BURUH
SDM INDONESIA DALAM PERSAINGAN GLOBAL
SEJARAH BURUH DAN ORGANISASI BURUH DI INDONESIA AWAL ABAD 20 ESA HILANG DUA TERBILANG
SINERGI www.tebingtinggikota.go.id
I S S N 1978 - 8080 | NOMOR 137 TAHUN 2014 | TAHUN XII MEI 2014
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
May Day 00137 9 771979 8 0 0 8 8 5
MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI SINERGI|MEI 2014
ESA HILANG DUA TERBILANG
ESA HILANG DUA TERBILANG
DA R I R E DA K S I
demikian menggoda untuk dikaji dan diketahui. Baruh di masa Kolonial Belanda, adalah kisah tentang penderitaan akibat adanya kebijakan cultur stelsel alias tanaman paksa yang dipaksakan kepada anak negeri. Industrialisasi yang diawali dengan kahadiran perkebunan di Sumatera Timur menjadi kisah pilu tentang ‘penghisaban darah’ Kolonial Capitalis terhadap warga jajahan.Sehingga berbuntut pada upaya konsolidasi buruh untuk memperjuangkan nasib mereka berhadapan dengan pengusaha, bahkan belakangan dengan penguasa. Drs. BAMBANG SUDARYONO
Pembaca Budiman... May Day. Belakangan katakata ini akrab ditelinga anak negeri. Khususnya ketika bulan Mei menjelang. Pasalnya pada 1 Mei dirayakan sebagai ‘hari besar’ kaum buruh di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Pada hari itu, seluruh buruh dan pekerja akan menunjukkan keberadaan mereka dalam lingkaran sosial dunia. Umumnya mereka akan menuntut satu hal, yakni agar nasib mereka diperhatikan oleh para majikan pemilik capital. Hingga hari ini, tuntutan agar kesejahteraan kaum buruh diperhatikan terus menggema. Mereka menilai pengusaha sampai kapan pun tidak pernah punya niat baik untuk mensejahterakan buruh mereka, meski dari keringat buruh, mereka bisa hidup berlebihan dan kaya raya.
Belum lagi merdeka, sejumlah organisasi buruh tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan power share dalam memperjuangkan nasib mereka. Serikat Islam (SI) sebagai organisasi awal memperjuangkan keadilan terhadap warga Inlander menjadi cika bakal berdirinya organisasi buruh ‘merah’ yang kemudian menjadi pertai politik PKI (Partai Komunias Indonesia). PKI adalah salah satu corong buruh yang paling kuat dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh. Dengan pendekatan Sosialisme Marxis, mereka menjadi gerakan politik yang sangat garang, hingga berakhir dengan terseraknya darah di negeri ini.
Belakangan, ketika reformasi menggelinding orgnisasi buruh kian memiliki power share politik yang signifikan. Bahkan, belakangan Pemerintah sudah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional. Edisi kali Sejarah buruh di negeri ini Sinergi Mei 2014 ini, mencoba unpenuh sesak dengan berbagai kisah tuk melihat realitas buruh dan pekertuntutan yang nilai heroismenya ja kita dalam berbagai perspektif.
2
Pembaca terhormat…
Pada rubrik lain, kami mencoba meneropong sejauh mana hak bersekolah terhadap anak dari warga miskin. Demikian pula dengan rubric ekonomi yang mencoba melihat apa saja usaha-usaha prospektif yang bisa dimulai oleh masyarakat. Tak lupa, dalam rubric lingkungan, kam menyajikan laporan tentang kampanye rokok dalam perspektif menolak dan menerima kampanye itu. Ada juga beberapa rubric yang kami sajikan ditulis oleh beberapa rekan wartawan serta penulis lepas lainnya. Kami berharap rubric itu akan memperkaya isi Sinergi edisi Mei ini. Misalnya, halaman sosial adalah tulisan tentang nasib pedagang lemang Cong A Fie yang selama ini jadi ikon kota Tebing Tinggi. Tulisan ini kami ajukan, karena prihatin atas nasib pedagang lemang yang di era 1980-an sangat dinamis, bahkan membuat para pedagang menjadi orang-orang sukses. Tapi kali ini kondisi mereka hidup segan mati pun tak mau. Seperti biasa, edisi kali ini pun terlambat, karena sudah menjadi penyakit setiap media cetak, jika sekali terlambat, maka seterusnya akan terjadi kelambatan dalam pemuatan dan pencetakan. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kinerja yang tak maksimal ini, karena faktanya hal itu sangat menggganggu sekali. Pada akhirnya kami tetap berharap agar pembaca tidak complain atas kinerjanya, karena kami berusaha agar media kesayangan kita ini bisa tampil maksimal dalam isi meski lambat dalam penyampaian. Salam kami dari meja redaksi…
SINERGI|MEI 2014
DAFTAR
EDISI 137 | MEI 2014
SINERGI
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/ 286 TAHUN 2002
2. 4. 6.
SALAM REDAKSI MOMENTUM SINERGITAS
7.
UTAMA
18.
PENDIDIKAN
20.
EKONOMI
21.
KESEHATAN
22. 23. 25. 26. 30. 40. 42. 43. 44. 47. 49. 55. 57. 58. 59.
LINGKUNGAN HIDUP WANITA HUKUM LENSA PEMKO PEMKO KITA PARLEMENTARIA AGAMA OLAH RAGA PUISI/CERPEN OPINI RAGAM PLURALIS JURNAL ILMIAH INFO NASIONAL
KETUA PENGARAH
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )
PENGENDALI
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )
PENANGGUNG JAWAB
Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )
PIMPINAN REDAKSI
Drs. Bambang Sudaryono (Kabag Adm. Humas PP)
WAKIL PIMPINAN REDAKSI Maslina Dalimunthe.SE (Kasubag Adm. Humas PP)
BENDAHARA :
Jafet Candra Saragih
KOORDINATOR LIPUTAN Drs Abdul Khalik, MAP
SEKRETARIS REDAKSI Dian Astuti REDAKSI
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda, Ulfa Andriani,S.Sos
LAYOUT DESAIN GRAFIS Aswin Nasution, ST
FOTOGRAFER :
Sulaiman Tejo, Tomy Erlangga, Agung Purnomo
KOORDINATOR DISTRIBUSI Edi Suardi, S.Sos Ridwan
LIPUTAN DAN REPORTER
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi
Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Eimail :
[email protected] Facebook :
[email protected]
SINERGI|MEI 2014
ESA HILANG DUA TERBILANG
ESA HILANG DUA TERBILANG
Buruh
SDM Indonesia Dalam Persaingan Global Sejarah Buruh Dan Organisasi Buruh Di Indonesia Awal Abad 20 Nasib Buruh Indonesia Dalam Cerita Film Semua Orang Berhak Peroleh Pendidikan Tembakau, Rokok Serta Rakyat
Bersama Posbindu Ubah Gaya Hidup
IKLAN OVOP GRATIS TEPIAN JAJARAN REDAKSI TA H U N 2 0 1 4
Koordinator Liputan Pimpinan Redaksi Wakil Pimpinan Redaksi Drs.BAMBANG SUDARYONO MASLINA DALIMUNTHE,SE Drs.ABDUL KHALIK,MAP
Redaksi RIZAL SYAM
ISI
Redaksi ULFA ANDRIANI,S.Sos
Layout Desain Grafis ASWIN NAST,ST
Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Koordinator Distributor EDI SUARDI
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Distributor RIDWAN
Foto Grafer Sinergi AGUNG PURNOMO
Redaksi JUANDA
Foto Grafer Sinergi SULAIMAN
Redaksi KHARUL HAKIM
Foto Grafer Sinergi TOMY ERLANGGA
3
ESA HILANG DUA TERBILANG
Momentum ESA HILANG DUA TERBILANG
SINERGI|MEI 2014
ESA HILANG DUA TERBILANG
SINERGI|MEI 2014
S I N E R G I TA S ESA HILANG DUA TERBILANG
Buruh
Pada dasarnya, buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama. Namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina, kasaran dan sebagainya. Sedangkan pekerja, tenaga kerja dan karyawan adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang tidak memakai otot tapi otak dalam melakukan kerja.
A
kan tetapi pada intinya, keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu: pekerja. Hal ini terutama merujuk pada Undangundang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia. May Day yang dirayakan setiap tanggal 1 Mei merupakan momentum untuk memperingati perjuangan kaum buruh. Peringatan hari buruh ini, tentu saja berkaitan dengan peningkatkan kesejahteraan dan memantapkan eksistensi kaum buruh di tengah cengkraman kaum pemodal yang kerap kali mengeksplotasi kaum buruh guna mengejar keuntungan. Saat ini kaum buruh Indonesia masih diperhadapkan pada berbagai masalah yang akan menggerus kesejahteraan dan eksistensi buruh. Dan sudah hampir menjadi keniscayaan, bahwa nasib buruh akan terus dimarjinalkan oleh berbagai kebijakan. Buruh selalu ditempatkan sebagai obyek pembangunan
6
dan korban pertumbuhan ekonomi. Rendahnya kualitas pertumbuhan ekonomi menyebabkan semakin menurunnya tingkat pembukaan lapangan kerja, sementara calon pekerja usia produktif sudah menunggu untuk ditampung dalam dunia kerja. Kegagalan menghadirkan lapangan kerja yang layak menyebabkan tenaga kerja kita banyak memutuskan bekerja di luar negeri sebagai TKI. Namun tragisnya, pemerintah tidak bisa melindungi para TKI yang menghadapi berbagai masalah di luar negeri. Nasib pekerja Indonesia dibiarkan dalam pusaran liberalisasi. Pemerintah belum juga mmpersiapkan SDM pekerja Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai 1 Januari 2015 ini. Pemerintah telah membuka pasar tenaga kerja bagi pekerja asing dan membiarkan pekerja Indonesia berpotensi menjadi “penonton” di negerinya sendiri. Kebebasan politik yang tersedia di masa reformasi, telah mendatangkan berkah bagi kebangkitan gerakan sosial di Indonesia. Termasuk di dalamnya, gerakan
buruh. Ada begitu banyak organisasi buruh yang tumbuh, ada begitu sering demonstrasi buruh terjadi. Soalnya, sejauh mana iklim kebebasan itu secara optimal dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya pembangunan gerakan buruh? Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) telah diperingati termasuk di Indonesia. Pemerintah baru harus berusaha keras untuk menstabilkan harga dan mendukung peningkatan daya beli buruh, seperti pembanguan rumah murah bagi buruh, transportasi layak dan terjangkau, operasi pasar bagi kebutuhan pokok buruh di kawasan-kawasan industri, pendidikan bermutu dan terjangkau bagi anak-anak buruh, jaminan kesehatan yang mempunyai dan jaminan sosial yang memproteksi buruh ke depan (Jaminan Hari Tua, Pensiun, Kematian dan Kecelakaan Kerja). Semoga dengan perayaan Hari Buruh tahun 2014 ini, terus membuat kaum buruh lebih optimis dan bekerja keras dalam menyelsaikan segala permasalahannya. Selamat Hari Buruh! (Kairul Hakim)
SINERGI|MEI 2014
U TA M A
ESA HILANG DUA TERBILANG
SDM Indonesia Dalam Persaingan Global Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu: Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan
angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang ter-
SINERGI|MEI 2014
batas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjana merupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
7
ESA HILANG DUA TERBILANG
U TA M A
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global. Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali memperbaiki kesalahan pada masa lalu. Rendahnya alokasi APBN untuk sektor pendidikan -- tidak lebih dari 12% -- pada peme-rintahan di era reformasi. Ini menunjukkan bahwa belum ada perhatian serius dari pemerintah pusat terhadap perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun SDM yang berkualitas. Sekarang bukan saatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumberdaya daya yang dimiliki (resources base) dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional. Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah selesai. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidak bekerja, yaitu hambatan kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambat-
8
an kultural yang dimaksud adalah menyangkut budaya dan etos kerja. Sementara yang menjadi masalah dari kurikulum sekolah adalah belum adanya standar baku kurikulum pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan hambatan pasar kerja lebih disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja. Ekonomi abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40). Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi yang akan dihadapi bangsa Indonesia antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. Pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan inv-
estasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari mancanegara.Tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan\atau buruh diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas. Jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negaranegara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh KFC, Hoka Hoka Bento, Mac Donald, dll melanda pasar di mana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia --baik yang berdomisili di kota maupun di desa-- menuju pada selera global. Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas dapat di
SINERGI|MEI 2014
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
katakan bahwa globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantage) merupakan faktor yang desisif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya saing dan membangun keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan saja bagi para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi dan anggota masyarakat yang merupakan lingkungan kerja dari bisnis corporate.
Realitas globalisasi yang demikian membawa sejumlah implikasi bagi pengembangan SDM di Indonesia. Salah satu tuntutan globalisasi adalah daya saing ekonomi. Daya saing ekonomi akan terwujud bila didukung oleh SDM yang handal. Untuk menciptakan SDM berkualitas dan handal yang diperlukan adalah pendidikan. Sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan. Pendidikan merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan. Sebab bagaimanapun pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental, sehingga dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan. Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi. Visi pembangunan yang demikian kurang kondusif bagi pengembangan SDM, sehingga pendekatan fisik melalui pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tidak diimbangi dengan tolok ukur kualitatif atau mutu pendidikan. Problem utama dalam pembangunan sumberdaya manusia adalah terjadinya missalocation of human resources. Pada era sebelum
SINERGI|MEI 2014
reformasi, pasar tenaga kerja mengikuti aliran ekonomi konglomeratif. Di mana tenaga kerja yang ada cenderung memasuki dunia kerja yang bercorak konglomeratif yaitu mulai dari sektor industri manufaktur sampai dengan perbankan. Dengan begitu, dunia pendidikan akhirnya masuk dalam kemelut ekonomi politik, yakni terjadinya kesenjangan ekonomi yang diakselerasi struktur pasar yang masih terdistorsi. Kenyataan menunjukkan banyak lulusan terbaik pendidikan masuk ke sektor-sektor ekonomi yang justru bukannya memecahkan masalah ekonomi, tapi malah memperkuat proses konsentrasi ekonomi dan konglomerasi, yang mempertajam kesenjangan ekonomi. Hal ini terjadi karena visi SDM terbatas pada struktur pasar yang sudah ada dan belum sanggup menciptakan pasar sendiri, karena kondisi makro ekonomi yang memang belum kondusif untuk itu. Di sinilah dapat disadari bahwa visi pengembangan SDM melalui pendidikan terkait dengan kondisi ekonomi politik yang diciptakan pemerintah.Sementara pada pascareformasi belum ada proses egalitarianisme SDM yang dibutuhkan oleh struktur bangsa yang dapat memperkuat kemandirian bangsa. Pada era reformasi yang terjadi barulah relatif tercipta reformasi politik dan belum terjadi reformasi ekonomi yang substansial terutama dalam memecahkan problem struktural seperti telah diuraikan di atas. Sistem politik multipartai yang telah terjadi dewasa ini justru menciptakan oligarki partai untuk mempertahankan kekuasaan. Pemilu 1999 yang konon merupakan pemilu paling demokratis telah menciptakan oligarki politik dan ekonomi. Oligarki ini justru bisa menjadi alasan mengelak terhadap pertanggungjawaban setiap kegagalan pembangunan.
9
ESA HILANG DUA TERBILANG
U TA M A
Dengan demikian, pada era reformasi dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu mengoreksi kecenderungan terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta sejak pemerintahan masa lalu. Sementara di sisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi. Pertanyaannya sekarang adalah bahwa keterlibatan Indonesia pada liberalisasi perdagangan model AFTA, APEC dan WTO dalam rangka untuk apa? Bukankah harapannya dengan keterlibatan dalam globalisasi seperti AFTA, APEC dan WTO masalah kemiskinan dan pengangguran akan terpecahkan. Dengan begitu, seandainya bangsa Indonesia tidak bisa menyesuaikan terhadap pelbagai kondisionalitas yang tercipta akibat globalisasi, maka yang akan terjadi adalah adanya gejala menjual diri bangsa dengan hanya mengandalkan sumberdaya alam yang tak terolah dan buruh yang murah. Sehingga yang terjadi bukannya terselesaikannya masalah-masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan ekonomi, tetapi akan semakin menciptakan ketergantungan kepada negara maju karena utang luar negeri yang semakin berlipat. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi tuntutan globalisasi sey-
ogyanya kebijakan link and match mendapat tempat sebagai sebuah strategi yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dengan pendidikan. Namun sayangnya ide link and match yang tujuannya untuk menghubungkan kebutuhan tenaga kerja dengan dunia pendidikan belum ditunjang oleh kualitas kurikulum sekolah yang memadai untuk menciptakan lulusan yang siap pakai. Yang lebih penting dalam hal ini adalah strategi pembangunan dan industrialisasi secara makro yang seharusnya berbasis sumberdaya yang dimiliki, yakni kayanya sumberdaya alam (SDA). Kalau strategi ini tidak diciptakan maka yang akan terjadi adalah proses pengulangan kegagalan karena terjebak berkelanjutannya ketergantungan kepada utang luar negeri, teknologi, dan manajemen asing. Sebab SDM yang diciptakan dalam kerangka mikro hanya semakin memperkuat proses ketergantungan tersebut. Bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan SDA, memiliki posisi wilayah yang strategis (geo strategis), yakni sebagai negara kepulauan dengan luas laut 2/3 dari luas total wilayah; namun tidak mampu mengembalikan manfaat sumber kekayaan yang dimiliki kepada rakyat. Hal ini karena strategi pembangunan yang diciptakan tidak membangkitkan local genuin. Yang
terjadi adalah sumber kekayaan alam Indonesia semakin mendalam dikuasai oleh asing. Sebab meskipun andaikata bangsa ini juga telah mampu menciptakan SDM yang kualifaid terhadap semua level IPTEK, namun apabila kebijakan ekonomi yang diciptakan tidak berbasis pada sumberdaya yang dimiliki (resources base), maka ketergantungan ke luar akan tetap berlanjut dan semakin dalam. Oleh karena itu harus ada shifting paradimn, agar proses pembangunan mampu mendorong terbentuknya berbagai keahlian yang bisa mengolah SDA dan bisa semakin memandirikan struktur ekonomi bangsa. Supaya visi tersebut pun terjadi di berbagai daerah, maka harus ada koreksi total kebijakan pembangunan di tingkat makro dengan berbasiskan kepada pluralitas daerah. Dengan demikian harapannya akan tercipta SDM yang mampu memperjuangkan kebutuhan dan penguatan masyarakat lokal. Karena untuk apa SDM diciptakan kalau hanya akan menjadi perpanjangan sistem kapitalisme global dengan mengorbankan kepentingan lokal dan nasional. Oleh: Didin S. Damanhuri, Guru Besar Ekonomi IPB dan Pengamat Ekonomi Sumber: http://www.sinarharapan. co.id/berita/0306/13/opi01.html. (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI)
Nasib Buruh Indonesia Dalam Cerita Film
S
ekarang ini yang menguasai dunia. Penyebab dari eksploitasi terhadap buruh dan akar dari pergerakan buruh yang menuntut keadilan. Bagaimana semua itu bisa dicapai apabila organisasi buruh masih saja lemah ? bagaimana mungkin buruh bisa mendapat keadilan apabila aparat yang berwenang pun masih mempersulit proses yang merugui-
10
kan buruh ? negara dengan pemerintahan yang bersih dan beradab sangat dibutuhkan Indonesia dan negara negara dunia ketiga lain FILM dokumenter karya john pilger berjudul ‘The New Rules Of The World’ menceritakan tentang kapitaliskapitalis dari Amerika dan Barat yang memiliki industri di Indonesia. Diceritakan bahwa para kapitalis ini begitu kejamnya dalam
melakukan eksploitasi dan dehumanisani terhadap para pekerjanya. Upah yang rendah serta jam kerja yang melebihi batas telah menjadi makanan sehari hari bagi kaum pekerja yang bekerja di Industri asing tersebut.globalisasi yang digadang gadang akan memajukan ekonomi negara dan akan memberikan manfaat yang baik masyarakat kecil
SINERGI|MEI 2014
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
serta akan memberikan pemerataandalam hal ekonomi ternyata malah memberikan penderitaan bagi negara negara berkembang yang menjadi sarang kapitalis tersebut. Yang terjadi adalah si kaya akan semakin kaya dan si miskin akan semakin miskin. Di film ini diceritakan bahwa teryata kapitalis malah menjadikan cepatnya arus globalisasi ini sebagai ajang untuk negara berkembang yang dikuasainya. John mengungkapkan fakta tentang penderitaan masyarakat terutama kaum pekerja dan berusaha mengkaikannya dengan adanya aliansi kapitalis internasional yaitu MNC (multi national corporate) dan kekejaman pada rezim orde baru suharto. Ketimpangan benar benar terlihat jelas bila kita saksikan seksama dari film ini. Pada bagin awal ditampilkan sebuah tayan-
