ANALISIS SISTEM PENGUKURAN CYLINDER HEAD DENGAN MENGGUNAKAN GAGE REPEATABILITY DAN REPRODUCIBILITY PADA PT. ASTRA HONDA MOTOR Ghina Anggraini Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl.Margonda Raya No.100 Pondokcina,Depok,16424 Telp. (021) 78881112 Ext. 403 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK PT. ASTRA HONDA MOTOR, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri sektor otomotif sepeda motor terbesar di Indonesia. Penulisan tugas akhir ini dititikberatkan pada pengendalian mutu pembuatan cylinder head tipe KWWWX pada diameter 28 mm dan 37 mm. Data tersebut diperoleh melalui laporan perusahaan dan pengamatan secara langsung dengan pengambilan data hanya 1 shift dari pukul 08.00 sampai 16.00 selama 30 hari pada tahun 2011 dan penambahan waktu pada tanggal 21 juli 2012. Metode yang digunakan dalam proses pengolahan data menggunakan DMAIC dimana alat-alat yang membantu penggunaan metode DMAIC adalah peta kendali X-bar R-bar diagram pareto dan MSA (messure system analisys). Metoda MSA yang digunakan adalah GRR (gage repeatability dan reproducibility). GRR ini bertujuan untuk melihat persentase hasil variasi yang disebabkan oleh alat ukur dan operator, dan mengetahui sistem pengukuran layak atau tidak.. Berdasarkan hasil penelitian, Persentase EV (variasi yang disebabkan alat ukur) sebesar 81,4%, persentase AV (variasi yang disebabkan operator) sebesar sebesar 20,7% persentase GRR (variasi yang disebabkan alat ukur dan operator sebesar 84,3% dan persentase PV (variasi yang dihasilkan oleh produk) sebesar 53,8% diameter 28 mm. Sedangkan pada diameter 37 mm Persentase EV (variasi yang disebabkan alat ukur) sebesar 57,1%, persentase AV (variasi yang disebabkan operator) sebesar sebesar 2,8% persentase GRR (variasi yang disebabkan alat ukur dan operator sebesar 63,6% dan persentase PV (variasi yang dihasilkan oleh produk) sebesar 77,2%. Sedangkan sistem pengukuran pada alat ukur, operator tidak layak. Kata Kunci : PT. AHM, kualitas, ISO 9001, peta kendali X-bar R-bar, MSA, GRR
MEASUREMENT SYSTEM ANALYSIS USING THE CYLINDER HEAD GAGE REPEATABILITY AND REPRODUCIBILITY ASTRA HONDA MOTOR ABSTRACT
PT. ASTRA HONDA MOTOR, is a company engaged in the automotive industry's largest motorcycle in Indonesia. This thesis focused on the manufacture of cylinder head quality control type KWWWX in diameter 28 mm and 37 mm. The data were obtained through company reports and direct observations with data capture only one shift from 08.00 to 16.00 for 30 days in 2011 and additional time on 21 July 2012. The method used in the processing of the data using the DMAIC tools which help the DMAIC method is the use of X-bar control chart R-bar Pareto diagram and MSA (messure system analisys). The method used is GRR MSA (gage repeatability and reproducibility). GRR aims to see the percentage of variation due to the measuring instrument and operator, and know the measurement system worth it or not .. Based on the findings, percentage of EV (variation due measure) of 81.4%, the percentage of AV (variation due to operator) of a percentage of 20.7% GRR (variation due to gauge and operators of 84.3% and the percentage PV (variation generated by the product) was 53.8% diameter of 28 mm. diameter of 37 mm, while the percentage of EV (variation due measure) of 57.1%, the percentage of AV (variation due to operator) at a rate of 2.8 % GRR percentage (variation due to gauge and operators of 63.6% and the percentage of PV (variation generated by products) of 77.2%. while the gauge measuring systems, the operator is not feasible. Keywords: PT. AHM, quality, ISO 9001, X-bar control chart R-bar, MSA, GRR PENDAHULUAN Perusahaan yang bergerak dibidang industri, khususnya perusahaan yang bergerak pada sektor otomotif sepeda motor mempunyai suatu tantangan yang besar untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Peningkatan pertumbuhan yang dialami oleh warga Indonesia, menuntut setiap manusia ingin mempunyai suatu kendaraan pribadi yang nyaman, aman, dan terjangkau. Perusahaan dituntun untuk dapat mengembangkan sutau produknya dan meningkatkan kemampuan produksinya sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Persaingan yang terjadi membuat perusahaan harus mempunyai sistem yang baik agar menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Maka dari itu perusahaan menerapkan six sigma (enam sigma) guna menunjang perbaikan sistem yang direncanakan. Tahapan dalam metode six sigma (enam sigma) terdiri dari define, measure, analyse, improve, dan control. Tahapan six sigma (enam sigma) tersebut sangat penting, maka dari itu perusahaan akan berusaha memperbaiki sistem yang telah ada menjadi lebih baik salah satunya dengan memperbaiki sistem pengukuran. Perusahaan tahu bahwa setiap pengukuran tidak mungkin mendapatkan data atau hasil yang sama, sehingga perusahaan harus mempunyai suatu pengakuan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaannya mempunyai mutu yang baik.
Pengakuan yang harus didapat dari suatu perusahaan adalah ISO 9001:2008, merupakan standard sistem manajemen mutu yang telah mendapat pengakuan dari banyak negara di dunia seperti: semua negara Uni Eropa, Amerika, Jepang, Australia, ASEAN, dan di lebih 100 negara. ISO 9001:2008 ini menjelaskan tentang sistem manajemen mutu dimana pada suatu produksi diperlukan sistem yang baik dan bagus yang akan menunjang produk yang dihasilkan menjadi baik dan memunuhi permintaan dari konsumen. Sehingga setiap perusahaan harus senantiasa memperbaiki sistem yang ada didalamnya secara terus menerus. Pembahasan didalam ISO 9001:2008 ini salah satunya mengenai pengukuran. Perusahan telah mengetahui sulit sekali untuk mendapatkan produk yang sama persis antara satu dengan yang lain, maka dari itu pengukuran sangatlah penting. Data hasil pengukuran akan menjadi informasi bagi perusahaan pada bagian produksi dan kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan produski. Ilmu yang membahas tentang sistem pengukuran adalah measurement system analysis. Measurement system analysis (analisa sistem pengukuran) merupakan kesatuan dari prosedur, peralatan, operator yang digunakan untuk menentukan angka yang menggambarkan suatu sifat tertentu kepada suatu benda untuk melihat hasil pengukuran yang benar-benar akurat, presisi dan dapat dipertanggung-jawabkan. Tujuan dari measurement system analysis ini adalah mengusahakan agar variasi pengukuran menjadi seminimal mungkin. Kesalahan pada sistem pengukuran dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu keakuratan (accuracy) dan ketepatan (precision). PT. ASTRA HONDA MOTOR, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri sektor otomotif sepeda motor terbesar di Indonesia. Penjualan terhadap sepada motor produksi PT. ASTRA HONDA MOTOR ini mencapai 344.160 unit/bulan. Produksi yang dilakukan PT.ASTRA HONDA MOTOR tidak hanya pada sepeda motor saja, namun komponen-komponen terkait sepeda motor juga diproduksi baik untuk penggabungan menjadi sepeda motor atau hanya dipasarkan sebagai komponen saja. Komponen yang diproduksi antara lain yaitu cylinder comp, cylinder head, piston, crack case. Penjualan sepeda motor PT.ASTRA HONDA MOTOR yang mencapai 344.160 unit/bulan tersebut, perusahaan harus memproduksi produk dengan kulitas yang baik untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan mempertahankan kepercayaan konsumen akan produk yang dihasilkan. Berdasarkan uraian dan alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian akan hasil pengukuran yang dilakukan oleh operator PT.ASTRA HONDA MOTOR. Penulis tertarik pada komponen cylinder head dikarenakan cylinder head