Screenplay
MEANING OF LIFE
Written By Putra Dhamara Subhan 09.11.2942
EXT. ATAP RUMAH SAKIT - SENJA HARI Ema seorang gadis yang terserang penyakit Epilepsi Kronis yang sulit disembuhkan sedang berdiri di sebelah pagar pembatas menghadap pemandangan di sekitar rumah sakit. EMA (Kepada diri sendiri) ...Pemadangan yang indah... tapi sayang tak seindah hidupku... yang harus tinggal di rumah sakit sejak ku berumur 4 tahun dengan biaya pemerintah karna penyakit yang ku derita akibat kecelakaan, ku yang tak kunjung sembuh.. Ema menghela nafas. EMA rasanya sepi... tanpa keluargaku yg wafat ketika kecelakaan itu... Dia pergi menuju kursi di tepi atap rumah sakit. EMA Mungkinkah hidupku sekarang dapat memiliki arti? Ema duduk di kursi. Perawat berjalan menaiki tangga.
(CONTINUED)
CONTINUED:
2.
PERAWAT (berteriak teriak) EMA! EMA! EMAAAA!!! KAU DIMANAAA!!!??? Ia melihat Ema duduk di kursi. PERAWAT (kepada ema) kenapa kau ada disini??, ayo segera kembali ke kamar, hari sudah malam... Ema mengangguk. Sang suster membawa Ema kembali ke kamarnya. DISSOLVE TO: INT. KAMAR PASIEN Ema dan Perawat masuk kamar. Ema di duduk di ranjang dan Perawat pergi meninggalkan ruangan untuk mengambil makanan. EMA (Menegadahkan tangan dan berdoa) Ya Tuhan, ku harap engkau memberikan arti dan tujuan bagi hidupku agar ku tak menyesal ketika ku mati nanti, Amin.. Ema mengusap wajahnya. Perawat kembali ke ruangan membawa makanan. PERAWAT Ema, ini saya bawakan makanan, tolong dihabiskan ya.. Perawat menyerahkan nampan berisi makanan pada Ema. EMA (Menganggukkan kepala) OK! CIP! Ema tersenyum palsu dengan maksud agar sang perawat tidak khawatir. Perawatpun tersenyum lalu meninggalkan ruangan. (CONTINUED)
CONTINUED:
3.
Ketika Perawat meninggalkan ruangan Ema hanya mengambil segelas air putih lalu meletakkan nampan di atas meja di sebelah ranjang. Ema meminum air putih tersebut sebanyak satu tegukkan. lalu Ema meletakkan gelas tersebut di atas nampan yang berada di atas meja. EMA Satu hari lagi berlalu persis seperti hari-hari sebelumnya.. Ema menghela nafas EMA yah.. kuharap besok kan ada hal baru.. ku sudah mulai bosan menjalani hari-hari yang sama berulang ulang... yaaah.. sudahlah... saatnya tidur.. Ema pun tidur DISSOLVE TO: INT. KAMAR PASIEN - CONTINUOUS Ema membuka mata, ia bangun karena keadaan rumah sakit yang berisik dan sedang ada keadaan kritis di kamar sebelah dari kamar pasien tempat Ema berada. EMA (bicara dalam hati) wah ada apa nih.., kok tumben pagi pagi dah ramai.. Ema pun bangun dari tempat tidur dan bergerak keluar menuju lorong dengan maksud melihat apa yang terjadi. CUT TO: INT. LORONG RUMAH SAKIT Para Perawat berlarian mondar mandir di lorong, Ema pun bertanya pada salah satunya. EMA (Kepada Perawat) Maaf, boleh tau ada apa?, kok sepertinya darurat sekali?
(CONTINUED)
CONTINUED:
4. PERAWAT (Terengah-engah) Pasien kamar sebelah sakit jantungnya kambuh tadi malam dan ia sekarang sedang sekarat„ maaf ya saya pergi dulu..