gan tentang sepasang kekasih dari golongan bangsawan yang dipertemukan dan sedang menjalani resepsi pernikahan yang megah. Dijelaskan dalam film, saking mahalnya biaya pernikahan sepasang bangsawan ini, seorang pelayan yang melayani para tamu pada esepsi itu membutuhkan waktu 400 tahun untuk bisa menyelenggarakan resepsi pernikahan yang sama. Jika diambil rata-rata umur penduduk indonesia adalah 70 tahun , empat generasi dari pelayan itu pun tidak sanggup untuk mengumpulkan uang untuk menyelenggarakan pesta yang serupa. Sementara tidak jauh dari tempat pernikahan tersebut terdapat suatu perkampunganh kumuh yang sebahagian warganya ada yang bekerja di pabrik pabrik kapitalis global yang membuat barang sep-
SINERGI|MEI 2014
erti Nike, Adidas, Reebok dan GAP. Warga disini banyak yang tidak terpenuhi hak untuk kesehatan dan pendidikannya. Jelas sekali, bahwa kaum elit di Indonesia kini dengan adanya globalisasi yang semakin kencang arusnya ini akan semakin menumpuk kapital mereka dan yang miskin akan semakin miskin. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa bisa terjadi seperti itu ? globalisasi itu memicu terjadinya pertumbuhan ekonomi yang bebas dan tanpa pandang bulu akan melibas siapa siapa yang tidak memiliki modal baik berupa kapital maupun alat produksi. Elit dengan kemampuan kapital yang kuat akan menanamkan modalnya pada corporate asing yang masuk ke indonesia. Imbasnya para rakyat kecil yang tidak memiliki modal kapital
11
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
mapun alat produksi akan menjadi semakin terasing dan mau tidak mau harus bekerja pada industri yang membayar pekerjanya dengan harga murah. Alienasi seperti ini membuat kualitas SDM semakin susah untuk ditingkatkan. Kenapa buruh tidak ada pilihan lain untuk bekerja dilain sektor selain di sektor industri yang meng-eksploitasi mereka.? Seorang pimpinan organisasi dan tahanan politik bernama Dita Sari mengutarakan fakta pada film ini bahwa pemerintah pun tidak bisa menanggulangi permasalah pengangguran yang ada di Indonesia. Pemerintah hanya mengeluh dan kode etik pekerja pun tidak akan pernah berlaku di Indonesia. Orang miskin sudah semakin miskin, pengangguran semakin banyak meuncul. Ini membuat pekerja tidak akan pernah bisa menolak untuk bekerja walaupun dengan upah yang rendah. Begitu kejamnya kapitalis ! ada fakta lain dari film ini yang saya anggap cukup miris , dimana si peneliti yaitu john pilger membeli celana tinju di sebuah outlet GAP di London dengan harga 112 ribu rupiah. Dia mengungkapkan kalau celana itu diproduksi di Indonesia dan buruh yang di Indonesia hanya mendapatkan 500 rupiah saja dari hasil satu celana begitu juga dengan sepatu yang dihargai 1,4 juta tetapi para buruh yang membuat hanya mendapat 5000 rupiah saja. John berkata, “untuk membeli tali sepatu pun tidak cukup!” Pada bagian pertengahan dari film ini diungkapkan bagaimana organisasi seperti World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan World Bank dengan licik memanfaatkan globalisasi untuk memasuki negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia agar bisa mengintervensi kebijakan negara tersebut dan memuluskan kepentingan untuk menguasai dunia ketiga. WTO , IMF dan World Bank ber-
12
hasil masuk ke Indonesia tidak lain dan tidak bukan adalah andil besar dari soeharto yang memiliki kekuasaan pada masa masa itu. Tragedi kemanusiaan yang sangat biadab terjadi pada masa sebelum suharto mulai menjabat sebagai presiden pada saat itu. Pembantaian lebih dari satu juta orang yang di klaim sebagai seorang komunis terjadi. Tidak pandang bulu, semua orang dari kalangan komunis pada saat itu dibantai tanpa pandang bulu. Hal ini ternyata mendapatkan apresiasi yang besar dari bangsa Indonesia dan membuat suharto naik ke kursi president menggantikan seorang nasionalis bernama sukarno yang menginginkan kemandirian ekonomi bagi negaranya. Ini lah permulaan dimana organisasi organisasi seperti WTO, IMF dan World Bank mulai masuk dan mengacak acak Indonesia. Mereka berhasil menjebak Indonesia dengan memberikan pinjaman dengan tujuan untuk pembangunan. Tapi dijelaskan pada oleh John melallui film ini bahwa sebagian besar pinjaman tersebut tidak digunakan untuk melakukan pembangunan pada level nasional tapi malah masuk ke kantong busuk Soeharto dan antek-anteknya. Kalau begitu logika sederhananya kalau pinjam haruslah dikembalikan lagi. Lalu siapa yang mengembalikan ? ya rakyat sekarang yang menanggung akibatnya untuk semua uang yang sudah di bawa “mati” oleh si biadab suharto. Mau menuntut siapa ? rakyat tidak berdaya , pemerintah santaisantai saja dan suharto pun sudah busuk dimakan ulat didalam kuburnya. Globalisasi memang menimbulkan banyak implikasi baik positif maupun negatif. Tapi jelas pada film ini John Pilger memunculkan lagi wacana wacana tentang buruknya globalisasi yang terjadi di Indonesia. Mulai dari pekerja yang sangat dieksploitasi sangat tidak dimanusiakan , sampai dengan or-
ganisasi organisasi global seperti IMF, WTO, World Bank yang sebenarnya malah mencekik negeri ini untuk terus menggelontorkan uangnya. Kesenjangan juga terlihat jelas disini dimana yang kaya akan menjadi semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini merupakan suatu jalan untuk membuat kesenjangan yang semakin jauh dan akan semakin akan mempersulit terjadinya integrasi sosial karena adanya perbedaan strata dan juga kepentingan yang terlau jauh antara rakyat kecil yang miskin dengan elit yang semakin kenyang akan kapital. Dikaitkan Dengan Teori Review film dokumenter John Pilger diatas membuat mata kita terbuka tentang apa itu makna globalisasi yang sebenarnya dan apakah implementasinya di Indonesia benar benar maksimal ? Disini saya mencoba mengkaitkan antara isi dari review diatas dengan menggunakan teory ketergantungan (dependency theory) Theotonio Dos Santos. Dos Santos mengurai teori ketergantungan ini sebagai keadaan dimana kehidupan ekonomi negara – negara tertentu yaitu negara dunia ketiga dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara – negara lain yaitu negara maju. Negara negara dunia ketiga hanya akan berperan sebagai penerima dari akibat dan negara maju akan menikmati limpahan kapital yang terus menerus mengalir. Negara dunia ketiga ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju, bukan malah maju mengikuti alur dan perkembangan pembangunan dunia maju namun malah akan menjadi terbelakang dan tereksploitasi. Mengapa ? karena negara negara dunia ketiga yang prakapitalis memiliki karakter dan dinamika tersendiri sehingga bila disentuh
SINERGI|MEI 2014
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
oleh negara maju belu tentu akan akan maju justru perkembangannya akan terhambat. Dos Santos menguraikan 3 bentuk ketergantungan: 1. Ketergantungan Kolonial Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran. Kegiatan ekonominya adalah ekspor barangbarang yang dibutuhkan negara pusat. Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif. 2. Ketergantungan Finansial-Industrial: Negara pinggiran merdeka tetapi kekuatan finansialnya masih dikuasai oleh negara-negara pusat. Ekspor masih berupa barang – barang yang dibutuhkan negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan pengusaha lokal. 3. Ketergantungan Teknologis-Industrial: Bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat. Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran. Walaupun demikian Dos Santos sendiri mengutarkan bahwa teknologi dan paten sebenarnya itu masih dikuasai oleh negara maju. Jika demikian maka struktur produksi pada proses indistrialisasi di dunia ketiga adalah : 1. Upah yang dibayarkan kepada buruh rendah sehingga daya beli buruh rendah. 2. Teknologi padat modal memunculkan industri modern, sehingga: Menghilangkan lapangan kerja yang sudah ada. Menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya lebih sedikit. Larinya keuntungan ke luar negeri membuat ketiadaan modal untuk membentuk industri nasional sendiri.Jika fakta yang
ada dilapangan adalah seperti itu maka sebenarnya sistem ekonomi kapitalisme bukan merupakan solusi yang tepat jika diterapkan di negara dunia ketiga seperti indonesia. Latar belakang teori ketergantungan pertama yang paling pokok adalah hubungan antara negara maju dengan negara dunia ketiga yang bersifat eksploitatif. Ini terbukti dengan paparan dari film john pilder mengenai konteks di Indonesia. Bagaimana para kapitalis itu menguras habis tenaga para buruh atau pun pekerjanya untuk melakukan apa yang diperintahkan si “bos” tanpa memberikan insentif ataupun upah yang layak. Dimana para buruh di indonesia dibayar rata rata 9000 rupiah perharinya dengan waktu bekerja yang bisa mencapai 12 jam atau bahkan yang sangat tidak dimanusiakan adalah ada juga sebagian buruh dengan alasan untuk mengejar kuantitas dan kualitas ekspor harus bekerja selama 24 jam dalam seharinya. Betapa biadabnya seorang bos kapitalis yang sampai tega melakukan tindakan yang sangat tidak manusiawi demi mengejar limpahan kapital yang dia cari. Dengan sistem yang seperti itu , maka nalar tentang teori ketergantungan yang menguntungkan kaum elit yang semakin menjadi kaya dan kaum miskin akan semakin termarjinalisasi dan tereksploitasi terjawab sudah. Dimana kaum kapitalis akan semakin mengejar kapital mereka dan akan menguntungkan kaum elit di negara dunia ketiga dengan pmberlakukan tentang regulasi yang melemahkan kaum pekerja dan semakin menguatkan kaum kapitalis. Disisi lain kaum pekerja tidak memiliki pilihan lain untuk bekerja, karena saking banyaknya pekerja dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit membuat harga buruh menjadi murah. Latar belakang yang kedua adalah kemampuan negara dunia ketiga untuk melakukan pengembangan ekonomi dalam sistem kapitalistik terbukti tidak sama. Karena sebenarnya indonesia se-
SINERGI|MEI 2014
bagai negara dunia ketiga memiliki cara tersendiri untuk maju. Soekarno pada rezim orde baru Orde lama memiliki kontruksi pemikiran tentang bagaimana indonesia bisa maju dengan menggunakan caranya sendiri dan menolak bantuan asing. Orde baru sebagai tonggak masuknya kapitalis kapitalis pada sistem ekonomi indonesia membuat sekarang indonesia menjadi negara yang mendapat efek dari neo imperialisme baru yang berwujud sisitem kapitalis. Soeharto sebagai president pada masa orde baru berhasil menumpas rezim ore lama ala soekarno yang nasionalis dengan pembantaian besar besaran pada kelompok yang dianggap komunis. Pada masa orde baru , teori pembangunan yang di cetuskan oleh barat diterapkan oleh pemerintahan yang berkuasa pada waktu itu. Memang benar pada permukaan terlihat jelas keberhasilan dari penerapan teori pembangunan ini, tatapi jika ditelisik lebih dalam, pengangguran meningkat pesat, angka ketergantungan semakin tinggi , dan tingkat eksploitasi semakin besar akibat dari para bos industri yang tidak memberikan upah semestinya untuk kerja yang mereka lakukan. Latar belakang yang ketiga adalah modernisasi sebagai bentuk ekspansi sistem ekonomi kapitalis. Modernisasi erat kaitannya dengan globalisasi sekarang ini. Arus globalisasi yang semakin kencang membuat informasi semakin cepae untuk didapat. Globalisasi juga membuat kapitalis kapitalis yang ada diseluruh dunia untuk mencari tempat yamg memiliki tingkat upah terhadap buruh yang rendah seperti indonesia , china , dan juaga di wilayah wilayah dunia ketiga lain. Hal ini menurut saya adalah merupakan cita cita sekelompok orang yang berkuasa di dunia untuk menciptakan suatu tatanan sistem ekonomi yang global yaitu sistem kapitalis. ‘New Rules Of The World’ begitu ungkapan John Pilger terhadap sistem kapitalis sekarang ini.nikris-riviansyah.blogspot.com/2013/12. (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI)
13
ESA HILANG DUA TERBILANG
U TA M A
Sejarah Buruh Dan Organisasi Buruh Di Indonesia Awal Abad 20
Tulisan ini adalah Cuplikan tulisan dari buku Gerakan Serikat Buruh Jaman Kolonial Hingga Orde Baru karangan Edy Cahyono dan Soegiri DS Terbitan Hasta Mitra yang berbentuk e-book. Dengan cuplikan ini kita dapat melihat bagaimana perkembangan transformasi petani menjadi buruh dan penderitaan buruh dibawah kekuasaan modal yang mulai masuk ke Hindia Belanda bagai banjir dengan perkebunan-perkebunannya hingga munculnya organisasi buruh yang mencoba untuk memperjuangkan kaum buruh yang tertindas pada masa kolonial Belanda.
A
bad ke-19 adalah abad paling revolusioner dan penuh perubahan dalam sejarah kepulauan yang saat ini dikenal sebagai Indonesia. Di awal abad itu konsep negara—kolonial Hindia Belanda¬disiapkan oleh Herman Willem Daendels (1808-1811)—seorang penga-gum revolusi Perancis—untuk mempertegas pengelolaan wilayah koloni yang sebelumnya hanya merupakan mitra perdagangan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Di abad itu pula struktur masyarakat kapitalistik terbentuk. Lembaga keuangan Nederlansche Handels-
14
Maaatschapij (NHm) danJavasche Bank didirikan. Tampil pengusahapengusaha Eropa mengelola industri perkebunan dan pabrik-pabrik, sementara kaum bumiputera disiapkan menjadi buruh. Perjalanan perburuhan sejak jaman kolonial Hindia Berlanda¬ tonggak pentingnya adalah 1830-1870 sebagai kurun Cultuurstelsel, sedang setelah 1870,—pencanangan Agrarische Wet— , adalah jaman liberalism, tentu tidak semua aktivitas buruh dan serikat buruh dapat dicakup di dalam tulisan ini. Namun paling tidak tonggak-tonggak besar maupun peristiwa yang berpengaruh luas akan dicoba untuk ditampilkan.
Di abad 19 ini telah ada buruh—karena industrial kapitalistik (hubungan buruh dengan modal) untuk memproduksi barang ¬dagangan secara masal (generalized commodity production) telah dimulai sejak 1830. Pada Mei 1842,saat terjadi rotasi penanaman la-
han tebu di kabupaten Batang—Karesidenan Pekalongan—di desa-desa Kaliepoetjang Koelon, Karanganjar dan Wates Ageng akan diadakan perluasan penanaman tebu. Residen meminta tanah-tanah barn yang berkondisi balk untuk dipakai menanam tebu dalam jangka dua tahun.
SINERGI|MEI 2014
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
Instruksi gubernemen ini disampaikan langsung oleh bupati Batang kepada para kepala desa. Pada 22 Oktober, kontrolir Batang melaporkan, sejumlah 46 desa yang penduduknya melakukan cultuurdienst tebu untuk masa tanam tahun yang lalu belum dilunasi upahnya untuk kerja musim panen tahun ini. Sebabnya, mereka dianggap belum cukup memenuhi pajak natura tebu yang hams diserahkan, yang ada dalam kontrak-kerja tahun 1841, dengan upah sebesar 14,22 gulden per kepala. Keadaan menggenting, planter (penanam tebu) yang terlibat kerjaondernemingtersebut tidak mau melunasi pajak natura yang dibebankan melainkan justru berbalik melakukan tuntutan untuk kenaikan upah dari 14,22 gulden menjadi 25 gulden. Protes planter ini terjadi pada 24 Oktober 1842, dan diikuti 600 planter dari 51 desa. Di Yogyakarta tahun 1882 terjadi pemogokan berturut-turut. Gelombang pertama berlangsung sejak awal minggu terakhir bulan Juli 1882 sampai tanggal 4 Agustus 1882 melanda empat pabrik gula (PG). Gelombang kedua berlangsung dan tanggal 5 Agustus sampai dengan 22 Agustus 1882, melanda 5 pabrik dan perkebunan. Gelombang ketiga berlangsung dari tanggal 23 Agustus sampai pertengahan Oktober 1882, melanda 21 perkebunan. Lokasi pemogokan adalah Kabupaten Kalasan (pabrik gula Barongan), Kabupaten Sleman (PG. Padokan, PG. Cebongan, PG. Bantul). Isu pemogokan tersebut adalah: 1). Upah; 2). kerja gugur-gunung yang terlalu berat; 3). kerja jaga (wachtdiensten) yang dilakukan 1 hari untuk setiap 7 hari; 4). kerja moorgan yang tetap dilaksanakan padahal tidak lazim lagi; 5). upah tanam (plaantloon) yang sering tidak dibayar; 6). banyak pekerjaan tidak dibayar padahal itu bukan kerja wajib; 7). harga bambu petani yang dibayarkan oleh pabrik terlalu murah bila dibandingkan harga pasar; 8). beberapa pengawas Belanda sering memukul petani. Dilihat dan jumlah orang dan desa yang terlibat protes tentu ini protes besar. Namun disebabkan belum ada organisasi modem (serikat, partai, dsb.), seringkali aktivitas politik buruh seperti melakukan protes dan mogok belum
menjadi perhatian para penulis, peneliti sejarah sosial-politik. Hal serupa ini tentu bias didapatkan di berbagai wilayah kantung (enclave) industri masa tersebut. Bila kita membaca hasil-hasil penelitian abad ke-19 cenderung diangkat persoalan protes petani. Sementara petani di Hindia Belanda adalah petani yang tidak dapat dikategorikan sebagai farmer (man tanah kapitalis), namun lebih merupakan peasant (petani g-urem/miskin). Kaum tani gurem ini untuk hidupnya hams bekerj a pada industri-perkebunan yang diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sehingga sebetulnya yang dimaksud dengan protes petani—dengan telah adanya produksi barang dagangan secara massal—adalah buruh. Sedikit penjelasan tentang petani di abad ke-19. Dalam konsepsi Barat akses seseorang terhadap tanah akan menentukan seseorang diklasifikasikan sebagai farmer atau worker (buruh). Sementara di masyarakat Asia (Asiatic mode ofproduction) hal ini berbeda. Memang petani di pulau Jawa punya akses terhadap tanah negara (souverein bezit). Hal ini dalam konstruksi Van den Bosch adalah pranata bumiputra. Sedangkan untuk mengolah tanah dugunakan ikatan-ikatan adat. Pengalokasian sebidang tanah kepada satu keluarga, berarti pembebanan dari negara (tradisional/kerajaan) atas petani untuk menuntut sebagian dan hasil tanah tersebut bagi kepentingan penguasa bumiputra tertinggi (souverein). Di dalam desa-desa terdapat distribusi periodik atas tanah, dan ada surplus agrikultrur yang dialirkan atau diserahkan kepada bupati atau raja dalam bentuk-bentuk upeti. Dengan menggunakan bentuk penguasaan tanah-upeti seperti ini diterapkan suatu sistem yang mengandalkan jalur-jalur ini, untuk memobilisasi petani menjadi buruh. Thomas Stamford Raffles, dalam kurun pemerintahannya yang singkat di Jawa (1811-1816), telah meletakkan dasar-dasar penting bagi perubahan mendasar di Jawa. Dia menerapkan pengambil-alihan seluruh tanah di Jawa menjadi milk negara (domein), bagi dia tidak ada pemi-
SINERGI|MEI 2014
likan tanah pribadi/individual dalam masyarakat bumiputra. Raffles menginterpretasikan gejala penye-rahan upeti pada para penguasa bumiputra sebagai bukti dari pemilikan tanah negara. Kebijakan Raffles sebetulnya dipengaruhi oleh sistem sosial Zamindar (“tuan-tanah’) yang ada di India, jajahan Inggris. Oleh Van den Bosch, konsep Raffles tentang pemilikan tanah negara ini diadaptasi dan digunakan untuk berlangsungnya cultuursteisel dengan melakukan modifikasi-modifikasi Seperti, jika dalam konsep Raffles, tanah yang diambil negara itu sebagai upaya menarik uang dan petani karena petani menjadi penyewa sehingga wajib membayar sewa tanah (/andrente); oleh den Bosch kini dibalik yaitu tanah-tanah dikembalikan kepada rakyat bumiputra, namun pengembalian tanah-tanah tersebut disertai beban yakni setiap petani yang mendapat atau menguasai tanah, wajib menanami tanah tersebut dengan tanaman dagang konsumsi dunia, atau menyediakan din untuk bekerja selama 66 hari padaonderneming¬onderneming pemerintah. Pewajiban kerja yang diajukan Bosch ini dianggap lebih ringan jika dibandingkan dengan kewajiban membayar pajak (lanrente). Di masa selanjutnya, mempekerjakan petani sebagai buruh semakin tidak dilandaskan pada penguasaan tanah, seperti dilaporkan oleh Commisie Umbgrove. Diferensiasi sosial masyarakat desa sejak sikep (petani kaya) yang juga dapat mencakup posisi loerah, wedono dsb., jelas mempunyai akses terhadap tanah. Namun beberapa lapisan sosial di bawah seperti menoempang, boedjang lebih merupakan buruh ketimbang lapisan sosial berakses tanah. Dua klasifikasi sosial belakangan adalah potensial menjadi buruh. Dan meskipun di beberapa daerah terjadi perubahan istilah dan sikepmenjadi kuli kenceng atau kuli kendo hal ini tidak berarti mereka dapat dipaksa melepas hak-hak istimewa yangdimilikinya, atau turun statusnya menjadi buruh tani. Mereka tetap bertahan sebagai klas petani-kaya yang tidak perlu menjual tenaga kerjanya pada orang lain, atau pada pabrik.
