jual-beli, siswa kelas IV di SDN Penggung ditemukan 23 siswa dari jumlah 24 siswa yang peneliti wawancara secara mendalam telah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Satu orang siswa tidak memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Pada perkalian, ditemukan 14 orang siswa memahami konsep perkalian dan 10 orang siswa tidak memahami konsep perkalian. Pada pembagian, ada 9 orang siswa yang sudah memahami konsep pembagian dan 15 orang siswa tidak memahami konsep pembagian. Siswa yang peneliti wawancara yang termasuk dalam kategori memahami konsep, masih ditemukan kekeliruan dan beberapa kelemahan. Seperti siswa yang keliru pada saat menghitung, salah menempatkan posisi puluhan pada saat penjumlahan secara ke bawah, hanya bisa membagi atau mengalikan angka yang kecil, mengetahui hasilnya tapi tidak bisa cara menghitung dengan ditulis dan masih banyak yang lainnya. Dari data yang telah dipaparkan, hal paling dasar dalam matematika yaitu operasi hitung bilangan cacah masih ditemukan siswa yang tidak memahami konsep. Jika konsep paling dasar tidak dikuasai oleh siswa, maka sampai kapan pun siswa akan kesulitan pada materi selanjutnya karena matematika itu adalah suatu ilmu yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk membuat media yang menyenangkan, dekat dengan kehidupan sehari-hari anak, dan tepat sesuai tujuan yang hendak dicapai. Media yang peneliti buat dinamakan “kasir-kasiran”. Dijumpai siswa sangat antusias dan merasa senang saat pembelajaran menggunakan media kasir-kasiran. Media kasir-kasiran ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami konsep operasi hitung bilangan cacah dengan baik dan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: media, bilangan cacah, kasir-kasiran
1 2
Penulis Penanggung Jawab Penulis Penanggung Jawab
Enung Siti Nurjanah, Tiurlina, Deni Wardana. Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah dasar berdasarkan analisis Transaksi JualBeli.
LEARNING MEDIA OPERATIONS COUNT NUMBERS FOR CLASS IV CHOPPED PRIMARY ANALYSIS ON SALE TRANSACTIONS Abstract Researchers conducted a study to analyze the concept and use of media in the fourth grade mathematics courses at the material valid whole number arithmetic operations based on an analysis of buying and selling. Observations found by researchers that teachers do not use the media in learning operate numbers count. The media were never used, the media inadvertently prepared properly, only in moderation. Based on the analysis of buying and selling, the fourth grade students at SDN Penggung found 23 students of a number of 24 students in-depth interviews researchers have understood the concept of addition and subtraction. One student did not understand the concept of addition and subtraction. In multiplication, found 14 students understand the concept of multiplication and 10 students do not understand the concept of multiplication. In the division, there are 9 students who already understand the concept of sharing and 15 students do not understand the concept of sharing. Students who investigators interview included in the category of understanding the concept, still found some mistakes and weaknesses. As the students were wrong at the time of counting, one puts tens position at the time of summation is down, can only divide or multiply the numbers were small, know the results but could not calculate how written and many others. From the data that has been presented, the most basic things in math that is a valid whole number arithmetic operations are still found students who did not understand the concept. If the most basic concepts are not mastered by the students, then until whenever the students would have difficulty in further material because it is a science of mathematics are interrelated and can not be separated. Therefore, researchers are trying to create media that is fun, close to the daily lives of children, and appropriate to the objectives to be achieved. Media researchers created called kasirkasiran. Found students are very enthusiastic and happy when learning to use the media kasirkasiran. Media-kasir-kasiranis expected to help students to understand the concept of a valid whole number arithmetic operations well and students are more active in the learning process. Keywords: media, numbers count, kasir-kasiran
