PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN MISKIN MELALUI USAHA PENGOLAHAN IKAN TRADISIONAL: KAJIAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN Matheus Nugroho Dosen Teknologi Hasil Perikanan Universitas Yudharta Pasuruan, e-mail:
[email protected] Mobile: 081333867954
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa seberapa besar pengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan miskin di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Januari-Juli 2012. Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Cara pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, pengujian hipotesa dengan cara analisis SEM. Pemberdayaan masyarakat miskin melalui upaya seperti pembuatan pengolahan tradisional ikan presto, bola ikan, mie ikan, abon ikan dan saus ikan memiliki pengaruh yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Kata kunci: peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan, pengolahan ikan tradisional Abstract: The purpose of this study is to examine how much influence the empowerment of fishing communities to improve the welfare of poor fishing families in the District of Lekok, Pasuruan. The experiment was conducted for 6 months starting in January-July 2012. Locations of research in the District of Lekok Pasuruan. The sampling method uses purposive sampling, testing hypotheses by means of SEM analysis. Empowerment of the poor through efforts such as the manufacture of traditional processing “presto” fish, fish balls, fish noodles, shredded fish and fish sauce have a significant impact on the improvement of the welfare of fishermen families in the District of Lekok, Pasuruan. Keywords: improving the welfare of families of fishermen, traditional fish processing
PENDAHULUAN
berdaya laut. Hal ini disebabkan karena garis pantai Indonesia terpanjang kedua dunia setelah Kanada yang mencapai 81.000 km. Namun pada kenyataannya, sumbangan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan masih sangat rendah,
Memperhatikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5%, seharusnya pengaruh pertumbuhan ekonomi tertinggi bertumpu pada sum-
14
karena baru bisa menyumbang sekitar 14,7% dari PDB. Apabila hal ini dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki garis panjang pantai lebih kecil dari Indonesia. Misalnya Jepang yang panjang garis pantainya hanya sekitar 31 ribu km akan tetapi dapat menyumbang lebih dari 55% terhadap PDB (Badan Pusat Statistik, 2012). Nilai ekspor perikanan Indonsia pada 2011 hanya sebesar 3,5 miliar dolar USA, sedangkan Vietnam 6,2 miliar dolar USA dan Thailand 8,5 miliar dolar USA. Daya saing produk perikanan Indonesia masih rendah, hal ini dibuktikan antara lain teknologi yang digunakan masih rendah dan belum diterapkannya manajemen yang profesional. Selain dari itu, baik persoalan infrastruktur, sistem logistik, maupun ketersediaan sarana produksi perikanan masih terbatas dan harganya relatif mahal, khususnya di luar Jawa. Di negara-negara perikanan utama lainnya seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan China, sektor perikanannya mendapat subsidi, khususnya BBM, benih, dan pakan (Dahuri, 2012). Dahuri mengemukakan bahwa potensi perikanan dan kelautan sangat besar, karena lebih dari 2/3 luas wilayah Indonesia yang berupa laut. Luas laut Indonesia 5,8 juta kilometer persegi yang terdiri atas 0,8 juta kilometer persegi laut teritorial, 2,3 juta kilometer persegi laut nusantara, dan 2,7 juta kilometer persegi adalah laut zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI). Jumlah pulau sekitar 17.500, dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar tetapi juga menyimpan sumberdaya laut baik secara kuantitas dan diversitas yang luar biasa. Selain berpotensi yang besar, ternyata usaha dari sektor perikanan dan kelautan
Matheus N: Pemberdayaan Masyarakat Nelayan