15
ESA HILANG DUA TERBILANG
U TA M A
Setelah 1870 perkembangan industri menjadi demikian pesat. Jaman yang dikenal sebagai Jaman Liberal ini direspon secara optimal oleh kalangan swasta Eropa. Beberapa perusahaan perdagangan swasta mengambil alih peran yang selama ini dilakukan oleh NHM, seperti Maclaine Watson (telah berdiri sejak 1820), George Wehry (1862), Borneo Sumatra Maatschappij (Borsumij) (1894). Dan beroperasi bank-bank swasta seperti NederlandschIndisch Escompto Maatschappij (1857), Nederlandsch Indisch Handelsbank (1863), Rotterdamsche Bank (1863), Internationale Credit-en Handelsvereeniging Rotterdam (Internatio) (1863) , Handelsvereeniging Amsterdam (HVA) (1878), dan Koloniale Bank (1881), dan sebuah bank yang terbatas operasinya di Vorstenlanden, Dorrepaalsche Bank (1884). Karena aktivitas mereka mendukung dana industri pertanian/perkebunan, bank-bank tersebut dikenal pula sebagai cultuurbanken. Dalam hal pertanahan, para kapitalis perkebunan tersebut diperkenankan melakukan penyewaan tanah jangka panjang, selama 75 tahun disebut erfi,acht. Investasi tidak hanya di Pulau Jawa saja namun juga merambah Pulau Sumatera. Bila Investasi di Jawa memerlukan proses-proses panjang dalam mentrans-formasikan petani menjadi buruh; struktur feodal/kerajaan menjadi struktur birokrasi kolonial. Hal ini tidak terjadi dalam pembukaan Sumatera Timur. Hal berbeda yang berkembang di Sumatera Timur adalah, perkebunanperkebunan tembakau dibangun mulai tahun 1863 di daerah Deli oleh Jacobus Nienhuys, mendatangkan buruh-buruh dari luar wilayah tersebut, seperti dari Semenanjung Melayu (Malaysia dan Singapura), Pulau Jawa. Mereka diikat dengan kontrak. Dan kontrak tersebut tidak dapat diakhiri oleh sang buruh. Bila buruh berusaha melarikan diri dari tempat kerja mereka akan dikenakan hukuman yang dikenal sebagai poenale sanctie: suatu hukuman yang dalam ukuran sejaman pun sangat kejam yaitu dapat berupa hukum cambuk untuk buruh laki-laki hingga dibunuh—Jacobus Nienhuys, pemilik Deli Maatschappij, menghukum cambuk 7 buruhnya hingga mati, hal mana membuat dia pergi tergesa-gesa dan Sumatera Timur. Kasus lain, seorang buruh perempuan diikat pada bungalow tuan kebun dan kemaluannya digosok dengan lada. Pe-
16
nyiksaan-penyiksaan ini, oleh Breman, disebut menjalankan produksi menggunakan teror. Para pemilik perkebunan mempunyai otonomi begitu luas sehingga perkebunan-perkebunan itu menjadi “negara dalam negara.” Peristiwa aksi buruh menjadi tidak atau kurang muncul di dalam abad ke-19 lebih disebabkan belum ada organisasi serikat buruh. Serikat-serikat buruh orangorang Eropa di Hindia Belanda berdiri sejak akhir abad ke-19. Berturut-turut lahir Nederlandsch-Indisch Onderwijzers Genootschap (NIOG) tahun 1897; Staatsspoor Bond (SS Bond) didnikan di Bandung pada 1905; Suikerbond (1906); Cultu.urbond, Vereeniging v. Assistenten in Deli (1907); Vereeniging voor Spoor-en Tramweg Personeel in Ned-Indie, berdiri 1908 di Semarang; Bond van Geemployeerden bij de Suikerindustrie op Java (Suikerbond) tahun 1909 di Surabaya; Bond van Ambtenaren bij de In-en Uitvoerrechten en Accijnzijn in Ned-Indie (Duanebond) tahun 1911; Bond van Ambtenaren bij den Post-, Telegraaft-en Telefoondienst (Postbond) tahun 1912; Burgerlijke Openbare Werken in Ned-Indie (BOWNI) tahun 1912; Bond van Pandhuis Personeel (Pandhuisbond) (1913). Ciri serikat-serikat buruh ini adalah: Pertama, tidak ada motif-motif ekonomi dalam proses pendiriannya. Tidak ada masalah pada sekitar tahun berdirinya serikat-serikat buruh tersebut misalnya, soal rendahnya tingkat upah, atau pun buruknya kondisi sosial tenaga kerja “impor.” Faktor yang mendorong pembentukan mereka adalah pertumbuhan pergerakan buruh di Belanda. Pada sekitar 1860-1870 di Nederland sedang mengalami pertumbuhan pergerakan buruh. Dan sejak 1878 ada pengaruh gerakan sosial¬demokrat yang mendorong berdirinya National Arbeids Secretariats (NAS) sebagai induk organisasi. Pada saat itu di Hindia Belanda ada ketentuan pasal 111 Regeling Reglement (RR) yang melarang dilakukannya rapat dan pembentukan sebuah organisasi tanpa ijin khusus dan pemerintah kolonial. Namun disebabkan pada tahun 1903 pemerintah kolonial menerapkan desentralisasi susunan pemerintah kolonial seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Batavia menj adi suatu gemente dan pengaturannya dilaksanakan oleh gementeraad (dewan kota). Menjadikan 111 RR tidak berlaku. “hak berserikat dan berkoempoel dia-
koe tentang praktijknja, artinja diberi kelapangan, meskipoen beloem ditetapkan didalam oendang-oendang. Dengan segera peroebahan-peroebahan itoe kelihatan pengaroehnja: gerakan politiek jang amat ramai terbitlah dalam golongan bangsa Eropah.” Pembentukan serikat - serikat oleh buruh “impor” ini selain merupakan pengaruh dari perkembangan gerakan buruh yang berlangsung di Eropa pula merupakan bagian dari kepentingan “politik” terbatas kehidupan kota. Perkembangan selanjutnya dalam keanggotaan serikat-serikat buruh ini tidak hanya merekrut anggota “impor” saja, akan tetapi juga menerima kalangan bumiputera. Ini terjadi sebagai pengaruh semangat etis. Program Pendidikan yang merupakan salah satu program dalam politik balas jasa Etische Politiek di awal 1900 memberi nuansa baru dalam perkembangan intelektual bumiputera. Ditambah lagi dengan pembentukan serikat-serikat oleh buruh “impor,” telah memicu serikat buruh dibangun oleh kaum bumiputera dalam masa-masa sesudahnya. Beberapa di antaranya yang dapat disebutkan adalah: Perkoempoelan Boemipoetera Pabean (PBP) tahun 1911; Persatoean Goeroe Bantoe (PGB) tahun 1912; Perserikatan Goeroe Hindia Belanda (PGHB) berdiri tahun 1912; Persatoean Pegawai Pegadaian Boemipoetera (PPPB) tahun 1914; Opium Regie Bond (ORB) dan Vereeniging van Indlandsch Personeel Burgerlijk Openbare Werken (VIPBOUW) tahun 1916; Personeel Fabriek Bond (PFB) tahun 1917. Di kalangan Tionghoa pada 26 September 1909, di Jakarta, dibentuk Tiong Hoa Sim Gie dipimpin oleh Lie Yan Hoei. Empat bulan kemudian kelompok ini merubah nama menjadi Tiong Hoa Keng Kie Hwee yang kemudian menjadi inti dan Federasi Kaum Boeroeh Tionghoa. Perhimpoenan Kaoem Boeroeh dan Tani (PKBT) didirikan tahun 1917, di lingkungan industri gula. Organisasi ini dikembangkan dan Porojitno yang dibentuk oleh Sarekat Islam (SI) dan ISDV Surabaya pada tahun 1916. PKBT kemudian dipecah menjadi dua di tahun 1918 yaitu Perhimpoenan Kaoem Tani (PKT) danPerhimpoenan Kaoem Boeroeh Onderneming (PKBO). PKBO kemudian digabung dengan Personeel Fabriek Bond (PFB), sebuah organisasi yang
SINERGI|MEI 2014
U TA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
dibentuk oleh Soerjopranoto tahun 1917. Vereniging Sp00r-Traam Personen (VSTP) didirikan pada 14 November 1908 di Semarang, Jawa Tengah oleh 63 buruh “impor” Eropa yang bekerja pada 3 jalur kereta Nederlansch¬Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Semarang-Joana Maatschappij Stoomtram (SJS) dan Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Rapat umum VSTP pada Pebruari 1914 diputuskan dan posisi tujuh anggota eksekutif tiga diambil dan kaum bumiputera. Jumlah anggota VSTP diakhir 1913 adalah 1.242 (673 Eropa dan 569 Bumiputera), dan pada Januari 1915 beranggotakan 2.292 dan anggota bumiputera telah mencapai 1.439. Tahun 1915 VSTP menerbitkan orgaan (surat kabar) Si Tetap, dalam bahasa Melayu. Moehamad Joesoefmenjadi editornya. Joesoef pun terpilih menjadi Ketua Pusat bersama pemuda berusia 16 tahun, Semaoen. Semaoen kemudian masuk ke VSTP cabang Surabaya pada paruh akhir 1914, dan dia terpilih menjadi ketua cabang di awal 1915. Pada 1 Juli 1916, Semaoen pindah ke Semarang menjadi propagandis utama VSTP dan editor Si Tetap. Semaoen begitu gigih membangun VSTP. Pada 1920 dia telah membangun 93 (sembilan-puluh tiga) cabang di Pulau Jawa (Cirebon, Semarang, Yogya, Surabaya, Madiun), beberapa di pantai Barat Sumatera dan pada perkebunan Deli. Anggota VSTP pada Mei 1923 telah mencapai 13.000 orang, atau seperempat buruh industri perkereta¬apian Hindia Belanda. Tercatat 60 persen anggota pasti membayar iuran, sisanya membayar iuran organisasi pula namun tidak terlalu patuh. Pemogokan VSTP pada April 1923 berakibat Semaoen¬berdasarkan Gouvernement Besluit tanggal 4 Agustus 1923— diasingkan ke Nederland. Dia berangkat pada 18 Agustus 1923 menumpang kapalS.S. Koningin der Nederlanden. Persatoean Pergerakan Kaoem Boeroeh (PPKB) adalah gagasan Sosrokardono, ketua PPPB (Pegawai Pegadaian), dilontarkan Mei 1919. Hal ini juga dilontarkan dalam Kongres SI ke IV, Oktober 1919, di Surabaya. Soerjopranoto memperkuat untuk realisasi PPKB. Berdirilah PPKB dengan Semaoen sebagai ketua dan Soerjopranoto sebagai wakil ketua. Maksud dan tujuan PPKB seperti di dalam anggaran dasar pasal 2 adalah: “la bermaksud mengadjak dan mengadakan persatoean antara sederadjat kaum buruh supaja dapat suatu kekuasaan; kekuasaan itoe akan dipergunakan umumnja buat memperhatikan keperluannja kaum
buruh dalam perkaranja lahir dan batin, jang pertama keperluannja lid2nja vakbond jang sudah bersatu dalam PPKB.” Cara yang akan ditempuh: “PPKB akan memasakkan itu dengan 3 djalan long ada, jaitu: “berichtiar mendapat kuasa dalam pamerintahan negeri supaja negeri terperintah—oleh— rakjat—sendiri mengurus djalannja redjeki”(sociaal democratisch `Mengeratkan kaum buruh dalam pekerdjaannja guna merobah nasibnja”(vakstrijd, mengadakan perdagangan—oleh— dan—boeat—rakjat (koperasi).” Kongres I PPKB dilakukan pada 1 Agustus 1920 di Semarang. Pada bulan Juni 1921 diadakan suatu konperensi di Yogya. Hal ini menimbulkan perpecahan PPKB. Sehingga kemudian kedudukan organisasi dipindah dari Semarang ke Yogyakarta. Pecahan PPKB membentuk gabungan baru bernama Revolutionaire Vakcentrale diketuai oleh Semaoen. Pemogokan-pemogokan dengan mengandalkan organisasi mulai gencar terjadi di tahun 1920-an. PFB tahun 1920 memobilisasi pemogokan disebabkan majikan menolak mengakui PFB sebagai organisasi yang mewakili anggotanya. Di Surabaya pada 15 Nopember 1920 pada Droogdok Maatschappij terjadi pemogokan diikuti sekitar 800 buruh. Agustus 1921 pemogokan terjadi di lingkungan buruh pelabuhan Surabaya. Medio Januari 1922 pegawai pegadaian mogok mencakup 79 rumahgadai dengan sekitar 1.200 buruh (PPPB). Buruh kereta-api didukung sekitar 8.500 buruh mogok pada April 1923 (VSTP). Dalam merespon aksi-aksi buruh tersebut pemerintah kolonial mengadakan peraturan “Dewan Perdamaian untuk Spoor dan Tram di Djawa dan Madura” yang diharapkan menjadi perantara bila terjadi perselisihan industrial. Namun kemudian pemerintah kolonial merasakan bahwa pemogokan mempunyai tujuan politik untuk menggulingkan kekuasaan mereka. Untuk itu pada 10 Mei 1923 diumumkan undang-undang larangan mogok yang dikenal dengan artike1161 bis. Memang artike1161 bis dikeluarkan sebagai respon terhadap pemogokan VSTP. Namun artikel ini bukan alat ampuh menyetop pemogokan. Pemogokan di perusahaan percetakan di Semarang terjadi pada 21 Juli 1925. Menyusul pemogokan di C.B.Z. pada 1 Agustus 1925; diikuti dengan pemogokan di Stoomboot en Prauwenveer yang diikuti sekitar 1.000 anggota yang berakhir pada September 1925. Percetakan Van Dorp di Surabaya juga mengalami pemogokan pada 1 Sep-
SINERGI|MEI 2014
tember; sedang pada 5 Oktober dan 9 Nopember pemogokan terjadi di pabrik mesin N.I. Industriedan Braat. Serikat Boeroeh Bengkel dan Elektris (SBBE) mogok pada 14 Desember 1925. Mencakup 7 pabrik mesin dan konstruksi. Penyebab pemogokan adalah Vereeniging van Machinefabrieken yang membawahi 7 pabrik tersebut memutuskan tidak ingin berhubungan dengan SBBE25 Pemogokan-pemogokan yang semakin menjalar tersebut direspon gubememen dengan menerbitkan peraturan baru yang mendukung artikel 161 bis: Dioendangken dengen beslit radja, jaitoe tentang doea artikel No. 153 bis dan 153 ter dalem W.v.S. 153 Bis Barang siapa, jang sengadja melahirken dengen perkata’an, toelisan atau gambar, jang bermaksoed, baik sindiran, baik tengah2 atau bisa didoega-doega, mengganggoe ketentereman oemoem, baik berkehendak atau setoedjoe dengen angan-angan jang mendjatoehken atau menjerang dari kekoeasa’an di negeri Belanda atau di Indonesia, aken dihoekoem dengen hoekoeman pendjara setinggi-tingginja enam tahoen atau denda oeang setinggi2nja tiga ratoes roepiah. 153 TER Barang siapa, jangmenjetoedjoei atau menjebarken dengen toelisan atau gambar, jang bermaksoed baik sindiran, tengahtengah atau dengen perkataan lain-lain, jang bisa menjebabken kegadoehan ketenteraman oemoem, atau mendjatoehken atau menjerang kekoeasa’an jang ada di negeri Belanda atau di Indonesia, dengen bermaksoed itoe di oemoemken atau membesarken, menjebar, mem¬beritahoeken pada oemoem atau berkata, aken dihoekoem dengen hoekoeman pendjara setinggi-tingginja lima tahoen atau denda oeang setinggi-tingginya tiga ratoes roepiah. INI BESLIT RADJA, AKEN BERLAKOE MOLAI TGL. 1 MEI 1926 Dengan keluarnya peraturan pemerintah kolonial tersebut bisa dipastikan Gerakan Buruh pada awal-awal abad ke-20 mengalami represifitas dan banyak para pemimpinnya yang ditangkap dan dibuang ke pengasingan. Perjuangan melawan kapitalisme memang perjuangan yang tak pernah selesai. www.phesolo.wordpress.com/2012/05/01. (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI).
17
ESA HILANG DUA TERBILANG
PENDIDIKAN
Semua Orang Berhak Peroleh Pendidikan
Pendidikan adalah hak asasi manusia. Ini disepakati masyarakat internasional tahun 2000 di bawah pimpinan UNESCO. Apakah janji besar ini sudah ditepati ? “Kami bukan sumber daya manusia. Kami ingin pendidikan”. Demikian tulisan pada plakat para mahasiswa Spanyol, ketika awal tahun 2012 mereka memprotes rencana swastanisasi perguruan tinggi. Sebuah seruan kepada negara untuk menerapkan hak asasi manusia di bidang pendidikan. “Kewajiban negara adalah membuka akses bagi semua orang untuk sekolah dan pendidikan, terlepas dari latar belakang ekonomi. Dengan demikian negara menjamin janji dalam pernyataan umum mengenai hak memperoleh pendidikan," ujar Claudia Lohrenscheit, pakar pada pusat kajian Jerman untuk HAM. Pendidikan lebih dari sekedar bekali murid dengan kemampuan kerja Pelaksanaan HAM untuk memperoleh pendidikan bukan hanya masalah di negara miskin, melainkan juga di negara-negara industri Barat. Globalisasi yang didorong faktor finansial membawa perubahan global. Dalam laporan terbaru Badan PBB untuk Perdagangan dan Pengembangan UNCTAD lebih lanjut disebutkan, pada sektor di mana negara berkurang pengaruhnya, bertambah banyak institusi pendidikan yang dibiayai swasta atau gereja. Tren ini juga diamati oleh Lutz Möller dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB UNESCO sesi Jerman. Mendorong Kepribadian dan Menentukan Diri Sendiri Jika pendidikan terutama berlandaskan pada Employability,
18
yakni berlatarbelakang kemampuan bekerja, maka hak asasi manusia tidak terpenuhi. "Dengan demikian pendidikan dimengerti sebagai sarana teknis. Orang-orang ditujukan fit untuk lapangan kerja.“ Menurut Claudia Lohrenscheit dari Pusat Kajian HAM, "Itu pendidikan yang tidak mempedulikan perkembangan pribadi manusia.“ Jika apa yang dipelajari tidak dapat dipergunakan, misalnya untuk meraih kualifikasi di lapangan tenaga kerja, maka apa yang dipelajari akan cepat terlupakan. Hal serupa sudah disimpulkan pada tahun 1970-an oleh pendidik asal Brasil Paulo Freire dalam sebuah kampanye pendidikan untuk menurunkan tingkat buta huruf. Jika orang belajar membaca dan menulis, tapi ini tidak dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi kehidupannya sendiri, kemampuan ini akan segera hilang. "Jadi pendidikan harus selalu ditujukan terutama untuk memperbaiki kondisi kehidupannya yang ditentukannya sendiri. Jika tidak, orang akan segera meninggalkan tuntutan pendidikan bagi dirinya sendiri.“ Demikian kesimpulan pakar HAM Lohrenscheit.
pat diukur,“ demikian ditekankan pakar HAM Claudia Lohrenscheit. Terutama di kawasan dunia yang miskin, akses memperoleh pendidikan banyak gagal. Misalnya jika di kawasan pedesaan sekolah-sekolah hanya dilengkapi dengan sarana WC bersama untuk anak perempuan dan anak laki-laki, anak perempuan seringkali tidak mau pergi ke sekolah, karena bagi mereka dari segi budaya atau higienis kondisi tersebut tidak dapat diterima. Dilaporkan pakar HAM Lutz Möller dari pengamalan UNESCO di banyak negara di kawasan bumi bagian selatan. Demokrasi Menunjang Sasaran Pendidikan
Hak Asasi Manusia untuk pendidikan yang memungkinkan kehidupan bersama secara damai, tanpa diskriminasi dalam masyarakat dunia yang sedang berkembang, menjadi tugas seluruh bangsa di dunia. Juga memotivasi manusia dewasa untuk belajar seumur hidup, bagi pakar HAM Claudia Lohrenscheit adalah hal yang penting. Hak asasi manusia untuk memperoleh pendidikan dapat dipenuhi secara kualitatif, 164 negara sepakati enam terutama jika otonomi manusia disasaran pendidikan tunjang agar mereka sendiri dapat Menjamin konsep pen- aktif dan bertanggung jawab untuk didikan semacam ini adalah tugas kehidupannya sendiri. "Setiap manumasyarakat internasional. Untuk itu sia memiliki hak untuk memperoleh yang utama adalah memperbaiki hak pendidikan dan mengembangkan sependidikan bagi manusia yang hidup cara penuh kepribadiannya guna bedalam kemiskinan, keterbatasan lajar menghormati dan menghargai atau misalnya di kawasan perang hak asasi manusia dan hak-hak dasar atau konflik. "Pada mereka yang pe- manusia.“ www.dw.de.com, Ulrike luang pendidikannya yang lemah, Mast-Kirschning/Dyan Kostermans. kemajuan kehidupan sipil dan juga (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI) kemanusiaan dalam masyarakat da-
SINERGI|MEI 2014
PENDIDIKAN ESA HILANG DUA TERBILANG
Sejak Dari Dini Harus Rajin Melaksanakan Ibadah Oleh : Zikri Sikumbang
KEPADA anak-anak bapak
ingatkan beberapa hal, yang pertama sejak dari dini harus rajin melaksanakan ibadah, yang beragama Islam harus rajin mengaji Shalat, demikian juga agama lain. Jangan sekali-kali melawan terhadap Bapak dan Ibu guru serta guru-guru, jika ingin menjadi orang yang sukses dibelakang hari, sayang terhadap sesame teman dan saling menghormati. Himbauan ini dipetik dari kata-kata Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM baru-baru ini pada acara pelepasan anak TK PAUD se-Kota Tebing Tinggi di Gedung Olah Raga Asber Nasution Jl. Gunung Leuser Kota Tebing Tinggi. Kiranya himbauan ini telah lama dilaksanakan oleh TK Qurrata A’yun dan Nahwan Nur, kini telah pindah lokasi sekolahnya di Jl. Yos Sudarso atau depan RM. Takari Kota Tebing Tinggi Telah melaksanakan pelepasan murid TK Islam Qurrata A’yun tahun pelajaran 20132014, pada tanggal 17 Juni 2014 di Gedung Balai Pertemuan Kartini Jl. Imam Bonjol kota Tebing Tinggi oleh yang mewakili Walikota Tebing Tinggi H. Ismail Budiman, SH Staf Ahli Bidang SDM Pemko Tebing Tinggi yang juga sebagai penasehat pada Perguruan ini. H. Ismail Budiman, SH pada acara wisuda dan Khataman Al-Qur’an ini mengatakan, atas nama pemerintah kota tebing tinggi mengucapkan selamat dan sukses kepada anak-anak kami yang wisuda dan khataman Al-Qur’an, apabila anak-anak kita seluruhnya seperti ini alangkah bahagianya kita warga kota Tebing Tinggi. Anak kita adalah amanah dari Allah, apalah salahnya kalau kita masukkan ke sekolah Agama. Pesan saya tolong dilaksanakan sholat, karena sholat itu membawa berkah, kata Ismail.
Ketua Yayasan LAPI NAIM-LPPTKA Kota Tebing Tinggi Purnawanto, S.Pd, MSi pada acara khataman dan wisuda santri TPA, SD, TK Qurrata A’Yun menyampaikan kepada penulis, perguruan Swasta ini pertama sekali berdiri dari tahun 1993 dengan Kepala Sekolahnya Yusnani,S.Pd.I, MPd, menompang secara bayar sewa pada Madrasah milik organisasi Alwasliyah Kota Tebing Tinggi, lokasinya persis di
belakang Masjid Simpang Paya Lombang Jl. Yos Sudarso Tebing Tinggi. Setiap tahun Perguruan ini kelihatan meningkat prestasinya di segala bidang, dan muridnya bertambah banyak, kini telah pindah di pinggir jalan besar Yos Sudarso persis di depan RM. Takari Kota Tebing Tinggi, sebuah ruko masih memakai izin Nomor izin Operasional 421.1/.0222/PP/2009NPSN=10261382 NSS :002076202007 jalan Yos Sudarso Kota Tebing Tinggi. Dengan kepindahan ini murid yang mendaftar untuk tahun ajaran baru sudah tidak tertampung lagi, kata purnawanto kapada penulis. Dihadapan tidak kurang dari 1000 orang tua murid TK, Qurrata A’Yun, Nahwan Nur yang hadir pada wisuda Khatam AlQur’an, Purnawanto S.Pd, MSi melapor-
SINERGI|MEI 2014
kan, untuk tahun ajaran 2013-2014 anak TK Qurrata A’Yun yang tamat 131 orang dan TK Nahwan Nur sebanyak 26 orang. Adapun murid-murid yang diwisuda TK Qurrata A’Yun 51 orang, TK Nahwan Nur sebanyak 28 orang, taman pendidikan Al-Qur’an Qurrata A’Yun 14 orang, taman pendidikan Al-Qur’an Nahwan Nur 29 orang, SD Qurrata A’Yun sebanyak 23 orang. Dilanjutkan dengan khataman AlQur’an, taman pendidikan Al-Qur’an 15 orang, taman pendidikan Al-Qur’an Nahwan Nur 13 orang, sedangkan untuk SD Qurrata A’Yun sebanyak 12 orang, dilaksanakan oleh yang mewakili walikota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan MM, H. Ismail Budiman, SH dan Purnawanto S.Pd, MSi. Selanjutnya prestasi yang telah diraih oleh perguruan ini antara lain, juara II olimpiade IPA, juara II olimpiade Matematika tingkat Kota Tebing Tinggi, juara I lomba adzan dan ikomah tingkah Kota Tebing Tinggi, juara III adzan dan iqomah tingkat Propinsi Sumatera Utara, juara I Lomba Praktek Sholat Tingkat Kota Tebing Tinggi, Juara I lomba Tartil Qur’an Tingkat Kota Tebing Tinggi, Juara II Lomba Tartil Qur’an Tingkat Kota Tebing Tinggi, Juara harapan III lomba Story Telling Tingkat Kota Tebing Tinggi. Salah seorang yang mewakili orang tua murid yang hadir pada acara ini, menyampaikan sambutan antara lain mengatakan, kita yang hadir pada acara ini, mengetahui bahwa Perguruan Qurrata A’Yun ini cukup berprestasi di tingkat Kota Tebing Tinggi dan Provinsi, apa pendidikan yang diperguruan ini belum tentu ada di dapat di sekolah ini, katatnya.