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar (SD). Pembelajaran matematika membutuhkan proses berpikir dan pemahaman konsep yang cukup rumit karena konsep matematika bersifat abstrak. Sementara siswa pada usia SD masih berada pada tahap operasional konkret. Konsep matematika bersifat abstrak, maka ada beberapa aspek yang sangat berperan penting dalam pembelajaran matematika, yaitu guru, bahan ajar, media dan lingkungan yang kondusif. Tugas guru untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam proses belajar-mengajar, yang dapat menunjang siswa mencapai tujuan pengajaran.Berdasarkan observasi pada hari selasa tanggal 29 Maret 2016 di SD Negeri Penggung, anak
mengalamipermasalahan dikelas berupa kesulitan dalam memahami konsep matematika.Salah satu permasalahan yang ada di kelas berupa media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.Media pembelajaran yang digunakan masih belum tepat dan belum sesuai, sehingga anak masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran tersebut. Guru memberikan media yang kurang dipersiapkan secara matang. Seperti halnya pada saat pembelajaran opersai hitung bilangan cacah yang berkenaan dengan materi uang, guru hanya menyiapkan uang yanga secara kebetulan saja ada di sakunya dan diperlihatkan kepada siswa uang tersebut seadanya. Tanpa ada kesungguhan untuk
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
menggunakan media pada saat pembelajaran di kelas. Media pembelajaran adalah sebuah alat bantu untuk menyampaikan materi ajar agar anak lebih mudah memaham konsep atau materi ajar. Ada 3 komponen dalam sebuah pembelajaran, yaitu siswa, guru, dan materi. Guru menggunakan media sebagai perantara antara guru dengan siswa untuk menyampaikan materi, agar materi atau konsep pembelajaran dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan adanya media, pengenalan konsep matematika lebih mudah dipahami oleh siswa dan membantu siswa untuk belajar secara aktif.Selain itu, media diperlukan agar siswa lebih antusias dan tidak merasa bosan pada proses pembelajaran matematika. Media pembelajaran yang ideal adalah media yang dapat memberikan pengalaman kepada siswa menjadi lebih konkret, pesan yang akan disampaikan benar-benar tepat sesuai sasaran dan tujuan yang akan dicapai, yang dapat memberikan kegiatan kepada siswa dengan keadaan yang sebenarnya (Sanjaya, 2008). Pemerolehan pengetahuan pada mata pelajaran matematika yang dilakukan hanya secara lisan, memungkinkan siswa hanya mengetahui tentang kata, kalimat, dan bahasa tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata, kalimat dan bahasa tersebut, sehingga akan menimbulkan kesalahan konsepsi matematika pada pemahaman peserta didik. Oleh sebab itu, sebaiknya pada proses belajar-mengajar, media pembelajaran perlu disiapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Menurut Bovee, 1997 (dalam Sundayana, 2013) Media adalah perantara dan biasa dikatakan alat bantuyang memiliki fungsi menyampaikan pesan. Sehingga peranan media pembelajaran itu sangatlah
berperanpenting pada saat pembelajaran. Hamalik, 1986 (dalam Azhar, 2011) mengemukakan bahwapemakaian media pembelajaran pada saat proses belajarmengajar bisa memunculkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologi yang baik terhadap siswa.Maka akan tumbuh semangat dalam diri siswa untuk mempelajari matematika. Oleh karena itu, sebaiknyapembelajaran matematika di SD perlu menanamkan konsep secara praktik langsung menggunakan penerapan media pembelajaran. Hal inilah yang mendasari peneliti mengangkat judul “Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Berdasarkan Analisis Transaksi JualBeli”.Peneliti mencoba membuat alternatif media pembelajaran dengan memperhatikan siswa dari berbagai aspeknya, untuk konsep operasi hitung bilangan cacah agar bisa menghasilkan media pembelajaran yang efektif. Sehingga media itu mudah untuk diterima oleh anak, dan guru pun bisa menyampaikannya juga dengan mudah.
METODE Pendeketanan kualitatif dengan metode analisis konsep digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, karena penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Fenomena pada penelitian ini yaitu konsep operasi hitung bilangan cacah berdasarkan transaksi jual-beli yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran. Menurut McMillan& Schumacher (2001: 396) dalam bukunya bahwa asumsi penelitian kualitatif didasarkan pada asumsi realitas yang bermacammacam, interaktif, dan pengalaman sosial bersama ditafsirkan oleh individu.