tersebut juga efisien. Seperti ditunjukkan oleh nilai incremental Capital Output Ratio (ICOR) sektor perikanan laut, dan payau sebesar 3,42 yang berarti memiliki efisiensi yang relatif tinggi dibandingkan dengan usaha sektor lain. Begitu pula angka incremental Labor output ratio (ILOR) yang mencapai angka 7-9, yang berarti dapat menyerap banyak tenaga kerja Muhammad et al. (2009). Dapat dikatakan bahwa selama ini sumbangan pertumbuhan ekonomi nasional lebih banyak berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 24,3% dan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,8%. Pembangunan ekonomi lebih banyak berfokus pada hasil-hasil pembangunan di daratan, dan hanya sedikit memperhatikan pembangunan bidang kelautan. Padahal negara kita disebut sebagai negara bahari. Setelah sekian lama berjalan disadari bahwa paradigma pembangunan yang demikian itu tidak memiliki trickle down effect seperti yang pada awal diasumsikan dan diharapkan. Hal itu menyebabkan kualitas kehidupan masyarakat nelayan yang lebih rendah, tercermin dari masih banyaknya dijumpai kantong-kantong kemiskinan pada masyarakat nelayan. Menurut Muhammad et al. (2009) kemiskinan masyarakat nelayan masih merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multi dimensi. Khususnya dalam hal menanggulangi kemiskinan nelayan kecil, dimana sumberdayanya bersifat milik umum (common property), sedang pembuat kebijakan sering bias di dalam tatacara pelaksanaan. Perangkap kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan yang disebabkan oleh faktorfaktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan fluktuasi musim ikan saja. Keterbatasan sumberdaya manusia, modal serta akses jaringan perdagangan
15
ikan yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen. Juga hal ini disebabkan oleh dampak negatif modernisasi teknologi perikanan yang juga mendorong terjadinya pengurasan sumberdaya laut secara berlebihan. Hasil studi tentang tingkat kemiskinan masyarakat nelayan menunjukkan bahwa kesenjangan sosialekonomi atau ketimpangan, merupakan persoalan krusial yang dihadapi nelayan dan tidak mudah untuk diatasi. Potensi konflik dalam masyarakat nelayan terkait kondisi kemiskinan dan penguasaan terhadap sumberdaya ikan terjadi juga di kawasan pesisir Kabupaten Pasuruan, dan tepatnya di Kecamatan Lekok. Pasuruan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur, yang dikenal sebagai kota santri dengan luas wilayah 1.474 km2 atau sekitar 3% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Pasuruan secara geografis terdiri dari pegunungan, dataran rendah dan kawasan pantai. Potensi kelautan dan perikanan Kabupaten Pasuruan meliputi wilayah perairan laut yang terbentang sepanjang ±48 kilometer, mulai dari kecamatan Nguling sampai dengan Bangil. Wilayah ini yang terdiri dari kawasan danau, perikanan tawar dan perikanan air payau yang sangat potensial untuk dikembangkan. Di wilayah pesisir Kabupaten Pasuruan, terdapat sekitar 0,77% atau 11.188 jiwa penduduk yang berprofesi sebagai nelayan yang tersebar di lima daerah pantai, yakni Kecamatan Beji, Kraton, Grati, Lekok dan Nguling. Lekok merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pasuruan, dengan jumlah nelayan terbanyak di Pasuruan. Salah satu potensi perikanan yang terdapat di daerah ini adalah teri nasi. Namun, sejak cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, yaitu
16
dengan cara menggunakan bom dan potassium, yang dilakukan oleh para nelayan Lekok dari tahun ke tahun. Hal ini mengakibatkan rusaknya habitat ikan, termasuk ikan teri nasi. Faktor lain yang juga menyebabkan terjadinya turunnya pendapatan hasil tangkapan ikan adalah terjadinya overfishing di sepanjang perairan Lekok sampai Laut Jawa dan perairan Madura, karena nelayan banyak yang menggunakan alat tangkap tongep atau mini trawl. Pada umumnya para nelayan dan keluarganya sangat menggantungkan hidupnya kepada pemanfaatan sumberdaya laut dan pantai yang mana membutuhkan investasi besar dan juga sangat bergantung perubahan musim. Permasalahan semakin menurunnya hasil tangkapan ikan berakibat pada hampir sebagian besar dari mereka menjadi nelayan kecil, buruh nelayan, pengolah ikan skala kecil atau pedagang kecil karena kemampuan berinvestasi yang terbatas. Nelayan kecil hanya mampu memanfaatkan sumberdaya di daerah pesisir dengan hasil tangkapan yang cenderung terus menurun dan sangat terbatas akibat terjadinya penurunan kualitas sumberdaya laut. Hasil tangkapan juga mudah rusak sehingga hal ini melemahkan posisi tawar mereka dalam transaksi penjualan. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti ingin mengetahui hasil pemberdayaan dari masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional yang berupa suatu kajian pengembagan diversifikasi pengolahan ikan secara tradisional di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Pemilihan lokasi penelitian di perairan Lekok Kabupaten Pasuruan, karena adanya penurunan produksi ikan sebagai akibat overfishing. Sementara belum ada usaha
