158 Hamriati “ Media Mamunmisbi Meningkatkan Penguasaan Siswi Pada Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SDI Ana Gowa Kaecamatan pallangga Kabupaten Gowa”
MEDIA MAMUNMISBI MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA PADA KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDI ANA GOWA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Hamriati Guru SD Inpres Ana Gowa Kec. Pallangga Kabupaten Gowa Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat siswa kelas IV SD Inpres Ana Gowa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa melalui penggunaan Mamunmisbi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Ana Gowa Tahun Pelajaran 2014-2015 sebanyak 31 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua teknik yakni teknik observasi dan teknik pencatatan dengan mengambil hasil belajar siswa pada akhir siklus. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan dengan skor rata-rata dan persentase dengna kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hasil yang dicapai dengan adanya penggunaan media mistar bilanganmenunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penguasaan konsep penjumlahan, tetapi belum maksimal dilihat dari nilai rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I adalah 68,81. Berdasarkan nilai hasil akhir siklus I menunjukkan belum mencapai ratarata 7,50 dan masih banyak siswa yang belum berani tampil, hal ini disebabkan karena siswa belum memahami betul penggunaan mistar bilangan, sehingga perlu dilakukan siklus II. Ternyata pada siklus II nilai hasil akhir belajar siswa meningkat menjadi 79,53. Keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat semakin baik, karena siswa mulai percaya diri tampil ke papan tulis mengerjakan soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Mamunmisbi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas IV SD Inpres Ana Gowa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dalam pelajaran Matematika terkhusus kepada penjumlahan bilangan bulat. Kata Kunci: Media, Mamunmisbi, Penguasaan, Penjumlahan Bilangan Bulat. Pendahuluan Guru memegang peranan penting dalammeningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai siswanya. Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pendidik dalam hal ini adalah pengajaran Matematika pada umumnya dan penjumlahan bilangan bulat pada khususnya dengan baik dan dicapai semaksimal mungkin. Salah satu masalah yang ditemukan pada SD Inpres Ana Gowa adalah kebanyakan siswa mengalami ketakutan ketika mata pelajaran Matematika. Alasan pertama yang membuat mereka takut adalah karena mereka khawatir salah dalam menjawab atau menyelesaikan soal.
Alasan yang kedua adalah bahwa siswa ketakutan karena pelajaran matematika selalu menjadi momok bagi siswa karena tingkat kesulitannya. Hal tersebut disebabkan karena tingkat penguasaan konsep siswa terhadap mata pelajaran Matematika khususnya bilangan bulat masih rendah. Kamus besar bahasa Indonesia (2005:390) memberikan pengertian tentang penguasaan yakni proses, cara, perbuatan menguasai, pemilikan atas sesuatu, pemahaman untuk menggunakan kepandaian atau pengetahuan dan sebagainya. Dari pengertian tersebut, penguasaan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah
159 Jurnal Baca Edisi Vol. VIII No. III Juli - September 2015
melalui kegiatan pembelajaran Matematika, sehingga dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skill. Oleh karena itu, penguasaan itu tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan dinamis dan kreatif. SelanjutnyaHudoyo (1988:54) mengemukakan bahwa Matematika juga berfungsi untuk dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan symbolsimbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Symbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hierarkis. Dengan demikian symbolsimbol itu dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan efisien. Agar symbol-simbol itu berarti, kita harus memahami ide yang terkandung di dalam symbol tersebut. karena itu hal terpenting adalah bahwa itu harus dipahami sebelum ide itu disimbolkan. Lebih lanjut dikemukakan dalam Depdikbud (1996) bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; (3) Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4) Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal untuk