sang Perawat pun pergi membantu pasien di kamar sebelah. Ema yang masih penasaran pergi ke kamar sebelah untuk melihat kejadiannya, namun karena kamarnya ramai dan cukup penuh, Ema hanya melihatnya melalui lorong rumah sakit. INT. KAMAR PASIEN SEBELAH datang seorang pemuda berpakaian jas lengkap dan sedikit basah karena kehujanan, dan ia berusaha menerobos kerumunan perawat dan Dokter yang sedang berkumpul untuk bertemu sang pasien. PEMUDA (Menarik narik Perawat dan Dokter) MAAF! PERMISI! PERMISI! SAYA MAU LEWAT! PERMISI! Para Perawat dan Dokter melihat pemuda tersebut dengan pandangan agak marah atau jengkel karena merasa terganggu. Ema yang melihat tingkah pemuda itupun mencoba membantu para perawat dan dokter dengan menarik pemuda tersebut keluar dari kamar pasien tersebut CUT TO: INT. LORONG RUMAH SAKIT Pemuda tersebut marah kepada Ema PEMUDA (Berteriak kepada Ema) WOY! KAMU NGAPAIN SIH! LEPASIN! Ema menampar sang Pemuda untuk menenangkannya. EMA Kamu tu yang ngapain.. Nggak liat pow itu pasien lagi diurus perawat dan dokter, huh?! Pemuda itupun tertegun sejenak, dan ia sekarang sudah terlihat lebih tenang (CONTINUED)
CONTINUED:
5.
Ema yang melihatnya sudah tenang pun mengajaknya duduk di bangku yag ada di lorong di depan kamar pasien tersebut. lalu bercakap-cakap dengan pemuda itu EMA Maaf mas, boleh tanya, emang situ siapanya pasien yang di dalem e?, kok kayaknya penting sekali?? PEMUDA (tertunduk) Itu Ibu saya satu satunya, dan saya anaknya, Kendil atau biasa dipanggil Dil. EMA (Menjulurkan tangan) Owh, maaf ya tadi saya menampas masnya, Kenalkan saya Ema, pasien kamar sebelah tempat kamar Ibu mas dirawat. Mereka berjabat tangan EMA O iya, Ayah mas ndak dihubungi? DIL Ayah saya sudah wafat... EMA (merasa bersalah) Maaf ya mas, saya ndak tau.. DIL (mengangguk) Nggak apa apa, sudah biasa.. Seorang perawat keluar dari kamar tempat Ibu Kendil dirawat dan mencari Kendil PERAWAT (kepada Kendil) Maaf, apa mas adalah Mas Kendil Suparmin anak dari Bu Ero Yareh? Kendil tersentak berdiri DIL (Kepada Perawat) YA!, ADA APA MBAK?!, BAGAIMANA KEADAAN IBU SAYA MBAK??
(CONTINUED)
CONTINUED:
6.
PERAWAT (tersenyum) Ibu anda sudah kembali tenang tapi masih harus dirawat inap hingga jangka waktu yang belum ditentukan, sekarang anda sudah boleh masuk menengoknya. Kendilpun segera masuk ke kamar ibunya dan meninggalkan Ema di Lorong rumah sakit. Ema yang melihat keadaan sudah kembali tenang lalu pergi ke atap rumah sakit untuk melihat dan menikmati pemandangan seperti yang biasa ia lakukan setiap hari. EXT. ATAP RUMAH SAKIT - SIANG HARI Ema berdiri di sebelah pagar pembatas dan menghadap pemandangan di sekitar rumah sakit EMA (kepada diri sendiri) Beruntung sekali ibu Ero Yareh itu.. masih punya keluarga yang mempedulikannya walau hanya satu.. Ema mengangkat kepala melihat langit EMA (kepada diri sendir) Sedangkan aku hanya tinggal sendiri.. tanpa keluarga.. ku ingin punya sesuatu yang melindungiku atau sesuatu untuk ku lindungi sebelum ku wafat.. agar aku bisa merasa bahwa hidupku berguna bagi orang lain... Ema berjalan menuju ke tengah dari atap rumah sakit tersebut, lalu ia pun tiduran di lantai atap rumah sakit tersebut posisi telentang menghadap langit siang Ia pun terlelap DISSOLVE TO:
7.
EXT. ATAP RUMAH SAKIT - MALAM HARI Terdengar sebuah suara seorang wanita memanggil manggil. VOICE Mba... Mba.. mba... sudah malam... Ema pun terbangun dan melihat seorang perawat yang berdiri di sebelahnya sambil mencoba membangunkannya PERAWAT Mba.. ayo kembali kekamar.., kenapa tidur disini? EMA (tersenyum) Nda apa apa mbak, saya cuman pingin menikmati udara segar aja kok.. Ema kembali ke kamar pasiennya bersama sang perawat. DISSOLVE TO: INT. KAMAR PASIEN Sesampainya di kamar Ema langsung menuju ranjangnya dan melanjutkan tidurnya yang terganggu tadi. EMA yah... sudahlah... seperti biasa.. ku tidur lagi saja... INT. KAMAR PASIEN - CONTINUOUS Ketika Ema terbangun keesokan harinya ia melihat ada sebuah karangan bunga dan sepucuk surat yang tergeletak di atas meja di sebelah ranjangnya. Ema pun bertanya-tanya dari siapa. EMA (bingung) Apa ini??? Ketika Ema mengambil surat dan membacanya ternyata itu adalah karangan bunga dari Kendil. DIL (V.O.) Ema, Terimakasih ya, kearen maaf ku tinggal masuk kamar ibu ku, ternyata kata perawat dan dokter kalau kemarin aku dibiarkan masuk (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
8.