19
E KO N O M I ESA HILANG DUA TERBILANG
Tembakau, Rokok Serta Rakyat
A D A FA K TA
menarik terkait bisnis tembakau dan rokok di Indonesia. Pasalnya beberapa waktu lalu majelis tarjih Muhammadiyah memfatwakan keharaman rokok. Seketika riuh ramai reaksi dari berbagai kalangan. Pro Kontra mulai bermunculan. Klimaksnya adalah fatwa tersebut menjadi mandul karena berbagai opini yang menyudutkan. Fatwa tersebut harus dihantam oleh pernyataan “Kalau rokok diharamkan, bagaimana nasib ribuan pekerja di pabrik rokok? Bagaimana nasib petani tembakau?” Opini yang menyentuh terkait hati nurani. Kalau rokok diharamkan bagaimana rakyat bisa cari makan? Rakyat menggantungkan diri dari bisnis rokok, itu sumber mata pencaharian mereka. Namun kenyataannya mereka tidak banyak diuntungkan, kecuali sebagian penghasilan mereka juga habis untuk membeli rokok dan biaya pengobatan karena dampak buruk rokok, toh? Kenyataannya yang paling diuntungkan dari bisnis tembakau untuk rokok, yah negara dan para konglomerat pemilik bisnis rokok, kenyataannya demikian. Baru-baru ini majalah forbes merilis daftar orang paling kaya di Indonesia. Di urutan wahid ada pemilik grup Djarum, Budi dan Michael Hartono, tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia. Total kekayaannya senilai US$ 11 miliar. Sementara, urutan kedua diduduki pula oleh bos perusahaan rokok, Susilo Wonowidjojo, pemilik Gudang Garam. Total kekayaan yang dimiliki Susilo mencapai US$ 8 miliar. Jumlah kekayaan Susilo melonjak dari sebelumnya sebesar US$ 2,6 miliar. Keluarganya masih mendapat bagian terbesar kekayaan mereka dari Gudang Garam, salah satu perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Sementara kita telusuri berita lain pada tahun ini akan terlihat pemandangan kontras. November ini musim panen kembali tiba. Secercah harapan pun terbesit di benak petani tembakau. Di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, Temanggung, Jawa Tengah, buruh
20
tani bersiap memanen berton-ton daun tembakau. Tetapi tahun ini, mimpi buruk bagi petani kembali datang. Setiap musim panen tiba, tengkulak mengeruk untung di lumbung mereka. Tak heran, betapa pun hasil panen melimpah, nasib sebagian besar petani tetap saja terpuruk. Kenyatannnya, varietas kemloko sebagai tembakau kualitas terbaik dihargai rendah. Bahkan dihutang oleh tengkulak. Jika di pasaran harga tembakau rajangan berkisar Rp 80 ribu, tengkulak dengan trik tertentu, bisa mematok harga hingga separuhnya. Kalau sedang untung, tengkulak bisa dapat 200 sampai 300 juta rupiah dari tembakau itu. Derita petani pun semakin bertambah. Pasalnya, akses menjual tembakau ke gudang hanya bisa dimiliki segelintir orang. Tengkulak, pedagang besar, atau petani pemilik lahan yang bermitra dengan grader atau pemilik gudang. Hanya mereka yang punya kartu tanda anggota atau delivery order yang bisa leluasa memasok. Petani gurem hanya bisa menitipkan dagangan melalui tengkulak. Sementara pada Oktober lalu, seluruh perusahaan rokok seperti PT. Sampoerna, Gudang Garam, dan Bentoel yang memiliki gudang penyimpanan tembakau di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur menghentikan pembelian tembakau petani. jika dikalkulasi total pembelian tembakau oleh perusahaan rokok besar hanya sekitar 5.700 ton. Dengan rincian PT. Sampoerna membeli sebanyak 4.200 ton dan 1.500 ton merupakan pembelian keseluruhan yang dilakukan bandol atau pedagang tembakau perwakilan perusahaan rokok. Pembelian tembakau di Pamekasan sangat rendah karena total produksi tembakau di 13 kecamatan yang mencapai 25 ribu hektar sebanyak 15 ribu ton tembakau. Artinya ada sekitar 9300 ton tembakau yang tidak diserap pasar. Sekertaris Komite Urusan Tembakau Pamekasan Heru Budi menilai banyaknya tembakau yang tidak terserap akan memperbanyak jumlah pabrik rokok ilegal di Pamekasan
yang saat ini mencapai lebih 125 unit. Sementara pada tahun 2006 saja, penerimaan cukai oleh negara mencapai Rp42 triliun pada 2006. Tarif sepesifik akan diberlakukan bagi jenis rokok tertentu dengan tujuan untuk menekan konsumsi rokok di masyarakat, apa benar? Bukannya hal ini hanya akan meningkatkan penerimaan kas negara dari bisnis rokok? Pemerintah yang membuat peraturan label perin-
gatan bahaya rokok, sementara pemerintah juga yang menarik keuntungan besar dari cukai rokok, lucu. Kenyataannya, jika melihat fakta di atas ada atau tidaknya bisnis rokok petani tembakau tetap dalam posisi dilematis dan kecil harapan untuk menjadi milyuner. Kenyataannya buruh pabrik rokok tidak ada yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Kenyataaannya yang kaya adalah para tengkulak, pemerintah, dan pemilik pabrik rokok yang jumlahnya hanya segelintir saja. Padahal jika mau, pemerintah bisa saja membuat program pendampingan dalam upaya eksplorasi penggunaan tembakau secara lebih menguntungkan daripada menjadi bahan dasar rokok, Cuma apakah pemerintah mau?? Itu masalahnya. Yah, kiranya inilah kenyataan gombal bisnis tembakau. Joko Rinanto, Kompasiana.com/bisnis/2012/12/04. (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI)
SINERGI|MEI 2014
K E S E H ATA N ESA HILANG DUA TERBILANG
Bersama Posbindu Ubah Gaya Hidup Oleh : Eva Kholijah Tanjung Ad.Keb
PENYAKIT tidak men-
ular (PTM) menjadi masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan dengan angka kesakitan dan kematian yang semakin meningkat. Penderita PTM maupun kegawatdaruratan PTM, umumnya terlambat datang ke pelayanan kesehatan sehingga sudah pada tahap lanjut atau disertai dengan komplikasi penyakit (Kemenkes RI, 2013). Perubahan pola penyakit di masyarakat dari penyakit menular ke arah penyakit tidak menular (PTM) menjadi masalah kesehatan baru. Saat ini di Indonesia bahkan di Kota Tebing Tingi, PTM telah menjadi masalah kesehatan yang utama, hal ini bisa dilihat dari banyaknya kasus PTM yang mendominasi angka kasus tertinggi jika dibandingkan dengan penyakit menular yang lain, bahkan PTM telah menjadi penyakit dengan tingkat kematian tertinggi di masyarakat (Darah tinggi, Jantung Koroner, Kencing Manis, Stroke, Penyakit Paru Obstruksi Kronik, dll) Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit
tidak menular tersebut, Kementerian Kesehatan RI mengembangkan konsep Posbindu PTM. Pos Pembinaan Terpadu atau disingkat POSBINDU adalah suatu bentuk pelayanan yang melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi dan mengendalikan secara dini keberadaan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat ini dengan pembiayaan berdasar kesepakatan warga melalui musyawarah, dipertanggung jawabkan oleh masyarakat serta jadwal dan jenis kegiatannya yang juga ditetapkan oleh masyarakat. "Melalui Puskesmas dan Posbindu PTM, masyarakat cukup mendapat kemudahan akses untuk mendeteksi kesehatannya sendiri. Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring faktor risiko secara terintegrasi, rutin, dan periodik. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan minimal, yaitu hanya memantau masalah konsumsi sayur-buah dan lemak, aktivitas fisik,
SINERGI|MEI 2014
indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kegiatan monitoring lengkap, yaitu memantau kadar glukosa darah, kolesterol darah, pemeriksaan uji fungsi paru sederhana, dan IVA. Adapun tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan/dialog interaktif secara massal dan konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kasus faktor risiko PTM yang ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di masyarakat (Puskesmas, klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tidak lanjut dini. Dengan keberadaan Posbindu PTM di masyarakat lebih tepat untuk mengatasi perilaku hidup yang kurang sehat. Bersama Posbindu mari kita sayangi diri kita dengan cara mengubah gaya hidup kelebih yang lebih baik lagi. **.Ali Yustono
21
ESA HILANG DUA TERBILANG
L I N G K U N GA N H I D U P
Lomba Masak Serba Ikan
Keterangan gambar : SERBA IKAN “Kepala Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Marimbun Marpaung SP M.Si terlihat sedang mendampingi dewan juri untuk melakukan penilaian terhadap masakan ibu-ibu PKK dalam lomba memasak serba ikan menyambut Hari Jadi Kota Tebing Tinggi”
MEMERIAHKAN Hari
Jadi Kota Tebing Tinggi ke 97 dan HUT RI ke 68, Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi mengadakan lomba masak serba ikan antar ibu PKK Kelurahan, Senin (26/5). Kegiatan itu untuk mendorong dan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya para ibu rumah tangga agar lebih mampu dalam memilih, memasak, menyusun, menciptakan menu beragam untuk dikonsumsi keluarga. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Marimbun Marpaung SP MSi saat membuka lomba masak ikan, di Halaman Kantor Dinas Pertanian Jalan Gunung Leuser Tebing Tinggi. “Dari perlombaan ini, kita harapkan lahir produk-produk unggulan yang bisa bersaing dipasaran atau bahkan bisa jadi produk ciri khas Tebing Tinggi, Pak Walikota telah menginstruksikan melakukan persiapan, agar nantinya masyarakat Tebing Tinggi tidak hanya jadi penonton dengan kehadiran Jalan Tol Medan Tebing Tinggi,” katanya.
22
Ditambahkan, selain ketahanan ekonomi, energi dan lainnya, ketahanan pangan dan gizi sekarang ini menjadi isu penting. “Untuk mengalakkan minat masyaraka terutama ibu-ibu dibidang memasak, menyusun dan menciptakan menu beragam untuk dikonsumsi keluarga maka kita adakan perlombaan ini, harapan kita usai perlombaan, peserta bisa mentransferkannya kepada ibu-ibu rumah tangga di kelurahan masing-masing”, imbuhnya. Marimbun Marpaung juga menyampaikan, bahwa perlombaan masak serba ikan ini selain diperlombakan tingkat kecamatan, juga akan diperlombakan di tingkat Kota, tingkat Provinsi bahkan tingkat Nasional. “Dengan terpenuhinnya kelengkapan gizi yang diperlukan tubuh tentu akan mendukung terpenuhinya SDM berkualitas, aktif, cerdas dan produktif. Sebab ibu rumah tangga mempunyai peran penting dalam menghasilkan generasi penerus bangsa yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan prima sehingga dapat membagun bangsa ini menjadi lebih maju lagi”, katanya. Sedangkan Ketua Tim Penggerak PKK Tebing Tinggi Ny Hj Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi melalui Wakil Ketua Nilawati mengatakan menyambut baik program lomba masak yang dilaksanakan Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi. Pada kesempatan itu, dia menghimbau para ibu yang ada di Tebing Tinggi memberdayakan lahan yang ada di sekitar untuk dimanfaatkan sebagai sesuatu yang bernilai ekonomis salah satunya sebagai tempat pemeliharaan ikan tawar. “Saya juga berharap lomba masak ikan ini dapat direspon dengan aktivitas nyata dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat, dan jika memungkinkan dari perlombaan ini akan lahir produk unggulan rumah tangga yang jadi produk ciri khas Tebing Tinggi,” tandas Hj Sri Kurnia Ningsih. **. Dian
SINERGI|MEI 2014
W A N I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Apa Kabar Buruh Perempuan ? MAY DAY untuk memperingati hari buruh sedunia akhirnya setelah melewati proses yang panjang, pada tahun politik 2014 dihadiahkan kepada seluruh buruh di Indonesia sebagai hari libur nasional setiap 1 Mei. Suatu langkah politis yang diambil oleh pemerintah Indonesia, mengingat pada tahun politik 2014 bangsa Indonesia tengah menggelar event politik pemilihan umum legislatif dan presiden, dimana sejak dari awal tahun hingga akhir tahun akan diwarnai penuh oleh upaya konsolidasi politik. Buruh yang kini di Indonesia jumlahnya mencapai lima ratus ribu lebih di seluruh Indonesia, merupakan kaum yang kerap mewarnai ruang publik dengan segala tuntutannya berhadapan dengan kekuasaan negara dan pemilik modal di ranah swasta. Gejolak buruh masih di anggap sebagai hantu yang jika tidak distabilkan akan meletuskan revolusi, anarkhi, dan mobokrasi. Untuk itulah, pada tahun politik 2014 rezim yang tengah berkuasa di Indonesia, berupaya melakukan konsolidasi terhadap buruh, agar peringatan May Day tidak menimbulkan dan meningkatkan eskalasi huru hara politik ditengah hajatan politik yang berlangsung. Apa yang tidak dapat diproduksi oleh buruh? Begitulah teman saya dijejaring sosial membuat pertanyaan. Buruh dalam kerangka ekonomi berperan dengan tenaganya untuk memproduksi barang dan jasa, menggerakkan aset pemilik modal dan menyumbangkan keuntungan karenanya. Tanpa buruh, sistem ekonomi tidak akan berjalan. Tidak berjalannya sistem ekonomi akan berdampak kepada sistem sosial, dimana dengan tenaga buruh yang bergerak barang-barang dan jasa yang diperlukan bagi peradaban manusia tercipta, membentuk suatu pola sosial setiap waktu, inilah fungsi buruh sebagai agen
pada sistem sosial, menciptakan pe- posisi tawarnya kepada kekuasaan rubahan, menghidupkan agenda so- dan agenda-agenda politiknya yang sial, jika buruh tersudut dan sistem telah baik hati menjadikan May Day sebagai hari libur nasional. Selama ini, isu-isu perburuhan jarang ditangkap secara mendalam oleh kekuatan Pada kerangka politik, politik yang ada di Indonesia. Dalam buruh adalah target operasional agenda pencalonan presiden Oktober mendatang, baru Prabowo Subianto kebijakan kekuasaan negara yang menoleh kepada isu perburudi ruang publik. Tenaga buruh han dimana sebuah pakta integriyang menopang sistem tas antaranya akan ditandatangani. Tetapi sama seperti yang pernah berekonomi, juga menopang b langsung, isi pakta integritas itu hanerdirinya suatu negara diruang ya menyentuh kepada isu-isu yang kekuasaan. Selain menghadirkan mengambang dipermukaan masalah perburuhan. Seakan keberadaannya barang dan jasa, tenaga buruh hanya merupakan episode penstabitersistem dan terkontrol lan gerakan buruh ditahun politik. berdasarkan permintaan Didasar permasalahan perburuhan Indonesia, ada banyak perkekuasaan. masalahan yang serupa dengan gunung es. Apakah itu permasalahan buruh di dalam negeri, atau buruh ekonomi tidak berjalan, maka de- Indonesia yang tenaganya dipekermikian halnya dengan sistem sosial. jakan diluar negeri. Permasalahan Tenaga buruh diputar secara ump- buruh perempuan terutama, dimana an balik oleh kekuasaan, dimana isu gender terkait erat dengannya input tenaga buruh untuk proses dan pemerintah belum berhasil menproduksi ekonomi akan menghasilgurainya dari tahun ketahun. Bukan tidak hanya output barang dan jasa, tetapi juga dukungan aspi- ruh perempuan penyumbang tenaga rasi, partisipasi bagi proses poli- terbesar disektor formal maupun tik yang berlangsung dalam upaya informal. Penumpukan terbanyak mencapai legitimasi kekuasaan. buruh perempuan ada pada sektor Tahun politik merupakan kes- informal yang jumlahnya mencapai empatan buruh untuk menampilkan separuh lebih daripada buruh lelaki.
SINERGI|MEI 2014
23
W A N I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Negara Indonesia, dalam upayanya berhadapan dengan buruh perempuan telah menandatangani beberapa konvensi internasional terkait. Konvensi Penghapusan Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW), Beijing Platform, konvensi buruh migran, konvensi maternitas, konvensi ekonomi sosial dan budaya, merupakan contoh beberapa konvensi yang telah disepakati oleh Indonesia untuk memberikan perisai hukum bagi buruh perempuan. Beberapa telah di ratifikasi, semisal CEDAW dan konvensi buruh migran. Tetapi negara ini belum beranjak pada isi kesepakatan. Didasar permasalahan buruh perempuan telah berdesakan permasalahan yang menunggu keseriusan pemerintah untuk benar-benar menunjukkan tanggung jawabnya sesuai dengan isi konvensi. Buruh perempuan adalah buruh yang paling tidak berdaya dan paling tidak memiliki posisi tawar didalam suatu posisi dan kondisi perburuhan yang tidak seimbang. Anggapan tenaga perempuan bukan merupakan pencari nafkah utama,
24
hanya merupakan tenaga pembantu, dan hanya cocok dipasangkan pada pekerjaan yang bersifat jasa, administratif, telah meluruhkan kemanusiaan buruh perempuan. Diskriminasi dari segi upah, usia pensiun, hak-hak normatif, kesempatan yang sama dalam pekerjaan masih membelit buruh perempuan. Apalagi jika dihadapkan pada masalah jaminan pemeliharaan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi buruh perempuan terkait dengan hak maternitasnya. Malahan hak maternitas buruh perempuan ini yang dijadikan kambing hitam untuk sewenangwenang memberikan asassement pada tenaga buruh perempuan. Ribuan perusahaan dan pemilik modal memperkerjakan buruh perempuannya dengan suatu kondisi lingkungan yang tidak layak tanpa mempertimbangkan aspek resiko kesehatan dan keselamatan, serta jam kerja yang baik. Lepas tanggungjawabnya negara terhadap permasalahan buruh migran, padahal mereka telah memiliki perisai hukum yang telah disepa-
kati pemerintah. Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang tidak dianggap sebagai pekerja, sehingga lewat dari perlindungan hukum negara. Isu permasalahan buruh perempuan diatas, seharusnya pada tahun politik 2014, dapat ditangkap oleh kekuasaan yang nantinya memenangkan kompetisi pemilihan umum, baik itu legislatif maupun presiden. Keterwakilan politik perempuan pada skema keterpilihan legislatif, pada konsepnya dicadangkan untuk dapat melihat pada isu buruh perempuan, atau setidaknya dapat menghadirkan sensitifitas gender di gedung parlemen untuk mengatasi isu buruh perempuan diruang publik. Kita lihat saja, bagaimana nantinya proses tahun politik ini menangkap isu buruh perempuan dan perburuhan pada umumnya dalam pusaran agenda politik kedepan, terutama lima tahun mendatang. (Wenny Ira Wahyuni, Kompasiana.com, 2014/05/07. (Dikutip A. Khalik untuk Majalah SINERGI)
SINERGI|MEI 2014
HUKUM
ESA HILANG ESA HILANG DUA TERBILANG DUA TERBILANG
PNS Pemko Harus Bisa Melahirkan Produk ‘Hukum Daerah’
Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Bagian Hukum dan Organisasi Sekertariat Pemko menyelenggarakan penyuluhan hukum terkait legal drafting (penyusunan) produk hukum daerah yang diikuti puluhan PNS dari jajaran SKPD se Kota Tebing Tinggi, di gedung Hj Sawiyah Nasution dengan narasumber dari Kanwil Kemenkum HAM Provinsi Sumatera Utara. Kabag Hukum dan Organisasi Pemko Tebing Tinggi Siti Masita Saragih SH MH menyebutkan bahwa kegiatan penyuluhan tersebut untuk menambah wawasan dan ilmu bagi PNS dilingkungan Pemko Tebing Tinggi khsususnya yang dalam tugasnya membidangi hukum. “Kegiatan ini sangat penting, khususnya tata cara melahirkan produk-produk hukum daerah seperti Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota,
dengan harapan kedepannya akan lebih baik dan memahami sepenuhnya tentang keharusan dalam membuat suatu produk hokum”, jelasnya. Salah seorang narasumber Eka N.A.M Sihombing SH M.Hum dalam paparan yang berjudul Teknik Perumusan Norma Dalam Perundang-undangan, menjelaskan tentang jenis norma Peraturan Daerah, Pengertian Norma dan Perundang-undangan, teknik
SINERGI|MEI 2014
memperbaiki Substansif, ciri -ciri Ba ha sa Pe r undan g - u n d a n g a n (vide petunjuk 243) dan merumuskan Norma Hukum secara baik. Sedangkan narasumber lainya, Rudy Hendra Pakpahan SH M.HUM memaparkan seputar pembentukan produk hukum daerah berdasarkan undang-undang N0.12 tahun 2011 dan Peraturan Dalam Negeri No.1 tahun 2014. **.Maslina
25
L E N S A P E M KO ESA HILANG DUA TERBILANG
PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL
26
SINERGI|MEI 2014
L E N S A P E M KO ESA HILANG DUA TERBILANG
PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL
SINERGI|MEI 2014
27
L E N S A P E M KO ESA HILANG DUA TERBILANG
SAFARI SUBUH DI MESJID JAMI’ KELURAHAN TAMBANGAN HULU
SOSIALISASI DAN PENYERAHAN BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA TAHUN 2014 KOTA TEBING TINGGI
28
SINERGI|MEI 2014
L E N S A P E M KO ESA HILANG DUA TERBILANG
TIM SUPERVISI KELURAHAN PELAKSANA TERTIB ADMINISTRASI PKK, PKDRT, UP2K PKK, HATINYA PKK DAN PEMANFAATAN HASIL TOGA PROVINSI SUMATERA UTARA DI KOTA TEBING TINGGI
SINERGI|MEI 2014
29
P E M KO K I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Keterangan gambar : OPINI WDP “Pemko Tebing Tinggi mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) oleh BPK RI Perwakilan Sumut atas LKPD Tahun 2013 diterima Walikota Tebing Tinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM”.
Tebing Tinggi Mendapat Opini WDP Pemerintah Kota Tebing Tinggi mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Utara atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tersebut diserahkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Utara Muktini SH kepada Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Ketua DPRD H Syahrial Malik dan Wakil Ketua H Amril Harahap, Kabag Keuangan Malkan Hasibuan serta Kepala Inspektorat H Marapusuk Siregar SH di Kantor BPK Perwakilan Sumut di Medan. Kota Tebing Tinggi merupakan kabupaten/kota ke tiga di Sumut yang telah menerima LHP atas LKPD setelah Kabupaten Simalungun dan Tapanuli Selatan. “Predikat
30
WDP (Wajar Dengan Pengecualian) yang diterima Pemko Tebing Tinggi lebih meningkat dari tahun sebelumnya”, sebut Kabag Humas PP Pemko Tebing Tinggi Drs Bambang Sudaryono dalam siaran pers kepada wartawan, Jumat (16/5) dikantor Sekretariat Pemko Tebing Tinggi. Sebelumnya, BPK Perwakilan Sumatera Utara sudah menyerahkan laporan hasil pemeriksaan atas LKPD tiga kabupaten/kota antara lain, Pemko Tebing Tinggi dengan opini WDP, disusul Pemkab Simalungun dan Pemkab Tapanuli Selatan. **.TIM
SINERGI|MEI 2014
P E M KO K I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Tebing Tinggi Raih TPID Berprestasi Untuk Kawasan Sumatera Kota
Tebing Tinggi meraih Penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Berprestasi 2013 untuk kawasan Sumatera. Penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono diterima Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Rabu (21/05) pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPID V yang diikuti oleh 233 TPID di Jakarta. Mengutip pidato Presiden RI, Kabag Humasy PP Pemko Tebing Tinggi Drs Bambang Sudaryono dalam siaran pers kepada wartawan, Rabu (21/5) mengatakan, pemberian penghargaan TPID ini merupakan bentuk apresiasi kepada pemerintah daerah dan sekaligus diharapkan dapat memotivasi daerah lainnya untuk semakin meningkatkan perannya dalam mewujudkan stabilitas harga serta mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional. Pada Rakornas tersebut juga di-
hasilkan tiga kesepakatan penting, yakni meningkatkan kerjasama antar daerah di bidang ketahanan pangan melalui dukungan perencanaan program kerja dan penyediaan anggaran di daerah, meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi surplus defisit pangan di setiap daerah oleh TPID untuk menjadi acuan dalam melakukan kerjasama antar daerah, dan terakhir, meningkatkan kapasitas pengelolaan kerjasama antar daerah, antara lain melalui bimbingan dan konsultasi bagi TPID yang difasilitasi oleh Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID. Pada Rakornas V TPID 2014 tersebut, jumlah pemerintah daerah yang berpartisipasi jauh lebih banyak daripada Rakornas tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh 95 TPID. Hal ini menunjukkan besarnya komitmen para Kepala Daerah dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan perekonomian di daerah. Rakornas itu juga dihadiri oleh pimpinan dan anggota Komisi
XI DPR RI dan undangan lainnya. Penyelenggaraan Rakornas ini merupakan kerjasama antara Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Dalam Negeri yang tergabung dalam Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID. Sementara Gubernur Bank Indonesia mengatakan, perlunya empat langkah strategi dalam pengendalian daerah yang diarahkan untuk tercapainya ‘4K’ yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi dan Komunikasi ekspektasi. Pada momentum tersebut, Presiden RI menyerahkan penghargaan kepada daerah-daerah yang memiliki TPID dengan kinerja terbaik tahun 2013 yang mewakili kawasan Sumatera, Jawa dan Timur Indonesia. Berbeda dengan sebelumnya, pemberian penghargaan TPID kali ini terdiri atas dua kategori, yakni ‘TPID Terbaik’ dan ‘TPID Berprestasi’. **.TIM
10 Atlit Tenis Meja Tebing Tinggi Ikuti Porwilsu
Sebanyak
10 atlit tenis meja Kota Tebing Tinggi bersama dua orang pelatih dan seorang manager dilepas Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tebing Tinggi untuk mengikuti Pekan Olahraga Wilayah Sumatera Utara (Porwilsu) wilayah I di Kabupaten Asahan. Ketua KONI Kota Tebing Tinggi HM Danil Sultan SE berharap para atlit dari cabang olahraga (Cabor) Tenis Meja untuk bisa menjadi sang juara pada event itu mengingat olahraga tenis meja di Kota Tebing Tinggi pernah mengukir prestasi untuk Sumatera Utara. “Dalam Porwilsu ini, kita bertanding bukan membawa nama pribadi, namun membawa nama baik Kota Tebing Tinggi,
KONI dan Pengcab PTMSI, untuk itu, bertandinglah dengan baik dan jangan banyak menghayal”, pesan Danil Sultan. Secara ekstrim, Danil juga berpesan bahwa Porwilsu diwilayah I merupakan sebuah group neraka, sebab atlit Kota Tebing Tinggi harus berhadapan dengan Medan, Tanah Karo, Pakpak Barat, Dairi, Asahan dan Langkat. “Bagi atlit yang sedang memilki masalah pribadi, untuk sementara jangan membawa masalah tersebut ke dalam arena pertandingan sehingga dapat mengganggu konsentrasi saat bertanding”, pesannya. Sedangkan kepada para pelatih maupun ofisial ataupun pemantau, untuk tetap memperhatikan atlit-atlit yang akan bertanding dan jangan memberi-
SINERGI|MEI 2014
kan beban berat kepada atlit yang akan bertanding. “Semoga dalam Porwilsu wilayah I ini, cabor tenis meja bisa meraup mendali emas,” harap Danil. Sementara itu, Manager sekaligus oficial atlit tenis meja, Ir H Erry Sukartono Surasno mengatakan, atlitatlit tenis meja sebelum mengikti Porwilsu Wilayah I di Kabupaten Asahan, telah melaksanakan Traning Centre (TC). “Mudah-mudahan dengan persiapan TC tersebut para atlit mampu membawa nama baik Tebing Tinggi dalam meraih medali emas, sehingga mampu mendapatkan tiket menuju Pekan Olahraga Provinsu Sumatera Utara (Porprovsu) mendatang”, katanya. **.TIM
31
P E M KO K I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Raih Satu Emas dan 3 Perak Semangati Petinju Tebing Tinggi
Keterangan gambar : SEMANGATI “Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM bersama Ketua KONI Tebing Tinggi HM Danil Sultan SE dan Ketua Pengcab Pertina H Sutoyo memberi semangat kepada atlit tinju asal kota Tebing Tinggi yang berhasil meraih medali di Porwilsu”.
