LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500 Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Materi operasi hitung pengurangan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar, dimana materi ini juga menjadi dasar dan modal bagi siswa untuk dapat mengikuti materi – materi selanjutnya dalam proses pembelajaran Matematika. Namun kenyataan yang sering terjadi adalah masih terdapat siswa Sekolah Dasar yang belum mampu untuk menguasai operasi hitung pengurangan, salah satu penyebabnya adalah siswa hanya menghafalkan prosedur operasi pengurangan tanpa memahami konsep dari prosedur itu sendiri. Pemahaman akan sebuah konsep erat hubungannya dengan kemampuan siswa dalam berpikir secara matematis. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip matematika sekolah, yaitu prinsip pembelajaran dimana siswa harus mempelajari matematika melalui pemahaman serta secara aktif membangun pengetahuan baru ( Wijaya, 2012:11 ) dan dikatakan pula bahwa pembelajaran yang lebih menekankan pemahaman konsep daripada penguasaan prosedural akan membangun aktivitas dan kreatifitas. Hal ini memberi jaminan bahwa sekalipun siswa lupa akan sebuah prosedur atau algoritma ataupun ketika mereka berhadapan dengan soal – soal non rutin, siswa pasti mampu menyelesaikannya, karena mereka telah memiliki pemahaman akan konsep. Permasalahan tentang pemahaman konsep juga dialami oleh siswa kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang , dimana pada kegiatan pembelajaran sebelumnya tentang operasi hitung pengurangan belum seratus persen dari 35 siswa dapat mencapai KKM dengan kata lain masih banyak siswa yang belum mampu melakukan operasi hitung pengurangan. Oleh karena itu Ibu Mustika selaku wali kelas IIA meminta kami secara
bersama – sama untuk mendesain pembelajaran materi operasi hitung pengurangan untuk mengulang kembali materi operasi hitung pengurangan. Pembelajaran didesain dengan pendekatan PMRI untuk dapat menghantarkan pemahaman
konsep kepada
siswa. Pendekatan PMRI merupakan
pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pemberian konteks. Pemberian konteks yang nyata bagi siswa akan memudahkan mereka untuk memahami konsep dari materi operasi hitung pengurangan. Pendekatan PMRI memiliki beberapa karakteristik yaitu (de Lange dalam Zulkardi, 2005:14); 1) Penggunaan masalah kontekstual 2) Penggunaan berbagai model 3) Kontribusi siswa 4) Interaktifitas 5) Keterkaitan Kelima karakteristik ini dinilai sangat sesuai untuk menyampaikan konsep-konsep Matematika khususnya pada anak usia sekolah dasar. Selain pemberian konteks, penggunaan media pembelajaran juga membantu siswa dalam memahami langkah-langkah pada algoritma. Sehingga tim observer dan guru menyusun desain pembelajaran yang menekankan pada pemberian konteks dan penggunaan media pada materi operasi pengurangan bilangan sampai 500 untuk diterapkan di kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang dengan Ibu Mustika sebagai Guru mata pelajaran. Pembelajaran dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 November 2012, dimulai pada jam 10.50 sampai dengan jam 11.50.
2. KERANGKA UMUM DESAIN PEMBELAJARAN Desain ini disusun dengan mengacu pada karakteristik-karakteristik utama dari PMRI. Adapun kerangka pembelajaran yang kami rencanakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konteks yang digunakan dalam pembelajaran faktor bilangan ini yaitu masalahmasalah situasional yang relatif nyata bagi siswa. Dalam hal ini digunakan cerita “Bapak Penjual Es Kacang Merah”.
Model yang digunakan berupa alternatif cara siswa menemukan jawaban dari soal pengurangan dengan bantuan media “Kertas Pengurangan” dan “Kantong Kacang Merah”.
Kontribusi dari siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran yaitu siswa mencoba memecahkan masalah secara bersama-sama dalam kelompok.
Kelas yang terdiri dari 35 siswa ini dibentuk dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa, hal ini dimaksud agar tiap siswa dapat saling berinteraksi dengan teman kelompoknya, sehingga terjadi pertukaran informasi yang diharapkan memancing siswa untuk mengingat kembali konsep nilai tempat pada operasi bilangan.
Pembelajaran operasi pengurangan bilangan sampai dengan 500 dikaitkan dengan materi yang telah siswa dipelajari, yaitu nilai tempat suatu bilangan.