melanjutkan kependidikan menengah dan; (5) Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin. Subarinah (2006:1) memandang istilah matematika sebagai pola pikir, pola menggorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefenisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah diajarkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suherman, dkk (2001:65) kita perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika yaitu: (a) pembelajaran matematika mengikuti metode spiral, (b) dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya, (c) pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif. Lebih lanjut dikemukakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Namun demikian kita harus dapat memilih pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa yang kita ajar. Misalnya sesuai dengan perkembangan intelektual siswa, maka dalam pembelajaran matematika belum seluruhnya dengan menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur ingin induktif. Pembelajaran matematika menganut dengan kebenaran konsistensi. Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif aksiomatik. Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Menurut Richard Skemp (Karim, 1997:24) bahwa agar belajar menjadi berguna bagi seseorang sifat-sifat umum dari pengalaman harus dipadukan untuk membentuk suatu struktur konseptual atau sebuahskema. Bahwa struktur matematika harus disusun agar lebih jelas bagi para siswa, sebelum mereka dapat menggunakan pengetahuan awal sebagai dasar untuk belajar pada tahap berikutnya,
160 Hamriati “ Media Mamunmisbi Meningkatkan Penguasaan Siswi Pada Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SDI Ana Gowa Kaecamatan pallangga Kabupaten Gowa”
atau sebelum siswa menggunakan secara efektif pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah. Heruman (2008) menyatakan dalam pembelajaran Matematika SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjutnya ditambahkan bahwa pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang diajarkan. Sehingga dapat diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together). Menurut Sugiarto (2000: 38) himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, nol dan bilangan bulat negatif disebut bilangan bulat. Lebih lanjut Soedjiarto (dalam Mirnawati, 2002:10) mengemukakan bahwa bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif, dengan menggunakan anak panah atau garis bilangan dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini, digunakan salah satu media pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan bilangan bulat, dan media tersebut adalah media Mamunmisbi (Media Maju Mundur Mistar Bilangan). Sadiman (1996:7) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian danminat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Miarso (1984:48) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Media Mamunmisbi berfungsi sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa. Pada proses belajar mengajar siswa yang mempelajari penjumlahan bilangan bulat positifdengan bilangan bulat negatif, akan lebih memahami konsep tersebut jika ia mencoba sendiri menggunakan media mistar bilangan bulat untuk dapat memperlihatkan konsep penjumlahan tersebut. Untuk memahami konsep penjumlahan tersebut kita tentukan 4 + (3) =… Siswa diminta untuk mencobanya sendiri bahwa pada media mistar bilangan bulat mulai dari titik nol bergeser (maju) ke kanan sejauh 4 satuan, dilanjutkan dengan bergeser mundur ke kiri sejauh 3 satuan dan berakhir di titik (-1). Dengan mencoba menjumlahkan untuk berbagai bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif lainnya siswa dapat diharapkan betul-betul memahami konsep tersebut. jadi dalam mengajarkan matematika supaya digunakan media dan pengajarannya harus beranekaragam/ bervariasi serta sesuai dengan konsep yang akan ditanamkan. Secara garis besar fungsi media Mamunmisbi yaitu: (a) memberikan penanaman konsep tentang letak suatu bilangan bulat pada garis bilangan, (b) memberikan penanaman konsep penjumlahan dan pengurangan dua bilangan bulat melalui media peraga dengan pendekatan gerak, (c) membangkitkan minat/ motivasi, (d) menarik perhatian siswa, (e) mengaktifan siswa dalam kegiatan belajar.Mamunmisbi memiliki kelebihan dan kekurangan. KelemahanMamunmisbi adalah digunakan secara klasikal, sehingga tidak semua siswa dapat menggunakan secara langsung dalam waktu bersamaan. Siswa harus bergantian menggunakannya, jadi tidak tertutup kemungkinan ada siswa yang melakukan aktifitas lain setelah lepas dari pengawasan guru. Kelebihannya yaitu: (a) memperjelas materi pembelajaran, (b) membangkitkan motivasi belajar, (c)
161 Jurnal Baca Edisi Vol. VIII No. III Juli - September 2015
memberi variasi pengajaran, (d) pengajaran lebih menarik, dan (e) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. Prinsip pokok penggunaan media Mamunmisbi pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media Mamunmisbi digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahapantahapan meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi secara langsung. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Dengan proses sebagai berikut.