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
diversifikasi pengolahan ikan dengan cara tradisional dari hasil penangkapan ikan. Dengan demikian, dalam proses penelitian ini permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah mengembangkan diversifikasi usaha pengolahan ikan secara tradisional seperti pembuatan ikan presto, bakso ikan, mie ikan, abon ikan, serta kecap ikan dapat diberikan kepada masyarakat nelayan Lekok Kabupaten Pasuruan. Apakah dengan mengembangkan dan membuat produk-produk olahan ikan tradisional tersebut para nelayan dapat meningkatkan kesejahteraaan dan pendapatan bagi keluarganya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar pengaruh dari pemberdayaan masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional bagi peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai bulan JanuariJuli 2012. Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Cara pengambilan sampel menggunakan metode purposive sam-pling, yaitu cara pengambilan sampel penelitian berdasar tujuan penelitian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 133 orang dengan pertimbangan dapat mewakili masyarakat nelayan miskin dan kelembagaan wilayah pesisir dan pemerintah daerah Lekok Kabupaten Pasuruan. Pengujian hipotesa dengan cara analisis SEM (structural equation modelling) adalah cara untuk mengkaji bagaimana hasil diversifikasi usaha
Matheus N: Pemberdayaan Masyarakat Nelayan
pengolahan ikan cara tradisional terhadap masyarakat nelayan di Lekok Kabupaten Pasuruan. Juga untuk bisa mengkaji berapa besar pengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan miskin melalui diversifikasi usaha pengolahan ikan cara tradisional terhadap peningkatan kesejahteraan dan pendapatan nelayan di Lekok Kabupaten Pasuruan. Metode pemberdayaan masyarakat nelayan dengan melalui kegiatan penyuluhan dan praktek pengolahan yang diberikan meliputi hal-hal sebagai berikut: Menggalakkan konsumsi ikan sebagai upaya meningkatkan status gizi dari masyarakat. Meningkatkan teknologi pengolahan ikan secara tradisional agar bisa meningkatkan nilai ekonomi. Cara pengolahan ikan cara tradisional yang higienis. Lingkungan kerja pengolahan ikan tradisional yang higienis. Analisis hasil usaha pengolahan ikan secara tradisional. Cara pengemasan hasil olahan ikan untuk mendapatkan sertifikasi dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan Propinsi Jawa Timur Praktek untuk pengolahan yang diberikan adalah cara pembuatan ikan presto, pembuatan bakso ikan, mie ikan, abon ikan, serta kecap ikan. Praktek pengolahan langsung dibawah bimbingan dosen dan para mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Yudharta dan bekerja sama dengan tenaga ahli dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pasuruan. Sebagai pelengkap juga diberikan tentang cara-cara pengemasan hasil olahan agar dapat dijual ke pasar, khususnya ke Supermarket. Hal ini perIu dilakukan karena sesuai dengan UndangUndang Konsumen, pengemasan suatu produk harus patuh kepada aturan-aturan tertentu. Untuk praktek pembuatan ikan presto, pembuatan bakso ikan, mie ikan, abon ikan, serta kecap ikan, diperlukan
17
bahan-bahan utama, yaitu: ikan bandeng, ikan tengiri, tepung tapioka, dan telor. Sementara' itu, sebagai bahan pelengkap adalah bumbu-bumbu, yang terdiri dari: lada, bawang putih, ketumbar, gula merah, dan sebagainya. Hubungan variabel dalam proses penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Ada variabel yang bersifat independent (variabel yang tidak saling mempengaruhi) dan variabel bersifat dependent (dipengaruhi). Untuk pemilihan variabel bebas dipilih berdasar kondisi empiris wilayah pesisir dan masyarakat nelayan, kemampuan dari peneliti, ketersediaan teori pendukung yang digunakan dan karakteristik daerah penelitian (Supranto, 2004). Variabel bebas yang dipilih adalah pemberdayaan dari masyarakat nelayan miskin melalui diversifikasi usaha pengolahan ikan tradisional (X). Sementara variabel tak bebas yang dipilih adalah kelembagaan pengolah-an ikan tradisional pesisir (Y1) yaitu wadah kegiatan diversifikasi usaha pengolahan ikan tradisional, dan kesejahteraan nelayan (Y2), yang ditentu-kan dari hasil program pemberdayaan yaitu usaha penangkapan ikan. Secara matematis hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, bias ditunjukkan melalui hubungan persamaan variabel usaha penangkapan ikan dengan kesejahteraan keluarga nelayan pesisir, yang antara lain sebagai berikut: LG= 1 UI + 1 Dimana: LG = kelembagaan pengolah-an ikan tradisional pesisir; UI = usaha pengolahan ikan tradisional; 1 = regression weigth, 1 = disturbance term
