MAU NANYA CAK
MAU NANYA CAK 1. Sebenar nya IAMDP sebuah organisasi apa? Sosial kah atau politik kah atau perdagangan kah atau yang lainnya? Bila benar visi misi IAMDP, maka perlu dibenahi pandangan semua anggota dan perlu diselaraskan. Kalau tidak maka visi misi tidak akan tercapai. Jangan sampai setiap kali IAMDP memutuskan sesuatu ada interupsi yang sebenarnya tidak perlu, malah berakibat hasilnya adalah NOL 2. IAMDP ini akan dibawa ke arah mana? Secara pribadi saya berpendapat belum adanya keselarasan hati tentang visi misi IAMDP ini. Perangkat-perangkat organisasi saya melihat terpenuhi tetapi apakah keselarasan hati k i t a j u ga t e r p e n u h i u n t u k mewujudkan visi misi. Memang semua harus diakomodir tetapi kita juga harus bijaksana bahwa tidak semuanya bisa diakomodir 3. Ber-koperasi perlu dirintis, agar manfaat nyata bagi para alumni dan jajaran sekolah dapat dirasakan langsung 4. Kenapa sih MA terbitnya tidak konsisten dan molor? Empat pertanyaan tersebut diajukan oleh 3 alumni yang berbeda angkatan, agak senior, menengah dan termasuk generasi muda. Jawabannya sekaligus aja ya : • IAMDP ini didirikan atas dasar kesepakatan untuk mewujudkan : Membina dan mengembangkan semangat kekeluargaan antar alumni dan civitas akademika, Membantu mencerdaskan siswa , Mensejahterakan alumni dan civitas akademika dan Melakukan kegiatan sosial. • Sehingga organisasi ini bersifat sosial. Namun apabila dalam berkomunikasi dengan pribadi Pengurus Pusat atau alumni lain yang menyimpang maka itu diluar organisasi.
• Dalam hal pembiayaan untuk menuju realisasi empat misi, dengan iuran bulanan yang tersendat seperti kondisi saat ini, tidak tertutup kemungkinan IAMDP b e r b i s n i s, n a m u n d e n ga n membentuk unit usaha atau berbentuk Koperasi, yang selain berorientasi laba sekaligus diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan alumni dan jajaran sekolah. • Maju bersama IAMDP berarti kita harus selalu berfikir positif, melihat prestasi IAMDP dengan jernih walau masih sedikit. Perbedaan pendapat mer upakan aset berharga bagi IAMDP, namun harus segera dicari solusinya dengan kesepakatan mayoritas. • Bagi yang tidak terakomodasi u s u l a n nya k a r e n a k a l a h pendukung, maka wajib legowo. Asalkan demi manfaat IAMDP bagi alumni, civitas akademika dan masyarakat. • Salah satu alat utama dalam berIAMDP adalah peran anggota yang perlu dikonsolidasikan. Selain melalui MA ini, website, face book, Alumni yang telah memahami kiprah IAMDP dan sebagainya, diharapkan dapat menginduksikan keberadaan organisasi kita. Untuk selanjutnya berupaya memahami 4 Misi, memberikan masukan dan tidak ada salahnya berbagi rejeki sekecil apapun untuk disumbangkan kepada IAMDP . • Kalau sumbang saran dan finansial dirasakan belum waktunya, pesan kami marilah ber kampanye tentang IAMDP dari segi positifnya dan tidak malah menggembosi. • Tidak tertutup kemungkinan, dalam diskusi telah menghasilkan kesepakatan untuk diwujudkan dan kemudian muncul komentar minor sehingga program tersebut kembali ke NOL, tentunya hal demikian wajib kita cegah dan
hindari. Jadilah insan yang bermanfaat dan produktif. • Segala kesepakatan dan keputusan, bisa saja tidak sesuai, maka dengan cara yang benar keputusan tersebut kita koreksi kembali dengan semangat maju menuju 4 misi, berguna, tidak berbiaya mahal atau menyederhanakan proses • Bertalian dengan molornya MA-3, kami harus mengakui bahwa ini adalah pertanyaan dan klaim yang menggugah semangat kami. Untuk diketahui Dewan Redaktur dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah berupaya maksimal. Kendala yang masih dalam proses menuju solusi diantaranya : Mayoritas kami punya kesibukan utama mengisi kocek, merintis masa depan agar lebih baik, keterbatasan waktu, sarana (komputer dan sarana koneksi on line), yang tidak semua memiliki dan kadang ditambah pelemahan. Semoga pada penerbitan MA4 dapat lancar, didukung oleh alumni d e n ga n m e m b a c a nya , b i l a mem ungkinkan menyumbang dalam bentuk ”Ongkos kirim” serta pemasangan iklan. Semoga tidak sangat mengecewakan anda, maaf ya Setelah sekian tahun kita memimba ilmu dan budi pekerti di Alma mater tercinta MD. dan sekarang telah menjadi manusia yang berguna, menjadi orang tua yang ber....... dan seterusnya, maka sadarlah kita bahwa kita ga bakalan lunas membalas budi yang sudah kita terima dari para pendidik dan Alma mater kita . Hanya dengan membaktikan kebaikan bagi orang lain sajalah sekiranya hutang budi ini tercicil meski ga bakalan lunas ya lumayanlah, hati jadi lego. Marilah kita dukung dan perkokoh IAMDP (Redaktur)