merupakan komponen yang penting dalam mesin sepeda motor yang berfungsi sebagai sebagai tempat pembakaran 4 langkah (4 tak). Penulis mengadopsi metode DMAIC pada metodologi penelitian yang digunakan. Penulis lebih menitikberatkan pada kesalahan MSA pada kategori precision dikarenakan penulis ingin melihat berapa jauh atau besar variasi yang diakibatkan oleh sistem (manusia dan alat ukur) akan produk yang dihasilkan. Penulis menggunakan tools gage repeatability dan reproducibility, merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keabsahan dan tingkat keandalan dari suatu sistem pengukuran yang akan digunakan, (Pyzdek,2002). TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian kualitas menurut Assauri (1980) adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin
pada hasil akhir. Dengan perkataan lain pengendalian kualitas adalah usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. Pengendalian kualitas dewasa ini mendapat perhatian yang meningkat sebagai alat manajemen dengan mengamati, menilai dan membandingkan sifat-sifat penting suatu produk dengan suatu bentuk baku. Pengguna utama dari pengendalian kualitas tentunya ialah perusahaan industri (Walpole, 1995). ISO-9001 adalah standar sistem manajemen yang bersifat umum. Atau bisa juga dikatakan sebagai panduan umum bagaimana merancang sistem manajemen mutu. ISO9001 tidak memberi panduan spesifik tentuk bagaimana mengatur suatu aktiftas tetapi hanya berisi persyaratan apa saja yang harus diatur. Menurut Heizer (2005), peta X (rata-rata) dan R (range) digunakan untuk mengawasi proses yang memiliki dimensi berkelanjutan. Bagan X (rata-rata) menunjukkan apakah perubahan terjadi dalam kecenderungan terpusat sebuah proses. Perubahan ini mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti pemakain peralatan, temperatur yang meningkat secara bertahap, metode berbeda yang digunakan pada shift sebelumnya, atau bahan baru yang lebih kuat. Bagan R (range) mengindentifikasikan terjadinya kelebihan atau kekurangan penyebaran. Perubahan mungkin disebabkan oleh komponen yg sudah usang, peralatan yang longgar, aliran pelumas ke mesin yang tidak teratur atau kecerobohan oparator mesin. Measurement System Analysis (MSA) adalah suatu studi analitik tentang pengaruh suatu sistem terhadap sistem pengukuran. Sistem tersebut umumnya terdiri dari appraiser (orang yang melakukan pembacaan alat ukur), alat ukur dan poduk. Pengukuran bukanlah sesuatu yang selalu sama. Jarang yang menyadari bahwa terdapat kemungkinan terjadinya variasi pada sistem pengukuran. Variasi ini akan mempengaruhi hasil pengukuran seseorang yang selanjutnya dapat mempengaruhi keputusan yang diambil berdasarkan data terebut (Ford, 2002). Syarat-syarat untuk menguji sistem pengukuran yang akan digunakan, adalah sebagai berikut: 1. Paling sedikit 2 orang operator (biasanya 2 ~ 3 Operator). 2. Paling sedikit 10 unit sampel yang diukur. 3. Setiap unit diukur paling sedikit 2 kali oleh tiap operator. 4. Kualifikasi operator yang akan mengukur harus sama. Rumus-rumus yang digunakan pada GR&R ini adalah sebagai berikut (ford,2002): 1. rata-rata (average) n pembacaan n i =1 X i X= n part 2.
Range (R) = max ( x i )- min ( x i ) average X =
xi n
Ri n Part average = max(rata-rata range n trial) – min (rata-rata range n trial) Ri R n
average range = 3.
X DIFF = max X i - min X i UCL R = R x D4 LCL R = 0, untuk trial yang kurang dari 7. Selanjutnya dari hasil perhitungan numerik dilakukan analisa. Analisa hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan perkiraan prosentasivariasi proses dari keseluruhan sisten pengukuran serta nilai repeatability (EV), Reproducibility (AV), dan variasi Part to Part (PV). Berikut ini merupakan rumus-rumus yang digunakan: 1. Repeatability – Equipment Variation (EV) (variasi yang disebabkan alat ukur)
2.