Enung Siti Nurjanah, Tiurlina, Deni Wardana. Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah dasar berdasarkan analisis Transaksi JualBeli.
Digunakannya pendekatan kualitatif karena berdasarkan analisis pada fenomena sosial sebuah objek yaitu transaksi jual-beli. Penelitian ini menggunakan metode analisis konsep.McMillan, James H. & Schumacher (2001: 506), mengemukakan sebuah analisis konseptual adalah studi yang menjelaskan penggunaan yang tepat untuk konsep. Dengan analisis konsep, studi ini membantu kita memahami cara orang berpikir tentang pendidikan. Digunakannya metode ini karena dalam pembuatan media pembelajaran kelas IV SD, dengan menganalisis transaksi jual-beli. Konsep yang akan dianalisis yaitu operasi hitung bilangan cacah. Berdasarkan hasil analisis transaksi jual-beli, peneliti akan membuat sebuah media pembelajaran operasi hitung bilangan cacah untuk kelas IV SD. Peneliti itu sendiri yang menjadi instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus siap melakukan penelitiansalanjutnya untuk terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi.Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data triangulasi dimaksudkan digabungkannya seluruh datauntuk dikumpulkandengan sumber data yang sudah ada. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan carawawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen. Menggunakan cara sebagai berikut untuk menganalisis penelitian ini. a. Mengidentifikasi data Identifikasi data dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi tentang konsep operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IV SD. b. Mengklarifikasi data
Setelah data ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah mengklarifikasi atau mengelompokan data yaitu berupa operasi hitung apa saja yang dipakai siswa dalam transaksi jual-beli, dan proses menghitungnya. c. Mendeskripsikan data Setelah data ditemukan, data dilaporkan dengan dideskripsikan dengan menjelaskan hasil penemuanpenemuan data dilapangan berupa, operasi hitung apa saja yang dipakai siswa dalam transaksi jual-beli, hubungannya dengan operasi hitung bilangan cacah dan membuat media pembelajaran untuk materi tersebut. d. Menafsirkan data Setelah data ditemukan, data dideskripsikan dengan menjelaskan hasil yang diperolah, peneliti menafsirkan berupa konsep media pembelajaran untuk operasi hitung bilangan cacah. e. Menyimpulkan data Setelah data didapat dan dideskripsikan, peneliti kemudian membuat kesimpulan dari data yang sudah didapat untuk menemukan informasi yaitu hubungan antara transaksi jual-beli dengan operasi hitung bilangan cacah, begitu pula dengan membuat media pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi operasi hitung bilangan cacah. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil data yang ditemukan oleh peneliti, terdapat beberapa konsep operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IV SDNPenggung. a. Siswa mampu menjumlahkan jajanan yang harus siswa bayar setelah menghitungnya dengan cara penjumlahan.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