8 |MEDIA ALUMNI
PSIKOLOGI
Lima Buah Pelajaran Berharga 1. Perhatikan dan pelihara Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang profesor memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliahkuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah ? Saya yakin soal ini cuma "bercanda". Saya sering melihat perempuan ini. Tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50an, tapi bagaimana saya tahu nama depannya....? Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.. "Tentu Saja Dihitung !!!" kata Profesor. "Pada perjalanan karirmu, kamu akan ke temu banyak orang. Semuanya penting! Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"! Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".
konflik etnis saat itu tahun 1960-an. Pemuda ini akhirnya membawa ibu negro selamat hingga suatu tempat, mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, ibu tadi bertanya tentang alamat pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim kerumahnya.Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah :"Terima kasih nak, karena membantuku di jalan tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang sekarat... hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu pada saat itu" Tertanda Ny. Nat King Cole. *Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn. 60-an di USA
2
3. Selalu perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani. Di zaman es krim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya "Berapa ya,... harga satu ice cream sundae?" katanya. "50 sen..." balas si pelayan. Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin dikantongnya..... "Wah... Kalau ice
Penumpang yang Kehujanan: Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya bule ini tidak paham akan
cream yang biasa saja berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar. "35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koinkoin yang tadi dikantongnya. "Bu... saya pesan yang ice cream biasa saja ya...." ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kwitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi. Ketika pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen. Anda bisa lihat... anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang "layak" ......
4. Penghalang di Jalan Pada jaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah batu besar di tengah jalan. Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba di tempat, berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan. Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu
MEDIA ALUMNI| 9
PSIKOLOGI bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika petani ingin mengangkat kembali di tempat batu tadi, ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini mendapatkan, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
5. Memberi, ketika dibutuhkan. Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, penderita satu penyakit
serius yang sangat jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya akan melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku". Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur, disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang
bergetar...katanya "Apakah saya akan langsung mati dokter... ?” Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya. Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya... . Bagilah pengalaman anda yang dapat memberikan hal-hal positif bagi siapa saja. Memberi lebih baik daripada menerima. Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang, Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan, Menari dan menyanyilah seolah tidak ada yang menonton. DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT INDAHNYA BINTANG.