18
KN= 1 UI + 1LG+ 1 Dimana: KN= kesejahteraan; LG= kelembagaan pengolahan ikan tradisional pesisir; UI= usaha pengolahan ikan tradisional; 1 = regression weigth, 1 = disturbance term Data primer dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan variabel laten yang antara lain: data kondisi kemiskinan nelayan Kabupaten Pasuruan yang antara lain pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga nelayan, jenis kegiatan usaha, suku dan agama. Data dari variabel yaitu usaha pengolahan ikan tradisional, kesejahteraan keluarga nelayan. Selanjjutnya data sekunder adalah data lokasi dan topografi, keadaan penduduk, jumlah nelayan, jumlah produksi perikanan, potensi wilayah, sarana dan prasarana pendukung, daya dukung lingkungan. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner terdiri dari sejumlah daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden, data monografi, data wawancara dengan para nelayan dan wawancara dengan pejabat terkait. Analisis deskriptif dengan bantuan SPSS 11.5 Windows. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum tanggapan responden tentang pengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional bagi peningkatan kesejahteraan dari keluarga nelayan di Kecamatan Lekok, Pasuruan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan struktural (structural equations) pemberdayaan masyarakat nelayan miskin di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan melalui usaha pengolahan ikan tradisional adalah sebagai berikut.
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
Tabel 1. Evaluasi kriteria goodness of fit Goodness of Fit Index X Chi-Square
Cut-off Value
2
Derajat Bebas DF X2Significance Probability ≥ 0,05 RMSEA ≤ 0,08 2 RelativeX CMIN/DF ≤2 TLI ≥ 0,90 CFI ≥ 0,90 Sumber : Data primer yang diolah (2012) Persamaan struktural kelayakan model yaitu uji keseluruan model (full model test) pemberdayaan masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional bagi peningkatan kesejahteraan bagi keluarga nelayan miskin di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan, pada Tabel 1. Confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa model dapat diterima. Model menghasilkan tingkat penerimaan yang baik, untuk sebuah konstruk pemberdayaan masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional adalah sesuai (fit). Hal ini diperjelas dengan angka p (probability level) yaitu 0,563 ≥ 0,05 dan nilai Chi-square (X2 hitung) < X2 tabel, artinya H1 diterima dan Ho ditolak. Kemudian menguji hipotesis tentang hubungan kausalitas, maka hasilnya tersaji di Tabel 2. Berdasarkan model persamaan struktural yang dibangun menunjukkan jika variabel independen, yaitu usaha pengolahan ikan tradisional (UI) berpengaruh signifikan terhadap
Matheus N: Pemberdayaan Masyarakat Nelayan
Hasil Model Keterangan 80,309 Nilai besar dari pada X2 pada df 83 sebesar 105,27 83 0,563 baik 0,000 baik 0,968 baik 1,008 baik 1,000 baik
variabel dependen, yaitu kelembagaan pengolahan ikan tradisional pesisir dan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan. Semua variabel dan indikator mempunyai p regression weigth atau koefisien lamda (λ coefficient) atau nilai t-hitung di atas 0,5, dengan CR (critical ratio) atau identik dengan nilai t-hitung tingkat signifikan 5%, di atas nilai t-tabel pada level 5% dengan df 132 yaitu 1.645. Berdasar hubungan kausalitas pada Tabel 2, menunjukkan bahwa regression weight variabel usaha pengolahan ikan tradisional nilainya paling tinggi= 1,210, sementara itu kelembagaan pengolah ikan nilainya= 0,443. Ini mengindikasikan bahwa diversifikasi usaha pengolahan ikan dengan cara tradisional yang berupa pembuatan ikan presto, pembuatan bakso ikan, mie ikan, abon ikan, serta kecap ikan ternyata sangat diminati dan diterima programnya oleh masya-rakat nelayan Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan.