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Siklus I
Observasi
Siklus II
Observasi
Refleksi
Perencanaan Ulang
Tindakan
Lokasi Penelitian : ini dilaksanakan di SD Inpres Ana Gowa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Ana Gowa sebanyak 31 orang pada tahun pelajaran 2014-2015. Faktor yang diselidiki adalah penguasaan siswa terhadap konsep penjumlahan bilangan bulat setelah diberi perlakuan pembelajaran denan menggunakan media Mamunmisbi.
Teknik Pengumpulan Data : penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan data sekunder, observasi atau pengamatan. Instrumen penelitian berupa skala penilaian, lembar pengamatan, angket. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif, yaitu skor rata-rata dan presentase. Selain itu, juga ditemukan juga tabel frekuensi, standar deviasi, nilai
162 Hamriati “ Media Mamunmisbi Meningkatkan Penguasaan Siswi Pada Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SDI Ana Gowa Kaecamatan pallangga Kabupaten Gowa”
maksimum dan nilai minimum siswa setiap akhir siklus, sedangkan analisis kualitatif digunakan teknik kategori berdasarkan Depdikbud sebagai berikut: a) Tingkat penguasaan 0% - 34% dikategorikan sangat rendah; b) Tingkat penguasaan 35% - 54% dikategorikan rendah; c)Tingkat penguasaan 55% - 64% dikategorikan sedang; d) Tingkat penguasaan 65% - 84% dikategorikan
tinggi; e)Tingkat penguasaan 85% - 100% dikategorikan sangat tinggi Hasil Penelitian : Pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentukulangan harian. Hasil belajar siswa yang berupa skor tes siklus I dianalisis dengan menggunakan bantuan softwere SPSS. Berikut adalah analisis deskriptif skor hasil belajar siswa pada siklus I.
Tabel 1. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDI Ana Gowa Kabupaten Gowa pada Tes Akhir Siklus I Statistik Nilai Statistik Subjek 31 Skor Ideal 100 Skor Tertinggi 100 Skor Terendah 40 Rentang Skor 60 Skor Rata-rata 65,81 Median 67,14 Standar Deviasi 16,538 Tabel di atas menunjukkan bahwa skor dengan jumlah siswa 31 orang. Apabila tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 diklasifikasikan dalam kelompok lima rentang skor 60, median (nilai tengah) kategori, maka diperoleh distribusi 67,14 dengan standar deviasi16,538. Rata- frekuensi skor hasil belajar siswa kelas IV rata skor hasil belajar siswa pada siklus I SDI Ana Gowa sebagai berikut. adalah 65,81 dari skor ieal yakni 100 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDI Ana Gowa pada Tes Akhir Siklus I No Skor Kategori Frekuensi Presentase (%) 1 0 - 34 Sangat rendah 0 0 2 35 – 54 Rendah 8 25,80 3 55 – 64 Sedang 5 16,13 4 65 – 84 Tinggi 15 48,39 5 85 – 100 Sangat tinggi 3 9,68 Jumlah 31 100 Pada tabel di atas terlihat bahwa tidak ada sangat tinggi. Pada akhir siklus II, setelah yang berada pada kategori rendah, 8 orang penggunaan media “Mamunmisbi” pada siswa atau 25,80% yang berada pada pembelajaran matematika bilangan bulat kategori rendah, 5 orang siswa atau maka dilakukan evaluasi hasil belajar 16,13% yang berada paa kategori sedang, siswa.Evaluasi hasil belajar siswa tersebut 15 orang siswa atau 48,39% yang berada merupakan ulangan harian yang kedua pada kategori tinggi dan 3 orang siswa setelah selesai penyajian materi untuk atau 9,68% yang berada pada kategori siklus II. Hasil analisis deskriptif skor
163 Jurnal Baca Edisi Vol. VIII No. III Juli - September 2015