b. Siswa mampu menghitung uang yang harus dikembalikan oleh penjual jika uang yang diberikan lebih besar dibanding jumlah jajanan yang harus dibayar. c. Siswa menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang. d. Siswa mengetahui sisa uang yang dimilikinya dengan cara pengurangan. e. Siswa mengetahui sisa uang yang dimilikinya dari melihat uang yang ada tanpa menghitungnya. f. Siswa membagi suatu bilangan dengan perkalian yang dibalik. g. Siswa bingung terhadap konsep pembagian, dan tidak mengetahui bagaimana cara menghitung pembagian. h. Siswa keliru menempatakan bilangan pada penjumlahan. Seharusnya jika menghitung dengan bersusun kebawah, posisi ratusan harus tepat sejajar pada ratusan, puluhan pada puluhan, dan satuan pada baris satuannya juga. i. Siswa keliru dalam perkalian. Seperti 1 dikali satu hasilnya 2, seharusnya jawabannya 1. j. Siswa mengetahui hasil penjumlahan dengan benar, namun tidak dapat menyelesaikan dengan proses menghitungnya jika dituliskan dengan dikotretsecara bersusun kebawah. k. Siswa menghitung pembagian dengan pengurangan secara berulang. Berikut adalah beberapa operasi hitung bilangan cacah dan proses menghitungnya. a. Penjumlahan Siswa akan membayar jajanan yang dibeli dengan menjumlahkan terlebih dahulu, setelah itu siswa akan membayar sesuai hasil yang telah mereka jumlahkan. Cara menghitungnya
yaitu dengan satu persatu jajanan yang mereka beli, dijumlahkan. Misalnya membeli batagor Rp1.000,00 ditambah pop ice Rp2.000,00 ditambah basreng Rp500,00, maka jumlahnya adalah Rp3.500,00. b. Pengurangan Penggunaan pengurangan dilakukan pada saat uang yang siswa berikan lebih besar jumlahnya dibandingkan jumlah jajanan yang harus siswa bayar. Untuk mengetahui pengeluaran apa saja dalam penggunaan uang dalam satu hari. Selain itu, untuk mengetahui sisa uang jajan yang siswa miliki setelah terpakai untuk jajan. Cara menghitungnya seperti uang yang dimiliki seorang siswa yaitu uang Rp5.000,00-an, jajanan yang harus dibayar yaitu Rp3.500,00, maka kembaliannya yaitu Rp1.500,00. Contoh lainnya yaitu seorang siswa diberi uang jajan oleh orang tuanya Rp10.000,00. Uang yang Rp10.000,00 dipakai untuk jajan Rp7.000,00, maka sisa uang yang dimilikinya saat ini Rp3.000,00. c. Perkalian Perkalian digunakan siswa saat menghitung makanan atau minuman yang sama secara berulang. Cara menghitungnya dengan penjumlahan berulang dan secara langsung siswa tahu tanpa melalui penjumlahan berulang. Seperti siswa yang membeli lotre gosokan sebanyak 4 kali. Sekali membeli lotre harganya Rp500,00. Siswa menghitung dengan cara Rp500,00 + Rp500,00 + Rp500,00 + Rp500,00 = Rp2.000,00. Selain itu, ada yang menghitung secara langsung misalnya 2 dikali 500 hasilnya 1.000.
Enung Siti Nurjanah, Tiurlina, Deni Wardana. Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah dasar berdasarkan analisis Transaksi JualBeli.
d. Pembagian Pembagian digunakan untuk menghitung berapa kali siswa jajan yang jajanannya sama dan harganya sama. Pada pembagian siswa menghitung dengan cara pengurangan secara berulang sampai hasilnya nol. Misalnya siswa menghabiskan uang 2.000 untuk membeli lotre, harga lotre satunya 500, untuk mengetahui berapa kali ia jajan lotre dapat menghitungnya dengan pembagian. Cara menghitungnya yaitu 2.000 – 500 – 500 - 500 – 500 = 0. Hasilnya adalah 4, karena 2.000 dikurangi 500 sebanyak 4 kali untuk sampai jawabannya nol. Operasi hitung bilangan cacah yang ada pada transaksi jual-beli ini perhitungannya sangat bermanfaat. Tidak hanya pada bidang matematika saja, tetapi penerapannya dapat bermanfaat juga bagi bidang yang lain. Sepertipada bidang perekonomian, pertanian, dan yang lainnya. Berdasarkan hasil penemuan, bahwa siswa kelas IV di SDN Penggung dari 24 orang yang peneliti wawancara secara mendalam, sebanyak 23 siswa sudah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Hanya