EV = R x K1 1 K1 = , d2 didapat dari tabel d2 yang terdapat pada lampiran. Nilai d2 tergatung d2 pada jumlah trial (m) dan jumlah part dikali jumlah appraiser (g). Reproducibility – appraiser variation (AV) (variasi yang disebabkan operator) AV =
3.
X
2
DIFF
xK 2
2 EV
nr K2 tergantung jumlah appraiser dan merupakan kebalikan dari d2 yang diperoleh 1 dari lampiran. d *2 tergantung dari jumlah appraiser (m) dan g. K 2 = * sedangkan d2 n sama dengan sampel dan r untuk jumlah trial. GRR (variasi yang disebabkan alat ukur dan operator) 2
4.
5.
GRR = (EV ) + ( AV) 2 Varasi Part (PV) (variasi yang disebabkan produk) PV = Rp x K3 , nilai K3 tergantung jumlah sampel part yang digunakan pada studi dan merupakan kebalikan dari d *2 yang didapat dari lampiran. d *2 tergantung dari jumlah appraiser (m) dan g. 1 K3 = * d2 Total TV
TV = GRR 2 + PV2 Faktor dalam sistem pengukuran telah ditentukan, maka nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai total variasi. Prosentasi nilai-nilai tersebut dihitung dengan membandingkan setiap nilai (AV, EV, PV, dan GRR) dengan total variasi dikalikan 100 %. Namun penjumlahan dari keempat faktor tersebut tidak akan sama dengan 100 %. Perbandingan ini membatu untuk menunjukan faktor mana yang paling dominan dalam besarnya %GRR sehingga harus dilakikan penanganan. EV GRR %EV = 100 x ( %GRR = 100 x ( ) ) TV TV PV AV %AV = 100 x ( %PV = 100 x ( ) ) TV TV
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dimulai dengan menetapkan beberapa tujuan, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu persentase variasi hasil rata-rata pengukuran oleh seorang operator saat menggunakan alat ukur yang sama, mengetahui persentase variasi hasil pengukuran yang dihasilkan dari beberapa operator dalam mengukur produk cylinder head menggunakan alat ukur yang sama, mengetahui persentase gage repeatability dan reproducibility, dan mengetahui persentase variasi yang dihasilkan oleh part pada cylinder head diameter 28 m dan 37 mm. Tujuan terakhir penulis yaitu apakah sistem yang meliputi manusia, alat ukur dan produk tersebut sudah baik atau belum. Langkah selanjutnya dalam penelitian yaitu, melakukan studi pustaka tentang tema yang ingin dibahas. Dalam hal ini penulis ingin membahas tenang MSA (Measurement System Analysis). Studi pustaka dalam penelitian ini didapat dari beberapa sumber yaitu buku-buku yang para ahli telah terbitkan,PT.ASTRA HONDA MOTOR,penelitian-penelitian yang telah orang lain/ahli telah lakukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Data tersebut meliputi data hasil produksi cylinder head dan data cacat / reject next proses produksi cylinder head departemen machining. Data hasil produksi cylinder head dibutuhkan untuk penetuan sampel yang akan digunakan. Penulis membutuhkan data hasil produksi untuk menjadi data awal dalam menggunakan rumus sampling. Data awal selanjutnya adalah data cacat / reject next proses produksi cylinder head bagian machining. Data ini dipergunakan untuk menentukan proses mana yang akan diteliti lebih jauh dilihat dari besar reject yang dihasilkan. Konsumen bagian machining adalah bagian assembly, dimana di PT.ASTRA HONDA MOTOR menyebutnya sebagai next proces. Data reject next proces ini akan digambarkan menggunakan diagram pareto. Melihat dari persentase reject terbesarnya. Mengetahui