hasil belajar siswa pada akhir belajar siswa pada akhir siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDI Ana Gowa Kabupaten Gowa pada Tes Akhir Siklus II Statistik Nilai Statistik Subjek 31 Skor Ideal 100 Skor Tertinggi 100 Skor Terendah 45 Rentang Skor 55 Skor Rata-rata 79,35 Median 79,29 Standar Deviasi 17,783 Tabel di atas menunjukkan bahwa skor 100 dengan jumlah siswa 31 orang. tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 Apabila diklasifikasikan dalam kelompok rentang skor 60, median (nilai tengah) lima kategori, amka diperoleh distribusi 79,29 dengan standar deviasi 17,783. frekuensi skor hasil belajar siswa kelas IV Rata-rata skor hasil belajar siswa pada SDI Ana Gowa sebagai berikut. siklus I adalah 79,35 dari skor ideal yakni Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDI Ana Gowa pada Tes Akhir Siklus II No Skor Kategori Frekuensi Presentase (%) 1 0 - 34 Sangat rendah 0 0 2 35 – 54 Rendah 2 6,45 3 55 – 64 Sedang 4 12,90 4 65 – 84 Tinggi 12 38,70 5 85 – 100 Sangat tinggi 13 41,95 Jumlah 31 100 Pada tabel 4 terlihat bahwa tidak ada lagi siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 2 orang siswa atau 6,45% yang berada pada kategori rendah, 4 orang siswa atau 12,90% yang berada pada kategori sedang, 12 orang siswa atau 38,70% yang berada pada kategori tinggi dan 13 orang siswa atau 41,95% yang berada pada kategori sangat tinggi. Pembahasan : Berdasarkan hasi analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SDI Ana Gowa terhadap penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat mengalami perubahan dari siklus I hingga siklus berikutnya. Nilai rata-rata skor hasil
belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 65,81 dari rata-rata skor maksimal 100 dengan standar deviasi 16,538. Dalam skala lima rata-rata skor hasil belajar siswa tersebut berada pada skala sedang. Pada siklus II, rata-rata skor hasil belajar sisw amenjadi 79,35 dari rata-rata skor maksimal 100 dengan standar deviasi sebesar 17,78. Dalam skala lima, rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus II tersebut berada pada skala tinggi. Jadi, hasil belajar matematika siswa kelas IV SDI Ana Gowa Kabupaten Gowa setelah digunakan media Mamunmisbi menunjukkan peningkatan dari 65,81 pada siklus I menjadi 79,35 pada siklus II. Sedangkan standar deviasinya mengalami
164 Hamriati “ Media Mamunmisbi Meningkatkan Penguasaan Siswi Pada Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SDI Ana Gowa Kaecamatan pallangga Kabupaten Gowa”
kenaikan dari 16,53 menjadi 17,78. Hasil analisis kualitatif pada lembar observasi menunjukkan bahwa motivasi, perhatian dan keaktifan siswa kelas IV SDI Ana Gowa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan adanya penggunaan media Mamunmisbi dalam meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep penjumlahan bilangan bulat. Simpulkan : Bahwa hasil belajar matematika kelas IV SDI Ana Gowa Kabupaten Gowa mengalami peningkatan melalui penggunaan Mamunmisbi dalam materi konsep penjumlahan bilangan bulat. Hal tersebut dilihat dari peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Selain daripada itu, keaktifan siswa kelas IV SDI Ana Gowa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengalami peningkatan terlihat dari keaktifan siswa bertanya jawab dan mengerjakan latihan yang diberikan. Dari kesimpulan tersebut. Saran : untuk peningkatan penguasaan siswa terhadap konsep penjumlahan bilangan bulat, diharapkan guru untuk menggunakan media dalam pembelajaran dan lebih menggiatkan siswa dalam pembelajaran matematika dengan memberikan keterlibatan langsung kepada siswa agar mereka mendapatkan pengalamanlangsung dalam pembelajaran. Daftar Pustaka Depdikbud. 1994. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hudoyo, H. 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Sadiman, Arief. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Sugiarto, Joko. 2000. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga. Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica. Suparjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung untuk Kelas IV SD dan MI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Tim Prima Pena. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gitamedia Press. Wiriatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.