W
alikota Tebing Tinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM memberi semangat kepada empat atlit tinju asal kota Tebing Tinggi yang berhasil meraih medali di Pekan Olahraga Wilayah Sumatera Utara (Porwilsu) yang diselenggarakan di GOR Marah Halim Jalan Thamrin Kota Tebing Tinggi, Minggu (18/5). Empat atlit tinju yang meraih medali satu emas dan 3 perak masing-masing atas nama Erwin Syaputra Situmorang pada kelas 46 kg berhasil meraih emas saat berhadapan dengan Rejeki Hutagaol dari Medan. Selanjutnya Rustam Hutajulu yang kalah melawan Rizki Doloksaribu dari Asahan di final mendapatkan perak. Irianto Hasibuan juga kalah saat berhadapan dengan lawannya Jefta Hutagalung dari Medan pada final di kelas 56 kg, sedangkan satu perak lagi diraih petinju wanita Rosa Gul-
32
tom yang kalah di final melawan Mutiara Putri Suliva dari Pertina Medan. Menurut Umar Zunaidi Hasibuan, atlit tinju Tebing Tinggi butuh semangat yang tinggi dalam menghadapi atlit-atlit berpengalaman seperti Medan, Asahan, Langkat, Tanah Karo, Dairi maupun Pakpak Barat. “Dalam sebuah pertandingan yang terlebih dahulu dipersiapkan adalah semangat, karena tanpa semangat persiapan yang selama ini dilakukan bisa hancur dan reputasi yang pernah digapai pun akan hilang”, ujarnya. Pada kesempatan itu, Umar juga mengingatkan kepada tim juri agar netral dalam memberikan penilaian kepada para atlit yang berlaga diatas ring. “Juri jangan berat sebelah dan harus bersikap netral, soalnya kasihan buat para atlit yang memilki prestasi dan sudah lama berlatih”, tegas Walikota mengingatkan para tim juri.
Hal senada disampaikan Ketua KONI Tebing Tinggi HM Danil Sultan SE, dia berharap para atlit tinju untuk tetap semangat, bagi yang menang dan bisa mengikuti Porprovsu untuk tidak merasa bangga dulu, namun teruslah berlatih, begitu juga yang kalah jangan larut dalam kesedihan, karena dalam sebuah pertarungan pasti ada yang kalah yang menang. “Sebagai seorang atlit harus semangat sebagai modal utama, sehingga saat bertanding bisa lebih kontrol dan bisa menang,” pesan Danil Sultan. Danil juga menjelaskan, selama Porwil Wilayah I yang diselenggarakan di tujuh daerah yakni Tebing Tinggi, Medan, Tanah Karo, Dairi, Pakpak Barat, Asahan dan Langkat, hingga kini atlit Tebing Tinggi telah menyumbangkan 12 medali emas, dia berharap dari cabor lainnya bisa mendulang emas lebih banyak lagi. “Penyumabng emas terbanyak dari cabang olahraga angkat besi dengan meraih 11 emas dan satu emas dari tinju, mudah-mudahan dari cabang lain bisa diperoleh,” jelasnya. Sebelumnya, Ketua Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Tebing Tinggi, H Sutoyo SH yang menargetkan lima petinju-nya akan mendapatkan tiket menuju Porprov, ternyata meleset satu angka saja. “Saya tak banyak-banyak menargetkan medali pada Porwilsu kali ini, yakni 5 medali yang penting bisa lolos Porprovsu aja syukur, tak taunya dapat 4 medali, ya alhamdulillah,” jelas Sutoyo. Kota Tebing Tinggi yang bertindak sebagai tuan rumah cabang olahraga tinju pada Porwilsu Wilayah I, tampil sebagai juara umum Kota Medan dengan meraih 13 emas dan 3 perak, disusul Kabupaten Asahan dengan memperoleh 2 emas dan Langkat masing-masing satu emas.
SINERGI|MEI 2014
**.Aswin.ST
P E M KO K I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Meriahkan Hardiknas Disdik Tebing Tinggi Gelar ‘Gebyar Pendidikan’ Memeriahkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di kota Tebing Tinggi, Dinas Pendidikan setempat menggelar ‘Gebyar Pendidikan’ dibuka secara resmi oleh Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM di Lapangan Merdeka Sri Mersing Jalan Sutomo kota setempat. Gebyar Pendidikan ditandai dengan pemberian beasiswa kepada ratusan siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu yang merupakan sumbangan dari PT Inalum dan PT Jamsostek Cabang Tanjung Morawa serta pelepasan balon ke udara. Walaikota Tebing Tinggi dalam sambutannya mengajak seluruh siswa di kota itu untuk terus belajar dan belajar menimba ilmu hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ”Karena untuk menguasai dunia harus dapat menguasai ilmu”, kata Umar Zunaidi dihadapan ribuan pelajar yang hadir dalam gebyar pendidikan itu. Dikatakan, bahwa setiap siswa harus dapat mengedepankan cita-cita dan mewujudkan cita-citanya tersebut, karena masa depan bangsa Indonesia khususnya di kota Tebing Tinggi tergantung pada generasi muda dan anak-anak didik, ”Kepada semua anak-anak yang hadir dalam gebyar pendidikan ini untuk terus belajar dan belajar menuntut ilmu, karena masa depan bangsa ini ada dipundak kalian semua”, pesan Umar Zunaidi. Pada kesempatan itu, Walikota juga mengucapkan terima kasih kepada PT Inalum Kuala Tanjung dan PT Jamsostek Cabang Tanjung Morawa yang telah memberikan bantuan beasiswa kepada siswa-siswi kurang mampu di kota Tebing Tinggi, ”Semoga bantuan beasiswa itu dapat lebih memacu para siswa untuk belajar menimba ilmu dalam mewujudkan cita-citanya”, kata Umar Zunaidi. Sebelumnya, Kadisdik Tebing Tinggi Drs H Pardamean Siregar MAP menyampaikan, Gebyar Pendidikan yang digelar dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi dengan tema ‘Pendidikan Untuk Peradaban Indonesia Yang Unggul’ diharapkan dapat mengembangkan siswa untuk lebih berkreatif dan memiliki keterampilan.
SINERGI|MEI 2014
Keterangan gambar : Pelepasan Balon “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan dan Kapolres Tebing Tinggi AKBP Enggar Pareanom serta Kadisdik Drs H Pardamean Siregar MAP melepas balon ke udara sebagai tanda dimulainya ‘Gebyar Pendidikan’ memperingati Hari Pendidikan di kota itu”
Dikatakan, ada 7 (tujuh) jenis kegiatan yang ditampilkan dalam gebyar pendidikan yakni, pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat yang peduli/berjasa memajukan pendidikan di kota Tebing Tinggi, penyerahan beasiswa kepada siswa kurang mampu, penyerahan tenda pramuka kepada 30 gugus depan pangkalan sekolah, pentas seni, pameran hasil keterampilan siswa dan uji kemampuan/lomba tune up sepeda motor dan merakit komputer untuk tingkat SMK. **.Juanda
33
P E M KO K I TA ESA HILANG DUA TERBILANG
Peringatan Harkitnas Di Tebing Tinggi Khidmat Upacara
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 106 dengan inspektur upacara Kapolres Tebing Tinggi AKBP Enggar Pareanom S.Sos SIK di Lapangan Merdeka Tebing Tinggi berlangsung khidmat, Selasa (20/5). Hadir dalam peringatan itu Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, unsure muspida, Kepala SKPD, Camat dan Lurah se Kota Tebing Tinggi. Kapolres Tebing Tinggi membacakan amanat tertulis Menteri Kominfo Tifatul Sembiring menyampaikan, momentum 1908 dan 1928 adalah momentum kaum muda bercitacita Indonesia Merdeka, pemikiran
mereka berlanjut melalui perjuangan para pemuda priode 1945-1949. “Sejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan nasional tersebut, maka peringatan Harkitnas ke 106 tahun 2014 ini mengambil thema Kebangkitan Nasional melalui kerja nyata dam suasana keharmonisan dan kemajemukan bangsa”, sebutnya. Di bagian lainnya disebutkan, kekuatan kebangsaan tersemai dalam kohesivitas yang harmonis dari kekuatan dan energy potensi yang telah kita miliki, komitmen untuk berbagi dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional itulah yang menjadi ukuran, sejauh
mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah. Peringatan Harkitnas di kota itu diwarnai dengan kegiatan menjenguk isteri Ketua Legiun Veteran Tebing Tinggi Mayor (Purn) M Nur yang menjalani perawatan di RSUD Dr Kumpulan Pane Tebing Tinggi, selanjutnya mejenguk Kabag Ops Polres Tebing Tinggi Kompol Anke F Ambat di RS Bhayangkari Tebing Tinggi yang juga sedang mendapat perawatan. **.TIM
Keterangan Gambar : Khidmat “Upacara Peringatan Harkitnas Ke 106 Dengan Inspektur Upacara Kapolres Tebing Tinggi Akbp Enggar Pareanom S.Sos Sik Di Lapangan Merdeka Tebing Tinggi Berlangsung Khidmat”.
34
SINERGI|MEI 2014
P E M KO K I TA
ESA HILANG DUA TERBILANG
Keterangan gambar : LEPAS “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM melepas para Kafilah Tebing Tinggi yang akan mengikuti MTQ tingkat Provinsi di Kota Binjai Langkat”.
Wako Tebingtnggi Lepas Kafilah MTQ ke Binjai Jaga Niat Ikhlas Karena Allah SWT’
Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM mengingatkan seluruh Kafilah MTQ asal Kota Tebing Tinggi agar menjaga niat dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT dan jangan meminta pelayanan berlebihan disana, karena yang harus dilayani banyak orang.
kan Kemenag HM Hasbi, Ketua MUI Drs HM Dalil Harahap dan Ketua LPTQ HM Yusuf Rekso saat melepas 39 Kafilah Tebing Tinggi yang akan mengikuti MTQ tingkat Provinsi di Kota Binjai, Jumat (9/5) diruang data Sekretariat Pemko Tebing Tinggi. Kepada para Kafilah Tebing Tinggi, Walikota juga mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan, “Sehebat apapun kita, jika tidak dalam kondisi fit (sehat) tidak akan mampu berbuat apa-apa, selain itu, sesama kafilah harus Hal itu disampaikan Waliko- tetap menjaga kekompakan dan ta Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi menjaga nama baik Kota Tebing Hasibuan MM didampingi Sekdako Tinggi”, pesan Umar Hasibuan. Johan Samose Harahap, Asisten Sedangkan kepada tim ofPemerintahan Drs H Agussalim, Ka- ficial, Walikota mengharapkan agar
SINERGI|MEI 2014
secara rutin menjaga dan memperhatikan dalam mendampingi qoriqari’ah selama pelaksanaan MTQ tersebut, “Apabila belum berhasil terimalah dengan baik, tidak perlu ribut-ribut, dan jika berhasil syukuri sebagai suatu nikmat yang diberikan oleh Allah SWT”, imbuhnya. Kami bersama masyarakat Kota Tebing Tinggi terus mendoakan semoga kafilah Kota Tebing Tinggi terus mandapatkan perlindungan dari Allah.SWT dan memperoleh hasil yang terbaik, kami bangga anakanak sejak kecil sudah mengenal dan mampu membaca Al-Quran dengan baik, mudah-mudah kelak menjadi ustad dan ustadjah”, harap Walikota. **.Romi
35
ESA HILANG DUA TERBILANG
P E M KO K I TA
Pencaker dan Anjal Tebing Tinggi Dilatih Keterampilan Sebanyak 100 orang pencari kerja (pencaker) dan anak jalanan (anjal) di Kota Tebing Tinggi diberi pelatihan ketrampilan membuat bola kaki, tata boga dan otomotif selama 30 hari di Balai Pelatihan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, dibuka langsung oleh Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan MM. Para peserta pelatihan terdiri dari ketrampilan tata boga sebanyak 20 orang, otomotif 10 orang, pangkas pria 10 orang dan pembuatan bola kaki sebanyak 60 orang. “Lamanya kegiatan bervariasi mulai dari 6 hari untuk diklat pembuatan bola kaki hingga 30 hari untuk diklat tata boga dan otomatif,” terang Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Tebing Tinggi Syaiful Fahri SP MSi disela-sela kegiatan. Walikota Tebing Tinggi berharap para peserta Diklat harus memiliki semangat untuk mengubah nasib menjadi lebih baik kedepannya. “Banyak tokoh nasional yang waktu kecilnya hidup susah menjual koran tetapi berkat semangat dan kegigihannya bisa menjadi orang sukses memiliki ratusan perusahan dan penghasilan milyaran”, imbuh Walikota. Menurut Umar Zunaidi, untuk menjadi wirausahawan muda yang sukses bisa dimulai dari langkah kecil. Asalkan bergiat dan berusaha dengan semaksimal mungkin pasti akan berhasil dan hal tersebut sudah dibuktikan banyak orang. “Kota Tebing Tinggi merupakan kota perlintasan, setiap hari 42.189 kenderaan melintas di kota ini. Selain itu, tahun depan juga akan dibangun jalan tol yang ujung jalannya berada di Tebing Tinggi, juga akan dibangun pelabuhan di Kuala Tanjung yang akan menggantikan Pelabuhan Belawan. Potensi-potensi inilah yang harus kita manfaatkan,” tukasnya. Dia juga berharap dari pelatihan tersebut muncul produk lokal
36
yang nantinya dapat menjadi kebanggaan Kota Tebing Tinggi. Untuk itu diminta agar Dinas Sosial dan Tenaga Kerja membuat kelompok usaha setelah pelatihan tersebut. “Kelompok usaha tersebut harus terus dipantau dan dilakukan evaluasi serta pembinaan berkala. Kalau terkendala dengan masalah modal,
ini diharapkan para pencari kerja dan anak putus sekolah/anak jalanan memiliki ketrampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja, memotivasi dan memfasilitasi pencari kerja dan anak putus sekolah/ anak jalanan agar memiiki jiwa kewirausahaan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan
Keterangan gambar : DIKLAT KETRAMPILAN “Walikota Tebing Tinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan MM secara simbolis menyematkan tanda peserta kepada peserta Diklat Ketrampilan yang digelar Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tebing Tinggi”.
akan kita carikan jalan keluarnya, misalnya dengan dana CSR dari perusahaan-perusahaan,” jelasnya. Kadis Sosnaker Syaiful Fahri menambahkan, dengan pelatihan
terakhir mempercepat pembangunan sosial dan tenaga kerja, terutama dalam mengatasi masalah pengangguran dan kenakalan remaja. **.Dian
SINERGI|MEI 2014
P E M KO K I TA
ESA HILANG DUA TERBILANG
Perayaan Paskah Oikumene se Kota Tebing Tinggi Meriah Umar Zunaidi Hasibuan Walikota Semua Umat
P
erayaan Paskah Oikumene denominasi gereja se Kota Tebing Tinggi di GOR Marah Halim Jalan Thamrin berlangsung meriah dan khidmat dihadiri ribuan umat Kristen se Kota Tebing Tinggi. Acara diawali dengan prosesi jalan salib yang diperankan pemuda HKBP Jalan Kartini diarak mulai dari Jalan Sutomo hingga ke lokasi acara. Hadir dalam perayaan paskah yang menghadirkan pengkhotbah Pastor RP Nico Ginting OFM CAP itu, Walikota Tebing Tinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM, Ketua DPRD Tebing Tinggi diwakili Ir Pahala Sitorus MM, Praeses HKBP Distrik XIV Tebing Tinggi Pdt Tendens Simanjuntak STh, Ketua BKAG Tebing Tinggi Pdt Rittar Nababan STh, Ketua FKUB diwakili Rahmat Suut, Ketua GAMKI Ogamota Hulu STh serta Ketua Pemuda Katolik Esbon Sihombing. Pastor RP Nico dalam renungan paskah-nya berpesan bahwa kehidupan yang kita jalani di dunia ini penuh dengan tantangan dan likuliku, hanya bersama Tuhan lah kita mampu menjalani kehidupan seperti itu, kalau kita jalan sendiri maka kita akan tersandung. “Iman itu persis seperti tumbuhan, tidak akan tumbuh subur jika tidak berakar, sebab hanya iman yang berakarlah, tumbuh subur didalam hidup kita pribadi lepas pribadi,” jelas Pastor. Usai cara kebaktian, Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM mengatakan, perayaan paskah merupakan moment yang sangat penting bagi umat kristiani, sebab perayaan ini merupakan perayaan
kemenangan sang Yesus yang mampu mengalahkan maut, yakni kematian, dimana pada hari ketiga dia bangkit dari antara orang yang mati. Mengambil makna dari perayaan paskah tersebut, tentunya sangat relevan dengan masa kekinian, yang mengajak umat manusia menghindari perbuatan-perbuatan yang menjadikan manusia berdosa dan merugikan orang lain bangsa dan negara, melainkan mengajak umat untuk hidup damai, saling bermurah hati, menghindari perseteruan sesama umat manusia. “Pemerintah Kota Tebing Tinggi saya nyatakan akan selalu mendukung segala kegiatan-kegiatan seluruh keagamaan di Tebing Tinggi, sebab
saya adalah Walikota semua umat”, tegas Umar Zunaidi Hasibuan. Sedangkan ketua BKAG Pdt Rittar Nababan STh menyampaikan terima kasih kepada Walikota Tebing Tinggi karena selama ini selalu eksis mendukung kegiatan-kegiatan ke kristenan di Tebing Tinggi, “Kita semua melihat sendiri bahwa mulai dari perayaan Natal dan Paskah Oikumene, Walikota Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM selalu menyempatkan waktunya untuk menghadiri dan memberikan bimbingan kepada kita,” ujar Pdt Rittar Nababan disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh umat yang memenuhi lokasi perayaan paskah. **Agung
Keterangan gambar : SERAHKAN “Ketua BKAG Pdt Rittar Nababan STh serahkan cendramata kepada Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, kepada Pengkhotbah dan Ketua DPRD diwakili Ir Pahala Sitorus MM”.
SINERGI|MEI 2014
37
ESA HILANG DUA TERBILANG
P E M KO K I TA
Keterangan gambar : BHAKSOS LANSIA “Scoph Fema FK USU Medan melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial di Kota Tebing Tinggi. Walikota Tebing Tinggi diwakili Kepala RSUD Kumpulan Pane dr H Nanang Fitra Aulia S.SPT, Camat Rambutan M.Wahyudi S.STP dan Plt Kadis Kesehatan Riswandi SE berfoto bersama warga lanjut usia”.
S
Scoph Fema FK USU Baksos Lansia di Tebing Tinggi
coph Fema Fakultas Kedokteran USU Medan melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial warga lanjut usia (lansia) di Puskesmas Rantau Laban Kecamatan Rambutan, Senin (26/5). Kegiatan dengan thema ‘Aktif dan Produktif di Usia Lanjut’ itu dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Tebing Tinggi ke 97 dan Hari Lansia Nasional ke 18 tahun 2014. Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM diwakili Kepala RSUD Kumpulan Pane dr H Nanang Fitra Aulia S.SPT mengatakan, salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup dan berdampak terhadap mening-
38
katnya populasi usia lanjut. “Permasalahan usia lanjut menyangkut masalah kesehatan, social, ekonomi dan budaya, proses penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit degeneratif, dalam hal ini diperlukan waktu yang lama dan memerlukan biaya cukup tinggi”, ujarnya.
“Saya berharap melalui peringatan Hari Lansia ke 18 tahun 2014 mari kita tingkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya ditengah Pada bagian lainnya dikata- tengah masyarakat”, harap Walikota. Kegiatan Bhakti Sosial kan, pandangan masyarakat umum Scoph Fema FK USU Medan tersetentang usia lanjut saat ini masih diantaranya melaksanakan belum sesuai dan keliru, keban- but Senam Pagi bersama Lansia serta yakan masih beranggapan bahwa memberikan penyuluhan dan penmemang merupakan hal yang ala- gobatan umum gratis di Puskesmi dan biasa bila usia lanjut ser- mas Rantau Laban Kecamatan ing sakit, cepat marah, fisik mental Rambutan Kota Tebing Tinggi. maupun kebutuhan social usia lan**.Maslina jut tidak tertangani dengan baik. SINERGI|MEI 2014
P E M KO K I TA
ESA HILANG DUA TERBILANG
378 Warga Miskin Terima Bantuan RTLH dari Kemenpera Sebanyak 378 warga kurang mampu di dua wilayah kecamatan masing-masing Kecamatan Rambutan dan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi menerima bantuan stimulan perumahan swadaya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Balai Kartini Jalan Imam Bonjol Kota Tebing Tinggi. Bantuan langsung diserahkan oleh Deputi Perumahan Swadaya Kemenpera RI Ir Jamiel Ansari kepada Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan di dampingi Sekdako Johan Samose Harahap dan SKPD lainnya. Jamiel Ansari memaparkan, bantuan stimulan perumahan swadaya itu diperuntukan bagi warga miskin dimana penghasilan mereka dibawah rata-rata Rp 600 ribu perbulan, dan bagi warga yang tidak memiliki rumah tetapi memiliki tanah, nilai uang untuk bantuan tersebut diterima melalui rekening BRI sebesar Rp 7,5 juta per orang. “Khususnya warga miskin yang memiliki rumah tidak layak huni, setelah dibangun akan menjadi rumah layak huni,” jelas Jamiel. Untuk mengetaskan kemiskinan, Kemenpera telah memprogramkan kembali bantuan kepada rakyat Indonesia sebanyak 500.000 unit rumah tidak layak huni di seluruh Indonesia dengan anggaran mencapai Rp 7 triliun untuk tahun 2014 ini. “Kita sama-sama berdoa agar program ini terwujud, kalau terwujud, maka Kota Tebing Tinggi akan kami berikan 800 unit rumah lagi,” jelasnya. Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan berharap agar
masyarakat yang menerima program bantuan stimulan perumahan swadaya dari Kemenpera itu mempergunakan uangnya dengan baik-baik dan tepat sasaran, uang tersebut akan di transfer di Bank BRI atas nama penerima bantuan RTLH, tetapi uang itu nantinya jangan dipergunakan untuk kepentingan lain karena harus dipertangungjawabkan kepada pemerintah. “Bukan itu saja, karena menjadi tanggung jawab saya juga dan kepada Allah SWT,” jelasnya.
7,5 juta untuk pembangunan RTLH menjadi RLH, dalam hal ini, Pemko Tebing Tinggi akan menambah Rp 1 juta sebagai ongkos tukangnya,” papar Umar sembari meminta kepada masyarakat penerima bantuan untuk sama-sama menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Dalam sosialisasi penerima bantuan stimulan perumahan swadaya tersebut, Ir Jamiel Ansari sempat berpidato politik atas dukungannya kepada calon presiden Prabowo
Keterangan gambar : SERAHKAN “Deputi Perumahan Swadaya Kementrian Perumahan Rakyat, Ir.Jamiel Ansari memberikan SK kepada Ir.Umar Zunaidi Hasibuan terkait bantuan stimulan perumahan swadaya bagi masyarakat miskin di kota itu”.
Menurut Umar, saat ini Kota Tebing Tinggi telah mencatat bahwa ada 5.000 RTLH dan baru 1.800 unit yang sudah ditangani baik bantuan dari APBD Tebing Tinggi dan bantuan APBN melalui Kementrian Kemenpera. “Kedepan, kita harapkan Kemenpera kembali memberikan bantuannya lagi. Uang yang diterima masyarakat sebesar Rp
SINERGI|MEI 2014
di depan ratusan masyarakat Kota Tebing Tinggi, dimana Mentri Kemenpera adalah orang PPP yang mendukung Prabowo, maka kita harus mendukung Capres yang memiliki program untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. “Saya tidak kempanye, kita mendukung program capres yang berpihak kepada warga miskin,” kilahnya. **Sulaiman
39
PA R L E M E N TA R I A ESA HILANG DUA TERBILANG
Realisasi APBD TA 2013 Tebing Tinggi 99,59 Persen
Keterangan gambar : SAMPAIKAN “Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2013 dalam Sidang Paripurna DPRD Kota Tebing Tinggi”.