19
Goodness of Fit
e1
1,11 1
e1
e2
Ui1 e3
2,65 1
e2
1,12 1
e3
2,07 1
e4
1
Ui1
1
1
Ui3
,581 e5
Ui4
1
e5
1
Ui5 UI
Kn2
KN 1 1
Ui4 1,00
,44
1
1 e7LG
Lg4
1
1
Lg5
1 ,26 1
1
Z2 e9
e8
1
Kn4
1
Z2
Z3
Lg3
Kn4 1
Kn6
,65
Ui5 Lg2
Kn3
,90 ,06 ,82
LG
1 Kn3
Kn5
1,05
1,14
e6
Kn2
Z3
1,21
Lg1
Kn1
KN
1,00 1 ,92
,69 1,27 1
Kn1
1
UI
,53
Z1
,39
80,309 ,563 ,968 ,000 ,937 ,885 1,008
1
Ui3
1
= = = = = = =
Z1
Ui2
-,11 Ui2 e4
Chi square Probability CMIN/DF RMSEA GFI AGFI TLI
e10
Kn5
Kn6
Lg6
1 1
1
e12
1
e13
1 1,81 e12
e14
1 3,36 e15
e13
1 1,75 e16 e14
1
e17 3,01
e15
,79 e16
,95 e17
1 e11
1,241,16 ,70 ,50 ,73 1,00 Tabel 2. Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Lg1
Estimate S.E.Lg5 C.R.Lg6 P Label Lg4 ,689 ,245 2,813 ,005 par_16 1UI 1 1 1 1 1,56 1,10 ,51 ,74 2,18 UI 1,210 ,561 2,155 ,031 par_10 e7 e8 e9 e10 e11 LG ,443 ,439 1,008 ,313 par_17 UI 1,000 UI 1,142 ,278 4,114 *** par_1 UI ,584 ,188 3,104 ,002 par_2 UI ,385 ,292 1,320 ,187 par_3 UI -,107 ,142 -,753 ,451 par_4 KN 1,000 KN ,915 ,184 4,980 *** par_5 KN 1,055 ,161 6,536 *** par_6 KN ,648 ,165 3,934 *** par_7 KN ,902 ,126 7,163 *** par_8 KN ,821 ,129 6,363 *** par_9 LG ,732 ,194 3,781 *** par_11
Lg2
LG 1 <--KN 1,98 <--e6 KN <--Ui5 <--Ui4 <--Ui3 <--Ui2 <--Ui1 <--Kn1 <--Kn2 <--Kn3 <--Kn4 <--Kn5 <--Kn6 <--Lg5 <---
Lg3
,71 20
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013
,22
,18
Estimate S.E. Lg4 <--- LG ,503 ,148 Lg3 <--- LG ,699 ,204 Lg2 <--- LG 1,164 ,335 Lg1 <--- LG 1,238 ,398 Lg6 <--- LG 1,000 Sumber : Data primer yang diolah (2012)
C.R. 3,396 3,418 3,473 3,110
Pengolahan ikan cara tradisional dalam rangka usaha diversifikasi pro-duk sangat diminati oleh sebagian besar nelayan saat mereka tidak bisa melaut, untuk menambah penghasilan keluarga nelayan. Kegiatan pengolahan ikan secara tradisional ini bertujuan untuk mengolah ikan menjadi suatu jenis hasil olahan sebelum dikonsumsi. Hasil olahan ikan bila dijual memiliki nilai ekonomi lebih tinggi jika dibandingkan dengan menjual ikan langsung tanpa diolah. Beberapa hasil olahan ikan yang banyak dijumpai di pasar, antara lain : ikan asin, ikan pindang, ikan asap, bandeng presto, kerupuk ikan, empek-empek, siomay, bakso ikan, dan lainya. Cara pengolahan ikan seperti yang telah disebut di atas
P *** *** *** ,002
Label par_12 par_13 par_14 par_15
sangat mungkin dilakukan anggota keluarga nelayan, meskipun hanya dalam skala rumah tangga (Pratomo, 2003). Pengolahan ikan cara tradisional masih mempunyai prospek untuk bisa dikembangkan. Mengingat tingginya ketergantungan masyarakat terhadap produk perikanan dalam memenuhi kebutuhan gizi, belum meratanya distribusi ikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi, serta belum terpenuhinya persyaratan untuk melakukan pengolahan secara modern (Heruwati, 2002). Analisis efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect) dan total efek (total Effect)