ditemukan 1 siswa yang belum memahami konsep penjumlahan dan pengurangan.Siswa memahami konsep namun masih dalam tahap mengurutkan.Misalnya, saat peneliti bertanya 9 ditambah 7. Siswa mengurutkan dengan berkata 9 di mulut, 10, 11,12, 13, 14, 15, 16. Jadi, isinya 16.Selain itu, siswa masih menuliskan angka simpanannya.Hanya 2 orang siswa yang menghitung tanpa ditulis angka simpanannya dan menghitung tanpa mengurutkan angka. Misalnya, saat siswa ditanya 7 ditambah 6. Siswa masih menghitung, 7 dimulut kemudian
mengurutkan 8, 9, 10, 11, 12, 13. Barulah siswa mengetahui bahwa 7 ditambah 6 hasilnya adalah 13 melalui proses mengurutkan. Itu menandakan anak memahami konsep, tapi belum mahir menjumlahkan walaupun angkanya kecil. Pada konsep perkalian ada 14 siswa yang paham konsep perkalian dengan benar dan 10 orang tidak memahami konsep perkalian.Dari 14 orang yang memahami konsep perkalian, ditemukan beberapa kesalahan. a) Salah menyimpan hasil. Misalkan: 1 67 3x 192 Seharusnya angka yang disimpan 2, dan 1 ditulis pada tempat hasil. b) Hanya dapat membagi angka yang kecil dan mudah. Misalkan, saat ditanya 4 dikali 5. Siswa menjawab dengan benar, yaitu 20. Tapi ketika diberikan soal yang terdiri 2 atau 3 angka, siswa tidak mengetehui cara menghitungnya. Seperti 37 dikali 21, siswa tidak dapat menghitung dan kebingungan. c) Keliru mengalikan. Misalkan siswa jika dalam keadaan kurang fokus, ditanya 3 dikali 4 menjawab 13. Saat peneliti memperingati dengan menghitung ulang, siswa berhitung kembali dan menjawab 12. Peneliti meyakinkan kembali dengan bertanya „Jadi 3 dikali 4 itu hasilnya yang benar itu 12 atau 13?‟ dan siswa menjawab 12. Pada konsep pembagian, ada 9 siswa yang memahami konsep dengan benar dan 15 orang tidak memahami konsep pembagian.Dari 9 orang yang memahami konsep pembagian, ditemukan beberapa kesalahan. a) Tidak mengetahui mana puluhan dan mana satuan. Misalnya saat 32
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
dibagi 2. Pertama, siswa membagi 2 satuan oleh 2 hasilnya 1. Selanjutnya, membagi 3 puluhan dengan 2. Anak merasa kebingungan karena 3 tidak dapat dibagi oleh 2. Padahal, 3 disana menempati puluhan. Artinya 30 dibagi 2. b) Membagi angka yang belakangnya 0 (nol) hasilnya 0 (nol). Karena siswa terbiasa membagi angka yang paling belakang terlebih dahulu. Misalnya, anak menghitung 2.000 dibagi 4. Anak menuliskan jawabannya nol. Karena nol dibagi 4 tidak bisa, maka hasilnya nol. c) Salah menghitung. Misalnya 62 dibagi 2. Siswa membagi 2 satuan terlebih dahulu, hasilnya benar yaitu 2. Saat menghitung 6 dibagi 2 siswa menjawab 4, tapi ketika disuruh menghitung ulang siswa menjawab 3.
konsep dasar yang akan menjadi modal pertama untuk kelanjutan materi selanjutnya. Karena matematika adalah ilmu yang saling berkaitan, runtut, tidak dapat dipisah-pisahkan maka diperlukan media untuk menunjang pemahaman konsep operasi hitung bilangan cacah.Misalnya, untuk memahami pengurangan, harus paham terlebih dahulu penjumlahan, mempelajai perkalian siswa harus paham dulu penjumlahan.Untuk memahami pembagian, siswa harus paham perkalian, penjumlahan, dan pengurangannya. Dengan media yang dibuat oleh peneliti diharapkan siswa paham dengan konsep operasi hitung bilangan cacah.Media yang peneliti buat dinamakan „kasir-kasiran‟. Secara umum „kasir-kasiran‟ dibuat untuk mempelajari matematika secara asik, menarik, menyenangkan, dan tepat sesuai tujuan yang akan dicapai.