Desain pembelajaran yang telah dibuat oleh tim observer diajukan kepada Ibu Mustika, kemudian Beliau memberikan komentar mengenai konteks yang akan digunakan pada pembelajaran. Menurut Ibu Mustika, konteks yang digunakan pada tahap apersepsi sebaiknya berkaitan dengan media yang digunakan. Sebelumnya observer mengajukan konteks mengenai permainan kelereng, atas saran dari Ibu Mustika, konteks yang akan disampaikan kepada siswa diganti menjadi cerita tentang Bapak penjual es kacang merah. Sehingga dari konteks, siswa dapat dengan mudah dihantarkan untuk menggunakan media kantong kacang merah. Kemudian Ibu Mustika setuju untuk melaksanakan desain pembelajaran tersebut bersama tim observer dan Beliau yang akan bertindak sebagai pengajar.
3. PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN DI KELAS Berikut laporan hasil kegiatan pembelajaran dikelas IIA Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang, pada materi operasi pengurangan bilangan sampai dengan 500: Tim observer bertindak sebagai pengajar di kelas, hal ini disebabkan karena Ibu Mustika selaku Guru yang akan mengajar memiliki urusan penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu, sehingga Ibu Mustika datang ditengah proses pembelajaran sedang berlangsung. Salah satu tim observer membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi dalam bentuk cerita dan pertanyaan-pertanyaan yang akan menuntun siswa melakukan operasi pengurangan.
Gambar 1. Salah Satu Tim Observer Menyampaikan Apersepsi pada Siswa
Berikut cuplikan interaksi antara tim observer (O) dan siswa (S): O: “Siapa yang pernah makan es kacang merah?” S: “Saya, Bu!” O: “Sekarang kalau beli es kacang merah, biasanya pakai apa?” S: “Pakai gelas, Bu.” O: “Nah, sekarang Ibu punya cerita. Pak Amir adalah penjual es kacang merah. Ia membuat 235 gelas es kacang merah tiap harinya. Apabila hari ini Pak Amir hanya menjual 168 gelas es kacang merah. Berapa gelas es kacang merah yang tersisa?” Siswa diberikan waktu untuk menyelesaikan soal yang diberikan selama 2 menit. Setelah 2 menit, tim observer menanyakan kepada siswa mengenai jawaban dari soal yang diberikan. Hampir semua siswa meneriakkan jawaban mereka masing-masing. Tetapi jawaban yang disebutkan bervariasi. Sehingga tim observer meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya di papan.
Gambar 2. Siswa Menuliskan Jawabannya di Papan
Terlihat pada Gambar 2, Siswa pada foto sebelah kiri menuliskan jawaban yang benar yaitu 67 gelas yang tersiswa. Namun siswa pada foto sebelah kanan menuliskan jawaban yang salah. Ia menuliskan angka 6 pada hasil pengurangan nilai tempat satuan dari masing-masing bilangan. Jawaban yang benar seharusnya 7. Adapula siswa yang duduk di bangku yang ketika diamati observer menuliskan jawabannya adalah 133, ini diduga siswa langsung melakukan pengurangan, dimana angka yang besar dikurangi angka yang kecil pada setiap tempat nilai satuan. Ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa kelas 2A memahami operasi pengurangan bilangan sampai 500. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membagikan media pembelajaran yaitu “Kertas Pengurangan” dan “Kantong Kacang Merah” kepada masing-masing kelompok.
Gambar 3. Kertas Pengurangan dan Kantong Kacang Merah Pada kertas pengurangan terdapat kolom ratusan, puluhan dan satuan dan kantong kacang merah juga terdiri dari kantong ratusan, puluhan dan satuan. Hal ini guna memudahkan siswa memahami operasi pengurangan dengan pemahaman nilai tempat, terlebih untuk operasi pengurangan meminjam.
Setelah dibagikan media, siswa diminta untuk menyelesaikan soal yang diberikan pada apersepsi. Dengan bimbingan tim observer, siswa digiring untuk menggunakan media tersebut. Berikut cuplikan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring siswa menemukan jawaban dengan menggunakan media yang diberikan: (Observer mengarahkan siswa untuk memperhatikan media dengan pertanyaan dan sambil mengingatkan siswa mengeani pelajaran sblmnya tentang nilai tempat) O:
“Ada tulisan apa saja pada kertas pengurangan?”
S:
“Ratusan, puluhan, satuan, Bu.”
O:
“Yang akan kita lakukan adalah menyatakan bilangan yang paling besar pada tempat ratusan, puluhan dan satuan. Bilangan yang terbesar dari 235 dan 168 adalah ?