Andre W (A 68)
Surat dari Balikpapan Dengan adanya IAMDP maka kami yang tersebar dan terserak di seluruh penjuru dunia bisa dipersatukan dan dirangkai k embali dalam wadah IAMDP. Saya merasakan, lewat IAMDP sebagai media Informasi Alumni, saya bisa mengenal lebih banyak teman sesama alumni meskipun yang sudah copy darat baru beberapa. Saya bisa berbicara meski hanya via telepon dengan Bu guru Gwat Go yang tinggal di Amerika, ketemu dengan Gwat Tjoe dan Hian Hwie suaminya, mendapat ilmu komputer dari Sdr. Frans Hartanto A-72, dan banyak lagi.
10 |MEDIA ALUMNI
Memang dan sudah pasti tidak semua alumni merasakan manfaatnya karena masing-masing manusia punya sifat, kemauan dan kebiasaan yang berbeda. Bagi saya selama ada alumni yang bersedia dan mau jadi pengurus dan mengurus IAMDP ini, maka alumni yang diluar pengurus harus ikut mendukung baik berupa pemikiran, ide, saran maupun sumbangan dana, dan lain-lain secara sukarela atau istilah pak Ketua “Sak Welase” karena IAMDP ini ada untuk Alumni, para siswa siswi Mater Dei dan Masyarakat! Selamat bekerja dan berjuang para Pengurus. Harry Sudjono (A-70)
DISAAT DAKU TUA Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, Kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku. Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu. Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu....... Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku. Disaat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku, Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu........ Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya. Disaat daku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu..... Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. dimasa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi. Disaat daku membutuhkanmu memandikanku............ Janganlah menyalahkanku Ingatlah di masa kecilmu, bagaiamana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi! Disaat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern......... Janganlah menertawaiku. Renungkanlah, bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu. Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan............. Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku. Bagai dimasa kecilmu, daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita..... Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia. Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih......... Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan. Disebarkan oleh : IAMDP
MEDIA ALUMNI| 11
RONA HIDUP
Bagian 3
I
dealnya kita semua tahu terlebih dahulu, lalu mau bersiap diri dalam menjalani kehidupan ini. Tetapi apa mau dikata pada umumnya kita belajar hidup sambil lalu bahkan ada yang tidak pernah belajar bagaimana menjalani kehidupan ini. Mayoritas orang memilih cara lebih nyaman dalam ketidak siapannya, lalu memilih menjadi pengikut atau meniru apa saja yang umum dan menjadi trend sesaat. Padahal dunia selalu berubah dan ada beberapa orang yang bisa merubah dunia. Mengapa bukan Anda yang menjadi pemimpin, menjadi panutan merubah dunia ? Siapapun mestinya bisa menjadi pemimpin. Pada diri Anda melekat hak menjadi pemimpin atas diri Anda sendiri atau Anda hanya ingin menjadi pengikut saja. Anda harus mau belajar untuk bisa menjadi pemimpin dan menjadi teladan bagi semua orang. Contoh yang umum, ada berapa banyak pasangan hidup yang mempersiapkan diri sebelum menikah, bagaimana berkomunikasi sebagai pasangan, sebagai masyarakat, lalu mengkondisikan diri menerima titipan ALLAH bagaimana berkomunikasi dengan calon bayi dikandungan dan berbicara dengan bijak antar suami/isteri dan anak dan mempersiapkan kehidupan anak diluar kurikulum sekolah ! Sampai sekarang hal ini jarang dipelajari orang meskipun riset selalu menghasilkan buku-buku baru yang bagus dalam mempersiapkan anak menjadi insan masyarakat yang baik, bagi masa depannya sendiri maupun bagi kehidupan pada umumnya. Minimum bacalah buku “How To Talk To Children” untuk membesarkan anak Anda, “How To Father” bagi calon bapak, “How To Mother” bagi calon ibu, “How To Win Friend and