proses mana yang akan diteliti, Alat/tools quality control yang tepat adalah peta kendali X-bar dan R-bar. Peta ini menggambarkan rata-rata dan variasi yang terjadi dalam setiap part Langkah selanjutnya merupakan pembahasan inti yang penulis ingin bahas. Data dari peta kendali tersebut, dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan MSA. Penulis ingin melihat sistem dari pengukuran tersebut apakah layak atau tidak. Penulis hanya menggunakan tools yang disebut dengan GRR. Langkah selanjutnya adalah analisa hasil penelitian. Penulis akan melakukan analisa hasil dari alat/tools yang digunakan yaitu GRR. Analisa-analisa tersebut terdiri dari %GRR < 10% layak, 10 < %GRR < 30 dapat dipakai, %GRR > 30 tidak layak. Penulis disini melakukan sebuah alternatif keputusan dimana apabila GRR tersebut layak/dapat dipakai maka sistem pengukuran yang dikelola oleh PT.ASTRA HONDA MOTOR sudah baik dan tidak perlu diperbaiki (tetap terus ada pengontrolan berkala agar sistem tersebut tetap berjalan baik). Apabila GRR tidak layak maka sistem tersebut tidak bagus. Langkah terakhir adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan-tujuan yang diajukan penulis. Saran diberikan untuk perbaikan sistem apabila sistem tersebut tidak bagus atau masukan-masukan agar sistem tersebut tetap berjalan dengan baik untuk kemajuan perusahaan. Metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis menerapkan konsep dari metode DMAIC, namun penulis lebih menitikberatan pembahasan pada messure dengan alat yang digunakan adalah gage repeatability dan reproducibility.
HASIL DAN PEMBAHASAN Produk yang dijadikan penelitian adalah cylinder head, pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari pengolahan data menggunakan diagram pareto, peta kendali X-bar dan Rbar dan GRR (gage repeatability dan reproducibility).
Gambar 1 Diagram Pareto
Penelitian ini difokuskan pada cam shaft tidak bias dirakit yaitu diameter terlalu kecil pada diameter 37. Berikut ini merupakan gambar dari cylinder head cam shaft.
Gambar 2 Dudukan Cam Shaft diameter 28 dan Diameter 37
Pengolahan data dengan menggunakan peta kendali X dan R, pada diameter 28 mm tidak ada yang keluar dari batas kontrol untuk kedua peta kendali. Sedangkan pada diameter 37 mm untuk peta kendali R ada 1 data yang keluar. Berikut ini meruapakan peta kendali diameter 37 mm.
Gambar 3 Peta Kontrol R Diameter 37 mm
Pengukuran MSA dititikberatkan pada part cylinder head diameter 28 mm dan 37 mm. Syarat-syarat untuk menguji sistem pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Appraisser/ operator yang digunakan sebanyak 3 orang. 2. Sampel yang digunakan sebanyak 10 unit. 3. Percobaan pengulangan dalam pengukur sebanyak 3 kali. 4. Semua part diberikan no 1 sampai dengan 10. Tata cara dalam pengambilan data sebagai berikut: 1. Pengukuran dimulai dengan appraiser A mengukur 10 part dalam posisi acak pada percobaan pertama. Masukan data pada baris percobaan pertama dan kolom yang sesuai dengan nomor part yang diukur. 2. Kemudian dilanjutkan dengan appraiser B mengukur 10 part tanpa melihat hasil pengukuran masing-masing. Kemudian masukan data pada kolom yang telah disediakan. 3. Lakukan langkah 1 dan 2 sampai 3 percobaan telah dilakukan sesuai yang direncanakan. Berikut ini merupakan Grafik GRR Xbar dan R bar untuk kedua diameter.