Walikota Tebing Tinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM menyampaikan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2013 merupakan hasil realisasi pendapatan dan belanja yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah selama kurun waktu tahun anggaran 2013. “Anggaran pendapatan tahun anggaran 2013 sebesar Rp 598,722 miliar mampu direalisasikan sebesar Rp 596,249 miliar atau 99,59 persen, sedangkan belanja yang direncanakan sebesar Rp 651,071 miliar mampu direalisasikan sebesar Rp 584,572 miliar atau 89,79 persen”, demikian papar Walikota Tebing Tinggi pada sidang paripurna DPRD dengan agenda penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2013, Senin (19/5) di
40
ruang sidang DPRD kota setempat. Dalam pelaksanaan APBD TA 2013, lanjut Walikota, Pemko Tebing Tinggi melakukan beberapa pendekatan sesuai dengan program kegiatan antara lain, adanya peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan serta adanya pertumbuhan ekonomi dalam mendorong sector riil, revitalisasi pertanian, peningkatan kesejahteraan pegawai dan upaya pemantapan reformasi birokrasi dan hokum serta stabilitas politik keamanan di Kota Tebing Tinggi. “Pelaksanaan program dan kegiatan RPJMD tahun ketiga telah ditindaklanjuti pelaksana RKPD pada tahun 2013 lalu merupakan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang diwujudkan melalui integrasi program dan kegiatan pembangunan daerah sehingga implementasi pembangunan daerah dapat berjalan secara optimal, terpadu dan berkesinambungan di Kota Tebing Tinggi”, paparnya. Dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran pembangunan, pemerintah daerah, kata walikota, telah
merealisasikan program-program pemerintah pusat pada tahun anggaran 2013 dengan mempedomani pembagian urusan pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Sebagai gambaran kemampuan sumber dana yang dimiliki dalam APBD Kota Tebing Tinggi tahun 2013 terhadap realisasi pendapatan daerah untuk setiap kelompok dan jenis penerimaan, Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan menguraikan, pendapatan asli daerah yang ditergetkan Rp 41,316 miliar mampu terealisasi Rp 53,199 miliar atau 128,76 persen yang meliputi, pendapatan dari pajak daerah target Rp 9,560 miliar mampu terealisasi Rp 14,314 miliar atau 149,73 persen. Pendapatan dari retribusi daerah yang ditergetkan Rp 5,706 miliar terealisasi Rp 6,011 miliar atai 105,34 persen, sedangkan penerimaan retribusi daerah terbesar dari sector pelayanan kesehatan dari target Rp 1,751 miliar mampu terealisasi Rp 1,596 atau 91,18 persen yang diperoleh dari klaim askes, jamkesmas, jamkesda dari Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi. Selain itu, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan target Rp 9,497 miliar mampu direalisasikan Rp 9,497 miliar atau 100 persen berasal dari penerimaan pembagian deviden PT Bank Sumut yang ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Sumut tahun buku 2012 lalu. Sidang paripurna DPRD Kota Tebing Tinggi dengan agenda penyampaian Ranperda Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2013 yang dipimpin Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi itu turut dihadiri Kapolres Tebing Tinggi dan unsur muspida setempat. **.Juanda
SINERGI|MEI 2014
PA R L E M E N TA R I A
ESA HILANG DUA TERBILANG
Kemampuan PAD Masih Kecil Untuk Biayai Pengeluaran Daerah Walikota Tebing Tinggi mengakui bahwa kemampuan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk membiayai pengeluaran langsung maupun tidak langsung masih sangat kecil peranannya, sehingga ketergantungan terhadap sumber dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan daerah yang syah masih sangat diharapkan pemerintah daerah.
T
erdapat sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) sebesar Rp 64,028 miliar, dimana dana tersebut telah disetujui bersama dialokasikan pada APBD TA 2014 sebesar Rp 55 miliar sebagai sumber pembiayaan menutupi defisit anggaran, sedangkan sisanya direncanakan akan dialokasikan pada P.APBD TA 2014. Hal itu disampaikan Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM ada Rapat Paripurna DPRD Tebing Tinggi dalam rangka Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2013, di ruang Sidang
Utama DPRD Kota Tebing Tinggi. Dihadapan peserta rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD H Syahrial Malik bersama Wakil Ketua H.Chairil Mukmin Tambunan dan H.Amril Harahap, walikota menyampaikan, atas dasar kondisi tersebut, pendapatan asli daerah perlu digali dan dikembangkan dalam rangka memperbesar pendapatan daerah. “Dalam kaitan ini, tentu upaya yang perlu dilakukan antara lain, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah melalui penyempurnaan system dan prosedur serta memperbaharui peraturan-peraturan daerah dibidang pendapatan yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan saat ini”, ujar walikota.
SINERGI|MEI 2014
Dalam rapat paripurna tersebut, enam fraksi DPRD Kota Tebing Tinggi menyetujui Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Ta 2013 dengan realisasi Rp 596,249 miliar dari target Rp 598,722 miliar atau 99,59 % ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan,MM menyampaikan rasa terima kasih atas disahkanya Ranperda Pertanggungjawaban ini menjadi Perda sebagai bahan acuan untuk ke depan supaya lebih tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. **Juanda
41
A GA M A ESA HILANG DUA TERBILANG
Jangan Jadi Manusia Pembohong/Pendusta Oleh : Rahmadona Sugiaty, S.Pd NIP. 19800714 201212 2 001
Guru SDN 165732
Allah Ta'ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar senantiasa berbuat jujur: “Wahai orang - orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119) Jujurlah kalian dan berpeganglah selalu dengan kejujuran, niscaya kalian termasuk orang-orang yang jujur dan akan selamat dari kebinasaan, serta Allah berikan kelapangan dan jalan keluar dalam berbagai urusan kalian. (Tafsir Ibnu Katsir 4/160)
nya. Di samping itu, ada peringatan dari kedustaan dan sikap menggampangkan dusta, karena apabila seseorang biasa bermudah-mudah dalam dusta, maka dia akan sering berdusta hingga dikenal dengannya. Dan seseorang akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur bila dia membiasakannya, atau sebagai pendusta bila ia terbiasa dengannya. (Syarh Shahih Muslim 16/160) Disabdakan pula oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa dusta termasuk ciri orang munafik, sebagaimana dikabarkan Abu Hurairah r.a: “Tanda orang munafik itu ada tiga: Bila bicara dia dusta, bila berjanji
dia mengingkari, dan bila diberi amanah dia mengkhianati.” (HR. AlBukhari no. 33 dan Muslim no. 107) Berdusta demikian buruk akibatnya. Terlebih lagi berdusta pada anakanak akan membuka pintu kejelekan yang luas, karena nantinya anak akan menirunya, hingga mereka biasa berbicara dusta dan mengingkari janjinya. (Nashihati lin Nisaa‘, hal. 40) Semoga kita sebagai seorang muslim bisa menjadi contoh sebagai orang yang jujur dan jauh dari dusta seperti yang tertera didalam janji kita. Dan dapat mendidik anak-anak kita dengan baik agar tidak mendaaji manusia pembohong dan jauh dari dusta. Sumber : Al Qur’an dan Hadist
Dusta akan menggiring si pendusta untuk berbuat berbagai kejelekan. Demikian yang beliau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kabarkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud r.a: “Sesungguhnya kejujuran membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan membiasakan untuk jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta membimbing pada kejahatan, dan kejahatan akan membimbing ke neraka. Dan seorang hamba senantiasa berdusta dan membiasakan untuk dusta hingga dicatat di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (HR. Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607) Hadits mengandung anjuran agar seseorang berupaya membiasakan diri untuk jujur dan menjadikan ke- Gambar Di Ambil Dari Http://Www.Voa-Islam.Com; jujuran sebagai tujuan dan perhatian- Untuk Majalah Sinergi
42
SINERGI|MEI 2014
O L A H R A GA ESA HILANG DUA TERBILANG
Atlit PABBSI Tebing Tinggi Raih 12 Emas 10 Perak Pekan
Olahraga
Wilayah Sumat Utara (PorwilSu) Wilayah I pada Cabang Olahraga (Cabor) Angkat Besi, Binaraga dan Angkat Berat yang diselenggarakan selama tiga hari sejak Jum’at – Minggu (09-11/05) di Gedung Olah Raga (GOR) Asber Nasution, Kota Tebing Tinggi berhasil meraih juara II dengan perolehan 12 emas dan 10 perak, sedangkan Kota Medan tampil sebagai juara umum di susul Kabupaten Asahan di posisi ke III. Kota Medan yang tampil sebagai juara umum berhasil meraih 18 emas dan 7 medali perak, sedangkan Kabupaten Asahan memperoleh 3 emas khusus untuk bidang Binaraga, sedangkan untuk angkat besi dan angkat berat sama sekali tidak memperoleh angka. Pada cabang angkat besi, PABBSI Kota Tebing Tinggi berhasil meraih 8 emas, 3 perak, disusul atlit angkat besi Kota Medan yang hanya memperoleh 3 emas dan
1 perak. Namun pada angkat berat, prestasi banyak diraih atlit asal Kota Medan dengan memperoleh 12 emas dan 1 perak, disusul Langkat dengan memperoleh 1 perunggu. Begitu juga pada cabang binaraga, emas hampir seluruhnya diboyong oleh atlit Kota Medan dengan memperoleh 3 emas, 5 perak, disusul atlit binaraga Kabupaten Asahan dengan memperoleh 3 emas, sedangkan binaraga Kota Tebing Tinggi hanya memperoleh 2 emas dan 2 perunggu. “Kabupaten Tanah Karo, Pakpak Barat dan Dairi pada Porwil-Su wilayah I tidak mengirimkan atlitnya, sehingga dalam pelaksaan Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) yang akan datang khusus cabor angkat besi, binaraga dan angkat berat, ketiga daerah ini tidak dapat mengikutinya”, jelas Ketua PABBSI Kota Tebing Tinggi, Chaidir Chandra pada acara penutupan Porwil-su wilayah I di GOR Asber Kota Tebing Tinggi, Minggu (11/05).
Dijelaskan Chaidir Chandra, bahwa pelaksaan Porwil-Su wilayah I ini terdiri dari 7 Wilayah, masingmasing, Kota Tebing Tinggi selaku tuan rumah, Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan, Tanah Karo, Pak-Pak Barat dan Dairi. “Adapun system pertandingan mengacu kepada Peraturan IWF, IPF, IBBF dan PABBSI dan ketentuan umum yang diberlakukan KONI Sumut”, papar Chaidir Candra. Dalam Porwil-Su Wilayah I yang digelar di Kota Tebing Tinggi, turut dihadiri Pengurus PABBSI Pusat, Sori Enda Nasution yang juga mantan atlit angkat besi Sea Games, selain pengurus PABBSI Pusat juga sebagai pelatih nasional. “Saya ingin mendengarkan lagu Indonesia Raya dikumandangkan di luar negeri, makanya saya berharap kepada kalian untuk rajin berlatih agar cepat menggapai prestasi,” ucap Sori Enda Nasution.**. **.Ali Yustono
Keterangan gambar : BERLAGA “Para Atlit Porwilsu-wilayah I cabang Olahraga Angkat Besi, Binaraga dan Angkat Berat saat berlaga di GOR Asber Nasution
SINERGI|MEI 2014
43
ESA HILANG DUA TERBILANG
PUISI
ANAK JALANAN Oleh : DINDA AULIA SMKN 1 TEBING TINGGI Aku anadalah seorang anak jalanan Aku tumbuh dan berkembang Di sebelah jalan yang panjang Tanpa ujung kepastian Aku tak pernah mengenal apa itu kebahagiaan Hidupku hanyalah sebatas pengamen jalanan Aku bekerja siang dan malam Tanpa mengenal lelah dan letih Hanya demi mengumpulkan uang recehan Untuk mengisi perutku yang kosong Hidupku sangat menderita Tiada bekal yang kupunya Untuk menyongsong masa depanku Aku iri melihat anak-anak seusiaku Yang bisa merasakan indahnya Berkumpul dan bercanda bersama keluarga Aku ingin seperti mereka Belajar dan bermain selayaknya Aak-anak seusiaku Tetapi aku yakin bahwa Tuhan selalu berada disampingku
SEBUAH PESAN Oleh : SRI WAHYU NINGSIH SMKN 1 TEBING TINGGI Hidup…. Adalah sebuah perjalanan yang panjang Hidup….. Adalah sebuah waktu yang ada batasnya Maka itu… Selam awaktu kita masih ada Kita harus memanfaatkannya Dengan sebaik-baiknya Selagi kita merasa mampu Raihlah cita-cita dan impianmu Tetapi…. Jangan sekalipun kau berpuas Dengan apa yang ada Dan jangan mudah menyerah Apalagi berputus asa Karena keberhasilan seseorang Adalah kebahagiaan semuanya Keberhasilan ditentukan oleh kita sendiri Jadi….. Jangan pernah kau menyesal Ataupun meratapi nasib Karena semua itu tak ada gunanya
DIMANA ADA KEMAUAN DISITU ADA JALAN Oleh : Ayu Agustina MAN TEBING TINGGI Waktu terus berjalan mengitari bumi Di seluruh dunia, waktu masa muda yang baik Adalah merubah dan menyempurnakan sifat Dan kekuatan kita Kita tak akan pintar bila kita Tak belajar, dan Kita tak akan kaya Apabila kita hanya duduk saja Kerajinan itu sering menjadi pangkal Dari keberhasilan, sedangkan Kebahagiaan tidak selamanya bersumber dari kekayaan
44
Waktu itu berlalu cepat Bagaikan anak panah Yang lepas dari busurnya Orang yang bijak Akan mempergunakan waktunya Untuk meraih impiannya
SINERGI|MEI 2014
CERPEN
ESA HILANG DUA TERBILANG
Di Penghujung Senja Oleh : Sri Utami Aku menekuri jalanan ini, jalan yang
kulalui setiap hari. Koridor rumah sakit ini telah menjadi saksi bisu dari akhir perjalanan hidupku dan suamiku. Tidak ada yang berubah sejak kuinjakkan kakiku disini delapan tahun yang lalu. Hanya saja bau obat yang dulu menusuk hidungku kini tak setajam dulu bahkan tak pernah tercium oleh hidungku lagi. Entah karena petugas mengepelnya setiap pagi atau mungkin karena aku sudah terlalu lama disini. Aku bahkan sudah lupa dengan rumahku sendiri, setiap kali ada pasien lain yang menanyakan rumahku, akan kukatakan bahwa rumahku disini. Tidak perduli hari apapun itu, aku dan suamiku tetap berada disini. Kadang kami ingin pulang dan merayakan hari raya Idul Fitri dirumah sendiri bersama dengan anak-anak dan cucucucu kami yang sudah beranjak dewasa, tapi semua itu rasanya tidak mungkin. Sejak suamiku divonis dokter menderita gagal ginjal delapan tahun yang lalu dan harus cuci darah dua kali seminggu, sejak itu pula kami berada disini dan tidak pernah meninggalkan rumah sakit ini. Beruntung segala biaya Rumah Sakit ditanggung oleh perusahaan tempat kami bekerja dulu, jadi kami tidak perlu membayar biaya rumah sakit, tidak bisa kubayangkan kalau perusahaan tidak menanggung biaya perobatan kami, mungkin saja suamiku sudah meninggalkanku sejak dulu. Dan aku tidak ingin itu terjadi, aku takut kehilangan suamiku karena hanya dia yang membuatku kuat menjalani kehidupan ini, anak-anakku sama sekali tak bisa diharapkan, jangankan untuk memberikan tumpangan gratis untuk kami, menjenguk abahnya yang sakit pun belum tentu mereka datang setahun sekali. “ Nek, nek Luna! “ teriak suster Tina tiba-tiba menghentikan langkahku. Se-
benarnya namaku bukan Luna tapi itu julukan yang diberikan suster-suster rumah sakit ini untukku. Dan nama Aril untuk suamiku yang ku panggil si kakek. Kata mereka, kami seperti pasangan artis Aril-Luna Maya, entah seperti apa pun tampang mereka aku tidak tahu. Terserah mereka mau memberiku nama apa asal bukan nama binatang, aku tidak merasa keberatan. • Ada apa Sus ?” sahutku menghampirinya. • Nenek mau kemana ?” • Mau shalat Dhuha di mesjid”. • Nenek nanti aja ya shalatnya soalnya nenek dipanggil dokter Fitrah !” • Ada apa dokter Fitrah manggil nenek?” • Udah makanya sekarang nenek ke ruangan dokter biar tau...”. • Ada apa ya?” Tanyaku dalam hati, perasaanku rasanya jadi kurang enak,biasanya Dokter Fitrah memanggilku kalau keadaan kakek darurat dan perlu di opname sedangkan sekarang kakek baik-baik saja. “ Assalamualaikum Dok!” aku mengetuk pintu ruangan Dokter Fitrah pelan. “ Waalaikumsalam Nek! Mari silahkan duduk “. Dokter Fitrah membukakan pintu dan menarik kursi untukku. “ Nenek sehat? ” “ Ya sehat-sehat gitulah Dok, namanya Nenek sudah tua, kakinya pun sudah berat, agak sakit kalau dipakai jalan” “ Hal seperti itu biasa Nek, apalagi Nenek kan udah kepala tujuh. Oh ya, saya mau tanya, sebenarnya rumah Nenek dimana ?” “ Rumah Nenek ya di sini Dok, kalau rumah yang sebenarnya ya di kam-
SINERGI|MEI 2014
pung, kampung Nenek namanya Dolok Seribu, mungkin Dokter belum pernah kesana, jauh Dok, pedalaman,tidak ada kendaraan yang menuju ke sana”. “ Oh, kalau anak-anak Nenek tinggal dimana ?” “ Anak saya tiga laki-laki dan satu perempuan, yang nomor satu dan dua karyawan di PT. Sabang Merauke tinggalnya ya di Kompleks perumahan itu dan yang satu lagi entah kemana Nenek juga nggak tau, dulu pamit cari kerjaan ke Jambi tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya, sedangkan yang perempuan anak paling kecil sekarang ini ya nempati gubuk Nenek di Dolok seribu itu...”. “ Begini Nek, sebelumnya atas nama Rumah Sakit ini saya meminta maaf pada Nenek, bukan berarti mengusir Nenek tapi Nenek memang harus meninggalkan Rumah Sakit ini, sekarang ini Perusahaan tidak mau lagi menanggung biaya kamar dan makan pensiunan, jadi karena itu tidak diizinkan lagi pasien menginap disini kecuali kalau opname” Dokter Fitrah memulai pembicaraan yang sebenarnya. Mendengar itu rasanya aku tak kuasa untuk menahan air mata, pikiranku seketika dihantui perasaan takut yang luar biasa. “ Ko gitu sih Dok? Ya mbok kasihan gitu sama Nenek sama Kakek kalau harus pulang-pulang, kami sudah tua, rumahnya jauh, gaji pensiunnya juga kecil untuk ongkos saja pas-pasan nanti mau makan apa?” sahutku mengharap iba. “ Saya nggak bisa bilang apa-apa Nek, itu peraturan dari Rumah Sakit dan Nenek diberi waktu dua hari untuk berkemas, kalau rumah Nenek jauh kan Nenek bisa ikut anak Nenek di Kompleks. Oh ya Nek, pasien saya sudah menunggu di luar “. Dokter Fitrah mengakhiri pembicaraan.
45
CERPEN ESA HILANG DUA TERBILANG
“ Terima kasih ya Dok, assalamualaikum...” sahutku meninggalkan ruangan Dokter. Kuurungkan niatku untuk shalat Dhuha, segera ku cari si Kakek dan kuceritakan semua. Sebenarnya air mataku ingin jatuh tapi kusimpan jauh di hatiku agar si Kakek tidak ikut sedih. Berulang kali ku coba untuk menghubungi nomor Karni tapi jangankan untuk mendapat jawaban diangkatpun tidak,nomor si sulung Tresno juga tidak dapat dihubungi, Gimin kalaupun bisa dihubungi, aku tidak mungkin pulang kerumahnya. Aku dan Si Kakek jadi semakin bingung mau pulang kemana, tidak satupun dari anak kami yang bisa diajak bicara sementara Rumah Sakit hanya memberi tenggang waktu sampai besok siang. Aku mulai mengemasi barang-barangku, dengan berlinang air mata kususun semuanya di dalam kardus-kardus bekas. Tidak bisa kubohongi si kakek tentang kesedihan ini, meski hatiku tak terlihat, meski bibirku tersenyum,tapi mataku tetap berkata. Walau dada ini telah sesak menahan tangis dan terasa sakit menahan luka, aku tetap mencoba untuk tegar. Meskipun batinku terus berpikir dan bertanya-tanya, mengapa tak ada satupun dari anakku yang menelepon ataupun menjenguk aku di saat-saat seperti ini, tidakkah sekalipun mereka mengingat aku? Ibunya?. Ya Allah, kemana lagi aku harus mengadu kalau bukan pada-Mu?. Entah mengapa kenangan menyakitkan itu tiba-tiba hadir lagi di ingatanku, masih jelas di benakku pertengkaranku dan Gimin waktu itu. “ Aku ini Ibumu Leh, yang melahirkanmu, kau tidak bisa seperti ini kalau bukan karena aku, sekarang kau perlakukan aku seperti ini...” “ Sudahlah ! Ibu tak perlu ngomong apa-apa lagi, selama ada Ibu disini rumah tangga kami jadi tidak tentram”. “ Jadi kau lebih percaya pada istrimu? Baiklah kalau begitu, tidak akan
46
kuinjakkan kakiku di sini lagi!” aku mengakhiri pertengkaran itu dan tentu saja juga dengan air mata. Dengan hati hancur aku dan suamiku pergi meninggalkan rumah Gimin. Cintanya pada istri telah membutakan matanya, dia tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Itulah sebabnya mengapa delapan tahun ini Aku dan si Kakek tinggal di Rumah sakit, lalu sekarang kemana lagi Kami harus pergi ?. “Kring, kring” tiba-tiba handphone ditanganku berbunyi. “ Halo, siapa ini ?” “ Karni Bu,Ibu sehat? “. “ Alhamdulillah, syukurlah Kau nelepon Nduk !” sahutku dan segera kuceritakan semua. Tapi jawaban dari Karni justru membuat hatiku semakin hancur. Sambil menangis sesenggukan Karni bercerita. “ Sudah sebulan ini Aku tinggal sama mertua, rumah kita disita Bank karena Kami tidak bisa membayar hutang, sebenarnya Kami pinjam uang untuk usaha, tapi suamiku malah menghabiskannya untuk berjudi. Aku nggak bisa berbuat apa-apa Bu, aku minta maaf...” “ Itulah dulu mengapa Ibu tidak setuju Kau menikah sama Tarman, karena Ibu tahu akan jadi seperti ini hidupmu Nduk. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa diubah lagi ”. hanya sampai disitu teleponnya terputus, kucoba menghubungi lagi tapi tidak bisa. “ Ya Allah, mengapa seperti ini keluargaku, mengapa seperti ini nasibku “ batinku menjerit. *** Mau tak mau kami harus meninggalkan Rumah Sakit, tak ada lagi tempat yang kami tuju lagi selain rumah Tresno. Dengan menyewa becak kami pulang kesana. Ku ketuk pintu, tidak ada yang membuka, sepertinya sama sekali tidak ada orang di rumah itu. Mungkin cucucucuku belum pulang dari sekolah, dan Ratih menantuku mungkin saja sedang ke pasar. Aku dan kakek pun duduk di
bangku-bangku plastik di bawah pohon mangga yang tumbuh subur di depan rumah itu. Kursi itu tampak begitu kusam, warnanya yang merah sudah luntur diterpa hujan dan panas. Teringat saat Si Kakek belum sakit
dulu, kami sempat berkunjung disini beberapa minggu setelah pensiun. Terbayang olehku, anak-anak Tresno yang dulu belum sekolah berkejar-kejaran disini lalu duduk dipangkuanku dan si Kakek setelah lelah berlari. Seperti apa wajah mereka sekarang aku tidak tahu. Perasaan rindu tiba-tiba hinggap di dadaku,menyelimuti hatiku sehingga tak sabar untuk segera bertemu. Tapi seperti sudah jatuh tertimpa tangga, menurut beberapa orang penduduk kompleks itu, Anakku Tresno sudah tidak lagi tinggal disini sejak tiga bulan lalu. Kabarnya dia sudah di pecat sehingga tidak dibolehkan tinggal di rumah milik perusahaan itu lagi. Kemana mereka pindah tidak ada yang tahu, tidak pernah dia memberi kabar itu padaku. Rupanya anak-anakku sama sekali tidak ingat padaku, mereka lupa pada orang tuanya. Entah kemana lagi Aku harus pergi. Kakiku pun sepertinya tak bisa lagi kugunakan untuk melangkah. Kami masih duduk disini, entah sampai kapan, dan entah menunggu siapa. Mungkin kami hanya menunggu belas kasih dari Sang Pencipta atau sebuah keajaiban yang tidak pasti kapan datangnya. Di penghujung senja ini, inilah akhir cerita kehidupan kami, kami duduk terpaku disini dengan lelehan air mata yang mulai mengering. Seperti inilah rupanya, sakit yang kami rasakan. Inilah penderitaan Kami yang harus kami terima dengan ikhlas, dan akhirnya aku memutuskan untuk menekuri jalanan yang sunyi di tengah perkebunan ini tanpa arah dan tujuan yang pasti...