12 |MEDIA ALUMNI
Influence People”. Empat buku terkenal sejak tahun 1960 an ini bisa menjadi bekal berkomunikasi dalam beranjak dewasa, bermasyarakat sampai jadi kakek nenek. Sebetulnya masing masing orang sudah dibekali keinginan untuk mencapai sesuatu dalam hidupnya. Maka untuk memenuhi “need of achievement” ini diperlukan pengamanan untuk melaksanakannya dengan baik dan benar, berupa kemampuan mengontrol diri lewat leadership dan kecerdasan finansiil agar dorongan ini tidak menjadi VNA (Virus Need of Achievement). Kalau kita menjalani kehidupan tanpa rencana seperti contoh diatas, akan cenderung bermasalah, terutama masalah kesehatan, keuangan, keharmonisan Rumah Tangga maupun dalam ber masyarakat, sehingga perlu penyelamatan. Ada yang bisa mengatasi masalah tanpa bermasalah, ada yang menghindarinya dengan menjauhinya atau bahkan enggan melakukan sesuatu agar tidak b e r m a s a l a h . Pa d a h a l m a s a l a h ibaratnya seperti orang dengan bayangannya sendiri, bisa menghadang didepan, bisa mengikuti dari belakang dan bias menekan dari atas. Tidak mungkin tidak ada masalah dalam kehidupan ini. Maka dari itu kita harus punya persiapan untuk selalu tekun menghadapi berbagai masalah dan menyelesaikannya dengan baik dan benar tanpa bermasalah. Ada yang mengatakan belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain adalah guru terbaik…..KELIRU !!!! Hanya pengalaman yang selalu dievaluasi adalah guru terbaik. Dan pencapaian terbaik adalah kalau kita selalu belajar dan berlatih untuk menjadi yang lebih
baik, bukan hanya menjadi yang terbaik. Perencanaan kehidupan yang hakiki adalah pencarian jalan hidup yang sesuai dengan maksud ALLAH yang menciptakan segenap isi jagad ini. Bekal utamanya adalah: Berkehidupan Spiritual, Leadership dan Kecerdasan Keuangan. • Menjalani kehidupan spiritual adalah cara untuk introspeksi diri dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta. • L eadership & Kecerdasan Keuangan untuk membangun citra diri. Citra diri yang kuat dan positip akan mempengaruhi perilaku spiritual dan ragawi manusia agar mampu merencanakan jalan hidupnya. Berangan-angan membangun cita-cita, berusaha mencapai yang terbaik. dengan selalu belajar dan berlatih agar memiliki kapasitas untuk terus mengevaluasi' Bertumbuh dan berubah, memiliki kemampuan bergaul dengan siapa saja dan membangun pertemanan yang luas dan langgeng, membangun keluarga dan bermasyarakat serta memilih karier yang tepat, serasi, bermasa depan cerah, menjadi i n s a n m e rd e k a y a n g l a y a k diteladani. Inilah hidup berkwalitas. Untuk hidup berkwalitas kita harus punya leadership yang selalu harus diupdate dengan mempelajari ilmu pengetahuan sampai kapanpun, karena ilmu pengetahuan selalu berkembang. Bahkan diabad 21 ini ilmu pengetahuan akan berkembang lebih cepat dari yang sudah sudah. Dengan banyak berilmu kita bisa m e m i m p i n d i r i s e n d i r i , b e rkepribadian baik, sehingga otomatis
RONA HIDUP dijadikan panutan banyak orang meski tidak punya jabatan resmi apapun. Ini akan membuat hidup kita bermanfaat bagi pelayanan untuk orang banyak maupun untuk diri sendiri. Pada kenyataan umumnya, banyak orang disibukkan urusan sesaat sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya yang ujung-ujungnya berkisar harus punya uang. Maka dari itu saya mengutamakan membicarakan masalah keuangan terlebih dahulu, yang umumnya selalu mengikuti kehidupan bagi yang punya uang maupun yang selalu merasa kekurangan. Dalam hidup berkwalitas selalu mengutamakan pola hidup sehat kemudian baru penunjang yang lain-lain.
Kecerdasan Keuangan.