S:
“235, Bu”
O:
“Nah, sekarang ayo kita nyatakan bilangan 235 dengan kantong kacang merah yang tersedia dan letakkan pada kertas pengurangan!”
(Observer memberi waktu untuk siswa menyatakan sendiri bilangan 235 pada tempatnya. Setelah siswa selesai, observer melanjutkan dengan pertanyaan berikutnya) O:
“Tadi soalnya adalah 235 – 168. Kira – kira apa yang akan kita lakukan ?”
(siswa diberi waktu menjawab dan diharapkan jawabannya adalah mengambil 168 dari 235. Tetapi siswa tidak sampai pada kesimpulan bahwa ia harus mengambil 168 dari 235 maka observer membimbing dengan soal pengurangan yang mudah) O:
“Misalnya Ibu punya 5 buku, dan Rafi mengambil 2 dari buku yang Ibu punya. Berapa sisa buku Ibu?”
S:
“3, Bu.”
O:
“Jadi kalau Ibu punya 5 buku, diambil Rafi 2. Jadi sisanya 3. Itu berarti operasi hitung apa?”
S:
“Kurang, Bu.”
O:
“Apa kurang apa? Terus hasilnya berapa?”
S:
“5 – 2 = 3”
(Observer melanjutkan pertanyaan) O:
“Maka kita mengambil berapa dari 235 ?”
S:
“168, Bu”
( Siswa diminta mengisi media dengan tulisan tangan menggunakan pensil. Pada baris dari : tuliskan 235 dan banyaknya kantong tiap kolom Dan baris ambil tuliskan 168 dan banyak kantong tiap kolom ) (Pembelajaran dilanjutkan dengan Ibu Mustika sebagai guru. Guru memberi waktu pada siswa untuk mencoba mengambil 168 biji kacang merah dari 235.) (Guru melanjutkan dengan pertanyaan) O:
“Menurut kalian dari tempat mana dulu kita mengambil, satuan atau puluhan atau ratusan?
S:
“Satuan.”
O:
“Di tempat satuan pada bilangan 168 adalah angka?”
S:
“8”
O:
“Artinya kita mengambil 8 dari 5. Bisa tidak?”
S:
“Tidak!”
O:
“Jadi apa yang kita lakukan?
S:
“Meminjam dari sebelah, Bu.”
(Setelah diambil, kantong puluhan dibuka dan ada 10 kantong satuan , jadi semuanya ada 15 kantong satuan, diambil 8. Sehingga kantong satuan tersisa sebanyak 7 kantong satuan. Dan seterusnya guru mengarahkan untuk puluhan dan ratusan. Siswa menuliskan jawabannya pada baris “sisa”. Maka hasilnya adalah jumlah dari semua “sisa”. 6 kantong puluhan dan 7 kantong satuan nilainya 67.
Gambar 4. Siswa Menghitung Kantong Puluhan yang Tersisa Alokasi waktu untuk materi pengurangan pada hari itu ternyata hanya 40 menit, sehingga tidak cukup bagi siswa untuk mengerjakan satu soal lagi. Pembelajaran pun ditutup oleh Ibu Mustika dengan menanyakan siswa mengenai apa yang telah dipelajari dan menggiring siswa untuk membuat kesimpulan dari materi pengurangan tersebut. Selanjutnya siswa diberikan pekerjaan rumah sebanyak 3 soal. Soal Pekerjaan Rumah. 1. 346 – 176 = …. 2. 200 – 175 = ... 3. 145 – 28 = …
4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang bisa kami tarik dari kegiatan observasi kelas ini adalah: 1) Siswa tertarik dengan media yang digunakan, tetapi siswa mengalami kebingungan ketika menyelesaikan operasi pengurangan meminjam. Karena siswa harus membuka ikatan dari kantong kacang ratusan dan puluhan. 2) Alokasi waktu yang tidak berjalan sesuai rencana, yang harusnya 60 menit ( 2 x jam pelajaran ) hanya berlangsung 40 menit. Hal ini dikhawatirkan siswa belum benar – benar memahami konsep operasi pengurangan, karena kurangnya latihan soal dengan menggunakan media. 3) Kemampuan individu siswa tidak dapat dievaluasi karena soal yang direncanakan sebagai soal individu di kelas dijadikan soal PR. 4) Haruslah ada penambahan jam untuk latihan soal operasi pengurangan pada pertemuan selanjutnya, mengingat masih banyak siswa yang belum bisa melakukan operasi hitung pengurangan dan singkatnya waktu pembelajaran dengan menggunakan media untuk pengurangan.