SINERGI|MEI 2014
OPINI ESA HILANG DUA TERBILANG
Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Bag I) Oleh : Drg. Dina Kamarina
Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan. Kebijakan kependudukan dipandang penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di era otonomi daerah. Dimana daerah harus mampu menghadapi tantangan, bagaimana menggerakkan pembangunan yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Kependudukan menjadi isu penting, seiring dengan dinamika dan meningkatnya kompleksitas permasalahan kependudukan itu sendiri.
A
pa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan kependudukan? Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas. Makna kedua dari pembangunan berwawasan
kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata. Sesuai dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan ” Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dan “ Pembangunan Berwawasan Kependudukan serta Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Tampak sekali bahwa ada upaya sinergitas pembangunan program KB dengan pembangunan kependudukan yang belakangan ini tidak tertangani secara baik. Melalui visi dan missi ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang keberadaannya dikuatkan dengan Perpres No 62 Tahun 2010, berkeinginan mengendalikan kuantitas penduduk yang saat ini dirasa sudah sangat mengkhawatirkan. Dengan jumlah penduduk 237,6 juta jiwa menurut Sensus Penduduk 2010, Indonesia tidak hanya menduduki ranking empat dunia setelah China, India dan USA, tetapi juga memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi yakni 1,49 persen per tahun atau dalam hitungan absolut terdapat penambahan sekitar 4 juta jiwa per tahun yang kurang lebih setara dengan
SINERGI|MEI 2014
jumlah penduduk Singapura pada saat ini. Keinginan ini ditandai dengan penetapan sasaran strategis sebagaimana dituangkan dalam Renstra Pembangunan Kependudukan dan KB Tahun 2010-2014, yakni terkendalinya jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang ditandai Total Fertility Rate (TFR) = 2,1 dan Net Reproduction Rate (NRR) = 1.
Tebing Tinggi Perhatian pemerintah tidak hanya persoalan kuantitas penduduk saja, tetapi juga menyangkut kualitas. Hal ini tercermin dari salah satu misi pembangunan Keluarga Berencana saat ini yakni mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dalam rangka mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang saat ini belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan. Dengan demikian, dalam pembangunan berwawasan kependudukan akan menempatkan penduduk sebagai fokus dari upaya pembangunan sekaligus mendorong partisipasi penduduk dalam pembangunan yang berlandaskan asas kebersamaan dan gotong royong.
47
OPINI ESA HILANG DUA TERBILANG
Itu artinya, pembangunan berwawasan kependudukan harus bisa mengarahkan semua pihak untuk menjadikan penduduk sebagai pelaku pembangunan, produsen dan sekaligus pangsa pasar yang potensial. Tidak dapat dibayangkan kalau pangsa pasar kita yang potensial itu justru dimanfaatkan oleh negara lain yang melihat potensi itu dengan lebih tajam. Potensi pasar dengan jumlah penduduk yang besar itu tidak saja untuk produk murah dengan pasaran luas, tetapi juga untuk produkproduk mewah yang menguntungkan dan memiliki nilai tambah tinggi.
Dapat diasumsikan, bila 2
persen penduduk kita dalam
kelas ekonomi menengah ke atas, maka jumlahnya sudah melebihi 4 juta orang. Ini
berarti Indonesia bisa juga menjadi pasar barang-barang relatif mewah dengan harga yang tinggi atau nilai tambah yang sangat menguntungkan. Sebenarnya pemerintah sudah cukup lama mendengungkan bahwa penduduk adalah subyek dan obyek pembangunan, namun dalam kenyataannya hal tersebut belum diimplementasikan dengan sungguhsungguh. Terbukti, masih banyak penduduk negeri ini yang belum berdaya dan masih harus bergelut dengan kemiskinan.
48
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan saat ini masih terdapat 31,02 juta jiwa penduduk miskin. Angka ini mencakup kurang lebih 13,3 persen dari total penduduk. Sementara angka pengangguran masih terbilang cukup tinggi, karena besarannya mencapai 7,14 persen dari angkatan kerja 116,5 juta jiwa. Selain itu, dilihat dari parameter kualitas penduduk lainnya juga belum begitu menggembirakan, antara lain: Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup, 60 persen penduduk hanya tamat Sekolah Dasar (SD) atau lebih rendah, IPM peringkat 108 dari 188 negara, Indeks Pembangunan Gender 66,38 persen dan Indeks Pemberdayaan Gender 62,27 persen. Memang, mempergunakan strategi pembangunan berwawasan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun, ada suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan lebih berkesinambungan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan membawanya pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur. Mengapa selama ini Indonesia mengabaikan pembangunan berwawasan kependudukan? Hal ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi. Pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional.
Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan (sustained). Jika dikaitkan dengan krisis ekonomi dewasa ini, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup.
Padahal pembangunan berwawasan kependudukan mampu meningkatkan mutu dan kualitas penduduk itu sendiri, selain menjadikan penduduk sebagai subjek dan objek pembangunan. Karena jumlah penduduk yang banyak dan tidak dibarengi dengan mutu serta kualitas yang dimiliki akan menjadi beban dalam pembangunan. Dimensi penduduk dalam pembangunan memiliki kedudukan yang sangat penting dan sangat berpengaruh dalam perkembangan serta kemajuan pembangunan wilayah…….to be continued
SINERGI|MEI 2014
R A GA M P LU R A L I S
ESA HILANG DUA TERBILANG
Kisah Secangkir Teh Dari Keraton Ngayogyakarta
Candi Borobudur Dari Depan Terlihat Menjulang
Minum teh (tea), adalah tradisi yang usianya sudah ribuan tahun. Disebut-sebut, berbagai peradaban besar di muka bumi ini, menjadikan minum teh (camellia sinensis) sebagai bagian tradisi tinggi yang mencerminkan tata krama suatu kekuasaan. Bemula dari legenda tentang Kaisar China bernama Shen Nung pada 2737 SM yang kebetulan meminum air teh rebusan yang terjatuh tak sengaja di halaman belakang istananya. Air bercampur daun teh itu, ternyata menyegarkan dan menyehatkan. Sejak itu, jadilah teh sebagai minuman berwibawa di berbagai belahan dunia. Tradisi minum teh ternyata juga menular dalam kehidupan berbagai kerajaan di negeri ini. Kerajaan Mataram di Jawa, misalnya menjadikan minum teh sebagai tradisi kebesaran dalam berbagai perjamuan para raja.
Tradisi itu, hingga kini masih ada dan bisa ditelusuri dalam kebiasaan Keraton Ngayogyakarta di Jogjakarta. Penelusuran terhadap tradisi itu, menjadi salah satu topik menarik perjalananku awal Desember 2013 lalu. Bersama dua kawan lainnya, kami memperkaya khasanah dengan mengobok-obok sejumlah lokasi wisata sejarah di Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY). Mu-
SINERGI|MEI 2014
lai dari Keraton Ngayogayakarta, Candi Borobudur, Prambanan, Mendut hingga ke pantai Parang Tritis. Semua wilayah itu, dikenal memiliki daya magis luar biasa. Memasuki keraton, Kami ditemani seorang guide bernama Yuliani. Mengitari sejumlah bangunan, didapat keterangan tentang berbagai bangunan yang ada di komplek itu. Misalnya,
49
ESA HILANG DUA TERBILANG
R A GA M P LU R A L I S
bangsal pagelaran (Tratag Rambat), Bangsal Pemandengan digunakan sebagai tempat duduk sultan bersama pejabat menyaksikan latihanlatihan perang prajuritnya. Ada pula Bangsal Kencana yang merupakan bangunan pusat keraton, serta Gedhong Jene tempat tinggal resmi Sri Sultan Hamengkubuwono X, atau sejumlah bangunan khusus lainnya. Salah satu bangunan yang menarik perhatianku, adalah gedung patehan. Berbeda dengan gedung kepatihan, yakni ruangan pembesar kesultanan, gedung patehan sederhana jika dibanding bangunan lainnya. Bangunan ini berdampingan dengan bangunan megah disebelahnya yang dikenal sebagai ruang perbendaharaan sultan (Gedung Da-
nartapura). Di dalam ruang patehan itulah, diproduksi teh kebesaran untuk perjamuan para undangan kraton. Tak cuma gedung patehan itu saja, berbentuk batang huruf L tegak, didepan gedung patehan ada juga ruangan yang disebut ‘sarang boyo.’ Berbeda dari ruangan patehan, sarang boyo merupakan ruang olahan minuman keras yang memabukkan. Minuman keras juga jadi sajian untuk tamu non muslim, khsusunya orang Barat. “Itu ruangan khusus mengolah minuman keras. Karena agama sultan seorang muslim, maka ruangan itu disebut ‘sarang boyo’, artinya tempat berbahaya,” ujar guide kami. Meski gedung patehan dan gedung sarang boyo, fungsinya mem-
berikan perjamuan minuman, tapi sifatnya berbeda. Saat ini gedung sarang boyo tidak lagi digunakan. Sedangkan gedung patehan masih terus menjalankan perannya. Ruang patehan terkesan sederhana, karena memang bangunan itu hanya tempat memproses minuman teh sebelum dihidangkan kepada sultan. Hanya ada beberapa kamar. Yang pertama ruang sultan minum. Di kamar ini ada satu kursi serta beberapa lemarin penyimpanan gelas. Ruangan ini hanya dipakai Amangkurat VIII yang memang suka minum di ruang patehan setiap sore. Sedangkan para sultan lain, minumannya diantar ke ruangan mereka tiga kali sehari, yakni pagi, siang dan sore.
Candi Prambanan Yang Mengundang Decak Dan Kekaguman
50
SINERGI|MEI 2014
R A GA M P LU R A L I S
ESA HILANG DUA TERBILANG
Candi Mendut Dipandang Sebagai Personifikasi Bumi Dan Manusia Dalam Tataran Garis Lurus Borobudur, Pawon Dan Mendut
Gedhong Patehan Yang Jadi Tempat Sejarah Pelayanan Teh Sultan Mataram
SINERGI|MEI 2014
51
ESA HILANG DUA TERBILANG
R A GA M P LU R A L I S
Kemudian, ada ruangan penyimpanan saringan teh dari masa ke masa. Jenis saringan teh ini beragam dari lintasan zaman. Mulai dari kentongan berbentuk bejana dari tanah hingga saringan teh berasal dari berabagai negara, yakni Inggris, Belanda hingga Jerman. Ada pula ruangan paling belakang, yakni dapur patehan tempat para abdi dalem mengaso menunggu waktu pembuatan dan menghidangkan teh. Tentang perilaku minum teh para sultan dan keluarganya, ada kisahkisah menarik. Moro Seno, 70, abdi dalem yang sudah puluhan tahun mengabdi di gedung patehan mengungkapkan, pembuatan teh sultan tak bisa dilakukan sembarangan. Ketika teh di buat, dipastikan tak langsung disuguhkan kepada sultan, tapi didahului oleh penguji rasa teh, apakah sudah sesuai atau tidak. “Pernah ada kasus, sultan tidak meminum suguhan, karena rasanya berbeda,” ujar Moro Seno. Karena itu, penguji rasa/kualitas teh
sangat diperlukan di gedung patihan itu. Disamping para petugas yang telah hapal dengan tugas masingmasing. Tak mengherankan jika ruang patehan dipenuhi abdi dalem jompo dengan tugas khusus itu. Kraton Jogjakarta saat ini, telah memiliki kemampuan melakukan usaha bisnis memenuhi keutuhan intern kraton. Misalnya, usai menapak tilasi komplek keraton, maka guide akan menawarkan pengunjung untuk singgah di plaza milik keraton di gedung lain. Plaza kraton ini menjual berbagai jenis produk sandang dengan harga terjangkau. Pakaian batik, misalnya merupakan jenis batik khas dengan corak khusus produk kraton. Harganya juga terjangkau, mulai dari harga terendah Rp60 ribu/potong hingga mencapai Rp1 juta/potong. Puas berada di plaza kraton, keluar dari sana langsung disambut rumah makan kraton. Guide kami mengatakan para pembesar bahkan sultan tak
jarang makan di ruangan ini. “Sekarang ruangan makan ini sudah dibuka untuk umum, pengunjung bisa datang dan makan/minum di sini,” terang wanita paruh baya ini. Pengunjung dipersilahkan makan dengan model prasmanan alias ala Prancis, dengan mengambil sendiri menu yang diinginkan. Lalu membayar harga dari makanan/minuman itu. Dalam kesempatan sama, Kami juga menikmati beberapa ruangan di sejumlah gedung. Misalnya, melihat ruangan penyimpanan benda-benda bersejarah kesultanan. Atau tempat pembuatan pakaian resmi kesultanan, serta pembuatan corak batik khas Jogjakarta. Penasaran dengan keindahan pantai Parang Tritis di waktu senja yang katanya penuh nuansa mistis, Kami juga menyempatkan wkatu ke sana. Suasana sunsetnya memang membuat bulu kuduk meremang, karena kondisinya mampu menyihir pandangan dan perasaan. A.Khalik
Kereta Senja di pantai Parang Tritis yang eksotis./Para pemancing di waktu senja di pantai Parang Tritis.
52
SINERGI|MEI 2014
R A GA M P LU R A L I S
ESA HILANG DUA TERBILANG
Misteri Borobudur Hingga Prambanan
S
ehari sebelumya, rasa penasaran terhadap situs sejarah yang jadi world heritage, yakni Candi Borobudur, Prambanan dan Mendut, menuntun Kami menyatroni situs-situs peninggalan nenek moyang bangsa itu. Rasa penasaran itu, berasal dari sebuah buku karya Kyai Fahmi Basya berjudul ‘Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman?’(2013). Dalam buku itu diungkapkan betapa struktur bangunan Candi Borobudur yang diakui arkeolog Barat dibangun masa Dinasti Syailendra pada Abad VII itu, cocok dengan struktur ayat-ayat dalam kitab suci Al Qur’an. Kyai Fahmi Basya, yakin betul Borobudur tidak dibangun pada Abad VII oleh penguasa Hindu/Buddha itu, tapi peninggalan Raja Solomon (Nabi Sulaiman AS), hidup 989-991 SM, dari masa 3.000 tahun lalu. Bahkan, cerita tentang Candi Prambanan dan Mendut juga berkaitan dengan perjalanan Raja Bani Israel itu ke Jawa. Fakta dan data yang diungkapkan pakar matematika Islam itu memang mencengangkan, meski di sana sini banyak hal membutuh-
kan pertanyaan kritis. Tapi, kegusaran atas fakta yang diungkapkan itu menyegerakan Aku dan rekan menuju situs purbakala itu. Dari hotel sederhana di kawasan Pathuk, Jogjakarta, Kami memulai perjalanan sejauh 25 Km ke arah Kab. Sleman. Dalam masa tempuh sekira 45 menit itu, Aku menghubungkan kata ‘Sleman’ dengan Sulaiman yang rada mirip. Dosen UIN Jakarta itu, mengatakan salah satu tanda Nabi Sulaiman AS pernah ke Jawa, adalah nama Sleman, selain nama Wonosobo atau Wanasaba (dua hutan) sebagai tanda Negeri Saba’ yang diungkap dalam Al Qur’an. Ketika menjejakkan kaki di kawasan Borobudur itu, ketakjuban memang datang dalam pikiran. Betapa tidak, selaksa pertanyaan muncul dalam benak ini. Misalnya, bagaimana bisa manusia di masa itu dengan alat-alat sederhana bisa melahirkan maha karya seagung Borobudur. Bahkan, untuk satu batu saja, membutuhkan alat angkut dan dongkrak yang rumit, karena berat satu potong batu Borobudur, agaknya mencapai 1 ton. Belum lagi menyusun batu-batu itu secara terstruktur dan sistematis, membentuk sebuah bangunan
SINERGI|MEI 2014
dengan ketinggian puluhan meter. Belum lagi struktur pahatan di dinding batu bersusun itu, seolah mengabarkan betapa ketrampilan itu belum dimiliki manusia kala itu, tapi oleh makhluk lain. Coba bayangkan, relief di dinding batu bersusun Borobudur itu, tertata secara runtut menceritakan satu episode kisah yang pernah dialami satu generasi manusia di masa lalu. Laporan dari relief itu begitu mempesona, karena dipahat dengan ketrampilan tinggi yang tak sembarang orang menguasainya. Melalui sejumlah teras, relief itu mengisahkan banyak hal seakan mereportase berbagai peradaban yang ada sebelum candi itu dibangun. Jika reportase yang terlihat itu lengkap, apakah manusia kala itu memiliki perpustakaan yang lengkap sehingga bisa merekam kejadian dari masa ke masa, kemudian memahatnya secara indah? Pertanyaan itu menggayuti pikiranku. Sebuah pekerjaan super yang secara logis membutuhkan penelitian lebih jauh. Maka, Aku ragu apakah memang para pemahat Dinasti Syailendra yang membuatnya, kala di abad sama di Pulau Sumatera, komunitas Muslim baru menjejakkan kakinya di Barus.
53
ESA HILANG DUA TERBILANG
R A GA M P LU R A L I S
Hal lain yang menjadi misteri di Candi Borobudur, adalah stupa di atas candi berjumlah 19 unit. Di mana salah satu stupa itu kosong, sedangkan 18 stupa lainnya berisi patung. Apakah mungkin dalam pembuatannya, para arsitek candi itu sengaja mengosongkan, atau terlupakan dalam mengisinya. Tentu saja pengosongan salah satu stupa itu jadi misteri abadi yang sulit untuk menjawabnya. Banyak hal yang menimbulkan pertanyaan dari pisik Borobudur, sehingga bagi mereka yang berakal, candi itu memberikan banyak ibrah (pelajaran) kepada pengunjungnya. Candi Prambanan, secara pisik juga mengundang keheranan luar biasa kepada mereka yang mau memikirkannya. Kumpulan candi itu, merupakan sebuah komplek percandian yang dikenal sebagai Candi Loro Jonggrang. Para sejarahwan dan arkeolog Barat, meyakini candi ini dibangun sekira Abad IX oleh Dinasti Sanjaya. Artinya, baru diban-
gun 2 abad sesudah pembangunan Borobudur. Petunjuknya hanya satu saja, di candi itu ada kata ‘Pikatan’ yang diyakini sebagai Rakay Pikatan, sebagai penguasa wilayah kala itu. Dari sejumlah keterangan, Candi Prambanan terdiri atas tiga pelataran yang semua diisi candi sudah dipugar dan yang belum dipugar. Diperkirakan, jika seluruhnya sudah dipugar, akan ada sekira 224 unit candi. Semua candi itu luas dan tingginya sama, yakni luas dasar 6 meter dan tinggi 14 meter. Pada latar paling atas, terdapat 16 candi yang sudah dipugar sekira 1982 lalu. Candi itu, masing-masing Candi Siwa, Candi Wishnu, Candi Brahma. Berikutnya, Candi Nandi, Angsa, Garuda. Kemudian ada juga candi Apit, Kelir dan Sudut serta sejumlah candi kecil-kecil lainnya. Sedangkan candi disekitar Prambanan, yakni Candi Plaosan, Sojiwan, Boko, Banyunibo, Sari, Banyunibo, Kalasan, dan Sambisari. Aku hanya menikmati sen-
sasi candi induk di komplek Prambanan, yakni Siwa, Wishnu, Brahma, juga beberapa candi lain, yakni Candi Garuda, Angsa dan Ganesha. Pada candi terakhir puncak candi tergeletak di tanah dan tak diperbaiki. Kondisi itu dibiarkan sebagai peringatan kejadian gempa yang merusak sebagian candi di komplek itu, beberapa tahun lalu. Terakhir, aku menyempatkan melihat dan masuk ke Candi Mendut. Candi ini hanya menyendiri. Hingga kini, keberadaan patung di dalam candi Mendut masih digunakan sebagai sesembahan oleh penganut Hindu/Buddha. Satu hal dari kunjungan itu, aku mulai memahami sebuah teori betapa masingmasing agama, punya benang biru yang berhubungan satu dengan lainnya. Namun, tetaplah Islam menjadi agama terakhir dari seluruh rangkaian historisitas agama-agama itu.
Pantai Parang Tritis Yang Eksotis
54
SINERGI|MEI 2014
**A.Khalik
JURNAL ILMIAH ESA HILANG DUA TERBILANG
GAMBARAN AKSEPTOR KB DALAM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2013. ABSTRAK
Elvi Zuliani, SKM Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi
Pendahuluan
Metode Operasi Wanita ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba, maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba. Berdasarkan data rekapitulasi peserta KB permiks tingkat kota maka jumlah PUS yaitu 22.815. Dari 5 kecamatan se-kota Tebing Tinggi yang menjalani MOW adalah 984 ibu dan melakukannya di Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Kumpulan Pane sebanyak 597 ibu. Belum diketahui gambaran akseptor KB dalam pemakaian alkon metode MOW. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi akseptor KB dalam pemakaian alat kontasepsi metode operasi wanita. Disain penelitian deskriptif dengan metode retrospektif. Populasinya seluruh akseptor KB yang melakukan MOW di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane dengan sampel sebanyak 597 orang dengan teknik total sampling. Variabel berupa pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas. Hasil penelitian didapati bahwa sebanyak 408 akseptor berpendidikan SMA 68,3%,dengan pekerjaan sebagai PNS 52,1%, golongan umur 31-35 tahun 55,9%, paritas ≥4 50,6%. Kesimpulan penelitian bahwa akseptor KB yang memakai alat kontrasepsi metode operasi wanita adalah mayoritas ibu yang berpendidikan SMA dengan pekerjaan sebagai PNS, umur 31-35 tahun dengan paritas ≥4. Karena itu diharapkan agar pemerintah lebih proaktif menggalakkan program kontrasepsi metode operasi wanita, untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan dan perekonomian rendah guna meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan reproduksi sehigga tercapai keluarga kecil sehat bahagia.
Kontrasepsi Mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling efektif, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. (Manuaba, 2010, hal.620) Di seluruh dunia, sejauh ini sterilisasi adalah metode yang paling luas digunakan. Angka sterilisasi tinggi di Cina (37%), atau India (22%), di Kanada, Korea Selatan, Puerto Rico, lebih dari 40% populasi usia subur menjalani sterilisasi. Di Negara lain, termasuk Brazil, Republik Dominica, El Salfador, Panama, Sri Lanka, Thailand, Thaiwan, AS, dan Inggris, lebih dari 25% warga berusia subur mengandalkan sterilisasi. (Glasier, 2005, hal.4) Indonesia, pada tahun 2012 tercatat jumlah peserta KB aktif dari 64.133.347 juta jiwa, dengan jumlah PUS 161.750.743 juta jiwa dan WUS 51.472.069 juta jiwa. Dari 64.133.347 peserta KB aktif, pengguna KB suntik(54,35%), peserta pil (28,65%), peserta IUD(5,44%), peserta kondom (5,34%), peserta implant (4,99%), peserta MOW (1,04%), dan peserta MOP(0,2%). (http://ernalusiana.blogspot.com/2012/01/29.html) Mendidik individu dan pasangan mengenai ragam metode yang tersedia serta memberikan informasi tentang keamanan dan cara pemakaian metode tertentu merupakan bagian penting program KB, Sehingga wanita dan pasangan dapat memilih secara langsung metode yang sesuai dengan kebutuhan. (Brahm, 2007, hal.45) Metode Operasi Wanita (MOW) ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba. Maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba. (Suratun, 2008, hal.116) Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif, angka kegagalan 1-5/1000 kasus, yang berarti efektifitasnya 99,4-99,8% per wanita per tahun. Keefektifan berfariasi, bergantung pada metode mana yang dipakai. (Everett, 2007, hal.252) Pelaksanaan MOW memiliki keunggulan yaitu sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan), tidak mempengaruhi proses laktasi/menyusui, tidak bergantung pada proses senggama, baik bagi klien apabila kehamilan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan yang sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal, tidak ada efek samping jangka panjang, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium ). (Meilani, 2010, hal.159) Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami istri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan pemberian informasi. (Notoatmojo, 2007, hal 49).