Pe n y e l a m a t
Ketika tulisan ini Anda baca, mungkin sudah banyak yang mengeluh : “ Terlambat ! Saya sudah memelihara Monster dan bahkan si Monster sudah semakin rakus untuk siap menelan saya”. Kalau Anda sudah membangun leadership dan masih punya penghasilan jangan khawatir ! Ada jalan penyelamatan bagi Anda meski kegawatannya ibarat sudah siap dimangsa monster sekalipun. Bagi yang keadaannya lemah tanpa leadership tetapi masih punya penghasilan, masih ada jalan keluar ! Hanya lebih lambat karena Anda harus membangun leadership diri Anda sambil mengatasi kemelut keuangan..… Dibawah ini ada 3 hal situasi keuangan : 1. Situasi keuangan yang biasanya terjadi pada mereka yang tanpa menyadari sudah memelihara Monster. Hidup mencari uang hanya untuk membayar hutang dan nunut hidup dari sisa penghasilan. Maka, ur usan investasi apalagi keinginan melayani orang lain cuma sebatas niat saja, itupun hanya bila ada kelebihan penghasilan. Hidupnya
penuh sengsara, karena tidak berbekal leadership dan perencanaan finansial. Terpaksa mereka hidup mencari uang hanya untuk membayar hutang. 2. Situasi keuangan dimana Anda sedang bergulat menghalau Monster agar segera menjauh dari Anda sampai Anda bebas dari memberi makan Monster. Apa boleh buat ! Dengan berbagai kiat hutang harus dibayar, mengingat Monster sudah terlanjur dipelihara dan dia meminta makan dan semakin rakus. Etikanya hutang harus dibayar, tetapi tetaplah hidup etis dengan tetap menyisihkan lebih dulu porsi untuk beramal 10%, atur penggunaannya yang proporsionil. Anda wajib memiliki leadership untuk membayar tagihan dengan negosiasi yang cerdas sehingga bisa menemukan jalan keluar yang bermartabat. Usahakan Anda masih bisa sedikit berinvestasi. Buku-buku dari DAVID BACH, DAVE RAMSAY dan SUZE ORMAN dan DAN BENSON sangat bermanfaat untuk belajar, bagaimana memanfaatkan uang dan membayar hutang dengan cerdas dan bermartabat. Sesudahnya harus mengatur biaya hidup ekstra selektip dengan acuan hidup tetap berkwalitas dan murah, sehat dan cerdas, cermat memilih prioritas untuk berhemat , syukur-syukur kalau anda masih bisa berinvestasi karena anda memiliki kecerdasan bernegosiasi dalam pembayaran hutang. Pajak juga termasuk hutang, bayarlah kepada Negara. 3. Situasi keuangan dimana anda sudah lolos dari monster. Dengan situasi ini, berarti kehidupan anda mulai membaik dan amat melegakan! Seharusnya sejak awal anda memiliki uang, Anda sudah harus merencanakan pemanfaatannya. Perencanaan tersebut dijadikan acuan untuk dijalankan dalam hidup. Ajarkanlah kepada seisi keluarga,
khususnya kepada anak-anak anda. Setelah anda memasuki situasi keuangan ketiga ini, prioritaskan secara konsisten, 10% beramal, 20-30% investasi, 10% bayar kredit, sisanya untuk biaya hidup. Dengan demikian, anda akan terbebas selamanya dari kecelakaan masalah keuangan. Dan anda akan tetap terhormat dikalangan temanteman anda, karena dalam keseharian anda telah ikut berpartisipasi diberbagai kegiatan sosial dan anda ikut menyantuni mereka yang membutuhkan. Sebenarnya apa yang Anda lakukan ini tidak harus menunggu anda menjadi