Berikut adalah iceberg dari aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran operasi pengurangan bilangan cacah sampai 500.
Formal 67
Siswa menuliskan langkah-langkah operasi hitung pengurangan menggunakan media kertas pengurangan ke dalam buku catatan
Model For
Model Of
Siswa diberikan masalah kontekstual dengan sebuah cerita tentang
Contextual
“bapak penjual es kacang merah “
Problem
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: II/Ganjil
Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Kompetensi Dasar
: 1. 4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
Indikator
:1.4.3 Mengingat fakta dasar dari pengurangan 1.4.4 Mengurangkan bilangan sampai dengan 500
Alokasi Waktu I.
: 2 x 30 menit
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini dengan baik melalui pendekatan PMRI, diharapkan siswa dapat: 1.
Mengingat fakta dasar dari pengurangan
2.
Mengurangkan bilangan sampai dengan 500
II. Materi Pembelajaran Pengurangan Bilangan sampai dengan 500 III. Metode Pembelajaran - Metode
: Tanya jawab dan diskusi kelompok
- Pendekatan
: Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
IV. Strategi Pembelajaran No .
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Menyampaikan cerita : “Pak Amir Menyimak adalah penjual es kacang merah. Ia seksama
waktu 15 menit
A. Pendahuluan 1.
Alokasi
cerita
dengan 2 menit
membuat 235 gelas es kacang merah tiap harinya. Apabila hari ini Pak Amir hanya menjual 168 gelas es kacang merah. ” 2.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Menjawab pertanyaan seputar
pengurangan
3 menit
bilangan
puluhan berdasarkan cerita tersebut. Alternatif pertanyaan: Berapa gelas es kacang merah yang tersisa? 3.
Memberikan kesempatan kepada Menampilkan jawabannya dan 5 menit siswa untuk menampilkan jawaban menjelaskan kepada Guru dan ke depan kelas.
4.
teman-teman yang lain
Menggali alasan dari tiap jawaban Memberikan penjelasan dari 5 menit siswa dan mengaitkan penjelasan jawaban yang diberikan siswa dengan materi sebelumnya “Pengurangan bilangan puluhan” dan materi yang akan dipelajari hari ini yaitu “Pengurangan Bilangan sampai dengan 500” 35 menit
B. Kegiatan Inti 4.
Membagikan koran nilai tempat, Menerima koran nilai tempat, 5 menit biji kacang merah dan LKS kepada biji kacang merah dan LKS tiap kelompok
6.
Membimbing
siswa
dalam Menjawab
menyelesaikan pertanyaan yang ada menggunakan
pertanyaan 15 menit Koran
nilai
di LKS menggunakan media yang tempat dan kacang merah telah dibagikan. 7.
Meminta
siswa
jawaban ke papan tulis
menuliskan Menuliskan jawaban ke depan 15 menit kelas. Sementara yang lain
memperhatikan jawaban yang dituliskan,
dan
mendiskusikannya
bersama
guru dan kelompok 10 menit
C. Penutup 9.
Memberikan siswa
tentang
pertanyaan apa
kepada Menjawab
yang
pertanyaan
dari 2 menit
telah guru
dipelajari berserta klarifikasi. 10.
Membimbing siswa dalam menarik Menarik kesimpulan mengenai 3 menit kesimpulan dari materi yang telah materi yang telah dipelajari dipelajari
11.
Memberikan PR kepada siswa yang Diberikan harus dikerjakan secara individu
pekerjaan
rumah 2 menit
(PR) yang terdapat pada buku pelajaran,
dikerjakan
individu,
secara
kemudian
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. 12.
Menginformasikan tentang materi Siswa mendengarkan informasi 3 menit yang akan dipelajari dipertemuan guru, tentang materi yang akan berikutnya.
dipelajari
pada
pertemuan
berikutnya.
V. Sumber dan Alat Belajar Sumber
: 1. Buku Tampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II, Erlangga 2. Dunia Matematika, Platinum
Alat
: 1. Koran Nilai tempat 2. Biji kacang merah
VI. Penilaian 1. Proses : Observasi pada saat diskusi kelompok, mengerjakan soal-soal yang diberikan.
2. Soal evaluasi akhir
Kepala MIN 2 Palembang
Palembang, 10 November 2012 Guru Mata Pelajaran
Budiman, S.Pd.I, M.MPd.
R. A. Mustika Hariyanti, S.Pd.