Kata Kunci: Alat kontrasepsi MOW, pendidikan, umur dan paritas Diketahui bahwa pendidikan mempunyai hubungan erat dengan pengetahuan tentang KB. Pada masyarakat yang mempunyai pendidikan tinggi, anak yang diinginkan lebih kecil dari pada dengan mereka mempunyai pendidikan rendah.(Manuaba, 2010, Hal 591) Usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode kontrasepsi tertentu. (Brahm U, 2006, hal.44). Umur yang dianjurkan untuk melakukan tubektomi (MOW)adalah 25-30 tahun, 30-35 tahun, 35-40 tahun (Wiknjosastro, 2008, Hal:565). Paritas seorang wanita dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu metode secara medis. Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi suka rela Indonesia di Medan (3-5 juni 1976 ) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak 2 atau lebih, umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih, umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih, umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih. (Wiknjosastro, 2008, hal.565 ) Dalam pencapai sasaran Kontrak Kinerja Propinsi, Untuk penggunaan jenis metode-metode kontasepsi bahwa untuk MOW mencapai 10,646 (dari sasaran KKP 10.400) atau mencapai 102.4 persen . Berdasarkan data rekapitulasi peserta KB permiks hasil pendapatan keluarga tingkat kota maka jumlah PUS yaitu 22.815 dari lima kecamatan yang ada di Tebing Tinggi. Sebanyak 4.979 Pus berasal dari Kecamatan Bajenis, 4.634 Pus dari kecamatan Padang Hilir, 4.191 berasal dari Kecamatan Padang Hulu, 5.464 Pus berasal dari kecamatan Rambutan, dan 3.547 berasal dari Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Dari 5 kecamatan se-kota Tebing Tinggi Yang menjalani MOW adalah 984. Dari 984 akseptor MOW di Kota Tebing Tinggi yang di dapat melalui BKKBN Kota Tebing Tinggi pada tindak operasi MOW terdapat pada 4 Rumah Sakit seKota Tebing Tinggi seperti pada table di bawah ini :
dalam pemakaian alat kontrasepsi MOW tersebut, diharapkan ibu yang menggunakan metode ini ada pada kelompok yang pendidikannya rendah, memiliki pekerjaan yang tidak mendapatkan penghasilan cukup atau pada ibu yang tidak bekerja,dengan jumlah anak banyak, yang umurnya sudah diatas 35 tahun. Hal ini agar tidak mengganggu program pemerintah dalam mensejahterakan keluarga dan memenuhi kebutuhannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristi wa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekan kapada data factual dari pada penyimpulan. (Nursalam,2008: 80) Metode penelitian berbentuk retrospektif yaitu melihat kebelakang gambaran ibu yang memakai alat kontrasepsi MOW. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang melakukan MOW di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane dengan sampel sebanyak 597 orang dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar checklish dengan jenis data sekunder. Penelitian ini dianalisa secara univariat. Variabel penelitian adalah gambaran akseptor KB dalam pemakaian alatkontrasepsi metode operasi wanita berupa pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dianalisa dengan analisa univariat melalui distribusi frekuensi yang pada masingmasing variable seperti pada table-tabel di bawah ini: Tabel.1Distribusi Ibu Yang Melakukan MOW Berdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2013
No
Rumah Sakit
MOW
Persen (%)
1
RSU. Daerah Dr.H. Kumpulan Pane
597
60,67
2
RSU. Herna
190
31,82
3
RS. Sri Pamela
108
18,09
3
4
RS. Bhayangkara
89
14,90
4
Jumlah
Sumber: Medical Record Rumah Sakit Kota Tebing Tinggi Dari 984 ibu yang melakukan MOW, maka 597 ibu melakukan MOW di Rumah Sakit Umum Dr. H. Kumpulan Pane ini merupakan jumlah terbanyak berdasarkan RS Tempat pelaksanaan operasi (MOW) se-Kota Tebing Tinggi. Tetapi belum diketahui dengan jelas gambaran akseptor KB
SINERGI|MEI 2014
No
Pendidikan
Jumlah
Persen (%)
1
SD
13
2,2 %
2
SMP
48
8,0 %
SMA
408
68,3 %
Perguruan Tinggi
128
21,4 %
597
100%
Sumber : Medical Record RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 Dari table 1 dapat dilihat bahwa dari 597 ibu maka mayoritas ibu yang melakukan MOW berpendidikan SMA (68,3%), sedangkan minoritas ibu berpendidikan SD sebanyak 13 orang(2,2%).
55
ESA HILANG DUA TERBILANG
JURNAL ILMIAH
Tabel.2.Distribusi Ibu Yang Melakukan MOW Berdasarkan Pekerjaan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 No
Pekerjaan
Jumlah
Persen (%)
1
Pegawai Negeri Sipil
311
52,1 %
2
Pegawai swasta
127
21,3 %
3
Wiraswasta
109
18,3 %
4
Ibu Rumah Tangga
50
Jumlah
597
8,4 % 100%
Sumber : Medical Record RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 Dari table 2 dapat dilihat bahwa dari 597 ibu yang melakukan MOW ternyata minoritas pekerjaan ibu adalah IRT sebanyak 50 orang (8,4 %). Tabel. 3.Distribusi Ibu Yang Melakukan MOW Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Umum Daerah D.R H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi tahun 2013 No
Umur
Jumlah
Persen (%)
1
25-30 tahun
45 orang
6,9 %
2
31-35 tahun
334 orang
55,9 %
3
36-40 tahun
190 orang
31,8 %
4
>40 tahun
32 orang
5,4 %
Jumlah
597 orang
100%
Sumber : Medical Record RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 Dari table. 3 diketahui bahwa mayoritas ibu berumur 31-35 tahun yaitu 334 orang (55,9 %),sedangkan minoritas ibu berumur >40 tahun yaitu 32 orang (5,4 %). Tabel.4. Distribusi Akseptor KB MOW Berdasarkan Paritas Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 No
Paritas
Jumlah
Persen (%)
1
Paritas 1
0 orang
0%
2
Paritas 2
14 orang
2,3 %
3
Paritas 3
281 orang
47,1 %
4
Paritas > 4
302 orang
50,6 %
Jumlah
597 orang
100%
Sumber : Medical Record RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 Dari table 4 diketahui bahwa dari 597 ibu yang melakukan MOW mayoritas ibu dengan paritas > 4 yaitu 302 oran 50,6%.
Pembahasan Penelitian 1.Pendidikan Dari hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi tahun 2013 di temukan 597 ibu yang melakukan MOW mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 408 orang (68,3%), hal ini menunjukkan tingkatan pendidikan masyarakat kota Tebing Tinggi sudah dalam batasan tingkat pendidikan menengah sehingga pada PUS yang mengikuti program KB juga sama. Pada akseptor KB yang menggunakan MOW juga terlihat didominasi oleh ibu yang berpendidikan SMA sederajat. Ini menyebabkan akseptor KB tersebut dapat menerima informasi yang di beri petugas tentang keunggulan-keunggulan dan lebih dapat memilih dan memutuskan untuk memilih alat kontrasepsi jangka panjang yaitu MOW. sedangkan minoritas ibu berpendidikan SD sebanyak 13 (2,2%), ini menunjukkan bahwa ibu mengalami kesulitan dalam menerima pesan-pesan yang dimaksud dalam ber KB, sehingga mereka enggan memilih MOW sebagai alat kontrasepsi
56
yang tepat untuk digunakan sesuai kebutuhannya. Pendidikan adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara bujukan, himbauan, ajakan dan memberikan informasi terhadap penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek ataupun jangka panjang.(Notoadmodjo, 2007, Hal:16) Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi atau mendukung tingkat pengetahuan seseorang, dan taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula tingkat pemahaman seseorang terhadap informasi yang di dapat atau diperoleh. Berdasarkan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan akseptor lebih memilih alat kontrasepsi yang efektif. 2. Pekerjaan Dari hasil penelitian terlihat bahwa minoritas akseptor tidak bekerja alias ibu rumah tangga sebanyak 50 orang (8,4 %), Hal ini menunjukkan bahwa IRT cendrung selalu terlena dengan urusan rumah tangga, sehingga mengabaikan untuk mencari informasi yang dapat mendukung kesejahteraan keluarganya, mereka beralasan malas atau tidak sempat karena repot dengan urusan rumah tangga. Ini dapat menghambat program pelaksanaan KB khususnya MOW. Ibu yang bekerja formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi kesehatan yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Ini terbukti dari hasil penelitian ini sebanyak 311 orang (51,1%)adalah ibu yang bekerja sebagai PNS. 3. Umur Dari hasil penelitian yang di lakukan dapat kita lihat bahwa mayoritas akseptor berumur 31-35 tahun sebanyak 334 orang (55,9%). Kelompok ini merupakan kelompok usia untuk mengakhiri kehamilan. Sedangkan pada akseptor berumur 25-30 tahun yaitu sebanyak 45 orang (6,9%). Kelompok ini merupakan kelompok usia untuk menjarangkan kehamilan sehingga mereka enggan memilih metode MOW. Menurut Brahm (2012, Hal:44) umur atau usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode-metode kontrasepsi tertentu, usia juga dapat mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Pada penelitian ini didapati justru minoritas ibu berada pada kelompok usia >40 tahun sebanyak 32 orang (5,4%). Hal ini diduga ibu akseptor berpikir mereka sudah tua dan menjelang menopause, jadi tidak perlu repot untuk MOW sebab toh secara alamia mereka ada pada kelompok mengakhiri kehamilan, tetapi justru ini perlu diantisipasi oleh petugas KB, sebab selama wanita belum menopause maka kemungkinan untuk hamil tetap ada jadi tetap perlu penjelasan dan penyuluhan. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah pada usia 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. (Prawiroharjo, 2010) . Untuk itu pada masa inilah dianjurkan pada akseptor untuk mengakhiri kesuburan dan menganjurkan untuk melakukan MOW. 4.Paritas Berdasarkan penelitian dapat kita lihat bahwa mayoritas akseptor memiliki paritas >4 sebanyak 302 orang (50,6%), ini sudah sesuai dengan harapan dalam pelaksanaan KB sedangkan akseptor memiliki paritas 2 sebanyak 14 orang(2.3 %). Menurut asumsi peneliti ini menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat untuk hanya memiliki anak 2 orang sama saja baik laki maupun perempuan belum tertanam dengan baik. Hal ini juga didukung oleh pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa untuk menunda kehamilan khususnya membatasi jumlah anak metode
yang diperbolehkan hanyalah dengan metode sederhana, bukan melalui operasi. Ini perlu penyuluhan lebih intensif dan melibatkan peranan tokoh masyarakat khususnya tokoh agama agar mereka mengetahui bahwa metode MOW diperbolehkan menurut agama. Paritas adalah keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup atau pun mati. (Widyantama, 2009, hal.385) Paritas seorang wanita dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu metode secara medis. Himbauan untuk melakuan MOW Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi suka rela Indonesia di Medan ( 3-5 juni 1976 ) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak 2 orang atau lebih umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih. Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih, Umur antara 35-40 tahun d gan 1 anak atau lebih. (Wiknjosastro, 2008, hal.565 )
Kesimpulan Akseptor KB yang memakai alat kontrasepsi MOW adalah mayoritas ibu yang berpendidikan SMA dengan pekerjaan sebagai PNS, umur 31-35 tahun dengan paritas ≥4.
Saran Diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi tentang pelaksanaan program KB khususnya kontrasepsi MOW melalui penyuluhan maupun dengan penyebaran brosur. Diharapkan gambaran akseptor KB dalam pemakaian alatkontrasepsi metode operasi wanita akan lebih baik dan menyentuh sasaran pelaksanaan KB MOW itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikutkan peranan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam menggalang masyarakat yang ingin melaksanakan KB. Diharapkan kepada ibu akseptor KB untuk mengikuti penyuluhan,mencari informasi atau dengan membaca buku tentang KB, sehingga ibu tahu pentingnya dan manfaat KB dalam mensejahterakan keluarga. Diharapkan agar pemerintah lebih proaktif menggalakkan program kontrasepsi metode operasi wanita, untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan dan perekonomian rendah guna meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan reproduksi sehigga tercapai keluarga kecil sehat bahagia. DAFTAR PUSTAKA Arum, DNS, 2011, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Muha Medica, Jogjakarta. Hal 223-162,. Brahm, U, Pendit, 2012, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta.Hal 128-16, Hal 128-44, Hal 128-45,. Everett, S, 2008, Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi, EGC,Jakarta. Hal 335-252, Hal.335-253,. Glasier, A,Gebbie, 2006, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, EGC,Jakarta. Hal 456-47,. Manuaba, IAC, Manuaba, IBGF, Manuaba, IBG, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB, EGC, Jakarta. Hal 670-620,. Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan &Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Hal 474-437 Meilani, dkk, 2010, Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya, Jogjakarta. Hal.209-114,. Mochtar, Rostam, 1998, Sinopsis Obstetri:Obstetri Opertif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Hal 346-303,. Notoatmodjo, 2010, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Hal 242-47,. Nursalam. 2008. Kansep Dan Penerapan Metodalogi Penelitian Dan llmu Kepera watan. Jakarta, Salemba Medika.Hal 80,. Saifuddin, AB, 2006, Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, Bina Pustaka, Jakarta. Hal MK88-MK-82, Hal MK-88-MK-83, MK-88-MK84,. Suratun, Maryani, S, Hartuni, T, Rusmiati, Pinem, S, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, Trans Info Media, Jakarta. Hal 132-19,. Sofian, Amru, 2011, Rustam Mochtar Sinopsi Obstetri, EGC, Jakarta. Hal 258-233, Hal 258-244,. Widyantama, 2009, Kamus Kedokteran, Widyantama, Jakarta.
Di Input Oleh : Aswin,ST
SINERGI|MEI 2014
INFO NASIONAL
ESA HILANG DUA TERBILANG
SBY: Penetapan 1 Mei Sebagai Hari Libur, Penghormatan Kepada Buruh Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, penetapan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei menjadi hari libur nasional merupakan wujud penghormatan pemerintah kepada para buruh.
2014 menjadi hari libur nasional. “Alhamdulillah, sejak Indonesia Merdeka, kini 1 Mei menjadi hari libur nasional. Ini sebagai penghormatan kita kepada para pekerja,” kata SBY. Dia mengatakan, pemerintah terus mengembangkan kebijakan proburuh dan proindustri, termasuk bantuan perumahan, bus, rumah sakit untuk buruh. “Jika ada perselisihan, se Melalui akun Twitter SBYud- lesaikanlah secara damai. Cari hoyono, yang diunggah pada Kamis solusi yang adil. Jangan den(1/5), presiden bersyukur sejak In- gan kekerasan. Kekerasan tidak donesia merdeka, pada 17 Agustus selesaikan masalah,” kata dia. 1945, mulai tahun ini, tanggal 1 Mei Selain itu, kata SBY, hubun-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin rapat
gan antara federasi dan serikat pekerja dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga harus makin baik dan dekat, sehingga semua akan merasa sebagai pemenang. Di sisi lain, Presiden SBY mengatakan bahwa ekonomi dan dunia usaha harus terus tumbuh. Oleh sebab itu, buruh harus makin produktif, sehingga perusahaan bisa terus meningkatkan upah buruhnya. “Kita ingin upah dan kesejahteraan pekerja makin baik di masa depan. Hidup mereka harus layak. Era upah buruh murah sudah selesai,” kata SBY.
Massa gabungan dari berbagai elemen buruh melakukan long march di kawasan Protokol MH. Thamrin Jakarta, pada Hari Buruh tahun lalu. (sumber: Antara)
SBY: Pemerintah Harus Pro-Buruh dan Pro-Industri
Massa gabungan dari ber-
bagai elemen buruh melakukan long march di kawasan Protokol MH. Thamrin Jakarta, pada Hari Buruh tahun lalu. (sumber: Antara) Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan selamat hari buruh yang dirayakan secara internasional dan khususnya baru tahun ini dijadikan sebagai hari libur nasional di Indonesia. Menurutnya, pemerintah yang maju dan adil harus pro terhadap buruh dan juga terhadap industri. Keberpihakan itu antara lain memberi akses agar para buruh mendapatkan kesejahteraan yakni upah, akomodasi dan transportasi.
“Pemerintah terus kembangkan kebijakan yg "pro-buruh" & juga "pro-industri". Tmsk bantuan perumahan, bus & rumah sakit utk buruh. *SBY* ,” kata Presiden SBY sebagaimana ditulisnya melalui akun Twitter-nya @ SBYudhoyono, Kamis pagi (1/5). Pada tanggal 1 Mei yang merupakan hari buruh internasional, sengaja Indonesia mulai menjadikannya hari libur untuk mengingat bahwa buruh merupakan pahlawan industri. “Ini sebagai penghormatan kita kepada para pekerja. *SBY*,” ujarnya. SBY mengatakan pada waktu yang akan datang upah dan kesejahter-
SINERGI|MEI 2014
aan harus terus meningkat. Sebagaimana pernah diungkapkannya, era upah buruh sudah selesai. Apabila ekonomi dan dunia usaha terus tumbuh maka selayaknya para buruh harus diakomodasi agar makin produktif. Sementara perselisihan antara pemilik modal dan pekerja yang masih ada saat ini diminta presiden segera dicarikan solusinya. “Hubungan antara federasi dan serikat pekerja dengan Apindo (asosiasi pengusaha) juga harus makin baik dan dekat. Semua harus "menang". *SBY* ,” imbuhnya. Penulis: Ezra Sihite/FEB Disadur Oleh :Aswin Nasution
57
I K L A N O V O P G R AT I S ESA HILANG DUA TERBILANG
Nama pemilik Alamat Anggota Produk yang dibuat Omset Penghasilan No Hp
58
PANDAI BESI
: Bapak Darsono : Kertajaya Lingkungan lll : 12 Orang : Parang, parang babat, tojok sawit, Gancu, linggis, dll : 300 Potong/hari : 5 Jt/bulan : 082362757908
SINERGI|MEI 2014
TEPIAN
ESA HILANG DUA TERBILANG
Je f fe r y L a n g Oleh Khairul Hakim
Ia menjadi ateis
sejak usia 18 tahun. Setelah melalui "perang" pergolakan pemikiran dengan Al-Quran, berangsur-angsur ia kemudian bersyahadat pada tahun 1982. Dialah Jeffrey Lang, seorang profesor matematika di University of San Fransisco. Lahir di Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, 30 Januari 1954. Satu hal yang paling menarik dalam ber-Islam-nya Jeffrey Lang, adalah dari seorang yang menentang keberadaan Tuhan kemudian menjadi orang yang paling percaya Tuhan Yang Esa. Dari seorang prajurit yang berjuang keras melawan Al-Qur'an, ia menjadi salah satu yang menyerah pada Quran. Dari seseorang yang tidak pernah mengenal cinta dan yang hanya ingin menjalani kehidupan materialistik yang nyaman sampai meninggal: Ia telah berubah menjadi orang yang hidupnya menjadi penuh kasih, rahmat, dan spiritualisme. "Tuhan akan membawamu bersimpuh, Jeffery!", Kata ayahnya ketika ia menyangkal keberadaan Tuhan pada usia delapan belas tahun. Sepuluh tahun kemudian, semua itu menjadi kenyataan. Dia sekarang bersimpuh diatas lututnya, dan dahinya di tanah. Bagian tertinggi dari tubuhnya yang berisi semua pengetahuan dan intelektualitas itu sekarang merunduk di tanah dalam kepasrahan mutlak kepada kemuliaan Allah. “Kini, Aku terbenam dalam kelembutan yang sangat besar. Cinta menjadi lebih permanen dan nyata daripada bumi di bawah kakiku sendiri. Aku senang telah menemukan iman dalam “agama yang masuk akal”. Tapi Aku tidak pernah mengira akan disentuh oleh rahmat yang membuat ketagihan seperti itu. " ujar Lang suatu hari. Setelah menjadi seorang muslim, ia aktif menulis. Hal itu dilakukan sebagai cara untuk menjawab berbagai problematika yang muncul di kalangan umat Islam di Amerika, terutama bagi umat Islam generasi kedua dan para mualaf. Mereka mengalami pergolakan dan kegelisahan akibat adanya perbedaan budaya yang sangat menonjol antara kehidu-
pan mereka dengan komunitas masjid di Amerika yang sangat konservatif. Karya–karyanya antara lain Strugling to Surender, Even Angels Ask, dan Losing My Religion : A Call for Help yang dalam versi Indonesianya diterbitkan dalam dua buku berjudul Aku Beriman Maka Aku Bertanya dan Aku Menggugat Maka Aku Kian Beriman. Lang meyakini, bahwa mempertanyakan secara rasional tradisi Islam yang telah mapan tak akan merongrong iman, tapi justru menguatkannya. Menurutnya lagi, untuk menggapai iman sejati kita harus membebaskan diri dari tradisi dan memeriksa keyakinan–keyakinan kita secara rasional. Dalam sebuah bukunya, Jeffrey Lang, menunjukkan kecerdasan ilahiyahnya dengan menjelaskan mengenai pengaruh malaikat dan setan pada diri manusia. Uraian Jeffrey Lang di bawah ini mungkin lebih mudah untuk dipahami. Tiga istilah ini (Malaikat, Setan dan Jin) menandai kekuatan-kekuatan supranatural yang mempengaruhi hati. Malaikat, setan dan jin menciptakan banyak dorongan batiniah untuk berbuat kebajikan, kejahatan, dan ambivalensi. Malaikat mengilhamkan kemurahan hati dan pengorbanan diri. Setan adalah sumber bisikan kejahatan dan kehancuran diri sendiri. Sedang pengaruh jin bisa positif atau negatif, tergantung cara kita berurusan dengan mereka, karena mereka mengobarkan kecenderungan-kecenderungan rendah atau kebinatangan kita, seperti nafsu akan kelangsungan hidup, kekuasaan, kekayaan, keamanan dan mendapat penghormatan dari orang lain. Hubungan dan fungsi mereka digambarkan secara ringkas dalam sabda Nabi Muhammad yang terkenal, bahwa setiap manusia diciptakan bersama seorang jin pendamping, yang mengobarkan nafsu rendahnya dan seorang malaikat pendamping yang mengilhamkan kepadnya kebaikan dan kemuliaan. Ketika para sahabat bertanya apakah beliau mempunyai seorang jin pendamping, beliau menjawab “ya
SINERGI|MEI 2014
tetapi Tuhan menolongku menaklukannya sehinga dia tunduk dan tidak mendorongku melainkan kepada kebaikan.” Dorongan kebaikan dan keburukan yang kita terima dapat saling mengimbangi dan saling melengkapi. Misalnya dorongan kemurahan hati yang menytimulasi perkembangan moral dan spiritual kita, akan, jika kita secara mutlak tunduk kepadanya, akan merusak diri, karena dorongan itu dapat membuat kita mengabaikan kebutuhan pribadi kita. Nafsu-nasfsu rendah adalah penting untuk kelangsungan hidup kita, namun jika kita menyerah kepadanya secara mutlak, kita akan menjadi sangat egois. Keduanya sama-sama menytimulasi perkembangan moral dan spiritual kita, sebab yang membuat suatu perbuatan dianggap baik adalah karena perbuatan itu melibatkan upaya untuk mengatasi atau mengesampingkan kebutuhankebutuhan rendah kita untuk sementara waktu (misal memberi sedekah). Orang yang berhasil adalah seperti yang disabdakan Nabi Muhammad bahwa orang yang dapat mengendalikan pengaruh rendah (jinni) ini dan mengimbanginya dengan pengaruh malaikat kemudian kedua pengaruh ini mendukung pertumbuhan dalam kebaikan. Tiga pengaruh kejiwaaan ini biasanya secara serempak mempengaruhi kita. Karena itu, pengaruh-pengaruh ini menunjukkan dan mempertinggi moralitas keputusan kita, dan secara bersama-sama menjadi pendorong dan katalisator bagi perkembangan spiritual. Dari sudut pandang Islam, apa yang kita sebut godaaan tidak lain dari suatu bentuk pengaruh supranatural terhadap diri kita, yang jika digabung dengan pengaruh lain, ia dapat membangkitkan secara terus-menerus dan mempercepat perkembangan kita. Seperti aspek-apek hidup duniawi kita yang lain, godaan sejalan dengan rencana Tuhan untuk kita.
59
ESA HILANG DUA TERBILANG
SINERGI S I N E R REFERENSI G I | M E I 2TEBING 0 1 4 TINGGI DELI