kaya terlebih dahulu, tetapi sudah harus dilakukan saat anda mempunyai penghasilan tetap dengan menyisihkan 10% dari penghasilan anda. Selanjutnya hidup anda akan aman secara sosial dan finansial, karena anda telah berinvestasi 2030% dari penghasilan. Meski tidak kaya, anda akan selalu lebih dari cukup, karena Anda tahu ukuran kelayakan untuk gaya hidup. Bila anda memerlukan kredit untuk menunjang gaya hidup anda, cicilannya jangan melebihi 10% penghasilan. Dengan hidup berkwalitas berarti anda telah memiliki jalan hidup sehat. Anda selalu update dalam ilmu pengetahuan serta memasuki pergaulan sosial terbuka dari strata bawah sampai atas hingga dihari tua………tanpa kerisauan oleh ketidak pastian. Hidup spiritual dan leadership anda pasti akan membawa berkat. Menghadapi musibah dalam bentuk apapun, anda akan tetap berkeyakinan bahwa hal itu hanyalah proses recycling kehidupan, setelah m e l e w a t i ke h i d u p a n t e r s e b u t semuanya akan menjadi semakin baik. Inilah hidup berkwalitas yang terberkati. Bersambung ............. pada Media Alumni ke 4
Gaudi A60
MEDIA ALUMNI| 13
SAHABAT
Surat dari
TORONTO - CANADA THEO TAN TIANG HOK
Toronto, 11 April 2010 Rekan2 Alumni Materdei dan semua PP IAMDP yang aku cintai ! Perkenankanlah, melalui Media Alumni Mater Dei Probolinggo ini aku melayangkan surat kerinduanku kepada sesama Alumni MDP, khususnya kepada teman-teman ku yang sudah sekian puluh tahun kita belum sempat berjumpa kembali. Suatu saat menjelang pertengahan 2007, aku menerima sebuah email yang belum kuketahui dari siapa pengirimnya, karena alamat email tersebut (
[email protected]) belum pernah kukenal sebelumnya. Setelah kubuka, aku terkejut, ternyata yang kirim adalah teman lawasku Yong, lengkapnya Ie Tiong Yong yang kemudian berganti nama menjadi Sidharta Krisnamurti. Entah sudah berapa puluh tahun kami tidak pernah berkomunikasi apalagi bertatap muka. Puji Tuhan, demikian besar rahmatNYA telah dilimpahkan kepada kita semua, akhirnya silahturahmi tersambung kembali ! HUT 50 th SMAKMDP menjadi kunci pembuka hubunganku dengan semua rekan-rekanku di Probolinggo. Kehadiran IAMDP beserta MA dan Web nya telah mempersempit jarak diantara kami. Selamat Berjuang ! Semoga IAMDP bersama MA dan webnya terus bergerak, mengkonsolidasi diri menyatukan semua alumni MDP, dan sukses dalam melaksanakan Visi dan Misinya ! Aku dilahirkan di Probolinggo, pada 7 Juni 1944 ! Tetapi aku mulai mengenal pendidikan di kota Malang. Dari TK s/d SR (SD) kelas 5 aku menunaikan tugas belajarku dikota yang sejuk itu. Dan waktu aku meninggalkan kelas 5 ke kelas 6, aku kembali kekota kelahiranku Probolinggo. Kepala sekolah Mater Dei 2 pada 1957 itu adalah alm. Zuster Editha. Beberapa guru yang masih aku ingat, Bu Liem (aku memanggilnya tante Greet), alm. pak Miskandar, pak Santoso. Pak Miskandar masih teringat jelas dalam bayanganku, mengajar bahasa Jawa Hanacaraka, dan hobby beliau adalah memancing ikan kakap di Pelabuhan Probolinggo. Teman-teman sekelas yang masih melekat didalam hatiku, alm. Sie Tan Oen, Gan Sing Liem, alm. Gan Sing Liep, alm. Ie Tiong San, alm. Ie Tiong Khien, Eddie Tan, Kwee Sien Hok, Kwee Thian Tik, alm. Ari Agus, alm. Tan Djie Ie, Liem Tik Giam, alm. Lie Giap Hong, alm. Lie Giap Tjien, Tjia Thjing Hie, alm. Tan Siet Sioe, Tan Siet Siong, Loe Kiem Tjing dan konco lawasku Ie Tiong Yong. Beberapa diantaraya, entah dimana saat ini mereka berada ! Aku amat merindukanmu kawan! Semoha Tuhan Yang Maha Pengasih dan