Gambar 4 GRR X-bar Chart Diameter 28 mm
Gambar 5 GRR R-bar Chart Diameter 28 mm
Gambar 6 GRR X-bar Chart Diameter 37 mm
Gambar 7 GRR R-bar Chart Diameter 37 mm
Dari hasil grafik diameter 28 mm dan 37 mm bahwa ketidakstabilan dari operator, alat ukur sangat terlihat. Berikut ini merupakan hasil perhitungan GRR untuk kedua diameter. Tabel 1 Hasil Perhitungan
Nama %EV %AV %R&R %PV ndc
Diameter 28 mm 81.4% 20.7% 84.3% 53.8% 1
Diameter 37 mm 57.1% 2.8% 63.6% 77.2% 2
Keputusan
Tidak Diterima
Tidak Diterima
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahatn data, serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan tujuan yang diajukan penulis sebagai berikut persentase EV (variasi yang disebabkan alat ukur) sebesar 81,4%, Persentase AV (variasi yang disebabkan operator) sebesar sebesar 20,7% Persentase GRR (variasi yang disebabkan alat ukur dan operator sebesar 84,3% dan Persentase PV (variasi yang dihasilkan oleh produk) sebesar 53,8%
diameter 28 mm. Sedangkan pada diameter 37 mm Persentase EV (variasi yang disebabkan alat ukur) sebesar 57,1%, Persentase AV (variasi yang disebabkan operator) sebesar sebesar 2,8% Persentase GRR (variasi yang disebabkan alat ukur dan operator sebesar 63,6% dan Persentase PV (variasi yang dihasilkan oleh produk) sebesar 77,2%. Sistem pengukuran baik pada alat ukur operator, mesin adalah tidak layak. Saran yang diajukan penulis untuk perbaikan sistem pengukuran pada PT ASTRA HONDA MOTOR produk cylinder head adalah sebagai berikut pelatihan terhadap operator yang melakukan pengukuran serta mengawasi di line 1, 2, 3. Pelatihan dilaksanakan setiap periode agar dapat memonitoring dari hasil kemampuan operator, sehingga mengindari kesalahan dalam bekerja. Kalibrasi terhadap alat ukur lebih diperhatikan kembali. Kalibrasi yang dilakukan PT.ASTRA HONDA MOTOR dilaksanakan per3bulan sekali. Selama proses 3 bulan tersebut pengecekan dan pemeliharan alat ukur serta tools yang digunakan di mesin-mesin produksi cylinder head lebih diperketat. Agar kalibrasi tersebut tetap terjaga dengan baik dan tidak mengganggu produksi akibat alat ukur yang tidak lagi sesuai sebelum masa kalibrasi selesai. Letakkan display yang sesuai SOP perusahaan untuk melaksanakan pengukuran dengan baik. Dilakukannya monitoring setiap 1jam sekali terhadap operator-operator yang sedang bekerja. DAFTAR PUSTAKA Anonim,(2002). Measurement System Analysis Reference Manual Third Edition. Daimler Chrysler Corporation, Ford Motor Company, General Motors Corporation. Amin,(1993). Manajemen Mutu Terpadu. PT.Rineka Cipta, Jakarta. Ariani, Dorothea Wahyu,( 2004). Pendekatan Kualitas Statistik: Pendekatan Kuantitatif Dalam Manajemen Kualitas, ANDI, Yogyakarta,. Assauri, Sofjan,(1980).Manajemen Produksi. FE UI. Jakarta. Gasperzs, Vincent,(1998).Penerapan Teknik Teknik Stastikal Dalam Manajemen Bisni Total.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hertono,.Broto.R.(1977)."Cara-Cara Sampling", Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Indonesia. Jakarta. http://qims-consulting.com/?p=70 http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/91-sistem-manajemen-mutu-iso-9001.html http://www.tribunnews.com/2012/05/09/344.160-unit-motor-honda-terjual-selamaapril http://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma PT.ASTRA HONDA MOTOR Pyzdek , Thomas.(2002). The Six Sigma Hand Book. Jakarta. Jay heizer.(2001).Operations Management. PT. Salemba Empat, Edisi 1. Jakarta. Jay heizer.(2005).Operations Management. PT. Salemba Empat, Edisi 7. Jakarta Ronald E. Walpole.(1995).Pengantar statistika.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Harry, Mikel and Richard Schroeder.2000. Six Sigma: The Breakthrough Management Strategy Revolutioning the Worlds Top Corporations. Random House Inc., New York.