DIL (V.O.) (cont’d) dan mengganggu kerja dokter dan perawat yg berusaha menolong ibuku, bisa jadi ibuku tak tertolong karena kemarin ibuku masuk masa kritisnya, dan maaf kalau ku hanya bisa memberikan sebuah karangan bunga ini.. Salam Kendil Suparmin. Ema tersenyum dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia mendapatkan hadiah dan walau secara tidak sengaja tapi hadiah tersebut didapat bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke 17. Ema pun menitihkan air mata karna terharu, lalu ia mengambil selembar kertas dan sebuah pena dari dalam laci meja yang ada di sebelah ranjangnya tersebut dan menuliskan sebuah surat. EMA (V.O.) Kepada Kendil, Terimakasih atas hadiahnya, mungkin untuk anda biasa, tapi untukku ini hadiah yang sungguh indah, karena bertepatan dengan hari ulang tahunkun yang ke 17 dan sekali lagi maaf atas tamparannya. Dari Ema Anata Hakai Kemudian Ema melipat surat tersebut dan meletakkannya di atas meja. Terdengar keributan dari arah Kamar Pasien tempat Ibu dari Kendil dirawat CUT TO: INT. KAMAR PASIEN SEBELAH Ibu Ero Yareh sedang kesakitan dan kejang karna sakit jantungnya kambuh. Dan para Perawat pun berteriak-teriak mencari sang dokter PERAWAT 1 (kepada Perawat lain) DOKTER! DOKTER!! CEPAT PANGGILKAN DOKTER!!! PERAWAT 2 PARA DOKTER MASIH BELUM DATANG SEDANGKAN YANG ADA MASIH SIBUK MENANGANI PASIEN LAIN!!!
(CONTINUED)
CONTINUED:
9.
lalu datang seorang perawat lagi secara tergesa-gesa membawa berita baik PERAWAT 3 DOKTER POPO SUDAH DATANG!! SEGERA SAYA PANGGILKAN!!! PERAWAT 1, PERAWAT 2 (Bersamaan) CEPAAAAT PANGGILKAN!!! Perawat 3 pun segera berlari menelusuri lorong menuju kantor dokter CUT TO: INT. KAMAR PASIEN Ema yang mendengar teriakan teriakan tersebut mencoba bangun dari ranjangnya untuk melihat keadaan di kamar sebelah Namun siapa sangka penyakit Epilepsi Ema kambuh secara tiba-tiba Ia sadar bila Ia tidak segera meminta pertolongan mungkin nyawanya akan melayang. EMA (Gemetar dan kejang) S...uss...t.e...rr... Su..s...t.e..rr.. Sus...te... Suaranya sudah tak sanggup keluar Lalu Ia meraba sisi ranjangnya dan mencoba meraih Bel atau alarm untuk memanggil dokter. Ema pun mendapatkan Bel atau alarm tersebut tetapi ketika akan menekan tombol alarm tersebut Ema pun berpikir. EMA (Dalam hati) Kalau ku tekan tombol ini bisa jadi dokter yang akan mengobati Ibu dari Dil malah mengobati ku... jika itu terjadi bisa jadi Ibu dari Dil tidak akan terselamatkan.. dan Dil akan sangat sedih... tapi... kalau tidak ku tekan... Ema pun berpikir, tetapi semakin lama ia berpikir keadaannya juga semakin genting dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak menekannya..
(CONTINUED)
CONTINUED:
10.
Ketika seorang perawat menyadari keadaan Ema. Ema sudah tidak tertolong lagi, namun sebaliknya Ibu dari Kendil selamat dan tidak menemui ajalnya. Ema pun wafat dan dikuburkan dua hari kemudian, pada pemakamannya yang hadir hanya 2 orang. yaitu Kendil dan Ibunya. yang bagi mereka Ema adalah seorang yang sangat berharga dan tak tergantikan. walau mereka baru mengenalnya beberapa hari.