14 |MEDIA ALUMNI
Penyayang akan memberikan kesempatan kepada kita untuk berkumpul kembali, bernostalgia mengenang masa-masa remaja kita ! Setelah aku lulus dari SRKMD 2 pada 1958, aku kembali melanjutkan SMP ku di Hwa Ind, Malang. Dan setelah lulus, aku kembali ke Probolinggo lagi melanjutkan pendidikanku di SMAKMDP pada 1961. Saat itu Kepala Sekolahnya pak Gunawan Setiardja, yang kemudian dikelas dua Kepala Sekolahnya digantikan oleh alm Romo Siswanto. Beberapa guru yang masih aku ingat, antara lain : Pak Gozali (aljabar & goneo), pak Widodo yang awet nom (Stereo), alm. pak Waryono (bahasa Indonesia), alm pak Soedibjo (ekonomi), pak Judho (ilmu bumi), bu Rika dan bu Kwie Liem (bahasa Inggris), bu Murti (civics/ kewarganegaraan). Masih ada beberapa lagi yang wajahnya masih jelas dalam ingatanku tapi, maaf aku sudah lupa nama-nama beliau yang mendidikku. Maklum hampir 50 tahun berlalu ! Beberapa teman lain yang masih aku ingat, alm Swie Ping Hien, San Hoo, Liem Gwan Sioe, Phe Kwie Hiang yang saat ini juga ikut mengurusi IAMDP. Menginjak tahun ke3 di SMA, aku terpaksa meninggalkan kota kelahiranku untuk melanjutkan ke SMA St.Louis sore di Surabaya, setahun kemudian 1964 aku lulus, dan melanjutkan kuliah di Atma Jaya di Malang. Pada 1966, akibat situasi dan kondisi politik yang tidak stabil pasca G30S, telah mendorongku melanglang buana. Tujuanku Jerman ! Disini aku tinggal dan bekerja selama 8 tahun. Aku pernah bekerja selama 3 tahun di Mercedes Benz sebagai apprentice (magang), kemudian setelah lulus akau tetap bekerja sebagai tenaga mechanic. Pada 1969, aku berjumpa dengan seorang wanita asli arek Suroboyo, yang telah aku kenal sebelumnya tetapi tidak akrab di SMPK Hwa Ind (Collese Santo Jusuf), Malang. Wanita tersebut, yang aku jumpai di suatu pesta di DusseldorfJerman), kini telah menjadi istriku tercinta sejak tahun 1971 yang sekaligus sebagai ibu ketiga anakku (Eileen-1973, Rico-1978, Felicia-1979). Pada 1974, aku sekeluarga meninggalkan Jerman melintasi Lautan Atlantic dengan sasaran Canada. Disini aku melanjutkan kerja, tetap sebagai mechanic di Mercedez Benz of Canada. Beberapa saat kemudian aku memutuskan untuk pindah kerja ke BMW sebagai mechanic sampai 1982, kemudian pindah kedepartemen lain sebagai Service Consultant sampai dengan 1994. Photography, adalah hobbyku sejak SMP. Camera pertama yang kumiliki adalah buatan