Dari data di atas, jumlah siswa yang memahami konsep penjumlahan dan pengurangan lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang belum memahami konsep.Sementara pada perkalian dan pembagian, pemahaman siswa kelas IV masih sangat rendah.Oleh karenanya, peneliti mencoba untuk membuat media pembelajaran untuk membantu siswa memahami konsep operasi hitung bilangan cacah.
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Guru mengucap Siswa menjawab salam salam Guru Siswa siap mengondisikan memulai pelajaran siswa untuk siap belajar Guru menyuruh Siswa- siswi mulai ketua murid untuk berdo‟a menyiapkan temannya berdoa Guru menyapa Siswa menjawab anak-anak untuk mengecek kehadiran
Berdasarkan data-data yang telah didapatkan oleh peneliti, di SDN Penggung Kec. Taktakan Kota SerangBanten, bahwa operasi hitung bilangan cacah berdasarkan analisis transaksi jualbeli didapatkan data bahwa siswa membutuhkan media untuk memahami konsep operasi hitung bilangan cacah. Bagaimanapun penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sangat penting karena hal itu merupakan
Guru memulai Siswa pembelajaran memperhatikan Guru meminta 4 Siswa berebut orang anak untuk mengajukan dirinya mengajukan dirinya bermain kasir-kasiran.
Enung Siti Nurjanah, Tiurlina, Deni Wardana. Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah dasar berdasarkan analisis Transaksi JualBeli.
Guru Siswa antusias dan mempersiapkan penasaran terhadap media kasir-kasiran media (uang mainan, gambar makanan yang sudah ada harganya, struk rincian pembelian, pulpen, dan meja kasir) Guru menjelaskan Siswa menyimak cara bermain dan dan siap memulai mengajak untuk permainan. segera memulai permainan. Guru membagikan Siswa bermain uang mainan kasir-kasiran kepada 3 orang pembeli untuk membeli jajanan Guru memberikan Siswa menyimak penjelasan dari penjelasan guru permainan kasirkasiran yang berkaitan dengan materi operasi hitung bilangan cacah dan menuliskan cara menghitung mengoperasikan bilangan dari permainan tadi. Guru dan Siswa menghitung secara bersama-sama dan melakukan tanya jawab Guru meminta Siswa mencatat di siswa untuk buku tulis masingmencatat materi masing. yang sudah dijelaskan yang ada di papan. Guru memberikan Siswa mengerjakan soal latihan soal Guru membimbing Siswa mengikuti siswa dalam arahan guru mengerjakan soal
latihan Setelah siswa Siswa selesai melaksanakan dan mengerjakan soal maju kedepan satu latihan, guru persatu memerintahkan siswa mengerjakan 1 soal oleh 1 orang untuk dibahas secara bersamasama Guru bersama siswa bersama-sama membahas hasil siswa yang sudah dikerjakan secara masing-masing. Guru memberikan Siswa melakukan pujian kepada tepuk tangan. siswa yang berani maju kedepan dengan tepuk tangan. Guru melakukan Siswa bertanya dan tanya jawab guru menjawabnya mengenai materi yang belum dimengerti Guru bersama murid menyimpulakan materi yang sudah dipelajari Guru memberikan Siswa menyimak penguatan guru Guru memberikan Siswa pekerjaan rumah mengerjakannya di rumah Guru mengakhiri Siswa menjawab pelajaran dan salam mengucapkan salam
Media Pembelajaran Kasir-Kasiran Media pembelajaran ini dinamakan dengan “Kasir-kasiran” yang merupakan alat bantu untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang operasi hitung bilangan cacah yang dikaitkan dengan transaksi jual-beli. Media ini
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
1)
2)
3)
4)
5)
sangat baik digunakan karena dengan media ini siswa bisa termotivasi untuk belajar matematika lebih aktif dan sesuai dengan usia perkembangan siswa. Cara bermain kasir-kasiran sebagai berikut. Siswa berjumlah 4 orang atau lebih sesuai kebutuhan dibagi menjadi 2 peran. 1 orang beperan sebagai penjual dan 3 orang sebagai pembeli. Penjual membereskan barang dagangannya berupa makanan dan minuman. Pembeli secara bersamaan memilih makanan atau minuman untuk dibeli sesuai yang dia sukai. Pembeli membayar makanan dan minuman dengan mengantre terlebih dahulu. Pembeli yang pertama mengantre didahulukan, dan begitu seterusnya. Penjual atau kasir menjumlahkan harga dengan dicatat terlebih dahulu. Jika ada kembalian, maka sisa uang lebihnya dikembalikan kepada pembeli.