Tabel 3. Standardized Direct Effects UI LG 0,700 KN 0,764 Sumber : Data primer yang diolah (2012)
LG 0,000 0,275
Berdasar Tabel 3. menunjukkan bahwa efek langsung usaha pengolahan ikan dengan cara tradisional (UI) terhadap kelembagaan pengolahan ikan (LG) dan kesejahteraan masyarakat nelayan (KN) adalah positif dengan nilai 70% dan 76%, sementara efek langsung kelembagaan pengolahan ikan (LG) terhadap
Matheus N: Pemberdayaan Masyarakat Nelayan
KN 0,000 0,000
kesejahteraan masyarakat nelayan (KN) adalah 28%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan cara tradisional (UI) secara signifikan dapat berpengaruh lang-sung terhadap kelembagaan pengolah-an ikan (LG) dan kesejahteraan masyarakat nelayan (KN).
21
Tabel 4. Standardized Indirect Effects UI LG 0,000 KN 0,193 Sumber : Data primer yang diolah (2012) Berdasar Tabel 4 menunjukkan efek tidak langsung usaha pengolahan ikan tradisional (UI) terhadap kesejah-teraan masyarakat nelayan (KN) adalah positif sebesar 19%. Hal ini berarti bahwa usaha
LG 0,000 0,000
KN 0,000 0,000
pengolahan ikan secara tradisional (UI) secara signifikan bisa berpengaruh tidak langsung terhadap kesejahteraan bagi masyarakat nelayan pesisir (KN).
Tabel 5. Standardized Total Effects UI LG 0,700 KN 0,957 Sumber : Data primer yang diolah (2012)
SIMPULAN Pemberdayaan bagi masyarakat nelayan miskin melalui usaha pengolahan ikan tradisional seperti pembuatan ikan presto, bakso ikan, mie ikan, abon ikan, serta kecap ikan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan dari kesejahteraan bagi keluarga nelayan Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan DAFTAR RUJUKAN Dahuri, R., 2012. Potensi sumberdaya pesisir dan laut: perspektif ekonomi dan ekologi. Pusat kajian sumberdaya pesisir dan lautan. Institut Partanian Bogor; Bogor Heruwati, E.S., 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan Peluang Pengembangan. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jurnal Litbang Pertanian 21 (3). Jakarta 22
LG 0,000 0,275
KN 0,000 0,000
Muhammad, S., P. Purwanti dan A. Sartimbul, 2009 : Kajian Tentang Model Pemberdayaan Aksesibilitas Kelembagaan Rumahtangga Nelayan Kecil Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Timur. Hibah Strategis- DIKTI, DIKNAS. Pratomo, H., 2003. Pemberdayaan Nelayan Melalui Pengolahan Ikan Pasca Produksi. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY. Jurnal Inotel. Vol. 5. No.1. Hal. 1-10 Supranto, J., 2004 Proposal Penelitian dengan Contoh UI Press. Jakarta
Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013