Rusia. Photo-photo yang termuat di buku kenangan 50th SMAKMDP, bersama Tiong Yong, Kiem Tjing, Hien Kay, San Hoo, Siet Siong, Swie, Khoen Tjiang adalah hasil jepretan camera tersebut. Tak terbayangkan sedikitpun dalam benakku, bila photography akhirnya menjadi profesiku. Pada 1980, meskipun aku bekerja hanya sebagai part time photographer, bidang ini terus aku tekuni dan selalu berusaha meningkatkan skillku! Target marketku : weddings & portraitures. Selama karir sebagai wedding photographer, aku didampigi istriku Fenny sebagai asistenku. Setelah Rico cukup terampil, dia menggantikan istriku menjadi asistenku.Kala itu Aku telah berhasil memotret weddings party kurang lebih mencapai limaratusan. Ditahun 2000 aku memutuskan untuk menjadi full time photographer, dengan target market yang sedikit berubah. Aku terjun kebidang komersiil (Interiors, Architectures, dan Products ). Setahap demi setahap wedding dan personal photography aku lepaskan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang aktifitasku, silahkan mampir ke www.eaglesnestphotography.com, dengan penuh harap akan melengkapi ceritaku. Dari ketiga anakku (Eileen 37 thn, Rico 32 thn, Felicia 30 thn), aku memperoleh 6 cucu (3 laki dan 3 perempuan) dan yang ke 7 akan menyusul achir bulan April ini. Suatu hal yang amat penting yang kurasakan dalam kehidupan keluargaku, pada tahun 1982 aku dan istri tercintaku telah menerima kembali Tuhan Jesus sebagai Juru Selamat keluargaku. “Kelahiran”-ku kembali kedunia yang penuh dengan “kesemerawutan” ini, hanyalah berkat anugerah serta rahmatNYA! Semua hasil karyaku, kukembalikan dan kudedikasikan kepada Yesus penyelamatku. Karena hanya dengan DIA dan bersama DIA aku telah menikmati karyaNYA disemua lekuk-lekuk relung kehidupan keluargaku. Thank's God ! Silahkan hubungi aku untuk mendapatkan informasi lebih lanjut di theaperture@rogers. com atau
[email protected] atau
[email protected], ataupun
[email protected] maupun di face book ku. Atas kesediaan teman-teman alumni dan semua PP IAMDP meluangkan waktu untuk membaca suratku, perkenakanlah aku memyampaikan rasa terima kasihku! Mari kita tingkatkan komunikasi antar kita ! Bravo IAMDP ! God bless all of You ! Salam hangat, Theo Tan Tiang Hok bersama keluarga
Bangsa yang baik tak akan melupakan sejarahnya, Mantan murid yang baik tak kan melupakan guru & almamaternya
Bapak & Ibu S anto
setidaknya telah dibuktikan oleh Sidharta dan Go Hwie Khing bersilaturahmi ke rumah Bpk. Santoso, Ibu Wimbo ex guru SDK dan Bpk. Suripno ex guru SMAK, Sedangkan Justina L (Sekretaris II), Josephine A (agt bid. KSIP) beserta teman-teman seangkatan A-82 Liem Ing Wie, Tjan Ik Thian, dan Ratna Y, menyempatkan diri mengunjungi Ibu Betsi ex guru SDK dan Bpk. Warjono ex guru SMAK di sela-sela Acara Reuni Akbar.
so
Bersilaturahmi bersama sang Idola
Bapak & Ibu Suripno
Bu Wimb
o
Bu Wimbo, ibu mertua Pak Suripno didampingi oleh Pak Thomas Wakasek SMAKMDP Pak Warjono (alm) dikunjungi Justina Lily (A-82) dkk, di saat saat terakhirnya
Theo Tan Tiang Hok & anak cucu Canada
Harry Sudjono bersama putranya
Ibu Betsy dikursi roda bersama mantan anak didiknya
Menyambut kedatangan Harry Sudjono di Bon Café
Anggota Bid. Program membahas program kedepan IAMDP
Kirab sedekah bumi dalam rangka pelestarian alam untuk mengatasi global warming to nature iswi back atan /s a w is s m Para ra penyela dalam aca ir di Trawas mata a
IAMDP p sekitar Su eduli penghijauan mber Mata Air Trawa s