b.
c.
d.
adalah gambar-gambar makanan dan minuman yang biasa siswa kelas IV SDN Penggung beli disekitar sekolah. Gunting gambar makanan dan minman dengan rapih dan tempelkan di kardus. Ukuran kardus sesuaikan dengan gambar. Gambar ditempelkan dikardus agar gambar makanan kuat dan tidak mudah rusak. Berikan penyangga agar gambar bisa diberdirikan. Tujuannya agar gambar bisa terlihat oleh semua siswa. Penyangga dibuat dari kardus seukuran 3 x 7 cm berbentuk persegi panjang. Berikan label harga pada gambar.
adalah
2) Membuat tempat menyimpan uang, meja kasir dan catatan pengeluaran a. Meja kasir dibuat dari kardus yang berbentuk balok. b. Gunting bagian penutup kardus satu bagiannya saja yang digunting untuk membuat lubang laci tempat menyimpan uang. c. Gunting kardus untuk membuat bagian-bagian tempat menyimpan uang. d. Lapisi kardus dengan kertas A4 bekas, agar terlihat lebih rapih. e. Gunting kertas A4 menjadi 4 bagian, krtas tersebut digunakan untuk mencatat makanan dan minuman yang dibeli oleh pembeli. f. Tempelkan kertas tersebut pada meja kasir.
1) Gambar makanan dan minuman a. Gambar bisa diambil dari internet atau di foto secara langsung. Gambar yang dipilih
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah peneliti laksanakan bahwa tidak semua siswa memahami konsep operasi hitung
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media adalah sebagai berikut. Bahan : 1) Kardus bekas 2) Kertas A4 bekas 3) Pita 4) Dauble tip atau lem 5) Uang mainan 6) Gambar makanan dan minuman Alat : 1) Gunting 2) Penggaris 3) Pulpen Adapun cara pembuatannya sebagai berikut.
Enung Siti Nurjanah, Tiurlina, Deni Wardana. Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah dasar berdasarkan analisis Transaksi JualBeli.
bilangan cacah baik itu pada konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan benar. Penyebab terjadinya siswa tidak memahami konsep tersebut karena guru tidak menggunakan media pembelajaran di kelas. Operasi hitung bilangan cacah yang siswa ketahui di kelas IV SDN Penggung banyak mengalami kekeliruan dan kesalahan yang sangat beragam. Hal itu dikarenakan siswa kurang memperhatikan guru saat pembelajaran, kurangnya antusias siswa dalam mempelajari matematika dan pembelajaran tidak menarik perhatian siswa.
Penggunaan media kasir-kasiran pada materi operasi hitung bilangan cacah dengan menggunakan setting di dalam kelas dan penyampaian materi dengan permainan yang melibatkan siswa praktik langsung, bahwa media tersebut tepat dan cocok untuk menyampaikan operasi hitung bilangan cacah. Dimana anak belajar dengan menyenangkan dan antusias terhadap pelajaran matematika.Sehingga perhatiannya fokus dan konsep pembelajaran operasi hitung bilangan cacah tersampaikan dengan baik.
BIBLIOGRAFI Arsyad, Azhar.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Pembelajaran.
Jakarta
2011. :
Media PT.
Raja
Grafindo Persada
Sugiyono.
2013.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi McMillan, James H. Dan Sally Schumacher. 2001. Research in Education a Conceptual Introduction. Harrisonburg: Wesley Longman.
(Mixed Methods). Bandung : Alfabeta Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta